Anda di halaman 1dari 32

CRITICAL BOOK REPORT (CBR)

SEPAK TAKRAW

DOSEN PENGAMPU :
Drs. IBRAHIM, M.Kes

DISUSUN OLEH:

ELISA ROSLIN (6213121081)


PKO C 21

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T/A 2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “Critical Book Review” . Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas salah
satu mata kuliah saya yaitu Sepak Takraw
Tugas Critical Book Review ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua khususnya dalam hal sepak takraw. Saya menyadari
bahwa tugas Critical Book Review ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karna sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas, karna keterbatasan ilmu dan pemahaman
saya yang belum seberapa.
Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Saya berharap semoga tugas Critical Book
Review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya. Atas perhatian nya saya
mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR................................................................1
B. Tujuan Penulisan CBR.............................................................................1
C. Manfaat CBR.............................................................................................1
D. Identitas Buku............................................................................................2

BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Bab I : Perkembangan Sepak Takraw........................................................2
B. Bab II : Peraturan Perwasitan Sepak Takraw........................................3
C. Bab III : Peraturan Permainan Sepak Takraw.......................................7
D. Bab IV : Teknik Dasar Permainan Sepak Takraw.....................................14
E. Bab v : Tes Keterampilan Sepak Takraw....................................................17

BAB III
PEMBAHASAN
A. Kekurangan Dan Kelebihan Buku...............................................................23

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CBR


Melakukan Critical Book Review pada suatu buku dengan membandingkan nya
dengan buku lain sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan
informasi yang kompeten dengan cara menggabungkan informasi dari buku yang lain. Hal ini
adalah salah satu upaya KKNI untuk benar benar menjadikan mahasiswa yang unggul dalam
segala hal, salah satu nya yaitu mengkritik buku.

B. Tujuan Penulisan CBR


1. Mengulas isi sebuah buku
2. Mengetahui informasi sebuah buku
3. Melatih individu agar berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada disetiap
buku.
4. Melatih mahasiswa untuk teliti meriview buku dalam dua bahasa.

C. Manfaat CBR
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah sepak takraw
2. Untuk menambah pengetahuan tentang sepak takraw
3. Untuk mengetahui banyak hal tentang buku, dan melatih mahasiswa untuk gemar
membaca.

D. Identitas buku
Judul : Sepak Takraw
Kota : Medan
Pengarang : Ibrahim Wiyaka
Tahun Terbit : 2017
Jumlah Halaman : 84
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

BAB I
PERKEMBANGAN SEPAK TAKRAW

Menurut pemikiran yang didasarkan pada factor budaya bangsa dan keadaan alam
beserta hasilnya, sepak raga mulai dimainkan pada permulaan tahun 1400-an. Masa ini adalah
masa kejayaan kerajaan majapahit.Sepak takraw dimainkan oleh 4-6 orang pemian yang
berdiri melingkar, bola di sepak melambung tinggi diarahkan kepada teman bermain untuk
diterima dan dilambungkan lagi, demikian sampai bolanya mati.Sepak raga sebagai
permainan rekreatif menunjukkan ketangkasan memakai kaki oleh karena itu di sukai oleh
remaja/ pemuda. Permainan ini cepat berkembang. Berdasarkan buku “Permainan Rakyat
Daerah Sulawesi Selatan“ Di daerah kerajaan Gowa, seorang pemuda dianggap belum “
Sukkuk “ atau dewasa kalau belum bisa bermain sepak raga dengan baik.
Menurut Muslim Denny bahwa sepak raga berasal dari pulau Nias, di pantai barat
pulau sumatera bagian utara, kalau itu betul, kenapa tidak ada atlit sepak takraw yang berasal
dari daerah tersebut ?. Selain itu ada juga yang berpendapat bahwa sepak raga itu berasal dari
Kandangan ( Kalimantan ). Buktinya sepak raga ( Bola Rotan ) sebagai sebutan masyarakat
Kandangan dari dulu sampai sekarang pemain sering diadakan terutama sekali untuk
memeriahkan keramaian adat, pesta perkawinan dan hajad demi keselamatan desa dan lain
sebagainya. Berdasarkan pengamatan penulis sepak raga lebih berkembang di Sulawesi,
permainan sepak raga dikenal sampai ke pelosok pedesaan, bahkan sepak raga merupakan
permainan rakyat sehingga setiap ada acara kebudayaan, permainan sepak raga selalu di
demonstrasikan.
Kalau demikian adanya, kemungkinan sepak raga berasal dari Sulawesi. Selain itu,
ada juga pendapat yang mengatakan bahwa sepak raga berasal dari tanah Malaka. Namun
menurut seorang ahli yang bernama Kudren meragukan hal itu dengan alasan masyarakat di
Malaka tak kenal sepak raga. Pada PON XVII di Kalimantan Timur, sepak takraw
mempertandingkan nomor : Regu , Tim , Double Event, dan Takraw Hop. Sepaktakraw
Takraw Hoop merupakan pengganti nomor Sepaktakra Lingkaran (Circlegame), yang
diperkenalkan sejak tahun 2002. Sedangkansepaktakraw Hoop-Takraw sejak tahun 2006.
Selain nomor pertandingan tersebut di atas, sepaktakraw telah perkenalkan nomor Takraw
Pantai pada Asean Beach Games (ABG) di Bali dan sementara dalam perencanaan akan
ditambah nomor baru yaitu Nomor Campuran.

BAB II
PERATURAN PERWASITAN SEPAK TAKRAW

Pasal 1
Dasar susunan perwasitan PSTI. Peraurannya disesuaikan dengan adanya tingkat
pertandingan.

