Anda di halaman 1dari 19

CAKRAWALA PENDIDIKAN

Jurnal llmiah Pendidikan

Penerbit:
Lembaga Pengembangandan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP)
UniversitasNe geri Yogyakarta
CAKRAWI
Redaksi jurnal I:
Ketua Prof. Pardjono,Ph.D. Novembe
Sekretaris Sri Sumardiningsih,M.Si.
Anggota Prof. SlametP.H,Ph.D.
Prof. Darmiy ati Ztthdi, Ed.D. CakrautalaPadidil
Prof. Dr. Burhan Nurgiyantoro Februari, IunL dan N<
Prof. Dr. Husaini Usman
Prof. Dr. Abdul Gafur
Prof. Wawan S. Suherman,M.Ed.
Prof. Dr. Mundilarto
Prof. Dr. Sukadiyanto
Sumarno,Ph.D.
Dr. SlametSuyanto
Losina Purnastuti,Ph.D.
Berdasarkan SK Dirjen I
Redaktur Penyelia Dr. Kastam Syamsi Desember 20W tentanl
Dr. Agus Widyantoro Jenderal Pendidikan T
terakreditasi
samP
Desain Sampul Martono, M.Pd.

Sekretariat Dra. Sri Ningsih


Sri Ayati, S.Pd.
Ganjar Triyono, S.Pd.
Mardiasihu A.Md.
kmbaga Pengembang
Alamat Redaksi: LPPMP Universitas Negeri Yogyakarta, Karangmalang, Uni
Yogyakafta,5528L, Telp. (0274) 586168 psw. 233; (0274) 550852;
Fax. (0274) 550838,e-mail: lppmp@uny.ac.id.
Tulisan yang dimuat di Cakrawala Penilidikan belum tentu merupakan cerminan sikap dan atau pendapat
Penyunting Pelaksana, Penyunting, dan Penyunting Ahli. Tanggung jawab terhadap isi
dan atau akibat dari tulisan, tetap terletak pada penulis
Nomor ISSN:0216-1370

CAKRAWALA PENDIDIKAN
jurnal llmiah Pendidikan
November 2012,Th. X)O(I, No. 3 hrrr

Cakrawala Pendidikan terbit tiga kali setahun pada edisi


4
Februari, Iuni, dan November yang berisi kajian ilmiah dan
hasil penelitian pendidikan

Berdasarkan SK Dirjen Dikti Nomor: 110/Dikti lKepl2009, tanggal 5


Desember 2009tentang Hasil Akreditasi |urnal Imiah Direktorat
fenderal Pendidikan Tingg t, Cakraw ala P endidikan dinyatakan
terakreditasi sebagai ]umal Ilmiah Nasional
sarrtpai dengan Desember 2012

PENERBIT
Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP)
Universitas Negeri Yogyakarta
CAKRAWATA PENDIDIKAN
lurnal llmiah Pendidikan
Novembx 20I2,Th. )OO(LNo. 3

Daftar Isi

:l 1. Model PembelaiaranBerbasis Masalah dan Pertanyaan Socratik


' untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
:
I ItMayanRedlnna
2. A Model of Academic Guidance in University 366-380
EtiNurhnyati
3. Pengamh E-tearning untuk Mmingkatkan Daya Matematik
IMahasiswa 881-393
R. PopyyYaniawati
PengeurbanganBank Soat dan Pembahasan Uiian Nasional
BerbasisMultimedia PembelajaranInteraktif dengan Mauomedia
Aatlwrware7.0 ....................
Sunmti danDqi Anggraini
PengenrbanganModel Pembelaiaran Soft skills dan Hard Skills
untuk SiswaSMK
Widnrto
Evaluasi Buku Teks Pelaiaran Suj*"h pada Masa Orde Baru 42440
Hironymus Puttnanta

Model Pendidikan Kecakapan Hidup Remaia Miskin Putus


Sekolah derrgan Pelatihan Berwirausaha ........ 44L4Sz
hnu Syamsi

Pengaruh Metode Latihan dan Koordinasi terhadap Keteram-


pilan ChestPassdalam Permainan Bola Basket .............. 489466
Wd,yuloVdi

Model Penrberdayaan Kelembagaan Lokal sebagai Wahana Pen-


didikan Pengembangan Usaha
Sukidjo dan Ali Muhson

Sei*aL Lembaga Pendidikan Khusus Tunagrahita di ]awa 47g4g4


Mumpuniarti

lll
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SOFT SKILLS
DAN HARD SKILLS UNTUK SISWA SMK

Widarto, Pardjono, dan Noto Widodo


FT Universitas Negeri Yogyakarta (email: widartomsaid@gmail.com)

Abstrak: Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk
Siswa SMK. Era global menuntut sumber daya manusia yang memiliki daya saing,
adaptif dan antisipatif, mampu belajar, terampil, mudah beradaptasi dengan tek-
nologi baru. Profil tenaga kerja yang dibutuhkan pasar adalah yang kuat pada
aspek soft skills dan hard skills. Ada tiga alternatif model pendidikan yang memadu-
kan hard skills dan soft skills, yaitu (1) aspek soft skills dan hard skills dilaksanakan di
sekolah; (2) aspek soft skills dilaksanakan di sekolah, sedang hard skills dilaksanakan
bersamaan praktik kerja di DUDI; atau (3) aspek soft skills dilaksanakan di sekolah,
sedang aspek hard skills ketika praktik kerja di teaching factory. Untuk itu, struktur
kurikulum SMK disusun sesederhana mungkin dengan tetap mengacu Kurikulum
Nasional yang digunakan dengan tekanan pada aspek soft skills dan mengintegrasi-
kannya ke dalam silabus dan RPP. Karakteristik guru yang diperlukan adalah: (1)
the adaptor; (2) the visionary; (3) the collaborator; (4) the risk taker; (5) the leaner; (6) the
communicator; (7) the model; dan (8) the leader. Selain itu, diperlukan dukungan stake
holders yakni dinas pendidikan setempat, masyarakat dan DUDI.

Kata Kunci: model pembelajaran, pendidikan soft skills, hard skills, siswa SMK, tenaga
kerja

Abstract: Development of Soft Skills and Hard Skills Learning Model for
Students of SMK. The global era demands human resources that are competitive,
adaptive and anticipatory, able to learn, skillful, adaptable to new technology.
Labors’ profile that market needs are someone who has a strong skill in the aspect
of soft skills and hard skills. There are three alternative education modela that
combines hard skills and soft skills, namely (1) aspects of soft skills and hard skills
present in the school; (2) aspects of soft skills is implemented in schools, while the
hard skills is being held during working practices in DUDI; (3) soft skills aspect is
implemented in schools, while aspects of hard skills when working practices in
teaching factory. For that, the structure of vocational curriculum is arranged as
simple as possible referring to the National Curriculum which is used with an
emphasis on aspects of soft skills and is integrated into the syllabus and lesson
plans. Teachers’characteristics requires: (1) the adaptor; (2) the visionary; (3) the
collaborators; (4) the risk taker; (5) the leaner; (6) the communicator; (7) the model;
and (8) the leader. In addition, it requires the support of local education stake-
holders, communities and DUDI.

409
410

Keywords: learning model, soft skills education, hard skills, vocational students, labor

PENDAHULUAN dapat mengikuti tatanan dunia baru


Banyak perubahan yang terjadi tersebut, Wagner (2008) mengemuka-
pada tatanan dunia baru di abad ke-21 kan tujuh keterampilan agar seseorang
dewasa ini. Salah satunya adalah per- mampu bertahan dalam tata dunia
dagangan bebas dan semakin terbuka- baru, yakni: (1) critical thinking and pro-
nya peluang kerjasama antarnegara. blem solving; (2) collaboration across net-
Perubahan tersebut menimbulkan per- works and leading by influence; (3) agility
saingan yang makin ketat dalam hal pe- and adaptability; (4) initiative and entre-
nyiapan tenaga kerja atau sumber daya preneurialism; (5) effective oral and written
manusia (SDM). Dengan demikian, kua- communication; (6) accessing and analy-
litas SDM merupakan salah satu faktor zing information; and (7) curiosity and
penentu terpenting dalam mencapai imagination.
keberhasilan program pembangunan. Peningkatan kemampuan dan ke-
SDM yang berkualitas akan mampu terampilan bagi generasi muda calon
mengelola sumber daya lainnya dengan tenaga kerja merupakan tanggung ja-
baik dan efisien. wab dunia pendidikan. Pendidikan me-
Masalah SDM tidak bisa lepas dari rupakan bagian integral yang tidak da-
masalah tenaga kerja. Kualitas tenaga pat dipisahkan dari proses penyiapan
kerja tergantung pada kualitas SDM. SDM yang berkualitas, tangguh, dan
Oleh karena itu, SDM harus mendapat- terampil. Melalui pendidikan, akan di-
kan prioritas utama untuk ditingkatkan peroleh calon tenaga kerja yang berkua-
dan dikembangkan guna mendapatkan litas, produktif, dan mampu bersaing.
kualitas tenaga kerja yang baik. Tenaga Untuk itu, siswa sebagai produk pen-
kerja yang berkualitas dan memiliki didikan dituntut memiliki delapan kom-
etos kerja yang tinggi akan memper- petensi pokok yakni: (1) communication
kuat posisi industri yang pada akhirnya skills; (2) critical and creative thinking; (3)
memperkuat perekonomian negara. inquiry/reasoning skills; (4) interpersonal
Agar suatu bangsa dapat berkiprah skills; (5) multicultural/multilingual lite-
dalam tatanan dunia baru yang cepat racy; (6) problem solving; (7) information/
berubah, perlu penyiapan SDM yang digital literacy; dan (8) technological skills.
berkualifikasi: (1) memunyai daya saing Jika dicermati dari delapan kompetensi
secara terbuka dengan bangsa lain; (2) lulusan tersebut, kompetensi 1-6 meru-
adaptif dan antisipatif terhadap ber- pakan soft skills, sedang kompetensi 7
bagai perubahan dan kondisi baru; (3) dan 8 hard skills.
mampu belajar bagaimana belajar; (4) Hasil survei ke industri manufaktur
memiliki berbagai keterampilan yang dalam rangka mengetahui aspek yang
mudah dilatih ulang; dan (5) memiliki berpengaruh dalam menghasilkan pro-
dasar-dasar kemampuan luas, kuat, dan duk yang berkualitas menurut pimpin-
mendasar untuk berkembang. Untuk an perusahaan dan karyawan ditunjuk-

Cakrawala Pendidikan, November 2012, Th. XXXI, No. 3


411

kan pada Gambar 1 dan 2. Pimpinan wan untuk menghasilkan produk yang
perusahaan memberikan pendapat bah- berkualitas.
wa kontribusi pengetahuan, keteram-
pilan, karakter, dan kondisi fisik karya-

30
25
20
15
10
5
0
Pengetahuan Keterampilan Sikap/Watak Kondisi Fisik
23.00% 22.33% 28.33% 26.33%

Gambar 1. Pendapat Pimpinan Perusahaan

35
30
25
20
15
10
5
0
Pengetahuan 23% Keterampilan 20% Sikap/Watak 30% Kondisi Fisik 27%

Gambar 2. Pendapat Karyawan

Kedua gambar di atas menunjuk- didikan, khususnya sekolah menengah


kan bahwa aspek sikap/watak merupa- kejuruan (SMK), mendidik siswa se-
kan aspek yang memiliki kontribusi ter- bagai calon tenaga kerja industri lebih
besar untuk menghasilkan produk yang menekankan kepada aspek keterampil-
berkualitas, selanjutnya secara berturut- an dan pengetahuan atau hard skills.
turut adalah kondisi fisik, pengetahuan Dalam hal pengembangan aspek soft
dan keterampilan. Keadaan itu menarik skills, pihak sekolah belum mengalo-
mengingat selama ini pada dunia pen- kasikan dalam porsi yang memadai.

Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk Siswa SMK
412

Fakta inilah yang merupakan suatu ke- minasi dan implementasi. Seluruh ta-
senjangan antara dunia pendidikan ke- hapan penelitian itu dilaksanakan da-
juruan dan dunia industri. lam kurun waktu tiga tahun.
Untuk mengatasi kesenjangan yang Tahun pertama penelitian meliputi
ada, biasanya pihak perusahaan mela- kegiatan (1) pengumpulan informasi;
kukan strategi sebagai berikut. Perta- (2) perencanaan; (3) pengembangan pro-
ma, dalam memilih karyawan baru le- duk awal; (4) uji coba pendahuluan/uji
bih menekankan pada aspek kompeten- keterbacaan; dan (5) revisi produk. Ke-
si sikap/watak. Kedua, basic skills yang giatan tahun kedua adalah: (1) uji coba
diutamakan bagi karyawan baru bi- model terbatas; (2) revisi produk; (3) uji
dang teknologi dan rekayasa meliputi operasional model di lapangan pada
dua hal saja, yakni membaca gambar lima SMK diikuti analisis efektivitas
kerja dan menggunakan alat ukur. Ke- dan efisiensi model; dan (4) revisi pro-
tiga, karyawan baru perlu pelatihan duk akhir. Kegiatan tahun ketiga be-
khusus yang dilakukan di dalam per- rupa diseminasi model pembelajaran
usahaan, yang meliputi materi: Peratur- hasil pengembangan pada skope yang
an Perusahaan, K3, Motivasi, dan Wa- lebih luas.
wasan ISO 9000. Kegiatan penelitian tahun pertama
Sebagai konsekuensinya, pekerjaan dimulai dari observasi ke sekolah dan
besar kita adalah bagaimana menyiap- industri dalam rangka menggali needs
kan SDM yang memunyai daya saing assessment. Observasi dilakukan ke SMA
secara terbuka dengan negara lain, Taruna Nusantara Magelang, SMK
adaptif dan antisipatif terhadap ber- PIKA Semarang, SMK ST Mikael Sura-
bagai perubahan dan kondisi baru, ter- karta, SMK Tunas Harapan Pati, dan
buka terhadap perubahan, mampu be- CV Karya Hidup Sentosa Yogyakarta.
lajar bagaimana belajar, memiliki berba- Hasil observasi dimanfaatkan untuk
gai keterampilan, mudah dilatih ulang, menyusun draft model. Penyusunan
serta memiliki dasar-dasar kemampuan draft model dilakukan oleh tim peneliti,
luas, kuat, dan mendasar untuk ber- dengan melibatkan mahasiswa yang se-
kembang. dang mengambil skripsi. Tahap selan-
jutnya adalah melaksanakan focused
METODE group discussion (FGD) dengan para
Penelitian ini menggunakan prose- praktisi industri, guru SMK, dan Ke-
dur research and development (Borg & pala SMK untuk klarifikasi data hasil
Gall (2003) yang terdiri atas sepuluh ta- observasi dan validasi model. Hasil ma-
hap. Tahapan itu meliputi: (1) observasi sukan dari peserta FGD digunakan un-
dan pengumpulan informasi; (2) peren- tuk menyempurnakan draft model.
canaan; (3) pengembangan produk awal, Kegiatan utama penelitian tahun
(4) uji coba pendahuluan; (5) revisi pro- kedua adalah uji operasional model di
duk; (6) uji coba di lapangan; (7) revisi lapangan pada lima SMK diikuti ana-
produk; (8) uji operasional di lapangan; lisis efektivitas dan efisiensi model. Ke-
(9) revisi produk akhir; dan (10) dise- giatan ini dilakukan di SMK kelompok

Cakrawala Pendidikan, November 2012, Th. XXXI, No. 3


413

Teknologi Industri di Provinsi Daerah holders, yaitu kalangan industri, guru


Istimewa Yogyakarta, yakni : (1) SMKN SMK, dan kepala SMK terkait di DIY.
2 Yogyakarta; (2) SMKN 2 Wonosari; (3)
SMKN 2 Pengasih; (4) SMK Muh. Pram-
banan; dan (5) SMK Muh. Bantul. Pada HASIL DAN PEMBAHASAN
kegiatan ini dilibatkan mahasiswa yang Profil Tenaga Kerja yang Dibutuhkan
sedang menempuh skripsi. Tahun ter- Pasar
akhir penelitian berupa diseminasi mo- Hasil analisis kebutuhan dunia usa-
del pembelajaran hasil pengembangan ha bidang pemesinan dan otomotif di
pada lingkup yang lebih luas melalui Yogyakarta dapat dilihat pada Gambar
seminar yang menghadirkan para stake- 3 dan Gambar 4.

35
30
25
20
15
10
5
0
Motivasi Personalitas Hard Skills Kepemimpinan

Gambar 3. Hasil Analisis Kebutuhan pada DUDI Bidang Pemesinan

30

25

20

15

10

0
Kepemimpinan Personalitas Motivasi Hard Skills

Gambar 4.Hasil Analisis Kebutuhan pada DUDI Bidang Otomotif

Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk Siswa SMK
414

4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Gambar 5. Aspek Soft Skills Tuntutan Dunia Kerja

5
4
3
2
1
0

Gambar 6. Aspek Motivasi Tuntutan Dunia Kerja

Dari hasil analisis kebutuhan di atas, akar pendidikan kejuruan untuk mem-
tampak bahwa aspek-aspek soft skills bahas seberapa penting aspek soft skills
(kepemimpinan, personalitas, dan moti- dan motivasi yang diperlukan dalam
vasi) tenaga kerja sangat dominan se- pekerjaan bagi tenaga kerja. Hasil FGD
bagai persyaratan yang diperlukan du- ditampilkan pada Gambar 5 dan Gam-
nia kerja. Oleh karena itu, untuk me- bar 6. Dari kedua gambar di atas tampak
lengkapi hasil analisis kebutuhan, dila- bahwa hampir semua aspek soft skills
kukan focused group discussion (FGD) dan motivasi menjadikan syarat pokok
dengan pihak terkait, yakni perwakilan bagi tenaga kerja di dunia industri.
SMK, DUDI, dinas pendidikan, dan p-

Cakrawala Pendidikan, November 2012, Th. XXXI, No. 3


415

Model Pendidikan Hard Skills dan bentuk atau pola penyelenggaraan pen-
Soft Skills untuk menyiapkan Tenaga didikan kejuruan. Munculnya berbagai
Kerja Terampil model penyelenggaraan pendidikan ke-
Penyelenggaraan pendidikan di se- juruan, tidak dapat dilepaskan dengan
kolah tidak lepas dari strategi agar tu- masyarakat dan kebutuhannya.
juan pendidikan dapat dicapai secara Tujuan utama dalam pendidikan
optimal. Untuk itu, sekolah menerapkan kejuruan adalah membangun delapan
berbagai model sesuai dengan program kompetensi lulusan. Untuk menghasil-
studinya dan karakteristik peserta di- kan calon tenaga keja yang memiliki
dik. Kata model dapat diartikan sebagai delapan kompetensi lulusan sebagai-
pola atau bentuk. Kaitannya dengan mana dirumuskan di atas, model pendi-
pendidikan kejuruan kata model di sini dikan kejuruan yang efektif dan efisien
mengandung pengertian sebagai suatu seperti pada Gambar 7.

Input : Siswa Baru

Soft Skills

Dasar

Kewirausahaan
Jalur 2
Jalur 3
Jalur 1

Hard Skills Hard Skills di Hard Skills


di Sekolah DUDI di Teaching Factory

Output : Delapan Kompetensi Lulusan

Gambar 7. Tiga Jalur Alternatif Model Pendidikan Kejuruan


Keterangan :
DUDI : Dunia Usaha/ Dunia Industri, milik pihak ketiga
Teaching factory : Dikelola bersama beberapa sekolah

Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk Siswa SMK
416

Jalur 1: Siswa baru (input) masuk di kolah, tinggal diadakan penyesuaian se-
pendidikan kejuruan. Pendidikan aspek dikit pada beberapa aspek, sesuai ke-
soft skills ditambah dasar-dasar kejuru- majuan ilmu pengetahuan, teknologi
an, dan kewirausahaan dilaksanakan di dan seni (IPTEKS). Sarana prasarana
sekolah. Demikian pula pendidikan ke- sekolah sudah tersedia sebagaimana
terampilan teknis (hard skills) juga di- yang dipakai saat ini.
laksanakan di sekolah. Model ini dilak- Kelemahan: Jalur 1 ini masih relatif
sanakan oleh hampir seluruh SMK di kaku karena sangat terpaku pada pro-
Indonesia. gram di sekolah yang masih cenderung
Jalur 2: Siswa baru (input) masuk di subject matter oriented. Sistem pendidik-
pendidikan kejuruan. Pendidikan aspek an yang demikian biayanya sangat ma-
soft skills, dasar-dasar kejuruan, dan ke- hal karena semua siswa mendapatkan
wirausahaan dilaksanakan di sekolah. pelajaran yang seragam yang membu-
Sedangkan pendidikan keterampilan tuhkan bahan praktikum seragam pula.
teknis (hard skills), dilaksanakan sambil Pada hal, semua sadar bahwa sebenar-
praktek kerja di DUDI. Sebagian kecil nya belum tentu semua pelajaran itu
SMK di Indonesia sudah menerapkan nanti berguna di dunia kerja. Oleh ka-
model yang demikian. rena itu, sistem ini dinilai efektivitas
Jalur 3: Siswa baru (input) masuk di dan efisiensinya relatif rendah.
pendidikan kejuruan. Pendidikan aspek Peluang: jika pilihan model pendi-
soft skills, dasar-dasar kejuruan, dan ke- dikan jatuh pada Jalur 1, maka peluang-
wirausahaan dilaksanakan di sekolah. nya sangat besar. Tinggal menerapkan
Pendidikan keterampilan teknis (hard apa-apa yang selama ini sudah berjalan,
skills) dilaksanakan sambil praktek ker- tentu beres.
ja di teaching factory. Baru sedikit sekali Hambatan: hambatan keterlaksana-
SMK di Indonesia yang menerapkan an Jalur 1 ini pun relatif kecil, dan ge-
model ini. jolak yang ditimbulkan diprediksi tidak
terlalu banyak.
Analisi SWOT Tiap Jalur
Jalur 1 Jalur 2
Model pendidikan jalur pertama ini Pilihan jalur ini membawa konse-
merupakan model yang sekarang ini di- kuensi perlu sedikit perubahan diban-
terapkan di hampir seluruh SMK di ding dengan model yang selama ini su-
Indonesia. Pada dasarnya semua kom- dah dilaksanakan SMK. Pihak sekolah
petensi diajarkan di sekolah. Apabila perlu memberi penekanan khusus pada
dilakukan analisis SWOT terhadap pi- pembelajaran Dasar-dasar Kejuruan
lihan Jalur 1 ini, dapat diuraikan se- dan Kewirausahaan. Kedua kelompok
bagai berikut. mata pelajaran ini penting, karena bisa
Kekuatan: SDM pendukung pelak- membekali siswa memiliki fleksibiltas
sanaan pembelajaran di sekolah jelas dan daya adaftabilitas yang diperlukan
sudah siap. Begitu juga kurikulum se- setelah lulus kelak. Sebagian besar pe-

Cakrawala Pendidikan, November 2012, Th. XXXI, No. 3


417

laksanaan pembelajaran praktik dilak- urusan administrasi, monitoring, dan


sanakan di DUDI. Analisis SWOT Jalur evaluasi hasil belajar.
2 dapat diuraikan sebagai berikut.
Kekuatan: hampir mirip dengan pi- Jalur 3
lihan Jalur 1, jika pilihan ini yang di- Perbedaan Jalur 2 dengan Jalur 3
ambil tentu saja kesiapan sekolah pada terletak pada tempat pendidikan aspek
faktor SDM, kurikulum, dan sarana hard skills. Jika pada Jalur 2 pendidikan
prasarana sudah tersedia. Pelaksanaan- aspek hard skills dilaksanakan di DUDI,
nya cukup fleksibel, setelah mendapat- maka Jalur 3 mempercayakan pelaksa-
kan pendidikan yang cukup di sekolah, naan pendidikan hard skills di teaching
siswa langsung ditempatkan di DUDI factory. Analisis SWOT Jalur 3 dapat
untuk praktek kerja atau praktek wira- dijelaskan sebagai berikut.
usaha sesuai dengan program studi Kekuatan: Pelaksanaan pendidikan
atau spesifikasi masing-masing. Penye- Jalur 3 ini sangat fleksibel. Pilihan jalur
lenggaraan pendidikan di sekolah men- ini jelas pasti link and match dengan du-
jadi murah karena sekolah tidak perlu nia kerja, mengingat di sini siswa me-
menyediakan bahan praktek yang de- mang benar-benar bekerja pada situasi
mikian banyak untuk setiap jenjang ke- riil. Dengan demikian, pendidikan sa-
las. Kebutuhan bahan praktek dicukupi ngat efektif dan sangat efisien. Siswa
oleh DUDI sambil bekerja. Hasil pen- belajar pada dunia kerja yang sebenar-
didikan yang seperti ini tingkat rele- nya.
vansinya lebih tinggi dibanding pilihan Kelemahan: mengingat sebagian
Jalur 1. besar sekolah belum memiliki teaching
Kelemahan: sistem ini membawa factory, maka pendidikan model ini ma-
konsekwensi administrasi yang rumit. sih sulit. Terlebih jika dukungan pemda
Sistem ini harus dikompromikan de- belum penuh, maka akan lebih menyu-
ngan DUDI terlebih dahulu menyang- litkan pelaksanaan pendidikan.
kut hak dan kewajiban masing-masing Peluang: melihat kekuatan dan ke-
pihak. Masalah lainnya adalah sulitnya lemahan yang ada, dalam waktu dekat
monitoring dan evaluasi pelaksanaan peluang model ini bisa dilaksanakan
pendidikan. Masih perlu dibuat format sangat kecil, kecuali kota-kota yang
bersama antara pihak sekolah dan pemda-nya memiliki komitmen yang
DUDI agar sistem ini berjalan dan me- kuat untuk mengembangkan teaching
menuhi tuntutan akademik yang diper- factory.
syaratkan. Hambatan: karena sistem ini masih
Peluang: melihat jumlah DUDI yang baru, diperkirakan akan menuai ham-
begitu banyak dan beragam, peluang batan yang sangat banyak. Secara prin-
model Jalur 2 ini sangat besar. sip, hambatan yang timbul mirip Jalur 2
Hambatan: hambatan yang ke- terletak pada urusan administrasi, mo-
mungkinan timbul jika nantinya sistem nitoring, dan evaluasi hasil belajar.
ini yang dipilih adalah terletak pada

Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk Siswa SMK
418

Struktur Kurikulum Strategi Pembelajaran


Berdasarkan tuntutan kompetensi Strategi pembelajaran yang diterap-
yang seperti dituliskan di atas, maka kan bergantung pada tempat pendidik-
untuk mencapainya perlu disusun kuri- an berlangsung. Jika tempat pendidikan
kulum yang sesederhana mungkin. Je- di sekolah, strategi di bawah ini relevan
nis mata pelajaran yang menjadi alter- untuk dipakai. Namun, jika tempat pen-
natif untuk diajarkan kepada siswa didikan di DUDI dan di teaching factory,
SMK meliputi: (1) mata pelajaran wajib strategi yang paling tepat adalah learn-
berdasar kurikulum nasional; (2) Dasar- ing by doing dengan diikuti metode eva-
dasar Komunikasi; (3) Matematika Te- luasi performance test. Untuk memberi-
rapan; (4) Komputer; (5) Metoda Ilmiah; kan gambaran strategi pembelajaran
(6) Bahasa Indonesia; (7) Bahasa Ing- mana yang akan dipilih di sekolah, di
gris; (8) Project Work and Enterpreneur- bawah ini disampaikan beberapa stra-
ship; dan (9) Praktek Kejuruan. tegi pembelajaran aktif yang bisa di-
Nama-nama mata pelajaran terse- pakai.
but bersifat tidak mengikat. Yang pen- Zaini dkk. (2004) menyatakan bah-
ting esensi silabus mata pelajaran terse- wa pembelajaran aktif adalah suatu
but tercermin dari namanya. Sesung- model pembelajaran yang menempat-
guhnya nama-nama mata mata pelajar- kan siswa sebagai pusat dari proses be-
an di atas diperlukan untuk proses pen- lajar. Konsep pembelajaran aktif lebih
didikan di sekolah. Jika proses pendi- memfokuskan kegiatan belajar pada pe-
dikan dilakukan di DUDI atau teaching serta didik (siswa) dan pengajar (guru)
factory mata pelajarannya melebur de- lebih berperan sebagai fasilitator dan
ngan kegiatan sehari-hari yang dilaku- motivator. Melalui pembelajaran aktif
kan siswa di tempat kerja. guru memotivasi siswa agar selalu ber-
usaha belajar dari berbagai sumber se-
cara mandiri. Dengan demikian, materi

Tabel 1. Struktur Kurikulum dan Tempat Pendidikan


Tempat Pendidikan
No. Mata Pelajaran
Jalur 1 Jalur 2 Jalur 3
1. Kurikulum Nasional
2. Dasar-dasar Komunikasi
3. Matematika Terapan
4. Komputer
5. Metoda Ilmiah Sekolah Sekolah
6. Bahasa Indonesia Sekolah
7. Bahasa Inggris

8. Project Work and Enterpreneurship


Teaching
DUDI
9. Praktek Kejuruan Factory

Cakrawala Pendidikan, November 2012, Th. XXXI, No. 3


419

belajar tidak hanya diperoleh dari tatap gainya. Tugas guru dalam pembelajar-
muka di kelas saja. Dengan pembelajar- an dengan pendekatan ini adalah mem-
an aktif diharapkan siswa lebih kritis fasilitasi untuk: (1) menjadikan penge-
dalam berfikir, mampu memecahkan tahuan bermakna dan relevan bagi sis-
persoalan sehari-hari, dan dapat lebih wa; (2) memberi kesempatan siswa me-
bermakna bagi karirnya di dunia kerja. nemukan dan menerapkan idenya sen-
diri; dan (3) menyadarkan siswa agar
Contoh Pembelajaran Aktif menerapkan strategi mereka sendiri da-
Di bawah dicontohkan empat ma- lam belajar.
cam strategi pembelajaran yang menda-
sari penerapan pembelajaran aktif di Inkuiri
kelas, yaitu kontruktivisme (contructi- Pendekatan belajar lain yang mam-
vism), penemuan (inquiry), kelompok pu mengasah potensi kreativitas siswa
belajar (learning community), dan pemo- adalah inkuiri. Inkuiri adalah proses
delan (modeling). Pembelajaran aktif da- perpindahan dari pengamatan menjadi
pat diterapkan dalam kurikulum apa pemahaman. Inkuiri biasanya diawali
saja, mata pelajaran apa saja, dan kelas dengan pengamatan atau pertanyaan
yang bagaimanapun keadaannya. yang muncul. Jawaban atas pertanyaan
tersebut didapat melalui siklus: menyu-
Kontruktivistik sun dugaan/hipotesis, mengembangkan
Konstruktivisme adalah pendekat- hipotesis, membuat pengamatan lebih
an belajar dengan menekankan peserta jauh, dan menyusun teori serta konsep
didik untuk mendapatkan pemahaman yang berdasar pada data dan pengeta-
baru dari pengalaman-pengalaman ber- huan. Di dalam pembelajaran berdasar-
dasarkan pengetahuan yang diperoleh kan inkuiri, siswa belajar berfikir kritis
sebelumnya (Panen, 2001). Pendekatan saat mereka berdiskusi dan mengana-
belajar seperti ini diyakini akan mampu lisis bukti, megevaluasi ide dan pro-
mengasah potensi kreativitas peserta posisi, merefleksi validitas data, mem-
didik. Oleh karena itu, pembelajaran roses, dan membuat kesimpulan. Ke-
hendaknya dikemas menjadi proses mudian, siswa menentukan bagaimana
‘mengonstruksi’ bukan ‘menerima’ pe- mempresentasikan dan menjelaskan pe-
ngetahuan. Dalam proses pembelajaran nemuannya, dan menghubungkan ide-
di SMK, siswa dibiasakan membangun ide atau teori untuk mendapatkan ko-
sendiri pengetahuan mereka melalui nsep (Uno, 2007).
keterlibatan aktif dalam proses belajar Langkah-langkah kegiatan inkuiri
mengajar. Siswa menjadi pusat kegiat- adalah: (1) merumuskan masalah; (2)
an. Pembelajaran dapat dirancang da- mengamati; (3) menganalisis dan me-
lam bentuk mahasiswa bekerja, praktik nyajikan hasil dalam tulisan, gambar,
mengerjakan sesuatu, berlatih secara laporan, bagan, tabel, atau karya lain;
fisik, menulis karangan, mendemonstra- (4) mengomunikasikan atau menyaji-
sikan, menciptakan gagasan, dan seba-

Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk Siswa SMK
420

kan hasil karya pada teman sekelas, do- paling tahu. Semua pihak mau saling
sen, atau bahkan masyarakat luas. mendengarkan. Dari semua interaksi di
dalam proses belajar kelompok itu akan
Kelompok Belajar membiasakan siswa bekerjasama, bersi-
Siswa akan lebih mudah untuk me- kap toleran, dan memunculkan sikap
nyerap dan memahami suatu hal atau kepemimpinan di antara mereka. As-
fenomena apabila dijelaskan oleh te- pek-aspek tersebut merupakan aspek
mannya dengan gaya bahasa dan pen- soft skills yang dipentingkan di dunia
dekatan komunikasi dari siswa lain se- kerja.
usianya. Dari sisi siswa yang menjelas- Penerapan kelompok belajar dapat
kan, hal ini merupakan kesempatan un- diwujudkan dalam: (1) pembentukan ke-
tuk menggali, mengkomunikasikan dan lompok kecil, biasanya beranggotakan 2
menguji pengetahuan atau pemahaman s.d. 5 orang; (2) pembentukan kelom-
yang telah didapatkannya. Hal itu mung- pok besar, biasanya beranggotakan 6 s.d.
kin didapat secara tidak langsung dari 20 orang; (3) belajar kelompok dengan
aktivitas saat berargumentasi dengan kelas lain yang sederajat; (4) belajar ke-
temannya yang mendapat kesulitan ter- lompok dengan kelas di atasnya atau di
sebut. Pendekatan ini bisa dicapai de- bawahnya; dan (5) belajar langsung
ngan membentuk suatu kelompok bela- pada masyarakat.
jar.
Kelompok belajar adalah sekelom- Pemodelan
pok siswa yang dibentuk terkait dalam Sudrajat (2011) menjelaskan bahwa
kegiatan belajar agar terjadi proses be- pemodelan adalah proses penampilan
lajar lebih dalam. Semua siswa memu- suatu contoh agar orang lain berpikir,
nyai kesempatan untuk berbicara dan belajar, dan bekerja seperti yang dilaku-
berbagi ide, mendengarkan ide siswa kan oleh sang model. Misalnya, pada
lain dengan cermat, dan bekerjasama saat pembelajaran guru dapat memo-
untuk membangun pengetahuan dengan delkan atau memerankan bagaimana
teman di dalam kelompok. Konsep ini siswa seharusnya melakukan sesuatu
didasarkan pada ide bahwa belajar se- dengan cara yang benar. Guru menun-
cara bersama lebih baik daripada belajar jukkan bagaimana melakukan sesuatu
secara individual (Johnson, 2010). untuk mempelajari sesuatu yang baru.
Kelompok belajar akan efektif apa- Guru bukan satu-satunya model.
bila ada proses komunikasi dua arah. Model dapat dirancang dengan meli-
Seseorang yang terlibat dalam kegiatan batkan siswa atau orang lain. Beberapa
kelompok belajar bisa memberikan in- contoh praktik pemodelan di kelas: (1)
formasi yang diperlukan oleh teman ke- guru praktik kerja bangku memeraga-
lompoknya dan sebaliknya. Hendaknya kan posisi tubuh yang benar saat me-
hukum kesetaraan perlu difahami ber- ngikir benda kerja di hadapan mahasis-
sama. Dengan demikian, tidak ada pi- wa; (2) guru praktik kerja las menun-
hak yang merasa segan untuk bertanya jukkan salah seorang mahasiswa yang
dan tidak ada pihak yang menganggap menggunakan perlengkapan keselamat-

Cakrawala Pendidikan, November 2012, Th. XXXI, No. 3


421

an kerja dengan baik, mahasiswa lain ing to do, learning to be, dan learning to life
diminta tanya jawab dengan sang mo- together sebagai paradigma pembelajar-
del tersebut; (3) guru praktik pemesin- an. Pada tataran pragmatis, transfor-
an mendemonstrasikan cara mengge- masi paradigma dari teacher centered
rinda alat potong dengan sikap dan learning menjadi student centered learning
cara yang benar; dan (4) mendatangkan bukan hanya bagaimana dosen meng-
ahli ke kelas (tokoh, pengusaha/wira- ajar dengan baik, namun lebih kepada
swasta, manager pabrik, atau pengra- bagaimana mahasiswa bisa belajar de-
jin), kemudian diminta untuk menceri- ngan baik. Berpijak pada paradigma
takan kisah perjalanan karirnya (success tersebut, dapat dijadikan sebuah pedo-
story). man untuk menyisipkan muatan-muat-
an soft skills dalam proses pembelajaran.
Indikator Keberhasilan Pembelajaran
Aktif Karakteristik Guru/Instruktur yang
Keberhasilan pembelajaran aktif, Diperlukan
baik proses maupun hasil belajarnya Untuk mewujudkan kompetensi lu-
dapat diketahui melalui beberapa in- lusan seperti yang dituliskan di bagian
dikator, antara lain: (1) pemilihan ma- sebelumnya, karakteristik guru/instruk-
teri atau informasi berdasarkan kebu- tur yang diperlukan adalah: (1) The
tuhan siswa; (2) selalu mengkaitkan in- Adaptor; (2) The Visionary; (3) The Colla-
formasi dengan pengetahuan yang te- borator; (4) The Risk Taker; (5) The Learn-
lah dimiliki siswa; (3) pembelajaran bisa er; (6) The Communicator; (7) The Model;
terjadi di berbagai tempat, konteks dan dan (8) The Leader. Rincian masing-ma-
setting; (4) siswa secara aktif terlibat da- sing karakteristik tersebut adalah seba-
lam proses pembelajaran; (5) siswa be- gai berikut.
lajar dari teman melalui kerja kelom- The Adaptor: (1) mampu melakukan
pok, diskusi, dan saling mengkoreksi; adaptasi kurikulum dan model peng-
(6) pembelajaran dikaitkan dengan ke- ajaran yang relevan; (2) mampu meng-
hidupan nyata; (7) perilaku dibangun adaptasi soft ware dan hard ware; (3)
atas kesadaran diri; (8) keterampilan mampu mengadaptasi teknologi; dan
dikembangkan atas dasar pemahaman; (4) mampu berimajinasi.
(9) siswa menggunakan kemampuan The Visionary: (1) memiliki visi dan
berfikir kritis, terlibat penuh dalam pro- berwawasan luas; (2) mampu melihat
ses pembelajaran; (10) siswa dapat me- berbagai macam model pembelajaran di
nguasai materi atau kompetensi secara luar bidang yang diasuhnya; (3) selalu
mendalam dan bermakna serta dapat memperbaiki dan memperkuat mata
menerapkannya dalam perilaku sehari- pelajaran yang diasuhnya.
hari. The Collaborator: (1) berkolaborasi
Beberapa contoh pendekatan pem- dengan sesama guru/instruktur, kepala
belajaran tersebut seiring dengan pe- sekolah, siswa, orang tua, tenaga per-
nempatan empat pilar pendidikan pustakaan, dan tenaga kependidikan
UNESCO yakni learning to know, learn- lainnya; (2) berkolaborasi untuk men-

Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk Siswa SMK
422

ciptakan proses pembelajaran yang ak- yakni: (1) pendidikan aspek soft skills,
tif, kreatif, efektif, bermakna, dan me- dasar-dasar kejuruan, dan kewirausa-
nyenangkan; (3) sebagai mediator dan haan dilaksanakan di sekolah, pendi-
fasilitator. dikan aspek hard skills juga dilaksa-
The Risk Taker: keberanian mengam- nakan di sekolah; (2) pendidikan as-
bil keputusan yang terbaik sesuai de- pek soft skills, dasar-dasar kejuruan,
ngan tugasnya dalam melaksanakan tu- dan kewirausahaan dilaksanakan di
gas pembelajaran di sekolah. sekolah, sedangkan pendidikan as-
The Learner: tidak hanya mengreasi pek hard skills dilaksanakan di DUDI;
pengetahuan, tetapi juga mengadaptasi, atau (3) pendidikan aspek soft skills,
memperluas, dan memperdalam penge- dasar-dasar kejuruan, dan kewira-
tahuan. usahaan dilaksanakan di sekolah, se-
The Communicator: memiliki kemam- dangkan pendidikan aspek hard skills
puan berkomunikasi agar bisa menyam- dilaksanakan di DUDI di teaching
paikan secara jelas substansi yang akan factory.
diberikan kepada siswanya.  Struktur kurikulum untuk pendidik-
The Model: menjadi teladan pene- an hard skills dan soft skills yang se-
rapan nilai-nilai dan nilai-nilai itu harus sederhana mungkin yang meliputi:
diinternalisasikan di dalam kehidupan mata pelajaran wajib berdasar kuri-
nyata baik oleh guru/instruktur mau- kulum nasional, Dasar-dasar Komu-
pun siswanya. nikasi, Matematika Terapan, Kompu-
The Leader: sebagai pemimpin harus ter, Metoda Ilmiah, Bahasa Indone-
mengarahkan, mendorong, dan meng- sia, Bahasa Inggris, Project Work and
gerakkan siswa untuk belajar secara Enterpreneurship, dan Praktik Kejuru-
baik dan memahami materi pembe- an.
lajaran yang disampaikan.  Strategi pembelajaran hard skills dan
soft skills adalah yang aktif dan re-
KESIMPULAN levan untuk dipakai. Namun, jika
Berdasarkan uraian di atas, dapat tempat pendidikan di DUDI dan di
diberikan kesimpulan sebagai berikut. teaching factory, strategi yang paling
 Profil tenaga kerja yang dibutuhkan tepat adalah learning by doing, de-
pasar adalah bahwa aspek soft skills ngan diikuti metode evaluasi perfor-
(kepemimpinan, personalitas, dan mance test.
motivasi) tenaga kerja dominan se-  Karakteristik guru yang diperlukan
bagai persyaratan yang diperlukan adalah yang mampu berperan seba-
dunia kerja. Hampir semua aspek soft gai: (1) the adaptor; (2) the visionary; (3)
skills dan motivasi menjadikan syarat the collaborator; (4) the risk taker; (5) the
pokok bagi tenaga kerja di dunia leaner; (6) the communicator; (7) the mo-
industri. del; dan (8) the leader.
 Model pendidikan hard skills dan soft
skills untuk menyiapkan tenaga kerja
terampil adalah ada tiga alternatif,

Cakrawala Pendidikan, November 2012, Th. XXXI, No. 3


423

UCAPAN TERIMA KASIH Johnson, D.W. Johnson, R.T. & Holubec,


Ucapan terima kasih disampaikan E. J. 2010. Colaborative Learning.
kepada berbagai pihak yang telah ber- Strategi Pembelajaran untuk Sukses
kontribusi terhadap penelitian yang di- Bersama. Penerjemah: Narulita
lakukan, khususnya pihak sponsor dan Yusron. Bandung: Nusa Media.
pimpinan Lembaga Penelitian UNY
(pada waktu itu) yang telah memfasili- Panen, Paula, Dina Mustafa, & Mestika
tasi penelitian ini. Selain itu, ucapan te- Sekar Winahyu. 2001. Konstruk-
rima kasih juga disampaikan kepada tivisme dalam Pembelajaran. Jakar-
segenap mahasiswa S1 FT UNY atas ta: Dikti Depdiknas.
bantuannya dalam mengambil data pe-
nelitian dan kepada seluruh responden Renstra Departemen Pendidikan Nasio-
serta peserta FGD dan seminar yang nal 2005-2009.
tidak dapat disebutkan satu per satu
atas berbagai masukan dan sumbang Sudrajat, Akhmad. 2011. Kurikulum &
sarannya. Semoga semua itu menjadi Pembelajaran dalam Paradigma Baru.
amal ibadah yang diterima Allah SWT. Yogyakarta: Paramitra Publish-
Amin. ing.

Wagner, Tony. 2008. The Global Achieve-


DAFTAR PUSTAKA
ment Gap. New York: Basic Books.
Borg, W.R., & Gall, M.D. 2003 (7thed.).
Educational Research: An Introduc-
Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe, & Se-
tion. Boston: Pearson Education
kar Ayu Aryani. 2004. Strategi
Inc.
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
CTSD IAIN Sunan Kalijaga.
Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembela-
jaran. Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif.
Jakarta: Bumi Aksara.

Pengembangan Model Pembelajaran Soft Skills dan Hard Skills untuk Siswa SMK

Anda mungkin juga menyukai