Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENELITIAN KOLABORATIF

PENGARUH PEMBIASAAN MEMBACA AL QURAN PRA PEMBELAJARAN TERHADAP


KESIAPAN MENTAL BELAJAR SISWA DI MA MANBAUL ULUM SINOMAN

Oleh:

Ka’anto,M.S.I

NIND.

Mulyo Sepdianto

Nip

Arfat Syaifudin 1120009


Deviana Ayu Wulandari 1120010
Lina Zulyana 1120013
Siti Maulin Ni’mah 1120024
Sabila Khoirunnisa 1120023
Irma Ikhdatun Mawadah 1120123

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI
2023
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN

1. Judul Penelitian : Pengaruh Pembiasaan membaca Al Quran pra pembelajaran


terhadap kesiapan Mental belajar siswa di MA Manbaul Ulum
Sinoman Pati.

2. Bentuk Penelitian : Kolaborasi


(Mandiri/Kolaboratif)
3. Ketua Pelaksana Kegiatan : Ka’anto,M.S.I

4. Anggota Tim : Mulyo Sepdianto,S.Pd. (Guru MA Manbaul Ulum)

5. Nama Mahasiswa : Arfat Syaifudin (1120009), Deviana Ayu Wulandari (1120010),


Lina Zulyana (1120013), Siti Maulin Ni’mah (1120024), Sabila
Khoirunnisa (1120023), Irma Ikhdatun Mawadah (1120123).

6. Perguruan Tinggi : STAI Pati

Pati, 11 November 2023


Mengetahui,

Ketua LP2M

Indar Wahyuni,M.S.I
ABSTRAK

Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu 1) Bagaimana pembiasaan membaca
Al Quran pra pembelajaran di MA Manbaul Ulum? 2) Apa factor penghambat pembiasaan
siswa membaca al quran pra pembelajaran di MA Manbaul Ulum Sinoman Pati? 3) Bagaimana
hasil pembiasaan membaca Al Quran pra pembelajaran terhadap kesiapan mental siswa di MA
Manbaul Ulum Sinoman Pati?
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan dengan metode kualitatif dengan teknik
analisis....... Berdasarkan

TRANSLITERASI
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya. Shalawat dan salam
kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga beliau dan para sahabat serta orang-orang salih hingga
akhir zaman. Penulisan penelitian kolaboratif ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pada Program Guru Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi dengan judul yang
diajukan yaitu “Pengaruh pembiasaan membaca Al qur’an pra pembelajaran terhedap kesiapan mental
belajar siswa di MA Manbaul Ulum Sinoman Pati .”Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
penelitian kolaboratif ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bu Aida Husna, MA. Selaku Ketua STAI Pati


2. Bu Indar Wahyuni, M.S.I. Selaku Ketua LPPM STAI Pati
3. Bapak Muhammad Aminuddin, M.Si Selaku Kepala Madrasah Aliyah Manbaul Ulum
Sinoman.
4. Bapak Ka’anto, M.S.I. Selaku Ketua pelaksana penelitian kolaboratif
5. Bapak Mulyo Sepdianto, S.Pd. Selaku anggota TIM penelitian kolaboratif
6. Semua Staf dan Guru Madrasah Aliyah Manbaul Ulum Sinoman
7. Siswa Siswi Madrasah Aliyah Manbaul Ulum Sinoman yang terbuka menerima keadaan
mahasiswa dalam penelitian kolaboratif.
8. Semua pihak yang membantu baik materiel maupun spiritual sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian kolaboratif yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penelitian kolaboratif ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan demi
kesempurnaan penelitian kolaboratif ini. Penulis berharap semoga penelitian kolaboratif
ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

PENULIS
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini kemajuan teknologi terus berkembang pesat tidak luput juga pendidikan juga
mengalami perkembangan pesat, karena setiap zaman masalah pendidikan adalah sangat penting
dalam pendidikan, baik kehidupan berkeluarga berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu
bangsa sangat dipengaruhi oleh kondisi pendidikanya, undang undang sisdiknas No. 20 Tahun 2003
Bab II Pada Pasal 3 disebutkan bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1

Undang undang diatas menjelaskan bahwa pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita cita Bangsa Indonesia
dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan Bangsa. Kegiatan belajar

mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya tujuan
pendidikan banyak bergantung pada bagaimana peroses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak
didik. Belajar merupakan suatu peroses usaha yang dilakukuan sesorang untuk memper oleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam
interaksi dengan lingkunganya.

Seorang peserta didik akan berhasil dalam belajar, jika pada dirinya sendiri ada keinginan untuk
belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam keinginan pendidikan dan pengajaran. Keinginan
atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Proses belajar mengajar merupakan
suatu proses yang kompleks terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu
terjadi karena adanya interaksi antara seorang dengan lingkunganya. Oleh karena itu, belajar dapat
terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu betanda seseorang itu telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri orang itu, yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada
tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya.

Masalah yang kerap timbul disekolah ketika proses belajar mengajar salah satunya yaitu bagaimana
upaya guru memberikan pemahaman kepada siswa mengenai pelajaran yang telah diajarkan. Dengan
memberikan pemahaman kepada siswa itu, maka diharapkan materi yang diajarkan tersimpan lebih
lama didalam ingatan siswa. Selain memberikan pemahaman kepada siswa, ketrampilan siswa untuk
meyakinkan guru bahwa materi yang disampaikan oleh guru sudah difahami oleh siswa itu sangat
diperlukan oleh guru. Ketrampilan siswa termasuk pada aspek psikomotorik, aspek psikotorik ini
adalah lanjutan dari aspek kognitif siswa.

Faktor factor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
golongan saja,yaitu factor intern dan ektern. Factor intern adalah factor yang ada dalam diri individu
1
H.M.Ra’uf dkk, Undang undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan (Jakarta : BP.Dharma Bhakti,
2005 ) halaman 8
yang sedang belajar.2 Salah satu factor intern yang berpengaruh dalam situasi pembelajaran adalah
kesiapan mental yakni kemampuan seseorang untuk menghadapi guncangan-guncangan mental yang
terjadi pada dirinya didalam acara tertentu terhadap suatu situasi.

Mental yang sehat dapat menentukan tanggapan atas dirinya terhadap setiap persoalan,dan
kemampuan untuk beradabtasi dan mental yang sehat pula lah yang menentukan apakah seseorang
atau individu memiliki gairah hidup atau justru mereka pasif dan tidak bersemangat bahkan memiliki
ketakutan untuk hidup.3

Menurut Gulo kesiapan mental yakni suatu kondisi kematangan psikis untuk menerima dan
mempraktekkan tingkah laku tertentu. Dipertegas oleh Good kesiapan mental sebagai sesuatu
kemauan atau keinginan tertentu yang tergantung pada tingkat kematangan pengalaman dan emosi.
Kesiapan menunjukkan pengetahuan,ketrampilan dan sikap yang dimiliki seseorang dalam kaitannya
dengan keadaan berikutnya yang akan dicapai oleh seseorang.

Kesiapan mental siswa sangat berkaitan erat dengan kondisi lingkungan sekitar,untuk itu sekolah
harus membentuk lingkungan sekolah dengan sebaik mungkin,pembentukan kesiapan mental siswa
dalam belajar dapat diupayakan dengan berbagai kegiatan positif salah satunya membaca al quran
setiap awal pembelajaran.

Membaca terbentuk dari kata “baca” yang mendapat awalan me- menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, membaca mempunyai arti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis(dengan
menuliskan atau hanya dalam hati) menjaga atau melafalkan apa yang tertulis, mengucapkan dan
memahami. Membaca merupakan hal yang utama dalam kegiatan proses belajar mengajar, karena
semua proses belajar mengajar didasarkan pada kemampuan membaca. Kegiatan membaca adalah
menangkap apa yang tersirat dari bahasa yang tersurat. kegiatan membaca juga bisa menambahkan
wawasan yang luas bagi pembaca, seperti halnya membaca Al Qur’an adalah sebagai kewajiban bagi
setiap muslim untuk mempercayai Al Qur’an sebagai kitab sucinya, serta tanggung jawab untuk
mempelajari dan mengajarkanya.

Berdasarkan observasi awal yang telah peneliti lakukan bahwa kondisi kesiapan mental siswa
sebelum dilaksanakannya kegiatan membaca al quran secara kasat mata sangat beragam ada yang
menunjukkan semangat belajar serta adapula yang menynjukkan sikap murung yang menunjukkan
adanya semangat belajar. Selanjutnya dalam kegiatan membaca al quran berlangsung siswa
menunjukkan kedisiplinan dalam kegiatan tersebut karena adanya pantauan kepala sekolah melalui
cctv. Lebih dalam lagi peneliti melihat bahwa tidak seluruh siswa dapat membaca al quran secara
lancar,akan tetapi secara keseluruhan kegiatan membaca al quran di MA Manbaul Ulum berjalan
dengan baik dan khidmah. Selanjutnya dalam kegiatan pembelajaran terlihat lebih kondusif dan
secara umum pembelajaran berjalan dengan baik.4

Melihat kegiatan pembiasaan membaca al quran setiap pagi yang diterapkan di MA Manbaul
Ulum tersebut saya tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pembiasaan

2
Selameto,Belajar dan factor factor yang mempengaruhinya.hal 54
3
Zakiah Daradjat,Kesehatan mental,(Jakarta:cv haji masagung,1990),hal 16
4
Observasi mandiri peneliti di MA manbaul ulum,25 oktober 2023
Membaca Al qur’an Pra Pembelajaran Terhadap Kesiapan Mental Belajar Siswa di MA Manbaul
Ulum Sinoman Pati”

A. Fokus Penelitian
Untuk mempermudah peneliti dalam menyelesaikan penelitian tentang pembiasaan membaca Al
Qur’an sebelum pembelajaran,peneliti menentukan focus masalah “ PENGARUH PEMBIASAAN
MEMBACA ALQURAN PRA PEMBELAJARAN TERHADAP KESIAPAN MENTAL
BELAJAR SISWA DI MA MANBAUL ULUM SINOMAN “.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian yang akan saya lakukan ini saya merumuskan beberapa rumusan masalah :
1. Bagaimana pembiasaan membaca Al Quran pra pembelajaran di MA Manbaul Ulum?
2. Apa faktor penghambat pembiasaan siswa membaca al quran pra pembelajaran di MA Manbaul
Ulum Sinoman Pati?
3. Bagaimana hasil pembiasaan membaca Al Quran pra pembelajaran terhadap kesiapan mental
siswa di MA Manbaul Ulum Sinoman Pati
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Dalam setiap penelitian tentunya harus memiliki tujuan yang jelas,pada penelitian yang akan saya
lakukan kali ini tujuan penelitian yakni :
1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembiasaan rutinitas membaca Al Quran pra pembelajaran
di MA Manbaul Ulum.
2. Untuk mengetahui penghambat pembiasaan siswa membaca al quran pra pembelajaran di MA
Manbaul Ulum Sinoman Pati
3. Untuk mengetahui hasil pembiasaan membaca Al Quran pra pembelajaran terhadap kesiapan
mental belajar siswa MA Manbaul Ulum dalam kegiatan pembelajaran
Manfaat Teoritis :

a) Bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Pati


Secara akademis penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tugas akhir strata satu,jurusan
pendidikan agama Islam Fakultas Tarbiyah dan keguruan,Sekolah Tinggi Agama Islam
Pati.
Penelitian ini di harapkan dapat menjadi inspirasi bagi segenap civitas akademika STAI
Pati agar bisa lebih membiasakan membaca Al Qur’an
b) Bagi pengembangan ilmu pengetahuan
Dengan penelitian ini bisa membantu dalam pengembangan pendidikan di Indonesia
khususnya mengenai pendekatan dalam pembentukan kesiapan mental siswa agar selalu
siap dalam kegiatan pembelajaran. Karena penelitian ini membahas tentang pengaruh
pembiasaan membaca Al Quran terhadap kesiapan mental belajar siswa
Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini sangat membantu peneliti dalam mendalami pemahaman tentang pentingnya
pembiasaan membaca Al Quran,dengan penelitian ini pula sebagai media peneliti untuk
mawas diri agar lebih yakin terhadap mukjizat Al Quran
b. Bagi MA Manbaul Ulum
Penelitian ini bisa menjadi sumber informasi yang objektif bagi lembaga pendidikan
MA Manbaul Ulum dan juga sebagai bahan evaluasi terhadap progam pembiasaan
membaca al qur’an setiap pagi.
B. Metode Penelitian
Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada pada suatu latar alamiah dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara… Teknik pengumpulan dengan trianggulasi(gabungan),
analisis data tersebut induktif/kualitatif,dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi.5
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah study kasus yang merupakan jenis
penelitian kualitatif yang mendalam tentang individu,kelompok,institusi dan sebagainya dalam
waktu tertentu. Tujuan studi kasus adalah berusaha menemukan makna,menyelidiki proses,serta
memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam serta utuh dari individu,kelompok,atau
situasi tertentu. Data studi kasus diperoleh dengan wawancara,observasi,dan mempelajari berbagai
dokumen yang terkait dengan topic yang diteliti.6
Pada penelitian ini,peneliti menggunakan jenis penelitian study kasus untuk meneliti secara
cermat pada pembiasaan membaca Al Qur’an dengan mengumpulkan informasi secara lengkap
dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi,wawancara, dan dokumentasi.

5
Albi Anggito,Metodologi Penelitian Kualitatif (Jawa Barat: CV Jejak,2018),8
6
Eko sugianto,menyusun proposal penelitian kualitatif skripsi dan tesis (Yogyakarta: suka media,2015),12
BAB II LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka
Dalam poin ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para
peneliti terdahulu yang ada relevansinya dengan judul skripsi ini:
1. Jurnal yang berjudul Pembiasaan Membaca surat-surat pendek dalam meningkatkan Readness
(kesiapan belajar) siswa kelas 1B MI Ma’arif Patihan wetan Ponorogo Tahun Pelajaran 2014-
2015. Kegiatan ini dilakukan sebelum pembelajaran untuk meningkatkan readness (kesiapan
belajar) yang dilaksanakan setiap hari. Dari penelitian ini djelaskan bahwa dalam
pelaksanaanya terdapat hambatan yaitu ada siswa yang tidak mengikuti pembiasaan ini dengan
sungguh-sungguh ,terkadang ketika hafalan ada siswa yang belum hafal. Hal tersebut bisa
disebabkan kurangnya perhatian dari orang tua terhadap anaknya.
Antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini terdapat persamaan yaitu…… sedangkan
perbedaanya yaitu terletak pada………..
2. Jurnal yang berjudul upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kesadaran salat fardu bagi
santri madrasah diniyah awaliyah an-nadzir tahun ajaran 2017/2018, Siti Sholihatunnisa
menjelaskan kesadaran sholat santri di madrasah diniyah awaliyah an-nadzir masih sangat
kurang terbukti bahwa mereka masih belum mengerjakan sholat 5 waktu secara sempruna.
Sholat mereka yang masih menunggu perintah orang tua, jarang menjalankan sholat ketika
berpergian jauh dan ketika mereka sakit, upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah untuk
mengatasi kesadaran santri yaitu dengan uswatun hasanah, penggunaan bukusetoran sholat,
memberikan materi yang lebih tentang sholat dan lain
sebagainya.Antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini terdapat persamaan dan
perbedaan, yaitu sama-sama menggunakan teknik pengumpulan data, observasi, wawancara
dan dokumentasi. Sedangkan perbedaannya yaitu pada fokus penelitian terkait upaya kepala
madrasah dalam meningkatkan kesadaran sholat fardu bagi siswa diniyah awaliyah an-nadzir
tahun ajaran 2017/2018.
3. Jurnal yang upaya meningkatkan kesadaran beribadah siswa melalui kuliah tujuh menit
(kultum) kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Negeri ngunut Ponorogo tahun ajaran 2016/2017.
Usman menjelaskan dalam pelaksanaan kuliah tujuh menit dilakukan pada hari selasa, rabu,
kamis dan sabtu yang wajib diikuti oleh seluruh siswa-siswi. Dalam kegiatan ini masih banyak
siswa yang belum menyadari tentang beribadah dengan baik., namun dengan adanya kegiatan
kuliah tujuh menit ini menyampaikan materi atau pengetahuan khususnya pengetahuan
agama.Walaupun terdapat kendala yang dialami siswa yaitu banyaknya siswa yang tidak
menyadari tentang beribadah, mereka masih ada yang tida serius dalam mengerjakan sholat
berjama’ah, adanya siswa yang masih belum bisa membaca Al-Qur’an dan lain sebagainya.
Antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan yaitu
sama-sama menggunakan pengumpulan data obeservasi, wawancara dan dokumentasi.
Sedangkan perbedaannya yaitu pada fokus permasalahan penelitian terkait meningkatkan
kesadaran beribadah siswa.
B. Deskripsi Teori
1. Pengertian Pembiasaan
Pembiasaan merupakan usaha sadar manusia dalam mencapai tujuan yang dalam
prosesnya diperlukan metode yang efektif dan menyenangkan. 7 Pembiasaan asal katanya
adalah biasa. Dalam kamus bahasa Indonesia pembiasaan atau kebiasaan adalah pola untuk
melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan
yang dilakukannya secara berulang dalam hal yang sama.8
Pembiasaan dinilai sangat efektif jika dalam penerapannya dilakukan terhadap siswa
yang berusia kecil. Karena memiliki ”rekaman” ingatan yang sangat kuat dan kondisi
kepribadiannya yang belum matang. Selain itu juga pembiasaan bisa melatih anak untuk
berfikir,bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan atau ajaran yang telah diajarkan kepada
mereka. Lickona menjelaskan bahwa komponen karakter yang baik meliputi tiga hal,yaitu
pengalaman moral,perasaan moral dan perilaku moral. Karakter yang baik adalah terdiri dari
mengetahuiyang baik menginginkan yang baik,dan melakukan kebiasaan baik dari
pikiran,kebiasaan hati dan kebiasaan tindakan. Seorang dikatakan memiliki karakter yang
baik jika ia tidak hanya tahu tentang karakter yang baik tetapi juga diwujudkan dalam
perilaku sehari-harinya.
Pada bidang psikologi pendidikan,pembiasaan dikenal dengan istilah operan
conditioning,mengajarkan peserta didik untuk membiasakan perilaku terpuji,disiplin,giat
belajar,bekerja keras,ikhlas,jujur, dan bertanggung jawab atau setiap tugas yang telah
diberikan. Pembiasaan sebenarnya berintikan pengalaman,yang di biasakan adalah sesuatu
yang diamalkan.9
Dari beberapa pengertian diatas,dapat kita simpulkan bahwa pembiasaan adalah suatu
kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang yang mempunyai tujuan tertentu,seperti
menjadikan individu terbiasa dalam melakukan segala sesuatu. Selain itu juga pembiasaan
bisa menimbulkan atau membentuk sikap dan perilaku seseorang yang relative menetap
karena dilakukan secara berulang-ulang.
2. Membaca al Qur’an
Membaca terbentuk dari kata “baca” yang mendapat awalan me- menurut kamus
besar Bahasa Indonesia,membaca mempunyai arti melihat serta memahami isi dari apa yang
tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) menjaga atau melafalkan apa yang
tertulis,mengucapkan dan memahami.10
Al Qur’an menurut bahasa (etimologi) berarti bacaan atau yang dibaca. Menurut Quraisy
Shihab (1993) “bacaan sempurna” yaitu suatu nama pilihan Allah yang sangat tepat,karena
tiada satu bacaanpun didunia ini sejak manusia mengenal baca tulis lima ribu tahun silam
yang dapat menandingi Al Quran Al karim. Bacaan sempurnya lagi mulya. Sedangkan Al
Qur’an menurut istilah (terminologi) ialah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril,menjadi mukjizat atas
kenabiannya,tertulis dalam bahasa arab yang sampai kepada kita dengan jalan mutawatir,dan
membacanya merupakan ibadah.11
7
E Mulyasa,Manajemen Pendidikan Islam,(Jakarta: PT umi aksara,2011),165
8
Nur hidayat(2016),implementasi pendidikan karakter melalui pembiasaan dipondok pesantren pebelan,jurnal
pendidikan sekolah dasar, vol 2,No 1
9
Mulyana and dewi ispurwanti,Manajemen pendidikan karakter (Jakarta: Bumi aksara,2003), 166
10
Depdikbud ,kamus besar bahasa indonesia, (Jakarta: balai pustaka,2005),83
11
Departemet Agama RI,Qur’an Hadis Untuk Madrasah Aliyah (Jakarta: Direktorat Jendral kelembagaan agama
islam,2002), 2-3
Sedangkan menurut Abdul Hamid Dayyat, Al Qur’an adalah mu’jizat yang
senantiasa bersinar di setiap saat, kekal sepanjang zaman, dan merupakan tanda paling agung
yang menegaskan kenabian Muhammad dan kebenaran apa yang di dakwahkannya. 12 Setiap
muslim didunia yakin dengan adanya membaca Al Quran Allah mempunyai maksud
tersendiri untuk menolong hambanya agar terus beriman melalui Al Qur’an salah satunya
membaca al quran. Membaca al quran termasuk amalan yang sangat mulia dan mendapatkan
pahala yang berlipat ganda. Selain itu juga al quran bisa menjadi penawar ketika kita merasa
senang maupun susah.
a. Tujuan Pokok Al Qur’an
1) Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul
dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari
pembalasan.
2) Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jelas menerangkan norma-norma
keagamaan dan susuila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara
individual atau kolektif
3) Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum
yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan tuhan dan sesamanya
b. Keutamaan membaca al Qur’an
1) Akan menjadi syafaat bagi pembacanya di hari kiamat“Bacalah al Qur’an karena ia
akan datang pada hari kiamat sebagai pembela bagi orang yang mempelajari dan
menaatinya”. (HR.Muslim)
2) Mendapat pahala akan bersama malaikat diakhirat bagi yang mahir membacanya.
Orang yang mahir membaca al Qur’an ia bersama para malaikat yang mulia dan taat.
3) Mendapat dua kali lipat bagi yang belum lancar“Sedangkan orang yang membaca Al
Quran dengan tergagap-gagap (karena belum pandai) lagi sangat payah membacanya
maka ia memperoleh dua pahala”. (HR. Bukhori dan Muslim)
4) Pengertian Kesiapan Mental
Menurut Slameto kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya
siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi.Menurut
Thorndike sebagaimana yang dikutip oleh Slameto mengartikan kesiapan adalah prasyarat
untuk belajar berikutnya. Berbeda dengan Hamalik yang mengartikan kesiapan adalah
keadaan kapasitas yang ada pada diri siswa dalam hubungan dengan tujuan pengajaran
tertentu.Pengertian mental secara deinitif belum ada kejelasan definisi menurut para ahli
kejiwaan, secara etimologi kata mental berasal dari bahasa yunani yang mempunyai
pengertian yang sama dengan Psyche, artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Secara
terminologi para ahli kejiwaan maupun ahli psikologi ada perbedaan dalam mendefinisikan
mental. Salah satunya sebagaimana dikemukakan oleh Al-Quusy yang dikutip oleh Hasan
Langgulung, mendefinisikan mental paduan menyeluruh antara fungsi-fungsi psikologis
yang menimpa manusia yang dapat berpengaruh terhadap emosi dan dari emosi ini
mempengaruhi pada kondisi mental.

