Penerbit:
Lembaga Pengembangandan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP)
UniversitasNe geri Yogyakarta
CAKRAWI
Redaksi jurnal I:
Ketua Prof. Pardjono,Ph.D. Novembe
Sekretaris Sri Sumardiningsih,M.Si.
Anggota Prof. SlametP.H,Ph.D.
Prof. Darmiy ati Ztthdi, Ed.D. CakrautalaPadidil
Prof. Dr. Burhan Nurgiyantoro Februari, IunL dan N<
Prof. Dr. Husaini Usman
Prof. Dr. Abdul Gafur
Prof. Wawan S. Suherman,M.Ed.
Prof. Dr. Mundilarto
Prof. Dr. Sukadiyanto
Sumarno,Ph.D.
Dr. SlametSuyanto
Losina Purnastuti,Ph.D.
Berdasarkan SK Dirjen I
Redaktur Penyelia Dr. Kastam Syamsi Desember 20W tentanl
Dr. Agus Widyantoro Jenderal Pendidikan T
terakreditasi
samP
Desain Sampul Martono, M.Pd.
CAKRAWALA PENDIDIKAN
jurnal llmiah Pendidikan
November 2012,Th. X)O(I, No. 3 hrrr
PENERBIT
Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP)
Universitas Negeri Yogyakarta
CAKRAWATA PENDIDIKAN
lurnal llmiah Pendidikan
Novembx 20I2,Th. )OO(LNo. 3
Daftar Isi
lll
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SOFT SKILLS
DAN HARD SKILLS UNTUK SISWA SMK
Abstrak: Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk
Siswa SMK. Era global menuntut sumber daya manusia yang memiliki daya saing,
adaptif dan antisipatif, mampu belajar, terampil, mudah beradaptasi dengan tek-
nologi baru. Profil tenaga kerja yang dibutuhkan pasar adalah yang kuat pada
aspek soft skills dan hard skills. Ada tiga alternatif model pendidikan yang memadu-
kan hard skills dan soft skills, yaitu (1) aspek soft skills dan hard skills dilaksanakan di
sekolah; (2) aspek soft skills dilaksanakan di sekolah, sedang hard skills dilaksanakan
bersamaan praktik kerja di DUDI; atau (3) aspek soft skills dilaksanakan di sekolah,
sedang aspek hard skills ketika praktik kerja di teaching factory. Untuk itu, struktur
kurikulum SMK disusun sesederhana mungkin dengan tetap mengacu Kurikulum
Nasional yang digunakan dengan tekanan pada aspek soft skills dan mengintegrasi-
kannya ke dalam silabus dan RPP. Karakteristik guru yang diperlukan adalah: (1)
the adaptor; (2) the visionary; (3) the collaborator; (4) the risk taker; (5) the leaner; (6) the
communicator; (7) the model; dan (8) the leader. Selain itu, diperlukan dukungan stake
holders yakni dinas pendidikan setempat, masyarakat dan DUDI.
Kata Kunci: model pembelajaran, pendidikan soft skills, hard skills, siswa SMK, tenaga
kerja
Abstract: Development of Soft Skills and Hard Skills Learning Model for
Students of SMK. The global era demands human resources that are competitive,
adaptive and anticipatory, able to learn, skillful, adaptable to new technology.
Labors’ profile that market needs are someone who has a strong skill in the aspect
of soft skills and hard skills. There are three alternative education modela that
combines hard skills and soft skills, namely (1) aspects of soft skills and hard skills
present in the school; (2) aspects of soft skills is implemented in schools, while the
hard skills is being held during working practices in DUDI; (3) soft skills aspect is
implemented in schools, while aspects of hard skills when working practices in
teaching factory. For that, the structure of vocational curriculum is arranged as
simple as possible referring to the National Curriculum which is used with an
emphasis on aspects of soft skills and is integrated into the syllabus and lesson
plans. Teachers’characteristics requires: (1) the adaptor; (2) the visionary; (3) the
collaborators; (4) the risk taker; (5) the leaner; (6) the communicator; (7) the model;
and (8) the leader. In addition, it requires the support of local education stake-
holders, communities and DUDI.
409
410
Keywords: learning model, soft skills education, hard skills, vocational students, labor
kan pada Gambar 1 dan 2. Pimpinan wan untuk menghasilkan produk yang
perusahaan memberikan pendapat bah- berkualitas.
wa kontribusi pengetahuan, keteram-
pilan, karakter, dan kondisi fisik karya-
30
25
20
15
10
5
0
Pengetahuan Keterampilan Sikap/Watak Kondisi Fisik
23.00% 22.33% 28.33% 26.33%
35
30
25
20
15
10
5
0
Pengetahuan 23% Keterampilan 20% Sikap/Watak 30% Kondisi Fisik 27%
Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk Siswa SMK
412
Fakta inilah yang merupakan suatu ke- minasi dan implementasi. Seluruh ta-
senjangan antara dunia pendidikan ke- hapan penelitian itu dilaksanakan da-
juruan dan dunia industri. lam kurun waktu tiga tahun.
Untuk mengatasi kesenjangan yang Tahun pertama penelitian meliputi
ada, biasanya pihak perusahaan mela- kegiatan (1) pengumpulan informasi;
kukan strategi sebagai berikut. Perta- (2) perencanaan; (3) pengembangan pro-
ma, dalam memilih karyawan baru le- duk awal; (4) uji coba pendahuluan/uji
bih menekankan pada aspek kompeten- keterbacaan; dan (5) revisi produk. Ke-
si sikap/watak. Kedua, basic skills yang giatan tahun kedua adalah: (1) uji coba
diutamakan bagi karyawan baru bi- model terbatas; (2) revisi produk; (3) uji
dang teknologi dan rekayasa meliputi operasional model di lapangan pada
dua hal saja, yakni membaca gambar lima SMK diikuti analisis efektivitas
kerja dan menggunakan alat ukur. Ke- dan efisiensi model; dan (4) revisi pro-
tiga, karyawan baru perlu pelatihan duk akhir. Kegiatan tahun ketiga be-
khusus yang dilakukan di dalam per- rupa diseminasi model pembelajaran
usahaan, yang meliputi materi: Peratur- hasil pengembangan pada skope yang
an Perusahaan, K3, Motivasi, dan Wa- lebih luas.
wasan ISO 9000. Kegiatan penelitian tahun pertama
Sebagai konsekuensinya, pekerjaan dimulai dari observasi ke sekolah dan
besar kita adalah bagaimana menyiap- industri dalam rangka menggali needs
kan SDM yang memunyai daya saing assessment. Observasi dilakukan ke SMA
secara terbuka dengan negara lain, Taruna Nusantara Magelang, SMK
adaptif dan antisipatif terhadap ber- PIKA Semarang, SMK ST Mikael Sura-
bagai perubahan dan kondisi baru, ter- karta, SMK Tunas Harapan Pati, dan
buka terhadap perubahan, mampu be- CV Karya Hidup Sentosa Yogyakarta.
lajar bagaimana belajar, memiliki berba- Hasil observasi dimanfaatkan untuk
gai keterampilan, mudah dilatih ulang, menyusun draft model. Penyusunan
serta memiliki dasar-dasar kemampuan draft model dilakukan oleh tim peneliti,
luas, kuat, dan mendasar untuk ber- dengan melibatkan mahasiswa yang se-
kembang. dang mengambil skripsi. Tahap selan-
jutnya adalah melaksanakan focused
METODE group discussion (FGD) dengan para
Penelitian ini menggunakan prose- praktisi industri, guru SMK, dan Ke-
dur research and development (Borg & pala SMK untuk klarifikasi data hasil
Gall (2003) yang terdiri atas sepuluh ta- observasi dan validasi model. Hasil ma-
hap. Tahapan itu meliputi: (1) observasi sukan dari peserta FGD digunakan un-
dan pengumpulan informasi; (2) peren- tuk menyempurnakan draft model.
canaan; (3) pengembangan produk awal, Kegiatan utama penelitian tahun
(4) uji coba pendahuluan; (5) revisi pro- kedua adalah uji operasional model di
duk; (6) uji coba di lapangan; (7) revisi lapangan pada lima SMK diikuti ana-
produk; (8) uji operasional di lapangan; lisis efektivitas dan efisiensi model. Ke-
(9) revisi produk akhir; dan (10) dise- giatan ini dilakukan di SMK kelompok
35
30
25
20
15
10
5
0
Motivasi Personalitas Hard Skills Kepemimpinan
30
25
20
15
10
0
Kepemimpinan Personalitas Motivasi Hard Skills
Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk Siswa SMK
414
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
5
4
3
2
1
0
Dari hasil analisis kebutuhan di atas, akar pendidikan kejuruan untuk mem-
tampak bahwa aspek-aspek soft skills bahas seberapa penting aspek soft skills
(kepemimpinan, personalitas, dan moti- dan motivasi yang diperlukan dalam
vasi) tenaga kerja sangat dominan se- pekerjaan bagi tenaga kerja. Hasil FGD
bagai persyaratan yang diperlukan du- ditampilkan pada Gambar 5 dan Gam-
nia kerja. Oleh karena itu, untuk me- bar 6. Dari kedua gambar di atas tampak
lengkapi hasil analisis kebutuhan, dila- bahwa hampir semua aspek soft skills
kukan focused group discussion (FGD) dan motivasi menjadikan syarat pokok
dengan pihak terkait, yakni perwakilan bagi tenaga kerja di dunia industri.
SMK, DUDI, dinas pendidikan, dan p-
Model Pendidikan Hard Skills dan bentuk atau pola penyelenggaraan pen-
Soft Skills untuk menyiapkan Tenaga didikan kejuruan. Munculnya berbagai
Kerja Terampil model penyelenggaraan pendidikan ke-
Penyelenggaraan pendidikan di se- juruan, tidak dapat dilepaskan dengan
kolah tidak lepas dari strategi agar tu- masyarakat dan kebutuhannya.
juan pendidikan dapat dicapai secara Tujuan utama dalam pendidikan
optimal. Untuk itu, sekolah menerapkan kejuruan adalah membangun delapan
berbagai model sesuai dengan program kompetensi lulusan. Untuk menghasil-
studinya dan karakteristik peserta di- kan calon tenaga keja yang memiliki
dik. Kata model dapat diartikan sebagai delapan kompetensi lulusan sebagai-
pola atau bentuk. Kaitannya dengan mana dirumuskan di atas, model pendi-
pendidikan kejuruan kata model di sini dikan kejuruan yang efektif dan efisien
mengandung pengertian sebagai suatu seperti pada Gambar 7.
Soft Skills
Dasar
Kewirausahaan
Jalur 2
Jalur 3
Jalur 1
Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk Siswa SMK
416
Jalur 1: Siswa baru (input) masuk di kolah, tinggal diadakan penyesuaian se-
pendidikan kejuruan. Pendidikan aspek dikit pada beberapa aspek, sesuai ke-
soft skills ditambah dasar-dasar kejuru- majuan ilmu pengetahuan, teknologi
an, dan kewirausahaan dilaksanakan di dan seni (IPTEKS). Sarana prasarana
sekolah. Demikian pula pendidikan ke- sekolah sudah tersedia sebagaimana
terampilan teknis (hard skills) juga di- yang dipakai saat ini.
laksanakan di sekolah. Model ini dilak- Kelemahan: Jalur 1 ini masih relatif
sanakan oleh hampir seluruh SMK di kaku karena sangat terpaku pada pro-
Indonesia. gram di sekolah yang masih cenderung
Jalur 2: Siswa baru (input) masuk di subject matter oriented. Sistem pendidik-
pendidikan kejuruan. Pendidikan aspek an yang demikian biayanya sangat ma-
soft skills, dasar-dasar kejuruan, dan ke- hal karena semua siswa mendapatkan
wirausahaan dilaksanakan di sekolah. pelajaran yang seragam yang membu-
Sedangkan pendidikan keterampilan tuhkan bahan praktikum seragam pula.
teknis (hard skills), dilaksanakan sambil Pada hal, semua sadar bahwa sebenar-
praktek kerja di DUDI. Sebagian kecil nya belum tentu semua pelajaran itu
SMK di Indonesia sudah menerapkan nanti berguna di dunia kerja. Oleh ka-
model yang demikian. rena itu, sistem ini dinilai efektivitas
Jalur 3: Siswa baru (input) masuk di dan efisiensinya relatif rendah.
pendidikan kejuruan. Pendidikan aspek Peluang: jika pilihan model pendi-
soft skills, dasar-dasar kejuruan, dan ke- dikan jatuh pada Jalur 1, maka peluang-
wirausahaan dilaksanakan di sekolah. nya sangat besar. Tinggal menerapkan
Pendidikan keterampilan teknis (hard apa-apa yang selama ini sudah berjalan,
skills) dilaksanakan sambil praktek ker- tentu beres.
ja di teaching factory. Baru sedikit sekali Hambatan: hambatan keterlaksana-
SMK di Indonesia yang menerapkan an Jalur 1 ini pun relatif kecil, dan ge-
model ini. jolak yang ditimbulkan diprediksi tidak
terlalu banyak.
Analisi SWOT Tiap Jalur
Jalur 1 Jalur 2
Model pendidikan jalur pertama ini Pilihan jalur ini membawa konse-
merupakan model yang sekarang ini di- kuensi perlu sedikit perubahan diban-
terapkan di hampir seluruh SMK di ding dengan model yang selama ini su-
Indonesia. Pada dasarnya semua kom- dah dilaksanakan SMK. Pihak sekolah
petensi diajarkan di sekolah. Apabila perlu memberi penekanan khusus pada
dilakukan analisis SWOT terhadap pi- pembelajaran Dasar-dasar Kejuruan
lihan Jalur 1 ini, dapat diuraikan se- dan Kewirausahaan. Kedua kelompok
bagai berikut. mata pelajaran ini penting, karena bisa
Kekuatan: SDM pendukung pelak- membekali siswa memiliki fleksibiltas
sanaan pembelajaran di sekolah jelas dan daya adaftabilitas yang diperlukan
sudah siap. Begitu juga kurikulum se- setelah lulus kelak. Sebagian besar pe-
Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk Siswa SMK
418
belajar tidak hanya diperoleh dari tatap gainya. Tugas guru dalam pembelajar-
muka di kelas saja. Dengan pembelajar- an dengan pendekatan ini adalah mem-
an aktif diharapkan siswa lebih kritis fasilitasi untuk: (1) menjadikan penge-
dalam berfikir, mampu memecahkan tahuan bermakna dan relevan bagi sis-
persoalan sehari-hari, dan dapat lebih wa; (2) memberi kesempatan siswa me-
bermakna bagi karirnya di dunia kerja. nemukan dan menerapkan idenya sen-
diri; dan (3) menyadarkan siswa agar
Contoh Pembelajaran Aktif menerapkan strategi mereka sendiri da-
Di bawah dicontohkan empat ma- lam belajar.
cam strategi pembelajaran yang menda-
sari penerapan pembelajaran aktif di Inkuiri
kelas, yaitu kontruktivisme (contructi- Pendekatan belajar lain yang mam-
vism), penemuan (inquiry), kelompok pu mengasah potensi kreativitas siswa
belajar (learning community), dan pemo- adalah inkuiri. Inkuiri adalah proses
delan (modeling). Pembelajaran aktif da- perpindahan dari pengamatan menjadi
pat diterapkan dalam kurikulum apa pemahaman. Inkuiri biasanya diawali
saja, mata pelajaran apa saja, dan kelas dengan pengamatan atau pertanyaan
yang bagaimanapun keadaannya. yang muncul. Jawaban atas pertanyaan
tersebut didapat melalui siklus: menyu-
Kontruktivistik sun dugaan/hipotesis, mengembangkan
Konstruktivisme adalah pendekat- hipotesis, membuat pengamatan lebih
an belajar dengan menekankan peserta jauh, dan menyusun teori serta konsep
didik untuk mendapatkan pemahaman yang berdasar pada data dan pengeta-
baru dari pengalaman-pengalaman ber- huan. Di dalam pembelajaran berdasar-
dasarkan pengetahuan yang diperoleh kan inkuiri, siswa belajar berfikir kritis
sebelumnya (Panen, 2001). Pendekatan saat mereka berdiskusi dan mengana-
belajar seperti ini diyakini akan mampu lisis bukti, megevaluasi ide dan pro-
mengasah potensi kreativitas peserta posisi, merefleksi validitas data, mem-
didik. Oleh karena itu, pembelajaran roses, dan membuat kesimpulan. Ke-
hendaknya dikemas menjadi proses mudian, siswa menentukan bagaimana
‘mengonstruksi’ bukan ‘menerima’ pe- mempresentasikan dan menjelaskan pe-
ngetahuan. Dalam proses pembelajaran nemuannya, dan menghubungkan ide-
di SMK, siswa dibiasakan membangun ide atau teori untuk mendapatkan ko-
sendiri pengetahuan mereka melalui nsep (Uno, 2007).
keterlibatan aktif dalam proses belajar Langkah-langkah kegiatan inkuiri
mengajar. Siswa menjadi pusat kegiat- adalah: (1) merumuskan masalah; (2)
an. Pembelajaran dapat dirancang da- mengamati; (3) menganalisis dan me-
lam bentuk mahasiswa bekerja, praktik nyajikan hasil dalam tulisan, gambar,
mengerjakan sesuatu, berlatih secara laporan, bagan, tabel, atau karya lain;
fisik, menulis karangan, mendemonstra- (4) mengomunikasikan atau menyaji-
sikan, menciptakan gagasan, dan seba-
Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk Siswa SMK
420
kan hasil karya pada teman sekelas, do- paling tahu. Semua pihak mau saling
sen, atau bahkan masyarakat luas. mendengarkan. Dari semua interaksi di
dalam proses belajar kelompok itu akan
Kelompok Belajar membiasakan siswa bekerjasama, bersi-
Siswa akan lebih mudah untuk me- kap toleran, dan memunculkan sikap
nyerap dan memahami suatu hal atau kepemimpinan di antara mereka. As-
fenomena apabila dijelaskan oleh te- pek-aspek tersebut merupakan aspek
mannya dengan gaya bahasa dan pen- soft skills yang dipentingkan di dunia
dekatan komunikasi dari siswa lain se- kerja.
usianya. Dari sisi siswa yang menjelas- Penerapan kelompok belajar dapat
kan, hal ini merupakan kesempatan un- diwujudkan dalam: (1) pembentukan ke-
tuk menggali, mengkomunikasikan dan lompok kecil, biasanya beranggotakan 2
menguji pengetahuan atau pemahaman s.d. 5 orang; (2) pembentukan kelom-
yang telah didapatkannya. Hal itu mung- pok besar, biasanya beranggotakan 6 s.d.
kin didapat secara tidak langsung dari 20 orang; (3) belajar kelompok dengan
aktivitas saat berargumentasi dengan kelas lain yang sederajat; (4) belajar ke-
temannya yang mendapat kesulitan ter- lompok dengan kelas di atasnya atau di
sebut. Pendekatan ini bisa dicapai de- bawahnya; dan (5) belajar langsung
ngan membentuk suatu kelompok bela- pada masyarakat.
jar.
Kelompok belajar adalah sekelom- Pemodelan
pok siswa yang dibentuk terkait dalam Sudrajat (2011) menjelaskan bahwa
kegiatan belajar agar terjadi proses be- pemodelan adalah proses penampilan
lajar lebih dalam. Semua siswa memu- suatu contoh agar orang lain berpikir,
nyai kesempatan untuk berbicara dan belajar, dan bekerja seperti yang dilaku-
berbagi ide, mendengarkan ide siswa kan oleh sang model. Misalnya, pada
lain dengan cermat, dan bekerjasama saat pembelajaran guru dapat memo-
untuk membangun pengetahuan dengan delkan atau memerankan bagaimana
teman di dalam kelompok. Konsep ini siswa seharusnya melakukan sesuatu
didasarkan pada ide bahwa belajar se- dengan cara yang benar. Guru menun-
cara bersama lebih baik daripada belajar jukkan bagaimana melakukan sesuatu
secara individual (Johnson, 2010). untuk mempelajari sesuatu yang baru.
Kelompok belajar akan efektif apa- Guru bukan satu-satunya model.
bila ada proses komunikasi dua arah. Model dapat dirancang dengan meli-
Seseorang yang terlibat dalam kegiatan batkan siswa atau orang lain. Beberapa
kelompok belajar bisa memberikan in- contoh praktik pemodelan di kelas: (1)
formasi yang diperlukan oleh teman ke- guru praktik kerja bangku memeraga-
lompoknya dan sebaliknya. Hendaknya kan posisi tubuh yang benar saat me-
hukum kesetaraan perlu difahami ber- ngikir benda kerja di hadapan mahasis-
sama. Dengan demikian, tidak ada pi- wa; (2) guru praktik kerja las menun-
hak yang merasa segan untuk bertanya jukkan salah seorang mahasiswa yang
dan tidak ada pihak yang menganggap menggunakan perlengkapan keselamat-
an kerja dengan baik, mahasiswa lain ing to do, learning to be, dan learning to life
diminta tanya jawab dengan sang mo- together sebagai paradigma pembelajar-
del tersebut; (3) guru praktik pemesin- an. Pada tataran pragmatis, transfor-
an mendemonstrasikan cara mengge- masi paradigma dari teacher centered
rinda alat potong dengan sikap dan learning menjadi student centered learning
cara yang benar; dan (4) mendatangkan bukan hanya bagaimana dosen meng-
ahli ke kelas (tokoh, pengusaha/wira- ajar dengan baik, namun lebih kepada
swasta, manager pabrik, atau pengra- bagaimana mahasiswa bisa belajar de-
jin), kemudian diminta untuk menceri- ngan baik. Berpijak pada paradigma
takan kisah perjalanan karirnya (success tersebut, dapat dijadikan sebuah pedo-
story). man untuk menyisipkan muatan-muat-
an soft skills dalam proses pembelajaran.
Indikator Keberhasilan Pembelajaran
Aktif Karakteristik Guru/Instruktur yang
Keberhasilan pembelajaran aktif, Diperlukan
baik proses maupun hasil belajarnya Untuk mewujudkan kompetensi lu-
dapat diketahui melalui beberapa in- lusan seperti yang dituliskan di bagian
dikator, antara lain: (1) pemilihan ma- sebelumnya, karakteristik guru/instruk-
teri atau informasi berdasarkan kebu- tur yang diperlukan adalah: (1) The
tuhan siswa; (2) selalu mengkaitkan in- Adaptor; (2) The Visionary; (3) The Colla-
formasi dengan pengetahuan yang te- borator; (4) The Risk Taker; (5) The Learn-
lah dimiliki siswa; (3) pembelajaran bisa er; (6) The Communicator; (7) The Model;
terjadi di berbagai tempat, konteks dan dan (8) The Leader. Rincian masing-ma-
setting; (4) siswa secara aktif terlibat da- sing karakteristik tersebut adalah seba-
lam proses pembelajaran; (5) siswa be- gai berikut.
lajar dari teman melalui kerja kelom- The Adaptor: (1) mampu melakukan
pok, diskusi, dan saling mengkoreksi; adaptasi kurikulum dan model peng-
(6) pembelajaran dikaitkan dengan ke- ajaran yang relevan; (2) mampu meng-
hidupan nyata; (7) perilaku dibangun adaptasi soft ware dan hard ware; (3)
atas kesadaran diri; (8) keterampilan mampu mengadaptasi teknologi; dan
dikembangkan atas dasar pemahaman; (4) mampu berimajinasi.
(9) siswa menggunakan kemampuan The Visionary: (1) memiliki visi dan
berfikir kritis, terlibat penuh dalam pro- berwawasan luas; (2) mampu melihat
ses pembelajaran; (10) siswa dapat me- berbagai macam model pembelajaran di
nguasai materi atau kompetensi secara luar bidang yang diasuhnya; (3) selalu
mendalam dan bermakna serta dapat memperbaiki dan memperkuat mata
menerapkannya dalam perilaku sehari- pelajaran yang diasuhnya.
hari. The Collaborator: (1) berkolaborasi
Beberapa contoh pendekatan pem- dengan sesama guru/instruktur, kepala
belajaran tersebut seiring dengan pe- sekolah, siswa, orang tua, tenaga per-
nempatan empat pilar pendidikan pustakaan, dan tenaga kependidikan
UNESCO yakni learning to know, learn- lainnya; (2) berkolaborasi untuk men-
Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk Siswa SMK
422
ciptakan proses pembelajaran yang ak- yakni: (1) pendidikan aspek soft skills,
tif, kreatif, efektif, bermakna, dan me- dasar-dasar kejuruan, dan kewirausa-
nyenangkan; (3) sebagai mediator dan haan dilaksanakan di sekolah, pendi-
fasilitator. dikan aspek hard skills juga dilaksa-
The Risk Taker: keberanian mengam- nakan di sekolah; (2) pendidikan as-
bil keputusan yang terbaik sesuai de- pek soft skills, dasar-dasar kejuruan,
ngan tugasnya dalam melaksanakan tu- dan kewirausahaan dilaksanakan di
gas pembelajaran di sekolah. sekolah, sedangkan pendidikan as-
The Learner: tidak hanya mengreasi pek hard skills dilaksanakan di DUDI;
pengetahuan, tetapi juga mengadaptasi, atau (3) pendidikan aspek soft skills,
memperluas, dan memperdalam penge- dasar-dasar kejuruan, dan kewira-
tahuan. usahaan dilaksanakan di sekolah, se-
The Communicator: memiliki kemam- dangkan pendidikan aspek hard skills
puan berkomunikasi agar bisa menyam- dilaksanakan di DUDI di teaching
paikan secara jelas substansi yang akan factory.
diberikan kepada siswanya. Struktur kurikulum untuk pendidik-
The Model: menjadi teladan pene- an hard skills dan soft skills yang se-
rapan nilai-nilai dan nilai-nilai itu harus sederhana mungkin yang meliputi:
diinternalisasikan di dalam kehidupan mata pelajaran wajib berdasar kuri-
nyata baik oleh guru/instruktur mau- kulum nasional, Dasar-dasar Komu-
pun siswanya. nikasi, Matematika Terapan, Kompu-
The Leader: sebagai pemimpin harus ter, Metoda Ilmiah, Bahasa Indone-
mengarahkan, mendorong, dan meng- sia, Bahasa Inggris, Project Work and
gerakkan siswa untuk belajar secara Enterpreneurship, dan Praktik Kejuru-
baik dan memahami materi pembe- an.
lajaran yang disampaikan. Strategi pembelajaran hard skills dan
soft skills adalah yang aktif dan re-
KESIMPULAN levan untuk dipakai. Namun, jika
Berdasarkan uraian di atas, dapat tempat pendidikan di DUDI dan di
diberikan kesimpulan sebagai berikut. teaching factory, strategi yang paling
Profil tenaga kerja yang dibutuhkan tepat adalah learning by doing, de-
pasar adalah bahwa aspek soft skills ngan diikuti metode evaluasi perfor-
(kepemimpinan, personalitas, dan mance test.
motivasi) tenaga kerja dominan se- Karakteristik guru yang diperlukan
bagai persyaratan yang diperlukan adalah yang mampu berperan seba-
dunia kerja. Hampir semua aspek soft gai: (1) the adaptor; (2) the visionary; (3)
skills dan motivasi menjadikan syarat the collaborator; (4) the risk taker; (5) the
pokok bagi tenaga kerja di dunia leaner; (6) the communicator; (7) the mo-
industri. del; dan (8) the leader.
Model pendidikan hard skills dan soft
skills untuk menyiapkan tenaga kerja
terampil adalah ada tiga alternatif,
Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk Siswa SMK