Anda di halaman 1dari 43

KEMAMPUAN KETEPATAN PASSING DAN STOPPING SISWA

EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA MIS


YAYASAN MASHEBA KECAMATAN HUTARAJA
TINGGI KABUPATEN PADANG LAWAS

SKRIPSI

ZEN LEO SAPUTRA HASIBUAN


NIM. 1902021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ROKANIA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karuniaNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal ini. Penyusunan

proposal ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Desmelati, M. Sc Selaku Ketua STKIP Rokania

2. Bapak Tofikin, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania termasuk staf karyawan yang

turut memberikan layanan administrasi yang baik, demi kelancaran

penyusunan proposal ini.

3. Ibu Debby Indah, S.Si, M.Pd selaku Pembimbing I yang sudah

meluangkan waktu dan tempat untuk mengarahkan serta pembimbing

penulis dalam penyelesaian proposal ini.

4. Bapak Arisman, M.Pd selaku pembimbing Pendamping yang telah

banyak memberi masukan dan saran dalam penyelesaian penulisan

proposal ini.

5. Bapak Suhermon, M.Pd selaku penguji 1, ibu Siska, S.Si, M.Pd selaku

penguji II dan bapak Ferri Henryanto, S.Pd, M.Pd selaku penguji III

yang banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuannya kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Program

i
Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania.

7. Terima kasih yang setinggi-tinggi buat Ayahanda tercinta dan

Ibunda tersayang yang selalu mendo’akan dan merestui perjalan

hidup penulis sehingga penulis selalu berada dalam lindungan Allah

S.W.T.

Penulis sangat mengharapkan agar proposal ini dapat bermanfaat bagi

dunia pendidikan dalam mengembangkan pembelajaran aktif, sehingga

menjadikan mutu pendidikan berkualitas. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang

telah membantu penulisan hasil Penelitian ini. Semoga segala bantuan yang

diberikan menjadi amal baik dan mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin

ya Robbal Alamin

Pasir Pengaraian, Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................ iv
1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah........................................................................... 4
1.3 Pembatasan Masalah.......................................................................... 4
1.4 Perumusan Masalah ........................................................................... 5
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
2. Kajian Teori ........................................................................................... 7
2.1. Kajian Teori ....................................................................................... 7
2.1.1. Hakikat Sepakbola ...................................................................... 7
2.1.2. Teknik Dasar sepakbola.............................................................. 12
2.1.3. Sarana olahraga sepakbola…………………………................... 15
2.2 Penelitian Relevan............................................................................... 17
2.3. Kerangka Berfikir ................................................................................ 18
3. Metode Penelitian .................................................................................. 19
3.1. Jenis Penelitian .................................................................................. 19
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 20
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian…….............................................. 21
3.4. Prosedur Penelitian ............................................................................ 21
3.5. Instrumen Penelitian .......................................................................... 21
3.6. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 23
3.7. teknik Analisis data 24
4 Hasil Penelitian 25
5 Kesimpulan dan saran 31
Daftar Rujukan 32
Lampiran

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Lapangan Sepakbola ……………………………………………….. 16


3.1 Dinding Pantul (tembok atau papan) ………………………………. 22
3.2 Posisi Siswa Siap Melaksanakan Tes ……………………………… 22

iv
I. Pendahuluan

I.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu yang sangat penting untuk manusia, karena

dengan adanya pendidikan suatu hal yang kita tidak ketahui menjadi kita ketahui.

Tanpa adanya pendidikan kita tidak akan mengetahui apa-apa. Oleh karena itu

pendidikan sangatlah penting untuk manusia, dan merupakan suatu kebutuhan.

Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

merupakan undang-undang yang mengatur sistem pendidikan yang ada di

Indonesia yang menyatakan bahwa, penyelenggaraan pendidikan wajib

memegang beberapa prinsip antara lain pendidikan diselenggarakan secara

demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi

nilai hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai budaya, dan kemajemukan bangsa

dengan satu kesatuan dengan sistem terbuka dan multi makna.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bersifat formal, non

formal, dan informal, dimana pendirinya dilakukan oleh Negara maupun swasta

dengan tujuan untuk memberikan pengajaran, mengelola, dan mendidik.

Olahraga pendidikan di tingkat sekolah disajikan berdasarkan kurikulum

pendidikan melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler. Kegiatan

intrakulikuler dilakukan pada jam pembelajaran, sedangkan kegiatan

ekstrakulikuler dilakukan di luar jam pembelajaran. Dalam kegiatan

intrakulikuler di sekolah terdapat pembelajaran olahraga.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam

pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah

1
2

dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan

pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi

(Moh.Uzer Usman, 1993: 22). Ekstrakurikuler merupakan wadah atau tempat

pembinaan peserta didik dalam sebuah lembaga pendidikan atau sekolah yang

bertujuan salah satunya yaitu untuk menciptakan generasi muda yang cinta

olahraga serta menghargai arti penting dari olahraga dan tentunya dalam

kesehatan jasmani dan rohaninya. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang

dilaksanakan oleh sekolah untuk mengisi waktu luang dan mencari siswa yang

berbakat dalam bidang olahraga. Dengan mengikuti ekstrakurikuler dapat

membantu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan siswa serta siswa

juga dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan

keterampilan masing-masing cabang olahraga, pembentukan nilai-nilai

kepribadian siswa serta memunculkan bakat siswa yang berprestasi dalam

bidangnya.

Tujuan dari pelaksanaan pembinaan ekstrakurikuler di sekolah

adalah agar bakat siswa-siswi tersalurkan hingga berprestasi pada bidang

olahraga sesuai cabang olahraga yang ditekuni. Ekstrakurikuler sepakbola di

MIS Yayasan Masheba sudah berjalan sejak sekolah ini berdiri. Berbicara

tentang olahraga sepakbola tentu kita akan membahas tentang bagaimana

prestasi sepakbola anak bisa meningkat. Oleh sebab itu akan membahas tentang

kondisi fisik, yaitu kekuatan, kelincahan, power, kecepatan dan lainya. Olahraga

sepakbola sangat memerlukan kecepatan berlari untuk mengejar bola atau

merebut bola dan menjauhkan bola dari lawan.


3

Memiliki kondisi fisik yang baik tentu akan menghasilkan prestasi yang

maksimal. Selain itu untuk menghasilkan presatasi yang maksimal ada beberapa

unsur yang harus terpenuhi, misalnya ketersediaan sarana prasarana, motivasi

pemain, kualitas pelatih, penerapan program latihan yang baik dan kemampuan

teknik dasar yang baik.

Untuk mendukung keterampilan teknik-teknik bermain bola yang baik,

para pemain bola harus memiliki unsur fisik yang baik pula. Unsur fisik yang

diperlukan dalam olahraga sepakbola adalah kekuatan, daya tahan otot, speed

(kecepatan), kelincahan, fleksibilitas, power serta daya tahan. Oleh karena

itu, seorang pemain yang tidak memiliki fisik dan keterampilan gerak dasar

bermain sepak bola yang baik dan tidak mungkin akan menjadi pemain yang

baik dan sulit untuk mencapai prestasi maksimal.

Salah satu ekstrakurikuler di Sekolah MIS Yayasan Masheba Kecamatan

Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas adalah sepakbola, yang dilakukan 1x

perminggu. Pada saat penulis melakukan observasi di lapangan menemukan

permasalahan yaitu kurang maksimal melakukan lari cepat ketika mengejar

bola. Selain itu, sarana prasarana untuk kegiatan ekstrakurikuler di sekolah

kurang maksimal, lapangan sepakbola yang terlalu banyak lubang sehingga para

pemain ragu untuk melakukan gerakan-gerakan yang maksimal. Kemudian

jumlah bola tidak cukup sesuai rasio jumlah siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler. Selain hal di atas motivasi para siswa untuk mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler juga merupakan point penting untuk meningkatkan prestasi

siswa.
4

Selain kondisi fisik, kemampuan teknik juga sangat dibutuhkan dalam

permainan sepakbola (Weda, 2021). Peneliti mengamati beberapa kesalahan

passing yang dilakukan siswa ekstrakurikuler diantaranya, pemain kurang menguasai

teknik dasar passing, terlihat ketika pertandingan pemain banyak ketika passing

bolanya tidak tepat ke rekan satu tim, ketika passing ke rekannya bola terlalu kencang,

dan ketepatan waktu (timing) ketika melepaskan passing tidak tepat

Proses kegiatan ekstrakurikuler sepakbola yang di lakukan Sekolah MIS

Yayasan Masheba Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas belum

terlihat prestasi yang maksimal. Sehingga perlu diidentiikasi penyebab-

penyebab yang menghambat prestasi ekstrakurikuler sepakbola. Berdasarkan

dari latar belakang tersebut di atas maka penulis ingin mengetahui bagaimana

tingkat kondisi fisik pemain melalui suatu kajian ilmiah dengan judul

“Kemampuan Ketepatan Passing dan Stopping Siswa Ekstrakurikuler

Olahraga Sepakbola MIS Yayasan Masheba Kecamatan Hutaraja Tinggi

Kabupaten Padang Lawas”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka

teridentifikasi beberapa permasalahan adalah Passing dan Stopping pemain

rendah dan ketika mengoper bola tidak terarah

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,

maka penulis membatasi permasalahan pada “Kemampuan Ketepatan Passing

dan Stopping Siswa Ekstrakurikuler Olahraga Sepakbola MIS Yayasan

Masheba Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas”


5

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah disebutkan di atas, maka

peneliti merumuskan masalah yaitu sejauhmana Kemampuan Ketepatan

Passing dan Stopping Siswa Ekstrakurikuler Olahraga Sepakbola MIS Yayasan

Masheba Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas!

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan permasalahan yang diangkat, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui tingkat Kemampuan

Ketepatan Passing dan Stopping Siswa Ekstrakurikuler Olahraga Sepakbola

MIS Yayasan Masheba Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas

1.6. Manfaat Penelitian

Kegunaan dari penelitian yang penulis lakukan ini adalah:

1. Bagi pemain untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat kemampuan

ketepatan Passing dan stopping siswa Ekstrakurikuler sebagai bahan

evaluasi sebagai tolak ukur prestasi.

2. Bagi pelatih sebagai bahan masukan dalam melaksanakan latihan-

latihan untuk meningkatkan kondisi fisik pemainnya.

3. Bagi STKIP Rokania, dapat dijadikan sumber bahan bacaan di

perpustakaan guna menambah pengetahuan mahasiswa/i


6

4. Sebagai bahan acuan dan bandingan bagi siapa saja peneliti berikutnya

yang ingin melanjutkan penelitian dengan pembahasan yang sama pada

masa yang akan datang.

5. Bagi penulis, untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan S1 pada

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan di STKIP Rokania


7

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Ketepatan Passing dan Stopping

Kualitas keterampilan teknik dasar bermain setiap pemain tidak lepas

dari faktor-faktor kondisi fisik, dan taktik sangat menentukan tingkat permainan

suatu kesebelasan sepak bola. Dengan demikian pemain akan dilatih untuk

menguasai teknik-teknik dasar olaraga sepakbola, adapun beberapa teknik

dalam sepak bola yaitu:

A) Passing Bola

Menurut Luxbacher (2012:12-13) Keterampilan pengoperan bola yang

paling dasar dan harus dipelajari terlebih dahulu biasanya disebut dengan push

pass (operan dorong) karena bagian samping dalam kaki sebenarnya mendorong

bola. Teknik pengoperan ini digunakan untuk menggerakkan bola sejauh 4

hingga 13 meter. Cara pelaksanaan cukup sederhana. Berdirilah menghadap

target dengan bahu lurus saat mendekati bola. letakkan kaki yang menahan

keseimbangan tubuh (yang tidak digunakan untuk menendang) di samping

bola dan arahkan ke target. Tempatkan kaki yang akan menendang dalam

posisi menyamping dan jarak kaki ke atas menjauh dari garis tengah tubuh

anda. Tendang bagian tengah bola dengan bagian samping dalam kaki anda.

Pastikan kaki tetap lurus pada gerak lanjutan dari tendangan tersebut

Passing merupakan teknik dasar menendang bola yang berperan penting

dalam permainan sepak bola. Melalui passing yang cermat dan akurat akan

meningkatkan kualitas permainan suatu tim sepakbola. Mielke, (2007: 19),


8

menyatakan bahwa: Sepakbola sejatinya adalah permainan tim. Walaupun

pemain yang memiliki keterampilan tinggi bisa mendominasi pada kondisi

tertentu, seorang pemain sepakbola harus saling bergantung pada setiap anggota

tim untuk menciptakan permainan cantik dan membuat keputusan yang tepat.

Agar bisa berhasil didalam lingkungan tim ini, seorang pemain sepakbola harus

mengasah keterampilan passing.

Pendapat tersebut menunjukkan sebaik apapun keterampilan

seorang pemain sepakbola, keberhasilan atau kemenangan sebuah tim sepakbola

dibutuhkan kerjasama yang kompak. Kerjasama tim yang kompak dibutuhkan

kemampuan passing yang baik dari setiap pemainnya. Passing adalah operan

bola yang diberikan seorang pemain kepada rekan setim (Pamungkas,

2009:131). Passing menurut Mielke, (2007: 19), adalah memindahkan

momentum bola dari satu pemain ke pemain lain. Passing paling baik dilakukan

dengan menggunakan kaki, tetapi bagian tubuh lain juga bisa digunakan untuk

melakukan passing.

Passing membutuhkan kemampuan teknik yang sangat baik agar dapat

tetap menguasai bola. Dengan passing yang baik seorang pemain bisa berlari ke

ruang terbuka dan mengendalikan permainan saat membangun strategi

permainan. Passing dimulai ketika tim yang sedang menguasai bola

menciptakan ruang di antara lawan dengan bergerak dan membuka ruang di

sekeliling pemain. Selain itu keterampilan mengontrol bola pada penerima bola

dari passing teman juga perlu dilatih agar pemain yang akan melakukan passing

punya rasa percaya diri untuk melakukan passing yang tegas dan terarah kepada
9

teman yang tidak dijaga lawan.

Menurut Scheunemann, (2008: 33), memiliki passing yang akurat adalah

harga mati bagi seorang pemain sepakbola. Mengingat passing begitu sering

dilakukan dalam sebuah pertandingan, pelatih yang baik akan memulai tugasnya

dengan memperbaiki kemampuan passing para pemainnya. Keterampilan

mengoper dan menerima bola membentuk jalinan vital yang menghubungkan

kesebelasan pemain dalam sebuah tim ke dalam satu unit yang berfungsi lebih

baik dari pada bagian-bagiannya. Ketepatan, langkah dan waktu pelepasan bola

merupakan bagian penting dari kombinasi passing bola yang berhasil. Oleh

sebab itu seorang pemain sepak bola harus mampu mengoper dan mengontrol

bola dengan baik setelah temannya memberikan bola kepadanya, agar bola tidak

terlepas dan hilang dan berarti membuang kesempatan menciptakan gol

(Luxbacher, 2011: 11). Passing pada prinsipnya bertujuan sebagai umpan atau

operan kepada teman seregunya. Laju bola dari passing pada umumnya

menyusur tanah atau lapangan. Rohim, (2008: 149), menyatakan tendangan

lurus adalah tendangan yang jalannya bola lurus menuju sasaran. Passing yang

dilakukan menyusur tanah akan memudahkan teman seregunya untuk

menguasai atau mengontrol bola.

Passing yang cermat dan akurat banyak manfaatnya terhadap kualitas

permainan. Hal terpenting dalam melakukan passing harus diimbangi kontrol

bola yang baik. Kemampuan pemain sepakbola melakukan passing dengan

cermat dan kontrol bola yang baik dapat digunakan sebagai serangan untuk

mencetak gol ke gawang lawan. Mielke, (2007: 20), menyatakan passing yang
10

baik dimulai ketika tim sedang menguasai bola menciptakan ruang di antara

lawan dengan bergerak dan membuka ruang di sekililing pemain. Keterampilan

dasar mengontrol bola perlu dilatih secara berulang-ulang, sehingga pemain

yang melakukan passing mempunyai rasa percaya diri untuk melakukan passing

yang tegas dan terarah kepada teman satu tim yang tidak dijaga lawan. Passing

yang efektif juga memberikan peluang yang lebih baik untuk mencetak gol,

karena pemain yang menerima passing tersebut berada pada lokasi yang lebih

menguntungkan jika dibandingkan dengan passing yang dilakukan dengan

lemah atau tidak terarah. Pendapat tersebut menunjukkan, passing yang baik

sangat berperan penting untuk membuka ruangan yang diimbangi kontrol bola

yang baik. Selain itu, passing yang baik, kuat, dan terarah dapat mendukung

menciptakan gol ke gawang. Untuk memperoleh kemampuan passing yang

baik, maka harus dilakukan latihan secara teratur dan dilakukan secara

berulang-ulang. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa passing adalah memindahkan momentum bola dari satu pemain ke

pemain lain, passing paling baik dilakukan dengan menggunakan kaki, tetapi

bagian tubuh lain juga bisa digunakan untuk melakukan passing. Passing

membutuhkan kemampuan teknik yang sangat baik agar dapat tetap menguasai

bola, passing yang baik pemain bisa berlari ke ruang terbuka dan

mengendalikan permainan saat membangun strategi permainan

Sebelum dipaparkan lebih lanjut mengenai penguasaan teknik dasar

sepak bola, akan dikemukakan terlebih dahulu tentang pengertian mengenai

sepak bola, sepak bola adalah suatu cabang olahraga permainan bola besar yang
11

dilakukan dengan jalan menyepak bola dengan tujuan memasukan bola

kegawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukan

bola.

B. Stopping

Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan

sepak bola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola.

Tujuannya menghentikan bola untuk mengontrol bola. Dilihat dari perkenaan bagian

badan yang pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki, paha,

dan dada. Bagian kaki yang biasa digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki

bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki, dan telapak kaki. Menghentikan bola

dengan kaki bagian dalam Menghentikan bola dengan kaki bagian dalam pada

umumnya digunakan untuk menghentikan bola yang datangnya menggelinding, bola

pantul ke tanah, dan bola di udara sampai setinggi paha. Menurut Muhajir, (2007: 5),

analisis gerak menendang dengan kaki bagian dalam adalah sebagai berikut:

a) Posisi badan segaris dengan datangnya bola.

b) Kaki tumpu mengarah pada bola dengan lutut sedikit ditekuk.

c) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan permukaan bagian dalam kaki

dijulurkan ke depan segaris dengan datangnya bola

d) Bola menyentuh kaki persisi dibagian dalam/mata kaki.

e) Kaki penghenti mengikuti arah bola.

f) Kaki penghenti bersama bola berhenti dibawah badan.

g) Pandangan mengikuti jalannya bola sampai bola berhenti.

h) Kedua lengan di buka disamping badan menjaga keseimbangan.


12

i) Menghentikan bola dengan kaki bagian luar

Menghentikan bola dengan kaki bagian luar pada umumnya digunakan untuk

menghentikan bola yang datangnya menggelinding, bola pantul ke tanah, dan bola di

udara sampai setinggi paha. Menurut Muhajir, (2007: 5)

2.1.2 Ekstrakurikuler Olahraga sepakbola

Kegiatan ekstrakurikuler atau ekskul adalah kegiatan tambahan yang dilakukan di

luar jam pelajaran yang dilakukan baik di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan

untuk mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan dan wawasan serta

membantu membentuk karakter peserta didik sesuai dengan minat dan bakat masing-

masing. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.

060/U/1993 dan Nomor 080/U/1993, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang

diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai

dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, dan dirancang secara khusus agar sesuai

dengan faktor minat dan bakat siswa.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.

39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, kegiatan ekstrakurikuler merupakan

salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan

dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar

siswa dapat memperkaya dan memperluas diri.


13

Fungsi, Tujuan dan Jenis-jenis Ekstrakurikuler

Fungsi kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk mengembangkan kemampuan potensi

dan rasa tanggung jawab memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

memperluas pengalaman sosial dalam kesiapan karir peserta didik melalui

pengembangan kapasitas. Menurut Aqip dan Sujak (2011:68), terdapat empat fungsi

kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan, yaitu: pengembangan, sosial,

rekreatif, dan persiapan karir.

1. Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi

untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan

minat, pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk

pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.

2. Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial,

praktik keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.

3. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam

suasana rilek, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang

proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakulikuler harus dapat

menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih

menarik bagi peserta didik.

4. Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi

untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan

kapasitas.
14

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 39

Tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan, kegiatan ekstrakurikuler memiliki tujuan

sebagai berikut.

1. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi

bakat, minat, dan kreativitas.

2. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah

sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dari pengaruh

negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan.

3. Mengaktualisasi potensi siswa dalam pencapaian potensi unggulan sesuai

bakat dan minat.

4. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia,

demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan

masyarakat mandiri (civil society).

Menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013, terdapat beberapa jenis kegiatan

ekstrakurikuler, yaitu:

1. Krida. Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, Palang Merah

Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) dan lainnya.

2. Latihan/olah bakat/prestasi. Pengembangan bakat olahraga, seni dan

budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya.


15

Sarana Olahraga Sepakbola

Menurut Luxbacher (2012:2) Lapangan sepakbola harus memiliki

ukuran panjang 100 hingga 130 yard dan lebar 50 hingga 100 yard. Ukuran

panjangnya harus lebih besar dari lebar. (Untuk pertandingan internasional,

panjangnya harus 110 hingga 120 yard dan lebarnya 70 hingga 80 yard). Garis

pemisah yang lebarnya tidak lebih panjang dari 5 inchi membatasi daerah

lapangan. Seperti yang diperlihatkan pada gambar, garis batas akhir dari

lapangan disebut dengan goal lines, dan garis sampingnya disebut dengan

touchlines. Garis tengah membagi lapangan menjadi dua bagian yang sama, dan

titik tengah menandai bagian tengah dari lapangan. Lingkaran tengah dengan

radius 10 yard mengelilingi titik tengah.

