Anda di halaman 1dari 18

Kode/Nama Rumpun: 803/Bimbingan dan Konseling

LAPORAN
PENELITIAN PAYUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ANALISIS KINERJA KOMPETENSI PRIBADI DOSEN


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP ULM
,

Ketua Tim Peneliti:


Dr. Sulistiyana, S.Pd, M.Pd
NIP. 19850301 200801 2 008
Anggota Tim Peneliti:
Muhammad Andri Setiawan, M.Pd
NIPK. 19860808 20160110 1 001
Maretha Dwi Yani
NIM. 1610123220010

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


Agustus 2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
RINGKASAN KEMAJUAN PENELITIAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 2
1.2. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
1.3. Kontribus Penelitian ....................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR
2.1. Definisi Kompetensi Kepribadian .................................................................. 5
2.2. Indikator Kompetensi Kepribadian ................................................................ 6
BAB 3 PELAKSANAAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Sistematis Kemajuan Penelitian .................................................................... 8
3.2 Subjek Penelitian............................................................................................ 9
3.3 Metode Penelitian........................................................................................... 9
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Penelitian ....................................................................................... 10
4.2 Hasil dan Pembahasan ................................................................................ 11
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 14
5.2 Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR RUJUKAN
RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang


Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2009 tentang Dosen bahwa Kompetensi Guru dan Dosen terdiri dari kompetensi
pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian. Penilaian keempat kompetensi
tersebut dilakukan dengan mendeskripsikan persepsi dari atasan, sejawat,
mahasiswa dan diri sendiri. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kinerja
dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling berdasarkan kompetensi
kepribadian, dengan responden mahasiswa aktif Program Studi Bimbingan dan
Konseling FKIP Universitas Lambung Mangkurat. Secara metodologis, penelitian
ini didasarkan pada penelitian analisis deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian
yaitu menganalisis kinerja dosen kompetensi pribadi dosen yang didasari pada
Instrumen Sertfikasi Dosen Penilaian Mahasiswa Lampiran P.I yang diterbitkan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2009.
Adapun jumlah dosen tetap Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP
Universitas Lambung Mangkurat yang dinilai ada 9 orang dan sebagai responden
terdapat 346 orang mahasiswa aktif dari rentang angkatan 2012-2018. Hasil
penelitian menunjukkan menjadi contoh dalam bersikap berperilaku menempati
peringkat utama disusul dengan kewibawaan sebagai pribadi dan terakhir adil
dalam memperlakukan mahasiswa. Meskipun tingkat pilihan yang berarti sangat
rendah tidak besar, tetap saja perlu mendapat perhatian bersama yakni terutama
pada poin kearifan dalam mengambil keputusan. Disarankan agar pimpinan
FKIP dapat mengembangkan program yang bertajuk pada harmonisasi antara
dosen dan mahasiswa dengan sifat melekatkan kedua. Pengembangan pelatihana
manajemen kepribadian dengan melibatkan unsur Pusat Layanan Bimbingan dan
Konseling ULM

Kata Kunci: Kinerja Kompetensi Dosen, Kompetensi Kepribadian, Mahasiswa,


Program Studi Bimbingan dan Konseling

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen pada Bab I Ketentuan Umum yang tercantum pada Pasal
1 butir ke 2, dosen diartikan sebagai pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat. Untuk menunjang peran sebagai seorang pendidik profesional
tersebut maka seorang dosen dipersyaratkan memiliki sejumlah kompetensi
sebagai bukti unjuk kinerja dosen selama ia berkecimpung pada dunia perguruan
tinggi.
Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009
tentang Dosen pada Bab II Sertifikasi, Pasal 4 Ayat 4 Butir b menyebutkan bahwa
pengakuan atas kemampuan profesional dosen, dalam bentuk penilaian terhadap
kumpulan dokumen yang mendeskripsikan persepsi dari atasan, sejawat,
mahasiswa dan diri sendiri tentang kepemilikan kompetensi pedagogik,
profesional, sosial dan kepribadian.
Menurut Fathorrahman (2017: 2) empat kompetensi tersebut bagi dosen
adalah sebagai berikut.
1.1.1. Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran
mahasiswa yang meliputi pemahaman terhadap mahasiswa, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
mahasiswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
1.1.2. Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi mahasiswa, dan
berakhlak mulia.
1.1.3. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan dosen untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan mahasiswa, sesama guru,
orang tua/wali mahasiswa, dan masyarakat luas.

2
1.1.4. Kompetensi profesional, yaitu kemampuan mahasiswa dalam penguasaan
materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Diantara empat kompetensi yang dimaksud maka kompetensi kepribadian
merupakan kompentensi yang memegang peranan penting dalam pengembangan
kinerja utuh dosen, sebagaimana diungkapkan oleh Fathiah, Ru’fah & Ulfa
(2017/2018) yang menyebutkan bahwa kepribadian itulah seorang guru bisa
menjadi seorang pendidik dan pembina bagi anak didiknya. Sikap guru hendaknya
mengetahui dan menyadari betul akan peran dan kepribadiannya dalam mengajar
sangat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan yang hendak dicapai
dalam lembaga pendidikan tempat ia mengajar khususnya, maka persyaratan
kepribadian guru dalam mengajar jauh lebih perlu mendapatkan perhatian yang
serius karena disanalah seorang guru akan mewariskan segala tingkah laku dan
sikap bawaan pada saat mengajar yang akan memengaruhi anak didik dalam
perkembangan selanjutnya. Semua itu, perlu dan penting untuk diperhatikan oleh
seorang guru jika tujuan pembinaan di sekolah atau madrasah dalam pembinaan
anak didik tersebut ingin tercapai.
Pernyataan di atas, diungkapkan dalam lingkup pendidik sebagai seorang
guru pada sekolah atau madrasah tetapi hal ini bisa dipastikan berlaku juga pada
dosen di perguruan tinggi. Strategisnya posisi kompetensi kepribadian juga
diungkapkan pada sejumlah penelitian yang dilakukan dari tingkat institusi
sekolah hingga perguruan tinggi diantaranya penelitian yang dilakukan oleh
Santuri, Simanjutak & Yunitaningrum (2016) terhadap kompetensi kepribadian
dan kompetensi sosial guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang ada
di Kota Pontianak tergolong pada dua klasifikasi yaitu baik sekali dan baik. Hal
ini membuktikan sama pentingnya kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial
diantara para pendidik.
Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial yang tergolong baik akan
berpengaruh terhadap kinerja guru. Agung pada tahun 2014 menyebutkan bahwa
Dari kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial sendiri terdapat sejumlah
indikator yang dipersepsikan guru memainkan peran penting dalam membentuk
kedua kompetensi tersebut. Dalam kompetensi kepribadian, indikator teratas yang

3
dipersepsikan memberikan kontribusi penting terhadap kompetensi ini adalah
kepemimpinan, etos kerja, pengembangan diri berkelanjutan, dan orientasi
prestasi. Dalam kompetensi sosial, indikator teratas yang dipersepsikan
memberikan kontribusi penting terhadap kompetensi ini adalah komunikatif,
objektif, non-diskriminatif, dan kewibawaan guru.
Penelitian yang dilakukan Abdullah (2013) mengenai pengaruh kompetensi
pedagogik dan kompetensi kepribadian terhadap kinerja dosen Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang mengungkapkan bahwa kompetensi pedagogik,
kompetensi dan kepribadian terhadap kinerja dosen tergolong tinggi, yang intinya
kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian berpengaruh terhadap kinerja
dosen. Pengaruh besar kompetensi itu, diantaranya pada sumbangan efektif
kompetensi pedagogik sebesar 53,03% dan kompetensi kepribadian sebesar
41,67%.
Berangkat dari berbagai gambaran kompetensi kepribadian di atas maka,
peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang kinerja kompetensi pribadi
dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lambung
Mangkurat sehingga peneliti dapat melihat gambaran utuh dari kinerja kompetensi
kepribadian dosen berdasarkan penilaian dari mahasiswa aktif Program Studi
Bimbingan dan Konseling.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan diselenggarakannya penelitian secara umum adalah mendeskripsikan
kinerja dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling berdasarkan kompetensi
kepribadian, yang disasarkan pada responden mahasiswa aktif Program Studi
Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lambung Mangkurat.

1.3 Kontribusi Penelitian


Kontribusi penelitian ini secara umum adalah menganalisis butir-butir
pernyataan utuh kinerja dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP
Universitas Lambung Mangkurat berdasarkan kompetensi kepribadian. Target
luaran adalah terpublikasi Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia (JBKI) S4.

4
BAB 2
TINJAUAN LITERATUR

2.1. Definisi Kompetensi Kepribadian


Kepribadian guru adalah suatu masalah yang abstrak hanya dapat dilihat
melalui penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi
setiap persoalan setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai
dengan ciri-ciri pribadi yang ia miliki. Ciri-ciri tersebut tidak dapat ditiru oleh
guru lain karena adanya perbedaan ciri inilah maka kepribadian setiap guru itu
tidak sama. Kepribadian adalah keseluruhan individu yang terdiri dari unsur psikis
dan fisik, artinya seluruh sikap dan perbuatan seseorang akan menggambarkan
sesuatu kepribadian apabila dilakukan secara sadar. Kepribadian merupakan suatu
hal yang sangat menentukan tinggi rendahnya kewibawaan seorang guru dalam
pandangan anak didik dan masyarakat (Fathiah, Ru’fah & Ulfa, 2017/2018).
Sebagai seorang pendidik maka dosen dituntut untuk memiliki kepribadian
yang tinggi. Kepribadian dosen adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan dalam suatu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu, dosen
harus senantiasa menjaga tingkah laku dan perbuatannya agar selalu menjadi
teladan bagi mahasiswanya serta wibawa dan nama baik yang dimilikinya.
Diungkapkan oleh Darajat (Sudjana, 2000) bahwa kepribadian itulah yang
akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak
didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak
didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka
yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).
Penilaian terhadap kompetensi kepribadian dosen akan menunjukkan kinerja
dosen. Kompleksitas kompetensi kepribadian tidak dapat diukur dengan mudah
karena tingkat indikatornya didominasi persepsi mahasiswa sebagai pengguna jasa
pelayanan pendidikan. Secara umum menurut pandangan Siswanto &
Wahjuningsih (2015), kinerja dimaksudkan sebagai gambaran tentang hasil kerja
seorang karyawan. Untuk itu, kinerja karyawan perlu di nilai ataupun diawasi agar
mampu mencapai tujuan organisasi. Kinerja karyawan menunjukkan pencapaian
hasil kerja sehingga dari kinerja karyawan ini akan menggambarkan seberapa baik

5
karyawan tersebut didalam menjalankan tugas pekerjaannya. Tentunya manusiawi
kompetensi kepribadian sebagai kompetensi agak sulit untuk diukur bahkan
hampir semua kompetensi apabila sudah berhubungan dengan persepsi peserta
didik. Penelitian mendalam Dirhamsyah (2008) terhadap dilematika profesi guru
mengungkapkan guru sebagai manusia biasa juga harus mampu berkomunikasi
atau mempunyai teknik berkomunikasi dengan sesama guru, peserta didik dan
masyarakat sekitar, sehingga profesi yang digeluti dapat terhindarkan dari
dilematika. Adapun faktor-faktor yang yang menentukan keberhasilan seorang
guru adalah faktor motivasi guru itu sendiri dalam mendidik, selalu menghasilkan
kreasi-kreasi baru, sehingga seorang guru itu sendiri dapat terhindarkan dari
dilematika profesi, mungkin dari segi ekonomi atau dalam proses belajar-
mengajar.
Kinerja dosen yang baik pada ditentukan aspek kompetensi kepribadian yang
efektif berhubungan dengan kerja dosen yang direfleksikan pada pelaksanaan
sertfikasi guru dan dosen. Dikemukakan oleh Piscayanti & Mahayanti (2015)
dalam penelitiannya terhadap pengaruh sertifikasi dosen terhadap kinerja
pengajaran dosen Universitas Pendidikan Ganesha hasilnya menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja pengajar dosen sebelum
dan setelah sertifikasi dosen.

2.2. Indikator Kompetensi Kepribadian


Akar dari kinerja dosen yang baik pada akhirnya terpulang kompetensi
kepribadian yang ditunjukkan oleh dosen yang bersangkutan, ditegaskan oleh
Nento (2012) bahwa untuk menjadi dosen yang memiliki kompetensi, seseorang
harus memiliki berbagai kriteria atau sifat-sifat yang pelukan untuk profesi, yaitu
antusias, stimulatif, mendorong siswa untuk maju, hangat, beroientasi pada tugas
dan pekerjakeras, toleran, sopan, dan bijaksana, bisa dipercaya dan sebagainya.
Dosen juga harus memiliki kemampuan memadai dalam bidang ilmu yang akan
diajarkannya, yakni memiliki penguasaan bidang ilmu dan loyal dengan ilmu
tersebut, yakni terus mengikuti perkembangan dengan senantiasa meningkatkan
keilmuannya lewat bacaan, menulis dan sebagainya.

6
Menurut Yamin & Maisah (2010) kompetensi kepribadian merupakan
kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Secara rinci sub-kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
2.2.1 Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial; bertindak
sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial;
bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
dengan norma.
2.2.2 Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial; menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru.
2.2.3 Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial; menampilkan tindakan
yang didasarkan pada pemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat
serta menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak.
2.2.4 Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial; memiliki
perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki
perilaku yang disegani.
2.2.5 Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial;
bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur dan ikhlas,
suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
2.2.6 Evaluasi diri dan pengembangan diri memiliki indikator esensial; memiliki
kemampuan untuk berintrospeksi, dan mampu mengembangkan potensi
diri secara optimal.

7
BAB 3
PELAKSANAAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Sistematis Kemajuan Penelitian


Berikut ini disajikan secara sistematis pencapaian kemajuan penelitian
yakni.
3.1.1 Melakukan studi literatur yang berhubungan dengan kinerja dosen yang
terkait dengan kompetensi kepribadian. Kajian literatur dilakukan pada
bulan Mei pekan 1-2, 2019, secara umum pelaksanaan kajian literatur
berlangsung sesuai dengan agenda.
3.1.2 Desain instrumen, desain instrumen yang digunakan merupakan
instrumen baku yang berasal dari Instrumen Sertfikasi Dosen Penilaian
Mahasiswa Lampiran P.I yang diterbitkan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2009, dilakukan pada bulan Mei
pekan 1-2, 2019, dari 4 (empat) kompetensi sebagai dasar dari aspek
penilaian yakni pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial, maka
peneliti hanya mengambil aspek penilaian kepribadian sebagai item
pertanyaan untuk ditanyakan kepada Mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling FKIP ULM, karena hal ini sesuai dengan topik
penelitian yang diangkat peneliti yakni analisis kinerja kompetensi pribadi
dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP ULM.
3.1.3 Pengumpulan data, pengumpulan data dilakukan pada mahasiswa aktif
Program Studi Bimbingan dan Konseling dari angkatan 2012-2018
sebanyak 269 orang mahasiswa dengan teknis pengumpulan data
menggunakan googleform yang diberikan kepada seluruh anggota
populasi. Dilakukan pada bulan Mei pekan 3-4 2019, namun pada
kenyataannya dari 346 orang mahasiswa yang ditargetkan hanya 236 orang
responden mengisi, sisanya dengan jumlah 33 orang responden tidak
mengisi.
3.1.4 Analisis data, yang direncanakan dilakukan pada bulan Juni pekan 1-2,
2019, namun kenyataannya melebar hingga ke bulan Juli 2019.

8
3.1.5 Pelaporan hasil dan proses pempublikasian dari hasil penelitian, yang
semula direncanakan bulan Juni pekan 3-4, 2019, maka melebar hingga ke
bulan September. Jurnal publikasi yang semula adalah TERAPUTIK:
Jurnal Bimbingan dan Konseling, maka diganti dengan Jurnal Bimbingan
dan Konseling Indonesia atau JBKI pada peringkat Sinta 4.

3.2 Subjek Penelitian


Subjek penelitian adalah mahasiswa aktif Program Studi Bimbingan dan
Konseling dari angkatan 2012-2018 sebanyak 346 orang mahasiswa dengan
teknik pengambilan sampel jenuh, yang artinya seluruh populasi dijadikan
sampel. Adapun Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang diukur
kinerja kompetensi kepribadiannya ada 9 orang.

3.3 Metode Penelitian


Metode yang dipandang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif dengan bentuk penelitian yang digunakan adalah studi survei
(survey study). Hal ini dilatarbelakangi dari tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kinerja kompetensi kepribadian
dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lambung
Mangkurat.

9
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Penelitian


Instrumen yang digunakan merupakan instrumen baku yang disadarkan
pada Instrumen Sertifikasi Dosen Penilaian Mahasiswa Lampiran P.I terbitan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2009,
dari 4 (empat) kompetensi sebagai dasar dari aspek penilaian yakni pedagogik,
profesional, kepribadian, dan sosial, maka peneliti hanya mengambil aspek
penilaian kepribadian sebagai item pernyataan untuk ditanyakan kepada
Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lambung
Mangkurat, dari 346 orang mahasiswa yang ditargetkan hanya 236 orang
responden mengisi, sisanya dengan jumlah 33 orang responden tidak mengisi.
Adapun hasil analisis penelitian aspek kompetensi kepribadian adalah
sebagai berikut.
Tabel 1
Analisis Aspek Kompetensi Kepribadian Dosen
Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP ULM
No. Item Pernyataan Tingkat Pilihan Total
1 2 3 4 5
1. Kewibawaan sebagai pribadi dosen 6% 10% 2% 31% 51% 100%
2. Kearifan dalam mengambil keputusan 6% 10% 4% 32% 48% 100%
3. Menjadi contoh dalam bersikap dan 2% 10% 3% 33% 52% 100%
berperilaku
4. Satunya kata dan tindakan 3% 11% 4% 34% 48% 100%
5. Berperilaku
Kemampuan mengendalikan diri 1% 14% 4% 32% 49% 100%
dalam berbagai situasi dan kondisi
6. Adil dalam memperlakukan 6% 8% 3% 33% 50% 100%
mahasiswa

Keterangan:
1 : Sangat Rendah
2 : Rendah
3 : Cukup
4 : Tinggi
5 : Sangat Tinggi

10
4.2 Hasil dan Pembahasan
Secara berurutan berikut ini dikemukakan telaah temuan sesuai dengan 6
(enam) item pernyataan pada aspek kompetensi kepribadian dosen.
4.2.1 Kewibawaan sebagai pribadi dosen
Responden menyatakan bahwa kewibawaan sebagai pribadi dosen sangat
tinggi tercatat sebanyak 51%, sedangkan 31% menyatakan tinggi dan yang
menyatakan cukup sebanyak 2%. Responden yang berpandangan kewibawaan
dosen yang dimaksud rendah dan sangat rendah masing-masing sebanyak 6% dan
10%.
Hal ini sebenarnya wajar karena menurut Fathiah, Ru’fah & Ulfa,
(2017/2018), kepribadian merupakan suatu hal yang sangat menentukan tinggi
rendahnya kewibawaan seorang guru dalam pandangan anak didik dan
masyarakat, sedangkan dosen juga dipandang sebagai guru ketika mereka berada
dalam proses belajar dan pembelajaran. Disamping mereka memiliki
tanggungjawab menyelesaikan tridharma perguruan tinggi.
4.2.2 Kearifan dalam mengambil keputusan
Sebanyak 48% responden mengakui bahwa dosen dianggap mampu dalam
mengambil keputusan dengan sangat tinggi, 32% diantaranya memandang tinggi.
Dari kisaran tersebut 4% menilai cukup arif, 2% memandang rendah dan 1%-nya
sangat rendah. Kiranya hal ini sebagaimana disiratkan oleh Darajat (Sudjana,
2000), yang memandang kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia
menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan
menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi
anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami
kegoncangan jiwa (tingkat menengah). Tentunya tidak lepas dari kemampuan
mengambil keputusan secara arif.
4.2.3 Menjadi contoh dalam bersikap dan berperilaku
Item pernyataan ini mendapat respon yang tertinggi diantara 6 (enam) item
pernyataan yang lain atau sebesar 52%. Namun 33%-nya memandang tinggi,
dalam persentase cukup 3% dan rendah serta sangat rendah, masing-masing10%
dan 2%.

11
Akar dari pandangan ini berlandaskan pada pandangan Nento (2012) bahwa
untuk menjadi dosen yang memiliki kompetensi, seseorang harus memiliki
berbagai kriteria atau sifat-sifat yang pelukan untuk profesi, yaitu antusias,
stimulatif, mendorong siswa untuk maju, hangat, beroientasi pada tugas dan
pekerjakeras, toleran, sopan, dan bijaksana, bisa dipercaya dan sebagainya.
Tentunya dapat dimafhumi sifat-sifat baik dari seorang dosen sebagai pendidik
akan menjadi contoh bersikap dan berperilaku.
4.2.4 Satunya kata dan tindakan
Hal ini mencerminkan pada konsistensi bersikap dan perilaku yang
terefleksi pada keseharian seorang dosen. 48% responden menilai sangat tinggi
dan 34%-nya tinggi. Sementara itu, 4% hanya memandang cukup, 11% menilai
rendah dan 3% sangat rendah. Penelitian mendalam Dirhamsyah (2008) terhadap
dilematika profesi guru mengungkapkan guru sebagai manusia biasa juga harus
mampu berkomunikasi atau mempunyai teknik berkomunikasi dengan sesama
guru, peserta didik dan masyarakat sekitar, sehingga profesi yang digeluti dapat
terhindarkan dari dilematika.
4.2.5 Kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai situasi dan kondisi
49% responden mahasiswa menilai hal ini sangat tinggi dan 32%
menilainya tinggi, meskipun demikian 4% menganggap cukup dan 14% menilai
rendah. Hanya 1% saja melihatnya sangat rendah. Selaras dengan penelitian
Piscayanti & Mahayanti (2015) terhadap pengaruh sertifikasi dosen terhadap
kinerja pengajaran dosen Universitas Pendidikan Ganesha hasilnya menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja pengajar dosen
sebelum dan setelah sertifikasi dosen, bisa menjadi contoh kasus terhadap
pernyataan ini.
4.2.6 Adil dalam memperlakukan mahasiswa
Sekitar 50% memiliki pandangan sangat tinggi bahwa dosen sudah adil
memperlakukan mahasiswa dan 33% melihatnya tinggi. Dari hal itu, yang
berpandangan cukup hanya sebesar 3% saja, berbanding dengan mereka yang
menyatakan rendah sebesar 8% dan 6% sangat rendah. Tidaklah terlalu sulit
memahami hal ini sebagai realisasi dari kompetensi kepribadian dosen, yang

12
menurut Yamin & Maisah (2010) kompetensi kepribadian merupakan
kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

13
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat
simpulkan bahwa aspek kompetensi kepribadian dosen Program Studi Bimbingan
dan Konseling FKIP ULM pada item pernyataan, maka menjadi contoh dalam
bersikap berperilaku menempati peringkat utama disusul dengan kewibawaan
sebagai pribadi dan terakhir adil dalam memperlakukan mahasiswa. Meskipun
tingkat pilihan yang berarti sangat rendah tidak besar, tetap saja perlu mendapat
perhatian bersama yakni terutama pada poin kearifan dalam mengambil
keputusan.

5.2 Saran
Saran terutama ditujukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Universitas Lambung Mangkurat agar dapat memperhatikan aspek
kompetensi kepribadian diantara aspek-aspek yang lain. Meskipun perlu disadari
bahwa aspek kepribadian sebagai suatu indikator yang mengukur kinerja dosen
sangatlah subyektif atau tergantung pada selera pengalaman yang dirasakan oleh
mahasiswa dalam berinteraksi dengan dosen bersangkutan. Secara implementatif
praktis, pimpinan FKIP dapat mengembangkan program yang bertajuk pada
harmonisasi antara dosen dan mahasiswa dengan sifat melekatkan kedua.
Pengembangan pelatihana manajemen kepribadian dengan melibatkan unsur Pusat
Layanan Bimbingan dan Konseling ULM juga bisa menjadi alternatif baik berupa
workshop maupun pelatihan, mengingat interaksi mahasiswa dengan dosen dalam
proses belajar dan pembelajaran hampir semuanya menyangkut pada aspek
psikologis.

14
DAFTAR RUJUKAN

Abdullah, Haris. (2013). Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi


Kepribadian terhadap Kinerja Dosen Fakultas Teknik UNNES. Skripsi
Sarjana pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang: tidak
diterbitkan.
Agung, Iskandar. (2014). “Kajian Pengaruh Kompetensi Kepribadian dan Sosial
terhadap Kinerja Guru.” Dalam Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUDNI, Vol.
9(2): 83-92.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. (2009).
Lampiran P.I Instrumen Sertifikasi Dosen: Penilaian Mahasiswa. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Dirhamsyah, Fariz. (2008). Dilematika Profesi Guru: Studi tentang Undang-
undang Guru dan Dosen. Skripsi Sarjana pada Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang: tidak diterbitkan.
Fathiah, Alfi, Ru’fah, Alifah Nur & Ulfa, Khumaidah. (2017/2018). “Kompetensi
Kepribadian.” Makalah dalam Rangka Memenuhi Tugas Matakuliah
Pengembangan Profesi Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.
Fathorrahman. (2017). “Kompetensi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan
Kompetensi Sosial Dosen.” Dalam AKADEMIKA, Vol. 15(1): 1-6.
Nento, Shinta. (2012). “Analisis Kompetensi Profesional dan Kinerja Dosen.”
Dalam Jurnal Ilmiah Iqra’, Vol. 6(1): 1-17.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen.
Piscayanti, Kadek Sonia & Mahayanti, Ni Wayan Surya. (2015). “Pengaruh
Sertifikasi Dosen Terhadap Kinerja Pengajaran Dosen UNDIKSHA.”
Dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 4(1): 534-544.
Santuri, Oktavianus, Simanjuntak, Victor G. & Yunitaningrum, Wiwik. (2016).
“Survei Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Sosial Guru Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Menengah Atas.” Dalam Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 5(10): 1-11.
Siswanto, Victorianus Aries & Wahjuningsih, Tri Pudji. (2015). “Dampak
Sertifikasi Dosen dan Motivasi terhadap Kinerja Dosen dengan Kepuasan
sebagai Variabel Intervening di Perguruan Tinggi Kota Pekalongan.”
Makalah Prosiding Seminar Nasional Kebangkitan Teknologi, Kudus, 22
Agustus 2015.
Sudjana, Nana. (2000). Dasar-dasar Proses Belajar-Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Yamin, M & Maisah. (2010). Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada.

15

Anda mungkin juga menyukai