Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PROFESI PENDIDIK

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah


ISSN 2442-6350
Volume 3 Nomor 1 Mei 2016

Terbit dua kali setahun pada bulan November dan Mei. Berisi artikel-artikel yang diangkat
dari hasil penelitian dan kajian di bidang kependidikan baik yang ditulis dalam bahasa
Indonesia maupun bahasa Inggris

Penanggung Jawab
Prof. Dr. Trisno Martono, MM.
Ketua Penyunting
Dr. Winarno, M.Si.
Wakil Ketua Penyunting
Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc.
Penyunting Pelaksana
Dr. Tjipto Subadi, M.Si.
Dr. Siti Supeni, SH., M.Pd.
Dra. Sri Hartini, M.Pd.
Ahmad Fauzi, M.Pd.
Dr. Ch. Evy Tri Widyahening, S.S., M.Hum.
Sekretariat
Dimas Gilang Ramadhani

Penyunting Ahli (Mitra Bestari)


Prof. Dr. Burhan Nurgiyantoro, M.Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta)
Prof. Dr. Harun Joko Prayitno (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Sukarmin, M.Si., Ph.D. (Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Dr.Soewalni, M.Pd. (Universitas Slamet Riyadi Surakarta)
Dr. Masrukhi, M.Pd. (Universitas Negeri Semarang)

Jurnal Profesi Pendidik diterbitkan oleh:


Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah

Redaksi menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan di media lain.
Ketentuan penulisan naskah dapat dilihat pada halaman belakang. Naskah yang masuk
dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah dan tatacara lainnya.

Alamat Redaksi:
Jurnal Profesi Pendidik
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Gedung C FKIP Lantai 1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Jalan Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta 57126, email: j.profdik@gmail.com
Jurnal Profesi Pendidik
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 ISSN 2442-6350

DAFTAR ISI

INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENGEMBANGAN PERANGKAT


PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH PROFESI KEPENDIDIKAN ..................................... 1-10
Sukarmin, Heru Edi Kurniawan

PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA MELALUI PENDEKATAN DIALOG ANTAR TEMAN


SATU KELASDALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA (Pada Siswa Kelas 8 B Semester
Gasal SMP Negeri 11 Surakarta Kotamadya Surakarta Tahun Pembelajaran 2007 – 2008) 11-21
Ari Kristiati

PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU MELALUI PENYUSUNAN WEB BASED MODULE


AKUNTANSI PADA MGMP AKUNTANSI SURAKARTA ........................................................ 22-35
Sri Sumaryati, Binti Muchsini, Elvia Ivada, Sri Witurachmi

KONTRIBUSI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU


TERHADAP MANAJEMEN KELAS
(Studi di SD Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta) .............................................................. 36-43
Oktiana Handini dan Ratna Widyaningrum

PERAN IBU DALAM PENDIDIKAN KELUARGA UNTUK MENDUKUNG KEBERHASILAN


PENDIDIKAN FORMAL ANAK DI SEKOLAH DASAR
(Studi Kasus di Kelurahan Gilingan) ......................................................................................... 44-57
Sarafuddin dan Jumanto

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TOKOH IDOLA PILIHANSISWA SEBAGAI UPAYA


MENINGKATKAN KOMPETENSI MENULIS PUISI SISWA SMP .......................................... 58-70
Ratna Purwaningtyastuti

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA MATA KULIAH


BIDANG STUDI DAN KEPENDIDIKAN DI PROGRAM STUDI PGSD FKIP UNS.................. 71-78
Riyadi, Idam Ragil W dan Joko Daryanto, Hadi Mulyono

IMPLEMENTASI TEKNIK PENILAIAN AUTENTIK PERKULIAHAN KAJIAN IPS SD


TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) ........................................................................................... 79-90
Naniek Sulistya Wardani

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS SPREADSHEET EXCEL UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJA SAMA SISWA ................................................ 91-101
Ahmad Fauzi, Dwi Prasetyo

PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS SEBAGAI DALAM MENYONGSONG


ASEAN COMMUNITY 2015................................................................................................. 102-106
Sri Handayani
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 ISSN 2442-6350

INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENGEMBANGAN


PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH
PROFESI KEPENDIDIKAN
Sukarmin1, Heru Edi Kurniawan2
1,2Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia

email:karminabdulkarim@gmail.com ,heruedi@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran mata kuliah profesi kependidikan


terintegrasi pendidikan karakter untuk mahasiswa program studi pendidikan Fisika FKIP
universitas sebelas maret Surakarta yang berkualitas dan mengetahui pencapaian hasil belajar
mahasiswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode Research
and Development (R&D) dengan mengacu pada model Borg & Gall yang dimodifikasi. Sampel
pengembangan meliputi sampel validasi produk sejumlah 2 validator, sampel uji coba terbatas
sejumlah 8 mahasiswa, dan sampel uji coba diperluas sejumlah 33 mahasiswa. Instrumen yang
digunakan adalah lembar validasi silabus, RPP, penilaian kognitif berupa soal tes hasil belajar
(pretest-posttest), dan afektif (karakter). Uji coba diperluas dengan one group pretest-posttest
design. Data hasil belajar kognitif dianalisis dengan uji t dua sampel berpasangan dengan
menggunakan program SPSS Statistik 18, sedangkan data hasil belajar afektif siswa dianalisis
dengan melihat rata-rata pencapaian setiap aspek penilaian. Hasil penelitian memberikan
kesimpulan: (1) pengembangan perangkat perangkat pembelajaran mata kuliah profesi
kependidikan terintegrasi pendidikan karakter untuk mahasiswa program studi pendidikan Fisika
FKIP universitas sebelas maret Surakarta dapat dilakukan menggunakan metode Research and
Development oleh Borg & Gall yang dimodifikasi dengan membatasi langkah penelitian yang dapat
menghasilkan suatu produk yang divalidasi dan diuji coba, (2) kualitas produk perangkat
pembelajaran yang dikembangkan mendapatkan nilai dengan kategori baik sehingga layak
digunakan, dan (3) pencapaian hasil belajar kognitif mahasiswa setelah mengikuti proses
pembelajaran mengalami peningkatan, aspek karakter yang tinggi adalah jujur, rasa ingin tahu,
disiplin, dan kerja keras.

Kata Kunci: pengembangan perangkat pembelajaran, profesi kependidikan, pencapaian


hasil belajar, pendidikan karakter.

I. PENDAHULUAN membentuk watak serta peradaban bangsa


Pendidikan adalah usaha sadar dan yang bermartabat dalam rangka
terencana untuk mewujudkan suasana mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
belajar dan proses pembelajaran agar untuk berkembangnya potensi peserta didik
peserta didik secara aktif mengembangkan agar menjadi manusia yang beriman dan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
spiritual keagamaan, pengendalian diri, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
keterampilan yang diperlukan dirinya, yang demokratis serta bertanggung jawab.
masyarakat, bangsa dan negara, hal ini Terdapat banyak masalah pada sistem
tertuang dalam Pasal 1, Ayat (1) UU RI No pendidikan di perguruan tinggi secara
20 Tahun 2003. Dalam Undang-undang moralitas dan karakter. Banyaknya kasus
tersebut, pendidikan nasional berfungsi mahasiswa yang berbuat tindakan asusila,
mengembangkan kemampuan dan tawuran, dan perbuatan tercela lainya. Hal ini
menjadi indicator bahwa proses

Jurnal Profesi Pendidik 1


Volume 3 Nomor 1 , Mei 2016 Halaman 1-10
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
ISSN 2442-6350 Volume 3 Nomor 1, Mei 2016

pembelajaran di perguruan tinggi belum dengan kesiapan dosen, pemilihan metode,


sepenuhnya menekankan pada aspek terkait dengan ketersediaan media, dan
pendidikan karakter. Landasan pendidikan kesiapan mahasiswa.
karakter ini dapat sebagai bekal mahasiswa Realita yang ditemukan adalah
memasuki jenjang berikutnya dalam pendidikan belumlah optimal dan secara
membangun bangsa kedepan. Proses merata mencerdaskan kehidupan bangsa
tersebut tidak akan lepasa dari peran dan sekaligus mengembangkan potensi
pendidik (dosen) yang memiliki peran sangat keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
penting dalam kemajuan peradaban bangsa. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
Karena begitu pentingnya peranan tersebut, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
pemerintah mengatur dalam UU RI No. 14 bertanggung jawab. Menurut Kesuma (2011)
tahun 2005 tentang guru dan dosen pada kondisi generasi penerus bangsa saat ini
pasal 7 ayat 1. Pada UU tersebut dinyatakan mungkin dapat menggambarkan realita
bahwa setiap tenaga kependidikan bangsa yaitu kondisi moral generasi penerus
merupakan pekerjaan khusus yang bangsa yang rusak atau hancur. Hal ini
melandasi pekerjaan dengan prinsip ditandai dengan maraknya hubungan di luar
profesional. Sehingga dosen mempunyai nikah di kalangan remaja (generasi muda),
kewajiban untuk melaksanakan tugas peredaran narkoba, tawuran pelajar,
dengan penuh tanggung jawab dan peredaran foto dan video porno, dan
pengabdian, meningkatkan kemampuan sebagainya.
profesional sesuai dengan tuntutan Pemerintah melalui Kementerian
perkembangan ilmu pengetahuan dan Pendidikan Nasional mengetahui realita
teknologi, karakter serta pembangunan permasalahan pendidikan yang telah
bangsa, dipaparkan sebelumnya. Dalam Kebijakan
Dosen dalam melaksanakan tugas Nasional Pembangunan Karakter Bangsa
profesional, salah satu kewajibannya adalah (Kemendiknas, 2010), pemerintah
menjunjung tinggi perundang-undangan, menjadikan pembangunan karakter bangsa
hukum dan kode etik serta nilai-nilai agama sebagai pintu utama dalam pembangunan
dan etika. Realita yang terjadi pada tataran nasional. Hal tersebut mengandung arti
subjek saat ini ternyata masih banyak dosen bahwa setiap upaya pembangunan harus
yang belum menyadari kewajibannya selalu diarahkan untuk memberi dampak
tersebut, yaitu masih banyak dosen yang positif terhadap pengembangan karakter
terjerat kasus hukum yang secara konstitusional sesungguhnya
Dosen merupakan publik figur bagi sudah tercermin dari misi pembangunan
para mahasiswa apalagi mahasiswa di LPTK nasional yang memposisikan pendidikan
sebagai calon guru kedepan, karena para karakter sebagai misi pertama dari delapan
mahasiswa tidak hanya belajar dari yang misi guna mewujudkan visi pembangunan
dikatakan oleh dosen, namun mereka juga nasional.
belajar dari totalitas kepribadian dosen. Berdasarkan Pusat Bahasa Depdiknas
Kepribadian dosen merupakan sikap (2010) yaitu karakter adalah bawaan, hati,
kepribadian yang mantap, sehingga mampu jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku,
menjadi sumber intensifikasi bagi objek, personalitas, sifat, tabiat, temperamen,
dalam hal ini berarti dosen harus memiliki watak. Sedangkan berkarakter adalah
kepribadian yang pantas diteladani dan berkepribadian, berperilaku, bersifat,
mampu melaksanakan kepemimpinan, bertabiat, dan berwatak. Makna pendidikan
seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar karakter menurut Diknas (2010) adalah
Dewantara, yaitu “Ing Ngarsa Sung Tuladha, pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri pendidikan moral, pendidikan watak, yang
Handayani”. tujuannya mengembangkan kemampuan
Dalam Permendiknas nomor 41 tahun peserta didik untuk menilai baik-buruk,
2007 dan UU RI No. 20 tahun 2003 Bab IV memelihara apa yang baik itu, dan
pasal 14 ayat 1 dan 2 adalah kewajibannya mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan
dalam merencanakan pembelajaran, sehari-hari, karakter yang baik sesuai
melaksanakan proses pembelajaran yang dengan tujuan pendidikan nasional, harus
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi dimiliki peserta didik agar mampu
hasil pembelajaran. Pelaksanaan menghadapi tantangan hidup pada saat
pembelajaran yang bermutu tentu terkait sekarang dan di masa yang akan datang.

2 Jurnal Profesi Pendidik


Volume 3 Nomor 1 , Mei 2016 Halaman 11-21
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 ISSN 2442-6350

Hasil paparan sarasehan Nasional terintegrasi pendidikan karakter mahasiswa


Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa semester III berdasarkan penilaian ahli; (3)
disebutkan bahwa pendidikan dan pencapaian hasil belajar mahasiswa setelah
kebudayaan secara kelembagaan perlu menggunakan perangkat pembelajaran mata
diwadahi secara utuh dan menjadi tanggung kuliah profesi kependidikan terintegrasi
jawab bersama antara pemerintah, pendidikan karakter mahasiswa semester III.
masyarakat, sekolah, dan orang tua. Oleh
karena itu, pelaksanaan pendidikan budaya
dan karakter bangsa harus melibatkan II. METODE PENELITIAN
keempat unsur tersebut, dan dalam upaya
merevitalisasi pendidikan dan budaya Metode penelitian ini adalah Research
sebagai gerakan nasional. and Development atau penelitian dan
Kondisi tersebut perlu pengembangan yang mengadaptasi model
mengimplementasikan karakter ke dalam Borg & Gall dengan mengambil 7 tahapan
proses pembelajaran agar mahasiswa pengembangan: (1) Research and
mempunyai moral yang baik terutama dalam information collecting (melakukan
mata kuliah profesi kependidikan. Melalui pengumpulan informasi, termasuk kajian
mata kuliah ini mahasiswa yang memilih pustaka, pengamatan kelas, membuat
untuk melanjutkan jenjang berikutnya kerangka kerja penelitian); (2) Planning
sebagai tenaga pendidikan dapat (melakukan perancangan, merumuskan
mempersiapkan dengan matang. Disamping tujuan penelitian, memperkirakan dana dan
itu, kemampuan akademik mahasiswa siswa waktu yang diperlukan, prosedur kerja
perlu dikembangkan. Solusi yang dapat penelitian); (3) Develop preliminary form of
dilakukan adalah integrasi pendidikan product (mengembangkan bentuk produk
karakter ke dalam pembelajaran yang dapat awal atau perancangan draf awal produk dan
meningkatkan aspek kemampuan akademik memvalidasi produk); (4) Preliminary field
mahasiswa dalam mata kuliah profesi testing (melakukan uji coba terbatas); (5)
kepandidikan. Aspek kemampuan akademik Main product revision (melakukan revisi
berkaitan dengan aspek kognitif, untuk terhadap produk utama); (6) Main field
meningkatkan aspek tersebut salah satunya testing (melakukan uji coba diperluas); dan
dapat melalui pembelajaran berbasis (7) Operational product revision (melakukan
masalah. revisi terhadap uji diperluas).
Menurut Holyoak cit Ibrahim (2000) Teknik pengumpulan data dalam
Pembelajaran berbasis masalah (problem penelitian ini menggunakan: (1) metode
based learning) melibatkan mahasiswa observasi dan wawancara untuk analisis
dalam mempelajari informasi dalam cara kebutuhan mahasiswa, (2) validasi produk
yang sama ketika mengingatnya kembali dan untuk mendapatkan penilaian serta saran
menerapkan dalam situasi yang akan datang terhadap desain produk awal
dan menilai pembelajaran dengan cara pengembangan, (3) tes hasil belajar untuk
mendemonstrasikan pemahaman dan bukan melihat peningkatan pemahaman mahasiswa
kemahiran belaka. Hal ini mendukung sebelum dan setelah proses pembelajaran.
pelaksanaan pembelajaran yang membuat Tes diberikan dua kali yaitu pretest dan
mahasiswa aktif dengan mengintegrasikan posttestt.
pendidikan karakter. Peran dosen dalam Pengembangan produk awal meliputi
pembelajaran ini adalah menyajikan pengembangan draft perangkat
masalah, mengajukan pertanyaan, pembelajaran meliputi: silabus, rencana
memfasilitasi penyelidikan, dialog, dan pelaksanaan pembelajaran (RPP), media
dukungan yang pertumbuhan intelektual pembelajaran, kisi-kisi penilaian, lembar
mahasiswa. penilaian produk kognitif, kunci jawaban,
Tujuan yang ingin dicapai dalam petunjuk penilaian, rubrik penilaian afektif,
penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) lembar penilaian afektif.
tahapan-tahapan dalam mengembangkan Tahapan validasi produk awal dalam
perangkat pembelajaran mata kuliah profesi penelitian pengembangan ini melibatkan 2
kependidikan terintegrasi pendidikan karakter orang pakar pendidikan Fisika yang memiliki
mahasiswa semester III; (2) kualitas latar belakang master dan doktor. Hasil
perangkat mata kuliah profesi kependidikan validasi diujicobakan secara terbatas pada 8
mahasiswa semester III dilanjutkan dengan

Jurnal Profesi Pendidik 3


Volume 3 Nomor 1 , Mei 2016 Halaman 1-10
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
ISSN 2442-6350 Volume 3 Nomor 1, Mei 2016

uji coba lebih luas dengan jumlah responden menggunakan software IBM SPSS Statistics
sebanyak 33 mahasiswa setelah melalui 18.
tahap revisi produk perangkat pembelajaran.
Instrumen dalam penelitian adalah
lembar observasi karakteristik mahasiswa, III. HASIL DAN PEMBAHASAN
lembar validasi perangkat pembelajaran,
lembar observasi keterlaksanaan A. Hasil Penelitian dan Pengembangan
pembelajaran, lembar penilaian afektif
(karakter) mahasiswa, dan lembar instrumen 1. Hasil Tahap Studi Pendahuluan
soal (evaluasi hasil belajar). a. Studi Pustaka
Data yang dikumpulkan dalam Hasil studi pustaka merupakan hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) data kajian konsep-konsep atau teori-teori dan
hasil validasi ahli berupa penilaian terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu dan serta
silabus, RPP, penilaian produk kognitif, dan analisis standar kompetensi dan
penilaian afektif. Teknik pengumpulan data kompetensi dasar mata kuliah profesi
menggunakan lembar validasi perangkat kependidikan dan mata kuliah
pembelajaran yang ditujukan kepada ahli prasyaratnya. Selanjutnya studi
materi, (2) data hasil uji coba terbatas dan uji pendahuluan dilanjutkan dengan
coba diperluas perangkat pembelajaran yang mengumpulkan informasi permasalahan
berupa data keterlaksanaan pembelajaran moral dan karakter mahasiswa secara
yang diperoleh dari pengamat dan data hasil umum.
belajar mahasiswa yang diperoleh dari
pretest dan posttestt, serta data hasil b. Hasil Analisis Kebutuhan
penilaian afektif. Dengan melihat hasil studi pustaka
Uji efektifitas penelitian ini dan analisis kondisi yang terjadi di
menggunakan one group pretest-posttest kehidupan saat ini, dapat tergambar
design. Siswa diberikan pretest sebelum kondisi pembelajaran di perguruan tinggi
mengikuti proses pembelajaran. Setelah serta kebutuhan akan perangkat
seluruh rangkaian pembelajaran selesai pembelajaran yang ideal dalam rangka
maka dilihat peningkatan hasil belajar siswa meningkatkan kualitas pembelajaran.
dengan membandingkan antara nilai pretest
dan posttest. Penilaian terhadap pencapaian 2. Hasil Tahap Perencanaan
afektif (karakter) mahasiswa dilakukan Berdasarkan data hasil tahap studi
selama proses pembelajaran dengan pendahuluan dan analisis kebutuhan, maka
kolaborasi antara observer dan dosen. produk penelitian pengembangan berupa
Penilaian akhir hasil validasi perangkat perangkat pembelajaran yang akan
pembelajaran di adaptasi dan dikembangkan dikembangkan adalah: (a) mata kuliah
dari Widoyoko cit Triyanto (2010) dengan profesi kependidikan, (b) dosen sebagai
menabulasi semua data yang diperoleh dari pengguna perangkat pembelajaran untuk
pada validator ahli, menghitung skor total mendidik dan mengembangkan karakter
rata-rata dari setiap komponen, dan mahasiswa (afektif), yaitu rasa ingin tau,
mengubah skor rata-rata menjadi nilai gemar membaca, kerja keras, jujur, kreatif
dengan kriteria. Keterlaksanaan dalam pembelajaran, (c) terdapat
pembelajaran dan respons siswa diadaptasi keterpaduan antar silabus, RPP, lembar
dan dikembangkan dari Triyanto (2010), hasil evaluasi dan pengamatan mahasiswa
pretest dan posttest siswa dianalisis terintegrasi pendidikan karakter.
normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov Tujuan pembelajaran disesuaikan
dan homogenitas dengan uji Levene’s serta dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun
uji t dengan dua sampel berpasangan untuk 2007 tentang standar proses. Berdasarkan
mengetahui signifikansi dari hasil pretest- tujuan pembelajaran tersebut, materi
postest. Penilaian akhir untuk pencapaian pembelajaran, karakteristik mahasiswa, dan
psikomotorik dan afektif di adaptasi dan fasilitas yang tersedia, maka model
dikembangkan dari Depdiknas (2007) dan pembelajaran yang cocok adalah Problem
Kemendiknas (2010). Hasil afektif tiap Based Learning (PBL) dengan metode tugas,
pertemuan diketahui dengan melakukan rata- kerja kelompok, diskusi, tanya jawab.
rata hasil tiap aspek. Semua uji dilakukan 3. Hasil Tahap Penyusunan Draf I
a. Silabus

4 Jurnal Profesi Pendidik


Volume 3 Nomor 1 , Mei 2016 Halaman 11-21
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 ISSN 2442-6350

Desain awal silabus yang telah dipakai adalah penambahan waktu pada saat
dikembangkan, terdapat komponen pembelajaran. Hal ini tidak dilakukan karena
komponen: (1) Kompetensi Dasar, (2) disesuaikan dengan standar waktu
Indikator, (3) Pengalaman Belajar, (4) Materi pembelajaran mata kuliah yaitu 1 jam
Pokok, (5) Alokasi waktu (menit), (6) perkuliahan adalah 50 menit.
Sumber/Bahan/Alat, (7) Evaluasi, dan (8)
komponen karakter yang terbentuk dari
setiap KD. 6. Hasil Tahap Uji Coba
a. Uji Coba Terbatas

b. RPP Tanggapan yang diberikan oleh


Desain awal RPP yang telah mahasiswa pada uji coba terbatas terhadap
dikembangkan, terdapat komponen- pembelajaran menggunakan Draf II dari
komponen: (1) Nama Dosen, (2) N I P, (3) produk yang dikembangkan disajikan pada
Mata Kuliah, (4) Semester, (5) Standar Tabel 2 dengan skor maksimum 4.
Kompetensi, (6) KD/KKD, (7) Indikator, (8)
Tahap Kegiatan Pembelajaran, (9) Metode, Tabel 2: Hasil Tanggapan Mahasiswa Pada
(10) Media, (11) Waktu, (12) Sumber Belajar, Uji Coba Terbatas
(13) Alat Penilaian (kognitif Dn karakter) Aspek Orienta Pengembangan
si Karakter
c. Perangkat Penilaian Siswa
Desain awal perangkat penilaian yang Tanggapan
telah dikembangkan, terdapat komponen- 2,94 3,10
Mahasiswa
komponen: (1) kisi-kisi soal yang telah Rerata 3,02
disesuaikan dengan indikator kognitif produk, Kategori Baik
(2) soal pilihan essay yang mengikuti kisi-kisi
soal, (3) kunci jawaban dari setiap soal, (4) b. Revisi II
lembar observasi afektif (karakter) dan rubrik
penilaiannya. Revisi dilalkukan secara teknis yaitu
memperbaiki tata tulis dan tata bahasa
perangkat pembelajaran.
4. Hasil Tahap Validasi Produk Awal

Rerata hasil validasi terhadap produk c. Hasil Uji Coba Diperluas


awal oleh 2 validator disajikan pada Tabel 2
dengan skor maksimum 4. Tanggapan yang diberikan oleh
mahasiswa pada uji coba diperluas terhadap
Tabel 1. Hasil Validasi pembelajaran menggunakan Draf II dari
Validator Rerata Kategori produk yang dikembangkan disajikan pada
Produk Tabel 3 dengan skor maksimum 4.
Silabus Sangat Tabel 3. Hasil Tanggapan Mahasiswa Pada
4
Baik Uji Coba Terbatas
RPP Sangat
4
Baik
Kisi-kisi dan Baik Pengembangan
3 Orienta
Petunjuk Penilaian Aspek Karakter
si
Lembar Kognitif 3 Baik Mahasiswa
Lembar Afektif 3 Baik Tangga
Rata-Rata 3.4 Baik pan
Mahasi 3,13 3,07
swa
5. Hasil Penyusunan Draf II Rerata 3,08
Penyusunan draf II menggunakan
hasil saran dan masukan dari semua Kategor Baik
validator dalam penyempurnaan produk i
perangkat pembelajaran. Saran yang tidak

Jurnal Profesi Pendidik 5


Volume 3 Nomor 1 , Mei 2016 Halaman 1-10
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
ISSN 2442-6350 Volume 3 Nomor 1, Mei 2016

Deskripsi hasil test belajar kognitif untuk hasil belajar kognitif disajikan pada
mahasiswa disajikan pada Tabel 4. Hasil Uji Tabel 5.
prasyarat dan uji t dua sampel berpasangan
Tabel 4. Deskripsi Hasil Belajar Kognitif Mahasiswa

Jenis Test N Mean Standar Deviasi

Pretest 31 42,51 12,46


Posttest 31 63,32 11,46

Tabel 5. Ringkasan hasil analisis pretest dan posttest


Yang diuji Normalitas Homogenitas Hasil pretest posttest
Levene’s test
Jenis uji Kolmogorov-Smirnov Paired Samples Test
thitung = -12,028
Pretest= 0,200
Signifikansi 0,545 t5% = 2, 04 dan t1% =
Posttest=0,115
2, 75.
Keputusan H0 diterima H0 diterima H0 ditolak
Ada perbedaan
Kesimpulan Data normal Data homogen
pretest dan posttest
Deskripsi hasil test belajar afektif mahasiswa dan nilai perolehan klasikal mahasiswa untuk
keterampilan afektif untuk setiap karakter yang ditunjukkan pada Tabel 6 dan Tabel 7 dengan skor
maksimum 4.
Tabel 6. Deskripsi Hasil Pencapaian Afektif Mahasiswa
Pertemuan N Mean Standar Deviasi
I 31 16,58 2,67
II 31 17,19 2,02

Tabel 7. Analisis Keterampilan Afektif Berdasarkan Karakter


Rata-
No. Aspek yang diamati
rata
1. Jujur 3,53
2. Rasa ingin tahu 3,21
3. Disiplin 3,03
4. Kerja Keras 3,00
5. Kreatif 2,24
6. Gemar Membaca 1,87

B. Pembahasan

1. Tahap Studi Pendahuluan mata kuliah ilmu pendidikan kemudian ilmu


Kegiatan awal studi pendahuluan, tersebut menjadi dasar dalam mata kuliah
yaitu studi pustaka, telah di analisis SK dan profesi kependidikan.
KD serta materi pembelajaran pada mata
kuliah profesi kependidikan (analisis 2. Tahap Perencanaan
kurikulum) yang diidentifikasi dari SK dan Data hasil yang diperoleh pada tahap
KD. Menurut Prastowo (2012) langkah studi pendahuluan, menjadi dasar untuk
analisis SK dan KD dalam tahap awal menentukan perencanaan produk yang akan
pengembangan perangkat pembelajaran dikembangkan berikut spesifikasinya dan
sangat penting, karena bertujuan untuk kajian-kajian yang akan muncul pada
menentukan kompetensi-kompetensi yang perangkat pembelajaran mata kuliah profesi
tepat. kependidikan, kemudian kajian tersebut
Kakteristik mahasiswa semester III ini dijelaskan lebih terperinci dengan
pada semester sebelumnya telah mengikuti perencanaan pembelajaran yang dimulai

6 Jurnal Profesi Pendidik


Volume 3 Nomor 1 , Mei 2016 Halaman 11-21
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 ISSN 2442-6350

dengan perumusan standar kompetensi, a. Uji Coba Terbatas dan Revisi II


kompetensi dasar, indikator pembelajaran, 1) Keterlaksanaan Pembelajaran
tujuan pembelajaran, model pembelajaran, Hasil observasi keterlaksanaan
metode pembelajaran, serta analisis konsep pembelajaran yang telah dilakukan,
dari kajian tersebut, sehingga produk yang menunjukkan bahwa pertemuan I dan II
dikembangkan diharapkan dapat menjadi mendapatkan penilaian yang sangat baik dari
dasar dalam merencanakan pembelajaran pengamat, sehingga dapat dikatakan
yang sistematis dan mengombinasikan pembelajaran yang telah dilakukan efektif,
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, efisien, dan menarik. Suatu materi pelajaran
perlengkapan, dan prosedur yang saling yang disampaikan dosen bisa saja menarik
mempengaruhi dalam mencapai tujuan bagi mahasiswa tetapi belum tentu efektif
pembelajaran (Carol dan Leslie, 2010). dan efisien. Pembelajaran yang diberikan di
kelas terikat pada rencana pelaksanaan
3. Tahap Penyusunan Produk Awal pembelajaran (RPP) yang disusun oleh
a. Pengembangan Silabus dosen. Pada RPP terdapat standar
Pengembangan silabus sesuai dengan kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD),
prinsip-prinsip pengembangan silabus oleh dan indikator, sehingga dapat ditentukan
yaitu ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, metode dan media pembelajaran serta
memadai, aktual dan kontekstual, serta alokasi waktu yang dibutuhkan. Karena
fleksibel. dalam pembelajaran terdapat kegiatan
b. Pengembangan RPP memilih, menetapkan, dan mengembangkan
Penyusunan RPP telah sesuai dengan metode untuk mencapai hasil pembelajaran
prinsip-prinsip penyusunan RPP yang yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan
dikemukakan oleh Ibrahim (2003), yaitu pengembangan metode ini didasarkan pada
memperhatikan perbedaan individu kondisi pembelajaran yang ada (Uno, 2008).
mahasiswa, mendorong partisipasi aktif
mahasiswa mengembangkan budaya 2) Tanggapan Mahasiswa
membaca dan menulis, memberikan umpan Rerata tanggapan 8 mahasiswa yang
balik dan tindak lanjut, keterkaitan dan mengikuti uji coba terbatas menggunakan
keterpaduan, serta menerapkan teknologi metode pembelajaran berbasis masalah
informasi dan komunikasi. (problem based learning) terintegrasi
c. Pengembangan perangkat penilaian pendidikan karakter yang melatihkan
Perangkat penilaian ini mencakup keterampilan berfikir kritis, kreatif dan
penilaian aspek kognitif dan karakter (afektif). mengembangkan karakter mahasiswa
Pengembangan perangkat penilaian adalah “Baik”. Sehingga dapat disimpulkan,
dilakukan dengan prinsip pengembangan penerimaan siswa terhadap pembelajaran
yang dikemukakan oleh Trianto (2011). menggunakan produk yang dikembangkan
Menurutnya perangkat penilaian harus juga baik. Penerimaan mahasiswa terhadap
dikembangkan dengan mengacu pada pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa
kompetensi dasar yang ingin dicapai, faktor, salah satunya adalah pemilihan
dijabarkan ke dalam indikator pencapaian metode pembelajaran yang akan digunakan
hasil belajar dan disusun berdasarkan kisi- oleh dosen dengan mempertimbangkan
kisi penulisan butir soal lengkap dengan beberapa faktor, salah satunya adalah
kunci jawaban serta lembar observasi karakteristik siswa dan materi yang akan
penilaian karakter (afektif) mahasiswa. diajarkan. Penyesuaian pemilihan metode
dengan karakteristik siswa dan materi yang
4. Pembahasan Hasil Tahap Validasi akan diajarkan, akan memudahkan proses
Produk Awal dan Revisi I pembelajaran, sehingga penerimaan siswa
Produk awal yang divalidasi oleh 2 terhadap pembelajaran positif, berlangsung
validator mendapatkan penilaian yang “baik”. dengan baik, dan mencapai tujuan yang ingin
Hal ini disebabkan oleh ketaatan terhadap dicapai pada pembelajaran tersebut (Amirin,
pedoman pengembangan perangkat 2012).Rencana kegiatan yang tidak
pembelajaran yang ada. Hasil revisi terlaksananya pada uji coba terbatas,
menunjukan perbaikan pada hal yang menjadi bahan evaluasi agar penggunaan
bersifat teknis yaitu tata tulis dan tata produk pada uji coba diperluas lebih baik
bahasa. lagi, sehingga pembelajaran dapat
5. Pembahasan Hasil Tahap Uji Coba berlangsung secara optimal. Sedangkan
Produk

Jurnal Profesi Pendidik 7


Volume 3 Nomor 1 , Mei 2016 Halaman 1-10
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
ISSN 2442-6350 Volume 3 Nomor 1, Mei 2016

berdasarkan hasil uji reliabilitas serta sesuatu dalam berkomunikasi, pendengar


validitas, soal pretest-posttest yang akan aktif, menghargai pendapat orang lain.
diujikan pada uji coba diperluas. Hasil 2) Taggapan Mahasiswa
evaluasi ini (revisi II), menghasilkan produk Tanggapan mahasiswa yang pada uji
Draf III yang akan digunakan pada uji coba diperluas tidak jauh berbeda dengan pada uji
diperluas. coba terbatas, namun memliki rerata lebih
tinggi pada Tabel 3. Hal ini menandakan ada
b. Uji Coba Diperluas dan Revisi III sedikit perbaikan terhadap pembelajaran
1) Keterlaksanaan Pembelajaran yang diterapkan pada uji coba diperluas.
Pola pembelajaran yang dinilai telah Perbaikan tersebut adalah terkait dengan
terlaksana dengan baik pada uji coba cara dosen untuk lebih dekat dengan
terbatas produk, menjadi dasar penggunaan mahasiswa, menganggap mahasiswa
produk pada uji coba diperluas. Secara sebagai teman, dan mengenal lebih dalam
umum, keterlaksanaan pembelajaran yang pribadi siswa. Hal tersebut sesuai dengan
terjadi pada uji coba diperluas tidak berbeda pendapat Dharma (2008), bahwa sikap
dengan uji coba terbatas, perbedaannya pendidik yang yang hangat, bersahabat,
terletak pada terlaksananya pretest pada penuh percaya diri dan antusias, merupakan
pertemuan I dan postest pada pertemuan II. faktor penting yang akan meningkatkan
Pembahasan berkaitan dengan partisipasi aktif peserta didik.
karakteristik problem based learning dan uji
coba diperluas pada masing-masing tahap 3) Hasil Belajar Kognitif
adalah (1) pengajuan pertanyaan atau Berdasarkan kesimpulan yang telah
masalah dalam fase orientasi masalah, hal diperoleh dari pengujian hasil belajar kognitif
ini bukan berarti mengorganisasikan pada pada Tabel 5, bahwa terdapat perbedaan
keterampilan akademik tertentu akan tetapi yang signifikan antara hasil belajar siswa
mengorganisasikan pengajaran di sekitar sebelum (pretest) dan sesudah (postest),
pertanyaan dan masalah yang keduanya serta terdapat peningkatan rerata yaitu
secara sosial penting dan secara pribadi sebesar 42,51 untuk rerata pretest dan
bermakna pada siswa dengan mengajukan sebesar 63,32 untuk rerata postest,
situasi kehidupan nyata autentik, mengartikan sebuah keberhasilan dalam
menghindari jawaban sederhana, dan proses pembelajaran yang telah dilalui oleh
memungkinkan adanya berbagai macam mahasiswa menggunakan perangkat yang
solusi untuk situasi tersebut. Dalam tahap ini telah dikembangkan. Amirin (2012),
karakter rasa ingin tahu dan gemar membca mengungkapkan bahwa keberhasilan proses
akan mendominasi untuk bisa muncul di pembelajaran siswa dipengaruhi oleh
mahasiswa dengan mengungkapkan beberapa faktor yang salah satunya adalah
masalah dan jawaban secara jujur. (2) metode yang digunakan oleh dosen.
berfokus pada keterkaitan antardisiplin pada
fase mengorganisasikan siswa untuk belajar, 4) Hasil Penilaian Afektif (Karakter)
meskipun pembelajaran berbasis masalah Hasil pencapaian afektif yang disajikan
berpusat pada mata kuliah profresi pada Tabel 8 menunjukkan bahwa terjadi
kependidikan maka mahasiswa menyelidiki peningkatan pencapaian afektif secara rerata
masalah benar-benar nyata dalam dalam setiap pertemuan. Hasil analisis pada
pemecahanya dan meninjau dari banyak tabel 9 terhadap penilaian afektif juga
mata pelajaran yang berkaitan. menyimpulkan terdapat perbedaan yang
Dalam proses ini karakter ilmiah dapat signifikan antara antara pertemuan I, II.
muncul selama proses tersebut dijalani Selain itu, frekuensi pencapaian afektif
dengan baik yaitu jujur, rasa ingin tahu, terbanyak mahasiswa, berada pada
gemar membaca, kreatif, kerja keras, dan pencapaian kategori “Mulai Berkembang”.
disiplin. Mahasiswa menghasilkan produk Aspek pencapaian indikator afektif
dan mempresentasikanya dalam fase (karakter) tertinggi adalah aspek jujur
mengembangkan dan menyajikan hasil karya sedangkan aspek paling rendah adalah
serta memamerkannya karakter gemar membaca. Dari ke enam
Hal ini melatih keterampilan sosial karakter yang dikembangkan 4 diantaranya
mahasiswa dalam keterampilan mencapai rata-rata diatas skor 3 yaitu aspek
meyampaikan gagasan, menjelaskan jujur, rasa ingin tahu, disiplin, dan kerja keras

8 Jurnal Profesi Pendidik


Volume 3 Nomor 1 , Mei 2016 Halaman 1-10
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 ISSN 2442-6350

serta 2 diantaranya mencapai skor dibawah dengan team teaching untuk mempermudah
3 yaitu aspek kreatif dan gemar membaca. pelaksanaan observasi, (2) intergrasi
Hal ini sejalan dengan Panji cit Ibrahim pendidikan karakter, pembelajaran harus
(2000) manfaat yang diperoleh melalui sepenuhnya dipahami dosen sebagai
pembelajaran PBL salah satunya membuat pelaksana dan perencana kegiatan
mahasiswa lebih terlibat dalam pembelajaran pembelajaran, (3) perangkat pembelajaran
sebab mereka terikat untuk merespon dan dideseminasikan kepada semua dosen
karena mereka merasa diberi kesempatan kependidikan dan disosialisaikan pada
untuk mendapatkan hasil (dampak) dari pertemuan-pertemuan ilmiah.
penyelidikan. Hal ini memacu siswa untuk
memunculkan karakter jujur dengan melihat
dan terlibat langsung dalam proses V. Daftar Pustaka
penyelidikan.
Dosen juga memberikan teladan yang Amirin, Siti. (2012). Pembelajaran Biologi
baik sebagai metode tambahan untuk Model Children’s Learning in
mendidik karakter mahasiswa. Cara dosen Science Melalui Inkuiri
menyelesaikan masalah secara adil, Terbimbing dan Inkuiri Bebas
mengungkapkan pendapat, menjawab Termodifikasi Ditinjau dari Sikap
pertanyaan, menghargai pendapat Ilmiah dan Kemampuan Berpikir
mahasiswa, menggunakan bahasa yang Kritis. Tesis. UNS. (Unpublished).
santun. Menurut Subekti (2010) bahwa
pembelajaran berorientasi pendidikan Archaree, Pummawan. (2007). The
karakter dengan model kooperatif dengan Development Of An E-Learning
mahasiswa belajar secara kelompok dan Module On The Sandy Shores
terlibat dalam proses pembelajaran dan Ecosystem For Grade 8
berfikir kritis. Secondary Student. Educational
Jurnal Of Thailand. 1 (1): 95-110.

IV. PENUTUP Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006).


Panduan Penyusunan Kurikulum
A. Kesimpulan Tingkat Satuan Pendidikan
(1) pengembangan perangkat Jenjang Pendidikan Dasar dan
perangkat pembelajaran mata kuliah profesi Menengah. Jakarta: BSNP.
kependidikan terintegrasi pendidikan
karakter untuk mahasiswa program studi Carol C. K., dan Leslie K.M. (2010). Building
pendidikan Fisika jurusan pendidikan MIPA Guided Inquiry Terms for 21st-
FKIP universitas sebelas maret Surakarta Century Learners. School Library
dapat dilakukan menggunakan metode Monthly. 26 (5): 18-28.
Research and Development oleh Borg &
Gall yang dimodifikasi dengan membatasi Depdiknas. (2006). Pedoman Memilih dan
langkah penelitian yang dapat Menyusun Bahan Ajar. Jakarta:
menghasilkan suatu produk yang divalidasi Direktorat Jenderal Manajemen
dan diuji coba, (2) kualitas produk Pendidikan Dasar dan Menengah.
perangkat pembelajaran yang
dikembangkan mendapatkan nilai dengan Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri
kategori baik sehingga layak digunakan, Pendidikan Nomor 22 Tahun
dan (3) pencapaian hasil belajar kognitif 2006 Tentang Standar Isi untuk
mahasiswa setelah mengikuti proses Satuan Pendidikan Dasar dan
pembelajaran mengalami peningkatan, Menengah. Jakarta: Departemen
aspek karakter yang tinggi adalah jujur, Pendidikan Nasional
rasa ingin tahu, disiplin, dan kerja keras.
Depdiknas. (2007). Materi Sosialisasi dan
B. Rekomendasi Pelatihan Kurikulum Tingkat
Berdasarkan hasil penelitian maka Satuan Pendidikan (KTSP) SMK.
diajukan beberapa rekomendasi sebagai Jakarta: Depdiknas.
berikut: (1) pada saat menerapkan
perangkat pembelajaran pada penilaian Dharma, Surya. (2008). Monitoring dan
karakter (afektif) mahasiswa sebaiknya Evaluasi Pelaksanaan

Jurnal Profesi Pendidik 9


Volume 3 Nomor 1 , Mei 2016 Halaman 1-10
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
ISSN 2442-6350 Volume 3 Nomor 1, Mei 2016

Pembelajaran. Jakarta: Ditjen Prastowo, Andi. (2012). Panduan Kre atif


PMPTK. (Unpublished). Membuat Bahan ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Gall, Borg (2007). Research Development.
Boston: Allyn & Bacon. Republik Indonesia. (2010). Kebijakan
Gary Skaggs, et al. (2006). Relationships Nasional Pembangunan Karakter
Between Implementing Character Bangsa. Jakarta: Kemko
Education, Student Behavior, and Kesejahteraan Rakyat.
Student Achievement. Journal of
Advanced Academics. 18. 82- Republik Indonesia. (2010). Peraturan
116. Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Gerthsen, M.D. dan Borg, W.R. (2003). Pengelolaan dan
Educational Research An Penyelenggaraan Pendidikan.
Introduction 7th Edition. Boston: Jakarta: Kemendiknas.
Allyn & Bacon.
Ronteltap et al. 2002. Activity and Interaction
Ibrahim, M., dan Nur, M. (2000). Pengajaran of Students in an Electronic
Berdasarkan Masalah. Surabaya: Learning Environment for
University Press. Problem-Based Learning. Journal
Of Distance Education. 23 (4): 11-
Kemendiknas. (2010). Bahan Pelatihan: 22.
Penguatan Metodologi -------------------------. (2010). Desain Induk
Pembelajaran Berdasarkan Nilai- Pendidikan Karakter. Jakarta:
nilai Budaya Untuk Membentuk Kemdiknas.
Daya Saing dan Karakter Bangsa.
Jakarta: Kemendiknas RI. -------------------------. (2010). Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia
Kesuma, Dharma (2011). Pendidikan Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Karakter: Kajian Teori dan Praktik Pengelolaan dan
di Sekolah. Bandung: Rosda Penyelenggaraan Pendidikan.
Karya. Jakarta: Kemdiknas.

Oon-Seng Tan, et al. (2003). Students' Sanjaya, Wina. (2009). Perencanaan dan
Experiences of Problem–Based Desain Sistem Pembelajaran.
Learning Problem-Based Learning Jakarta: Kencana.
Innovation: Using Problems to
Power Learning in the 21st Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Century. Singapore: Cengage Pendidikan (Pendekatan
Learning, a division of Cengage kuantitatif, kualitatif, dan R&D).
Learning Asia. Bandung: Alfabeta.

Permendiknas. (2007). Standar Proses untuk Suwarna. (2011). Panduan Pengajaran


Satuan Pendidikan Dasar dan Mikro. Yogyakarta: UNY Press.
Menengah. Jakarta: BSNP.
Trianto. (2011). Mendesain Model
Prasetyo, Z.K (2011). Pengembangan Pembelajaran Inovatif-Progresif:
Perangkat Pembelajaran Sains Konsep, Landasan, dan
Terpadu untuk Meningkatkan Implementasinya Pada Kurikulum
Kognitif, Keterampilan Proses, Tingkat Satuan Pendidikan
Kreativitas serta Menerapkan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Konsep Ilmiah Peserta Didik.
Laporan Penelitian untuk Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohamad.
Pendidikan. Yogyakarta: UNY. (2012). Belajar dengan
(Unpublished). Pendekatan PAILKEM:
Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Lingkungan, Kreatif, Efektif, dan
Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

10 Jurnal Profesi Pendidik


Volume 3 Nomor 1 , Mei 2016 Halaman 1-10

Anda mungkin juga menyukai