Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL PENELITIAN

“PENGARUH LATIHAN BALL FEELING TERHADAP KEMAMPUAN DRIBLLING


SEPAKBOLA SSB PERSIKA FC KABUPATEN DHARMASRAYA”

OLEH :
Valdo Aqdiva Pratama
19087150

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


DEPARTEMEN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan karunia serta nikmat yang tidak terhingga sehingga dengan izin-Nya

peneliti dapat menyelesaikan Proposal Penelitian ini. Sholawat beriring salam

semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Peneliti menyadari daalam menulis Proposal Penelitian ini terdapat banyak

kekurangan dan kekeliruan. Untuk itu Peneliti sangat mengharapkan segala kritik

dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang akan peneliti terima dengan

senang hati demi kesempurnaan Proposal Penelitian ini. Dan semoga Proposal

Penelitian ini dapat berguna untuk kita semua. Akhir kata peneliti ucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Proposal

Penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Padang, Oktober 2023

Peneliti

Valdo Aqdiva Pratama

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1

B. Identifikasi Masalah................................................................................7

C. Pembatasan Masalah...............................................................................8

D. Rumusan Masalah...................................................................................8

E. Tujuan Penelitian....................................................................................8

F. Kegunaan Penelitian...............................................................................8

BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................................10

A. Kajian Teori..........................................................................................10

1. Sepakbola........................................................................................10

2. Pengertian Latihan..........................................................................13

3. Pengertian Ball Feeling...................................................................16

4. Bentuk-Bentuk Latihan Ball Feeling..............................................22

5. Hakikat Driblling............................................................................24

B. Penelitian Relevan................................................................................33

C. Kerangka Penelitian..............................................................................34

D. Hipotesis Penelitian..............................................................................34

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................35

ii
A. Desain Penelitian..................................................................................35

B. Populasi dan Sampel.............................................................................36

1. Populasi...........................................................................................36

2. Sampel.............................................................................................37

C. Definisi Operasional.............................................................................37

D. Instrumen Penelitian dan Teknis Pengumpulan Data...........................38

1. Instrumentasi...................................................................................38

2. Teknik Pengumpulan Data..............................................................40

E. Teknik Analisis Data............................................................................40

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Populasi Penelitian.............................................................................................37

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Thigh Up............................................................................................................21
2. The back and forth move....................................................................................22
3. Inside foot...........................................................................................................22
4. Roll Stop.............................................................................................................23
5.Roll in with sol....................................................................................................23
6. Teknik Menggiring Bola....................................................................................32
7. Diagram Tes Driblling.......................................................................................39

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga sepakbola merupakan suatu cabang olahraga yang sangat populer didunia,

sepakbola telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan dari bentuk yang

sederhana sampai menjadi sepakbola modern yang sangat digemari dan dikagumi banyak

orang, baik anak - anak, orang dewasa, orang tua, bahkan wanita mulai dari kalangan

bawah, kalangan menengah sampai kalangan atas serta kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang berkembang sangat pesat juga ikut mempengaruhinya. (Indra, P., &

Marheni, E. (2020:39)

Sepakbola termasuk permainan yang kompleks gerakannya yaitu terdiri dari

gabungan unsur – unsur gerak yang terkoordinasi dengan rapi sehingga memerlukan waktu

cukup lama untuk menguasai teknik dasar permainan sepakbola dengan benar. Dengan

penguasaan teknik dasar yang benar maka akan menunjang keterampilan selanjutnya.

Untuk mendapatkan gerakan efektif dan efisien, perlu penekanan pada penguasaan teknik

dasar yang baik (Adityatama, F. (2017).

Didalam olahraga sepakbola tujuannya adalah mencetak gol sebanyak mungkin

kegawang lawan untuk meraih kemenangan. Kondisi fisik, mental, taktik, dan teknik yang

bagus sangat diperlukan untuk menciptakan gol kegawang lawan. Menciptakan gol

merupakan tugas yang sulit dilakukan, karena untuk itu dibutuhkannya kemampuan

menendang yang baik. (Indra & Marheni, 2020:40).

Sepakbola merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua tim berlawanan arah

masing-masing bertujuan untuk memasukan bola ke gawang lawan dan mempertahankan

gawang dari kebobolan (Arifan, I & Berlian, E 2020) Untuk mencapai prestasi yang baik

dalam olahraga sepakbola dibutuhkan pembinaan, sarana dan prasarana, ketekunan,

kemauan yang kuat, fisik yang baik, penguasaan teknik dan taktik serta mental yang kuat

hal ini sesuai dikemukaan oleh (syafruddin, 2011)

6
untuk berprestasi dengan baik di sepakbola ada faktor-faktor yang mempengaruhi, seperti

faktor internal yang berasal dari atlet itu sendiri dan faktor eksternal dari luar diri atlet itu

sendiri, ada empat komponen yang mempengaruhi prestasi seperti kondisi fisik,

teknik,taktik,dan mental.

Menurut (Ridwan, 2020) kondisi fisik merupakan suatu persyaratan yang harus

dimiliki oleh seorang pemain sepakbola di dalam meningkatkan dan mengembangkan

prestasi olahraga yang optimal. Cabang olahraga sepakbola hampir semua komponen

kondisi fisik menjadi dominasi dalam suatu pertandingan sepakbola, seperti: daya tahan,

kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan.

Teknik merupakan salah satu fondasi bagi seorang pemain untuk dapat bermain

bola. Terknik dasar dalam bermain sepakbola adalah keterampilan untuk melakukan

gerakan-gerakan atau mengerjakan sesuatu yang berhubungan dari permainan sepakbola.

Teknik dasar sepakbola tersebut antara lain seperti mengumpan bola (passing), menggiring

bola (dribbling), menendang bola (shooting) dan menghentikan bola (controling).

Taktik merupakan salah satu faktor yang harus dimiliki oleh setiap pemain untuk

mampu meraih kemenangan dalam suatu pertandingan,

7
khususnya pertandingan sepakbola. Taktik adalah siasat atau akal yang digunakan pada

saat bertanding untuk mencari kemenangan yang sportif.

Mental merupakan aspek yang harus dimiliki oleh seorang pemain sepakbola,

karena mental sangat berkaitan dengan psikologi seorang pemain sepakbola. Untuk meraih

prestasi puncak sebagai suatu perwujudan aktualisasi diri bagi atlet, modal utama adalah

harus memiliki kesehatan yang prima, baik fisik maupun mental agar terciptanya prestasi

yang optimal. Dalam rangka untuk memperoleh prestasi yang baik, keempat komponen ini

tidak dapat dipisahkan. Maka dari itu keempat komponen ini saling berkaitan satu sama

lain, sebuah prestasi tidak dapat dicapai apabila salah satu dari keempat komponen ini

tidak terlaksanakan.

Dalam olahraga sepakbola disamping memiliki kondisi fisik, teknik, taktik,

dan mental yang baik juga diperlukan sekali penguasaan teknik yang baik pula oleh

para atletnya, karena tanpa adanya penguasaan teknik yang baik seseorang atlet tidak

dapat mewujudkan prestasinya. Bermain sepakbola dengan baik sangat dibutuhkan

penguasaan teknik sepakbola, karena kemampuan teknik bermain sangat mendukung

seorang pemain dalam bermain sepakbola (Soniawan, V., & Irawan, R. (2018).

Teknik merupakan salah satu elemen penting dalam permainan sepakbola. Seorang

pemain dengan keterampilan dasar sepakbola yang baik, tidak akan menghadapi banyak

kesulitan selama pertandingan seperti saat menendang bola (shooting), menghentikan bola

(controling), mengumpan bola (passing) dan menggiring bola (dribbling). Kemampuan

teknik sangat berpengaruh bagi pemain sepakbola salah satunya adalah dribbling.

Dribbling adalah salah satu teknik yang perlu mendapakan perhatian dalam

menyiapkan para pemain dalam mencapai prestasi yang diinginkan. (Koger,2007)

mengatakan menggiring bola (dribbling) adalah memindahkan bola dari satu titik ketitik

lainnya, dengan cara mendorong atau menendang bola yang mana bola selalu dalam

penguasaan.

8
untuk mencapai tujuan mengadakan serangan balik, melewati lawan, membebaskan

diri dari kawalan lawan, mengatur tempo permaian dan menciptakan gol ke gawang lawan.

Maka dari itu setiap pemain dituntut untuk bisa melakukan dribbling. Untuk menguasai

kemampuan dribbling dengan baik banyak faktor- faktor yang harus mendapatkan

perhatian seperti kemampuan kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi

serta perasaan dengan bola (ball feeling).

Latihan Ball Feeling sangat diperlukan oleh setiap pemain agar dapat menguasai

teknik sepakbola, Pelincahan merupakan salah satu kondisi fisik yang dibutuhkan dalam

olahraga sepak bola.( Purnama & Muhlisin 2018 ).

Kemampuan ball feeling sangat penting mendapatkan perhatian, karena driblling itu

sendiri adalah membawa bola dengan jalan menendang bola yang mana bola selalu dalam

penguasaan, untuk bisa bola selalu dalam penguasaan maka penguasaan dan perasaaan

bola harus baik. Untuk mendapatkan penguasaan kemampuan driblling yang bagus maka

dari itu faktor latihan ball feeling sangat mempengaruhi, pebrima et al. (2021) mengatakan

latihan ball feeling merupakan latihan sederhana yang langsung menggunakan bola. Ball

feeling merupakan perasaan terhadap bola. Dalam bermain sepakbola ball feeling ini

menjadi dasar seseorang untuk bermain sepakbola karena dengan adanya rasa terhadap

bola maka seseorang mampu dengan mudah melakukan teknik di dalam sepakbola, seperti

teknik dribbling. Sebagai seorang pemain tidak hanya melihat bola tetapi juga harus

melihat situasi, tetapi bola selalu berada dalam penguasaan. Maka dari itu pemain

hendaknya mempunyai perasaan terhadap bola. Dengan itu ball feeling sangat penting

untuk dribbling. Karena dribbling itu untuk menyerang, bukanya hanya sekedar membawa

bola.

9
4

OBSERVASI

4
5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat ditemukan beberapa

faktor yang mempengaruhi kemampuan driblling pemain sepakbola, seperti

kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi dan ball feeling

1. Kekuatan adalah kemampuan otot dan saraf untuk mengatasi beban internal

dan eksternal. Dalam permainan sepakbola, kekuataan akan berguna saat

kita mau merubah arah driblling, dimana saat mau merubah arah diperlukan

kaki tumpuan yang kuat.

2. Kecepatan merupakan kemampuan untuk mengerjakan suatu aktivitas

berulang-ulang serta berkesinambungan dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya.dalam permainan sepakbola kecepatan berguna pada saat kita

melakukan penetrasi kedepan ketika melewati lawan, dimana saat

melakukan penetrasi kedepan perlunya kecepatan untuk melakukan

penyerangan ke arah gawang lawan dan untuk mencetak goal.

3. Kelentukan merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan latihan

dengan amplitude gerakan yang besar dan luas. Dalam permainan sepakbola

kelentukan berguna pada saat kita melakukan driblling untuk melewati

lawan, dimana pada saat mau melewati lawan perlunya kelentukan pinggang

agar lawan terkecoh dan juga pada saat memutar badan kita melakukan

driblling.

4. Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat pada

waktu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam permainan

sepakbola kelicahan berguna pada saat kita melakukan driblling untuk

5
6

mengubah arag ketika melewati lawan, dimana pada saat mengubah arah

perlunya kelincahan seperti ketika melakukan driblling segera mungkin

bergerak dengan cepat ke arah samping sehingga lawan akan tertinggal pada

saat ingin merebut bola dalam penguasaan kita

5. Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan dengan

berbagai tingkat kesungkaran dengan cepat dan efesian dan penuh ketetapan.

Dalam permainan sepakbola koordinasi berguna pada saat kita melakukan

driblling, dimana pada saat driblling koordinasi antar kaki sangat perlu agar

bola selalu dalam penguasaan kita

6. Ball feeling merupakan rasa kepekaan terhadap bola. Dalam bermain

sepakbola ball feeling ini menjadi dasar seseorang untuk bermain sepakbola

karena adanya rasa terhadap bola maka seseorang mampu dengan

mudahnmelalukan teknik dalam sepakbola,seperti teknik driblling sebagai

seorang pemain tidak hanya melihat bola tapi juga harus melihat situasi,

tetapi bola selalu dalam penguasaan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi yang dikemukakan di atas serta

fenomena yang terjadi dilapangan, maka peneliti membatasi

penelitian ini pada:

1. Model latihan ball feeling pada pemain sekolah sepakbola

2. Kemampuan dribbling pada pemain sekolah sepakbola

6
7

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat

dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu : “Apakah terdapat pengaruh

model latihan ball feeling terhadap kemampuan dribbling pemain sepakbola

Persika Fc”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah yang dikemukakan di atas, penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model latihan ball feeling terhadap

kemampuan dribbling pemain sepakbola Persika Fc.

F. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian yang penulis lakukan diharapkan dapat memberikan

manfaat diantaranya :

1. Bagi Penulis, Untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh

gelar sarjana pendidikan Strata Satu (S1) diJurusan Pendidikan Kepelatihan

Olahraga FIK Universitas Negeri Padang.

2. Bagi Pemain, sebagai informasi dan pengetahuan untuk pengingkatan

kemampuan dribbling sepakbola.

3. Bagi pelatih, penelitian ini sebagai bahan masukan dalam menyusun dan

melaksanakan progam latihan peningkatan kemampuan dribbling

sepakbola.

4. Bagi Fakultas, sebagai masukan dan ilmu pada Fakultas Keguruan Dan

Ilmu Pendidikan khususnya dan bagi Universitas Negeri Padang umumnya.

7
8

5. Perpustakaan , Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa menambah ilmu

pengetahuan dan dapat mengungkapkan informasi yang bermanfaat tentang

sepakbola khususnya tentang ball feeling dan dribbling Di Fakultas Ilmu

Keolahragaan dan pada umumnya seluruh mahasiswa Universitas Negeri

Padang.

6. Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

8
11

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Sepakbola

Sepakbola merupakan olahraga yang membutuhkan kerja sama yang

baik dan menuntut pemainnya menguasai teknik-teknik dasar individu yang

baik. Sepakbola adalah olahraga kontak dan siapa pun yang berpartisipasi

dalam olahraga kontak berisiko cedera pribadi. Sebagian besar cedera

sepak bola terjadi pada pergelangan kaki, lutut atau pangkal paha.

Sepakbola adalah permainan yang sangat menuntut di mana para

pemain mengalami berbagai tindakan yang membutuhkan aerobik tinggi

dan kapasitas sprint berulang, kekuatan dan daya tahan otot, kecepatan,

kelincahan, kecepatan, dan fleksibilitas (Putra, et,al, 2020:618).

Sepakbola merupakan permainan tim dimana setiap pemain memiliki

tugas masing-masing, seperti bek, gelandang, penyerang dan penjaga

gawang. Tugas tercantum serta mendukung dengan menguasai teknik sangat

baik. Teknik dasar sepakbola sangat menguasai dan dipahami setiap atlet

sepak bola. Teknik gerak sepakbola terdiri dari berbagai macam

keterampilan dasar seperti berlari, menggiring bola, mengoper dan

menembak, yang disebut juga keterampilan teknis (Bozkurt, 2020).

Teknik dasar menjadi hal terpenting dalam sepakbola. Perlu diketahui

untuk bermain sepak bola perlu mempunyai keterampilan dasar dalam

bermain sepakbola (Naldi & Irawan, 2020:7). Menurut Yon Stengel (2018)

mengatakan “sepakbola adalah olahraga sprint berselang-seling dengan


12

intensitas tinggi yang menempatkan tuntutan sangat tinggi pada berbagai

komponen kinerja motorik”.

Permainan sepakbola dilakukan dalam dua babak, untuk bermain

sepakbola harus memiliki kondisi fisik yang baik, maka kondisi fisik dapat

menjadi faktor utama dalam mencapai prestasi sepakbola. Kondisi fisik

yang diperlukan dalam permainan sepakbola adalah kekuatan otot, daya

tahan, kelincahan, power, flexibility. Kondisi fisik yang lebih sangat penting

bagi pemain sepakbola. Misalnya dalam menembak ke arah gawang,

kualitas otot tungkai dan keseimbangan tubuh dalam melakukan shooting

sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Permainan sepakbola membutuhkan kondisi fisik dan kemampuan

teknik. Kapasitas Kondisi fisik terdiri beberapa hal yaitu kekuatan, daya

tahan, kecepatan, kelincahan, power, flexibility. Sedangkan kemampuan

teknik adalah menendang bola, mengirim bola, mendapatkan bola,

menyundul bola, menipu bola, melempar bola ke lapangan dan menyikat

bola, dan terutama bagi penjaga gawang yaitu menangkap bola (Afrizal,

2003: 23). Dan paling utama yang sangat penting dalam permainan

sepakbola diantaranya yaitu taktik, teknik, dan kerjasama.

Menurut Ardian (2019:41) bahwa “Sepakbola merupakan olahraga

yang semakin digemari oleh semua lapisan masyarakat”. Menurut Serbetar

(2019:20) bahwa “Sepakbola dapat dimainkan oleh siapa saja, baik pria

maupun wanita, tua maupun muda”. Menurut Laksono (2019:2) bahwa

“Sepakbola adalah salah satu yang paling populer di dunia olahraga. Agar

12
13

dapat bermain sepakbola dengan baik, agar pemain sepakbola harus

menguasai teknik dasar dari bermain sepakbola”.

Menurut Sebic (2010:46) bahwa “Sepakbola adalah salah satu industri

olahraga yang paling tersebar luas, populer dan menguntungkan saat ini”.

Menurut Joksimovic (2019:6) bahwa “Sepakbola adalah salah satu olahraga

paling luas dan paling kompleks di dunia, di mana pemain membutuhkan

keterampilan teknis, taktis, dan fisik untuk sukses”.

Membina kondisi fisik bagi pemain sepakbola sangat penting. Untuk

itu sangat dibutuhkan keseriusan dalam berlatih dan bersungguh-sungguh

supaya tujuan dan sasaran latihan untuk mencapai kemenangan dalam

pertandingan dapat dicapai dengan baik. Dalam permainan sepakbola, tim

perlu dipersiapkan dengan baik agar tim memiliki peran yang baik dalam

berbagai posisi. Oleh karena itu,perlunya kita harus mempersiapkan fisik,

teknik, taktik, dan mental yang baik disetiap pertandingan untuk mencapai

hasil yang maksimal.

2. Hakikat Shooting

a. Pengertian Shooting

Shooting merupakan teknik dasar bermain sepakbola yang

kebanyakan digunakan didalam permainan sepakbola. Maka teknik dasar

menendang bola merupakan salah satudasar dalam permainan sepakbola,

Seorang pemain sepakbola yang tidak menguasai teknik menendang bola

dengan sempurna, tidak mungkin menjadi pemain bola yang bagus.

13
14

Pemain sepakbola harus mampu melakukan gerakan menendang

bola dengan baik sesuai dengan bagian kaki yang akan digunakan. Pada

dasarnya cara menendang bola dapat dibedakan menjadi empat, yaitu

dengan kaki bagian dalam, punggung kaki, punggung kaki bagian dalam,

punggung kaki bagian luar (Suparno, 2008:3)

Shooting merupakan salah satu teknik dasar harus dikuasai setiap

pemain. Keakuratan shooting dianggap sebagai mode yang sangat

penting dari pemain sepakbola. Seringkali orang melihat dalam

pertandingan sepakbola, menembak adalah senjata yang kuat untuk

mencetak gol. Teknik menendang bola atau menembak memiliki peran

penting dalam permainan sepakbola, yaitu meningkatkan peluang

terciptanya gol ke gawang lawan. Shooting adalah aksi dengan tujuan

memasukkan bola kegawang lawan. Shooting dalam sepakbola sangat

penting untuk mencetak lebih banyak gol daripada lawan. Shooting pada

dasarnya adalah salah satu teknik yang memainkan peran penting dalam

sepakbola. Tujuan menembak adalah untuk memasukkan bola ke gawang

lawan dengan tujuan mendapatkan poin atau gol (Putra, 2023).

Kemampuan shooting merupakan salah satu dari beberapa teknik

dasar yang harus dikuasai dalam permainan sepakbola. Shooting adalah

suatu gerakan dimana posisi tubuh normal dan rileks, dengan satu kaki di

depan kaki yang lain. Pada saat akan menyentuh bola, segeralah tangan

dibuka lebar dan lengan yang satunya terjulur ke belakang. Lutut kaki

sedikit ditekuk dan kedua lengan selalu dalam keadaan lurus. Menurut

14
15

Naufal, dkk (2022:15) Di saat bola mengarah sebelum perkenaan kaki

dan bola terlebih dahulu mengubah sikap badan yaitu cenderung

berjongkok dari posisi sebelumnya.

Menurut Yoland (2019:2) mengatakan bahwa “Shooting adalah

teknik Sepakbola yang sangat penting dimiliki oleh pemain

sepakbola”.Menurut Gunadi (2020:1093) bahwa “Shooting adalah

menendang bola sekuat tenaga menuju gawang bertujuan untuk

menciptakan gol. Dengan dilakukannya shooting, gol pun akan tercipta

dan tanpa adanya shooting yang dilakukan pemain, maka gol pun tidak

akan tercipta”. Menurut Zulwandi (2018:976) bahwa “Shooting

merupakan usaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan. Teknik

shooting dapat dilakukan pada seluruh bagian kaki. Tanpa melakukan

shooting tim tidak akan bisa mencetak gol dan meraih kemenangan

dalam pertandingan”.

Sedangkan menurut Putra (2019:750) bahwa “Menembak adalah

aksi dengan tujuan meletakkan bola ke dalam gawang lawan. Ini

membutuhkan pemain untuk memiliki keterampilan menembak yang

baik karena menembak adalah puncaknya dari sebuah serangan yang

merupakan inti dari permainan sepak bola”.

Menurut Sunarta (2020:258) bahwa “Shooting merupakan teknik

terakhir digunakan dalam permainan sepakbola dalam menciptakan gol”.

Menurut Mustafa (2019:1065) menyebutkan bahwa “Shooting adalah

menendang bola dengan punggung kaki digunakan untuk menembak bola

15
16

ke gawang (shooting at the goal)”. Menurut Sandi (2019:821) bahwa

“Shooting atau menendang adalah gerakan yang paling dominan dalam

berjalannya permainan sepakbola tujuan utamanya adalah untuk

mencetak sekor dengan sebanyak-banyaknya ke gawang lawan.

Seorang penyerang wajib memiliki teknik dasar shooting yang

baik untuk menunjang performa dilapangan sebagai pemain depan.

Momen momen itu dapat di hasilkan dengan banyak melakukan

tembakan tembakan yang mengarah ke gawang sebanyak mungkin

dengan baik dan benar, pemanfaatan shooting bukan hanya pada saat

pemain tidak terjaga oleh pemain lawan namun juga bisa dilakukan pada

saat situasi sempit dan terdesak oleh karena itu setiap pemain di harapkan

menguasai betul dengan baik teknik shooting. Pada saat di perhadapkan

dengan situasi menembak ke gawang pemain hanya meggunakan jenis

shooting yang umum di lakukan oleh pemain bola, padahal banyak jenis

jenis shooting yang dapat di gunakan sesuai dengan kondisi pemain,

situasi pemain, posisi penjaga gawang dan posisi pemainn itu sendiri

(Zainuddin, 2022:1434).

Teknik shooting diperlukan oleh atlet-atlet sepakbola untuk

memasukan bola kegawang lawan sebagai akhir dari skema

penyerangan. Bila keterampilan shooting yang bagus sudah dimiliki

maka kesempatan untuk memenangkan sebuah pertandingan akan

semakin besar (Afrizal, (2018). Apabila seorang pemain sepakbola

memiliki kekuatan otot tungkai yang kuat berarti akan semakin memiliki

16
17

kesempatan untuk mencetak gol lebih baik dari pada mereka yang kurang

memiliki kekuatan otot tungkai. Kekuatan otot tungkai adalah

kemampuan otot tungkai kaki dalam menerima beban sewaktu bekerja.

Otot tungkai memberikan keseimbangan pada tubuh saat akan

melaksanakan tembakan, juga memberikan dorongan yang kuat pada saat

melakukan tembakan gol (Akhmady, 2022:55).

Untuk dapat menendang bola dengan baik pemain harus

memperhatikan beberapa prinsip dasar menendang bola, antara lain: 1).

Letak kaki tumpu, 2).Kaki yang menendang, 3). Bagian bola yang

ditendang, 4). Sikap badan, dan 5). Pandangan mata (Kresnadi & Puspita

2013:6). Pada dasarnya tendangan dalam permainan sepakbola ada dua

macam, yaitu tendangan lambung atau jauh dan tendangan menyusur

tanah atau groundpass. Mencermati pelaksanaan menendang bola

didalam permainan sepakbola dibutuhkan kemampuan fisik atau

kesegaran fisik (physical fitness) yang baik agar dapat bermain secara

optimal. Unsur-unsur kemampuan fisik secara umum meliputi aspek-

aspek :a).Kecepatan, b). Kekuatan, c). Daya Ledak, d). Kelincahan, e).

Kelenturan. Unsur-unsur kemampuan fisik tersebut biasanya

dikembangkan dalam latihan sebelum melakukan latihan teknik secara

khusus, sedangkan unsur-unsur teknik secara khusus dalam sepakbola

terdiri dari cara lari dan merubah arah, cara melompatdan gerak tipu

badan tanpa bola.

17
18

Macam-macam tendangan menurut perkenaan kaki dapat

dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu 1). Dengan kaki bagian

dalam, 2). Dengan kura- kura bagian dalam, 3). Dengan kura-kura bagian

luar, 4). Dengan kura-kura kaki penuh, 5).Dengan ujung jari, 6). Dengan

tumit. (Vinando, 2017:30).

Lebih lanjut Islahudin (2021:53) Menyatakan bahwa teknik

menendang bola meliputi 1). Menendang bola dengan kaki muka penuh

(kura-kura), 2). Menendang bola dengan kaki muka bagian dalam, 3).

Menendang bola dengan kaki bagian dalam.

Macam Tendangan menurut kegunaan dan fungsinya dibedakan

menjadi: a). Untuk memberi operan bola kepada teman, b). Untuk

menembak bola kearah mulut gawang, c). Untuk membersihkan atau

menyapu bola dari daerah pertahanan, d). Untuk melakukan bermacam-

macam tendangan khusus yaitu untuk menendang bebas, untuk

tendangan sudut, tendangan hukuman pinalti.

Sedangkan tendangan menurut tinggi dan rendahnya lambungan

bola adalah 1). Tendangan bola rendah, 2).Tendangan bola lambung

lurus atau melengkung sedang (lambungan bola antara setinggi lutut dan

kepala), 3). Tendangan bola melambung tinggi (paling rendah setinggi

kepala). (Islahudin, 2021:53).

b. Teknik Shooting

Adapun pengertian keterampilan teknik dasar bermain sepakbola

adalah semua gerakan-gerakan yang dibutuhkan dalam permainan

18
19

sepakbola, terlepas sama sekali dari permainannya. Jadi yang dimaksud

adalah pemain melakukan gerakan-gerakan dengan tanpa bola, artinya

setiap pemain dapat dengan mudah memerintahkan bola, bukan

sebaliknya bola yang memerintah pemain. Dengan demikian tiap pemain

sepakbola dengan mudah dapat memerintahkan bola dengan kakinya,

dengan badannya, dengan kepalanya dilakukan dengan cermat dan tepat.

Dengan demikian pemain telah memiliki gerak “Otomatis” atau disebut

juga telah memiliki Ball Feeling yang sempurna dan peka terhadap bola.

Sedangkan menurut Nurhasan (2001:157) mengemukakan bahwa

aspek-aspek yang termasuk dalam keterampilan teknik dasar sepakbola

yang biasa diukur adalah memainkan bola dengan kepala (heading),

Sepak dan tahan bola (passing dan stopping), Menggiring bola

(dribbling), dan menembak/menendang bola kesasaran (shooting).

19
20

c. Tujuan shooting

Teknik shooting diperlukan oleh atlet-atlet sepakbola untuk

memasukan bola kegawang lawan sebagai akhir dari skema penyerangan.

Bila keterampilan shooting yang bagus sudah dimiliki maka kesempatan

untuk memenangkan sebuah pertandingan akan semakin besar (Afrizal,

S. (2018).

Dari sudut pandang penyerangan, tujuan sepakbola adalah

melakukan shooting ke gawang. Seorang pemain harus menguasai

keterampilan dasar menendang bola dan selanjutnya mengembangkan

sederetan teknik shooting yang memungkinkannya untuk melakukan

tendangan shooting dan mencetak gol dari berbagai posisi di lapangan.

Kemampuan untuk melakukan tembakan dengan kuat dan akurat

menggunakan kedua kaki adalah faktor yang paling penting. Kualitas

seperti antisipasi, kemantapan, dan ketenangan di bawah tekanan lawan

juga tak kalah pentingnya. Dengan memperbanyak tendangan bola ke

arah gawang dalam permainan sepakbola, dapat memperbesar peluang

untuk mencetak gol dan memenangkan suatu pertandingan bagi sebuah

kesebelasan (Istofian, & Amiq, (2016).

d. Jenis shooting

Menurut (Zainuddin, & Kamal, 2022) ada beberapa jenis jenis

shooting yang dilaksanakan dalam program kemitraaan masyarakat ini di

antaranya trivela, rabona dan side volley

20
21

1) Jenis shooting trivela adalah merupakan jenis shooting dengan

menggunakan kaki bagian luar dimana pengambilan perkenaan

bola ditentukan dengan trivela apa yang mau capai baik itu bola

mendatar dipermukaan lapangan, maupun bola yang melambung

yang mana bola yang di hasilkan akan melengkung menghujang ke

araea gawang.

2) Jenis shooting rabona adalah merupakan jenis shooting yang

dilakukan dengan teknik menendang dengan menyilangkan ke dua

kaki kebelakang, menendang bola dengan tetap menggunakan kaki

terkuat dan memasang kaki tumpuh tidak terlalu jauh dari bola.

3) Jenis shooting side volley adalah merupakan jenis shooting

tendangan ke arah gawang yang dilakukan dengan penerimaan

umpang lambung sebelum menyentuh tanah terlebih dahulu atau

tendangan yang dilakukan dengan bola tidak diatas permukaan

lapangan dengan umpang lambung sebagai dasarnya.

e. Faktor yang mempengaruhi shooting

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemain dalam melakukan

shooting diantaranya, seorang pemain harus menguasai keterampilan

dasar menendang bola, posisi tubuh ketika melakukan shooting,

perkenaan kaki dan bola ketika melakukan shooting, kekuatan otot

tungkai, melakukan tembakan dengan kuat dan akurat, ketenangan di

bawah tekanan lawan juga tak kalah pentingnya (Istofian, & Amiq,

(2016).

21
22

Adapun teknik dasar dikemukakan oleh Mukholid (2007:2)

yaitu, bahwa menendang bola adalah menyentuh, mendorong atau

menyepak bola. Menendang bola merupakan ciri khas yang paling

dominan dalam permainan sepakbola. Agar dapat menjadi pemain

sepakbola yang berkualitas seorang pemain perlu mengembangkan

kemahirannya dalam menendang bola. Tujuan menendang bola dalam hal

ini adalah untuk mengumpan, menendang kegawang agar terjadi gol, dan

untuk menghalau atau menyapu dalam rangka menggagalkan serangan

atau permainan lawan. Ditinjau dari perkenaan dengan bola, teknik

menendang bola dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu menendang

dengan :

a. Menendang bola dengan kaki bagian dalam

b. Menendang bola dengan kaki bagian luar

c. Menendang bola dengan punggung kaki

d. Menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam

e. Menendang bola dengan tumit dan ujung kaki. (Mukholid, 2007:2)

Gambar 1. Teknik Menendang Bola


(Muhajir, 2007:4)

22
23

3. Pengertian Latihan

Latihan adalah segala daya dan upaya untuk meningkatkan secara

menyeluruh kondisi fisik dengan proses yang berulang-ulang dengan kian

hari kian bertambah jumlah beban latihan, waktu atau intensitasnya.

Seseorang melakukan latihan dikarenakan mempunyai suatu bentuk upaya

untuk mencapai suatu tujuannya (Sibarani, 2018). Seseorang melakukan

latihan dikarenakan merupakan suatu bentuk upaya untuk mencapai suatu

tujuan. Latihan bukan hal yang baru, sudah sejak zaman dahulu latihan

dilakukan secara sistematis untuk menuju suatu tujuan tertentu. Sukadiyanto

(2005: 1) menyatakan bahwa latihan pada prinsipnya merupakan suatu

proses perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu untuk meningkatkan

kualitas fisik kemampuan fungsional peralatan tubuh dan kualitas psikis

anak latih. Menurut Bompa dalam Hariono (2006: 1) latihan adalah upaya

seseorang dalam meningkatkan perbaikan organisme dan fungsinya untuk

mengoptimalkan prestasi dan penampilan olahraga. Tujuan dari latihan

untuk memperoleh berprestasi semaksimal mungkin, namun dalam proses

pelaksaan latihan tidak cukup mudah dan sederhana.

Menurut Mylsidayu (2015:46) yang mengatakan bahwa latihan

merupakan suatu proses perubahan kearah yang lebih baik yaitu untuk

meningkatkan kualitas fisik, kemampuan fungsional peralatan tubuh, dan

kualitas psikis anak latih. Idealnya. Di dalam melakukan latihan terdapat

manfaat yang dapat dirasakan oleh tubuh seperti tubuh yang menjadi lebih

bugar selain latihan juga meningkatkan skill seseorang untuk menjadi

23
24

pribadi yang lebih ahli dibidangnya. Sedangkan menurut Sukadiyanto dan

Muluk (2011) latihan adalah suatu proses penyempurnaan kemampuan

berolahraga berisikan materi teori dan praktek, menggunakan metode dan

aturan pelaksanaan dengan pendekatan ilmiah, memakai prinsip pendidikan

yang terencana dan teratur, sehingga tujuan latihan dapat tercapai tepat

pada waktunya.

Menurut Dinata (2005:5) mengatakan bahwa latihan merupakan

proses yang berulang dan meningkat guna meningkatkan potensi dalam

rangka mencapai prestasi yang maksimum. Atlet mengikuti program latihan

jangka panjang untuk meningkatkan kondisi jiwa olahraga untuk

berkompetisi dalam sebuah penampilan. Sementara yang dimaksud dengan

latihan menurut Syafruddin (2011:21) menyatakan latihan (exercise/ϋbung)

adalah suatu proses pengolahan atau penerapan materi latihan seperti

gerakan dalam bentuk pelaksanaan yang berulang-ulang dan melalui

tuntutan yang bervariasi.

Pengertian latihan (training) olahraga dalam Ambarukmi (2007:1)

adalah sebagai berikut:

a. Proses penyempurnaan berolahraga melalui pendekatan ilmiah,

khususnya prinsip-prinsip pendidikan secara teratur dan terencana

sehingga mempertinggi kemampuan dan kesiapan olahragawan.

b. Program pengembangan atlet untuk bertanding berupa peningkatan

keterampilan dan kapasitas energi.

24
25

c. Proses yang sistematis untuk meningkatkan kebugaran atlet sesuai

cabang olahraga yang terpilih.

Latihan yang maksimal merupakan wujud kesungguhan dan

keseriusan bagi olahragawan atau atlet yang merupakan proses untuk

menjadi yang terbaik dalam mewujudkan sportifitas yang tinggi. Latihan ini

mempunyai program yang harus dilakukan oleh atlet secara terus menerus

sehingga dapat dihasilkan dengan hasil yang memuaskan.

Latihan sama artinya dengan training dimana tujuan serta sasaran

utama dalam latihan atau training adalah untuk membantu atlet dalam

meningkatkan keterampian, kemampuan dan prestasinya semaksimal

mungkin. Di dalam Syafruddin (2011:16) diterangkan bahwa walaupun

Kata "training" tidak selalu diartikan dengan latihan, meskipun seringkali

digunakan secara bersamaan. Pada prinsipnya training olahraga merupakan

suatu proses persiapan atlet untuk mencapai prestasi puncak/terbaiknya.

Kemudian Ambarukmi, dkk (2007: 9) menambahkan bahwa tujuan serta

sasaran utama dalam latihan adalah untuk membantu atlet dalam

meningkatkan keterampian dan prestasinya semaksimal mungkin.

4. Pengertian kekuatan Otot Tungkai

a. Pengertian Kekuatan Otot Tungkai

Kekuatan merupakan tenaga yang dikeluarkan dalam sautu usaha

secara maksimal, kekuatan terjadi karena adanya kontraksi pada otot

manusia (Chan, 2012). Kekuatan adalah daya penggerak dalam aktivitas

fisik terutama ketika berolahraga. Kekuatan otot bergantung dengan jumlah

25
26

unit motorik aktif dan stimulus saraf. Kekuatan merupakan syarat dasar

dalam pencapaian tindakan motorik, serta meningkatkan perhatian dalam

latihan game kolektif dan dalam pertandingan sepakbol. Kekuatan otot

tungkai dibutuhkan disemua cabang olahraga termasuk sepakbola,

khususnya ketika melakukan tendangan.

Kekuatan otot tungkai memiliki peran yang sangat penting dalam

mendukung pencapaian sebuah prestasi. Kekuatan merupakan komponen

yang sangat penting dalam semua kegiatan olahraga, karena sebagai daya

penggerak dan pencegah cidera. Kekuatan otot tungkai pada setiap pemain

akan memberikan dampak positif ketika melakukan teknik menendang bola

pada permainan sepakbola. kekuatan juga memiliki peranan penting bagi

komponen pendukung lainnya seperti kelincahan, power dan kecepatan.

Kekuatan otot tungkai merupakan tegangan yang dihasilkan otot tungkai

pada beban melalui usaha dalam menggerakan otot. Semua atlet pada

cabang olahraga apapun di anjurkan agar memiliki kondisi fisik yang baik

untuk pencapaian sebuah prestasi. Kondisi fisik tersebut di dapat dengan

cara berlatih. Kekuatan otot tungkai merupakan komponen utama dalam

menentukan keberhasilan melakukan tendangan. Dengan demikian, dalam

pencapaian hasil yang maksimal dalam melakukan tendangan dibutuhkan

unsur kondisi fisik yang bagus, terutama kekuatan otot tungkai. Kekuatan

otot tungkai juga berkontribusi besar dalam meningkatkan frekuensi

langkah lari, diketahui frekuensi lari merupakan perkalian antara kekuatan

otot tungkai dan kecepatan otot.

26
27

Kemampuan kekuatan otot tungkai yang baik sangat berguna

ketika melakukan lari mendribel bola dan menendang bola. Dengan

memiliki kekuatan otot tungkai yang baik maka tendangan yang dihasilkan

juga akan kuat dan maksimal. Dikutip dari Sukadiyanto (2002: 60) dari

buku teori dan metodelogi melatih fisik petenis yang berbunyi:

Manfaat latihan kekuatan bagi atlet adalah untuk meningkatkan


fungsi otot dan jaringan, mencegah cidera, meningkatkan prestasi,
merehabilitasi otot dengan cepat, dan membantu dalam menguasai
teknik. Dengan latihan kekuatan yang tepat dan benar juga akan
berdampak pada komponen-komponen pendukung lainnya seperti
meningkatnya kecepatan, koordinasi, power, daya tahan otot,
kelenturan dan ketangkasan.

Dari kutipan tersebut diketahui betapa pentingnya kekuatan dalam

melakukan aktivitas olahraga. Menurut Bompa yang dikutip Sukadiyanto

(2002: 65) menyampaikan kekuatan ada 8 macam yaitu, kekuatan umum,

kekuatan khusus, kekuatan maksimal, kekuatan ketahanan otot, kekuatan

kecepatan, kekuatan absolute, kekuatan relative dan kekuatan cadangan.

Dari beberapa macam jenis kekuatan, kekuatan yang dominan digunakan

dalam permainan sepakbola adalah kekuatan ketahanan otot dan kekuatan

eksplosif atau kekuatan kecepatan. Kekuatan otot merupakan kemampuan

otot dalam menahan beban yang diangkatnya. kekuatan otot dipengaruhi

jumlah satuan motorik yang berkontraksi bersamaan dan frekuensi dari

satuan motoric yang berkontraksi. Otot yang kuat sangat membantu kerja

otot sehari hari secara efektif seperti, mengangkat, mendorong dan lain

sebagainya serta akan membentuk postur tubuh menjdi atletis.

27
28

Berdasarkan pendapat yang telah di sampaikan, disimpulkan

bahwa kekuatan otot tungkai adalah kemampuan otot dalam melakukan

gerakan dan mengatasi beban. Dalam bermain sepakbola gerakan lari dan

menendang bola adalah gerakan yang paling dominan. Oleh karena itu,

kekuatan otot tungkai sangat dibutuhkan dalam menentukan keberhasilan

melakukan gerakan menendang bola dan berlari serta kekuatan otot tungkai

merupakan komponen unsur fisik yang paling utama dalam keberhasilan

bermain sepakbola.

b. Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Otot Tungkai

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot menurut buku

praktikum fisiologi manusia (2010: 40) adalah (MCV) maksimum contraksi

volunteer keinnginan dalam berkontraksi yang besar (kehendak seseorang

untuk berkonraksi), ukuran otot, panjang pendek otot, besar rangsangan otot

pada beban, tingkat kelelahan dan lain sebagainya. Menurut Irawadi (2011:

98) faktor yang mempengaruhi kekuatan otot tungaki adalah, jenis serabut

otot, panjang otot, suhu otot, kekuatan otot, jenis kelamin, kelelahan,

koordinasi intermuskuler dan antarmuskuler, reaksi otot terhadap

rangsangan, dan sudut sendi.

5. Bentuk-Bentuk Latihan Kekuatan

Beberapa bentuk latihan kekuatan otot tungkai dapat dilakukan

dengan beberapa latihan. Beberapa bentuk latihan kekuatan otot tungkai

diantaranya sebagai berikut.

a. Squat Jump

28
29

Latihan squat jump. menurut Ihsan, (2020) adalah sikap jongkok

sebelah kaki didepan, melompat keatas sampai kaki lurus dan kembali

bersikap semula dengan menukar kaki di depan ganti kebelakang.

Gambar 2. Squat jump


Sumber: https://2.bp.blogspot.com/-0Xlem8X1hmo/V8ZORvx1CmI/
AAAAAAAAK-Y/xZBxPJqVy4Ms5XoRPztxbUx7BPFIFGO-
QCLcB/s1600/Squat-Jump.jpg

b. Knee Tuck Jump

Latihan knee tuck jump. menurut Wibawa, (2017) adalah pelatihan

yang dilakukan dengan cara melakukan 1 kali lompatan keatas dengan 2

tungkai diangkat sampai setinggi dada.

Gambar 3. Knee tuck jump


Sumber: https://get-strong.fit/Fitness/Tuck-Jumps-How-To-Beginner-
Plyometrics/Year-2017/Month-2
c. Lateral Bound

Latihan lateral bound. menurut Rahayu, (2022) dimulai dari posisi

setengah jongkok dengan bahu tegak lurus, satu kaki menjadi tumpuhan,

kaki satunya menggantung.Kaki yang menjadi tumpuan melompat ke arah

29
30

sebaliknya serta menggeser berat badan pada kaki menggantung langsung

bertolak setelah mendarat ke arah berlawanan, kembali ke posisi awal.

Gambar 4. Lateral Bound


Sumber:
https://olahragapedia.com/latihan-fisik-untuk-pemain-basket/lateral-bound

d. Kneeling Squat Jump

Latihan kneeling squat jump. Menurut RIZKY, (2020) salah satu

bentuk latihan yang bertujuan untuk meningkatkan daya ledak otot kaki.

Cara melakukan latihan kneeling squat jump dengan posisi awal duduk

sinden kemudian lompat kedepan dengan dibantu ayunan tangan hingga

posisi akhir squat. Saat mendarat tekuk lutut supaya dapat meredam

kejutan dan lakukan lagi dengan cara yang sama.

Gambar 5. Kneeling Squat Jump


Sumber: https://www.vectorstock.com/royalty-free-vector/floor-power-
jumps-knee-to-jump-squats-exercise-vector-38564015

30
31

B. Penelitian Relevan

1. “Pengaruh Bentuk Latihan Squat Jump Terhadap Kekuatan Shooting

Sepakbola” (John Arwandi, M. Ridwan, Roma Irawan, Vega Soniawan

2020). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet Pro:Direct

Academy sebanyak 85 orang. Teknik sampling yang digunakan pada

penelitian ini yaitu purposive sampling, dengan kriteria atlet yang sudah

berlatih selama setahun. Sampel dalam penelitian ini adalah atlet U17-U18

sebanyak 20 orang. Analisa data menggunakan uji-t. Hasil penelitian yang

diperoleh menunjukan bahwa t-hitung untuk hasil tes kekuatan sebesar

3,548, di mana nilai tersebut lebih besar dari nilai tabel dengan derajat

bebas 19 dan taraf signifikansi sebesar 1% yaitu 2,539. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa perlakuan berupa latihan squat jump memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kekuatan shooting di dalam permainan

sepak bola (Arwandi, J., Ridwan, M., Irawan, R., & Soniawan, V, 2020).

2. “Pengaruh Latihan Model Shadow Untuk Meningkatkan Keterampilan

Shooting Dalam Permainnan Sepakbola” (Yoland, S., & Komaini, A.

2019). Populasi pada penelitian ini adalah pemain PSTS Tabing padang

yang berjumlah 69 orang laki-laki. Dengan kelompok usia >U12 sebanyak

22 orang, U13-16 sebanyak 24 orang, dan U17- 18 sebanyak 23 orang,dan

yang akan menjadi sampel sebanyak 22 orang. Pengambilan sampel

menggunakan teknik Purposive Sampling. Penelitian ini dilakukan selama

6 minggu (16 kali pertemuan), dalam 1 minggu latihan dilaksanakan

sebanyak 3 kali pertemuan. Analisis data dalam penelitian ini

31
32

menggunakan uji-t, yaitu dengan membandingkan hasil pretest dengan

posttest pada kelompok eksperimen (Yoland, S., & Komaini, A, 2019).

C. Kerangka Konseptual

1. “Pengaruh Variasi Latihan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Kemampuan

Shooting Sepakbola pada pemain SSB Muspaan Padang U-17”.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa pada penelitian ini

variabel bebas (X) Yaitu latihan Kekuatan otot tungkai disebabkan akan

mempengaruhi kemampuan shooting sepakbola pada pemain SSB Muspan

Padang U-17. Sehingga dalam hal ini yang jadi variabel terikatnya (Y)

yaitu kemampuan shooting (Y), karena itu merupakan objek yang akan

dipengaruhi. Berikut penjelasan dari kerangka konseptual:

Agar lebih jelasnya dibawah ini digambarkan kerangka konseptual

penelitian ini:

Latihan Kekuatan Otot Kemampuan Shooting


Tungkai
(X) (Y)

Gambar 4. Kerangka Konseptual

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalahnya, maka peneliti mengajukan hipotesis

sebagai berikut : Terdapat pengaruh variasi latihan kekuatan otot tungkai

terhadap kemampuan shooting sepakbola pada pemain SSB Muspan PU-17.

32
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu, penelitian yang bertujuan

untuk membandingkan hasil dari dua kelompok data (Arwandi, 2018:37).

Sehingga metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Menurut Arikunto (2010:9), “metode eksperimen adalah suatu

cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kasual) antara dua faktor

yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminisasi atau

mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Menurut

Cholid dan Achmadi (2016:54) dalam Mardela (2019:147) “penelitian

eksperimen semu bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan

perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang

sebenarnya untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang

relevan.”

Bentuk eksperimen yang digunakan adalah Pre-eksperimental Design,

karena pada desain peneltian ini masih terdapat variabel luar yang ikut

berpengaruh terhadap terbentuknya variabel independen. Jadi hasil eksperimen

yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh

variabel independen. Hal ini terjadi karena tidak adaanya variabel control dan

sampel tidak dipilih secara random. Atas dasar hal tersebut, maka penulis

menggunakan One group pre test – post test design sebagai desain penelitian.

Desain one group pre test-pos test yaitu eksperimen yang dikenakan pada satu

kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Pada penelitian ini, subjek

35
36

penelitian akan diberikan pre test terlebih dahulu sebelum diberikan

perlakuan, kemudian subjek diberikan treatment atau perlakuaan. Setelah

diberikan perlakuan kemudian diberikan post test atau tes akhir untuk

mengetahui akibat dari perlakuan.

Metode eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang

dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab-

akibat) untuk menjawab permasalalahan tersebut peneliti akan memberian

perlakuan selama 16 kali pertemuan . Setelah data tes awal dan tes akhir

terkumpul maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis secara statistik.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil perlakuan penelitian yang telah

dilaksanakan.

