Oleh:
Ilham Cahyana Jati
19601244002
i
SURAT PERNYATAAN
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
iii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
MOTTO
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Skripsi ini
dipersembahkan kepada :
1. Kedua orang tua saya, Bapak Suyono S.E dan Ibu Umi Martuti, serta adik
saya yang saya sayangi Idham Damaryana Jati yang dengan segenap jiwa
2. Kepada kekasih saya Nafi’ah Sinta Delia, yang sudah membatu dan
3. Kepada teman sekaligus sahabat saya Sugeng Triyono, Ridho Imam Ansori,
Hendri Eko Subroto, Dandi Dwi Prasetya dan teman-teman yang lain yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang sudah menjadi tempat segala
Skripsi ini saya persembahkan sebagai jawaban atas kepercayaan yang telah
vi
KATA PENGANTAR
vii
SURVEI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI
DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM MERDEKA
DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN WONOSOBO
TAHUN AJARAN 2022/2023
Oleh:
Ilham Cahyana Jati
19601244002
ABSTRAK
Kata Kunci:
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
hayat dalam semua tempat serta situasi yang memberikan pengaruh positif pada
“usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran
berasal dari kata ‘didik’ serta mendapatkan imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’,
sehingga kata ini memiliki pengertian sebuah metode, cara maupum tindakan
dkk (2022).
1
1989 ditegaskan lagi bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti
Sastrawijaya (dalam Sujana, 2019) tujuan pendidikan adalah segala sesuatu yang
waktu senggang secara membangun, dan sebagainya karena harapan setiap peserta
didik berbeda-beda.
prasarana yang memadai jumlah dan jenisnya diasumsikan akan berperan banyak
2
diterapkan dengan baik, maka pendidikan di Indonesia juga akan berjalan dengan
baik, salah satu faktor tersebut adalah sarana dan prasarana. Minimnya sarana dan
prasarana di banyak sekolah merupakan masalah yang perlu segera diatasi, karena
berbagai masalah.
jasmani bisa menghambat gerak pada peserta didik. Peran sarana dan prasarana
sarana dan prasarana yang baik serta memadai sangat mempermudah guru
bermacam variasi dan metode pembelajran. Begitu juga dengan peserta didik,
Pendidikan Jasmani. Peserta didik akan lebih sering dalam menerapkan berbagai
keterampilan dan aktivitas di dalam proses pembelajaran, maka dari itu tujuan
3
Kabupaten Gunungkidul, peneliti mengetahui keluhan dari beberapa mahapeserta
wawancara dengan empat guru Pendidikan Jasmani dan tiga mahapeserta didik
pembelajaran terbuang.
2. Penggunaan satu lapangan terbuka bebas untuk lebih dari satu kelas yang
3. Terbatasnya jumlah sarana olahraga yang tersedia, seperti bola sepak bola,
bola basket, bola voli hingga matras senam lantai, sehingga menghambat
proses pembelajaran.
pembelajaran karena hanya terdapat satu lapangan yang dibagi menjadi dua.
5. Belum adanya sarana yang dapat digunakan untuk pembelajaran bulu tangkis.
6. Tidak layaknya sarana olahraga yang ada, seperti bola sepak bola, bola basket
4
7. Tidak adanya gudang olahraga sehingga peletakan sarana pembelajaran
8. Adanya sarana olahraga yang rusak, seperti bola basket dan lain-lain, dan
9. Adanya prasarana yang rusak seperti net yang digunakan untuk bulutangkis
10. Sarana olahraga berupa bola memiliki kualitas yang kurang baik dan rawan
mengalami kerusakan.
terbatasnya lapangan terbuka bebas, hingga bola dan sarana lainnya. Hambatan
dalam proses pembelajaran yang dialami karena terbatasnya sarana dan prasarana
sehingga peserta didik menjadi tidak fokus. Selain itu, karena terbatasnya sarana
dan prasarana yang ada menjadikan beberapa materi menjadi rawan untuk tidak
Pendidikan Jasmani, peserta didik akan menjadi bosan serta peserta didik akan
lebih banyak beristirahat. Ini akan menyebabkan kebugaran tidak akan tercapai.
Hal tersebut wajib dihindari demi kebugaran peserta didik, sehingga sarana
5
mengkondisikannya dengan baik supaya pembelajaran Pendidikan Jasmani bisa
fakta lapangan untuk bisa mendapatkan kesimpulan yang dapat diambil terhadap
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
agar tidak terlepas dari inti permasalahan yang sebenarnya dan karena adanya
keterbatasan peneliti baik waktu maupun dana maka dari itu peneliti memberi
6
D. Rumusan Masalah
Gunungkidul?”
E. Tujuan Penelitian
Gunungkidul.
F. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Gunungkidul.
2. Praktisi
a. Bagi Sekolah
ditetapkan.
7
b) Agar lebih bisa merawat dan memberi perhatian terhadap saran dan
b. Bagi Pemerintah
sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani agar sedikit lebih lengkap sesuai
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Diskripsi Teori
karena apabila pada suatu tempat atau instansi memiliki sarana dan prasarana
yang memadai sesuai ketetapan standar yang ada, maka aktivitas yang ada dalam
tempat atau instansi tersebut akan berjalan lancer dan mempermudah suatu
Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 45 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan
sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik. Menurut Qomar (dalam Sari,
2021), mengatakan bahwa sarana adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan
perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan dan menunjang
proses pendidikan disekolah, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta media
sekolah, dan jalan menuju sekolah. Pemenuhan sarana dan prasarana dilakukan
9
ketika suatu tempat atau instansi ingin mencapai ketertiban dan mencapai standar
atau peralatan dan prasarana atau perkakas, yang akan diuraikan seperti di bawah
ini:
dengan fasilitas ialah suatu bentuk yang permanen, baik untuk ruangan
10
proses belajar mengajar. Mulyasa (dalam Kartika, 2019) menjelaskan
meja, kursi serta alat-alat dan media pengajaran. Bafadal (dalam Kartika,
ruang kelas, meja, kursi, serta media pengajaran. (Qomar, dalam Nugraha
dkk, 2021). Oleh karena itu sarana dan prasarana pendidikan adalah satu
11
sekolah. Menurut Agus S. Suryobroto (dalam Risna, 2019) mengatan
dipindah (bisa semi permanen) tetapi beat atau sulit. Menurut Rudi Abas
(dalam Nugraha dan Tri, 2020) prasarana olahraga adalah sumber daya
bangunan dan ada batas fisik yang ada status jelas dan
adalah salah satu upaya untuk meningkatkan hasil kegiatan belajar yang
berikut:
12
1) Sarana dan prasarana pada cabang olahraga atletik:
13
c) 2 peti lompat, 1 peti lompat untuk 16 peserta didik.
e) 1 balok titian.
f) 1 palang tunggal.
g) 2 tape recorder.
h) 2 kaset senam.
N
Jenis Rasio Deskripsi
O
Tinggi sesuai ketentuan yang
1 Tiang bendera 1 buah/sekolah
berlaku
2 Bendera 1 buah/sekolah ukuran sesuai yang berlaku
3 Peralatan Bola Voli 2 buah/sekolah Minimum 6 bola.
4 Peralatan Sepak Bola 1 set/sekolah Minimum 6 bola.
Peralatan Bola
5 1 set/sekolah Minimum 6 bola.
Basket
Minimum matras, peti loncat,
6 Peralatan Senam 1 set/sekolah
tali loncat, simpai, bola
14
plastik, tongkat, palang
tunggal, gelang
Minimum lembing, cakram,
7 Peralatan Atletik 1 set/sekolah peluru, tongkat estafet, bak
loncat.
Peralatan Seni Disesuaikan dengan potensi
8 1 set/sekolah
Budaya masing-masing.
Peralatan Disesuaikan dengan potensi
9 1 set/sekolah
Keterampilan masing-masing.
10 pengeras Suara 1 set/sekolah
11 Tape Recorder 1buah/sekolah
untuk tingkat SD, SLTP dan SMU dengan 6-10 kelas dan jumlah murid 150-250
peserta didik. Diperlukan area seluas 8 M²/ peserta didik untuk prasarana sekolah
harus menggunakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan dan cara
penguasaan atau pemanfaatannya. Oleh karena itu, sarana dan prasarana tersebut
harus ada di setiap kelas pendidikan jasmani. Sarana dan prasarana juga harus
2. Peran Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan Jasmani (+1 sumber dan
kesimpulan)
15
berarti adanya harapan yang ditujukan kepada sarana dan prasarana pembelajaran
dari sarana dan prasarana yang merupakan salah satu faktor yang sangat penting
sarana dan prasarana yang ada disekolah. Sehingga akan berpengaruh terhadap
hasil yang dicapai dalam tujuan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
berfungsi sebagai alat bantu untuk menunjang tercapainya tujuan. Apabila sarana
dan prasarana disekolah tidak memadai atau kurang baik maka ini semua akan
dorongan yang terdapat dari dalam atau dorongan dari luar peserta didik itu
sendiri, ini semua erat kaitannya dengan sarana dan prasarana yang dipakai oleh
prasarana yang dibutuhkan di sekolah dan bertanggung jawab atas kondisi sarana
dan prasarana yang telah diadakan. Pengadaan sarana dan prasarana Pendidikan
Jasmani di sekolah dilakukan ketika guru atau peserta didik merasa bahwa
pembelajaran tidak berjalan dengan efektif, sehingga peran sarana san prasarana
Pendidikan Jasmani tersebut akan terasa ketika sarana dan prasarana yang ada
pendidikan jasmani yang optimal, dimana sarana dan prasarana tersebut akan
16
mempermudah dan menunjang guru dan peserta didik dalam melakukan praktik
adalah salah satu unsur yang menjadi ciri khas pendidikan jasmani. Melalui
didik) merasa senang sekaligus mendapatkan ilmu dari materi yang diberikan.
mengatakan bahwa dewasa ini pendidikan jasmani dapat diterima secara luas
sebagai akibat dari merebaknya telaahan pendidikan gerak pada akhir abad ke-
17
diarahkan pada usaha pencapaian tujuan pembelajaran, mengembangkan
aktivitas jasmani tampak dalam aktivitas gerak peserta didik pada saat mereka
gerakan fisik, baik yang dilakukan oleh guru maupun peserta didik.
manusia yang berkarakter kuat melalui aktivitas yang dilakukan pada aktivitas
jasmani. Maka dari itu, selama dalam proses pembelajaran guru dan peserta
Pengertian Pendidikan Jasmani, (b) Fungsi dari Pendidikan Jasmani, dan (c)
yang dilakukan secara sadar serta sistematik lewat berbagai aktivitas dalam
kecerdasan dan penyusunan sifat menjadi salah satu tujuan pokok pendidikan
keterampilan gerak serta berbagai aktivitas jasmani agar dapat: (1) memacu
18
gerak dan cabang olahraga; (3) mengerti akan pentingnya kesehatan, kesegaran
jasmani dan olahraga terhadap perkembangan jasmani dan mental; (4) mengerti
sehari-hari; dan (6) menumbuhkan sikap positif dan mampu mengisi waktu
makin besar bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri. Pendidikan Jasmani juga
membantu peserta didik dalam mengenal lingkungan dan potensi yang ada
bermain dan bergerak dan benar-benar belajar tentang potensinya dan dalam
dalam ruang kelas pada jam pelajaran yang telah dibuat oleh sekolah.
4. Hakikat Pembelajaran
19
Sarana Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses terjadinya interaksi
antara peserta didik dengan lingkungan belajar, sehingga akan terjadi perubahan
perilaku dan tingkah laku mengarah lebih baik dari sebelumnya. Menurut
dengan peserta didik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu
lingkungan belajar.
merupakan usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan peserta didiknya
(mengarahkan interaksi peserta didik dengan sumber belajar lain) dengan maksud
manusiawi (peserta didik dan guru), material (buku, papan tulis, kapur dan alat
belajar), fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling
untuk berpartisipasi secara aktif serta memberikan ruang yang cukup untuk
Prakarsa, kreatifitas, sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
20
Pembelajaran dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas sesuai
dengan jadwal yang telah dibuat dan disetujui oleh pihak yang berwenang.
berharga bagi guru dan peserta didik yang mana diharapkan akan membawa guru
dalam masa usia remaja. Masa remaja rentan usia antara 12 tahun hingga 21 tahun
merupakan masa peralihan antara masa kehidupan yang lalu yaitu masa anak-anak
ke masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja dikenal dengan masa pencarian
b. Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa
lainnya.
21
e. Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan menat
dan kemampuannya.
akan menjadi lebih tambah kuat dari sebelumnya dan bertumbuh semakin lebih
baik, maka kemampuan motorik dan kondisi psikisnya juga sudah siap menerima
latian peningkatan keterampilan gerak menuju prestasi olahraga yang lebih tinggi
dan jauh lagi. Karakteristik peserta didik menjadi penting dalam penelitian ini
karena sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik atau sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
Sekolah Menengah Atas akan dapat menjamin pembelajaran yang lebih efektif
dan terarah.
1. Penelitian 1
Makassar pada tahun 2019 tentang “Survei Sarana dan Prasarana Olahraga
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah sarana dan prasarana yang
dimiliki saat ini dalam kategori ideal dengan presentase yaitu 70,8%, index
22
dengan melihat dari hasil olah data korelasi menggunakan SPSS
menyatakan bahwa ada korelasi antara sarana dan prasarana dengan hasil
belajar penjas dengan tingkat keeratan 0,30 atau berada dalam kategori
korelasi rendah.
pendidikan jasmani.
2. Penelitian 2
23
dan prasarana pendidikan jasmani di SD Negeri se-Kecamatan
Gunungkidul.
3. Penelitian
negeri se-kota Salatiga tahun 2020 yang mengacu pada peraturan menteri
24
pendidikan nasional nomor 24 tahun 2007 dapat diketahui bahwa dalam
memiliki sarana yang tidak sama. Data yang telah diperolah menunjukkan
untuk rata rata keseluruhan sarana dan prasarana pada SMP negeri se-kota
kategori baik sekali, untuk cabang olahraga senam sebesar 36% termasuk
dalam kategori kurang, dan untuk cabang olahraga atletik dengan rata-rata
sebesar 86% termasuk dalam kategori baik sekali. Seluruh hasil data
Arif Maulana Soleh dan Waluyo dengan penelitian yang akan dilakukan
se-Kabupaten Gunungkidul
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan Jasmani
25
Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani
pembelajaran pendidikan jasmani tersebut adalah salah satu nya sarana dan
Kabupaten Gunungkidul, hal tersebut didasarkan pada hasil pra observasi yang
karena sarana dan prasarana bukan hanya sekedar alat bantu semata akan tetapi
bisa disebut sebagai media yang utama untuk bisa digunakan guru dalam
pelajaran yang tidak hanya teori melainkan juga praktik oleh sebab itu dibutuhkan
26
sebenarnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani khususnya di Sekolah
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
penyusunan data, serta analisis dan penafsiran data tersebut. Metode yang
digunakan dalam penelitan ini yaitu metode survei menggunakan berupa angket
dengan teknik menghitung sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang ada di
hasil penelitian. Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian penelitian. Dimana variabel yang akan diungkap adalah sarana dan
Kabupaten Gunungkidul.
seharusnya. Keberadaan disini menjelaskan ada atau tidak ada serta berapa
28
mengenai berapa jumlah keadaan setiap sarana dan prasarana penddikan
jasmani yang baik maupun yang sudah tidak layak pakai atau rusak,
sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki dan tidak dimiliki
1. Lokasi Penelitian
2. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
Semua populasi tersebut akan dijadikan objek sehingga penelitian ini dapat
29
N Nama Sekolah Alamat Status
O
1 SMAN 1 Rongkop Jl. Sadeng KM 25 Semugih Negeri
2 SMAN 1 Semin Bulurejo, Semin 55854 Negeri
3 SMAN 1 Karangmojo Ngipak, Karangmojo 55891 Negeri
4 SMAN 1 Semanu Semanu Kidul 55893 Negeri
5 SMAN 1 Tanjungsari Jl. Baron KM. 12 Kemiri Negeri
6 SMAN 1 Panggang Pundak, Giri wungu, Panggang Negeri
55872
7 SMAN 1 Wonosari Jalan Brigjen Katamso 04 Negeri
8 SMAN 2 Wonosari Wonosari, Gunungkidul, D.I.Y Negeri
9 SMAN 1 Playen Jl. Playen-Paliyan, Plembutan, Negeri
Playen, Gunungkidul
10 SMAN 2 Playen Logandeng, Playen 55861 Negeri
11 SMAN 1 Patuk Bunder, Patuk 55862 Negeri
3. Sampel Penelitian
teliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai
sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sampel dalam hal ini adalah
total sampling atau keseluruhan populasi yang di teliti. Sampel dalam penelitian
ini adalah sarana dan prasarana olahraga di seluruh Sekolah Menengah Atas
1. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survei dengan
menggunakan lembar kuesioner atau angket sebagai alat pengambilan data untuk
30
mencatat hasil dari survei yang dilakukan. Cara mengisi lembar kuesioner atau
angket tersebut adalah dengan memberi tanda centang (√) pada kolom
keberadaan, dan memberi mengisikan angka pada kolom jumlah, kondisi, dan
status kepemilikan, kemudian pada kolom keterangan diisi dengan satuan panjang
(meter dan sentimeter) dan berat (gram dan kilogram) sarana dan prasarana
Windiati (2011) dan Ade Bramanto (2013) yang telah di validasi oleh Agus
31
3.5.Akuatik - -
3.6.Aktivitas Luar 61 s/d 63
3
Kelas
Jumlah Total 63
sumber data atau objek penelitian dan mengisi data angket atau kuesioner
mengenai hal yang ada didalam gudang olahraga disekolah maupun tempat lain
a. Observasi
b. Angket (Questioner)
32
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan
1. Validitas Data
& Don Munro, 2006; Pallant, 2010; Sugiyono, 2010). Artinya bahwa validitas
suatu penelitian berkaitan dengan sejauh mana seorang peneliti mengukur apa
deduksi, nalar, fakta dan data numerik (Golafshani dalam Budiastuti, 2018). Alat
pengukuran yang umum dipakai ialah kuesioner dan tes. Dalam konteks ini, alat
ukur kuesioner tersebut perlu disusun sedemikian rupa agar dapat dijadikan
penelitian.
relevansi isi tes melalui analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau
melalui expert judgement (penilaian ahli). Validitas konten atau content validity
33
kawasan atau keseluruh konsep yang diukur, semakin besar validitas konten. Atau
dengan kata lain, validitas konten merupakan fungsi seberapa baik dimensi dan
(2018) Validitas ini berkaitan dengan apakah butir-butir pernyataan atau item-item
yang tersusun dalam kuesioner atau tes sudah mencakup semua materi yang
hendak diukur. Validitas konten atau validitas isi fokus memberikan bukti pada
elemen-elemen yang ada pada alat ukur dan diproses dengan analisis rasional.
Beberapa contoh elemen yang dinilai dalam validitas konten adalah sebagai
berikut:
dari sebuah metode dan hasil penelitian. Konsep reliabilitas mengacu pada
34
konsistensi hasil score pada item-item yang terdapat pada kuesioner penelitian
mengukur konsistensi alat ukur yang digunakan peneliti kuantitatif. Teknik uji
reabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah Internal Consistency, yang
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja pada subjek penelitian
dan menggunakan teknik pengujian Alfa Cronbach yang dilakukan dengan untuk
instrumen yang memiliki jawaban benar lebih dari 1. Instrumen tersebut misalnya
deskriptif. Menurut Sugiyono (2006: 21) statistik deskrpsi adalah statistik yang
diteliti melalui data sampel atau pupulasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat yang berlaku untuk umum. Menurut Anas Sudijono (2007:
data angka agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas, dan jelas
35
sebagai berikut:
Keterangan:
P = Persentase yang dicari (Frekuensi Relatif)
F = Frekuensi
N = Jumlah Responden
(Sumber: Sudijono 1995: 40).
berikut:
Tabel 2. Katagorisasi
No Interval Kategori
1 M + 1,5 SD < X Sangat Baik
2 M + 0,5 SD < X ≤ M + 1,5 SD Baik
3 M - 0,5 SD < X ≤ M + 0,5 SD Cukup
4 M - 1,5 SD < X ≤ M - 0,5 SD Kurang
5 X ≤ M - 1,5 SD Sangat Kurang
Keterangan :
M : nilai rata-rata (mean)
X : skor
SD : standar deviasi
(Sumber: Azwar, 2018: 163)
36
BAB IV
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
bxaixbajb
38
DAFTAR PUSTAKA
39
LAMPIRAN
40