Anda di halaman 1dari 14

SINOPSIS

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB TERHADAP


KEMAMPUAN LITERASI BERBICARA SISWA (STUDI KASUS MATA
PELAJARAN PAI SD MUHAMMADIYAH 028 PENYASAWAN)

Diajukan untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu :
Dr. Miftahir Rizqa, M.Pd.

Oleh :
Fauzan Mushodiq (12110115060)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023
Penyajian 10 Judul Skripsi:

1. Pengaruh Kompetensi Guru PAUD Terhadap Nilai Agama Dan Moral Anak Usia
Dini Di TK Kecamatan Kaur Selatan Kabupaten Kaur.
2. Pengaruh Metode Tanya Jawab Terhadap Hasil Belajar Siswa.
3. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Modeling The Way Terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa SMK
Taruna Pekanbaru.
4. Efektivitas Pembelajaran Agama Islam Pada Peserta Didik Berkebutuhan Khusus.
5. Efektifitas Penerapan E-Learning Model Edmodo Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Terhadap Hasil Belajar Siswa.
6. Keterlibatan Orang Tua Dalam Pembelajaran Jarak Jauh Pada Pendidikan Anak Usia
Dini.
7. Peran Pendidikan Akhlak Dalam Pembentukan Perilaku Keagamaan Siswa (Studi
Komparatif Di SDIT Harapan Umat Brebes Dan SDIT Nurul Hidayah Brebes).
8. Perbedaan Sikap Belajar Antara Siswa Yang Menghafal Al-Qur’Ᾱn Dan Yang Tidak
Menghafal Al-Qur’Ᾱn (Studi Komparatif Di MA Turus Pandeglang-Banten).
9. Hubungan Kompetensi Guru PAI Dengan Hasil Belajar Siswa Di SMP 5 Kota
Bengkulu.
10. Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa SMKS-17
Budi Mulia Kota Bengkulu
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di
sekolah dan di luar sekolah. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat, di masa yang akan
datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk
pendidikan formal, nonformal, maupun informal di sekolah dan di luar sekolah. Hal ini
dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuankemampuan individu, agar dikemudian hari
dapat memainkan peranan hidup secara tepat.1 Dalam pendidikan terdapat banyak sekali
materi yang bisa diberikan kepada peserta didik, salah satunya yang terpenting yaitu
Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan agama Islam yang merupakan salah satu mata pelajaran wajib pada
sekolah, mulai dari tingkat dasar (SD dan SMP) hingga sampai tingkat menengah (SMA dan
SMK), memegang peranan yang sangat penting untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional
seperti yang diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Akan tetapi pada kenyataannya, berdasarkan pengamatan sebagian besar guru pendidikan
agama Islam (PAI), mata pelajaran PAI tersebut kurang diminati oleh para siswa. Mereka
kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dan kurang tekun dalam
mengerjakan tugas. Menurut Azra Pendidikan Agama Islam (PAI) di setiap jenjangnya
mempunyai kedudukan yang penting dalam sistem pendidikan nasional untuk mewujudkan
siswa yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia.2

Secara umum pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan,


pemahaman, penghayatan dan pengalaman siswa tentang agama Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam

1
Redja Mudiharjo, Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan
Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), cet ke 2, h.11
2
Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional, Pustaka pelajar, Yogjakarta, 2001, hlm.3.
kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara.3 Sedangkan tujuan pendidikan
Islam menurut M. Arifin adalah untuk menumbuhkan pola kepribadian manusia yang bulat
melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran perasaan dan indra. Pendidikan harus
melayani semua kebutuhan manusia dalam semua aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual,
imajinasi, jasmaniah, ilmiah, maupun bahasanya. Pendidikan tersebut harus mendorong
semua aspek ke arah keutamaan serta kesempurnaan hidup.4

Oleh karena itu pelajaran pendidikan agama Islam menjadi pelajaran yang sangat
penting dan utama untuk diberikan kepada siswa di sekolah. Dalam melaksanakan
pendidikan ada tiga lingkungan yang merupakan satu kesatuan dalam membentuk
kepribadian sesorang, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat.5

Kualitas pendidikan pada suatu sekolah salah satunya dapat dilihat dari aktifitas
belajar siswanya, jika aktifitas belajar siswa baik maka kualitas pendidikan sekolah tersebut
baik, bagitu pula sebaliknya.6

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.7

Permasalahan pendidikan yang ada pada zaman sekarang ini adalah kurangnya
pengamalan dari hasil pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam yang ada di sekolah
umum. Sehingga yang peserta didik ketahui hanyalah sekedar teoritis saja padahal di dalam
mata pelajaran pendidikan agama Islam, teori tanpa praktek akan sis-sia. Karena justru nilai-
nilai yang terkandung dalam pendidikan agama Islam adalah pada segi perbuatannya. Oleh
karena itu salah satu untuk mewujudkan agar peserta didik memahami nilai-nilai pendidikan
agama Islam lebih mendalam, peserta didik dapat mengamalkan nilai-nilai pendidikan agama
Islam. 8

3
Muhaimin, dkk, Stragegi Belajar Mengajar Penerapannya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
(Surabaya: CV. Citra Media, 1996), hlm. 2
4
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) hal. 27
5
Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2008), hlm. 61
6
Oemar Hamalik, dasar-dasar pengembangan kurikulum (Jakarta: Bumi Akasara, 2014), hlm. 37
7
Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,( PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002), hlm.4.
8
Zuhrinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan, Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan, ( Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta Pres, 2006), cet. 1, hlm. 2
Pendidikan Agama Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem
pendidikan Nasional, eksistensinya sangat urgensif dalam rangka mewujudkan pendidikan
Nasional khususnya membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Di dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis, serta bertanggung jawab.9

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama
Islam diikuti dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya
dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.10

Dalam pelaksanaannya, pendidikan agama Islam tampil sebagai mata pelajaran dalam
kurikulum pendidikan. Sebagai suatu bidang atau mata pelajaran, pendidikan agama mulai
diberikan mulai jenjang TK sampai perguruan tinggi. Sebagaimana dikemukakan dalam
undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 30 ayat 2 disebutkan bahwa: “Pendidikan
keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan atau menjadi ahli ilmu agama.
Kemudian pada pasal 30 ayat 3 disebutkan bahwa pendidikan keagamaan dapat
diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal dan informal”.11

Pendidikan Agama Islam atau PAI pada dasarnya merupakan upaya normatif untuk
membantu seseorang atau sekelompok peserta didik dalam mengembangkan pandangan
hidup Islam (bagaimana akan menjalani dan memanfaatkan hidup serta kehidupan sesuai
dengan ajaran dan nilai-nilai Islami), sikap hidup Islami, yang dimanifestasikan dalam
keterampilan hidup sehari-hari.12

Pendidikan Agama Islam berusaha melahirkan siswa yang beriman, berilmu dan
beramal saleh. Sebagai suatu pendidikan moral, Pendidikan Agama Islam tidak menghendaki
pencapaian untuk ilmu semata, tetapi harus didasari oleh adanya semangat moral yang tinggi

9
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung : Nuansa Aulia,
2008), hlm.12
10
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum
2004), Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, hlm. 130.
11
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Bandung: Citra Umbara, 2006.
12
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Pengembangan, Manajemen, Kelembagaan, Kurikulum
hingga Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pres, 2009), hlm. 262.
(akhlak yang baik).13 Seorang guru menjadikan siswa tidak hanya mempelajari pelajaran
umum saja untuk kepentingan dunia, tetapi juga mengajarkan pelajaran agama untuk
kepentingan akhirat.

Siswa

Pengertian siswa / murid / peserta didik. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Pengertian murid berarti orang (anak yang sedang berguru, belajar, bersekolah). Shafique Ali
Khan, pengertian siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau
mempelajari beberapa tipe pendidikan. Murid atau anak adalah pribadi yang “unik” yang
mempunyai potensi dan mengalami proses berkembang. Dalam proses berkembang itu anak
atau murid membutuhkan bantuan yang sifat dan coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi
oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan bersama dengan individu-individu yang lain.14

Siswa adalah orang yang duduk dibangku pelajar dengan jenjang SD, SMP dan SMA yang
bertujuan untuk mencari ilmu dan untuk mendapat pemahaman ilmu tersebut. Siswa yang
baik adalah siswa yang aktif dalam mencari ilmu, dengan mempunyai banyak nya kosa kata
maka seorang siswa memiliki literasi berbicara yang baik. Dengan adanya literasi disekolah
dapat mendorong siswa menjadi lebih aktif lagi dalam pembelajaran dan menjadikan siswa
tidak hanya menyimak materi dari guru, jadi sangat lah penting adanya literasi disekolah.

Literasi

Literasi adalah kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, menghitung,


berbicara, dan lain-lain. Dengan banyak membaca seseorang dapat mudah untuk berbicara.
Terdapat 6 macam literasi dasar :

1. Literasi Membaca dan Menulis

2. Literasi Numerasi

3. Literasi Sains

4. Literasi Digital

5. Literasi Budaya

6. Literasi Finansial

13
Mukhtar, Desain pembelajaran PAI, (CV. Misaka Galiza, Jakarta, 2003), hlm. 92.
14
Darajat, Zakiah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), cet ke-2
Dengan mempelajari literasi membaca dan menulis siswa dapat lebih mudah untuk
menguasai literasi berbicara karena dengan banyak membaca dan menulis wawasan dan kosa
kata akan semakin banyak diperoleh. Oleh karena itu dengan menguasai literasi berbicara
siswa akan lebih aktif, lebih percaya diri untuk banyak berbicara hal yang bermanfaat bagi
dirinya dan orang lain.

Literasi Berbicara

Literasi berbicara diartikan pada hakikatnya merupakan keterampilan memproduksi


arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan
keinginan kepada orang lain. Dalam hal ini, kelengkapan alat ucap seseorang merupakan
persyaratan alamiah yang memungkinkan untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi
artikulasi, tekanan, nada, kesenyapan, dan lagu bicara. Keterampilan ini juga didasari oleh
kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar, dan bertanggung jawab dengan
menghilangkan masalah psikologis seperti rasa malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah,
dan lain-lain.15

Kemampuan Literasi Berbicara

Kemampuan literasi berbicara siswa sangat dibutuhkan dimana pun dan kapan pun,
tidak hanya saat dikelas atau disekolah tetapi juga saat diluar sekolah. Oleh karena itu dengan
banyak berlatih akan menjadikan siswa tersebut semakin baik dalam kemampuan literasi
berbicaranya. Salah satu cara agar bisa menjadi solusi dalam mengembangkan
kemampuan berbahasa dan literasi siswa terutama kemampuan berbicaranya adalah dengan
menggunakan sebuah metode pembelajaran yang tepat.

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pendidik untuk


mempersiapkan segala hal yang dipersiapkan untuk kebutuhan belajar mengajar agar sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.

Macam-macam metode pembelajaran secara garis besar, yang sering di gunakan


dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara lain:

1. Metode Ceramah

15
Iskandarwassid dan Suhendar. (2015). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru
umumnya didominasi dengan cara ceramah. Metode ceramah adalah metode yang boleh
dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakansebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan
pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan metode yang sudah
sejak lama digunakan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada kegiatan pembelajaran
yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang berpusat pada guru (teachercentered).

2. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi
melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahan nya
sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan
semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah. Jika metode ini dikelola
dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat tinggi. Tata caranya
adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus
jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana diskusi tanpa
tekanan.

3. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat secara individual
atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap siswa atau kelompok dapat sama dan dapat pula
berbeda.

4. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa


melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

5. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan


atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu
produk teknologi yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan
benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan.

6. Metode Tutorial/ Bimbingan

Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui
proses bimbingan yang diberikan/ dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara perorangan
atau kelompok kecil siswa.

7. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan metode


pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu permasalahan, yang kemudian dicari
penyelasainnya dengan dimulai dari mencari data sampai pada kesimpulan.

Metode Pembelajaran Tanya Jawab

8. Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan


mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi tersebut.
Metode Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik,
menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi
pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan
terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang
menarik. 16

Diantara semua macam-macam metode pembelajaran yang sudah dijelaskan, salah


satu metode pembelajaran yang menjadikan siswa aktif dalam mengembangkan kemampuan
literasi berbicaranya adalah dengan menggunakan metode tanya jawab. Dapat di simpulkan
bahwa metode pembelajaran tanya jawab adalah interaksi dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dengan komunikasi verbal, yaitu dengan memberikan siswa pertanyaan untuk
dijawab, di samping itu juga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan
pertanyaan kepada guru.

Penulis ingin memberikan informasi bahwa di SD Muhammadiyah ini terutama di Mata


Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) masih banyak guru yang hanya menerapkan

16
Nur Ahyat, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam, (Surabaya: 2017),
Vol 4 No.1, hal. 27-29.
metode ceramah untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan menjadikan siswa nya
pasif. Ada beberapa guru yang sudah menggunakan metode pembelajaran tanya jawab.
Guru yang menggunakan metode pembelajaran tanya jawab membuat pembelajaran di
sekolah semakin aktif dan siswa memiliki literasi berbicra yang baik. Awalnya siswa yang
hanya pasif mendengarkan guru bisa lebih faham dengan adanya metode pembelajaran ini.
Namun tidak di pungkiri bahwa apabila metode ini di terapkan untuk semua mata pelajaran.
Karena metode ini bisa berpengaruh untuk hasil belajar dan kemampuan literasi berbicara
siswa.

Menyadari pentingnya metode pembelajaran terhadap literasi berbicara siswa, maka penulis
memilih judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Terhadap Kemampuan Literasi
Berbicara Siswa (Studi Kasus Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD
Muhammadiyah 028 Penyasawan)”.

Jadi, pengaruh metode tanya jawab dalam pembelajaran sangat mempengaruhi keaktifan
siswa dalam mengemukakan pendapatnya, menanyakan apa yang tidak diketahuinya, dan
dengan mudah menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru yang mengajarnya.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Apakah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam berpengaruh dalam kemampuan


literasi berbicara siswa di SD Muhammadiyah 028 Penyasawan ?
2. Apakah siswa harus memiliki kemampuan literasi berbicara ?
3. Apakah Literasi sangat diperlukan bagi para siswa di SD Muhammadiyah 028
Penyasawan?
4. Apakah literasi berbicara yang paling penting dalam pembelajaran ?
5. Apakah metode pembelajaran yang paling baik dalam meningkatkan kemampuan
literasi berbicara siswa di SD Muhammadiyah 028 Penyasawan?
6. Apakah tanya jawab menjadikan guru dan siswa aktif dalam pembelajaran ?
7. Apakah metode pembelajaran tanya jawab menjadi cara untuk siswa memiliki
kemampuan literasi ?
8. Apakah metode pembelajaran menjadikan siswa memiliki kemampuan literasi
berbicara siswa ?
9. Apakah metode pembelajaran tanya jawab dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan literasi berbicara siswa di SD
Muhammadiyah 028 Penyasawan?

C. PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan permasalahan tentang pengaruh metode pembelajaran tanya jawab


terhadap kemampuan literasi berbicara siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
di SD Muhammadiyah 028 Penyasawan, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian
sebagai berikut :

1. Literasi yang diteliti adalah tentang kemampuan literasi berbicara siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Metode Pembelajaran yang diteliti adalah metode pembelajaran tanya jawab pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
3. Pengaruh yang diteliti adalah pengaruh metode pembelajaran tanya jawab pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap kemampuan literasi berbicara siswa di
SD Muhammadiyah 028 Penyasawan.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yan telah di paparkan oleh peneliti di atas, permasalahan yang di
rumuskan adalah :

Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran tanya jawab terhadap kemampuan literasi
berbicara dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V di SD
Muhammadiyah 028 Penyasawan?.

E. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui penerapan metode pembelajaran tanya jawab terhadap kemampuan


literasi berbicara siswa kelas V di SD Muhammadiyah 028 Penyasawan.
2. Mengetahui adanya pengaruh penerapan metode pembelajaran tanya jawab terhadap
kemampuan literasi berbicara siswa kelas V di SD Muhammadiyah 028 Penyasawan.
3. Mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan metode pembelajaran tanya jawab
terhadap kemampuan literasi berbicara siswa kelas V di SD Muhammadiyah 028
Penyasawan.

F. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Siswa
Sebagai bahan masukan dalam menggunakan metode pembelajaran tanya jawab untuk
meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran antara guru dan siswa sehingga
bisa meningkatkan kemampuan literasi berbicara siswa.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru Pendidikan Agama Islam untuk memanfaatkan
metode pembelajaran tanya jawab dalam meningkatkan kemampuan literasi berbicara
siswa. Selain itu, agar guru lebih mudah dalam menyampaikan materi, proses
pembelajaran dapat berjalan secara aktif dan tidak pasif, sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan secara maksimal dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
3. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan informasi tentang metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi berbicara siswa sebagaimana
pembelajaran yang aktif dan tidak monoton dengan hanya mengandalkan metode
pembelajaran ceramah. Sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga sekolah yang
bersangkutan untuk memberi kebijakan para guru dalam menggunakan metode
pembelajaran tanya jawab pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
4. Bagi Peneliti
Peneliti dapat menerapkan metode pembelajaran tanya jawab sebagai salah satu
metode pembelajaran yang dipakai untuk meningkatkan keaktifan siswa dan untuk
mengetahui sejauh mana efektivitas metode pembelajaran tanya jawab terhadap
kemampuan literasi berbicara siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam,
dan juga untuk dijadikan salah satu referensi dalam membantu peneliti saat menjadi
pendidik kelak.
DAFTAR PUSTAKA

Ahyat, Nur. (2017). Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jurnal Manajemen dan
Pendidikan Islam. Surabaya. Vol 4 No.1

Arifin, M. (2009). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Darajat, Zakiah, dkk, 1992, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara cet ke-2

Hamalik, Oemar. (2014). Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Jakarta: Bumi Akasara.

Iskandarwassid dan Suhendar. (2015). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT.Remaja


Rosdakarya.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. (2005). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mudyahardjo, R. (2006). Pengantar pendidikan sebuah studi awal tentang dasar-dasar


pendidikan pada umumnya dan pendidikan di indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Muhaimin, dkk. (1996). Stragegi Belajar Mengajar Penerapannya dalam Pembelajaran


Pendidikan Agama .Surabaya: CV. Citra Media, 1996.

Muhaimin. (2009). Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Pengembangan,


Manajemen, Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Pres.

Mukhtar. (2003). Desain pembelajaran PAI, CV. Misaka Galiza, Jakarta.

Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional. (2001). Pustaka pelajar, Yogjakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. (2006). Tentang Sisdiknas,


Bandung: Citra Umbara.

Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. (2008). Sistem Pendidikan


Nasional. Bandung : Nuansa Aulia.
Uzer Usman, Moh. (2002). Menjadi Guru Profesional. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Zuhrinal Z , Wahdi Sayuti. (2006). Ilmu Pendidikan, Pengantar dan Dasar-Dasar


Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta Pres.

Yusuf, Muri. (2006). Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai