PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
RATNA PRAMUDITA
A1F119119
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
OLEH
RATNA PRAMUDITA
A1F119119
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
Ratna Pramudita
A1F119119
Mengetahui:
a.n. Dekan FKIP
Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
iii
DAFTAR ISI
iv
H. Teknik Analisis Data ........................................................................ 28
I. Instrumen Penelitian ......................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 38
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani kesehatan merupakan mata pelajaran yang penting,
karena membantu mengembangkan siswa sebagai individu dan makhluk sosial
agar tumbuh dan berkembang secara wajar. Ini dikarenakan pelaksanaan
dalam pendidikan jasmani mengutamakan aktivitas jasmani khususnya
olahraga dan kebiasaan hidup sehat. Menurut UU No. 3 Tahun 2005 Olahraga
pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan
sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk
memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan dan
kebugaran jasmani.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat
mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi
permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerja sama, dan
lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui
pengajaran lawan yang menghadang atau mengejar memiliki kecepatan yang
lebih. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh
berbagai pengalaman. Untuk mengungkapkan kesan pribadi yang
menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memelihara
kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia. Pendidikan
jasmani termasuk bagian dari kurikulum standar Lembaga Pendidikan Dasar
dan Menengah. Dengan pengelolaan yang tepat, maka pengaruhnya bagi
pertumbuhan dan perkembangan Jasmani, Rohani dan Sosial Peserta didik
tidak pernah diragukan Oleh karena itu pihak sekolah seharusnya untuk
terfokus pada bagaimana meningkatkan minat dan motivasi siswa atau peserta
didik.
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilakan perubahan
holistik dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental dan emosional.
Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh,
1
2
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana minat
siswa kelas VIII dalam meningkatkan mata pelajaran pendidikan jasmani pada
siswa SMP Negeri 1 Wawonii Timur tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana minat
siswa tersebut dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri
1 Wawonii Timur.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian disajikan
sebagai berikut:
1. Penulisan dapat memperoleh pengalaman dalam melaksanakan penelitian
sehingga dapat menjadi bahan perkembangan peneliti untuk
mengembangkan penelitian ini dimasa mendatang.
2. Menjadi acuan bagi para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
sehingga dapat mengetahui minat dan motivasi siswa dalam mengikuti
pelajaran pendidikan jasmani.
4
A. Konsep Survei
Istilah survei biasanya dirancangkan dengan istilah observasi dalam
pengertian sehari-hari. padahal kedua istilah kedua tersebut mempunyai
pengertian yang berbeda walaupun keduanya merupakan kegiatan yang sangat
berhubungan. Menurut kamus webster, pengertian survei adalah suatu kondisi
tertentu yang menghendaki kepastian informasi, terutama bagi orang-orang
yang bertanggung jawab atau yang tertarik. Survei terdiri atas suka kata sur
dan vei. Sedangkan dalam KBBI survei memliki arti teknik riset dengan
memberikan batas yang jelas atas data penyelidikan atau peninjaun. Survei
sering digunakan dalam penelitian, sehingga dalam buku Metode Penelitian
Survei Online dengan Google Forms Karya Yoyo Sudaryo (2019),
menyatakan bahwa survei adalah pemeriksaan atau penelitian secara
komprehensif. Survei dalam penelitian biasanya dilakukan dengan menyebar
kuesioner atau wawancara, dengan tujuan untuk mengetahui siapa mereka, apa
yang mereka pikirkan dan rasakan, atau kecenderungan suatu tindakan.
Survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok
(Singarimbun, 1991). Sedangkan Suherman (dalam blognya suherman.Blogspo
t.com) menyatakan survei adalah aktivitas untuk mengestimasi sesuatu
(seperti : jumlah orang, presepsi atau pesan-pesan tertentu).
B. Definisi Minat
1. Pengertian Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus
menerus yang disertai dengan rasa senang (Novi, 2014). Minat adalah
suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh setiap individu mempunyai kecenderungan
fundamental untuk berhubungan dengan sesuatu yang berada dalam
5
6
lingkungan (Slameto, 1995). Minat atau interest adalah gejala psikis yang
berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulur perasaan senang
pada individu (Sumartana, 1982) yang dikutip dari Doyles Fryer. Minat
adalah adalah kesendian jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu
dari luar (Harahap, 1980). Minat adalah suatu perpaduan antara keinginan
dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi (Tampubolon,
1991).
Berdasarkan pendapat pakar diatas maka minat dapat disimpulkan
bahwa minat timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu, karena
sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan
dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya dan ia pun akan berniat untuk
mempelajarinya. Secara bahasa, minat berarti perasaan yang menyatakan
bahwa satu aktivitas, pelajaran atau objek itu berharga atau berarti bagi
individu.
Minat adalah kesadaran seseorang pada suatu objek, seseorang,
suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dirinya. Minat itu akan
timbul, jika suatu objek yang dihadapi seseorang bagi kebutuhan
hidupnya (Witherington, 1985). Minat diartikan sebagai kecenderungan
subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok
bahasan tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu
(Winkel, 1996). Minat adalah suatu sikap yang ada pada diri anak yang
merupakan sumber motivasi untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
keinginannya (Hurlock, 1993). Mendefinisikan minat siswa adalah
kecenderungan yang timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu
karena sesuai dengan kebutuhan atau merasakan bahwa sesuatu yang akan
dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya (Effendi, 1985).
Berdasarkan pendapat pakar diatas maka minat dapat disimpulkan
bahwa minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor
yang menimbulkan ketertarikan perhatian secara efektif.
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu :
gairah, keinginan, selain itu, minat juga berarti kecenderungan dan
7
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah,
2003). Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa adanya yang menyuruh (Slameto, 2011).
Berdasarkan pendapat pakar diatas maka minat dapat disimpulkan
bahwa kecenderungan dan kesadaran subjek yang sudah menetap dalam
dirinya akan menyebabkan timbulnya minat dan merasa senang
mempelajari materi yang telah diberikan.
2. Pentingnya Minat
Menurut Slameto (2010), menyatakan minat sangat besar
pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
baiknya, karena tidak ada daya tarik tersendiri baginya. Sehingga siswa
enggan untuk belajar, salah satunya dikarenakan siswa tidak memperoleh
kepuasan dari pelajaran itu kemudian menjadi bosan terhadap pelajaran
tersebut. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah
dipelajari dan disimpan karena minat mampu menambah kegiatan belajar
yang aktif. Anak yang minat terhadap sebuah kegiatan, baik permainan
maupun pekerjaan, akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan
dengan anak yang kurang berminat.
Disamping itu, minat juga dapat mempengaruhi intensitas dan
bentuk inspirasi anak. Ketika anak mulai berfikir mengenai pekerjaan
mereka dimasa yang akan datang misalnya, mereka akan menentukan apa
yang mereka ingin saat dewasa nanti. Semakin yakin mereka mengenai
pekerjaan yang diidamkan maka semakin besar minat mereka terhadap
kegiatan tersebut.
Selain itu minat juga bisa menambah kegembiraan yang ditekuni
setiap orang. Bila anak-anak berminat pada suatu kegiatan, pengalaman
mereka akan sangat jauh menyenangkan, namun jika anak tidak
memperoleh kesenangan maka mereka hanya akan berusaha semampunya
saja. Minat merupakan masalah yang penting dalam dunia pendidikan,
apalagi dikaitkan dengan aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
8
Minat yang ada pada diri seseorang akan memberikan gambaran dalam
aktivitas untuk mencapai tujuan. Di dalam belajar banyak siswa yang
kurang berminat dan yang berminat terhadap pelajaran termasuk
didalamnya adalah aktivitas praktek maupun teori untuk mencapai suatu
tujuannya. Dengan diketahuinya minat seseorang akan dapat menentukan
aktivitas apa saja yang dipilihnya dan akan melakukannya dengan senang
hati. Dengan demikian minat menjadi pangkal permulaan dalam setiap
aktivitas dan semua kegiatan.
3. Macam-macam Minat
Minat menurut Dewa Ketut Sukardi (1993), menyatakan bahwa
minat dibedakan menjadi :
a. Minat yang diekspresikan (expressed interest)
Seseorang yang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan
kata-kata tertentu. Misal : seseorang mungkin mengatakan bahwa
dirinya tertarik dalam mengumpulkan mata uang logam, perangko dan
lain-lain.
b. Minat yang diwujudkan (manifest interest)
Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata
melainkan dengan tindakan atau perbuatan, yakni ikut serta dan
berperan aktif dalam suatu kegiatan, misal : kegiatan Pendidikan
jasmani, pramuka dan sebagainya yang menarik perhatian.
c. Minat yang diinventarisasikan (inventoried interest)
Seseorang yang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab
terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk
aktivitas tertentu.
Minat yang diekspresikan (expressed interest) dan minat yang
diwujudkan (manifest interest) keduanya merupakan petunjuk yang
bermakna dari minat siswa. Menurut Pasaribu dan Simanjuntak (1979),
minat secara psikologis dapat dibedakan menjadi :
9
a. Minat Aktual
Adalah minat yang berlaku pada objek yang ada pada suatu saat dan
ruangan yang konkrit. Minat aktual ini disebut perhatian yang
merupakan dasar dari proses belajar.
b. Minat Disposisional
Yaitu arah minat yang didasarkan pada pembawaan (disposisi) dan
menjadi ciri setiap hidup seseorang. Minat bukan sesuatu hal yang
sejak lahir telah tertutup dan bukan pula merupakan suatu keseluruhan
yang tidak dapat berubah.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat adalah kecenderungan hal yang tinggi terhadap sesuatu
karena timbul kebutuhan, nyata atau tidak nyata, yang dirasa atau karena
keinginan terhadap hal tertentu. Demikian juga dengan timbulnya
kecenderungan hal terhadap sesuatu maka akan menimbulkan perhatian
sehingga akan menimbulkan minat. Secara umum, faktor-faktor yang
mempengaruhi minat seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas
faktor internal atau berasal dari dalam diri seseorang dan faktor eksternal
yang berasal dari luar diri seseorang.
Demikian pula halnya dengan minat seseorang untuk memilih
suatu jurusan atau program studi pada jenjang Perguruan Tinggi pada
hakikatnya dipengaruhi oleh faktor internal atau eksternal.
Mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi minat yaitu faktor
intrinsik yaitu minat yang bersumber dari dalam diri, dan faktor ekstrinsik
yaitu minat yang muncul karena adanya ransangan dari luar seseorang
(Djamarah, 2000). hal senada dikemukakan oleh (Sardiman, 1990)
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat yaitu :
a. Minat intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif dan
berfungsinya yang tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
10
Tidak semua siswa memulai bidang studi baru karena faktor minatnya
sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya terhadap bidang
pelajaran tersebut karena pengaruh dari guru (Abror, 1993).
Sedangkan Djamarah (2000), menyatakan bahwa apabila anak didik
selalu ingin berdekatan dengan guru, tidaklah sukar bagi guru untuk
memberikan bimbingan dan motivasi agar anak didik lebih giat
belajar, baik disekolah maupun dirumah. Guru dalam situasi seperti
ini diharapkan dapat membangkitkan minat belajar pada diri anak.
b. Teman Sekelas
Bila seseorang anak menemukan teman bermain yang cukup
memuaskan, akan tiba suatu saat orang tersebut merasa kurang
berminat terhadap teman sebaya yang mulai membosankan, sehingga
dapat ikut menentukan arah Pendidikan seorang remaja (Elizabeth B.
Hurlock, 1993).
c. Orang Tua
Elizabeth B. Hurlock (1993) menyatakan bahwa minat remaja atau
pelajar terhadap Pendidikan (belajar) dipengaruhi oleh sikap orang
tua. Dewa Ketut Sukardi (1993), menyatakan bahwa siswa dan orang
tuanya sering kali merasa bingung apabila membedakan di antara
minat, bakat, kemampuan atau prestasi apabila mereka menganalisis
kesempatan karir.
Terkait dengan permasalahan minat belajar, Djamarah (2002),
menyatakan bahwa orang yang belajar tanpa dibantu dengan fasilitas akan
mendapatkan hambatan dalam menyelesaikan kegiatan belajarnya.
Fasilitas dan perabot belajar yang dimaksud adalah berhubungan dengan
masalah materil berupa mesin, pensil, buku catatan, meja dan kursi belajar
dan lain sebagainya. Semua fasilitas dan perabot belajar tersebut sangat
membantu pelajar dalam belajar. Dengan kelengkapan fasilitas belajar
akan menimbulkan minat belajar yang semakin besar.
Potter dan Hernacki (2001), menyatakan bahwa ada beberapa
faktor yang mempengaruhi minat, antara lain :
12
a. Faktor Lingkungan
Termasuk dalam faktor ini adalah lingkungan keluarga maupun
lingkungan masyarakat. Seseorang yang hidup dalam keluarga
seniman berkecenderungan memiliki minat yang cukup tinggi dalam
bidang seni.
b. Faktor Interen Pada Diri Individu
Yaitu pemahaman seseorang tentang manfaat, kegunaan pengetahuan
atau keterampilan yang ia pelajari. Seseorang yang setelah siswa
mengalami proses belajar mengajar disekolah dan bentuk prestasi
belajar adalah berwujud angka atau nilai.
ada sehingga membuat seorang individu berminat pada suatu hal (Krap et al,
2012).
Berdasarkan pendapat pakar diatas maka minat dapat disimpulkan
bahwa minat personal dapat dilihat ketika seseorang memikirkan beberapa
topik hingga ia merasa suka dan menjadikan hal tersebut sebagai suatu
kepentingan sedangkan minat situasional, pada umumnya timbul karena
pengaruh lingkungan atau situasi.
Menurut Slameto (2003), menyatakan minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang
dan diperoleh rasa kepuasan. Minat adalah kecenderungan dalam diri individu
untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu (Sumadi
Suryabrata, 1988). Minat adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan
dan mengigat sesuatu secara terus-menerus, minat kali ini erat kaitannya
dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena
perasaan senang terhadap sesuatu (M Alif Sabri, 1995). Minat adalah
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu (Muhibin Syah, 2001).
Berdasarkan pendapat pakar diatas maka minat dapat disimpulkan
bahwa minat adalah kecenderungan yang mengarahkan manusia terhadap
bidang-bidang yang ia sukai dan tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari
siapapun. Minat pula yang mengarahkan manusia untuk berprestasi dalam
berbagai hal atau bidang yang ia sukai dan tekuni. Seseorang yang
mempunyai minat terhadap sesuatu hal atau bidang tertentu, maka ia akan
senantiasa mengarahkan dirinya terhadap bidang tersebut dan senang
menekuninya dengan sungguh-sungguh tanpa adanya paksaan. Apabila
seorang guru ingin berhasil dalam melakukan kegiatan belajar mengajar harus
dapat memberikan rangsangan kepada murid agar ia berminat dalam
mengikuti proses mengajar tersebut.
Menurut Nasution (2000), menyatakan belajar sebagai perubahan
kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Dalam KBBI dijelaskan bahwa
14
D. Bakat
Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, perbedaan itu
terlihat saat melakukan kegiatan dan orang yang cepat menguasainya akan
menonjolkan perilaku secara positif terhadap pekerjaan tersebut, maka siswa
dapat dikatakan berbakat.
Bakat merupakan suatu kondisi yang khusus pada seseorang yang
memungkinkan dengan suatu latihan dapat mecapai suatu kecakapan
pengetahuan dan keterampilan, bakat akan mempermudah seseorang berhasil
dalam suatu usaha atau kegiatan. Bila antar objek disertai dengan bakat yang
dimilikinya dan terdapat hubungan yang positif, maka usaah yang
dilakukannya akan cepat mencapai sasaran yang diinginkan, dan sebaliknya
apabila suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan tidak sesuai dengan
bakatnya maka akan mengalami tantangan yang lebih berat bahkan akan
mungkin mengalami kegagalan dalam menghadapi suatu persoalan. Bakat
adalah aktualisasi potensial (potencialectualizatioan) seperti pula disebut
15
sebagai kemampuan khusus dari individu sesuai potensi yang dibawa lahir
kemudian dikembangkan oleh lingkungan melalui berbagai kegiatan
(Abdullah & Enre, 1992). Jadi, bakat merupakan faktor psikologis yang
dibawa sejak lahir yang merupakan potensi yang berisi kemungkinan baik
berkembang kesuatu arah. Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan
potensi yang masih perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud
(Munandar, 2010). Bakat adalah suatu benih dari suatu sifat yang baru akan
tampak nyata jika bakat tersebut mendapat kesempatan atau kemungkinan
untuk berkembang (Poerbakawatja, 2012).
1. Sikap
Sikap merupakan suatu istilah yang sering digunakan dalam
bidang psikologis, khususnya psikologis sosial. Sikap seseorang turut
mewarnai tingkah laku dalam menghadapi suatu kegiatan termasuk dalam
melanjutkan keperguruan tinggi. Dalam kamus besar bahasa indonesia
mengemukakan bahwa sikap adalah “tindakan atau perbuatan dan lain
sebagainya yang berdasarkan pendidikan pendapat dan keyakinan
(Poerwardaminta, 2006). Menurut La Pierre dalam (Azwar, 1995).
Namun hal itu, khususnya dalam memilih sekolah atau perguruan tinggi
tanpa mempertimbangkan bakat kemampuan yang dimiliki dan lainnya,
yang menunjang kesuksesan studinya dan akhirnya akan terjerumus
kepada kegagalan studinya. Hal senada dikemukakan Hurlock dalam
Utami, dkk., (1982), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi sikap
siswa terhadap pendidikan yaitu :
a. Sikap orang tua terhadap pendidikan dilihat sebagai jembatan menuju
mobilitas sosial.
b. Sikap teman sebaya apakah mereka lebih berorentasi masuk
perguruan tinggi atau bekerja.
c. Sejauh mana ia diterima oleh sosial oleh teman-teman sekelasnya.
d. Bagaimana presentasinya di sekolah sampai saat ini.
Jadi timbulnya sifat tertentu akan melahirkan cita-cita tertentu
pula apakah itu cita-cita dalam melanjutkan pendidikan, cita-cita
16
2. Intelegensi
Dalam bahasa inggris intelegensi yang artinya kecerdasan
sedangkan dalam kamus populer dijelaskan bahwa intelegensi adalah
daya penyesuaian diri dengan keadaan baru yang mempergunakan alat-
alat berpikir dengan tujuannya. Intelegensi merupakan kemampuan dasar
yang dibawa sejak lahir yang merupakan kemampuan yang berbeda-beda
termasuk dalam penyesuaian sebuah masalah. Misalnya dalam memilih
sebuah perguruan tinggi nantinya itu, kita lihat sejauh mana minat kita
dalam memilih sebuah perguruan tinggi sehingga nantinya dapat
menentukan pilihan yang sesuai dengan kemampuan. Tentang peranan
intelegensi sendiri proses pendidikan.
Intelegensi merupakan kapasitas atau kecakapan umum pada
individu yang secara sadar untuk menyesuaikan pikirannya pada situasi
yang dihadapinya (William, 1989). Faktor dari luar diri siswa/eksternaal
adalah faktor individu yang turut mempengaruhi minat seseorang
terhadap suatu objek atau benda yaitu :
a. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari ayah,ibu, dan anak. Keluarga merupakan
pendidikan pertama dan utama yang sangat penting bagi
perkembangan dan pembentukan kepribadian anak.
Lingkungan keluarga yang bertanggung jawab terhadap
pendidikan anaknya adalah orang yang memikirkan, memenuhi dan
mendukung sepenuhnya, orang tua pun dapat membantu
perkembangan anaknya.
Keadaan lingkungan keluarga yang sangat membantu dalam
perkembangan anaknya khususnya dalam memilih Perguruan Tinggi
setelah menamatkan diri dari sekolah. Dengan adanya dukungan yang
17
sekolah yang dijadikan sampel ada tiga sekolah SMA Maha Putra, SMA Tut
Wuri Handayani, SMA Hamrawati setelah menemukan sekolah yang akan
dijadikan sampel, peneliti melakukan teknik puposive sampling untuk
menentukan kelas berapa yang akan dijadikan sampel disetiap sekolah yang
ditempati meneliti dan dalam hal ini peneliti mengambil sampel siswa kelas
dua. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, uji
persyaratan, analisis deskriptif kuantitatif melalui program SPSS 21 pada taraf
signifikan 71,54% atau α 0,05 menunjukkan dalam kategori sedang
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka hasil penelitian ini
dapat menunjukkan sebagai berikut : Minat dan Motivasi Siswa SMA swasta
terhadap Mata Pelajaran Penjas yang ada di Kecamatan Panakkukang
menunjukkan katergori sedang dengan nilai presentase yang diperoleh sebesar
71,54% dalam kategori sedang.
Penelitian ini adalah penelitian deskrptif kualitatif yang bertujuan
untuk mendeskripsikan minat siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sigi dalm
mengikuti pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP Negeri 3 Sigi. Subjeknya
adalah siswa orang perempuan. Penelitian ini menggunakan instrumen utama
berupa koesioner yang berjumlah 30 item, yang mengukur empat aspek yakni
aspek sikap, keinginan, ketekunan, dan dorongan. Berdasarkan hasil analisis
data diperoleh hasil data kategori “sangat rendah” sebesar 2,43% kategori
“rendah” sebesar 21,95% kategori “sedang” sebesar 29,26% kategori “tinggi”
sebesar 41,46% dan kategori “sangat tinggi” sebesar 4,87%. Berdasarkan hasil
tersebut maka minat siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas berada pada
kategori “tinggi” dengan presentase 41,46% dengan jumlah frekuensi 17. Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa minat siswa kelas VIII SMP Negeri
3 Sigi secara keseluruhan berkategori tinggi, untuk itu guru pendidikan
jasmani lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan pelajaran dan lebih
profesional serta tegas dan displin, sehingga dapat menghasilkan siswa yang
bermutu dan menghasilkan prestasi bagi sekolah, kemudian perlu adanya
dorongan bagi siswa baik dari orang tua maupun pihak sekolah.
23
G. Kerangka Pikir
Alur kerangka pemikiran adalah gambaran serangkaian penelitian
dalam pengumpulan data mulai dari pembagian koesioner tentang minat siswa
pada kelas VIII SMP Negeri 1 Wawonii Kecamatan Wawonii Timur
Kabupaten Konawe Kepulauan dari siswa tersebut. Secara rinci kerangka
pemikiran dapat diringkas pada gambar berikut.
SURVEI
MINAT
MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI
24
H. Hipotesis Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian maka dibuat hipotesis penelitian atau
dugaan awal. Dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis bahwa : Utuk
mengetahui seberapa besar minat siswa-siswi kelas VIII di SMP 1 Wawonii
Timur. Dan melalui penelitian ini peneliti dapat mengetahui seberapa besar
minat siswa-siswi pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan.
BAB III
METODE PENILITIAN
25
26
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas adalah minat siswa.
2. Variabel terikat adalah mata pelajaran Pendidikan Jasmani
F. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1
Wawonii Timur Kecamatan Wawonii Timur Kabupaten Konawe Kepulauan.
I. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dimaksudkan adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena yang akan diamati. Adapun instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Butir-butir Pertanyaan
Variabel Minat
Terhadap Mata No Pernyataan SS S TS STS
Pelajaran
Penjaskes
Minat adalah 1. Pendidikan jasmani
kesadaran digemari oleh siswa-siswi
seseorang pada 2. Siswa-siswi kurang
suatu objek, menyukai pelajaran
seseorang, suatu Pendidikan jasmani
soal atau situasi 3. Ketika guru Pendidikan
mengandung jasmani tidak hadir, maka
sangkut paut saya bersama teman-
dirinya. Minat teman memanfaatkan
itu akan timbul, waktu untuk melakukan
jika suatu objek aktivitas sendiri
yang dihadapi 4. Saya senang sekali apabila
seseorang bagi guru Pendidikan jasmani
kebutuhan tidak hadir, sehingga tidak
30
perlombaan
18. Setiap kali ada
perlombaan Pendidikan
jasmani, sekolah saya
tidak ikut serta
19. Jika saya kesulitan
melakukan gerakan
Pendidikan jasmani, saya
akan berputus asa dalam
berlatih
20. Untuk menambah ilmu
Pendidikan jasmani, saya
membaca buku olahraga
21. Saya mengikuti
Pendidikan jasmani untuk
mengembangkan bakat
yang saya miliki
22. Guru Pendidikan jasmani
dalam mengajar sangat
kreatif dan tidak monoton
sehingga tidak
membosankan siswa
dalam mengikuti
pelajarannya
23. Pada waktu mengajar guru
Pendidikan jasmani saya
tidak pernah marah Ketika
ada siswanya yang
kesulitan
24. Alat-alat yang digunakan
dalam pelajaran
33
Item Pertanyaan
No Pernyataan
Positif Negatif
Abdullah, Enre, A. (1992), Pokok Pelayanan Bimbingan Belajar. FIP IKIP Ujung
Pandang.
Djamarah. (2000), Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta.
38
39
suryadi. (2007), Cara Efektif Memahami Perilaku Anak Usia Dini. ADSA
Mahkota.
Abdullah, Enre, A. (1992), Pokok Pelayanan Bimbingan Belajar. FIP IKIP Ujung
Pandang.
Djamarah. (2000), Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta.
40
suryadi. (2007), Cara Efektif Memahami Perilaku Anak Usia Dini. ADSA
Mahkota.
Sutrisno, & Hadi. (1994), Metodelogi Research. Andi Offset.
Kepada Yth,
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan Hormat,
Dalam rangka penelitian untuk penulisan Tugas Akhir saya dengan judul Minat
Siswa Terhadap Mata Pembelajaran Penjaskes Pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 1 Wawonii Timur. Dengan sukacita dan rasa hormat, memohon
kesediaan dan partisipasi bapak/ibu/sdr/i menjadi responden dalam penelitian ini.
Harapan saya kuesioner penelitian ini diisi (tidak diwakilkan) sesuai jawaban
keadaan apa adanya bukan yang seharusnya dan setelah selesai mohon
dikembalikan. Informasi yang diperoleh melalui kuesioner ini hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian ini, sehingga tidak memiliki konsekuensi atau
menghakimi siapa-siapa, semata-mata pengembangan pengetahuan bidang ilmu
manajemen. Seluruh kerahasiaan identitas dan informasi responden dijamin sesuai
dengan kaidah dan etika dalam penelitian.ponden dijamin sesuai dengan kaidah
dan etika dalam penelitian.
Demikian permohonan saya, saya sampaikan terima kasih atas bantuan, kesedian
dan kerjasamanya, semoga mendapat ridho Allah SWT.
Ratna Pramudita
42
KUESIONER PENELITIAN
A. IDENTITAS INFORMASI
1. Nama Responden :
2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Usia : ….. Tahun.
4. Kelas :
akan membantunya
E Menghargai Teman
11 Pada saat pelajaran Pendidikan jasmani,
semua siswa tidak wajib memakai
seragam olahraga
12 Jika ingin lebih maju, siswa-siswi harus
disiplin waktu
13 Setiap siswa-siswi wajib mengikuti
aturan yang telah disepakati dalam
Pendidikan jasmani
B. Sikap
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Keinginan Bisa Berpendidikan SS S TS STS
A
Jasmani (4) (3) (2) (1)
14 Saya selalu melakukan gerakan-gerakan
Pendidikan jasmani dengan sungguh-
sungguh
15 Jika guru Pendidikan jasmani menyuruh
menghafal gerakan-gerakan yang sulit,
maka saya akan menghafalkannya
sampai bisa
Ingin Membentuk dan
B
Mengembalikan Kondisi Tubuh
16 Pendidikan jasmani dapat membuat
tubuh menjadi kuat
C Keinginan Berprestasi
17 Saya mengikuti Pendidikan jasmani
dengan tujuan menjadi wakil sekolah
dalam ajang perlombaan
D Selalu Ingin Maju
18 Setiap kali ada perlombaan Pendidikan
jasmani, saya akan berputus asa dalam
berlatih
C. Ketekunan
No Pernyataan Alternatif Jawaban
A Usaha SS S TS STS
45
(2)
(4) (3) (1)
19 Jika saya kesulitan melakukan gerakan
Pendidikan Jasmani, saya akan berputus
asa dalam belatih
B Rajin Berlatih
20 Untuk menambah ilmu Pendidikan
jasmani, saya membaca buku olahraga
D. Dorongan
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
A Perhatian
(4) (3) (2) (1)
21 Saya mengikuti Pendidikan jasmani
untuk mengembangkan bakat yang saya
miliki
22 Guru Pendidikan jasmani dalam
mengajar sangat kreatif dan tidak
monoton sehingga tidak membosankan
siswa dalam mengikuti pelajarannya
B Guru
23 Pada waktu mengajar guru Pendidikan
jasmani saya tidak pernah marah Ketika
ada siswanya yang kesulitan
C Sarana dan Prasarana
24 Alat-alat yang digunakan dalam
pelajaran Pendidikan jasmani sangat
inovatif sehingga saya termotivasi
dalam mengikuti pelajarannya
25 Guru Pendidikan jasmani membuat alat
alat yang kreatif untuk digunakan dalam
mata pelajaran