Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HAKIKAT PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Elsa Ditiya Ompusunggu (1203111018)
Hizkia Kiki Sihombing (1203111058)
Magda Simbolon (1202411007)

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. NAEKLAN SIMBOLON, M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-
Nya sehingga penulis masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini penulis buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah
Ilmu Pendidikan, semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, penulis tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri
tanpa bentuan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan Terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan
2. Kepada ibu dosen pengampu,Naeklan Simbolon.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati meminta maaf
dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan
ke depannya.
Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, 26 Agustus 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah: .................................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 2
BAB II ANALISIS PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
A. Pengertian pendidikan ............................................................................................................... 3
B. Pengertian pendidikan sebagai ilmu ........................................................................................ 5
BAB III PENUTUP .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan ............................................................................ Error! Bookmark not defined.
B. Saran ...................................................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... Error! Bookmark not defined.

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan hubungan antarpribadi pendidik dan peseda didik. Dalam
pergaulan terjadi kontak atau komunikasi antara masing-masing pr!badi. Hubungan ini jika
meningkat ke taraf hubungan pendidikan, maka akan terjadi suatu pertautan makna antara
pendidik dan peserta didik.
Pendidikan tidak hanya berkaitan dengan masa lalu dan masa kini, tetapi lebih penting
lagi pendidikan bersangkutan dengan kehidupan manusia masa mendatang. Dengan demikian,
pendidikan dilaksanakan sekarang, dengan modal pengalaman masa lalu, untuk diarahkan
pada masa yang akan datang. Untuk itulah kita dalam pendidikan harus memusatkan perhatian
kepada masalah yang akan datang.
Ilmu pendidikan atau paedagogiek, berasal dari kata bahasa Yunani pedagogues, dan
dalam bahasa Latin paedagogus, yang berarti pemuda yang bertugas mengantar anak ke
sekolah serta menjaga anak itu untuk bertingkah laku dan berdisiplin. Istilah itu lalu
digunakan untuk pendidik (pedagog) dan kemudian berkembang menjadi pedagogi perbuatan
mendidik, paedagogiek untuk Ilmu pendidikan.
Pada dasarnya pendidikan adalah perbuatan manusiawi dan lahir dari pergaulan
antarpendidik dan peserta didik dalam suatu kesatuan hidup. Pendidikan bukan sekedar
transfer pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga acuan terhadap nilai-nilai
kemanusiaan. Nilai kemanusiaan tersebut lebih mengarah pada watak dan kepribadian.
Pendidikan tidak hanya berkaitan dengan masa lalu dan· masa kini, tetapi lebih
mementingkan kehidupan manusia di masa datang. Dengan demikian, pendidikan
dilaksanakan sekarang, dengan modal pengalaman masa lalu, untuk diarahkan pada masa
yang akan datang. Untuk itulah dalam pendidikan harus memusatkan perhatian kepada
masalah yang akan datang

1
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan?
2. Apa fungsi pendidikan?
3. Apa manfaat pendidikan?
4. Apa yang dimaksud dengan pendidikan sebagai ilmu?

1.3. TUJUAN
1. Merumuskan pengertian, tujuan, dan fungsi pendidikan.
2. Untuk mengetahui pemgertian dari Ilmu Pendidikan dan merumuskan pendidikan sebagai suatu
ilmu.

2
BAB II
ANALISIS PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN, TUJUAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN


1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan
bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Oleh karena itu setiap warga Negara berhak untuk mendapatkan pendidikan.
A. Menurut KBBI (2016) (kamus besar bahasa Indonesia) kata pendidikan bermuara dari kata
“didik” dan diberikan imbuhan pe-an. Oleh karena itu, kata ini memiliki arti cara atau
perbuatan untuk mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan ialah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.
B. Kurniawan (2017:26) mengatakan bahwa pendidikan adalah mengalihkan (menurunkan)
berbagai nilai, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan kepada generasi yang lebih muda
sebagai usaha generasi tua dalam menyiapkan fungsi hidup generasi selanjutnya, baik jasmani
maupun rohani.
C. Notoatmodjo (2003:16) mengatakan pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk
memengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.
D. Siagian (2006:273) mengatakan pendidikan adalah keseluruhan proses teknik dan metode
belajar-mengajar dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang
lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
E. Jhon Dewey (2003:69) mengatakan pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-
kecakapan fundamental secara intelektual dan emosi ke arah alam dan sesama manusia.
F. Ki Hajar Dewantara mengatakan hakikat pendidikan adalah seluruh daya upaya yang
dikerahkan secara terpadu untuk tujuan memerdekakan aspek lahir dan batin manusia.

3
G. Djumali (2014:1) mengatakan pendidikan adalah untuk mempersiapkan manusia dalam
memecahkan problem kehidupan di masa kini maupun di masa yang akan datang.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas)
menjelaskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, dan bangsa”
2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan adalah fokus utama dari perubahan yang diinginkan setelah peserta
didik mengikuti pendidikan. Berbagai instansi yang berbeda biasanya akan memiliki tujuan
pendidikan yang beda pula. Beberapa pendidikan bertujuan untuk menghasilkan peserta didik
yang kompeten dalam keahlian tertentu, instansi lain bertujuan secara spesifik untuk melatih
aspek afektif pada peserta didik.
Danim (2010:41) menjelaskan bahwa secara akademik, pendidikan memiliki beberapa
tujuan yaitu :
1. Mengoptimalkan potensi kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki oleh siswa.
2. Mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi untuk menghindari sebisa mungkin
anak-anak tercabut dari akar budaya dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Mengembangkan daya adaptabilitas siswa untuk menghadapi situasi masa depan yang terus
berubah, baik intensitas maupun persyaratan yang diperlukan sejalan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4. Meningkatkan dan mengembangkan tanggung jawab moral siswa, berupa kemampuan untuk
membedakan mana yang benar dan mana yang salah, dengan spirit atau keyakinan untuk
memilih dan menegakkannya.
Fungsi Pendidikan sesuai dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas adalah berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

4
B.PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU
Pengertian pendidikan sebagai ilmu menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1. Brojonegoro mengatakan ilmu pendidikan yaitu teori pendidikan, perenungan
tentang pendidikan, dalam arti luas ilmu pendidikan yaitu ilmu pengetahuan yang
mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktek pendidikan.
2. Carter V. Good, suatu bangunan yang sistematis mengenai aspek-aspek kuantitatif,
objektif dan proses belajar, menggunakan instrument secara seksama dalam
mengajukan hipotesis-hipotesis pendidikan untuk diuji dan pengalaman seringkali
dalam eksperimental.
3. Barnadib (1996) ilmu yang membicarkan masalah-masalah umum pendidikan secara
menyeluruh dan abstrak. Ilmu pendidikan bercorak teoritis dan bersifat praktis.
1. Persyaratan Pendidikan Sebagai Ilmu
Suatu kawasan studi dapat tampil sebagai disiplin ilmu, bila memenuhi syarat-syarat :
a. Memiliki objek studi (formal dan material
Objek material ilmu pendidikan adalah perilaku manusia. Objek formalnya adalah
menelaah fenomena pendidikan dalam perspektif yang luas dan integrative.
b. Memiliki sistematika
Sistematika ilmu pendidikan dibedakan menjadi 3 bagian yaitu;
1. Pendidikan sebagai gejala manusiawi.Dapat dianalisis yaitu adanya komponen
pendidikan yang saling berinteraksi dalam suatu rangkaian keseluruhan untuk
mencapai tujuan. Komponen pendidikan itu adalah
:tujuanpendidikan,pesertadidik,pendidik,isipendidikan,metode pendidikan,alat
pendidikan,lingkungan pendidikan.
2. Pendidikan sebagai upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan manusia.Menurut Noeng Muhadjir sistematika ini bertolak dari
fungsi pendidikan, yaitu: menumbuhkan kreatifitas peserta didik,menjaga
lestarinya nilai insani dan nilai ilahi, menyiapkan tenaga produktif.
3. Pendidikan sebagai gejala manusiawi.Menurut Mochtar Buchori ilmu pendidikan
mempunyai 3 dimensi : (1) dimensi lingkungan pendidikan, (2) dimensi jenis-jenis
persoalan pendidikan, (3) dimensi waktu dan ruang.

5
c. Memiliki metode
Memiliki metode-metode dalam ilmu pendidikan :
a. Metode normative, berkenaan dengan konsep manusiawi yang diidealkan yang
ingin dicapai.
b. Metode eksplanatori, berkenaan dengan pertanyaan kondisi, dan kekauatan apa
yang membuat suatu proses pendidikan berhasil.
c. Metode teknologis, berkenaan dengan bagaimana melakukannya dalam rangka
mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Metode deskriptif, fenomenologis mencoba menguraikan kenyataan-kenyataan
pendidikan dan lalu mengklasifikasikannya.
e. Metode hermeneutis, untuk memahami kenyataan pendidikan yang konkrit dan
historis untuk menjelaskan makna dan struktur dan kegiatan pendidikan.
f. Metode analisis kritis, menganalisis secara kritis tentang istilah, pernyataan,
konsep, dan teori yang ada dalam pendidikan.
2. Sifat-Sifat Ilmu Pendidikan
Sifat-sifat ilmu pendidikan dapat di urutkan berdasarkan:
a. Empiris, karena objeknya dijumpai dalam dunia pengalaman.
b. Rohaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak membiarkan
pesrta didik kepada keadaan alamnya.
c. Normatif, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan yang buruk. Ilmu
pendidikan itu selalu berurusan dengan soal siapakah “manusia” itu. Pembahasan
mengenai siapakah manusia itu biasanya termask bidang filsafat, yaitu filsafat
antropologi.
d. Histories, karena memberikan uraian teoritis tentang sitem-sistem pendidikan
sepanjang jaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan dan filsafat yang
berpengaruh pada jaman tertentu.
e. Teoritis dan Praktis, Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan
mensistemkan di dalam swapikirnya masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran
pendidikan.
Untuk lebih memahami bahwa ilmu pendidikan itu adalah yang memerlukan pemikiran
yang teoritis, adalah bahwa setiap pendidik memerlukan kritik- kritik sumbangan pemikiran

6
dari para ahli atau orang lain, ia dapat belajar dari catatan-catatan kritik saran dari orang lain,
yang pada akhirnya dapat dikatakan bahwa ia belajar berdasarkan teori.
3. Pondasi Pendidikan
Pendidikan sebagai fenomena yang melekat dalam kehidupan manusia, di dalamnya
senantiasa ada upaya yang bertujuan untuk memanusiakan manusia itu sendiri, sistem
pendidikan bertujuan ”to improve as a man”. Pendidikan pada hakekatnya adalah ”process
leading to the enlightement of mankind” . Pendidikan merupakan suatu upaya
mengembangkan atau mengaktualisasikan seluruh potensi kemanusiaan ke taraf yang lebih
baik dan lebih sempurna.
Pendidikan tidak hanya dipandang kegiatan investasi untuk masa depan, namun harus
berbicara sampai sejauh mana mampu memberikan kontribusi positif bagi penyelesaian
permasalahan kekiniaan. Masa lampau menjadi pondasi dasar untuk pijakan bagi
pengembangan selanjutnya. Sehingga dengan istilah lain dasar pengembangan pendidikan
berpijak pada akar historis, akar filosofis, akar sosiologis dan akar psikologis. Dasar
pengembangan atau lebih dikenal dengan fondasi-fondasi pendidikan yang merupakan fakta-
fakta dan prinsip-prinsip dasar yang melandasi pencarian kebijakan-kebijakan dan praktik
pendidikan yang berharga dan efektif. Prinsip-prinsip ini adalah dasar dibangunnya rumah
pendidikan. Jika dasar itu adalah substansial, sandaran dari struktur itu kemungkinan akan
kuat, dan sebaliknya
Dasar pengembangan atau lebih dikenal dengan fondasi-fondasi pendidikan yang
merupakan fakta-fakta dan prinsip-prinsip dasar yang melandasi pencarian kebijakan-
kebijakan dan praktik pendidikan yang berharga dan efektif. Prinsip-prinsip ini adalah dasar
dibangunnya rumah pendidikan. Jika dasar itu adalah substansial, sandaran dari struktur itu
kemungkinan akan kuat, dan sebaliknya. (Sanford W. Reitman, 1977).
1. Pondasi Historis,mengandung beberapa substansi, yaitu :
A. Membimbing untuk menilai ide-ide yang masih survive dari masa lampau dan mendorong
kita untuk menolak ide-ide yang sudah tidak sesuai,
B. Membantu kita untuk menjadi ”intelligent thinking educational workers”.Membantu untuk
memilih tujuan, isi pendidikan, dan proses pendidikan modern,
C. Memberikan bahan-bahan untuk pemikiran pendidikan secara kreatif,

7
D. Menstimulasi kita untuk melengkapi karya para tokoh besar dan melaksanakan ide–ide
mereka sesuai dengan kondisi sekarang,
E. Mengembangkan sikap yang berharga seperti kerendahan hati dan kesabaran,
F. Memberikan pengetahuan yang berharga tentang perkembangan peradaban,
G. Sebagai pendekatan yang baik untuk studi tentang prinsip-prinsip pembaharuan social,
industri dan politik. (Elmer Harrison Wilds, 1957).
4. Pondasi Filosofis
Memberikan makna bahwa hakekat pendidikan adalah proses pengembangan seluruh
potensi kemanusiaan baik fisik-jasmaniahnya maupun psikhis-rohaniahnya kearah yang lebih
sempurna, lebih baik dan lebih bijaksana. Pendidikan itu upaya untuk memerdekakan manusia
dalam arti bahwa manusia menjadi manusia yang mandiri, agar tidak tergantung kepada orang
lain.Kemerdekaan terdiri dari mandiri, berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain dan
megatur dirinya sendiri. Pendidikan berarti pula sebagai daya upaya untuk memajukan
pengembangan budi pekerti (kekuatan batin), fikiran (“intellect”) dan jasmani. Maksudnya
ialah supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan
peserta didik, selaras dengan alamnya dan masyarakatnya. (Ki Hajar Dewantara 1956)
5. Pondasi sosiologis ,memberikan beberapa makna bagi pengembangan pendidikan, yakni ;
a. Apresiasi terhadap adanya kenyataan pluralitas budaya dalam masyarakat,
b. Pengakuan terhadap harkat manusia dan hak asasi manusia,
c. Pengembangan tanggungjawab masyarakat dunia
d. Pengembangan tanggungjawab manusia terhadap planet bumi.(Tilaar, 2003)
Peran pendidikan dipahami bukan saja dalam konteks mikro (kepentingan anak didik
melalui proses interaksi pendidikan) melainkan juga dalam konteks makro, yaitu kepentingan
masyarakat bangsa, negara dan kemanusiaan. Hubungan antara pendidikan dan masyarakat
berarti mencakup hubungan pendidikan dengan perubahan sosial, tatanan ekonomi, politik
dan negara. Maka dituntut mampu memperhitungkan dan melakukan antisipasi perkembangan
sosial, ekonomi, politik secara simultan.
Peserta didik dipandang sebagai orang yang merupakan bagian dari masyarakat, sehingga
proses pendidikan harus memiliki orientasi terhadap masyarakat. Pendidikan adalah sebuah
proses sosial bagi orang yang belum maupun sudah dewasa untuk menjadi bagian aktif dan
partisipatif dalam masyarakat.

8
6. Pondasi Psikologis
Mengandung beberapa dimensi. Perkembangan manusia dialami sepanjang
rentang kehidupan manusia, dimulai sejak terjadinya konsepsi sampai saat bayi
dilahirkan (masa prenatal), masa bayi, masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak
akhir, masa remaja, masa dewasa dini, masa dewasa madya, dan masa usia lanjut.
Tiap-tiap tahap perkembangan memiliki karakteristik perilaku yang berbeda satu
sama lain, dan masing-masing karakteristik perkembangan masih dibedakan
berdasar tinjauan dari aspek fisik, kognitif, dan sosial emosional. Para pendidik
perlu memahami karakteristik perkembangan diri peserta didiknya, agar pendidikan
yang diberikan dapat disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangannya.
Pengejawantahan fondasi-fondasi pendidikan menjadi fondasi dasar
pengembangan pendidikan yang di teruskan pada konteks aksi riel di dunia nyata
pendidikan memerlukan pemikiran yang mendalam dan komprehensif. Pada
praktiknya, program pendidikan harus senantiasa dikawal dan dikembalikan pada
empat akar pendidikan diatas.

9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan merupakan hubungan antarpribadi pendidik dan peseda didik. Dalam
pergaulan terjadi kontak atau komunikasi antara masing-masing pribadi. Hubungan ini jika
meningkat ke taraf hubungan pendidikan, maka akan terjadi suatu pertautan makna antara
pendidik dan peserta didik.
Pendidikan tidak hanya berkaitan dengan masa lalu dan masa kini, tetapi lebih penting
lagi pendidikan bersangkutan dengan kehidupan manusia masa mendatang. Dengan demikian,
pendidikan dilaksanakan sekarang, dengan modal pengalaman masa lalu, untuk diarahkan
pada masa yang akan datang. Untuk itulah kita dalam pendidikan harus memusatkan perhatian
kepada masalah yang akan datang.
Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Oleh karena itu setiap warga Negara berhak untuk
mendapatkan pendidikan.
Ilmu pendidikan atau pedagogik, berasal dari kata bahasa Yunani pedagogues, dan
dalam bahasa Latin paedagogus, yang berarti pemuda yang bertugas mengantar anak ke
sekolah serta menjaga anak itu untuk bertingkah laku dan berdisiplin. Istilah itu lalu
digunakan untuk pendidik (pedagog) dan kemudian berkembang menjadi pedagogi perbuatan
mendidik, paedagogiek untuk Ilmu pendidikan.

B. SARAN
Untuk para guru/ atau pengajar serta para mahasiswa yang hendaknya akan terjun ke
dunia pendidikan sangat perlu di ketahui tentang konsep belajar mengajar baik dari strategi
dan lain sebagainya karna konsep ini sangat penting bagi guru maupun murid nya agar
tercapai suatu tujuan dari pendidikan itu sendiri dan juga dengan ada nya konsep ini guru atau
tenaga kependidikan jadi tau bagai mana cara mengajarkan yang baik kepada siswa/ murid .

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.akseleran.co.id/blog/pendidikan-adalah/amp/
https://www.kai.or.id/berita/18532/tujuan-pendidikan-nasional-menurut-undang-undang-
no-20-tahun-2003.html
https://www.rijal09.com/2016/03/pendidikan-sebagai-ilmu_8.html
https://www.academia.edu/25900177/Pondasi_Pendidikan

11

Anda mungkin juga menyukai