Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PRAKTIK PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Dosen Pengampu Dra. Rosdiana S.Pd.,M.Pd

OLEH :

KELOMPOK 12

DANDI THEO YOSAFAT GULO 1233111196

IQBAL MUBAROK 1231111024

RADJA AQMALSYAH SITEPU 1231111043

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana atas berkat
dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat menjadi seperti saat ini bisa merasakan
nikmatnya menuntut ilmu di Universitas Negeri Medan.

Ucapan tetimakasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu
kami dalam proses pembuatan dan penyusunan makalah yang berjudul “ Konsep Pendidikan
Luar Sekolah” ini khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah Keterampilan Dasar
Pendidikan Masyarakat.

Dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun (konstruktif) dari semua pembaca, karena kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini tentulah masih banyak sekali kekurangan. Akhir kata, semoga karya ini bisa
bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi pembaca.

Medan, November 2023

Kelompok 12

2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah (PLS)....................................................................5
B. Praktik Pendidikan Luar Sekolah....................................................................................6
C. Permasalahan Pendidikan di Indonesia...........................................................................8
D. Solusi yang Dapat Diberikan Untuk Mengatasi Permasalahan Pendidikan..............10
BAB III.........................................................................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................................12
A. KESIMPULAN.................................................................................................................12
B. SARAN...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik.
Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat
manusia Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
menyebutkkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak peradaban bangsa yang bermartbat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Pendidikan Luar Sekolah timbul dari konsep pendidikan seumur
hidup dimana kebutuhan akan pendidikan tidak hanya pendidikan persekolahan.
Pendidikan Luar Sekolah pelaksanaannya lebih ditekankan kepada pemberian keahlian
dan keterampilan dalam suatu bidang tertentu. Pembinaan dan pengembangan Pendidikan
Luar Sekolah dipandang relevan untuk bisa saling mengisi atau menopang dengan sistem
persekolahan, agar setiap insan bisa menyesuaikan hidup sesuai dengan perkembangan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Pendidikan Luar Sekolah?


2. Apa saja praktik Pendidikan Luar Sekolah?
3. Apa saja permasalahan yang terjadi dalam pendidikan?
4. Apa solusi yang diberikan untuk mengatasi permasalahan dalam pendidikan?

C. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami pengertian Pendidikan Luar Sekolah


2. Mengetahui dan memahami Praktik Pendidikan Luar Sekolah
3. Untuk mengetahui dan memahami permasalahan yang terjadi dalam pendidikan
4. Untuk mengetahui dan memahami solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah (PLS)

Pendidikan luar sekolah (bahasa Inggris: Out of school education) adalah pendidikan yang
dirancang untuk membelajarkan warga belajar agar mempunyai jenis keterampilan atau
pengetahuan serta pengalaman yang dilaksanakan di luar jalur pendidikan formal (persekolahan).
Pendidikan luar sekolah merupakan bentuk dari perkembangan peyelenggaraan pendidikan
secara luas, bahwa pendidikan tidak hanya kegiatan yang terorganisir di sekolah tetapi juga
pendidikan di luar, karena pada hakikatnya pendidikan yang sebenaranya kehidupan dan sekolah
hanya bagian kecil yang dibatasi oleh jenjang umur.

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).


Pasal 26 ayat (1) dijelaskan bahwa Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Dan pasal 26 ayat (2) juga di jelaskan bahwa Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan
potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

Pendidikan seumur hidup yang disebut dengan life long education adalah Pendidikan
yang menekankan bahwa proses penddikan berlangsung terus menerus sejak seseorang di
lahirkan hingga mengenal dunia, baik dilaksanakan di jakur Pendidikan formal, non formal,
maupun informal. Konsep Pendidikan seumur hidup sangat erat kaitannya dengan paham tentang
waktu berlangsungnya Pendidikan.

B. Praktik Pendidikan Luar Sekolah

5
Dalam Pasal 26; ayat (3 dan 4)

Ayat 3 Pendidikan non formal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia
dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,
pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

1. Praktik pendidikan kecakapan hidup


kecakapan hidup merupakan konsep pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan
warga belajar agar memiliki keberanian dan kemauan menghadapi masalah kehidupan
secara wajar tanpa merasa tertekan kemudian secara kreatif menemukan solusi serta
mampu mengatasinya.
2. Praktik pendidikan anak usia dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang
pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
3. Praktik pendidikan kepemudaan
Pendidikan kepemudaan adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan
kader pemimpin bangsa, seperti organisasi pemuda, pendidikan kepanduan/kepramukaan,
keolahragaan, palang merah, pelatihan, kepemimpinan, pecinta alam, serta
kewirausahaan.
4. Praktik pendidikan permberdayaan perempuan
Pemberdayaan perempuan adalah upaya pemampuan perempuan untuk memperoleh
akses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya, agar
perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu
berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga mampu
membangun kemampuan dan konsep diri.
5. Praktik pendidikan keaksaraan

6
Pendidikan Keaksaraan adalah upaya pembelajaran untuk menumbuhkan dan
mengembangkan kemampuan membaca, menulis, berhitung dan berbahasa Indonesia
dengan kandungan nilai fungsional, bagi upaya peningkatan kualitas hidup dan
penghidupan kaum buta aksara.
6. Peraktik pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja
Pelatihan keterampilan kerja adalah proses pembelajaran dan pengembangan
keterampilan yang spesifik untuk pekerjaan atau profesi tertentu.
7. Praktik pendidikan kesetaraan
Pendidikan Kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
pendidikan umum setara sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah, sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah, dan sekolah menengah atas/madrasah aliyah yang
mencakupi program paket A, paket B, dan paket C serta pendidikan kejuruan setara
sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan yang berbentuk paket C kejuruan.

Ayat 4 Satuan pendidikan non formal terdiri atas lembaga kursus. lembaga pelatihan,
kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim serta satuan pendidikan
yang sejenis.

1. Lembaga Kursus
Dalam PP No. 73 tahun 1991 dijelaskan bahwa kursus adalah satuan pendidikan lua
sekolah yang terdiri atas sekumpulan warga masyarakat yang memberikan pengetahuan
keterampilan dan sikap mental tertentu bagi warga belajar.
2. Kelompok Belajar
Menurut Zaenudin (1985), kelompok belajar adalah upaya yang dilakukan secara sadar
dan berencana melalui bekerja dan belajar dalam kelompok belajar untuk mencapai suatu
kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sekarang.
3. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
PKBM merupakan tempat belajar yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam
rangka usaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, dan bakat
warga masyarakat.
4. Majelis Taklim

7
Majelis taklim adalah suatu lembaga pendidikan yang dibentuk atas dasar pendekatan
dari kebutuhan masyarakat (bottom up approach), dengan kegiatannya lebih berorientasi
pada keagamaan, khususnya agama Islam.
5. Satuan Pendidikan Yang Sejenis
Satuan pendidikan yang sejenis adalah satuan yang tidak termasuk pada luar satuan yang
sudah dijelaskan di atas. Satuan lainnya di antaranya pesantren, sanggar seni, TKA/TPA.
6. Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup adalah kemampuan yang mencakup penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang saling berinteraksi diyakini sebagai unsur
penting untuk lebih mandiri.

C. Permasalahan Pendidikan di Indonesia

a. Masalah Pendidikan di Indonesia dalam Lingkup Makro


1) Kurikulum yang Membingungkan dan Terlalu Kompleks
Di Indonesia, terhitung sudah mengalami 10 hingga 11 kali perubahan kurikulum
sejak Indonesia merdeka. Tentu perubahan-perubahan kurikulum yang terjadi dapat
membingungkan, terutama bagi pendidik, peserta didik, dan bahkan orang tua.
Peserta didik akan terbebani dengan sejumlah materi yang harus dikuasainya.
Sehingga, sulit bagi peserta didik untuk memilih dan mengembangkan potensi dalam
dirinya yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka. Pendidik akan
terbebani dengan tugas yang banyak untuk mempelajari materimateri dan tugas
mengajari muridnya dengan materi yang banyak. Sehingga, tidak menutup
kemungkinan pendidik menjadi kurang optimal dalam mengajari muridnya.
2) Pendidikan yang Kurang Merata
Ketidakmerataan ini sering dialami oleh lapisan masyarakat yang miskin. Seperti
yang kita ketahui, semakin tinggi pendidikan semakin mahal juga biayanya.
Sehingga, tak jarang banyak orang yang memilih tidak sekolah dibandingkan harus
mengeluarkan banyak biaya.
3) Masalah Penempatan Guru

8
Masalah penempatan guru ini biasanya terjadi karena kekurangan guru di suatu
daerah tertentu. Hal itu membuat guru yang ada harus bisa mengajar bidang studi lain
untuk memenuhi kebutuhan siswanya. Kekurangan guru ini biasa terjadi di daerah
yang terpencil, karena tidak meratanya penyaluran guru ke daerah tersebut.
4) Rendahnya Kualitas Guru
Menurut Herlambang, saat ini terbangun paradigma keliru tentang pemahaman
profesi guru yang meliputi: (1) Mencetak manusia yang siap untuk kerja; (2)
Memandang bahwa mendidik merupakan pekerjaan mudah dan dapat dilakukan oleh
siapapun; dan (3) Memiliki tujuan utama yaitu untuk mendapat penghasilan
(Herlambang: 2018). Padahal, Indonesia membutuhkan guru yang berkualitas dan
profesional. Seperti yang dikatakano oleh Suparno, bahwa pendidikan di Indonesia
saat ini membutuhkan guru yang melakukan tugasnya sebagai panggilan bukan
sekadar tuntutan pekerjaan (Suparno 2004). Sebagai seorang pendidik atau guru harus
bisa menjalankan kewajibannya sebagai mana mestinya, guru memiliki kewajiban
untuk mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan menilai anak didiknya.
5) Biaya Pendidikan yang Mahal
Biaya pendidikan yang mahal akan membuat ketidakmerataannya pendidikan di
Indonesia dan akan berdampak tidak baik terhadap berbagai aspek di kehidupan.
Menurut Idris, permasalahn pendidikan ini akan berdampak terhadap segala aspek di
kehidupan, akan merajalelanya pengangguran, marak kriminalitas, kemiskinan yang
semakin meningkat, dan sebagainya.
b. Masalah Pendidikan di Indonesia dalam Lingkup Mikro
a) Metode Pembelajaran yang Monoton
Metode pembelajaran yang monoton ini berarti tidak ada perubahan dan inovasi,
dengan kata lain metode ini dilakukan begitu saja tidak ada perbedaan saat
menyampaikan materi. Padahal, metode pembelajaran yang digunakan sangatlah
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pasalnya proses pembelajaran adalah
kegiatan yang bernilaii edukatif, dimana terjadi interaksi antara siswa dan guru.
Interaksi dalam proses kegiatan pembelajaran benilai edukatif dikarenakan siswa
diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang telah disusun

9
sebelumnya, tujuan tersebut mengaharapkan siswa dapat memahami dan mengerti
materi yang disampaikan.
b) Sarana dan Prasarana Kurang Memadai
Sampai saat ini masih kerap dijumpai di sekolah-sekolah daerah tertentu fasilitas
yang tidak memadai, bahkan tidak ada fasilitas sama sekali. Masalah rendahnya
kualitas sarana dan prasarana pendidikan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor,
seperti penyaluran dana yang terhambat, penyalahgunaan dana sekolah, perawatan
sarana dan prasarana yang buruk, pengawasan pihak sekolah yang acuh terhadap
sarana dan prasarana, dan faktor lainnya. Akibatnya, banyak siswa yang tidak dapat
menikmati fasilitasi di sekolah dengan baik.

D. Solusi yang Dapat Diberikan Untuk Mengatasi Permasalahan Pendidikan

a. Melakukan Pemerataan Pendidikan


Ada bebarapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ketidakmerataan
pendidikan. Menurut Kurniawan, secara tradisional solusi yang dapat dilakukan yakni
seperti: (1) Pembangunan gedung atau ruang belajar untuk siswa di setiap daerah; (2)
Melakukan gotong royong antar warga untuk merawat dan menjaga fasilitas sekolah
yang diberikan; (3) mengirimkan guru-guru profesional ke daerah-daerah yang
terpencil atau kurang terperhatikan; (4) Adanya program untuk pendekatan kepada
warga atau melakukan edukasi tentang pentingnya pendidikan (mendatangi rumah-
rumah warga); (5) Adanya Universitas Terbuka, seperti saat ini sudah banyak
diterapkan di berbagai daerah.
b. Meningkatkan Kesejahteraan Guru
Kesejahteraan guru dengan profesionalisme guru dinilai memiliki keterkaitan.
Menurut Kulla, dampak kurang memadainya kesejahteraan guru terlihat dari masih
banyak guru yang melakukan pekerjaan sampingan, seperti berdagang, ataupun
beternak (Kulla: 2017). Hal tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja guru saat
mengajar. Tak jarang guru terlalu fokus kepada pekerjaan sampingannya sehingga
membuat proses mengajar kurang optimal.
c. Meningkatkan Mutu Pendidikan

10
Menurut Aziz, pendidikan yang bermutu yaitu pendidikan yang dapat memnuhi
harapan, kebutuhan, dan keinginan sesuai harapan masyarakat (Aziz: 2017).
Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan: (1) Menetapkan kurikulum
sesuai dengan yang dibutuhkan (sesuaikan dengan kondisi siswa, masyarakat, dan
negara); (2) Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana; (3) Mengadakan kegiatan-
kegiatan sederhana seperti, kursus, program literasi, menjalin hubungan dengan wali
murid dan lain sebagainya.
d. Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Saat ini rendahnya prestasi siswa masih menjadi tantangan tersendiri bagi pendidikan
Indonesia. Kenyataan ini sangatlah disayangkan, karena ini membuktikan adanya
kegagalan dalam pendidikan di Indonesia. Maka dari itu perlu melakukan tindakan
atau upaya yang dapat menjadi solusi atas permasalahan tersebut, diantaranya: (1)
Guru menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan efektif, tidak
monoton; (2) Siswa harus aktif dalam kegiatan pembelajaran menjadi pusat belajar,
bukan hanya sebagai pendengar; (3) Peran orang tua dalam memotivasi abaknya
untuk belajar sangat diperlukan; dan (4) Masyarakat turut membantu proses belajar
siswa dengan menciptakan lingkungan yang baik dan nyaman.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendidikan luar sekolah ini mempunyai karakteristik, jenis dan satuan yang berbeda dari
pendidikan pada umumnya seperti disekolah atau pendidikan formal. Pendidikan luar sekolah ini
memiliki karakteristik, jenis dan satuan tersendiri. Hal inilah yang membedakannya dengan
pendidikan sekolah. Pendidikan luar sekolah ini timbul dari konsep pendidikan seumur hidup
dimana kebutuhan akan pendidikan tidak hanya pada pendidikan persekolahan atau pendidikan
formal saja. Pendidikan luar sekolah ini pelaksanaannya lebih ditekankan kepada pemberian
keahliandan keterampilan dalam suatu bidang tertentu.

Pendidikan adalah suatu hal yang disepakati menjadi hal yang pokok dalam suatu bangsa
manapun. Indonesia sendiri merupakan negara yang sangat peduli terhadap pelaksanaan
pendidikannya. Namun, pendidikan tidak pernah lepas dari berbagai permasalahan yang
menyebabkan terhambatnya pendidikan Indonesia mencapai tujuan dan harapan. Uraian diatas
memperlihatkan bagaimana kondisi pendidikan di Indonesia ini yang cukup memprihatinkan.
Maka dari itu perlu adanya kesadaran dari tiap individu untuk membangun Indonesia menajdi
lebih baik dan lebih maju, misalnya melalui pendidikan.

B. SARAN

Dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam
penulisan maupun isi dalam makalah ini. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengalaman
dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu kami mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan
yang terdapat dalam makalah ini. Penulis mengharapkan kritik dan sarannya dari kita semua baik
dalam penulisan makalah ini maupun informasinya agar pendidikan di negara kita ini lebih baik
dan bermutu dan tentu saja tidak terlepas dari peran kita semua sebagai generasi penerus yang
akan membangun negara ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

UNDANG – UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL NO 20 TAHUN 2003

Eliandy. R. R, dkk. (2021). Karakteristik, Jenis Dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah. Jurnal
ITTIHAD. Vol 5 No. 1

Kurniawati. A. N. F. (2022). Meninjau Prmasalahan Rendahnya Kualitas Pendidikan Di


Indonesia Dan Solusi. Academy of Education Journal. Vol 13 No. 1

13

Anda mungkin juga menyukai