Pasal 2
Tingkat Pertandingan/Kejuaraan
a. Tingkat Nasional
1. Pertandingan/Kejuaraan Nasional
2. Pertandingan/Kejuaraan Wilayah
b. Tingkat Daerah
1. Pertandingan/Kejuaraan Daerah
2. Pertandingan/Kejuaraan Antar Cabang
c. Tingkat Cabang
1. Pertandingan/Kejuaraan Cabang
2. Pertandingan/Kejuaraan Antar Perkumpulan

Pasal 3
Golongan Wasit
a. Pertandingan/Kejuaraan tersebut pada pasal 2a, diatas dipimpin oleh Wasit Tingkat
Nasional (S1) dan Wasit ASTAF
b. Pertandingan/Kejuaraan tersebut pada pasal 2b, diatas dipimpin oleh Wasit daerah
tingkat 1(S2)
c. Pertandingan-pertandingan tersebut dalam pasal 2c, diatas dipimpin oleh Wasit
Daerah Tingkat II (S3)
Pasal 4
Pimpinan Pertandingan/Kejuaraan
1. Pertandingan/kejuaraan tingkat Internasional/Regional dipimpin oleh wasit yang telah
memperoleh sertifikat ASTAF/ISTAF.
2. Pertandingan/Kejuaraan tingkat Nasional, Daerah Tingkat I dan Tingkat II, di pimpin
oleh wasit pembantu yang ditetpkan oleh komisi perwasitan.

Pasal 5
Klasifkasi Wasit

1. Wasit ASTAF/ISTAF
2. Wasit Nasional ( SI )
3. Wasit Daerah Tingkat I S2 )
4. Wasit Daerah Tingkat II ( S3 )

Pasal 6
Syarat-Syarat Wasit

1.
a. Untuk memperoleh sertifikat wasit ASTAF/ISTAF harus memenuhi persyaratan
yang ditetapkan Komisi Perwasitan ASTAF/ISTAF (lihat Umpiring Orientation
Course, Toward Profsionalism, hal 12), telah memiliki sertifikat S1 dan aktif
dalam perwasitan selama 3 ( Tiga ) tahun berturt-turut.
b. Pengajuan calon wasit ASTAF/ISTAF oleh PB.PSTI.

2. Untuk memperoleh sertifikat wasit tingkat Nasional ( SI ), harus memenuhi persyaratan


yang ditetapkan oleh PB.PSTI, yaitu :
a. Pendidikan terendah adalah SLTA
b. Umur 26-40 tahun
c. Memiliki sertifikat S2
d. Aktif mewasiti pertandingan/kejuaraan, 3(tiga) tahun berturut-turut.
e. Tidak cacat fisik dan mental
f. Lulus tes teori dan praktek yang diselenggarakan oleh komisi perwasitan PB. PSTI
g. Diajukan oleh pengurus daerah tingkat 1
3. Untuk memperoleh sertifikat wasit daerah tingkat I ( S2 ), harus memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh pengurus daerah seperti yang termaktub pada nomor
2 ( a S/ Df ) dan diajukan oleh Pengurus Daerah Tingkat II.
4. Untuk memperoleh sertifikat wasit daerah tingkatII ( S3 ), telah memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan oleh pengurus daerah tingkat II seperti yang
termaktub pada nomor 2 (a S/D f ) dan diajukan oleh Pengurus cabang.

Pasal 7
Sertifikat Wasit
a.
1. Sertifikat Wasit ASTAF/ ISTAF diberikan oleh komisi perwasitan ASTAF/
ISTAF.
2. Sertifikat Wasit Nasional ( SI ), diberikan oleh PB PSTI.
3. Sertifikat Wasit Daerah tingkat I ( S2 ), diberikan oleh pengurus daerah.
4. Sertifikat Wasit Daerah tingkat II ( S3 ), diberikan oleh Pengurus Cabang.
b. Masa berlakunya sertifikat yang diberikan adalah 3(tiga) tahun, terhitung mulai
tanggal ditetapkan.
c. Tiga bulan selama masa berlakunya berakhir, si pemilik mengajukan permohonan
kepada PB PSTI. PENGDA yang bersangkutan untuk memperoleh sertifikat baru.

Pasal 8
Promosi Dan Degradasi

a. Pengurus besar maupun pengurus daerah PSTI atas usul bidang perwasitan,
berdasarkan pertimbangan teknis serta kemampuan menguasai peraturan permainan
dan perwasiatan, seoarng wasit dapat dinaikkan ke jenjang lebih tinggi.
b. Pengurus besar maupun Pengurus daerah PSTI, atas usul bidang perwasitan,
berdasarkan pertimbangan teknis serta kemampuan menguasai peraturan peraminan/
perwasitan, seorang wasit dapat diturunkan ke jenjang yang lebih rendah.
c. Dalam kenaikan ( Promosi ) maupun penurunan ( degradasi ), Pengrus besar maupun
Pengurus daerah PSTI memberitahukan secara tertulis kepada yang bersanngkutan.

Pasal 9
Tugas Komisi Perwasitan
Komisi Perwasitan Bertugas
a. Registarsi dan Herregistarsi wasit
b. Klasifikasi/Promosi/Degradasi Wasit.
c. Ujian wasit
d. Pemberhentian wasit
e. Menentukan wasit/ pembantu wasit dalam suatu pertandingan
f. Mengadakan ceramah/seminar, kursus maupun penataran wasit
g. Menerbitkan brosur/ majalah mengenai perwasitan

Pasal 10
Pakaian Seragam, Badge Dan Kartu Wasit
1. Wasit utama dan Wasit pembantu dalam tugasnya dalam mewasiti suatu pertandinngan
diharuskan memakai baju seragam dan Badge. Pakaian seragam wasit berwarna merah
bata dan krem /kuning atau haijau.
a. Penjaga garis dalam tuagasnya dalam suatu memakai baju seragam. Pakaian seragam
penjaga garis berwarna putih dan abu-abu.
b. Lambang
Wasit ASTAF/ISTAF : Lambang ASTAF
Wasit Nasional : Lambang PB PSTI
Wasit daerah tingkat I : Lambang PON Daerah ( Provinsi )
c. Wasit daerah Tingkat II : Lambang Daerah Tingkat ISetiap wasit memperoleh kartu wasit
yangn dikeluarkan oleh Pengurus besar maupun pengurus daerah menurut golongan
masing-masing wasit.

\
Pasal 11
Piagam/Tanda Penghargaan
Wasit nasional, wasit daerah Tingkat I dan Tingkat II yang secara terus-menerus
menjalankan tugasnya selama 10 ( sepuluh ) tahun atau lebih, berhak memperoleh Piagam/
Tanda Penghargaan yang diberikan oleh pengurus besar maupun Pengurus Daerah.

Pasal 12
Biaya Perjalanan
Wasit nasioanal maupun Wasit Daerah Tingkat I dan II berhak menerima penggantian
ongkos perjalanan dan pengeluaran lainnya yang jumlahnnya telah ditentukan / disetujui
Pengurus Besar/ Pengurus Daerah.

Pasal 13
Hukuman
Seorang wasit dalam tugasnya mewasiti suatu pertandingan bilamana melakukan
perbuatan tercela ( menerima uang suap) dan yang bertentangan dengan jiwa keolahragaan,
dapat diberi hukuman peringatan, skorsing atau diberhentikan sebagai wasit.

Pasal 14
Perpindahan/Pemukiman Wasit
Wasit yang pindah tempat tinggal dari suatu daerah ke daerah lain, melaporkan
kepindahannya tersebut kepada Pengurus Besar, Pengurus Daerah asal dan Pengurus Daerah
Yang dituju.

Pasal 15
Hal Lain-Lain

a. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan ditentukan/diputuskan oleh
pengurus besar dan Pengusur Daerah PSTI yang bersangkutan.

b. Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.


BAB III
PERATURAN PERMAINAN SEPAK TAKRAW
A. Peraturan Sepak Takraw Tim/Regu
1. Lapangan
 Lapangan Sepaktakraw seukuran dengan lapangan Badminton ; 13,40m x 6,10m.

 Takraw dapat dimainkan didalam gedung dan juga dapat dimainkan diluar gedung
(apabila dimainkan didalam gedung maka tinggi loteng minimal 8m dari lantai.

 Keempat sisi lapangan ditandai dengan/cat atau lakban yang lebarnya 4cm, diukur
dari pinggir sebelah luar.

1. Area Bebas : Adalah minimal 3 meter dari garis luar lapangan harus bebas rintangan
(lihat gambar)
2. Center Line : Adalah garis tengah dengan lebar 2 cm

3. Quarter Circle: Adalah Garis seperempat lingkaran dipojok garis tengah dengan
radius 90cm diukur dari garis sebelah dalam sbb:
4. The Cervice Circle : Adalah lingkaran servis dengan radius 30 cm berada ditengah
lapangan, jarak dari garis belakang 2,45 m dan jarak dari titik tengah garis lingkaran ke
garis tengah (centre line) 4,25 m, jarak tengah lingkaran adalah 3,05 meter dari kiri dan
kanan garis pinggir lapangan.
Tinggi Tiang (Sama Dengan Net)
 Putra
Tinggi net 1,55 meter dipinggir dan minimal 1,52 meter ditengah.
 Putri
Tinggi net 1,45 meter dipinggir dan minimal 1,42 meter ditengah.
 Kedudukan tiang 30 cm diluar garis pinggir

2. Net
- Net terbuat dari tali/benang kuat atau nilon, dimana tiap lubangnya lebar 6 – 8
cm.
- Lebar net 70 cm dan panjang 6,10 meter.
3. Bola Takraw
- Terbuat dari plastic (synthetic fibre) dimana awalnya adalah terbuat dari rotan.
- Lingkaran 42 – 44 cm (putra) dan 43 – 45 cm (putri).
- Berat adalah 170 – 180 gram (putra) dan 150 – 160 gram (putri).

4. Pemain
a. Permainan ini dimainkan oleh dua “Regu” masing-masing regu terdiri dari 3
orang pemain, dan setiap regu dilengkapi 1 (satu) pemain cadangan.
b. Satu dari 3 pemain diposisi belakang disebut back atau “tekong” ( yang
melakukan sepak mula).
c. Dua pemain berada didepan ; yang sebelah kiri disebut “apit kiri” dan sebelah
kanan disebut “apit kanan”.
5. Pakaian Pemain
a. Semua pemain putra diharuskan memakai pakaian kaos seragam yang
berlengan T-Shirt dan bersepatu karet, dan untuk putrid diharuskan memakai
kaos bundar serta celana sebatas lutut. Tidak diperkenankan pemain memakai
pakaian yang membahayakan lawan selama pertandingan
Catatan : Kecuali dalam kondisi cuaca dingin pemain diperkenankan
memakai track suit.

b. Pakaian yang pantas untuk seorang pemain adalah yang menutupi badan
seperti baju kaos/T-shirt (dipakai rapi/dimasukkan).

c. Pakaian pemain yang membantu kecepatan bola tidak diperbolehkan.

d. Kapten regu harus memakai band tangan disebelah kiri.

e. Semua pemain harus memakai pakaian dengan nomor punggung yang tetap
selama tournament.

6. Subtitution (Pergantian Pemain)


a. Setiap “regu” hanya diperbolehkan sekali pergantian pemain dalam satu
pertandingan. ( tidak diperkenankan pergantian pemain yang sama dalam tim
pada regu lain ).

b. Pergantian pemain diperbolehkan setiap saat ketika bola mati, melalui tim
manager/pelatih yang disetujui oleh Official Referee.

c. Setiap regu dapat menominasi maximum 2 orang cadangan tetapi hanya boleh
melakukan pergantian satu kali dalam pertandingan yang berlangsung
tersebut.

d. Pemain yang mendapat “kartu merah” dan dikeluarkan oleh wasit, dapat
diganti dengan ketentuan belum ada pergantian sebelumnya.

e. Suatu “Regu” apabila yang bermain kurang dari 3 orang pemain, maka tidak
boleh melanjutkan permainan dan regu tersebut dinyatakan kalah.

7. Official (Petugas Pertandingan)


Suatu pertandingan resmi harus dipimpin Technical Official sebagai berikut :
 2 (dua) Technical Delegate

 6 (enam) juri (Dewan Hakim)

 1 (satu) Official Referee

 2 (dua) Wasit ( wasit utama dan wasit dua )

 2 (dua) penjaga garis/linesman’s ( 1 disisi lapangan A dan 1 disisi lapangan B ).

8. Undian Dan Pemanasan Pemain

 Sebelum permainan dimulai, wasit (official referee) akan melakukan undian, dalam
hal ini yang menang undian berhak memilih “sepakmula” atau “tempat”.
 Regu yang menang undian akan pertama melakukan pemanasan selama 2 (dua) menit,
dan hanya 5 (lima) orang saja yang diperkenankan berada dilapangan pada saat
pemanasan serta hanya 2 (dua) bola yang dipakai dari panitia.
Catatan : Kombinasi dari 5 (lima) orang tersebut selama pemanasan
diperbolehkan sbb:
a. Pelatih/Ass. Pelatih

b. 3 pemain

9. Posisi Pemain Pada Waktu Service


a. Sebelum permaina dimulai, kedua regu harus berada dilapangan masing-masing
dalam posisi siap bermain.
b. Dalam melakukan sepakmula, salah satu dari kaki tekong berada dalam lingkaran
servis, dan satu lagi berada diluar lingkaran untuk melakukan sepakmula.

c. Kedua pemain apit ketika dilakukan servis, harus berada dalam seperempat lingkaran.

d. Lawan atau regu penerima servis bebas bergerak didalam lapangan sendiri.

10. Permulaan Permainan Dan Sepak Mula


a. Regu yang memilih sepakmula pada waktu undian akan memulai permainan pada set
I. Pemenang set I akan memulai permainan pada set II.
b. Pelambung harus segera melambungkan bola begitu wasit menyebut posisi angka,
jika pemain mendahuluinya maka lambungan bola harus diulang, dan pemain tersebut
mendapat peringatan dari wasit.

c. Bola harus disepak pada saat si pelambung melambungkan bola kepada “TEKONG”,
begitu bola berhasi disepak dengan baik semua pemain baru boleh bebas bergerak
dilapangan sendiri.

d. Sepakmula dinyatakan sah jika bola telah melewati net, baik menyentuh ataupun tidak
dan jatuh dilapangan lawan.

11. Kesalahan (Batal)


a. Kesalahan Pihak Penyepak Mula
 Apit sebagai pelambung masih memainkan bola, melemparkan bola kepada
teman sendiri, memantulkan, melempar dan menangkap lagi setelah wasit
menyebut posisi angka.
 Apit mengangkat kaki, menginjak garis, menyentuh atau melewati bawah net
ketika melakukan lambungan bola.
 Tekong melompat saat melakukan servis, kaki tumpuan tidak berada dalam
lingkaran atau menginjak garis lingkaran servis.
 Tekong tidak menyepak bola yang dilambungkan kepadanya.
 Bola menyentuh salah seorang pemain (teman sendiri) sebelum bola melewati
net.
 Bola jatuh diluar lapangan
 Bola tidak melewati net.
 Pemain menggunakan tangan atau kedua tangan bagian lengan untuk bantuan
saat melakukan servis walaupun tangan tidak terus langsung pengenaan bola
tapi menyentuh objek ketika melaksanakan servis.

b. Kesalahan Di Pihak Penerima Service Dan Sepak Mula


Berusaha mengalihkan perhatian lawan seperti ; (isyarat tangan, menggertak, bersuara
keras dan membuat keributan).

c. Kesalahan Pada Kedua Pihak


 Ada pemain yang mengambil bola dilapangan lawan.
 Menginjak dan melewat
 satu telapak kaki garis tengah (centre line).
 Ada pemain (perlengkapan sekalipun) melewati lapangan lawan, walaupun di
atas/dibawah net kecuali pada saat “The Follow Throught Ball”.
 Mempermainkan bola lebih dari tiga kali.
 . Bola mengenai tangan.
 Menahan/menjepit bola diantara lengan dan badan antara dua kaki atau badan.
 Ada bagian badan atau perlengkapan pemain seperti ; sepatu, pengikat kepala, dan
lain-lain, menyentuh net tiang, atau kursi wasit atau jatuh dilapangan lawan. Batal
juga diberikan kepada pemain yang menyentuh kursi wasit/linesmen atau memegang
pembatas sebelum menendang bola.
 Bola mengenai loteng/atap atu dinding pembatas ( objek lainnya ).
 Ada pemain sengaja memperlambat permainan yang tidak perlu. (peringatan)

12. Sistem Perhitungan Angka


a. Apabila penerima servis, atau yang melakukan sepakmula terjadi kesalahan otomatis
akan peroleh angka sekaligus melakukan sepakmula lagi.
b. Angka kemenangan setiap set maximum 15 angka, kecuali pada saat posisi angka 14
– 14, pemenang akan ditentukan pada saat selisih 2 angka sampai batas akhir 17 poin,
ketika 14 – 14 wasit utama menyerukan batas angka 17 point

c. Memberikan kesempatan istirahat 2 menit masing-masing pada akhir set pertama,


kedua, ketiga, keempat termasuk Tie Break.
d. Apabila masing-masing regu memenangkan 1 set, maka permainan akan dilanjutkan
dengan set “Tie Break” dengan 15 point, kecuali pada posisi 14 – 14, pemenang
ditentukan pada selisih 2 angka, sampai batas akhir angka 17.
13. Time Ou
Satu menit setiap set, ini dilakukan setelah ada permintaan dari maneger/pelatih termasuk
Tie Break angka 8, ketika bola mati. Selama time out hanya 5 orang yang diperbolehkan berada
digaris belakang/base line (3 pemain dan 2 pelatih).

14. Penghentian Permainan Sementara


a. Wasit yang sedang memimpin pertandingan dapat menghentikan permainan
sementara yang disebabkan karena : gangguan lapangan, gangguan keamanan,
gangguan cuaca atau ada pemain cedera dengan waktu tidak lebih dari 5 menit.
Apabila lebih dari 5 menit pemain tidak dapat melanjutkan permaianan maka
pergantian pemain dapat dilakukan sepanjang belum diadakan pergantian
sebelumnya.
b. Pemain yang cedera diizinkan 5 menit sebagai injury time out setelah 5 menit pemain
tersebut tak dapat melanjutkan permainan, maka pergantian dapat dilakukan selama
belum terjadi pergantian sebelumnhya.

c. Selama penghentian sementara, semua pemain tidak diperbolehkan meninggalkan


lapangan untuk menerima minuman/makanan atau bantuan lainnya.

d. Apabila suatu pertandingan terhalang karena keadaan luar biasa sehingga


pertandingan tidak dapat diteruskan, maka pertandingan dapat ditunda sampai
keadaan mengijinkan, adapun kedudukan angka dalam penundaan lebih dari 2 jam,
kembali dengan kosong – kosong sedangkan set yang telah selesai tetap tidak
berubah.

15. Dicipline (Tata Tertib)


a. Setiap pemain harus mematuhi peraturan permainan.
b. Selama permainan berlangsung, hanya kapten regu yang diperbolehkan berhubungan
dengan wasit, kecuali atas kehendak wasit.

16. Pinalty (Hukuman)


Pemain yang melanggar peraturan dibawah ini akan mendapat hukuman pernyataan
dari wasit apabila :
a. Memperlihatkan sikap tidak sopan kepada pemain lain atau penonton juga kepada
wasit atas keputusan yang diambil.
b. Menampakkan sikap tidak bersahabat dan tidak sopan.
c. Menghubungi wasit secara bertugas secara kasar mengenai suatu keputusan yang
diambil.
d. Meningggalkan lapangan permainan tanpa permisi kepada wasit yang memimpin
pertandingan.
e. Memberikan bola kepada pihak lawan dengan menggunakan kaki atau
melemparkannya dengan kasar.
f. Berkelakuan tidak sopan selama permainan.
Catatan : Wasit menggunakan kartu sebagai berikut :
 Kartu Kuning : Peringatan
 Kartu Merah - Pengusiran
 Kartu Merah akan diberikan kepada :
 Apabila pemain telah menerima kartu kuning pada pertandingan yang
 Sikap kasar (tidak sopan) seperti : memukul, menendang, meludah, dll.

 Menggunakan kata-kata kotor atau caci maki sama.


Catatan : Pemain yang mendapat kartu merah, harus segera keluar lapangan
sebagai ganjaran indicipline, dan pemain tersebut tidak boleh bermain selama
kejuaraan berlangsung. Pergantian pemain diizinkan sesuai dengan peraturan
butir
g. Pemain yang telah dikenai kartu merah tidak diizinkan bermain pada permainan
berikutnya sampai dikeluarkan keputusan lain dewan hakim.

17. Kelakuan Buruk Para Tim Official (Manager Atau Pelatih)


Tindakan tata tertib juga diberikan kepada tim official karena :
a. Melanggar tata tertib dan peraturan permainan

b. Mendukung pemainnya yang melanggar tata tertib dan peraturan permainan

c. Mengganggu jalannya permainan


18. Umum
Wasit yang memimpin pertandingan bersama Official Referee akan menggunakan
kebijakan nya untuk menyelesaikan masalah yang belum tercantum dalam peraturan ini.
Keputusal Official Referee adalah mutlak ( tidak dapat diganggu gugat ).
SYARAT MUTLAK YANG DIMILIKI WASIT
Seorang Wasit Yang Baik Harus Memenuhi Syarat Sebagai Berikut:
a. Standar fisik dan kesegaran jasmani yang baik meliputi:
 Mata (tidak berkacamata)
 Pendengaran (Tidak Tuli)
b. Bermoral dan berkarakter yang baik
c. Menguasai peraturan permainan sepak takraw
d. Pemikiran yang profesional
e. Berdedikasi dan inisiatif
f. Percaya diri, daya pikir yang baik dan tepat dalam mengambil keputusan
g. Berjiwa kepemimpinan
h. Berkewajiban (Comitment)

#Good Moral Character Meliputi :


 Referee’s Personality/ berkepribadian sebagai wasit
 Sense Of Responsibility/ bertanggung jawab
 Referee’s Qualities/ berkualitas
 Good Moral Character/ berkepribadian yang baik
 Behavior & Courteous
 Considerate & Sympathetic
 Good Leadership
 Perception & Impression
 Sharp Memory

BAB IV
TEKNIK DASAR PERMAINAN SEPAK TAKRAW
A. Teknik Dasar Sepak Takraw
Permainan Sepaktakraw adalah memainkan bola takraw dengan seluruh bagian
anggota badan kecuali tangan, sehingga teknik dasar yang akan dipelajari dan dijelaskan pada
bab ini adalah semua teknik pukulan dan perkenaan dengan seluruh bagian badan pemain.
Teknik dasar tersebut meliputi :
1. Teknik sepakan (menyepak)
 Sepak sila
 Sepak kura/kuda
 Sepak cungkil
 Sepak simpuh/badek
 Sepak mula (servis)
 Sepak tapak (menapak)
2. Memaha (Kontrol paha)
3. Teknik mendada (Kontrol dada)
4. Teknik membahu (Kontrol bahu)
5. Teknik kepala (Sundulan kepala/heading)
6. Teknik smash
 Smash kedeng
 Smash gulung
 Smash gunting
7. Teknik tahanan (Block)

1.1. Teknik Sepakan (menyepak)


Teknik sepakan (menyepak) merupakan teknik utama dan yang paling banyak
digunakan dalam permainan Sepaktakraw, karena memang cabang olahraga ini paling
dominan menggunakan bagian anggota badan kita, yaitu “kaki”. Sepak berasal dari bahasa
Melayu yang berarti : “menendang/memukul dengan menggunakan kaki”. Teknik sepakan
(menyepak) pada permainan Sepak takraw meliputi :
a. Sepak Sila
Sepak sila merupakan teknik dasar yang paling dominan dalam permainan
Sepaktakraw, sehingga sebagian orang menyebut teknik sepak sila adalah ibu dari
permainan Sepaktakraw. Sepak sila adalah menyepak bola dengan kaki bagian
dalam, yang mana pada saat menyepak posisi kaki pukul seperti orang bersila.
Sepak sila digunakan untuk menerima, menimang dan menguasai bola,
mengumpan, hantaran bola dan untuk menyelamatkan serangan lawan.

b. Sepak Kura/Kuda
Sepak kura/ sepak kuda adalah teknik menyepak atau sepakan dengan
menggunakan punggung kaki (kura-kura kaki). Sepakan ini disebut juga dengan
istilah “sepak kuda”, karena kaki penyepak menyerupai kuda yang menjulurkan
kakinya ke depan atas.
Sepak kura/ sepak kuda dalam permainan digunakan sebagai teknik untuk
memainkan bola yang datangnya rendah dan kencang atau menyelamatkan
(kontrol) bola dari serangan lawan, untuk bertahan, mengawal atau menguasai
bola dalam usaha menyelamatkannya.

c. Sepak Cungkil
Sepak cungkil merupakan sepakan yang menyerupai sepak kura/kuda, hanya
karena bola datangnya jauh dari badan, maka perkenaan pukulan adalah pada jari-
jari kaki sehingga seperti orang mencungkil bola. Sepak cungkil gerakannya sama
dengan orang melakukan sliding dimana bola jatuh jauh didepan kita, sehingga
kita harus menjulurkan kaki jauh ke depan.
d. Sepak Badek/Simpuh
Sepak badek atau sepak simpuh adalah sepakan dengan kaki bagian samping luar,
sehingga sikap badan seperti orang bersimpuh. Untuk bola-bola dari lawan yang
keras datangnya terkadang kita tidak dapat mengontrolnya dengan teknik sepak
sila ataupun sepak kura, bola yang datang keras di samping posisi badan kita
dikontrol dengan teknik sepak badek atau sepak simpuh ini.
Sepak simpuh atau sepak badek dalam permainan digunakan untuk
menyelamatkan bola dari serangan lawan, menyelamatkan bola dari Smash lawan
dan untuk mengontrol atau menguasai bola dalam usaha penyelamatan.
e. Sepak Mula
Sepak Mula sesuai dengan namanya adalah teknik dasar sepakan yang
dimaksudkan untuk memulai ( membuka) suatu permainan atau pertandingan.
Sepak Mula biasa dilakukan oleh pemain yang disebut “Tekong”, yaitu pemain
yang melakukan servis berada di tengah belakang. Sepak Mula dilakukan di
daerah lingkaran (circle), dengan kaki tumpu harus berada di dalam lingkaran
tidak boleh menginjak garis lingkaran, sedang kaki pukul berada di luar lingkaran.
Tekong berusaha memukul bola yang dilambungkan oleh pemain dan yang
disebut “Apit” kanan atau apit kiri, dan bola harus melewati atas net, menyentuh
net ataupun tidak dan masuk ke daerah permainan lawan.
f. Sepak Tapak/Menapak
Sepak Tapak atu Menapak adalah suatu sepakan atau menyepak bola dengan
menggunakan telapak kaki. Teknik sepakan ini banyak dilakukan terutama
terhadap bola umpan dari lawan yang masuk tipis ke lapangan kita, segera bola
tersebut diambil/dipukul dengan sepak tapak kembali ke arah lapangan lawan
dengan cepat.
Secara umum dalam pertaningan sepak tapak (menapak) digunakan untuk Smash
ke pihak lawan, servis dropshot, menahan/memblokSmash pihak lawan,
menyelamatkan/mengambil bola dekat atau di atas net.
1.2. Memaha (Kontrol paha)
Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol bola.
Perkenaan bola pada tungkai atas bagian tengah paha, tidak pada ujung (lutut/patela) ataupun
pada pangkal paha. Kalau perkenaan pada lutut maka bola akan mengarah ke depan, sedang
kalau perkenaan pada pangkal paha bola tertahan tidak dapat naik ke atas. Dalam permainan
memaha biasa digunakan untuk menahan dan menerima bola dari serangan lawan, atau untuk
membentuk dan menyusun serangan.
1.3. Mendada /Kontrol Dada
Mendada adalah teknik dasar memainkan bola dengan dada. Perkenaan bola adalah
pada bidang yang lebar (pectoralis mayor) pada dada kiri ataupun kanan, tidak pada bagian
tengah dada (sternum/ klavikula). Teknik mendada dalam permainan biasa digunakan untuk
mengontrol bola.
1.4. Membahu / Kontrol Bahu
Membahu adalah memainkan bola dengan bagian badan antara batas lengan dengan
leher (bahu), dalam usaha mempertahankan serangan dari pihak lawan. Membahu dlam
permainan biasa digunakan untuk bertahan dari serangan lawan yang tiba-tiba mendadak,
yang mana pihak bertahan dalam keadaaan terdesak dan dalam posisiyang kurang baik.

1.5. Menyundul Bola /Main Kepala (Headling)


Main kepala atau menyundul bola adalah teknik dasar memainkan bola dengan
kepala. Menyundul dalam permainan digunakan untuk bertahan, mengoper kepada teman dan
melakukan Smash ke pertahanan lawan. Menyunul bola pada permainan tingkat tinggi jarang
digunakan, karena bola-bola keras yang dimainkan oleh pemain beresiko tinggi apabila
ditahan dengan kepala. Namun demikian para pemain tidak akan dapat menghindarkan diri
bermain tanpa menyundul bola, oleh karena itu pemain Sepaktakraw harus terampil dalam
menyundul bola.
Menyundul bola dapat dilakukan dengan sikap berdiri di tempat atau dengan
melompat. Untuk sekedar bertahan dari serangan lawan, maka menyundul bola dilakukan
dengan berdiri di tempat. Sedangkan kalau menyundul dimaksudkan untuk menyerang lawan
atau menempatkan bola pada sasaran yang sulit dijangkau oleh lawan, maka menyundul bola
dilakukan dengan melompat agar bola berjalan lebih cepat. Menyundul bola dapat dilkkan
dengan kepala bagian depan (dahi), kepala bagian sampin (pelipis) kanan maupun kiri.

1.6. Serangan Atau Smash


Serangan atau Smash adalah pukulan bola yang keras dan tajam ke arah bidang
lapangan lawan. Smash dalam permainan Sepaktakraw merupakan teknik yang paling penting
dan harus dikuasai oleh seorang pemain, karena dengan Smash ini angka dapat dengan mudah
diperoleh oleh regu yang bertanding dan dapat memenangkan suatu pertandingan dengan
mudah. Smash dalam permainan Sepak takraw dapat dilakukan dengan kaki ataupun dengan
kepala. Smash dengan kaki dapat dilakukan oleh bagian punggung (kura), kaki bagian luar,
kaki bagian dalam dan telapak kaki. Sedang Smash dengan kepala perkenanaanya pada
kepala bagian depan (dahi) dan kepala bagian samping (pelipis). Teknik Smash dengan
telapak kaki (menapak) dan dengan kepala sudah dijelaskan pada bagian depan bab ini. Pada
kesempatan ini akan dijelaskan teknik Smash dengan kaki, yaitu : Smash gulung (salto),
Smash kedeng, dan Smash gunting .

a. Smash Gulung
Smash Gulung merupakan gerakan Smash yang paling menarik dan akrobatik dalam
permainan Sepaktakraw. Smash ini dilakukan dengan gerakan salto di udara, sehingga
penonton dibuat takjub dengan gerakan pemain berjungkir-balik di udara. Smash Gulung
merupakan teknik Smash yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, karena pemain harus
menguasai terlebih dahulu teknik gerakan salto. Smash Gulung juga beresiko tinggi, karena
pemain bisa saja terjatuh dan cidera jika tidak memliki keterampilan salto yang baik.
b. Smash Kedeng
Smash Kedeng adalah pukulan Smash yang dilakukan dengan menjulurkan kaki ke
atas mengejar bola, tidak dilakukan dengan putaran badan (salto) di udara. Smash kedeng
dilakukan dengan memukul bola dengan kaki kanan taupun kiri.
c. Smash Gunting
Smashh gunting adalah Smash yang dilakukan dengan tendangan kaki pada bola
seperti posisi menggunting. Smash gunting pada prinsipnya sama dengan Smash gulung
(salto), hanya pada saat memukul bola kaki tumpu yang dengan cepat meraih dan melakukan
pukulan pada bola dengan posisi kaki pukul dan kaki yang lain seperti gerakan gunting.
1.7. Menahan Serangan (Block)
Bertahan dalam suatu permainan merupakan teknik yang sama pentingnya dengan
kemampuan menyerang. Pertahanan yang efektif mampu meredam suatu serangan yang dapat
diukur dengan 2 aspek, yaitu : terjadinya pertambahan angka atau terjadinya perpindahan
bola. Lebih jauh lagi, pertahanan yang baik dan produktif bisa melumpuhkan semangat
tanding pihak lawan. Block pada permainan Sepaktakraw memiliki derajat keberhasilan yang
kecil, hanya 10 – 15 persen keberhasilannya. Hal ini disebabkan pemain yang melakukan
block tidak melihat langsung bola yang ditahan. Block yang baik dapat menahan bola Smash
dan kembali ke lapangan lawan. Kegagalan block berarti Smash lawan berhasil dan bolanya
akan mati di lapangan pihak bertahan yang berarti point atau angka untuk lawan atau
perpindahan servis.
Block atau menahan serangan dalam Sepaktakraw dapat dilakukan dengan
menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan.Block biasa dilakukan menggunakan
seluruh tungkai dari kaki sampai pangkal paha, pantat, punggung badan.

BAB V
TES KETERAMPILAN TAKRAW
Dari beberapa teknik dasar sepak takraw yang sudah dipelajari apakah peserta didik
setelah mengalami proses pelatihan keterampilan dasar dominan dalam permainan sepak
takraw terdapat peningkatan atau tidak, maka seorang guru perlu melakukan suatu evaluasi
dengan menggunakan suatu tes keterampilan sepak takraw yang memenuhi syarat-syarat
suatu tes keterampilan yang valid dan reliabel. Memang belum banyak diketahui validitas dan
realibitas tes keterampilan sepak takraw ini. Oleh karena itu tes keterampilan sepak takraw
berikut ini sudah melalui uji-coba penelitian menujukkan bahwa tes keterampilan sepak
takraw tingkat reliabilitas 0,78 dan validitas 0,99. Tes keterampilan sepak takraw terdiri dari
butir.
Tes keterampilan sepak takraw terdiri dari butir tes berikut ini:
1. Tes Servis
2. Tes Kontrol Bola (Ball Control)
3. Tes Operan (Passing)
4. Tes Smash
Petunjuk administrasi pelaksanaan dari masing-masing butir tes keterampilan sepak
takraw sebagai berikut:
1. Tes Servis
a. Tujuan : Mengukur keterampilan servis
b. Alat/Fasilitas
 Lapangan bermain sepak takraw
 Beberapa buah bola sepak takraw
 Net sepak takraw
 Tali yang direntangkan setinggi 20 cm dari diatas net
 Stop watch
 Formulir pencatat skor
 Seorang pelambung bola
c. Pelaksanaan Tes
 Skor diambil dari skor yang terdapat di daerah sasaran dimana bola jatuh dan
waktu ketepatan bola jatuh kedaerah sasaran
 Bola melewati di bawah tali hasil dikalikan dengan skor daerah dimana bola
jatuh dipetak lapanga.
 Stop watch dijalankan pada waktu bola tersentuh kaki dan dihentikan pada
saat bola menyentuh lantai, waktunya dicatat
 Jika bola jatuh tepat pada garis yang membatasi dua petak sasaran, maka skor
yang dicatat adalah angka tertinggi
 Bola yang terkena net atau pun keluar dari lapangan permainan tidak dinilai
 Skor keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor.
2. Tes Kontrol (Ball Control)
a. Tujuan : mengukur keterampilan mengontrol bola
b. Alat/Fasilitas
 Sebuah bola sepak takraw
 Stop Watch
 Lapangan yang rata
 Petugas pelaksana : pencatat dan penghitung kawalan bola, pencatat waktu
c. Pelaksana Tes
 Bola dikontrol dengan menggunakan sepak sila (bagian dalam kaki) atau
dengan kepala saja
 Bola yang jatuh ketanah dapat dimainkan lagi, tapi penghitungan skor
pada sepakan kedua dihitung dari awal dan berlaku pada setiap kali setelah
bola jatuh sampai waktu yang tersedia habis.
 Kontrol bola yang dihitung harus setinggi dada
 Luas lapangan untuk kontrol tidak dibatas
 Waktu yang dibatasi selama satu menit
d. Penilaian
 Skor diambil dari jumlah kontrol yang dapat dilakukan selam satu menit
 Setiap tiga kali sepakan dihitung dengan nilai satu dan seterusnya
 Sepakan yang tidak setinggi dada tidak akan dihitung.
 Skor keseluruhan dihitung dengan cara menjumlahkan kesemua skor kontrol
yang telah dibagi dengan tiga.
3. Tes Operan (Passing)
a. Tujuan : mengukur mengoper keterampilan bola
b. Alat/Fasilitas yang diperlukan
 Beberapa bola sepak takraw
 Tali direntangkan setinggi 250 cm dari lantai
 Net sepak takraw
 Lapngan bermain sepak takraw
 Petugas pelaksana : penghitung jumlah nilai, pencatat nilai dan
 pelambung bola
c. Pelaksanaan Tes
 Subjek berdiri dibatas garis serang yang telah ditetapkan
 Seorang pelambung bola dari daerah lawan melambungkan bola kepada
subjek melewati atas net
 Subjek mengontrol bola satu kali dahulu, kemudian barulah melakukan
operan dengan mengunakan sepak sila
 Operan yang dilakukan harus melewati tali yang direntangkan dan bola
jatuh pada daerah serang yang mempunyai nilai
 Setiap subjek diberi kesempatan melakukan 5 kali operan
d. Cara Penilaian
 Skor diambil dari yang terdapat dimana bola jatuh di daerah sasaran
dengan syarat bola tersebut harus melewati tali yang direntangkan
 Operan bola yang tidak melewati tali dan tidak jatuh didaerah serang
dinilai satu, dengan syarat bola yang melambung melebihi titik
ketinggian tali dan jatuh mendekati garis serang
 Operan melewati net tidak akan dinilai.
 Skor keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlahkan ke semua skor
sasaran dari 5 kali kesempatan melakukan operan
4. Tes Smash
a. Tujuan : Mengukur Keterampilan Smash
b. Alat/fasilitas
 Lapangan bermain sepak takraw
 Bebrapa bola sepak takraw
 Stop watch
 Petugas pelaksana: penghitung waktu, pencatat dan penghitung nilai
c. Pelaksanaan Tes
 Subjek mengambil tempat di depan net dan siap melakukan Smash
 Bola dilambungkan ke arah subjek berdasarkan keinginan yang
dikehendaki, biasanya setinggi tiga meter di udara dekat net
 Subjek akan melompat dan melakukan Smash bola melewati atas net ke
lapangan lawan
 Setiap subjek diberi lima kali kesempatan
d. Cara Menskor
 Stop watch dijalankan pada waktu bola disentuh kaki subjek yang
melakuakn Smash dan dihentikan pada saat bola menyentuh lantai
 Skor diambil dari skor yang terdapat di daerah sasaran dimana bola
jatuh dan waktunya kecepatan bola jatuh ke daerah sasaran
 Jika bola jatuh tepat pada garis yang membatasi dua petak sasaran
maka skor yang dicatat adalah yang paling tinggi.
 Skor keseluruhan diperoleh dengn cara menjumlahkan skor sasaran
dengan skor waktu dari 5 kali kesempatan melakukan Smash

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelemahan Dan Kelebihan Buku
1. Materi dalam buku ini dijelaskan secara beruntut sehingga terlihat keterkaitan yang
jelas antar materi pada bab berikut dengan bab sebelumnya.
2. Materi yang diajarkan dalam setiap bab merupakam materii yang cukup nanuak dan
lengkap.
3. Aspek-aspek pengetahuan mengenai pengertian sepat takraw dan bagaimana
permainannya. Ada sebagian kalimat yang mungkin bagi saya lurang dimengerti.
Mungkin itu saja karna menurut saya buuku ini sudah sangat jelas menjelaskan tentak
teknik dasarnya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sepak takraw adalah suatu permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan
atau fiber. Dimainkan diatas lapangan yang berukuran panjang 13,42 m dan lebar 6.10 m
Memperhatikan perkembangan olahraga sepak takraw sekarang ini , besar harapan prestasi
cabang olahraga sepak takraw dimasa mendatang cukup cerah , karena olahraga ini sudah
mulai diperhatikan oleh berbagai pihak walaupun belum seperti cabang olahraga lainnya.

B. Saran
Semoga prestasi dibidang olahraga sepak takraw ini sudah bisa ditingkatkan lebih
baik lagi dan untuk itu semua pihak harus mendukung olahraga ini agar bisa berkembang dan
banyak generasi muda yang bisa mengukir prestasinya dibidang olahraga ini maupun yang
lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Darwis Ratinus (1992) Olahraga Pilihan Sepaktakraw Depdikbud, Jakarta Deny, H.
Muslim, dkk (1999) Mari Bermain Sepaktakraw, Jakarta PB. PERSETASI (1993) Buletin
Sepaktakraw. Edisi 1, Nov 1993, Jakarta ..………………… (1994) Buletin Sepaktarkaw,
Edisi 2, Jan 1994, Jakarta ..………………… (1994) Buletin Sepaktarkaw, Edisi 4, Jan 1994,
Jakarta ..………………… (1996) Peraturan Permainan, Perwasitan dan Pertandingan Sepak
Takraw, Jakarta Law of the Game Sepak Takraw, 2015. PB. PSTI Suhud, Muhammad (1989)
Sepaktakraw, Balai Pustaka Yusup Ucup, dkk (2004) Pembelajaran Permainan Sepak
Takraw. Jakarta: Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai