Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS

VIII DALAM PEMBELAJARAN ROLL DEPAN SENAM


LANTAI DI SMPN 1 CIAMPEL

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Gelar Sarjana
Pendidika pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
FKIP – Unsika

Oleh :

Indri Rahmawati

NPM. 1910631070006

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA
KARAWANG
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
ANALISIS TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIII
DALAM PEMBELAJARAN ROLL DEPAN SENAM LANTAI DI SMPN 1
CIAMPEL

Nama Mahasiawa : Indri Rahmawati


Npm : 1910631070006
Program Studi : S-1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Judul Proposal : ANALISIS TINGKAT KEPERCAYAAN
DIRI SISWA KELAS VIII DALAM
PEMBELAJARAN ROLL DEPAN SENAM
LANTAI DI SMPN 1 CIAMPEL

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan:


Pada Tanggal : ……………………….
Disetujui,
Dosen Pembimbing Akademik

Dr. Rolly Afrinaldi, S.Pd., M.Pd


NIDN. 0016078801

Mengetahui,
Koordinator Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dhika Bayu Mahardhika, S.Pd., M.Pd.


NIDN. 0001088504

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal
penelitian skripsi yang berjudul “Analisis Kepercayaan Diri Siswa Kelas VIII
Dalam Pembelajaran Roll Depan Senam Lantai Di SMPN 1 Ciampel” untuk
memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Singaperbangsa Karawang.
Penyelesaian proposal penelitian skripsi ini, tidak lepas dari banyaknya
bantuan berbagai pihak yang ada. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan
banyak-banyak terima kasih dan rasa hormat kepada setiap orang yang sudah
terlibat seluruh teman-teman, keluarga, serta dosen pembimbing.

Karawang, 16 Februari 2023

Penulis …….

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................................5
D. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
E. Hipotesis Penelitian...................................................................................5
F. Penjelasan Penelitian.................................................................................5
G. Kegunaan Penelitian..................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................7
A. Kajian Teori...............................................................................................7
1. Kepercayaan diri..................................................................................7
2. Roll Depan Senam Lantai..................................................................10
3. Kerangka Berfikir..............................................................................13
B. Kajian Penelitian yang Relevan...............................................................14
BAB III PROSEDUR PENELITIAN..............................................................16
A. Pendekatan dan Metode Penelitian..........................................................16
B. Populasi dan Sampel Penelitian...............................................................17
C. Variabel dan Desain Penelitian................................................................17
D. Instrumen Penelitian................................................................................18
E. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data.........................................22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan dapat diartikan sebagai upaya manusia untuk menumbuhkan
individualitas berdasarkan nilai-nilai sosial dan budaya, selain itu pendidikan
diartikan juga sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok agar
menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi
dalam arti mental (Ahdar, A., & Musyarif, 2014).
Pendidikan adalah sebuah usaha terencana yang berasal dari keluarga, sekolah
dan masyarakat yang secara bersama-sama memberikan bimbingan serta
keterampilan yang merupakan sebuah bekal untuknya dan mampu menjadi
generasi yang dapat berdaya saing tinggi (Sholichah, 2018). Pendidikan
merupakan sebuah proses yang tidak pernah berhenti dan terus berkelanjutan
sehingga menghasilkan kualitas baik dari masa ke masa, yang dimaksudkan bahwa
pendidikan yang tidak pernah berhenti berarti sebuah pendidikan terus berputar
dari generasi ke generasi selanjutnya (Sujana, 2019).
Pendidikan yang ada di Indonesia merupakan pendidikan yang mengarah pada
Sistem Pendidikan Nasional seperti tercantum pada Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa : “ Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”
Pendidikan jasmani adalah bagian penting dari pendidikan, artinya pendidikan
jasmani bukan hanya dekorasi atau ornament yang ditempel pada program sekolah
sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Pada dasarnya pendidikan jasmani
merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan
untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir

1
2

kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral


melalui aktivitas jasmani dan olahraga (Effendi et al., 2020).
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam
kualitas individu baik dalam hal fisik, mental, serta emosinal. Pendidikan jasmani
dilaksanakan sebagai salah satu alat dalam mencapai tujuan pendidikan nasional
dengan cakupan aspek kognitif, afektif, psikomotor, dan fisik. Pendidikan jasmani
merupakan bentuk pembelajaran yang menggunakan aktivitas fisik yaitu belajar
untuk bergerak dan belajar melalui gerak (Mashuri, 2017).
Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di
sekolah-sekolah, berbicara mengenai pendidikan khususnya pendidikan jasmani
yang diberikan di sekolah mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) hingga
jenjang Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK)
bahkan jenjang Perguruan Tinggi (PT) sama penting dengan mata pelajaran yang
lainnya begitu berpengaruh terhadap siswa dan dapat dirasakan langsung dampak
serta manfaatnya.
Maka dari itu, pendidikan jasmani juga berkaitan dengan pendidikan yang
mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan pola hidup sehat dalam rangka
perkembangan, pertumbuhan, kemampuan dan keterampilan gerak serta turut
membangun dan mengembangkan fungsi fisik dan psikisnya seperti percaya diri.
Percaya diri merupakan salah satu aspek dari kepribadian, percaya diri yang
dimiliki merupakan modal dasar yang sangat penting dalam kepribadian seseorang
dimana yang terbentuk melalui proses latihan dan interaksi dengan lingkungan
sosial. Percaya diri memuat perasaan yang berisikan kekuatan, kemampuan dan
keterampilan untuk melakukan dan menghasilkan sesuatu berdasarkan dengan
keyakinan untuk sukses (Sukma, 2019). Percaya diri merupakan faktor internal
terhadap perasaan seseorang akan adanya kekuatan dalam dirinya, kesadaran akan
kemampuannya, dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah ditetapkannya.
Seseorang yang percaya diri maka dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya secara maksimal, sebaliknya jika seseorang tidak percaya diri maka
akan menghambat terhadap pengembangan potensi yang dimilikinya karna merasa
3

tidak yakin dengan kemampuan yang dimilikinya (Tanjung, 2017). Rasa percaya
diri yang tinggi dapat memberikan seseorang merasa optimal dalam meningkatkan
prestasi belajarnya, sebaliknya jika rasa percaya diri yang dimilikinya rendah maka
akan berdampak malas dalam pembelajaran seperti pada saat melakukan gerakan
yang dihasilkan tidak maksimal karena kurangnya rasa percaya diri.
Peserta didik yang yang tidak percaya diri dampak dari tidak nyaman dan tidak
yakin pada kemampuan yang dimilikinya, ia menilai bahwa kemampuan yang
dimilikinya terlalu rendah dibandingkan dengan orang lain dan tidak dapat
melakukan sesuatu untuk perkembangan dirinya di lingkungan tersebut. Salah satu
cara yang dapat meningkatkan rasa percaya diri yakni dengan memahami dan
meyakini bahwa setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangannya
masing-masing.
Senam merupakan kegiatan fisik yang dilaksanakan sebagai cabang olahragaa
tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya (Darsi, 2018).
Senam lantai adalah kegiatan senam yang dilakukan pada matras, terdapat
beberapa jenis gerakannya yaitu mengguling, melompat, meloncat, berputar di
udara, menumpu dengan tangan, atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang
atau pada saat meloncat ke depan maupun belakang.
Pembelajaran senam merupakan salah satu materi ajar yang terdapat pada mata
pelajaran pendidikan jasmani dimana mempunyai karakteristik dengan kecepatan
(daya ledak), keseimbangan statis dan keseimbangan dinamisnya serta kemampuan
aerobic dan an aerobic dalam melakukan rangkaian gerak senam lantai seperti roll
depan, roll belakang, sikap kayang, sikap lilin, dan sebagainya (Junaidi, 2017).
Selain itu senam juga memerlukan keragaman gerak peralihan dari dinamis ke
statis dan begitu juga sebaliknya, sering terjadi perubahan posisi tubuh dalam
ruangan.
Roll depan adalah salah satu materi yang terdapat pada pembelajaran senam
lantai, roll depan merupakan gerakan menggulingkan badan ke arah depan dalam
posisi badan tetap membulat, kaki dilipat, lutut ditempelkan di dada, dan kepala
ditundukan sampai dagu melekat di dada (Ramadin, 2021).
4

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Febriyani (2020) dengan


judul Kepercayaan Diri Siswa Dalam Pembelajaran Lompat Harimau di SMPN 2
Majalaya, hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kepercayaan diri siswa yang
mengikuti pembelajaran senam lantai lompat harimau di SMPN 2 Majalaya
memiliki tingkat kepercayaan diri berada pada kategori cukup baik. Pembaruan
dari penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu ingin mengetahui kepercayaan diri
peserta didik dalam pembelajaran roll depan senam lantai yang akan dilaksanakan
di SMPN 1 Ciampel.
Hasil observasi di lapangan yang dilakukan peneliti mengenai kepercayaan diri
siswa di SMPN 1 Ciampel dalam mengikuti pembelajaran roll depan, ditemukan
beberapa masalah mengenai kepercayaan diri siswa. Permasalahannya yaitu
terdapat beberapa siswa yang ragu dalam melakukan gerakan roll depan yang
disebabkan oleh siswa merasa malu dan takut, masih berpikir terlalu sulit untuk
melakukannya, serta tidak dapat menjaga keseimbangan tubuhnya.
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah tersebut, belum diadakannya
penelitian mengenai masalah ini di sekolah tersebut. Sehingga peneliti tertarik
untuk meneliti seberapa tinggi kepercayaan diri siswa kelas VIII SMPN 1 Ciampel
dalam pembelajaran roll depan senam lantai. Berkaitan dengan hal tersebut maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kepercayaan
Diri Siswa Kelas VIII Dalam Pembelajaran Roll Depan Senam Lantai Di
SMPN 1 Ciampel”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar bekalang yang telah diuraikan di atas, maka dapat di
identifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMPN 1 Ciampel
pembelajaran senam lantai dianggap menakutkan oleh siswi.
2. Seberapa percaya diri siswa/i SMPN 1 Ciampel dalam pembelajaran roll
depan senam lantai.
3. Kurangnya edukasi yang diberikan oleh pengajar terhadap siswa.
5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah


1. Pembatasan Masalah
Mengingat batasan ini terkait begitu luas permasalahannya, maka perlu
dibatasi permasalahannya yaitu :
a. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Ciampel.
b. Subjek penelitian ini yaitu siswa/i kelas VIII SMPN 1 Ciampel.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas
maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana kepercayaan diri
siswa/i kelas VIII SMPN 1 Ciampel dalam pembelajaran roll depan senam
lantai?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : ”Untuk mengetahui Tingkat Kepercayaan
Diri Siswa kelas VIII SMPN 1 Ciampel dalam pembelajaran roll depan senam
lantai”.

E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih perlu dibuktikan
faktanya, berasal dari kata hipo artinya lemah, dan thesis artinya kebenaran. Jadi
hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan jawaban terhadap pertanyaan
yang diajukan (Turyandi, 2019). Hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Siswa
kelas VIII SMPN 1 Ciampel memiliki kepercayaan diri yang rendah dalam
pembelajaran roll depan senam lantai”.

F. Penjelasan Penelitian
Penelitian ini mengkaji tentang tingkat kepercayaan diri siswa kelas VIII
SMPN 1 Ciampel dalam pembelajaran roll depan senam lantai. Hasil penelitian ini
6

diharapkan mampu menjadi acuan yang dapat digunakan penelitian selanjutnya


yang berkaitan dengan tingkat percaya diri siswa.

G. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan, diharapkan penelitian ini
mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman referensi
dan kajian teori bagi penelitian yang akan datang dalam konteks permasalahan
yang berkaitan dengan percaya diri.
2. Kegunaan Praktis
a. Berguna bagi sekolah
Penelitian ini dapat memberikan masukan berupa saran dan ide baru
serta sebagai bahan pertimbangan dalam menginovasi metode
pembelajaran yang diterapkan oleh guru pendidikan jasmani agar siswa
dapat percaya diri dalam mengikuti pembelajaran di sekolah.
b. Berguna bagi penulis
Untuk menerapkan metode atau ilmu yang diperoleh selama
perkuliahan dan melatih untuk menganalisa permasalahan yang ada serta
mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.
c. Berguna bagi pembaca
Dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan serta sebagai
pertimbangan dan sumber acuan untuk bidang kajian sebelumnya.
7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
Dalam penulisan ini peneliti mengkaji informasi dari penelitian-penelitian
sebelumnya sabagai referensi dan acuan, serta membandingkan baik dalam hal
kekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu, penulis juga mengkaji
informasi dari buku-buku maupun jurnal dalam rangka mendapatkan suatu
informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul yang
digunakan guna memperoleh landasan teori ilmiah.

1. Kepercayaan diri
Kepercayaan diri atau rasa percaya diri menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) ialah yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau
kelebihan seseorang bahwa akan dapat memenuhi harapannya. Kepercayaan
diri (selft confidence) berasal dari kata latin “con” yang artinya untuk dan
“fidere” yang artinya percaya jika kata latin tersebut digabungkan maka
artinya sebagai atribut yang dimiliki seseorang untuk mempercayai
kemampuan dan penilaian mereka sendiri.
Percaya diri atau self confidence ialah aspek kepribadian yang sangat
penting pada diri seseorang, tanpa adanya kepercayaan diri maka dapat
banyak menimbulkan masalah terhadap diri seseorang. Kepercayaan diri
merupakan aspek yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupa
bermasyarakat, karena dengan kepercayaan diri seseorang mampu
mengaktualisasikan segala potensi yang ada di dalam dirinya (Amri, 2018).
Percaya diri merupakan kepercayaan akan kemampuan sendiri yang
menandai dan menyadari kemampuan yang dimilikinya, serta dapat
memanfaatkan secara tepat (Idris, 2016). Sedangkan pendapat Hulukati
(2016:3) percaya diri ialah sikap positif seorang individu yang memampukan
dan mengembangkan penilain positif baik terhadap dirinya sendiri maupun
terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya.
8

Seseorang yang percaya diri, yakin terhadap pendapat atau kekuatan tanpa
memerlukan bantuan dari orang lain jika sebagai seorang pendidik maka akan
dapat menciptakan peserta yang mulia dan beriman serta bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab
(Harefa, 2019).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa percaya diri
merupakan suatu keyakinan terhadap diri sendiri baik kemampuan yang
dimiliki untuk mencapai suatu tujuan dalam hidup. Salah satu langkah yang
dapat meningkatkan rasa percaya diri yakni dengan memahami dan menyakini
bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Rasa percaya diri tidaklah muncul begitu saja pada diri seseorang, namun
terdapat proses tertentu di dalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan
rasa percaya diri. Proses pembentukan rasa percaya diri tidak secara instan
melainkan melalui proses panjang yang berlangsung sejak dini, Supriyanto
(2015) menjelaskan ada tiga faktor yang menentukan kepribadian yaitu faktor
bawaan pengalaman awal dalam keluarga dan pengalaman selanjutnya.
Menurut Pramana (2019) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rasa
percaya diri, diantaranya sebagai berikut :
a. Faktor internal
1) Konsep diri
Terbentuknya kepercayaan diri pada diri seseorang diawali dengan
perkembangan konsep diri yang diperoleh dari pergaulan dalam suatu
kelompok sehingga hasil interaksi menghasilkan konsep diri.
2) Harga diri
Harga diri ialah penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri
konsep diri yang positif akan membentuk harga diri yang positif pula.
Tingkat harga diri seseorang akan mempengaruhi tingkat kepercayaan
diri seseorang.
9

3) Kondisi fisik
Kondisi fisik seseorang tidak sempurna maka akan berpengaruh
pada kepercayaan diri. Dari hal tersebut seseorang tidak dapat
berinteraksi secara positif dan timbul rasa minder yang berkembangan
menjadi tidak percaya diri.
4) Pengalaman hidup
Pengalamaan merupakan salah satu faktor yang dapat
memunculkan rasa percaya diri dan sebaliknya pengalaman juga dapat
menjadi faktor menurunkan rasa percaya diri seseorang.
b. Faktor eksternal
1) Pendidikan
Jika tingkat pendidikan seseorang rendah maka cenderung membuat
indrividu tersebut merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai,
sebaliknya jika individu yang pendidikannya tinggi maka cenderung
akan menjadi individu yang mandiri dan tidak bergantungan pada
individu lainnya. Individu tersebut akan mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan
memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.
2) Pekerjaan
Bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta
rasa percaya diri, lebih detailnya dikemukakan bahwasannya rasa
percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan. Selain materi
yang diperoleh tentunya kepuasan dan rasa bangga di dapat karena
mampu mengembangkan kemampuan diri.
3) Lingkungan dan pengalaman hidup
Lingkungan yang dimaksud disini yaitu lingkungan keluarga,
sekolah, teman sebaya dan masyarakat. Ketika seseorang berada di
lingkungan keluarga yang penuh dukungan dan dapat berinteraksi
dengan baik maka akan berdampak meningkatkan rasa percaya diri
individu tersebut, begitupun dengan lingkungan masyarakat semakin
10

bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat maka semakin


lancar harga diri berkembang.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang
dapat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang terjadi karena adanya faktor
internal seperti konsep diri, harga diri, kondisi fisik, serta pengalaman hidup.
Selain faktor internal juga terdapat faktor eksternal seperti pendidikan,
pekerjaan, serta lingkungan yang tentunya saling berkaitan satu sama lain.
Percaya diri individu dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya
sebagai berikut :
1) Keyakinan akan kemampuan diri sendiri, dimana sikap positif individu
mengenai dirinya bahwa ia paham dengan apa yang akan ia lakukan secara
sungguh-sungguh.
2) Optimisme, yaitu sikap individu yang selalu berpandangan baik dalam
menghadapi segala hal baik itu tentang diri, harapan, dan kemampuan.
3) Objektif, sikap individu yang memandang suatu masalah atau pun segala
sesuatu dengan menurut pribadinya benar.
4) Bertanggung jawab, sikap dimana kesediaan individu untuk menanggung
segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya atas apa yang telah
dilakukannya.
5) Rasional dan realitas, yaitu kemampuan menganalisa suatu masalah
ataupun suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat
diterima akal dan sesuai dengan kenyataan (Octabriani, 2014).

2. Roll Depan Senam Lantai


Senam berasal dari istilah bahasa Inggris yaitu “gymnastic” yang memiliki arti
dilakukan di dalam ruangan khusus serta melakukan performa dari gerakan
kecepatan, keserasian, dan juga kekuatan tubuh. Performa diperlukan karena
senam lantai membutuhkan kombinasi gerakan agar manfaat mental dan fisik
dapat dirasakan. Senam diartikan sebagai bentuk latihan fisik yang dirancang
secara sistematis melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untul
mencapai tujuan tertentu (Sutrisno & Khafadi, 2010). Senam lantai merupakan
11

bagian dari senam yang terdapat pada Federation Internationale de Gymnastique


yang termasuk senam artistic (Wisahati & Santosa, 2010).
Olahraga senam lantai merupakan salah satu unsur pendidikan yang
memprioritaskan kebiasaan hidup sehat, pengembangan jasmani, pembinaan hidup
sehat, dan pengendalian emosional serta pembinaan disiplin yang sangat tinggi.
Senam lantai dapat dilakukan pada lantai maupun matras, senam sendiri terbagi
atas senam artistic, senam aerobic, dan senam irama yang masing-masing terdapat
aturan yang baku (Hadjarati & Haryanto, 2020).
Roll depan adalah gerakan badan berguling ke arah depan melalui badan
bagian belakang (tengkuk), pinggul dan panggul bagian belakang. Roll depan juga
diartikan sebagai gerakan ke depan (forward roll) badan yang berputar ke depan
mulai dari tengkuk punggung kaki dan panggul belakang (Chandra, 2010).
Roll depan merupakan gerakan berguling yang halus dengan menggunakan
tubuh bagian yang berbeda untuk kontak dengan lantai atau matras, dimulai dari
kedua kaki, kedua tangan, tengkuk, lalu bahu, ke punggung, pinggang dan pinggul
sebelum akhirnya ke kaki kembali. Menurut Agus Mahendra (2010: 66-67)
Gerakan roll depan merupakan gerakan putaran yang berporos tranvesal, gerakan
guling samping badan lurus merupakan gerakan putaran yang berporos
longitudinal, kemampuan putaran perlu dikembangkan pada anak.
Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa
roll depan merupakan gerakan menggulingkan badan ke arah depan dalam posisi
badan tetap membulat, kaki dilipat, lutut ditempel di dada, dan posisi kepala
ditundukkan sampai dagu menempel pada dada. Terdapat dua jenis awalan untuk
melakukan roll depan, diantaranya sebagai berikut :
a. Awalan dengan posisi jongkok

Gambar 2.1 Guling depan senam lantai posisi jongkok


Sumber : https://images.search.yahoo.com/roll+depan+awalan+jongkok
12

Berikut cara melakukan roll depan dengan awalan posisi jongkok, yaitu :
1. Pertama sikap awal dalam posisi jongkok
2. Telapak tangan diletakkan di lantai dengan posisi lebih depan dari telapak
tangan
3. Pinggul diangkat lalu kepala diarahkan diantara kedua telapak tangan,
seperti posisi sujud
4. Lalu dagu ditempelkan pada dada dan dorong kepala sanpai masuk
melewati kedua telapak tangan
5. Mendorong kepala dengan cara pinggul diangkat lebih tinggi dan condong
ke arah depan
6. Setelah itu tulang punggung bagian atas dan pangkal leher ditempelkan
pada lantai, dorong tubuh ke arah depan lalu tubuh akan berguling ke
depan
7. Kemudian tubuh akan kemabli pada posisi seperti sikap awal
b. Awalan dengan posisi berdiri

Gambar 2.2 Guling depan senam lantai posisi berdiri


Sumber : https://images.search.yahoo.com/roll+depan+awalan+berdiri

Berikut cara melakukan roll depan dengan awalan posisi berdiri, yaitu :
1. Sikap awal dalam posisi berdiri, kemudian badan dibungkukkan dan
tempelkan kedua tangan ke lantai. Lalu kepala ditundukkan sampai dagu
menempel pada dada
2. Badan diturunkan sedikit rendah dan kedua siku tangan tertekuk sampai
membentuk sudut 45 derajat
3. Lalu lakukan tolakan menggunakan pergelangan kaki, sebelum tulang
punggung dan pangkal leher menyentuh lantai kedua tangan menjadi
13

penahan tubuh untuk sementara. Kemudian turunkan tubuh secara


perlahan-lahan.
4. Apabila tubuh sudah berguling ke depan dengan kedua telapak kaki
menapak pada lantai, lalu tubuh harus segera di dorong dan berdiri kembali
sesuai dengan sikap awal
3. Kerangka Berfikir

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir

Kepercayaan diri adalah salah satu keyakinan seseorang terhadap kemampuan


dan kelebihan yang dimilikinya guna mencapai tujuan dalam hidupnya serta
menyelesaikan masalah dalam kehidupannya. Kepercayaan diri yang dimiliki
setiap individu tentunya berbeda-beda, individu yang tingkat kepercayaan dirinya
tinggi akan selalu yakin terhadap tindakan yang dilakukannya dan bertanggung
jawab atas tindakannya. Sedangkan individu yang tingkat kepercayaan dirinya
rendah akan selalu menganggap dirinya tidak memiliki kemampuan yang baik dan
merasa tidak berharga.
14

