Anda di halaman 1dari 78

Vol. 9 No.

2, Nov 2014 ISSN 1979 -3103


0000

i
PHYSICAL EDUCATION HEALTH AND RECREATION JOURNAL
Jurnal PJKR
Jl. Menteri Supeno 13 Manahan Surakarta 57139 E-Mail : penjas_uns@yahoo.com, Fax. (0271) 714957

Terbit dua kali dalam setahun pada bulan Mei dan November , berisi naskah hasil Penelitian, gagasan konseptual,
iptek mengenai pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi.

Ketua Dewan penyunting


Drs. Sarwono, M.S

Wakil Ketua Dewan penyunting


Drs. Heru Suranto, M.Pd

Mitra Bestari:
Prof. Dr. Sugiyanto. (Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Prof. Dr.H.M. Furqon H, M.Pd. (Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Prof. Dr. Agus Kristyanto, M.Pd (Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Prof. Dr. H. Harsuki, M.A. (Universitas Negeri Jakarta)
Prof. Dr. Tandyo Rahayu, M.Pd. (Universitas Negeri Semarang)
Prof. Dr. Gusril, M.Pd (Universitas Negeri Padang)
Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.Kes (Universitas Pendidikan Ganesa Singaraja)
Prof. Drs. Wawan Sundawan, M.Pd (Universitas Negeri Yogyakarta)
Prof. Dr. M.E. Winarno (Universitas Negeri Malang)
Dr. dr. BM Woro K (Universitas Negeri Yogyakarta)

Penyunting Pelaksana
Drs. Heru Suranto, M.Pd
Drs. Agus Margono, M.Kes
Drs. Sarwono, M.S
Dra. Hanik Liskustyowati, M.Kes
Drs. Budhi Satyawan, M.Pd

Sekertariat :
Tri Winarti Rahayu, S.Pd, M.Or.
Deddy Whinata Kardiyanto, S.Or., M.Pd
Ronny Syaifullah, S.Pd, M.Pd

Tata Usaha:
Sri Wahyuni
Susanto

Jurnal PJKR :
Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Publikasi Naskah: Penyunting menerima naskah yang belum pernah diterbitkan dalam jurnal dan lain sebagainya.
(Petunjuk bagi penulis : baca pada bagian sampul belakang)

Alamat Redaksi: JPOK FKIP UNS Surakarta. Jl. Menteri Supeno 13 Manahan Surakarta. 57139. Telp/Fax : (0271)
714957. E-Mail : penjas_uns@yahoo.com.

ii
PHYSICAL EDUCATION HEALTH AND RECREATION JOURNAL
Jurnal PJKR
Jl. Menteri Supeno 13 Manahan Surakarta 57139 E-Mail : penjas_uns@yahoo.com, Fax. (0271) 714957

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga dapat tersusun Jurnal PHEDHERAL ini.
Jurnal ini berisi tentang pembahasan permasalahan yang ada hubungannya dengan
pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi. Dengan adanya jurnal ini diharapkan mampu
mewadahi ide, gagasan konseptual para peneliti dan penulis yang berupa artikel ataupun
hasil penelitian, agar dapat terpublikasi kepada masyarakat.
Setelah beberapa waktu berlalu, sehingga jurnal ini dapat diselesaikan sesuai
dengan rencana, dan dengan tersusunnya jurnal ini, kami selaku redaksi ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada para penulis yang telah memberikan
kontribusinya untuk penerbitan kali ini, dan mohon maaf kepada penulis yang artikelnya
belum termuat.
Demikian, mudah-mudahan jurnal ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan khususnya pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi, dan taklupa redaksi
tetap mengharap kiriman artikel atau hasil penelitian dari para penulis.

Surakarta, Nov 2014


Redaksi

iii
PHYSICAL EDUCATION HEALTH AND RECREATION JOURNAL
Jurnal PJKR. Volume 8 No. 1 Me 2014

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Personalia ii

Kata Pengantar ............................................................................... iii

Daftar Isi iv

Deddy Whinata Media Pembelajaran Olahraga Bolavoli Berbasis 1 12


Web................................................................

Andriya Dwi Studi Perkembangan Prestasi Atlet Pplp Tenis 13 20


Pramesianto & Meja Jawa Tengah Tahun 2008-2013..................
Waluyo

Umbar Pribadi & Upaya Meningkatkan Kemampuan Memukul 20 32


SInggih Hendarto Bola Kasti Dengan P e r a l a t a n Yang
Dimodifikasi pada Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 01 Gapura kecamatan
Watukumpul Kabupaten Pemalang Tahun
Pelajaran 2014/2015..............................

Djoko Nugroho Analisis Gerak Dasar Panjat Tebing..................... 32 41

Sarwono Nilai: Penipuan, Sportivitas, Dan Etika Dalam 44 63


Olahraga Dan Pendidikan Jasmani
..................................................................

Deo Krishna P & Profil Klub Bolavoli Putra Semarang Bank Jateng 64 - 74
Pomo Warih Adi Tahun 2010-2012 .....................................................

Petunjuk Penulisan ............................................................................... 75

iv
MEDIA PEMBELAJARAN OLAHRAGA BOLAVOLI BERBASIS WEB
Deddy Whinata Kardiyanto
Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRAK

Siswa Sekolah Menengah Pertama dalam proses belajar mengajar untuk mata
pelajaran olahraga masih berupa penyampaian langsung dari guru khususnya bola voli.
Sebagaipenunjang adalah membaca buku materi, namun metode tersebut kurang interaktif.
Oleh karena itu dibutuhkan media yang menarik siswa dalam memahami
materi.Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti akan merancang dan membangun serta
menguji media pembelajaran berupa website.Website ini memuat tentang materi olahraga
bola voli dasar secar alengkap dan benar dengan tampilan yang menarik sehingga mampu
menarik minat serta meningkatkan pemahaman siswa untuk mata pelajaran olahraga bola
voli.
Metode pembuatan media pembelajaran ini menggunakan metode SDLC (System
DevelopmentLifeCycle) yaitu model waterfall, dimana dalam merancang dan
pembangunannya melalui beberapa tahapan meliputi definisi kebutuhan, analisis kebutuhan,
desain sistem, pembangunan sistem, pengujian, dan pemeliharaan.
Hasil dari penelitian ini adalah media pembelajaran berupa website dengan memuat
materitentang teknik dasar olahraga bolavoli sesuai dengan kurikulum untuk siswa Sekolah
Menengah Pertama yaitu mampu melakukan servis, passing, smash,dan blocking.Dari data
dapat disimpulkan bahwa tampilan media ini menarik, mampu menarik minat siswa untuk
mempelajari materi sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran olahraga bolavoli.

KataKunci : Bola Voli,Siswa,SekolahMenengahPertama, interaktif

PENDAHULUAN atau level Sekolah Menengah Pertama (SMP


Media pembelajaran merupakan masih berupa penyampaian langsung
sarana untuk menyampaikan materi kepada Oleh guru. Cara lain yang digunakan
seseorang untuk belajar. Dengan media dalam belajar mengajar adalah dengan
yang menarik, peserta didik akan lebih membaca buku, namun metode tersebut
mudah menerima materi pelajaran. kurang interaktif karena buku tidak bisa
(Haryanto, 2012) berinteraksi langsung dengan siswa
Mata pelajaran olahraga untuk taraf khususnya mata pelajaran olahraga bola

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 1


voli. Sebagai penunjang harus ada media bertujuan untuk mengetahui perbedaan
interaktif berupa media pembelajaran pengaruh metode pembelajaran ekplorasi
olahraga bola voli berbasis web terbatas dantidak terbatasminatsiswa
menggunakan html 5 untuk menarik minat terhadapteknik passing bawahdalam
belajar dan pemahaman siswa. permainan bolavoli.
Media pembelajaran olahraga berbasis Yunyun Yudiana (2009) dalam
multimedia belum pernah dilaporkan jurnalnya yang berjudul Implementasi
sebelumnya, jadi tugas akhir ini pertama kali Model Pendekatan Taktis dan Teknis dalam
dilakukan. Media yang berisi tentang teknik Pembelajaran Pelajaran Bola Voli
dasar permainan bolavoli yang menarik Pendidikan Jasmani Siswa SMP
dengan menampikan gambar dan video menjelaskan tentang penelitian yang
untuk meningkatkan pemahaman siswa. dilatarbelakangi dari guru penjaskes yang
Berdasarkan latar belakang tersebut, kurang dapat menerapkan metode
dapat disimpulkan bahwa permasalahan pembelajaran yang taktis dan teknis
yang akan diselesaikan pada tugas akhir ini sehingga siswa kurang mampu memenuhi
adalah bagaimana merancang, membuat, standart kompetensi yang berlaku.
dan menguji media pembelajaran olahraga Aisah Mutia Dawis (2012)
bola voli berbasis web? . Perancangan Aplikasi Multimedia untuk
Tujuan dari tugas akhir ini adalah Pengenalan Bahasa Isyarat bagi Anak Tuna
untuk membuat media pembelajaran yang Rungu Umur 6-9 Tahun yaitu penelitian
menarik minat siswa untuk mempelajari tentang media pembelajaran untuk
materi seperti sejarah, peraturan, teknik, membantu proses penyampaian pesan
dan latihan soal tentang olahraga bola voli pelajaran. Media tersebut menggunakan
dengan benar serta tampilan yang menarik bahasa pemrograman html versi terbaru
sehingga mampu meningkatkan minat yaitu html 5.Selain itu media tersebut juga
belajar dan pemahaman siswa. disampaikan menggunakan CD sehingga
TINJAUANPUSTAKA mudah untuk dipelajari sesuai dengan
Kusnodo, dkk (2012) dalam jurnalnya yang kebutuhan.
berjudul PengaruhMetode Pembelajaran Landasan teoriyang digunakan dalam
Eksplorasidan Minat Siswa Terhadap Hasil Penelitian ini adalah :
Belajar Passing Bawah BolaVoli dalam 1. Pendidikan
Pembelajaran Penjasorkes menjelaskan Pendidikan merupakan suatu usaha serta
tentang penelitiannya yang rencana yang matang dalam mewujudkan
suasana kegiatan belajar mengajar yang aktif

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 2


dalam pengembangan potensi sehingga karena dapat menampilkan dan menyunting
siswa atau peserta didik mempunyai kode dari berbagai bahasa pemrograman
pengetahuan keagamaan, pengendalian diri, yang digunakanpada sistem operasi
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan microsoftwindows. (Saatul, 2012)
dirimasyarakat berbangsa dan bernegara. 5. Javascript
(Haryanto,2012). Berdasarkan silabus mata Bahasa pemrograman yang
pelajaran Penjasorkes SMP kelasVII adalah digunakan untuk membuat aplikasi
mampu melakukan servis,passing, smash, berbasis web dengan menyisipkan kode
dan blocking. (Ngadiman, 2013). javascrip pada kode html. Javascript
2.OlahragaBolaVoli berbeda dengan java, kode javascript
Olahraga bola voli merupakan dapat dilihat oleh klien sedangkan java
permainan menggunakan bola yang tidak dapat dilihat klien karena program
dipantulkan keudara melewati net untuk aplikasi java menggunakan kode yang
menjatuhkan bola kedaerah lawan untuk dijalankan dari hasil kompilasi program
mencari point. Permainan ini diciptakan tersebut.
pada tahun 1985 oleh William C. 6.CSS
Morgan seorang Pembina pendidikan Pengembangan terbaru dari CSS
jasmani di Amerika Serikat. (Cascading Style Sheet) merupakan kode
3. Html 5 dalam pembuatan desain web.CSS ini
Html 5 merupakan versi terbaru dari dapat digunakan untuk membuat animasi
html yang diterbitkan sepenuhnya pada 3D, tetapi tidak semua web browser
2011 setelah versi pertamanya telah mendukung fitur tersebut.
terbit tahun 2008. Html 5 ini 7.Web Browser
mengandalkan fitur canvas, video, Perangkat lunak yang digunakan

penulisan yang lebih mudah dari html untuk mencari informasi dari internet.

sebelumnya, serta menghilangkan Selain itujuga dapa digunakan untuk

tambahan plugin external flash untuk mengakses informasi dari sistem berkas

animasi. (Yendri, 2012). jaringan pribadi.

4.Notepad ++ 8.Adobe Photoshop CS4

Perangkat lunak gratis yang sangat Perangkat lunakyang digunakan

berguna untuk developer ebagai text untuk mengolah gambar atau foto dengan

editor dalam membuat suatu program dan menambahkan beberapa efek

mudah. darifituyangada didalamnyadengan cepat

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 3


Metode penelitian media pembelajaran ini yaitu data

Penelitian ini dengan judul Media materi berupa silabus untuk siswa SMP

Pembelajaran Olahraga Bolavoli Berbasis kelas VII.

Web ini membuat website yang berisi 3. Pengumpulan data materi permainan

tentang teknik dasar permainan bola voli bolavoli yang akan dimasukkan

untuk membantu siswa dalam belajar diluar kedalam website dengan

jam pelajaran.Media ini digunakan sebagai mengabungkan dari beberapa sumber

penunjang siswa dalam memahami materi diantaranya dari buku dan internetyang

permainan bolavoli karena sebagian siswa sesuai dengan silabus mata pelajaran

terkadang bosan mempelajari materi dengan penjaskes SMP kelas VII, termasuk

membaca buku sehingga dibutuhkan media wawancara langsung dengan guru

pembelajaran berbasis multimedia yang olahraga.

interaktif. Materi yang ditampilkan dalam 4. Memeriksa kembali apakah data materi

media ini berupa teknik dasar pemainan yang dikumpulkan sudah sudah lengkap

bolavoli seperti sejarah, peraturan, teknik dan sesuai dengan kebutuhan sampai

serta latihan soal untuk menguji pemahaman terpenuhi semua.

siswa. 5. Membuat rancangan tampilan desain

Dalam menyusuntugasakhirini web sesuai kebutuhan seperti menu

diperlukan beberapa tahapan agar home, sejarah, peraturan, teknik dan

pembuatansistem sertatercapainyatujuan dari latihan soal menggunakan microsoft

tugasakhir inidenganalursebagai berikut : officeword.

1. Memulai dengan membuat tugas akhir 6. Pembuatan web merupakan tahap


dengan judu Media Pembelajaran lanjutan setelah analisa kebutuhan

Olahraga Bolavoli Berbasis sampaimerancang tampilan web.

Websitedengan tujuan menjadi media Pembangunan web menggunakan text

pembelajaran menarik, dan juga sebagai editor notepad ++ menggunakan

penunjang minat belajar dan bahasa pemrograman html5, css3 dan

pemahaman siswa tentang olahraga javascript. Kemudian materi

bolavoli. dimasukkan sesuai dengan halaman


materi yang dibuat.
2. Analisis kebutuhan untuk menentukan
7. Pengujian web dilakukan setelah
data yang dibutuhkan dalam pembuatan
fungsi-fungsi sudah berjalan dengan pembuatan web selesai menggunakan

baik. Selain itu diujikan kepada siswa web browser untuk memastikan

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 4


dengan menjelaskan system yang kita - Perancangan DFD level 1 seperti
buat,siswa mencoba sendiri website gambar dibawah ini:
tersebut setelah itu memberikan
penilaian terhadap website yang sudah
dibuat.
8. Tahap untuk melakukan pengecekan
kembali apakah wbsite sudah benar-
benar berjalan dengan baik, apabila
belum lakukan perbaikan kemudain
diuji kembali hingga sistem benar-
benar berjalan dengan baik.
9. Tahap implementasi adalah tahap
penggunaanmedia pembelajaran ini
sebagaimedia pembelajaran olahraga Gambar2.DFDLevel 1
bola voli.
2.Use Case Diagram
Tahap pemeliharaan akan dilakukan
Deskripsi pengguna terhadap
apabila dalam pemakaian dibutuhkan
sistem digambarkan meenggunakan
penambahan materi sesuai dengan
use case diagram serpti pada gambar
kebutuhan.
dibawah ini :
PERANCANGAN
Perancangan website dilakukan
dengan beberapa tahapan, diantaranya:
1.Perancangan DFD
- Perancangan DFD level 0 seperti
gambar dibawah ini :

Permintaan User

Website
User Bolavoli
Gambar 3. UseCase Diagram
Tampilan WEB

Gambar1. DFDLevel 0

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 5


3.Desain HalamanWeb untuk melihat apakah materi yang
Membuat desain tampilan website ditampilkan sudah memenuhi
secara terperinci mulai dari perancangan kurikulum yang berlaku.
tampilan beranda (home), sejarah, d. Pengambilan data kuisioner yang
peraturan, teknik, dan latihan soal. diberikan kepada siswa dan guru
Sebagai gambaran salah satu rancangan dengan menanyakan beberapa
tampilan beranda (home) seperti gambar pertanyaan tentang system yang
dibawah ini: dibuat.
5. Pengujian secara online dilakukan
setelah webstie sudah dihostingkan
menggunakan laptop atau komputer
dengan web browser seperti : Mozilla
Firefox 29.0.1,Google Chrome 34.0.1,
Internet Explorer 11,dan Opera 21.

Gambar4. Rancangan Tampilan Home HASILDAN PEMBAHASAN


Hasil dari penyusunan tugas akhir
4.PerancanganPengujian
ini menghasilkan media pembelajaran
Perancangan pengujian dibuat sebaga
olahraga bolavoli berbasis web menggunakan
gambaran yang akan dilakukan pada saat
html 5 yang berisi tentang mater teknik dasar
melakukan pengujian sistem, diantaranya:
permainan bolavoli, diantaranya sejarah,
a. Pengujian secara localhost dengan
peraturan, teknik, dan latihan soal.
menjalankan website pada beberapa
Adapun hasil dari penyusunan tugas
web browser seperti : Mozilla
akhir ini berupa website tentang olahraga
Firefox 29.0.1, Google Chrome 34.0.1,
bolavoli dengan menampilkan beberapa
Internet Explorer 11, dan Opera 21.
halaman menu.
b. Pengujian dengan komputer server
1.Halaman Menu Utama (Home)
dengan website yang dapat diakses
Beris menu utama pada bagian atas
oleh semua komputer klien untuk
dan dibawahnya terdapat silde image
secara langsung siswa menggunakan
dengan menampilkan beberapa gambar.
atau menjalankan website.
Tampilan home seperti gambar dibawah
c. Siswa menjalankan website dan
ini:
membaca semua materi sampai
mengerjakan soal latihan, begitu pula
guru dengan menjalankan website

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 6


dalam permainan bolavoli mulai dari
aturan lapangan,peserta,hingga kontak
pemain.dijelaskan pula kompetisi bolavoli
baik internasional maupun nasional.
Tampilan menu peraturan seperti gambar
dibawah ini :

Gambar 5 . Halaman Menu Utama

2.Halaman Sejarah
Berisi tentang sejarah ditemukannya
bolavoli dari dalam negeri (nasional) atau
luar negeri (internasional). Juga
dipaparkan tentang prestasi yang diraih
timnas Indonesia. Tampilan menu
sejarah seperti gambar dibawah ini:
Gambar 7. Tampilan Menu
Peraturan

4.Halaman Menu Teknik


Berisi tentang teknik dasar
permainan bola voliseperti teknik servis,
passing, smash, dan blocking. Dijelaskan
pula teknik penyerang dan pertahanan
yang baik dan benar.Tampilan menu
teknik sepertigambar dibawah ini:

Gambar 6. Halaman Menu Sejarah Gambar8.


Tampilan
3.Halaman Menu Peraturan Menu Teknik

Berisi tentang peraturan yang ada


5.Halaman Menu Latihan

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 7


Berisi tentang pilihan menu soal (P) = Skor (S) x 100% ... (1)
latihan untuk menguji pengetahuan Smax
dalam olahraga bolavoli, dimana pada
halaman ini berisi 3 halaman soal latihan Berdasarkan hasil tabel 1 diatas, 10

yang dapat digunakan untuk responden siswa menyatakan bahwa:

mengerjakan soal. Tampilan menu 1.Tampilan website menarik menyebutkan

latihan seperti gambar dibawah ini: bahwa 4siswa menyatakan sangat setuju
(SS),6 siswa menyatakan setuju (S).
Menghasilkan Prosentase Interpretasi
sebesar 88%, dengan kata lain dari
pernyataan ini terbukti sangat kuat
bahwa menurut siswa,tampilan website
menarik.
2. Media pembelajaran ini mudah
digunakan menyebutkan bahwa 9
responden siswa menyatakan sangat
setuju(SS), 1 responden siswa
menyatakan setuju (S).Menghasilkan
Prosentase Interpretasi sebesar 98%,
dengankata lain dari pernyataan ini
Gambar 9. Tampilan Menu Latihan
terbukti sangat kuat bahwa menurut
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
siswa, media pembelajaran ini mudah
Proses analisa dilakukan dengan
digunakan.
membagikan kuisioner kepada siswa dan
3. Materi sudah lengkap menyebutkan
guru untuk menilai system yang dibuat
bahwa 6 responden siswa menyatakan
dengan beberapa pertanyaan mengenai media
sangat setuju (SS), 3 responden siswa
pembelajarn olahraga bolavoli ini.
menyatakan setuju (S), 1 responden
Pengambilan data dilakukan siswa menyatakan netral (N).
terhadap 10 responden siswa dan 2 Menghasilkan Prosentase Interpretasi
responden guru.Untuk mengukur penilaian sebesar 90%,dengan kata lain dari
responden menggunakan rumus Prosentase pernyataan ini terbukti sangat kuat
Interpretasi : bahwa menurut siswa,materi dalam media
pembelajaran ini sudah lengkap.
4. Gambar dan video mempermudah

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 8


dalam memahami mater pernyataan ini terbukti sangat kuat
menyebutkan bahwa 8 responden bahwa menurut siswa, dengan media
siswa menyatakan sangat setuju pembelajaran ini menjadi alternatif
(SS), 2 responden siswa dalam belajar teori tentang bola voli.
menyatakan setuju (S). Berdasarkan hasil tabel 2 diatas, 2
Menghasilkan Prosentase Interpretasi responden guru menyatakan bahwa:
sebesar 96%, dengan kata lain dari 1. Tampilan website menarik menyebutkan
pernyataan ini terbukti sanga kuat bahwa 2 guru menyatakan sangat setuju
bahwa menurut siswa, gambar dan (SS). Menghasilkan Prosentase
video mempermudah dalam Interpretasi sebesar 100%, dengan kata
memahami materi. lain dari pernyataan ini terbukti sangat
5. Media pembelajaran ini,semakin kuat bahwa menurut guru,tampilan
tertarik untuk belajar tentang website menarik.
bola voli menyebutkan bahwa 3 2. Media pembelajaran ini interaktif
responden siswa menyatakan sangat menyebutkan bahwa 2 guru menyatakan
setuju (SS), 6 responden siswa setuju (S). Menghasilkan persentase
menyatakan setuju(S),1 responden siswa Interpretasi sebesar 80%, dengan kata
menyatakan netral (N). Menghasilkan lain dari pernyataan initerbukti kuat
Prosentase Interpretasi sebesar 90%, bahwa menurut guru, media
dengan kata lain dari pernyataan ini pembelajaran ini interaktif.
terbukti sangat kuat bahwa menurut 3. Media pembelajaran ini mudah
siswa, dengan media pembelajaran ini, digunakan menyebutkan bahwa 1 guru
semakin tertarik untuk belajar tentang menyatakan sangat setuju (SS), 1 guru
bolavoli. menyatakan setuju (S). Menghasilkan
6. Media pembelajaran ini menjadi Prosentase Interpretasi sebesar 90%,
alternatif dalam belajar teori tentang dengan kata lain dari pernyataan ini
bolavoli menyebutkan bahwa 5 terbukti sangat kuat bahwa menurut
responden siswa menyatakan sangat guru,media pembelajaran ini mudah
setuju (SS), 4 responden siswa digunakan.
menyatakan setuju (S), 1 responden 4. Materi sudah sesuai dengan kurikulum
siswa menyatakan netral (N). menyebutkan bahwa1 guru menyatakan
Menghasilkan Prosentase Interpretasi sangat setuju (SS), 1 guru menyatakan
sebesar 88%, dengan kata lain dari setuju (S). Menghasilkan Prosentase
Interpretasi sebesar 90%, dengan kata menggunakan media pembelajaran ini

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 9


lain dari pernyataan ini terbukti sangat menyebutkan bahwa 2 guru menyatakan
kuat bahwa menurut guru, materi sudah sangat setuju (SS). Menghasilkan
sesuai dengan kurikulum. Prosentase Interpretasi sebesar 100%,
5. Gambar dan video mempermudah dalam dengan kata lain dari pernyataan ini
memahami materi menyebutkan bahwa 2 terbukti sangat kuat bahwa menurut
guru menyatakan sangat setuju (SS). guru, siswa antusias saat dijelaskan
Menghasilkan Prosentase Interpretasi menggunakan media pembelajaran ini.
sebesar 100%, dengankata lain dari 9. Membantu guru dalam menyampaikan
pernyataan ini terbukti sangat kuat materi tentang bolavoli menyebutkan
bahwa menurut guru,gambar dan video bahwa 2 guru menyatakan sangat setuju
mempermudah dalam memahami materi. (SS). Menghasilkan Prosentase
6. Latihan soal dapat digunakan untuk Interpretasi sebesar 100%, dengan kata
menguji pemahaman siswa menyebutkan lain dari pernyataan ini terbukti sangat
bahwa 2 guru menyatakan sangat setuju kuat bahwa, menurut guru, Membantu
(SS). Menghasilkan Prosentase guru dalam menyampaikan materi
Interpretasi sebesar 100%, dengan kata tentang bolavoli.
lain dari pernyataan ini terbukti sangat 10.Dapat dipelajari siswa tanpa pendamping
kuat bahwa menurut guru, latihan soal menyebutkan bahwa 1 guru menyatakan
dapat digunakan untuk menguji sangat setuju (SS), 1 guru menyatakan
pemahaman siswa. setuju (S). Menghasilkan Prosentase
7. Media pembelajaran ini menjadi Interpretasi sebesar 90%, dengan kata
alternatif dalam belajar teori tentang bola lain dari pernyataan ini terbukti sangat
voli menyebutkan bahwa 1 kuat bahwa menurut guru, dapat
guru menyatakan sangat setuju (SS), 1 dipelajari siswa tanpa pendamping.
guru menyatakan setuju (S). KESIMPULAN
Menghasilkan Prosentase Interpretasi Penelitian in dapat disimpulkan

sebesar 90 % dengan kata lain dari bahwa:

pernyataan ini terbukti sangat kuat 1. Media pembelajaran ini mampu

bahwa menurut guru, media menarik minat siswa untuk

pembelajaran ini menjadi alternatif mempelajari pengetahuan tentang

dalam belajar teori tentang bola voli. olahraga bolavoli. Hal ini dibuktikan

8. Siswa antusias saat dijelaskan dari pengujian tugas akhir dengan

Menyatakan 90% siswa tertarik untuk mengambil sampel data siswa yang

mempelajari olahraga bolavoli dengan media pembelajaran olahraga bolavoli

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 10


menggunakan media pembelajaran ini. berbasis web menggunakan html 5 yang
2. Tampilan website yang dapat menampilkan tampilan yang menarik,
menarik sehingga siswa dan guru meningkatkan minat siswa dalam
tidak bosan dalam mempelajari mempelajari materi serta mampu
materi. Terbukti dari data yang meningkatkan pemahaman siswa dalam
diperoleh peniliti bahwa 88% siswa mempelajari pengetahuan tentang olahraga
menyatakan tampilannya menarik, bolavoli.
sedangkan 2 guru olahraga
menyatakan 100% atau sangat setuju
dengan tampilan pada website iniyang
menarik. Dengan kata lain media
pembelajaran ini menarik minat siswa
maupun guru dalam memahami materi
tentang bolavoli.
3. Sistem ini mampu
meningkatkan pemahaman siswa
dalam mempelajari materi tentang
bolavoli, karena dalam media
pembelajarn ini menampilkan
materi bukan hanya dengan bacaan
malainkan juga dilengkapi dengan
gambar dan video. Sehingga siswa
lebih mampu menangkap maksud
dari materi yang dibaca dan lihat.
Hal ini terbukti dengan data yang
diperoleh bahwa 96% siswa
menyatakan dengan adanya gambar
dan video mampu mempermudah
dalam memahami materi, begitu juga
dengan 2 guru olahraga yang
menyatakan100% cara penyampaian
tersebut mampu mempermudah
pemahaman siswa.
Maka berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa tugas akhir ini terbukti
mampu membuat, merancang dan menguji

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 11


DAFTARPUSTAKA

Dawis,Aisyah Mutia. 2012.Perancangan Aplikasi Multimedia untuk Pengenalan Bahasa


Isyarat bagi Anak Tuna Rungu Umur 6-9 Tahun. Skripsi. Surakarta:Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Fernando,Yendri Ikhlas. 2012. Artikel Web di Edit Menggunakan HTML .Tersedia dalam:
<http://ilmukomputer.org/2012/11/05/artikel-di-edit-pakai-html-5/>. [diakses pada
tanggal 1 Oktober2013].

FIVB. 2013. Rules of the Game | volleyball. Tersedia dalam :


<http://www.fivb.org/EN/Refereeing-Rules/RulesOfTheGame_VB.asp>.[diaksespada
tanggal 9 Maret 2014 ].

Haryanto. 2012. Pengertian Media Pembelajaran. Tersedia dalam :


<http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/>.[diaksespadatanggal1
Oktober 2013].

Ihsan, Saatul. 2012. Notepad ++ Text Editor Keren Serba Guna. Tersedia dalam :
<http://bisakomputer.com/notepad-text-editor-keren-serba-guna/ [diakses pada
tanggal 20 April2014].

Kusnodo, Sugiharto, Soegiyanto. 2012. Pengaruh Metode Pembelajaran Eksplorasi dan


MinatSiswa Terhadap Hasil Belajar Passing Bawah BolaVoli Dalam Pembelajaran
PENJASORKES. Jurnal.Semarang :ProgramStudiS2PendidikanOlahraga Program
PascasarjanaUniversitas Negeri Semarang.

Mukholid, Agus. 2007. Pendidikan Jasmani 1 Olahraga dan Kesehatan. Indonesia :


YudhistiraGhaliaIndonesia.

Ngadiman.2013.Kurikulum2013:Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Silabus.


Salatiga: SMPN 2 Salatiga.

Viera, b. l.,Ferguson, b.j., 2002.Bola Voli. Terj. Monti.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Yudiana, Yunyun. 2009. Implementasi Model Pendekatan Taktis dan Teknis dalam
Pembelajaran Permainan Bola Voli Pada Pendidikan Jasmani Siswa SMP. Jurnal.
Bandung: Universitas PendidikanIndonesia.

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 12


STUDI PERKEMBANGAN PRESTASI ATLET PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH
TAHUN 2008-2013

Andriya Dwi Pramesianto & Waluyo


Universitas Sebelas Maret

ABSTRACT

The objectives of research to determine: (1) Leadership organization of PPLP Table


Tennis Central Java (2) The coaching of Achievement of PPLP Table Tennis Central Java (3)
infrastructure and facilities available in PPLP Table Tennis Central Java (4) The method of
training conducted by PPLP Table Tennis Central Java (5) The achievement ever achieved by
PPLP Table Tennis Central Java (6) Regenerasi Table Tennis athletes of PPLP Central Java
(7) Sources of funding / sponsorship of PPLP Table Tennis Central Java (8) Academic
achievement of table Tennis athlete of PPLP Central Java (9) After being an athlete of PPLP
table Tennis Central Java.
This research used descriptive qualitative method. The subject of this research is
PPLP Table Tennis Central Java. Techniques of data collection used documents techniques,
observation and direct interview to the administrators, coaches and athletes. Technique of
analyzing data used analysis model which includes the components (1) Data collection (2)
data reduction (3) Data Servings (4) The withdrawal of conclusion.
Based on the results obtained the following conclusions: (1) Table Tennis
Organization PPLP Central Java is good, because in this organization has been equipped
with elements that support the running of the organization and the division of work is good.
(2) The coaching of achievement that conducted by PPLP Table Tennis Central Java is good,
because the coaching that is conducted through the stages of coaching that include elements
pemassalan, regenerasi and talent guiding. (3) Infrastructure and facilities owned by PPLP
Table Tennis Central Java is good, because it can support the activities that conducted in
advancing coaching the athlete's achievement. (4) training program conducted by PPLP Table
Tennis Central Java is good enough, because of the absence training periodization in dealing
with the championship, only the daily program of exercise that includes basic technique
exercise and physical exercise. (5) Achievement was achieved by PPLP Table Tennis
Central Java at the national level is good, it can be seen from every championships which
held in the National level. (6) regenerasi athletes that conducted by PPLP Table Tennis
Central Java is good. By monitoring the way in the games and doing surveys in the clubs then
can determine the quality of athletes that will be coached in PPLP directly, so they can assess
whether the athlete can perform more appropriate with what is expected. (7) The source of
funding of athletes PPLP table tennis Central Java is derived from the ABPN Ministry, so
that the prosperity of athletes are covered by the country. (8) Table Tennis PPLP Central Java
not only considers on table tennis achievement , but also consider on the academic
achievement. Academic achievement of athletes PPLP Table Tennis Central Java is good, it
is seen in the reports of student learning result that always get scores above the average,
almost the same with other students in school. (9) Some of athletes graduated from PPLP
Table TennisCentral Java continue the study in university and also have a work. They get a
good university and a good company in Indonesia.

Keywords: Study, PPLP Jawa Tengah, Table Tennis.

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 13


PENDAHULUAN untuk mencapai prestasi membutuhkan
Olahraga tenis meja merupakan waktu yang lama. Disamping itu harus
salah satu olahraga yang digemari terlaksana program pencarian dan
masyarakat Indonesia saat ini tetapi pemantauan bakat, pembibitan
olahraga ini kurang popular pendidikan dan pelatihan olahraga
dibandingkan dengan olahraga lain. Hal sehingga memungkinkan tercapainya
ini dikarenakan cabang olahraga tenis prestasi yang diharapkan. Kegiatan
meja membutuhkan prasarana dan sarana akademik maupun non akademik
khusus dan lebih mahal. Meskipun memiliki hubungan timbal balik dalam
cabang olahraga tenis meja kurang menentukan prestasi atlet, diantara dua
populer, namun saat ini mengalami pilihan yaitu konsentrasi ke arah
perkembangaan dan kemajuan yang akademik atau ke arah non akademik
cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari segi seperti olahraga. Kegiatan akademik
aspek organisasi, pembinaan, dan diperlukan untuk menunjang masa depan
banyaknya kegiatan pertandingan di atlet, sehingga diperlukan keseimbangan
tingkat daerah maupun tingkat nasional. antar prestasi tenis meja dan prestasi
Sejalan dengan pertumbuhan dan akademik.
perkembangan cabang olahraga tenis Setiap atlet yang menekuni olahraga
meja, maka untuk mencapai prestasi secara serius pasti mempunyai cita-cita
harus selalu diupayakan. yang tinggi yaitu mencapai prestasi yang
Mencapai prestasi tenis meja maksimal. Keberhasilan atlet
secara maksimal tidaklah mudah. Unsur- mendapatkan prestasi tidak lepas dari
unsur yang penting serta mendukung dukungan berbagai pihak. Seorang
dalam upaya peningkatan prestasi tenis pelatih mempunyai peranan yang sangat
meja antara lain, pembinaan teknik, penting terhadap peningkatan
pembinaan fisik, dan pembinaan kemampuan atlet, dimana seorang pelatih
kematangan juara dan pelatihan sejak harus mampu menerapkan program
usia dini. Terdapat beberapa faktor latihan yang sesuai dengan kemampuan
eksternal yang dapat mempengaruhi atletnya, harus memantau setiap latihan
peningkatan prestasi, misalnya yang dilakukan serta membina terus
manajemen, organisasi, pengurus, menerus.
pelatih, atlet, prasarana dan sarana juga PPLP tenis meja Jawa Tengah
orang tua atlet. Untuk itu perlu merupakan salah satu PPLP di Indonesia
pembinaan sedini mungkin karena proses yang berdiri pada tahun 2005. Meskipun
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 14
PPLP Tenis Meja Jawa Tengah baru Metode yang digunakan dalam
berdiri 9 tahun namun sudah cukup penelitian ini adalah metode deskriptif
berprestasi baik ditingkat Daerah maupun kualitatif. Dimana metode deskriptif
Nasional. Hal ini dapat dilihat prestasi adalah penelitian yang bertujuan untuk
yang dihasilkan satu tahun terakhir, mendapatkan informasi mengenai
dimana PPLP Tenis meja Jawa Tengah fenomena-fenomena atau situasi yang
mampu mendapatkan 2 medali emas di aktual atau pada saat penelitian
POPNAS 2012. berlangsung.
Dengan melihat prestasi yang Sebagai sumber data dalam
diraih oleh PPLP Tenis meja Jawa penelitian ini adalah PPLP Tenis meja
Tengah dan dengan mengetahui keadaan Jawa Tengah. Adapun yang akan diteliti
di PPLP Tenis meja Jawa Tengah meliputi: Organisasi, Atlet, Prasarana dan
mengenai pelaksanaan pembinaan sarana, Program latihan, Prestasi yang
prestasi, keadaan sarana dan prasarana, telah dicapai PPLP Tenis meja Jawa
serta aspek-aspek yang mendapat Tengah, Pembibitan atlet, Sumber
perhatian dalam pembinaan prestasi. pendanaan, Prestasi belajar (akademik),
Maka perlu diadakan penelitian yang pasca lulus dari PPLP Tenis Meja Jawa
diharapkan dapat memberikan suatu Tengah.
masukan bagi pengurus-pengurus lain Teknik pengumpulan data yang
yang belum maju khususnya dalam digunakan dalam penelitian ini adalah:
program pembinaan prestasi, khususnya 1. Teknik dokumen yang berhubungan
di daerah-daerah lain. Dengan demikian dengan organisasi, program latihan,
diharapkan PPLP tenis meja yang belum prasarana dan sarana pada PPLP Tenis
maju tersebut dapat meningkatkan meja Jawa Tengah.
prestasinya. 2. Wawancara langsung dengan
Berdasarkan pemikiran di atas, pengurus, pelatih, serta pihak-pihak
maka penulis merasa tertarik untuk lain yang berhubungan dengan
mengadakan penelitian tentang kegiatan prestasi yang diraih PPLP Tenis meja
pembinaan olahraga tenis meja dengan Jawa Tengah.
judul STUDI PERKEMBANGAN 3. Observasi
PRESTASI ATLET PPLP TENIS MEJA Data akan dianalisis dengan
JAWA TENGAH TAHUN 2007-2012. teknik analisis model interaktif.
METODE PENELITIAN Dalam teknik analisis ini
analisis dilakukan secara terus menerus
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 15
dari awal pengumpulan data hingga c. Anggota mempunyai hak dan
proses verifikasi yang berlangsung mulai kewajiban yang harus dilakukan
dari awal penelitian sampai dengan untuk kemajuan organisasi.
penelitian selesai. Dengan demikian d. Anggaran dasar dan anggaran
proses analisis terjadi secara interaktif rumah tangga memuat ketentuan-
dan menguji antar komponen secara ketentuan, peraturan-peraturan
siklus yang berlangsung terus menerus dan petunjuk tentang organisasi.
dalam waktu yang cukup lama. Dengan e. Anggaran Belanja berisikan
menggunakan teknik analisis tersebut sumber dana serta pengeluaran
hasil kesimpulan telah teruji secara uang organisasi.
selektif dan akurat. 2. Pembinaan prestasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Usaha pembinaan yang
Dari data-data yang telah dilakukan oleh PPLP Tenis Meja
terkumpul dan disusun menurut jenisnya, Jawa Tengah adalah baik, karena
kemudian dianalisis. Adapun dari analisis telah mencakup hal-hal pembinaan
data tersebut adalah sebagai berikut: yang meliputi permasalah,
1. Organisasi pembibitan dan pemanduan bakat
Organisasi pada PPLP Tenis para atlet secara teliti. Para PPLP
Meja Jawa Tengah adalah baik. Hal Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik.
ini disebabkan keberadaan organisasi Atlet yang masuk merupakan hasil
tersebut telah dilengkapi dengan: pemantauan yang dilakukan dengan
a. Tujuan organisasi yang jelas, teliti oleh semua pelatih yang
yaitu membina bibit-bibit atlet diperkirakan mempunyai bakat yang
tenis meja potensial untuk besar dalam cabang olahraga tenis
meningkatkan olahraga tenis meja meja. Keberadaan pelatih pada PPLP
di Indonesia. Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik.
b. Pengurus mempunyai tugas dan Dikarenakan jumlah pelatih yang ada
tanggung jawab sesuai dengan pada PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
jabatanya, selain itu pengurus dirasa cukup. Sertifikat kepelatihan
juga berusaha untuk yang dimiliki oleh para pelatih adalah
mengembangkan dan baik. Setiap aspek yang dilatihkan
meningkatkan kualitas dan kepada atlet ditangani oleh para
kuantitas organisasi. pelatih yang sesuai dengan
bidangnya. Dengan demikian akan
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 16
menghasilkan kualitas latihan yang yang menjadi panutan bagi para atlet,
lebih baik. pelatih tidak hanya mampu sebagai
3. Prasarana dan sarana pemimpin melainkan juga bisa
Keberhasilan dan kelancaran menjadi teman para atlet.
kegiatan suatu organisasi olahraga 5. Prestasi
dapat dipengaruhi oleh prasaran dan Prestasi yang dicapai PPLP
sarana yang mencukupi dan Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik.
memadai, sehingga akan menopang Hal ini dapat dilihat pada kejuaraan-
pelaksanaan latihan. Prasarana dan kejuaraan Daerah maupun Nasional.
sarana yang dimiliki oleh PPLP Tenis Atlet-atlet PPLP Tenis Meja Jawa
Meja Jawa Tengah adalah baik. Tengah mampu meraih prestasi yang
Karena prasarana dan sarana yang baik dengan pernah menjadi juara
sudah ada dapat dipergunakan untuk umum pelajar dalam setiap kejuaraan
menunjang pelaksanaan latihan nasional. Pengembangan karier atlet
dengan baik. pada PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
4. Program latihan adalah baik. Hal ini dapat dilihat para
Program latihan yang atlet dari PPLP Tenis Meja Jawa
dilaksanakan oleh PPLP Tenis Meja Tengah yang masuk menjadi atlet
Jawa Tengah di dalam memberikan pelatnas, sehingga bisa memberikan
porsi latihan kepada para atlet adalah motivasi tersendiri bagi atlit-atlit
cukup baik. Karena tidak adanya yunior dalam pencapaian pretasi yang
periodesasi latihan dalam lebih baik.
menghadapi kejuaraan, hal ini tidak 6. Pembibitan Atlet PPLP Tenis Meja
diberikan disebabkan karena agenda Jawa Tengah
kejuaraan tidak selalu sama dengan Pembibitan Atlet PPLP Tenis
agenda yang telah ditetapkan. Jadi Meja Jawa Tengah adalah baik.
para pelatih hanya memberikan karena pembibitan yang dilakukan
program latihan yang dilakukan adalah dengan memantau
dalam sehari-hari misalnya teknik pertandingan-pertandingan ataupun
dasar dan latihan fisik. survey langsung ke klub-klub yang
Hubungan para pelatih dan ada di Jawa Tengah. Dengan adanya
atlet PPLP Tenis Meja Jawa Tengah pembibitan yang baik ini PPLP Tenis
adalah baik, hal ini disebabkan Meja Jawa Tengah banyak
pelatih mampu sebagai pemimpin
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 17
memperoleh prestasi hampir di setiap diberikan PPLP Tenis Meja sudah
kejuaraan yang diikuti. cukup baik dan memuaskan.
7. Sumber Pendanaan PPLP Tenis Meja SIMPULAN
Jawa Tengah Berdasarkan hasil kesimpulan
Berdasarkan analisis data tentang pembinaan prestasi pada PPLP
yang dilakukan peneliti bahwa Tenis Meja Jawa Tengah, maka dapat
sumber pendanaan atlet PPLP tenis diambil kesempatan sebagai berikut:
meja provinsi Jawa tengah berasal 1. Organisasi di PPLP Tenis Meja Jawa
dari ABPN Kementerian, sehingga Tengah adalah baik, karena di dalam
kesejahteraan atlet sudah ditanggung organisasi tersebut telah dilengkapi
oleh Negara. dengan unsur-unsur yang mendukung
8. Prestasi Akademik Atlet PPLP Tenis jalannya organisasi dan adanya
Meja Jawa Tengah pembagian kerja yang sudah baik
Prestasi akademik atlet PPLP diantaranya unsur-unsur dan
Tenis Meja Jawa Tengah merupakan pengurus yang mendukung jalannya
siswa yang mempunyai prestasi yang organisasi tersebut.
baik. Hal ini dapat dilihat dalam 2. Pembinaan prestasi yang
laporan-lapohan hasil belajar satu dilaksanakan oleh PPLP Tenis Meja
semester terakhir yang nilainya Jawa Tengah adalah baik, karena
memuaskan. Atlet-atlet berprestasi pembinaan yang dilakukan melalui
tersebut mampu mendapatkan nilai tahap-tahap pembinaan yang meliputi
yang cukup memuaskan. semua unsur pemasalan, pembibitan
9. Pasca Lulus dari PPLP Tenis Meja dan pemanduan bakat untuk
Jawa Tengah mendapatkan atlet tenis meja yang
Sebagian dari atlet lulusan baik.
dari PPLP Tenis Meja Jawa Tengah 3. Prasarana dan sarana yang dimiliki
ada yang melanjutkan ke bangku PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
kuliah dan ada juga yang bekerja. adalah baik, karena dapat mendukung
Lulusan PPLP rata-rata memperoleh kelancaran kegiatan-kegiatan yang
Perguruan Tinggi yang baik, dilakukan dalam memajukan
sedangkan yang bekerja rata-rata dia pembinaan prestasi atlet
di ambil dari perusahaan-perusahaan 4. Program latihan yang dilakukan
yang cukup besar di Indonesia. Pada PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
dasarnya pembelajaran yang adalah cukup baik, karena tidak
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 18
adanya periodesasi latihan dalam atlet-atlet PPLP Tenis Meja Jawa
menghadapi kejuaraa, yang ada hanya Tengah cukup baik, Hal ini terlihat di
program latihan dalam sehari-hari laporan-laporan hasil belajar siswa
yang meliputi latihan teknik dasar yang selalu mendapatkan nilai-nilai
dan latihan fisik. diatas rata-rata yang tidak kalah
5. Prestasi yang diraih oeh PPLP Tenis dibandingkan murid-murid di
Meja Jawa Tengah di tingkat sekolahnya.
Nasional adalah baik, hal ini dapat 9. Sebagian dari atlet lulusan dari PPLP
dilihat dari setiap kejuaraan- Tenis Meja Jawa Tengah ada yang
kejuaraan yang diadakan di tingkat kuliah dan ada yang bekerja. Lulusan
Nasional, sedangkan perkembangan PPLP rata-rata memperoleh
atlet PPLP Tenis Meja Jawa Tengah Perguruan Tinggi yang baik,
adalah baik, hal ini dapat dilihat dari sedangkan yang bekerja rata-rata dia
adanya atlet PPLP Tenis Meja Jawa di ambil di perusahaan-perusahaan
Tengah yang menjadi atlet peltnas. yang cukup besar di Indonesia.
6. Pembibitan atlet yang dilakukan SARAN
PPLP Tenis Meja Jawa Tengah Berdasarkan hasil penelitian
adalah baik. Dengan cara memantau pembinaan prestasi di PPLP Tenis Meja
di pertandingan-pertandingan dan Jawa Tengah, maka dapat diajukan
melakukan surve di klub-klub maka beberapa saran sebagai berikut:
dapat mengetahui kualitas atlet yang 1. Untuk para pengurus organisasi PPLP
akan di bina di PPLP secara Tenis Meja Jawa Tengah perlu
langsung, sehingga dapat menilai meningkatkan dan mempertahankan
apakah atlet tersebut dapat berprestasi keberadaan organisasi yang sudah
lebih sesuai yang di harapkan. berjalan dengan baik.
7. Sumber pendanaan atlet PPLP tenis 2. Prasarana dan sarana yang sudah ada
meja provinsi Jawa tengah berasal sebaiknya harus dirawat dan
dari ABPN Kementerian, sehingga dipelihara dengan baik. Serta sarana
kesejahteraan atlet sudah ditanggung yang masih kurang perlu dipikirkan
oleh Negara. pengadaannya.
8. PPLP Tenis Meja Jawa Tengah tidak 3. Para pelatih sebaiknya harus
hanya mengutamakan prestasi tenis memperhatikan dan mengevaluasi
meja saja, tetapi prestasi akademik program latihan supaya untuk
juga diutamakan. Prestasi akademik ditingkatkan lagi, dan hubungan
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 19
pelatih sama atlet diharapkan untuk
dipertahankan.
4. Pembinaan dan prestasi yang telah
dilaksanakan agar dipertahankan dan
ditingkatkan.

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 20


DAFTAR PUSTAKA

Agus Salim. 2008. Buku Pintar Tenis Meja. Bandung : Penerbit Nuansa.
A.Hamidsyah Noer. 1996. Ilmu Kepelatihan Lanjut. Surakarta. UNS Press.
Depdikbud RI 1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Drs. Ibnu Syamsi, S. U. 1983. Pokok-pokok organisasi dan manajemen. Jakarta : Bina
Aksara
George R. Terry dan Leslie W. Rue. 1992. Dasar-dasar manajemen, Jakarta : Bina Aksara
Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psykologis dalam Coaching. Jakarta :
Direktorat dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Jenderal Pendidikan Tinggi.
H. B. Sutopo, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : Penerbit Sebelas Maret
University Press
Hodges. L. 1996. Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
http://dispora.kalbarprov.go.id/files/Undang-Undang-tahun-2005-03-05.pdf
http://teknikbermain.blogspot.com/2012/05/teknik-dasar-tenis-meja-belajar-bermain.html
http://www.tenismeja.org/peraturan-tenis-meja/peraturan-ittf-20132014-bahasa-
indonesia.html
Kertamanah A. 2003. Teknik dan Taktik Dasar Permainan Tenis Meja. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada.
MILES, Matthew B & A. Michael Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia
Paul Hersey & Ken Blanchard. 1990. Manajemen Perilaku Organisasi : Pendayagunaan
Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit Erlangga. UNS Press
Petter Simpson. 1984. Teknik Bermain Pingpong. Bandung : PT. Pioner Jaya
Prof. Dr. H. Harsuki, MA. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Pakar
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Ratal Wirjosantoso. 1987. Supervisi Pendidikan Olahraga. Jakarta Universitas Indonesia
Press.
Soebagio Hartoko. 1996. Organisasi dan Administrasi Olahraga. Surakarta : UNS Press
Sudjarwo, 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta : UNS Press
Sudjarwo & Budi Satyawan. 1994. Laporan Penelitian Sumbangan Tinggi Badan,
Koordinasi Mata-tangan, dan Persepsi Kinestetik, Terhadap Keterampilan Servis
Bola Voli. FKIP UNS.
Sutarto. 1991. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta : Depdikbud
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 21


UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA KASTI DENGAN
PERALATAN YANG DIMODIFIKASIPADA SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR NEGERI 01 GAPURAKECAMATAN WATUKUMPUL
KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Umbar Pribadi & Singgih Hendarto

The aimof theresearchistoimprove theabilityto hit the ballthroughthe equipmentis


modifiedin grade IVState Elementary School01Gapura, District Watukumpul,
Pemalangschool year 2014/2015.

This study is a Class Action Research (CAR). This study conducted two cycles
with each cycle consisting of planning, action, observation, and reflection. Subjects were
students of class IV Public Elementary School 01 Gapura, District Watukumpul,
Pemalang academic year 2014/2015, the number of 20 students with student details 8
girls and 12 boys. Source of data the study came from the teachers and students. The data
collection technique is to onservasi, assessment ability to hit the ball. Validation data
using triangulation techniques. Data analysis using descriptive analysis techniques based
on qualitative analysis of the percentage.

The resultsof this studyfromthe initial conditionsof studentsto the first


cycleandcycleII.The results ofthe analysisareobtainedwitha significant increaseoccurred
inthe first cycletothe second cycle. On thevalue ofCore CompetenceattitudeI (Spiritual
Attitude), konsisibeginningstudentreaches50% or10students, in the first cycleincreased
to60% or12students, and the second cycleincreased to80% or16students, andit can be
concludedrose to30%or6students. AtCore Competenceattitude scoreII(Social Attitudes),
konsisiinitial55% or11students, in the first cycleincreased to75% or15students, and the
second cyclerose85% or17students, andcan be summedup 30% or6students.On thevalue
ofCore Competenceattitude III (Aspects of Knowledge), konsisi beginning students
only50% or10students, in the first cycleincreased to65% or13 students, and the second
cycleincreased to 80% or 16 students, and can be summedup 30% or6students. On
thevalue of Core Competenceattitude IV (Aspect Skills), konsisi beginning studentsonly
50% or10 students, in the first cycle in creased to65% or 13 students, and the second
cycle in creased to 85% or 17 students, and can be summed up 35% or 7 students from 20
student participants.

The conclusionsof this research is through the application of the modified


equipment canimprove learning outcome sability to hit the ball in the fourth grade
students of Elementary School 01 Gapura District Watukumpul Pemalang school year
2014/2015.

Keywords :Ability, hit the ball, the equipmentis modified

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 22


PENDAHULUAN kurangnya modifikasi alat atau sarana
Pada pelajaran pendidikan jasmani yang mengakibatkan pembelajaran tidak
olahraga dan kesehatan pada siswa kelas menarik siswa dalam melaksanakan
IV Sekolah Dasar Negeri 01 Gapura kegiatan, lapangan yang kurang
Kecamatan Watukumpul Kabupaten mendukung untuk palaksanaan
Pemalang tahun pelajaran 2014/2015. permainan keterampilan memukul bola
Permasalahan yang muncul dalam plastik dengan pemukul botol plastik
pembelajaran keterampilan memukul bekas, yang menyebabkan anak tidak
bola plastik dengan pemukul botol plastik bebas bergerak, kurangnya alokasi jam
bekas yang dilakukan oleh siswa kelas IV pertemuan mengakibatkan kurangnya
Sekolah Dasar Negeri 01 Gapura latihan anak dalam ketrampilan gerak
Kecamatan Watukumpul Kabupaten dasar permainan keterampilan memukul
Pemalang tahun pelajaran 2014/2015. bola plastik dengan pemukul botol plastik
Dilihat dari hasil capaian masing-masing bekas, kurangnya pengembangan materi
Kompetensi Inti belum mencapai yang dilakukan oleh guru mengakibatkan
kompetensi yang diharapkan dengan variasi dalam pembelajaran kurang
Standar Kompetensi Minimal yang bervariasi, dan kurangnya pendekatan
ditetapkan yaitu 75 atau dengan pembelajaran keterampilan memukul
ketetapan Indek Skala 3.00, pencapaian bola plastik dengan pemukul botol plastik
hasil pembelajaran tersebut hanya bekas dengan memodifikasi bola berekor
mencapai 45 % atau 9 siswa dari jumlah dengan tujuan dalam pembelajaran siswa
20 siswa dengan rincian siswa 8 siswa merasa senang akan pembelajaran yang
putri dan 12 siswa putra. Hal tersebut dilakukan.
disebabkan kurangnya sarana yang
mendukung terutama pada alat pemukul METODE PENELITIAN.
dan bola yang tidak memadai dengan SubyekPenelitianTindakanKelas (PTK)
keadaan siswa, lemahnya teknik-teknik iniadalahsiswakelas IV
dasar permainan keterampilan memukul SekolahDasarNegeri 01
bola plastik dengan pemukul botol plastik GapuraKecamatanWatukumpulKabupate
bekas yang dilakukan dalam permainan, nPemalangdenganjumlah 20 siswa
kurangnya pengembangan metode dengan rincian siswa 8 siswa putri dan 12
pembelajaran ayang dilakukan oleh guru siswa putra. Teknikpengumpulan data
sehingga anak merasa bosan dengan dalamPenelitianTindakanKelas (PTK)
pembelajaran yang bersifat monoton, initerdiridari :Tes :
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 23
dipergunakanuntukmendapatkan data siswa dengan rincian siswa 8 siswa
tentanghasilpembelajaranpermainanmem putrid dan 12 siswa putra dilihat dari
ukul bola pada permainan kasti yang proses pembelajaran kemampuan
dilakukan siswa. Observasi memukul bola dapatdikatakan proses
:dipergunakan sebagai teknik untuk pembelajaran dalam kategori belum
mengumpulkan data tentang aktivitas berhasil. Berdasarkan hasil deskripsi
siswa dan guru selama kegiatan rekapitulasi data awal sebelum
pembelajaran penerapan peralatan yang diberikan tindakan maka dapat
dimodifikasi yang dapat meningkatkan dijelaskan bahwa mayoritas siswa
ketrampilan bermain memukul bola pada belum menunjukkan hasil belajar yang
permainan kasti pada siswa kelas IV belumtuntas, dengan presentase
Sekolah Dasar Negeri 01 Gapura ketuntasan belajar 50 % siswa atau
Kecamatan Watukumpul Kabupaten hanya 10 siswa yang mengalami
Pemalang. Metode penelitian yang ketuntasan diatas KKM yang
digunakan adalah penelitian Tindakan ditetapkan yaitu 75 atau dengan
Kelas (PTK) atau Classroom Action ketetapan Indek Skala 3.00.
Research (CAR). MenurutSupandi
(2008:104) yakni penelitian tindakan B. DeskripsiHasilTindakanTiapSiklus
yang diawali dengan perencanaan 1. Siklus 1
(planning), penerapan tindakan (action), 1) PerencanaanTindakan
mengobservasi dan mengevaluasi Perencanaan tindakan
tindakan (observation and evaluation), pada siklus I pertemuan 2 pada
dan melakukan refleksi (reflecting), dan hari Kamis, 23 Oktober
eterusnya sampai perbaikan atau 2014, sebagai berikut :
peningkatan yang diharapkan tercapai a) Peneliti melakukan analisis
(kriteriakeberhasilan). kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan
HASIL PENELITIAN DAN disampaikan kepada siswa
PEMBAHASAN dalam pembelajaran
A. DeskripsiPraTindakan penjasorkes.
Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri b) Membuat rencana
01 Gapura. Yang mengikuti materi pembelajaran dengan
pembelajaran kemampuan memukul mengacu pada tindakan
bola, adalah dengan dari jumlah 20 (treatment) yang diterapkan
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 24
dalam PTK, yaitu penerapan penjelasan tujuan
dengan peralatan yang pembelajaran siswa
dimodifikasi untuk (4)Siswa melakukan kegiatan
kemampuan memukul bola bermain bola secara
c) Menyiapkan media yang berpasangan dengan
diperlukan untuk membantu lapangan segi empat satu
pengajaran. kelompok sudut 4 orang
d) Menyusun lembar dan kepada meraka yang
pengamatan pembelajaran telah melempar harus lari
berpindah ke sudut
2) Tahap Pelaksanaan berikutnya
Tahap pelaksanaan c) Inti Pelajaran
dilakukan dengan melakukan (1)Siswalekakukangerakanke
skenario pembelajaran yang trampilanmelambungkan
telah direncanakan, sebagai bola
berikut : denganmodifikasibolaplast
a) Persiapan guru iklangkah-
(1)Menyiapkanperalatan/med langkahnyasebagaiberikut:
ia pembelajarandanpeta (2)Berdiridengansalahsatu
setting/tataletakperalatan. kaki di depan (kaki kanan
(2)Guru /kiri).
menyiapkanpertanyaan- (3)Pegang bola dengan
pertanyaanuntukmengolab tangan kanan, sejajar
orasirenpon-responsiswa dengan dada
b) KegiatanPendahuluan (4)Bola berada pada pangkal
(1)Guru mempersilahkan jari-jari, tangan kanan
siswa untuk berbaris, membuat cekungan dan
dibuat 3 atau 4 bersap menghadap ke atas.
(2)Siswa dipersilahkan (5)Tangan kanan di depan
berdoa, dilanjutkan dada dengan siku sedikit
dengan presensi ditekuk dan tangan kiri
(3)Guru memberikan didepan dada.
apersepsi, motivasi, dan

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 25


(6)Tarik tangan kanan ke (14) Beri tanda arah bola
bawah hingga di samping yang diinginkan dengan
belakang lutut. tangan kiri.
(7)Condongkan badan agak (15) Perhatikan bola
kedepan dan tekuklah danpukullah.
kedua lutut. (16) Gerakkan pemukul
(8)Ayunkan tangan keatas dilakukan dengan
dengan siku lurus kekuatan gerakan badan
(9)Lepaskan bola dan tangan kanan.
disertaidenganlecutantelap (17) Siswa melakukan
aktangankearahatas. ketrampilan memukul
(10) Siswa lekakukan gerakan bola dengan model
ketrampilan memukul bermain, Tata cara
bola dengan modifikasi permainan yaitu :
bola plastik denganalat (18) Siswa dibagi menjadi
bantu kelompok kecil, masing-
tiangparalondanpemukul masing kelompok terdiri
botol plastik bekas dari 4-5 siswa, dengan
berulang-ulang sampai posisi satu siswa sebagai
batas waktu yang telah pelambung siswa yang
ditentukan oleh guru, lain berhadapan dengan
langkah- pelambung berjarak 3
langkahnyasebagaiberiku meter, pasisi siswa
t: paling depan memukul
(11) Condongkanbadankearah bola sejauh-jauhnya,
pemukul. setelah memukul
(12) Buka kedua kaki selebar bergantian menjadi
bahu. pelambung, dan siswa
(13) Pegang dengan tangan yang telah
kanan, tarik kayu melambungkan bola lari
pemukul ke belakang menuju barisan paling
sampai bahu. belakang. Pemenang
ditentukan kepada siswa