Rancangan penelitian One group pre test – post test design (Sugiyono,

2010, hlm. 211). Mekanisme sebagai berikut :

Desain Penelitian
Pre test Treatment Post test
01 X 02
Keterangan :
O2 = Nilai pre test sebelum diberikan perlakuan
X = Treatment (diberikan perlakuan)
O2 = Nilai post test setelah diberikan perlakuan
Pelaksanaan penelitian

Pre test Treatment Post test


Perlakuan dengan Mengukur kembali
Mengukur kemampuan memberikan latihan kemampuan dasar shooting
awal shooting pemain Power otot kaki selama pemain setelah diberikan
16 kali pertemuan latihan power.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek yang ingin diselidiki.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Arikunto (2010:173) yaitu
37

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian

ini adalah pemain SSB Muspan Padang berjumlah 4 kategori kelompok

yang dibagi beberapa usia yaitu.

Tabel 1. Populasi Penelitian


UMUR JUMLAH
9 - 11 tahun 45
13-14 tahun 40
15-16 tahun 40
17-18 tahun 35
JUMLAH 160

2. Sampel

Arikunto (2010:174) mengatakan “Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti”.Sedangkan Sugiyono (2009:81) menyatakan bahwa

“sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut”.Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari

populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian.

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

purposive sampling, yaitu pemain SSB Muspan Padang yang berusia 17-18

tahun sebanyak 35 orang.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya salah penafsiran dalam penelitian ini, maka

peneliti perlu menjelaskan beberapa istilah dalam penelitian ini:

1. Latihan Kekuatan otot Tungkai adalah metode latihan yang diberikan untuk

melatih otot tungkai dimana seseorang mempergunakan kekuatan

maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. (Putri,

et,al, 2020:688).
37
38

2. Shooting adalah tendangan kearah gawang. Shooting ini bisa juga dilakukan

dengan kaki muka penuh (kura-kura). Teknik ini kelihatan gampang, tapi

sebenarnya dibutuhkan konsentrasi dan waktu yang tepat agar shooting yang

kita lakukan mengarah ke gawangdan menjadi sebuah gol. Shooting ini

dlakukan dengan tiga bagian, yaitu punggung kaki, kaki bagian dalam, dan

kaki bagian luar

D. Instrumen Penelitian dan Teknis Pengumpulan Data

1. Instrumentasi

Penelitian ini dilakukan tes pada pemain sepakbola SSB Muspan

Padang dengan jumlah 35 0rang, yang menjadi sampel sesuai dengan

kebutuhan penelitian. Bentuk tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

tes kemampuan teknik shooting sepakbola. Dalam penelitian ini data

merupakan faktor yang penting, untuk memperoleh data yang diperlukan

suatu instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh

informasi mengenai shooting adalah tes kemampuan shooting dengan jarak

16,5 meter dalam permainan sepakbola. Agar lebih jelasnya teknik

pengumpulan data dapat dilihat:

a. Tujuan: Mengukur penguasaan teknik kemampuan shooting.

b. Alat yang digunakan :

1) Meteran

2) Patok

3) Sepakbola

4) Peluit

38
39

5) Blangko untuk mencatat hasil tes

6) Alat-alat tulis

7) Lapangan sepakbola

c. Pelaksanaan tes

1) Pada aba-aba “siap”, testee berdiri di belakang bola yang berada di

pinggir patok.

2) Pada aba-aba “ya”, testee mulai melakukan shooting.

3) Shooting dapat dilakukan dengan kaki kanan atau kiri tergantung kaki

mana yang dianggap paling kuat oleh testee.

4) Gerakan dinyatakan gagal apabila bola yang ditendang oleh testee

tidak masuk ke dalam gawang.

5) Skor yang dicatat adalah skor yang diperoleh setiap testee dalam

setiap 3 kali tendangan yang dilakukannya.

Gambar 6. Diagram Lapangan Tes Shooting Bola Ke Sasaran


Sumber: Nurhasan (2001:163)

Table 2. Norma Tes Shooting

Jarak Poin Kategori


17> Sangat Baik
39
40

12-16 Baik
16,5 meter 8-11 Sedang
4-7 Kurang
3< Sangat Kurang
Sumber: http://WWW.tesdanpengukuran.com./(diakses pada tanggal
21 Agustus 2016)

2. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini, maka dalam

pengumpulan data terlebih dahulu dilakukan pengkuran variabel dependen

dengan pengujian tes awal (pre-test) diikuti dengan memberikan

treatment/sitimulus ke dalam kelompok yang diteliti, dan diakhiri dengan

mengukur kembali variabel dependen setelah diberikan stimulus (pre-test).

Tes awal bertujuan untuk mengetahui data awal kemampuan shooting

sebelum sampel mendapatkan perlakuan latihan kelicahan. Tes akhir (post

test) bertujuan untuk mengetahui kemampuan shooting setelah sampel

mendapatkan perlakuan selama 16 kali pertemuan dengan frekuensi latihan

3 kali dalam seminggu.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dilapangan sepakbola SSB Muspan Padang.

Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan menggunakan rumus menurut

(Yudi, A. 2019:5).

| x1 −x2|
t=


2

∑ D − ∑n
( D)
2

n(n−1)

Keterangan:
t = Harga uji t yang dicari
x1 = Mean tes awal
40
41

x2 = Mean tes akhir


D = Beda antara skor sampel pertama dan kedua
2
D = Kuadrat beda
∑D2 =Jumlah Kuadrat beda
N =Jumlah sampel

41
DAFTAR PUSTAKA

Adityatama, F. (2017). Hubungan Power Otot Tungkai, Koordinasi Mata Kaki


Dan Kekuatan Otot Perut Dengan Ketepatan Menembak Bola. JUARA:
Jurnal Olahraga, 2(2), 82-92.

Afrizal, S. (2018). Dayaledak Otot Tungkai Dan Kelentukan Berkontribusi


Terhadap Akurasi Shooting Sepakbola. Jurnal Performa Olahraga, 3(02),
81-81.

Akhmady, A. L., & Nur, A. (2022). hubungan kekuatan otot tungkai dengan
akurasi shooting pada tim sepak bola sinar patras. babasal sport education
journal, 3(2), 53-62.

Ambarukmi. 2007. Pelatihan Pelatih Fisik Level 1. Jakarta: Kemenegpora RI.

Ardian, S. Suharjana, and E. Burhaein, “Effect of progressive and repetitive part


methods against the accuracy of kicking in football extracurricular
students,” Science Rise, vol. 1, no. 7, pp. 40–44, 2019.

Arikunto, Suharmisi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka cipta.

Arikunto.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka


Cipta.

Arwandi, J., Ridwan, M., Irawan, R., & Soniawan, V. (2020). Pengaruh Bentuk
Latihan Squat Jump Terhadap Kekuatan Shooting Sepakbola Atlet Pro:
Direct Academy. Jurnal MensSana, 5(2), 182-190.

Bozkurt, S., Çoban, M., &Demircan, U.(2020). the effect of football basic
technical training using unilateral leg on bilateral leg transfer in male
children.journal of physical education, 31, 1–10.

Chan, (2012) . Studi Tentang Kemampuan Lompat Tegak Siswa Sekolah Dasar
Negeri Berdasarkan Perbedaan Geografis Sebagai Identitas Bakat Olahraga.
Jurnal Sportif, 2(2), 1-14

Dinata, Marta. 2005. Rahasia Latihan Sang Juara Menuju Prestasi. Jakarta:
CerdasJaya.

41
42

Gunadi, D., Witarsyah, W., arwandi, j., & ridwan, m. (2020). kontribusi daya
ledak otot tungkai koordinasi mata kaki dan keseimbangan terhadap
kemampuan shooting. jurnal patriot, 2(4), 1092-1103.

Hariono. 2006. Metode Melatih Fisik Pencak Silat. FIK UNY, Yogyakarta.

Ihsan, M. (2020). Pengaruh Latihan Squat Jump Terhadap Kemampuan Jump


Service dalam Permainan Bola Voli di SMAN 2 Labuapi. Jurnal Teknologi
Pendidikan: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pembelajaran, 5(2),
181-185.

Indra, P., & Marheni, E. (2020). Pengaruh Metode Latihan dan Motivasi Berlatih
terhadap Keterampilan Bermain Sepak Bola Ssb Persika Jaya
Jurnal Performa Olahraga, 5(1), 39-47.
Sikabau.

Irawadi, Hendri. 2011. Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang: FIK UNP.

Islahudin, M. (2021). Perbandingan Latihan Shooting Menggunakan Kaki Bagian


Dalam dan Punggung Kaki Penuh Terhadap Ketepatan Shooting Ke
Gawang Pada Pemain SSB Bermuda Batam U-16 Putra Tahun 2021. Jurnal
Bola, 4(1), 48-57.

Istofian, R. S., & Amiq, F. (2016). Metode drill untuk meningkatkan teknik
menendang bola (shooting) dalam permainan sepakbola usia 13-14 tahun.
Jurnal Kepelatihan Olahraga, 1(1).

Joksimović, Ratko Pavlović, Marko Pantović, NebahatEler, Elvira Nikšić,


&SrđanBijelić. (2019). Manifestations Of Explosive Power: Differences In
The Leg Springs Between Footballers Of The Different Competitive Level.
European Journal Of Physical Education And Sport Science, 5(10).

Kresnadi, H., & Puspitawati, I. D. pengaruh penggunaan media audio visual


terhadap hasil belajar menendang bola di kelas xi ips sma. jurnal pendidikan
dan pembelajaran khatulistiwa (jppk), 2(6)

Laksono, (2019). The Effect of Training Methods and Eye-Foot Coordination On


Football Dribbling Ability. Journal of Physical Education, Sport, Health and
Recreations, 9 (1) (2019) 1 – 5, p-ISSN 2460-724X e-ISSN 2252-6773.

Mardela, R. (2019). Pengaruh Latihan Kelincahan Terhadap Kemampuan


Tendangan Sabit Atlet Pencak Silat Kuciang Putiah Harimau Campo. Jurnal
Patriot, 1(1), 145-150.
43

Meiriawati, M. (2014). Pengaruh Pelatihan Sit-Up Besar Sudut 450, 900, Dan
1200 Terhadap Kekuatan Otot Perut. JURNAL PENJAKORA, 1(1), 92-106.

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA kelas X.


Jakarta: Erlangga.

Mukholid, Agus. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kelas X.


Surakarta: Yudistira

Mustafa, H., & Adnan, A. (2019). Penyebab Kurangnya Akurasi Shooting


Ditinjau dari Pelaksanaan Gerak. Jurnal Patriot, 1(3), 1064-1076.

Mylsidayu, Apta Dkk. 2015. Ilmu Kepelatihan Dasar. Bandung: Alfabeta

Naldi, I. Y., & Irawan, R. (2020). Kontribusi kemampuan motorik terhadap


kemampuan teknik dasar pada atlet ssb (sekolah sepakbola) balai baru kota
padang. Jurnal Performa Olahraga, 5(1), 6-11.

Naufal, M. R., Srianto, W., & muryadi, a. d. (2022). analisis kemampuan shooting
sepak bola usia 10-12 tahun pada sekolah sepak bola (ssb) bina nusantara
klaten tahun 2022. jurnal ilmiah penjas (penelitian, pendidikan dan
pengajaran), 8(2), 12-26.

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta:


Depdiknas.

Putra, A. T., & Afriza, S. (2020). Kontribusi Kelentukan dan Dayaledak Otot
Tungkai terhadap Heading Sepakbola. Jurnal Patriot, 2(2), 616-626.

Putra, ded, & Ridwan, M. (2019). Kekuatan Otot Tungkai, Koordinasi Mata-Kaki
dan Keseimbangan Berhubungan dengan Kemampuan Shooting Sepakbola.
Jurnal Patriot, 1(2), 749-761.

Putra, T. S., Arwandi, J., Irawan, R., &Arifianto, I. (2023). Kontribusi Daya
Ledak Otot Tungkai, Keseimbangan Dan Koordinasi Mata-Kaki Terhadap
Kemampuan Shooting. Gladiator, 3(1), 16-32.

Putri, A. E., Donie, D., Fardi, A., & Yenes, R. (2020). Metode Circuit Training
Dalam Peningkatan Daya Ledak Otot Tungkai Dan Daya Ledak Otot
Lengan Bagi Atlet Bolabasket. Jurnal Patriot, 2(3), 680-691.

Rahayu, M. D. S., Fahmi, D. A., &Setyawan, D. A. (2022). pengaruh latihan


pliometrik lateral bound dan double leg bound terhadap peningkatan daya
44

ledak otot tungkai pemain bola voli putra klub putra mantingan tengah
jakenanpati. spirit edukasia, 2(01), 171-180.

Sandi, K., & Irawadi, H. (2019). Latihan Explosive Power Otot Tungkai
Berpengaruh terhadap Akurasi Shooting Sepakbola. Jurnal Patriot, 1(2),
820-830.

Šebić, L., Hadrović, A., Bijelić, S., &Kozić, V. (2010). Postural Differences
Between Girls Who Practice And Who Do Not Practice Rhythmic
Gymnastics. Homo Sporticus, 12(2), 45–48.

Serbetar, J. M. Loftesnes, and I. Prprovic, “Disparities in Motor Competence


between Roma and Non-Roma Children in Croatia and Relations of Motor
Competence , School Success and Social Economic Status,” Int. J. Hum.
Mov. Sport. Sci., vol. 7, no. 2, pp. 19–24, 2019.

Sibarani, H. E. I. (2018). Ilmu Kepelatihan Sebagai Dasar Melatih Olahraga.

Soekatamsi. 1992. Materi Pokok Permainan Besar 1 (sepakbola). Jakarta:


Universitas Terbuka.

Soniawan, V., & Irawan, R. (2018). Metode bermain berpengaruh terhadap


kemampuan long passing sepakbola. Jurnal Performa Olahraga, 3(01), 42-
42.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Sukadiyanto dan Muluk, D. (2011). “Pengantar Teori dan Metodologi Melatih


Fisik”. Bandung : CV. LUBUK AGUNG.

Sukadiyanto. (2002). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta:


PKO FIK UNY.

Sukadiyanto. 2005. Pengantar Teori dan Melatih Fisik. FIK UNY, Yogyakarta.

Sukadiyanto. 2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik Petenis.


FIK.UNY. Yogyakarta.

Sunarta, H., & Irawadi, H. (2020). Perbedaan Efektivitas Akurasi Shooting


Menggunakan Kaki Bahagian Dalam Dengan Kura-Kura Kaki Bahagian
Atas Atlet Sepak Bola Bintang Salju Kec. Matur Kab. Agam. Jurnal
Patriot, 2(1), 257-265

Suparno. 2008.PendidikanJasmaniOlahragadanKesehatanKelasX. Jakarta: Bumi


Aksara.
45

Vinando, M., Insanisatyo, B., & Sutisyana, A. (2017). Analisis Kemampuan Short
Pass Permainan Sepak Bola Peserta Ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Curup
Utara. Kinestetik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 1(1), 28-34

Wibawa, R., Sudiarta, N., &Santika, N. A. (2017). Pelatihan Plyometrics Knee


Tuck Jump 5 Repetisi 5 Set Meningkatkan Daya Ledak Otot Tungkai Siswa
Kelas X Jurusan Multimedia dan Lukis Tradisi SMK Negeri 1
SukawatiGianyar Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Kesehatan
Rekreasi, 3(1), 34-41.

Yoland, S., & Komaini, A. (2019). Pengaruh Latihan Model Shadow Untuk
Meningkatkan Keterampilan Shooting Dalam Permainan Sepak Bola. Jurnal
Stamina, 2(11), 1-11.

YonStengel,S.,Teschler,M.,Weissenfels,A.,Willert,S.,&Kemmler,W.(2018).
Effect of deep oscillation as are covery method after fatiguing soccer
training: A randomized cross-over study. Journal of Exercise Science &
Fitness,16(3),112-117.

Yudi, A. A. (2019). Pengaruh Latihan Small Sided Game Terhadap Keterampilan


Passing Siswa SMAN 4 Sumbar. Jurnal Cerdas Sifa, 2, 1-8.

Zainuddin, M. S., & Kamal, M. (2022). Jenis Jenis Shoting Sepakbola Pada
Permainan Sepakbola Mahasiswa FIK UNM. Jurnal Pengabdian Mandiri,
1(8), 1433-1438.

Zulwandi, yogi, & Irawan, R. (2019). Metode Latihan Sirkuit Berpengaruh


Terhadap Akurasi Shooting Sepakbola. Jurnal Patriot, 1(3), 975-983.

Anda mungkin juga menyukai