Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK RIVIEW

Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : Surya Dharma, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :

Kelompok 4

- Destriana Kristina Pardede 4213111030


- Deviona Caroline Pelawi 4213311059
- Feby Gabriella Sembiring 4213111101

PRODI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................. 2


KATA PENGANTAR ................................................................................................................................................. 3
BAB I ...................................................................................................................................................................... 4
Pendahuluan ......................................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang........................................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan .................................................................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................................................................... 6
Ringkasan Isi Buku ................................................................................................................................................. 6
E. PENGERTIAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA .................................................................................. 6
F. KONSEP NEGARA, TUJUAN NEGARA, KONSEP DASAR NEGARA, DAN URGENSI PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA ................................................................................................................................................. 7
G. HUBUNGAN ANTARA PROKLAMASI DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945 ................................................... 10
H. HUBUNGAN ANTARA PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN
1945 10
I. PENJABARAN PANCASILA DALAM PASAL-PASAL UUD 1945 .................................................................... 12
J. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN NEGARA, KHUSUSNYA DALAM BIDANG
POLITIK, EKONOMI, SOSIAL-BUDAYA, DAN HANKAM ...................................................................................... 13
BAB III .................................................................................................................................................................. 15
Pembahasan ........................................................................................................................................................ 15
BAB IV.................................................................................................................................................................. 16
Penutup ............................................................................................................................................................... 16
Kesimpulan ...................................................................................................................................................... 16
Saran................................................................................................................................................................ 17
Daftar Pustaka ..................................................................................................................................................... 18

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat kesehatan dan karunia yang dilimpahkan-Nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan tugas Critical Journal Review ini dengan baik. Pembuatan laporan ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila yang diampu oleh Bapak
Surya Dharma, S.Pd, M.Pd

Saya selaku penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, arahan dan masukan selama proses penyususan hingga terselesaikannya
tugas ini, terutama kepada Bapak dosen pengampu yaitu Bapak Surya Dharma, S.Pd, M.Pd yang
memberikan arahan kepada saya sehingga tugas Critical Book Review ini dapat terselesaikan.
Saya menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan tugas ini,
baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga saya selaku penulis menerima
berbagai kritik yang sifatnya membangun agar Critical Journal Review ini menjadi lebih baik
lagi.

Selanjutnya penulis berharap semoga tugas Critical Book Review ini bisa memberikan
manfaat serta menambah wawasan bagi para pembaca dan dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya saya selaku penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-
kata yang kurang berkenan.

Medan, September 2022

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pancasila ialah sebagai dasar negara sering juga disebut dengan dasar falsafah
Negara (dasar filsafat negara atau philosophische grondslag) dari negara, ideologi negara
(staatsidee). Dalam hal tersebut Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur
pemerintahan negara. Pancasila sebagai dasar Negara mengandung makna bahwa nilai
nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi masyarakat
Indonesia. Nilai pancasila dasarnya adalah nilai nilai filsafat yang mendasar yang d
jadikan peraturan dan dasar dari norma norma yang berlaku dalam Indonesia. Nilai dasar
pancasila bersifat normatif dan abstrak yang bisa d jadikan landasan dalam kegiatan
bernegara. Pancasila sebagai dasar Negara berarti pancasila di jadikan sebagai pedoman
dalam penyelenggarakan segala norma-norma hukum dan dalam penyelenggarakan
Negara. Indonesia memiliki dasar negara yang sangat kuat sebagai filosofi bangsa,
dimana Indonesia memiliki pancasila sebagai dasar negara. Pengertian pancasila sebagai
dasar Negara diperoleh dari alinea keempat pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana
tertuang dalam. Momerandum DPR-GR 9 juni 1966 yang menandaskan pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa yang telah di murnikan dan di padatkan oleh PPKI atas nama
rakyat indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia. Memorandum DPR-GR
disahkan pula oleh MPRS dengan ketetapan No.XX/MPRS/1966. Ketetapan MPR
No.V/MPR/1973 dan ketetapan MPR No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan
pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertip hukum di
Indonesia.Pancasila memiliki sifat dasar yang pertama dan utama yakni sebagai dasar
Negara (philosophische grondslaag) Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung
dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 tersebut ditetapkan sebagai dasar negara
pada tanggal 18 agustus 1945 oleh PPKI yang dapat dianggap sebagai penjelmaan
kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka.

B. Rumusan Masalah

 Apakah pengertian Pancasila sebagai Dasar Negara?


 Bagaimanakah konsep, tujuan, dan konsep Dasar Negara serta Urgensi Pancasila
sebagai dasar Negara?
 Bagaimanakah hubungan antara Proklamasi dengan Pembukaan UUD 1945?
 Bagaimanakah penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945?
 Bagaimanakah Implementasi Pancasila dalam Pembuatan kebijakan Negara,
khususnya dalam bidang politik, ekonomi, social budaya dan HAM?

4
C. Tujuan Penulisan

 Untuk memenuhi salah satu tugas KKNI Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
 Untuk memahami pengertian Pancasila sebagai Dasar Negara
 Untuk mengetahui konsep, tujuan, dan konsep Dasar Negara serta Urgensi
Pancasila sebagai dasar Negara
 Untuk memahami hubungan antara Proklamasi dengan Pembukaan UUD 1945
 Untuk memahami penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945
 Untuk mengetahui Implementasi Pancasila dalam Pembuatan kebijakan Negara,
khususnya dalam bidang politik, ekonomi, social budaya dan HAM

D. Manfaat Penulisan

Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan


serta wawasannya mengenai konsep Pancasila Sebagai Dasar Negara.

5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

E. PENGERTIAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada negara
Republik Indonesia harus berlandaskan dan/atau harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila Hal
tersebut bermakna, antara lain bahwa, Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau spirit yang
menjiwai kegiatan membentuk negara seperti kegiatan mengamandemen UUD dan menjiwai
segala urusan penyelenggaraan negara (Taniredja, dkk, 2016 130)

Kosakata "dasar" dapat diartikan sebagai landasan atau fondasi yang berada di lapisan
paling bawah Dalam konteks konstruksi, dasar yang berupa fondasi merupakan unsure utama
untuk menopang sebuah bangunan agar berdiri kokoh. Dalam kontes Indonesia, para founding
fathers kita telah menyepakati bahwa dasar yang dipakai adalah Pancasila. Pancasila sebagai
dasar Negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 memuat esensi seperti ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan social. Memaknai kembali Pancasila
merupakan sebuah penegasan terhadap komitmen bahwa sesungguhnya nilai-nilai Pancasila
adalah dasar dan ideolog dalam kita bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila
bukanlah konsep pemikiran semata, melainkan sebuah perangkat tata nilai untuk diwujudkan
sebagai panduan dalam berbagai segi kehidupan (Amran, 2016 88).

Pancasila sebagai dasar negara dalam pengertian ini sering disebut falsafah bangsa.
Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara atau dengan
kata lain Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara sekaligus merupakan fungsi pokok dan utama
daripada Pancasila. Kedudukan dan fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara adalah
pengertian Pancasila yang bersifa yuridis-ketatanegaraan itu (Winarno, 2016 51). Pancasila
sebagai dasar negara memiliki konsekuen dijabarkannya nilai-nilai Pancasila menjadi norma
hukum di Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila sebagai dasar negara berimplikasi menjadikan
Pancasila sebagai sumber hukum di Indonesia (Winarno, 2016 53)

Dalam tulisan Mahfud MD (2007) menyatakan bahwa dari sisi hukum Pancasila sebagai
dasar negara melahirkan kaidah-kaidah penuntun hukum. Ada empat kaidah peuntun hukum
yang mengalir dari Pancasila
1. Hukum Indonesia yang dibuat haruslah bertujuan membangun dan menjamin integrasi Negara
dan Bangsa Indonesia
2. Holm Indonesia yang dibuat haruslah berdasarkan demokrasi
3. Hukum Indonesia yang dibuat haruslah ditujukan untuk membangun keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia

6
4 Hukum Indonesia yang dibuat haruslah berdasarkan pada toleransi beragama yang
berkeadaban (Winarno, 2016, 60)

F. KONSEP NEGARA, TUJUAN NEGARA, KONSEP DASAR NEGARA, DAN


URGENSI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

1. Konsep Negara
Menurut Diponolo (1975 23-25) Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang berdaulat yang
dengan tata pemerintahan melaksanakan tata tertib atas suatu rakyat/umat di suatu daerah
tertentu. Diponolo menyimpulkan 3 unsur yang menjadi syarat mutlak bagi adanya Negara yaitu:

a. Unsur tempat, atau daerah, wilayah atau territori


b. Unsur manusia, atau umat (baca masyarakat), rakyat atau bangsa
c. Unsur organisasi, atau tata kerjasama, atau tata pemerintahan

Definisi lain Negara memuat berbagai para pakar dan tokoh pobeck pemerintahan dijelaskan
sebagai berikut:
 Aristoteles Negara (polis) ialah "persekutuan daripada keluarga dan desa guna
memperoleh hidup yang sebaik-baiknya.
 Jean Bodin : Negara itu adalah “suatu persekutuan darioada keluarga-keluarga dengan
segala kepentingannya yang dipimpin oleh akal dari suatu kuasa yang berdaulat”
 Hansen Kelsen: Negara adalah suatu susunan pergaulan hidup bersama dangan tata-paksa
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa “Negara adalah organisasi dalam suatu
wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah, serta ditaati oleh rakyatnya.

2. Tujuan Negara
Secara teoritis, Diponolo (1975 112-156) menggambarkan intisari 5 teori tujuan Negara, yang
disarikan sebagai berikut:
 Kesejahteraan kebahagiaan hidup
 Kemerdekaan
 Kekuatan, kekuasaan, dan kebesaran/keagungan
 Kepastian hidup, keamanan dan ketertiban
 keadilan

Jalan yang ditempuh untuk mewujudkan tujuan tersebut kalau disederhanakan dapat
digolongkan ke dalam 2 aliran, yaitu:
a. Aliran liberal individualis
b. Aliran kolektivis dan sosialis

7
Pada umumnya, tujuan suatu Negara tercantum dalam Undang-Undang Dasar atau
konstitusi Negara tersebut. Berikut ini adalah tujuan Negara Indonesia;
(tujuan Negara sesuai dengan alinea ke-4 UUD 1945):
1) Melindungi segenap bangsa,
2) melindungi segenap tumpah darah,
3) memajukan kesejahteraan umum,
4) mencerdaskan kehidupan bangsa dan
5) ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.

Tujuan negara republik Indonesia apabila disederhanakan dapat dibagi 2 (dua), yaitu
mewujudkan kesejahteraan umum dan menjamin keamanan seluruh bangsa dan seluruh wilayah
negara. Oleh karena itu, pendekatan dalam mewujudkan tujuan negara tersebut dapat dilakukan
dengan dua pendekatan yaitu:

 Pendekatan kesejahteraan (prosperity approach)


 Pendekatan keamanan (security approach)

3. Konsep Dasar Negara

Secara etimologis, istilah dasar negara maknanya identik dengan istilah grundnom
(norma dasar), rechtsidee (cita hukum), staatsidee (cita Negara), philosophische grondslag
(dasar filsafat Negara). Secara terminologis atau secara istilah, dasar negara dapat diartikan
sebagai landasan dan sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara.

Hans Nawiasky menjelaskan bahwa dalam suatu negara yang merupakan kesatuan
tatanan hukum, terdapat suatu kaidah tertinggi, yang kedudukannya lebih tinggi daripada
Undang-Undang Dasar. Kaidah tertinggi dalam tatanan kesatuan hukum dalam negara disebut
staatsfundamentalnorm, yang untuk Indonesia berupa Pancasila (Riyanto dalam Pimpinan MPR
dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, 2013: 93-94).
J. Oppenheim (1849-1924), ahli hukum tata negara dan hokum administrasi Negara di
Groningen Belanda, mengemukakan dalam pidato pengukuhannya yang kedua (1893) sebagai
guru besar mengemukakan bahwa staatsidee dapat dilukiskan sebagai "hakikat yang paling
dalam dari Negara (de staats diapse wezwn), sebagai "kekuatan yang membentuk Negara-negara
(de staten vermonde kracht) (Attamimi dalam Soeprapto, Bahar dan Arianto, 1995:121).
Dalam karyanya yang berjudul Nomoi (The Law), Plato (Yusuf, 2009 ber pendapat
bahwa "suatu negara sebaiknya berdasarkan atas hukum dalam segala hal." Senada dengan Plato,
Aristoteles memberikan pandangannya, bahwa "suatu negara yang baik adalah negara yang
diperintahkan oleh konstitusi dan kedaulatan hukum"
Dengan demikian, dasar negara merupakan suatu norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara
yang menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai cita hokum (rechtsidee), baik
tertulis maupun tidak tertulis dalam suatu negara.

8
4. Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara

Dalam pidato 1 juni 1945, Soekarno menyebut dasar negara dengan menggunakan bahasa
Belanda, philosophische grondslag bagi indonesia merdeka. Philosophische grondslag itulah
fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam dalamnya, jiwa hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di
atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka. Soekarno juga menyebut dasar negara dengan
istilah 'well tanschauung' atau pandangan hidup (Saafroedin Bahar, Ananda B. Kusuma, dan
Nannie Hudawati, 1995: 63, 69, 81) dan (A.B Kusuma, 2004: 117, 121, 128-129).
Soekarno melukiskan urgensi pancasila bagi bangsa Indonesia secara ringkas tetapi
meyakinkan sebagai berikut:
Pancasila adalah weltanschauung, satu dasar falsafah, Pancasila adalah satu alat
pemersatu bangsa yang juga pada hakikatnyanya satu alat mempersatukan dalam
perjuangan melenyapkan segala penyakit yang telah dilawan berpuluh-puluh tahun, yaitu
terutama imperialisme. Perjuangan suatu bangsa, perjuangan melawan imperialisme,
perjuangan mencapai kemerdekaan, perjuangan sesuatu bangsa yang membawa corak
sendiri-sendiri. Tidak ada dua bangsa yang cara berjuangnya sama. Tiap tiap bangsa
mempunyai cara perjuangan sendiri, mempunyai karakteristik sendiri. Oleh karena itu,
pada hakikatnya bangsa sebagai individu mempunyai kepribadian sendiri. Kepribadian
yang terwujud dalam berbagai hal, dalam kenyataannya, dalam perekonomiannya, dalam
wataknya, dan lain-lain sebagainya (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR
periode 2009-2014, 2013: 94-95).

Untuk memahami urgensi pancasila sebagai dasar Negara, dapat menggunakan 2 (dua)
pendekatan, yaitu institusional (kelembagaan) dan human resources (personal/sumber daya
manusia). Pendekatan institusional yaitu membentuk dan menyelenggara negara yang bersumber
pada nilai-nilai pancasila sehingga negara indonesia memenuhi unsur-unsur sebagai negara
modern, yang menjamin terwujudnya tujuan negara atau terpenuhinya kepentingan nasional
(national interest), yang bermuara pada terwujudnya masyarakat adil dan makmur.
Sementara, human resources terletak pada dua aspek yaitu orang-orang yang memegang
jabatan dalam pemerintahan (aparatur Negara) yang melaksanakan nilai-nilai pancasila secara
murni dan konsekuensi di dalam pemenuhan tugas dan tanggung jawabnya sehingga formulasi
kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan yang mengejawantahkan kepentingan rakyat.
Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai Pancasila harus
menjadi landasan dan pedoman dalam membentuk dan menyelenggarakan Negara, termasuk
menjadi sumber dan pedoman dalam pembentukan peraturan perundang-undangan.
Arti penting Pancasila sebagai dasar negara Indonesia lebih kepada penyelenggaraan
negara. Bagaimana semua komponen negara terutama Pemerintah dapat menyelenggarakan
negara dengan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila (Amran, 2016: 89). Pancasila merupakan
cita-cita yang hidup dalam diri manusia Indonesia yang senantiasa menjadi sebuah sistem nilai
yang tumbuh dalam kerangka mewujudklan cita-cita bersama masyarakat nusantara menjadi
bangsa Indonesia yang pada akhirnya berhasil mendirikan Negara Indonesia. Sehingga negara

9
Kebangsaan Indonesia harus senantiasa berpegang teguh terhadap nilai-nilai yang tumbuh
berkembang dalam masyarakat nusantara. Sehingga, Pancasila bukan sebuah cita-cita yang
dipaksakan dari luar masyarakat Indonesia. Melainkan Pancasila merupakan cita-cita yang sejak
lama diimpikan masyarakat nusnatara (Amran, 2016: 91).

G. HUBUNGAN ANTARA PROKLAMASI DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945

Pada hakikatnya, Proklamasi 17 agustus 1945 bukanlah merupakan tujuan semata-mata,


melainkan merupakan suatu sarana, isi, dan arti yang pada pokoknya memuat dua hal, sebagai
berikut:

1. Pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia, baik pada dirinya sendiri maupun


terhadap dunia luar,
2. Tindakan-tindakan yang segera harus diselenggarakan berhubungan dengan
pernyataan kemerdekaan itu (Kaelan, 1993: 62).

Di dalam Pembukaan UUD 1945 tepatnya pada alinea ke-3 terdapat pernyataan kemerdekaan
yang dinyatakan oleh Indonesia, maka dapat ditentukan letak dan sifat hubungan antara
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan Pembukaan UUD 1945, sebagai berikut:

a. Disebutkan kembali pernyataan kemerdekaan dalam bagian ketiga Pembukaan


menunjukkan bahwa antara proklamasi dengan Pembukaan merupakan suatu rangkaian
yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
b. Ditetapkannya Pembukaan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama ditetapkannya UUD,
Presiden dan Wakil presiden merupakan realisasi bagian kedua proklamasi,
c. Pembukaan hakikatnyanya merupakan pernyataan kemerdekaan yang lebih terperinci dari
adanya cita-cita luhur yang menjadi semangat pendorong ditegakkannya kemerdekaan,
dalam bentuk negara Indonesia merdeka, berdaulat, bersatu, adil, dan makmur dengan
berdasarkan asas kerohanian Pancasila;
d. Dengan demikian, sifat hubungan antara Pembukaan dan Proklamasi, yaitu: memberikan
penjelasan terhadap dilaksanakannya Proklamasi pada 17 Agustus 1945, memberikan
penegasan terhadap dilaksanakannya Proklamasi 17 Agustus 1945, dan memberikan
pertanggungjawaban terhadap dilaksanakannya Proklaması 17 Agustus 1945 (Kaclan,
1993 62-64)

H. HUBUNGAN ANTARA PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD NEGARA


REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Pancasila adalah sebagai inti Pembukaan UUD 1945, sehingga mempunyai kedudukan
kuat, tetap dan tidak dapat diubah. Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara
fundamental secara hukum tidak dapat diubah oleh siapapun termasuk MPR dan DPR.

10
(Landasan Hukumnya Tap MPRS Nomor XX/MPRS/1966 No Tap MPR No. V/MPR/ 1973 dan
TAP MPR No. IX/MPR/1978). Mengubah Pembukaan UUD 1945 berarti membubarkan negara
proklamasi. Oleh karena itu, alinea keempat (yang memuat Pancasila) juga bersifat tetap (tidak
dapat diubah), melekat kuat pada kelangsungan hidup negara Republik Indonesia. Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum dan tertib hukum Republik Indonesia, perumusan
otentiknya termuat dalam pembukaan yang telah pasti demi kepastian hukumnya. Oleh karena
itu, Pancasila merupakan substitusi esensial Pembukaan UUD 1945. Pancasila merupakan
pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka Pancasila diterima sebagai dasar
negara yang mengatur hidup kenegaraan. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945
adalah bahwa pokok-pokok pikiran Pembukaan tidak lain adalah sila-sila Pancasila. Pokok-
pokok pikiran tersebut antara lain negara persatuan, negara hendak mewujudkan keadilan seluruh
rakyat Indonesia, Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan dan negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum
bangsa Indonesia tersebut merupakan norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara dan yang
menjadi sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum (recht-idee), baik tertulis maupun tidak
tertulis di Indonesia. Cita-cita ini secara langsung merupakan cerminan kesamaan-kesamaan
kepentingan di antara sesama warga bangsa.
Pembukaan UUD 1945 yang membuat dasar falsafah negara pancasila, merupakan satu
keasatuan nilai dan norma yang terpadu yang tidak dapat dipisahkan dengan rangkaian pasal-
pasal dan batang tubuh UUD 1945. Ketuhanan yang merupakan perintah secara pokok itu perlu
diberi penjelasan. Hal itulah yang termuat dalam penjelasan otentik UU Indonesiaa. Jadi
pancasila adalah jiwa, ini sumber dan landasan UUD 1945. Secara teknis dapat dikatakan bahwa
pokokpokok pikiran yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 adalah garis besar cita- yang
terkandung dalam pancasila. Batang tubuh UUD 1945 merupakan pokok-pokok nilainilai
pancasila yang disusun dalam pasal-pasal. Dengan tetap menyadari keagungan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila dan dengan memperhatikan hubungan dengan batang tubuh UUD
yang memuat dasar falsafah negara pancasila dan UUD 1945 merupakan kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan bahkan merupakan rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu. UUD
1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal yang merupakan perwujudan dari pokok-pokok pikiran
terkandung dalam UUD 1945 yang tidak lain adalah pokok pikiran: persatuan Indonesia,

11
keadilan sosial, kedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan
dan ketuhanan Yang Maha Esa menurut kemanusiaan yang adil dan beradab, yang tidak lain
adalah sila dari pancasila, sedangkan pancasila itu sendiri memancarkan nilai-nilai luhur yang
telah mampu memberikan semangat kepada dan terpancang dengan khidmat dalam perangkat
UUD 1945. Semangat dan yang disemangati pada hakikatnya merupakan satu rangkaian
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

I. PENJABARAN PANCASILA DALAM PASAL-PASAL UUD 1945

Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945, berikut disampaikan beberapa contoh penjabaran
Pancasila ke dalam batang tubuh melalui pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945: 1. Sistem
pemerintahan negara dan kelembagaan negara. ƒ
Pasal 1 ayat (3) : Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara hukum yang dimaksud adalah
negara yang menegakkan supremasi hukum untuk menegakkan keadilan dan kebenaran dan tidak
ada kekuasaan yang tidak dipertanggungjawabkan ƒ
Pasal 3 - ayat (1) : MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD.
- ayat (2) : MPR melantik Prisiden dan / atau Wakil Presiden.
- ayat (3) : MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam
masa jabatannya menurut UUD.
2. Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga negara, agama, pertahanan
negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial. ƒ
Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia. ƒ
Pasal 27 ayat (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.
Pasal 29 ayat (2) : negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. ƒ
Pasal 31 ayat (2) : setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya. ƒ
Pasal 33 ayat (1) : perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. ƒ

12
Pasal 34 ayat (2) : negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
3. Aturan bendera negara, bahasa negara, lambing negara, dan lagu kebangsaan. ƒ
Pasal 35: Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih ƒ Pasal 36: Bahasa Negara ialah
Bahasa Indonesia ƒ
Pasal 36A: Lambang negara ialah Garuda Pancasila
J. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN NEGARA,
KHUSUSNYA DALAM BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL-BUDAYA,
DAN HANKAM

Implementasi Nilai Pancasila dalam Bidang Politik.


Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau
penerapan. Dalam pidato kenegaraannya yang pertama pada 20 Oktober 2014, Presiden Joko
Widodo menyatakan bahwa Presiden telah menetapkan arah politik luar negeri adalah dengan
berfokus pada peningkatan sektor maritim untuk kemudian menjadikan Indonesia sebagai global
maritime nexus atau poros maritim dunia (Neary, 2014). Inti dari pendekatan tersebut adalah:
untuk meningkatkan perkembangan dalam bidang perikanan, angkatan laut, peralatan maritime,
serta mengembangkan peran dan kondisi pelabuhan di seluruh pantai Indonesia.
Implementasi Pancasila dalam Bidang Ekonomi.
Kebijakan Negara yang dibuat dalam bidang ekonomi harus sesuai dengan nilai Pancasila
dimana lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang berdasarkan pada tujuan
bersama demi mencapai kesejahteraan rakyat secara luas. Seperti kita ketahui sejak Januari 2015
Bank Tabungan Negara (BTN) menaikkan suku bunga KPR hingga 14%. Kenaikkan suku bunga
tsb tentunya sangat memberatkan rakyat. Bahkan ini kenaikannya hampir dua kali lipat dari BI
rate 7,75 %. Lalu bagaimana dengan janji Presiden Jokowi untuk menyediakan 1 juta perumahan
bagi rakyat? Apakah mungkin dapat dijalankan janjinya tersebut itu dengan suku bunga yang
tinggi ini. Kebijakan Bank menaikkan bunga KPR bertentangan dengan Visi Presiden Jokowi.
Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya.
Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang sosial budaya
mengandung pengertian: bahwa nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
Indonesia harus diwujudkan dalam proses pembangunan masyarakat dan kebudayaan di
Indonesia. Pengembangan sosial budaya harus dilakukan dengan mengangkat nilai-nilai yang

13
dimliki bangsa Indonesia, yaitu nilai-nilai Pancasila. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari fungsi
Pancasila sebagai sebuah sistem etika yang keseluruhan nilainya bersumber dari harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk yang beradap. Salah satu kebijakan negara ini : Presiden Joko
Widodo memilih pendekatan dialog guna mengurai persoalan dan merumuskan solusi alternatif,
serta membangun rasa kepercayaan. Presiden menyatakan bahwa rakyat Papua butuh di dengar
dan diajak bicara perihal apa yang diinginkan. Kepercayaan menjadi fondasi penting. Langkah
yang perlu disamakan antara Jakarta dan Papua adalah persepsi atas format dialog, agenda,
peserta, proses tahapan dialog dan target akhir dialog.

Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan.


Untuk menjaga keamanan dan ditegakkannya keadilan maka diperlukan suatu peraturan
perundang-undangan Negara yang baik. Peraturan perundang-undangan tersebut dibentuk untuk
mengatur ketertiban warga dan melindungi hak-hak warga Negaranya. Pertama, menjamin
kebutuhan pertahanan yang mencakup baik kesejahteraan prajurit hingga pengadaan alat utama
sistem pertahanan (alutsista). Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintahannya memiliki
empat prioritas utama dalam mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Hal itu disampaikan dalam Sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), di
Kantor Presiden, Jakarta. Presiden memaparkan prioritas kedua terkait kemandirian pertahanan.
Agar Indonesia tidak bergantung lagi dengan kebijakan impor. Berikutnya, pertahanan bukan
hanya sekadar memenuhi kebutuhan pokok, namun harus ditunjukkan dengan membangun TNI
sebagai kekuatan yang disegani. Terakhir, menempatkan kebijakan pertahanan negara sebagai
bagian integral dari sistem keamanan yang komperhensif. Maka implementasi Pancasila dalam
pembuatan kebijakan negara dalam bidang pertahanan keamanan harus diawali dengan
kesadaran bahwa Indonesia adalah negara hukum.

14
BAB III
PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN MATERI YANG DI REVIEW


1. Pada buku yang di review terdapat pemaparan mengenai Pancasila Dasar Negara denga
terperinci
2. Pemaparan tentang konsep negara yang luas dikarenakan terdapat berbagai opini yang
dikemukakan oleh para ahli filsuf.
3. Materi yang dipaparkan sangat mendetail dan menarik
4. Pemaparan materi menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
5. Dari segi tampilan cover cukup menarikdengan perpaduan warna yang menonjolkan ciri khas
NKRI dengan Pancasila sebagai dasar negaranya.

B. KEKURANGAN MATERI YANG DI REVIEW


1. Pada buku ini terdapat ada beberapa kata-kata yang salah dalam pengetikan sehingga
terkadang menimbulkan salah kaprah
2. Penggunaan font yang terlalu kecil membuat pembaca kesulitan dalam membaca isi buku
3. Daris segi visual, warna pengetikan pada daftar isi ada yang tidak jelas sehingga terbilang
mengurangi minat untuk membaca buku tersebut
4. Dari segi isi kekurangannya ada pada kurangnya pemberian ilustrasi tentang bagaimana
Pancasila itu seharusnya berlaku di masyarakat dan Identitas Pancasila sebagai dasar negara.

15
BAB IV
Penutup

Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada negara Republik
Indonesia harus berlandaskan dan/atau harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila Hal tersebut
bermakna, antara lain bahwa, Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau spirit yang menjiwai
kegiatan membentuk negara seperti kegiatan mengamandemen UUD dan menjiwai segala urusan
penyelenggaraan negara (Taniredja, dkk, 2016 130)

. Diponolo menyimpulkan 3 unsur yang menjadi syarat mutlak bagi adanya Negara yaitu:
a. Unsur tempat, atau daerah, wilayah atau territori
b. Unsur manusia, atau umat (baca masyarakat), rakyat atau bangsa
c. Unsur organisasi, atau tata kerjasama, atau tata pemerintahan

Tujuan negara republik Indonesia apabila disederhanakan dapat dibagi 2 (dua), yaitu
mewujudkan kesejahteraan umum dan menjamin keamanan seluruh bangsa dan seluruh wilayah
negara. Oleh karena itu, pendekatan dalam mewujudkan tujuan negara tersebut dapat dilakukan
dengan dua pendekatan yaitu:

 Pendekatan kesejahteraan (prosperity approach)


 Pendekatan keamanan (security approach)

Secara etimologis, istilah dasar negara maknanya identik dengan istilah grundnom (norma
dasar), rechtsidee (cita hukum), staatsidee (cita Negara), philosophische grondslag (dasar filsafat
Negara). Secara terminologis atau secara istilah, dasar negara dapat diartikan sebagai landasan
dan sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara.

Di dalam Pembukaan UUD 1945 tepatnya pada alinea ke-3 terdapat pernyataan kemerdekaan
yang dinyatakan oleh Indonesia, maka dapat ditentukan letak dan sifat hubungan antara
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan Pembukaan UUD 1945, sebagai berikut:

a. Disebutkan kembali pernyataan kemerdekaan dalam bagian ketiga Pembukaan


menunjukkan bahwa antara proklamasi dengan Pembukaan merupakan suatu rangkaian
yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
b. Ditetapkannya Pembukaan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama ditetapkannya
UUD, Presiden dan Wakil presiden merupakan realisasi bagian kedua proklamasi,
c. Pembukaan hakikatnyanya merupakan pernyataan kemerdekaan yang lebih
terperinci dari adanya cita-cita luhur yang menjadi semangat pendorong ditegakkannya

16
kemerdekaan, dalam bentuk negara Indonesia merdeka, berdaulat, bersatu, adil, dan
makmur dengan berdasarkan asas kerohanian Pancasila;
d. Dengan demikian, sifat hubungan antara Pembukaan dan Proklamasi, yaitu:
memberikan penjelasan terhadap dilaksanakannya Proklamasi pada 17 Agustus 1945,
memberikan penegasan terhadap dilaksanakannya Proklamasi 17 Agustus 1945, dan
memberikan pertanggungjawaban terhadap dilaksanakannya Proklaması 17 Agustus 1945
(Kaclan, 1993 62-64)

Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945, berikut disampaikan beberapa contoh penjabaran
Pancasila ke dalam batang tubuh melalui pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945:
1. Sistem pemerintahan negara dan kelembagaan negara. ƒ
2. Hubungan antara negara dan penduduknya
3. Aturan bendera negara, bahasa negara, lambing negara, dan lagu
kebangsaan.
Kebijakan Negara yang dibuat dalam bidang ekonomi harus sesuai dengan nilai Pancasila
dimana lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang berdasarkan pada tujuan
bersama demi mencapai kesejahteraan rakyat secara luas.
Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam bidang sosial budaya
mengandung pengertian: bahwa nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
Indonesia harus diwujudkan dalam proses pembangunan masyarakat dan kebudayaan di
Indonesia. Pengembangan sosial budaya harus dilakukan dengan mengangkat nilai-nilai yang
dimliki bangsa Indonesia, yaitu nilai-nilai Pancasila. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari fungsi
Pancasila sebagai sebuah sistem etika yang keseluruhan nilainya bersumber dari harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk yang beradap.
Untuk menjaga keamanan dan ditegakkannya keadilan maka diperlukan suatu peraturan
perundang-undangan Negara yang baik. Peraturan perundang-undangan tersebut dibentuk untuk
mengatur ketertiban warga dan melindungi hak-hak warga Negaranya.

Saran

Dengan menganalisis suatu buku, pembaca bisa menambah wawasannya dari buku tersebut.
Pada buku ini materi yang dijabarkannya sangatlah bermanfaat. pembaca bisa mendapatkan
banyak ilmu yang belum didapatkan sebelumnya sehingga membuat pembaca semakin tahu dan
mengerti tentang apa yang di bahas. Critical book review ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan agar critical book review ini jauh lebih baik lagi.

17
Daftar Pustaka

Drs. Halking, M.Si., dkk (2022). Panduan pembelajaran mata kuliah Pendidikan
Pancasila.MKWU PENDIDIKAN PANCASILA UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN 2022.

18

Anda mungkin juga menyukai