LAPORAN
PENELITIAN PAYUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
RINGKASAN KEMAJUAN PENELITIAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 2
1.2. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
1.3. Kontribus Penelitian ....................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR
2.1. Definisi Kompetensi Kepribadian .................................................................. 5
2.2. Indikator Kompetensi Kepribadian ................................................................ 6
BAB 3 PELAKSANAAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Sistematis Kemajuan Penelitian .................................................................... 8
3.2 Subjek Penelitian............................................................................................ 9
3.3 Metode Penelitian........................................................................................... 9
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Penelitian ....................................................................................... 10
4.2 Hasil dan Pembahasan ................................................................................ 11
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 14
5.2 Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR RUJUKAN
RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
1.1.4. Kompetensi profesional, yaitu kemampuan mahasiswa dalam penguasaan
materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Diantara empat kompetensi yang dimaksud maka kompetensi kepribadian
merupakan kompentensi yang memegang peranan penting dalam pengembangan
kinerja utuh dosen, sebagaimana diungkapkan oleh Fathiah, Ru’fah & Ulfa
(2017/2018) yang menyebutkan bahwa kepribadian itulah seorang guru bisa
menjadi seorang pendidik dan pembina bagi anak didiknya. Sikap guru hendaknya
mengetahui dan menyadari betul akan peran dan kepribadiannya dalam mengajar
sangat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan yang hendak dicapai
dalam lembaga pendidikan tempat ia mengajar khususnya, maka persyaratan
kepribadian guru dalam mengajar jauh lebih perlu mendapatkan perhatian yang
serius karena disanalah seorang guru akan mewariskan segala tingkah laku dan
sikap bawaan pada saat mengajar yang akan memengaruhi anak didik dalam
perkembangan selanjutnya. Semua itu, perlu dan penting untuk diperhatikan oleh
seorang guru jika tujuan pembinaan di sekolah atau madrasah dalam pembinaan
anak didik tersebut ingin tercapai.
Pernyataan di atas, diungkapkan dalam lingkup pendidik sebagai seorang
guru pada sekolah atau madrasah tetapi hal ini bisa dipastikan berlaku juga pada
dosen di perguruan tinggi. Strategisnya posisi kompetensi kepribadian juga
diungkapkan pada sejumlah penelitian yang dilakukan dari tingkat institusi
sekolah hingga perguruan tinggi diantaranya penelitian yang dilakukan oleh
Santuri, Simanjutak & Yunitaningrum (2016) terhadap kompetensi kepribadian
dan kompetensi sosial guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang ada
di Kota Pontianak tergolong pada dua klasifikasi yaitu baik sekali dan baik. Hal
ini membuktikan sama pentingnya kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial
diantara para pendidik.
Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial yang tergolong baik akan
berpengaruh terhadap kinerja guru. Agung pada tahun 2014 menyebutkan bahwa
Dari kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial sendiri terdapat sejumlah
indikator yang dipersepsikan guru memainkan peran penting dalam membentuk
kedua kompetensi tersebut. Dalam kompetensi kepribadian, indikator teratas yang
3
dipersepsikan memberikan kontribusi penting terhadap kompetensi ini adalah
kepemimpinan, etos kerja, pengembangan diri berkelanjutan, dan orientasi
prestasi. Dalam kompetensi sosial, indikator teratas yang dipersepsikan
memberikan kontribusi penting terhadap kompetensi ini adalah komunikatif,
objektif, non-diskriminatif, dan kewibawaan guru.
Penelitian yang dilakukan Abdullah (2013) mengenai pengaruh kompetensi
pedagogik dan kompetensi kepribadian terhadap kinerja dosen Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang mengungkapkan bahwa kompetensi pedagogik,
kompetensi dan kepribadian terhadap kinerja dosen tergolong tinggi, yang intinya
kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian berpengaruh terhadap kinerja
dosen. Pengaruh besar kompetensi itu, diantaranya pada sumbangan efektif
kompetensi pedagogik sebesar 53,03% dan kompetensi kepribadian sebesar
41,67%.
Berangkat dari berbagai gambaran kompetensi kepribadian di atas maka,
peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang kinerja kompetensi pribadi
dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lambung
Mangkurat sehingga peneliti dapat melihat gambaran utuh dari kinerja kompetensi
kepribadian dosen berdasarkan penilaian dari mahasiswa aktif Program Studi
Bimbingan dan Konseling.
4
BAB 2
TINJAUAN LITERATUR
5
karyawan tersebut didalam menjalankan tugas pekerjaannya. Tentunya manusiawi
kompetensi kepribadian sebagai kompetensi agak sulit untuk diukur bahkan
hampir semua kompetensi apabila sudah berhubungan dengan persepsi peserta
didik. Penelitian mendalam Dirhamsyah (2008) terhadap dilematika profesi guru
mengungkapkan guru sebagai manusia biasa juga harus mampu berkomunikasi
atau mempunyai teknik berkomunikasi dengan sesama guru, peserta didik dan
masyarakat sekitar, sehingga profesi yang digeluti dapat terhindarkan dari
dilematika. Adapun faktor-faktor yang yang menentukan keberhasilan seorang
guru adalah faktor motivasi guru itu sendiri dalam mendidik, selalu menghasilkan
kreasi-kreasi baru, sehingga seorang guru itu sendiri dapat terhindarkan dari
dilematika profesi, mungkin dari segi ekonomi atau dalam proses belajar-
mengajar.
Kinerja dosen yang baik pada ditentukan aspek kompetensi kepribadian yang
efektif berhubungan dengan kerja dosen yang direfleksikan pada pelaksanaan
sertfikasi guru dan dosen. Dikemukakan oleh Piscayanti & Mahayanti (2015)
dalam penelitiannya terhadap pengaruh sertifikasi dosen terhadap kinerja
pengajaran dosen Universitas Pendidikan Ganesha hasilnya menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja pengajar dosen sebelum
dan setelah sertifikasi dosen.
6
Menurut Yamin & Maisah (2010) kompetensi kepribadian merupakan
kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Secara rinci sub-kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
2.2.1 Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial; bertindak
sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial;
bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
dengan norma.
2.2.2 Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial; menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru.
2.2.3 Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial; menampilkan tindakan
yang didasarkan pada pemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat
serta menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak.
2.2.4 Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial; memiliki
perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki
perilaku yang disegani.
2.2.5 Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial;
bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur dan ikhlas,
suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
2.2.6 Evaluasi diri dan pengembangan diri memiliki indikator esensial; memiliki
kemampuan untuk berintrospeksi, dan mampu mengembangkan potensi
diri secara optimal.
7
BAB 3
PELAKSANAAN DAN METODE PENELITIAN
8
3.1.5 Pelaporan hasil dan proses pempublikasian dari hasil penelitian, yang
semula direncanakan bulan Juni pekan 3-4, 2019, maka melebar hingga ke
bulan September. Jurnal publikasi yang semula adalah TERAPUTIK:
Jurnal Bimbingan dan Konseling, maka diganti dengan Jurnal Bimbingan
dan Konseling Indonesia atau JBKI pada peringkat Sinta 4.
9
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Keterangan:
1 : Sangat Rendah
2 : Rendah
3 : Cukup
4 : Tinggi
5 : Sangat Tinggi
10
4.2 Hasil dan Pembahasan
Secara berurutan berikut ini dikemukakan telaah temuan sesuai dengan 6
(enam) item pernyataan pada aspek kompetensi kepribadian dosen.
4.2.1 Kewibawaan sebagai pribadi dosen
Responden menyatakan bahwa kewibawaan sebagai pribadi dosen sangat
tinggi tercatat sebanyak 51%, sedangkan 31% menyatakan tinggi dan yang
menyatakan cukup sebanyak 2%. Responden yang berpandangan kewibawaan
dosen yang dimaksud rendah dan sangat rendah masing-masing sebanyak 6% dan
10%.
Hal ini sebenarnya wajar karena menurut Fathiah, Ru’fah & Ulfa,
(2017/2018), kepribadian merupakan suatu hal yang sangat menentukan tinggi
rendahnya kewibawaan seorang guru dalam pandangan anak didik dan
masyarakat, sedangkan dosen juga dipandang sebagai guru ketika mereka berada
dalam proses belajar dan pembelajaran. Disamping mereka memiliki
tanggungjawab menyelesaikan tridharma perguruan tinggi.
4.2.2 Kearifan dalam mengambil keputusan
Sebanyak 48% responden mengakui bahwa dosen dianggap mampu dalam
mengambil keputusan dengan sangat tinggi, 32% diantaranya memandang tinggi.
Dari kisaran tersebut 4% menilai cukup arif, 2% memandang rendah dan 1%-nya
sangat rendah. Kiranya hal ini sebagaimana disiratkan oleh Darajat (Sudjana,
2000), yang memandang kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia
menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan
menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi
anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami
kegoncangan jiwa (tingkat menengah). Tentunya tidak lepas dari kemampuan
mengambil keputusan secara arif.
4.2.3 Menjadi contoh dalam bersikap dan berperilaku
Item pernyataan ini mendapat respon yang tertinggi diantara 6 (enam) item
pernyataan yang lain atau sebesar 52%. Namun 33%-nya memandang tinggi,
dalam persentase cukup 3% dan rendah serta sangat rendah, masing-masing10%
dan 2%.
11
Akar dari pandangan ini berlandaskan pada pandangan Nento (2012) bahwa
untuk menjadi dosen yang memiliki kompetensi, seseorang harus memiliki
berbagai kriteria atau sifat-sifat yang pelukan untuk profesi, yaitu antusias,
stimulatif, mendorong siswa untuk maju, hangat, beroientasi pada tugas dan
pekerjakeras, toleran, sopan, dan bijaksana, bisa dipercaya dan sebagainya.
Tentunya dapat dimafhumi sifat-sifat baik dari seorang dosen sebagai pendidik
akan menjadi contoh bersikap dan berperilaku.
4.2.4 Satunya kata dan tindakan
Hal ini mencerminkan pada konsistensi bersikap dan perilaku yang
terefleksi pada keseharian seorang dosen. 48% responden menilai sangat tinggi
dan 34%-nya tinggi. Sementara itu, 4% hanya memandang cukup, 11% menilai
rendah dan 3% sangat rendah. Penelitian mendalam Dirhamsyah (2008) terhadap
dilematika profesi guru mengungkapkan guru sebagai manusia biasa juga harus
mampu berkomunikasi atau mempunyai teknik berkomunikasi dengan sesama
guru, peserta didik dan masyarakat sekitar, sehingga profesi yang digeluti dapat
terhindarkan dari dilematika.
4.2.5 Kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai situasi dan kondisi
49% responden mahasiswa menilai hal ini sangat tinggi dan 32%
menilainya tinggi, meskipun demikian 4% menganggap cukup dan 14% menilai
rendah. Hanya 1% saja melihatnya sangat rendah. Selaras dengan penelitian
Piscayanti & Mahayanti (2015) terhadap pengaruh sertifikasi dosen terhadap
kinerja pengajaran dosen Universitas Pendidikan Ganesha hasilnya menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja pengajar dosen
sebelum dan setelah sertifikasi dosen, bisa menjadi contoh kasus terhadap
pernyataan ini.
4.2.6 Adil dalam memperlakukan mahasiswa
Sekitar 50% memiliki pandangan sangat tinggi bahwa dosen sudah adil
memperlakukan mahasiswa dan 33% melihatnya tinggi. Dari hal itu, yang
berpandangan cukup hanya sebesar 3% saja, berbanding dengan mereka yang
menyatakan rendah sebesar 8% dan 6% sangat rendah. Tidaklah terlalu sulit
memahami hal ini sebagai realisasi dari kompetensi kepribadian dosen, yang
12
menurut Yamin & Maisah (2010) kompetensi kepribadian merupakan
kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
13
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat
simpulkan bahwa aspek kompetensi kepribadian dosen Program Studi Bimbingan
dan Konseling FKIP ULM pada item pernyataan, maka menjadi contoh dalam
bersikap berperilaku menempati peringkat utama disusul dengan kewibawaan
sebagai pribadi dan terakhir adil dalam memperlakukan mahasiswa. Meskipun
tingkat pilihan yang berarti sangat rendah tidak besar, tetap saja perlu mendapat
perhatian bersama yakni terutama pada poin kearifan dalam mengambil
keputusan.
5.2 Saran
Saran terutama ditujukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Universitas Lambung Mangkurat agar dapat memperhatikan aspek
kompetensi kepribadian diantara aspek-aspek yang lain. Meskipun perlu disadari
bahwa aspek kepribadian sebagai suatu indikator yang mengukur kinerja dosen
sangatlah subyektif atau tergantung pada selera pengalaman yang dirasakan oleh
mahasiswa dalam berinteraksi dengan dosen bersangkutan. Secara implementatif
praktis, pimpinan FKIP dapat mengembangkan program yang bertajuk pada
harmonisasi antara dosen dan mahasiswa dengan sifat melekatkan kedua.
Pengembangan pelatihana manajemen kepribadian dengan melibatkan unsur Pusat
Layanan Bimbingan dan Konseling ULM juga bisa menjadi alternatif baik berupa
workshop maupun pelatihan, mengingat interaksi mahasiswa dengan dosen dalam
proses belajar dan pembelajaran hampir semuanya menyangkut pada aspek
psikologis.
14
DAFTAR RUJUKAN
15