Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DASAR FALSAFAH JASMANI

Tentang

ARAH PENGEMBANGAN PENDIDIKAN JASMANI

DOSEN PEMBIMBING
IRWANSYAH SIREGAR S,Pd. M, Pd

Disusun Oleh Kelompok 8

1. Elisa Roslin (6213121081)


2. Petrus Nababan (6213121117)
3. Restu Purba (6213121111)
4. Refa Ginting (621312321019)

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T/A 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Arah pengembangan pendidikan
jasmani” ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Penyusun mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penyusun mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Dasar Falsafah Jasmani yang membahas tentang “Arah pengmbangan pendidikan jasmani”
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih  banyak
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Apabila terdapat
kesalahan pada makalah ini,  penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun bagi  penulis sendiri. Terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................iii
B. Rumusan Masalah..................................................................................iv
C. Tujuan.....................................................................................................iv

BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Pelaksanaan Pendidikan Jasmani..........................................v
B. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Jasmani.......................................v
C. Pengembangan pendidikan Jasmani Dan Olahraga Diindonesia..........vi
D. Strategi Pengembangan Jasmani Diindonesia..........................................vii

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................viii
B. Saran.............................................................................................................viii

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan salah satu bentu k pendidikan yang ada
diIndonesia yang mencakup aspek secara keseluruhan, tetapi di balik itu semua adamasalah
yang besar yang akan terus menghantui pembelajaran pendidikan jasmani jika tidak di cari
solusi yang tepat untuk memperbaiki mutu dan kualitas pendidikan jasmani tersebut.
Pendidikan jasmani di indonesia saat ini dalam keadaan yang memprihatinkan karena
belum efektifnya pembelajaran pendidikan jasmani disekolah dan rendahnya pengetahuan
akan pentingnya pembelajaran pendidikan jasmani yang tidak disosialisasikan sejak dini.
Padahal pendidikan adalah sebuah hal yang paling intim untuk melahirkan sumber daya
manusia yang unggul yang nantinya akan membawa negara ini kearah yang lebih baik. Jika
pendidikan jasmani diberikan sesuai dengan porsinya, tidak menutup kemungkinan akan
tercipta bibit-bibit yang unggul dari pendidikan jasmani yang bisa bersaing di kancah
internasional . Karena atlet yang hebat berawal dari pendidikan jasmani yang diberikan oleh
guru yang profesional. Selanjutnya, dapat pula kita lihat faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya mutu dan kualitas pendidikan jasmani di indonesia yaitu:
1. Saat ini masih banyaknya sarana dan prasarana pendidikan di indonesia yangmasih
dibawah kategori layak, banyak sekolah tidak memiliki lapangan, alat, bahkan buku
ajar untuk memperluas wawasan siswa. Tidak hanya sekolah yang berada di desa,
tetapi sekolah yang berada di tengah-tengah Ibu Kota pun tidak memiliki lapangan
masih sering dijumpai. Begitu miris pendidikan jasmani diIndonesia jika kita lihat
secara keseluruhan yang mencakup semua aspek tetapi pada kenyataannya sangat
memprihatinkan.
2. Rendahnya kualitas guru pendidikan jasmani disekolah yang melahirkan
ketidakmampuan mereka dalam melaksanakan profesinya secara profesional. Meraka
belum berhasil melaksanakan tanggung jawab untuk mendidik siswa secara sistematik
melalui program pendidikan jasmani yang semestinya yang dapat mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan anak secara menyeluruh baik fisik, mental, emosional
dan intelektual. Guru pendidik jasmani yang masih sering menggunakan metode baku
dalam pembelajaran membuat siswa tidak tertarik dan merasa bosan. Seharusnya guru
pendidikan jasmani merubah pola pembelajaran tidak terpaku pada teknik yang
membuat siswa merasa jenuh. Disinilah peran guru dituntut sekreatif mungkin dalam
memodifikasi pembelajaran agar suasana saat pembelajaran menyenangkan.
Walaupun guru dan pelajar bukan satu satunya faktor penentu keberhasilan
pendidikan jasmani.
3. Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan dan biaya pendidikan yang terlalu
mahal bagi siswa yang tidak mampu dirasa tidak adil, sehingga sumber daya manusia
yang tercipta sangat rendah. Disinilah peran pemerintah dipertanyakan, seharusnya
pemerintah berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan
yang sama dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan
bermutu.
Khusus mengenai jalur sekolah pendidikan jasmani dimaksudkan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dansosial yang selaras dalam
upaya membentuk dan mengembangkan kemampuangerak dasar, mananamkan nilai, sikap
dan membiasakan hidup sehat dalam rangkaupaya mancapai tujuan pendidikan nasional.

B. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah gambaran pelaksanaan pendidikan jasmani di indonesia?
2. Bagaimana upaya meningkatkan mutupendidik di indonesia?
3. Pengembangan pendidik jasmani di indonesia?
4. Bagaimana strategi pengembangan pendidik jasmani di indonesia?

C. Tujuan Makalah
Tujuan yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pendidikan jasmani di indonesia
2. Untuk mengetahui upaya meningkatkan mutu pendidikan di indoseia
3. Untuk mengetahui pengembangan pendidikan jasmani di indonesia
4. Untuk mengetahui strategi pengembangan pendidikan jasmani di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Pelaksanaan Pendidikan jasmani


Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di indonesia, hingga dewasa ini,
ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Kondisi kualitas
pengajaran pendidikan jasani yang memprihatinkan disekolah dasar, sekolah lanjutan dan
bahkan perguruan tinggi telah dikemukakan dan di telaah dalam berbagai forum oleh
beberapa pengamat pendidikan jasmani dan olahraga. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranyaialah terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani dan terbatasnya
sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani.
Kualitas guru pendidikan jasmani yang ada pada sekolah dasar dan lanjutan pada
umumnya kurang memadai. Mereka kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara
kompeten. &ereka belum berhasil melaksanakantanggung jawabnya untuk mendidik siswa
secara sistematik melalui pendidikan jasmani. Tampak pendidikan jasmani belum berhasil
mengembangkankemampuan dan keterampilan anak secara menyeluruh baik fisik, Mental
maupun Intelektual. Hal ini benar mengingat bahwa kebanyakan guru pendidik jasmani
disekolah dasar adalah bukan guru khusus yang secara normal mempunyai kompetensi dan
pengalaman yang terbatas dalam bidang pendidikan jasmani. Mereka kebanyakan adalah
guru kelas yang harus mampu mengajar berbagai jasmani. Mereka kebanyakan adalah guru
kelas yang harus mampu mengajar berbagai mata pelajaran yang salah satunya adalah
pendidikan jasmani.
Guru pendidikan jasmani tradisional cenderung menekankan pada  penguasaan
keterampilan cabang olahraga. Pendekatan yang dilakukan seperti halnya pendekatan
pelatihan olahraga. Dalam pendekatan ini, guru menentukantugas-tugas ajarnya kepada siswa
melalui kegiatan fisik tak ubahnya sepertimelatih suatu cabang olahraga. Kondisi seperti ini
mengakibatkan tidak optimalnya fungsi pengajaran pendidikan jasmani sebagai medium
pendidikandalam rangka pengembangan pribadi anak seutuhnya.

B. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Jasmani


Dalam beberapa tahun belakangan ini, berbagai usaha telah dilakukan
oleh pemerintah Indonesia dengan membuat kebijakan-kebijakan baru guna meningkatkan
pelaksanaan pendidikan jasmani. Kurikulum baru yang mencakup pendidikan jasmani bagi
sekolah dasar dan menengah telah dibuat dan diputuskan. Demikian pula kurikulum baru
bagi program Diploma II, dimana guru-guru sekolah dasar yang didalamnya terdapat mata
kuliah PendidikanJasmani dan Kesehatan telah dipersiapkan sebagai penyempurnaan
kurikulumlama. paya pembaharuan kurikulum tersebut, seharusnya diikuti dengan
upaya peningkatan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar sesuai dengantuntutan
kurikulum dan pengadaan fasilitas pendukungnya.
Sayang, hingga dewasa ini usaha-usaha yang dilakukan guru
pendidikan jasmani dan menyediakan fasilitas yang mendukung program-program
pendidikan jasmani belum dilakukan secara optimum. Apabila kondisi seperti ini terjadi
terus,maka dapat diperkirakan bahwa ino8asi-ino8asi kurikulum yang dilakukan tidak dapat
direalisasikan dengan efektif. Kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan tidak akan
berarti, makalah para guru atau dosen yang melaksanakan kurikulum dalam kondisi yang
kurang menguntungkan, baik dalam kemampuanmengajar maupun fasilitas yang
mendukungnya. Mereka akhirnya melaksanakan tugas mengajar pendidikan jasmani
cenderung secara rutin dan tradisional. Akibatnya, sering berbagai upaya inovasi yang telah
dilancarkan, mengalami berbagai kendala danhambatan. ntuk itu, jika implementasi
kurikulum pendidikan jasmani harus bisa dicapai dan berhasil, maka harus ada keinginan
yang besar untuk meningkatkankemampuan guru dan menambah fasilitas yang sesuai.
Keefektifan pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah pada beberapa
tahun terakhir telah menjadi isu nasional yang menarik. Isu tersebut sering dibicarakan secara
serius dalam forum diskusi atau seminar tingkat nasional oleh berbagai kalangan termasuk
para pakar dan praktisi pendidikan jasmani. Berbagai saran dan rekomendasi sering diajukan
dalam upaya meningkatkan pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah-sekolah
termasuk   perbaikan kurikulum, peningkatan kemampuan guru, penyediaan lapangan dan
fasilitasnya.
Sesungguhnya upaya untuk meningkatkan mutu pelaksanaan
pendidikan jasmani telah mendapat perhatian sebagaimana tertuang dalam amanat , sebagai
berikut:

  “Pendidikan jasmani dan olahraga perlu ditingkatkan dan dimasyarakat sebagai


cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohanibagi setiap anggota masyarakat. Selanjutnya
perlu ditingkatkankemampuan prasarana dan sarana pendidikan jasmani dan
olahraga,termasuk pendidik, pelatih dan penggeraknya, dan digalakkan gerakan untuk
memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”

Pada tahun 1983 itu juga Presiden Suharto mengamanatkan agar   pendidikan jasmani
di sekolah mulai taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi perlu lebih digiatkan
dan dikembangkan. Kebijaksanaan telah jelas dan arah pengembangan pendidikan
jasmanisesungguhnya telah jelas. Kini yang menjadi permasalahan pokok adalah
seberapa jauh tingkat keberhasilan strategi dan pelaksanaan pembangunan
pendidikan jasmani dan olahraga di masyarakat khususnya dalam pendidikan jasmani disetiap
tingkat sekolah. Pengajaran pendidikan jasmani yang efektif dalam kenyataan lebih
darisekedar mengembangkan keterampilan olahraga. Pengajaran tersebut padahakikatnya
merupakan proses sistematis yang diarahkan pada pengembangan pribadi anak seutuhnya.

Sejarah pendidikan jasmani dan olahraga di Indonesia menunjukkan, bahwa aspek


politik dari olahraga pada umumnya masih dominan. Bahkan dewasa ini, prestasi olahraga
tetap dipandang sebagai alat untuk menunjukkan dan sekaligus mengingat martabat bangsa,
terutama di forum internasional. Akibatnya, perhatian yang begitu besar terhadap pencapaian
prestasi masuk kedalam kurikulum pendidikan jasmani. Isi kurikulum pendidikan jasmani
misalnya, meskipun ada pilihan mengarah ke penguasaan cabang olahraga.
Meskipun kurikulum tersebut dirancang dengan memperhatikan faktor  sosio-
anthropologis, sosio kultural dan geografis tetapi pengaruh darikelompok-kelompok peminat
dan pemerhati, terutama dari kalangan politisi tak   dapat dihindarkan. 5al ini tercermin,
misalnya dalam gerakan yakni, cabang olahraga (atletik, senam, pencaksilat, dan
permainan) yang dipromosikandi bawah payung pembinaan olahraga usia dini.
Sebagai akibat terlalu mendewakan prestasi, pembinaan olah raga dikalangan anak
usia muda disalah gunakan, dan bahkan dalam praktiknya sering bertentangan dengan norma-
norma pendidikan. Anak-anak yang seharusnya tumbuh dengan wajar, sering memperoleh
perlakuan diluar batas kemampuannya. Sering anak dipaksa harus berlatih dengan beban
yang berlebihan. Sering anak dipaksa harus berlatih dengan beban yang berlebihan. Kasus
penggunaan obatterlarang pada anak usia dini dan pencurian umur dalam arena kejuaraan
kelompok umur dalam arena kejuaraan kelompok umur merupakan pengalamanyang
negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak.

Idealnya, sesuai dengan pandangan hidup .(filsafat) dan konsep pendidikan jasmani


yang kita anut, pembinaan olahraga usia dini itu diarahkan pada pengenalan dan penguasaan
keterampilan dasar suatu cabang olahraga yang dilengkapi dengan pengembangan
keterampilan serta kemampuan fisik yang bersifat umum. Sementara itu, dalam konteks
pendidikan jasmani, seperti pada kelas-kelas awal, penekanannya pada pengembangan
keterampilan gerak secara menyeluruh.

C. Pengembangan Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Di Indonesia


Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru penjas belakangan ini
adalah “apakah pendidikan jasmani ?” Pertanyaan yang cukup aneh ini justru dikemukakan
oleh pihak yang paling berhak menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena
pada waktu sebelumnya guru itu merasa dirinya bukan sebagai guru pendidikan jasmani,
melainkan guru pendidikanolahraga. Perubahan pandangan itu terjadi menyusul perubahan
nama mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, dari mata
pelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan (orkes) dalam kurikulum 1984,
menjadi pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes) dalam kurikulum 1994.
Akibatnya sebagian besar guru menganggap bahwa perubahan nama itu tidak memiliki
perbedaan, dan pelaksanaannya dianggap sama. Padahal kedua istilah diatas sungguh
berbeda, sehingga tujuannya pun berbeda pula.
Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan
olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan,atau cabang olahraga
tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Hal inidapat berupa keterampilan fisik
dan motorik, keterampilan berpikir danketerampilan memecahkan masalah, dan bisa juga
keterampilan emosional dansosial. Karena itu, seluruh kegiatan pembelajaran dalam
mempelajari gerak danolahraga di atas lebih penting dari pada hasilnya. Dengan demikian,
bagaimana guru memilih metode, melibatkan anak, berinteraksi dengan murid serta
mengutamakan interaksi murid dengan murid lainnya, harus menjadi pertimbangan utama.

Sedangkan pendidikan olahraga adalah pendidikan yang rnembina anak agar


menguasai cabang-cabang olahraga tertentu. Kepada murid diperkenalkan berbagai cabang
olahraga agar mereka menguasai keterampilan berolahraga. Yang ditekankan di sini adalah
hasil dari pembelajaran itu, sehingga metode pengajaran serta bagaimana anak menjalani
pembelajarannya yang ditekankan pada tujuanyang ingin dicapai. Perbedaan inilah yang
terkadang menjadi kesalahan dalam mengartikan pendidikan jasmani.
Yang sering terjadi pada pembelajaran pendidikan jasmani adalah bahwaguru kurang
memperhatikan kemampuan dan kebutuhan murid. Jika siswa harus belajar bermain sepak
bola, mereka belajar keterampilan teknik sepak bola secara langsung. Teknik-teknik dasar
dalam pelajaran demikian lebih ditekankan,sementara tahapan tugas gerak yang disesuaikan
dengan kemampuan anak kurang diperhatikan, kejadian tersebut merupakan salah satu
kelemahan dalam pendidikan jasmani kita. Anak yang sudah terampil biasanya dapat menjadi
contoh, dan anak yang belum terampil belajar dari mengamati demonstrasi temannya yang
sudah mahir tadi. Dalam salah satu gaya mengajar memang menekankan pada kegiatan
tersebut tapi dalam pelaksanaannya masih menitik beratkan pada penguasaan teknik dasar
bukan pada proses yang dijalani siswa. Namun sebenarnya pendidikan jasmani kita
diharapkan tidak seperti yang di atas.

Melalui pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif, semua kecenderungan


tersebut bisa dihapuskan, karena guru memilih cara agar anak yang kurang terampil pun tetap
menyukai latihan memperoleh pengalaman sukses. Di samping guru membedakan bentuk
latihan yang harus dilakukan setiap anak, kriteria keberhasilannya pun dibedakan pula.
Bentuk kelompok mampukriteria keberhasilan lebih berat dari anak yang kurang mampu,
misalnya dalam pelajaran lempar lembing di tentukan melempar sejauh 5 meter untuk
anak mampu melakukan, dan hanya 3 meter untuk anak kurang mampu melakukan. Dengan
cara demikian, semua anak merasakan apa yang disebut perasaan berhasil, dan anak makin
menyadari bahwa kemampuannya pun meningkat, seiring dengan seringnya mereka
mengulang-ulang latihan.

D. Strategi Pengembangan Pendidikan Jasmani Di Indonesia


Pendidikan jasmani dalam pelaksanaannya harus tersusun rapi dalamsebuah program
yang sistematis dan berkelanjutan. Program tersebut diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan kebugaran dan menambah tabungan gerak.
Karena itu dibutuhkan strategi pengembangan yang mencakup beberapa aspek sebagai
berikut:
1. Kembangkan program yang menekankan pada penyediaan pengalaman gerak  yang
disenagi peserta didik dalam jangka waktu yang panjang. Program tersebut dapat
diterapkan dalam bentuk permainan-permainan yangmenyenangkan sehingga peserta
didik lebih antusias yang tingga terhadap pembelajaran. Dengan antusiasme peserta
didik dalam belajar gerak maka pengalaman gerak yang dirasakan akan semakain
bervariasi. Misalnya materi lompat tidak perlu diberikan teknik melompat yang benar
namun dapat melalui permainan lompat kardus sehingga siswa akan merasa tidak
terbebani dengantugas yang mereka berikan. Karena itu, jangan memberikan materi
yangmengharuskan siswa menguasai materi tersebut tetapi anak bisa
memperoleh pengalaman gerak yang lebih banyak.
2. Bantulah siswa untuk meningkatkan keterampilan gerak dan kembangkan penilaian
diri yang positif bahwa siswa dapat menguasai keterampilan tersebut. Biarkan siswa
melakukan sesuai kemampuan yang dimiliki dan janganmemberikan patokan yang
terlalu memberatkan bagi siswa. Siswa yang belummampu melakukan jangan
dipaksakan untuk bisa. Bantu siswa tersebut dengan pertahapan gerak dan
pengulangan yang lebih banyak. Sebagai contoh, bagaimana melakukan pemanasan
yang benar sebelum berlatih, bagaimana melakukan stretching yang aman dan efektif
atau bagaimana memainkan suatu cabang olahraga dengan memuaskan dan
mendatangkan kesenangan.
3. Berikan kesempatan yang lebih luas dan merata sehingga semua semua siswa
merasakan setiap kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran secara adil.
Kesempatan yang diberikan kepada setiap siswa harus sama sehingga mereka tidak
merasa di bedakan dengan siswa lain. Program yang diterapkan jangan memberikan
kesempatan yang lebih pada siswa yang mampu melakukan karena hal tersebut dapat
menimbulkan rasa kurang percaya diri pada siswa yang belum mampu melakukan.
Kesempatan yang ada diusahakan agar siswa memanfaatkannya dengan baik sehingga
penyusunan program yang baik sangatdiperlukan oleh guru dalam pelaksanaannya
agar kesempatan yang diberikantidak di gunakan dengan percuma oleh siswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan pendidikan jasmani masih mengarah pada pelaksanaan pendidikan
olaharaga sehingga lebih menekankan pada penguasaan teknik dasar  padahal yang
sebenarnya adalah pendidikan jasmani lebih menekankan pada pemberian pengalaman gerak
pada peserta didik. Selain itu pendidikan jasmanilebih menitik beratkan pada pembudayaan
gerak sehingga nantinya kegiatan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Hal
tersebut terlihat pada konsep baru dalam pendidikan jasmani yang ingin menjadikan siswa
senang, berkeringat, belajar gerak dan disiplin dalam pembelajaran. Oleh karena itu
pembaharuandalam pelaksanaan pendidika jasmani perlu dilakasanakan agar
pendidikan jasmani tidak menjadi seperti latihan olahraga. Pembaharuan tersebut
berupa pemberian materi yang disesuaikan dengan kemapuan dan latar belakang peserta
didik. Penekanan pada tercapai empat hal di atas juga menjadi prioritas dalam pengembangan
pendidikan jasmani di Indonesia.

B. Saran
Diharapkan penyelenggaraan pendidikan jasmani tidak disamakan dengan latihan
olahraga yang menekankan pada penguasan teknik dasar karena siswaakan merasa bosan
dengan kegiatan yang sifatnya baku. Diharapkan pendidikan jasmani kedepannya bisa
menyesuaikan dengan kebutuhan siswa untuk menambah pengalaman gerak dan menambah
tabungan gerak. Dengan memahami konsep baru dan pengembangan pendidikan jasmani
diharapkan pendidikan jasmani dapat menjadi sarana yang paling efektif untuk
membudayakan gerak kepada peserta didik sehingga dapat akti8itas dalam pendidikan
jasmanidiaplikasikan di kehidupan nyata. Pada akhirnya diharapkan dengan makalah
inidapat menjadi rujukan yang mendukung dalam menjadikan pendidikan
jasmanikearah penyesuaian dengan konteks saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

Fawaid Al-Fawaid, dkk. 1996. Jakarta:


Pustaka Sinar Harapan.
Purwanto, Ngalim. M. 2003. Ilmu Pendidikan Teoretis dan praktis. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai