Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA


MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MAN 1
KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi salah satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Program Strata Satu Pada Program Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh:

Ika Handayani

NPM : 201105010657

Jurusan: Pendidikan Agama Islam

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

2022-2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan itu sendiri berasal dari kata
didik kemudian kata ini mendapat imbuhan me- sehingga menjadi mendidik, artinya
memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan
adanya ajaran, tuntunan dan pimpinan mengenai akhlaq dan kecerdasan pikiran.
Sedangkan jika di tambah dengan imbuhan pe- dan –an sehingga menjadi kata
pendidikan, memiliki arti sebagai suatu proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan.
Konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah pendidikan yang
holistik, dimana murid atau peserta didik dibentuk menjadi insan yang berkembang
secara utuh meliputi olah rasio, olah rasa, olah jiwa dan olah raga melalui proses
pembelajaran dan lainnya yang berpusat pada murid dan dilaksanakan dalam suasana
penuh keterbukaan, kebebasan, serta menyenangkan.
Dalam undang-undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan dalam Islam adalah merupakan bagian dari kegiatan dakwah dan
kata terakhir ini yang diungkap di Alquran. Ia memberikan suatu model pembentukan
kepribadian seseorang, keluarga dan masyarakat. Sasaran yang hendak dicapai ialah
terbentuknya akhlak yang mulia, serta mempunyai ilmu yang tinggi dan taat
beribadah.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk
mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan
sistem pendukung (Joice&Wells). Sedangkan menurut Arends dalam Trianto,
mengatakan “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Tujuan
penggunaan model pembelajaran sebagai strategi bagaimana pembelajaran yang
dilaksanakan dapat membantu peserta didik mengembangkan dirinya baik berupa
informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara berpikir dalam meningkatkan
kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun keterampilan sosial serta
komitmen (Joice& Wells).
Model pembelajaran mempunyai beragam macam jenisnya, salah satunya
adalam model pembelajaran Cooperative Learning. Model Pembelajaran kooperatif
ini hampir sama dengan model pembelajaran kontekstual dalam hal membuat siswa
dapat bekerja sama dalam satu kelompok. Hanya saja model ini lebih menekankan
pada esensi kerjasama dalam pembelajaran. Meskipun begitu, model kooperatif ini
penting dalam praktik pendidikan karena selain meningkatkan pencapaian hasil
belajar, juga mengembangkan hubungan antar teman dan kelompok.
Model ini dibagi lagi ke dalam beberapa tipe diantaranya yaitu tipe jigsaw,
Pembelajaran tipe jigsaw dilakukan dengan cara siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok. Dalam satu kelompok diberi tugas untuk membaca materi dengan topik
berbeda-beda sehingga setiap siswa dalam satu kelompok mendapatkan topik bacaan
yang berbeda. Usai membaca, setiap siswa yang mendapatkan topik bacaan yang
sama dari kelompok yang berbeda diminta untuk mendiskusikan topik yang sudah
mereka baca. Setelah berdiskusi, mereka kembali ke kelompok masing-masing untuk
bertukar materi dari hasil diskusi sebelumnya.
Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diperoleh setelah kegiatan belajar
(Nugraha, 2020). Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu yang
dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dan meliputi
keterampilan kognitif, afektif, maupun psikomotor (Wulandari, 2021). Pendapat dari
Mustakim (2020)hasil belajar adalah segala sesuatu yang dicapai oleh peserta didik
dengan penilaian tertentu yang sudah ditetapkan oleh kurikulum lembaga pendidikan
sebelumnya. Dari beberapa pendapat diatas hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil
dari proses belajar mengajar baik kognitif, afektif, maupun psikomotor dengan
penilaian yang sesuai dengan kurikulum pembelajaran lembaga pendidikan.
Hasil belajar berkaitan dengan perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan
tingkah laku dalam diri seseorang akibat pembelajaran yang dilakukanya, perubahan
yang disebabkan oleh pertumbuhan bukan termasuk kedalam hasil belajar (Lestari,
2012).
Menurut sudjana 2005 dalam (Firmansyah, 2015) hasil belajar merupakan
perubahan yang dimiliki oleh seseorang setelah melalui proses belajarnya. Muin,
2012 mengatakan bahwa hasil belajar adalah pencapaian yang didapat oleh seseorang
berupa perubahan dalam dirinya yang didapat setelah proses belajar.
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu mata pelajaran yang
terhimpun dalam Pendidikan Agama Islam yang berisi tentang kebudayaan dan
peradaban Islam di masa lampau yang diajarkan di jenjang pendidikan yang
bernafaskan Islam, mulai dari Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah. Di Madrasah Aliyah, juga diajarkan mata pelajaran sejarah seperti
di sekolah negeri, perbedaannya jika sekolah negeri tidak diajarkan mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam sedangkan di Madrasah Aliyah diajarkan. Dengan
mempelajari sejarah maka seseorang akan mengetahui segala sesuatu yang terjadi di
masa lampau yang banyak mengandung pelajaran hidup. Khususnya dalam Sejarah
Kebudayaan Islam, siswa dapat mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang
bernafaskan Islam yang diharapkan siswa dapat menjadi insan kamil atau seseorang
yang berakhlak mulia sesuai yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW.
Sejarah dan peradaban Islam merupakan bagian penting yang tidak mungkin
dipisahkan dari kehidupan kaum muslimin dari masa ke masa. Dengan memahami
sejarah dengan baik dan benar, kaum muslimin bisa bercermin untuk mengambil
banyak pelajaran dan membenahi kekurangan atau kesalahan guna meraih kejayaan
dan kemuliaan dunia dan akhirat.
Sejarah merupakan jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa kini,
yang merupakan tempat belajar bagi para generasi penerus agar dapat memandang ke
masa silam, melihat ke masa kini, dan menatap ke masa depan.
Tujuan dan manfaat mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam adalah seseorang
akan mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai asalusul khazanah budaya
dan kekayaan di bidang lainnya yang pernah diraih oleh umat Islam di masa lampau
dan mengambil pelajaran dari kejadian tersebut. Generasi muda akan mendapatkan
pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh atau generasi terdahulu,
sehingga siswa dapat memilih mana aspek sejarah yang perlu dikembangkan dan
mana yang tidak perlu. Mengambil pelajaran yang baik dari suatu umat dan
meninggalkan hal-hal yang tidak baik. Selain itu, siswa mampu berpikir secara
kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lalu yang dapat digunakan untuk
memahami dan menjelaskan perkembangan, perubahan masyarakat serta keragaman
sosial budaya Islam di masa yang akan datang.
MAN adalah Sekolah Jenjang Menengah Atas sederajat namun MAN berada
dalam naungan Kementerian Agama dalam pembelajaran Agama dan berada dalam
naungan Kemendikbud dalam pembelajaran ilmu pengetahuan umum.sekolah MAN
sudah banyak berdiri di indonesiadalam berbagai wilayah, Salah satunya ialah MAN
1 Kabupaten Bogor yang telah berdiri sejak tahun 1982 yang berada di wilayah Jl.
Lingkungan Kayu Manis No. 30, Desa Cirimekar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten
Bogor. Karena banyaknya jumlah peserta didik maka pihak lembaga melakukan
perluasan lahan ditempat yang berbeda yaitu tepatnya di Jl. Karadenan No.21B,
Karadenan, Cibinong, Kabupaten Bogor namun segala bentuk kegiatan berpusat di
Desa Cirimekar, Kecamatan Cibinong hanya kegiatan pembelajaran saja yang terbagi
di gedung yang berbeda namun tetap untuk tenga pendidik dan kependidikan tetap
sama dan pengajarannya pun sama tidak ada yang di beda-bedakan.
Adapun penulis mempunyai tujuan untuk melakukan penelitian di MAN 1
Kabupaten Bogor yaitu yang berada di Jl. Lingkungan Kayu Manis No. 30, Desa
Cirimekar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, dimana kegiatan
pembelajarannya pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada
pelaksanaannya menggunakan model pembeljaran Cooperative learning tipe jigsaw
pada setiap materi yang sudah diajarkan dan berkaitan dengan sejarah-sejarah islam.
Jadi, awal pelaksanaannya guru menjelaskan materi dengan metode ceramah
kemudian dilanjutkan dengan model pembelajaran tipe jigsaw sebagai alternatif
keaktifan siswa dalam kerjasama kelompok.
Penerapan model pembelajaran Cooperative learning yang dilakukan di MAN
1 Kabupaten Bogor, menggunakan tipe jigsaw untuk menyesuaikan cara belajar
siswa. Tidak hanya dari kegiatan kerjasama kelompok namun juga melatih
kemampuan siswa dalam pemahaman membaca materi yang sedang dipelajari dan
melatih kegiatan presentasi diskusi kelompok, serta guru juga nantinya akan
melakukan evaluasi kepada seluruh siswa dengan menentukan kesesuaian siswa
dengan model pembelajaran tipe jigsaw tersebut.
Dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui apakah
model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw tersebut mempunyai pengaruh
terhadap hasil belajar siswa, maka penulis mengangkat judul : “Pengaruh Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas XI Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MAN 1 Kabupaten
Bogor”

B. Batasan Masalah
Karena luasnya masalah dan keterbatasan kemampuan penulis maka, penulis
membatasi penelitian ini hanya pada masalah :
1. Model pembelajaran tipe jigsaw pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di
MAN 1 Kabupaten Bogor.
2. Hasil belajar peserta didik diperoleh dari nilai diskusi kelompok menggunakan tipe
jigsaw terkait materi yang sudah diajarkan di MAN 1 Kabupaten Bogor.
3. Hasil belajar peserta didik diperoleh dari nilai tes (ulangan harian) di MAN 1
Kabupaten Bogor.
4. Penelitian dilakukan hanya di kelas XI MIPA 1 sampai XI MIPA 6 MAN 1 Kabupaten
Bogor
C. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Berapa jumlah siswa XI MIPA di MAN 1 Kabupaten Bogor ?
2. Bagaimana perkembangan pembelajaran SKI siswa XI MIPA selama satu
semester?
3. Seberapa jauh pemahaman siswa terkait dengan materi SKI yang
menggunakan model pembelajaran tipe jigsaw ?
4. Adakah pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di MAN 1 Kabupaten Bogor ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui jumlah siswa XI MIPA di MAN 1 Kabupaten Bogor
2. Untuk mengetahui perkembangan pembelajaran SKI siswa XI MIPA selama
satu semester
3. Untuk mengetahui pemahaman siswa terkait dengan materi SKI yang
menggunakan model pembelajaran tipe jigsaw
4. Untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di MAN 1 Kabupaten Bogor
E. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Teoritis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dalam
ilmu pendidikan, dan diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan
sumber informasi bagi peneliti lain yang akan meneliti dan meningkatkan
mutu pendidikan dalam pembelajaran sejarah kebudayaan islam.
2. Praktis
Hasil penelitian ini semoga berguna bagi lembaga pendidikan agar dapat
meningkatkan kualitas para calon pendidik agar dapat mendidik lebih baik.
Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat :
a. Bagi madrasah, yang dijadikan penelitian, yaitu Madrasah Aliyah Negri 1
Kabupaten Bogor. Hasil studi ini diharapkan dapat bermanfaat agar menjadi
masukan bagi pihak madrasah untuk mengetahui hubungan antara model
pembelajaran tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa di kelas XI MIPA dalam
mata pelajaran Sejarah kebudayaan islam di MAN 1 Kabupaten Bogor. Dan
diharapkan dengan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para guru
khususnya guru SKI karena dengan model pembelajaran tipe jigsaw di
harapkan siswa dapat meningkatkan pemahaman terkait materi yang
disampaikan oleh guru.
b. Bagi masyarakat umum, dapat bermanfaat sebagai tambahan informasi untuk
memperluas wawasan guna memikirkan masa depan anak sebagai generasi
penerus bangsa.
F. Definisi Operasional
Untuk mengetahui lebih tentang penegasan judul yang akan dikaji, maka perlu
di jelaskan defenisi operasional dari beberapa istilah sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran kooperatif ini hampir sama dengan model pembelajaran
kontekstual dalam hal membuat siswa dapat bekerja sama dalam satu
kelompok. Pembelajaran tipe jigsaw dilakukan dengan cara siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok. Dalam satu kelompok diberi tugas untuk
membaca materi dengan topik berbeda-beda sehingga setiap siswa dalam satu
kelompok mendapatkan topik bacaan yang berbeda.
2. Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diperoleh setelah kegiatan belajar.
G. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, agar dalam pembahasan terfokus
pada pokok permasalahan dan tidak melebar kemasalah yang lain-lain, maka penulis
membuat sistematika penulisan karya tulis ilmiah sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis membahas tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian , Manfaat
Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan.

Anda mungkin juga menyukai