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 26


yang memukul bola tak kenal menyerah pada saat
paling jauh. melakukan tes dan selalu ingin
(19) Guru mengulangi gerakan kemampuan
memberikapertanyaan memukul bola ketika hasilnya
yang berhubungancara belum memenuhi terget yang
melambungkan dan diharapkan. Masih ada kesempatan
memukul bola pada pertemuan 4 siklus II dengan
(20) Guru memfasilitasi siswa harapan hasilnya akan lebih baik.
melakukan kegiatan yang
menumbuhkan 2. Siklus II
kebanggaan dan rasa 1) Perencanaan Tindakan
percaya diri Berdasarkan dari hasil analisis
d) Penutup dan refleksi pada pertemuan
(1)Melaksanakan ketiga, maka perencanaan
penenangan/pendinginan. tindakan pada siklus II
(2)Siswadibariskan 3 atau 4 pertemuan 4 pada hari Kamis,
bersapdanmelakukanpen 6 Nopember 2014 adalah
dinginan sebagai berikut :
(3)Guru memberikan a) Membuat RPP dengan
evaluasi dan tanya-jawab mengacu pada pertemuan
proses pembelajaran pertama. Pembelajaran
yang telah dipelajari dengan penerapan dengan
kepada siswa peralatan yang dimodifikasi
(4)Siswadipersilahkanuntuk yang pada pertemuan pertama
berdoa kurang berhasil maka dibuat
untuk lebih menarik lagi.
3) Observasi dan Interprestasi b) Menyiapkan media yang
Pada dasarnya pembelajaran diperlukan untuk membantu
melalui penerapan dengan pembelajaran.
peralatan yang dimodifikasi cukup c) Menyusun lembar
memberikan gairah dan semangat pengamatan pembelajaran.
baru pada pembelajaran
kemampuan memukul bola, hal ini 2) Tahap Pelaksanaan
dapat diamati dari sikap siswa yang
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 27
Tahap pelaksanaan (1)Siswalekakukangerakanke
dilakukan dengan melakukan trampilanmelambungkan
skenario pembelajaran yang bola
telah direncanakan, sebagai denganmodifikasibolaplast
berikut : iklangkah-
a) Persiapan guru langkahnyasebagaiberikut:
(1)Menyiapkanperalatan/med (2)Berdiridengansalahsatu
ia pembelajarandanpeta kaki di depan (kaki kanan
setting/tataletakperalatan. /kiri).
(2)Guru (3)Pegang bola dengan
menyiapkanpertanyaan- tangan kanan, sejajar
pertanyaanuntukmengolab dengan dada
orasirenpon-responsiswa (4)Bola berada pada pangkal
b) KegiatanPendahuluan jari-jari, tangan kanan
(1)Guru mempersilahkan membuat cekungan dan
siswa untuk berbaris, menghadap ke atas.
dibuat 3 atau 4 bersap (5)Tangan kanan di depan
(2)Siswa dipersilahkan dada dengan siku sedikit
berdoa, dilanjutkan ditekuk dan tangan kiri
dengan presensi didepan dada.
(3)Guru memberikan (6)Tarik tangan kanan ke
apersepsi, motivasi, dan bawah hingga di samping
penjelasan tujuan belakang lutut.
pembelajaran siswa (7)Condongkan badan agak
(4)Siswa melakukan kegiatan kedepan dan tekuklah
bermain bola secara kedua lutut.
berpasangan dengan (8)Ayunkan tangan keatas
lapangan segi empat satu dengan siku lurus
kelompok sudut 4 orang (9)Lepaskan bola
dan kepada meraka yang disertaidenganlecutantelap
telah melempar harus lari aktangankearahatas.
berpindah ke sudut (10) Siswa lekakukan gerakan
berikutnya ketrampilan memukul
c) Inti Pelajaran bola dengan modifikasi
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 28
bola plastik denganalat masing kelompok terdiri
bantu dari 4-5 siswa, dengan
tiangparalondanpemukul posisi satu siswa sebagai
botol plastik bekas pelambung siswa yang
berulang-ulang sampai lain berhadapan dengan
batas waktu yang telah pelambung berjarak 3
ditentukan oleh guru, meter, pasisi siswa
langkah- paling depan memukul
langkahnyasebagaiberiku bola sejauh-jauhnya,
t: setelah memukul
(11) Condongkanbadankearah bergantian menjadi
pemukul. pelambung, dan siswa
(12) Buka kedua kaki selebar yang telah
bahu. melambungkan bola lari
(13) Pegang dengan tangan menuju barisan paling
kanan, tarik kayu belakang. Pemenang
pemukul ke belakang ditentukan kepada siswa
sampai bahu. yang memukul bola
(14) Beri tanda arah bola paling jauh.
yang diinginkan dengan (19) Guru
tangan kiri. memberikapertanyaan
(15) Perhatikan bola yang berhubungancara
danpukullah. melambungkan dan
(16) Gerakkan pemukul memukul bola
dilakukan dengan (20) Guru memfasilitasi siswa
kekuatan gerakan badan melakukan kegiatan yang
dan tangan kanan. menumbuhkan
(17) Siswa melakukan kebanggaan dan rasa
ketrampilan memukul percaya diri
bola dengan model d) Penutup
bermain, Tata cara (1)Melaksanakan
permainan yaitu : penenangan/pendinginan.
(18) Siswa dibagi menjadi
kelompok kecil, masing-
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 29
(2)Siswadibariskan 3 atau 4 Sekolah Dasar Negeri 01 Gapura
bersapdanmelakukanpendi Kecamatan Watukumpul Kabupaten
nginan Pemalang tahun pelajaran 2014/2015
(3)Guru memberikan evaluasi 1. Pada nilai sikap Kompetensi Inti I
dan tanya-jawab proses (Sikap Spiritual) untuk 20 siswa,
pembelajaran yang telah konsisi awal siswa hanya
dipelajari kepada siswa mencapai 50 % atau 10 siswa,
(4)Siswadipersilahkanuntukb pada pembelajaran siklus I naik
erdoa menjadi 60 % atau 12 siswa, dan
pada pembelajaran siklus II naik
3) Observasi dan Interprestasi menjadi 80 % atau 16 siswa, dan
Pada dasarnya pembelajaran melalui dapat disimpulkan pada kondisi
penerapan dengan peralatan yang awal sampai pada pembelajaran
dimodifikasi cukup memberikan siklus II yaitu dari 80 % atau 16
gairah dan semangat baru pada siswa naik menjadi 30 % atau 6
pembelajaran kemampuan memukul siswa.
bola, hal ini dapat diamati dari sikap 2. Pada nilai sikap Kompetensi Inti
siswa yang tak kenal menyerah pada II ( Sikap Sosial ) untuk 20 siswa,
saat melakukan tes dan selalu ingin konsisi awal 55 % atau 11 siswa,
mengulangi gerakan kemampuan pada siklus I naik menjadi 75 %
memukul bola ketika hasilnya belum atau 15 siswa, dan pada siklus II
memenuhi terget yang diharapkan. naik 85 % atau 17 siswa, dan
Masih ada kesempatan pada siklus II dapat disimpulkan pada kondisi
dengan sangat memuaskan. awal sampai pada siklus II naik
30 % atau 6 siswa.
C. Perbandingan Hasil Tindakan 3. Pada nilai sikap Kompetensi Inti
Antar Siklus III ( Aspek Pengetahuan ) untuk
Perbandingan hasil belajar dari 20 siswa, konsisi awal siswa
kondisi awal, siklus I dan akhir siklus hanya mencapai 50 % atau 10
II disajikan dalam bentuk tabel siswa, pada pembelajaran siklus I
sebagai berikut:Perbandingan data naik menjadi 65 % atau 13 siswa,
akhir dari Kondisi Awal, siklus I, dan dan pada pembelajaran siklus II
siklus II hasil belajar kemampuan naik menjadi 80 % atau 16 siswa,
memukul bola pada siswa Kelas IV dan dapat disimpulkan pada
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 30
kondisi awal sampai pada Siklus I ke siklus II. Pada nilai sikap
pembelajaran siklus II naik 30 % Kompetensi Inti I ( Sikap Spiritual ),
atau 6 siswa. konsisi awal siswa mencapai 50 %
4. Pada nilai sikap Kompetensi Inti atau 10 siswa, pada siklus I naik
IV ( Aspek Ketrampilan ) untuk menjadi 60 % atau 12 siswa, dan pada
20 siswa, konsisi awal siswa siklus II naik menjadi 80 % atau 16
hanya mencapai 50 % atau 10 siswa, dan dapat disimpulkan naik
siswa, pada pembelajaran siklus I menjadi 30 % atau 6 siswa. Pada nilai
naik menjadi 65 % atau 13 siswa, sikap Kompetensi Inti II ( Sikap Sosial
dan pada pembelajaran siklus II ), konsisi awal 55 % atau 11 siswa,
naik menjadi 85 % atau 17 siswa, pada siklus I naik menjadi 75 % atau
dan dapat disimpulkan pada 15 siswa, dan pada siklus II naik 85 %
kondisi awal sampai pada atau 17 siswa, dan dapat disimpulkan
pembelajaran siklus II yaitu naik naik 30 % atau 6 siswa. Pada nilai
35 % atau 7 siswa. sikap Kompetensi Inti III ( Aspek
Penerapan modifikasi alat Pengetahuan ), konsisi awal siswa
pembelajaran memberikan banyak hanya 50 % atau 10 siswa, pada siklus
pencerahan dalam metode I naik menjadi 65 % atau 13 siswa,
pembelajaran dan lebih menantang dan pada siklus II naik menjadi 80 %
dan menyenangkan siswa untuk atau 16 siswa, dan dapat disimpulkan
melakukan latihan kemampuan naik 30 % atau 6 siswa. Pada nilai
memukul bola dilihat dari kenaikan sikap Kompetensi Inti IV ( Aspek
yang dapatdilihat dari kondisi awal Ketrampilan ), konsisi awal siswa
sampai siklus II. hanya 50 % atau 10 siswa, pada siklus
I naik menjadi 65 % atau 13 siswa,
D. Pembahasan dan pada siklus II naik menjadi 85 %
Hasil penelitian ini menunjukkan atau 17 siswa, dan dapat disimpulkan
behwa melalui penerapan dengan naik 35 % atau 7 siswa dari 20 siswa
peralatan yang dimodifikasi dapat peserta. Melalui penerapan dengan
meningkatkan hasil belajar peralatan yang dimodifikasi dapat
kemampuan memukul bola dari meningkatkan hasil belajar
kondisi awal siswa ke siklus I dan ke kemampuan memukul bola pada siswa
siklus II. Hasil analisis yang diperoleh kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01
dengan peningkatan terjadi pada Gapura Kecamatan Watukumpul
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 31
Kabupaten Pemalang tahun pelajaran dengan karakteristik siswa, maka
2014/2015. dapat meningkatkan minat belajar
siswa (baik proses maupun hasil),
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN sehingga penelitian ini dapat
SARAN digunakan sebagai suatu pertimbangan
A. Simpulan bagi guru yang ingin menggunakan
Simpulan penelitian ini adalah melalui pendekatan yang serupa dalam
penerapan peralatan yang dimodifikasi pembelajaran kemampuan memukul
dapat meningkatkan hasil belajar bola. Bagi guru bidang studi
kemampuan memukul bola pada siswa Pendidikan Jasmani dan Olahraga
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Kesehatan dan Rekreasi, hasil
Gapura Kecamatan Watukumpul penelitian ini dapat digunakan sebagai
Kabupaten Pemalang tahun pelajaran suatu alternatif dalam melaksanakan
2014/2015. proses pembelajaran Penjaskesrek
khususnya yang berkaitan dengan
B. Implikasi peningkatan kemampuan kemampuan
Kemampuan guru dalam memukul bola yang efektif dan
mengembangkan materi, menarik yang membuat siswa lebih
menyampaikan materi, mengelola aktif serta menghapus persepsi siswa
kelas, metode yang digunakan dalam mengenai pembelajaran kemampuan
proses pembelajaran, serta teknik yang memukul bola yang pada awalnya
digunakan guru sebagai sarana untuk membosankan menjadi pembelajaran
menyampaikan materi. Faktor dari yang menyenangkan.
siswa yaitu, minat dan motivasi dalam C. Saran
mengikuti proses pembelajaran, 1. Bagi sekolah
ketersediaan alat/media pembelajaran Alat dan fasilitas yang digunakan
yang menarik dapat membantu siswa untuk pembelajaran ditambah atau
dalam mengikuti pembelajaran, dilengkapi, sehingga guru dalam
sehingga akan diperoleh hasil belajar hal ini dapat mengajar dengan baik
yang optimal.Penelitian ini juga dan siswa dapat menerima materi
memberikan deskripsi yang jelas dengan optimal.
bahwa, dengan penerapan pendekatan 2. Bagi Guru Pendidikan Jasmani
yang sesuai dengan latar belakang Olahraga dan Kesehatan
masalah yang terjadi serta sesuai
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 32
Dalam pembelajaran kemampuan
memukul bola, sebaiknya dalam
penyampaian materinya ditambah
dengan permainan, yaitu permainan
yang mengarah pada teknik atau
materi inti yang akan dilaksanakan.
3. Bagi Siswa
Bersikap aktif dan bersungguh-
sungguh, serta memiliki motivasi
dalam mengikuti pembelajaran,
sehingga pembelajaran yang diikuti
akan lebih bermanfaat.

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 33


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gafur, 1983:8-9 diunggah, http://cahyoword77. wordpress.com


/2013/05/01/pengertian-pendidikan-jasmani-kesehatan-rekreasi-pjkr/ Rabu,
tanggal 8 Januari 2014, pukul, 14.33 WIB
AipSyamsudindanMuladi 199 .Pendidikan Jasmanidan Kesehatan. Departemen
PendidikandanKebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan.
Arman Abdullah dan Agus Manadji 1994. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Proyek
Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Bismo Suryanto dkk. 2006. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas IV.
WidyaUtama Jakarta
Cholik Mutohir, 1992 diunggah dari http://cahyoword77. wordpress.com
/2013/05/01/pengertian-pendidikan-jasmani-kesehatan-rekreasi-pjkr/ Rabu,
tanggal 8 Januari 2014, pukul, 14.33 WIB
Harsono. 1993. Model bermain Kondisi Fisik. Jakarta : KONI Pusat.
James G. Hay. 1985. The Biomechanic of Sport Techniques.New York : Prentice Hall, Inc.
Englewoood Cliffs.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur. 2007. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Malang :
Bumi Aksara.
M. Sajoto, 1988. Peningkatan Kondisi Fisik dalam Olahraga.Semarang : Dahara Prize
PedomanPenulisanSkripsi. 2009. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas maret. Surakarta.
Sugiyanto, 2006, Perkembangan dan Belajar Motorik , Universitas Terbuka, Jakarta
Sudjana, Nana. 2009. Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru
Algesindo.
Suharno HP, 1985. Ilmu Kepemodel bermain Olahraga. Yogyakarta : FPOK. IKIP.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktik. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Syamsir Azis, 2006, Permainan Kecil Di Sekolah Dasar , Universitas Terbuka, Jakarta
Tri Hananto Budi Santoso, dkk. 2007. Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan.
Jakarta : Yudhistira.
Waluyo. Pakem Dalam Penjas. Jurusan Pendidikan dan Olahraga Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 34


Analisis Gerak Dasar Panjat Tebing

Djoko Nugroho
Universitas Sebelas Maret

Pelatih dan atlet serta pembina panjat tebing hendaknya selalu melakukan evaluasi
dan penilaian terhadap tingkat kemampuan teknik yang dicapai dengan menggunakan
pendekatan sport saince yaitu menganalisis gerakan gerakan teknik di semua kelas panjat
tebing secara biomekanika. Dengan pendekan tersebut akan tercapai tujuan dan manfaat
latihan, pencapaian prestasi puncak tidak dengan pendekatan konvensional saja walaupun
hal tersebut kadang masih dilakukan oleh banyak pelatih di Indonesia.

PENDAHULUAN
Kompetisimemanjattebingataudindin ditempuh untuk meningkatkan prestasi
gbuatanterbagikedalambeberapakategori, olahraga panjat tebing secara nasional
yaitu berdasarkan peserta dan teknik diantaranya yaitu dengan pemassalan,
pemanjatan.Berdasarkan kategori teknik pembibitan, pemanduan bakat,
pemanjatan dibagi menjadi 3 yaitu peningkatan prasarana dan sarana, serta
tingkat kesulitan (difficulties), bouldering penerapan ilmu pengetahuan dan
dan kecepatan memanjat (speed) teknologi dalam pelatihan.
(Koneman, 1999:150). Berdasarkan Analisis gerak dasar panjat tebing
peserta dapat diklasifikasikan menjadi : sangat membantu atlet dan pelatih dalam
perlombaan kelompok putra, kelompok menuju prestasi puncak, dalam latihan
putri dan beregu. Pada event perlombaan banyak sekali kelemahan yang sering
1 orang pemanjat diperbolehkan dilakukan oleh atlet maupun pelatih salah
mengikuti lebih dari 1 nomor satunya belum mengenal akan
perlombaan. Hal ini memberikan pendekatan sport saince, didalam
kesempatan kepada pemanjat untuk pendekatan sport saince komponen-
mendapatkan lebih dari 1 medali emas. komponen yang mendukung pencapaian
Prestasi olahraga panjat tebing tidak prestasi bisa dianalisis semuannya,
dapat dicapai dengan serta merta. seperti komponen fisik, mental, sarana
Berbagai strategi dan upaya pembinaan dan prasaran pendukung, makanan, dan
perlu ditempuh dalam rangka untuk teknik. Teknik dalam alahraga panjat
meningkatkan perkembangan prestasi tebing sangatlah komplek dikarenakan
olahraga panjat tebing. Upaya yang dapat gerakan dalam panjat tebing adalah
melawan gravitasi bumi sehingga
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 35
diperlukan penguasaan teknik yang Pemanjat tebing selalu menggunakan
sempurna, untuk menguasai teknik yang tangan untuk bekerja mengangkat tubuh
sempurna tersebut diperlukan analisis ke atas. Seluruh bagian tangan terlibat
secara biomekanika yang bertujuan pada gerakan mengangkat tubuh ke atas.
untuk mencari gerakan yang paling Lengan dapat dibagi tiga bagian yaitu
efektif dan efisien. lengan atas (brachium), lengan bawah
Analisis gerak dasar panjat tebing (ante brachium) dan tangan (manus).
dengan biomekanika akan memberikan Lengan saat mengangkat beban dalam
pengertian secara keseluruhan kepada panjat tebing benyak sekali otot-otot
pelatih dan atlet tentang segala bagian yang bekerja dan terjadi kontraksi antar
tubuh manusia yang mendukung gerakan otot. Untuk melihat tugas, gerakan dan
yang dilakukan, seperti bagian tulang, otot-otot yang terlibat pada gerakan
otot, sendi, sendi pengungkit, sudut-sudut lengan diperlukan analisis gerakan secara
sendi tubuh yang efesien dalam biomekanika.
pemanjatan, otot penggerak utama dan Keterangan:
otot penggerak pembantu dan bagian- P.M. : Penggerak utama
bagian tubuh manusia yaitu tubuh bagian Asst : Penggerak pembantu
bawah dan tubuh bagian atas.
Pengertian atlet terutama pelatih
panjat tebing tentang analisis
biomekanika gerak dasar panjat tebing
diharapkan dapat mengatasi
permasalahan dan kesalahan dalam
melatih/berlatih untuk mencapai prestasi
puncak, analisi gerak dasar yang perlu di Gambar 9. Gerakan Tangan Pada
mengerti oleh atlet dan pelatih serta Articulatio Interphalangea
pembina tersebut bisa bermanfaat (Grant, S. 2007)
untukdasar menentukan program latihan Pergerakan tangan di setiap katagori
dan penguasaan teknik panjat secara selalu berbeda menurut target yang akan
efisien dan berujung pada pencapaian dicapai, untuk gerakan tangan pada
prestasi puncak panjat tebing. articulatio interphalangea sering
ANALISIS GERAK DASAR PANJAT dilakukan pada saat melakukan
TEBING pemanjatan katagori difficulty, katagori
1) Analisis Gerak Tangan ini banyak terdapat tonjolan-tonjolan
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 36
besar dan memungkinkan atlet untuk a. Otot penggerak utama
melakukan dengan pegangan dua tangan. (agonis)
Dalam setiap gerakan lengan juga perlu a.)m. flexor digit orumprofundus,
diperhatikan poin yang akan dilalui otot ini akan menyebabkan flexi
sehingga bisa memperkirakan berapa pada articulatio interphalangea
sudut yang akan terbentuk oleh lipatan distalis.
siku sehingga atlet bisa mengevisienkan b.)m. flexor digitorum
tenaga yang akan dikeluarkan, semakin superficialis, otot ini akan
lebar sudut lipatan siku semakin besar menyebabkan flexi pada
pula tenaga yang dibutuhkan untk articulatio interphalangea
mengangkat tubuh ke atas. Sudut yang proximalis.
paling ideal dalam kelas kesulitan yaitu c.)m. flexorcarpiradialis
90,8 derajat. d.)m. flexorcarpiulnaris
e.)m. flexordigitorumsublimis
f.) m. flexorpollicislongus
b. Antagonis :
a.)m. extensordigitorum (dan m.
extensorindicisuntukjari ke-2,
dan m.
abductordigitiminimiuntukjari

Gambar 10. SudutSikuLengan ke-5).


b.)m. extensorcarpiradialisbrevis

Di dalampemanjatanperankekuatanjari- c.)m. extensorcarpiulnaris

jaritanganmenjadikuncikeberhasilandala d.)m. extensordigitorumcommunis

mpenyeleseainsebuahrute.Peran setiap e.)m. extensorpollicislongus

otot pada jari-jari tangan saling bersinergi c. Sinergis :

sehingga pemanjat mempunyai tumpuan a.)m. deltoideus

yang kuat di sebuah bidang/poin sekecil b.)m. pectoralismayor

apapun. Otot-otot yang bekerja pada jari- c.)m. supraspinatus

jari tangan adalah sebagai berikut : d.)m. trapezius

1) Flexi pada jari tangan


Otot-otot yang bekerja pada gerakan
tersebut antara lain:

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 37


Menggantung yang mengangka n tubuh
menggunakan tangan melibatkan otot-
otot telapak tangan, lengan bawah,
lengan atas dan otot bahu. Gerakan
mengangkat tubuh dilakukan dengan
menekuk siku dan bahu. Siku adalah
suatu sambungan engsel yang dibentuk
oleh the humerus and ulna. Tulang sendi
bahu-paha membentuk antara tulang
lengan atas (humerus) dan tulang belikat
Gambar 11. Gerakan Mengangkat Tubuh (scapula).
Menggunakan Lengan Bagian Atas Tabel 2. Analisis Gerakan Menggantung
(Grant, S. 2007) Dan Mengangkat Tubuh

2) AnggotaGerakBagianAtas Tulan
Otot yang
a. Tangan dan Lengan Daerahsam g-
Gerakan kontraksi
a) ototflexor dari tangan dan bungan tulang
(agonis)
lengan (agonis) sendi
b) ototextensor dari tangan dan
Hume
lengan (antagonis) Horizont Posterior
rus
b. Lenganatas al deltoids
Bahu dan
a) m. triceps (agonis) hyperext danlatissi
scapul
b) m. biceps (antagonis) ension musdorsi
a
c. Bahu (abduksi)
Anterior
a) m. deltoideus
Humer Horizont deltoids
b) m. pectoralismayor Shoulder/
us and al and
c) m. supraspinatus Bahu
scapula flexion Pectoralis
d) m. pectoralisminor
major
e) m. serratus anterior
Humer
Elbow/ Biceps
us and Flexion
Siku brachii
ulna

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 38


Sumber :
(http://www.brianmac.co.uk/moveanal.ht
m)

1) Analisis Gerakan Kaki


Gerakan kaki di olahraga panjat tebing
dapat diefisienkan secara mekanika
apabila atlet mengetahui akan prinsip-
prinsip biomekanika, dalam gerakan
pergelangan kaki system tuas dapat
berubah tergantung pada proses
pemanjatan atau poin pemanjatan yang
akan dilalui. Seperti pada saat ujung jari
kaki akan menapaki poin, ujung kaki Gambar 13. Gerakan Memanjat
akan mengetuk-ngetuk pada poin, telapak Menggunakan Kaki
kaki berputar pada pergelangan kaki, (Grant, S. 2007)
gerakan ini menggunakan system tuas I,
sedangkan pada saat tumit diangkat untuk Gerakan kaki dalam panjat tebing
berpindah ke poin selanjutnya akan merupakan tumpuan utama selain
terjadi gerakan telapak kaki berputar tumpuan tangan, pada saat pemanjatan di
pada bola kaki, gerakan ini menggunakan kelas kesulitan sering sekali terjadi saat
system tuas kelas II. istirahat di setiap rute pemanjatan.
sehinggapemanjatbisamenyusunstrtegipe
manjatanberikutnya, pada saat istirahat
ini pemanjat harus menentukan poin
mana yang akan dipilih agar supaya
beban tubuh berada pada titik yang
seimbang dan posisi kaki tidak banyak
menahan beban tubuh yang terlalu berat.
Sistem tuas I Agar supaya posisi istirahat dalam
Sistem tuas II pemanjatan di kelas kesulitan bias efesien
Gambar 12. Sistem Tuas Pada Gerakan dan menguntungkan maka pemanjat
Kaki harus memperhatikan sudut yang akan
(Imam Hidayat, 2007 :255) terbentuk oleh tungkai antara tungkai atas
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 39
dan tungkai bawah. Sudut yang paling
ideal pada saat istirahat menurut analisis
gerak dengan menggunakan soft ware
drak fish yaitu 90, 6 derajat.

Gambar 15. Sudut Tungkai Pijakan


Setelah Istirahat

Selain sudut yang diperhatikan yang


paling penting adalah kekuatan otot-otot
yang terletak pada tungkai, di dalam
Gambar 14. Posisi Sudut Tungkai Saat
pemanjatan terjadi kontrksi otot-otot di
Istirahat
sekitar kaki yang mengakibatkan
terjadinya sebuah gerakan yang
Dalam kondisi istirahat memungkinkan
direncanakan.Gerakan yang terjadi saat
pemanjat untuk menyusun langkah
menggunakan kaki pada panjat tebing
selanjutnya, penentuan langkah
antara lain :
selanjutnya harus memperhatikan juga
a) Plantairflexi
akan sudut tungkai, dengan demikian
Otot-otot yang terlibat pada gerakan plant
maka pemanjat akan memilih poin mana
air flexi antara lain :
yang akan dijadikan pijakan sehingga
a. Agonis :
tenaga yang akan dikeluarkan benar-
a) m. gastrocnemius
benar efesiaen. Menuru tanalisis soft
b) m. soleus
ware drak fish pijakan setelah istirahat
c) m. peroniuslongus
yang harus dipilih harus membentuk
d) m. peroniusbrevis
sudut 92, 7 derajat, seperti pada gambar
e) m. flexorhallucislongus
berikut ini
f) m. tibialisposterior
g) m. flexordigitorumlongus
b. Antagonis :
a) m. tibialisanterior
b) m. extensordigitorumlongus

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 40


c) m. extensorhallucislongus an kontraksi
c. Hip extention : (agonis)
a) m. hamstring
Gluteal muscles
b) m. gluteusmaximus
(gluteus
d. Kneeextention :
maximus and
Musculus quadriceps
Extension gluteus
and minimus) and
pinggul
hyperextensi Hamstrings
on (biceps femoris,
semimembranos
us,
semitendinosus)

Quadriceps
group of
muscles (rectus
femoris,

Gambar 16. Gerakan Eversi Pada Kaki lutut Extension vastusmedialis,

(Grant, S. 2007) vastuslateralis

Gerakan Eversi : and

1) Agonis : vastusintermedi

a) m. extensordigitorumlongus alis)

b) m. peroneusbrevis Pergelang Plantar


Gastrocnemius
2) Antagonis : an kaki flexion
a) m. flexordigitorumlongus pinggul Flexion Iliopsoas
b) m. tibialisposterior
Hamstrings
c) m. flexorhallucislongus
(bicepsfemoris,
d) m. tibialisanterior
lutut Flexion semimembranos
us,
Tabel 3. Analisis Kaki Pada Saat
semitendinosus)
Memanjat
Pergelang Dorsi
Tibialis anterior
an kaki flexion
Sambung gerakan Otot yang

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 41


Sumber : serta pembina panjat tebing
(http://www.brianmac.co.uk/moveanal.ht menggunakan rangkaian analisis
m) biomekanika . Dalam hal ini pelatih
Gerakan tungkai pada saat memanjat panjat tebing dapa tmenggunakan
adalah suatu gerakan di daerah sagital rangkaian analisis gerak dasar panjat
plane disekitar trans verse axis dan tebing secara biomekanika.
melibatkan pinggul, lutut dan sambungan
mata kaki (ankle joints). Tulang pada
pinggul yang dilibatkan adalah femur dan
cekungan pada tulang panggul
(Pelvicgirdle). Tulang lutut yang
dilibatkan adalah femur dan tibia yang
menjadi satu engsel sambungan. Tulang
mata kaki yang dilibatkan adalah tibia
dan calcaneus dari sebuah sambungan
modifikasi.
PENUTUP
Pelatih dan atlet serta pembina
panjat tebing hendaknya selalu
melakukan evaluasi dan penilaian
terhadap tingkat kemampuan teknik yang
dicapai dengan menggunakan pendekatan
sport saince yaitu menganalisis gerakan
gerakan teknik di semua kelas panjat
tebing secara biomekanika. Dengan
pendekan tersebut akan tercapai tujuan
dan manfaat latihan, pencapaian prestasi
puncak tidak dengan pendekatan
konvensional saja walaupun hal tersebut
kadang masih dilakukan oleh banyak
pelatih di Indonesia.
Dalam melakukan evaluasi
terhadap kemampuan teknik atlet panjat
tebingnya, hendaknya pelatih dan atlet
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 42
DAFTAR PUSTAKA

Bloomfield, J., Ackland, T.R. & Elliott, B.C. 1994. Applied Anatomy and Biomechanics
in Sport. Victoria: Blackwell Scientific Publication

Grant, S. 1996. This study analyses performance, anthropometric and muscle strength
characteristics in elite rock climbers.
www.trainingforclimbing.com/new/research/grant1996.shtml - 18k

_______. 2007 Performance, anthropometric and muscle strength characteristics in elite


rock climbers.www.cababstractsplus.org

Imam Hidayat. 2007. Biomekanika. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia


(http://www.brianmac.co.uk/moveanal.htm)

Konemann. 1999. All About Sports. Sport Climbing.Washington : La Sietta Press

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 43


NILAI: PENIPUAN, SPORTIVITAS, DAN ETIKA DALAM
OLAHRAGA DAN PENDIDIKAN JASMANI

Sarwono
Universitas Sebelas Maret

Kontribusi olahraga dan pendidikan jasmani telah menunjukkan konsistensi dalam


mendeskripsikan nilai-nilai pokok kehidupan manusia. Pendidikan adalah segenap upaya
yang memengaruhi pembinaan dan pembentukan kepribadian, termasuk perubahan
perilaku. Olahraga pada hakikatnya merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan. Dan
ternyata olahraga merupakan sekolah kehidupan terbaik. Dalam konteks
pengembangan definisi olahraga biasanya mencakup kegiatan yang luas dan spektrum
kegiatan inklusif yang sesuai bagi orang-orang dari semua usia dan kemampuan, dengan
penekanan pada nilai-nilai positif dari olahraga. Untuk kepentingan pembangunan
khususnya, The UN Inter-Agency Task Force on Sport for Development and Peace,
mendefinisikan olahraga sebagai semua bentuk aktivitas jasmani yang berkontribusi terhadap
kebugaran jasmani, kesehatan mental dan interaksi sosial, seperti bermain, rekreasi, olahraga
kompetitif terorganisasi, olahraga tradisional dan permainan, sedangkan pendidikan jasmani
sebagai semua yang mencakup istilah, kebugaran, keterampilan, gerak, tari, rekreasi, kesehatan,
permainan dan olahraga ditambah nilai yang sesuai dan pengetahuan masing-masing. Definisi ini
telah diterima oleh beberapa Negara pendukung olahraga khususnya untuk pembangunan
dan perdamaian.
Pada tulisan ini, penulis menerapkan aksiologi, subdivisi filsafat yang membahas
nilai-nilai dalam etika dan estetika.

Kata Kunci : nilai-nilai dalam etika dan estetika.

A. Pendahuluan memperoleh pengetahuan yang paling


hakiki. Dalam filsafat olahraga ada
Dalam stuktur ilmu
beberapa konsep yang memerlukan
keolahragaan di Indonesia, filsafat
pengkajian dan pemahaman secara
olahraga terklasifikasi dalam rumpun
mendalam, mengakar, dan komprehensif.
ilmu pengetahuan humaniora (IKIP
Adapun konsep itu sendiri berarti mental
Surabaya, 1998:
image, sebuah abstraksi dari fenomena
25). Sebagai subdisiplin ilmu baru
yang tampak berdasarkan persepsi
yang telah mapan, filsafat olahraga
terhadap fakta yang dapat ditangkap
seperti filsafat pada umumnya berusaha
melalui penginderaan. Di dalam konsep
untuk memahami hakikat atau esensi,
itu terdapat makna tertentu, dan
mempersoalkan isu-isu olahraga dan
perbedaan makna terjadi karena setiap
pendidikan jasmani secara kritis guna

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 44


idividu memperoleh dan memiliki terbaik. Dalam konteks pengembangan
persepsi yang berbeda-beda tentang definisi olahraga biasanya mencakup
objek yang diamatinya. Beberapa istilah kegiatan yang luas dan spektrum
sebagai konsep dasar dalam kajian kegiatan inklusif yang sesuai bagi orang-
filsafat olahraga, juga mengalami orang dari semua usia dan kemampuan,
penafsiran yang beragam. dengan penekanan pada nilai-nilai positif
Kajian filsafat olahraga ini dari olahraga. Untuk kepentingan
berpusat pada masalah Nilai: Penipuan, pembangunan khususnya, The UN Inter-
Sportivitas, dan Etika dalam Olahraga dan Agency Task Force on Sport for Development
Pendidikan Jasmani. Memasuki abad ke- and Peace, mendefinisikan olahraga
21 kini dalam berbagai kesempatan, sebagai semua bentuk aktivitas jasmani
pemuka masyarakat, para figur dan yang berkontribusi terhadap kebugaran
tokoh pendidikan kembali menyuarakan jasmani, kesehatan mental dan interaksi sosial,
dan menekankan, betapa pentingnya seperti bermain, rekreasi, olahraga kompetitif
nation and character building. terorganisasi, olahraga tradisional dan
Sebagaimana dalam ungkapan permainan, sedangkan pendidikan jasmani
monumental-klasik Soekarno yang
sebagai semua yang mencakup istilah,
menyatakan bahwa olahraga selain
kebugaran, keterampilan, gerak, tari, rekreasi,
digunakan sebagai alat pembentuk
kesehatan, permainan dan olahraga ditambah
jasmani, olahraga juga berfungsi sebagai
nilai yang sesuai dan pengetahuan masing-
alat pembangun mental dan rohani yang
masing. Definisi ini telah diterima oleh
efektif. Ide dan keyakinan itu sejatinya
beberapa Negara pendukung olahraga
terkait erat dengan penguatan nilai-nilai
khususnya untuk pembangunan dan
inti yang menjadi landasan kekuatan
perdamaian.
hidup berbangsa dan bernegara.
Pada tulisan ini, penulis
Kontribusi olahraga dan
menerapkan aksiologi, subdivisi filsafat
pendidikan jasmani telah menunjukkan
yang membahas nilai-nilai dalam etika
konsistensi dalam mendeskripsikan nilai-
dan estetika. Etika berkaitan dengan isu
nilai pokok kehidupan manusia.
moral benar dan salah, dan estetika
Pendidikan adalah segenap upaya yang
membahas bagaimana penilaian dibuat
memengaruhi pembinaan dan
tentang apa yang indah dan jelek.
pembentukan kepribadian, termasuk
Pendidikan di suatu masyarakat mana
perubahan perilaku. Olahraga pada
pun, berusaha untuk mengembangkan
hakikatnya merupakan bagian dari
suatu karakter yang menunjukkan
pendidikan keseluruhan. Dan ternyata
perilaku yang lebih disukai. Adapun isu
olahraga merupakan sekolah kehidupan
tentang penipuan dalam olahraga dan
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 45
pendidikan jasmani itu adalah nyata Bertens (2013b: 111)
adanya. Penipuan (deception) atau menegaskan, nilai adalah the
kecurangan (cheating) merupakan isu lama addressee of a yes, sesuatu yang
dan hingga kini masih menjadi bahan ditujukan dengan kata ya kita.
perbincangan. Isu tersebut semakin
Memang, nilai adalah sesuatu
marak karena yang dimaksud penipuan
yang kita iakan atau kita aminkan.
atau kecurangan di sini tidak hanya
Nilai selalu mempunyai konotasi
dalam pengertian sengaja mengelabuhi
atau mengecoh lawan dengan siasat positif. Sebaliknya, sesuatu yang

tertentu, tetapi juga berkaitan dengan kita jauhi, sesuatu yang membuat
pemakaian obat terlarang atau doping kita melarikan diri adalah lawan
(pendadahan). Kecurangan dan dari nilai, yakni non-nilai atau
kecurangan yang baik adalah isu disvalue, dan konotasinya negatif.
yang penting dalam etika olahraga.
Dari perspektif sejarah, nilai
Sedangkan isu sportivitas dan etika
merupakan suatu tema filosofis
dalam olahraga dan pendidikan jasmani
yang berumur agak muda. Baru
menarik dikemukakan terkait dengan
pemaknaan penipuan atau kecurangan pada akhir abad ke-19 tema ini
dalam konteks nilai-nilai budaya mendapat kedudukan mantap
olahraga yang dipraktikkan manusia dalam uraian-uraian atau kajian
pada umumnya. filsafat akademis, setidaknya
secara eksplisit. Namun secara
B. Pembahan
implisit nilai sudah lama
1. Esensi Nilai dalam Olahraga
memegang peranan dalam
dan Pendidikan Jasmani
pembicaraan filsafat, sejak Plato
Tidak mudah untuk
menempatkan ide baik paling
menjelaskan apa itu suatu nilai
atas dalam hierarki ide-ide
atau values. Setidaknya dapat
(Bertens, 2013a: 134). Dan
dikatakan bahwa nilai
sesudah Plato, kategori baik
merupakan sesuatu yang
praktis tidak pernah lagi terlepas
menarik bagi kita (manusia),
dari fokus perhatian filsafat,
sesuatu yang dicari, sesuatu yang
khususnya etika.
menyenangkan, sesuatu yang
Nilai sekurang-kurangnya
disukai dan diinginkan,
memiliki tiga ciri berikut: 1) Nilai
singkatnya, sesuatu yang baik.
berkaitan dengan subyek. Kalau

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 46


tidak ada subyek yang menilai, misalnya nilai pendidikan dan/atau nilai
maka tidak ada nilai juga; kehidupan manusia. Tanggung jawab dan
2. Nilai tampil dalam konteks kedamaian juga sebagai nilai moral.
praktis, dimana subyek ingin Keadilan adalah suatu nilai moral yang
membuat sesuatu. Dalam lain, agar bermakna, maka harus
pendekatan yang semata-mata diterapkan pada nilai manusiawi yang
teoretis, tidak akan ada nilai; lebih umum, misalnya, nilai
3. Nilai berkenaan dengan sifat- kepemimpinan presiden terhadap
sifat yang ditambah oleh subyek rakyatnya. Jadi, nilai- nilai yang
pada sifat-sifat yang dimiliki disebut sampai sekarang bersifat
oleh obyek. Oleh karena itu, salah pramoral. Nilai-nilai itu mendahului
satu cara yang sering digunakan tahap moral, tapi bisa mendapat
untuk menjelaskan apa itu nilai bobot moral, karena diikutsertakan
adalah memperbandingkannya dalam perilaku moral. Walaupun nilai
dengan fakta (Bertens, 2013b: moral biasanya menumpang pada nilai-
112).
nilai lain, namun ia tampak sebagai nilai
Yang dibicarakan tentang nilai pada
baru, bahkan sebagai nilai yang
umumnya tentu berlaku juga untuk
tertinggi. Hal itu bisa menjadi lebih
nilai moral. Tapi apakah kekhususan
jelas jika kita mempelajari karakteristik
suatu nilai moral? Apakah yang
atau ciri khusus nilai moral.
mengakibatkan suatu nilai menjadi nilai
Kontribusi olahraga dan
moral? Mari kita mulai dengan pendidikan jasmani telah menunjukkan
menggarisbawahi bahwa dalam arti konsistensi dalam mendeskripsikan
tertentu nilai moral bukan merupakan nilai-nilai pokok kehidupan manusia.
suatu kategori tersendiri di samping Pendidikan adalah segenap upaya yang
kategori-kategori nilai yang lain. Nilai memengaruhi pembinaan dan
moral tidak terpisah dari nilai-nilai jenis pembentukan kepribadian, termasuk
lainnya. Setiap nilai dapat memperoleh perubahan perilaku. Olahraga dan
suatu bobot moral, bila diikutsertakan pendidikan jasmani pada hakikatnya
dalam perilaku moral. Kejujuran, merupakan bagian dari pendidikan
misalnya, merupakan suatu nilai moral, keseluruhan. Kretchmar (1994: 113-

tapi kejujuran itu sendiri kosong, bila 115) telah mendaftar tiga formulasi nilai

tidak diterapkan pada nilai lain, seperti olahraga dan pendidikan jasmani, yakni:
pertama seperti telah dikenal sepanjang
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 47
awal tahun 1900-an, kedua Keterampilan mengacu pada tindakan
sebagaimana ditulis untuk menyongsong atau nilai-nilai kinerja dan sesuai
abad ke-21, dan ketiga untuk mengenali dengan tujuan psikomotor formulasi-1.
nilai-nilai dasar dari kedua formulasi Nilai terkait: kebijaksanaan praktis, tahu
lainnya. Formulasi-1: Empat tujuan bagaimana, kepandaian, melakukan dan
pokok olahraga dan pendidikan membuat, prestasi, dan kebebasan yang
jasmani, meliputi tujuan: organik, datang dengan kemampuan kreatif. Dan
psikomotor, afektif, dan kognitif. kesenangan mengacu pada nilai-nilai
Formulasi-2: Orang yang terdidik pengalaman dan sesuai dengan tujuan
secara jasmani/fisik, memiliki 5 afektif formulasi-1. Nilai terkait:
(lima) ciri berikut: telah belajar kepuasan, menyenangkan, kenikmatan
keterampilan yang diperlukan untuk indrawi, kegembiraan, kebermaknaan,
melakukan berbagai aktivitas jasmani, relaksasi, dan main-main.
berpartisipasi secara teratur dalam Memasuki abad ke-21 kini
aktivitas jasmani, bugar secara jasmani, dalam berbagai kesempatan, para figur,
tahu implikasi dan manfaat dari tokoh masyarakat dan tokoh pendidikan
keterlibatan dalam aktivitas jasmani, kembali menyuarakan dan menekankan,
dan nilai aktivitas jasmani dan betapa pentingnya nation and character
kontribusinya terhadap gaya hidup building, yang pernah menjadi tema
sehat. Formulasi-3: Empat nilai pokok, sentral dalam pembangunan era tahun
meliputi nilai-nilai: kebugaran, 1960-an, semasa pemerintahan
pengetahuan, keterampilan, dan Soekarno. Bung Karno berkeyakinan
kesenangan. Kebugaran mengacu pada bahwa selain digunakan sebagai alat
nilai-nilai biologis dan sesuai dengan pembentuk jasmani, olahraga
tujuan organik formulasi-1. Nilai terkait: merupakan alat pembangun mental dan
kehidupan itu sendiri, kelangsungan rohani yang efektif (Albertus, 2010:
hidup, semangat muda terus-menerus, 44- 51; 112-118). Salah satu tema
dan umur panjang. Pengetahuan yang mencolok dalam perbincangan
mengacu pada nilai-nilai informasi dan di bidang pembangunan olahraga
sesuai dengan tujuan kognitif formulasi- nasional adalah kebutuhan untuk
1. Nilai terkait: fakta ilmiah, membina dan sekaligus membentuk
pemahaman, pencerahan, karakter (watak) individu dan karakter
kebijaksanaan, dan kebebasan yang bangsa sebagai sebuah identitas
datang dengan pencahayaan. nasional melalui pendidikan pada

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 48


umumnya serta pendidikan jasmani berguna(Lutan & Motohir, 2001:
1).
dan olahraga pada khususnya. Karakter
dikembangkan melalui tahap Ungkapan klasik tersebut di atas
pengetahuan (knowing), pelaksanaan memosisikan sport dan physical education
(acting), dan kebiasaan (habit). Tahapan pada kedudukan yang amat strategis
secara utuh dapat dideskripsikan pada yakni sebagai alat pendidikan sekaligus
gambar 1 di bawah ini. Dan tema pembudayaan, yang tidak lain adalah
tersebut sejatinya terkait dengan proses pengalihan dan penanaman nilai-
penguatan nilai-nilai inti yang nilai luhur. Proses ini merupakan
menjadi landasan kekuatan hidup keniscayaan, sebagai sebuah prasyarat
berbangsa dan bernegara. yang memungkinkan manusia mampu
terus mempertahankan kelangsungan
hidupnya sebagai manusia. Dan boleh
jadi akan memperbaiki martabat
individu (manusia).
Tulisan ini sebagai bahan
kajian diskusi filsafat olahraga yang
memfokuskan pada masalah Nilai:
Penipuan, Sportivitas, dan Etika dalam
Olahraga dan Pendidikan Jasmani
Gambar 1: Keterkaitan Komponen Moral dalam
Pembentukan Karakter
(Zeigler, 1977: 33-65; Kretchmar,
1994: 89-176; Pearson, 1995: 263-265;
Baron Pierre de Coubertin, tokoh Roberts, 1996: 72-86; Binder, 2007: 65-
penggagas kebangkitan Olimpiade 122; Bertens, 2013b: 111-180). Pada
Modern dari Perancis, mengungkapkan tulisan ini, kita menerapkan aksiologi,
bahwa: subbagian filsafat yang membahas
Tujuan akhir olahraga dan nilai-nilai dalam etika dan estetika.
pendidikan jasmani terletak dalam
Etika berhubungan dengan isu moral
peranannya sebagai wadah unik
penyempurnaan watak, dan sebagai benar dan salah, dan estetika
wahana untuk memiliki dan
membentuk kepribadian yang membahas bagaimana penilaian dibuat
kuat, watak yang baik dan sifat tentang apa yang indah dan jelek.
yang mulia; hanya orang-orang
yang memiliki kebajikan moral Pendidikan di suatu masyarakat mana
seperti inilah yang akan menjadi
pun, berusaha untuk mengembangkan
warga masyarakat yang
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 49
suatu karakter (watak) yang olahraga di sekolah (ACHPER, 2009:
menunjukkan perilaku yang lebih 2).
disukai (Gutek, 2004: 6). Adapun isu
tentang penipuan dalam olahraga dan
pendidikan jasmani itu adalah nyata
adanya. Lutan (2001: 176)
menyatakan bahwa penipuan merupakan Gambar 2: Relationship of Fundamental Motor
Skill to Physical and Sport Education Curriculum
isu lama dan hingga kini masih menjadi
bahan perbincangan. Isu tersebut semakin Sedangkan gambar 3 berikut
marak karena yang dimaksud penipuan adalah jenis kategori olahraga menurut
di sini tidak hanya dalam pengertian Read dan Edward (dalam Thomas, 2001:
sengaja mengelabuhi wasit atau atlet www.activehealth.uou.edu.au/../Sport%20Catag.
untuk melanggar peraturan, atau
.).
mengecoh lawan dengan siasat tertentu,
tetapi juga berkaitan dengan
penggunaan obat terlarang atau
pendadahan. Cheating and the good foul are
important issue in sport ethics (Li-
Hong/Leo Hsu, 2005: 43). Sedangkan
isu sportivitas dan etika dalam
olahraga dan pendidikan jasmani
menarik dikemukakan terkait dengan
Gambar 3: Categorisation of Sports
pemaknaan penipuan atau kecurangan
dalam konteks nilai-nilai budaya 2. Nilai dan Penilaian dalam
Olahraga dan Pendidikan Jasmani
olahraga yang dipraktikkan manusia
pada umumnya. Oleh karena itu, skop Olahraga adalah sekolah yang ideal

atau ruang lingkup pendidikan jasmani bagi kehidupan manusia. Keterampilan-


keterampilan yang dipelajari melalui
dan deskripsi tentang kategori olahraga
bermain, pendidikan jasmani dan
perlu dikemukakan agar jalannya
olahraga adalah dasar holistik
diskusi menjadi lebih terfokus dan
pengembangan bagi kaum muda.
terarah. Gambar 2 berikut merupakan
Nilai-nilai keterampilan yang dimaksud,
ruang lingkup pendidikan jasmani dan seperti kerjasama komunikasi, dan
kepercayaan diri, sangat sportivitas,

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 50


menghormati diri sendiri dan dan Dalam kegiatan permainan dan
menghormati kepentingan mereka (lihat olahraga nilai dalam arti luas yang
boks). Olahraga sebagai wahana atau terlibat tidak selalu nilai moral, tetapi
forum bagi mereka untuk belajar juga nilai non-moral. Penalaran moral
bagaimana menghadapi persaingan, atau analisis logika juga tidak selalu
tidak hanya bagaimana kalah tetapi menempuh proses ilmiah, tetapi
juga bagaimana untuk menang. memakai sistem nilai lainnya yaitu
Olahraga adalah cara untuk emosi dan intuisi. Bila keterkaitan
membangun pemahaman tentang nilai- nilai moral diskemakan menjadi
nilai moral yang bersifat universal paradigma dari kepercayaan ke
(United Nations, 2003: 8). tindakan nyata.
Kejujuran dan kebajikan selalu Tindakan nyata orang dalam
terkait dengan kesan terpercaya, dan berolahraga, baik yang ideal maupun
terpercaya selalu terkait dengan kesan yang diperagakan atau dipraktikkan
tidak berdusta, menipu, atau sebenarnya dipengaruhi oleh motif dan
memperdaya. Hal itu terwujud dalam tujuan berbuat yang semuanya itu
tindak dan perkataan. Semua pihak berpangkal pada persepsi.
percaya bahwa wasit dan pemain Manakah diantara alternatif di
(atlet) dapat mempertaruhkan bawah ini yang akan Anda pilih,
integritasnya dengan membuat dikaitkan dengan sistem nilai yang
keputusan yang sportif (Newsletter Anda anut?: 1) menang,
O2SN, Edisi 1/1 Juli 2013: 2-3). bagaimanapun caranya; 2) memperoleh
Mereka terpercaya karena keuntungan sebanyak mungkin; 3)
keputusannya mencerminkan bermain, menang, atau kalah, tidak
kejujuran. Kejujuran adalah nilai moral menjadi masalah penting; 4) menang,

yang kedua, sedangkan nilai moral tetapi dalam batas-batas peraturan; dan

lainnya meliputi: keadilan (nilai moral 5) menang, berdasarkan peraturan, dan


sejalan dengan semangat untuk tetap
pertama), tanggung jawab (nilai moral
menghormati wasit dan lawan bermain.
ketiga), dan kedamaian (nilai moral
Bila Anda memilih opsi ke-1 dan ke-2,
keempat). Keempat nilai moral
maka Anda tergolong seseorang yang
tersebut mengkonstruksi terbentuknya
memandang kemenangan merupakan
nilai kepercayaan. Karena kepercayaan
tujuan akhir yang terpenting. Bila Anda
itu bersifat abstrak, maka tujuan yang
memilih opsi ke-3 maka Anda lebih
hendak dicapai adalah untuk
mementingkan nilai performa daripada
membumikan yang abstrak itu ke dalam
hasil. Dan bila Anda memilih opsi ke-
perbuatan atau tindakan yang konkret.
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 51
4 dan ke-5, maka Anda menilai bahwa sebenarnya ia bermaksud untuk
menang itu penting, tetapi hal itu memukul bola lob. Contoh-contoh jenis
menjadi baik apabila dilaksanakan penipuan ini merupakan kejadian-
dengan cara yang direstui masyarakat kejadian yang sering terjadi dalam
dan parameter peraturan. olahraga dan permainan, dan di sini
3. Penipuan dalam Olahraga dan
tidak perlu dipersoalkan atau diperumit.
Pendidikan Jasmani
Pertanyaan yang penting adalah apakah
Spirit setiap kegiatan olahraga dan tindakan- tindakan siasat penipuan
permainan merupakan usaha untuk
adalah etis atau tidak etis?
menipu wasit atau lawan seseorang
Sekaitan dengan penyataan dan
dengan sukses. Tesis yang diajukan di
pertanyaan di atas, kita memerlukan
sini adalah bahwa penipuan dalam
aturan pengalaman (rule of tumb) untuk
olahraga dan permainan tidak
sederhana, merupakan peristiwa atau memutuskan atas etika suatu tindakan.

kejadian yang rumit. Penipuan dapat Standar untuk memutuskan jika


dianalisis setidak- tidaknya ke dalam tindakan penipuan adalah tidak etis
dua jenis atau tipe: 1) siasat penipuan, seperti berikut. Jika suatu tindakan itu
dan 2) ketentuan penipuan Pada akhirnya, dirancang oleh seorang peserta yang
aturan pengalaman (rule of tumb) boleh turut dalam kegiatan dengan sengaja
jadi sebagai penentu untuk memutuskan mencampuri tujuan kegiatan, maka
atas etika tindakan-tindakan penipuan tindakan sebagaimana dilakukannya
yang jatuh ke dalam dua kategori dapat diberi label tidak etis.
tersebut. Apakah tujuan kegiatan
a. Siasat Penipuan pendidikan jasmani dan olahraga?
Mengapa tujuan olahraga ditetapkan
Siasat penipuan (deception) terjadi
seperti halnya permainan bola basket?
ketika seorang atlet menipu lawannya
Permainan sepak bola, atau permainan
ke dalam suatu pemikiran, ia akan
tenis? Penulis menganjurkan bahwa
bergerak ke kanan, namun sebenarnya ia
tujuan permainan dalam latar orang
akan bermaksud bergerak ke kiri
berolahraga adalah untuk menguji
bahwa ia akan memukul bunt dalam
keterampilan individu atau kelompok
softball atau baseball ketika ia
individu, melawan keterampilan
bermaksud untuk memukul line
individu atau kelompok individu yang
drive bahwa ia akan memukul
lain untuk menentukan siapa yang lebih
bola drive dalam tenis namun

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 52


istimewa kemahirannya, kegiatannya dalam kejadian-kejadian olahraga. Ini
baik dan terdefinisi. adalah jenis kegiatan dari sebagian atlet
Bagaimana keistimewaan yang berketerampilan tinggi daripada
permainan didefinisikan? atlet yang berketerampilan rendah, dan
Keistimewaan permainan adalah tidak kerena itu merupakan jenis kegiatan
lebih (dalam istilah definisi yang hati-hati) yang memberi kontribusi yang
daripada aturan itu sendiri. Aturan satu signifikan terhadap tujuan peristiwa
permainan berbeda dengan yang lain. atau kejadian olahraga. Siasat
Beberapa permainan mungkin memiliki penipuan adalah bukan cara yang
aturan yang mirip, meskipun demikian dirancang dengan sengaja mencampuri
aturan antara satu permainan dengan tujuan olahraga.
permainan yang lain adalah b. Ketentuan Penipuan
berbeda. Jika ditemukan permainan
Ketentuan penipuan terjadi ketika
dengan aturan yang persis sama antara
seorang telah berjanji turut serta dalam
sampul dan isi aturan buku, maka
satu jenis kegiatan, dan kemudian
disimpulkan bahwa aturan permainan
secara sengaja terlibat dalam jenis
itu adalah permainan yang sama. Jadi,
kegiatan lain. Contoh jenis penipuan
masalah identitas dan perbedaan
permainan adalah ditentukan oleh ini mungkin terjadi jika seorang

aturan tiap permainan. Permainan yang menandatangani kontrak untuk

serupa memiliki aturan yang sama dan mengajar ilmu pengetahuan politik,
perbedaan permainan memiliki aturan ditugaskan pada kelas ilmu politik, dan
yang berbeda. Permainan dikenali, kemudian berkampanye untuk calon
didefinisikan sebagai permainan yang politik tertentu. Bagaimana yang harus
ditentukan oleh aturannya. dikerjakan agar suatu tindakan
Jika tujuan olahraga adalah dilakukan paralel dalam situasi
menentukan siapa yang lebih istimewa berolahraga? Paradigma yang dipakai di
kemahirannya dalam permainan, dan sini menganjurkan bahwa: 1) dalam
jika suatu tindakan tidak etis adalah keadaan tertentu, komisi pengawas
seseorang yang merancang dengan pelanggaran dalam suatu permainan
sengaja mencampuri tujuan, maka sulit jatuh masuk ke kategori ketentuan
diketahui bagaimana tindakan siasat penipuan, 2) dalam keadaan tertentu,
penipuan dapat disebut tidak etis. tindakan pencemaran dapat diberi label
Faktanya, jenis penipuan adalah tidak sportif, dan 3) jenis-jenis
spirit/ruh dari faktor keterampilan
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 53
kecurangan tertentu dapat dikaitkan ke dilabeli tidak etis. Karena kriteria
tindakan yang layak atau pantas diberi kesengajaan adalah lepas dari
label tidak etis. pelanggaran tidak sengaja, maka
Telah disinggung sebelumnya bahwa ketidaksengajaan tindakan tidak berarti
suatu permainan dikenali, atau tidak etis. Kita biasanya
didefinisikan, sebagai permainan yang mengharapkan seseorang menerima
ditentukan oleh aturannya. Lagipula, hukuman untuk suatu pelanggaran,
kita semua akrab dengan fakta bahwa tetapi kita tidak akan menempatkan
permainan merupakan pemenuhan kesalahan moral kepada pelakunya.
terhadap kaidah atau aturan permainan Berikutnya, mari kita berbalik ke
khusus dimana kita melakukan seorang yang dengan sengaja
tindakan-tindakan tertentu, meskipun melakukan suatu pelanggaran sewaktu
melawan ketentuan yang berpartisipasi dalam konteks atau
disepakati. Ketika seseorang kompetisi olahraga. Jika tujuan
melakukan tindakan yang tidak sesuai pertandingan adalah untuk menentukan
dengan atau memenuhi aturan, ia siapa yang lebih mahir dalam suatu
dikatakan telah melakukan suatu permainan, maka kita dapat
pelanggaran, dan suatu hukuman mengatakan bahwa seorang pemain
ditetukan sebagai bagian hukum karena telah berjanji dengan lawannya untuk
tindakan yang dilakukan. Cara-cara saling menghargai tujuan olahraga.
dimana pelanggaran dilakukan dalam Dengan kata lain, ia telah
konteks olahraga dapat dibagi ke dalam mengontrak atau berjanji dengan lawan
dua kategori. Kategori pertama terdiri dan penontonnya (jika lebih dari satu)
atas semua pelanggaran yang dilakukan untuk main sepakbola, misalnya, untuk
dengan tidak sengaja, dan yang kedua menentukan tim siapa yang lebih mahir
adalah terdiri atas semua pelanggaran atau terampil dalam permainan
yang dilakukan dengan sengaja. sepakbola.
Pertama, mari kita pertimbangkan Penulis telah memberikan alasan
kasus pelanggaran yang tidak sengaja. lebih awal bahwa suatu permainan
Menurut kaidah dari pengalaman kita, tertentu adalah didefinisikan oleh
suatu tindakan harus dirancang aturannya bahwa ketentuan atau
dengan tenang dan berhati-hati, tidak aturan suatu permainan adalah definisi

tergesa-gesa mencampuri tujuan permainan itu. Jika ini adalah kasus,


seorang pemain yang dengan sengaja
kegiatan, agar tindakan yang dilakukan
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 54
melanggar aturan permainan, maka definisi permainan adalah aturan itu
dengan tenang dan berhati hati sendiri, maka jika di sana tidak ada
melarang yang bersangkutan bermain aturan bermain maka di situ tidak akan
permainan itu lebih lama. Ia boleh ada permainan. Karena itu, sekalipun
bermain (smutball = bolacabul), hukuman untuk pelanggaran termuat di
misalnya, tetapi ia janganlah bermain dalam buku peraturan permainan,
sepakbola. Ini adalah suatu kasus yang tindakan pelanggaran yang disengaja
disengaja menipu aturan permainan. adalah sungguh- sungguh di luar aturan
Jenis tindakan ini merupakan tindakan permainan.
yang dirancang mencampuri tujuan Berbagai argumentasi yang elok
permainan yang mereka lakukan. dapat dibuat untuk menuduh
Dapatkah itu ditentukan dua pemain pelanggaran yang disengaja. Hal itu
(tim) yang lebih mahir dalam suatu melanggar ruh ludik atau permainan,
permainan bila seorang dari pemain yang membicarakan tentang proses
(tim) tidak lengkap bermain permainan bermain sebagai alat belaka dalam
tertentu? Jika argumen-argumen yang pencarian kemenangan, dan
diberikan di sini benar hingga kini, merefleksikan suatu pandangan dari
maka kita dapat menyimpulkan bahwa seorang kompetitor sebagai musuh dan
perbuatan sengaja melanggar dalam tujuan dari keduanya daripada sebagai
olahraga adalah suatu tindakan yang teman sejawat dalam perlombaan elit.
tidak etis. Biasanya, ketika kita Semua kesenangan itu, bagaimanapun,
mengacu pada tindakan yang tidak mengecewakan akhirnya dan sebagian
etis, maka kita menyebutnya sebagai terbesar merusak kesaksian;
tindakan yang tidak sportif. penghianatan yang disengaja
Seorang mungkin membantah, menghancurkan bingkai perjanjian yang
dalam posisi ini, bahwa hukuman untuk sangat penting dalam menjalankan
pelanggaran juga termuat dalam buku olahraga. Kegiatan olahraga pun
peraturan suatu permainan tertentu, mungkin dilanjutkan dalam wajah atau
dan oleh karena itu, pelanggaran tidak di muka kecurangan yang menimbulkan
luar aturan permainan. Ternyata bencana, tetapi baik ada analisis logika
bantahan posisi ini adalah karena maupun tidak pengalaman intuisi
hukuman untuk pelanggar itu, semua memperbolehkan kita memanggil
tindakan adalah di dalam hukum. Jika apapun sebagai permainan kiri
ini adalah kasus, maka di sana akan (negatif) karena itu sama dengan
tidak ada guna memiliki aturan menghancurkan.
permainan. Akan tetapi, karena

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 55


4. Sportivitas dalam Olahraga dan dan tenang; mampu mengendalikan diri bila
Pendidikan Jasmani kalah, dan 6) tanggung jawab dan cinta
Sportivitas adalah sari pati damai; tidak suka main keras dan kasar.
olahraga dan pendidikan jasmani, dan Sportivitas adalah bagian dari
merupakan keniscayaan bagi kepribadian manusia.
perdamaian dan/atau kelangsungan Sportivitas mempunyai arti,
olahraga yang membawa kemaslahatan. seorang atlet harus memiliki sikap
Sportivitas memberikan kepada olahraga ksatria, adil dan jujur dalam bertindak
kualitas kemanusiannya. Sportivitas dan berperilaku terhadap lawan, dan
sangat penting dan perlu ditekankan mengikuti peraturan yang telah
dalam olahraga dan pendidikan jasmani ditetapkan atau disepakati bersama.
di sekolah, baik dalam olahraga rekreasi Sportivitas adalah permainan, adil
maupun olahraga prestasi kontes, menghormati aturan, perjanjian,
Agar olahraga bermakna dalam dan penghormatan terhadap pertandingan
kehidupan manusia, maka olahraga (Butcher & Schneider, 1998: 1-22).
dan pendidikan jasmani harus dibangun Pelaku bersedia mengakui keunggulan
dengan tiga prinsip, yakni: 1) sportivitas (kebenaran, keunikan, dan kemenangan)
merupakan nilai kesadaran moral yang lawan, dan mengakui kelemahan
selalu melekat bahwa lawan tanding
(kesalahan, kelelahan, dan kekalahan) diri
adalah kawan tanding yang diikat oleh
sendiri.
persaudaraan, 2) sportivitas mendasari
Dalam suasana bertanding itu
sikap, dan sikap mendasari perilaku
ada pihak yang bermain dan ada
untuk berbuat, dan 3) sportivitas
persamaan hak yang diatur oleh
penting sekali baik pada olahraga amatir
peraturan. Selain itu, ada satu tujuan
maupun profesional.
yang ingin dicapai, dan pencapaian
Sportivitas adalah bentuk harga
tujuan itu diawasi oleh wasit. Sesuai
diri yg tercermin dari aspek: 1)
dengan makna istilah yang digunakan,
kejujuran dan keadilan; mengedepankan
wasit itu adalah orang yang bersifat
nilai moral, 2) rasa hormat terhadap tidak memihak. Untuk itulah
lawan; kalah atau menang, 3) sikap dibutuhkan kesiapan semua pihak, baik
ksatria dan tanpa pamrih, 4) tegas dan wasit maupun pemain untuk berperilaku
berwibawa; tidak terpengaruh walau lawan sportif dalam rangka menjaga keutuhan
tidak sportif, 5) rendah hati bila menang permainan, dan barang siapa yang

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 56


melanggar peraturan dengan semena- mencetak gol lewat Paolo Di
Canio yang mendapat umpan
mena, maka dia atau regunya disebut silang. Alih-alih menyundul
menghancurkan permainan. bola ke gawang yang sudah
kosong, Paolo Di Canio justru
Keinginan untuk sungguh- memilih untuk menangkap
sungguh menjaga keutuhan permainan, bola dengan tangannya.
Pasalnya Paolo Di Canio
tampak jelas ketika sekelompok anak melihat kipper Everton, Paul
Gerrard, tengah terkapar di
bermain. Mereka menerapkan
luar kotak pinalti karena
peraturannya sendiri dan setiap anak cedera. Lutut Paul Gerrard
terkilir ketika berusaha
berupaya untuk mematuhi ketentuan membuang bola beberapa saat
yang disepakati. Kesepakatan itu lahir sebelumnya. Pertandingan
akhirnya berakhir imbang,
dari dorongan bahwa proses bermainlah dan Paolo Di Canio mendapat
yang diutamakan Silang sengketa di FIFA Fair Play Award (Newsletter
O2SN, Edisi 1/1 Juli 2013: 2-3).
antara mereka dapat dengan segera
2) Legenda Jerman dan
diatasi karena didorong oleh semangat Bayern Munich, Oliver
bermain yang sejati. Kahn, juga pernah
memperoleh FIFA Fair Play
Karena permainan pada orang Award setelah melakukan
dewasa sudah dicampuri oleh aneka tindakan simpatik. Saat itu,
Bayern Munich menjadi
kepentingan dan motif, maka keutuhan juara Liga Champion
setelah mengalahkan Valencia
permainan sukar dijaga. Fenomena itulah di final. Alih-alih merayakan
yang membedakan permainan anak-anak kemenangan itu bersama
rekan-rekannya, Oliver
dan orang dewasa. Dalam konteks Kahn justru untuk memilih
permainan orang dewasalah justru kian untuk menghibur kipper lawan,
Santiago Canizares, yang
dituntut pengamalan sportivitas kecewa berat karena timnya
(sportsmanship or fair play), karena hanya bisa menjadi runner up.
Akhirnya tindakan Oliver
olahraga sudah berada dalam ancaman Kahn ini diikuti oleh pemain-
pemain Bayern yang lain
yang membahayakan eksistensinya. (Newsletter O2SN, Edisi 1/1 Juli
Dalam dunia sepak bola 2013: 2-3).
Internasional, ada dua contoh tindakan
Olahraga dengan segala aspek dan
sportif yang patut diteladani: dimensi kegiatannya, lebih-lebih
1) Adalah yang dilakukan Paolo yang mengandung unsur kompetisi
Di Canio. Saat itu, West atau pertandingan, harus disertai
Ham tengah berimbang 1-1 dengan sikap dan perilaku yang
melawan Everton di Premier didasarkan pada kesadaran moral.
League. Pertandingan sudah Sikap itu menyatakan kesiapan
memasuki babak akhir dan untuk berbuat dan berperilaku
The Hammers punya peluang sesuai dengan peraturan. Bahkan,
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 57
kesiapan itu tidak hanya loyal kepada berbagai pihak yang menjadi
terhadap ketentuan yang tersirat,
tetapi juga kesanggupan untuk pelaku olahraga yang menunjukkan
membaca dan memutuskan perilaku yang terpuji yang terliput
pertimbangan berdasarkan kata
hati, Kepatutan tindakan itu dalam konsep sportivitas.
ditengarai oleh sinar yang
bersumber dari dunia batiniah. 5. Etika dalam Olahraga dan
Dalam dokumen yang mutakhir, Pendidikan Jasmani
oleh Dewan Olahraga Eropah
(1993) disebutkan definisi Etika adalah salah satu cabang
fair play atau sportivitas sebagai: filsafat, yang mencakup filsafat moral
lebih dari sekadar atau pembenaran-pembenaran filosofi.
bermain dalam aturan.
Sportivitas itu menyatu Bertens (2013b: 1-32) membedakan tiga
dengan konsep persahabatan arti etika, yakni: 1) ilmu tentang apa
dan menghormati yang lain
dan selalu bermain dalam yang baik dan apa yang buruk dan
semangat sejati. Sportivitas tentang hak dan kewajiban moral; 2)
dimaknakan sebagai bukan
hanya unjuk perilaku. Ia kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
menyatu dengan persoalan dengan moral; dan 3) nilai benar dan
yang berkenaan dengan
dihindarinya ulah penipuan, salah yang dianut suatu golongan atau
main berpura-pura atau main
masyarakat. Sebagai suatu falsafah, etika
sabun, doping, kekerasan
(baik fisik maupun ungkapan olahraga berkenaan dengan moralitas
kata-kata), eksploitasi,
beserta persoalan- persoalan dan
memanfaatkan peluang,
komersialisasi yang berlebih- pembenaran-pembenarannya. Dan
lebihan atau melampaui batas
dan korupsi (Lutan, 2001: moralitas merupakan salah satu instrumen
110). kemasyarakatan apabila suatu kelompok

Berkenaan dengan hal itu sosial menghendaki adanya penuntun

kiranya perlu disebarluaskan di tindakan untuk segala pola tingkah laku


yang disebut bermoral. Maka moralitas
Indonesia, gagasan dan praktik
akan serupa dengan hukum di satu
berolahraga dan pendidikan jasmani
pihak dan etiket di pihak lain.
yang dijiwai oleh semangat sportivitas.
Moralitas memiliki pertimbangan-
Untuk itu, alangkah baiknya jika selalu
pertimbangan jauh lebih tinggi tentang
dapat diterapkan praktik-praktik yang
apa yang disebut kebenaran dan
memperkokoh pengalaman perilaku
keharusan. Sanksi etiket dalam bermain
yang adil dan jujur. Sangat tepat bila
atau berolahraga tidak seperti pada norma
dilembagakan pemberian penghargaan
hukum yang melibatkan paksaan fisik

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 58


ataupun ancaman, tetapi lebih bersifat bermain dan olahraga akan dipengaruhi
intermal, misalnya isyarat-isyarat verbal, oleh latar belakang budaya, pendidikan,
rasa bersalah, atau rasa malu. serta pengalaman; dan karakter seseorang
Konsepsi moralitas di sisi yang sebagai bagian diantara faktor-faktor
lain, dimaksudkan untuk menentukan yang memengaruhi tingkat moralitas
sampai seberapa jauh individu memiliki seseorang.
dorongan untuk melakukan tindakan Berkaitan dengan tingkat moralitas
sesuai dengan prinsip-prinsip etika individu, konsep sportivitas sangatlah
moral. Berkenaan dengan kegiatan luhur dalam konteks pembinaan
bermain dan olahraga dalam konteks olahraga, kompetisi dan pencapaian
olahraga dan pendidikan jasmani, prestasi. Dapat dibayangkan apa yang
Kumaat (2011: 89-116), menyebutkan terjadi, apabila sportivitas tidak dapat
ada tujuh prinsip etika moral yang harus ditegakkan dalam bermain dan olahraga.
dipertimbangkan, yakni: 1) prinsip Tanpa sportivitas, maka suatu kompetisi
keindahan, 2) prinsip persamaan, 3) tidak akan terkendali. Sportivitas itu
prinsip kebaikan, 4) prinsip keadilan, 5) bukan melulu soal kepatuhan. Perilaku
prinsip kebebasan, dan 6) prinsip sportif itu dipelajari, karena itu harus
kebenaran. Penilaian dan putusan moral dipahami mengapa dan bagaimana
pada dasarnya berakar pada latar berperilaku sportif dalam olahraga, dan
belakang budaya seseorang. Setidaknya karena itu pula mengapa dilarang
ada dua varian besar dalam perspektif itu. menggunakan obat terlarang dalam
Pertama, relativisme budaya dan kedua kompetisi. Salah satu akibat penggunaan
non-kognitivisme. Yang pertama obat terlarang dalam olahraga adalah
menerima bahwa ada kebenaran penilaian merosotnya kepercayaan terhadap hasil
dan putusan moral, tetapi bersifat relatif yang dicapai dalam suatu kompetisi .
terhadap kebudayaan tempat penilaian Pemeliharaan kepercayaan ini sangatlah
dan putusan itu dibuat. Sedang yang mahal dan penting maknanya.
kedua berpendapat bahwa penilaian dan Robert (1996: 72-86) mengungkapkan
ada tiga alasan pokok tentang arti
putusan moral tidak termasuk wacana kecurangan dan kepercayaan dalam
yang mau menegaskan benar salah, olahraga dari perspektif filsafat, yakni:
1) bahwa kecurangan dalam olahraga
tetapi bermaksud mengungkapkan kini mulai punah sejak tindakan tertentu
perasaan atau sikap penilai ataupun telah dikaitkan hukuman, 2) telah
dicapainya konsensus pada isu-isu
pendengar terhadap hal yang dibicarakan. penting tentang penyalahgunaan obat
Tingkat moralitas seseorang dalam terlarang, dan 3) kecurangan telah
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 59
dibajak oleh isu narkoba (narkotika, yang tak terbayangkan, seperti
psikotropika dan bahan adiktif lainnya). dalam bidang sosial, budaya
Doping menghancurkan dan bahkan lingkungan hidup.
kepercayaan masyarakat terhadap 2. Perubahan itu juga
olahraga, karena itu pula, penggunaan menerpa dunia olahraga
obat terlarang menjatuhkan nilai dan pendidikan jasmani
pedagogi olahraga, karena jatuh khususnya, dunia pendidikan
keterpercayaannya. Kecurangan dalam umumnya, mengubah citra
olahraga adalah tindakan tidak terpuji masa depan. Dalam kaitan
dan menyalahi aturan. Kridibilitas inilah, olahraga dan
olahraga, kompetisi, dan olahragawan pendidikan jasmani harus
jatuh dimata masyarakat karena terjadi dipahami terkait dengan
penipuan atau kecurangan (cheating) konteks lingkungan, sebab ia
untuk berprestasi; tidak karena usaha dibentuk oleh sistem
dan dominasi kemampuan asli tetapi kemasyarakatan yang luas,
karena bantuan dari luar. Dan tindakan sekaligus terbentuk sebagai
ini dalam kegiatan olahraga dilabeli respons terhadap lingkungan
sebagai perilaku yang tidak etis. sosial, ekonomi, politik, dan
budaya olahraga.
C. KESIMPULAN
Dunia telah dan selalu berubah. 3. Olahraga adalah sekolah
yang ideal bagi kehidupan
Dunia modern secara dramatis
manusia. Keterampilan-
menantang ketika kita bergerak lebih
keterampilan yang dipelajari
jauh memasuki abad ke-21, yakni era
melalui bermain, olahraga
globalisasi:
dan pendidikan jasmani
1. Globalisasi terjadi, didorong
adalah dasar holistik
oleh perkembangan ilmu
pengembangan bagi kaum
pengetahuan dan teknologi,
muda. Nilai-nilai
termasuk teknologi
keterampilan yang dimaksud,
komunikasi dan transportasi.
seperti kerja sama,
Menyertai gejala atau
komunikasi, kepemimpinan,
fenomena itu, kita
kejujuran, ketahanan,
dihadapkan dengan perubahan
kepercayaan, kerja sama
dinamik dalam kecepatan
sekelompok, menghormati
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 60
aturan, menghormati diri, tanggung jawab, dan
menghargai orang lain, kedamaian. Aspek penipuan
pengertian, pemecahan (deception) dalam konteks
masalah, bagaimana untuk permainan dan olahraga
menang, bagaimana kalah, bukan merupakan masalah
bagaimana mengelola dan tidak perlu dipersoalkan,
kompetisi, hubungan dengan sedangkan aspek kecurangan
orang lain, nilai usaha, (cheating) atau doping dalam
disiplin, toleransi, saling olahraga harus dipersoalkan,
berbagi, tingkat kepercayaan karena merusak dan
diri, dan sportivitas; sangat menghancurkan nilai-nilai
penting untuk mempererat moral dalam pembudayaan
hubungan (kohesi) sosial dan olahraga dan pendidikan
terus dibawa sepanjang hidup jasmani.
orang dewasa.
4. Sportivitas adalah: permainan,
perjanjian/kontrak,adil kontes,
menghormati aturan, dan
hormat terhadap kompetisi.
5. Dalam praktik, perspektif nilai:
penipuan, sportivitas dan etika
dalam olahraga dan
pendidikan jasmani berkaitan
dengan nilai-nilai moral
manusia. Matra atau dimensi
praktik penipuan, sportivitas
dan etika dalam kegiatan
olahraga berpangkal pada
persepsi dan akhirnya
berujung pada nilai moral
pelakunya.
6. Nilai moral tersebut
merefleksikan adanya
keadilan, kejujuran,
Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 61
DAFTAR PUSTAKA

ACHPER. (2009). Fundamental Motor Skill: An Activities Resource for Classroom Teacher.
Melbourne Vic. 3001 Australia: Department of Education. Physical and
Sport Education.

Albertus, D. Koesoema. (2010). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman


Global. Edisi Revisi. Cetakan ke-2. Jakarta: Grasindo.

Binder, D. L. (Ed.). (2007). Teaching Values: An Olympic Education Toolkit. IOC


Commission for Culture and Olympic Education. Canada: University
of Alberta.

Bertens, K. (2013a). Sejarah Filsafat Yunani. Edisi Revisi. Cetakan ke-26.


Yogyakarta: Kanisius.

Bertens, K. (2013b). Etika. Edisi Revisi. Cetakan ke-12. Yogyakarta: Kanisius.

Butcher, R. and Schneider, A. (1998). Fair Play as Respect for the Game.
Journal of the Philosophy of Sport. Vol. XXV, p. 1-22.
Gutek, G. L. (2004). Philosophycal and Idiological Voices in Education. Boston: Pearson
Education, Inc.
IKIP Surabaya. 1998. Laporan Seminar Lokakarya Nasional Ilmu Keolahragaan Tanggal
06-07 September 1998. Surabaya: Panitia Seminar Lokakarya Nasional Ilmu
Keolahragaan.
Kretchmar, R. Scott. (1994). Practical Phylosophy of Sport. Champaign, IL.: Human
Kinetics.
Kumaat, N. Anita. (2011). Pendidikan Jasmani Berwawasan Etika dan Moral
Bangsa Indonesia dalam Mutohir, Toho C. (Ed.). Demensi Pedagogi
Olahraga. Malang: Wineka Media.
Li Hong/Leo Hsu. (2005). Revisiting Fair Play: Cheating, The Good Foul, and
Sport Rules. Kinesiologia Slovenica. 11, I, p. 43-49.
Lutan, R. (Ed.). (2001). Olahraga dan Etika Fair Play. Direktorat
Pemberdayaan IPTEK Olahraga, Ditjen Olahraga, Depdiknas. Jakarta: CV.
Berdua Satu Tujuan.
Berdua Satu Tujuan.

Lutan, R. dan Mutohir, T. Cholik. (2001).Olahraga dan Transformasi Nilai,


dalam Lutan, Rusli. (Ed.). Olahraga dan Etika Fair Play. Direktorat
Pemberdayaan IPTEK Olahraga, Ditjen Olahraga, Depdiknas. Jakarta: CV.
Berdua Satu Tujuan.
Newsletter O2SN. (2013). Kilas Balik O2SN 2012: O2SN Asah Jiwa Sportif
Peserta Didik. Laporan Utama. Jakarta: Bagian Perencanaan dan
Pengembangan Setditjen Pendidikan Dasar, Kemendikbud. hal. 1-9.

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 62


Mutohir, T. Cholik. (2013). Fair Play O2SN. PPT Materi Kuliah S-3 IKOR
UNESA. hal. 1-24.
Pearson, K.M. (1995) Deception, Sportmanship, and Ethics in. Morgan,
William J. and Meier, Klaus V. (Ed.). Philosophic Inquary in Sport. Edisi-
2. Champaign, IL.: Human Kinetics Publisher, Inc.
Robert, T.J. (1996). Cheating in Sport: Recent Consideration. in
Volkwein, Karen A.E. (Ed). Sport Science Review, Sport Philosophy. Vol.
5(2), p. 72-86. ICSSPE.Champaign, IL: Human Kinetics Publisher, Inc.
United Nation. (2003). Sport for Development and Peace: Toward Achieving
the Millenium Development Goals. Report from United Nations Inter-Agency
Task Force on Sport for Development and Peace. in
www.un.org/.../sport/../sport/../2003 interagenc...diunduh 14/10/ 2013.
9:05 PM.

Zeigler, E.F. (1977). Physical Education and Sport Philosophy. London: Prentice-Hall,
Inc.

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 63


PROFIL KLUB BOLAVOLI PUTRA SEMARANG BANK JATENG
TAHUN 2010-2012

Deo Krishna Priawan & Pomo Warih Adi


Universitas Sebelas Maret

The objectives of this research are to find out: (1) The management organization in
Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng in year 2010-2012; (2) The building
method in Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng in year 2010-2012; (3) The
training program in Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng in year 2010-2012;
(4) The fund sources in Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng in year 2010-
2012; (5) The infrastructure and tools of Volley Ball Club Putra Semarang Bank
Jateng in year 2010-2012; (6) The achievement reached by Volley Ball Club Putra
Semarang Bank Jateng in year 2010-2012.This research used qualitative descriptive
method. In this research is used the strategy of case study single staked namely the
target will be observed was limited and decided also centered in one location which
have the characteristics itself. The data sources which are used in this research are
informant, document, thing and place. The techniques of collection data are interview,
documentation and observation. In this research, to find out the data validity, the
researcher used two triangulation technique namely data triangulation and method
triangulation. The techniques of analyzing data are qualitative descriptive, namely the
collected data are arranged to be analyzed so that it obtained the illustration from
variables observed.Based on the research, the result obtained as follows: (1) The
management organization in Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng was good
enough, because in the organization was completed by the elements and principals to
support the running of organization; (2) The building method in Volley Ball Club
Putra Semarang Bank Jateng was very good, because the trainers were the quality
trainers and also it covers the building things such as selection, talent scouting and
guiding of the athlete carefully; (3) The training program which carried out in Volley
Ball Club Putra Semarang Bank Jateng was good enough, looked from the training
which is based on the program that the trainer made, the existence of periodic training,
and the manufacture of training schedule that organized well; (4) The fund sources in
Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng are got from Bank Jateng management
itself, then the donation from the club board and also from sponsor; (5) The
infrastructure and tools of Volley Ball Club Putra Semarang Bank Jateng were good
enough. All of infrastructure and tools there in good condition and proper to be used in
the training process; (6)The achievement reached by Volley Ball Club Putra Semarang
Bank Jateng was very good. This case looked from the result of prestigious
championship either in local level or national Semarang Bank Jateng always in best
level position.
Keywords: Profile, Volley ball, Semarang Bank Jateng.

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 64


PENDAHULUAN wadah yang menangani bidang olahraga
Bolavoli merupakan salah satu bolavoli secara intensif dan spesifik.
cabang olahraga yang dikategorikan Klub adalah tempat untuk
kedalam permainan olahraga.Olahraga membentuk kemampuan seorang atlet
bolavoli dapat menanamkan jiwa agar berkualitas dan mampu mencapai
sportifitas, tanggungjawab, prestasi maksimal. Klub bolavoli
kerjasama,serta sikap percaya diri yang merupakan suatu wadah yang
berguna demi tercapainya prestasi. terorganisir untuk menampung dan
Prestasi merupakan tujuan yang membentuk kemampuan atlet dalam
ingin dicapai oleh semua orang baik olahraga bolavoli. Sebuah klub bolavoli
individu maupun kelompok. Untuk harus mempunyai program pembinaan
mencapai prestasi maksimal pada yang sangat baik. Selain itu baik
olahraga bolavoli bukanlah suatu hal pengurus, pelatih, maupun atletnya harus
yang mudah, melainkan diperlukan mempunyai pengetahuan yang luas
latihan, kerja keras dan upaya pembinaan tentang bolavoli. Disamping itu terdapat
yang intensif. Unsur-unsur yang penting beberapa faktor eksternal yang dapat
serta mendukung dalam upaya mempengaruhi perkembangan prestasi
meningkatkan prestasi bolavoli antara yaitu organisasi, pengurus, pelatih, serta
lain pembinaan teknik, fisik, taktik dan sarana dan prasarana.
pembinaan mental. Organisasi olahraga merupakan
Pembinaan prestasi bolavoli suatu wadah yang bergerak dalam bidang
bertujuan untuk mengasah potensi baik olahraga yang bertujuan untuk mencapai
teknik, fisik, taktik, dan mental yang prestasi maksimal dalam olahraga.
dimiliki agar dapat diarahkan dan Dalam organisasi olahraga, kerjasama
ditingkatkan untuk mendapatkan prestasi antar orang-orang yang terlibat
yang maksimal. Pembinaan tersebut didalamnya harus terjalin dengan baik,
harus terencana dan dilaksanakan secara dan harus mempunyai program kerja
terus-menerus, selain itu pembinaan yang jelas. Hubungan yang harmonis,
prestasi merupakan tanggung jawab dari kerjasama yang baik, program kerja yang
semua pihak yang ikut berperan aktif jelas akan membuat organisasi olahraga
dalam kegiatan olahraga bolavoli. Untuk berjalan dengan lancar dan tujuan
mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan prestasi maksimal dapat dicapai.

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 65


Kelangsungan dan kelancaran harus mampu menerapkan program
dari kegiatan organisasi bergantung pada latihan yang tepat untuk atletnya,
pengurus dan anggota organisasi. memantau kegiatan latihan, dan
Pengurus harus bisa mengatur dan mengevaluasi setiap latihan yang telah
mengelola organisasi agar dapat berjalan diterapkan agar prestasi atletnya dapat
dengan baik. Suatu organisasi meningkat.
bertanggungjawab terhadap Di Indonesia banyak tersebar
kelangsungan klub, salah satunya adalah klub-klub bolavoli baik di kota maupun
dengan mencari sumber dana untuk di desa. Klub-klub tersebut saling
menunjang pembinaan. Dengan adanya bersaing untuk meraih prestasi yang
dana yang memadai, maka kegiatan maksimal. Salah satu kota yang terdapat
olahraga akan berjalan dengan baik dan banyak klub bolavoli adalah kota
prestasi maksimal dapat tercapai. Semarang. Di kota semarang terdapat
Sumber dana tersebut dapat berasal dari banyak klub-klub bolavoli yang saling
dalam maupun dari luar anggota berlomba dan bersaing untuk menjadi
organisasi. klub yang terbaik dalam hal prestasi.
Sebuah klub harus mempunyai Klub-klub tersebut diantaranya adalah
prasarana dan sarana yang baik. Semarang Berlian, Vopas, Apacinti,
Prasarana dan sarana yang baik Semarang Bank Jateng, dan masih
merupakan salah satu faktor yang banyak yang lainnya. Klub-klub tersebut
menunjang kegiatan latihan. Tanpa mempunyai tujuan yang sama yaitu
adanya prasarana dan sarana yang baik untuk meningkatkan perkembangan
akan menghambat proses latihan dan bolavoli melalui prestasi yang dicapai.
akan sulit untuk mencapai prestasi Akan tetapi penelitian ini hanya akan
maksimal. membahas tentang Klub Bolavoli Putra
Prestasi maksimal merupakan Semarang Bank Jateng. Klub ini
impian dari semua atlet dan klub atau termasuk klub yang baru muncul tetapi
pembinaan prestasi. Keberhasilan sudah menjadi trending topik di
prestasi tidak lepas dari dukungan kalangan masyarakat berkat prestasinya.
berbagai pihak. Pelatih yang berkualitas Semarang Bank Jateng memulai
memegang peranan penting terhadap debutnya di kejuaraan bolavoli pada
peningkatan prestasi atletnya. Pelatih tahun 2010. Selama tahun 2010

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 66


Semarang Bank Jateng telah menjuarai kancah perbolavolian nasional. Hal ini
berbagai turnamen dan kejuaraan dibuktikan dengan prestasi yang diraih
bolavoli yang diselenggarakan. klub bolavoli putra Semarang Bank
Kemudian di tahun 2011 Semarang Bank Jateng di kejuaraan bolavoli lokal dan
Jateng mengikuti kejuaraan bolavoli Nasional.
yang paling bergengsi di Indonesia yaitu Berdasarkan latar belakang
PROLIGA. Di tahun pertama mengikuti tersebut diatas, maka penulis tertarik
PROLIGA Semarang Bank Jateng hanya untuk mengadakan penelitian untuk
mampu lolos sampai per-empat final. mengetahui gambaran secara umum
Kemudian di tahun kedua yaitu tahun tentang pembinaan bolavoli dengan judul
2012 prestasi Semarang Bank Jateng Profil Klub Bolavoli Putra Semarang
cukup memuaskan. Walaupun hanya Bank Jateng Tahun 2010-2012.
menempati peringkat kedua pada
PROLIGA 2012, namun hal tersebut METODE PENELITIAN
termasuk prestasi yang sangat Penelitian yang digunakan
mengesankan dikarenakan Semarang dalam metode ini adalah penelitian
Bank Jateng termasuk klub pendatang deskriptif. Penelitian diartikan sebagai
baru di kejuaraan bolavoli PROLIGA. suatu proses pengumpulan dan analisis
Dan Klub Bolavoli Putra Semarang Bank data yang sistematis dan logis untuk
Jateng merupakan satu satunya klub mencapai tujuan-tujuan tertentu.
bolavoli perwakilan dari Jawa Tengah Menurut Nana Syaodih Sukmadinata
yang mengikuti ajang kejuaraan bolavoli (2012: 72) Penelitian deskriptif adalah
paling bergengsi di Indonesia yaitu suatu bentuk penelitian yang paling
PROLIGA. Klub Bolavoli Putra dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan
Semarang Bank Jateng dikelola dan atau menggambarkan fenomena-
dijalankan dengan pengawasan PBVSI fenomena yang ada, baik fenomena yang
kota Semarang yang keberadaanya bersifat alamiah ataupun rekayasa
dibawah KONI kota Semarang. manusia. Penelitian deskriptif pada
Semarang Bank Jateng telah membawa umumnya tidak untuk menguji hipotesis
nama perbolavolian daerah kota melainkan hanya untuk melihat
Semarang sebagai salah satu kota yang gambaran atau deskriptif tentang apa
diunggulkan dan perhitungkan dalam yang sedang terjadi.

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 67


Metode penelitian yang menjalankan apa yang menjadi
digunakan dalam penelitian ini adalah hak serta kewajibannya.
metode survai. Menurut Nana Syaodih c) Anggaran dasar dan anggaran
Sukmadinata (2012: 82) survai rumah tangga memuat ketentuan-
digunakan untuk mengumpulkan data ketentuan, peraturan-peraturan
atau informasi tentang populasi yang dan petunjuk tentang organisasi.
besar dengan menggunakan sampel yang d) Rencana kerja yang berisikan
relatif kecil. Penggunaan survai kegiatan-kegiatan yang akan
ditujukan untuk memperoleh gambaran dilaksanakan sesuai jangka waktu
umum tentang katrakteristik populasi. yang telah ditetapkan.
e) Anggaran belanja berisikan
HASIL DAN PEMBAHASAN sumber dana serta pengeluaran
Dari data-data yang telah uang organisasi.
terkumpul dan disusun menurut jenisnya, f) Tujuan organisasi yang jelas,
kemudian dianalisa. Adapun dari analisa yaitu untuk mengelola dan
data tersebut adalah sebagai berikut : membentuk pemain bolavoli
khususnya daerah Jawa Tengah
1. Organisasi untuk dapat lebih berprestasi dan
Organisasi yang ada di Klub sebagai sarana untuk
Bolavoli Putra Semarang Bank mempromosikan Bank Jateng
Jateng sudah cukup baik. Hal ini kepada masyarakat.
disebabkan keberadaan organisasi
tersebut telah dilengkapi dengan : 2. Metode Pembinaan
a) Struktur kepengurusan yang Metode pembinaan yang
jelas, sehingga pengurus dilakukan oleh Klub Bolavoli Putra
mengetahui dengan jelas tugas Semarang Bank Jateng sangat baik,
dan tanggungjawab masing- karena telah mencakup hal-hal
masing. pembinaan yang meliputi seleksi,
b) Anggota mempunyai rasa pembibitan dan pemanduan bakat
tanggungjawab terhadap para atlet secara teliti. Atlet yang
kamajuan klub dengan mentaati masuk merupakan orang pilihan yang
semua peraturan yang ada dan telah lulus seleksi dan mempunyai

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 68


bakat serta potensi untuk berprestasi Bolavoli Putra Semarang Bank
kedepannya. Jateng meliputi periode persiapan,
Pelatih yang ada di Klub periode pertandingan, dan periode
Bolavoli Putra Semarang Bank pemulihan (transisi).
Jateng mempunyai peranan yang 4. Sumber dana
sangat penting dalam meningkatkan Sumber danaKlub Bolavoli
kemampuan atlet. Pelatih yang ada Putra Semarang Bank Jateng
sudah mempunyai pengalaman dan terkoordinir dengan baik. Sumber
kemampuan yang sangat mumpuni dana yang ada digunakan untuk
dalam melatih sebuah klub. Setiap membayar gaji pelatih, atlet,
aspek latihan yang diberikan kepada pengadaan prasarana dan sarana
atlet mulai dari aspek fisik, teknik, latihan, transportasi, biaya latihan,
taktik, dan mental ditangani dan dan biaya opersional klub. Semua
dikembangkan di dalam pembinaan. sumber dana tersebut diperoleh dari
Dengan demikian akan menghasilkan manajemen Bank Jateng itu sendiri,
atlet-atlet yang berkualitas dan dapat kemudian sumbangsih dari pengurus
berprestasi. klub dan juga dari sponsor.
3. Program Latihan 5. Prasarana dan Sarana
Program latihan yang Prasarana dan sarana
dilaksanakan di Klub Bolavoli Putra mempunyai peranan penting dalam
Semarang Bank Jateng terprogram kegiatan olahraga. Keberhasilan dan
dengan baik dan dibagi menjadi kelancaran kegiatan suatu organisasi
program jangka pendek, menengah, olahraga dapat dipengaruhi oleh
dan panjang. Program latihan yang prasarana dan sarana yang ada.
diberikan meliputi aspek fisik, Prasarana dan sarana yang baik dan
teknik, taktik, dan mental. Program memadai akan membantu dalam
tersebut diberikan secara teratur dan proses pelaksanaan latihan. Prasarana
terus-menerus. Di dalam latihan rutin dan sarana yang dimiliki oleh Klub
yang dilakukan dibagi menjadi tiga Bolavoli Putra Semarang Bank
macam yaitu pemanasan, latihan inti, Jateng sudah cukup baik dan
pendinginan. Periodesasi latihan atau memadai, sehingga proses
tahap-tahap latihan yang ada di Klub

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 69


pelaksanaan latihan dapat berjalan Jateng sudah cukup baik, karena
dengan baik. dalam organisasi tersebut sudah
6. Prestasi mencakup unsur-unsur dan prinsip-
Prestasi merupakan tujuan prinsip dalam organisasi.
utama yang ingin dicapai dalam 2. Metode pembinaan yang ada pada
kegiatan olahraga. Begitu juga tujuan Klub Bolavoli Putra Semarang Bank
yang ingin dicapai oleh Klub Jatengsangat baik, karena pelatih
Bolavoli Putra Semarang Bank yang menangani merupakan pelatih
Jateng yaitu untuk mencapai prestasi berkualitas dan juga telah mencakup
yang maksimal. Prestasi yang dicapai hal-hal pembinaan yang meliputi
Klub Bolavoli Putra Semarang Bank seleksi, pembibitan dan pemanduan
Jateng Tahun 2010-2012 sangat baik. bakat para atlet secara teliti.
Hal ini dapat dilihat dari hasil
3. Program latihan yang dilaksanakan
kejuaraan-kejuaran resmi tingkat
di Klub Bolavoli Putra Semarang
daerah maupun nasional Semarang
Bank Jateng cukup baik, dilihat dari
Bank Jateng selalu meraih posisi
latihan yang sesuai dengan program
yang membanggakan. Bahkan di
yang dibuat pelatih, adanya
ajang kejuaraan antar klub tertinggi
periodesasi latihan, dan pembuatan
di Indonesia yaitu PROLIGA,
jadwal latihan yang sudah
Semarang Bank Jateng berhasil
terorganisir dengan baik.
masuk babak final. Bebarapa atlet
4. Sumber danaKlub Bolavoli Putra
Semarang Bank Jateng juga berhasil
Semarang Bank Jateng terorganisir
masuk tim PON Jawa Tengah dan
dengan baik. Sumber dana yang ada
Tim Nasional, baik yunior maupun
diperoleh dari manajemen Bank
senior.
Jateng itu sendiri, kemudian
sumbangsih dari pengurus klub dan
A. Pembahasan Hasil Analisis
juga dari sponsor.
Dari hasil analisis data yang telah
5. Prasarana dan sarana yang ada di
dikemukakan diatas dapat digambarkan
Klub Bolavoli Putra Semarang Bank
secara umum sebagai berikut :
Jateng cukup baik. Semua prasarana
1. Organisasi kepengurusan yang ada di
dan sarana yang ada masih dalam
Klub Bolavoli Putra Semarang Bank

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 70


kondisi yang baik dan layak untuk dalam berbagai aspek baik di dalam
digunakan dalam proses latihan. lapangan maupun di luar lapangan.
6. Prestasi yang dicapai oleh Klub Aspek-aspek tersebut diantaranya
Bolavoli Putra Semarang Bank yaitu mulai dari perilaku,
Jatengsangat baik. Hal ini dapat kedisiplinan, ketrampilan, dan
dilihat dari hasil kejuaraan-kejuaraan kemampuan dalam bermain bolavoli.
bergengsi baik di tingkat lokal Metode pembinaan diberikan kepada
maupun nasional Semarang Bank atlet sejak awal masuk klub, mulai
Jateng selalu menduduki peringkat dari seleksi awal, proses latihan, dan
atas. kegiatan sehari-hari. Atlet-atlet yang
bergabung di klub bolavoli putra
KESIMPULAN Semarang bank jateng juga
1. Organisasi kepengurusan yang ada di mempunyai semangat dan kemauan
Klub Bolavoli Putra Semarang Bank yang tinggi untuk maju dan
Jateng sudah cukup baik. Organisasi berprestasi. Hal tersebut dibuktikan
yang ada sudah mencakup prinsip- dengan antusiasme atlet dalam
prinsipUnsur-unsur yang terdapat mengikuti pembinaan yang
dalam organisasi sudah berjalan diberikan. Maka dari itu proses
dengan baik sesuai dengan fungsi pembinaan yang ada di Klub
dan kedudukannya. Mulai dari Bolavoli Putra Semarang Bank
struktur pembagian kerja dan Jateng dapat berjalan dengan baik
hubungan antar pengurus terjalin sampai saat ini.
sangat baik sehingga dapat 3. Program latihan yang dilaksanakan
bekerjasama untuk mencapai tujuan di Klub Bolavoli Putra Semarang
yang ingin dicapai oleh klub. Bank Jatengcukup baik, karena
2. Metode pembinaan yang ada di Klub latihan yang diberikan sudah
Bolavoli Putra Semarang Bank terprogram dan mencakup berbagai
Jatengsangat baik. Pembinaan aspek baik teknik, fisik, taktik, dan
meliputi seleksi, pembibitan dan juga mental. Program latihan yang
pemanduan bakat para atlet secara diberikan merupakan program untuk
teliti. Pengurus dan pelatih jangka pendek, menengah, dan
memberikan pembinaan kepada atlet jangka panjang. Disamping itu juga

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 71


terdapat periodesasi latihan untuk 6. Prestasi yang dicapai oleh klub Klub
membagi dan menentukan tahap- Bolavoli Putra Semarang Bank
tahap latihan yang akan diberikan. Jateng pada tahun 2010-2012 sangat
Dan Pelatih yang menangani klub baik. Hal ini dapat dilihat dari
merupakan pelatih yang mempunyai prestasi yang diraih dari berbagai
kemampuan dan pengalaman yang event kejuaraan bolavoli yang telah
cukup dalam bolavoli. diikuti baik di tingkat lokal maupun
4. Sumber dana yang ada di Klub nasional. Termasuk klub baru tetapi
Bolavoli Putra Semarang Bank sudah dapat menempati peringkat
Jateng terorganisir dengan baik. Baik atas dari berbagai kejuaraan yang
untuk gaji pelatih, gaji pemain, diikuti.
pengadaan prasarana dan sarana
latihan, transportasi, dll. Sumber SARAN
dana yang ada Klub Boavoli Putra Berdasarkan hasil penelitian tentang
Semarang Bank Jateng diperoleh dari Profil Klub Bolavoli Putra Semarang
Bank Jateng itu sendiri, kemudian Bank Jateng, maka dapat diajukan
sumbangsih dari pengurus, dan juga beberapa saran sebagai berikut :
dari sponsor. Maka dari itu Klub 1. Untuk para pengurus organisasi Klub
Bolavoli Putra Semarang Bank Bolavoli Putra Semarang Bank
Jateng dapat berjalan dengan baik Jateng, perlu mempertahankan dan
sampai saat ini. meningkatkan keberadaan organisasi
5. Prasarana dan sarana yang ada di yang sudah berjalan dengan baik.
Klub Bolavoli Putra Semarang Bank 2. Untuk para pengurus organisasi, agar
Jateng cukup baik. Semua prasarana memahami arti pentingnya arsip
dan sarana yang dimiliki masih pembukuan ataupun dokumen yang
dalam kondisi baik dan layak untuk berisi laporan-laporan tentang
digunakan. Mulai dari mess, tempat kegiatan, dimaksudkan agar didalam
fitnes, tempat latihan, maupun melaksanakan kegiatan yang akan
prasarana dan sarana yang ada datang bisa melihat dan belajar dari
dilapangan sudah cukup memadai hasil yang telah dilakukan.
serta layak untuk menunjang 3. Untuk pelatih lebih memperhatikan
pelaksanaan kegiatan latihan. dan mengevaluasi metode pembinaan

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 72


dan program latihan yang diberikan
untuk ditingkatkan lagi.
4. Prasarana dan sarana yang dimiliki
Klub Bolavoli Putra Semarang Bank
Jateng perlu dirawat dan dipelihara
dengan baik. Dan perlu adanya
tambahan prasarana dan sarana yang
dimiliki seperti GOR dan tempat
fitnes.
5. Prestasi yang diraih Klub Bolavoli
Putra Semarang Bank Jateng perlu
dipertahankan dan ditingkatkan
untuk kedepannya.

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 73


DAFTAR PUSTAKA

Anton Anthoillah. 2010. Dasar-dasar Manajemen. Bandung: CV Pustaka Setia.

Depdikbud RI. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

FKIP UNS. Pedoman Penulisan Skripsi. 2012. Surakarta: UNS Press.

Harsono. 1988. Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta: C.V
Tambak Kusuma.

Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini: Kajian Para Pakar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Heru Suranto. 2005. Psikologi Olahraga, Buku Ajar. DIPA UNS Surakarta.

M. Yunus. 1992. Olahraga Pilihan Bola voli. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Soekatamsi.1992. Sarana dan Prasarana Olahraga. Surakarta : UNS Press

Subagio Hartoko, Dalimin & Soemarno. 1998. Manajemen Olahraga. Surakarta: UNS
Press.

Sdjarwo. 1995. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press.

Suharno HP. 1974. Dasar-dasar Permainan Bola volley. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Suharno HP. 1992. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Sunardi. (2006). Pedoman Melatih Bola Voli. Pelaksana kegiatan SP4 Batch II Tahun
II JPOK FKIP UNS.

T. Hani, Handoko. 1994. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: BPFE Jogjakarta.

Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifudin. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.

Phederal Vol. 9. No 2. Nov 2014 Page 74

Anda mungkin juga menyukai