Gawang ditempatkan pada kedua ujung Lapangan pada bagian tengah

goal line (garis gawang). Masing-masing gawang memiliki tinggi 8 kaki

dan lebar 24 kaki. Goal area (daerah gawang) adalah sebuah kotak persegi

panjang pada masing- masing goal line. Daerah ini dibatasi dengan dua garis

yang dibuat pada sudut-sudut yang tepat ke arah goal line, jaraknya 6 yard dari

masing-masing bagian tengah gawang. Garis ini diperpanjang sejauh 6 yard ke

arah lapangan permainan dan bergabung dengan garis yang paralel dengan goal

line.

Penalty area (daerah penalti), yang merupakan kotak segi empat pada

goal line, dibatasi dengan dua garis yang dibuat pada sudut-sudut yang tepat ke

arah goal line, jaraknya 18 yard dari masing-masing bagian tengah gawang.

Garis ini diperpanjang sejauh 18 yard ke arah lapangan permainan dan


16

bergabung dengan garis yang paralel dengan goal line. Daerah gawang terdapat

di dalam daerah penalti. Yang terdapat pada daerah penalti adalah penalty spot

(titik penalti). Titik penalti ditentukan 12 yard dari depan pertengahan goal line.

Tendangan penalti dilakukan dari titik penalti. Lingkaran penalti dengan radius

10 yard dari titik penalti dibuat di luar daerah penalti. Daerah sudut, dengan

radius 1 yard, terdapat pada setiap sudut lapangan. Tendangan sudut dilakukan

dari bagian dalam daerah sudut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

berikut ini:

Gambar 2.1. Lapangan Sepakbola


(Luxbacher, 2012:3)
17

2.3. Penelitian Relevan

2.3.1 Penelitian Dwi hartanto. 2014. Judul Penelitian Profil Kondisi fisik
peserta ekstrakurikuler sepakbola di SMK Maarif 1 Wates. Peserta peserta
ekstrakurikuler SMK Maarif 1 Wates yang berjumlah 16 siswa. Instrumen
yang digunakan, yaitu; (1) kekuatan otot tungkai diukur menggunakan leg and
back dynamometer dengan satuan kilogram, (2) kecepatan diukur
menggunakan tes lari 60 meter dengan satuan detik, (3) kelincahan diukur
menggunakan illinois agility run test dengan satuan detik, (4) power tungkai
diukur dengan vertical jump dengan satuan centimeter, fleksibilitas dengan
sit and reach satuan centimeter, dan (5) daya tahan aerobik diukur
menggunakan tes multi tahap (multi stage test) dengan satuan
ml/kg.bb/min. Analisis data menggunakan deskriptif persentase. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa profil kondisi fisik peserta ekstrakurikuler
sepakbola SMK Maarif 1 Wates berada pada kategori sangat rendah
sebesar 6,25%, rendah 31,25%, sedang 37,5%, “tinggi” 18,75%, dan
sangat tinggi 6,25%.

2.3.2 Ari Muntiardiyanto Umar (2013) yang berjudul ”Profil Kondisi Fisik
Siswa Peserta Ekstrakurikuler di SMP Negreri 1 Piyungan, Bantul
Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kondisi fisik
siswa peserta ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Piyungan. Komponen yang
diukur adalah komponen kondisi fisik, yaitu kekuatan otot tungkai, kecepatan
lari 50 meter, kelincahan, power tungkai dan daya tahan aerobik. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang di gunakan
adalah survei, dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes dan
pengukuran. Populasi yaitu siswa peserta ekstrakurikuler SMP Negeri 1
Piyungan yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengambilan sampel
menggunakan incidental sampling yaitu berjumlah 16 siswa. Instrumen
yang digunakan, yaitu; (1) kekuatan otot tungkai diukur menggunakan leg
and back dynamometer dengan satuan kilogram, (2) kecepatan diukur
menggunakan tes lari 50 meter dengan satuan detik, (3) kelincahan di ukur
menggunakan illinois agility run test dengan satuan detik, (4) power
tungkai diukur dengan vertical jump dengan satuan centimeter, dan (5) daya
tahan aerobik diukur menggunakan tes multi tahap (multi stage test) dengan
satuan ml/kg/min, kemudian seluruh data dikonversikan ke dalam T-score dan
dijumlahkan. Analisis data menggunakan deskriptif persentase. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa profil kondisi fisik siswa peserta
ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 1 Piyungan, Bantul berada pada
kategori “kurang sekali” sebesar 0% (0 anak), kategori “kurang” sebesar
12,5% (2 anak), kategori “sedang” sebesar 62,5% (10 anak), kategori “baik”
sebesar 25% (4 anak), dan kategori “baik sekali” sebesar 0% (0 anak).
18

2.4. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan konsep dasar pemikiran seorang peneliti

untuk menggambarkan keterkaitan antara variabel-variabel penelitian

berdasarkan teori-teori yang ada. Oleh karena itulah, berdasarkan teori-teori

dan pendapat para ahli yang dikemukakan pada tujuan pustaka, dapat disusun

kerangka berfikir dalam penelitian ini sebagai berikut: sepakbola sangat

membutuhkan teknik dasar yaitu Passing dan Stopping.

EKSTRAKURIKULER CABANG PASSING & STOPPING


OLAHRAGA SEPAKBOLA

2.5 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan Penelitian ini adalah Bagaimanakah Kemampuan

Ketepatan Passing dan Stopping Siswa Ekstrakurikuler Olahraga Sepakbola MIS

Yayasan Masheba Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas?


19

III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif

kuantitatif. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kuntitatif dalam Sugiyono

(2010:11) adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat

perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang

lain. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disebutkan bahwa jenis

penelitian adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang

bertujuan memberikan gambaran secara sistematis tentang keadaan tingkat

kemampuan ketepatan Passing dan stopping siswa Ekstrakurikuler olahraga

sepakbola MIS Yayasan Masheba Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten

Padang Lawas

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di lapangan sekolah MIS Yayasan

Masheba Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas di Desa

Tanjung Ale.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2023 di Lapangan

Sekolah MIS Yayasan Masheba Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang

Lawas.
20

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan gambaran umum dari subjek yang akan diteliti,

menurut Sugiyono (2010:90) mengemukakan bahwa populasi digunakan untuk

menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran

penelitian. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas tinggi

yang mengikuti kagiatan ekstrakurikuler sepakbola MIS Yayasan Masheba

Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas yang berjumlah 24 orang.

Untuk lebih jelasnya tertera pada Tabel.1 di bawah ini.

Tabel. 1 Populasi Penelitian Siswa Ekstrakurikuler Olahraga Sepakbola MIS

Yayasan Masheba Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas

NO KELAS JUMLAH SISWA


1 IV 9 orang
2 V 10 orang
3 VI 5 orang
Jumlah 24 orang

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2017: 81). Bila populasi besar dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi itu. Sampel dalam penelitian ini adalah pemain siswa

esktrakurikuler sepakbola yang berjumlah 24 orang. Teknik pengambilan sampel

pada penelitian ini adalah total sampling atau teknik penentuan sampel dengan
21

keseluruhan total populasi (Sugiyono, 2011: 68). Dengan demikian sampel pada

penelitian ini adalah 24 siswa ekstrakurikuler MIS Yayasan Masheba

Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas.

3.4. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yaitu dengan langkah mendata siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler sepakbola. Kemudian pengambilan data dengan

menggunakan instrument yang sudah ditentukan. Kemudian pengolahan

data yang diperoleh.

3.5. Instrumen Penelitian

Adapun Instrumen penelitian ini adalah dengan menggunakan

serangkaian tes sebagai berikut:

Tes menyepak dan menghentikan bola (passing dan stopping) ( M.E. Winarno,

2006:49)

1. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur keterampilan menyepak dan menghentikan

bola ( passing and stopping ).

2. Alat dan perlengkapan

a) Bola sepak 1 buah.

b) Stop-watch 1 buah.

c) Alat tulis, kapur dan formulir.

d) Dinding pantul (tembok atau papan)


22

Gambar 3.1. Dinding Pantul (tembok atau papan)


(M.E. Winarno (2006:50)

3) Pengetes
a) Pengambil waktu 1 orang.
b) Pengawas merangkap pencatat 1 orang

4) Pelaksanaan Tes
Testi berdiri di belakang garis batas, bola diletakkan di depan kakinya, dalam
keadaan siap menyepak bola.( M.E Winarno, 2006:51)

Gambar 3.2. Posisi Siswa Siap Melaksanakan Tes


(M.E. Winarno (2006:51)

Setelah testi siap, maka pengambil waktu memberi aba-aba MULAI dan menjalankan

stopwatchnya. Testee segera menyepak bola ke dinding pantul. Pantulan bola

kembali dihentikan dan ditahan sebentar dan segera di sepak kembali ke arah dinding
23

sasaran. Tes ini harus dilakukan secara terus-menerus selama 10 detik. Pada waktu

menyepak dan menghentikan bola, testi harus tetap berada di belakang garis batas.

Apabila testi tidak dapat menghentikan dan menahan bola, maka testi harus

mengambil bola tersebut dan memainkan kembali sampai batas waktu yang telah

ditentukan. Tepat 10 detik pengambil waktu memberikan aba-aba STOP dan

menghentikan sopwatchnya. Testi segera berhenti melakukan tes tersebut. Pada

waktu pelaksanaan tes, tugas pengawas memperhatikan perkenaan bola ke daerah

sasaran dan menghitung jumlah berapa kali testi menyepak dan menghentikan bola

dari belakang garis secara syah selama 10 detik.

5) Pencatatan Hasil

Hasil skor testi adalah keseluruhan hasil menyepak dan menghentikan bola yang

dilakukan secara syah dari belakang garis batas selama 10 detik.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut :

a. Observasi, adalah teknik pengamatan yang dilakukan sebelum

mengidentifikasi kendala – kendala yang ada di lapangan.

b. Studi kepustakaan, digunakan untuk mencari literature atau referensi

– referensi yang berhubungan.


