Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah di
tinggalkan. Pengelolaan kelas menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi
anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasainya
dalam rangka mencapai keberhasilan pembelajaran. Iklim belajar yang kondusif
merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya
tarik tersendiri bagi proses pembelajaran, sebaliknya iklim belajar yang kurang
menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan. Pengelolaan kelas
yang baik akan mempengaruhi minat belajar siswa. Jadi pengelolaan kelas
diharapkan baik agar minat belajar siswa meningkat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh
pengelolaan kelas terhadap minat belajar akidah akhlak siswa di MTs Ma’arif
Sukosari tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII di MTs
Ma’arif Sukosari yang berjumlah 68 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui
angket. Analisis data menggunakan rumus regresi linier sederhana.
Dari hasil penelitian itu ditemukan bahwa: (1) Pengelolaan kelas di
MTs Ma’arif Sukosari dalam kategori baik dengan frekuensi sebanyak 11
responden (16,18%), dalam kategori sedang dengan frekuensi sebanyak 48
responden (70,59%), dan dalam kategori kurang dengan frekuensi sebanyak 9
responden (13,24%). (2) Minat belajar siswa di MTs Ma’arif Sukosari dalam
kategori baik dengan frekuensi sebanyak 10 responden (14,71%), dalam kategori
sedang dengan frekuensi sebanyak 48 responden (70,59%), dan dalam kategori
kurang dengan frekuensi sebanyak 10 responden (14,71%). (3) Ada pengaruh
antara pengelolaan kelas terhadap minat belajar akidah akhlak siswa di MTs
Ma’arif Sukosari. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (R2), didapatkan
pengelolaan kelas berpengaruh 45,8767% terhadap minat belajar akidah akhlak
siswa di MTs Ma’arif Sukosari. 54,1233% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak masuk dalam penelitian ini.
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat dan membuat generasi mampu berbuat bagi kepentingan mereka dan
masyarakat.1 Maju mundurnya suatu negara atau bangsa pada dasarnya tergantung
menjadi manusia yang cerdas, terampil, kreatif, dan berguna bagi nusa dan
bangsa. Hal tersebut sejalan dengan UU RI. No 20 tahun 2003 tentang Sistem
didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan dengan
1
Basuki dan Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam (Ponorogo: STAIN Po
Press, 2007), 142.
2
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan (Jakarta: Direktur
Jendral Pendidikan Islam Departemen agama RI, 2006), 49.
3
lainnya, yaitu belajar dan pembelajaran. Konsep belajar berakar pada pihak
dimiliki oleh guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan
belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.
Lingkungan ini diatur diawasi agar kegiatan belajar terarah kepada tujuan
pendidikan. Lingkungan yang baik ialah lingkungan yang bersifat menantang dan
merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam
mencapai tujuan.5
Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah di
belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara
3
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengaja r (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2002), 195.
4
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008), 78.
5
Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), 10.
4
efektif dan efisien.6 Hadari Nawawi dalam bukunya (Syaiful Bahri Djamarah)
artikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi
melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan
dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-
Pengelolaan kelas bukan suatu hal yang mudah dilaksanakan oleh guru,
sebab tingkah laku anak didik sangat bervariasi. Variasi tingkah laku anak
pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran,
merupakan salah satu pelajaran yang dirasa sulit, misalnya pelajaran Akidah
Akhlaq. Maka perlulah guru untuk mendesain kelasnya agar para siswa lebih
ketidakmampuan guru dalam mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu adalah
prestasi belajar siswa rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang
ditentukan. Oleh karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang
6
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengaja r, 195-196.
7
Ibid., 198.
8
Ibid., 173.
9
Radno, Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis (Yogyakarta : Kanisius, 2007), 59.
5
belajar mengajar.10 Sehingga dengan suatu pola pembelajaran yang baik guru
pengelolaan kelas adalah proses atau upaya yang dilakukan oleh seorang guru
secara sistematis untuk menciptakan dan mewujudkan kondisi kelas yang dinamis
dan kondusif dalam rangka menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Selain itu, guru harus dapat menerima kenyataan dan bahkan harus mampu
mendalami keberadaan individu siswa baik ditinjau dari segi perkembangan fisik
bagi para siswa untuk menumbuhkan minat yang kuat. Minat belajar merupakan
hal yang besar peranannya dalam kegiatan belajar seseorang dan dorongan ini
akan senantiasa berubah dari satu tingkat ketingkat berikutnya, sesuai dengan
perkembangan yang dialaminya. Minat yang ada dalam diri siswa antara satu
dengan yang lain tidak sama. Namun pada intinya bahwa minat merupakan
kata lain minat belajar mempunyai fungsi sebagai penggerak seseorang untuk
apabila disertai minat siswa. Sebaliknya siswa akan malas dan tidak mau belajar
10
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar , 194.
11
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), 151.
6
Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada
belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena
sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari
dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun demikan minat tanpa adanya usaha yang
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula
Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Minat
dalam pengelolaan kelas dan minat siswa. Penulis memilih subyek penelitian di
pengamatan pada tanggal 12 November 2015 masih ada sebagian siswa yang
minatnya kurang terhadap pelajaran Akidah Akhlak hal itu dilihat dari ketidak
inginan siswa dalam mengikuti pelajaran tersebut, dan ada siswa yang
12
OemarHamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), 33.
13
Djaali.Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), 121.
14
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2009), 95.
7
mengatakan bahwa pelajaran Akidah Akhlak sulit. Selain dari minat belajar
tersebut pengelolaan kelas di MTs Ma’arif Sukosari masih kurang hal ini
dibuktikan dengan adanya sebagian siswa yang ramai sendiri pada saat
Minat Belajar Aqidah Akhlak Siswa Di Mts Ma’arif Sukosari Tahun Pelajaran
B. Batasan Masalah
Banyak faktor atau variabel yang dapat dikaji untuk menindak lanjuti dalam
penelitian ini. Diantaranya siswa kurang disiplin, minat belajar siswa yang kurang
hal ini ditunjujkan dengan siswa asik sendiri dan mudahnya perhatian siswa
kurang baik. Namun karena luasnya bidang cakupan serta adanya berbagai
keterbatasan yang ada baik waktu, dana, maupun jangkauan penulis, dalam
penelitian ini tidak semua dapat ditindak lanjuti. Untuk itu, dalam penelitian ini
dibatasi masalah yaitu pengaruh pengelolaan kelas terhadap minat belajar akidah
C. Rumusan masalah
2. Bagaimana minat belajar Akidah Akhlak siswa di MTs Ma’arif Sukosari tahun
pelajaran 2015/2016?
3. Adakah pengaruh pengelolaan kelas terhadap minat belajar Akidah Akhlak siswa
D. Tujuan penelitian
minat belajar Akidah Akhlak siswa di MTs Ma’arif Sukosari tahun pelajaran
2015/2016.
9
E. Manfaat penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Sekolah
b. Guru
c. Peserta didik
minat belajarnya.
d. Peneliti
F. Sistematika pembahasan
akan dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu awal, inti, dan akhir. Untuk
penulis kelompokkan menjadi lima bab yang masing-masing bab terdiri sub bab
yang berkaitan.
sistematika pembahasan.
Bab kedua, adalah landasan teori pengelolaan kelas, dan minat belajar
siswa, telaah hasil penelitian terdahuli serta kerangka berfikir dan pengajuan
hipotesis.
Bab keempat, berisi temuan dan hasil penelitian yang meliputi gambaran
umum lokasi penelitian, deskripsi data, analisis data (pengujian hipotesis) serta
BAB II
A. Landasan Teori
1. Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas.
Pengelolaan sendiri akar katanya adalah “kelola”. Istilah lain dari kata
pimpinan, pengelolaan.
yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang
sama.15 Jadi kelas yang di maksud oleh Suharsimi Arikunto disini adalah
15
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2012), 297-298.
12
Hadari Nawawi memandang kelas dari dua sudut, yaitu: (1) Kelas
dalam arti sempit yakni ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat
Kelas dalam arti luas yakni suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian
Dan sebagai salah satu indikator yang menyatakan bahwa guru, dosen yang
melakukan apa pun karena yakin bahwa hanya kegagalan yang menjadi
bagiannya.
kelamin, suku, dan tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya. (2) Kelas
anggota kelas yang dalam pengajaran seni suara menyanyi dengan suara
digarap. (5) Semangat kerja rendah. Misalnya semacam aksi protes kepada
guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil. (6) Kelas kurang
18
Ahmad Roihani, Pengelolaan Pengajaran (Jakartan: PT Rineka Cipta, 2010),145-147.
14
atau guru kelas terpaksa diganti sementata oleh guru lain, dan sebagainya.
Organisasional.
aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan. (2)
untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu, ventilasi
19
Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas (Classroom Management) Guru
Profesional yang Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan, dan Berprestasi (Bandung: Alfabeta, 2014),
28-29.
15
tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan
itu memberikan dampak kepada peserta didik. (2) Sikap guru dalam
tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah
laku peserta didik akan dapat diperbaiki. Kalaupun guru terpaksa membenci,
melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau malah terlalu rendah sehingga
tidak terdengar oleh peserta didik akan mengakibatkan suasana gaduh, bisa
hendaknya relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang
20
Ibid., 30-31.
16
penuh dan kedengarannya rileks, maka suara yang seperti ini cenderung
Pembinaan hubungan baik antara guru dan peserta didik dalam masalah
masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian peserta didik dengan ciri-
dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.
jumlah peserta didik, dan sebagainya. Masalah jumlah peserta didik di kelas
21
Ibid., 31-32.
17
2. Minat Belajar
Interest adalah kata lain dari minat. Interest atau minat adalah
Misalnya, seseorang yang menaruh minat besar terhadap mata kuliah Ilmu
Falak akan banyak memusatkan perhatiannya pada mata kuliah ini dari pada
itulah yang memungkinkan ia belajar lebih giat dan berprestasi pada bidang
tersebut.22
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu atau
penerimaan pada suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar
diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Crow dan Crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula
22
Mahmud, Psikologi Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2012), 99.
23
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),
182.
18
perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
dalam bukunya Muhibbin Syah belajar adalah suatu proses adaptasi atau
mampu, dan kepribadian. Kedua, yang berasal dari luar diri individu yang
lingkungan masyarakat.
Crow dan crow berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya
untuk rasa ingin tahu. Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan
penelitian dan lainnya. Kedua, motif sosial, minat untuk belajar atau
pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan
pelajaran PAI yang merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang
29
Abdul Rahman Shaleh dan Muhib Abdul Wahab, Psikologi Sebagai Pengantar, 263-264.
20
Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, sampai iman kepada Qada dan Qadar yang
Tsanawiyah meliputi : (1) Aspek akidah terdiri atas dasar dan tujuan akidah
Allah, Rasul-Rasul Allah, Hari Akhir serta Qada Qadar. (2) Aspek akhlak
terpuji yang terdiri atas ber-tauhiid, ikhlaas, ta’at, khauf, taubat, tawakkal,
akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa,
dan mempertahankan semangat peserta didik dalam belajar baik secara klasikal
dia akan berusaha dalam mata pelajaran tersebut. Minat itu tumbuh pada diri
seseorang karena adanya faktor yang mendorong. Salah satunya adalah guru
30
PERMENAG no 2 tahun 2008.
31
Ahmad Rohani, Pngelolaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 143.
32
Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas, 72.
33
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 165.
34
Abdul Rahman Shaleh dan muhib Abdul Wahab, Psikologi Sebagai Pengantar, 268.
35
Arik Hartatik, Korelasi Antara Konteks Sosial Kelas dengan Minat Belajar siswa pada
Mata Pelajaran Akhlaq (Study Kasus Kelas II Madrasah Diniyah Miftahul Huda Mayak Tonatan
Ponorogo Tahun Ajaran 2012/2013), (Ponorogo: STAIN, 2013) 3.
22
Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Minat
Tahun 2012, dengan judul Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar
Mata Pelajaran Qiro’ah Wal Kitabah (Pegon) siswa I’dad di Madrasah Diniyah
Miftahul Huda Mayak Tonatan Ponorogo Tahun ajaran 2011/2012, yang berlokasi
36
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2009), 95.
23
belajar mata pelajaran qiro’ah wal kitabah (pegon) siswa i’dad di madrasah
dengan hasil kesimpulan dari pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar
mata pelajaran qiro’ah wal kitabah (pegon) siswa i’dad di Madrasah Diniyah
Miftahul Huda Mayak Tonatan Ponorogo tahun ajaran 2011/2012 adalah ada
pengaruh positif yang signifikan antara pengelolaan kelas dengan hasil belajar
mata pelajaran Qiro’ah wal Kitabah (pegon) siswa kelas I’dad di Madrasah
2015, dengan judul korelasi antara pengelolaan kelas dan motivasi belajar dengan
Ponorogo.
kelas, motivasi belajar, hasil belajar serta untuk mengetahui korelasi antara
ada korelasi yang signifikan antara pengelolaan kelas dan mmotivasi belajar
24
ajaran 2014/2015.
Tahun 2012, dengan judul Pengaruh minat belajar dan motivasi belajar terhadap
hasil belajar PAI siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sambit Ponorogo. Yang berlokasi
belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan hasil belajar siswa kelas XI SMA
kuantitatif. Dari hasil penelitian mengenai Pengaruh minat belajar dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar PAI siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sambit
bahwa minat belajar siswa dan motivasi belajar siswa mempunyai pengaruh yg
signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sambit Ponorogo.
C. Kerangka Berfikir
sebagai masalah yang penting. Kerangka yang baik akan menjelaskan secara
25
teoritis peraturan antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis harus
D. Pengajuan Hipotesis
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
yang empirik.38
37
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2006), 91.
38
Ibid., 96.
26
ini adalah:
2015/2016.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
pengelolaan kelas (X). Variabel Dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel lain. Dalam penelitian ini, variabel
dependennya yaitu minat belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak tahun
X Y
39
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung; Alfabeta, 2006), 3.
40
Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan; Suatu Pendekatan Praktik dengan
Menggunakan SPSS (Ponorogo: STAIN Po Press, 2012), 127.
41
Ibid., 59.
28
Keterangan
X : Pengelolaan Kelas
1. Populasi
hanya orang tetapi juga obyek benda-benda dan yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. 42 Jadi
Sedangkan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VII dan VIII di MTs Ma’arif Sukosari Tahun Pelajaran 2015/2016 yang
Tabel 3.1
Daftar populasi
No. Kelas Jumlah
1. VII 38
2. VIII 30
Total 68
42
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, 117.
43
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendektan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), 173.
29
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunaan sampel yang diambil dari populasi itu.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif (mewakili).44
dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-
25% atau lebih, tergantung kemampuan peneliti dari waktu, tenaga dan dana,
sempit luasnya wilayah pengamatan dan besar kecilnya resiko yang ditanggung
oleh peneliti.45
sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
44
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, 118.
45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pra ktek (Bandung : Rineka
Cipta, 1996),120.
46
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2013), 68.
30
Tabel 3.2
Daftar sampel
No. Kelas Jumlah
1. VII 38
3. VIII 30
Total 68
fenomena alam maupun sosial yang diamati.Secara spesifik semua fenomena yang
diamati disebut variabel penelitian.47 Data yang diperlukan dalam penelitian ini
adalah :
Kisi-kisi angket pengelolaan kelas dan minat belajar dapat dilihat pada
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket Pengelolaan Kelas
Sub Variabel Indikator No. Item Instrumen
Favorable Unfavorable
Siswa Masalah Individual 1, 2 3, 4
Masalah 5 6, 7, 8
Kelompok
Kondisi Pengaturan tempat 12 9, 10, 11
Fisik duduk
Pengaturan alat 13, 14, 15 16
47
Sugiyono, Memahami Penelitian Kuantitatif (Bandung: CV Alfabeta, 2005), 148.
31
pengajaran dan
media pengajaran
Penataan 18, 19, 20 17
keindahan dan
kebersihan
Ventilasi dan 22 21, 23
pengaturan cahaya
Kondisi Tipe 24, 25, 26 27, 28
Sosio kepemimpinan
Emosional Sikap guru 30, 31 29, 32
Suara guru 33, 35 34
Pembinaan 36, 38, 39 37, 40
hubungan baik
Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket Minat Belajar
Sub Indikator No. Item Instrumen
Variabel Favorable Unfavorable
Minat dari pemusatan 1, 2, 3, 4, 5 6, 7
dalam perhatian
individu keingintahuan 8, 9, 10, 11 12, 13
motivasi 14, 15, 16, 17 18, 19
Kebutuhan 20, 21, 22, 23 24, 25
Minat dari Lingkungan 26, 27, 28
luar Sekolah
Lingkungan 29, 30, 31, 32 33, 34
Keluarga
Lingkungan 35, 36, 37, 38 39, 40
masyarakat
32
pendukung.
pada skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
penelitian ini, fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang
instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.51 Pernyataan ini akan
48
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), 219.
49
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendektan Praktek, 194.
50
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, 199.
51
Ibid., 134-135.
33
Babadan Ponorogo. Skor untuk pernyataan angket dapat dilihat pada tabel 3.5.
Table 3.5
Skor Untuk Pernyataan Angket
Pernyataan Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang pernah
Skor
Favorable (+) 4 3 2 1
Unfavorable (-) 1 2 3 4
untuk mencari data mengenai pengelolaan kelas dan minat belajar siswa.
sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami
kegiatan penelitian. Dengan demikian teknis analisis data dapat diartikan sebagai
cara melaksanakan analisis terhadap data dengan tujuan mengolah data tersebut
populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel.52 Teknis analisis data yang
a. Uji Validitas
rumus:
. − ( )
. 2 −
Rxy = 2− 2 2
.
Keterangan:
N : jumlah responden
b. Uji Reliabilitas
52
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
dalam Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 52.
53
Retno Widyanigrum, Statistika Edisi Revisi (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2013), 107.
35
Keterangan :
kedua.54
a. Uji Normalitas
100% normal (tidak normal sempurna) maka dalam analisis hasil penelitian
Mx =
2
SDx = + ²
−µ
Z =
�
Teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah no. 1 dan no. 2
sebagai berikut:
MX= dan MY=
Keterangan:
54
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendektan Praktek, 223.
36
N : jumlah data
2 2
SDx = + ² dan SDx = + ²
Keterangan:
2
dan 2
: jumlah hasil perkalian antara frekuensi dengan deviasi
n : jumlah data
dikatakan cukup.55
dalam penelitian ini akan mencari pola hubungan antara satu variabel
55
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006),
175.
56
Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktek (Ponorogo:
STAIN Po PRESS, 2012), 121-130.
37
= � + �1
− . .
�1 = 2− 2
� = − �1
terhadap Variabel y
(df)
Daerah penolakan
2
=
38
Keterangan
n : jumlah observasi/pengamatan
i=1,2..n
(independen/bebas)
(dependen/terikat)
2 : Koefisian determinasi
dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat.57
Uji validitas yang digunakan adalah analisis butir (item), yaitu dengan
mengkorelasikan skor tiap butir dengan total skor yang merupakan jumlah tiap
. − ( )
. 2 − 2 . 2 −
Rxy = 2
Keterangan:
N : jumlah responden
instrumen, 40 butir soal untuk variabel pengelolaan kelas, dan 40 butir soal
untuk minat belajar siswa. Dari hasil perhitungan validitas pengelolaan kelas,
57
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendektan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), 211.
58
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, 168.
40
10, 11, 14, 15, 17, 18, 21, 23, 24, 25, 29, 30, 31, 33, 34, 38, dan 40. Adapun
untuk melihat skor jawaban angket untuk uji validitas pengelolaan kelas dapat
butir soal yang valid yaitu item nomor 1, 2, 4, 5, 8, 10, 11, 15, 16, 18, 19, 20,
22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 36, 37, 38, 39, dan 40. Adapun untuk
melihat skor jawaban angket untuk uji validitas minat belajar siswa dapat
penelitian variable pengelolaan kelas dapat dilihat pada lampiran 10, untuk
belajar dapat dilihat pada lampiran 11. Hasil dari perhitungan tersebut dapat
Tabel 3.6
Rekapitulasi uji validitas butir soal pengelolaan kelas
No. “r” “r” No. “r” “r”
Keterangan Keterangan
soal Hitung Kritis soal Hitung Kritis
1 0,336 0,304 Valid 21 0,556 0,304 Valid
2 0,491 0,304 Valid 22 0,303 0,304 Tidak Valid
3 0,615 0,304 Valid 23 0,311 0,304 Valid
4 0,489 0,304 Valid 24 0,596 0,304 Valid
41
Tabel 3.7
Rekapitulasi uji validitas butir soal minat belajar
No. “r” “r” No. “r” “r”
Keterangan Keterangan
soal Hitung Kritis soal Hitung Kritis
1 0,652 0,304 Valid 21 0,244 0,304 Tidak Valid
2 0,747 0,304 Valid 22 0,436 0,304 Valid
3 0,202 0,304 Tidak Valid 23 0,470 0,304 Valid
4 0,574 0,304 Valid 24 0,571 0,304 Valid
5 0,540 0,304 Valid 25 0,348 0,304 Valid
6 0,238 0,304 Tidak Valid 26 0,225 0,304 Tidak Valid
7 0,220 0,304 Tidak Valid 27 0,550 0,304 Valid
8 0,497 0,304 Valid 28 0,368 0,304 Valid
9 0,154 0,304 Tidak Valid 29 0,336 0,304 Valid
42
untuk pengambilan data dalam penelitian ini. Sehingga item soal instrumen
dalam penelitian ini ada 53 butir soal yang terdiri dari 24 butir soal untuk
variabel pengelolaan kelas, dan 29 butir soal untuk variabel minat belajar.
tersebut sudah baik. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar
sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama.
59
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendektan Praktek, 221.
43
Keterangan :
kedua.
sebagai berikut:
kelompok item ganjil dan item genap. Dapat dilihat di lampiran 12.
antara belahan pertama (skor ganjil) dan belahan kedua (skor genap)
∑ X= 2477 ∑ Y2 = 169257
∑ X2 = 158657
N.XY − X (Y)
N.X 2 − X 2 N.Y 2 − Y 2
Rxy =
44
6378060 −6343597
=
52094 42302
34463
=
2203680388
34463
=
46943 ,374271563
= 0,7341398128016
2 �1 1
2 2
r11 =
1+� 1 1
2 2
2 x0,7341398128016
=
1 + 0,7341398128016
1,4682796256032
= = 0,8466904541169
1,7341398128016
adalah sebesar 0,304 karena “r” hitung > dari “r” tabel yaitu 0,8467 > 0,304
genap).
∑X = 2330 ∑ Y2 = 152381
∑Y = 2421 ∑ XY = 145920
∑ X2 = 140920
NXY − X (Y)
NX 2 − X 2 NY 2 − Y 2
Rxy =
5690880 −5640930
=
5495880 −5428900 5942859 −5861241
49950
=
66980 81618
49950
=
5466773640
49950
=
73937 ,633448738
= 0,6755693639374
Brown berikut:
46
2 �1 1
2 2
r11 =
1+� 1 1
2 2
2 x 0,6755693639374
=
1 + 0,6755693639374
1,3511387278748
= = 0,8063758844932
1,6755693639374
0,304 karena “r” hitung > dari “r” tabel yaitu 0,806 > 0,304 maka instrumen
BAB IV
kemerosotan moral serta rendahnya tingkat pendidikan pada anak usia sekolah
mengingat bahwa di desa ini belum ada sekolah setingkat SLTP/MTs yang
Dasar di desa ini, yaitu SDN 1 Sukosari, SDN 2 Sukosari dan SDN 3 Sukosari.
berikutnya harus ke kota atau ke desa sebelah yang memiliki jarak tempuh
60
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: 01/D/23-III/2016.
48
utara sungai desa Sukosari, sebelah timur persawahan, sebelah selatan jalan
a. Visi
61
Ibid.,
62
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: 02/D/21-III/2016.
49
b. Misi
hidup sehari-hari. 63
DR. KH. Marwan Salahuddin, M.Ag. Komite Sekolah : KH. Mahfud. Kepala
63
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: 03/D/21-III/2016.
50
Komite :Winda Pitri Pebriani, S.Pd. Kepala Tata Usaha : Jumilatin, S.Pd.I64
tahun dan guru yunior kurang dari sepuluh tahun. Namun rata-rata mereka
ditunjang oleh latar belakang pendidikan yang memadai yakni berasal dari
Ma’arif Sukosari seluruhnya berjumlah 107 siswa. Rincian siswa untuk laki-
64
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: 04/D/21-III/2016.
51
ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang Lab IPA,
B. Deskripsi Data
yang telah diketahui validitasnya kepada siswa Kelas VII dan VIII MTs
siswa.
angket menjadi angka (skor). Untuk masing-masing item soal terdapat empat
Tabel 4.1
Skor Jawaban Angket Pengelolaan Kelas
Skor Skor
Jumlah Jumlah
No Pengelolaan No Pengelolaan
frekuensi frekuensi
Kelas Kelas
1 92 1 14 77 3
2 91 1 15 76 4
3 89 1 16 75 3
4 87 1 17 74 2
65
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: 05/D/21-III/2016.
52
5 86 3 18 73 4
6 85 3 19 72 3
7 84 1 20 71 5
8 83 4 21 70 1
9 82 3 22 69 1
10 81 5 23 67 3
11 80 4 24 66 1
12 79 3 Jumlah 68
13 78 4
yang telah diketahui validitasnya kepada siswa Kelas VII dan VIII MTs
siswa.
angket menjadi angka (skor). Untuk masing-masing item soal terdapat empat
Tabel 4.2
Skor Jawaban Angket Minat Belajar Siswa
Skor Minat Jumlah Skor Minat Jumlah
No No
Belajar frekuensi Belajar frekuensi
1 122 1 18 86 1
2 116 1 19 85 3
3 104 1 20 84 2
4 103 1 21 83 1
5 102 1 22 82 1
6 101 5 23 81 2
7 100 2 24 80 1
8 99 4 25 79 1
9 97 5 26 75 2
10 96 6 27 74 2
11 95 2 28 73 1
12 93 3 29 72 1
13 92 2 30 71 1
14 91 1 31 68 1
15 90 5 32 67 1
16 88 4 33 66 1
17 87 2 Jumlah 68
1. Uji Normalitas
pengelolaan kelas dan minat belajar siswa MTs Ma’arif Sukosari, maka
dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui apakah data dari setiap variabel yang diteliti itu normal atau tidak.
Ada beberapa rumus yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data,
yakni dengan Uji Kolmogorov-Smirnov, Lillifors, dan Uji Chi Square. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Lillifors. Kemudian untuk hasil uji
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas dengan rumus Lillifors
Kriteria Pengujian Ho
Variabel N Keterangan
Lmaksimum Ltabel
X 68 0,039847 0,1074 Berdistribusi Normal
Y 68 0,089971 0,1074 Berdistribusi Normal
Dari tabel di atas dapat diketahui harga Lmaksimum untuk variabel Xdan
dengan taraf signifikan 5%. Dari konsultasi dengan Ltabel diperoleh hasil bahwa
normal. Oleh karena itu rumus yang digunakan adalah regresi linier sederhana.
Adapun hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat secara terperinci pada
butuhkan sesuai dengan pembahasan skripsi ini, data tersebut belum dapat
dimengerti sebelum diadakan analisis data yang dimaksud. Untuk itu, di bawah
ini akan dijelaskan analisis data mengenai pengelolaan kelas di Mts Ma’arif
peneliti menggunakan rumus Mean dan Standard Deviasi. Dapat dilihat pada
tabel 4.4.
Tabel 4.4
Perhitungan Tabel Untuk Mencari Mean Dan Standar Deviasi
Dari Variabel Pengelolaan Kelas
X F fX X2 fX2
92 1 92 8464 8464
91 1 91 8281 8281
89 1 89 7921 7921
87 1 87 7569 7569
86 3 258 7396 22188
85 3 255 7225 21675
84 1 84 7056 7056
83 4 332 6889 27556
82 3 246 6724 20172
81 5 405 6561 32805
80 4 320 6400 25600
79 3 237 6241 18723
78 4 312 6084 24336
56
Dari hasil data di atas, kemudian dicari mean dan standar deviasinya
fX 5232
Mx = = = 76,94117647 = 76,9412
N 68
fX 2 fX 2
SDx = −
N N
2
405888 5232
=
68
− = 5968,9411764706 − 5919,9446366782
68
= 48,9965397924
= 6,9997528379508
57
= 6,9998
Dari hasil di atas dapat diketahui Mx: 76,9412dan SDx: 6,9998. Untuk
sedang.
4.5berikut:
Tabel 4.5
KategorisasiPengelolaan Kelas
No Skor Frekuensi Prosentase Kategori
1. 84 ke atas 11 16,18% Baik
2. Antara 70-84 48 70,59% Sedang
3. 70 ke bawah 9 13,24% Kurang
66
Anas Sudijono, Pengantar Statistik …, 175.
58
butuhkan sesuai dengan pembahasan skripsi ini, data tersebut belum dapat
dimengerti sebelum diadakan analisis data yang dimaksud. Untuk itu, di bawah
ini akan dijelaskan analisis data mengenai minat belajar di Mts Ma’arif
peneliti menggunakan rumus Mean dan Standard Deviasi. Dapat dilihat pada
tabel 4.6.
Tabel 4.6
Perhitungan Tabel Untuk Mencari Mean Dan Standar Deviasi
Dari Variabel Minat Belajar
Y F fY Y2 fY2
122 1 122 14884 14884
116 1 116 13456 13456
59
66 1 66 4356 4356
N=68 ∑Y= 6139 ∑Y2=261244 ∑fY2=562323
Dari hasil data di atas, kemudian dicari mean dan standar deviasinya
fy
My=
N
6139
=
68
= 90,27941176
= 90,2794
fy 2 fy
SDy=
N
− ²
N
562323 6139
= − ²= 8269,4558823529 − 8150,37218858
68 68
= 119,0836937716
= 10,912547538114
= 10,9125
Dari hasil di atas dapat diketahui My: 90,2794dan SDy: 10,9125. Untuk
menentukan tingkatan minat belajar siswa baik, sedang dan kurang, dibuat
pengelolaan sedang.67
berikut:
Tabel 4.7
KategorisasiMinat Belajar Siswa
No Skor Frekuensi Prosentase Kategori
1. 101ke atas 10 14,71% Baik
2. Antara 79-101 48 70,59 % Sedang
3. 79ke bawah 10 14,71% Kurang
minat belajar siswa di MTs Ma’arif Sukosari dalam kategori baik dengan
67
Anas Sudijono, Pengantar Statistik, 175.
62
Sukosari
belajar siswa MTs Ma’arif Sukosari tahun pelajaran 2015/2016 kemudian data
kelas dan minat belajar siswa MTs Ma’arif Sukosari tahun pelajaran
Tabel 4.8
Tabel Perhitungan Pengelolaan Kelas dan Minat Belajar
No X Y X.Y X2 Y2
1. 81 88 7128 6561 7744
2. 83 96 7968 6889 9216
3. 74 90 6660 5476 8100
4. 72 99 7128 5184 9801
5. 76 87 6612 5776 7569
6. 79 99 7821 6241 9801
7. 82 96 7872 6724 9216
8. 82 93 7626 6724 8649
9. 83 92 7636 6889 8464
63
b. Menghitung nilai
5232
= =
68
= 76,9412
c. Menghitung nilai
6139
= = = 90,2794
68
d. Menghitung nilai b1
3518 ,03475296
=
3331 ,51849408
= 1,0560
e. Menghitung nilai bo
= 90,2794 – 81,2499072
= 9,0295
y = bo + b1x
= 9,0295 + 1,0560x
( y)2
SSR = (bo∑y + b1∑xy) –
(6139)2
= (9,0295 x 6139 + 1,0560 x 475860) - 68
66
= 557940,2605 – 554225,30882353
= 3714,9517
SSE = ∑ 2
- (bo∑y+b1∑xy)
= 562323 – 557940,2605
= 4382,7395
= 3714,9517 + 4382,7395
= 8097,6912
MSR =
�
3714 ,9517
=
1
= 3714,9517
MSE =
�
=
−2
4382 ,7395
=
68−2
4382 ,7395
=
66
= 66,4051
67
Tabel 4.9
7) Mencari Fhitung
Uji Overall
Hipotesis :
Ho : β1 = 0
Hi : β1 ≠ 0
Daerah penolakan :
3714 ,9517
Fhitung = = = 55,9438
66,4051
8) Mencari Ftabel
9) Kesimpulan
terhadap variabel dependen (Y) yaitu minat belajar siswa MTs Ma’arif
Sukosari.
Menghitung nilai R2
3714 ,9517
R2 = = = 0,458766777
8097,6912
R2= 45,8767 %
terhadap minat belajar siswa MTs Ma’arif Sukosari, dan 54,1233% sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, penulis mengamati dua hal yang menjadi pokok
bahasan yaitu pengelolaan kelas, minat belajar siswa dan pengaruh pengelolaan
kelas terhadap minat belajar akidah akhlak siswa di MTs Ma’arif Sukosari Tahun
mengumpulkan data dengan cara menyebarkan angket yang diisi oleh siswa kelas
VII dan VIII MTs Ma’arif Sukosari. Dari pengkategorian tersebut dapat diketahui
secara umum dapat dikatakan bahwa pengelolaan kelas di MTs Ma’arif Sukosari
data dengan cara menyebarkan angket yang diisi oleh siswa kelas VII dan VIII
MTs Ma’arif Sukosari. Dari pengkategorian tersebut dapat diketahui bahwa yang
menyatakan minat belajar siswa di MTs Ma’arif Sukosari dalam kategori baik
oleh 48 responden.
berpengaruh terhadap minat belajar akidah akhlak siswa di MTs Ma’arif Sukosari
Fα(n-2) = F0,05(95). Dengan melihat tabel F dapat diketahui nilai Ftabel = 3,98 , dan
analisis hipotesis diperoleh Fhitungsebesar 55,9438 sehingga Fhitung lebih besar dari
70
dalam penelitian ini yakni Hayang berbunyi terdapat pengaruh antara pengelolaan
kelas terhadap minat belajar akidah akhlak siswa di MTs Ma’arif Sukosari Tahun
Sukosari baik hal tersebut ditunjukan dengan pengaturan tempat duduk yang baik
dan rapi yang membuat siswa nyaman dalam belajar, penggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran akidah akhlak misalnya papan
tulis dan LCD, kebersihan kelas yang membuat suasana indah, dan didukung
dengan sikap guru yang baik misalnya keramahan guru terhadap siswa saat
akhlak.
minat belajar akidah akhlak siswa di MTs M’arif Sukosari. Dengan berdasarkan
45,8767% terhadap minat belajar akidah akhlak siswa di MTs Ma’arif Sukosari.
54,1233% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian
ini. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
skripsi ini serta didukung oleh data hasil penelitian yang telah diolah dan
dianalisis dengan menggunakan rumus “regresi linier sederhana” maka skripsi ini
2. Minat belajar siswa di MTs Ma’arif Sukosari dalam kategori baik dengan
3. Ada pengaruh antara pengelolaan kelas terhadap minat belajar akidah akhlak
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
B. SARAN
sebagai berikut:
1. Bagi Guru akidah akhlak, guru berperan penting dalam meningkatkan minat
belajar siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu guru akidah akhlak
2. Bagi Peserta didik, peserta didik berperan penting dalam meningkatkan minat
belajar pada dirinya. Oleh karena itu diharapkan dapat mengatasi masalah-
masalah yang bisa menghambat minat belajarnya, sehingga minat belajar akan
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.