Konsep diri yang negatif tentunya akan menimbulkan masalah, contohnya


siswa yang kurang percaya diri maka akan berdampak terhadap prestasi belajarnya
menjadi tidak maksimal. Tingkat percaya diri yang dimiliki siswa terutama siswi
pada pembelajaran roll depan senam lantai saat ini begitu rendah, banyak siswi
yang kurang percaya diri saat melakukan gerakan roll depan sehingga hasil tidak
maksimal.
Sejauh pengamatan peneliti di SMPN 1 Ciampel dalam konteks pembelajaran
roll depan senam lantai yang dilaksanakan di sekolah, masih banyak ditemui siswi
yang ragu dan takut untuk melakukan raangkaian gerak roll depan senam lantai.
Padahal sarana dan prasana sekolah sudah memadai, hanya saja pengajar tidak
terlebih dahulu mempraktekkan terlebih dulu gerakan roll depan.
Berdasarkan pada masalah dan tujuan, maka penelitian ini termasuk penelitian
kuantitatif deskriptif. Variabel X penelitian ini yaitu kepercayaan diri siswa dan
untuk variabel Y yaitu pembelajaran roll depan senam lantai, populasi penelitian
ini adalah siswa/i kelas VIII SMPN 1 Ciampel yang berjumlah 360 orang. Dalam
penelitian ini pengambilan sampelnya menggunakan Cluster Random Sampling.
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu berupa angket atau
kuesioner, setiap pertanyaan mempunyai lima alternatif jawaban yang dipilih
berdasarkan pada skala likert. Angket atau kuesioner disebar dan dibagikan
melalui Google Form kepada peserta didik yang akan dijadikan sampel, kemudian
data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan teknis menghitung rata-
rata.

B. Kajian Penelitian yang Relevan


1. Penelitian yang dilakukan oleh Egi Aldi Reza (2021) dalam judul “Tingkat
Rasa Percaya Diri Siswa Pada Pembelajaran Senam Lantai”. Dengan hasil
penelitian secara keseluruhan menujukan tingkat rasa percaya diri guling depan
pada pembelajaran senam lantai dengan persentase 50%, dimana
kesimpulannya tingkat rasa percaya diri siswa termasuk ke dalam kategori
kurang baik.
15

2. Penelitian yang dilakukan oleh Tarlem Febriyani (2020) dalam judul


“Kepercayaan Diri Siswa Dalam Pembelajaran Lompat Harimau”. Dengan
hasil penelitian bahwa tingkat kepercayaan diri siswa termasuk dalam kategori
“cukup baik” dengan persentase 10%, pada kategori “baik” dengan persentase
30%, pada kategori “cukup” dengan persentase 40%, pada kategori “kurang
baik” dengan persentase 17,5%, dan pada kategori “sangat kurang baik”
dengan persentase 2,5%. Kesimpulan dari penelitian ini terlihat bahwa
kepercayaan diri siswa yang mengikuti pembelajaran senam lantai lompat
harimau memiliki tingkat kepercayaan diri kategori cukup baik.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Aji Mulyono (2019) dalam judul “Tingkat
Kepercayaan Diri Mahasiswa Penjas Setelah Mengikuti Perkuliahan Senam
Lantai”. Dengan hasil penelitian : (1) Tingkat kepercayaan diri mahasiswa
penjas setelah mengikuti perkuliahan senam lantai berada pada kategori
“sangat rendah” sebesar 0% (0 mahasiswa), “rendah” sebesar 0% (0
mahasiswa), “sedang” sebesar 1,67% (1 mahasiswa), “tinggi” sebesar 68,33%
(41 mahasiswa), “sangat tinggi” sebesar 30% (18 mahasiswa); (2) Tingkat
kepercayaan diri mahasiswa penjas setelah mengikuti perkuliahan senam lantai
berdasarkan faktor internal berada pada kategori “sangat rendah” sebesar 0%
(0 mahasiswa), “rendah” sebesar 0% (0 mahasiswa), “sedang” sebesar 3,33%
(2 mahasiswa), “tinggi” sebesar 66,67% (40 mahasiswa), dan “sangat tinggi”
sebesar 30% (18 mahasiswa); (3) Tingkat kepercayaan diri mahasiswa penjas
setelah mengikuti perkuliahan senam lantai berdasarkan faktor eksternal
berada pada kategori “sangat rendah” sebesar 0% (0 mahasiswa), “rendah”
sebesar 0% (0 mahasiswa), “sedang” sebesar 0% (0 mahasiswa), “tinggi”
sebesar 78,33% (47 mahasiswa), dan “sangat tinggi” sebesar 21,67% (13
mahasiswa).
4. Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Sito Harimurti (2018) dalam judul “
Peningkatan Keyakinan Diri dan Hasil Belajar Guling Depan Melalui Latihan
Imagery”. Dengan hasil penelitian bahwa integrasi latihan imagery dalam
pembelajaran penjasorkes dapat meningkatkan hasil belajar guling depan pada
siswa putri kelas X Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran. Peningkatan hasil
16

belajar guling depan Nampak pada hasil analisis rata-rata kelas pada empat
penilaian pre test dan post test siklus 1 yaitu 35,43 menjadi 71,43, pada siklus
2 rata-rata peningkatan hasil belajar guling depan terjadi dari 74,45 menjadi
90,00 adapun persentase peningkatan hasil belajar guling depan mulai dari
siklus 1 dan siklus 2 adalah 4%, 56%, 52%, dan 100%.
BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian


1. Pendekatan Penelitian
Ditinjau dari jenis data yang disajikan, pendekatan penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2016)
mengemukakan bahwa kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Menurut Mulyadi (2011) penelitian kuantitatif merupakan pendekatan
penelitian yang mewakili paham positivisme, sementara itu penelitian kualitatif
merupakan pendekatan penelitian yang mewakili paham naturalistic
(fenomenologis).
Jenis penelitian deskriptif kuantitatif yang digunakan pada penelitian ini untuk
memperoleh sebuah informasi mengenai Kepercayaan diri siswa kelas VIII dalam
pembelajaran roll depan senam lantai di Smpn 1 Ciampel secara mendalam, jelas
dan komprehensif. Selain itu, dengan pendekatan deskriptif kuantitatif ini para
siswa dapat mengungkapkan situasi dan permasalahan yang dihadapi dan sering
terjadi kendala dalam kegiatan pembelajaran.

2. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini merupakan penelitian survey. Maharani (2019)
Menjelaskan bahwa metode survey merupakan penelitian yang dilakukan dengan
mengumpulkan data yang relative terbatas dari jumlah khusus yang menjadi
jumlahnya relative banyak. Pada dasarnya survey berguna untuk mengetahui apa
yang ada tanpa mempertanyakan mengapa hal tersebut ada, adapun metode survey
ini untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri siswa kelas VIII dalam
pembelajaran roll depan senam lantai di Smpn 1 Ciampel.
18

B. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang
mempunyai sebuah karakter dan kualitas tertentu yang ditentukan sendiri oleh
peneliti untuk dapat dikaji ataupun dipelajari dan setelah itu akan didapatkan
sebuah kesimpulan dari penelitian tersebut (Sugiyono, 2016: 80). Adapun yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Ciampel yang berjumlah 360 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagiaan dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
tersebut (Sugiyono, 2016: 81). Definisi tersebut sejalan dengan penjelasan Siregar
& Harahap (2019) yang menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi
yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian.
Sampel diambil menggunakan metode Cluster random sampling. Cluster
random sampling merupakan teknik sampling daerah yang digunakan untuk
menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas
(Sugiyono, 2016: 83). Menurut Jessicasari (2014) cluster random sampling
merupakan penentuan sampel dilakukan dengan pengundian memilih kelompok
sampel dari seluruh jumlah kelompok.

C. Variabel dan Desain Penelitian


1. Variabel Penelitian
Siregar & Harahap (2019: 53) berpendapat bahwa variabel merupakan konsep
yang memiliki keragaman nilai.Variabel penelitian yaitu segala jenis atribut, sifat
ataupun sebuah nilai dari seorang individu, objek atau aktivitas yang mempunyai
keragaman tertentu yang telah ditentukan karakteristiknya oleh peneliti untuk
dipelajari atau dikaji sampai dapat ditemukan kesimpulannya. Variabel dalam
penelitian ini terdapat dua variabel diantaranya variabel X kepercayaan diri dan
variabel Y pembelajaran roll depan senam lantai.
19

2. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa
sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan peneliti. Desain
penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai
tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan
tersebut.
Adiyanta (2019) mengemukakan pendapat karakter survey analisis data tidak
hanya mengandalkan pada tujuan dari studi deskriptif atau ekplanatori tetapi juga
pada bentuk dari kemanfaatan desain. Bentuk dasar pada desian penelitian survey
adalah: desain pembagian silang (cross sectional design), studi kecenderungan
(trend studies), panel studi (panel studies) dan sosiometrik (sociometric), dan
desain kontekstual (contextual design).
Penelitian ini menggunakan desain pembagian silang (cross sectional design)
dalam hal ini data dalam bagian silang (cross section) pada pilihan responden
mewakili populasi amat besar yang mengumpulkan perhatian pada hal-hal yang
perlu pada suatu waktu. Dengan “suatu hal pokok pada suatu waktu” tidak berarti
bahwa responden telah diwawancarai atau dilakukan pengadministrasian
kuesioner diri yang dikumpulkan secara berkelanjutan.

Gambar 3.1 Desain Penelitian

D. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2016) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua
20

fenomena ini disebut variabel penelitian. Karena pada prinsipnya meneliti adalah
melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam
penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian.
Instrumen penelitian adalah seperangkat alat penelitian yang digunakan guna
mengumpulkan informasi ataupun sebuah data yang relevan dengan permasalahan
penelitian yang sedang dikaji. Tes dilakukan guna memperoleh data yang
diperlukan yang mana nantinya akan diolah untuk disimpulkan.
Instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
berupa data Angket. Itto Turyandi (2019: 110) menjelaskan bahwa angket ialah
daftar pernyataan atau pertanyaan yang dikirimkan kepada responden, baik secara
langsung atau tidak langsung (melalui pos atau perantara). Alasan dipakai teknik
angket sebagai alat untuk mengumpulkan data adalah karena kebaikan sebagai
berikut:
1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2. Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
3. Dijawab sesuai kesempatan dan waktu senggang responden.
4. Dapat digunakan anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu
menjawab.
5. Dapat standar sehingga semua responden dapat diberi.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Pertanyaan
No Aspek Indikator Sub Indikator Total
Positif Negatif
1 Keyakinan Peserta didik yakin 1 2; 3 3
akan dengan kemampuannya
kemampuan
Percaya Diri

Peserta didik memiliki 4; 5 6;7 4


diri
sikap positif tentang
dirinya
Peserta didik berani 8 9 2
bertanya dan
menyatakan
pendapatnya
2 Sikap Peserta didik memiliki 10 11 2
sikap positif dalam
21

Optimis segala hal tentang


dirinya
Peserta didik memiliki 12 13 2
sikap positif tentang
harapan
Peserta didik memiliki 14; 15 16; 17 4
sikap positif tentang
kemampuannya
3 Sikap Peserta didik 18; 17 20 3
Objektif memandang
permasalahan atau
sesuatu sesuai dengan
kebenaran yang
semestinya
Peserta didik mampu 21; 22 23; 24 4
membedakan fakta dan
opini
4 Sikap Peserta didik bersedia 25; 26 27; 28 4
Bertanggung untuk menanngung
jawab segala sesuatu yang
telah menjadi
konsekuensinya
Bertindak mandiri 29; 30 31; 32 4
dalam mengambil
keputusan
5 Sikap Peserta didik 33 34 2
Rasional menganalisa sesuatu
kejadian dengan
menggunakan
pemikiran yang dapat
diterima oleh akal
Peserta didik dapat 35; 36 37; 38 4
menganalisa suatu
kejadian dengan
menggunakan
pemikiran yang sesuai
kenyataan
TOTAL PERTANYAAN 38
Sumber : Farhan Firdaus (2022: 20)
22

1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2019) Validitas merupakan derajad ketepatan antara data
yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh
peneliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner untuk mengukur
instrument penelitian.
Teknik pengujian ini yang akan diuji adalah validitas konstruksi dengan
menggunakan uji analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor
dengan skor total. Uji instrumen kali ini ditanyakan valid jika R hitung lebih besar
dibandingkan R table. Setelah diperoleh nilai rxy, langkah selanjutnya yaitu
dengan membandingkan hasil r pada tabel product moment. Jika rx > rtabel maka
hasilnya valid. tetapi, jika rx < rtabel maka hasilnya tidak valid. Untuk rumus uji
validitas sebagai berikut :
N ∑ XY −(∑ X )(∑Y )
r xy =
√ {N ∑ X 2−( ∑ X 2 ) }{N ∑ X 2 −( ∑ X 2 ) }
Keterangan :
rxy = Indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = Nilai faktor tertentu
Y = Nilai faktor total
N = Jumlah peserta

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah berkenaan dengan tingkat ketepatan. Suatu instrumen
memiliki tingkat reliabilitas yang memadai bila instrumen tersebut digunakan
untuk mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama
Untuk rumus uji reliabilitas sebagai berikut :

r 11=
[ ][
k
k −1
∑❑2b
1− 2
❑t ]
r11 : Realibilitas insturmen
k : Banyaknya butir pertanyaan
2
 ❑b : Jumlah varians butir
2
❑t : Varians total
23

E. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Angket
(Quesioner) dan alternatif jawaban didasari dengan menggunakan skala likert,
Sugiono (2017: 93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, persepsi dan
pendapat seseorang atau kelompok orang tentang sebuah fenomena sosial. Setelah
itu data agket yang diperoleh dikumpulkan melalui media Google Form dan
Google Drive.
Penggunaan skala likert mampu memberikan alternatif jawaban dari soal
instrumen dengan gradasi dari yang sangat positif hingga kepada yang sangat
negatif, pertimbangan pemilihan pengukuran ini karena mampu memberikan
kemudahan kepada para responden untuk memilih jawaban. Responden diminta
memberikan salah satu pilihan dari jawaban yang telah disediakan. Pilihan
jawaban ada 5 pilihan mulai dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju. Data
diubah berdasarkan bobot skor satu hingga lima yang kemudian dihitung
presentase kelayakan hasilnya dengan menggunakan sebuah rumus.Berikut
penilaian skala likert dan bobot skor. Sugiyono (2017: 97), sebagai berikut:
a. Pertanyaan Positif
1) Jawaban Sangat Setuju (SS) dengan skor nilai : 5
2) Jawaban Setuju (S) dengan skor nilai : 4
3) Jawaban Ragu-ragu (R) dengan skor nilai : 3
4) Jawaban Kurang Setuju (KS) dengan skor nilai : 2
5) Jawaban Tidak Setuju (TS) dengan skor nilai : 1
b. Pertanyaan Negatif
1) Jawaban Sangat Setuju (SS) dengan skor nilai : 1
2) Jawaban Setuju (S) dengan skor nilai : 2
3) Jawaban Ragu-ragu (R) dengan skor nilai : 3
4) Jawaban Kurang Setuju (KS) dengan skor nilai : 4
5) Jawaban Tidak Setuju (TS) dengan skor nilai : 5
24

2. Teknik Analisis Data


a. Menghitung Nilai Rata-rata
Mean menghitung nilai rata-rata dengan menggunakan rumus yang telah
dikemukakan oleh Maharani, (2019: 30) adalah sebagai berikut :
ƩX
Ʃ¿
N

Keterangan : X = Nilai Rata-rata


ƩX = Jumlah skor X
N = Jumlah Sampel Penelitian
b. Menghitung Persentase
F
P¿ x 100 %
N

Keterangan: P = Persentase
F = Frekuensi
N =Jumlah sampel
100% = Bilangan tetap
Sumber: Anas Sudijono dalam Ardiansyah, (2016: 50)
Setelah itu pengelolaan presentase diatas akan dikonvermasikan kedalam
penelitian yang bersifat kuatitatif sebagaimana yang dijelaskan oleh (Maharani,
2019) sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Rubrik Penilaian

No Rubrik Penilaian Kategori


1 90 - 100% Sangat Baik
2 80 - 89% Baik
3 65 - 79% Cukup
4 55 - 64% Kurang
5 0 - 54% Kurang Sekali
Sumber: Arikunto dalam Maharani, (2019: 31)
DAFTAR PUSTAKA

Adiyanta, F. C. S. (2019). Hukum Dab Studi Penelitian Empiris : Penggunaan


Metode Survey Sebagai Instrimen Penelitian Hukum Empiris. Adminitrative
Law & Governance Journal, 2(4), 697–709.
Ahdar, A., & Musyarif, M. (2014). Pendidikan Islam Ikhwan Al-Muslimin
(Telaah Pemikiran Hasan Al-Banna). In Lembah Harapan Press.
Amri, S. (2018). Pengaruh Kepercayaan Diri ( Self Confidence ) Berbasis
Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Sma
Negeri 6 Kota Bengkulu. 03(02).
Ardiansyah, O. G. (2016). MOTIVASI SISWA KELAS X DAN KELAS XI DALAM
MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SMAN 1
SEDAYU KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
(DIY). 4(4).
Chandra, S. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk
SMP/MTs Kelas VII. Pusat Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional.
Darsi, H. (2018). Pengaruh Senam Aerobic Low Impact terhadap Peningkatan
V02max. Gelanggang Olahraga: Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
(JPJO), 1(2), 42–51. https://doi.org/10.31539/jpjo.v1i2.134
Effendi, R., Kurniawan, F., Armen Gamael, Q., Bagja Kelana, F., & Okilanda, A.
(2020). Survei Aspek Mental Siswi Di Kabupaten Karawang Dalam
Mengikuti Pertandingan Futsal. Jurnal Sains Keolahragaan Dan Kesehatan,
5(1), 9–27. https://doi.org/10.5614/jskk.2020.5.1.2
Egi Aldi Reza, Muhammad Mury Syafei, I. Z. A. (2021). Tingkat Rasa Percaya
Diri Siswa Pada Pembelajaran Senam Lantai. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Febriyani, T., Kurniawan, F., & Effendi, R. (2020). Kepercayaan Diri Siswa
Dalam Pembelajaran Lompat Harimau. Altius: Jurnal Ilmu Olahraga Dan
Kesehatan, 9(2), 92–99. https://doi.org/10.36706/altius.v9i2.13001
Hadjarati, H., & Haryanto, A. I. (2020). Motivasi Untuk Hasil Pembelajaran
Senam Lantai. Multilateral Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga,
19(2), 137. https://doi.org/10.20527/multilateral.v19i2.8646
Harefa, D. (2019). Peningkatan Prestasi Rasa Percaya Diri Dan Motivasi
Terhadap Kinerja Guru IPA. Media Bina Ilmiah, 13(10), 1773–1786.
https://doi.org/Https://Doi.Org/10.33758/Mbi.V13i10.592
Harimurti, R. S. (2018). Peningkatan keyakinan diri dan hasil belajar guling depan
melalui latihan imagery. Jurnal Keolahragaan, 6(1), 87–99.
https://doi.org/10.21831/jk.v6i1.10097
26

Hulukati, W. (2016). Pengembangan Diri Siswa SMA. In Ideas Publishing.


Idris, F. (2016). Hubungan Self Confidencedengankesiapan Belajar Siswa Di Sma
Idhata Kendari.
Jessicasari, A., & Hartati, S. C. Y. (2014). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan
Lingkungan Sekolah terhadap Kedisiplinan Siswa Dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Studi pada kelas XI di SMAN
3 Sidoarjo). Jurnal Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, 02(03), 661–666.
Junaidi. (2017). Pengaruh Pendekatan Bermain pada Pembelajaran Guling Depan
Senam Lantai Siswa Kelas VIII SMP Islam Ibnu Khaldun Banda Aceh.
Journal Penjaskesrek, 4(2), 209–217.
Maharani, D. (2019). Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
Bola Basket Di SMA Negeri 8 Banda Aceh.
Mashuri, H. (2017). Persepsi Siswa terhadap Pemebelajaran Guru Pendidikan
Jasmani di SMA Muhammadiyah Kediri. Jurnal SPORTIF : Jurnal
Penelitian Pembelajaran Olahraga, 3(1), 1–10.
http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pjk/index
Mulyadi, M. (2011). Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar
Menggabungkannya. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 15(1), 128.
https://doi.org/Https://Doi.Org/10.31445/Jskm.2011.150106
Mulyono, A., Haetami, M., & Triansyah, A. (2019). Tingkat Kepercayaan Diri
Mahasiswa Penjas Setelah Mengikuti Perkuliahan Senam Lantai. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 8(3), 1–12.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/32429
Octabriani, A. D. (2014). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan
Penyesuaian Sosial Pada Mahasiswa Baru Angkatan 2013 Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Pramana, E. A. (2019). Ekstrakurikuler Olahraga Di Smp Negeri Se-Kecamatan
Batang , Kabupaten Batang.
Ramadin; Pranata, D. Y. I. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Gaya Komando
Terhadap Keterampilan Roll Depan Dan Roll Belakang Cabang Olahraga
Senam Lantai Pada Siswa Sma Swasta Malem Putra 1 Darul Imarah
Kabupatenaceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 02(1), 1–9.
Sholichah, A. S. (2018). Teori-Teori Pendidikan dalam Islam. Jurnal Pendidikan
Islam, 07(1), 23–46. https://doi.org/10.30868/EI.V7
Siregar, A. Z., & Harahap, N. (2019). Strategi Dan Teknik Penulisan Karya Tulis
Ilmiah Dan Publikasi (D. Novidiantoko (Ed.). Deepublish Cv Budi Utama.
Studi, P., Jasmani, P., Dan, K., Keguruan, F., Ilmu, D. A. N., & Singaperbangsa,
U. (2022). TIRTAMULYA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN.
27

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. In Metode


Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. In Koleksi Buku UPT
Perpustakaan Universitas Negeri Malang.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Sutopo
(ed.); 2nd ed.). ALFABETA BANDUNG.
Sujana, I. W. C. (2019). Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia. Adi Widya:
Jurnal Pendidikan Dasar, 4(1), 29. https://doi.org/10.25078/aw.v4i1.927
Sukma, M., Kurniawan, F., & Fahrudin, F. (2019). Survei Self Confidance pada
Peserta Ekstrakurikuler Futsal di SMAN Se-Kecamatan Klari Kabupaten
Karawang. JURNAL SPEED (Sport, Physical Education, Empowerment),
2(2), 31–38. https://doi.org/https://doi.org/10.35706/speed.v2i2.337
Supriyanto, A. (2015). PSIKOLOGI OLAHRAGA. UNY Press.
Sutrisno, B., & Khafadi, M. B. (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan 2. In Pusat Perbukuan Kemendiknas.
Tanjung, Z., & Amelia, S. (2017). Menumbuhkan Kepercayaan Diri Siswa. JRTI
(Jurnal Riset Tindakan Indonesia), 2(2), 2–6.
https://doi.org/10.29210/3003205000
Turyandi, I. (n.d.). Metodologi Penelitian. In In Alfabeta Bandung Undang-
Undang.
Wisahati, A. S., & Santosa, T. (2010). Pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan. Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai