Minggu / 8-09-2019
MAKALAH
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA
“Pengertian, Jenis-Jenis dan Karakteristik Bahan Ajar Cetak Meliputi
Hand Out, Modul, Buku (Diktat, Buku Ajar, Buku Teks), LKS, Pamflet.”
OLEH :
LAURA ALIYAH AGNEZI (19175006)
DOSEN PEMBIMBING :
Prof. Dr. Festiyed, M.S.
Dr. Asrizal, M.Si.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pribadi pada
mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar Fisika mengenai “pengertian, jenis-jenis
dan karakteristik bahan ajar cetak meliputi hand out, modul, buku (diktat, buku ajar,
buku teks), LKS, pamflet.” Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak
dibantu oleh berbagai pihak terutama penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dosen Pembimbing Prof. Dr. Festiyed, MS dan Dr. Asrizal, M.Si.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi
materi maupun penulisan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas kekurangan
tersebut dan mengharapkan masukan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Matrik Perbedaan Handout, Modul, Buku, LKS dan Pamflet ................. 22
Tabel 2 Matrik Perbedaan Bahan Ajar Cetak ....................................................... 25
Tabel 3 Matriks Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Cetak ........................... 26
Tabel 4 Perbedaan Modul Elektronik dan Modul Cetak ....................................... 29
Tabel 5 Matrik Perbedaan Kelengkapan Bahan Ajar Cetak ................................. 30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
berguna membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Bagi
pendidik bahan ajar digunakan untuk mengarahkan semua aktivitasnya dan yang
seharusnya diajarkan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan bagi
siswa akan dijadikan sebagai pedoman yang seharusnya dipelajari selama proses
pembelajaran. Bahan ajar dapat berfungsi dalam pembelajaran individul yang dapat
digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses pemerolehan informasi peserta
didik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan
masalahnya adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan bahan ajar cetak?
2. Apa saja jenis-jenis bahan ajar cetak?
3. Bagaimana karakteristik bahan ajar cetak?
2
BAB II
LANDASAN TEORI
“Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi
mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi
jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu baik
bagi mereka.”
Sesuai dengan ayat Al-Qur’an yang telah dipaparkan diatas, ada baiknya
dalam memmbuat bahan ajar yang baik harus diikuti pula dengan perkataan yang
baik. Perkataan yang baik pada bahan ajar diharapkan dapat menumbuhkan karakter
yang baik pula pada peserta didik. Karakter yang baik pada peserta didik dapat
menjadi suatu gambaran bagi bangsa dimasa yang akan datang.
Bahan ajar yang baik sangat berguna untuk mendukung pembelajaran bagi
peserta didik. Seperti halnya yang surah An-Nahl Ayat 125 yang menyatakan untuk
menyerukan kepada jalan Allah dengan mengambil hikmah dan pelajaran yang baik
dan membantah dengan cara yang baik pula.
3
4
menunjukkan bahwa orang-orang yang mau belajar dengan niat taat kepada Allah
juga akan menerima pahala.
Bahan ajar digunakan peserta didik untuk menambah ilmu. Banyaknya ilmu
yang telah diperoleh hendaknya akan membuat peserta didik akan lebih patuh pada
ajaran-ajaran Allah SWT. Hal ini juga di perkuat oleh salah satu ayat yang ada di
Al-Qur’an, yaitu surah Al-Isra’ Ayat 23 yang berbunyi:
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
2.2 Landasan Yuridis
Bahan ajar merupakan salah satu perangkat mengajar. Depdiknas (2006:4)
mendefinisikan bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Depdiknas (2008:145--149) memberikan pengertian beberapa definisi bahan
ajar sebagai berikut.
a. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/
instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
b. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
c. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
d. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik
tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar.
Kemendiknas 2010 menyatakan bahwa bahan ajar cetak dikembangkan
memberikan kontribusi positif dalam hal : (1) membantu terjadinya proses
pembelajaran dan pengembangan kompetensi, (2) memberikan pengalaman yang
nyata dan real, (3) memotivasi adanya tindakan (action). Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 20 yang berisi “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar.”
informasi yang disusun dengan struktur dan urutan berdasar bidang ilmu tertentu.
Sedangkan menurut Herayanti (2017: 198) menyatakan bahwa bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/infrastruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Berdasarkan dua pernyataan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan salah satu perangkat
mengajar yang membantu guru dalam mengajar peserta didik berupa materi
pembelajaran yang telah tersusun secara runtun.
Bahan ajar memiliki beberapa jenis bahan ajar, salah satunya adalah bahan
ajar cetak. Bahan ajar cetak umumnya banyak dipakai peserta didik. Bahan ajar
cetak merupakan bahan ajar yang berisikan lembaran-lembaran kertas atau bahan
ajar yang dicetak. Bahan ajar cetak dapat berupa buku, handbook, LKS, modul,
pamflet, dan masih banyak lagi.
Bahan ajar juga memiliki peran yang sangat penting. Bahan ajar tidak hanya
berperan penting bagi guru dan siswa, namun juga berperan penting bagi
pembelajaran. Bahan ajar juga berperan penting dalam pembelajaran klasikan,
individual, maupun kelompok. Menurut Syairi (2013: 54-55) agar memperoleh
pemahaman yang jelas dari peran bahan ajar, maka akan dijelaskan masing-masing
peran sebagai berikut:
1. Bagi guru
Peran bahan bahan ajar bagi guru; (a). Menghemat waktu guru dalam
mengajar, (b). Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang
fasilitator, (c). Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan
interaktif.
2. Bagi siswa
Peran bahan ajar bagi siswa; (a). Siswa dapat belajar tanpa kehadiran guru,
(b). Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja, (c). Siswa dapat belajar
sesuai dengan kecepatan belajarnya sendiri, (d). Siswa dapat belajar menurut
urutan yang dipilihnya sendiri, (e). Membantu potensi untuk menjadi pelajar
mandiri.
3. Dalam pembelajaran klasikal
7
Peran bahan ajar dalam pembelajaran klasikal; (a). Dapat dijadikan bahan
yang tak terpisahkan dari buku utama, (b). Dapat dijadikan pelengkap buku
utama, (c). Dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
4. Dalam pembelajaran individual
Peran bahan ajar dalam pembelajaran individual; (a). Sebagai media utama
dalam proses pembelajaran, (b). Alat yang dapat digunakan untuk menyusun
dan mengawasi proses siswa memperoleh informasi, (c). Penunjang media
pembelajaran individual lainnya.
5. Dalam pembelajaran kelompok
Peran bahan ajar dalam pembelajaran kelompok; (a). Sebagai bahan
terintegrasi dengan proses belajar kelompok, (b). Sebagai bahan pendukung
bahan belajar utama.
Dalam mengembangkan sebuah bahan ajar ada baiknya memperhatikan
manfaat dari pengembangan itu sendiri. Pengembangan bahan ajar memiliki
manfaat bagi guru dan juga bagi siswa. Menurut Praswoto (2017: 196-197), manfaat
pengembangan bahan ajar bagi guru paling tidak ada tiga macam, yaitu:
1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai kebutuhan
siswa.
2. Tidak lagi bergantung pada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh.
3. Bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan
berbagai referensi.
4. Menambahkan khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis
bahan ajar.
5. Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif
antara guru dan siswa, karena siswa akan merasa lebih percaya diri kepada
gurunya.
6. Diperoleh bahan ajar yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.
7. Dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk menambah angka kredit
untuk keperluan kenaikan pangkat.
8. Menambah pennghasilan guru jika hasil karya diterbitkan.
8
Sementara itu, bagi siswa sendiri apabila bahan ajar dikembangkan secara
variatif, inovatif, dan menarik, maka paling tidak terdapat tiga manfaat, yaitu:
1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2. Akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri
dengan bimbingan pendidik.
3. Akan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari seriap kompetensi yang
harus dikuasainya.
Menurut Sungkono dalam Setyawati (2013: 246) bahan ajar mempunyai
manfaat yaitu: (1). Siswa dapat belajar tanpa atau dengan kehadiran guru, (2). Siswa
dapat belajar kapan saja dan dimana saja, (3). Siswa dapat belajar dengan
kecepatannya sendiri, (4). Siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilinya
sendiri, (5). Membantu potensi untuk menjadi pelajar mandiri.
Beberapa keuntungan bahan ajar cetak atuu tertulis adalah: (1) Bahan ajar
tertulis cepat digunakan dan dapat dengan mudah dipindah-pindahkan. (2)
Menawarkan kemudahan secara luas dan kreatifitas bagi individu. (3) Bahan ajar
tertulis relatif ringan dan dapat dibaca dimana saja (Majid dalam Fauzi, 2017: 39).
c. Pandang (visual) seperti foto, gambar atau maket, media ini hanya bisa dilihat
dan memberikan pemahaman kepada siswa jika dalam pembelajaran ada
materi yang berkaitan dengan objek yang berukuran besar atau sulit bagi
siswa untuk melihat secara langsung.
d. Pandang Dengar : VCD, film, media audiovisual mempunyai keunggulan-
keunggulan dibandingkan dengan media-media pembelajaran yang ada,
media audiovisual dapat meningkatkan retensi ingatan, meningkatkan
transfer ilmu dalam pembelajaran.
e. Multimedia Interaktif :Pembelajaranberbasiskomputer, Web, bahan ajar ini
mempermudah siswa atau pesera didik yang mempunyai kendala mengenai
jarak, maka siswa dapat mengakses materi yang tersedia melalui internet
dengan mudah, media ini disebut juga dengan media yang berbasis
online/daring(dalam jaringan).
Bahan ajar yang termasuk bahan ajar cetak adalah Handout, Buku, modul,
LKS, brosur, leaflet, foto, gambar, maket. Namun pada tulisan kali ini yang jenis-
jenis bahan ajar cetak yang akan dibahas adalah handout, modul, buku (buku ajar,
nuku teks, diktat), LKS, dan pamfet. Berikut jenis-jenis bahan ajar cetak:
1. Handout
Handout adalah bahan ajar cetak yang melengkapi materi baik materi yang
diberikan pada buku teks maupun materi yang diberikan secara lisan. Handout
dapat digunakan oleh guru untuk menunjang pembelajaran dengan jalan
memperkaya informasi untuk memperkaya pengetahuan peserta didik (Belawati.
2003). Menurut Raharjo dalam Ningtyas (2014), fungsi handout adalah sebagai alat
bantu sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Pendidikan di
Indonesia tidak terlepas dari peran serta guru dalam menyajikan materi. Guru
menggunakan metode dan model pembelajaran yang bersifat kontekstual, yang
berarti model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pelajaran, disamping
faktor kondisi dan situasi.
Penggunaan handout sebagai salah satu bahan ajar yang digunakan guru
memberikan dampak cukup besar bagi siswa dalam memahami materi yang
diberikan oleh guru apalagi jika handout tersebut dibuat oleh guru itu sendiri karena
10
sesuai dengan kondisi siswa di dalam kelas. Hal tersebut karena handout
merupakan salah satu bahan ajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
(Setiawan, 2007). Karakteristik dari handout adalah macam-macam bahan cetak
yang dapat memberikan informasi kepada siswa. Handout ini biasanya
berhubungan dengan materi yang diajarkan. Pada umumnya handout ini terdiri dari
catatan (baik lengkap maupun kerangkanya saja), tabel, diagram, peta, dan materi-
materi tambahan lainnya.
Menurut Steffen dan Peter Ballstaedt dalam Erlinda (2016) fungsi handout
antara lain:
a. Membantu peserta didikan agar tidak perlu mencatat.
b. Sebagai pendamping penjelasan pendidik.
c. Sebagai bahan rujukan peserta didik.
d. Memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar.
e. Pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan.
f. Memberi umpan balik, dan
g. Menilai hasil belajar.
Berdasarkan fungsi handout menurut Erlinda (2016: 226), pembuatan
handout yaitu untuk memperlancar dan memberi bantuan informasi atau materi
pembelajaran sebagai pegangan bagi peserta didik, dan untuk mendukung bahan
ajar lainnya atau penjelasan dari pendidik. Menurut Raharjo dalam Wahyudi (2014:
43) menyatakan bahwa, fungsi handout adalah sebagai alat bantu sehingga siswa
lebih memahami materi yang diajarkan. Maka dapat disimpulkan bahwa fungsi
handout adalah bahan ajar cetak yang disusun sistematis dan dapat membantu
bahan ajar lainnya yang dapat membantu siswa dapat memahami materi.
Menurut Praswato dalam Purwanto (2017: 139-140), mengemukakan
penyusunan handout adalah sebagai berikut:
a. Lakukan analisis kurikulum.
b. Tentukan judul handout dan sesuaikan dengan kompetensi dasar serta materi
pokok yang akan dicapai.
c. Kumpulkan referensi sebagai bahan penulisan dan gunakan referensi terkini
dan relevan dengan materi pokoknya.
11
2. Modul
Menurut Praswoto dalam Nilasari (2016), modul pada dasarnya merupakan
bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya agar
mereka dapat belajar mandiri dengan bantuan atau tanpa bimbingan yang minimal
dari guru. Sedangkan menurut Leksana (2013), Modul merupakan paket program
yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain sedemikian rupa sehingga
Kemudian Millah et al. dalam Asfiah (2013) menyatakan, Modul yang baik
adalah modul yang memenuhi tiga komponen kelayakan menurut Badan Standar
dan kelayakan penyajian. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
modul adalah salah satu bahan ajar yang disusun secara sistematis dan didesain
program belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara
Menurut Prastowo (2015) buku teks pelajaran merupakan buku yang berisi
ilmu pengetahuan, dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar pada kurikulum,
dan digunakan oleh siswa untuk belajar. Mohammad dalam Prastowo (2015)
mengelompokkan buku teks pelajaran menjadi dua macam, yaitu buku teks utama
dan buku teks pelengkap. Buku teks utama digunakan sebagai buku pokok,
sedangkan buku teks pelengkap bersifat membantu buku teks utama. Dapat
dikatakan bahwa buku teks pelengkap merupakan tambahan bagi buku teks utama
yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran. Buku teks atau buku ajar yang
baik menurut Akbar dalam Su’udiah (2016) memiliki beberapa karakteristik, yaitu
(1) akurat, (2) sesuai, (3) komunikatif, (4) lengkap dan sitematis, (5) berorientasi
pada student centered, (6) berpihak pada ideologi bangsa dan negara, (7) kaidah
bahasa benar, dan (8) terbaca.
Penyusunan buku ajar dapat dilakukan oleh dosen/pengajar melalui beragam
cara, dari yang termurah sampai yang termahal, dari yang sederhana sampai yang
tercanggih. Secara umum, ada tiga cara yang dapat ditempuh oleh dosen/pengajar
dalam menyusun bahan ajar, yaitu: (1) menulis sendiri (starting from scratch), (2)
pengemasan kembali informasi (information repackaging atau text
transformation), dan (3) penataan informasi (compilation atau wrap around text)
(Panen dan Purwanto dalam Tegeh dan Kirna, 2010).
Menurut Sitepu (2012:21) buku teks pelajaran berfungsi sebagai pedoman
manual bagi siswa dalam belajar dan bagi guru dalam membelajarkan siswa untuk
bidang studi atau mata pelajaran tertentu. Fungsi buku teks bagi guru dan siswa
dalam proses pembelajaran hendaknya buku dipergunakan sesuai dengan
kegunaannya dan dioptimalkan pemakaiannya secara tepat.
Sitepu dalam Anisah (2016: 5) menegaskan bahwa kriteria kelayakan buku
teks pelajaran ini sudah memberikan rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam
menulis buku teks pelajaran. Kedudukan buku teks pelajaran yang begitu penting
dalam model pembelajaran ataupun dalam proses pengajaran serta diperkuat oleh
peraturan menteri pendidikan nasional membuat perlu mengetahui lebih jauh fungsi
buku itu dalam proses pembelajaran.
16
4. LKS
Salah satu bahan ajar adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja Siswa
(LKS) adalah lembaran-lembaran berisi materi, ringkasan, dan tugas yang harus di
kerejakan oleh peserta didik. Peran Lembar Kerja Siswa(LKS) dalam pembelajaran
salah satunya adalah sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik
namun lebih mengaktifkan peserta didik.
Menurut Fannie (2014: 98) menyatakan bahwa LKS merupakan stimulus atau
bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga
dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media
visual untuk menarik perhatian peserta didik paling tidak LKS sebagai media kartu.
Hidayah dalam Farid, (2010) menyatakan bahwa isi pesan LKS harus
memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, hirarki materi (matematika)
dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif.
Oleh karena itu LKS yang dikembangkan harus menarik perhatian siswa untuk
membacanya dan dapat mengarahkan siswa dalam menemukan konsep matematika.
LKS akan memberikan manfaat bagi guru dan siswa. Guru akan memiliki
bahan ajar yang siap digunakan, sedang- kan siswa akan mendapatkan pengalaman
belajar mandiri dan belajar memahami tugas tertulis yang tertuang dalam LKS
(Depdiknas, 2007). Menurut Erryanti (2013: 55-56), LKS yang umumnya berisi
judul, pengantar, tujuan, alat dan bahan, langkah kerja, kolom pengamatan, serta
adanya pertanyaan. Manfaat LKS yakni untuk membantu menuntun peserta didik
dalam berbagai kegiatan pembelajaran yang perlu dilakukan sebagai pengalaman
belajar mandiri serta belajar untuk memahami tugas tertulis yang tertuang dalam
LKS dan untuk guru sebagai bahan ajar yang siap digunakan. Adanya LKS, siswa
dapat lebih mudah dalam memahami konsep-konsep yang bersifat kurang nyata
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Langkah-langkah aplikatif membuat LKS Damayanti (2013: 59) yaitu:
a. Melakukan Analisis Kurikulum
b. Menyusun Peta Kebutuhan LKS
c. Menentukan Judul-Judul LKS
d. Penulisan LKS
17
5. Pamflet
Pamflet merupakan selebaran yang bertujuan untuk mempengaruhi massa
dan memiliki beberapa kelebihan diantaranya: lebih efektif, murah, dapat ditempel
di tempat yang strategis dan pemanfaatan media ini lebih terjangkau oleh orang
banyak dimanapun berada. Hal yang harus sangat diperhatikan dalam pembuatan
pamflet adalah desain.
Karakteristik pada pamflet, meliputi;
1. Pada umumnya menggunakan bahasa yang singkat, jelas dan persuasif
2. Ditulis dengan jelas (huruf cetak) supaya mudah terbaca.
3. Tema-tema yang digunakan pada umumnya yang aktual (up to date).
b. Sebagai media pengajaran penjelasan yang lebih rinci tentang isi handout
masih harus diberikan oleh guru yang mengadakan pembelajaran.
c. Handout diberikan pada awal atau sebelum pelajaran dimulai dan merupakan
catatan tambahan bagi siswa.
Menurut Depdiknas dalam Asyhar (2010) karakteristik modul adalah sebagai
berikut:
utuh.
c. Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan tidak
tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama
dengan media pembelajaran lain.
d. Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi.
e. User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya.
Berdasarkan buku pedoman penulisan buku ajar oleh degeng dalam
Nurdyansyah (2018: 44) dijelaskan prinsip-prinsip penulisan buku ajar,
diantaranya: (1) Prinsip relevansi (keterkaitan), (2) Prinsip konsistensi, (3) Prinsip
kecukupan, dan (4) Sistematika.
Buku teks atau buku ajar yang baik menurut Akbar (2013) memiliki beberapa
karakteristik, yaitu (1) akurat, (2) sesuai, (3) komunikatif, (4) lengkap dan sitematis,
(5) berorientasi pada student centered, (6) berpihak pada ideologi bangsa dan
negara, (7) kaidah bahasa benar, dan (8) terbaca.
Diktat umumnya mencakup 3 (tiga) bagian yaitu:
a. Bagian awal yang berisi: - Halaman cover (judul, pengarang, gambar sampul,
lingkup penggunaan, tahun terbit, nama departemen (biasanya digunakan
untuk kalangan sendiri). - Daftar isi (judul bab, sub bab, dan nomor halaman).
-Daftar lain (daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran).
b. Bagian isi mengandung pokok-pokok bahasan yang menjadi inti naskah
diktat. Pokok-pokok bahasan tersebut diuraikan dalam penjelasan, proses
operasional, atau langkah kerja di setiap bab maupun sub bab. Setiap satu
kesatuan pokok bahasan disajikan dalam paragraf. Paragraf merupakan unit
terkecil suatu pokok bahasan. Paragraf tersebut berkesinambungan, saling
mendukung, sehingga membentuk satu kesatuan pokok-pokok bahasan yang
koheren. Bagian isi dapat dilengkapi dengan tabel, bagan, gambar dan
ilustrasi lain untuk memperjelas materi dan memudahkan pemahaman peserta
didik.
c. Bagian akhir diktat berisi daftar pustaka, lampiran, dan glosarium.
21
Menurut Erryanti (2013: 55-56), LKS yang umumnya berisi judul, pengantar,
tujuan, alat dan bahan, langkah kerja, kolom pengamatan, serta adanya pertanyaan.
BAB III
PEMBAHASAN
22
23
Karakteristik Buku Buku Monograf Buku Referensi Diktat Buku Ajar Modul Ajar
Substansi Substansi pembahasan Substansi pembahasan Sesuai dengan Sesuai dengan Sesuai dengan
Pembahasan hanya satu hal saja pada satu bidang ilmu kebutuhan belajar kebutuhan belajar kebutuhan belajar
dalam satu bidang ilmu
Proses Pembelajaran Terbimbing Terbimbing Terbimbing Mandiri Mandiri
Lingkup Penggunaan Penelitian dan Penelitian dan Pengajaran Pengajaran Pengajaran
pengajaran pengajaran
Sitasi Dapat dibuat sitasi dan Dapat dibuat sitasi dan Tidak dapat digunakan Tidak dapat digunakan Tidak dapat digunakan
ditulis dalam daftar ditulis dalam daftar sebagai sitasi sebagai sitasi sebagai sitasi
referensi karya ilmiah referensi karya ilmiah
3. buku ajar 1. Di setiap sub terdapat target pembelajaran 1) Meskipun terdapat gambar namun gambar
sehingga baik siswa maupun guru dapat mengetahui target yang tersaji tidak menarik dan bentuk tulisan
yang harus dicapai yang digunakan terlihat membosankan.
2. Terdapat daftar kosakata 2) Daftar kosa kata terdapat bagian belakang
3. Terdapat pengantar tema di setiap bab. buku sehingga bagi pengguna buku tidak
4. Tema serta materi yang terdapat didalam buku efektif
cocok untuk siswa 3) Penjelasan terhadap pola kalimat yang
5. Bentuk latihan yang beragam. digunakan kurang jelas.
4) Ukuran buku dirasa terlalu besar.s
3. Diktat 1) Diktat dan pembelajaran merupakan dua bentuk
pengajaran yang berbeda dengan pemanfaatan yang
saling membantu;
2) Diktat memungkinkan variasi bentuk cara belajar dan
meningkatkan motivasi siswa;
3) Diktat akan membantu proses beljar yang bersifat
28
Berikut ini perbedaan modul cetak dan modul elektronik. Wijayanti (2016) yang menjelaskan perbedaan modul elektronik dan
modul cetak melalui tabel berikut ini:
29
Lebih praktis untuk dibawa kemana-mana, tidak Jika semakin banyak jumlah halamannya
peduli berapa banyak modul yang disimpan dan maka akan semakin tebal dan semakin
dibawa tidak akan memberatkan kita dalam besar pula ukurannya, serta semakin
membawanya. berat. Hal ini akan merepotkan kita
dalam membawanya.
Menggunakan CD, USB Flashdisk, atau memory Tidak menggunakan CD atau memory
card sebagai medium penyimpan datanya. card sebagai medium penyimpan
datanya.
Biaya produksinya lebih murah dibandingkan Biaya produksinya jauh lebih mahal,
dengan modul cetak. Tidak diperlukan biaya terlebih lagi jika menggunakan banyak
tambahan untuk memperbanyaknya, hanya warna. Begitu juga dengan biaya untuk
dengan copy antara user satu dengan lainnya. memperbanyak dan menyebarluaskan
Pengiriman atau proses distribusi pun bisa nya (distribusi), diperlukan biaya
dilakukan dengan menggunakan e-mail. tambahan.
Menggunakan sumber daya berupa tenaga listrik Cukup praktis, tidak membutuhkan
dan komputer atau notebook untuk sumber daya khusus untuk
mengoperasikannya. Tahan lama dan tidak lapuk menggunakannya. Daya tahan kertas
dimakan waktu. terbatas oleh waktu, semakin lama warna
kertas akan memudar dan lapuk, selain
itu juga kertas dapat dimakan rayap dan
mudah sobek.
Naskahnya dapat disusun secara linear maupun Naskahnya hanya dapat disusun secara
non linear. linear.
Dapat dilengkapi dengan audio dan video dalam Tidak dapat dilengkapi dengan audio dan
satu bundle penyajiannya. video dalam satu bundle penyajiannya.
Hanya dapat dilengkapi dengan ilustrasi
dalam penyajiannya. Jika ditambah
30
1. Judul √ √ √ √
2. Petunjuk belajar - √ √
3. KD/MP √ √ √ √
4. Informasi pendukung √ √ √
5. Latihan - √ √ -
6. Tugas/langkah kerja - √ √
7. Penilaian - √ √ √
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bahan ajar memiliki beberapa jenis bahan ajar, salah satunya adalah bahan
ajar cetak. Bahan ajar cetak umumnya banyak dipakai peserta didik. Bahan ajar
cetak merupakan bahan ajar yang berisikan lembaran-lembaran kertas atau bahan
ajar yang dicetak. Bahan ajar cetak dapat berupa buku ajar, buku teks, handbook,
LKS, modul, pamflet, dan masih banyak lagi.
Adapun karakteristik dari bahan ajar, antara lain yaitu :
a. Harus mampu membelajarkan sendiri para siswa (Self Instructional)
b. Bersifat lengkap (self contained),
c. Mampu membelajarkan peserta didik (self instruction material)
d. Mampu menunjang motivasi siswa antara lain karena relevan dengan
pengalaman hidup sehari-hari
e. Mampu membantu untuk melibatkan diri secara aktif, baik dengan berfikir
sendiri maupun dengan melakukan berbagai kegiatan.
4.2 Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
Anisah, A., & Azizah, E. N. (2016). Pengaruh Penggunaan Buku Teks Pelajaran
dan Internet sebagai Sumber Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Pembelajaran IPS. jurnal Logika.
Asfiah, N., Mosik, & Purwantoyo, E. (2013). Pengembangan Modul Ipa Terpadu
Kontekstual Pada Tema Bunyi. Unnes Science Education Journal, 2(1),
188-195.
Erryanti, M. R., & Poedjiastoeti, S. (2013). Lembar Kerja Siswa (LKS) Berorientasi
Keterampilan Proses Materi Zat Aditif Makanan untuk Siswa Tunarungu
SMALB-B. UNESA Journal of Chemical Education.
Fannie, R. D., & Rohati. (2014). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
berbasis POE (Predic, Observe, Explain) pada Materi Program Linear Kelas
XII SMA. Jurnal Sainmatika.
Fauzi, M., Sunarjan, Y., & Amin, S. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk
Handout Berbasis Sejarah Lokal dengan Materi Perjuangan Rakyat
Banyumas Mempertahankan Kemerdekaan dalam Agresi Militer Belanda 1
Tahun 1947 Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 4
Purwokerto. Indonesian Journal of History Education.
32
33
Nilasari, E., Djatmika, E. T., & Santoso, A. (2016). Pengaruh Penggunaan Modul
Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan, 1(7), 1139-1404.
Sitepu. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
34
Su'udiah, F., Degeng, I. N., & Kuswandi, D. (2016). Pengembangan Buku Teks
Tematik Berbasis Kontekstual. Jurnal Pendidikan.