Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SMAN 13

TAKALAR, KAB. TAKALAR

ANALYSIS OF THE LEVEL OF PHYSICAL FRESHNESS STUDENTS

OF SMAN 13 TAKALAR, DISTRICT TAKALAR

ALAM BURHANUDDIN

200301501013
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
PROPOSAL

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SMAN 13

TAKALAR, KEC. GALESONG SELATAN KAB. TAKALAR

ANALYSIS OF THE LEVEL OF PHYSICAL FRESHNESS IN

STUDENTS OF SMAN 13 TAKALAR, KEC. GALESONG SELATAN

DISTRICT. TAKALAR

ALAM BURHANUDDIN

200301501013

i
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN

UL PENELITIAN : ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SMAN 13

TAKALAR, KEC. GALESONG KAB. TAKALAR

NAMA : AALAM BURHANUDDIN

NIM : 200301501013

JURUSAN : PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN

REKREASI

FAKULTAS : ILMU KEOLAHRAGAAN

Makassar, 20 Februari 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Andi Mas Jaya AM, M.Pd H. Iskandar, S.Pd, M.Pd.

NIP. 19600421 198603 1 026 NIP: 197804292005011002

iii
Mengetahui :

Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Dr. Juhanis, S.Pd, M.Pd.

NIP. 19760709 200604 1 002

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang.................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 4

iv
D. Manfaat Penelitian............................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka............................................................................................ 5

B. Kerangka Berpikir.......................................................................................... 24

C. Hipotesis......................................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 26

A. Jenis Penelitian.................................................................................................. 26

B. Waktu dan Tempat............................................................................................ 26

C. Variabel dan Desain Penelitian......................................................................... 26

D. Definisi Operasional Variabel........................................................................... 27

E. Populasi dan Sampel......................................................................................... 27

F. Instrumen Penelitian......................................................................................... 28

G. Teknik Pengumpulan Data................................................................................ 32

H. Teknik Analisis Data......................................................................................... 33

JADWAL PENELITIAN............................................................................... 34

RENCANA BIAYA....................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 36

v
vi
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Indonesia sudah berkembang dengan pesat. Untuk mendukung

tujuan pendidikan Nasional di Indonesia, pemerintah menetapkan sejumlah mata

pelajaran pokok yang harus disampaikan kepada siswa (Bararah, 2017) . Salah

satu diantaranya adalah mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan yang disingkat dengan Penjasorkes. Dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei

2006 tentang standar isi dikemukakan mengenai cakupan secara khusus bagi

setiap mata pelajaran dan jenjang pendidikan, termasuk mata pelajaran

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Dalam Permendiknas disebutkan

bahwa kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta

menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.

(Rusdin dkk., 2022): Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong

pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan

dan penalaran, penghayatan nilai-nilai: sikap, mental, emosional, sportivitas, dan

sosial, serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. (Hills

dkk., 2015) : Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian

integral dari pendidikan secara keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan


4

aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak keterampilan berpikir kritis,

keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola

hidup yang sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani,

olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) di

semua jenjang bukanlah hanya sekedar mata pelajaran gerak badan yang selalu

dianggap remeh dan dapat dikesampingkan begitu saja. (Utami, 2015):

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian yang harus

ditempatkan pada posisi yang penting dalam pembangunan bangsa terutama

dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena itu kualitas

pelaksanaannya harus mendapat perhatian yang memadai dari semua pihak.

Guna meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia, menteri

pendidikan telah berulang kali melakukan perubahan serta pembaharuan

mengenai kurikulum yang digunakan dalam dunia pendidikan guna

menghasilkan lulusan yang lebih berkompeten dari lembaga formal yaitu

sekolah salah satunya adalah jenjang SMA. (Wirayasa dkk., 2020) Pembelajaran

di jenjang SMA, banyak mengalami perubahan, perkembangan serta

pemabaharuan dari jenjang-jenjang sebelumnya. Pada jenjang SD peserta didik

telah banyak diajarkan tentang pembelajaran yang sifatnya mendasar, kemudian

pada jenjang SMP pembelajaran mulai menjadi bervariasi, dan pada jejang SMA

pembelajaran yang didapatkan siswa menjadi semakin kompleks. Salah satu


4

pembelajaran yang didapatkan oleh siswa mulai dari jenjang SD – SMA adalah

PJOK.

Salah satu penjabaran dari tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan Kesehatan

khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas adalah tercapainya derajat

kebugaran jasmani. (Z. Arifin, 2018): Kebugaran jasmani yang dimaksudkan

adalah kemampuan siswa untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari

tanpa menimbulkan Kelelahan yang berarti sehingga masih memiliki simpanan

tenaga untuk mengatasi beban kerja tambahan. Menurut Lutan, dkk. dengan

memiliki derajat kebugaran jasmani yang baik, siswa dapat (1) meningkatkan

kapasitas belajar; (2) meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit, dan (3)

menurunkan angka tidak masuk ke sekolah. Dari penjelasan tersebut dapat

ditegaskan bahwa tujuan utama pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan

adalah untuk membantu siswa mengembangkan gaya hidup aktif, hidup sehat

dan memiliki kebugaran jasmani melalui berbagai aktivitas fisik serta belajar

keterampilan berolahraga.

Pendidikan di Indonesia saat ini memang sudah cukup baik, tetapi masih banyak

hal yang perlu dibenahi seperti fasilitas pendidikan yang belum merata. Masih

banyak daerah khususnya di bagian timur Indonesia dengan kondisi fasilitas

serta akses pendidikan yang jauh dari kata layak. Bahkan dengan kondisi

bangunan serta akses jalan yang tidak layak masih banyak ditemukan. Adapun

Kualitas tenaga pengajar menjadi salah satu faktor pendorong yang mampu

meningkatkan kualitas pendidikan bangsa. Kualitas Pendidikan merupakan suatu

hal yang sangat penting bagi kemajuan Indonesia hal itu sesui dengan UUD
4

1945 lebih lanjut pentingnya Pendidikan terdapat pada pasal 31 tentang

kewajiban negara menjamin Pendidikan bagi warganya.

Begitupun di Sulawesi selatan kemajuan Pendidikan sudah sangat pesat.

Beberapa indicator kemajuan Pendidikan di Sulawesi selatan yaitu: 1) Sulawesi

selatan masuk 10 besar daerah dengan siswa terbanyak diterima di perguruan

tinggi tahun 2023. 2) program andalan Gubernur Sulawesi Selatan tentang smart

school yang menjadikan kesetaraan kualitas pendidikan di sekolah menengah

atas di seluruh wilayah Sulawesi selatan. Kabupaten takalar adalah salah satu

daerah yang terletak di pesisir barat Sulawesi selatan berada di daerah dataran

rendah dengan panjang pantai 35 km berbatasan langsung dengan ibu kota

provinsi Sulawesi selatan. Dengan mata pencaharian penduduk sebagai nelayan,

petani, pengrajin, serta mata pencaharian lainnya. Dalam dunia Pendidikan,

Kabupaten takalar memliki 13 Sekolah menengah atas dan 12 Sekolah

menengah Kejuruan yang membina lebih dari 9489 siswa. Pada kurikulum SMA

terdapat 17 mata pelajaran yang wajib di ampu oleh siswa sehingga bisa

melanjutkan Pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Salah satu diantaranya adalah mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan yang disingkat dengan Penjasorkes. Dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei

2006 tentang standar isi dikemukakan mengenai cakupan secara khusus bagi

setiap mata pelajaran dan jenjang pendidikan, termasuk mata pelajaran

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Dalam Permendiknas disebutkan

bahwa kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan


4

pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta

menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong pertumbuhan

fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,

penghayatan nilai-nilai: sikap, mental, emosional, sportivitas, dan sosial, serta

pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan

dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Pendidikan jasmani,

olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara

keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

keterampilan gerak keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran,

stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup yang sehat dan

pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan

terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional.

Mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (Penjasorkes)

di semua jenjang bukanlah hanya sekedar mata pelajaran gerak badan yang

selalu dianggap remeh dan dapat dikesampingkan begitu saja. Pendidikan

jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian yang harus ditempatkan

pada posisi yang penting dalam pembangunan bangsa terutama dalam upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena itu kualitas

pelaksanaannya harus mendapat perhatian yang memadai dari semua pihak.

Salah satu penjabaran dari tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan Kesehatan

khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas adalah tercapainya derajat


4

kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani yang dimaksudkan adalah kemampuan

siswa untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan

kelelahan yang berarti sehingga masih memiliki simpanan tenaga untuk

mengatasi beban kerja tambahan. Menurut Lutan, dkk. dengan memiliki derajat

kebugaran jasmani yang baik, siswa dapat (1) meningkatkan kapasitas belajar;

(2) meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit, dan (3) menurunkan

angka tidak masuk ke sekolah.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sangat dibutuhkan

oleh setiap siswa untuk membina kebugaran jasmani, kesehatan dan rohani

siswa. Seseorang dapat dikatakan berhasil dalam belajar yaitu dengan adanya

perubahan sikap dan perilaku dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan

maupun sikap yang terjadi dalam diri siswa, agar siswa dapat memperoleh

prestasi belajar dengan nilai yang baik banyak faktor yang dapat

mempengaruhinya antara lain sebagai berikut: tingkat kebugaran jasmani siswa

masih sangat rendah, pemahaman siswa dalam belajar masih sangat kurang,

sarana dan prasarana di sekolah masih kurang memadai, metode dan media

pembelajaran kurang menyenangkan, latar belakang sosial ekonomi orang tua,

kurang adanya motivasi dalam diri siswa dalam mengikuti pembelajaran

sehingga bakat dan minat siswa berkurang. Dalam konteks pemeliharaan dan

peningkatan kebugaran jasmani, PJOK memainkan peranan yang cukup penting,

hal ini mengingat karakteristik pelaksanaan PJOK yang selalu melibatkan aspek

gerak fisik yang terdapat di setiap materi yang memungkinkan siswa untuk
4

selalu aktif bergerak. Aspek kesehatan fisik merupakan aspek utama dalam

pemenuhan kesehatan total. Hal ini karena kesehatan fisik merupakan komponen

penunjang aspek kesehatan lainnya yaitu: aspek kesehatan mental, kesehatan

sosial, dan kesehatan spiritual (Tapo & Bile, 2020). Secara sederhana, kebugaran

jasmani dapat dipahami sebagai refleksi kemampuan seorang individu dalam

melakukan berbagai tugas gerak secara maksimal dan efisien dalam rangka

pemenuhan hidup tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan serta terhindar

dari beberapa resiko penyakit (Bile & Suharjana, 2019). Upaya pemeliharaan

kebugaran jasmani melalui Pemeliharaan kondisi fisik hanya bisa dilakukan

dengan membiasakan pola hidup aktif melalui aktivitas latihan atau olahraga.

Program olahraga mandiri saat ini perlu diarahkan pada tujuan untuk

pemeliharaan kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan (health

related physical fitness). Komponen utama yang harus menjadi sasaran latihan

kebugaran adalah kesehatan kardiovaskuler,kecepatan, kekuatan dan daya tahan

otot, serta kelentukan. Serangan virus yang dapat melemahkan sistem imun

tubuh, maka dipandang perlu untuk melakukan upaya pemeliharaan dan

peningkatan imunitas tubuh melalui latihan fisik agar dapat menjaga kekuatan

dan daya tahan tubuh tetap dalam kondisi optimal (Tapo & Bile, 2020: 55-58).

Selain untuk menunjang pemeliharaan kebugaran jasmani latihan fisik juga

berkontribusi penting dalam kinerja kognitif seseorang (Kim et al, 2020: 1-3).

Pemeliharaan kebugaran jasmani melalui aktivitas latihan fisik perlu dilakukan

secara teratur dan berkesinambungan sehingga dapat memberikan manfaat

jangka panjang yang lebih maksimal. Kebugaran jasmani yang tinggi merupakan
4

modal untuk menyelesaikan suatu gerakan secara efisien dan efektif. Cara untuk

meningkatkan kebugaran tubuh adalah melalui olahraga yang teratur, terstruktur,

terprogram, sistematis, dan selalu meningkat.Pembinaan kondisi fisik melalui

olahraga merupakan fundasi untuk meningkatkan kebugaran jasmani, sehingga

dapat beaktifitas dengan baik. Seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang

baik dapat terhindar dari kemungkinan cidera saat melakuan aktifitas fisik atau

olahraga yang lebih berat. Hal ini juga sebagai gambaran jelas bagi setiap

remaja, agar benar-benar memperhatikan tingkat kebugaran jasmaninya. Saat ini

dibutuhkan adanya program olahraga mandiri bagi siswa yang bertujuan untuk

menjaga pemeliharaan kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan

(health related physical fitness). Kebugaran jasmani dari setiap individu

memiliki perbedaan berdasarkan rangkaian aktivitas yang dijalani setiap

hari.Pengaruh dari tingkat kebugaran jasmani yang dirasakan setiap orang ketika

melakukan kegiatan rutin, yang melibatkan tubuh secara aktif. Adanya suatu

kegiatan fisik dengan menggerakan bagian tubuh melalui otot dan rangka secara

bergantian memicu pengeluaran energi yang cukup berarti, kemampuan tubuh

manusia menerima beban saat melakukan aktivitas disebut sebagai kekuatan

dalam kebugaran jasmani.Tingkat kemampuan fisik seseorang menggunakan

sistem jantung, paru-paru, sehingga peredaran darah secara efektif disebut

sebagai daya tahan unsur dalam kebugaran jasmani, sehat dan bugar merupakan

impian semua orang. Jika badan kita sehat dan bugar maka dapat memudahkan

seseorang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.Cara untuk menjaga badan

tetap sehat dan bugar adalah dengan melakukan aktivitas fisik.Hal ini dapat
4

menciptakan fisik dan mental yang nantinya dapat menambah stamina pada diri

seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari tanpa dipengaruhi oleh

kelelahan. Kemajuan teknologi saat ini dapat mengurangi keaktifan siswa dalam

mengeploitasikan gerak. Hal ini bisa berakibat buruk karena dapat menjadikan

siswa untuk malas bergerak dan akhirnya siswa tidak mempunyai keterampilan

gerak yang baik.Ini dikarenakan orang tua dan siswa belum mengetahui begitu

pentingnya menjaga kebugaran jasmani, kebugaran jasmani juga dapat

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran terutama dalam

pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

Dari penjelasan tersebut dapat ditegaskan bahwa tujuan utama pendidikan

jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah untuk membantu siswa

mengembangkan gaya hidup aktif, hidup sehat dan memiliki kebugaran jasmani

melalui berbagai aktivitas fisik serta belajar keterampilan berolahraga.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana tingkat kebugaran siswa SMAN 13 Takalar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dapat memberikan gambaran secara empiris tentang hal-hal

yang hendak diperoleh melalui penelitian ini. Adapun tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui tingkat kebugaran siswa SMAN 13 Takalar.


4

D. Manfaat Penelitian

1. Guru

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi guru pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan di SMA. Guru pendidikan jasmani di SMA

dapat menggunakan hasil analisis ini untuk Menyusun program Latihan terkain

peningkatan kebugaran jasmani siswa. Dengan potensi yang dimiliki anak dapat

dibina dan dilatih sehingga kemampuannya dapat dikembangkan secara optimal.

2. Siswa

Siswa bisa mengetahui kemampuan dan tingkat kebugaran jasmaninya

dan dapat mempersiapkan didirinya untuk mencapai cita-citanya.

3. Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tingkat kebugaran siswa

saat ini yang dapat digunakan dalam Menyusun kebijakan sekolah di bidang

olahraga.

4. Peneliti

Penelitian ini dilakukan dengan waktu yang singkat sehingga dalam

penelitian ini masih sangat terbatas kualitas penelitiannya. Untuk memperoleh

konsistensi kualitas penelitian itu belum tercapai. Untuk memperoleh data yang

konsistensi perlu direplikasi dan dikaji ulang terhadap penelitian ini dengan teori

dan kajian yang lebih dalam dengan menggunakan variabel dan penelitian yang

mendalam maka akan memperoleh hasil penelitian yang konsistensi sehingga

dapat digunakan sebagai dasar berpijak dalam penelitian pengembangan lainnya

dengan memperhatikan sudut pandang yang berbeda.


4
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

1. Pengertian Analisis

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia: “Analisis adalah penguraian

suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaan bagian itu sendiri serta

hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan

pemahaman arti keseluruhan”. Menurut Dwi Prastowo Darminta dan Rifka

Julianty: “Analisis merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya

dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk

memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”. Menurut

Wiradi: “Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti

mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan

dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan

ditaksir maknanya”.

1. Kesegaran jasmani

Kesegaran jasmani merupakan kondisi fisik yang optimal, di mana seseorang

memiliki daya tahan yang baik, kekuatan, kelenturan, keseimbangan, serta tingkat

kardiovaskular yang sehat. Para ahli sering mengaitkan kesegaran jasmani dengan

kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik tanpa kelelahan berlebihan.

salah satu referensi yang sering digunakan adalah "Physical Fitness: A Guide for

Individuals with Spinal Cord Injury" oleh Michael L. Boninger, Angela R.


4

DiGiovine, dan Mark P. Jensen. Buku ini memberikan pemahaman tentang

konsep kebugaran fisik dan kesegaran jasmani,

menurut (Ahmad Ghatsaghautsan, 2023 ) Kebugaran jasmani yang sering disebut


juga sebagai kebugaran fisik (physical fitnes) adalah keahlian individu
melaksanakan aktivitas kesehariannya dengan efektif tanpa ada rasa lelah yang
berlebihan. Sedangkan menurut (Nesha Putri Irsanty 2019). “Kebugaran
jasmani dapat diperoleh dengan cara berolahraga, oleh karena itu olahraga dapat
dijadikan sebagai bagian
dari kehidupan sehingga tidak sal
ah apabila tubuh tidak aktif bergerak maka jangan
harap kondisi fisik menjadi tetap optimal dan segar”.
Lain halnya dari pendapat

2. Kekuatan (Strength): Kekuatan melibatkan kemampuan otot untuk menghasilkan

tenaga atau kekuatan fisik. Latihan kekuatan meliputi penggunaan beban berat

atau resistensi untuk meningkatkan kekuatan otot.

3. Kecepatan (Speed): Kecepatan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan

gerakan dengan cepat. Kecepatan dapat dibagi menjadi kecepatan reaksi,

kecepatan berlari, dan kecepatan angkat. Latihan kecepatan melibatkan

latihan yang fokus pada peningkatan kecepatan gerakan. menurut (Wiarto

2015), kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam

waktu yang sesingkat mungkin. Sedangkan menurut Widiastuti (2015), kecepatan

adalah kemampuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam

waktu yang sesingkat singkatnya.

4. Daya Tahan (Endurance): Daya tahan merupakan kemampuan tubuh untuk

melawan infeksi, penyakit, atau gangguan kesehatan serta mempertahankan

keseimbangan dan fungsi tubuh yang optimal. Menurut (barus 2020) Daya

tahan mengacu pada kemampuan kecepatan dalam pemakaian oksigen bukan


4

sekedar 17 oksigen banyak dipakai, akan tetapi untuk kepentingan apa. Akan tetapi

dapat dikatakan jika seseorang melakukan suatu pekerjaan dalam tempo waktu

lama, maka kebutuhan oksigen untuk mempertahankan daya tahan (stamina)

menjadi stabil.

5. Daya ledak (power) daya ledak adalah

6. Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan dari yang tidak tahu

menjadi tahu. Belajar merupakan salah satu kebutuhan setiap individu karena

belajar dapat memahami dan menguasai sehingga dapat meningkatkan

kemampuannya untuk mencapai tujuan tertentu. Belajar dapat berlangsung

dimana saja tanpa adanya batasan yang menghalangi proses belajar.

Menurut Oemar Hamalik (2002:154) “belajar adalah perubahan tingkah

laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman)’’. Belajar sebenarnya

adalah perbedaan antara manusia dengan binatang. Belajar yang dilakukan oleh

manusia adalah bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja dan

dimana saja baik disekolah, dikelas, dijalan, atau dalam waktu yang ditentukan

sebelumnya.

Menurut Sardiman A.M (2008:20) “belajar merupakan perubahan tingkah

laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,

mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya”.

Menurut Harold Spears dalam Agus Suprijono (2009:2) mengatakan

bahwa learning is to observe, to read, imitate, to tri something themselves, to

listen, to follow direction. ( dengan kata lain bahwa belajar adalah mengamati,

membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu).


4

Sedangkan menurut Slameto (2013:2) belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yag

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan manusia, dalam

pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses

belajar. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif,

dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat

positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan

sebelumnya. Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:9) “Belajar

adalah suatu perilaku, pada saat orang belajar maka respon menjadi baik.

Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun”.

Berdasakan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah proses yang dialami atau dilakukan oleh manusia yang bersifat

permanen yang dapat mengubah perilaku manusia tersebut dan dapat dilakukan

kapan saja dan dimana saja.

7. Hasil Belajar

Belajar merupakan proses yang dilakukan individu yang bersifat permanen

dan dapat dilakukan dimana saja yang memiliki tujuan tertentu. Tujuan akhir

dari pembelajaran yaitu mendapatkan hasil yang baik dari pembelajaran yang

dilakukan. Sedangkan Menurut agus Suprijono (2009:2) “hasil belajar adalah


4

perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensial

kemanusiaan saja”.

Evaline Siregar dan Hartini Nara (2010:144) mengemukan bahwa “hasil belajar

adalah segala macam prosedur untuk mendapatkan informasi mengenai unjuk

kerja (performance) siswa atau seberapa jauh siswa untuk mencapai tujuan-

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”.

Dan disisi lain, Ngalim Purwanto (2006:33) mengatakan bahwa “ hasil belajar

adalah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah

diberikan oleh guru kepada murid-muridnya atau oleh dosen kepada

mahasiswanya dalam jangka waktu tertentu”.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor yang

berasal dari dalam diri siswa atau faktor internal dan faktor yang berasal dari

luar diri siswa atau faktor eksternal, faktor internal meliputi : (a) faktor

psikologis, diantaranya adalah kondisi fisiologis umum dan kondisi panca

indera, (b) faktor psikologis antara lain minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan

kemampuan kognitif.

Faktor eksternal meliputi : (a) faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan

alami dan lingkungan sosial, (b) faktor instructional, yaitu berupa kurikulum,

program, sarana dan fasilitas serta guru.

Deni kurniawan ( 2014:14 ) mengatakan bahwa “ Hasil belajar berupa

keterampilan kognitif yaitu pengetahuan tentang cara bagaimana melakukan

sesuatu, mengingat dan berpikir yang merupakan hasil dari proses belajar.
4

Selain itu keterampilan gerak (psikomotorik) ditunjukkan dengan munculnya

kemampuan menggunakan tangan, kai dan alat tubuh lainnya serta sikap

(afektif) yang mencerminkan kepribadian siswa dalam berinteraksi dengan guru

dan siswa lainnya”.

Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah hasil yang didapatkan melalui tes untuk mencapai tujuan

pembelajaran baik secara afektif, kognitif maupun psikomotorik.

A. Kerangka Pikir

Menurut (Sapto Haryoko, 1999), kerangka berpikir adalah suatu 

penelitian yang menggunakan dua variabel atau lebih dalam prakteknya.

Sehingga kerangka berpikir itu berisi mengenai variable-variabel yang akan

dibahas dalam penelitian.

A. Hipotesis

Sipakarennu Pangkep dalam kategori baik.


BAB lll

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif, yaitu suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini dilakukan dengan

menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan/analisis

data, membuat kesimpulan dan menyusun laporan (Notoatmodjo, S, 2010:36).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan di laksanakan pada bulan Mei, di

lapangan Sepak bola Andi Mappe, kecamatan Pangkajene, kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan , provinsi Sulawesi Selatan.

C. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Satrio Hadi mendefeniskan variable sebagai gejala yang bervariasi.

Didalam penelitian yang dimaksud variable penelitian adalah faktor-faktor yang

berperang dalam suatu peristiwa yang akan mempengaruhi hasil penelitian.

Untuk memahami secara jelas tentang variebel-variabel yang terlibat maka

diidentifikasi sebagai berikut : Variable Tunggal yaitu Analisis Keterampilan


25

teknik dasar passing dan heading permainan sepak bola pada pemain SSB

Sipakarennu pangkep.
26

2. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu rancangan yang digunakan untuk

mempermudah proses penelitian. Secara sederhana rancangan atau desain

penelitian dapat dilihat pada gambar berikut :

X = Keterampilan teknik dasar passing dan heading permainan sepak bola

D. Defenisi Operasional Variabel

Untuk menghindari salah penafsiran tentang variabel-variabel yang

terlibat, dibuat defenisi operasional variabel sebagai berikut:

variabel dalam penelititan ini adalah keterampilan teknik dasar

passing dan heading pada permainan sepak bola SSB Sipakarennu pangkep..

Keterampilan bermain sepak bola yang di teliti dalam penelitian ini adalah

keterampilan teknik dasar passing dan heading.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dan individu yang dijadikan obyek penelitian.

populasi dan suatu penelitian harus memiliki karakteristik yang sama atau

hampir sama. Sedangkan Sugiyono (2014:363) menjabarkan bahwa populasi

merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.


27

Berdasarkan pada penjelasan tentang populasi di atas, maka dalam

penelitian ini terdapat populasi yang akan diteliti yaitu SSB Sipakarennu

Pangkep yang pemainnya berjumlah 20 orang.

2. Sampel

Menurut Damadi (2013:56) mengatakan bahwa: “Sampel adalah subyek

dinama pengukuran dilakukan, elemen-elemen populasi yang terpilih”.

Sedangkan Sugiyono (2015:118) bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Jadi dapat disimpulkan

bahwa sampel adalah sebagain individu yang diperoleh dari populasi, yang

diharapkan dapat mewakili terhadap seluruh populasi.

Dengan demikian sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pemain SSB Sipakarennu Pangkep ini sebanyak 20 pemain dengan tehnik

pengambilan sampel adalah total sampling.

F.Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan tahap yang menentukan dalam

proses suatu penelitian. Maka dipergunakan suatu instrumen penelitian, dimana

instrument yang digunakan adalah suatu bentuk berupa tes keterampilan dalam
keterampilan passing dan heading.

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah passing ke arah

tembok dengan jarak 2 meter dengan waktu 30 detik, sedangkan heading

melempar bola ke atas kepalanya dan kemudian memainkan bola tersebut

dengan bagian dahi selama 30 detik

Adapun pelaksanaan tes sebagai berikut :

a. Perlengkapan :

- Lapangan sepak bola

- bola

- cones

- stopwach

- Peluit

- tali

- Alat ukur/ meter

- Alat Tulis

b. Pelaksanaan Tes

1. Tes sepak (Passing)

Tujuan: mengukur keterampilan menyepak.

Alat yang digunakan:

1. Bola

2. Stop watch
29

3. Tembok

4. Kun

Petunjuk Pelaksanaan:

1) Testi berdiri dibelakang garis tembak yang berjarak 2 meter dari sasaran atau

dengan papan dengan posisi kaki kanan atau kaki kiri siap menembak sesuai

dengan kebiasaan pemain.

2) Pada aba-aba ”ya”, testi mulai menyepak bola ke sasaran,

pantulannya ditahan kembali dengan kaki dibelakang garis tembak.

3) Lakukan tugas ini secara bergantian dengan kaki kiri dan kanan

selama 30 detik.

4) Apabila bola keluar dari daerah sepak, maka testi mesti

menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.

5) Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila:

a. Bola ditahan atau disepak di depan garis sepak pada setiap kali

tugas

b. menyepak bola.

c. Bola ditahan dan disepak hanya dengan satu kaki saja.

Skor:

Jumlah menyepak dan menahan bola secara sah selama 30 detik. Hitungan 1,

diperoleh dari satu kali kegiatan menendang dan menahan bola.


30

Gambar 11. Bentuk Lapangan Untuk Tes Passing Dan Stopping

(Sumber : Nurhasan Dalam Setyawan, Fitra 2012 : 78)

2. Tes Memainkan Bola dengan Kepala (Heading)

Tujuan: Mengukur keterampilan menyundul dan mengontrol bola dengan

kepala. Alat yang digunakan:

a. Bola

b. Stop watch

c. Kun

Petunjuk pelaksanaan:

1) Pada aba-aba ”siap”, testi berdiri bebas dengan bola berada pada

penguasaan tangganya.

2) Pada aba-aba ”ya”, testi melempar bola ke atas kepalanya dan

kemudian memainkan bola tersebut dengan bagian dahi.

3) Lakukan tugas gerak ini di tempat selama 30 detik.


31

4) Apabila bola jatuh maka testi mengambil bola itu dan menainkannya kembali

di tempat bola tersebut diambil.

5) Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila:

1) Testi memainkan bola tidak di dahi.

2) Dalam memainkan bola testi berpindah pindah tempat.

Skor:

Skor adalah jumlah bola yang dimainkan dengan dahi yang benar sah selama 30

detik.

Gambar 12. Bentuk Lapangan Untuk Tes Heading

(Sumber : Nurhasan Dalam Setyawan, Fitra 2012 : 79)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan

pengukuran. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 84) menyatakan bahwa pada

umumnya survei merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau
32

individu dalam waktu (jangka waktu) yang bersamaan. Metode penelitian yang

digunakan untuk pengambilan data dengan sejumlah unit, kelompok, individu

dan kemudian dilakukan pengetesan dan pengukuran dalam jangka waktu yang

bersamaan, sehingga data atau informasi yang diperoleh akurat dan dapat

dipertanggung jawabkan.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Deskriptif

Analisis deskriptif yang dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran

umum tentang data penelitian untuk dapat menafsirkan dan memberi makna

tentang data pengukuran keterampilan teknik dasar passing dan heading pada

permaina sepak bola SSB Sipakarennu Pangkep. Berupa nilai mean, mediun dan

standar deviasi.

2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data untuj mengetahui apakah keterampilan teknik dasar

passing dan heading pada permainan sepak bola SSB Sipakarennu Pangkep.

Berdistribusi normal dengan mengacu pada standar normalitas (P>0.05). Apabia

(P>0.05) distribusi dapat dikatakan normal dan apabila (P<0,05) maka distribusi

dikatakan tidak normal.


33

DAFTAR PUSTAKA

Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra. (2000). Perkembangan Gerak dan Belajar

Gerak. Depdiknas.

Ardhi, Najib. 2016. Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola Siswa Peserta

Ekstrakurikuler Sepakbola SMP Negeri 2 Sewon Bantul Tahun 2016.

Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta

Emral. 2016. Sepak Bola Dasar. Sukabina Press. Padang.

Hartanto, Edi. 2015. Keterampilan Dasar Bermain Sepakbola Dan Status Kondisi Fisik

Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler di SD Muhammadiyah Blawong I

Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul.Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Kenniadi, Paryadi, & Ismawan, Hendry. 2021. Analisis Keterampilan Teknik Dasar

Permainan Sepak Bola pada Siswa Ekstrakurikuler SMA Negeri 8 Malinau.

https://jurnal.fkip.unmul.ac.id
34

Luxbacher, J. A. (2008). Sepak Bola. Bandung: Raja Grafindo.

Muhajir. 2007. Pendiikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Yuditira.

Pratama, Andika. 2021. 4 Teknik Dasar Menyundul Bpla dan Penjelasannya.

https://bola.okezone.com

Setyawan, Fitra, 2012. Survei Tingkat Keterampilan Gerak Dasar Sepak Bola Siswa

Peserta Ekstrakulikuler Sepak Bola di SMPN 1 Pakem, Sleman, Yogyakarta.

Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakkarta

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Alfabeta

Tri, Wahyu. 2015. Tingkat Keterampilan Dasar Sepakbola Siswa Peserta

Ekstrakurikuler Sepakbola di SMP Negeri 4 Sentolo. Universitas Negeri

Yogyakarta. Yogyakarta.

Widianto, Ari. 2009. Survei Keterampilan Teknik Dasar Permainan Sepak Bola pada

Pemain Umur 12-13 Tahun di Klub PSD Kabupaten Demak. Universitas Negeri

Semarang. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai