Anda di halaman 1dari 36

CRITICAL JOURNAL REVIEW

DISUSUN OLEH

Nama : Alvaro Alexander Sembiring Meliala

NIM : 6223321032

Dosen Pengampu : Dewi Endriani S.Pd, M.Pd

Amansyah S.Pd, M.Pd

Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Bola Volly

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat-Nya kita masih diberikan kehidupan yang sejahtera. Tugas Critical Jurnal Riview ini
saya buat untuk memenuhi mata kuliah Keterampilan Dasar Bola Volly.

Saya berterima kasih kepada Ibu dan Bapak Dosen Dewi Endriani S.Pd, M.Pd dan
Amansyah S.Pd, M.Pd sebagai pengampu mata kuliah Keterampilan Dasar Bola Volly atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Mudah-mudahan dengan telah
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan mudah-mudahan menambah
wawasan kita semua serta bermanfaat untuk seterusnya. Terima kasih atas segala masukkan
dan kritiknya.

Mahasiswa,

(Alvaro Alexander Sembiring)


Nim: 6223321032

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 1


DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 2
BAB I ....................................................................................................................................................... 3
IDENTITAS JURNAL.................................................................................................................................. 3
1.1 Identitas Jurnal Internasional .................................................................................................... 3
1.2 Identitas Jurnal Nasional .......................................................................................................... 3
BAB II ...................................................................................................................................................... 5
RINGKASAN ISI JURNAL SETIAP BAGIAN ................................................................................................. 5
2.1 Jurnal Internasional (Jurnal Utama) .......................................................................................... 5
2.2 Jurnal Nasional (Pembanding) ................................................................................................ 10
BAB III ................................................................................................................................................... 14
ANALISIS ISI JURNAL ............................................................................................................................. 14
3.1 Kelebihan Jurnal .......................................................................................................................... 14
3.2 Kekurangan Jurnal ....................................................................................................................... 14
BAB IV ................................................................................................................................................... 15
PENUTUP .............................................................................................................................................. 15
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 15
4.2 Saran ........................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16

2
BAB I

IDENTITAS JURNAL

1.1 Identitas Jurnal Internasional

a. Judul Artikel : Normative Profile for serve speed for


the training of the serve and reception in volleyball

b. Nama Jurnal : The Sport Journal

c. Edisi Terbit : 2018

d. Pengarang : Jose Manue Palao, David Valades

e. Penerbit : University of Murcia, Spain

f. E-ISSN : 2245-4565

g. ISSN : 0624-7868X

1.2 Identitas Jurnal Nasional

a. Judul Artikel : ANALISIS TEKNIK DASAR


PASSING BAWAH PADA ATLET PEMULA BOLA VOLLY
BELAKANG BALOK CLUB (BBC) BUKITTINGGI.

b. Nama Jurnal : Jurnal Stamina

c. Edisi Terbit : 2019

d. Pengarang : Jaka Rahmadi, Anton Komaini

e. Penerbit : Universitas Negeri Padang

f. E-ISSN : 2655-2515

3
g. ISSN : 2655-1802

4
BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL SETIAP BAGIAN

2.1 Jurnal Internasional (Jurnal Utama)

Kesuksesan atletik sangat dipengaruhi oleh bagaimana atlet berlatih dan mempersiapkan
diri untuk kompetisi. Ini berarti perlu mengikuti rencana dan ada cara untuk memantau semua
detail yang mempengaruhi pelatihan. Bola voli performa puncak ditandai dengan pencarian tim
untuk keseimbangan antara berbagai tindakan, kompleks, atau fase permainan (yaitu
penerimaan-servis keseimbangan, keseimbangan serangan-blok, keseimbangan serangan-
pertahanan, keseimbangan antara setiap rotasi, dll.)
Modifikasi sistem penilaian bola voli, dari penilaian side-out ke poin reli, telah
memengaruhi cara tim memperoleh poin dalam bola voli (17). Dengan adanya perubahan
peraturan tersebut, maka fase kompleks 1 (K1), atau servis penyambutan, telah hilang dari
berusaha mencegah tim lain dari penilaian menjadi fase di mana 40-45% poin tim dicetak. Ini
modifikasi sistem penilaian, selain aturan yang membolehkan bola menyentuh net selama servis,
sama-sama mempengaruhi eksekusi dan resiko yang diambil dalam servis (6, 12), mengingat
setiap kesalahan servis memberi lawan satu poin. Namun, aspek ini tidak empiris jelas (12).
Performa layanan memengaruhi keseimbangan layanan-penerimaan. Dalam bola voli
performa puncak, ini tip keseimbangan menuju penerimaan. Dengan demikian, 62,0% – 72,6%
resepsi sempurna pada pria bola voli (memungkinkan setter untuk mengatur semua opsi
serangan), dan 53,0% – 70,5% sempurna dalam bola voli putri (11, 13). Nilai-nilai ini lebih
tinggi daripada yang ditemukan untuk keberhasilan servis di bola voli putra (4,4% – 6,8%) serta
bola voli putri (3,3% – 5,0%) (11, 12). Ketidakseimbangan antara efikasi penerimaan dengan
efikasi servis ini, sebagian, adalah fondasi untuk keberhasilan kompleks 1 (10). Untuk bola voli
putri, kemanjuran servis lebih besar karena, antara lain, untuk: 1) tinggi jaring yang lebih rendah,
dan 2) kapasitas kekuatan dan kekuatan yang lebih rendah perpindahan pemain (3, 4, 13).

2.1.1 METODE

5
Studi 1. Menetapkan profil normatif untuk kecepatan servis bola voli putra Tujuan dan
metodologi: Tujuan studi 1 adalah untuk menetapkan rentang kecepatan untuk berbagai jenis
servis dalam bola voli putra. Sebuah studi deskriptif dilakukan. Itu variabel yang diteliti adalah
jenis servis (berdiri, lompat pelampung, atau power jump (14)) dan kecepatan puncak yang
dicapai oleh bola dalam servis. Juga, zona asal server dan tujuan dicatat untuk memperbaiki
kesalahan pengukuran servis (pengadilan itu dibagi menjadi tujuh jalur). Sebanyak 2767 servis
dianalisis, setara dengan 16 servis pertandingan (61 set) dari Liga Dunia pria 2006 yang
diselenggarakan oleh FIVB. Melayani dilakukan oleh 85 pemain dari delapan tim. Hanya servis
masuk yang valid yang digunakan di studi ini (2097 melayani). Otorisasi dan informed consent
dari penyelenggaraan acara panitia diminta untuk mencatat data tentang kecepatan servis dan
mencatatnya pertandingan. Senjata radar ditempatkan di salah satu ujung lapangan pada jarak
enam meter dari lapangan melayani garis pada platform pada ketinggian tiga meter. Protokol
pengukuran adalah dijelaskan oleh Palao dan Valades (9). Karena radar hanya merekam
bujursangkar dengan benar lintasan yang lebih dekat atau lebih jauh darinya, untuk servis yang
melibatkan lengkung
lintasan, koreksi tindakan yang terdaftar dilakukan sesuai dengan rekomendasi pabrikan,
menggunakan jalur asal dan jalur asal tujuan servis (15). Pengamatan jenis teknik servis
dilakukan oleh pengamat ahli (dengan gelar doktor dalam ilmu keolahragaan, sertifikasi tertinggi
untuk a Pelatih bola voli Spanyol, dan lebih dari 10 tahun pengalaman kepramukaan). Sebelum
memulai dan pada akhir pengumpulan data, indeks korelasi antar pengamat dihitung dengan
salah satu peneliti, dan dihitung >0,96. Indeks korelasi intra-pengamat adalah 0,990 (Kappa
Cohen). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera video digital dan
Stalker Radar Pro (Stalker Radar; Plano, TX). Analisis deskriptif dan inferensial data dilakukan
dengan perangkat lunak SPSS v15.0 (berarti, standar deviasi, 10thdan persentil ke-90, dan Mann-
Whitney U Test) untuk menguji perbedaan antara jenis servis.

Hasil Studi 1
Pada Tabel 1, disajikan rentang kecepatan dari berbagai jenis servis. Hasil menunjukkan
perbedaan antara berbagai jenis melayani berkaitan dengan sarana, kecepatan maksimum, dan

6
rentang kecepatan. Berbagai jenis melayani menunjukkan berbeda tingkat penggunaan: berdiri
(7,1%), jump float (40,7%), dan power jump (52,2%).

Studi Diskusi 1
Hasilnya menunjukkan derajat kejadian dan perbedaan kecepatan berkisar dari berbagai jenis
melayani.
Secara tidak langsung, kita dapat menilai waktu yang penerima harus membaca lintasan bola dan
mencegatnya: standing serve (kira-kira 0,98-1,29 dtk), servis lompat pelampung (kira-kira 0,72-
1,35 dtk), dan servis lompat daya (sekitar 0,52-0,74 dtk). Servis berdiri adalah servis yang
memungkinkan penerima paling banyak, dan efektif jika mengharuskan penerima untuk
melakukannya bergerak atau jika lintasannya tidak dapat diperkirakan oleh penerima. Tingkat
penggunaan server ini pada saat ini tingkat persaingan tampaknya menunjukkan bahwa itu tidak
mencapai maksud ini. Servis pelampung mencari arah tertentu serta tidak dapat diprediksi.
Kemungkinan alasan penggunaannya, kapan dibandingkan dengan servis berdiri, terlepas dari
manfaat teoretis dari melaksanakannya tanpa servis perpindahan, adalah ketinggian kontak yang
lebih tinggi (sudut insiden di lapangan lawan) dan kecepatan awal yang lebih besar dari server
yang dapat ditransmisikan ke bola saat mengeksekusi melayani. Servis lompatan daya berusaha
mempersulit penerima untuk bertindak mengurangi waktu dia harus merespons serta dengan
kecepatan bola mencapai penerima. Nilai rata-rata yang ditemukan dalam penelitian ini lebih
tinggi daripada yang ditemukan di bibliografi (7). Hasilnya mengkonfirmasi perlunya bekerja
pada setiap jenis servis dan penerimaannya dengan cara yang berbeda

Studi 2. Menetapkan profil normatif untuk kecepatan servis bola voli putri
Tujuan dan metodologi: Tujuan studi 2 adalah untuk menetapkan rentang kecepatan berbagai
jenis servis yang dilakukan dalam permainan bola voli putri. Sebuah studi deskriptif dilakukan.
Itu variabel penelitiannya adalah jenis servis (berdiri, lompat pelampung, atau lompat daya (14))
dan kecepatan puncak yang dicapai oleh bola dalam servis. Selanjutnya, zona asal melayani dan
tujuan dicatat untuk memperbaiki kesalahan pengukuran servis (pengadilan itu dibagi menjadi
tujuh jalur). Sebanyak 2247 servis dianalisis, dari 14 pertandingan (51 set) sesuai dengan dua
kompetisi Piala Ratu Spanyol (2006-2007 dan 2008- musim 2009). Servis dilakukan oleh 151
pemain dari 16 tim. Hanya batas dalam yang valid servis digunakan dalam penelitian ini (2056

7
servis). Untuk mengumpulkan data tentang kecepatan servis dan untuk merekam pertandingan,
otorisasi dan persetujuan dari Bola Voli Spanyol Federasi dicari. Senjata radar ditempatkan di
salah satu ujung lapangan, sembilan meter di belakang garis servis dan pada platform dengan
ketinggian tiga meter. Karena radar hanya dengan benar mendaftarkan lintasan bujursangkar
yang semakin dekat atau lebih jauh darinya, untuk servis itu melibatkan lintasan lengkung,
koreksi ukuran yang didaftarkan dibuat
sesuai dengan rekomendasi pabrikan, memanfaatkan jalur asal dan jalur tujuan servis (15).
Pengamatan jenis teknik servis adalah dilakukan oleh pengamat ahli (dengan gelar doktor ilmu
keolahragaan, sertifikasi tertinggi untuk pelatih bola voli Spanyol, dan lebih dari 10 tahun
pengalaman kepramukaan). Sebelum awal dan akhir pengumpulan data, indeks korelasi antar
pengamat dihitung dengan salah satu peneliti, dan dihitung pada >0,97. Intra-pengamat indeks
korelasi adalah 0,990 (Cohen's Kappa). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kamera video digital dan Stalker Radar Pro (Stalker Radar; Plano, TX). Deskriptif dan analisis
inferensial data dilakukan dengan perangkat lunak SPSS v15.0 (berarti, simpangan baku,
persentil ke-10 dan ke-90, dan Uji U-Mann-Whitney).

Hasil Studi 2
Pada Tabel 2 disajikan kisaran kecepatan dari berbagai jenis servis. Hasil mendemonstrasikan
nilai yang sama antara servis berdiri dan servis mengambang sehubungan dengan berarti, untuk
kecepatan maksimal, dan rentang kecepatan. Kekuatan servis disajikan lebih tinggi kecepatan
mengenai rata-rata, kecepatan maksimal, dan rentang kecepatan. Berbagai jenis melayani tidak
sama-sama dimanfaatkan. Servis berdiri digunakan 45,9% dari waktu, lompatan pelampung
servis digunakan 37,5% dari waktu, dan servis lompatan daya digunakan 16,6% dari waktu.

2.1.2 DISKUSI UMUM


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan profil normatif tentang bagaimana servis itu
dilakukan dengan memperhatikan teknik yang digunakan dan pengaturan kecepatan suatu mesin
pelempar menyediakan. Tingkat penggunaan berbagai jenis servis dan perbedaan yang berkaitan
dengannya kecepatan rata-rata dan rentang kecepatan menunjukkan bahwa servis dan
penerimaan seharusnya berlatih sambil mengingat teknik yang digunakan saat pemain
melakukan servis. Hasilnya menunjukkan bahwa permainan bola voli pria memiliki

8
kecenderungan yang berbeda dengan permainan bola voli wanita bola voli dan ini harus selalu
diingat saat merencanakan latihan. Hasilnya mengkonfirmasi dominasi servis lompat dalam bola
voli putra (1, 11). Nilai-nilai yang ditemukan dapat berfungsi sebagai referensi untuk merancang
tugas-tugas pelatihan dalam hal proporsi dan kondisi (misalnya kecepatan kedatangan bola,
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan aksi). Secara khusus, pada pria Dalam permainan bola
voli, ketiga jenis servis tersebut menghadirkan realitas yang berbeda. Dua nilai di antara hasilnya
menonjol: fakta bahwa sembilan dari setiap sepuluh resepsi adalah servis lompat (daya atau
pelampung) dan lima dari setiap sepuluh servis adalah servis kekuatan. Di sisi lain, di bola voli
putri, dua dari setiap sepuluh servis adalah servis loncatan kuat, dan servis yang paling umum
adalah servis berdiri melayani. Kesamaan antara servis berdiri dan servis pelampung mengenai
kecepatan, dan secara tidak langsung waktu untuk penerima, menyarankan kemungkinan bahwa
pelatihan dari dua servis dapat dilakukan bersamaan.
Nilai-nilai yang disajikan dapat berfungsi untuk mendapatkan hasil kerja pada resepsi
yang dilakukan secara praktek sesi yang harus dilakukan dengan kecepatan dan variabilitas
servis yang spesifik untuk kompetisi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan jenis servis, cara
eksekusi, dan servisnya
niat taktis. Studi ini hanya melihat aspek pertama dan aspek-aspeknya hubungannya dengan
kecepatan servis. Perbedaan yang ditemukan menunjukkan bahwa pada bekerja pada penerimaan
yang dilakukan dalam latihan untuk servis lompat daya, itu perlu dilakukan mengontrol
kecepatan bola untuk memastikan keberhasilan pekerjaan yang dilakukan. Berbagai kecepatan
dari 20-30 km/jam tidak dapat diserahkan begitu saja kepada evaluasi subjektif pelatih. Untuk
sisa servis (50% untuk permainan pria dan 80% untuk permainan wanita), pentingnya kecepatan
servis tidak sebesar itu; sebaliknya, cara eksekusi dan taktiknya niat memperoleh lebih penting.
Untuk jenis servis ini (float berdiri dan lompat),
mengendalikan kecepatan bukanlah prioritas.

2.1.3 KESIMPULAN
Pengetahuan tentang cara servis dilakukan dalam kompetisi dan mampu mensimulasikannya
dalam praktik adalah kunci untuk mempraktekkan penerimaan secara memadai. Servis di pria
dan bola voli putri berbeda dalam hal teknik yang digunakan dan kecepatannya. Studi ini
memberikan profil normatif untuk memandu proses pelatihan penerimaan. Pada di satu sisi, ia

9
memberikan informasi tentang servis yang valid, dan di sisi lain, ia menyediakan informasi
tentang kemungkinan yang ditawarkan mesin pelempar bola voli untuk dikerjakan penerimaan.
Ciri-ciri servis dalam bola voli putra adalah: servis berdiri (7,1% dari servis) dilakukan dengan
jarak 42,0 – 55,0 km/jam, servis jump float (40,7% dari servis) dilakukan dengan jarak tempuh
40,0 – 75,0 km/jam, dan servis power jump (52,2% dari servis) dilakukan dengan kisaran 73,0 –
104,0 km/jam. Ciri-ciri servis di permainan bola voli putri adalah: servis berdiri (45,9% servis)
dilakukan dengan jangkauan 43,0 – 61,0 km/jam, servis lompat mengambang (37,5% servis)
dilakukan dengan rentang 40,0 – 61,0 km/jam, dan servis power jump (16,6% servis) dilakukan
dengan rentang 66,0 – 89,0 km/jam. Mengenai tujuan kedua dari penelitian ini, mesin pelempar
memungkinkan untuk dilepaskan kecepatan yang serupa dengan rentang yang dihasilkan oleh
servis lompat daya. Model dari mesin yang dianalisis dalam penelitian ini tidak memungkinkan
untuk simulasi tertinggi servis speed power jump yang dilakukan pada permainan putra (10%).

2.2 Jurnal Nasional (Pembanding)

Permainan bola voli, menuntut para pemain menguasai semua teknik-teknik yang ada.
Menurut Suhadi & Sujarwo (2009: 29) dalam permainan bola voli paling tidak ada 6 teknik dasar
yang harus dikuasai oleh setiap orang yang akan bermain bola voli. Berikut adalah keenam
teknik dasar yang ada di dalam permainan bola voli tersebut: (a) service, (b) passing bawah, (c)
passing atas, (d) smash, (e) blok, (f) sliding. Setiap cabang olahraga memiliki teknik dan taktik
tersendiri, demikian pula cabang olahraga bola voli. Salah satu teknik dasar permainan bola voli
adalah passing bawah. Teknik passing bawah merupakan teknik yang paling dasar dari sekian
teknik dasar yang ada, oleh karena itu penting diberikan sebab merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan permainan. Passing pada dasarnya merupakan kunci dasar dalam
permainan bola voli, maka passing mutlak untuk dikuasai oleh semua pemain. Penguasaan teknik
dasar secara sempurna dapat dicapai dengan melakukan latihan-latihan kontinyu dan
menggunakan metode latihan yang baik. Lebih lanjut menurut Suhadi & Sujarwo (2009: 34-35)
passing bawah yaitu suatu teknik menerima bola dengan menggunakan kedua tangan. Perkenaan
pada ruas tangan di atas pergelangan tangan ke atas sampai dengan siku.

10
Teknik passing bawah ini sering digunakan untuk menerima bola dari service lawan.
Kesulitan yang sering dihadapi oleh pemain dalam penguasaan teknik ini adalah malasnya atlet
untuk latihan passing bawah karena secara psikis tidak menarik dan tidak sabar dalam berlatih
teknik ini. Akibatnya sering terjadi kegagalan timtim dalam suatu pertandingan dipengaruhi
sangat besar oleh sumbangan passing bawah/receive service tersebut.
Passing bawah merupakan salah satu teknik dasar bola voli yang penting untuk dikuasai
oleh seorang pemain. Passing bawah digunakan untuk menerima servis dan menerima serangan
dari lawan. Passing bawah yang baik merupakan langkah awal untuk menyusun serangan, sebab
tanpa adanya receive servis yang baik, dan mengarahkan bola ke arah pengumpan dengan baik,
kemungkinan untuk mendapat poin sangat kecil. Apabila dalam melakukan passing bawah
kurang akurat, maka seorang pengumpan akan sulit untuk mengumpan bola kepada smasher.
Berdasarkan hal di atas, menunjukkan bahwa teknik passing bawah sangat perlu untuk
dikuasai oleh pemain bola voli. Teknik passing bawah juga sangat menentukan dalam
pertandingan, seperti yang dikemukakan oleh I M G Arta Mahardika, Marhaeni, & Widiartini
(20015: 3) pada permainan bola voli persentase penggunaan passing sangat tinggi yaitu kurang
lebih 80% ketika permainan beralngsung. Pada saat permainan berlangsung terdapat tiga kali
sentuha, dua kali sentuhan diantara nya pasti menggunakan passing dan satu kali pukulan/smash
untuk melakukan serangan ke lawan. Agar penguasaan teknik dasar bisa dikuasai secara
sempurna maka sangat diperlukan latihanlatihan kontinyu yaitu dengan memperdalam pelatihan
passing itu sendiri dengan lebih memvariasikan model latihan yang nantinya akan berpengaruh
pada peningkatan kecakapan passing bawah dalam permainan bola voli.
Berdasarkan observasi pada saat melakukan latihan bola voli, terdapat beberapa atlet
putra dan putri masih salah dalam melakukan passing bawah, baik dari sikap awal, sikap
perkenaan, maupun sikap akhir. Masih banyak atlet yang belum mampu melakukan gerak dasar
permainan bola voli dengan benar, khususnya melakukan passing bawah dengan kesalahan yang
sering terjadi, yaitu atlet melakukan passing bawah dengan lengan bengkok karena siku ditekuk
dan kesalahan pada sika awalan, yaitu sikap tubuh tegak dengan sikap kaki dirapatkan atau
mengangkang terlalu besar sehingga sikap awalan posisi kaki tidak kuda-kuda (depan belakang).

2.2.1 Metode

11
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Pada penelitian ini tempat dan waktu yang
telah diteliti adalah di Lapangan Bola Volli Belakang Balok Club (BBC) Bukittinggi. Sedangkan
waktu untuk melakukan penelitian 21 Juli 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet klub
bola voli Belakang Balok yang berjumlah 20 atlet. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2007: 85) purposive sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria dalam penentuan sampel
ini meliputi: (1) berjenis kelamin laki-laki, (2) atlet pemula BBC Bukittinggi, (3) bersedia
menjadi sampel, dan (4) berusia maksimal 12 tahun (pemula). Berdasarkan kriteria tersebut yang
memenuhi berjumlah 10 atlet putra. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 116), observasi adalah metode pengumpulan data dimana
peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang disaksikan selama penelitian.
Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan
yang kemudian dicatat subjektif mungkin. Lembar observasi berisikan pernyataan-pernyataan
yang merupakan objek dari pengamatan yang telah disediakan kolom check list sehingga peneliti
tinggal membubuhkan tanda check ( √ ) pada kolom tersebut. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pengamatan, yaitu atlet melakukan passing
bawah sebanyak 10 kali lemparan dengan bola dilempar oleh pealtih secara bergantian kemudian
diamati dan dinilai oleh expert judgement. Expert judgement mengamati dan menilai hasil
passing bawah yang dilakukan oleh atlet menggunakan instrumen lembar penilaian tes unjuk
kerja teknik passing bawah bola voli. Kriteria judge harus benar-benar seorang yang kompeten
dan profesional dalam bidangnya. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis
menggunakan analisis deskriptif. Cara perhitungan analisis data mencari besarnya frekuensi
relatif persentase, dengan rumus sebagai berikut (Anas Sudijono, 2009: 40):

2.2.2 Hasil Penelitian 1.

Fase Persiapan Deskriptif statistik data hasil penelitian analisis teknik passing bawah
pada atlet pemula bola voli Belakang Balok Club (BBC) Bukittinggi berdasarkan fase persiapan
didapat nilai terendah 10.20, nilai tertinggi 13.92, rata-rata 12.06 dan standar deviasinya 1.23.
Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekeunsi, analisis teknik passing bawah pada atlet

12
pemula bola voli Belakang Balok Club (BBC) Bukittinggi berdasarkan fase persiapan disajikan
pada tabel berikut:
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Analisis Teknik Passing Bawah pada Atlet Pemula Bola
Voli Belakang Balok Club (BBC) Berdasarkan Berdasarkan Fase Persiapan No Interval Kategori
Frekuensi % 1 > 13.92 Baik Sekali 0 0% 2 12.69 – 13.91 Baik 2 20% 3 11.45 – 12.68 Sedang \5
50% 4 10.21 – 11.44 Kurang 3 30% 5 < 10.20 Sangat Kurang 0 0% Jumlah 10 100%
Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel tersebut di atas, analisis teknik passing bawah pada
atlet pemula bola voli Belakang Balok Club (BBC) Bukittinggi berdasarkan fase persiapan dapat
disajikan pada histogram sebagai berikut:
Berdasarkan tabel dan histogram di atas menunjukkan bahwa analisis teknik passing
bawah pada atlet pemula bola voli putra di Belakang Balok Club (BBC) berdasarkan fase
persiapan berada pada kategori ―baik sekali‖ sebesar 0% (0 atlet), ―baik‖ sebesar 20% (2atlet),
―sedang‖ sebesar 50% (5 atlet), ―kurang‖ sebesar 30% (3 atlet), ―sangat kurang‖ sebesar 0%
(0 atlet). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 12.06 analisis teknik passing bawah pada atlet pemula
bola voli putra di Belakang Balok Club (BBC) berdasarkan fase persiapan dalam kategori
―sedang‖.

