Anda di halaman 1dari 14

REVIEW JURNAL TERAPI HUMANISTIK EKSISTENSIAL

“DAMPAK PENDIDIKAN HOLISTIK PADA PEMBENTUKAN

KARAKTER DAN KECERDASAN MAJEMUK

ANAK USIA PRASEKOLAH”

Disusun Oleh :

Efi Oktafiani

NIM (20171770100)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

SEMESTER GASAL
TAHUN AJARAN 2019/2020

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….......................... i

KATA PENGANTAR ………………………………………………........................ ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………...................... iii

BAB I PENDAHULUAN

BAB II RINGKASAN JURNAL

a. Identitas Jurnal ……………………………………………………………............ 2

b. Ringkasan Jurnal ……………………………………………………………......... 2

Pendahuluan …………………………………………………………….............. 2

Kajian Teori ……………………………………………………………............... 3

1. Pengertian Pendidikan ………………………………………………………...... 3

2. Pengertian Pendidikan Holistik ....…………………………………………........ 3

Metodelogi Penelitian ....…………………………………………........................ 4

Pembahasan ....…………………………………………....................................... 5

1. Karakter anak ....…………………………………………............................... 5

2. Kecerdasann Majemuk Anak ....…………………………………………....... 5

Kesimpulan dan Saran ........................................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN

1. Kelebihan jurnal ................................................................................................. 7


2. Kekurangan jurnal ................................................................................................. 7

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami penulis dapat menyelesaikan review jurnal Person Center Therapy yang
berjudul “DAMPAK PENDIDIKAN HOLISTIK PADA PEMBENTUKAN KARAKTER
DAN KECERDASAN MAJEMUK ANAK USIA PRASEKOLAH”. Review ini disusun dalam
rangka untuk menyelesaikan tugas UTS “Take Home” dalam persyaratan kelulusan di semester
5 ini.

Karya tulis ini disusun berdasarkan study kepustakaan. Dalam karya tulis ini penulis telah
berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunannya, namun penulis menyadari bahwa
pastilah masih ada banyak kekurangan yang terdapat dalam karya tulis ini. Oleh karena itu
penulis mengharapkan adanya masukan dan saran guna penyempurnaan karya tulis ini.

Akhirnya kepada Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan, dukungan dan do’a serta partisipasinya terhadap penulisan karya tulis ini,
saya menyampaikan ucapan terimakasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surabaya, November 2019

Penulis

Efi Oktafiani
BAB I

PENDAHULUAN

Keberhasilan sebuah proses pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya
manusianya. Pembentukan karakter dengan demikian haruslah menjadi prioritas dalam
pembangunan kualitas sumberdaya manusia Indonesia, terutama dalam menghadapi globalisasi
informasi dan persaingan yang makin terbuka dengan negara-negara tetangga di Asia. Menurut
Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) disebutkan bahwa peringkat HDI
Indonesia pada tahun 2003, 2004, dan 2005 berada di bawah negara-negara tetangga seperti
Malaysia, Thailand, Filipina, dan bahkan Vietnam. Meskipun pada tahun 2006 HDI Indonesia
mengalami kemajuan dan lebih baik dari Vietnam, namun kondisi tersebut merupakan suatu
parameter masih buruknya kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi serta
pelayanan sosial di Indonesia, bahkan bila dibandingkan dengan negara Vietnam yang baru
merdeka. Oleh karena itu, sudah saatnya bagi bangsa Indonesia untuk menempatkan pendidikan
karakter dalam kurikulum pendidikan sejak usia prasekolah guna membentuk kualitas SDM
yang lebih baik. Dengan porsi pembentukan perilaku dan karakter pada kurikulum pendidikan
diharapkan akan terbentuk kualitas anak, termasuk kualitas karakternya, yang jauh lebih baik.
Diharapkan pada dekade mendatang akan mampu bersaing dengan bangsa

Atas dasar itulah,maka terlahirlah pemikiran untuk memilih topik artikel jurnal Terapi
Humanistik Eksistensial dengan judul ‘Dampak Pendidikan Holistik Pada Pembentukan
Karakter Dan Kecerdasan Majemuk Anak Usia Pra Sekolah’ ini saya pilih untuk menyelesaikan
tugas UTS “Take Home” mereview jurnal. Tentunya tulisan ini bukan Firman Tuhan karena
itu kami mencoba untuk mengkritisi Artikel itu baik dari berbagai sudut pandang.
BAB II

RINGKASAN JURNAL

a. Identitas Jurnal

Judul : Dampak Pendidikan Holistik Pada Pembentukan Karakter dan Kecerdasan


Majemuk Anak Usia Pra Sekolah.

Penulis : Melly Latifah N dan Eti Hernawati

Nama Jurnal : Kel dan Kons

Edisi : Januari 2009

Vol : 2 No.1

b. Ringkasan Jurnal

Pendahuluan

Di Kabupaten Aceh Utara, Propinsi NAD, hingga tahun 2006 telah didirikan sekitar 113
TBA-SBB yang menerapkan kurikulum pendidikan holistik berbasis karakter. TBA-SBB
merupakan pendidikan nonformal anak usia prasekolah yang dikembangkan oleh the Indonesia
Heritage Foundation sejak tahun 2001. Oleh karenanya, pada tahun 2007 dilakukan penelitian
payung dengan judul “Studi Evaluasi Keberhasilan Program Taman Bermain Anak Semai
Benih Bangsa di Kabupaten Aceh Utara, NAD” (Hartoyo et al. 2007 dan Hastuti & Alfiasari
2008). Tujuan khusus, sebagai bagian dari penelitian payung tersebut, yang dimuat dalam
artikel ini adalah: 1) menganalisis perbedaan karakter anak peserta TBA-SBB dan bukan
peserta TBA-SBB (siswa TK formal dan anak usia prasekolah yang tidak bersekolah); 2)
menganalisis perbedaan kecerdasan majemuk anak peserta TBA-SBB dan bukan peserta TBA-
SBB; 3) menganalisis perbedaan penerapan (praktek) pendidikan holistik sesuai dengan konsep
Developmentally Appropriate Practices (DAP) pada TBA-SBB dan bukan TBA-SBB (TK
formal); 4) menganalisis dampak pendidikan holistik yang diterapkan di TBA-SBB terhadap
kecerdasan majemuk anak; dan 5) mengidentifikasi manfaat yang dirasakan oleh orang tua,
SBB dan bukan TBA-SBB. mengalami kemajuan dan lebih baik dari Vietnam, namun kondisi
guru, dan masyarakat terhadap terselenggaranya pendidikan holistik berbasis karakter di TBA-
tersebut merupakan suatu parameter masih buruknya kondisi sosial ekonomi, tingkat
pendidikan, kesehatan dan gizi serta pelayanan sosial di Indonesia, bahkan bila dibandingkan
dengan negara Vietnam yang baru merdeka. Oleh karena itu, sudah saatnya bagi bangsa
Indonesia untuk menempatkan pendidikan karakter dalam kurikulum pendidikan sejak usia
prasekolah guna membentuk kualitas SDM yang lebih baik. Dengan porsi pembentukan
perilaku dan karakter pada kurikulum pendidikan diharapkan akan terbentuk kualitas anak,
termasuk kualitas karakternya, yang jauh lebih baik. Diharapkan pada dekade mendatang akan
mampu bersaing dengan bangsa.

Kajian Teori

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan atau dikenal juga dengan pedagogi, berasal dari yunani (pedagogia) yang
berarti pergaulan dengan anak-anak. Istilah yang sering digunakan istilah pedagogos yang
berasal dari kata paedos. (anak) agoge (membimbing, memimpin). Dalam bahasa romawi
pendidikan diistilahkan sebagai educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih
intelektual. Banyak pendapat yang berlainan tentang pendidikan. Walaupun demikian,
pendidikan berjalan terus tanpa menunggu keseragaman arti.

Pendidikan adalah proses yang berisikan berbagai macam kegiatan yang cocok bagi
individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta
kelembagaan sosial dari generasi ke generasi.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terncana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

2. Pengertian Pendidikan Holistik


Istilah holistik merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa inggris dari akar kata
“whole” yang berarti keseluruhan. Di samping itu, istilah holistik juga diambil dari kata dasar
heal (penyembuhan) dan health (kesehatan). Secara etimologis memiliki akar kata yang sama
dengan istilah whole (keseluruhan). Dari sudut pandang filosofis pendidikan holistik
merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya
seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya
dengan masyarakat, lingkungan, dan nilai-nilai kemanusiaan seperti kasih sayang dan
perdamaian. DalamDalam konteks ini, meminjam formulasi Heriyanto tentang paradigma
“holistik-dialogis”nya, bahwa setidaknya ada dua karateristik pendidikan holistik yang harus
diperhatikan, yaitu: pertama, paradigma pendidikan holistik berkaitan dengan pandangan
antropologisnya bahwa “subjek” merupakan pengertian yang berkorelasi dengan “subjek-
subjek” lain. Kedua, paradigma pendidikan holistik juga berkarakter realis-pluralis, kritis-
konstruktif, dan sintesis-dialogis. Pandangan holistik tidak mengambil pola pikir dikotomis
atau binary logic yang memaksa harus memilih salah satu dan membuang yang lainnya,
melainkan dapat menerima realitas secara plural sebagaimana kekayaan realitas itu sendiri.
Dalam pendidikan holistik sangat menapikan adanya dikotomi dalam berbagai bentuknya,
seperti dikotomi, dunia-akhirat, ilmu umum-agama/ ilmu syar`iyah ghairu syar`iyah, akal-fisik,
dan lain-lain. Keduanya harus ada dan diperhatikan serta dibangun dalam relasi yang tidak
terputus.

Dalam ranah pendidikan, pendidikan holistik merupakan suatu metode pendidikan yang
membangun manusia secara keseluruhan dan utuh dengan mengembangkan semua potensi
manusia yang mencangkup potensi sosial, emosi, intelektual, moral atau karakter, kreatifitas,
dan spiritual.

Teori pendidikan yang cocok dalam penerapan pendidikan holistik dalam pembahasan
psikologi adalah teori belajar holistik. Teori ini berupaya mengajarkan manusia yang utuh
meliputi pikiran, tubuh, emosi, dan jiwanya.

Holistic education means that strive to teach the whole person as a human soul which
includes mind, body, emotions, and spirit Pendidikan holistik berusaha untuk mengajarkan
siswa secara menyeluruh meliputi pikiran, tubuh, emosi dan spiritual.

Metodelogi Penelitian
Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Populasi penelitian ini adalah anak usia
prasekolah (5-7 tahun), baik yang bersekolah di TBA-SBB dan TK, maupun yang tidak
bersekolah di TBA-SBB/TK di 21 kecamatan di Kabupaten Aceh Utara, NAD. Penelitian ini
dilaksanakan di 5 (lima) kecamatan terpilih, yaitu Nisam, Syamtalira Aron, Baktiya, dan
Baktiya Barat. Total anak contoh dan keluarga contoh yang terlibat dalam penelitian ini
sebanyak 208.

Pembahasan

1. Karakter anak

Dari hasil penelitian terlihat bahwa karakter cinta Tuhan dan ciptaan-Nya dari anak TBA-SBB
dan TK berbeda signifikan dengan anak kelompok anak tidak bersekolah Perbedaan cukup
besar terdapat pada kemampuan anak yang telah bersekolah (baik TBA -SBB maupun TK)
untuk mengerti doa dan menjalankan ibadah sesuai dengan tuntunan agama.Dalam pilar
karakter dermawan, suka menolong dan gotong royong, anak dari kelompok TBA-SBB
memiliki skor paling tinggi dari dua kelompok lainnya, dan anak kelompok tidak bersekolah
memiliki skor paling rendah. Perbedaan antar ketiga kelompok dalam perilaku dermawan dan
suka menolong signifikan secara statistik, sekaligus menunjukkan pengaruh keberadaan
sekolah pada karakter anak tersebut.

Dari hasil penelitian terlihat bahwa karakter kepercayaan diri anak TBA-SBB jauh lebih tinggi
dibandingkan anak TK sekalipun. Hasil uji statistik juga memperlihatkan perbedaan yang
signifikan antar kelompok. Perbedaan ini mencerminkan adanya pengaruh eksternal dan
internal seperti karakteristik keluarga dan sekolah dimana keduanya berada.

2. Kecerdasann Majemuk Anak

Pada kelompok TBA-SBB dan TK, anak-anak menerima stimulasi belajar, akademik,
bahasa, motorik, dan musik melalui kurikulum pendidikan di sekolah dan interaksi antar siswa
di sekolah. Hasil penelitian seperti ditunjukkan pada Gambar 3, memperlihatkan bahwa
pendidikan melalui TK dan TBA-SBB membuat anak pada kedua kelompok lebih tinggi dalam
keterampilan motoriknya.
Dilihat dari keterampilan berbahasa, anak kelompok TBA-SBB lebih unggul daripada anak
kelompok lainnya. Hal ini memperlihatkan bahwa kemampuan anak untuk mengenal huruf,
menyusun kalimat, dan mengenal makna kata pada anak TBA-SBB lebih baik dibandingkan
anak TK terlebih dibandingkan anak tidak bersekolah. Secara statistik perbedaan antara ketiga
kelompok anak sangat signifikan (p<0,05).

Kecerdasan logis matematis anak diperoleh dengan menguji kemampuan mencocokkan


angka dengan jumlah, mengelompokkan, mengurutkan, dan menghitung. Hasil uji beda
menunjukkan perbedaan signifikan dalam kecerdasan logis antara anak kelompok TBA-SBB
dengan kelompok anak TK terlebih kelompok anak tidak bersekolah.

Kesimpulan dan Saran

Karakter anak peserta TBA-SBB secara signifikan lebih baik dibandingkan anak
kelompok tidak bersekolah, demikian juga dibandingkan dengan anak kelompok TK. Dalam
kecerdasan majemuknya, anak dari kelompok TBA-SBB memiliki kecerdasan majemuk paling
tinggi dan berbeda signifikan dalam semua aspek kecerdasan majemuk. Karakter dan
kecerdasan majemuk anak sangat dipengaruhi oleh penerapan pendidikan holistik. Dikontrol
dengan peubah sekolah, umur, dan jenis kelamin anak, serta peubah keluarga, anak yang
mengikuti sekolah yang menerapkan pendidikan holistik akan memiliki skor karakter dan
kecerdasan majemuk yang lebih tinggi.
BAB III

PEMBAHASAN

Artikel Jurnal yang berjudul “Dampak Pendidikan Holistik Pada Pembentukan Karakter
Dan Kecerdasan Majemuk Anak Usia Pra Sekolah” ini sangat membantu dalam lembaga
pendidikan khususnya lembaga pendidikan non-formal. Mengingat masih jarang sekali
penelitian yang mengarah pada pendidikan non-formal. Adapun kami sebagai review akan
mencoba untuk menguraikan kelebihan dan kekurangan dari artikel jurnal ini:

1. Kelebihan jurnal

Kelebihan dari artikel jurnal ini adalah membehas langsung tentang pendidikan non-
formal sehingga penelitian ini akan sangat bermanfaat sekali menginggat masih sangat jarang
penelitian yang mengarah pada lembaga non-formal khususnya anak-anak usia TK. Padahal
usia manusia yang paling rentan untuk menentukan baik atau buruk seorang anak terletak pada
usia tersebut. Menurut teori belajar Pigmet usia pra-sekolah (4 th) adalah usia dimana anak
berada pada proses tahab berkembangan berpikir secara intuitif, Artikel ini sesuai dengan teori
tersebut sebab dalam penelitian ini anak usia dini (4 th) ditemukan memiliki kecerdasan musical
yang harus dilatih sejak masa-masa dini. Pembelajaran music ini akan lebih efektif diterima
siswa usia dini dan mempercepat mereka dalam menerima pelajaran dibandingkan dengan
metode cramah yang sudah diterapkan di sekolah-sekolah.

Menurut perspektif psikologi seorang yang dikembangkan kecerdasan musiknya akan lebih
cepat menerima ilmu pengetahuan. ulama-ulama jaman dahulu menggunakan music sebagai
sarana dakwah dan ini lebih efektif digunakan daripada pidato. Namun kerena perubahan zaman
yang mencoreng dunia music seperti munculnya music rock dan dangdut koplo membuat music
seolah tercemar dan banyak ulama jaman sekarang yang mengharamkan music.

2. Kekurangan jurnal

Kekurangan dari Artikel Jurnal ini adalah tidak memberikam pengertian yang cukup
mengenai kecerdasan majemuk hanya disinggung kecerdasan music saja. Padahal kecerdasan
majemuk itu jumlahnya ada delapan, hal ini mengakibatkan minimnya referensi bagi pembaca
yang ingin nenggunakan artikel jurnal ini untuk dijadikan bahan rujukan. Dari segi
bahasa,bahasa yang dipergunakan sangatlah ilmiah, ilmiah untuk ukuran Perguruan Tinggi atau
Universitas sangatkah ditekankan, namun pemakai/ consumen dari penelitian kebanyakan
adalah guru TK jadi guru TK akan lebih mudah memahami bahasa apabila menggunakan
bahasa yang tidak terlalu ilmiah.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari review diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa:

a. Adanya Perbedaan cukup besar terdapat pada kemampuan anak yang telah bersekolah (baik
TBA -SBB maupun TK) untuk mengerti doa dan menjalankan ibadah sesuai dengan tuntunan
agama.Dalam pilar karakter dermawan, suka menolong dan gotong royong, anak dari
kelompok TBA-SBB memiliki skor paling tinggi dari dua kelompok lainnya, dan anak
kelompok tidak bersekolah memiliki skor paling rendah. Perbedaan antar ketiga kelompok
dalam perilaku dermawan dan suka menolong signifikan secara statistik, sekaligus
menunjukkan pengaruh keberadaan sekolah pada karakter anak tersebut.

b. Ditemukannya kecerdasan majemuk pada anak usia TK yang harus sudah mulai dilatih

c. Ditemukannya kecerdasan musical pada anak usia TK yang juga harus mulai dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Gerald Corey, Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi, Bandung: PT ERESCO,
1988

Gregory J.Feist, Jess Feist, Teori kepribadian, Jakarta : Salemba Humanika

Richard Nelson-Jones, Teori dan Praktik Konseling dan Terapi edisi ke empat,
Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2011

Hikmayati, AA. 2006. Hubungan kualitas pengasuhan, interpersonal intelligence, dan


karakter suka menolong pada anak lulusan kelompok prasekolah Semai Benih Bangsa [skripsi].
Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Hastuti D, Alfiasari. 2008. Stimulasi psikososial dan pengaruhnya pada

karakter anak yang bersekolah dan tidak bersekolah di Taman Bermain Semai Benih Bangsa,
Kabupaten Aceh Utara, Provinsi NAD. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen 1:34-4

Lickona T. 2004. Raising Good Raising Good Children : From Birth Through the
Teenage Years. Bantam Books, New York, Toronto, London, Sydney, Auckland

Anda mungkin juga menyukai