12
Abdul hamid dayat,Fenomena temuan medis menurut Al Quran ( Jakarta:Qafah Gemilang,2006),1.
Menurut Gulo kesiapan mental yaitu suatu titik kematangan psikis untuk menerima
dan mempraktekkan tingkah laku tertentu. Dipertegas oleh Good kesiapan mental dan
sebagai sesuatu kemauan/keinginan tertentu yang tergantung pada tingkat kematangan,
pengalaman, dan emosi. Kesiapan menunjukkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
dimiliki seseorang dalam kaitannya dengan keadaan berikutnya yang akan dicapai oleh
seseorang. Kesiapan mental pada aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek psikomotorik.
Indikator-indikator yang digunakan adalah :

a. mempunyai pertimbangan yang logis

b. mempunyai kemauan dan kemampuan untuk bekerja sama

c. mempunyai keberanian untuk bertanggung jawab

d. mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri

e. selalu berusaha untuk mendapatkan kemajuan

f. mampu mengendalikan emosi

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kondisi kesiapan mental sangat
diperlukan dalam belajar, karena kondisi mental siswa yang telah siap dapat menentukan
respon atas apa yang akan dialaminya dalam belajar. Lebih lanjut kondisi mental ialah
merupakan hal yang memiliki peranan yang sangat penting dalam belajar yang sangat
mempengaruhi proses dan hasil dalam belajar

5) Metode Qira’ati
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara teratur yang
digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu cara kerja. Metode memiliki istilah
pendekatan dan teknik, yang intinya adalah suatu cara untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan, cara yang tepat dan cepat untuk meraih tujuan pendidikan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Metode digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
agar tercapai sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Metode biasanya digunakan dalam
penelitian ilmiah yang kemudian berkembang menjadi metodologi. Jadi metode adalah
cara-cara pembelajaran yang telah disusun berdasarkan prinsip dan sistem tertentu untuk
memudahkan guru dalam mengajar dan memudahkan peserta didik menerima pembelajaran
dengan mudah.
Metode Qiraati yaitu metode belajar membaca Alquran usia dini yang disusun oleh
KH. Dahlan Salim Zarkasyi berawal dari pengalaman beliau melihat anak-anak mengaji di
berbagai masjid dan mushola yang ia lewati. KH. Dahlan Salim Zarkasyi adalah seorang
pedagang roti yang selalu menyempatkan berkunjung ke tempat-tempat mengaji.
Berdasarkan pengamatan ini beliau merasa tidak puas melihat bacaan anak-anak ditempat
yang dikunjungi dan banyak guru masih salah kaprah dalam mengenalkan bacaan Alquran
belum menerapkan kaidah tajwid dengan sempurna. Sampai berhasil tersusun sepuluh jilid
diantaranya jilid pra TK, I, II, III, IV, V, juz 27, VI, Ghorib dan Tajwid. Pemberian nama
Qiroati adalah saran dari Ustadz Joened dan Ustadz Sukri Taufiq.
Beberapa amanat KH Dahlan Salim Zarkasyi di antaranya:
1. Bahwa qiroati tidak diciptakan manusia, tidak pula hasil pemikiran beliau, tetapi qiroati
turun langsung sebagai Inayah dan hidayah Allah Swt.
2. Qiraati tidak disebarkan tetapi menyebar minallah
3. Yang boleh mengajar qiraati harus lulus tashih.
4. Hataman tidak perlu meriah/mewah
5. Khataman tidak boleh diganti dengan wisuda dan tidak boleh dilaksanakan berlebihan
6. Guru harus sering tadarus, tahajud, dan ikhlas hati dalam mengajarkan.

Prinsip dalam metodologi qiraati:


Dalam mengajar metode qiraati, guru, santri maupun orang tua harus memegang beberapa
prinsip. Prinsip dasar dalam pengajaran Qiraati diantaranya:
1. Prinsip yang dipegang oleh guru
a. Guru harus “Daktun” tidak boleh menuntun bacaan santri
b. Guru harus “Tiwasgas” teliti, waspada, dan tegas. Teliti ada bacaan itu sendiri atau
pokok bahasan apakah sudah pas sesuai kaidah tajwid atau belum dan teliti terhadap
bacaan santri. Guru harus tegas terhadap hasil bacaan santri dan membuat keputusan
apakah santri tersebut boleh melanjutkan atau mengulang halaman.
2. Prinsip yang dipegang oleh santri
a. LCTB (Lancar, Cepat, Tepat, Benar)
Supaya tidak terjadi perselisihan pendapat antar wali santri maka LCTB haris
disosialisasikan pada wali.
b. CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
KH. Dahlan Salim Zarkasyi menjelaskan yang dimaksud CBSA dalam pembelajaran
metode qiroati adalah bagaimana guru menjadikan persaingan dalam kelas yang
membuat antar santri memiliki motivasi.
3. Prinsip orang tua dan lingkungan
Orang tua tidak boleh menunggu dalam kelas.
4. Prinsip Buku Qiraati
a. Pokok pembahasan disampaikan sedikit demi sedikit dan tidak boleh menambah yang
belum bisa.
b. Tidak boleh diberikan kepada yang belum naik jilid.
c. Pokok bahasan disampaikan secara drill atau berulang-ulang hingga dapat dipahami.
d. Berikan evaluasi pada setiap halaman yang dibaca pada kartu atau buku prestasi.
Metode pengajaran qiroati hanya ada dua yaitu individual dan klasikal individual.
Namun sebelumnya ada pra pengajaran qiroati yaitu kegiatan sebelum pembelajaran
qiroati di kelas masing-masing santri dibariskan diluar gedung untuk menghafalkan
suratan pendek, doa-doa harian, dan fasolatan selama lima belas menit. Pra
pengajaran sebaiknya dipimpin oleh kepala lembaga tetapi boleh bergilir dengan
ustadz ustadzah yang lain kemudian di dalam kelas sudah tidak ada pembelajaran
hafalan. Kegiatan pra pengajaran sebelum masuk kelas diharapkan santri dapat
menghafal materi doa-doa harian, suratan pendek, dan fasolatan dengan tanpa
menghafal karena hafal dengan sendirinya akibat sering mendengarkan membaca
bersama-sama. Setelah pra pengajaran selama lima belas menit, kegiatan selanjutnya
adalah masuk ke jilid masing-masing dengan waktu enam puluh menit, yang kegiatan
nya antara lain:

1. Klasikal Individual
Lima belas menit pertama dihitung dari guru membaca taawudz dan
basmalah adalah kegiatan klasikal individual atau penggunaan peraga kelas.
Penggunaan peraga di depan kelas kontaknya berharga ditunjuk oleh guru yang
berada di sebelah kanan peraga. Guru mengajar murid sambil mengawasi dan
menunjuk bacaan dengan penunjuk yang panjangnya kurang lebih 60 cm.
Kecepatan bacaan santri tergantung kecepatan ustadz menunjuk atau menuding
kalimat yang dibaca. Setiap pokok-pokok pelajaran yang ada dalam peraga guru
memberi contoh cara membacanya kemudian guru hanya menunjuk kalimat demi
kalimat dan santri membaca bersama-sama atau klasikal, kemudian individual
ditunjuk satu persatu.
2. Individual
Individual adalah kegiatan evaluasi satu persatu santri menghadap guru pada
capaian halaman masingmasing dengan qiroati. Pada saat individual setiap pokok
pelajaran yang ada guru memberi contoh cara membacanya. Saat individual guru
menunjukkan dengan jari telunjuk dan siswa tidak boleh membaca sambil menunju
karena guru yang menentukan kecepatan bacaannya. Satu kali santri salah baca dan
tidak bisa mengulang dengan benar maka dinyatakan mengulang halaman. Kegiatan
private individual diberi waktu 30 menit sampai semua santri mendapat giliran
mengaji. Kelebihan dari individual yaitu santri mendapat perhatian yang lebih dan
kekurangannya jika hanya satu guru santri menunggu terlalu lama sementara
ngajinya hanya sebentar.
3. Klasikal Individual
Klasikal individual paling disukai KH. Dahlan Salim Zarkasyi karena
hasilnya nyata. Klasikal individual menjadi inti dalam pengajaran metode qiroati.
Penggunaan peraga klasikal dirasa sangat efektif dalam pembelajaran. Dalam
peraga klasikal santri dituntut untuk membaca secara bersama-sama yang dapat
membangun semangat dan pemahaman terhadap suatu bacaan secara langsung atau
lebih dikenal cara belajar santri aktif. Sedangkan saat guru menunjuk secara
bergiliran diharapkan santri dapat melatih rasa percaya diri dan berani untuk
membaca sendiri sementara guru dan santri lainnya menyimak dan mengoreksi.
Guru tidak boleh menuntun (daktun) dan bacaan santri harus menerapkan prinsip
LCTB (Lancar, Cepat, Tepat, Benar). Kelebihan penggunaan peraga klasikal
individual yaitu waktunya pasti, yakni lima belas menit awal dan lima belas menit
akhir sementara kekurangannya membutuhkan ruangan yang banyak.

BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Berdiri
Madrasah Aliyah Manbaul Ulum Sinoman Pati merupakan lembaga pendidikan yang
berciri khas Islam, yang berada di bawah naungan Yayasan Khoiruman dengan akte Notaris
Ahmad Firedenan SH, No. 2 Tahun 2007 yang terletak di desa Sinoman Pati. Madrasah ini berdiri
di atas tanah seluas 870 m2 yang merupakan tanah wakaf dari KH Malik Abdul Aziz. Lokasi
Madrasah ini sangat strategis karena berada di perbatasan antara Kecamatan Pati, Juwana,
danWedarijaksa. Lokasi tersebut berdekatan dengan masjid Desa Sinoman sehingga siswa dapat
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dengan maksimal. Mengenai letakberdirinya Madrasah
Tsanawiyah Manbaul Ulum Sinoman Pati, sebagai berikut: Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa
Tawangharjo Wedarijaksa. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Gadingrejo Juwana. Sebelah
Barat, berbatasan dengan Desa Margorejo Wedarijaksa. Sebelah timur berbatasan dengan Desa
Margomulyo Juwana.
Nama Manbaul Ulum merupakan ide dari KH. Suyuthi Abdul Qadir Guyangan. Sebelum
berdiri Madrasah Tsanawiyah Manbaul Ulum Sinoman Pati lebih dahulu berdiri Madrasah
Ibtidaiyah Manbaul Ulum Sinoman pada tahun 1975 yang bernaung pada Yayasan Perguruan
Islam Raudlatul Ulum Guyangan sampai tahun 1990. Kemudian berdasarkan hasil keputusan rapat
bersama, maka para pengurus Madrasah bersepakat untuk mandiri. Gagasan itu dilanjutkan oleh
para pengurus sehingga pada tahun 1990 membentuk yayasan sendiri dengan nama Khoiruman
(ide nama dari KH. Muzakkin Husin). Alasan kuat Madrasah Tsanawiyah Manbaul Ulum itu
berdiri, mengingat lulusan MI dan SD di Sinoman dan sekitarnya sangat sedikit yang melanjutkan
pendidikan di MTs maupun di SMP, karena faktor ekonomi yang kurang mendukung. Maka
dengan tekad yang kuat dan dengan dimotori KH. Malik Abdul Aziz, pada tahun 1985 (pada
tanggal 7 Juni 1985) MTs Manbaul Ulum berdiri. Pada awalnya, Madrasah ini menempati gedung
yang berada di tanah wakaf H. Abdullah, yang sekarang beralih fungsi menjadi Madrasah Diniyah.
Kemudian MTs. Manbaul Ulum menempati gedung yang satu lokasi dengan MI Manbaul Ulum
pada tahun 1996. Karena kegigihan dan keuletan dari para pengurus Yayasan Khoiruman, maka
sampai sekarang telah berdiri lembaga pendidikan mulai dari tingkat RA, MI MTs dan MA (yang
berdiri tahun 2005).

B. Lokasi Geografis Madrasah Aliyah Manbaul Ulum

Madrasah Aliyah Manbaul Ulum Sinoman Pati berlokasi di Jalan Raya Pati-Juwana KM. 07
Desa Sinoman RT.02/RW.02, Sinoman Kecamatan Pati Kabupaten Pati Jawa Tengah. Untuk lebih
mudahnya dapat kita sebagai berikut:

Sebelah Utara: berbatasan dengan Desa Tawangharjo Wedarijaksa.


Sebelah Selatan: berbatasan dengan Desa Gadingrejo Juwana.
Sebelah Barat: berbatasan dengan Desa Margorejo Wedarijaksa.
Sebelah timur: berbatasan dengan Desa Margomulyo Juwana.

C. Visi, Misi dan Tujuan


1. Visi
Madrasah Aliyah Manbaul Ulum Pati sebagai lembaga pendidikan menengah umum berciri
khas keagamaan diharapkan mampu mewujudkan generasi yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur/ berahlakul karimah, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan serta merespon keinginan kepuasan pelanggan
untuk dapat mengikuti perkembangan IPTEK dan menjawab tantangan global yang sangat cepat,
maka visi Madrasah Aliyah Manbaul Ulum adalah :
”Terwujudnya insan yang berilmu amaliyah dan beramal ilmiyah santun dalam perilaku
dan bermutu dengan landasan Islam ala Ahlissunnah Waljama’ah”.

Indikator Visi sebagai berikut:

Terwujudnya generasi yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai tuntutan
modernisasi dan globalisasi tanpa meninggalkan identitas keislamannya.

a. Terwujudnya generasi yang mampu mengamalkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuannya


guna kemaslahatan ummah.
b. Terwujudnya generasi yang mampu melaksanakan ilmu keagamaannya dalam melaksanakan
kewajiban sebagai umat islam dengan baik.
c. Terwujudnya generasi yang santun dalam bertutur dan berperilaku terhadap diri sendiri,
sesame manusia dan lingkungan alam.
d. Terwujudnya generasi yang mampu berprestasi akademik dan non akademik sebagai bekal
melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi.
e. Terwujudnya generasi yang mampu hidup mandiri.

2. Misi Sekolah

a. Meningkatkan kualitas organisasi dan manajemen madrasah dalam menumbuhkan semangat


keunggulan dan kompetitif.
b. Meningkatkan kualitas Proses Belajar Mengajar dalam mencapai kompetensi siswa berstandar
nasional.
c. Meningkatkan kualitas kompetensi guru dan pegawai dalam mewujudkan standar pelayanan
minimal.
d. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dalam mendukung
penguasaan IPTEK.
e. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan kualitas pembinaan kesiswaan dalam
mewujudkan IMTAQ dan Sikap Kemandirian.

3. Tujuan Sekolah
Secara umum tujuan Madrasah Aliyah Manbaul Ulum adalah mempersiapkan dan
membekali peserta didik dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Bertolak dari tujuan
umum pendidikan dasar tersebut, Madrasah Aliyah Manbaul Ulum mempunyai tujuan sebagai
berikut:
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bernuansa Islam serta memberikan landasan moral etis
dalam pengembangan IPTEK dan pencerahan IMTAQ.
b. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
c. Meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan ilmu pengetahuan teknologi, dan seni.
d. Meningkatkan minat dan kemampuan siswa sesuai dengan potensi dan karakteristik
lingkungan daerah.
e. Mencetak pelajar muslim yang berakhlaq karimah, cerdas, terampil dan berkualitas.
f. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menuntut ilmu dan
mengembangkan sikap potensi keilmuannya.
g. Memberikan bekal kepada pelajar untuk mencintai tanah air dan memiliki semangat
kebangsaan yang tinggi.
h. Mempersiapkan siswa untuk ikut serta berperan dalam pembangunan daerah.
i. Meningkatkan kemampuan siswa dalam toleransi dan kerukunan hidup beragama.
j. Membekali siswa agar mampu hidup berdampingan dengan masyarakat.
k. Mempersiapkan siswa agar mampu bersaing secara global dan hidup berdampingan dengan
bangsa lain.
l. Menumbuhkan sikap mental yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

D. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah seluruh tenaga atau petugas yang berkecimpung dalam
pengolahan dan pengembangan program pendidikan dan pengajaran. Madrasah Aliyah Manbaul
Ulum Sinoman Pati merupakan lembaga pendidikan formal yang didalamnya terhimpun
komponen yang membentuk sebuah organisasi. Adapun Struktur organisasi Madrasah Aliyah
Manbaul Ulum Sinoman Pati dapat dilihat sebagai berikut :
A. Kepala Madrasah
B. Wakil Kepala Madrasah yang terdiri dari:
1. Bidang kurikulum yang bertanggung jawab sebagai berikut :
a. Menyusun program semester dan program tahunan
b. Menyusun pembagian tugas mengajar
c. Menyusun jadwal pelajaran setiap tahun
d. Mengatur pelaksanaan penyusunan silabus
e. Mengatur pelaksanaan evaluasi belajar
f. Mengatur norma penilaian
g. Mengatur norma kenaikan kelas / peringkat
h. Mengatur pencatatan kemajuan belajar siswa
i. Merencanakan dan melaksanakan usaha-usaha perbaikan dan peningkatan
pengembangan pembelajaran.
C.Bidang Kesiswaan

1. Mengatur penerimaan murid baru dan pindahan berdasarkan peraturan penerimaan


murid baru dan mutasi madrasah.
2. Mengatur program BK
3. Mengevaluasi kehadiran siswa
4. Mengatur program pengambangan minat dan bakat siswa.
5. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat menjadi wahana penanaman sikap dan
perilaku Islami.
E. Bidang Humas
1. Menyelenggarakan pembentukan komite madrasah dan menjalin kerjasama secara kontinu.
2. Menerima dan memberikan pelayanan kepada tamu sekolah. Mewakili sekolah dalam
hubungan dengan instansi lain.
3. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam upaya memberdayakan madrasah baik fisik
maupun non fisik.
F. Bidang Sarana Dan Prasarana
1. Menyelenggarakan kegiatan inventarisasi terhadap harta madrasah.
2. Mengusulkan dan memelihara pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan madrasah.
G. Bendahara dan Administrasi Madrasah
1. Menyelenggarakan dan mengadministrasikan surat menyurat
2. Menyusun RAPBS dan mengelola penggunaan keuangan
3. Mempertanggung jawabkan penggunaan keuangan madrasah.
4. Mengusulkan pengadaan barang dan kebutuhan ATK
5. Wali kelas
6. Mitra kelas
7. Tata Usaha (TU)
8. Perpustakaan
9. Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
10. Laboratorium computer
E. Keadaan Guru,Siswa, dan Karyawan
a) Guru
Guru merupakan salah satu dari komponen pendidikan yang sangat penting, karena
posisi atau keberadaan guru dalam kegiatan pembelajaran tidak bisa tergantikan oleh apapun.
Guru atau pendidik juga memegang peranan yang sangat penting dan merupakan faktor
penentu keberhasilan kegiatan (proses) pembelajaran di Madrasah Aliyah Manbaul Ulum
Sinoman Pati.
Tabel 1
Tenaga Pendidik
Jenis Jenis Kelamin Kualifikasi Pendidikan Tersertifikat

Kepegawaian

L P Ponpes S1 S2 S3 sudah Belum

ASN - - - - - - - -

GTY 4 4 - 8 1 3 5

GTT 3 4 - 7 - - 3 4

Jumlah - 1
Prosentasi 45% 55% 0% 100% 10% % 40% 60%

Tabel 2
Data Tenaga Kependidikan
Jenis Jenis kelamain Kualifikasi Akademik

Kepegawaian L P SD/MI SMP/MTS SMA/MA D3 S1

ASN - - - - - -

PTY 1 1 - - 1 - 1

Jumlah 1 1 1 1

Pendidikan Formal
No Jabatan Ustadz Jmlh
SMA S1 S2
1 Guru Tetap 10 - 9 1
2 Guru Tidak Tetap 4 - 4 -
3 Pegawai Tetap 4 2 2 -
4 Pegawai Tidak Tetap 2 1 1 -

Tabel 4
Daftar Guru Madrasah Aliyah Manbaul Ulum Sinoman Pati
NO MAPEL JTM GURU PENGAMPU I GURU PENGAMPU II

1 Al-Quran Hadis 2 Ahmad Salam, S.Pd.I -

2 Akidah Akhlak 2 Mulyo Sepdianto, S.Pd.I -

3 Fikih 2 Sri Indayawati, S.Pd.I -

4 SKI 2 Abdul Rohim, S.Pd -

5 PPKn 3 Ani Asmara, S.Pd -

6 Bahasa Indonesia 6 Kencono Murni, S.Pd -

7 Bahasa Arab 3 Nur Hadi, S.Pd -

8 Bahasa Inggris 4 Tiyem Mahsunah, S.Ag -

9 Bahasa Jawa 2 Istitah Martini, S.Pd -

10 Sejarah Indonesia 3 Yeni Indarwati, S.Pd -


11 Matematika Wajib 5 Atin Qomariyah, S.Pd -

12 Matematika Minat 5 Atin Qomariyah, S.Pd -

13 Prakaryakewirausaaan 3 Yeni Indarwati, S.Pd -

14 Informatika 2 Muhammad Said, S.Pd -

15 Penjasorkes 3 Mulyo Sepdianto, S.Pd.I -

16 Nahwu shorof 2 Nur Hadi, S.Pd -

17 Fathul Wahab 1 Ayub Dermawan, Al, SH -

18 Tafsir Jalalain 1 Ayub Dermawan, Al, SH -

19 Fisika 3 Dian Ayu Puspitaningrum, S.Pd -

20 Ke-NU-an 2 Mulyo Sepdianto, S.Pd.I -

21 Biologi 3 Khoirul Huda, S.Si -

22 Kimia 3 Khoirul Huda, S.Si -

1) Siswa
Madrasah Aliyah Manbaul Ulum mempunyai jumlah sebanyak 45 siswa. Berikut data yang
disajikan:
Tabel 5
Jumlah Seluruh Data Peserta Didik

NO Peserta Didik Jumlah

L P

X 3 8 11

XI 6 17

XII 5 10 13

21 28 41

F. Keadaan Sarana dan Prasarana

Tabel 6
Data Sarana Dan Prasarana
Jml Kondisi
No Jenis Sarpras Kekurangan
1 Baik Rusak

1 Ruang Kelas 3 3 1 2

2. Ruang Kepala/Guru 1 1 1 1

3. Rumah Penjaga 1 1 - -

Laboratorium -
4. 1 1 -
Komputer

5. Dapur 1 1 - -

6. Kamar Mandi 6 6 - -

7. Aula 1 1 - -

8. Mushola 1 1 - -

9. Perpustakaan 1 1 - -

10. Genset 1 1 - -

11. Sepeda Motor 2 2 - -

12. Mobil 1 1 - -

13 Sumur 1 1 - -

14 PDAM 1 1 - -

BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Pembiasaan Membaca Al-Qur’an Prapembelajaran di MA Manbaul Ulum


Perkembangan dunia saat ini menuntut untuk setiap orang memiliki
sumber daya manusia yang berkualitas akan kemampuan dan keahlian
setiap orang pada dirinya masing-masing untuk jadi umat muslim yang baik.
Mereka bisa memiliki potensi yang cukup untuk menghadapi perkembangan
zaman yang semakin lemah akan ilmu agama. Al-Qur’an merupakan intisari
dan sumber pokok ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad
SAW agar umatnya senantiasa menjalankan perintah Allah SWT melalui
Al-Qur’an tersebut. Lembaga pendidikan sangat bereperan penting untuk
membantu generasi saat ini menjadi generasi Islami, seperti di suatu
lembaga yang mendidik siswanya untuk belajar memahami ilmu agama
salah satunya yaitu dengan membiasakan membaca Al-qur’an.
Pembiasaan merupakan metode yang efektik bagi lembaga sekolah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan siswa agar terbiasa dengan hal
yang baru didapatkan. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di MI
Mamba’ul Huda Al-Islamiyah Ngabar Siman Ponorogo, dapat diketahui
bahwasannya pada setiap harinya siswa melakukan pembiasaan membaca
B. Faktor Penghambat Pembiasaan Membaca Al-Qur,an di MA Manbaul Ulum
C. Hasil Pembiasaan Membaca Al-Qur’an di MA Manbaul Ulum
Sesuai dengan harapan MA. Manbaul Ulum pembiasaan membaca Al-Qur’an pra pembelajaran
telah membuahkan hasil dengan baik serta mengamalkanya dalam kehidupan sehari – hari baik
dikalangan madrasah, keluarga maupun msyarakat sekitar. Dengan melaksanakan pembiasaan
membaca Al-qur’an setiap pagi pada waktu sebelum pembelajaran akan menjadikan kesadaran
siswa menjadi lebih baik dan mampu membaca Al-Qur’an menurut kaidah tajwid dan fashohah.
Berikut hasil wawancara terkait hasil dari pembiasaan membaca Al-Qur’an pra pembelajaran.
a) Siswa membaca Al-Qur’an tanpa perintah guru merupakan bentuk kesadran siswa.
Berkaitan dengan masalah tersebut kepala sekolah bapak Muhammad Aminudin, M.S.I,
memberikan tanggapan sebagi berikut : “ Dengan berjalanya pembeiasaan membaca Al -
Qur’an pra pembelajaran kitab isa melihat bagaimana hasil dan dampak yang baik pada
diri siswa – siswi,contoh kecil para siswa melaksanakan membaca Al-Qur’an sebelum ada
perintah atau ada teguran dari guru. Jauh diabandingkan sebelumnya para siswa bisa
menerapkan apa yang didapat dari program kelas Al-Qur’an sehingga dengan adanya
kegiatan ini dapat menolong anak yang belum pandai dalam membaca Al- Qur’an.

b) Bacaan Al-Qur’an semakin hari semakin baik :


Menurut pendapat yang disampaikan oleh Bapak Ayub Dermawan, S.Pd dan Ibu Atia Nur
Safitri yaitu sebagai beriku :

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman wawancara
PENGARUH PEMBIASAAN MEMBACA AL-QUR’AN PRA PEMBELAJARAN
TERHADAP KESIAPAN MENTAL BELAJAR SISWA DI MA MANBAUL ULUM
SINOMAN PATI

1. Wawancara kepada Kepala Madrasah ( bapak Aminudin M.S.I)

1) Apa yang melatarbelakangi/bagaimana sejarah diadakannya kegiatan membaca Al


Qur'an Pra Pembelajaran di MA manbaul ulum?
Kegiatan dimulai dari kurangnya kemampuan membaca Alquran calon siswa baru berdasarkan
hasil pertama tes di MA manbaul ulum. MA berdiri tahun 2005 untuk kegiatan dimulai 2007
pertama kita hanya menggunakan guru biasa Alquran. Satu guru mengampu 1 kelas tidak
menggunakan metode apapun hanya klasikal, kemudian kegiatan yang sudah berlangsung dirasa
kurang maksimal terhadap kemampuan membaca siswa. Sehingga di tahun 2011 diputuskan
menggunakan metode qiroati dan menerapkan standar standar qiroati sampai sekarang. Pada tahun
2015 kita meningkatkan tidak hanya baca tulis Alquran tapi siswa yang sudah im tas imtaq bisa
mengikuti kelas tahfid. Jadi kelas tahfidz di manbaul ulum tidak hanya untuk mengikuti trend,
kelas tahfid dimotori oleh kelas Alquran berbasis qiroati sejak tahun 2011 kegiatan ini sudah
meluluskan dua tahfidz di tahun 2022.
2) Apa tujuan dari di adakannya kegiatan membaca Al Qur'an Pra Pembelajaran?
Tujuannya yakni membekali anak agar bisa membaca tulis Alquran sesuai dengan visi dan misi
ma manbaul ulum yaitu mencetak generasi yang beriman berilmu dan beramal sholeh. Anak anak
tidak hanya pintar akademik tapi juga harus bisa baca Alquran dengan Tartil.
3) Berapa jumlah guru dalam kegiatan membaca Al Qur'an Pra Pembelajaran?
Untuk guru sesuai dengan kelas jilid qiroati jadi ada 6 guru guru tersebut bukan guru reguler
yang setelah mengajar pagi kemudian juga mengajar kegiatan belajar mengajar sedangkan untuk
guru tahfidz ada dua.
4) Bagaimana antusias siswa dalam mengikuti kegiatan membaca Al Qur'an Pra
Pembelajaran ini?
Untuk antusiasme saya rasa baik , memang ada beberapa anak yang memang sulit tetapi
kesulitan menjadi motivasi bagi madrasah untuk mendorong siswa yang mengalami kesulitan
ada anak yang termotivasi hingga menyelesaikan hafalan 30 juz juga ada anak yang basicnya
kurang jadi perlu pengawasan dan monitoring secara bertahap sehingga tindak tidak terlalu
ketinggalan anak yang punya motivasi bagus dengan yang biasa saja.
5) Bagaimana pengaruh atau perbedaan sebelum dan sesudah kegiatan ini di laksanakan?
Pengaruhnya jauh di bandingkan sebelum yang pertama anak bisa lebih menerapkan apa yang
didapat dari program kelas Alquran bagi kelas Pai di pelajaran formal karena memang anak
didik kan beragam ada yang sudah punya syahadah ada yang belum bisa sama sekali sehingga
dengan adanya kegiatan ini bisa menolong anak yang belum bisa.

6)Apa manfaat bagi siswa atas di laksanakan nya kegiatan ini?

Untuk manfaat mungkin bisa di tanyakan ke peserta didik.

7) Kebijakan apa yang bapak berikan terkait pendanaan dan reward baik bagi guru
maupun siswa yang berdedikasi penuh pada kegiatan membaca Al Qur'an Pra
Pembelajaran ini?
Untuk pendanaan bisaroh guru pagi kita ambilkan dari APBN, kalaupun kurang kita iuran ,yayasan
melakukan supply untuk mencukupi kegiatan operasional pelaksanaan kegiatan tersebut,
sedangkan reward bagi anak yang berprestasi kita berkomunikasi dengan orang tua ,sehingga
orang tua anak yang berprestasi memberikan apresiasi terhadap anaknya karena biaya dari orang
tua dan komite sangat kecil sehingga yang terjadi dalam pelaksanaannya madrasah meminta
subsidi dari pihak yayasan.
8) Apa harapan bapak mengenai kegiatan membaca Al Qur'an Pra Pembelajaran ini?
Kami berharap program terus bisa berjalan dengan baik kemudian orang tua juga memberikan
dukungan kepada siswa agar kegiatan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab lembaga saja tetapi
ada semacam saling kontrol antara lembaga dan orang tua. Kami berharap untuk ke depan lulusan
yang bisa melanjutkan di kelas tahfid tidak hanya beberapa tapi semua yang sudah imtas imtaq
bisa melanjutkan di kelas tahfid . Sehingga lulusan madrasah Aliyah diharapkan mampu berguna
bagi perkembangan lingkungan di sekitar peserta didik.

Wawancara kepada guru ( bapak Ayub Dermawan S.Pd)

1.Kapan Bapak mulai mengajar dalam kegiatan pembiasaan membaca Al Qur’an ini?
Saya mulai mengajar itu pada tahun 2015 sampai sekarang ini.
2. Apa yang Bapak rasakan ketika mengajar pada kegiatan tersebut?
Rasanya ya biasa seperti dipondok. Untuk suka dukanya ya itu harus berangkat pagi karena
setengah tujuh sudah masuk dan setiap anak itu kan beda beda jadi beda penangananya.
3.Bagaimana Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan ini ?
Untuk antusias siswa awalnya karena ini sebuah paksaan ya jadi mereka malas-malasan tapi
seiring berjalanya waktu mungkin juga karena melihat kakak tingkat mereka jadi seneng ngaji ada
semangatnya.
4. Untuk kegiatan ini sendiri memberikan pengaruh nggak terhadap kesiapan mental belajar
siswa?
Untuk pengaruh ya pasti ada pengaruhnya untuk anak yang memiliki IQ rendah pasti ketika
pelajaran pasti akan merasa capek tapi kalau anak IQ bagus ya ketika dikelas akan biasa aktif
seperti biasa. Karena beda anak beda karakter
5.Apa hambatan dalam kegiatan tersebut ?
Karena disini 80 persen bukan anak pondok jadi hambatanya ya ngobyak.i untuk ngaji itu yang
jadi hambatan, kadang jamnya ngaji malah pada dikelas gak mau ngaji
6. Apa harapan bapak untuk kedepannya terkait kegiatan ini ?
Ya harapannya kedepa semoga tambah semangat, memenuhi target biar banyak yang bisa ngaji.

Anda mungkin juga menyukai