24

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 234), secara garis besar pekerjaan

analisis meliputi tiga langkah yaitu: 1) persiapan; 2) Tabulasi; 3) statistik deskriptif

dalam penelitian ini untuk menggambarkan tingkat keterampilan dasar sepakbola

siswa Ekstrakurikuler sepakbola MIS Mahesa Padang lawas. Adapun rumus

presentase yang digunakan: P= F/N x 100%

Keterangan:

F = Frekuensi

N = Jumlah responden

P = Persentase yang dicari

Sumber: Anas Sudijono (2010: 43)

NORMA PENGGOLONGAN KETERAMPILAN BERMAIN


SEPAKBOLA

NILAI GOLONGAN
61-KEATAS BAIK
53-60 SEDANG
46-52 CUKUP
37-45 KURANG
-36 SANGAT KURANG
25

IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Data

4.1.1 Ketepatan passing dan stopping siswa kelas IV MIS Yayasan


Masheba Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas
Data yang diperoleh sebagai hasil penelitian adalah data kualitas melalui tes dan

pengukuran. Data yang diambil melalui tes dan pengukuran terhadap 24 siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler sepakbola. Berikut data hasil Ketepatan passing dan

stopping siswa kelas IV MIS Yayasan Masheba Kecamatan Hutaraja Tinggi

Kabupaten Padang Lawas.

Tabel 4.1 Sebaran Hasil Tes passing dan stopping

NO NAMA SISWA HASIL TES HASIL T NILAI T


1 AH 4 54 CUKUP
2 FG 5 66 BAIK
3 TY 5 66 BAIK
4 MSY 4 54 CUKUP
5 RTY 5 66 BAIK
6 SGT 3 50 SEDANG
7 ERT 5 66 BAIK
8 BBT 4 54 CUKUP
9 NU 5 66 BAIK

Tabel 4.2 Frekuensi


kategori Frekuensi Absolute Frekuensi Relatif (%)
BAIK 5 55.6
SEDANG 1 11.1
CUKUP 3 33.3
KURANG 0 0.0
SANGAT
KURANG 0 0.0
jumlah 9 100.0

Dari pengolahan data didapat data sebagai beikut, pada kategori baik
frekuensi absolute 5 orang dengan persentase 55.6%, kategori sedang berjumlah 1
orang dengan persentase 11.1%, kategori cukup berjumlah 3 orang dengan persentase
26

33.3% dan kategori kurang serta sangat kurang 0 orang / 0%. Berikut diperjelas pada
tabel dan histogram dibawah ini :

4.1.2 Ketepatan passing dan stopping siswa kelas V MIS Yayasan Masheba
Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas

Tabel 4.3 Sebaran Hasil Tes passing dan stopping

NO NAMA SISWA HASIL TES HASIL T NILAI T


1 AT 5 66 BAIK
2 R 4 54 CUKUP
3 IY 4 54 CUKUP
4 MH 4 54 CUKUP
5 NG 5 66 BAIK
6 VR 6 74 BAIK
7 RO 6 74 BAIK
8 ZA 4 54 CUKUP
9 AS 5 66 BAIK
10 AQ 3 50 SEDANG
27

Tabel 4.4 Frekuensi


Frekuensi Relatif
kategori Frekuensi Absolute
(%)
BAIK 5 50.0
SEDANG 1 10.0
CUKUP 4 40.0
KURANG 0 0.0
SANGAT
KURANG 0 0.0
jumlah 10 100.0

Dari pengolahan data didapat data sebagai beikut, pada kategori baik
frekuensi absolute 5 orang dengan persentase 50.0%, kategori sedang berjumlah 1
orang dengan persentase 10.0%, kategori cukup berjumlah 4 orang dengan persentase
40.0% dan kategori kurang serta sangat kurang 0 orang / 0%. Berikut diperjelas pada
tabel dan histogram dibawah ini :

4.1.3 Ketepatan passing dan stopping siswa kelas VI MIS Yayasan


Masheba Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas
28

Tabel 4.5 Sebaran Hasil Tes passing dan stopping

NO NAMA SISWA HASIL TES HASIL T NILAI T


1 ER 5 66 BAIK

2 TI 6 74 BAIK

3 PO 5 66 BAIK

4 HUY 4 54 CUKUP

5 TR 4 54 CUKUP

Tabel 4.6 Frekuensi


Frekuensi Relatif
kategori Frekuensi Absolute
(%)
BAIK 3 60.0
SEDANG 0 0.0
CUKUP 2 40.0
KURANG 0 0.0
SANGAT
KURANG 0 0.0
jumlah 5 100.0

Dari pengolahan data didapat data sebagai beikut, pada kategori baik
frekuensi absolute 3 orang dengan persentase 60.0%, kategori sedang berjumlah 0
orang dengan persentase 0%, kategori cukup berjumlah 2 orang dengan persentase
40.0% dan kategori kurang serta sangat kurang 0 orang / 0%. Berikut diperjelas pada
tabel dan histogram dibawah ini :
29

4.2 Jawaban Pertanyaan Penelitian


Jawaban Pertanyaan pada penelitian ini sebanyak 24 sampel siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola adalah, pada kategori baik frekuensi
absolute 13 orang dengan persentase 54.2%, kategori sedang berjumlah 2 orang
dengan persentase 8.3%, kategori cukup berjumlah 9 orang dengan persentase 37.5%
dan kategori kurang serta sangat kurang 0 orang / 0%. Berikut diperjelas pada tabel
dan histogram dibawah ini :

Kategori Frekuensi Absolute Frekuensi Relatif (%)


BAIK 13 54.2
SEDANG 2 8.3
CUKUP 9 37.5
KURANG 0 0.0
SANGAT KURANG 0 0.0
jumlah 24 100.0
30

4.3 Pembahasan

Ekstrakurukuler sepakbola yang diikuti oleh siswa kelas IV, V dan VI


menunjukkan kategori baik frekuensi absolute 13 orang dengan persentase 54.2%,
kategori sedang berjumlah 2 orang dengan persentase 8.3%, kategori cukup
berjumlah 9 orang dengan persentase 37.5% dan kategori kurang serta sangat kurang
0 orang / 0%.
31

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat di simpulkan penelitian ini
sebagai berikut, pada kategori baik berjumalh 13 orang siswa dengan
persentase 54.2%, kategori sedang berjumlah 2 orang siswa dengan
persentase 8.3%, kategori cukup berjumlah 9 orang siswa dengan persentase
37.5% dan kategori kurang serta sangat kurang 0 orang / 0%.

5.2 Saran
Saran dari hasil penelitian ini adalah:
1. Untuk guru ekstrakurikuler sepakbola di sekolah MIS tetap selalu
mempertimbangkan teknik dasar passing dan stopping
2. Untuk penelitian selanjutnya variable penelitian ditambah atau sampel
pada jenis kelamin perempuan.
32

DAFTAR RUJUKAN

Adziman, L., Arwin, A., & Syafrial, S. 2017. Profil Kondisi Fisik Pemain

Sepak Bola SMA NEGERI 1 Kaur. Kinestetik: Jurnal Ilmiah

Pendidikan Jasmani, 1(1), 35-39.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian dan Pendekatan Suatu Praktek. PT

Jakarta. Rineka Cipta.

Bafirman. 2008. Buku Ajar Pembentukan Kondisi Fisik. Padang: Universitas

Negeri Padang.

Dawud, V. W. G., & Hariyanto, E. 2020. Survei Kondisi Fisik Pemain

Sepakbola U17. Sport Science and Health, 2(4), 224-231.

Fernanlampir, A. dan Faruq, M, M. 2015. Tes dan Pengukuran Dalam

Olahraga. Yogyakarta. Andi

Harsono. 2001. Latihan Kondisi Fisik. Jakarta: Dedikbud, Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi.

Irawadi, H. 2011. Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang: Jurusan

Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan.UNP.

Jaya, A. 2008. Futsal; Gaya Hidup, Peraturan dan Tips

Permainan.Yogyakarta. Pustaka Timur.

Luxbacher. J, A. 2012. Sepakbola Edisi Kedua. Jakarta. PT. Raja Grafindo

Persada. Maliki, O., Hadi, H., & Royana, I. F. 2017. Analisis Kondisi

Fisik Pemain Sepak Bola Klub Persepu Upgris Tahun 2016. Jendela

Olahraga, 2(2).

Mielke, D. 2003. Dasar-dasar Sepakbola. Jakarta. Pakar Raya.


33

Moh.Uzer Usman. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belaja Mengajar.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nirwandi, N. 2018. Tinjauan Tingkat VO2 Max Pemain Sepakbola Sekolah

Sepakbola Bima Junior Bukittinggi. Jurnal Penjakora, 4(2), 18-27.

Ridwan, M. 2020. Kondisi Fisik Pemain Sekolah Sepakbola (SSB)

Kota Padang. Jurnal Performa Olahraga, 5(1), 65-72.

Rosmaneli, R. 2019. Tinjauan Kondisi Fisik Pemain Sekolah Sepak Bola

Generasi Muda Gantiang U-15 Kota Padang Panjang. Jurnal JPDO,

2(8), 28-32.

Royana, I. F. 2017. Analisis Kondisi Fisik Pemain Tim Futsal UPGRIS.

Jendela Olahraga, 2(2).32

Sidik, D, Z. (2021). Pelatihan Kondisi Fisik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Sulasmono, R. 2016. Analisis Deskriptif Kondisi Fisik Pemain Sepakbola SSB

Tunas Jaya Sidoarjo. Jurnal Kesehatan Olahraga, 4(3).

Syafruddin. 2011. Ilmu Kepelataihan Olahraga. Padang: UNP.

Suparjo. (2009).”Efektivitas Latihan Umpan Lurus Berhadapan Dan Latihan

Umpan Bervariasi Terhadap Ketepatan Umpan Di SSB MAS

Yogyakarta. ” Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Yogyakarta

Undang-Undang Republik Indonesia No 3 Tahun 2005 Tentang


34

Sistem Keolahragaan Nasional.

Weda. 2021. Peran Kondisi Fisik dalam sepakbola. Jurnal Pendidikan

Kesehatan Rekreasi. 7(1)


35

Lampiran 1

Data penelitian

NO NAMA SISWA HASIL TES HASIL T NILAI T

1 AH 4 54 CUKUP

2 FG 5 66 BAIK

3 TY 5 66 BAIK

4 MSY 4 54 CUKUP

5 RTY 5 66 BAIK

6 SGT 3 50 SEDANG

7 ERT 5 66 BAIK

8 BBT 4 54 CUKUP

9 NU 5 66 BAIK

10 AT 5 66 BAIK

11 R 4 54 CUKUP

12 IY 4 54 CUKUP

13 MH 4 54 CUKUP

14 NG 5 66 BAIK

15 VR 6 74 BAIK

16 RO 6 74 BAIK

17 ZA 4 54 CUKUP

18 AS 5 66 BAIK

19 AQ 3 50 SEDANG

20 ER 5 66 BAIK

21 TI 6 74 BAIK

22 PO 5 66 BAIK

23 HUY 4 54 CUKUP

24 TR 4 54 CUKUP
36

NORMA PENGGOLONGAN

NILAI GOLONGAN

61-KEATAS BAIK

53-60 SEDANG

46-52 CUKUP

37-45 KURANG

-36 SANGAT KURANG

FORMULIR TES KETERAMPILAN

JENIS TES HASIL TES NILAI TES


NAMA
PASSING & STOPPING
37

Dokumentasi
Pengarahan peneliti
38

Pelaksanaan passing dan stopping

Anda mungkin juga menyukai