Anda di halaman 1dari 32

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP

KEMAMPUAN PASSING BAWAH PADA SISWA


EKSTRAKULIKULER BOLA VOLI PUTRA
SD MUHAMMADIYAH 37 PONDOK CABE UDIK

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :
YUDA PRATAMA
20210810700062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU PRNDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2023
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas kasih dan
rahmat-Nya sehingga penyusunan Tugas Akhir Skripsi dan judul “Hubungan Kekuatan
Otot Lengan Terhadap Kemampuan Passing Bawah Pada Siswa Ekstrakulikuler Bola Voli
Putra SD Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik” dapat diselesaikan dan lancar.

Selesainya penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih sebesar-
besarnya kepada yang terhormat:

1. Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy, M.Si Sebagai Rektor Universitas


Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
belajar di Universitas.
2. Prof. Dr. Iswan, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Dr. Doby Putro Parlindungan, M.Pd. AIFO Kaprodi Pendidikan Olahraga,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jakarta.
4. Muhammad Ishaq Gery, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah dan ikhlas
memberikan ilmu, tenaga, dan waktunya untuk selalu memberikan yang terbaik
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa mengirimkan doa untuk penulis.
6. Seluruh dosen, guru, dan staf jurusan PKL yang telah memberikan ilmu dan
informasi yang bermanfaat.
7. Untuk diri sendiri terimakasih sudah sabar menjalani semua proses perjalanan
penulisan ini.

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….....ii
BAB I PENDAHULUAN………….
…………………………………………………………….…1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...................................................................................................5
1.3 Pembatasan Masalah..................................................................................................5
1.4 Rumusan Masalah......................................................................................................5
1.5 Tujuan Penelitian.......................................................................................................6
1.6 Manfaat Penelitian.....................................................................................................6
A. Manfaat Teoritis......................................................................................................6
B. Manfaat Praktis.......................................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI…………………………………………………………………..7
A. Deskipsi Teori................................................................................................................7
1. Pengertian Passing Bawah.........................................................................................7
2. Hakikat Kekuatan Otot Lengan..................................................................................8
3. Hakikat Bola Voli......................................................................................................9
4. Komponen dalam Permainan Bola Voli..................................................................11
5. Hakikat Ekstrakulikuler...........................................................................................12
B. Penelitian yang Relevan...........................................................................................14
C. Kerangka Berfikir....................................................................................................15
D. Hipotesis Penelitian......................................................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………………17
A. Desain Penelitian......................................................................................................17
B. Metode Penelitian....................................................................................................17

ii
C. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian..........................................................19
D. Populasi dan Sampel................................................................................................20
E. Instrumen Penelitian................................................................................................21
F. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................22
G. Teknik Analisis Data................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktifitas fisik dan kesehatan utuk menghasilkan perubahan holistic dan
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani
memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya
menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Bila
ditinjau dari per definisi, pendidikan jasmani diartikan berbagai ungkapan dan kalimat.
Namun esensinya sama, yang disampaikan bermakna dan jelas, bahwa pendidikan
jasmani memanfaatkan alat fisik untuk mengembangkan keutuhan manusi. Pendidikan
jasmani ini karenanya harus menyebabkan perbaikan dalam pikiran dan tubuh yang
mempengaruhi seluruh aspek dan jiwa kehidupan seseorang. Pendekatan holistik
tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga domain pendidikana; psikomotor,
kognitif dan afektif.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu dari mata pelajaran yang diberikan dari
pendidikan Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). M. Furqon H (2007: 3-4) Pendidikan jasmani di
sekolah dasar bertujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, pertumbuhan fisik,
perkembangan psikis, meningkatkan ketrampilan gerak, membentuk karakter moral
yang baik, menumbuhkan sikap sportif mengembangkan keterampilan menjaga
keselamatan dan pencapaian pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup yang sehat
dan kebugaran serta memiliki sikap yang sportif. Sedangkan di dalam GBHN tahun
1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,2003: 5), “pendidikan pada hakekatnya adalah

1
2

usaha sadar untuk mengembangkam kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar
sekolah dan berlangsung seumur hidup”. Tujuan utama dalam pendidikan adalah
mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Perkembangan individu secara
menyeluruh berarti individu tersebut dapat berkembang pada aspek fisik, mental
sosial , emosional dan spiritualnya secara baik. Berdasarkan pada kebutuhan tersebut,
pendidikan jasmani olahraga terdapat aspek kognitif dan afektif. Sehingga pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan dapat dikembangkan di lingkup satuan pendidikan
sehingga dapat mengembangkan peserta didik yang ada. Sutomo, dkk (2007: 37)
mengatakan, sekolah memiliki misi mendidik siswanya agar dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, meningkatkan pengetahuan dan hubungan
timbal balik dengan masyarakat. xviii Pada sekolah terkandung tugas untuk
mengoptimalkan kemampuan siswa secara teoritis maupun praktik agar mereka dapat
survive di era globalisasi dengan memanfaatkan peluang dan usaha atau keterampilan
praktis yang dimilikinya sebagai hasil pembelajaran di sekolah.
Oleh karena itu, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan menjadi salah satu
mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dari jenjang pendidikan dasar sampai jenjang
pendidikan menengah atas melalui fisik, selain itu pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan juga dapat membiasakan siswa untuk melakukan pola hidup sehat. Cabang
olahraga yang menjadi salah satu materi yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas
adalah bolavoli. Bolavoli merupakan cabang olahraga yang sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat di Indonesia, baik masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan
karena untuk melakukan olahraga ini tidak membutuhkan biaya yang terlalu banyak,
sarana dan prasaranya pun mudah didapatakan. Banyak masyarakat yang menyukai
olahraga ini sehingga banyak pula masyarakat yang ingin mempelajari permainan bola
voli ini secara lebih jauh. Sekolah merupakan salah satu tempat yang tepat untuk bisa
belajar tentang permainan bolavoli dengan teknik- teknik yang benar. Menurut Arif
Syarifuddin dan Muhadi (1992: 187-193). dalam pembelajaran bolavoli sendiri
3

terdapat beberapa teknik dasar yaitu:


1. Servis terdiri dari servis bawah dan servis atas
2. Passing terdiri dari passing bawah dan passing atas
3. Smash
4. Block
Dari keempat teknik dasar diatas passing merupakan salah satu teknik yang penting
dan fundamental dalam permainan bolavoli. Bagi para pemula selain servis, passing
bawah sangat menentukan jalannya permainan pada bolavoli, oleh karena itu untuk
pembelajaran bolavoli di sekolah passing bawah adalah teknik terpenting yang harus
dipelajari dan di kuasai dengan baik oleh peserta didik. Kemampuan passing bawah
didukung oleh koordinasi gerak seluruh tubuh yang berakhir dalam bentuk 3 gerak
ayunan yang didukung oleh kekuatan otot lengan dan pergelangan tangan. Selain unsur
kekuatan otot lengan, koordinasi mata dan tangan yang baik juga menguntungkan
untuk dapat mengarahkan pukulan bola dengan arah bola yang diinginkannya dalam
melakukan sebagai serangan bola pada daerah lawan yang kosong jadi lawan akan sulit
menjangkau bola.
Akan tetapi tidak dipungkiri bahwa dalam pembelajaran bola voli siswa-siswi sering
mengalami kesulitan dalam melakukan passing bawah, bahkan ironisnya sangat sedikit
yang masuk dalam kategori bagus. Hal ini menunjukkan adanya permasalahan di
dalam pembelajaran bola voli. Sehingga peneliti mencoba mengetahui sebab-sebab
keberhasilan ataupun kegagalan dalam melakukan passing. Permainan bola voli akan
kelihatan menarik jika terjadi penyelamatan bola pada saat bertahan. Maka harus
menguasai teknik dasar passing bawah dengan berbagai variasinya. Bagi siswa sekolah
pada passing bawah yang pertama kali diajarkan yaitu awalan menekuk lutut dengan
lengan rileks di samping tubuh, posisi tangan lurus kedepan, perkenaan bola pada
lengan. Gerak mengayun lengan kearah yang diinginkan, dan gerak lanjut. Bagi
pemain pemula mengajarkan passing bawah merupakan langkah yang tepat, sebelum
4

mempelajari teknik dasar yang lain. Hal ini karena passing bawah memiliki gerak yang
cukup sederhana dan passing bawah merupakan teknik dasar yang paling sering
digunakan dalam permainan bola voli.
Kekuatan lengan adalah gerakan yang dilakukan secara eksplosif. Maksudnya,
kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan otot lengan yang dikerahkan
secara maksimum dalam waktu sependek-pendeknya ketika melakukan passing bawah
dalam olahraga bola voli. Gerakan passing bawah banyak didominasi oleh gerakan otot
lengan. Oleh karena itu, perlu koordinasi gerak yang baik dari gerakan seperti pada
passing bawah. Dengan demikian, semakin cepat gerakan itu dilakukan maka semakin
banyak pula komponen gerakan yang harus dikoordinasikan. Dari sekian banyak teknik
dasar yang ada, passing bawah merupakan teknik yang selalu digunakan untuk
menerima bola sari pukulan servis lawan dan bertahan jika ada serangan atau smash.
Permainan bolavoli merupakan permainan cepat yang selalu menggunakan teknik
passing bawah yang dominan dibandingkan dengan teknik yang lain (Aprilia
Kurniawati, 2010: 1)
Permasalahan-permasalahan di atas akan dapat diselesaikan salah satunya dengan
cara mengembangkan model pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
di Sekolah Dasar dengan memodifikasi pembelajaran dengan media yang tidak seperti
biasanya yang relevan, sesuai dengan karakteristik siswa, cocok dengan materi yang
diajarkan dan sesuai dengan pendekatan yang digunakan. Dari uraian tersebut penulis
tertarik untuk meneliti hubungan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan passing
bawah pada peserta ekstrakulikuler bola voli putra SD Muhammadiyah 37 Pondok
Cabe Udik Kota Tangerang Selatan.
5

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat didefinisikan beberapa
permasalahan sebagai berikut:

1. Kekuatan Teknik dasar passing bawah pada siswa yang masih rendah.
2. Pentingnya kekuatan otot lengan dalam melakukan passing bawah, karena
mempengaruhi ayunan yang dihasilkan.
3. Belum pernah dilakukan penelitian tentang hubungan kekuatan otot lengan dan
kemampuan passing bawah padasiswa ekstrakulikuler bola voli putra di SD
Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik.

1.3 Pembatasan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah yang dikemukakan diatas,
maka Penelitian membatasi masalah dalam penelitian ini adalah apakah kekuatan otot
lengan mempenggaruhi terhadap passing pada siswa ekstrakulikuler bola voli putra SD
Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, Adapun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah yang mempengaruhi kekuatan otot lengan terhadap rendahnya


kemampuan Teknik passing bawah pada siswa putra yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler bolavoli di SD Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik?
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan terhadap
kemampuan passing bawah pada siswa putra yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler bolavoli di SD Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik?
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara rendahnya Teknik passing bawah
dengan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan passing bawah pada siswa
6

putra esktrakulikuler bolavoli di SD Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik.

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kekuatan otot lengan terhadap kemampuan Teknik passing


bawah pada siswa putra yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler bola voli di SD
Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik.
2. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan
Teknik passing bawah pada siswa putra yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
bola voli di SD Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik.
3. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara rendahnya Teknik passing
bawah dengan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan passing bawah pada
siswa putra yang mengikuti kegiatan esktrakulikuler bola voli di SD
Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik.

1.6 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:

A. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian yang diharapkan dapat menjadi referensi atau
masukan bagi siswa ekstrakulikuler di SD Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik
Tangerang Selatan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan dalam
melakukan passing bawah.

B. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang
melatih ekstrakurikuler di SD Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik Tangerang
7

Selatan dalam pelaksaan latihannya. Dan bagi pihak lain penelitian ini juga diharapkan
dapat membantu pihak lain dalam mengambil penelitian yang serupa.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskipsi Teori
1. Pengertian Passing Bawah

Passing bawah merupakan teknik dasar memainkan bola dengan


menggunakan kedua tangan, yaitu perkenaan bola pada kedua lengan bawah,
passing bawah merupakan teknik passing yang sering digunakan untuk menerima
bola servis atau smash. Menurut Suharno (1981: 15), passing adalah usaha ataupun
upaya scorang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu
yang tujuannya adalah untuk menyajikan bola yang dimainkannya kepada teman
seregunya yang selanjutnya agar dapat untuk melakukan serangan terhadap regu
lawan ke lapangan lawan.
Durrwachter (1986: 3) menyatakan bahwa setiap pemain dalam suatu tim
harus benar-benar menguasai teknik passing dengan baik, karena passingmerupakan
proses gerak yang sangat tidak lazim. Penguasaan dasar passing dalam permainan
bola voli adalah sangat penting karena keberhasilan suatu regu dalam pertandingan
bola voli banyak ditentukan oleh passing. Seperti yang dikemukakan oleh
Durrwachter (1986: 3) bahwa, permainan baru bisa berlangsung lancar dan teratur
apabila menguasai unsur-unsur dasar permainan bola voli.
Passing menurut Yunus (1992: 122) adalah pengoperan bola kepada teman
sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu sebagai langkah awal untuk
menyusun pola serangan kepada regu lawan. Teknik passing bawah menurut
Durrwachter (1986: 52), adalah teknik yang dirasa lebih wajar, gampang dan
terutama lebih aman pada saat menerima bola yang lebih keras dibandingkan
dengan gerak passing atas yang memerlukan sikap tangan dan jari khusus. Dengan

7
8

teknik passing bawah semua bola yang datang bisa diterima dengan mudah dan
dapat dilambungkan kembali, dan jika posisi bola sangat rendah atau menyamping
dari tubuh.
Dari pendapat di atas, diharapkan semua pemain bola voli dapat menguasai
teknik passing bawah, sebab passing bawah sangat diperlukan dalam taktik
permainan bola voli schingga permainan tampak lebih hidup dan bervariasi.

2. Hakikat Kekuatan Otot Lengan

Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan


kondisi fisik sescorang. Latihan yang teratur dan terukur serta berkelanjutan akan
dapat menghasilkan perubahan-perubahanstruktur otot yang bermuara akan
bertambahnya kemampuan kontraksi otot. Kekuatan menurut pendapat Suharno
(1981: 14) adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban
dalam menjalankan aktivitas. Kekuatan adalah komponen kondisi fisik yang
menyangkut masalah kemampuan sescorang pada saat mempergunakan otot-
ototnya,
menerima beban pada waktu tertentu (Sajoto, 1988: 58).
Secara anatomi tubuh manusia dibagi dalam empat bagian, yaitu (1) batang
badan, (2) carnival, (3) anggota badan atas dan (4) anggota badan bawah. Bagian-
bagian tersebut terdiri atas berbagai macam tulang yang merupakan tempat badan,
anggota badan atas dan anggota badan bawah. Menurut Syaiffudin (2002: 78)
aktivitas motorik dari fungsi sistem pergerakan diatur oleh saraf, tulang, sendi dan
otot yang saling menunjang dalam suatu kerjasama untuk melakukan kegiatan dan
pergerakan. Kekuatan kelompok-kelompok otot ini terbagi lagi menjadi berbagai
bagian. Salah satunya adalah kekuatan otot lengan yang berperan dalam mobilitas
pada pergerakan persendian lengan. Fungsi lengan antara lain: memegang,
memukul, melempar, mengangkat, mendorong, menarik dan sebagainya.
9

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot


lengan adalah kemampuan sekelompok otot pada lengan untuk melawan beban pada
satu usaha.

3. Hakikat Bola Voli

Permainan bola voli diciptakan pada tahun 1895 oleh William G. Morgan
dari Amerika Serikat. Pada mulanya permainan ini bernama Mintonette, mengingat
dari permainan ini dimainkan dengan melambungkan bola (memukul mukul bola)
sebelum bola tersebut menyenth lantai, maka pada tahun 1896 oleh Prof. H.T.
Halsted mengusulkan nama permainan menjadi "Volley Ball". Permainan bola voli
di Indonesia sudah dikenal sejak tahun 1928, dibawa oleh guru-guru Belanda yang
mengajar di sekolah-sekolah lanjutan. Sejak PON II di Jakarta pada tahun 1951,
sampai sekarang bola voli termasuk salah satu cabang olahraga yang resmi
dipertandingkan (Herry Koesyanto, 2003: 7).
Permainan bola voli adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak
sampai orang dewasa wanita maupun pria. Dengan bermain bola voli akan
berkembang secara baik unsur-unsur daya pikir kemampuan dan perasaan. Di
samping itu kepribadian juga dapat berkembang dengan baik terutama kontrol
pribadi, disiplin, kerjasama, dan rasa tanggung jawab terhadap apa yang
diperbuatnya. Manfaat lain dari bermain bola voli adalah; (1) kerjasama, (2)
kecepatan bergerak, (3) lompatan yang tinggi untuk mengatasi bola di atas net
(smash dan block) dan (4) kreatif (Suharno, 1981: 21). Oleh karena itu pemain
memerlukan fisik yang baik, profil fisik yang tinggi dan atletis, sehat, terampil,
cerdas dan sikap sosial yang tinggi agar dapat menjadi pemain yang berbobot
(Suharno, 1981: 21). Permainan bola voli sejalan dengan perkembangan jaman
10

mengalami beberapa perubahan terutama peraturan permainannya. Peraturan yang


terbaru saat ini antara lain adalah tentang tata cara penilaiannya.
Prinsip permainan bola voli adalah memainkan bola dengan divoli (dipukul
dengan anggota badan) dan berusaha menjatukan bola ke lapangan lawan dengan
menyeberangkan bola lewat atas net serta mempertahankan agar bola tidak jatuh di
lapangan sendiri. Lapangan permainan bola voli berbentuk empat persegi panjang
dengan ukuran 18 m×9 m, lapangan dibagi dua ukuran yang sama oleh sebuah garis
tengah yang di atasnya dibentangkan net dengan ketinggian 2,43 untuk pemain
putra dan 2,24 untuk pemain putri, dan terdapat dua garis serang pada masing-
masing petak yang berjarak 3 m dari garis tengah.
Jumlah pemain dalam setiap regu yang sedang bermain adalah 6 orang dan 6
orang lagi sebagai cadangan.Penilaiannya regu yang gagal menyeberangkan bola
(mati) lawan dapat nilai (rally point), dan servis dilakukan bagi regu yang
memperoleh nilai serta dilakukan di belakang garis lapangan sendiri. Setiap regu
tidak diperkenankan memainkan bola lebih dari tiga kali setuhan sebelum bola
melewati net, kecuali bendungan (block). Selama bola dalam permainan semua
pemain tidak bolch menyentuh net dan melewati garis tengah masuk kedaerah
lawan. Penentuan kemenangan pada permainan ini dinyatakan bila salah satu regu
mendapat nilai 25 pada setiap setnya dan mencari selish 2 angka bila terjadi nilai
24-24 (deuce) sampai tak terbatas. Bila terjadi kedudukan yang sama (2-2) maka set
ke lima hanya sampai pada nilai 15, dan bila terjadi nilai 14-14 (deuce) maka
mencari selish angka 2 sampai tak terbatas. Sedangkan penentuan kemenangan
pertandingan bila salah satu regu menang dengan 3 set, misalnya 3-0, 3-1, atau 3-2
(PP. PBVSI, 2001:11)
Bola voli adalah olahraga permainan beregu, namun demikian penguasaan
teknik dasar secara individual mutlak sangat diperlukan. Hal ini berarti bahwa
dalam pembinaan pada tahap-tahap awal perlu ditekankan untuk penguasaan teknik-
11

teknik dasar permainan. Seperti yang dikatakan oleh Suharno (1984: 12) bahwa
penguasaan teknik dasar permainan bola voli harus benar-benar dilakukan, sebab
penguasaan teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang turut
menentukan menang kalahnya suatu regu dalam pertandingan, disamping kondisi
fisik, taktik dan mental.
Permainan bola voli mempunyai beberapa macam teknik dasar, yaitu: 1)
Teknik servis, 2) Teknik pas bawah, 3) Teknik pas atas, 4) Teknik umpan, 5)
Teknik smash, 6) Teknik bendungan (block) (Suharno, 1981:37).

4. Komponen dalam Permainan Bola Voli

Tujuan permainan bola voli adalah memperagakan teknik dan taktik


memainkan bola dilapangan untuk meraih kemenangan dalam setiap pertandingan.
Teknik dasar memainkan bola voli yang harus ditingkatkan ketrampilannya adalah
passing bawah, passing atas, smash, servis dan block. Rangkaian komponen
permainan bola voli diarahkan pada perincian teknik bola voli, agar permainan bias
dilakukan lebih intensif.
Kecekatan mengendalikan bola sangat ditonjolkan walau mungkin itu
dirasakan sebagai penghambat kelancaran dalam permainan. Rangkain
komponen permainan bola voli ada empat unsur dasar, yaitu :
a. Passing
Passing dalam permainan bola voli adalah usaha atau upaya seorang pemain
bola voli dengan cara menggunakan satu teknik tertentu yang tujuannya adalah
untuk mengoperkan bola yang dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk
dimainkan di lapangan sendiri. Passing terdiri dari 2 teknik yaitu passing bawah dan
passing atas (Muhajir, 2004:36).
b. Smash
12

Smash pada hakekatnya adalah suatu pukulan keras yang dilakukan dengan
memanfaatkan keberadaan bola di udara diatas net yang diarahkan pada suatu
sasaran tertentu dilapangan lawan. Untuk melakukan smash yang sukses harus
melompat ke udara dan dengan tajam memukul obyck yang bergerah (bola)
melewati rintangan (net) schingga bola mendarat
dalam suatu daerah yang dibatasi (lapangan).
c. Servis
Dalam Muhajir (2004: 34 )Servis adalah tindakan memukul bola olch
seorang pemain belakang yang dilakukan dari daerah servis, langsung ke lapangan
lawan. Servis merupakan aksi untuk melakukan bola kedalam permainan.
Keberhasilan suatu servis tergantung pada kecepatan bola, jalan dan perputaran bola
serta penempatan bola ketempat kosong kepada pemain ke garis belakang kepada
pemain yang melakukan perpindahan tempat.
d. Block atau bendungan
Bendungan sangat erat kaitannya dengan teknik bertahan yang dilakukan
diatas net. Keberhasilan bendungan dapat ditentukan olch loncatan yang tinggi dan
kemampuan menjangkau lengan pada bola yang sedang dipukul lawan. Bendungan
dapat dilakukan oleh satu, dua atau tiga pemain bergantung pada kualitas pemain
lawan. Bendungan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bendungan aktif dan
bendungan pasif. Bendungan aktif artinya pada saat melakukan bendungan tangan
pemain digerakkan dengan kuat dan lengan dekat sekali dengan net. Sedangkan
bendungan pasif artinya tangan pemain pada waktu melakukan bendungan
dijulurkan ke atas tanpa digerakkan
(Muhajir, 2004: 38-39).

5. Hakikat Ekstrakulikuler
13

Ekstrakurikuler adalah olahraga yang dilakukan di luar jam tatap muka,


dilaksanakan untuk memperluas wawasan atau kemampuan, meningkatkan dan
menerapkan nilai pengetahuan dan kemampuan olahraga (Depdikbud, 1994: 4).
Program ekstrakurikuler diperuntukkan bagi siswa yang ingin
mengembangkan bakat dan kegemaranya dalam cabang olahraga shinggga dapat
meningkatkan kualitas dan prestasi serta lebih membiasakan hidup sehat. Dalam
GBPP Pendidikan Jasmani (Depdikbud, 1994: 4) bahwa kegiatan ekstrakurikuler
secara menyeluruh mempunyai tujuan pokok:
1) Memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa.
2) Mengenal lubungan antara berbagai mata pelajaran.
3) Menyalurkan minat dan bakat.
4) Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
Menurut Depdikbud (1994: 7) tujuan ekstrakurikuler adalah (1)
Meningkatkan dan memantapkan pengetahuan siswa, (2) Mengembangkan bakat,
(3) Mengenal hubungan antara mata pelajaran dengan kehidupan bermasyaraka.
Dari keterangan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan diadakan
kegiatan ekstrakurikuler yaitu agar siswa memperolh tambahan ilmu pengetahuan
dan peningkatan kemampuan baik ranah kognitif maupun ranah afektif. Melihat
ujuan ekstrakurikuler yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, mengembangkan
minat dan bakat, serta pembinaan kepribadian siswa dalam kehidupan di
masyarakat, maka jelas sekolah memupuk kegemaran dan bakat siswa agar mereka
mampunyai kesempatan untuk mengembangkan bakat dan meningkatkan
keterampilan dan kecerdasan jasmani.

Manfaat kegiatan ekstrakurikuler olahraga menurut Depdikbud (1994: 9) antara


14

lain:
a) Pembinaan prestasi siswa.
b) Mendukung dan membina olahraga siswa.
c) Menunjang tercapainya tujuan Pendidikan jasmani dan Kesehatan dan di
sekolah.
d) Menambah tingginya fisik dan fisiologi siswa.
e) Mengembangkan bakat sesuai kemampuannya.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang


dilakukan oleh:
1. Agapitus Agus Wicaksono (2005) yang berjudul "Hutungan Antara Keluatan Otor
Lengan-bahu dan Koordinasi Mata-tangun Terhadap Prestasi Tembakan Bebas
Pada Permainan Bola Basket Sirwa Putra SMP K Se Eliar Situbondo Jawa Timur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
kekuatan otot lengan-bahu dan koordinasi mata-tangan dengan prestasi tembakan
bebas. Sumbangan cfektif kekuatan otot lengan-babu terhadap prestasi tembakan
bebas siswa sebesar 29.33% dan koordinasi mata tangan sebesar 29.60%. Schingga
sumbangan cfcktif dari kedua variabel itu sebesar 58.93% sedangkan sisanya
sebesar 41.7% merupakan dari faktor lain.
2. Unggul Widya Iswara (2004) yang berjudul Hubungan Kelmatan Otos Lengan dan
Koordinasi Mata-Tangan dengun Ketepatan Senis Floating Sinna Putra yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Voli Putra di SMA Muhamadiyah I Wonosobo.
Hasil penclitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dengan
ketepatan servis floating baik secara sederhana maupun secara mumi. Besarnya
bubungan terscbut adalah 0.688 secara sederhana dan 0.606 secara mumi. Pada
hubungan koordinasi mata-tangan terdapat hubungan yang signifikan dengan
15

ketepatan servis floating secara sederhana namun secara muri tidak terdapat
bubungan yang signifikan. Adapan sumbangan yang diberkan kekuatan otot lengan
terbadap ketcpatan servis floating adalah sebesar 39,7%, koordinasi mata-tangan
terhadap ketepatan servis floating sebesar 13,3% dan sumbangan secara
kesclurahan adalah 53%

C. Kerangka Berfikir

Bolavoli merupakan olahraga permainan beregu bola besar, anggota tubuh


yang paling dominan digunakan di permainan ini adalah tangan. Permainan bola voli
ini merupakan permainan yang kompick yang aktivitasnya meliputi gabungan dari
teknik service, passing, smash dan block Passing dalam permainan bola voli sangat
penting karena passing berfungsi untuk mencrima bola servis dari lawan, digunakan
untuk menyajikan bola, untuk menycrang dan untuk menerima serangan.
Koordinasi merupakan kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh.
sescorang dikatakan mempanyai koordinasi baik bila mampu bergerak dengan mudah,
dan lancar dalam rangkaian gerakan, iramanya terkontrol dengan baik. serta mampu
melakukan gerakan yang efisien. Kemampuan passing bawah didukung olch
koordinasi gerak seluruh tubuh yang berakhir dalam bentuk gerak ayunan yang
didukung oleh kekuatan otot lengan dan pergelangan tangan
Kekuatan lengan adalah gerakan yang dilakukan secara cksplosif.
Maksudnya, kemampuan sescorang untuk mempergunakan kekuatan otot lengan yang
dikerahikan socara maksimum dalam waktu sependek-pendcknya ketika melakukan
passing bawah dalam olahraga bola voli. Gerakan passing bawabbanyak didominasi
olch gerakan otot lengan. Olch karena itu, perlu koordinasi gerak yang baik dari
gerakan seperti pada passing bawah. Dengan kata lain semakin tepat passing bawah,
scorang pengumpan akan lebih mudah untuk melakukan serangan
16

Pengaruh interaksi antara tingkatan koordinasi mats-tangan dan kekuatan


otot lengan dalam penguasaan passing bawah bola voli cenderung bersifat
interdependent, karena interaksi antara tingkatan koordinasi mata-tangan dan kekustan
otot lengan merupakan satu kesatuan komponen dalam melakukan gerakan saat
melakukaan passing bawah pada permainan bola voli. Dimana sampel yang menpunyai
koordinasi mata-tangan dan kekuatan otot lengan tinggi akan lebih mudah melakukan
passing bawah dan pada koordinasi mata-tangan dan kekuatan otot lengan rendah akan
lebih sulit dalam melakukan latihan passing bawah. Dengan demikian dapat diduga
babwa tingkatan koordinasi mats-tangan dan kekuatan otot lengan terjalin saat
melakukan passing bawah dalam permainan bolavoli. Maka dari itu perla diperiakan
konsentrasi yang penuh dari peserta didik untuk melakukan passing bawah agar dengan
waktu sependek-pendeknya dapat melakukan passing sebanyak-banyaknya dengan
tokhnik yang benar, yakni dengan koordinasi mata-tangan dengan kckuatan otot lengan
yang seimbang.

D. Hipotesis Penelitian

Suharsimi Arikunto (2005: 67) menyatakan hipotesis adalah suatu jawaban


yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul. Berdasarkan analisis yang telah dikemukakan di atas, maka disusun
hipotesis sebagai berikut:
1. Ada habangan antara kckuatan otos lengan dengan kemampuan passing bawah
peserta ckstrakurikuler bolavoli putra SD Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik.
2. Ada hubangan antara kemampuan passing bawah pada permainan bola voli peserta
ekstrakurikuler bolavoli putra SD Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik.
17

3. Ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan kemampuan passing bawah peserta
ekstrakurikuler bolavoli putra SD Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik


Kota Tangerang Selatan, Penelitian pada peserta ekstrakulikuler bola voli putra yang
dilaksanakan pada hari Kamis sore pukul 15.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB.

B. Metode Penelitian

Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk


mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada
upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut schingga tidak terdapat manipulasi
variabel Frankel, J. R dan Wellen, N. E (2008). Penelitian korelasional menggunakan
instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan
antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan. Emzir (2009:38) tujuan
penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau
untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.

Berdasarkan permasalahan, maka penelitian ini termasuk penelitian


korelasional, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara kekuatan otot dan koordinasi mata tangan dalam melakukan passing
bawah. Trianto (2010:201) tujuan dari penelitian korelasional adalah untuk
menyatakan besar kecilnya hubungan dua variabel atau lebih. Adapun variabel
penelitian ini adalah variabel terikat yaitu penggunaan passing bawah, dan variabel
bebas berupa kekuatan otot lengan dan koordinasi mata tangan.

17
18

Desain yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara ariable


bebas dan ariable terikat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

X1 r x1 y

R y (x 1 x 2) Y

Y1
r x2 y

Keterangan:
X1 : Kekuatan otot lengan
X2 : Passing bawah
Y : Permainan bola voli
r x1 y : Koefisien kolerasi antara kekuatan otot lengan terhadap passing bawah
r x2 y : Koefisien kolerasi antara passing bawah terhadap permainan bola voli
R y (x 1 x 2) : Koefisien antara ariable bebas terhadap ariable terikat
19

C. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian

Suharsimi Arikunto, (2006: 118) "Variabel adalah objek penelitian atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian". Variabel dalam penelitian ini ada dua
yaitu:
1. Variabel Terikat
Sugiyono (2010: 61) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel
terikatnya adalah penggunaan passing bawah. Passing bawah merupakan teknik
dasar
bola voli. Teknik ini digunakan untuk menerima service, menerima spike, memukul
bola setinggi pinggang ke bawah dan memukul bola yang memantul dari net.
Passing bawah merupakan awal dari sebuah penyerangan dalam bola voli.
Keberhasilan penyerangan tergantung dari baik buruknya passing bawah. Apabila
bola yang dioperkan jelek, maka pengumpan akan mengalami kesultan untuk
menenmpatkan bola yang baik untuk para penyerang.
2. Variabel Bebas
Sugiyono (2010: 61) Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.
Dalam penelitian ini variabel bebas yaitu kekuatan otot lengan dan koordinasi mata.
Kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot lengan untuk menggerakkan suatu
benda. Schingga bisa melempar lebih jauh, mengangkat lebih berat, menarik,
mendorong, memukul, menendang lebih keras dan melindungi atlet dari
kemungkinan cidera. Sedangkan koordinasi mata-tangan adalah kombinasi antara
mata dan tangan untuk melakukan suatu gerakan, mata untuk melihat jarak, besar,
tinggi sasaran dan tangan untuk mengontrol kekuatan yang akan dikeluarkan,
schingga menghasilkan gerakan yang efektif dan tepat sasaran.
20

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 101) populasi adalah keseluruhan


subjek penelitian. Menurut Sugiyono (2007: 55) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
disimpulkan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakulikuler bola voli
putra SD Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik, Pamulang, Kota Tangerang
Selatan.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi, 2002:
109). Menurut Sugiyono (2007: 56) sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan Sutrisno Hadi (1991: 221)
menyatakan sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah
populasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 107) apabila subjeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakulikuler bola voli putra
SD Muhammadiyah 37 Pondok Cabe Udik. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah dengan cara mengikutsertakan semua individu atau anggota
populasi menjadi sampel. Jadi teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah total sampling.
21

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan olch peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah,
demikian Suharsimi Arikunto (2006 : 160). Dalam penelitian ini menggunakan tes.
Suharsimi Arikunto (2002 : 127) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang di miliki oleh individuatau kelompok. Instrumen dalam
penelitian ini adalah tes untuk mengetahui kemampuan subjek dalam variabel yang
hendak diukur Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian
adalah sebagai berikut :

1. Tes Kekutan Otot Lengan


Untuk memperoleh data kekuatan otot lengan dapat dilakukan dengan cara
(Bench press 1-RIM test) Push-Up semampu mungkin bertujuan mengukur
kekuatan otot lengan dan tangan.
2. Tes Kemampuan Passing Bawah
Untuk memperoleh data kemampuan passing bawah bola voli dapat
dilakukan dengan cara Brady Wall Volly Test tujuannya untuk mengukur
kemampuan passing bawah bolavoli. Dengan validitas sebesar 0,86 dan relibillitas
0,93.
3. Hasil Passing Bawah Permainan Bolavoli
Passing bawah merupakan suatu gerakan untuk mengoper atau mengumpan
bola dengan menggunakan Teknik tertentu kepada teman atau tim. Teknik passing
bawah dalam permainan bola voli merupakan teknik yang sangat penting dan wajib
dikuasai oleh para pemain bola voli.
22

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:


a. Tes kekutan otot lengan
b. Tes kemampuan passing bawah
c. Hasil passing bawah permainan bolavoli

G. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh, langkah selanjutnya adalah menganalisis data untuk


menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Analisis data yang digunakan
dari penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan
persentase. Menurut Anas Sudjiono (2012: 42), rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:

F
P= N x 100%

Keterangan:
P = persentase yang dicari
F = frekuensi
N = jumlah responden
23

1. Uji Prasyarat Analisis


a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengkaji apakah semua variable yang
digunakan dalam analisis mempunyai sebaran data yang berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas data menggunakan uji Chi Kuadrat dengan rumus
menurut Sudjana (2005: 277), sebagai berikut:

x =∑ ¿ ¿ ¿
2

Keterangan:
2
x = Chi kuadrat
xi = Data Ke – i
x = Rata-rata Data

b. Uji Linieritas
Uji ini untuk mengetahui sifat hubungannya linear atau tidak, antara
data variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sudjana (2005:
327), pengujian linieritas dilakukan dengan mencari persamaan garis
regresi variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (y). Berdasarkan garis
regresi yang telah dibuat, selanjutnya diuji keterkaitan koefisien garis
regresi serta linieritas garis regresi, dengan menggunakan rumus sebagai
24

berikut:

Sumber Variasi dk JK KT F

Regresi (a) 1 ¿ i )2 / n (∑ Y i)2 / n


2
Regresi (b | a) 1 JK (b | a) s2reg = JK (b | a) s reg
∑ ¿¿ - Y^ i¿2
2
Residu n-2 s2res = ∑ ¿¿ – Y^ i¿2 sres

∑Yi
2
Jumlah - - -

2. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitan. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang akan diajukan
yaitu ada hubungan dari variable bebas (X1) dengan variabel terikat (Y), (2)
dengan (Y) menggunakan rumus korelasi product moment yang dihitung
dengan bantuan program SPSS versi 20. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:
213), rumus korelasi product moment sebagai berikut:

r XY = n ∑ XY −( ∑ X)¿ ¿ ¿
25

Kemudian analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan dari


variable bebas (XI, X2) dengan (Y) menggunakan rumus statistik F menurut
Sudjana (2005: 385), sebagai berikut:

2
R /k
F= 2
(1−R )/(n−k−1)

Keterangan:

R2 = Koefesien determinan ganda

k = banyaknya variabel bebas

n = ukuran sampel
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia Kurniawati. (2010). Hubungan Antara Koordinasi Mata -Tangan Dan


Persepsi Kinestetik Dengan Kemampuan Passing Bawah Dalam
Permainan Bolavoli Mini Pada Siswa Kelas V Di Sd Negeri Trangsan 03
Gatak Sukoharjo Tahun 2010. Tesis. Solo: Universitas Sebelas Maret.

Agapitus Agus Wicaksono. (2005). Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan- Bahu
dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Prestasi Tembakan Bebas Pada
Permainan Bola Basket Siswa Putra SMP K St. Elias Situbondo Jawa Timur.
Skripsi: FIK UNY.

Durrwachter.G. (1986). Belajar dan Berlatih Sambil Bermain Bolavolley.Jakarta:


Gramedia.

Sugiyono.(2006). “Statistika Untuk Peneltian”. Bandung: Alfabeta.

Suharno. (1981). Metodik Melatih Permainan Bola Volley. Yogyakarta: IKIP


Yogyakarta.

Suharno (1984). Dasar-Dasar Permainan Bolavolley. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto. (2003). Managemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukadiyanto.(2005). Pengantar Teori Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta.

Unggul Widya Iswara. (2004). Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Koordinasi
Mata-tangan dengan Kemampuan Ketepatan Servis Floating Siswa Putra di
SMA Muhamadiyah 1 Wonosobo. Skripsi : FIK UNY.

Yunus.(1992). Olahraga Pilihan Bola Voli. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

26

Anda mungkin juga menyukai