2.2.3 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan, yaitu: Analisis
teknik passing bawah pada atlet pemula bola voli putra di Belakang Balok Club (BBC) berada
pada kategori ―sangat kurang‖ sebesar 0% (0 atlet), ―kurang‖ sebesar 40% (4 atlet), ―sedang‖
sebesar 60% (6 atlet), ―baik‖ sebesar 0% (0 atlet), dan ―sangat baik‖ sebesar 0% (0 atlet).

13
BAB III

ANALISIS ISI JURNAL

3.1 Kelebihan Jurnal

3.1.1 Kelebihan Jurnal Utama


a. Memiliki data yang lengkap di lapangan
b. Menggunakan Bahasa Inggris yang baik dan benar
c. Mempelajari dan menjelaskan teknik volley dengan baik

3.1.2 Kelebihan Jurnal Pembanding


a. Berisi tentang analisa Passing Bawah yang sangat jelas
b. Data yang dihasilkan lengkap beserta nilainya
c. Penyajian jurnal yang sangat baik

3.2 Kekurangan Jurnal

3.2.1 Kekurangan Jurnal Utama


a. Terlalu banyak menggunakan kata kata pengulangan
b. Banyak kata yang sulit dipahami

3.2.2 Kekurangan Jurnal Pembanding


a. Jurnal ini tidak memiliki kekurangan menurut saya

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hal yang dapat dipelajari dari kelebihan dan kekurangan buku ini dapat kita pahami dan
kita jelaskan. Setiap jurnal memiliki kekurangan dan kelebihan dari isinya masing-masing. Maka
dapat disimpulkan bahwa kedua jurnal tersebut sudah baik dan dapat disajikan sebagai referensi
untuk pembaca.

4.2 Saran

Dalam pembuatan makalah CJR ini tentu masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan saya, sehingga saya akan lebih berbenah dan lebih banyak belajar untuk lebih baik
lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Nuril Ahmadi. (2007). Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Era Pustaka Utama.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.

Suhadi & Sujarwo. (2009). Volleyball for All. Yogyakarta UNY Press.

Agelonidis, Y. (2004). The jump serve in volleyball: From oblivion to dominance. J Hum Mov
Stud, 47: 205-213

16
Normative profiles for serve speed for the training of the
serve and reception in volleyball
thesportjournal.org/article/normative-profiles-for-serve-speed-for-the-training-of-the-serve-and-reception-in-volleyball

July 23, 2014

Submitted by José Manuel Palao¹ and David Valadés²

1 Department of Physical Activity and Sport, Faculty of Sport Science at the University of
Murcia, Spain.
2 Department of
Biological Sciences, Faculty of Medicine and Health Sciences, Alcalá
University, Alcalá de Henares. Madrid, Spain.

ABSTRACT

The objectives of the present study were: a) to assess normative profiles for the serve speed
of peak-performance volleyball players in order to guide practice sessions for men´s teams
(study 1) and women´s teams (study 2), and b) to establish the possibilities and the ranges
of speed that a volleyball throwing machine can offer for working on reception in volleyball
(study 3). In studies 1 and 2, the serve techniques and the maximal speeds were analysed in
men´s (2097 serves) and women´s (2056 serves) volleyball. Study 3 consisted of analysing
the release speeds of the ball that are generated from the various speed settings that can be
programmed with the throwing machine. The results provide normative profiles for the
ranges of speed of the different types of serve for both men´s and women´s volleyball.
Additionally, they indicate the speeds that a volleyball throwing machine provides for
reception training in volleyball.

INTRODUCTION

Athletic success is largely influenced by how athletes train and prepare for competition. This
means that it is necessary to follow a plan and for there to be ways to monitor all the details
that affect training. Peak-performance volleyball is characterised by teams´ search for
equilibrium between the different actions, complexes, or game phases (i.e. serve-reception
balance, attack-block balance, attack-defence balance, balance between each rotation, etc.)
(10).

1/10
The modification of volleyball´s scoring system, from side-out to rally point scoring, has
affected the way teams earn points in volleyball (17). Due to this change in regulation, the
phase of complex 1 (K1), or serve reception, has gone from trying to prevent the other team
from scoring to being the phase in which 40-45% of the team´s points are scored. This
modification of the scoring system, in addition to the rule that allows the ball to touch the net
during the serve, have together affected the execution and the risk that is taken in the serve
(6, 12), given that each serve error gives the opponent a point. However, this aspect is not
empirically clear (12).

Serve performance affects serve-reception balance. In peak-performance volleyball, this


balance tips toward reception. Thus, 62.0% – 72.6% of receptions are perfect in men´s
volleyball (allowing the setter to set up all attack options), and 53.0% – 70.5% are perfect in
women´s volleyball (11, 13). These values are higher than those found for the success of the
serve in men´s volleyball (4.4% – 6.8%) as well as women´s volleyball (3.3% – 5.0%) (11,
12). This imbalance of reception efficacy over serve efficacy is, in part, the foundation for the
success of complex 1 (10). For women´s volleyball, the serve´s efficacy is greater due,
among other things, to: 1) a lower net height, and 2) a lower capacity for strength and
displacement of the players (3, 4, 13).

In recent years, as demonstrated in the European and World Championships, there has
been an increase in the use of the power jump serve both in men´s and women´s volleyball
(1, 11). This increase is due to the fact that the use of this serve seeks an improvement in
performance through the power and speed that this type of serve involves. The increase of
this type of serve in competition has created the need to increase the volume of training of its
specific reception. Due to the physical requirements of this type of serve, the use of
volleyball throwing machines in practices is common. Their use makes it possible to
specifically work on the reception of this type of serve without the need to physically overload
the players. There are two types of throwing machines used in volleyball: a) machines with
two wheels that throw the ball and b) hitting or striking machines.

However, although the use of throwing machines is common in peak-performance volleyball


teams´ training sessions, it has been observed that when they are used, objective criteria are
not used in the establishment of the teams´ speeds of work (trial and error and the coach´s
criteria are used). This is primarily due to the absence of normative profiles for the speeds
obtained by the players in competition. The studies found in a bibliography search have been
carried out with a wide variety of levels and with small samples (regarding players and
numbers of serves). In the bibliography, average reference values that were found include
jump serves of 85.3 km/h (2), 91.4km/h (5), and 82.9 km/h (7) and float serves of 41-43 km/h
for men (7) and 47.52km/h for women (16). Information was not found in the bibliography or
from the manufacturer regarding the ball´s release speed that their machines have at the
different settings.

2/10
The objectives of the present study were: a) to assess normative profiles for the serve speed
of peak-performance volleyball players in order to guide practices for men´s teams (study 1)
and women´s teams (study 2), and b) to establish the possibilities and the ranges of speed
that a throwing machine can offer for working on reception in volleyball (study 3).

 METHODS

Study 1. Establishing normative profiles for serve speed in men´s volleyball

 Objective and methodology: The objective of study 1 was to establish the ranges of speed
for the various types of serve in men´s volleyball. A descriptive study was carried out. The
variables studied were the type of serve (standing, jump float, or power jump (14)) and the
peak speed reached by the ball in the serve. Also, the zones of the serve´s origin and
destination were recorded to correct the measurement errors of the serve (the court was
divided into seven lanes). A total of 2767 serves were analysed, corresponding to 16
matches (61 sets) from the 2006 men´s World League organised by the FIVB. The serves
were carried out by 85 players from eight teams. Only valid in-bounds serves were used in
this study (2097 serves). The authorisation and informed consent of the event´s organising
committee was sought to record the data about the speed of the serves and to record the
matches. A radar gun was placed in one of the ends of the court at six meters from the
serving line on a platform at a height of three meters. The measurement protocol was
described by Palao and Valades (9). As radar correctly records only the rectilinear
trajectories that get closer or farther from it, for the serves that involved curvilinear
trajectories, a correction of the measure that was registered was made in accordance with
the recommendations by the manufacturer, utilising the lane of origin and the lane of
destination of the serve (15). The observation of the type of serve technique was carried out
by an expert observer (with a doctorate in sport science, the highest certification for a
Spanish volleyball coach, and more than 10 years of scouting experience). Before beginning
and at the end of the data collection, the inter-observer correlation index was calculated with
one of the researchers, and it was calculated at >0.96. The intra-observer correlation index
was 0.990 (Cohen´s Kappa). The instruments used in this study were a digital video camera
and a Stalker Radar Pro (Stalker Radar; Plano, TX). The descriptive and inferential analysis
of the data was carried out with the SPSS v15.0 software (means, standard deviation, 10th
and 90th percentiles, and Mann-Whitney U Test) to test differences between serve types.

Results Study 1

In Table 1, the ranges of speed from the different types of serve are presented. The results
demonstrate differences between the various types of serve with regards to means,
maximum speeds, and ranges of speed. The different types of serve demonstrate different
levels of use: standing (7.1%), jump float (40.7%), and power jump (52.2%).

Discussion Study 1

3/10
The results demonstrate the degree of
occurrence and the differences in speed
ranges from the various types of serve.
Indirectly, we can assess the time that the
receivers have to read the ball´s trajectory and
intercept it: standing serve (approximately
0.98-1.29 s), jump float serve (approximately
0.72-1.35 s), and power jump serve (approximately 0.52-0.74 s). The standing serve is the
serve that allows the receiver the most time, and it is effective if it requires the receiver to
move or if its trajectory is not foreseeable for the receiver. This serve´s degree of use at this
level of competition seems to indicate that it is not achieving this intent. The float serve seeks
a certain direction as well as to be unpredictable. The possible reasons for its use, when
compared to the standing serve, in spite of the theoretical benefit of executing it without
displacement, are the higher contact height (angle of incidence in the opponent court) and
greater initial speed of the server that can be transmitted to the ball when executing the
serve. The power jump serve seeks to make it more difficult for the receiver to act by
reducing the time that he or she has to respond as well as by the speed with which the ball
reaches the receiver. The mean values found in this study are higher than those found in the
bibliography (7). The results confirm the need to work on each type of serve and its reception
in a different manner.

Study 2. Establishing normative profiles for serve speeds in women´s volleyball

 Objective and methodology: The objective of study 2 was to establish the speed ranges of
the various types of serves taken in women´s volleyball. A descriptive study was done. The
study variables were the type of serve (standing, jump float, or power jump (14)) and the
peak speed reached by the ball in the serve. Further, the zones of serve origin and
destination were recorded to correct the measurement errors of the serve (the court was
divided into seven lanes). A total of 2247 serves were analysed, from 14 matches (51 sets)
corresponding to two competitions of the Spanish Queen´s Cup (the 2006-2007 and 2008-
2009 seasons). The serves were taken by 151 players from 16 teams. Only valid in-bounds
serves were used in this study (2056 serves). To collect the data about serve speed and to
record the matches, the authorisation and informed consent of the Spanish Volleyball
Federation was sought. A radar gun was placed at one end of the court, nine meters behind
the serving line and on a platform at a height of three meters. Since radar only correctly
registers the rectilinear trajectories that get closer or farther from it, for the serves that
involved curvilinear trajectories, a correction of the measure that was registered was made in
accordance with the recommendations by the manufacturer, utilising the lane of origin and
the lane of destination of the serve (15). The observation of the type of serve technique was
carried out by an expert observer (with a doctorate in sport science, the highest certification
for a Spanish volleyball coach, and more than 10 years of scouting experience). Before
beginning and at the end of the data collection, the inter-observer correlation index was

4/10
calculated with one of the researchers, and it was calculated at >0.97. The intra-observer
correlation index was 0.990 (Cohen´s Kappa). The instruments used in this study were a
digital video camera and a Stalker Radar Pro (Stalker Radar; Plano, TX). The descriptive
and inferential analysis of the data was carried out with the SPSS v15.0 software (means,
standard deviation, 10th and 90th percentiles, and U-Mann-Whitney Test).

 Results Study 2

In Table 2, the ranges of speed from the various types of serve are presented. The results
demonstrate similar values between the standing serve and the float serve with regard to
means, to maximal speeds, and to ranges of speed. The power serve presented higher
speeds regarding mean, maximal speed, and range of speed. The different types of serve
were not equally utilised. The standing serve was used 45.9% of the time, the float jump
serve was used 37.5% of the time, and the power jump serve was used 16.6% of the time.

Discussion Study 2

The results demonstrate that the standing


serve and float serve present similar speeds.
This means that with the exception of the
contact height, which affects the angle of
incidence of the serve in the opponent court,
these serves could be worked on similarly in practices with regard to their speed, since they
allow the receiver similar execution times (approximately 0.89-1.26 s vs. 0.87-1.35 s). The
power jump serve has important differences regarding speed (>25km/h of difference) and
execution time (approximately 0.61-0.82 s) when compared to the standing serve and the
jump float serve. The differences regarding occurrence between the different types of serve
seem to demonstrate that the standing float serve achieves its goal to a higher degree than
the power jump serve. The results confirm the need to work on each type of serve in a
different way.

Study 3. Calculating the speeds obtained by a volleyball throwing machine at the


different settings that it offers

 Objective and methodology:The objective of study 3 was to establish the speed ranges of a
throwing machine (with wheels) to facilitate specific training of reception. A descriptive study
was carried out. The variables were the throwing machine´s wheels´ turning speed settings
and the peak velocity reached by the ball. Twenty valid attempts with each combination of
the throwing machine´s wheels´ turning speed settings were carried out, both for a net height
corresponding to the women´s game (2.10 m) as well as that of the men´s game (2.43 m). A
radar gun was placed in front of the throwing machine at three meters from the serving line
of the opponent court. The height of the middle point between the wheels of the throwing
machine was placed at 2.90 metres for the women and 3.25 metres for the men. A volleyball

5/10
coach with more than three years of experience in the use of a throwing machine was in
charge of running it. Those speed combinations of the machine´s wheels in which the
percentage of error was greater than 30% (e.g. balls into the net or out-of-bounds) and those
in which the spin on the ball was counterclockwise (the spin should be clockwise, as in real
serves) were not taken into consideration for this study. Further, the speeds of the serves
that went out-of-bounds or into the net were not taken into consideration in the calculation of
the ranges of speed. In this study, only the speed settings from the machine that involved
speeds greater than 60-65 km were considered. The instruments used in this study were a
Sports Attack Volleyball machine, Molten IV5XC balls (official game balls), and a Stalker
Radar Pro. A descriptive analysis of the data utilising the SPSS v15.0 software (mean,
standard deviation, 10th percentile, and 90th percentile) was done. The official competition
balls were used with the regulation pressure (1.6b).

 Results Study 3

In Table 3, the combinations of the throwing machine´s settings and the speed ranges that
are involved are presented. The results demonstrate stable ranges of speeds in the
combinations of speed presented. The degree of variability is 2-3 km.

 Discussion Study 3

The results demonstrate that the wheel system


does not allow you to precisely adjust a
uniform range of take-off speeds for the ball.
The fact that the ball´s take-off speed depends
on the combined effect of the two turning
wheels means that to achieve the desired
intensity, a specific combination must be found.
It should be kept in mind that as a starting point, it was established that the ball trajectories
had to land inside the opponent´s court for at least 70% of the attempts. Despite not being
able to obtain the serve you are looking for regarding speed, in the present study, uniform
ranges of speed were found. None of the machine´s combinations of intensity allowed
speeds higher than 105 km/h with low levels of error (>70% efficacy).

GENERAL DISCUSSION

 The objective of the present study was to provide normative profiles about how the serve is
carried out with regard to the technique used and the speed settings that a throwing machine
provides. The level of use of the different types of serve and the differences with regard to
mean speed and speed ranges demonstrate that the serve and the reception should be
practiced while keeping in mind the technique employed when players execute the serve.
The results demonstrate that men´s volleyball presents different tendencies than women´s
volleyball and that this should be kept in mind when planning practices. The results confirm

6/10
the predominance of the jump serve in men´s volleyball (1, 11). The values that were found
can serve as a reference for designing training tasks in regard to both proportions and
conditions (e.g. speed of ball arrival, time needed to execute the action). Specifically, in men
´s volleyball, the three types of serve presented different realities. Two values among the
results stand out: the fact that nine of every ten receptions are jump serves (power or float)
and five of every ten serves are power serves. On the other hand, in women´s volleyball, two
of every ten serves are power jump serves, and the most common serve is the standing
serve. The similarities between the standing serves and the jump float serve regarding
speed, and indirectly the timing for the receiver, suggest the possibility that the training of the
two serves can be carried out together.

The values presented can serve to get the work on reception that is done in practice
sessions to be done with the speeds and variability of serves that are specific to competition.
Therefore, it is necessary to keep in mind the type of serve, the way it is executed, and its
tactical intention. The present study looks only at the first of these aspects and its
relationship with the serve speeds. The differences that were found demonstrate that in the
work on reception that is done in practices for the power jump serve, it is necessary to
control the speed of the ball to assure the efficacy of the work that is done. A range of
speeds from 20-30 km/h cannot simply be left to the subjective evaluation of the coach. For
the rest of the serves (50% for the men´s game and 80% for the women´s game), the
importance of the serve speed is not as great; instead, the way it is executed and the tactical
intention acquire more importance. For these types of serves (standing and jump float),
controlling the speed is not a priority.

One of the problems that working on the reception of a jump serve entails is the physical
demand that the servers have after carrying out a high number of repetitions (8). Additionally,
it involves the availability of a lineup of players that master this technique in such a way that
they are able to direct the serve with high precision and power to the receivers. For this type
of training, the use of volleyball throwing machines may be useful. One of the problems that
its use involves is the absence of reference values regarding the speeds that the machines´
different settings generate. This makes the possibility of getting the work to be specific and
objective more difficult. The results obtained in study 3 provide information to objectively
establish what speed (release speed of the ball) the receivers are going to work at when they
practice with this type of machine. From the results obtained, specifically related to the 10%
of players that are able to serve at higher speeds in men´s volleyball (>105 Km/h), the results
demonstrate that the model of machine that was analysed in the present study (Sports
Attack Volleyball) is not able to obtain those speeds in trajectories similar to those of
competition. In order to carry out this type of work (reception of serves >105 km/h), it is
necessary to work with players who execute this type of serve. The use of the machine is
only possible if the height from where the ball is tossed is raised.

7/10
The use of throwing machines has several positive aspects such as that these machines
have a high range of reliability and repetitiveness regarding the speed of work, and they
allow for a high number of repetitions. However, their use also involves several drawbacks,
such as the fact that there is wear to the balls due to the high rotation of the wheels that
throw the ball (equipment deterioration) and that they do not provide receivers with spatial or
temporal cues.

CONCLUSIONS

 Knowledge regarding the way the serve is carried out in competition and being able to
simulate it in practices is key for adequately practicing the reception. The serve in men´s and
women´s volleyball is different with regard to the technique that is used and their speeds.
The present study provides normative profiles to guide the training process for reception. On
the one hand, it provides information about valid serves, and on the other hand, it provides
information about the possibilities that volleyball throwing machines offer for working on
reception. The serve´s characteristics in men´s volleyball are: the standing serve (7.1% of
serves) is carried out with a range of 42.0 – 55.0 km/h, the jump float serve (40.7% of
serves) is carried out with a range of 40.0 – 75.0 km/h, and the power jump serve (52.2% of
serves) is carried out with a range of 73.0 – 104.0 km/h. The characteristics of the serves in
women´s volleyball are: the standing serve (45.9% of serves) is carried out with a range of
43.0 – 61.0 km/h, the float jump serve (37.5% of serves) is carried out with a range of 40.0 –
61.0 km/h, and the power jump serve (16.6% of serves) is carried out with a range of 66.0 –
89.0 km/h. Regarding the second aim of this study, throwing machines allow for release
speeds that are similar to the ranges generated by the power jump serve. The model of the
machines analysed in the present study does not allow for the simulation of the highest
speed power jump serves that are carried out in the men´s game (10%).

IMPLICATIONS FOR COACHING

 The values provided in this study may serve as a reference for the process of designing
training tasks for reception. The study provides values about the proportion of each of the
different types of serve and the ranges of speed at which they should be executed. It should
be understood that the values are only a reference. These values should be considered
along with the reference levels of the competition and the level of the team´s players
(regarding serve and reception) when training tasks are designed. The results demonstrate
that each serve has its own tactical aim that should be respected when designing tasks.
Monitoring speed, for example through the use of radar, allows coaches to achieve jump
serve training that is specific (speed and temporal aspects that are in line with competition).

ACKNOWLEDGMENTS

To the Spanish Volleyball Federation for allowing access to the matches (study 1 & 2).

REFERENCES

8/10
1. Agelonidis, Y. (2004). The jump serve in volleyball: From oblivion to dominance. J Hum
Mov Stud, 47: 205-213
2. Coleman, S. (2005). A 3D kinematic analysis of the volleyball jump serve.
Coachesinfo.com. Available at: http://www.coachesinfo.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=375:3dkinematic-article&catid=103:volleyball-
generalarticles&Itemid=197. accessed on 01.12.2011
3. FIVB (2012). Official Volleyball Rules 2013-2016. Published by International Volleyball
Federation in www.fivb.org
4. Heyward, V.H. (2006). Advanced fitness assessment and exercise prescription.
Champaign, IL: Human Kinetics.
5. Huang, C.F., Liu, G.C., & Sheu, T. (2007). Kinematic analysis of volleyball jump topspin
and float serve. XXV ISBS Symposium, 333-336
6. Molina, J.J., Santos, J.A., Barriopedro, M.J., & Delgado, M.A. (2004). Match analysis
from the competitive model: an applied example to serve in volleyball. Kronos, 5: 37-45
7. Moras, G., Buscà, B., Peña, J., Rodríguez, S., Vallejo, L., Tous-Fajardo, J., & Mujika, I.
(2008). A comparative study between serve mode and speed and its effectiveness in a
high-level volleyball tournament. Journal of Sports Medicine and Physical Fitness 48
(1): 31-36
8. Over P. (1993). The jump spike serve. International Volley Tech, 1: 21-25
9. Palao, J.M. & Valadés, D. (2009). Testing protocol for monitoring spike and serve
speed in volleyball. Strength and Conditioning Journal 31(6), 47-51
10. Palao, J.M., Manzanares, P., & Ortega, E. (2009). Techniques used and efficacy of
volleyball skills in relation to gender. Int J Perform Anal Sport, 9(2): 281-293
11. Palao, J.M., Santos J.A., & Ureña, A. (2004a) Effect of serve type and efficay on block
and defense performance in volleyball]. RendimientoDeportivo.com, 8: 1-24
12. Palao, J.M., Santos, J.A., & Ureña, A. (2004b). Effect of team level on skill performance
in volleyball. Int J Perform Anal Sport, 4 (2): 50-60
13. Palao, J.M. (2004). Effect of game phases and setter position on volleyball
performance in competition. RendimientoDeportivo.com, 9: 42-52
14. Selinger, A., & Ackermann-Blount, J. (1986). Arie Selinger’s power volleyball. New
York: St. Martin Press.
15. Stalker Radar (2005). Profesional sports radar, Owner´s Manual.
www.stalkerradar.com. Available at:
http://www.stalkerradar.com/sportsradar/product_info.php?id=14, accessed on
01.12.2012
16. Tant, C.L., Greene, B., & Bernhardt, M. (1993). Three-dimensional kinematic
comparison of the volleyball jump serve and the volleyball spike. ISBS – Conference
Proceedings Archive, 11 International Symposium on Biomechanics in Sports. 344-346
17. Zhang, R., (2000). How to profit by the new rules. The Coach, 1, 9-11.

9/10
 

Authors: Travis Scheadler, [...]

Authors: Bradley, Robert [...]

Authors: Elisa Van [...]

Authors: Philip J. [...]

10/10
27
Jurnal Stamina
E-ISSN 2655-2515
P-ISSN 2655-1802

ANALISIS TEKNIK DASAR PASSING BAWAH PADA ATLET PEMULA BOLA


VOLLY BELAKANG BALOK CLUB (BBC) BUKITTINGGI
Jaka Rahmadi1, Anton Komaini2
Universitas Negeri Padang

Abstract
This study aims to analyze the lower passing techniques of male volleyball
beginner athletes at the Back of the Beams Club (BBC). This type of research is
descriptive. The method used in this research is a survey method with data
collection techniques using observation sheets. The population in this study was
the volleyball club athlete Behind the Balok Club (BBC), which numbered 20
athletes. The sampling technique used purposive sampling, with criteria namely
(1) male sex, (2) novice athlete Behind the Club Beam (BBC), (3) willing to be a
sample, and (4) maximum 12 years old (beginner). Based on these criteria, there
are 10 male athletes. Data analysis uses quantitative descriptive as outlined in
percentage form. The results showed that the analysis of the lower passing
technique for male volleyball beginner athletes behind the Beams Club (BBC)
was in the "very less" category of 0% (0 athletes), "less" by 40% (4 athletes),
"moderate" by 60% (0 athletes), "good" by 0% (0 athletes), and "very good" 0%
(0 athletes).
Keywords: Lower Passing

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teknik passing bawah pada atlet
pemula bola voli putra di Belakang Balok Club (BBC). Jenis penelitian adalah
deskriptif. Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode survei
dengan teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Populasi
dalam penelitian ini adalah atlet klub bola voli Belakang Balok Club (BBC) yang
berjumlah 20 atlet. Teknik sampling menggunakan purposive sampling, dengan
kriteria yaitu (1) berjenis kelamin laki-laki, (2) atlet pemula Belakang Balok Club
(BBC), (3) bersedia menjadi sampel, dan (4) berusia maksimal 12 tahun
(pemula). Berdasarkan kriteria tersebut yang memenuhi berjumlah 10 atlet putra.
Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif yang dituangkan dalam bentuk
persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis teknik passing bawah
pada atlet pemula bola voli putra di Belakang Balok Club (BBC) berada pada
kategori ―sangat kurang‖ sebesar 0% (0 atlet), ―kurang‖ sebesar 40% (4 atlet),
―sedang‖ sebesar 60% (0 atlet), ―baik‖ sebesar 0% (0 atlet), dan ―sangat baik‖ 0%
(0 atlet).

Kata kunci: Passing Bawah

Pendahuluan
Permainan bola voli, menuntut para pemain menguasai semua teknik-teknik yang
ada. Menurut Suhadi & Sujarwo (2009: 29) dalam permainan bola voli paling

Volume 2, Nomor 1, Maret 2019


stamina.ppj.unp.ac.id
28
Jurnal Stamina
E-ISSN 2655-2515
P-ISSN 2655-1802

tidak ada 6 teknik dasar yang harus dikuasai oleh setiap orang yang akan
bermain bola voli. Berikut adalah keenam teknik dasar yang ada di dalam
permainan bola voli tersebut: (a) service, (b) passing bawah, (c) passing atas, (d)
smash, (e) blok, (f) sliding. Setiap cabang olahraga memiliki teknik dan taktik
tersendiri, demikian pula cabang olahraga bola voli. Salah satu teknik dasar
permainan bola voli adalah passing bawah. Teknik passing bawah merupakan
teknik yang paling dasar dari sekian teknik dasar yang ada, oleh karena itu
penting diberikan sebab merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
permainan. Passing pada dasarnya merupakan kunci dasar dalam permainan
bola voli, maka passing mutlak untuk dikuasai oleh semua pemain. Penguasaan
teknik dasar secara sempurna dapat dicapai dengan melakukan latihan-latihan
kontinyu dan menggunakan metode latihan yang baik.

Lebih lanjut menurut Suhadi & Sujarwo (2009: 34-35) passing bawah yaitu suatu
teknik menerima bola dengan menggunakan kedua tangan. Perkenaan pada
ruas tangan di atas pergelangan tangan ke atas sampai dengan siku. Teknik
passing bawah ini sering digunakan untuk menerima bola dari service lawan.
Kesulitan yang sering dihadapi oleh pemain dalam penguasaan teknik ini adalah
malasnya atlet untuk latihan passing bawah karena secara psikis tidak menarik
dan tidak sabar dalam berlatih teknik ini. Akibatnya sering terjadi kegagalan tim-
tim dalam suatu pertandingan dipengaruhi sangat besar oleh sumbangan
passing bawah/receive service tersebut.
Passing bawah merupakan salah satu teknik dasar bola voli yang penting untuk
dikuasai oleh seorang pemain. Passing bawah digunakan untuk menerima servis
dan menerima serangan dari lawan. Passing bawah yang baik merupakan
langkah awal untuk menyusun serangan, sebab tanpa adanya receive servis
yang baik, dan mengarahkan bola ke arah pengumpan dengan baik,
kemungkinan untuk mendapat poin sangat kecil. Apabila dalam melakukan
passing bawah kurang akurat, maka seorang pengumpan akan sulit untuk
mengumpan bola kepada smasher.
Passing bawah juga digunakan untuk bertahan atau menerima smash, karena
teknik passing bawah merupakan teknik yang paling tepat untuk bertahan. Teknik
passing yang baik yaitu posisi tangan yang kuat, kedua tangan rapat, dan harus
selalu di bawah bola. Jika teknik passing bawah dilakukan cukup benar,

Volume 2, Nomor 1, Maret 2019


stamina.ppj.unp.ac.id
29
Jurnal Stamina
E-ISSN 2655-2515
P-ISSN 2655-1802

kemungkinan besar dalam menerima serangan dari lawan akan berhasil,


sehingga terjadi permainan yang baik dan kesempatan melakukan spike untuk
mendapatkan poin akan terjadi.
Berdasarkan hal di atas, menunjukkan bahwa teknik passing bawah sangat perlu
untuk dikuasai oleh pemain bola voli. Teknik passing bawah juga sangat
menentukan dalam pertandingan, seperti yang dikemukakan oleh I M G Arta
Mahardika, Marhaeni, & Widiartini (20015: 3) pada permainan bola voli
persentase penggunaan passing sangat tinggi yaitu kurang lebih 80% ketika
permainan beralngsung. Pada saat permainan berlangsung terdapat tiga kali
sentuha, dua kali sentuhan diantara nya pasti menggunakan passing dan satu
kali pukulan/smash untuk melakukan serangan ke lawan. Agar penguasaan
teknik dasar bisa dikuasai secara sempurna maka sangat diperlukan latihan-
latihan kontinyu yaitu dengan memperdalam pelatihan passing itu sendiri dengan
lebih memvariasikan model latihan yang nantinya akan berpengaruh pada
peningkatan kecakapan passing bawah dalam permainan bola voli.
Berdasarkan observasi pada saat melakukan latihan bola voli, terdapat beberapa
atlet putra dan putri masih salah dalam melakukan passing bawah, baik dari
sikap awal, sikap perkenaan, maupun sikap akhir. Masih banyak atlet yang
belum mampu melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar,
khususnya melakukan passing bawah dengan kesalahan yang sering terjadi,
yaitu atlet melakukan passing bawah dengan lengan bengkok karena siku
ditekuk dan kesalahan pada sika awalan, yaitu sikap tubuh tegak dengan sikap
kaki dirapatkan atau mengangkang terlalu besar sehingga sikap awalan posisi
kaki tidak kuda-kuda (depan belakang).
Penguasaan kemampuan gerak dasar passing bawah yang belum baik akan
berpengaruh pada umpan yang kurang sempurna dan serangan smash yang
kurang baik dan tentunya menyulitkan pengumpan, sehingga persentase
perolehan angka semakin kecil. Karena passing merupakan awal untuk
menyusun serangan, diharapkan dengan passing yang baik, seorang
pengumpan akan lebih mudah untuk memberikan variasi serangan kepada
pemain lain atau smasher. Suatu tim, dengan passing bawah yang baik akan
terlihat lebih hidup, misalnya dalam hal penyelamatan bola atau menerima
serangan lawan. Dari perbedaan tersebut maka perlu ditelusuri faktor
penyebabnya, apakah karena dipengaruhi perbedaan kemampuan kondisi fisik,

Volume 2, Nomor 1, Maret 2019


stamina.ppj.unp.ac.id
30
Jurnal Stamina
E-ISSN 2655-2515
P-ISSN 2655-1802

atau disebabkan karena faktor lain. Teknik dasar yang baik akan mempengaruhi
baik buruknya permainan dalam sebuah tim, teknik dasar akan lebih baik jika
dikenalkan sejak usia dini, karena di usia ini anak cenderung lebih mudah
diarahkan dan dibetulkan teknik dasarnya.

Metode
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Pada penelitian ini tempat dan waktu
yang telah diteliti adalah di Lapangan Bola Volli Belakang Balok Club (BBC)
Bukittinggi. Sedangkan waktu untuk melakukan penelitian 21 Juli 2018. Populasi
dalam penelitian ini adalah atlet klub bola voli Belakang Balok yang berjumlah 20
atlet. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Menurut Sugiyono (2007: 85) purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria dalam penentuan
sampel ini meliputi: (1) berjenis kelamin laki-laki, (2) atlet pemula BBC
Bukittinggi, (3) bersedia menjadi sampel, dan (4) berusia maksimal 12 tahun
(pemula). Berdasarkan kriteria tersebut yang memenuhi berjumlah 10 atlet putra.
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi. Menurut Suharsimi Arikunto
(2006: 116), observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau
kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang disaksikan selama
penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat,
mendengarkan, merasakan yang kemudian dicatat subjektif mungkin. Lembar
observasi berisikan pernyataan-pernyataan yang merupakan objek dari
pengamatan yang telah disediakan kolom check list sehingga peneliti tinggal
membubuhkan tanda check ( √ ) pada kolom tersebut.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode pengamatan, yaitu atlet melakukan passing bawah sebanyak 10 kali
lemparan dengan bola dilempar oleh pealtih secara bergantian kemudian diamati
dan dinilai oleh expert judgement. Expert judgement mengamati dan menilai
hasil passing bawah yang dilakukan oleh atlet menggunakan instrumen lembar
penilaian tes unjuk kerja teknik passing bawah bola voli. Kriteria judge harus
benar-benar seorang yang kompeten dan profesional dalam bidangnya.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan analisis
deskriptif. Cara perhitungan analisis data mencari besarnya frekuensi relatif
persentase, dengan rumus sebagai berikut (Anas Sudijono, 2009: 40):

Volume 2, Nomor 1, Maret 2019


stamina.ppj.unp.ac.id
31
Jurnal Stamina
E-ISSN 2655-2515
P-ISSN 2655-1802

Hasil Penelitian
1. Fase Persiapan
Deskriptif statistik data hasil penelitian analisis teknik passing bawah
pada atlet pemula bola voli Belakang Balok Club (BBC) Bukittinggi berdasarkan
fase persiapan didapat nilai terendah 10.20, nilai tertinggi 13.92, rata-rata 12.06
dan standar deviasinya 1.23.
Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekeunsi, analisis teknik
passing bawah pada atlet pemula bola voli Belakang Balok Club (BBC)
Bukittinggi berdasarkan fase persiapan disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Analisis Teknik Passing Bawah pada Atlet
Pemula Bola Voli Belakang Balok Club (BBC) Berdasarkan
Berdasarkan Fase Persiapan
No Interval Kategori Frekuensi %
1 > 13.92 Baik Sekali 0 0%
2 12.69 – 13.91 Baik 2 20%
3 11.45 – 12.68 Sedang \5 50%
4 10.21 – 11.44 Kurang 3 30%
5 < 10.20 Sangat Kurang 0 0%
Jumlah 10 100%

Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel tersebut di atas, analisis


teknik passing bawah pada atlet pemula bola voli Belakang Balok Club (BBC)
Bukittinggi berdasarkan fase persiapan dapat disajikan pada histogram sebagai
berikut:

Volume 2, Nomor 1, Maret 2019


stamina.ppj.unp.ac.id
32
Jurnal Stamina
E-ISSN 2655-2515
P-ISSN 2655-1802

Gambar 1 Histogram Analisis Teknik Passing Bawah pada Atlet Pemula


Bola Voli Belakang Balok Club (BBC) Bukittinggi Berdasarkan
Fase Persiapan

Berdasarkan tabel dan histogram di atas menunjukkan bahwa analisis


teknik passing bawah pada atlet pemula bola voli putra di Belakang Balok Club
(BBC) berdasarkan fase persiapan berada pada kategori ―baik sekali‖ sebesar
0% (0 atlet), ―baik‖ sebesar 20% (2atlet), ―sedang‖ sebesar 50% (5 atlet),
―kurang‖ sebesar 30% (3 atlet), ―sangat kurang‖ sebesar 0% (0 atlet).
Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 12.06 analisis teknik passing bawah pada atlet
pemula bola voli putra di Belakang Balok Club (BBC) berdasarkan fase persiapan
dalam kategori ―sedang‖.
2. Fase Pelaksanaan
Deskriptif statistik data hasil penelitian analisis teknik passing bawah
pada atlet pemula bola voli Belakang Balok Club (BBC) Bukittinggi
berdasarkan fase pelaksanaan didapat nilai terendah 10.08, nilai tertinggi
13.17, rata-rata 11.63 dan standar deviasinya 1.02.
Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, analisis teknik
passing bawah pada atlet pemula bola voli Belakang Balok Club (BBC)
Bukittinggi berdasarkan fase pelaksanaan disajikan pada tabel berikut:
Table 2 Distribusi Frekuensi Analisis Teknik Passing Bawah pada Atlet
Pemula Bola Voli Belakang Balok Club (BBC) Bukittinggi
Berdasarkan Fase Pelaksanaan
No Interval Kategori Frekuensi %
1 >13.17 Baik Sekali 0 0%
2 12.15 – 13.16 Baik 4 40%

Volume 2, Nomor 1, Maret 2019


stamina.ppj.unp.ac.id
33
Jurnal Stamina
E-ISSN 2655-2515
P-ISSN 2655-1802

3 11.12 – 12.14 Sedang 3 30%


4 10.10 – 11.11 Kurang 3 30%
5 < 10.08 Sangat Kurang 0 0%
Jumlah 10 100%

Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel tersebut di atas, analisis


teknik passing bawah pada atlet pemula bola voli Belakang Balok Club (BBC)
Bukittinggi berdasarkan fase pelaksanaan dapat disajikan pada histogram
sebagai berikut:

Gambar 2. Histogram Analisis Teknik Passing Bawah pada Atlet Pemula


Bola Voli Belakang Balok Club (BBC) Bukittinggi Berdasarkan
Fase Pelaksanaan

Berdasarkan tabel dan histogram di atas menunjukkan bahwa analisis


teknik passing bawah pada atlet pemula bola voli Belakang Balok Club (BBC)
Bukittinggi berdasarkan fase pelaksanaan berada pada kategori ―baik sekali‖
sebesar 0% (0 atlet), ―baik‖ sebesar 40% (4 atlet), ―sedang‖ sebesar 30% (3
atlet), ― kurang‖ sebesar 30% (3 atlet), ―sangat kurang‖ sebesar 0% (0 atlet).
Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 11.63 analisis teknik passing bawah pada atlet
pemula bola voli di Belakang Balok Club (BBC) berdasarkan fase pelaksanaan
dalam kategori ―baik‖.
3. Fase Follow Through
Deskriptif statistik data hasil penelitian analisis teknik passing bawah pada
atlet pemula bola voli Belakang Balok Club (BBC) Bukittinggi berdasarkan fase

Volume 2, Nomor 1, Maret 2019


stamina.ppj.unp.ac.id
34
Jurnal Stamina
E-ISSN 2655-2515
P-ISSN 2655-1802

follow through didapat nilai terendah 11.01, nilai tertinggi 13.11, rata-rata 11.63
dan standar deviasinya 1.16.
Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, analisis teknik
passing bawah pada atlet pemula bola voli Belakang Balok Club (BBC)
Bukittinggi berdasarkan fase follow through disajikan pada tabel sebagai berikut:

Table 3 Distribusi Frekuensi Analisis Teknik Passing Bawah pada Atlet


Pemula Bola Voli Belakang Balok Club (BBC) Bukittinggi
Berdasarkan Fase Follow Through

No Interval Kategori Frekuensi %


1 >13.11 Baik Sekali 0 0%
2 11.95 – 13.10 Baik 3 30%
3 10.77 – 11.94 Sedang 4 40%
4 9.62 – 10.78 Kurang 3 30%
5 < 11.01 Sangat Kurang 0 0%
Jumlah 10 100%

Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel tersebut di atas, analisisi


teknik passing bawah pada atlet pemula bola voli Belakang Balok Club (BBC)
Bukittinggi berdasarkan fase follow through dapat disajikan pada histogram
sebagai berikut:

Gambar 3 Histogram Analisis Teknik Passing Bawah pada Atlet Pemula


Bola Voli Belakang Balok Club (BBC) Bukittinggi Berdasarkan
Fase Follow Through

Volume 2, Nomor 1, Maret 2019


stamina.ppj.unp.ac.id
35
Jurnal Stamina
E-ISSN 2655-2515
P-ISSN 2655-1802

Berdasarkan tabel dan histogram di atas menunjukkan bahwa analisis


teknik passing bawah pada atlet pemula bola voli Belakang Balok Club (BBC)
Bukittinggi berdasarkan fase Follow Through berada pada kategori ―baik sekali‖
sebesar 0% (0 atlet), ―baik‖ sebesar 30% (3 atlet), ―sedang‖ sebesar 40% (4
atlet), ― kurang‖ sebesar 30% (3 atlet), ―sangat kurang‖ sebesar 0% (0 atlet).
Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 11.36 analisis teknik passing bawah pada atlet
pemula bola voli di Belakang Balok Club (BBC) Bukittinggi berdasarkan fase
Follow Through dalam kategori ―sedang‖.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan,
yaitu: Analisis teknik passing bawah pada atlet pemula bola voli putra di
Belakang Balok Club (BBC) berada pada kategori ―sangat kurang‖ sebesar 0% (0
atlet), ―kurang‖ sebesar 40% (4 atlet), ―sedang‖ sebesar 60% (6 atlet), ―baik‖
sebesar 0% (0 atlet), dan ―sangat baik‖ sebesar 0% (0 atlet).

Daftar Rujukan
I M G Arta Mahardika, AAIN Marhaeni, K, & Widiartini. (2015). Pengaruh Variasi
pelatihan Passing terhadap Kemampuan Melakukan Passing Atas pada
Permainan Bola Voli pada Siswa SMALB SLB B Negeri Sidakarya Tahun Ajaran
2014/2015.‖ E-journal. Singaraja: PPS UPG.

Nuril Ahmadi. (2007). Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Era Pustaka Utama.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suhadi & Sujarwo. (2009). Volleyball for All. Yogyakarta UNY Press.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Viera, B, & Ferguson, B.J. (2000). Bola Voli Tingkat Pemula. Jakarta: Dahara
Prize Semarang.

Volume 2, Nomor 1, Maret 2019


stamina.ppj.unp.ac.id

Anda mungkin juga menyukai