Anda di halaman 1dari 52

HALAMA SAMPUL LUAR

MINAT SISWA TERHADAP MATA PEMBELAJARAN PENJASKES


PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1
WAWONII TIMUR TAHUN 2023

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH

RATNA PRAMUDITA
A1F119119

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
HALAMAN S

MINAT SISWA TERHADAP MATA PEMBELAJARAN PENJASKES


PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1
WAWONII TIMUR TAHUN 2023

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

OLEH

RATNA PRAMUDITA
A1F119119

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROPOSAL PENELITIAN

MINAT SISWA TERHADAP MATA PEMBELAJARAN PENJASKES


PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1
WAWONII TIMUR TAHUN 2023

Oleh
Ratna Pramudita
A1F119119

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing untuk dipertahankan di hadapan


Panitia Ujian Proposal pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Halu Oleo Kendari.
Kendari, 13 April 2023
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. La Sawali, S. Pd., M. Kes. Dr. Badaruddin, S. Pd., M. Pd., AIFO.


NIP 197312312002121003 NIP 197101022000121007

Mengetahui:
a.n. Dekan FKIP
Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Dr. La Sawali, S. Pd., M. Kes.


NIP 197312312002121003

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ........................................................................ i


HALAMAN SAMPUL DALAM ..................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Survei .................................................................................. 5
B. Definisi Minat .................................................................................. 5
C. Minat Belajar Siswa ......................................................................... 12
D. Bakat ................................................................................................ 14
E. Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi .................................. 17
F. Penelitian yang Relevan ................................................................... 21
G. Kerangka Pikir ................................................................................. 23
H. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Rancangan Penelitian ................................................... 25
B. Veriabel Penelitian ........................................................................... 26
C. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 26
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 26
E. Populasi dan Sampel ........................................................................ 26
F. Sumber Data ..................................................................................... 27
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 27

iv
H. Teknik Analisis Data ........................................................................ 28
I. Instrumen Penelitian ......................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 38

v
DAFTAR TABEL

3.1 Alternatif Jawaban Skala Likert Berdasarkan Sifatnya...................................28


3.2 Butir-butir Pertanyaan.....................................................................................29
3.3 Kisi-kisi Instrumen..........................................................................................34

vi
DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pikir ................................................................................................23

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani kesehatan merupakan mata pelajaran yang penting,
karena membantu mengembangkan siswa sebagai individu dan makhluk sosial
agar tumbuh dan berkembang secara wajar. Ini dikarenakan pelaksanaan
dalam pendidikan jasmani mengutamakan aktivitas jasmani khususnya
olahraga dan kebiasaan hidup sehat. Menurut UU No. 3 Tahun 2005 Olahraga
pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan
sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk
memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan dan
kebugaran jasmani.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat
mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi
permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerja sama, dan
lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui
pengajaran lawan yang menghadang atau mengejar memiliki kecepatan yang
lebih. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh
berbagai pengalaman. Untuk mengungkapkan kesan pribadi yang
menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memelihara
kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia. Pendidikan
jasmani termasuk bagian dari kurikulum standar Lembaga Pendidikan Dasar
dan Menengah. Dengan pengelolaan yang tepat, maka pengaruhnya bagi
pertumbuhan dan perkembangan Jasmani, Rohani dan Sosial Peserta didik
tidak pernah diragukan Oleh karena itu pihak sekolah seharusnya untuk
terfokus pada bagaimana meningkatkan minat dan motivasi siswa atau peserta
didik.
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilakan perubahan
holistik dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental dan emosional.
Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh,

1
2

mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah


kualitas fisik dan mentalnya. Pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik
untuk mengembangkan keutuhan manusia (Husdarta, 2011). Pendidikan
jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu maupun
anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui
kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan
keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan pembentukan watak
(Ihsan et al., 2011).
Dalam intensifikasi penyelengaraan pendididkan sebagai suatu proses
pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan
jasmani adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas
jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan
pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk pola
hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Tujuan pendidikan jasmani adalah
mengembangkan aspek jasmani dan rohani, dalam rangka mengembangkan
manusia seutuhnya (Dini Rosadini, 2016). Menerapkan gaya hidup buruk
dalam kesehariannya, jadi olahraga juga mampu mengubah pola hidup yang
baik sehingga sangatlah berperan penting dalam dunia pendidikan, karena
dengan kesehatan kita dapat melakukan aktivitas dalam kehidupan ini.
Oleh karena itu para guru olahraga pendidikan jasmani dan pihak
sekolah memiliki peranan penting didalam meningkatkan minat dan motivasi
siswa terhadap mata pelajaran penjas, mengigat mata pelajaran penjas
memiliki tujuan yang sangat penting untuk pembentukan karakter peserta
didikmotivasi siswa terhadap mata pelajaran penjas.
SMP Negeri 1 Wawonii Timur merupakan sekolah yang berada di
wilayah Kecamatan Wawonii Timur Kabupaten Konawe Kepulauan. Proses
belajar mengajar sudah dikatakan cukup baik namun kegiatan pendidikan
jasmani di SMP Negeri 1 Wawonii Timur tersebut masih dijumpai sebagian
siswa yang masih bermalas-malasan dalam melaksanakan atau dalam
mengikuti mata pelajaran pendidikan penjas tersebut. hal ini dimungkinkan
3

kurangnya minat dari siswa untuk mengikuti mata pelajaran pendidikan


jasmani. Di samping itu masih banyak siswa yang hanya sekedar mengikuti
pelajaran pendidikan jasmani tanpa tau manfaatnya. Padahal dengan
mengikuti pelajaran pendidikan jasmani secara teratur dan tertata maka akan
mendapatkan kesegaran jasmani siswa. Karena tujuan pendidikan jasmani
disekolah bagi siswa adalah untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan
siswa serta memperbaiki kemampuan dan kemauan belajar siswa. Melihat
pentingya minat menjadi perhatian penulis untuk mengetahui berapa besar
minat siswa terhadap mata pelajaran pendidikan jasmani sehingga penulis
mengangkat sebuah judul survei minat siswa terhadap mata pelajaran
penjaskes pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Wawonii Timur.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana minat
siswa kelas VIII dalam meningkatkan mata pelajaran pendidikan jasmani pada
siswa SMP Negeri 1 Wawonii Timur tersebut?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana minat
siswa tersebut dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri
1 Wawonii Timur.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian disajikan
sebagai berikut:
1. Penulisan dapat memperoleh pengalaman dalam melaksanakan penelitian
sehingga dapat menjadi bahan perkembangan peneliti untuk
mengembangkan penelitian ini dimasa mendatang.
2. Menjadi acuan bagi para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
sehingga dapat mengetahui minat dan motivasi siswa dalam mengikuti
pelajaran pendidikan jasmani.
4

3. Sebagai masukkan bagi sekolah dalam penyelenggaraan proses pendidikan


jasmani olahraga dan kesehatan untuk selalu mengadakan inovasi terhadap
proses belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dana kesehatan di
SMP Negeri 1 Wawonii Timur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Survei
Istilah survei biasanya dirancangkan dengan istilah observasi dalam
pengertian sehari-hari. padahal kedua istilah kedua tersebut mempunyai
pengertian yang berbeda walaupun keduanya merupakan kegiatan yang sangat
berhubungan. Menurut kamus webster, pengertian survei adalah suatu kondisi
tertentu yang menghendaki kepastian informasi, terutama bagi orang-orang
yang bertanggung jawab atau yang tertarik. Survei terdiri atas suka kata sur
dan vei. Sedangkan dalam KBBI survei memliki arti teknik riset dengan
memberikan batas yang jelas atas data penyelidikan atau peninjaun. Survei
sering digunakan dalam penelitian, sehingga dalam buku Metode Penelitian
Survei Online dengan Google Forms Karya Yoyo Sudaryo (2019),
menyatakan bahwa survei adalah pemeriksaan atau penelitian secara
komprehensif. Survei dalam penelitian biasanya dilakukan dengan menyebar
kuesioner atau wawancara, dengan tujuan untuk mengetahui siapa mereka, apa
yang mereka pikirkan dan rasakan, atau kecenderungan suatu tindakan.
Survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok
(Singarimbun, 1991). Sedangkan Suherman (dalam blognya suherman.Blogspo
t.com) menyatakan survei adalah aktivitas untuk mengestimasi sesuatu
(seperti : jumlah orang, presepsi atau pesan-pesan tertentu).

B. Definisi Minat
1. Pengertian Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus
menerus yang disertai dengan rasa senang (Novi, 2014). Minat adalah
suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh setiap individu mempunyai kecenderungan
fundamental untuk berhubungan dengan sesuatu yang berada dalam

5
6

lingkungan (Slameto, 1995). Minat atau interest adalah gejala psikis yang
berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulur perasaan senang
pada individu (Sumartana, 1982) yang dikutip dari Doyles Fryer. Minat
adalah adalah kesendian jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu
dari luar (Harahap, 1980). Minat adalah suatu perpaduan antara keinginan
dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi (Tampubolon,
1991).
Berdasarkan pendapat pakar diatas maka minat dapat disimpulkan
bahwa minat timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu, karena
sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan
dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya dan ia pun akan berniat untuk
mempelajarinya. Secara bahasa, minat berarti perasaan yang menyatakan
bahwa satu aktivitas, pelajaran atau objek itu berharga atau berarti bagi
individu.
Minat adalah kesadaran seseorang pada suatu objek, seseorang,
suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dirinya. Minat itu akan
timbul, jika suatu objek yang dihadapi seseorang bagi kebutuhan
hidupnya (Witherington, 1985). Minat diartikan sebagai kecenderungan
subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok
bahasan tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu
(Winkel, 1996). Minat adalah suatu sikap yang ada pada diri anak yang
merupakan sumber motivasi untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
keinginannya (Hurlock, 1993). Mendefinisikan minat siswa adalah
kecenderungan yang timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu
karena sesuai dengan kebutuhan atau merasakan bahwa sesuatu yang akan
dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya (Effendi, 1985).
Berdasarkan pendapat pakar diatas maka minat dapat disimpulkan
bahwa minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor
yang menimbulkan ketertarikan perhatian secara efektif.
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu :
gairah, keinginan, selain itu, minat juga berarti kecenderungan dan
7

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah,
2003). Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa adanya yang menyuruh (Slameto, 2011).
Berdasarkan pendapat pakar diatas maka minat dapat disimpulkan
bahwa kecenderungan dan kesadaran subjek yang sudah menetap dalam
dirinya akan menyebabkan timbulnya minat dan merasa senang
mempelajari materi yang telah diberikan.
2. Pentingnya Minat
Menurut Slameto (2010), menyatakan minat sangat besar
pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
baiknya, karena tidak ada daya tarik tersendiri baginya. Sehingga siswa
enggan untuk belajar, salah satunya dikarenakan siswa tidak memperoleh
kepuasan dari pelajaran itu kemudian menjadi bosan terhadap pelajaran
tersebut. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah
dipelajari dan disimpan karena minat mampu menambah kegiatan belajar
yang aktif. Anak yang minat terhadap sebuah kegiatan, baik permainan
maupun pekerjaan, akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan
dengan anak yang kurang berminat.
Disamping itu, minat juga dapat mempengaruhi intensitas dan
bentuk inspirasi anak. Ketika anak mulai berfikir mengenai pekerjaan
mereka dimasa yang akan datang misalnya, mereka akan menentukan apa
yang mereka ingin saat dewasa nanti. Semakin yakin mereka mengenai
pekerjaan yang diidamkan maka semakin besar minat mereka terhadap
kegiatan tersebut.
Selain itu minat juga bisa menambah kegembiraan yang ditekuni
setiap orang. Bila anak-anak berminat pada suatu kegiatan, pengalaman
mereka akan sangat jauh menyenangkan, namun jika anak tidak
memperoleh kesenangan maka mereka hanya akan berusaha semampunya
saja. Minat merupakan masalah yang penting dalam dunia pendidikan,
apalagi dikaitkan dengan aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
8

Minat yang ada pada diri seseorang akan memberikan gambaran dalam
aktivitas untuk mencapai tujuan. Di dalam belajar banyak siswa yang
kurang berminat dan yang berminat terhadap pelajaran termasuk
didalamnya adalah aktivitas praktek maupun teori untuk mencapai suatu
tujuannya. Dengan diketahuinya minat seseorang akan dapat menentukan
aktivitas apa saja yang dipilihnya dan akan melakukannya dengan senang
hati. Dengan demikian minat menjadi pangkal permulaan dalam setiap
aktivitas dan semua kegiatan.
3. Macam-macam Minat
Minat menurut Dewa Ketut Sukardi (1993), menyatakan bahwa
minat dibedakan menjadi :
a. Minat yang diekspresikan (expressed interest)
Seseorang yang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan
kata-kata tertentu. Misal : seseorang mungkin mengatakan bahwa
dirinya tertarik dalam mengumpulkan mata uang logam, perangko dan
lain-lain.
b. Minat yang diwujudkan (manifest interest)
Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata
melainkan dengan tindakan atau perbuatan, yakni ikut serta dan
berperan aktif dalam suatu kegiatan, misal : kegiatan Pendidikan
jasmani, pramuka dan sebagainya yang menarik perhatian.
c. Minat yang diinventarisasikan (inventoried interest)
Seseorang yang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab
terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk
aktivitas tertentu.
Minat yang diekspresikan (expressed interest) dan minat yang
diwujudkan (manifest interest) keduanya merupakan petunjuk yang
bermakna dari minat siswa. Menurut Pasaribu dan Simanjuntak (1979),
minat secara psikologis dapat dibedakan menjadi :
9

a. Minat Aktual
Adalah minat yang berlaku pada objek yang ada pada suatu saat dan
ruangan yang konkrit. Minat aktual ini disebut perhatian yang
merupakan dasar dari proses belajar.
b. Minat Disposisional
Yaitu arah minat yang didasarkan pada pembawaan (disposisi) dan
menjadi ciri setiap hidup seseorang. Minat bukan sesuatu hal yang
sejak lahir telah tertutup dan bukan pula merupakan suatu keseluruhan
yang tidak dapat berubah.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat adalah kecenderungan hal yang tinggi terhadap sesuatu
karena timbul kebutuhan, nyata atau tidak nyata, yang dirasa atau karena
keinginan terhadap hal tertentu. Demikian juga dengan timbulnya
kecenderungan hal terhadap sesuatu maka akan menimbulkan perhatian
sehingga akan menimbulkan minat. Secara umum, faktor-faktor yang
mempengaruhi minat seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas
faktor internal atau berasal dari dalam diri seseorang dan faktor eksternal
yang berasal dari luar diri seseorang.
Demikian pula halnya dengan minat seseorang untuk memilih
suatu jurusan atau program studi pada jenjang Perguruan Tinggi pada
hakikatnya dipengaruhi oleh faktor internal atau eksternal.
Mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi minat yaitu faktor
intrinsik yaitu minat yang bersumber dari dalam diri, dan faktor ekstrinsik
yaitu minat yang muncul karena adanya ransangan dari luar seseorang
(Djamarah, 2000). hal senada dikemukakan oleh (Sardiman, 1990)
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat yaitu :
a. Minat intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif dan
berfungsinya yang tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
10

b. Minat ekstrinsik, yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya


karena adanya ransangan dari luar. Sebagai contoh, seseorang itu
belajar dengan harapan mendapat nilai baik, sehingga akan mendapat
pujian.
Berdasarkan pendapat djamarah dan Sardiman (2000),
menunjukkan bahwa berbagai faktor yang mempengaruhi minat seperti
halnya minat memilih suatu jurusan atau program studi tertentu
diperguruan tinggi, akan tetapi pada intinya dibagi atas dua faktor yaitu
faktor yang bersumber dari dalam diri seseorang dan faktor dari luar
dirinya.
Faktor dari dalam diri siswa/internal adalah faktor yang
menetukan kemana arah dan tujuan setelah menamatkan diri dari jejang
pendidikan. Mana yang paling menonjol disini adalah berupa faktor
kemauan yang timbul dari dalam diri seseorang memungkinkan misalnya
bakat, sikap, dan intelegensi. Minat yang dimiliki ataupun ingin
mengembangkan bakat yang telah dimiliki tersebut untuk dapat
melanjutkan keperguruan tinggi.
Menurut Tidjan (1981), menyatakan ada dua faktor yang
mempengaruhi minat antara lain faktor lingkungan dan faktor keturunan.
a. Faktor Lingkungan
Minat seorang anak yang dilahirkan di masyarakat terbelakang,
dengan minat seorang anak yang dilahirkan di daerah pegunungan
tentu akan berbeda.
b. Faktor Keturunan
Minat anak sedikit banyak dipengaruhi oleh kehidupan orang tuanya.
Abdul Rahman Abror (1993), berpendapat bahwa minat terhadap
bidang pelajaran dipengaruhi oleh faktor guru, teman sebaya dan orang
tua. Di bawah ini dikemukakan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap
minat siswa :
a. Faktor Guru
11

Tidak semua siswa memulai bidang studi baru karena faktor minatnya
sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya terhadap bidang
pelajaran tersebut karena pengaruh dari guru (Abror, 1993).
Sedangkan Djamarah (2000), menyatakan bahwa apabila anak didik
selalu ingin berdekatan dengan guru, tidaklah sukar bagi guru untuk
memberikan bimbingan dan motivasi agar anak didik lebih giat
belajar, baik disekolah maupun dirumah. Guru dalam situasi seperti
ini diharapkan dapat membangkitkan minat belajar pada diri anak.
b. Teman Sekelas
Bila seseorang anak menemukan teman bermain yang cukup
memuaskan, akan tiba suatu saat orang tersebut merasa kurang
berminat terhadap teman sebaya yang mulai membosankan, sehingga
dapat ikut menentukan arah Pendidikan seorang remaja (Elizabeth B.
Hurlock, 1993).
c. Orang Tua
Elizabeth B. Hurlock (1993) menyatakan bahwa minat remaja atau
pelajar terhadap Pendidikan (belajar) dipengaruhi oleh sikap orang
tua. Dewa Ketut Sukardi (1993), menyatakan bahwa siswa dan orang
tuanya sering kali merasa bingung apabila membedakan di antara
minat, bakat, kemampuan atau prestasi apabila mereka menganalisis
kesempatan karir.
Terkait dengan permasalahan minat belajar, Djamarah (2002),
menyatakan bahwa orang yang belajar tanpa dibantu dengan fasilitas akan
mendapatkan hambatan dalam menyelesaikan kegiatan belajarnya.
Fasilitas dan perabot belajar yang dimaksud adalah berhubungan dengan
masalah materil berupa mesin, pensil, buku catatan, meja dan kursi belajar
dan lain sebagainya. Semua fasilitas dan perabot belajar tersebut sangat
membantu pelajar dalam belajar. Dengan kelengkapan fasilitas belajar
akan menimbulkan minat belajar yang semakin besar.
Potter dan Hernacki (2001), menyatakan bahwa ada beberapa
faktor yang mempengaruhi minat, antara lain :
12

a. Faktor Lingkungan
Termasuk dalam faktor ini adalah lingkungan keluarga maupun
lingkungan masyarakat. Seseorang yang hidup dalam keluarga
seniman berkecenderungan memiliki minat yang cukup tinggi dalam
bidang seni.
b. Faktor Interen Pada Diri Individu
Yaitu pemahaman seseorang tentang manfaat, kegunaan pengetahuan
atau keterampilan yang ia pelajari. Seseorang yang setelah siswa
mengalami proses belajar mengajar disekolah dan bentuk prestasi
belajar adalah berwujud angka atau nilai.

C. Minat Belajar Siswa


Minat mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan
belajar siswa. minat dapat muncul pada diri seseorang ketika berinteraksi
dengan lingkungannya (John Dewey, 2012). Siswa yang menaruh minat pada
suatu bidang tertentu, maka akan berusaha lebih keras dalam menekuni bidang
tersebut dibanding siswa yang yang tidak menaruh minat.(Krap et.al, 1996)
membagi definisi minat secara umum menjadi tiga yaitu:
1. Minat pribadi adalah karakteristik kepribadian seseorang yang relatif stabil
dan cenderung menetap pada diri seseorang.
2. Minat situasi adalah minat yang sebagian besar dibangkitkan oleh kondisi
lingkungan.
3. Minat dalam ciri psikologis adalah interaksi antara minat pribadi seseorang
dengan minat situasi.
Berdasarkan pendapat pakar diatas maka minat belajar dapat
disimpulkan bahwa minat merupakan sebuah aspek penting dari motivasi
yang mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir dan prestasi.
Menurut Urdan dan Turner (2012), menyatakan minat dibagi atas
menjadi dua, yaitu minat personal dan minat situasional. Minat personal ialah
karakteristik atau kepribadian yang ada pada seseorang dan bersifat stabil
(Krap et al, 2012). minat situasional muncul berdasarkan pada konteks yang
13

ada sehingga membuat seorang individu berminat pada suatu hal (Krap et al,
2012).
Berdasarkan pendapat pakar diatas maka minat dapat disimpulkan
bahwa minat personal dapat dilihat ketika seseorang memikirkan beberapa
topik hingga ia merasa suka dan menjadikan hal tersebut sebagai suatu
kepentingan sedangkan minat situasional, pada umumnya timbul karena
pengaruh lingkungan atau situasi.
Menurut Slameto (2003), menyatakan minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang
dan diperoleh rasa kepuasan. Minat adalah kecenderungan dalam diri individu
untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu (Sumadi
Suryabrata, 1988). Minat adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan
dan mengigat sesuatu secara terus-menerus, minat kali ini erat kaitannya
dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena
perasaan senang terhadap sesuatu (M Alif Sabri, 1995). Minat adalah
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu (Muhibin Syah, 2001).
Berdasarkan pendapat pakar diatas maka minat dapat disimpulkan
bahwa minat adalah kecenderungan yang mengarahkan manusia terhadap
bidang-bidang yang ia sukai dan tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari
siapapun. Minat pula yang mengarahkan manusia untuk berprestasi dalam
berbagai hal atau bidang yang ia sukai dan tekuni. Seseorang yang
mempunyai minat terhadap sesuatu hal atau bidang tertentu, maka ia akan
senantiasa mengarahkan dirinya terhadap bidang tersebut dan senang
menekuninya dengan sungguh-sungguh tanpa adanya paksaan. Apabila
seorang guru ingin berhasil dalam melakukan kegiatan belajar mengajar harus
dapat memberikan rangsangan kepada murid agar ia berminat dalam
mengikuti proses mengajar tersebut.
Menurut Nasution (2000), menyatakan belajar sebagai perubahan
kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Dalam KBBI dijelaskan bahwa
14

belajar adalah berusaha memperoleh kepnadaian, berlatih, dan berubah


tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Dengan
belajae tindakan atau perilaku siswa berubah menjadi baik. Berhasil atau
tidaknya perubahan baik itu tergantung pada siswa itu sendiri dan tergantung
pula oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat
belajar adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa terhadap bidang-
bidang yang ia sukai dan tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari siapapun
untuk meningkatkan kualitasnya dalam hal pengetahuan, keterampilan, nilai
sikap, minat, apresiasi, logika berpikir, komunikasi, dan kreativitas.
Merupakan ketertarikan atau kesenangan pada suatu pelajaran sehingga dapat
menimbulkan perubahan perilaku pada diri siswa yang relatif tetap untuk
lebih memperhatikan dan mengigat secara terus menerus yang diikuti rasa
senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan
pembelajaran.

D. Bakat
Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, perbedaan itu
terlihat saat melakukan kegiatan dan orang yang cepat menguasainya akan
menonjolkan perilaku secara positif terhadap pekerjaan tersebut, maka siswa
dapat dikatakan berbakat.
Bakat merupakan suatu kondisi yang khusus pada seseorang yang
memungkinkan dengan suatu latihan dapat mecapai suatu kecakapan
pengetahuan dan keterampilan, bakat akan mempermudah seseorang berhasil
dalam suatu usaha atau kegiatan. Bila antar objek disertai dengan bakat yang
dimilikinya dan terdapat hubungan yang positif, maka usaah yang
dilakukannya akan cepat mencapai sasaran yang diinginkan, dan sebaliknya
apabila suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan tidak sesuai dengan
bakatnya maka akan mengalami tantangan yang lebih berat bahkan akan
mungkin mengalami kegagalan dalam menghadapi suatu persoalan. Bakat
adalah aktualisasi potensial (potencialectualizatioan) seperti pula disebut
15

sebagai kemampuan khusus dari individu sesuai potensi yang dibawa lahir
kemudian dikembangkan oleh lingkungan melalui berbagai kegiatan
(Abdullah & Enre, 1992). Jadi, bakat merupakan faktor psikologis yang
dibawa sejak lahir yang merupakan potensi yang berisi kemungkinan baik
berkembang kesuatu arah. Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan
potensi yang masih perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud
(Munandar, 2010). Bakat adalah suatu benih dari suatu sifat yang baru akan
tampak nyata jika bakat tersebut mendapat kesempatan atau kemungkinan
untuk berkembang (Poerbakawatja, 2012).
1. Sikap
Sikap merupakan suatu istilah yang sering digunakan dalam
bidang psikologis, khususnya psikologis sosial. Sikap seseorang turut
mewarnai tingkah laku dalam menghadapi suatu kegiatan termasuk dalam
melanjutkan keperguruan tinggi. Dalam kamus besar bahasa indonesia
mengemukakan bahwa sikap adalah “tindakan atau perbuatan dan lain
sebagainya yang berdasarkan pendidikan pendapat dan keyakinan
(Poerwardaminta, 2006). Menurut La Pierre dalam (Azwar, 1995).
Namun hal itu, khususnya dalam memilih sekolah atau perguruan tinggi
tanpa mempertimbangkan bakat kemampuan yang dimiliki dan lainnya,
yang menunjang kesuksesan studinya dan akhirnya akan terjerumus
kepada kegagalan studinya. Hal senada dikemukakan Hurlock dalam
Utami, dkk., (1982), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi sikap
siswa terhadap pendidikan yaitu :
a. Sikap orang tua terhadap pendidikan dilihat sebagai jembatan menuju
mobilitas sosial.
b. Sikap teman sebaya apakah mereka lebih berorentasi masuk
perguruan tinggi atau bekerja.
c. Sejauh mana ia diterima oleh sosial oleh teman-teman sekelasnya.
d. Bagaimana presentasinya di sekolah sampai saat ini.
Jadi timbulnya sifat tertentu akan melahirkan cita-cita tertentu
pula apakah itu cita-cita dalam melanjutkan pendidikan, cita-cita
16

pekerjaan yang akan dimilikinya ataupun cita-cita yang berhubungan


dengan masa depannya.

2. Intelegensi
Dalam bahasa inggris intelegensi yang artinya kecerdasan
sedangkan dalam kamus populer dijelaskan bahwa intelegensi adalah
daya penyesuaian diri dengan keadaan baru yang mempergunakan alat-
alat berpikir dengan tujuannya. Intelegensi merupakan kemampuan dasar
yang dibawa sejak lahir yang merupakan kemampuan yang berbeda-beda
termasuk dalam penyesuaian sebuah masalah. Misalnya dalam memilih
sebuah perguruan tinggi nantinya itu, kita lihat sejauh mana minat kita
dalam memilih sebuah perguruan tinggi sehingga nantinya dapat
menentukan pilihan yang sesuai dengan kemampuan. Tentang peranan
intelegensi sendiri proses pendidikan.
Intelegensi merupakan kapasitas atau kecakapan umum pada
individu yang secara sadar untuk menyesuaikan pikirannya pada situasi
yang dihadapinya (William, 1989). Faktor dari luar diri siswa/eksternaal
adalah faktor individu yang turut mempengaruhi minat seseorang
terhadap suatu objek atau benda yaitu :
a. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari ayah,ibu, dan anak. Keluarga merupakan
pendidikan pertama dan utama yang sangat penting bagi
perkembangan dan pembentukan kepribadian anak.
Lingkungan keluarga yang bertanggung jawab terhadap
pendidikan anaknya adalah orang yang memikirkan, memenuhi dan
mendukung sepenuhnya, orang tua pun dapat membantu
perkembangan anaknya.
Keadaan lingkungan keluarga yang sangat membantu dalam
perkembangan anaknya khususnya dalam memilih Perguruan Tinggi
setelah menamatkan diri dari sekolah. Dengan adanya dukungan yang
17

tinggi sehingga perwujuddan harapan orang tua tergantung pada kesan


yang diterima oleh anaknya sehingga yang diterima oleh anaknya
sehingga hasil interaksi ini dijadikan bahan pertimbangan terutama
dalam pemikiran karir.
b. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah yang baik dapat mempengaruhiprestasi
belajar seseorang. lingkungan sekolah yang dimaksud meliputi
beberapa komponen yang saling terkait antara yang satu dengan yang
lainnya. Apabila komponen tersebut kurang memadai dapat
menimbulkan kesulitan belajar seseorang yang pada akhirnya dapat
berpengaruh terhadap kelanjutan sekolah.
c. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat adalah ruang lingkup yang terdiri dari
beberapa keluarga dari suatu rumpun dalam masyarakat. Anak adalah
generasi penerus yang dimasa depannya akan menjadi anggota
masyarakat secara penuh atau mandiri. Seorang anak sejak kecil sudah
mulai bermasyarakat agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi
manusia yang dapat menjalankan fungsi-fungsi sosialnya. Menurut
Tim Dosen FIP IKIP Malang dalam (Barmawi, 1993), menyatakan
masyarakat adalah wadah pendidikan.media kehidupan manusia yang
beragama menyangkut susku, agama, kegiatan kerja, tingkat
pendidikan, sosial, ekonomi, dan sebagainya. Manusia sejak kanak-
kanak hingga dewasa terlibat sebagai warga masyarakat bangsa. Anak
lahir berasal dari keluarga yang nanti akan kembali ke masyarakat
yang beragama baik sosial, ekonomi, dan budaya yang bersatu dengan
masyarakat luas.

E. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


1. Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang
didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif, dan sikap
18

sportif melalui kegiatan jasmani. Lingkungan belajar diatur secara


seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh
ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan efektif setiap siswa.
Pengalaman belajar yang disajikan akan membantu siswa untuk
memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan
gerakan secara aman, efisien, dan efektif.
Pengalaman tersebut dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan
berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri
sebagai pelaku, dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi
peningkatan kualitas hidup seseorang, sehingga akan terbentuk jiwa
sportif dan gaya hidup aktif. Manusia perlu memahami hakikat kebugaran
jasmani dan resep latihan yang benar. Olahraga merupakan bentuk lanjut
dari bermain dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
sehari-hari manusia, agar manusia dapat melaksanakan kegiatan olahraga
dengan benar, perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan
olahraga yang memadai. Pendidikan jasmani diyakini dapat memberikan
kesempatan yang memadai bagi siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan
olahraga.
Menurut Husdarta dalam (Ahmad Fauzan Amin, 2017),
menyatakan pendidikan jasmani bukan semata-mata berurusan tentang
pembentuk badan, tetapi dengan manusia seutuhnya. Melalui pendidikan
jasmani yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing diharapkan dapat
tercapai seperangkay tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan
bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Tujuan
pendidikan jasmani dan kesehatan di Sekolah baik ditingkat SD, SMP dan
SMA antara lain untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Pendidikan
jasmani merupakan suatu bidang studi yang tidak dapat dipisahkan dari
bidang studi lain dalam proses pendidikan secara keseluruhan. Hal ini
terbukti dengan adanya mata pelajaran pendidikan jasmani dari mulai
tingkat dasar sampai dengan sekolah tingkat lanjutan dan juga disertai
pula penyempurnaan kurikulum pendidikan jasmani semakin baik.
19

Pendidikan jasmani sangat penting diberikan di sekolah dalam rangka


meningkatkan kemampuan siswa melalui pemberian proses pembelajaran
keterampilan gerak guna mencapai peningkatan kualitas pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Tujuan pendidikan jasmani diajarkan di Sekolah
sangatlah luas, maka tidak mungkin tercapai tujuan-tujuan tersebut jika
dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani tidak dilakukan secara
terencana, sistematis, terukur, menggunakan alat yang tepat dan metode
pembelajaran yang tepat untuk pendidikan jasmani.
Menurut Achmad Paturusi (2012), menyatakan arti Pendidikan
jasmani secara umum dapat didefinisikan sebagai proses pendidikan
melalui aktivitas jasmani dan permainan yang terpilih untuk mencapai
tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani merupakan salah satu aktivitas
fisik ataupun psikis dalam suatu pembelajaran yang berguna untuk
menjaga dan meningkatkan kualitas Kesehatan siswa setelah
pembelajaran. Dari pengertian ini, mengukuhkan bahwa pendidikan
jasmani merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan secara
umum.
Berdasarkan pendapat pakar diatas maka hakikat pendidikan
jasmani merupakan suatu bidang studi yang tidak dapat dipisahkan dari
bidang studi lain dalam proses pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan
jasmani merupakan salah satu aktivitas fisik ataupun psikis dalam suatu
pembelajaran yang berguna, teratur, terencana, terarah, dan terbimbing.
2. Tujuan Pendidikan Jasmani
Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus
mengembangkan potensi siswa, baik dalam aspek fisik, mental, sosial,
emosional dan moral. Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk
mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya. Secara
sederhana, tujuan pendidikan jasmani meliputi tiga ranah (domain)
sebagai satu kesatuan.
20

Tujuan pendidikan jasmani diatas merupakan pedoman bagi


tenaga pendidik dalam melaksanakan tugasnya. Tujuan tersebut harus
dapat tercapai melalui kegiatan pembelajaran yang direncanakan secara
matang, dengan berpedoman pada ilmu mendidik. Dengan demikian, hal
terpentimg untuk disadari oleh tenaga pendidik adalah bahwa ia harus
menganggap dirinya sendiri sebagai pendidik, bukan hanya sebagai
pelatih atau pengatur kegiatan dalam aktivitas fisik.
Misi pendidikan jasmani tercakup dalam tujuan pembelajarannya
yang meliputi domain kognitif, efektif dan psikomotor. Perkembangan
pengetahuan atau sifat-sifat sosial bukan sekedar dampak pengiring yang
menyertai keterampilan gerak. Tujuan itu harus masuk dalam perencanaan
dan scenario pembelajaran. Kedudukan kedua domain tersebut sama
dengan tujuan pembelajaran pengembangan psikomotor.
Tenaga pendidik perlu untuk membiasakan diri untuk
membelajarkan peserta didik tentang apa yang akan dipelajari
berlandaskan pemahaman tentang prinsip-prinsip yang mendasarinya,
sehingga secara efektif tujuan pembelajaran dapat dicapai.
3. Karakteristik Seseorang Yang Terdidik Dalam Pendidikan Jasmani
Pendidikan yang diselenggarakan untuk membangun karakter
pada intinya bertujuan membangun karakter bangsa agar mampu
mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila. Pendidikan jasmani merupakan
bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, sehingga pendidikan
jasmani memiliki arti yang cukup representatif dalam mengembangkan
manusia yang berkarakter dalam persiapannya menuju manusia Indonesia
seutuhnya. Pendidikan jasmani di Indonesia memiliki tujuan kepada
keselarasan antara tubuhnya dan perkembangan jiwa, dan merupakan
sesuatu usaha untuk membuat bangsa Indonesia yang sehat lahir dan
batin, diberikan kepada segala jenis sekolah.
Pendidikan jasmani dan olahraga dalam proses pendidikan dapat
mengembangkan karakter, karakter yang dimaksud menurut (David
21

Shield dan Brenda Brademeir, 1995) adalah empat kebajikan dimana


seseorang terdidik dan menampilkan karakter, antara lain :
a. Compassion (rasa belas kasihan)
b. Fairness (keadilan)
c. Sportsmanship (ketangkasan)
d. Integritas
Dengan adanya rasa belas kasih, siswa dapat diberi semangat
untuk melihat lawan sebagai kawan dalam sebuah permainan, sama-sama
bernilai, sama-sama patut menerima penghargaan. Keadilan melibatkan
tidak keberpihakan, sama-sama tanggung jawab. Ketangkasan dalam
olahraga melibatkan berusaha secara intens menuju sukses. Integritas
memungkinkan seseorang untuk membuat kesalahan pada yang lain,
sebagai contoh meskipun tindakannya negatif penerimaannya oleh wasit,
teman satu tim ataupun fans.

F. Penelitian yang Relevan


Ramlan (2018), menyatakan survei minat dan motivasi siswa SMA
swasta yang ada di Kecamatan Panakukang Kota Makassar, (dibimbing oleh
Jamaluddin dan Surwadi) penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif yang
menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan
mengetahui : 1) seberapa besar minat dan motivasi SMA swasta yang di
Kecamatan Panakkukang Kota Makassar terhadap mata pelajaran penjas. 2)
faktor-faktor apakah yang mempengaruhi minat dan motivasi SMA swasta
yang ada di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar terhadap mata peljaran
penjas. Populasi adalah seluruh siswa SMA swasta yang ada di Kecamatan
Panakkukang Kota Makassar. Teknik penentuan sampel adalah pertama-tama
mengklasifikasi sekolah SMA swasta yang ada di Kecamatan Panakkukang
Kota Makassar antara sekolah yang berbasis naisonal dan yang berbasis
agama dan dalam hal ini dari hasil klasifikasi, peneliti mengambil memilih
sekolah berbasis naisonal setelah peneliti melakukan teknik random sampling
untuk menentukan sekolah yang akan dijadikan sampel dan dalam hal ini
22

sekolah yang dijadikan sampel ada tiga sekolah SMA Maha Putra, SMA Tut
Wuri Handayani, SMA Hamrawati setelah menemukan sekolah yang akan
dijadikan sampel, peneliti melakukan teknik puposive sampling untuk
menentukan kelas berapa yang akan dijadikan sampel disetiap sekolah yang
ditempati meneliti dan dalam hal ini peneliti mengambil sampel siswa kelas
dua. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, uji
persyaratan, analisis deskriptif kuantitatif melalui program SPSS 21 pada taraf
signifikan 71,54% atau α 0,05 menunjukkan dalam kategori sedang
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka hasil penelitian ini
dapat menunjukkan sebagai berikut : Minat dan Motivasi Siswa SMA swasta
terhadap Mata Pelajaran Penjas yang ada di Kecamatan Panakkukang
menunjukkan katergori sedang dengan nilai presentase yang diperoleh sebesar
71,54% dalam kategori sedang.
Penelitian ini adalah penelitian deskrptif kualitatif yang bertujuan
untuk mendeskripsikan minat siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sigi dalm
mengikuti pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP Negeri 3 Sigi. Subjeknya
adalah siswa orang perempuan. Penelitian ini menggunakan instrumen utama
berupa koesioner yang berjumlah 30 item, yang mengukur empat aspek yakni
aspek sikap, keinginan, ketekunan, dan dorongan. Berdasarkan hasil analisis
data diperoleh hasil data kategori “sangat rendah” sebesar 2,43% kategori
“rendah” sebesar 21,95% kategori “sedang” sebesar 29,26% kategori “tinggi”
sebesar 41,46% dan kategori “sangat tinggi” sebesar 4,87%. Berdasarkan hasil
tersebut maka minat siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas berada pada
kategori “tinggi” dengan presentase 41,46% dengan jumlah frekuensi 17. Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa minat siswa kelas VIII SMP Negeri
3 Sigi secara keseluruhan berkategori tinggi, untuk itu guru pendidikan
jasmani lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan pelajaran dan lebih
profesional serta tegas dan displin, sehingga dapat menghasilkan siswa yang
bermutu dan menghasilkan prestasi bagi sekolah, kemudian perlu adanya
dorongan bagi siswa baik dari orang tua maupun pihak sekolah.
23

G. Kerangka Pikir
Alur kerangka pemikiran adalah gambaran serangkaian penelitian
dalam pengumpulan data mulai dari pembagian koesioner tentang minat siswa
pada kelas VIII SMP Negeri 1 Wawonii Kecamatan Wawonii Timur
Kabupaten Konawe Kepulauan dari siswa tersebut. Secara rinci kerangka
pemikiran dapat diringkas pada gambar berikut.

SMP NEGERI 1 WAWONII TIMUR

SURVEI

MINAT

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI
24

H. Hipotesis Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian maka dibuat hipotesis penelitian atau
dugaan awal. Dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis bahwa : Utuk
mengetahui seberapa besar minat siswa-siswi kelas VIII di SMP 1 Wawonii
Timur. Dan melalui penelitian ini peneliti dapat mengetahui seberapa besar
minat siswa-siswi pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan.
BAB III
METODE PENILITIAN

A. Metode dan Rancangan Penelitian


1. Metode Penelitian
Metode adalah suatu pengetahuan tentang berbagai macam cara kerja
yang disesuaikan dengan objek ilmu-ilmu yang bersangkutan. Untuk
mencari kebenaran secara ilmiah, dilakukan melalui metode penelitian.
Penelitian dilakukan untuk mengumpulkan data secara obyektif, artinya
hanya mengumpulkan data yang mendukung sebuah hipotesis. Tujuan
pengumpulan data adalah untuk menguji dan bukan mutlak membuktikan
kebenaran dan ketidakbenaran suatu hipotesis.
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan
teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah
penyelidik memperhitungkan kewajaran ditinjau dari tujuan penyelidikan
serta dari situasi penyelidikan (Winarno, 1982).
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian (Arikonto & Suharsimi, 2006). Berdasarkan
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud metode penelitian
adalah prosedur atau cara yang digunakan dalam proses untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan
menggunakan metode ilmiah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam
menggunakan metodologi penelitian pada suatu penelitian harus terpusat
dan mengarah pada tujuan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Metode penelitoan kuantitatif adalah metode pengumpulan dan
analisis data numerik dengan control variabel.
2. Jenis Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan deskriptif, yaitu dengan
menggambarkan keadaan sebenarnya pada saat penelitian dengan

25
26

mengumpulkan, mengklasifikasikan dan menganalisis data sehingga


diperoleh analisis terhadap masalah yang dihadapi.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah minat siswa dalam
mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan pada siswa di
SMP Negeri 1 Wawonii timur.

B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas adalah minat siswa.
2. Variabel terikat adalah mata pelajaran Pendidikan Jasmani

C. Definisi Operasional Variabel


Untuk lebih terarahnya tentang variabel yang terdapat dalam
penelitian ini maka perlu diberi definisi secara operasional sebagai berikut :
1. Minat adalah kesadaran seseorang pada suatu objek, seseorang, suatu soal
atau situasi mengandung sangkut paut dirinya. Minat itu akan timbul, jika
suatu objek yang dihadapi seseorang bagi kebutuhan hidupnya (Novi,
2014). Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh setiap individu mempunyai
kecenderungan fundamental untuk berhubungan dengan sesuatu yang
berada dalam lingkungan (Slameto, 1995).
2. Mata Pelajaran Penjaskes pada hakikatnya adalah proses Pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik
dalam kualitas individu, baik dalam bentuk fisik, mental, serta emosional.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Wawonii Timur
Kabupaten Konawe Kepulauan.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian direncanakan pelaksanaannya pada tahun 2023.

E. Populasi dan Sampel


1. Populasi
27

Populasi dapat diartikan sebagai sejumlah penduduk atau individu


yang paling sedikit mempunyai sikap yang sama (Sutrisno & Hadi, 1994).
Populasi adalah subjek penelitian (Arikunto, 2002). Dari pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan subjek
penelitian, populasi dalam penelitian ini adalah “Siswa SMP Negeri 1
Wawonii Timur”.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Menurut (Arikunto, 2006), dalam pengambilan sampel penelitian
apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini adalah Total Purposive Sampling adalah suatu Teknik
pengambilan sampel dimana seluruh populasi akan dijadikan sebagai
sumber data atau dalam artian seluruh populasi adalah sampel. Jadi dalam
penelitian ini yang akan menjadi sampel adalah kelas VII A dan kelas VII
B siswa SMP Negeri 1 Wawonii Timur.

F. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1
Wawonii Timur Kecamatan Wawonii Timur Kabupaten Konawe Kepulauan.

G. Teknik Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data yang dilakukan, teknik yang dipakai penulis
adalah :
1. Observasi pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan di
lapangan mengenai objek yang akan diteliti.
2. Kuesioner, dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen utama
berupa kuesioner tertutup, diperlukan untuk responden yang telah
ditunjuk.
3. Dokumentasi, dalam penelitiani ini teknik dokumentasi digunakan
sebagai metode penunjang untuk melengkapi sejumlah informasi atau data
yang tidak di perbolehkan melalui kuesioner.
28

Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data dengan


cara mencatat hal-hal yang sifatnya dokumen yang erat kaitannya dengan
objek yang sedang diteliti.

H. Teknik Analisis Data


Model analisis yang digunakan untuk menemukan jawaban dari tujuan
penelitian ini adalah analisis deskrptif kuantitatif. Analisis kuantitatif
dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana minat siswa dalam mengikuti
mata pelajaran penjas siswa SMP Negeri 1 Wawonii Timur.
Karena jumlah pertanyaan minat siswa sebanyak 30 item pertanyaan
dan masing-masing mempunyai skor 1 s.d 4 dimana skor 1= nilai terkecil dan
skor 4= nilai terbesar, demikian, dapat ditetapkan adapun kriteria untuk minat
sebagai berikut :
Skala Keterangan
60 – 80 Tinggi
41 – 60 Sedang
20 – 40 Rendah

Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan


pengolahan data yaitu pengubahan data dari kuantitatif menjadi kualitatif
dengan cara setiap pilihan jawaban dari siswa melalui kuesioner yang
diberikan bobot sebagai berikut :
Tabel 3.1 Alternatif Jawaban Skala Likert Berdasarkan Sifatnya
Pertanyaan Skor
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : (Sugiyono, 2011).
29

Data yang sudah diolah selanjutnya dianalisis menggunakan teknik


deskritif yang digunakan meliputi pendistribusian data presentase, adapun
rumusnya presentase adalah sebagai berikut :
F
Rumus P = ×100 %
N
Keterangan :
Rumus : P = presentase
F = Jumlah Jawaban
N = Jumlah Sampel.

I. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dimaksudkan adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena yang akan diamati. Adapun instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Butir-butir Pertanyaan
Variabel Minat
Terhadap Mata No Pernyataan SS S TS STS
Pelajaran
Penjaskes
Minat adalah 1. Pendidikan jasmani
kesadaran digemari oleh siswa-siswi
seseorang pada 2. Siswa-siswi kurang
suatu objek, menyukai pelajaran
seseorang, suatu Pendidikan jasmani
soal atau situasi 3. Ketika guru Pendidikan
mengandung jasmani tidak hadir, maka
sangkut paut saya bersama teman-
dirinya. Minat teman memanfaatkan
itu akan timbul, waktu untuk melakukan
jika suatu objek aktivitas sendiri
yang dihadapi 4. Saya senang sekali apabila
seseorang bagi guru Pendidikan jasmani
kebutuhan tidak hadir, sehingga tidak
30

hidupnya. melakukan aktivitas


(Witherington,1 jasmani
985). 5. Pada saat guru Pendidikan
jasmani tidak hadir, saya
mengajak teman-teman
untuk tetap melakukan
aktivitas jasmani
6. Bila guru Pendidikan
jasmani memberikan
tahap-tahap atau cara
melakukan gerakan, saya
memperhatikan dengan
serius
7. Bila pemanasan tidak di
awasi oleh guru
Pendidikan jasmani, maka
saya tidak melakukan
pemanasan dengan serius
8. Bila saya ditunjuk oleh
guru Pendidikan jasmani
untuk memimpin
pemanasan saya merasa
malu
9. Siswa-siswi dengan
semangat mengikuti
gerakan Pendidikan
jasmani yang dicontohkan
oleh gurunya
10. Jika ada seorang teman
belum bisa menguasi
gerakan jasmani, maka
31

saya akan membantunya


11. Pada saat pelajaran
Pendidikan jasmani,
semua siswa tidak wajib
memakai seragam
olahraga
12. Jika ingin lebiih maju,
siswa-siswi harus disiplin
waktu
13. Setiap siswa-siswi wajib
mengikuti aturan yang
telah disepakati dalam
Pendidikan jasmani
14. Saya selalu melakukan
gerakan-gerakan
Pendidikan jasmani
dengan sungguh-sungguh
15. Jika guru Pendidikan
jasmani menyuruh
menghafal gerakan-
gerakan yang sulit, maka
saya akan
menghafalkannya sampai
bisa
16. Pendidikan jasmani dapat
membuat tubuh menjadi
kuat
17. Saya mengikuti
Pendidikan jasmani
dengan tujuan menjadi
wakil sekolah dalam ajang
32

perlombaan
18. Setiap kali ada
perlombaan Pendidikan
jasmani, sekolah saya
tidak ikut serta
19. Jika saya kesulitan
melakukan gerakan
Pendidikan jasmani, saya
akan berputus asa dalam
berlatih
20. Untuk menambah ilmu
Pendidikan jasmani, saya
membaca buku olahraga
21. Saya mengikuti
Pendidikan jasmani untuk
mengembangkan bakat
yang saya miliki
22. Guru Pendidikan jasmani
dalam mengajar sangat
kreatif dan tidak monoton
sehingga tidak
membosankan siswa
dalam mengikuti
pelajarannya
23. Pada waktu mengajar guru
Pendidikan jasmani saya
tidak pernah marah Ketika
ada siswanya yang
kesulitan
24. Alat-alat yang digunakan
dalam pelajaran
33

Pendidikan jasmani sangat


inovatif sehingga saya
termotivasi dalam
mengikuti pelajarannya
25. Guru Pendidikan jasmani
membuat alat-alat yang
kreatif untuk digunakan
dalam mata pelajaran.
34

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen


KONSEP ASPEK INDIKATOR ITEM JUMLA
H
Minat adalah 1. Sikap a. Perhatian 1,2,3 3
kesadaran seseorang siswa-siswi
pada suatu objek, b. Keadaan siswa- 4,5 2
seseorang, suatu siswi
soal atau situasi c. Menghargai 6,7,8,9 4
mengandung guru
sangkut paut d. Menghargai 10 1
dirinya. Minat itu teman
akan timbul, jika e. Taat pada 11,12,1 3
suatu objek yang aturan 3
dihadapi seseorang 2. Keinginan a. Keinginan bisa 14,15 2
bagi kebutuhan berpendidikan
hidupnya, jasmani
(Witherington,1985) b. Ingin 16 1
. membentuk
dan
mengembalika
n kondisi tubuh
yang lebih baik
c. Keinginan 17 1
berprestasi
d. Selalu ingin 18 1
maju
3. Ketekuna a. Usaha 19 1
n b. Rajin berlatih 20 1
4. Dorongan a. Perhatian 21, 22 2
b. Guru 23 1
c. Sarana dan 24, 25 2
Prasarana
Sumber : (suryadi, 2007)
35

Item Pertanyaan
No Pernyataan
Positif Negatif

1. Pendidikan jasmani digemari oleh siswa-



siswi
2. Siswa-siswi kurang menyukai pelajaran 
Pendidikan jasmani
3. Ketika guru Pendidikan jasmani tidak 
hadir, maka saya bersama teman-teman
memanfaatkan waktu untuk melakukan
aktivitas sendiri
4. Saya senang sekali apabila guru 
Pendidikan jasmani tidak hadir, sehingga
tidak melakukan aktivitas jasmani
5. Pada saat guru Pendidikan jasmani tidak 
hadir, saya mengajak teman-teman untuk
tetap melakukan aktivitas jasmani
6. Bila guru Pendidikan jasmani memberikan 
tahap-tahap atau cara melakukan gerakan,
saya memperhatikan dengan serius
7. Bila pemanasan tidak di awasi oleh guru 
Pendidikan jasmani, maka saya tidak
melakukan pemanasan dengan serius
8. Bila saya ditunjuk oleh guru Pendidikan 
jasmani untuk memimpin pemanasan saya
merasa malu
9. Siswa-siswi dengan semangat mengikuti 
gerakan Pendidikan jasmani yang
dicontohkan oleh gurunya
36

10. Jika ada seorang teman belum bisa 


menguasi gerakan jasmani, maka saya
akan membantunya
11. Pada saat pelajaran Pendidikan jasmani, 
semua siswa tidak wajib memakai seragam
olahraga
12. Jika ingin lebiih maju, siswa-siswi harus 
disiplin waktu
13. Setiap siswa-siswi wajib mengikuti aturan 
yang telah disepakati dalam Pendidikan
jasmani
14. Saya selalu melakukan gerakan-gerakan 
Pendidikan jasmani dengan sungguh-
sungguh
15. Jika guru Pendidikan jasmani menyuruh 
menghafal gerakan-gerakan yang sulit,
maka saya akan menghafalkannya sampai
bisa
16. Pendidikan jasmani dapat membuat tubuh 
menjadi kuat
17. Saya mengikuti Pendidikan jasmani 
dengan tujuan menjadi wakil sekolah
dalam ajang perlombaan
18. Setiap kali ada perlombaan Pendidikan 
jasmani, sekolah saya tidak ikut serta
19. Jika saya kesulitan melakukan gerakan 
Pendidikan jasmani, saya akan berputus
asa dalam berlatih
20. Untuk menambah ilmu Pendidikan 
jasmani, saya membaca buku olahraga
37

21. Saya mengikuti Pendidikan jasmani untuk 


mengembangkan bakat yang saya miliki
22. Guru Pendidikan jasmani dalam mengajar 
sangat kreatif dan tidak monoton sehingga
tidak membosankan siswa dalam
mengikuti pelajarannya
23. Pada waktu mengajar guru Pendidikan 
jasmani saya tidak pernah marah Ketika
ada siswanya yang kesulitan
24. Alat-alat yang digunakan dalam pelajaran 
Pendidikan jasmani sangat inovatif
sehingga saya termotivasi dalam mengikuti
pelajarannya
25. Guru Pendidikan jasmani membuat alat- 
alat yang kreatif untuk digunakan dalam
mata pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Enre, A. (1992), Pokok Pelayanan Bimbingan Belajar. FIP IKIP Ujung
Pandang.

Arikonto, Suharsimi. (2006), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.


Rineka Cipta.

Arikunto. (2002), Metodologi Penelitian suatu Pendekatan Proposal. PT. Rineka


Cipta.

Arikunto, S. (2006), Metode Penelitian Kualitatif. Bumi Aksara.

Azwar, S. (1995), Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar.

Barmawi, B. Y. (1993), Pembinaan Kehidupan Beragama Islam pada Anak/Bakir


Yusuf Barmawi. Dina Utama Semarang.

Djamarah. (2000), Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta.

Effendi. (1985), Pengantar Psikologi. Pn. Tarsip.

Harahap, S. P. dan H. A. H. (1980), Ensiklopedi pendidikan. Gunung Agung.

Hurlock, E. B. (1993), Perkembangan Anak Jilid 2. Erlangga.

Husdarta. (2011), Manajemen Pendidikan Jasmani. Alfabeta.

Ihsan, Andi, Hasmiyati. (2011), Manajemen Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.


Badan Penerbit UNM.

Munandar, U. (2010), Anak-anak Berbakat Pembinaan dan Pendidikannya. PT.


Raja Grafindo Persada.

Novi, S. (2014), Hubungan Minat dan motivasi Belajar Dengan Hasil


Keterampilan Sepak Bola. 6.

Poerbakawatja, S. (2012), Ensiklopedi Pendidikan. Rajawali 2012.

Poerwardaminta. (2006), Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Sardiman. (1990), Psikologi Umum. Aksara Baru.

Singarimbun, M. (1991), Metode Penelitian. LP3S.

38
39

Slameto. (1995), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka


Cipta.

Slameto. (2011), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka


Cipta.

Sugiyono. (2011), Metode Penelitian Kuatitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Sumartana, wayan N, dan P. P. N. (1982), Evaluasi pendidikan. Usaha Naisonal.

suryadi. (2007), Cara Efektif Memahami Perilaku Anak Usia Dini. ADSA
Mahkota.

Sutrisno, Hadi. (1994), Metodelogi Research. Andi Offset.

Syah, M. (2003), Psikologi Belajar. Raja Grafindo Persada.

Tampubolon. (1991), Mengembangkan Kebiasaan Membaca pada Anak.


Angkasa.

Winarno, S. (1982), Pengantaran Interaksi Mengajar Belajar Dasar Dan Teknik


Metodologi Pengajaran. Tarsito.

Winkel, W. S. (1996), Psikologi Pengajaran. Gramedia.

Witherington, H. C. (1985), Psikologi Pendidikan (terjemahan Buchori M).


Aksara Baru.

Abdullah, Enre, A. (1992), Pokok Pelayanan Bimbingan Belajar. FIP IKIP Ujung
Pandang.

Arikonto, Suharsimi. (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Rineka Cipta.

Arikunto. (2002), Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. PT. Rineka


Cipta.

Arikunto, S. (2006), Metode Penelitian Kualitatif. Bumi Aksara.

Azwar, S. (1995), Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar.

Barmawi, B. Y. (1993), Pembinaan Kehidupan Beragama Islam pada Anak/Bakir


Yusuf Barmawi. Dina Utama Semarang.

Djamarah. (2000), Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta.
40

Effendi. (1985), Pengantar Psikologi. Pn. Tarsip.

Harahap, S. P. dan H. A. H. (1980), Ensiklopedi pendidikan. Gunung Agung.

Hurlock, E. B. (1993), Perkembangan Anak Jilid 2. Erlangga.

Husdarta. (2011), Manajemen Pendidikan Jasmani. Alfabeta.

Ihsan, Andi, Hasmiyati. (2011), Manajemen Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.


Badan Penerbit UNM.

Munandar, U. (2010), Anak-anak Berbakat Pembinaan dan Pendidikannya. PT.


Raja Grafindo Persada.

Novi, S. (2014), Hubungan Minat dan motivasi Belajar Dengan Hasil


Keterampilan Sepak Bola.

Poerbakawatja, S. (2012), Ensiklopedi Pendidikan. Rajawali 2012.

Poerwardaminta. (2006), Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Sardiman. (1990), Psikologi Umum. Aksara Baru.

Singarimbun, M. (1991), Metode Penelitian. LP3S.

Slameto. (1995), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka


Cipta.

Slameto. (2011), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka


Cipta.

Sugiyono. (2011), Metode Penelitian Kuatitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Sumartana, wayan N. dan P. P. N. (1982), Evaluasi pendidikan. Usaha Naisonal.

suryadi. (2007), Cara Efektif Memahami Perilaku Anak Usia Dini. ADSA
Mahkota.
Sutrisno, & Hadi. (1994), Metodelogi Research. Andi Offset.

Syah, M. (2003), Psikologi Belajar. Raja Grafindo Persada.

Tampubolon. (1991), Mengembangkan Kebiasaan Membaca pada Anak.


Angkasa.

Winarno, S. (1982), Pengantaran Interaksi Mengajar Belajar Dasar Dan Teknik


Metodologi Pengajaran. Tarsito.
41

Winkel, W. S. (1996), Psikologi Pengajaran. Gramedia.

Witherington, H. C. (1985), Psikologi Pendidikan (terjemahan Buchori M).


Aksara Baru.
Lampran 1. Instrumen Setiap Variabel Penelitian

Perihal : Permohonan Kesediaan Menjadi Responden

Kepada Yth,
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat

Dengan Hormat,
Dalam rangka penelitian untuk penulisan Tugas Akhir saya dengan judul Minat
Siswa Terhadap Mata Pembelajaran Penjaskes Pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 1 Wawonii Timur. Dengan sukacita dan rasa hormat, memohon
kesediaan dan partisipasi bapak/ibu/sdr/i menjadi responden dalam penelitian ini.
Harapan saya kuesioner penelitian ini diisi (tidak diwakilkan) sesuai jawaban
keadaan apa adanya bukan yang seharusnya dan setelah selesai mohon
dikembalikan. Informasi yang diperoleh melalui kuesioner ini hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian ini, sehingga tidak memiliki konsekuensi atau
menghakimi siapa-siapa, semata-mata pengembangan pengetahuan bidang ilmu
manajemen. Seluruh kerahasiaan identitas dan informasi responden dijamin sesuai
dengan kaidah dan etika dalam penelitian.ponden dijamin sesuai dengan kaidah
dan etika dalam penelitian.
Demikian permohonan saya, saya sampaikan terima kasih atas bantuan, kesedian
dan kerjasamanya, semoga mendapat ridho Allah SWT.

Kendari, ………... Juni 2023


Hormat saya,
Peneliti

Ratna Pramudita
42

MINAT SISWA TERHADAP MATA PEMBELAJARAN PENJASKES


PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1
WAWONII TIMUR

KUESIONER PENELITIAN

A. IDENTITAS INFORMASI

1. Nama Responden :
2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Usia : ….. Tahun.
4. Kelas :

B. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER


1. Berilah tanda ceklis (√ ) pada kolom alternatif jawaban yang paling sesuai
dengan keadaan, pendapat, pandangan atau perasaan anda,
Keterangan :
a. Sangat Setuju (SS) =4
b. Setuju (S) =3
c. Tidak Setuju (TS) =2
d. Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
43

Lampiran ……………… Kuesioner Penelitian


A. Sikap
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
A Perhatian Siswa-Siswi
(4) (3) (2) (1)
1 Pendidikan jasmani digemari oleh
siswa-siswi
2 Siswa-siswi kurang menyukai pelajaran
Pendidikan Jasmani
3 Ketika guru Pendidikan Jasmani tidak
hadir, maka saya bersama teman-teman
memanfaatkan waktu untuk melakukan
aktivitas sendiri
B Keadaan Siswa-siswi
4 Saya senang sekali apabila Guru
Pendidikan Jasmani tidak hadir,
sehingga tidak melakukan aktivitas
jasmani
5 Pada saat Guru Pendidikan Jasmani
tidak hadir, saya mengajak teman-teman
untuk melakukan aktivitas jasmani
C Menghargai Guru
6 Bila Guru Pendidikan jasmani
memberikan tahap-tahap atau cara
melakukan gerakan, saya
memperhatikan dengan serius
7 Bila pemanasan tidak diawasi oleh guru
Pendidikan jasmani, maka saya tidak
akan melakukan pemanasan dengan
serius
8 Bila saya ditunjuk oleh guru Pendidikan
jasmani untuk memimpin saya merasa
malu
9 Siswa-siswi dengan semangat
mengikuti gerakan Pendidikan jasmani
yang dicontohkan oleh gurunya
D Menghargai Teman
10 Jika ada seorang teman belum bisa
menguasai gerakan jasmani, maka saya
44

akan membantunya
E Menghargai Teman
11 Pada saat pelajaran Pendidikan jasmani,
semua siswa tidak wajib memakai
seragam olahraga
12 Jika ingin lebih maju, siswa-siswi harus
disiplin waktu
13 Setiap siswa-siswi wajib mengikuti
aturan yang telah disepakati dalam
Pendidikan jasmani

B. Sikap
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Keinginan Bisa Berpendidikan SS S TS STS
A
Jasmani (4) (3) (2) (1)
14 Saya selalu melakukan gerakan-gerakan
Pendidikan jasmani dengan sungguh-
sungguh
15 Jika guru Pendidikan jasmani menyuruh
menghafal gerakan-gerakan yang sulit,
maka saya akan menghafalkannya
sampai bisa
Ingin Membentuk dan
B
Mengembalikan Kondisi Tubuh
16 Pendidikan jasmani dapat membuat
tubuh menjadi kuat
C Keinginan Berprestasi
17 Saya mengikuti Pendidikan jasmani
dengan tujuan menjadi wakil sekolah
dalam ajang perlombaan
D Selalu Ingin Maju
18 Setiap kali ada perlombaan Pendidikan
jasmani, saya akan berputus asa dalam
berlatih

C. Ketekunan
No Pernyataan Alternatif Jawaban
A Usaha SS S TS STS
45

(2)
(4) (3) (1)
19 Jika saya kesulitan melakukan gerakan
Pendidikan Jasmani, saya akan berputus
asa dalam belatih
B Rajin Berlatih
20 Untuk menambah ilmu Pendidikan
jasmani, saya membaca buku olahraga

D. Dorongan
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
A Perhatian
(4) (3) (2) (1)
21 Saya mengikuti Pendidikan jasmani
untuk mengembangkan bakat yang saya
miliki
22 Guru Pendidikan jasmani dalam
mengajar sangat kreatif dan tidak
monoton sehingga tidak membosankan
siswa dalam mengikuti pelajarannya
B Guru
23 Pada waktu mengajar guru Pendidikan
jasmani saya tidak pernah marah Ketika
ada siswanya yang kesulitan
C Sarana dan Prasarana
24 Alat-alat yang digunakan dalam
pelajaran Pendidikan jasmani sangat
inovatif sehingga saya termotivasi
dalam mengikuti pelajarannya
25 Guru Pendidikan jasmani membuat alat
alat yang kreatif untuk digunakan dalam
mata pelajaran

Anda mungkin juga menyukai