I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
citra yang telah direkam yang berasal dari interaksi antara gelombang elektromagnetik
dengan suatu objek. Penginderaan jauh sangat tergantung dari energi gelombang
elektromagnetik, dimana gelombang ini berasal dari banyak hal terutama sinar
dipancarkan oleh bumi dan yang dipancarkan oleh sensor itu sendiri
(Fachruddin, 2010).
Landsat 8 merupakan kelanjutan dari misi landsat yang untuk pertama kali
menjadi satelit pengamat bumi sejak 1972 (Landsat 1). Sebenarnya landsat 8 lebih
cocok disebut sebagai satelit dengan misi melanjutkan landsat 7 dari pada disebut
sebagai satelit baru dengan spesifikasi yang baru pula. Satelit landsat 8 memiliki
sensor OLI dan TIRS dengan jumlah kanal sebanyak 11 buah. Informasi data
kerapatan vegetasi dan perubahannya, luas lahan dan keadaan dilapangan dapat
dideteksi dari teknik penginderaan jauh dengan menggunakan citra satelit, salah
satunya adalah Landsat 8. Landsat 8 mempunyai ukuran rentang yang berbeda dari
terlihat dengan mata manusia. Setiap rentang disebut sebuah band, dan landsat 8
pendekatan yang interaktif, dimana kita dapat langsung melihat hasil dari setiap
pengolahan citra dan hasilnya dapat langsung terlihat tanpa menunggu computer
Teluk Kendari adalah teluk yang ada di kota Kendari, Provinsi Sulawesi
Tenggara. Teluk ini telah menjadi pusat pariwisata, transportasi, tempat memancing
dan pelabuhan sepanjang wilayah pesisir kota Kendari. Muara sungai Wanggu dan
tiga pelabuhan terletak di dalam teluk ini Kawasan teluk Kendari juga merupakan
salah satu aset yang memiliki karakteristik yang unik, dimana salah satu keunikan
yang menonjol dan menjadikan kawasan ini berbeda dengan kawasan lain adalah
kondisi fisik kawasan ini yang menyerupai suatu estuari (Puspita, 2016).
Adapun tujuan dari praktek lapang dan ruang Penginderaan Jarak Jauh yaitu
untuk mengetahui pengolahan data citra landsat 8 tentang vegetasi mangrove, natural
colour dan perairan dangkal di Teluk Kendari menggunakan aplikasi ER Mapper 7.0
di bidang oseanografi
3
Adapun manfaat dari praktek lapang dan ruang Penginderaan Jarak Jauh ini
yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengolahan data citra
Teluk Kendari merupakan perairan teluk semi tertutup yang mulut teluknya
menyempit dan menghadap ke perairan Laut Banda yang terletak di tengah kota
Kendari. Secara geografis, Teluk Kendari berada pada posisi 3°58’3” - 4°3’11” LS
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktek lapang dapat dilihat pada
Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan pada praktek kali ini
No Alat dan Bahan Kegunaan
1 Alat
- Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
- Kamera Untuk mengambil gambar hasil pengamatan
- Laptop Untuk mengolah data hasil pengamatan
- Infocus Untuk menampilkan gambar di papan
- GPS Untuk mengambil titik koordinat
2 Bahan
- Data citra Sebagai objek pengolahan data
- Data Survei Lapangan Sebagai objek penelitian
C. Prosedur Kerja
1) Praktek Lapangan
- Mengambil titik koordinat pada setiap objek dengan jarak masing – masing 50
meter
2) Prakter Ruangan
Adapun prosedur kerja yang dilakukan di dalam ruangan yaitu sebagai berikut.
1. Tahap Pertama
- Mengklik icon New pada tampilan, kemudian akan muncul tampilan sebagai
berikut.
- Kemudian mengklik icon Edit Algorithm dan akan muncul tampilan sebagai
berikut.
7
- Tekan icon Open dan mencari letak penyimpanan data citra yang telah
terdownload.
Gambar 6. Menggandakan
8
- Mengubah nama tiap band dan mencari pasangan masing - masing dari setiap
- Menyimpan file melalui Save As dengan tipe ER Mapper Raster Dataset (ers)
2. Tahap Kedua
- Tekan icon File kemudian klik Open, dan memilih file sebelumnya yang telah
A. Hasil
1) Natural Colour
2) Vegetasi Mangrove
3) Perairan Dangkal
B. Pembahasan
1) Natural Colour
Natural colour atau warna natural adalah suatu penampakan objek yang berasal
dari pantulan satelit yang menyerupai berwarna asli dan mirip dengan gambar atau
wujud aslinya. Natural colour digunakan untuk menghasilkan citra dengan warna yang
sebenarnya seperti objek vegetasi yang berwarna hijau, tanah yang berwarna coklat,
genteng rumah berwarna coklat, badan air berwarna biru dan sebagainya. Natural
colour ini dapat diperoleh dengan mengkombinasikan beberapa band RGB (Red Green
and Blue) yaitu band 4, 3 dan 2, dimana band 4 adalah merah, band 3 adalah hijau dan
band 2 adalah biru. Hal ini didukung oleh pernyataan (Arifin, dkk., 2015) yang
berpendapat bahwa kombinasi band yang menghasilkan warna natural (true colour)
merupakan warna yang ideal yang diharapkan dalam identifikasi dan interprestasi
13
visual karena dalam kombinasi ini menampilkan objek atau gambar seperti apa yang
2) Vegetasi Mangrove
Hasil dari pengolahan data citra menampilkan warna vegetasi mangrove yang
berwarna merah gelap (cenderung kecoklat – coklatan). Hal ini terjadi karena
dilakukan penggabungan beberapa band RGB berupa band 5,6 dan 2, dimana band 5
untuk merah, band 6 untuk hijau dan band 2 untuk biru. Objek mangrove pada citra
satelit dengan kombinasi RGB 562 diperlihatkan oleh warna merah gelap
dibandingkan dengan warna vegetasi yang ada di sekitarnya. Hal ini didukung oleh
pernyataan (Dwi, dkk., 2014) yang berpendapat bahwa untuk mengidentifikasi hutan
mangrove dengan data citra Landsat 8 digunakan komposit RGB 562 dimana ketiga
band tersebut termasuk dalam kisaran spektrum tampak dan inframerah – dekat dan
mempunyai panjang gelombang yang sesuai dengan panjang gelombang band 4, band
5 dan band 3 pada citra satelit Landsat 7 ETM+. Ia juga berpendapat bahwa hutan
reflektansi vegetaasi yang terlihat jelas pada citra band inframerah, sedangkan
kegelapan merupakan reflektanasi tanah berair yang terlihat jelas pada cirta band
merah.
3) Perairan Dangkal
atau pada umumnya semua permukaan perairan yang memiliki kedalaman kurang dari
200 meter. Dalam lingkup penginderaan jauh, perairan laut dangkal merupakan
14
wilayah laut dari batas pantai sampai dengan kedalaman tertentu yang merujuk pada
warna biru tua. Warna ini diperoleh dari pengkombinasian beberapa band RGB yaitu
band 5, 6 dan 2 dimana band 5 untuk merah, band 6 untuk hijau dan band 4 untuk biru.
Hal ini didukung oleh pernyataan (Wiga, 2015) yang berpendapat bahwa land/water
564 digunakan untuk menghasilkan citra dengan perbedaan yang jelas pada air dan
darat. Proses interperstasi citra biasanya berupa gabungan antara visual dan automatic
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktek lapang dan ruang, maka dapat di tarik kesimpulan
bahwa citra satelit menghasilkan warna yang berbeda tergantung dari komposit band
yang digunakan, dimana komposit ini disesuaikan dengan aplikasi pengunaan dari
produk citra satelit sehingga akan memudahkan untuk menganalisa objek atau
kenampakan bumi.
mangrove dan perairan dangka, dimana natural colour atau warna natural pada
pengolahan data dapat diperoleh dari penggabungan beberapa band RGB yaitu band 4,
3 dan 2 yang menghasilkan tampilan citra yang mirip seperti apa yang terlihat oleh
mata. Kemudian vegetasi mangrove ditandai dengan berwarna merah gelap. Hal ini
diperoleh dari penggabungan beberapa band RGB yaitu band 5, 6 dan 2. Sedangkan
perairan dangkal pada hasil pengolahan data dapat diperoleh karena digabungkannya
beberapa band RGB berupa band 5,6 dan 4. Perairan dangkal ini ditandai dengan
B. Saran
pengamatan atau proses pengambilan data dapat berjalan dengan lancar dan hasil yang
diperoleh akurat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Samsul, Anwar Anas, Nurwita Mustika Sari dan Dony Kushardono. 2015.
Identifikasi san Interpestasi Visual Citra Kamera Digital Multispektral untuk
Objek Wilayah Pesisir. Seminar Nasional Penginderaan Jauh
Dwi, Purwanto Anang, Mikanti Asriningrum, Gathot Winarso dan Ety Parwati. 2014.
Analisis Sebaran dan Kerapatan Mangrove Menggunakan Citra Landsat 8 di
Segara Anakan, Cilacap. Seminar Nasional Penginderaan Jauh
Fachruddin, Syah Achmad. 2010. Penginderaan Jauh dan Aplikasi di Wilaya h Pesisir
dan Lautan. Jurnal Kelautan. 3(1)