Anda di halaman 1dari 49

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA

TANGAN TERHADAP KETEPATAN SERVIS ATAS DALAM


PERMAINAN BOLA VOLY DI KELAS VII SMP
NEGERI KWOOR DISTRIK KWOOR
KABUPATEN TAMBRAUW

Proposal Penelitian

OLEH
SIMON P. YENJAU
148520116128

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Usulan proposal penelitian “HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN


DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KETEPATAN
SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLY DI KELAS VII SMP
NEGERI KWOOR DISTRIK KWOOR KABUPATEN TAMBRAUW” telah
disetujui oleh tim penguji pada :

Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Nursalim, M.Pd.
NIDN. 1406088801

1. Sri Rizki Handayani, M.Pd. …………………..…………..


NIDN:1409019201

2. Jusrianto AS, M.Pd. …………………..…………..


NIDN:1414079201

3. Farcham Mulloh, M.P.d …………………..…………..


NIDN:1626018301
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang maha luas

ilmu-Nya yang telah memberikan rahmat serta kekuatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan Proposal Penelitian dengan judul “HUBUNGAN KEKUATAN

OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP

KETEPATAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLY DI

KELAS VII SMP NEGERI KWOOR DISTRIK KWOOR KABUPATEN

TAMBRAUW”.

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal penelitian ini tidak

lepas dari bantuan beberapa pihak, baik secara materi maupun moral. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong Bapak Dr.

Rustamadji, M.Si., yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan

studi.

2. Nursalim, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong yang telah memberikan

ilmunya dan membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini.

3. Farcham Mulloh, M.P.d., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani

dan selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan banyak masukan dan

motivasi dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.


4. Waskito Aji Suryo Putro, M.Or. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan ilmunya dan membantu dalam penyusunan proposal penelitian

ini.

5. Orang tua tercinta yang senantiasa memberikan doa dan dukungan.

6. Teman-teman seperjuangan pendidikan jasmani angkatan III yang selalu

memberikan dukungannya.

Tidak satupun yang dapat penulis berikan selain untaian doa semoga

Tuhan memberikan balasan yang sebaik – baiknya serta rahmat yang melimpah.

Penulis menerima kritik dan saran yang membangun sebagai masukan untuk lebih

baik kedepannya. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada pembaca

yang telah berkenan membaca ini, semoga proposal penelitian ini dapat

bermanfaat dan memberi wawasan pengetahuan.

Sorong, 27 Febuari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ii

KATA PENGANTAR.........................................................................................iii

DAFTAR ISI.........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah …………………………………………………1

1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………….5

1.3. Tujuan Masalah ……………………………………………………….…5

1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………………....6

1.5. Hipotesis Penelitian ………………………………..……......................6

1.6. Definisi Operasional……………………………………………………..7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KajianTeori...............................................................................................8

2.1.1. Bola Voli. …………………………………………………………8

2.1.1.1. Pengertian Permainan Bola Voli …………………………8

2.1.1.2. Hakikat Kekuatan Otot Lengan ………………………….10

2.1.1.3. Kordinasi Mata Tanggan ………………………………...12

2.1.1.4. Ketepatan Service Atas Dalam Permainan Bola Voli …..13

2.2. Penelitian Relevan ……………………………………………….22

2.3. Kerangka Berpikir ………………………………………………………23


BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Dan Desain Penelitian …………………………………………….25

3.1.1. Jenis Penelitian…………………………………………………..25

3.1.2. Desain Penelitian………………………………………………...25

3.2. Variabel Penelitian ……………………………………………….........26

3.3. Tempat Dan Waktu Penelitian …………………………………………27

3.4. Populasi Dan Sampel Penelitian ……………………………………….27

3.4.1. Populasi…………………………………………………………28

3.4.2. Sampel………………………………………………………….28

3.5. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………...28

3.6. Teknik Analisis Data ………………………………………………….31

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….35
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani adalah salah mata pelajaran di sekolah yang merupakan

media pendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik,

pengetahuan, sikap sportifitas, pembiasaan pola hidup sehat dan pembentukan

karakter (mental, emosional, spiritual dan sosial) dalam rangka mencapai tujuan

sistem pendidikan Nasional, Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

merupakan satu mata ajar yang diberikan di suatu jenjang sekolah tertentu yang

merupakan salah satu bagian dari pendidikan keseluruhan yang mengutamakan

aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk bertumbuh dan perkembangan

jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang

(Depdiknas, 2006:131). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun

2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1

(3) Sistem Keolahragaan Nasional adalah keseluruhan aspek keolahragaan yang

saling terkait secara terencana, sistimatis, terpadu, dan berkelanjutan sebagai satu

kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan, pengelolaan,

pembinaan, pengembangan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan keolahragaan

nasional. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa pendidikan

merupakan salah satu aspek yang terikat dengan Keolahragaan atau dengan kata

lain pendidikan berada dalam sistem keolahragaan. Jadi, legitimasi untuk

Pendidikan Olahraga di Indonesia sudah nampak yang tertuang dalam Undang-


Undang RI. Kemudian lebih lanjut, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3

Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab VI Ruang Lingkup

Olahraga Pasal 17.

Menurut Suryobroto (2004:8), tujuan pendidikan jasmani adalah untuk

pembentukan anak, yaitu sikap atau nilai, kecerdasan, fisik, dan keterampilan

(psikomotorik), sehingga siswa akan dewasa dan mandiri, yang nantinya dapat

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Pendidikan Jasmani menurut

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 adalah sebagai berikut: Mengembangkan

keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan

kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan

olahraga yang terpilih. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan

psikis yang lebih baik. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai

yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama,

percaya diri dan demokratis. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga

keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Memahami konsep aktivitas

jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk

mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran,

terampil serta memiliki sikap yang positif.

Selanjutnya permainan Mintonette berganti nama menjadi Volley

berdasarkan dari pertimbangan tentang cara memainkan bola, yaitu memvoli yang

berarti bola dipukul sebelum menyentuh tanah. Orientasi pembinaan olahraga


pada permainan bola voli ini lebih mengarah pada pencapaian prestasi, akan tetapi

unsur-unsur dari nilai rekreasinya tidak akan hilang didalam permainan bola voli.

Seiring dengan upaya penyempurnaan permainan agar lebih menarik, maka unsur-

unsur dalam permainan bola voli mengalami perubahan. Dalam sejarahnya,

perkembangan bola voli menyangkut empat hal pokok, yaitu : Teknik, Peraturan

Permainan, Sarana dan Perlengkapan,

(Istyadi 2007) Perkembangan Teknik Perkembangan teknik diarahkan pada

peningkatan upaya bagaimana keterampilan gerak dirancang dengan maksud bola

yang dimainkan dapat dilewatkan melalui jaring ke lapangan lawan sehingga

lawan tidak mampu mengembalikan bola atau mengalami kesulitan untuk

mengembalikan bola dengan baik, tanpa mengabaikan peraturan permainan.

Perkembangan teknik terjadi dalam servis, spike, dan teknik umpan untuk

membuka serangan. Pada awalnya servis dilakukan semata-mata hanya membuka

permainan. Dalam perkembangannya, servis dimanfaatkan sekaligus sebagai

serangan. Pemain yang melompat ke udara setelah bola dilambungkan, mirip

pelaksanaan smash. Kini keterampilan teknik itu sudah menjadi bagian

keterampilan bermain bola voly. Demikian pula teknik smash. Dalam permainan

bola voly sekarang, bukan hanya pemain depan saja yang berfungsi melakukan

serangan, tetapi pemain belakang pun mampu melakukannya. Tentu saja

pelaksanaan serangan seperti itu tidak melanggar peraturan. Telapak kaki saat

tolakan dilakukan tidak didalam daerah depan (daerah tiga meter). Pelaksanaan

spike itu membutuhkan power yang besar untuk mampu melompat ke atas ke

depan melakukan serangan.


Untuk melakukan tehnik tersebut harus membutuhkan kekuatan dan

ketepatan (power) sehingga membutuhkan kondisi fisik yang mendukung, yaitu

power otot lengan yang berguna untuk menambah kekuatan serta ketepatan bola

pada saat melakukan servis bola voli dan power otot tungkai yang berguna untuk

melakukan lompatan agar mampu melompat setinggi-tingginya pada saat

melakukan servis bola voli. Untuk dapat menguasai teknik dasar bermain bola

voly dengan baik maka diperlukan kondisi fisik yang baik, sebab dengan memiliki

kondisi fisik yang baik maka permainan akan lebih mudah untuk menguasai

teknik dasar dalam bermain bola voli. Di samping itu dengan memiliki kondisi

fisik yang baik maka seseorang akan lebih mudah untuk mencapai prestasi yang

maksimal.

Berdasarkan pada bulan februari saat magang III di smp negeri 1 kabupaten

sorong saya di arahkan mengajar di kelas VII ( A), di suruh guru pembimbing

untuk melatih siswa latihan servis atas setelah saya ambil ahli untuk mengajar, di

suruh pemanasan siswa ada tidak mengerti teknik permainan dalam bola voli dan

juga siswa ada yang tidak paham tentang permainan bola voli, setelah proses

mengajar ada siswa yang tidak mau di atur oleh guru dan teman teman 1 kelas

setelah saya mengajar teknik dalam permainan bola voli yaitu, , servis atas setelah

melakukan tenik dalam permianan bola voli,

Kesimpulan adalah siswa ada yang bisa melakukan sevis atas ada yang

tidak bisa dan servis atas ada juga siswa yang ada siswa yang tidak melakukan

servis atas dengan baik dan juga siswa tidak serius dalam mengikuti proses belajar

dengan baik,siswa tidak kompak dalam mengikuti proses belajar dengan baik,dan
juga siswa lebih banyak memiliki untuk mengikuti materi dari pada praktek dan

juga di sekolah juga kurang guru olahraga. dan di sekolah vasilitas sekolah juga

kurang bagus dan juga kurang mempunyai bakat olahraga tidak lengkap bola voli

kurang bagus dan juga net bola voli.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat ditentukan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan kekuatan otot lengan terhadap ketepatan servis atas

dalam permainan bola voli di kelas VII SMP Negeri Kwoor Kabupaten

tambrauw?

2. Apakah ada hubungan koordinasi mata tanggan terhadap ketepatan servis

atas dalam permainan bola voli di kelas VII SMP Negeri Kwoor Kabupaten

tambrauw ?

3. Apakah ada hubungan kekuatan otot lengan dan koordinasi mata tanggan

terhadap ketepatan servis atas dalam permainan bola voli di kelas VII SMP

Negeri Kwoor Kabupaten tambrauw?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah tersebut, dapat diketahui tujuan

penelitiaan sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui hubungan kekuatan otot lengan terhadap ketepatan servis

dalam permaina bola voli di kelas VII SMP Negeri Kwoor Kabupaten

tambrauw

2. Untuk mengetahui hubungan koordinasi mata tanggan terhadap ketepatan

servis dalam permaina bola voli di kelas VII SMP Negeri Kwoor Kabupaten

tambrauw

3. Untuk mengetahui hubungan kekuatan otot lengan dan koordinasi mata

tanggan terhadap ketepatan servis dalam permaina bola voli di kelas VII

SMP Negeri Kwoor Kabupaten tambrauw.

1.4. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu

dibuktikan kebenarannya. (Prasetiadi 2016) suatu hipotesis akan diterima kalau

bahan-bahan penyelidikan membenarkan pernyataan itu dan dia akan ditolak

kalau salah alau palsu dan akan diterima kalau fakta-fakta membenarkannya.

Berdasarkan kajian teoritis yang berhubungan dengan permasalahan dan didukung

dengan kerangka hasil-hasil penelitian yang berkaitan maka dirumuskan hipotesis

penelitian ini sebagai berikut :

1) Ada hubungan kekuatan otot lengan terhadap ketepatan servis atas dalam

permainan bola voli di kelas VII SMP Negeri Kabupaten Tambrauw.

2) Ada hubungan koordinasi mata tanggan terhadap ketepatan servis atas

dalam permainan bola voli di kelas VII SMP Negeri Kwoor Kabupaten

Tambaruw.
3) Ada hubungan kekuatan otot lengan dan koordinasi mata tanggan terhadap

ketepatan servis atas dalam permainan bola voli di kelas VII SMP Negeri

Kwoor Kabupaten Tambrauw.

1.5. Manfaat penelitian

Manfaat teorestis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangsih teoritis untuk menambah wawasan dalam memecahkan permasalahan

khususnya mengenai kondisi fisik dalam pencapaian prestasi dan keterampilan

khususnya cabang olahraga bola voli.

Manfaat praktis: Bagi Pelatih, Sebagai bahan pertimbangan dan masukan

bagi pelatih mengenai komponen fisik khususnya cabang olahraga bola voli.

bermanfaat bagi kalangan pelatih khususnya cabang bola voli dalam pembinaaan

atlet. Bagi Mahasiswa / Calon Pelatih Bermanfaat untuk menambah wawasan para

mahasiswa sebagai calon pelatih mengenai cabang olaharaga bola voli.

1.6. Definisi Operasional

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 91) variabel adalah objek penelitian atau apa

saja yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Agar tidak terjadi salah

penafsiran pada penelitian ini maka berikut akan dikemukakan definisi

operasional tentang variabel penelitian ini. Dalam penelitian ini ada dua variabel,

yaitu :

a. Pengertian otot lengan adalah kekuatan otot merupakan komponen kondisi

fisik  seseorang   yang  diciptakan  oleh  otot  atau  sekelompok  otot    yang
digunakan tubuh serta melawan tahanan atau beban dalam aktifitas tertentu

serta melindungi tubuh dari cidera. Dalam hubungannya dengan olahraga,

kekuatan otot merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang

diperlukan hampir dalam setiap cabang olahraga.

b. Pengertian kordinasi mata tanggan kesimpulan bahwa seorang pemain yang

memiliki tingkat koordinasi yang baik akan mampu melakukan skill atau

teknik yang baik, di samping itu juga akan dapat dengan cepat dan tepat

menyelesaikan tugasnya.

c. Pengertian service atas adalah sebuah tindakan memukul bola dengan ayunan

tangan yang diarahkan dari atas. Saat melakukan pukulan diikuti dengan

lompatan dengan bertujuan agar bisa mengerahkan tenaga dan memukul bola

dengan keras sehingga bisa melesat dengan kecepatan tinggi.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Hakikat Olahraga Bola Voli

Permainan bola voli adalah cabang olahraga beregu yang dimainkan oleh

dua team, masing-masing team terdiri dari 6 orang yang dipisahkan oleh jaring

net. Masing-masing team berhak memainkan bola sampai tiga kali sentuhan,

untuk mengembalikan ke daerah lawan. Seorang pemain tidak diperbolehkan

memainkan bola dua kali berturut-turut. Sentuhan bola yang hanya sekejap saja

harus sudah cukup untuk mencegah jatuhnya ke tanah, dan bola harus diteruskan

pada rekan seregu, atau dipantulkan ke daerah lawan sehingga menguntungkan

regu sendiri Permainan Bola Voli termasuk salah satu olahraga yang diminati oleh

banyak orang, termasuk masyarakat Indonesia. Di Indonesia sendiri sudah

terbentuk organisasi Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia yang bertanggung

jawab memantau perkembangan olahraga ini di dalam negeri.

Permainan yang satu ini bisa di mainkan oleh siapa saja, secara umum

untuk bisa bermain bola voli memerlukan 2 regu masing-masing 6 orang, dan juga

lapangan voli, bola beserta net-nya. Permainan Bola Voli merupakan olahraga

yang menggunakan bola berbahan karet atau kulit dan dimainkan secara

berkelompok oleh dua tim. Setiap tim terdiri dari 6 orang pemain yang area

permainannya dipisahkan oleh net. Tujuan olahraga ini adalah memukul bola

hingga melewati net sekaligus menjatuhkannya ke lantai lapangan di area lawan.


Cara memukul bolanya pun tidak boleh sembarangan, karena ada teknik-teknik

tertentu yang harus dikuasai para pemain. Permainannya sendiri dibagi menjadi

2–3 babak. Tim yang mendapatkan skor 25 terlebih dahulu akan dinyatakan

sebagai pemenang di babak tersebut. Pemenang pertandingan adalah tim yang

berhasil memenangkan dua babak.

Bola voli sudah lama dikenal sejak abad pertengahan terutama di Negara

negara Eropa, pada tahun 1893 di Jerman bola voli dikenal dengan nama “faust

ball” dengan menggunakan lapangan 20 x 50 meter sedangkan netnya

menggunakan tali yang tingginya 2 meter dan keliling bola 20 cm. Dua tahun

kemudian seorang guru pendidikan jasmani dikota Holyoko yaitu William G.

Morgan mencoba permainan faust ball yang mula-mula adalah olahraga rekreasi

dalam lapangan tertutup. Permainan bola voly adalah salah satu olahraga

permainan yang sudah memasyarakat di indonesia, baik didaerah perkotaan

maupun pedesaan. Permainan bola voli sudah dikenal di Indonesia sejak tahun

1982 yang dibawa oleh guru-guru belanda, perkembangan bola voly nampak maju

dengan pesat di Indonesia sejak menghadapi Asian Games I di Jakarta. Namun,

bila ditinjau dari segi prestasinya tim bola voly Indonesia masih belum sesuai

dengan apa yang diharapkan.

Permainan bola voli menurut Sukintaka (1995 : 34) merupakan salah satu

cabang olahraga yang dimainkan oleh dua regu dengan masing- masing regu

terdiri dari 6 (enam) orang pemain dalam bentuk permainan dengan memvolley

dan menjatuhkan bola di dalam lapangan lawan, dengan menyeberangkan bola


lewat jarring dan mempertahankan bola agar tidak jatuh di dalam lapangan

permainan sendiri.

(Prastiyono 2017) Permainan bola voly sudah dikenal sejak abad

pertengahan, terutama di Negara-negara Eropa. Permainan olahraga bola voly

diciptakan dan dikembangkan pertama kali oleh Morgan, seorang ahli olahraga

dari YMCA ( Young Men Christian Association ) Holyoke Massachussets atau

seorang Pembina pendidikan jasmani dari perkumpulan pemuda-pemuda Kristen.

Permainan bola voly bermula dimainkan untuk aktivitas rekreasi, yaitu bagi para

bangsawan. Permainan ini jadi berkembang dan menjadi sangat popular didaerah-

daerah pariwisata dan dilakukan dilapangan terbuka, untuk pertama kalinya di

Negara Amerika Serikat ( USA ) Setelah permainan bola voly baru tercipta

Morgan mendemonstrasikan cara memainkannya melalui permainan 2 regu

dihadapan para ahli-ahli olahraga YMCA ( Young Men Christian Association )

yang sedang berkoferensi di Psingfield Collage, dan pada waktu itu permainan ini

diberi nama Mintonette.

Secara sederhanan Sukintaka (1995 : 34) memberikan pengertian tentang

permainan bola voli sebagai suatu bentuk permainan yang termasuk dalam cabang

olahraga permainan yang pada dasarnya melakukan pukulan langsung atau

memukul bola langsung di udara sebelum bola jatuh ke tanah. Senada dengan

definisi diatas Irsyada Machfud (2000 :13) mengemukakan bahwa pada awalnya

ide dasar permainan bola voli adalah memastikan ke daerah lawan melewati suatu

rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan
mematikan bola di daerah lawan. Permainan ini merupakan permainan beregu

dengan melibatkan lebih dari satu orang pemain dalam satu regu.

Adapun Mariyanto M (1995 : 7) menyoroti permainan bola voli dari aspek

permainan yang bersifat rekreatif, dimana dalam permainan tersebut mengandung

prinsip- prinsip rekreasi seperti : Bola voli merupakan salah satu permainan yang

enak, kesenangan, dan mudah dipelajari, kelengkapannya tidak mahal karena

hanya membutuhkan sarana dan fasilitas yang sederhana, sejenis olahraga yang

tidak ada kontak langsung dengan lawan sehingga dapat mengurangi terjadinya

cidera dan merupakan olahraga beregu yang dapat membangkitkan rasa gembira

dan bergairah yang dapat dimainkan mulai dari anak- anak sampai orang dewasa,

baik laki- lakimaupun perempuan bahkan bermain bersama- sama. Dalam

perkembangan dewasa ini, bola voli tidak hanya sebagai rekreasi dan permainan,

namun telah berkembang menjadi bagian dari olahraga pendidikan dan olahraga

prestasi yang telah dikembangkan ke sekolah- sekolah maupun pertandingan-

pertandingan yang bergengsi

Menurut (Ismono 2009) bahwa untuk dapat bermain bola voli faktor-

faktor fisik yang mempengaruhi adalah: (a.) Daya Ledak (power), berguna untuk

meloncat dan mencambuk bola dalam smash, block, dan lain-lain. (b) kecepatan

bereaksi (speed of rection), berguna untuk kecepatan reaksi gerakan setelah ada

rangsang bola dari lawan. (c). stamina, kemampuan daya tahan tinggi untuk

menjalankan permainan bola voli dengan tempo tinggi, frekwensi tinggi, tenaga

tinggi dan produktif dalam waktu yang tertentu. (d). Kelincahan (Agility). untuk
merubah arah dalam pengambilan posisi badan saat bermain. (e). kelentukan

sendi-sendi (flexibility), agar kelihatan luwes gerakan-gerakannya sehingga

timbul seni gerak dalam bermain bola voli. Koordinasi gerakan, ketepatan,

keseimbangan adalah unsur-unsur yang perlu penjagaan dan peningkatan bagi

pemain bola voli.

Dari beberapa pengertian dan uraian tentang permainan bola voli diatas,

dapat dikatakan bahwa permainan bola voli dalam konteks perkembangan dewasa

ini merupakan salah satu cabang olaharaga yang dimainkan secara beregu oleh

dua regu yang berlawanan dengan jumlah massing- masing regu lebih dari satu

orang dengan ide dasar permaianan memasukkan dan mematikan bolah ke daerah

lawan melewati net sebelum bola menyentuh lantai daerah permainan sendiri,

sedang memiliki sifat rekreatif, olahraga pendidikan dan prestasi.

Olahraga bola voli diciptakan pertama kali oleh William G. Morgan di

sekitar akhir abad 19. William G. Morgan dahulunya bekerja di Young Men’s

Christian Association (YMCA) di Massachusetts, khususnya di bidang pendidikan

jasmani. William G. Morgan awalnya terinspirasi dari basket yang diciptakan oleh

James Naismith. William rupanya ingin menciptakan sebuah permainan untuk

orang-orang tua, sebuah olahraga yang tidak terlalu menuntut kekuatan fisik

seperti berlari. Dari sinilah William akhirnya menciptakan permainan yang diberi

nama mintonette. Mintonette yang dikenal sebagai voli di zaman sekarang ini

merupakan olahraga yang menggabungkan unsur basket, bulu tangkis,

hingga baseball.
Seiring dengan berjalannya waktu, mintonette disukai oleh banyak orang

dan permainan ini pun semakin berkembang. Namanya pun resmi berubah

menjadi volleyball (bola voli) pada tahun 1896. Di Indonesia sendiri, permainan

bola voli ini sudah dikenal sejak masa penjajahan. Negara Belanda dulunya

“membawa” olahraga ini ke Indonesia dan memainkannya bersama golongan

bangsawan. Sejak saat itulah olahraga voli terus mengalami perkembangan,

terutama setelah Indonesia merdeka. Klub-klub bola voli mulai bermunculan di

berbagai daerah. Pada tahun 1955, akhirnya dibentuklah sebuah organisasi untuk

olahraga voli, yaitu PBVSI.

2.1.1.2. Hakikat Kekuatan Otot Lengan

Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang

kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu

bekerja maksimal (Istyadi 2007). Sedangkan menurut (Prabowo 2015) kekuatan

adalah kemampuan sekelompok otot dalam menahan beban secara maksimal. Jadi

kekuatan otot adalah kemampuan kondisi fisik seseorang dalam menahan beban

sewaktu bekerja secara maksimal. (Yudhi 2015) mengemukakan bahwa kekuatan

otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik

secara keseluruhan. Selain sebagai penunjang faktor biomotor lain, kekuatan itu

sendiri kadang tidak nampak nyata penggunaannya, tetapi sesungguhnya setiap

aspek biomotor tetap dipengaruhi oleh kekuatan.

Menurut (Prasetiadi 2016) kekuatan otot adalah kemampuan otot

melawan beban dalam satu usaha dalam program latihan fisik, perlu diperhatikan
aspek-aspek biomotor yang kompeten dengan cabang olahraga. Dalam seluruh

aktifitas, kekuatan merupakan dasar yang fundamental yang turut mempengaruhi

aspek biomotor lainnya.

Menurut (Purwocahyono 2013) kekuatan otot adalah kemampuan

otot yang menggunakan tenaga maksimal, untuk mengangkat beban. Otot-otot

yang kuat dapat melindungi persendian yang dikelilinginya kemungkinan

terjadinya cidera karena aktivitas fisik. Kekuatan otot lengan di dalam servis

dibutuhkan untuk mengontrol kekerasan pukulan atau jauh dekatnya hasil servis,

sehingga bola dapat diarahkan pada bidang yang diinginkan. Semakin kuat lengan

pemukul maka semakin mudah dalam mengontrol kekerasan pukulan atau jauh

dekatnya hasil servis, sehingga bola dapat diarahkan pada bidang yang diinginkan.

Menurut (Triadi 2015) kekuatan otot lengan adalah kemampuan dari otot lengan

untuk membangkitkan tegangan dalam suatu tahanan dan mengangkat beban Dari

pendapat diatas disimpulkan bahwa kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot

lengan untuk menggerakkan suatu benda. Sehingga bisa melempar lebih jauh,

mengangkat lebih berat, menarik, mendorong, memukul, menendang lebih keras

dan melindungi atlet dari kemungkinan cidera.

Sumber Anatomi, 2010


Tidak hanya meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot, latihan kekuatan juga

dapat memberikan beberapa fungsi berikut ini: Memperlancar peredaran darah,

Meningkatkan metabolisme dan menjaga fungsi organ tubuh, Meningkatkan

kepadatan dan kekuatan tulang, Menjaga fleksibilitas dan keseimbangan tubuh,

Memperbaiki postur tubuh, Mengurangi risiko penyakit tertentu, seperti penyakit

jantung, arthritis, diabetes, obesitas, dan sakit pinggang, Meningkatkan kualitas

tidur dan mencegah insomnia, Meningkatkan rasa percaya diri, Menjaga berat

badan ideal, Memperbaiki mood.

2.1.1.3. Koordinasi Mata Tangan

Menurut (Nurkholiq 2017) koordinasi adalah kemampuan untuk

merangkaikan beberapa gerakan untuk menjadi suatu gerakan yagn selaras sesuai

dengan tujuan. Ketrampilan biasanya melibatkan koordinasi antara dua organ

tubuh. Pada ketrampilan yang melibatkan obyek selain organ tubuh, koordinasi

antara mata dengan organ tubuh lain mutlak dibutuhkan.

Menurut pendapat (Setiawan 2018) Bagi olahragawan atau atlet,

koordinasi perlu dikuasai dengan sempurna untuk berbagai tujuan, seperti

penguasaan teknik-teknik tinggi, menghindari cidera dan benturan dengan lawan

pada olahraga pertandingan, dan menghemat pengeluaran energy koordinasi

merupakan kemampuan biomotorik yang sangat kompleks.

Dalam olahraga permainan bola voli, koordinasi juga sangat

diperlukan, misalnya dalam melakukan gerakan passing, smash, servis, block dan

lain sebagainya. Dalam servis, koordinasi antara mata dan tangan sangat
dibutuhkan agar bola dapat dipukul dengan baik dan dapat menuju sasaran yang

diinginkan. Koordinasi merupakan kemampuan biomotorik yang sangat kompleks

(Indah Dewi Susanti 2017). Koordinasi dianggap sebagai kemampuan untuk

mengontrol bagian-bagian tubuh yang terpisah yang terlibat di dalam suatu pola

gerakan yang kompleks dan menyatukan bagian tersebut dalam upaya yang

tunggal, halus dan berhasil untuk mencapai tujuan (Indriana 2019)

Menurut (Nugroho 2013) mengemukakan bahwa dalam koordinasi

mata-tangan akan menghasilkan timing dan akurasi. Timing berorientasi pada

ketepatan waktu sedangkan akurasi berorientasi pada ketepatan sasaran. Melalui

timing yang baik maka perkenaan antara tangan dengan objek akan sesuai dengan

keinginan, sehingga akan menghasilkan gerakan yang efektif. Akurasi akan

menentukan tepat tidaknya obyek kepada sasaran yang dituju.

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

koordinasi mata-tangan adalah kombinasi antara mata dan tangan untuk

melakukan suatu gerakan, mata untuk melihat jarak, besar, tinggi sasaran dan

tangan untuk mengontrol kekuatan yang akan dikeluarkan, sehingga

menghasilkan gerakan yang efektif dan tepat sasaran.

Menurunnya koordinasi mata dan tangan dapat mengganggu aktivitas, bisa

menjaga dan meningkatkan fungsi tubuh tersebut dengan beberapa cara, seperti:

Olahraga dapat meningkatkan kesehatan tubuh secara menyeluruh, termasuk

koordinasi mata dengan tangan. Gerakan berulang saat berolahraga bisa

meningkatkan volume otak dan melatih ketangkasan tangan untuk bergerak dan

mata untuk membidik sasaran. Olahraga yang mempertajam koordinasi tangan


dengan mata, antara lain berenang, tai chi, tenis, bulu tangkis, basket, voli, dan

olahraga lainnya.

Latih koordinasi lewat permainan tidak hanya olahraga, beberapa

permainan juga bisa melatih ketangkasan tangan dan konsentrasi mata untuk

mengikuti objek. Biasanya kegiatan ini lebih direkomendasikan pada anak-anak.

Namun, orang dewasa juga bisa ikuti memainkan permainan ini bersama keluarga

atau teman saat bersantai di taman, seperti:

1) Main lempar dan tangkap bola

2) Menyusun balok tinggi

3) Memainkan alat musik, seperti piano atau drum

Mengonsumsi makan sehat seimbang memiliki koordinasi mata dengan

tangan yang baik, tidak lepas dari pilihan makanan yang tepat. Makanan

memberikan nutrisi bagi mata, otot, dan otak supaya tetap sehat dan bekerja

dengan normal. Contohnya, ikan, telur, susu, wortel, sayuran hijau, jeruk, kacang-

kacangan, dan jeruk. Selain vitamin dan protein, makanan tersebut juga dikenal

mengandung banyak antioksidan yang bisa mencegah peradangan pada otot, sel-

sel mata, dan otak.

Rutin cek kesehatan ke dokter koordinasi mata dan tangan sering kali

terganggu karena adanya gangguan pada mata, misalnya rabun jauh, rabun dekat,

dan silinder. Selain itu, masalah pada otot tangan juga bisa menghalangi

kebebasan tangan untuk bergerak lincah. memiliki kondisi ini, jangan lupa untuk

rutin cek kesehatan. Ikuti perawatan yang dianjurkan oleh dokter dan hindari

berbagai hal yang bisa memperparah kondisi tersebut.


2.1.1.4. Ketepatan Servis Atas Dalam Perminan Bola Voli

Tepat berarti sesuai dengan harapan atau keinginan yang

dikehendaki. Ketepatan merupakan kemampuan mengarahkan sesuatu dengan

sadar kepada obyek yang dikehendaki. Menurut (Prastiyono 2017) ketepatan

dapat diartikan sebagai ketelitian atau kejutan.

Dalam konteks olahraga (Melkiyas 2018) mengemukakan bahwa

ketepatan adalah kemampuan untuk mengarahkan sesuatu gerak ke sesuatu

sasaran sesuai dengan tujuannya. Ketepatan merupakan kemampuan mengarahkan

sesuatu dengan sadar kepada objek yang dikehendaki.

Menurut (Ismono 2009) tepat adalah betul atau lurus arahnya dan

jurusannya. Dalam konteks olahraga mengemukakan bahwa ketepatan adalah

kemampuan seseorang untuk mengarahkan sesuatu gerak ke sesuatu sasaran

sesuai dengan tujuannya.

Menurut (Muktaridi 2014) ketepatan adalah kemampuan dalam

mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Ketepatan merupakan

faktor yang diperlukan seseorang untuk mencapai target yang diinginkan.

Ketepatan berhubungan dengan keinginan untuk memberikan arah kepada sasaran

dengan maksud dan tujuan tertentu.

Servis adalah cara memukul bola dengan menggunakan tangan dari

atas arah kepala, sebagai usaha untuk menghidupkan bola dalam permainan bola

voli. Pengukuran servis atas menggunakan Tes kecakapan bola voli dari French-

Cooper yaitu dengan pemain berdiri pada daerah servis lapangan seberang,

melakukan servis sebanyak 10 kali dihitung pada saat bola jatuh pada kotak
sasaran kemudian hasilnya dijumlahkan sebagai hasil akhir. Sejalan dengan

kamajuan yang dialami oleh perkembangan permainan bolavoli maka arti servis

dalam permainan bola voli juga mengalami perubahan-perubahan. Pada jaman

sekarang ini hendaknya para pembaca mengartikan servis ini tidak lagi sebagai

tanda saat dimulainya permainan ataupun sekedar menyajikan bola, tetapi

hendaknya diartikan sebagai suatu serangan yang pertama kali bagi regu yang

melakukan servis.

(Fitriani 2017) servis adalah suatu upaya untuk memasukan bola

kedaerah lawan oleh pemain kanan baris belakang yang berada didaerah servis

untuk memukul bola dengan satu tangan. Servis adalah tindakan memukul bola

oleh seorang pemain belakang yang dilakukan dari daerah servis, langsung

kelapangan lawan. Servis merupakan aksi untuk memasukan bola ke dalam

permainan. Keberhasilan suatu servis tergantung pada kecepatan bola, jalan dan

perputaran bola serta ketepatan bola ketempat kosong, kepada pemain garis

belakang kepada pemain yang melakukan perpindahan tempat

Berdasarkan uraian tentang ketepatan melempar di atas, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa ketepatan melempar adalah kemampuan

seseorang melakukan lemparan menuju sasaran yang dilihat dan mengenai sasaran

tersebut pada jarak lempar tertentu

Dalam permainan bola voli ada beberapa teknik servis yaitu servis

tangan bawah, servis floating/ mengapung, servis cekis dan ada juga jumping

servis. Permainan bolavoli di mulai servis dari salah satu regu dari belakang

lapangannya sendiri dengan bola melewati atas net masuk ke daerah lawan.
Kesalahan servis dapat merugikan regu sendiri karena tim lawan akan mendapat

angka sesuai dengan sistem rallypoint yang berlaku sekarang. Oleh karena itu

penguasaan tehnik servis ini sangat penting. Untuk melalukan tehnik ini perlu

dikuasai tehnik dasarnya terlebih dahulu. teknik dasar yang diajarkan dalam

bolavoli adalah servis atas. Elemen penting dalam servis atas adalah pukulan.

Pukulan harus dilakukan tepat di depan bahu lengan pemukul pada ketinggian

yang memberikan waktu untuk mengayunkan lengan dan memukul bola pada

jangkauan terjauh. Pukulan harus dilakukan tanpa atau dengan sedikit spin pada

bola. Kunci keberhasilan servis atas adalah dengan menghilangkan segala gerakan

yang tidak diperlukan, seperti langkah tambahan atau melakukan gerakan

lanjutan. Adapun tahapan-tahapan dalam melakukan servis mengambang/ servis

atas dalam permainan bolavoli adalah sikap persiapan, sikap eksekusi, dan gerak

lanjutan. Menurut Barbara L. Viera, Bonnie Jill Ferguson, MS (2000: 31) tahap-

tahap dalam melakukan servis atas/ servis mengapung dapat dilihat pada gambar 2

sebagai berikut:

Persiapan, kaki dengan posisi melangkah dengan santai, berat badan terbagi

seimbang, bahu sejajar net, kaki dari tangan yang tidak memukul berada didepan ,

gunakan telapak tangan terbuka, pandangan kearah bola.


Eksekusi, pukul bola di depan bahu lengan yang memukul, pukul bola tanpa atau

dengan sedikit spin, pukul bola dengan satu tangan, pukul bola dekat dengan

tubuh, ayunkan lengan ke belakang dengan sikut keatas, letakkan tangan di dekat

telinga, pukul bola dengan tumit telapak tangan terbuka, pertahankan lengan pada

posisi menjangkau sejauh mungkin, awasi bola pada saat hendak memukul,

pindahkan berat badan kedepan. Gerak lanjutan, Teruskan pemindahan berat

badan kedepan,Jatuhkan lengan dengan perlahan sebagai lanjutan, Bergerak ke

lapangan

Setelah mengetahui tahapan-tahapan dalam melakukan servis atas dalam

permainan bola voli tersebut maka pelatih, guru, dan pemain dapat

mempergunakan koreksi terhadap kesalahan umum dalam servis.

Menurut (Fitriani 2017) Kesalahan umum dalam servis sebagai berikut: kurang

konsentrasi dan kesadaran pentingnya servis sebelum menjalankan., lambungan

bola terlalu jauh dan tinggi dari kepala, sehingga pukulan tidak tepat dalam

pelaksanaanya., kurang pemikiran arah, sasaran dan arti dari servis., lambat

masuk lapangan untuk siap bermain setelah mengerjakan servis., gerakan

tangan,tubuh dan kaki kurang lentuk dalam melaksanakan servis secara luwes.,

kurang memperhatikan peraturan-peraturan servis yang berlaku dalam

pertandingan, tangan pemukul terlalu lurus sehingga pukulan tidak merupakan

cambukan serta kaku gerakannya., servis dengan tangan mengepal bisa

mengurangi ketepatan, saat memukul bola kaki kanan didepan kaki kiri (bagi yang

tidak kidal) sehingga ada gerakan tubuh yang berlawanan dengan sasaran servis

(otot-otot antagonis bekerja lebih efektif).


Servis menurut (Muktaridi 2014), servis merupakan pukulan pembukaan untuk

memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, teknik saat ini

hanya sebagai permukaan permainan, tapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah

merupakan suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil

meraih kemenangan sentuhan pertama dengan bola. Mula-mula servis ini hanya

dianggap sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai

permainan. Tetapi servis ini kemudian berkembang menjadi suatu senjata yang

ampuh untuk menyerang. Adapun macam servis ada dua yaitu : 1) servis atas, 2)

servis atas bawah Jadi teknik dasar ini tak boleh kita abaikan, dan harus kita latih

dengan baik terus menerus.

a) Servis Tangan Atas

Servis tangan atas adalah servis yang dilakukan dengan cara bola dipukul di

atas kepala

b) Servis Tangan Bawah Servis tangan bawah adalah servis yang dilakukan

dengan cara memukul bola dari bawah.

Menurut (Nurkholiq 2017) , servis adalah sebagai tanda dimulainya peraminan

dan sebagai suatu serangan yang pertama kali bagi suatu regu. Untuk memperoleh

keseragaman gerak tekik servis, maka dalam penelitian ini hanya menggunakan

servis atas bola voli. Mengenai pelaksanaan servis atas bola voli dapat dilihat

pada gambar 1, gambar 2, gambar 3 di bawah ini:


Gambar 1
Persiapan servis atas
(Barbara L, Viera Bonnie, Jill Fergusson, 2000 : 30)

Keterangan : kaki dalam posisi melangkah dengan santai, berat badan terbagi

seimbang, bahu sejajar net, kaki dari tangan yang tidak memukul berada di depan,

gunakan telapak tangan terbuka, pandangan ke arah bola.

Gambar 2
Eksekusi
(Barbara L, Viera, Bonnie, Jill Fergusson, 2000 : 30)

Keterangan : pukul bola di depan bahu lengan yang memukul, pukul bola

tanpa atau dengan sedikit spin, pukul bola dengan 1 tangan, pukul bola
dekat dengan tubuh, ayunkan lengan ke belakang dengan sikut ke atas,

letakkan tangan di dekat telinga, pukul bola dengan tumit telapak tangan

terbuka, pertahankan lengan pada posisi menjangkau sejauh mungkin,

awasi bola pada saat hendak memukul, pindahkan berat badan ke depan

Gambar 3
Gerakan Lanjutan
(Barbara L, Viera, Bonni, Jill Regusson, 2000 : 30)

Keterangan : teruskan pemindahan berat badan ke depan, jatuhkan lengan

dengan perlahan sebagai lanjutan, bergerak ke lapangan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Servis Bola Voli Servis sebagai awal dari

permainan berkembang menjadi suatu teknik yang dapat digunakan untuk

penyerangan. Berbagai macam cara digunakan agar bola hasil servis itu menjadi

sulit untuk diterima oleh lawan. Cara untuk mempersulit bola servis pada

dasarnya dengan : a) Kecepatan, kurve dan belak belok jalannya bola. Untuk

memperoleh bola yang bervariasi ditentukan oleh : (1) Keras atau pelannya
pukulan, (2) Tinggi atau rendahnya bola hasil pukulan, dan (3) Membuat bola

berputar atau tidak berputar dan melayang; b) Penempatan bola diarahkan kepada

titik-titik kelemahan lawan, misalnya arah depan, belakang atau samping. Teknik

dasar dari permainan bola voli adalah teknik yang dijadikan dasar dari permainan

bola voli. Penguasaan teknik dasar yang baik maka akan didapatkan suatu regu

baik dalam bertahan maupun menyerang.

2.2. Penelitian Relevan

Penelitian yang baik adalah penelitian yang memiliki kajian serupa dengan

hasil yang relevan. Hal tersebut dapat digunkan sebagai pedoman awal sebagai

kerangka pemikiran guna menambah, mengembangkan, dan memperbaiki

penelitian yang telah ada sebelumnya. Adapun hasil penelitian yang relevan

dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Triadi 2015. “Hubungan Kekuatan Otot Lengan Terhadap

Kemampuan Servis Bawah Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Kelas X

Dan Xi Sekolah Smk S-11 Serunting 2 Kota Bengkulu.” Penelitian ini

berusaha mencari berapa besar hubungan atau kolerasi antara kekuatan otot

lengan kemampuan servis bawah bola pada siswa putra Sekolah SMK S-11

Serunting 2 Kota Bengkulu. Sehingga metode yang digunakan adalah

deskriptif kuantatif studi korelasi yaitu penelitian korelasional yang sering

digunakan untuk mencari hubungan antar beberapa variabel (dua variabel

atau lebih yang berhubungan satu sama lain).

2. Penelitian Oleh Indah Dewi Susanti. 2017. “Hubungan Kekuatan Otot


Lengan Dan Panjang Lengan Dengan Kemampuan Servis Atas Bolavoli Pada

Siswa Putra Smk Karya Wiyata Punggur.” Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional. Sampel yang digunakan

adalah populasi siswa putra ekstrakulikuler bola voli SMK Karya Wiyata

Punggur yang berjumlah 25 siswa.

3. Penelitian Oleh Muktaridi. 2014. “Hubungan Antara Daya Ledak Otot

Tungkai Dengan Keterampilan Jump Service Dalam Permainan Bola Voli Di

Smp N 06 Kota Bengkulu.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Hubungan antara daya ledak otot tungkai dengan keterampilan jump service

dalam permainan bola voli di SMP Negeri 06 Kota Bengkulu. Jenis penelitian

adalah kuantitatif dengan analisis korelasional. Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas Vll dan Vlll SMP Negeri 06 Kota Bengkulu, dan sampel

berjumlah 30 orang yang terdiri dari siswa putra. Sedangkan teknik

pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Total Sampling. Dengan

demikian jumlah sampelnya sebanyak 30 orang.

2.3. Kerangka Berpikir

Agar mampu melakukan pukulan servis bolavoli seperti yang diharapkan

yaitu pukulan itu dilakukan dengan berulang kali sepanjang permainan lalu

diharapkan laju bola tetap cepat dan keras maka gerakan tersebut

membutuhkan kekuatan yang berasal dari kumpulan otot-otot lengan.

Kekuatan otot lengan yang memadai berpengaruh terhadap pukulan servis

bisa diarahkan sampai ke belakang lapangan lawan Lengan yang berukuran


panjang dapat berpengaruh terhadap kecepatan gerakan pukulan dan

kecepatan itu sebanding dengan besarnya radius yaitu panjang lengan

seseorang. Jadi makin panjang radiusnya makin besar pula kecepatan yang

diperolehnya sehingga laju bola bertambah cepat, serta pukulan awal tersebut

dapat sebagai serangan awal yang baik dari garis belakang .Terdapat tiga

prinsip dalam latihan yaitu, gerakan servis atas tersebut, dapat di analisis

bahwa dalam pelaksanaan servis atas permainan bola voli dibedakan dalam 3

(tiga) aspek utama gerakan yaitu : 1) sikap permulaan, 2) sikap saat

memukul, dan 3) sikap akhir setelah memukul. Mengkaji hal tersebut, maka

rincian pelaksanaan servis atas dalam permainan adalah sebagai berikut:

Siswa Kelas VII Smp

Kekuatan Otot Lengan Koordinasi Mata Tangan


Service

Ketepatan Service Atas

Gambar Kerangka Berpikir 2.3


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Dan Desain Penelitian

3.1.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh

terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

atau prosedur kerja sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan metode-metode

tertentu. Berbobot tidaknya sebuah penelitian tergantung pertanggung jawaban

dari metode penelitiannya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu

hanya menggambarkan Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dan Koordinasi Mata

Tangan Dengan Ketepatan Servis Atas Dalam Permainan Bola Voly Di Kelas Vii

Smp Negeri Kwoor Kabupaten Tambrauw Dalam penelitian ini jenis penelitian

yang digunakan adalah korelasional dengan metode yang digunakan adalah

metode suvei.

3.1.2. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kekuatan Otot

Lengan Dan Koordinasi Mata Tangan Dengan Ketepatan Servis Atas Dalam

Permainan Bola Voly. Penelitian ini termasuk penelitian korelasional. Menurut…

mengemukakan penelitian korelasi adedalah penelitian yang bertujun untuk

menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan
serta berarti atau tidaknya hubungan itu. Penelitian ini menggunakan metode

survey dengan teknik tes dan pengukuran. Adapun desain penelitiannya adalah

sebgai be

X1
Y
X2

Menurut Widiastuti.2015

Keterangan :

X1 = kekuatan otot lengan

X2 =kordinasi mata tangan (variable bebas)

Y = Ketepatan servis atas ( variabel terikat )

3.2. Variabel penelitian

Sugioyono (2013:2) Mengemukakan variabel penelitian pada dasarnya

adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk

di pelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dau variabel yaitu varibel bebas dan

variabel terikat, adapun variabel ter sebut adalah :


1) Varibel bebas ( x ) Hubungan kekuatan otot lengan Dan Kordinasi Mata

Tanggan

2) Variabel ( y ) Ketepatan Service Atas

3) Variabel penelitian servis atas dalam permainan bolah vily

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan dilapangan bola Voli SMP Negeri

Kwoor Kabupaten Tambrauw direncanakan pada tanggal bulan ini untuk

melaksanakan penelitian. Pada siswa sudah aktif sekolah.

Jenis Kegiatan Bulan

J F M A M J J A

Konsul Judul

ACC Judul

Ujian Proposal

Perbaikan Proposal

Penelitian

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi

Populasi sebagai sumber data dan memerlukan keseluruhan bahan atau

elemen yang diselidiki atau diteliti. Dalam hal ini, Sudjana (2002: 27)
mengatakan: Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin dari hasil

hitungannya ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif, dari pada

karakteristik tertentu mengenai suatu obyek, yang lengkap dan jelas yang ingin

dipelajari sifatnya. Populasi dapat juga diartikan sebagai kumpulan individu

dengan karakteristik (ciri) yang telah ditetapkan. Menurut Margono (2011),

populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang

lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data,

bukan manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data maka, maka

banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya siswa. Dalam

penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah 15 siswa putra putri kelas

VII SMP NEGRI KWOOR kabupaten tambrauw.

Kelas VII Putri Putra Jumlah

A 5 10 15

Total 5 10 15

3.4.1. Sampel

Pada penelitian yang berlanPgsung perlu adanya data sampel sebagai

bahan obyek suatu penelitian. Menurut beberapa ahli, mengatakan ada beberapa

pendapat pengertian mengenai sampel seperti dibawah ini: 1. Menurut Arikunto

(1993: 117) ”Bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Pengambilan sampel harus dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga benar-benar

dapat berfungsi sebagaimana mestinya Pengambilan sampel didalam penelitian

ini, menggunakan teknik total sampling dimana seluruh populasi dijadikan subjek
Sampling yaitu sebanyak 15 siswa putra putri kelas VII SMP NEGRI KWOOR

kabupaten tambrauw yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler cabang olahraga

bola voli.

Kelas VII Putri Putra Jumlah

A 5 10 15

Total 5 10 15

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tindak lanjut untuk mengumpulkan data

yang akan digunakan untuk memperoleh bahan dalam melaksanakan penelitian.

Kualitas dari data akan ditentukan oleh data tersebut atau alat pengukurnya.

Dengan alat pengukur kita akan mendapatkan data penelitian yang merupakan

hasil dari pengukuran.

a) Tes kekuatan otot lengan ( push-up )

(Barbara L, Viera, Bonni, Jill Regusson, 2000 : 30)

1. Jenis Tes : pusp-up

2. Tujuan Tes : untuk mengukur kekuatan otot lengan

3. Alat dan peralatan


a. Permukaan daftar atau matras

b. Alat tulis

c. Stopwatch

4. Pengetes : 1 orang pencatat hasil dan 1 orang pengawas merangkap

penghitung

5. Pelaksanaan tes

a. Sebelum memulai tes dipastikan semua alat lengkap

b. Testi bersiap pada posisi pusp-up

c. Dengan aba-aba “ya” peserta melakukan gerakan push-up

sebanyak mungkin waktu 30 detik.

d. Seorang pengawas merangkap menghitung testee yang

melakukan tes push-up

6. Penilaian

Catat jumlah push-up yang dilakukan selam 30 detik

b) Tes Kemampuan servis atas


(Barbara L, Viera, Bonni, Jill Regusson, 2009 : 30
1. Tujuan untuk mengukur kemampuan servis atas

2. Alat dan perlengkapan

a) Lapangan bola voli

b) Net

c) Tiang net

d) Kapur

e) Meteran tali

f) Bola voli

g) Formulir tes dan pensil

3. Petugas pemandu tes dan pencatat skor

4. Pelaksanaan tes

a. Siswa berdiri didaerah servis dan melakukan jump service sesuai

dengan peraturan permainan yang berlaku untuk servis.

b. Kesempatan di dalam melakukan tes jump service diberikan untuk

masing- masing siswa sebanyak 10 kali.

c. Setiap bola yang masuk sasaran diberi nilai sesuai nilai skor sasaran

pada lapangan bola voli.

5. Penilaian

a) Hasil setiap melakukan jump service (servis melompat) akan

ditentukan oleh angka sasaran dimana bola jatuh.

b) Bola yang menyentuh garis batas sasaran dihitung telah mengenai

sasaran dan nilainya adalah angka sasaran yang lebih besar dikalikan
angka perkalian yang telah ditentukan. Nilai untuk servis adalah

jumlah dari hasil sepuluhkali pukulan.

c) Tes Pengukuran Kordinasi Mata Tanggan (memukul bola )

Pengukuran terhadap koordinasi mata, tangan dilakukan dengan

lempar tangkap bola tenis ke tembok sasaran. Mengukur koordinasi

mata tangan menggunakan cara lempar tangkap bola tenis ke tembok

sasaran, (Ismaryati, 2011: 54). Adapun prosedur pelaksanaan sebagai

berikut:

1) Tujuan: Untuk mengukur koordinasi mata-tangan.

2) Sasaran: Laki-laki dan perempuan yang berusia 10 tahun ke atas.

3) Perlengkapan

a) Bola tenis.

b) Kapur atau pita untuk membuat garis.

c) Sasaran berbentuk bulat (terbuat dari kertas atau karton

berwarna kontras), dengan garis tengah 30 cm. Buatlah 3 (tiga)

buah atau lebih sasaran dengan ketinggian berbeda-beda, agar

pelaksanaan tes lebih efisien di tembok.

d) Sasaran ditempelkan pada tembok dengan bagian bawahnya

sejajar dengan tinggi bahu testi yang melakukan.

e) Buatlah garis lantai 2,5 m dari tembok sasaran, dengan kapur atau

pita.
4) Petunjuk pelaksanaan

a) Testi diinstruksikan melempar bola tersebut dengan memilih arah

yang mana sasarannya.

b) Percobaan diberikan pada testi agar mereka beradaptasi dengan

tes yang akan dilakukan.

c) Bola dilempar dengan cara lemparan bawah dan bola harus

ditangkap sebelum bola memantul di lantai.

5) Penilaian

Tiap lemparan yang mengenai sasaran dan tertangkap tangan

memperoleh nilai satu. Untuk memperoleh nilai 1 (satu):

a) Bola harus dilemparkan dari arah bawah (underarm) dengan

menggunakan tangan kanan dan ditangkap dengan tangan kiri.

b) Bola harus mengenai sasaran.

c) Bola harus dapat langsung ditangkap tangan tanpa halangan

sebelumnya.

d) Testi tidak beranjak atau berpindah ke luar garis batas untuk

menangkap bola.

e) Jumlahkan nilai hasil 10 lemparan pertama dan 10 lemparan

kedua. Nilai total yang mungkin dapat dicapai adalah 20.


Gambar Dinding Target Tes Koordinasi Mata, Tangan

(Ismaryati, 2011: 54)

3.6. Teknik Analisis Data.

a. Uji Validitas
Instrumen lembar observasi, rubrik penilaian, dan angket, diuji

validitasnya tiap item pertanyaan menggunakan validitas isi. Uji

validitas menggunakan panel expert yaitu peneliti melakukan konsultasi

dengan ahli minimal berjumlah dua orang. Validitas isi juga dilakukan

padainstrumen tes hasil belajar dan tes kemampuan awal. Rumus

validitas yang digunakan adalah sebagai berikut.

(Arikunto, 2012: 87)

Dimanarxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y,

dua variabel yang dikorelasikan. Dasar pengambilan keputusan dilakukan

dengan membandingkan nilai signifikansi yang terdapat pada output SPSS


versi 17.0, dengan α = 0,05. Dengan kriteria, nilai signifikansi lebih kecil

dari α = 0,05, maka butir instrumen valid dan nilai signifikansi lebih besar

dari α = 0,05, maka butir instrumen tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrumen tersebut sudah baik.

Reliabilitas instrumen lembar observasi dan rubrik penilaian menggunakan

rumus koefisien korelasi Spearman yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

r’= reliabilitas instrumen

n= banyaknya butir pernyataan

= jumlah selisih antara skor penilai 1 dengan penilai 2

Kriteria pengujian jika r’hitung≥ r’tabel maka H0 ditolak artinyakedua

penilai tidak terjadi perbedaan atau sepakat dengan instrumen yang telah

disusun.

Reliablitas instrumen angket dihitung menggunakan rumus KR-20 yaitu

sebagai berikut:

Keterangan:
= reliabilitas instrument

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

s2 = varians tes

c. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui populasi berdistribusi

normal atau tidak. Hipotesis nihil yang akan diuji mengatakan bahwa data

penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas

dilakukan pada skor hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Untuk keperluan ini digunakan statistik uji Kolmogorov-Smirnov.

Pengolahan data digunakan program SPSS versi 17.0. Dasar

pengambilan keputusan: tolak H0, jika nilai signifikansi (probabilitas) lebih

kecil dari α = 0,05 yang berarti data tidak berdistribusi normal, dan terima H 0,

jika nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 yang berarti data berdistribusi

normal.

d. Uji Homogenitas
Ujihomogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah varians

data kedua kelompok yang diteliti mempunyai varians yang homogen atau

tidak. Uji homogenitas varians dilakukan dengan uji-F dengan rumus:

Fhit = (Sudjana, 2005: 250)


Kriteria uji homogenitas data adalah jika , maka H0

diterima. Ini berarti bahwa kedua kelompoksampel yang diselidikimempunyai

varians yang homogen. Sebaliknya, jika , maka H0 ditolak.

Ini berarti bahwa kedua kelompok sampel yang diselidiki mempunyai varians

yang tidak homogen.

e. Uji Analisis Data

Hipotesis pertama menyatakan terdapat hubungan signifikan antara

kekuatan otot lengan dengan kemampuan servis atas pada siswa kelas VII

Bakat Istimewa Olahraga SMP NEGERI kwoor tahun ajaran 2019/2020.

Pengujian hipotesis pertama menggunakan teknik analisis korelasi sederhana,

yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut. Menggunakan korelasi dan

korelasi ganda
Tabel 3.6 tabel interpreasi korelasi Uji Analisis Data.

DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, Nurul Hikmah. 2017. “Pengaruh Depth Jump Terhadap Peningkatan


Power Otot Tungkai Pada Siswa Pemain Voli Di Man Kotawaringin Timur.
Indriana, Artha Mevia. 2019. 2018 “Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai Dan
Kekuatan Otot Lengan Terhadap Ketepatan Smash Bola Voli Siswa Sma
Negeri 7 Bandar Lampung Tahun 2018.”
Ismono. 2009. “Hubungan Kekuatan Otot, Panjang Lengan Dan Daya Ledak
Otot Tungkai Terhadap Hasil Smash Normal Dalam Permainan Bola Voli
Pada Atlet Klub Ivokas Kabupaten Semarang Tahun 2009.”
Istyadi, A R I. 2007. “Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dan Panjang Lengan
Dengan Hasil Servis Atas Bola Voli Pada Siswa Putera Ekstrakurikuler Ma
Darul Ma’arif Pringapus Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.”
Melkiyas, Ade. 2018.“Hubungan Antara Daya Ledak Otot Tungkai, Kekuatan
Otot Lengan, Dan Kekuatan Otot Perut Dengan Kemampuan Smash Pada
Siswa Putra Ekstrakurikuler Bola voli.”
Muktaridi. 2014. “Hubungan Antara Daya Ledak Otot Tungkai Dengan
Keterampilan Jump Service Dalam Permainan Bola Voli Di Smp N 06 Kota
Bengkulu.”
Nugroho, Febrian Adi Putra. 2013. “Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dan
Koordinasi Mata-Tangan Dengan Kemampuan Passing Atas Peserta
Ektrakurikuler Bolavoli Putra Sma 1 Negeri Ngluwar.”
Nurkholiq, Andy. 2017. “Hubungan Antara Panjang Lengan Dan Kekuatan Otot
Lengan Dengan Keterampilan Passing Bawah Bola Voli Sma Negeri 5
Bandar Lampung Tahun 2016/2017.”
Oleh Indah Dewi Susanti. 2017. “Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dan Panjang
Lengan Dengan Kemampuan Servis Atas Bolavoli Pada Siswa Putra Smk
Karya Wiyata Punggur.”
Prabowo, Achmad Dwi. 2015. “Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai Kekuatan
Otot Lengan Dan Kelentukan Pergelangan Tangan Dengan Hasil Smash
Normal.”
Prasetiadi, Ardyansyah. 2016. “Hubungan Antara Panjang Lengan Kekuatan
Otot Lengan Koordinasi Mata-Tangan Dan Daya Ledak Power Otot Tungkai
Terhadap Kemampuan Smash Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli Putra
Tahun Ajaran 2015/2016 Sma Negeri 8 Purworejo Kabupaten Purworejo
Provinsi Jawa Timur.”
Prastiyono, Dwi. 2017. “Pengaruh Kekuatan Otot Lengan Dan Kekuatan Otot
Tungkai Terhadap Ketepatan Smash Pada Pemain Bolavoli Putra
Ekstrakurikuler Smk Kartanegara Kota Kediri Tahun 2016 .”
Purwocahyono, Markus Wahyu. 2013. “Hubungan Antara Kekuatan Otot
Lengan, Kekuatan Otot Punggung, Kekuatan Otot Tungkai Dan Koordinasi
Mata- Tangan Dengan Kemampuan Servis Atas Bolavoli Siswa Putra Smp
Kanisius Gayam Yogyakarta.”
Setiawan, Gayon. 2018.“Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan , Kelentukan
Ketepatan Smash Pada Permainan Bolavoli Siswa Putra Ekstrakurikuler
Man 1 Kota Kediri Tahun 2017 Oleh : Gayon Setiawan Dibimbing Oleh :
Surat Pernyataan Artikel Skripsi Tahun 2018.”
Triadi, Mizan. 2015. “Hubungan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan
Servis Bawah Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Kelas X Dan Xi
Sekolah Smk S-11 Serunting 2 Kota Bengkulu.”
Yudhi, Fendi Chandra. 2015. “Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan Dan
Koordinasi Mata Tangan Dengan Kemampuan Service Jump Pada Atlet
Bolavoli Dhaksinarga Gunung Kidul.”

Anda mungkin juga menyukai