Anda di halaman 1dari 53

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP DAYA LEDAK OTOT

TUNGKAI PADA PEMAIN CLUB BOLA VOLI B. SRIKATON


MUSI RAWAS

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

AGUS TRI UNTORO


6017024

PROGRAM STUDI PENJASKESREK


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI
2022
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang

berjudul. “PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP DAYA LEDAK

OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN CLUB BOLA VOLI B. SRIKATON MUSI

RAWAS”

Dalam penulisan proposal ini penulis banyak menerima bantuan berupa

motifasi dan saran dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas PGRI Silampari, Bapak Dr. Rudi Erwandi, M.Pd yang
telah memberikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan.
2. Bapak Dr. Viktor Pandra, M.Pd., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas PGRI Silampari yang selalu berusaha membuat Ilmu
Pendidikan menjadi lebih baik dan bermutu.
3. Bapak Rais Firlando, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang telah memberikan pengarahan
kepada penulis selama menempuh perkuliahan di Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
4. Bapak Muhammad Supriyadi, M.Pd., selaku Pembimbing Utama yang
sudah banyak memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Wawan Syafutra, M.Pd., selaku Pembimbing Pendamping yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan sumbangan
pemikiran, bimbingan, saran serta arahan pada penulis hingga selesainya
skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi yang telah memberikan bekal berupa pengetahuan kepada
penulis.

ii
semaksimal mungkin, namun demikian penulis menyadari bahwa penelitian ini

jauh dari kesempurnaan dan harapan. Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan

kemampuan penulis sendiri. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan

saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna untuk kesempurnaan

tulisan ini di masa mendatang.

Lubuklinggau, April 2022


Penulis

Agus Tri Untoro


NIM: 6017024

iii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. RumusanMasalah ............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 8
E. Ruang Lingkup Permasalahan........................................................... 9

BAB II KERANGKA DASAR TEORI


A. Kajian Teori........................................................................................ 10
1. Hakekat Bola voli.......................................................................... 10
a. Pengertian Bola voli.................................................................. 10
b. Teknik Dasar Bola voli............................................................. 11
c. Tenis dan Aturan umum Bola voli............................................ 17
d. Pembinaan Prestasi Bola voli.................................................... 21
e. Kemampuan Teknik Permainan Bola voli................................ 22
2. Hakekat Latihan............................................................................. 23
a. Pengertian Latihan.................................................................... 23
b. Prinsip-Prinsip Latihan.............................................................. 24
c. Aspek-aspek Latihan................................................................. 25
3. Hakekat Skpping............................................................................ 26
a. Pengertian Skpping................................................................... 26
b. Tujuan Skpping......................................................................... 27
c. Teknik Dan Variasi Skpping..................................................... 27
d. Kelebihan Latihan Skipping...................................................... 28
4. Vertical Jump................................................................................. 29

iv
B. Penelitian Yang Relevan .................................................................. 30
C. Kerangka Piki .................................................................................. 32
D. Hipotes ............................................................................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian.................................................................................. 36
B. Tempat dan Waktu Penelitia ........................................................... 37
C. Populasi Dan SampelPenelitian........................................................ 37
D. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 38
E. Teknik Analisis Data......................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 42


LAMPIRAN.................................................................................................... 43
A. Program Latihan............................................................................... 44

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bola voli merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir

diseluruh belahan dunia, demikian juga di Indonesia, bola voli merupakan

salah satu cabang olahraga yang paling digemari masyarakat, terbukti dengan

adanya klub-klub bola voli yang memiliki pemain-pemain berkualitas.

Tentunya harus dilakukan pembinaan secara terus-menerus. Olahraga bola voli

merupakan salah satu cabang olahraga di Indonesia yang cukup dikenal oleh

masyarakat, dari kalangan bawah, menengah sampai atas. Pembinaan sejak dini

harus dilakukan guna menciptakan bibit-bibit pemain profesional yang

nantinya dapat diharapkan dimasa mendatang. Banyak klub-klub bola voli

sekarang ini terasa manfaatnya, ditempat latihan para pemain diberikan teknik-

teknik dasar bola voli yang baik dan benar.

Menurut Arifin (dalam Martiana, 2018: 17) permainan bola voli saat ini

bukan saja sebagai olahraga rekreasi melainkan telah menjadi olahraga

prestasi. Bola voli untuk tujuan prestasi merupakan olahraga yang

mengembangkan kemampuan dan bakat para atlet agar dapat berprestasi di

tingkat daerah, nasional serta internasional.

Menurut Syafruddin (2011: 57) bahwa keberhasilan prestasi yang

ditunjukan/ditampilkan seorang atlet dalam suatu kompetisi terutama

ditentukan dan dipengaruhi oleh kemampuan atau potensi atlet itu sendiri

secara terpadu yaitu kemampuan fisik, teknik, taktik dan mental. Dari pendapat

1
2

ini dapat dikemukakan bahwa kondisi fisik dipandang sebagai hal yang sangat

penting dalam latihan untuk mencapai prestasi yang tinggi. Oleh sebab itu

komponen kondisi fisik merupakan komponen utama yang sangat penting yang

harus dimiliki oleh setiap atlet bola voli dalam mencapai prestasi. Dari empat

komponen tersebut penulis lebih fokus pada kondisi fisik para altet pemain

karena kondisi fisik merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus

dimiliki setiap atlet bila ingin meraih prestasi tinggi. Persiapan fisik harus

dipandang sebagai hal yang penting dalam latihan untuk mencapai prestasi

yang tinggi. Keterampilan adalah gambaran seseorang yang mampu

menyelesaikan tugas gerak tertentu. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki

oleh atlet bolavoli adalah kemampuan loncatan yang dalam hal ini berkaitan

erat dengan kekuatan daya ledak otot tungkai kaki untuk menghasilkan

lompatan yang tinggi sehingga menghasilkan smash yang kuat.

Kemampuan kondisi fisik sebagai prasyarat fundamental dalam cabang

olahraga, begitu juga dalam cabang olahraga bola voli. Komponen-komponen

kondisi fisik yang memepengaruhi prestasi adalah kekuatan (strength), daya

tahan (Endurance), daya ledak (Explosive power), kecepatan (Speed),

kelincahan (Agility), Reaksi (Reaction). Dari penjelasan diatas dapat

dikemukakan bahwa komponen-komponen kondisi fisik tersebut mempunyai

karakter umum dan khusus untuk bisa memperoleh prestasi puncak dalam

permainan bola voli.

Menurut Siregar ( 2015 : 32) Kondisi fisik adalah suatu kesatuan khusus

dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik


3

peningkatan maupun pemeliharaan. Kondisi fisik diartikan sebagai kemampuan

fisik atau kesanggupan tubuh seseorang dalam berolahraga. Kondisi fisik

adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat

dipisahkan begitu saja baik peningkatan maupun pemeliharaanya.

Hasil observasi secara langsung menunjukan bahwa para atlet bola voli B.

Srikaton secara umum memiliki kondisi fisik yang masih dibawah rata-rata

sebagai seorang atlet, terutama kekuatan daya ledak ketika melakukan smash.

Dalam sebuah observasi dilapangan dapat diketahui bahwa atlet pada club

bolavoli B. Srikaton Musi Rawas memiliki kemampuan yang masuk kategori

sedang. Masih tampak beberapa atlet yang kurang serius dan kurang

memperhatikan instruksi yang diberikan oleh pelatih, seperti mengobrol diluar

dari latihan olahraga voli, tidak serius (tertawa-tawa) saat sedang latihan, dan

malas-malasan dalam melakukan instruksi yang diberikan oleh pelatih.

Sebagian besar atlet banyak mengeluh dan merasa tidak mampu mengerjakan

latihan yang diberikan pelatih terutama soal penguatan fisisk para atlet.

Variasi bentuk latihan yaitu suatu pendekatan latihan yang dapat

membantu atlet mempelajari keterampilan dasar dalam mempelajari teknik

dasar. Model latihan dengan variasi bentuk latihan tersebut dirancang secara

khusus untuk mengembangkan latihan atlet tentang pengetahuan prosedural

yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.

Berdasarkan hasil obesrvasi variasi yang digunakan pelatih club bola voli

B. Srikaton Musi Rawas masih sangat terbatas, belum mampu membangkitkan

semangat dan kesenangan para atlet terhadap materi latihan. Keterbatasan


4

variasi dan tingginya tingkat kesulitan atlet dalam memahami materi latihan

memaksa pelatih harus lebih banyak menggunakan variasi saat latihan. Pelatih

kesulitan dalam memberikan penjelasan kepada para atlet, hal itu karena

keterbatasan media yang digunakan saat latihan.

Variasi latihan dapat dilakukan dengan penekanan pada berbagai aspek

seperti, bentuk latihan, alat bantu, ukuran lapangan, dan bentuk jumlah pemain.

Dengan variasi latihan bertujuan untuk meningkatkan hasil latihan,minat atau

partisipasi atlet dalam mengikuti latihan,menciptakan suasana latihan yang

menyenangkan dan tidak membosankan lagi bagi atlet.

Adapun permasalahan yang dihadapi para atlet club bola voli B. srikaton

adalah lemahnya daya ledak otot tungkai ketika melakukan gerakan smash

dalam permainan bola voli. Hal itu terjadi karena masih rendahnya kondisi

fisik para atlet club bola voli B. Srikaton secara umum.

Berdasarkan hasil diskusi dengan Bapak Warsito selaku pelatih club bola

voli B. Srikaton informasi yang didapatkan bahwa kurangnya kondisi fisik

terutama daya ledak otot tungkai para atlet atau pemain bola voli B. Srikaton

yang masih kurang ketika pemain melakukan smash dan block. Hal ini yang

membuat pemain club bola voli B. Srikaton sulit untuk berprestasi lebih jauh

dan maksimal ketika factor pokok yang seharusnya dimiliki oleh para pemain

masih perlu pembinaan dan latihan secara maksimal. Selain kondisi fisik

banyak factor yang menyebabkan kegagalan dalam pencapaian prestasi

maksimal, salah satunya program latihan teknik yang diterapkan kurang tepat.

Kurangnya kerjasama dalam tim dibuktikan dengan hasil setiap turnamen yang
5

sulit untuk mecapai puncak kerana perolehan angka permainan bola voli

diperoleh dari hasil kerjasama tim dalam usaha mematikan bola didaerah

lawan.

Beberapa penelitian menunjukan bahwa ada dampak atau hubungan

latihan skipping terhadap daya ledak otot tungkai yang sekaligus berpengaruh

terhadap smash pada pemain bola voli. Yang pertama, hasil penelitian Lindi

Bayu Saputra dan yang kedua penelitian yang ditulis oleh Tresia Peda Way.

Ketiga, penelitian yang ditulis oleh Eko Setiawan. Ketiga-tiganya penelitian

tersebut menunjukan dampak latihan skipping terhadap daya ledak otot tungkai

meskipun tidak signifikan pengaruhnya.

Bagi para pelatih sangat penting untuk membuat suatu latihan fisik guna

meningkatkan kemampuan fisik para atlet terutama kekuatan otot tungkai yang

dapat meningkatkan tinggi lompatan dan menghasilkan smash yang maksimal.

Minimnya pengetahuan pelatih bolavoli soal metode melatih fisik akan

mengakibatkan atlet atau pemain mengalami kejenuhan karena materi yang

diberikan cenderung monoton. Untuk itu pelatih perlu membuat atau

mendesain latihan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan dan

keterampilan para pemain, karena latihan yang salah dapat mengakibatkan

pemain cidera dan tidak dapat hasil yang memuaskan. Metode melatih fisik

tentang meningkatkan daya ledak otot tungkai masih kurang variasi terutama

pada club yang levelnya masih rendah dan jauh dari pembinaan. Pelatih lebih

banyak memberikan latihan yang bersifat teknis sehingga kekutatan fisik

terutama otot tungkai yang ada pada para pemain masih kurang.
6

Adapun solusi pemecahan masalah yang diberikan oleh peneliti adalah

melakukan variasi bentuk latihan skipping dengan sesuai program latihan yang

telah dibuat atau yang telah dirancang oleh peneliti. Salah satu latihan yang

sering dilakukan untuk meningkatkan kemampuan daya ledak otot tungkai

yaitu skipping, karena dengan latihan skipping akan memperoleh kegunaan

yang sangat banyak untuk berbagai macam otot terutama otot tungkai.

Pemilihan latihan skipping dalam meningkatkan daya ledak otot karena latihan

ini sangat sederhana dan dapat dilakukan dimana saja. Untuk mengetahui hasil

latihan yang baik dan maksimal perlu dilakukan penelitian tentang daya ledak

otot tungkai. Dalam kesempatan ini penulis akan meneliti tentang skipping

dengan metode ekperimen yang tujuanya agar dapat meningkatkan daya ledak

otot tungkai, jenis latihan ini merupakan latihan power otot tungkai.

Diharapkan dengan kuatnya otot tungkai kaki dan didukung teknik yang baik

maka seorang pemain bola voli dapat melakukan smash maupun blok dengan

baik.

Berdasarkan masalah diatas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

menerapkan latihan skipping untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai.

Alasan peneliti memilih latihan skipping karena berdasarkan hasil penelitian

Tresia Peda Wey yang menunjukan bahwa latihan skipping dapat

meningkatkan daya ledak pada pemain bolavoli ekstrakurikuler putra SMKN

Kupang.Kedua, hasil penelitian Bima Candra dan Sari Mariati ang menunjukan

bahwa daya ledak otot tungkai dan kelentukan otot pinggang memberikan

kontribusi terhadap kemampuan smash bolavoli. Ketiga, hasil penelitian Utari


7

Okta Hendriani dan Donie yang menunjukan bahwa daya ledak otot tungkai,

otot tungkai dan koordinasi mata terhadap ketepatan smash atlet bolavoli.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan umum yang

dihadapi para atlet club bolavoli B. Srikaton yaitu kurang maksimalnya daya

ledak otot tungkai yang berpengaruh terhadap rendahnya prestasi atlet,maka

peneliti tertarik melakukan dengan judul “Pengaruh Latihan Skpping

Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai Pada Pemain Club bola voli B.

Srikaton Musi Rawas.”

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu: Adakah pengaruh latihan skipping terhadap daya ledak otot

tungkai pada pemain club bola voli B. Srikaton Musi Rawas ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan

skipping terhadap daya ledak otot tungkai pada pemain Club bola voli B.

Srikaton Musi Rawas.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Sebagai bahan informasi serta kajian penelitian kedepan, khususnya bagi

pemerhati peningkatan prestasi bolavoli maupun seprofesi dalam

membahas peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain atau atlet

bolavoli.
8

b. Bahan referensi dalam memberikan materi latihan kepada pemain atau

atlet bolavoli.

2. Secara Praksis

a. Bagi PBVSI yaitu dapat menambah khazanah pengetahuan dan aspek-

aspek yang berkaitan dalam pembinaan olahraga bola voli di Musi

Rawas.

b. Bagi UNPARI Lubuklinggau yaitu bahan referensi tambahan karya

ilmiah dalam bidang keolahragaan bola voli.

c. Bagi penulis yaitu untuk mengetahui pengaruh latihan skipping terhadap

daya ledak otot tungkai pada para pemain club bola voli B. Srikaton Musi

Rawas.

d. Bagi pelatih yaitu sebagai referensi bagi pelatih bola voli dalam

memberikan metode latihan fisik menggunakan skipping guna

meningkatkan daya ledak otot tungkai.

e. Bagi Atlet yaitu pengembangan pengetahuan, wawasan dan pengalaman

tentang variasi penggunaan skpping dalam meningkatkan daya ledak otot

tungkai.

E. Ruang Lingkup Permasalahan

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi, maka penelitian ini dibatasi

pada pengaruh latihan skipping terhadap daya ledak otot tungkai pada pemain

club bola voli B. Srikaton Musi Rawas.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakekat Bola Voli

a. Pengertian Bola Voli

Nuril Ahmadi (2007:19) menegaskan bahwa permainan bola voli

merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk

dilakukan setiap orang, diperlukan pengetahuan tentang teknik-teknik dasar

dan teknik-teknik lanjutan untuk dapat bermain bola voli secara efektif.

Bola voli adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak sampai

orang dewasa wanita maupun pria. Dengan bermain bola voli akan

berkembang secara baik undur-unsur daya piker kemampuan dan perasaan.

Disamping itu kepribadian juga dapat berkembang dengan baik terutama

control pribadi, disiplin, kerjasama, dan rasa tanngung jawab terhadap apa

yang dilakukanya.

Barbara Viera mengemukakan bahwa bola voli dimainkan oleh dua

tim dimana setiap tim beranggotakan dua sampai enam orang dalam satu

lapangan berukuran 30 kaki persegi (9 meter persegi) bagi setiap tim, kedua

tim dipisahkan oleh net. Pada umumnya bola voli dimainkan oleh dua tim,

ada dua jenis permainan bola voli yaitu tim yang beranggotakan dua orang

biasa disebut dengan voli pantai dan permainan voli yang beranggotakan

enam orang biasa disebut voli indor.

10
11

Menurut Muhajir (2016: 5) menyatakan bola voli adalah permainan

yang dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari enam orang,

setiap regu berusaha untuk dapat memukul dan menjatuhkan bola kedalam

lapangan melewati atas jaring/net dan mencegah pihak lawan memukul dan

menjatuhkan bola kedalam lapanganya.

Sedangkan menurut Arif Syafruddin (1991: 183) permainan bola

volly adalah suatu bentuk permainan yang termasuk cabang olahraga

permainan. Volly artinya pukulan langsung atau tidak langsung diudara

sebelum bola jatuh ketanah. Permainan bola voli dimainkan oleh dua regu

yang masing-masing terdiri dari enam orang pemain, setiap regu berusaha

melewati diatas ring/net dan mencegah lawan dapat memukul bola

memasuki lapanganya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

bolavoli adalah permainan yang terdiri dari dua regu yang beranggotakan

enam pemain, dengan diawali memukul bola untuk dilewatkan diatas net

agar mendapatkan angka, namun tiap regu mendapatkan tiga pantulan untuk

mengembalikan bola.

b. Teknik Dasar Bolavoli

1) Servis

Servis merupakan gerkan awal atau tindakan menempatkan bola kedalam

permainan dan pada saat itu permainan dimulai. Pemain pertama yang

melakukan servis adalah pemain yang berada diposisi belakang. Pikulan

dilakukan dibelakang garis belakang, dengan memukul bola sebelah


12

tangan, dengan cara sedemikian rupa hingga bola dapat mengarah

melintasi net ke daerah lawan. Ada tiga sevis yang dapat dilakukan oleh

pemain voli yaitu :

a) Servis Atas

Jenis servis ini sangat mudah untuk dilakukan dan dikuasai, tapi sukit

dalam menentukan arah dan kecepatan bola yang kita inginkan, untuk

mempersulit lawan yang melakukan penerimaan bola. Kesulitan yang

mendasar juga pada saat impact atau saat tangan mau menyentuh bola

yang mau kita arahkan.

Gambar 1.1. Teknik Servis Atas


Sumber: Ikbal Tawakal (2020: 38)

b) Servis Bawah

Servis bawah merupakan servis yang cukup mudah dilakukan oleh

pemain pemula karena tidak membutuhkan tenaga yang lebih dan

servis ini fokus pada ayunan tangan. Biasanya kesulitan yang sering

ditemukan dan terjadi pada saat melakukan servis bawah adalah

perkenaan bola dengan tangan kurang tepat. Triknya adalah tangan

kita harus berada tepat dibelakang bawah bola, sudut dorongan atau
13

ayunan tangan seharusnya memiliki sudut diantara 30-45 derajat

kedepan atas sehingga bolabisa melewat diatas net.

Gambar 1.2. Teknik Servis Bawah


Sumber: Ikbal Tawaka (2020:40)

c) Servis Lompat

Servis lompat atau yang disebut juga serve jump, sering dipakai oleh

pemain bolavoli dalam pertandingan pertandingan resmi. Saat ini jenis

servis ini masih produktif untuk memeperoleh poin, apalagi dilakukan

dengan teknik yang tepat. Servis lompat ini meskipun dikatakan

produktif, tetapi memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam

melakukanya karena memerlukan tenaga atau power dan ketepatan

waktu dalam proses pukulan servisnya.

2) Passing Bawah

Teknik dasar yang perlu dikuasai oleh pemain bola voli adalah

passing bawah.Passing bawah merupakan sebuah gerakan atau teknik

menerima bola menggunakan kedua tangan. Perkenaan pada ruas tangan

diatas pergelangan tangan ke atas sampai dengan siku. Teknik passing

bawah sering digunakan untuk menerima bola dari servis lawan. Ada dua
14

macam sikap awal dalam melakukan passing bawah yaitu passingbawah

dengan sikap awal tangan ditekuk dan sikap awal tangan lurus.

Dalam prakteknya kedua sikap awal ini mempunyai kelebihan dan

kekurangan masing-masing tergantung pada jenis servis yang

akandihadapi. Kesulitan yang sering dihadapi oleh pemain dalam

penguasaan teknik ini adalah rasa malas untuk latihan passing bawah

karena secara psikis tidak menarik, dan diperlukan kesabaran dalam

berlatih teknik ini. Akibatnya sering terjadi kegagalam tim dalam suatu

pertandingan yang diakibatkan oleh passing bawah yang tidak sempurna.

Gambar 1.3. Teknik Passing Bawah


Sumber: Ikbal Tawakal (2020: 44)

3) Passing Atas

Tenik dasar passing atas memiliki tujuan untuk memberikan

umpan bola kepada teman satu tim, agar bisa melakukan pukulan smash

kedaerah lawan. Passing atas dapat dibagi menjadi dua variasi yaitu

passing atas dengan lompatan dan passing atas tidak dengan lompatan.

Teknik dasr ini sangat penting dalam permainan bolavoli karena hasil

penyajian atau umpan yang baik disertai pembagian bola yang bagus
15

maka suatu serangan dalam permainan bilavoli akan maksimal. Kesulitan

dalam penguasaan teknik ini biasanya pada perempuan karena mereka

takut dengan jari-jari mereka yang halus atau bahkan tidak sedikit

perempuan yang memiliki jari-jari tangan yang lemah.

Gambar 1.4. Teknik Passing Atas


Sumber: Ikbal Tawakal (2020: 45)

4) Smash

Teknik dasar smash memiliki jenis yang berbeda-beda, ditentukan

daro bola sajian atau umpan yang dilakukan oleh tosser, yakni smash

bola tinggi (open spike), smash bola semi (semi spike), smash bola cepat

( quick ). Dalam smash dibutuhkan skill yang bagus dan akurasi yang

tepat. Seorang pemain bola voli harus mempunyai kemampuan dengan

cepat menentukan arah sasaran bola. Kecepatan ini dalam

memeperhitungkan pukulan smash agar tidak terkena block. Maka dari

itu teknik pukulan smash dibutuhkan tingkat intelektual, felling dan

timing yang kuat.


16

Gambar 1.5. Teknik Smash


Sumber: Ikbal Tawakal (2020: 46)

5) Blocking

Block atau melakukan bendungan merupakan salah satu tekik dasar

dalam permainan bolavoli yang harus dikuasai oleh pemain. Teknik ini

berguna saat tim kita akan menerima smash dari pihak lawan. Jika block

yang dilakukan berhasil dengan baik maka kemungkinan bola akan

masuk kembali kedaerah lawan, atau memantul kearah lain, sehingga tim

kita tidak kehilangan poin.

Atlet pemain bolavoli yang memiliki postur tubuh tinggi

hendaknya dapat dijadikan special tukang block dalam permainan

terhadap serangan lawan. Pemain yang memiliki postur tubuh kurang

memadai masih bisa menggunakan cara membendung serangan dengan

tetapi dengan menunggu bola dan menjaga bola pukulan lawan.


17

Gambar 1.6. Teknik Blocking


Sumber: Ikbal Tawakal (2020: 48)

6) Sliding

Sliding tidak hanya dilakukan dalam permainan bola kaki. Dalam

pertandingan bola volly teknik sliding juga perlu dilakukan oleh para

pemain. Teknik ini merupakan teknik dasar dalam permainan bola volly

yang cukup sulit untuk dilakukan. Sliding merupakan gerakan yang

dilakukan saat dalam situasi-atuasi tertentu, misalnya saat pemain akan

menyelamatkan bola sehingga ia bisa sampai menjatuhkan diri agar tidak

kehilangan poin. Dalam teknik ini pemain memiliki resiko yang tinggi.

Seorang pemain bisa saja mengalami kesakitan atau cidera saat terjatuh

salah menggunakan tumpuan setelah melakukan sliding.

c. Teknis dan Peraturan Umum Bola voli

Aturan yang dipakai dalam permainan bola volly saat ini bersumber

dari FVIB (federation Internetionale de Volleyball) yang merupakan

federasi Bola volly Internasional. Dengan adanya organisasi ini

pertandingan bola volly diseluruh dunia dapat dimainkan dengan aturan


18

permainan yang sama. Pada tahun 2010 terhitung sidah ada 220 federasi

bolavoli nasional dan berbagai negara yang tergabung dengan FVIB.

Di Indonesia, peraturan tentang bola volly diatur oleh PBVSI yaitu

Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia. PBVSI berdiri pada 1995 yang

diinisiasi oleh PERVID (Ikatan Perhimpunan Voly Surabaya). PBVSI resmi

bergabung dengan organisasi FVIB pada tahun 1959 yang saat itu masih

bernama (International Volley Ball Federation). Berikut adalah aturan yang

diberikan pada seluruh elemen perangkat permainan bola voli seperti

lapangan, net atau jaring, formasi pemain, bola, antenna, wasit, pelanggaran

dalam bolavoli, sampai perhitungan angka dan durasi permaianan.

a. Ukuran Lapangan

Ukuran standar dari lapangan bolavoli yaitu panjang 18 meter dan

lebar 9 meter yang berbentuk persegi panjang. Biasanya untuk menandai

batas garis dari lapangan tersebut diberikan garis putih berdiameter 5 cm.

hal ini akan memudahkan untuk mengetahui garis serang, garis bola

keluar dan batas bagi para pemain. Garis serang dibuat sejajar dengan

lebar lapangan yang berjarak 3 meter dari garis tengah.

b. Ukuran Net

Layaknya olahraga bulu tangkis atau tenis, permainan bolavoli

tentunya juga menggunakan sebuah pembatas yaitu net atau jaring yang

membagi lapangan menjadi dua bagian dan diisi oleh dua tim yang akan

bertanding. Aturan tinggi net disesuaikan denagn jenis kelamin, utuk

putra dan putri memiliki perbedaan ukuran tinggi.


19

Ukuran standar lebar dari net yaitu 1 meter sehingga dalam

permainan regu putra akan menggantung sekitar 1,34 meter dari

permukaan lapangan. Sementara untuk putri net yang menggantung 1, 24

meter diatas permukaan lapangan bola voli. Panjang standar net adalah

9,5 meter, ukurran ini 0,5 meter dari lebar lapangan bola voli. Hal ini

dikarenakan net harus sedikit lebih longgar jika terkena pukulan bola

voli. Mata jaring pada net memiliki ukuran standar 10 cm.

c. Ukuran Rod atau Antena

Antenna atau bisa disebut tiang lentur pada jaring atau net

merupakan pembatas yang berbeda diatas ujung tiang net. Antenna ini

berfungsi untuk membatasi gerakan bola yang bisa melebar kearah

samping. Antena mesti diletakkan lurus pas diatas garis lapangan.antena

harus memiliki warna belang. Yang paling sering digunakan dalam

berbagai pertandingan bola voli adalah warna hitam putih. Antena ini

harus terbuat dari bahan baku yang memiliki sifat mudah dibentuk atau

elastis. Hal ini berfungsi agar antenna tidak mudah rusak dan jatuh akibat

pukulan-pukulan bola. Ukuran antenna biasanya memiliki panjang 1,80

meter dan bergaris tengah 10 mili meter, terbuat dari fiberglass atau

bahan sejenis.

d. Ukuran Bola Voli

Ukuran bola voli umumnya berdiameter 65 cm-67 cm dengan berat

sekitar 250 gram samapi 280 gram. Garis-garis yang ada pada permukaan

bola voli berjumlah 12-18 garis. Tekanan udara dalam bola voli harus
20

berisi kisaran 0,48 kg/cm hingga 0,25 kg/cm. hal ini dimaksudkan agar

bola voli dapat dipukul dan memantul dengan pas. Bola voli memiliki

permukaan kulit yang lunak, sebagian dalamnya dibuat dari bahan karet

yang lentur. Selain itu bola voli dibuat dengan warna yang terang

sehingga mudah terlihat saat bertanding, warna umum yang diapaki yaitu

perpaduan kuning dan biru.

e. Jumlah Pemain

Jumlah pemain dalamn satu tim saat bertanding dilapangan adalah

enam lawan enam. Senagai tambahan satu tim juga bisa membawa

maksimal enam orang sebagai pemain pengganti. Jadi total keseluruhan

pemain dalam satu tim bola voli berjumlah 12 orang, enam yang

bertanding dilapangan dan enam sebagai pemain pengganti. Batas

minimal pemain yang ikut bertanding yaitu empat orang. Jika aturan ini

tidak bisa diikuti tim akan dianggap tidak dapat melanjutkan

pertandingan.

f. Formasi Pemain

Formasi pemain bola voli biasanya akan diisi oleh pemain yang

berfungsi sebagai tosser, spiker, defender, dan libero. Formasi tetap ini

akan memudahkan para pemain untuk menjalankan taktik yang sudah

disusun karena aetiap pemain punya fungsi yang berbeda dalam satu tim.

Sebagai tosser pemain ini berfingsi sebagai pengumpan bola kepada

teman satu tim. Selain itu peran penting lainya sebagai tosser adalah

mengatur tempo dan jalanya pertandingan.


21

Seorang toseer harus memiliki kecermatan dalam memutuskan

kemana bola tersebut akan diumpan dengan cepat. Tosser juga bisa

dianggap playmaker dalam sebuah tim. Karena itu kepekaan dan insting

bermain seorang tosser yeng menjadi motor serangan sebuah tim.

Selanjutnya ada posisi yang dinamakan spiker, posisi ini memiliki fungsi

untuk melancarkan serangan dengan memukul bola kedaerah lawan

dengan akurat, kuat dan cepat.

Terakhir adalah defender, posisi ini memiliki peran dalam penting

dalam melakukan pertahanan dari serangan lawan atau bisa dibilang

pemain bertahan.Bedanya dengan libero, seorang defender tidak

memiliki ciri khas yang dimiliki posisi libero meskipun fungsi utamanya

sama-sama bertahan.

d. Pembinaan Prestasi Bola voli

Dalam usaha untuk mencapai sutau keberhasilan dalam mencapai

prestasi maksimal ada beberapa factor yang menentukan antara lain :

a) Kondisi fisik dan tingkat kesegaran jasmani

b) Kemampuan taknik dan keterampilan yang dimiliki

c) Masalah-masalah lingkungan

d) Pengembangan mental

e) Kemampuan juara

Secara umum factor utama yang mempengaruhi pencapaian prestasi (Rusli:

2013: 33) adalah:

a) Factor yang melekat pada atlet seperti karakteristik fisisk dan sifat-sifat

psikologis tertentu
22

b) Factor lingkungan sekitar atlet

c) Factor mutu pendidikan

Pembinaan kondisi fisik yang spesifik meliputi kekuatan, power dan

kecepatan. Berkaitan dengan kemampuan fisik, dibutukan tingkat kebugaran

jasmani yang selaras dengan tuntutan kerja yang meliputi :

a) Kebugaran bertalian dengan kesehatan

b) Kebugaran bertalian dengan prestasi

e. Kemampuan Teknik Permainan Bola Voli

Menurut M. Yunus (1992: 68) Teknik adalah cara melakukan atau

melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan

efisien. Teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara

memainkan bola voli sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku untuk

mencapai hasil yang optimal. Teknik dasar permainan bola voli harus

dikuasai agar permainan bola voli dapat berjalan dengan lancar dan teratur

serta bila ada pemain yang tidak benar perlakuanya, maka pemain tersebut

membuat kesalahan.

Imam Sadikun (1998: 86). menyatakan bahwa agar permainan dapat

berjalan dengan baik, teratur, maka para pemain dituntut harus menguasai

teknik dasar permainan bola voli Permainan teknik dasar bola voli

merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya

suatu regu didalam suatu pertandingan disamping unsur-unsur kondisi fisik,

mental dan taktik. Adapun teknik-teknik dasar permainan bola voli adalah

sebagai berikut:
23

a) Teknik servis bawah

b) Teknik servis atas

c) Teknik passing bawah

d) Teknik passing atas

e) Tenik umpan

f) Teknik smash normal

g) Teknik block

Berdasarkan dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa teknik

permainan bola voli merupakan semua gerakan-gerakan pemain dengan bola

yang diperlukan untuk bermain bola voli. Semua teknik harus sesuai dengan

petunjuk dan peraturan-peraturan yang ada dalam permainan bola voli agar

dapat menghasilkan permainan yang baik dan maksimal.

2. Hakekat Latihan

a. Pengertian Latihan

Menurut Setiawan dan Sudarso (2016: 576) latihan adalah suatu

kegiatan mengulang-ulang gerakan yang benar sampai memperoleh gerakan

yang disebut terampil. latihan merupakan suatu proses mempersiapkan

organisme atlet secara sistematis untuk mencapai prestasi maksimal dengan

diberi beban fisik dan mental yang teratur, terarah, meningkat dan berulang-

ulang waktunya.

Menurut Ramdhon dkk (2018: 14) kondisi fisik yang prima

diperlukan agar latihan yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik,

terprogram, dan berkesinambungan sehingga tujuan latihan dapat tercapai.


24

dengan program latihan yang baik serta dilaksanakan dengan teratur dapat

dicapai hasil yang maksimal.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa latihan

merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan dan mempertahankan prestasi

yang dilakukan secara sistematis, teratur, terarah, meningkat dan berulang-

ulang.

b. Prinsip-Prinsip Latihan

Menurut Sukirno dan Waluyo (2017: 112) prinsip-prinsip latihan adalah :

a) Frequensi latihan. Kegiatan latihan harus dilakukan sesering mungkin

dan terprogram dengan jangka waktu yang lama (berkesinambungan).

b) Over load atau sering disebut beban lebih. Artinya materi latihan harus

diberikan melalui beban yang berat hingga mendekati ambang rangsang

dan dilanjutkan dengan peningkatan secara bertahap, teratur, dan terarah.

c) Individualisasi. Pemberian latihan harus mengacu pada keindividuannya

walaupun cabang atau nomornya sama sebaiknya program latihannya

tidak harus sama, karena pasti kemampuan individunya tidak sama.

d) Sepesifik, pemberian materi latihan harus ada sesuai dengan kebutuhan

dan tujuan yang diharapkan untuk atlet tersebut.

e) Variasi latihan pemberian materi latihan harus dilakukan secara

bervariasi. Hal ini penting dilakukan dengan harapan tidak akan

menimbulkan kejenuhan pada atlet yang melakukan latihan.

f) Kualitas latihan, harus dilakukan secara intensif untuk menghasilkan

kualitas latihan yang optimal.


25

g) Model latihan, di dalam melaksanakan latihan harus diciptakan model-

model yang mengarah pada keadaan yang sebenarnya, yaitu menyerupai

pertandingan atau perlombaan.

h) Metode latihan, artinya penggunaan metode latihan harus sesuai dengan

tujuan latihan yang diharapkan.

i) Target dalam pemberian materi latihan harus mengacu pada target atau

tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan latihan.

j) Monitoring dan evaluasi, kegiatan evaluasi bertujuan untuk menjamin

bahwa hasil latihan berkualitas maka perlu dilakukan monitoring dan

evaluasi. Dalam kegiatan latihan komponen monitoring dan evaluasi

sangat penting sebagai upaya untuk mengetahui kekurangan dan

kesalahan.

c. Aspek-Aspek Latihan

Menurut Sukirno dan Waluyo (2017: 109), untuk meningkatkan prestasi

atlet perlu dimulai dari berbagai aspek:

a) Latihan fisik olahraga ini merupakan komponen terpenting dan mendasar

dalam menentukan kemampuan atlet untuk berlatih atau bertanding.

b) Segi teknik, aspek ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan

penguasaan gerak dasar dalam suatu olahraga.

c) Dari segi taktik, aspek ini bertujuan untuk menghubungkan penjelasan

atau koordinasi yang komprehensif.

d) Aspek psikologis, aspek ini bertujuan untuk memberikan rasa percaya

diri pada kemampuan diri (selfconfidence) agar selalu memiliki motivasi,


26

rasa percaya diri dan kematangan emosi dalam menghadapi pelatihan,

dan persaingan.

3. Hakekat Skipping

a. Pengertian Skipping

Skipping merupakan olahraga yang sejak zaman dahulu digemari dari

berbagai negara. Olahraga skipping merupakan olahraga yang menggunakan

seutas tali untuk melakukan lompatan. Olahraga skipping ini digemari oleh

atlet-atlet dari berbagai macam cabang misalnya bola voli, badminton, tinju

dan olahraga yang lain. Olahraga skipping digemari karena dengan

melakukan olahraga skipping ini dapat meningkatkan kekuatan, kelincahan,

dan keseimbangan. Saat ini perkembangan skipping juga sangat pesat,

skipping mengalami perkembangan dari segi variasi penggunaan maupun

bahan yang digunakan. Zaman dahulu skipping digunakan hanya untuk

meloncat satu atau dua macam loncatan saja, akan tetapi saat ini variasi

penggunaan skipping sangat vaiatif dan berkembang berbagai macam

variasi.

Menurut Pratama (2015: 34) skipping adalah olahraga yang

menggunakan tali dilakukan dengan cara melompati tali yang dipegang oleh

kedua tangan. Salah satu jenis latihan kardio sederhana yang berdampak

besar bagi tubuh. Oleh karena itu para ahli menyebutkan latihan skipping

alat olahraga dan bentuk latihan terbaik yang dimiliki oleh siapa saja.

Latihan ini sangat bagus untuk daya tahan, kelincahan kaki, dan kecepatan

serta dapat melatih kemampuan gerak tangan lebih kuat dan lentur.
27

b. Tujuan Skipping

Menurut Muhammad Nuhyi Faruq (2019:26) sasaran atau tujuan

lompat tali/ skipping adalah: (1) mengembangkan daya tahan, (2)

mengembangkan kekuatan kaki dan lengan, (3) mengembangkan kekuatan

kardioverkuler (4) membantu memahami ritme gerakan melalui aktivitas ini

(5) membantu koordiasi gerakan tangan dan kaki (6) mengembangkan

keseimbangan tubuh.

Sementara menurut Soetoto Pandjopoetro (2002: 421) menyatakan

bahwa tujuan lompat tali adalah (1) melatih keterampilan melompat dan

meloncat, (2) melatih koordinasi antara kedua tangan dan kaki (3) melatih

otot tungkai agar dapat hasil lompatan yang baik. Dengan latihan yang

terukur dan terus-menerus maka akan berdampak terhadap perubahan

kondisi fisik atlet.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

lompat tali skipping adalah menyelaraskan gerak kaki dan tangan dengan

melatih kekuatan otot baik otot kaki maupun otot tangan.

c. Teknik dan Variasi Skipping

Menurut Muhyi Faruq (2019 : 22) dalam melakukan lompat tali ada

beberapa cara yang dapat dilakukan diantaranya yaitu (1) melompati tali

ditempat dengan menggunakan kedua kaki, (2) melompati tali dengan salah

satu kaki secara bergantian, (3) melompati tali dengan salah satu kaki secara

bergantian sambil berjalan. Dalam penelitian ini latihan skipping dilakukan

dengan cara meloncat satu kaki bergantian kiri dan kanan, masing-masing
28

kaki 10 repetisi dan meningkat 4 repetisi setiap 3 kali pertemuan. Setiap

pertemuan 4 set, dilakukan dengan irama secepat mungkin. Recovery 30

detik antar set, pemberian perlakuan dilakukan 4x seminggu dengan lama

pemberian 16 x tatap muka.

d. Kelebihan Latihan Skipping

Latihan skipping mempunyai kelebihan atau manfaat bagi tubuh kita, selain

bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keterampilan yaitu :

a) Meningkatkan kapabilitas

b) Menurunkan berat badab

c) Mengencangkan otot

d) Mengoptimalkan energy dalam tubuh

e) Membentuk tubuh

f) Menambah tinggi badan

g) Meningkatkan fertilitas

h) Mencegah osteoporosis

i) Meningkatkan stamina dan keseimbangan

j) Meningkatkan kerja otak

4. Vertical Jump

Vertical jump merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan

loncatan keatas dan tidak menggunakan awalan (Aditya, 2016: 03).Vertical

jum juga dapat diartikan sebagai gerakan meloncat setinggi-tingginya

dengan fokus kekuatan otot tungkai untuk mencapai loncatan lurus keatas

dengan maksimal. Vertical jump ini biasanya banyak digunakan oleh


29

beberapa cabang olahraga misalnya bolavoli, bola basket, dan lain

sebagainya. Karena dalam olahraga tersebut vertical jump sangat penting

misal dalam olahraga bolavoli vertical jump salah satu bagian untuk

meyerang lawan dan melakukan block dari serangan lawan. Pemain harus

nelakukan vertical jump agar menghasilkan lompatan yang tinggi agar bisa

memukul bola dengan keras pada titik tertinggi, terkhusus bagi pemain

quiker (bolacepat) karena posisi ini biasanya tidak mempunyai banyak

awalan jadi kemampuan vertical jumpnya harus bagus.

Kemampuan untuk melompat keatas sangat diperlukan untuk

melakukan servis, smash maupun blocking sehingga apabila seorang pemain

memiliki nilai vertical jump yang baik maka atlet akan dapat menguasai

permainan bola voli dengan baik sehingga prestasi atlet dapat ditingkatkan

secara kontinyu. Ada beberapa factor yang mempengaruhi vertical jump

diantaranya adalah propiosepsi, kekuatan otot, stabilisasi, poer dan

flesibilitas. Kemampuan seorang atlet untuk bisa melakukan gerakan

vertical dengan baik karena kemampuan ini akan sangat berpengaruh dalam

membangun serangan terutama disaat melakukan smash dan block. Seorang

atlet yang memiliki kemampuan vertical jump yang baim akan lebih mudah

dalam menentukan titik serang dalam melakukan smash, selain itu juga

kemampuan ini juga efektif untuk memperoleh poin ketika dilakukan saat

servis melompat yang bisa menyulitkan lawan.


30

Gambar 1.7. Gerakan Lompat Vertical Jump


Sumber : vollyballfull.blogspot.com

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian pertama, penelitian yang ditulis oleh Tresia Peda Wey Tahun

2019. Penelitian dengan judul “pengaruh latihan skipping terhadap

peningkatan daya ledak pada pemain bola voli di ekstrakurikuler putra SMKN

I kota Kupang”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes vertical jump

serta teknik analisa data menggunakan statistic dengan rumus t-test. Hasil dari

penelitian ini adalah bahwa permainan skipping dapat meningkatkan daya

ledak dalam permainan bola voli ekstrakurikuler putra SMKN I Kota kupang

Sebesar 3,51%.

Persamaan penelitian yang ditulis oleh Tresia dan peneliti saat ini adalah

sama-sama meneliti tetang pengaruh latihan skipping terhadap daya ledak dan

juga dilakukan pada atlet bola voli. Sedangkan perberdaanya adalah penelitian

yang dilakukan oleh Tresia bersifat General terhadap daya ledak yang diteliti

bisa daya ledak otot lengan, daya ledak otot tungkai dan lain-lain sementara
31

penelti sasat ini fokus pada pengaruh latihan skipping terhadap daya ledak otot

tungkai yang dianggap lebih spesifik.

Penelitian Kedua, penelitian yang ditulis oleh Ilham Hakim, Tahun

2017.Penelitian dengan judul “Tinjauan kondisi fisik atlet bola voli putra SMA

N I Batang Gasan Padang Pariaman”.Jenis peneltian ini dalah Deskriptif.

Pengambilan sampel data dilakukan dengan teknik total sampling dari populasi

berjumlah 12 orang. Hasil penelitian ini adalah tingkat daya ledak otot lengan

diperoleh angka rata-rata 4,7008 m pada kategori cukup, tingkat daya ledak

otot tungkai diperoleh rata-rata 95, 73666 kg m/sec pada kategori kurang.

Tingkat kelincahan diperoleh angka dengan rata-rata 11, 4508 detik pada

kategori cukup.

Persamaan penelitian yang diteliti oleh Ilham dengan peneliti saat ini

adalah sama-sama meneliti kondisi fisik atlet pemain bola voli. Sedangkan

perbedaan penelitian Ilham dengan peneliti saat ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ilham fokus penelitian lebih dari satu objek yaitu otot lengan,

daya ledak otot tungkai, tingkat kelincahan para atlet pemain bolavoli

sementara peneliti saat ini fokus pada daya ledak otot tungkai para

atlet/pemain bolavoli B. srikaton Musi Rawas.

C. Kerangka Berfikir

Sugiono (2015: 60) menjelaskan bahwa kerangka berfikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor

yang telah diidentifikasi sebagai maslah yang penting. Kerangka berfikir yang
32

baik akan menjelaskan secara teoritis pantauan antara variabel yang akan

diteliti.

Rencana pada penelitian ini adalah kondisi awal keterampilan vertical

jump pemain club bola voli B. Srikaton Musi Rawas tanpa menggunakan

metode latihan skipping yang menghasilkan tes masih rendah. Selanjutnya

pada perlakuan menggunakan metode latihan skipping dan pada kondisi akhir

terdapat pengaruh menggunakan latihan skipping terhadap kemampuan vertical

jump atau tinggi lompatan pemain club bola voli B. Srikaton Musi Rawas.

Adapun kerangka penelitian dalam penelitian ini terdiri dari beberapa

tahapan yang digambarkan pada bagan berikut :

Kerangka pikir penelitian (Sugiono, 2015)

Kondisi Berdasarkan hasil Hasil test


Awal observasi kemampuan masih rendah
vertical jump sebelum
latihan skipping

Perlakuan
Menggunakan latihan
skipping

Kondisi Ada pengaruh latihan skipping


akhir terhadap daya ledak otot
tungkai
33

Berdasarkan kajian teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa latihan

skipping diharapkan mampu meningkatkan daya ledak otot tungkai pada atlet

bola voli. Oleh karena itu latihan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai

sangat penting. Power otot tungkai dapat ditingkatkan melalui bentuk-bentuk

latihan yang merangsang otot untuk selalu berkontraksi dengan cepat. Dalam

meningkatkan power tungkai tentunya tidak lepas dari unsur kekuatan dan

kecepatan, jadi dapat dikatakan dalam setiap latihan kekuatan dan kecepatan

pasti berkaitan dengan power. Menurut Sukadiyanto (2005: 192) untuk

melakukan gerakan skipping ini diawali dengan posisi berdiri dengan salah satu

kaki, kedua lengan berada disamping badan dengan memegang ujung tali

skipping, kemudian ayunkan tali skipping melewati kepala sampai kaki dan

meloncatinya, lakukan gerakan skipping secepat mungkin, repetisi 20x,

masing-masing kaki 10x bergantian kaki kanan dan kiri secara langsung,

repetisi meningkat setiap kali pertemuan, setiap pertemuan 4 set dengan irama

secepat mungkin, Frekuensi : 3x seminggu, Rec 30 detik/set, lama latihan 4

menit.

Bermain skipping berpengaruh terhadap tinngi loncatan dan kekuatan

otot kaki. Hal ini disebabkan beban yang harus ditahan oleh otot tungkai pada

latihan skipping lebih besar, karena gerakan loncat dilakukan dengan satu kaki.

Dengan kata lain latihan skipping membutuhkan kekuatan dan kecepatan pada

saat pelaksanaan yang lebih dari pada latihan lain. Dengan perbedaan tuntutan

kecepatan dan kekuatan yang harus ditahan oleh otot tungkai menyebabkan

power yang dibutuhkan otot tungkai juga berbeda sesuai dengan beban yang
34

diterima. Semakin besar tuntutan kekuatan dan kecepatan yang diterima oleh

otot saat kontraksi maka semakin besar pengaruhnya dalam meningkatkan

power tungkai yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap daya

ledak otot.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis berangggapan bahwa latihan

skipping telah sesuai dengan pedoman-pedoman latihan kekuatan dan

kecepatan sehingga sama-sama akan memberikan efek peningkatan power

tungkai. Bermain skipping yang kontinyuakan memberikan efek yang lebih

baik karena beban yang diterima oleh otot besar sehingga peningkatan otot

tungkai akan lebih signifikan yang secara langsung berpengaruh terhadap daya

ledak otot tungkai.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian ini

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan dikatakan sementara karena

jawaban yang diberikan baru didasarkan teori yang relevan, belum didasarkan

pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan pngertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Hipotesis adalah

jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang sebenarnya harus diuji

secara empiris. Maka dari itu penulis mengajukan hipotesis statistic yaitu

sebagai berikut:
35

1. Ho:p = 0 (Berarti tidak ada hubungan atau tidak ada pengaruh latihan

skipping terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai para pemanin club

bola voli B. Srikaton Musi Rawas).

2. Ha : p = 0 (ada pengaruh latihan skipping terhadap peningkatan daya ledak

otot tungkai para pemain club bola voli B. srikaton Musi Rawas).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pendekatan ekperimen semu dengan

metode penelitian kuantitatif, artinya sampel tidak diasramakan. Penelitian

ekperimen bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan akibat dengan cara

mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental, satu atau lebih

kondisi perlakuan dari membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih

kelompok control yang tidak dikenai kondisi perlakuan pretest. Sugiyono

(2014). Desaign yang digunakan dalam penelitian ini adalah “ Pretest-posttest

Control Group Desaign” dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih

secara random, kemudian diberi untuk mengetahui keadaan awal adakah

perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok control. Dengan

demikian dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan

diadakan sebelum diberi perlakuan. Sugiyono (2007:64). Dengan latihan yang

diberikan tersebut akan terlihat hubungan sebab akibat sebagai pengaruh dari

pelaksanaan latihan. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui apakah ada

pengaruh latihan skipping terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada

pemain Club bola voli B. srikaton Musi Rawas.

Design ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Rumus Pretest-Posttest Group Desaign

R O1 X O2

R O3 O4

36
37

Keterangan
R : Kelompok ekperimen dan control diambil secara random
O1&O3 : Kedua kelompok diobservasi dengan pretes untuk mengetahui
kemampuan awalnya
O2 : Kekuatan daya ledak otot tungkai pemain yang telah dikenai latihan
skipping
O4 : Kekuatan daya ledak otot tungkai pemain yang dikenai latihan
skipping

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

selama 4 minggu, dan akan di laksanakan pada setiap hari selasa, rabu, sabtu

dan minggu. dari pertengahan bulan Juli sampai pertengahan bulan Agustus

Tahun 2022. Penelitian ini akan dilakukan pada club bola voli B. Srikaton

Musi Rawas.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Ismiyanto (2016 :86) populasi adalah keseluruhan subjek

atau totalitas subjek penelitian yang dapat berupa : orang, benda atau suatu

hal yang didalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi

data penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

pemain club bola voli B. Srikaton Musi Rawas.

Tabel Populasi Club Bola Voli B. Srikaton Musi Rawas

Team Peserta Jumlah

Team B. Srikaton 24 Atlet 24 Atlet


38

2. Sampel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 109), sampel adalah sebagian

atau wakil populasi yang diteliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah 50% dari jumlah para peserta club bola voli B. srikaton Musi

Rawas. Pemilihan sample dilakukan dengan cara system simple random

sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi/kelompok

dilakukan secara acak tanpa memeperhatikan strata/kemampuan yang ada

dalam populasi/kelompok itu. Pengambilan sample sebanyak 12 atlet dari

24 jumlah atlet.

Tabel Sample Atlet Club Bola Voli B. Srikaton Musi Rawas

Team Peserta Jumlah

Team B. Srikaton 12 Atlet 12 atlet

D. Teknik Pengumpulan Data

Suharsimi Arikunto (2006: 136) instrument penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan dalam pengumpulan data agar pekerjaanya menjadi

lebih mudah. Pengumpulan data dalam peneltian ini adalah dengan Tes

pengukuran yang digunakan untuk pengukurana awal (prettest) maupun

pengukuran akhir (Posttest) menggunakan test vertical jump/loncat tegak.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan test. Test

adalah sebagai alat yang digunakan untuk memperoleh data tentang suatu

karakteristik dari individu atau kelompok ( Allen Philip, 1979).


39

Dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum (pretest)

dan sesudah (post test).

1. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah

untuk diolah ( Wiratna Sujarweni, 2019: 76).

Test keterampilan vertical jump dilakukan dengan melakukan

lompatan dengan skipping yang telah disiapkan. Test dilakukan dengan

mengambil posisi berdiri dan siap melakukan lompatan dengan

menggunakan skipping (Muhyi Faruq, 2014 : 141).

 Testi berdiri menyamping arah dinding, kedua kaki rapat, telapak kaki

menempel penuh dilantai, ujung jari tangan yang dekat dinding dibubuhi

kapur.

 Satu tangan testi yang dekat dinding meraih ke atas setinggi mungkin,

kaki tetap menempel kelantai, catat inggi raihannya pada bekas ujung jari

tengah.

 Tesi meloncat keatas setinggi mungkin dan menyentuh papan. Lakukan

tiga kali loncatan. Catat tinggi loncatanya pada bekas ujung jari tengah.

 Posisi awal ketika meloncat adalah telapak kaki tetap menempel di lantai,

lutut ditekuk, tangan lurus agak kebelakang badan.

 Tidak boleh melakukan ketika akan meloncat keatas.


40

Gambar 1.8. Gerakan Lompat Vertical Jump


Sumber : vollyballfull.blogspot.com

2. Proses Penelitian

Dalam melakukan penelitian, hal-hal yang harus diperhatikan adalah

data dikumpulkan dari hasil test vertical jump pada saat pretest dan post

test. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan prosedur

secara bergantian tumpuan kaki yang digunakan, yaitu satu kaki kiri dan

kanan.

Adapun angkah-langkah dari teknik pengumpulan data dan penelitian

adalah :

1) Langkah persiapan

2) Mengajukan judul kepada dosen pembimbing

3) Melakukan konsultasi

4) Melakukan seminar proposal penelitian

5) Mendapatkan izin penelitian dari universitas

6) Menentukan peralatan penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian

7) Menyiapkan tenaga pembantu dan pengawas


41

8) Pelaksanaan tes awal (pretest)

9) Memberikan latihan (perlakuan latihan skipping)

10) Melakukan test akhir (post test)

Rumus dan Norma standarisasi Vertical jump (Davis B,et al : Physical


education and the Study of Sport : 2000)

No Norma Prestasi
1 Baik sekali 3M
2 Baik 2,85 M

3 Cukup 2,70 M

4 Kurang 2,55 M

5 Kurang sekali 2,43 M

E. Teknik Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistic deskriptif.

Menurut Sugiyono (2015: 254) Statistik deskriptif adalah statistic yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Untuk memperoleh frekuensi relative (angka persentasi) digunakan rumus:

P=F/N x 100 %

Keterangan :
P : Persentase
F : Frekwensi jawaban
N : Jumlah responden/ banyak individu (Sugiyono, 2008)

Mengenai analisis data, Wardhani mengungkapkan bahwa data yang telah

dipersentasekan kemudian dikelompokan berdasarkan hasil penilaian atau


42

jawaban. Secara mendetail hal-hal yang perlu diketahui dalam menentukan

persentase kuisioner adalah:

1. Jumlah sampel

2. Indicator jawaban (misal: sangat baik, baik, cukup, buruk, sangat buruk)
DAFTAR PUSTAKA

Aan Sunjata Wisahati, Teguh Santosa. (2010). Pendidikan Jasmani Olahrga


DanKesehatan. Jakarta :Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Aditya, N.A. (2016). Pengaruh latihan skipping terhadap tinggi loncatan siswa
peserta ektrakurukuler bola voly di SMP N 1 Srandakan Bantul. Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

Ahmad, Nuril. (2007). Panduan Olahraga Bola Voly Solo. Bandung: Era Pustaka
Utama

Chalid Narbuko. (2007). Metodologi Penelitian.Jakarta : Bumi Aksara

Depdikbud (2000).Pendidikan jasmani SMA. Jakarta: Balai Pustaka

Djumidar (2004).Gerak-gerak dasar atletik dalam latihan. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada.

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif, Dasar dan Aplikasi : YA# Malang.

Harsono (2016).Panduan Kepelatihan. Jakarta: KONI

Herry Koesyanto.(2003). Belajar latihan bola voli. Semarang : FIK UNNES

Nurhasan.(2001). Tes Dan Pengukuran Pendidikan Olahraga.Jakarta :Depdiknas.

Sajoto (2002).Peningkatan dan pembinaan kondisi fisisk.Semarang : IKIP


Semarang

Sugiyono (2007).Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung : Alfabeta

Sukirno, waluyo.(2012). Cabang Olah Raga Bola Voli. Palembang: Unsri Press.

Sutresno, Hadi. 1986. Metodologi Research. Jilid 1 : UGM

42
43

LAMPIRAN

PROGRAM LATIHAN Tes Vertical Jump


Rincian Pelaksanaan Metode Latihan Skipping Sebanyak 16 Kali Pertemuan

Pertemuan :I
Hari : Selasa
Pukul : 15:00 – 17:00 Wib
Tempat : Lapangan Bola Voli B. Srikaton

Program Latihan Tes Vertical Jump (Bapak Warsito Pelatih Club Bola Voli
B. Srikaton Musi Rawas)

Tes Awal Vertical Jump


Fase Latihan Kegiatan Latihan Durasi Repetisi Recovery Jumlah Waktu Total
Set Latihan Waktu
Pendahuluan Warming-up
-Stretching 15 Menit - - -
-Joging keliling
lapangan
Latihan Inti Tes awal vertical - - - 35 Menit 60 Menit
jump
Penutup Coling Down
-Pelemasan 10 Menit - - -
-Stretching
-Evaluasi
44

PROGRAM LATIHAN Skipping


Rincian Pelaksanaan Metode Latihan Skipping Sebanyak 16 Kali Pertemuan

Pertemuan : II - IV
Hari : Rabu, Sabtu, Minggu
Pukul : 15:00 – 17:00 Wib
Tempat : Lapangan Bola Voli B. Srikaton

Program Latihan Skipping (Bapak Warsito Pelatih Club Bola Voli B.


Srikaton Musi Rawas)

Latihan Skipping
Fase Latihan Kegiatan Latihan Durasi Repetisi Recovery Jumlah Waktu Total
Set Latihan Waktu
Pendahuluan Warming-up
-Stretching 15 Menit - -
-Joging keliling
lapangan
Latihan Inti Latihan Skipping 55
-Di lakukan - 30 Detik 10 Menit
dengan 1 kaki Repetisi 30 Detik 4 Set 5 Menit
kanan Per Atlet
-Dan 1 kaki kiri - 30 Detik
Penutup Coling Down
-Pelemasan 10 Menit - -
-Stretching
-Evaluasi
45

PROGRAM LATIHAN Skipping


Rincian Pelaksanaan Metode Latihan Skipping Sebanyak 16 Kali Pertemuan

Pertemuan : V - IIX
Hari :Selasa, Rabu, Sabtu, Minggu
Pukul : 15:00 – 17:00 Wib
Tempat : Lapangan Bola Voli B. Srikaton

Program Latihan Skipping (Bapak Warsito Pelatih Club Bola Voli B.


Srikaton Musi Rawas)

Latihan Skipping
Fase Latihan Kegiatan Latihan Durasi Repetisi Recovery Jumlah Waktu Total
Set Latihan Waktu
Pendahuluan Warming-up
-Stretching 15 Menit - - -
-Joging keliling
lapangan
Latihan Inti Latihan Skipping 57 Menit
-Di lakukan - 30 Detik 14
dengan 1 kaki Repetisi 30 Detik 5 Set 7 Menit
kanan Per Atlet
-Dan 1 kaki kiri - 30 Detik
Penutup Coling Down
-Pelemasan 10 Menit - - -
-Stretching
-Evaluasi
46

PROGRAM LATIHAN Skipping


Rincian Pelaksanaan Metode Latihan Skipping Sebanyak 16 Kali Pertemuan

Pertemuan : IX - XII
Hari :Selasa, Rabu, Sabtu, Minggu
Pukul : 15:00 – 17:00 Wib
Tempat : Lapangan Bola Voli B. Srikaton

Program Latihan Skipping (Bapak Warsito Pelatih Club Bola Voli B.


Srikaton Musi Rawas)

Latihan Skipping
Fase Latihan Kegiatan Latihan Durasi Reopetisi Recover Jumlah Waktu Total
y Set Latihan Waktu
Pendahuluan Warming-up
-Stretching 15 Menit - - -
-Joging keliling
lapangan
Latihan Inti Latihan Skipping 59
-Di lakukan - 30 Detik 18 Menit
dengan 1 kaki Repetisi 30 Detik 6 Set 9 Menit
kanan Per Atlet
-Dan 1 kaki kiri - 30 Detik
Penutup Coling Down
-Pelemasan 10 Menit - - -
-Stretching
-Evaluasi
47

PROGRAM LATIHAN Skipping


Rincian Pelaksanaan Metode Latihan Skipping Sebanyak 16 Kali Pertemuan

Pertemuan : XIII - XV
Hari :Selasa, Rabu, Sabtu,
Pukul : 15:00 – 17:00 Wib
Tempat : Lapangan Bola Voli B. Srikaton

Program Latihan Skipping (Bapak Warsito Pelatih Club Bola Voli B.


Srikaton Musi Rawas)

Latihan Skipping
Fase Latihan Kegiatan Latihan Durasi Repetisi Recovery Jumlah Waktu Total
Set Latihan Waktu
Pendahuluan Warming-up
-Stretching 15 Menit - - -
-Joging keliling
lapangan
Latihan Inti Latihan Skipping 61
-Di lakukan - 30 Detik 22 Menit
dengan 1 kaki Repetisi 30 Detik 7 Set 11 Menit
kanan Per Atlet
-Dan 1 kaki kiri - 30 Detik
Penutup Coling Down
-Pelemasan 10 Menit - - -
-Stretching
-Evaluasi
48

PROGRAM LATIHAN Tes Vertical Jump


Pelaksanaan Metode Latihan Skipping Sebanyak 16 Kali Pertemuan

Pertemuan : XVI
Hari : Minggu
Pukul : 15:00 – 17:00 Wib
Tempat : Lapangan Bola Voli B. Srikaton

Program Latihan Tes Vertical Jump (Bapak Warsito Pelatih Club Bola Voli
B. Srikaton Musi Rawas)

Tes Akhir Vertical Jump


Fase Latihan Kegiatan Latihan Durasi Repetisi Recovery Jumlah Waktu Total
Set Latihan Waktu
Pendahuluan Warming-up
-Stretching 15 Menit - - -
-Joging keliling
lapangan
Latihan Inti Tes Akhir vertical - - - - 35 Menit 60
jump Menit
Penutup Coling Down
-Pelemasan 10 Menit - - -
-Stretching
-Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai