Anda di halaman 1dari 67

SURVEI TINGKAT PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

DARING PJOK SISWA KELAS IX SMPN 9 MALANG DI


MASA PANDEMI COVID-19 SEMESTER GANJIL 2021/2022

SKRIPSI

OLEH

IHWAN FAUZI

NIM 170611633534

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN
REKREASI DESEMBER 2021
SURVEI TINGKAT PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DARING PJOK SISWA KELAS IX SMPN 9 MALANG DI
MASA PANDEMI COVID-19 SEMESTER GANJIL 2021/2022

SKRIPSI
diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program sarjana
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

OLEH
IHWAN FAUZI
NIM. 170611633534

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN
REKREASI DESEMBER 2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi oleh Ihwan Fauzi telah diperiksa dan disetuju untuk diujikan

Malang, 30 Desember 2021

Pembimbing

Dr. Hariyoko, M.Pd


NIP. 196011261987011001

ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ihwan Fauzi


NIM : 170611633534
Jurusan/Prodi : Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas : Ilmu Keolahragaan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar tulisan saya, dan bukan plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini
hasil plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Malang, Desember 2021

Ihwan Fauzi
NIM 170611633534

KATA PENGANTAR

iii
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi dengan judul “Survei Pelaksanaan Pembelajaran Daring PJOK
Siswa SMPN 9 Malang di Masa Pandemi Covid-19 Semester Ganjil
2020/2021” dengan baik dan tepat waktu. Tujuan penulisan skripsi ini
untuk memenuhi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Malang.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, dan
kerjasama dari semua pihak, penelitian ini tidak akan terselesaikan dengan
baik. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Sapto Adi, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan,


Universitas Negeri Malang yang telah memberikan izin
mengadakan penelitian.

2. Dr. Moch Yunus, M.Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu


Keolahragaan, Universitas Negeri Malang yang telah membantu
dan memberikan izin proses penelitian.

3. Dr. Lokananta Teguh H. W., M.Kes selaku Ketua Jurusan


Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas
Keolahragaan Universitas Negeri Malang yang telah memberikan
persetujuan, bimbingan, motivasi, arahan, saran dan masukan yang
bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Dr. Hariyoko, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah


memberikan ilmu dan meluangkan waktu untuk mengarahkan,
membimbing dan mendampingi selama pelaksanaan penelitian dan
penulisan skripsi.

5. Para dosen jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi,


Fakultas Keolahragaan Universitas Negeri Malang yang telah

iv
mengajar dan memberikan ilmu yang bermanfaat sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.

6. Yuliyanti S.Pd selaku guru SMP Negeri 9 Malang yang telah


membantu dalam melaksanakan penelitian.

7. Kedua orang tua, Bapak Sunarto dan Ibu Siti Kasanah yang selalu
mendidik, mendampingi, serta mendoakan yang tiada hentinya
agar penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

8. Rekan-rekan jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi


yang sudah bersedia membantu dalam proses penulisan skripsi

9. Putri Anggraini D. yang membantu dalam melaksanakan


penelitian serta memberikan semangat dalam proses pengerjaan
skripsi.

10. Bachtiar Aji teman seperjuangan yang telah membantu proses


jalannya skripsi.

11. Serta semua pihak yang membantu dan memberikan dukungan


yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Mengingat pengetahuan dan kemampuan penulis yang terbatas,


apabila ada kesalahan dalam penulisan atau pembahasan, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
penelitian dan pengembangan ini. Peneliti berharap bahwa skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, Desember 2021

Penulis

DAFTAR ISI

v
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI.......................................ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...........................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................vi
ARTIKEL ILMIAH...............................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................2
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................4
E. Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................5
F. Definisi Operasional..................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Belajar dan Pembelajaran.............................................................8
B. Pembelajaran Pendidikan Jasmani............................................................9
C. Pembelajaran Daring.................................................................................11
D. Pelaksanaan Pembelajaran.........................................................................13
BAB II METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian................................................................................18
B. Waktu dan Tempat Penelitian...................................................................18
C. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................18
D. Instrumen Penelitian..................................................................................19
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................20
F. Teknik Analisis Data.................................................................................22
DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................22
LAMPIRAN..........................................................................................................24
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................50

DAFTAR LAMPIRAN

vi
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Fakultas..................................................... 25

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Dinas Pendidikan.......................................26

Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian.....................................................27

Lampiran 4. Uji Validitas……………………………………………………29

Lampiran 5. Uji Reliabilitas………………………………………………….31

Lampiran 6. Instrumen Pengumpulan Data.....................................................33

Lampiran 7. Data Mentah Hasil Penelitian......................................................34

Lampiran 8. Hasil Analisis...............................................................................38

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian...............................................................42

vii
Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia

SURVEI TINGKAT PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING PJOK


SISWA KELAS IX SMPN 9 MALANG DI MASA PANDEMI COVID-19
SEMESTER GANJIL 2021/2022
Ihwan Fauzi 1, Hariyoko 2

Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi


Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Malang
ihwanf131@gmail.com

Abstrak
Info Artikel _____________________________________________________
____________________ _______
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pelaksanaan
Diterima: Bulan-Tahun
pembelajaran daring PJOK siswa kelas IX SMPN 9 Malang di
masa Pandemi Covid-19 Semester Ganjil 2020/2021. Instrument
Disetujui: Bulan-Tahun
penelitian berupa kuesioner atau angket. Rancangan penelitian
Dipublikasikan : Bulan-Tahun
yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan metode survei.
____________________
Kata Kunci:
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data dari angket
3-5 Kata. Survei pelaksanaan pembelajaran daring PJOK siswa kelas IX
SMPN 9 Malang di masa pandemi Covid-19 semester ganjil
2020/2021 yang diberikan kepada responden. Hasil olahan analisis
data dapat disimpulakan pelaksanaan pembelajaran daring PJOK
siswa kelas IX SMP Negeri 9 Malang berhasil dilakukan dengan
maksimal oleh peserta didik. Temuan penelitian ini bisa dijadikan
rujukan untuk peneliti yang mengambil topik tentang pembelajaran
daring.
Abstract
_____________________________________________________
_____
This study aims to determine the effectiveness of PJOK online
learning for class IX students of SMPN 9 Malang during the
Covid-19 pandemic even semester 2020/2021. The research
instrument is in the form of a questionnaire or questionnaire. The
research design used is descriptive quantitative with survey
method. The data obtained in this study are data from the survey
questionnaire on the effectiveness of online learning PJOK for
class IX students of SMPN 9 Malang during the Covid-19
pandemic even semester 2020/2021 which was given to
respondents. The results of the processed data analysis can be

viii
concluded that the effectiveness of PJOK online learning for class
IX students of SMP Negeri 9 Malang was successfully carried out
to the maximum and the score was effective by students. The
findings of this study can be used as a reference for researchers
who take the topic of online learning.
© 2019 Universitas Negeri Malang

Alamat korespondensi: ISSN: 2614-8293 (Online)
E-mail: pjk.journal@um.ac.id

PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik yang
bertujuan untuk menyampaikan ilmu dan pengetahuan serta sikap yang baik terhadap peserta
didik (Suardi, 2018:17). Belajar dan pembelajaran adalah proses atau rangkaian hubungan
antara guru dan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Peran pendidik tidak ada
batasan sebagai pengajar dan sebagai pembimbing, pengembang, dan mengelola sebuah
pembelajaran, serta ciri-ciri pembelajaran yaitu adanya sebuah interaksi dengan lingkungan
belajarnya atau sumber-sumber belajar lainnya (Rosdiani, 2012:7).
Pembelajaran terdiri dari beberapa komponen seperti tujuan pembelajaran, materi,
metode pembelajaran, dan penelitian. Komponen pada pembelajaran digunakan guru sebagai
strategi dan pedoman guru untuk melaksanakan pembelajaran yang terarah melalui berbagai
media yang digunakan pada pelaksanaannya. Pelaksanaan model pembelajaran dapat
dilakukan secara tatap muka maupun secara daring. Model pembelajaran penting karena
dapat menunjukkan dan memperlihatkan interaksi belajar mengajar yang mampu
menumbuhkan semangat belajar pada diri peserta didik. Guru harus bisa memilih model
pembelajaran dalam setiap mata pelajaran. Pembelajaran tersebut akan berdampak pada
peserta didik diantaranya menjadi semangat belajar, ketertarikan mengikuti pelajaran dan
merasa tidak bosan ketika mengikuti pelajaran.
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka
secara langsung. Pembelajaran dapat berlangsung kapan dan dimana saja melalui platform
yang telah tersedia seperti Zoom, Google Meet dan lainnya. Materi pelajaran diberikan secara
online, komunikasi dan tes juga dilakukan secara online. Adapun kendala yang terjadi pada
saat pembelajaran daring berlangsung yaitu kuota internet yang kurang memadai, jaringan
internet yang tidak stabil, tugas yang menumpuk, kurang memahami materi, dan motivasi
belajar menurun. Hal tersebut mengakibatkan penurunan kualitas belajar yang sangat drastis
di bidang pendidikan.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh peneliti, terdapat kendala yang dihadapi
selama pelaksanan pembelajaran daring atau online sebagai pengganti pembelajaran tatap
muka. Anjuran pembelajaran daring tentunya berdampak pada pelaksanaan pembelajaran
PJOK di SMPN 9 Malang. Dugaan muncul bahwa kurangnya kondusif pembelajaran daring
selama proses pembelajaran dimasa pandemic, terutama mengenai penyampaian materi yang
kurang tepat. Pembelajaran PJOK pada umumnya dilakukan di luar ruangan atau di lapangan
karena didominasi oleh gerakan fisik, tetapi selama pembelajaran daring PJOK hanya
dilakukan melalui Whatsapp dan Google Classroom.
Hal ini berdampak pada peserta didik dalam melakukan pembelajaran PJOK secara
daring yaitu kesulitan untuk memahami materi, kesulitan mengikuti pembelajaran praktek
fisik, kurangnya sarana dan prasarana, dan keterbatasan jaringan internet. Oleh karena itu,
perlu diketahui pelaksanaan pembelajaran daring PJOK pada masa pandemi Covid-19 agar

ix
pembelajaran PJOK dapat terlaksana dengan lebih baik. Berdasarkan latar belakang tersebut
peneliti mengambil judul penelitian “Survei Pelaksanaan Pembelajaran Daring PJOK Siswa
Kelas IX SMPN 9 Malang di Masa Pandemi Covid-19 Semester Ganjil 2020/2021”

METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan metode survei,
dan sampel yang digunakan adalah peserta didik kelas IX-A sampai dengan kelas IX-H
SMPN 9 Malang Kota Malang sejumlah 60 orang yang diambil secara acak sederhana.
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang disajikan dalam angket. Sebelum
disebarkan untuk mengambil data, instrumen penelitian diujicobakan terlebih dahulu kepada
20 peserta didik yang mempunyai karakteristik sama dengan sampel. Dari hasil uji coba
instrumen penelitian diketahui bahwa: (1) dari 40 butir pernyataan yang terdapat pada
kuesioner, ada 30 butir pernyataan yang dinyatakan valid, dan butir soal kuesioner yang akan
diambil untuk disebarkan kepada peserta didik adalah 30 butir pernyataan, (2) uji reliabilitas
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha diperoleh r ac= 0,922 > 0,60, maka instrumen
penelitian dinyatakan reliabel.
Data yang terkumpul dianalisis menggunakan Teknik persentase, dan selanjutnya
ditetapkan kategorinya berdasarkan Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Kriteria Persentase

Persentase Klasifikasi

81-100% Sangat Baik

61-80% Baik

41-60% Cukup

21-40% Kurang

<20% Kurang Sekali

HASIL

Tabel 2 Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran daring PJOK siswa kelas IX SMP
Negeri 9

Deskripsi hasil analisis butir pernyataan kuesioner pelaksanaan pembelajaran daring


PJOK yang telah disebarkan kepada 60 peserta didik kelas IX A-IX G SMP Negeri 9 Malang,
diperoleh data dari setiap variabel yang disajikan pada Tabel 2 berikut.

x
Skor Skor
Variabel dan Indikator Skor Hasil Persentase
Minimal Maksimal

420 2100 1703 81,10


Kualitas Materi Pembelajaran

180 900 714 79,33


 Materi
240 1200 989 82,42
 Informasi
480 2400 1969 82.04
Kesesuaian Peserta Didik

240 1200 974 81,17


 Kesiapan
240 1200 995 82,92
 Pemahaman
600 3000 2406 80,20
Insentif Pendidik

240 1200 965 80,42


 Usaha
180 900 727 80,78
 Motivasi
180 900 714 79,33
 Kreativitas
300 1500 1203 80,20
Waktu Pembelajaran

180 900 703 78,11


 Manajemen Waktu
120 600 500 83,33
 Tepat Waktu

Jumlah 1800 9000 7281 80,90

Berdasarkan hasil analisis yang dapat dilihat pada Tabel 2, diketahui bahwa setiap
variabel pelaksanaan pembelajaran daring PJOK siswa kelas IX SMP Negeri 9 Malang yang
terdiri dari empat variabel, yaitu kualitas materi pembelajaran, kesesuaian peserta didik, insentif
pendidik, dan waktu pembelajaran, yang diukur dengan 30 butir pernyataan dengan
rentangan skor 1−5, dan skor maksimal seluruh butir pernyataan 9000, diperoleh skor hasil
7281 (80,90%) termasuk dalam kategori sangat tinggi.
Variabel kualitas materi pembelajaran yang terdiri dari dua indikator, yaitu materi
dan informasi, yang diukur dengan 7 butir pernyataan dengan rentangan skor 1−5, dan skor
maksimal seluruh butir pernyataan 2100, diperoleh skor hasil 1703 (81,10%) termasuk
dalam kategori sangat tinggi. Pada indikator materi, yang diukur dengan 3 butir pernyataan
dengan rentangan skor 1−5, dan skor maksimal seluruh butir pernyataan 900, diperoleh skor
hasil 714 (79,33%) termasuk dalam kategori tinggi. Pada indikator informasi, yang diukur

xi
dengan 4 butir pernyataan dengan rentangan skor 1−5, dan skor maksimal seluruh butir
pernyataan 1200, diperoleh skor hasil 989 (82,42%) termasuk dalam kategori sangat tinggi.
Variabel kesesuaian peserta didik yang terdiri dari dua indikator, yaitu kesiapan
dan pemahaman, diukur dengan 8 butir pernyataan dengan rentangan skor 1−5 dan skor
maksimal seluruh butir pernyataan 2400, diperoleh skor hasil 1969 (82,04%) termasuk
dalam kategori sangat tinggi. Pada indikator kesiapan, yang diukur dengan 4 butir
pernyataan dengan rentangan skor 1−5, dan skor maksimal seluruh butir pernyataan 1200,
diperoleh skor hasil 974 (81,17%) termasuk dalam kategori sangat tinggi. Pada indikator
pemahaman, yang diukur dengan 4 butir pernyataan dengan rentangan skor 1−5, dan skor
maksimal seluruh butir pernyataan 1200, diperoleh skor hasil 995 (82,92%) termasuk dalam
kategori sangat tinggi.
Variabel insentif pendidik yang terdiri dari tiga indikator, yaitu usaha, motivasi,
dan kreativitas, diukur dengan 10 butir pernyataan dengan rentangan skor 1−5 dan skor
maksimal seluruh butir pernyataan 3000, diperoleh skor hasil 2406 (80,20%) termasuk
dalam kategori sangat tinggi. Pada indikator usaha, yang diukur dengan 4 butir pernyataan
dengan rentangan skor 1−5, dan skor maksimal seluruh butir pernyataan 1200, diperoleh
skor hasil 965 (80,42%) termasuk dalam kategori sangat tinggi. Pada indikator motivasi,
yang diukur dengan 3 butir pernyataan dengan rentangan skor 1−5, dan skor maksimal
seluruh butir pernyataan 900, diperoleh skor hasil 727 (80,78%) termasuk dalam kategori
sangat tinggi.Pada indikator kreativitas, yang diukur dengan 3 butir pernyataan dengan
rentangan skor 1−5, dan skor maksimal seluruh butir pernyataan 900, diperoleh skor hasil
714 (79,33%) termasuk dalam kategori tinggi.
Variabel waktu pembelajaran yang terdiri dari dua indikator, yaitu manajemen
waktu dan tepat waktu, diukur dengan 5 butir pernyataan dengan rentangan skor 1−5 dan
skor maksimal seluruh butir pernyataan 1500, diperoleh skor hasil 1203 (80,20%) termasuk
dalam kategori sangat tinggi. Pada indikator manajemen waktu, yang diukur dengan 3 butir
pernyataan dengan rentangan skor 1−5, dan skor maksimal seluruh butir pernyataan 900,
diperoleh skor hasil 703 (78,11%) termasuk dalam kategori tinggi. Pada indikator tepat
waktu, yang diukur dengan 2 butir pernyataan dengan rentangan skor 1−5, dan skor
maksimal seluruh butir pernyataan 600, diperoleh skor hasil 500 (83,33%) termasuk dalam
kategori sangat tinggi.

PEMBAHASAN
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, metode yang digunakan untuk meneliti
pelaksanaan pembelajaran daring PJOK adalah survei guna untuk membantu jalannya
penelitian mengenai survei pelaksanaan pembelajaran daring PJOK siswa kelas IX SMP
Negeri 9 Malang di masa pandemi covid-19.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pelaksanaan pembelajaran daring
PJOK siswa kelas IX SMPN 9 Malang di masa pandemi Covid-19 semester ganjil 2020/2021
yang terbagi empat variabel yaitu: sikap, kesiapan peserta didik dan pendidik, kualitas
pembelajaran, dan insentif waktu.
Berdasarkan hasil penelitian dari (Hamdani & Priatna, 2020) bahwa tingkat
pelaksanaan pembelajaran kurang lebih memperoleh skor hasil persentase di atas 66,97 %,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pelaksanaan pembelajaran daring PJOK Siswa
Kelas IX SMPN 9 Malang termasuk dalam kategori tinggi.
Hasil analisis data penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pendidik untuk
mengontrol pelaksanaan proses pembelajaran peserta didik sebagai pendukung keberhasilan
proses pembelajaran berbasis online. Adapun hasil analisis data penelitian tingkat pelaksanaan
pembelajaran daring PJOK, akan dipaparkan sebagai berikut:

xii
Kualitas materi pembelajaran merupakan informasi terbaru dengan penjelasan yang
jelas dan sederhana yang diberikan peserta didik agar mudah untuk dipahami. Isi materi belajar
yang diberikan pendidik ke peserta didik dalam proses pembelajaran harus direncanakan agar
tujuan pembelajaran tercapai (Herka, 2013). Seorang pendidik berperan untuk menyampaikan
tujuan pembelajaran kepada peserta didik. Pendidik perlu menyampaikan materi pembelajaran
beserta tujuannya dengan jelas dan sistematis, menggunakan bahasa yang mudah dipahami,
memberikan contoh dan penjelasan yang sesuai, memberikan penekanan pada materi yang
penting, mengaitkan antara materi, dan mengadakan diskusi beserta penilaian. Proses
pembelajaran harus berjalan pada konteks dan pengalaman yang dapat membuat peserta didik
memiliki minat dan dapat melakukan aktivitas belajar. Kualitas pembelajaran akan sangat
dipengaruhi oleh kualitas perencanaan pembelajaran yang dimodifikasi oleh pendidik (Isman,
2011). Berdasarkan hasil analisis data penelitian pada variabel kualitas materi pembelajaran
diperoleh skor hasil 1803 dengan persentase 81,10%. Hal tersebut memperlihatkan bahwa
tingkat pelaksanaan pembelajaran daring PJOK dari aspek kualitas materi pembelajaran dapat
disimpulkan efektif dengan skor hasil persentase 81,10%, persentase tersebut melebihi skor
persentase dari hasil penelitian Hamdani & Priatna yaitu 66,97%.
Kesiapan peserta didik merupakan kesiapan peserta didik dalam menerima materi
yang baru yang diberikan oleh pendidik. Menurut (Arsyad, 2014) sebuah materi pembelajaran
yang tepat bisa mengarahkan perubahan pada diri peserta didik secara terarah, dan terencana,
baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. (Purnami, 2020) menyatakan
bahwa,” Hal yang yang harus ada dalam suatu proses pembelajaran adalah keaktifan peserta
didik”. Keaktifan peserta didik menyebabkan interaksi yang tinggi antara pendidik dan peserta
didik. Dalam tahapan ini pendidik memastikan bahwa peserta didik benar-benar telah siap
menerima materi baru dan pendidik juga dapat memberikan perlakuan-perlakuan khusus
kepada peserta didik agar penguasaan kompetensi dapat merata. Model perencanaan proses
pembelajaran harus berdasarkan pada pembelajaran aktif. Selama proses pembelajaran, peserta
didik harus aktif dalam menggunakan aspek kognitifnya untuk membangun pengetahuan yang
baru (Isman, 2011). Berdasarkan hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa variabel
kesesuaian peserta didik diperoleh skor hasil 1989 dengan persentase 84,04% termasuk dalam
kategori sangat tinggi. Sehingga tingkat pelaksanaan pembelajaran daring PJOK dari aspek
kesesuaian peserta didik dapat disimpulkan efektif dengan skor hasil persentase 83,04%,
persentase tersebut melebihi skor persentase dari hasil penelitian Hamdani & Priatna yaitu
66,97%.
Insentif pendidik adalah pemberian motivasi kepada peserta didik oleh pendidik.
Seorang pendidik dapat memberi motivasi dengan cara menyajikan media pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan, memberikan motivasi dalam bentuk verbal, ataupun memberikan
reward yang sesuai. Media pembelajaran merupakan sarana media untuk mempermudah proses
pembelajaran untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap pada setiap orang yang
menggunakannya yaitu pendidik (Arsyad, 2014). (Daryanto, 2013) menjelaskan fungsi media
pembelajaran yaitu 1) Memperjelas materi yang diberikan ke peserta didik. 2) Mengatasi
keterbatasan ruang, dan waktu, 3) Meningkatkan dorongan belajar, interaksi menjadi lebih
mudah antara peserta didik dengan materi pembelajaran. 4) Memungkinkan peserta didik
belajar mandiri, 5) Memberikan stimulus rangsangan yang sama terhadap peserta didik. (Wina,
2014) menjabarkan fungsi media yaitu: 1) Fungsi komunikatif, dengan menggunakan media
pembelajaran akan memudahkan komunikasi antara pendidik dan peserta didik, 2) Fungsi
motivasi, dengan menggunakan media pembelajaran, diharapkan peserta didik akan lebih giat
dalam belajar, 3) Fungsi kebermaknaan, dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
menganalisis dan dapat meningkatkan aspek sikap dan keterampilan, 4) Fungsi penyamaan

xiii
persepsi, dapat menyamakan persepsi setiap peserta didik, sehingga setiap peserta didik
memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang telah diberikan oleh pendidik, 5)
Fungsi individualitas, dapat melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan bakat
belajar yang berbeda. (Arsyad, 2014) menjelaskan fungsi media visual, yaitu: 1) Fungsi atensi.
menarik dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran
yang disajikan oleh pendidik, 2) Fungsi afektif, disajikan dalam bentuk visual gambar yang
menjelaskan sebuah materi dengan mudah dan menarik, sehingga timbul dorongan untuk lebih
giat belajar oleh peserta didik, 3) Fungsi kognitif, mempermudah pemahaman peserta didik
melalui visual yang dirancang oleh pendidik dengan penjelasan yang mudah dan ringkas, 4)
Fungsi kompensatoris, mempermudah peserta didik dalam menerima dan memahami materi
yang disajikan oleh pendidik. Perkembangan teknologi yang begitu pesat, profesionalisme
pendidik tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan peserta didik, tetapi juga harus
mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik
(Ibrahim, 2017). Tugas pendidik yang paling utama adalah bagaimana memunculkan suasana
belajar yang menyenangkan agar dapat membangkitkan rasa ingin tahu semua peserta didik
sehingga tumbuh minat untuk belajar (Syahida, 2020). Pembelajaran yang baik memerlukan
seorang pendidik yang mampu dan siap berperan aktif secara profesional (Heinich, 2011).
Berdasarkan hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa variabel insentif pendidik
diperoleh skor hasil 2406 dengan persentase 80,20% termasuk dalam kategori tinggi. Hal
tersebut memperlihatkan bahwa tingkat pelaksanaan pembelajaran daring PJOK berbasis
online dari aspek insentif pendidik dapat disimpulkan efektif dengan skor hasil persentase
80,29% persentase tersebut melebihi skor persentase dari hasil penelitian Hamdani & Priatna
yaitu 66,97%.
Tersedianya waktu yang cukup, merupakan faktor yang harus dijalankan agar dapat
meningkatkan prestasi belajar (Pasaribu, dkk., 2020). Manajemen waktu harus terlaksana
dengan baik agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Manajemen waktu
merupakan mementingkan, mengelola, dan melaksanakan tanggung jawab untuk kebutuhan
individu, Manajemen waktu juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar,
prestasi belajar dan lingkungan belajar (Dewi, 2019). Manajemen waktu harus dapat dikelola
dengan baik oleh peserta didik agar dapat meengembangkan pola berpikir dengan baik.
Menurut Surur & Nadhirin (2020), suksesnya manajemen waktu pembelajaran daring
dipengaruhi oleh pentingnya komunikasi 3 arah yaitu antara pendidik, orang tua, dan peserta
didik. Artinya faktor pendukung dari manajemen waktu seperti motivasi dan arahan dari orang
tua dan pendidik harus diperhatikan sehingga manajemen dapat dilakukan dengan baik.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa variabel waktu pembelajaran
memperoleh skor dengan hasil 1103 dengan presentase 79,20% sama dengan persentase
insentif pendidik, termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal tersebut memperlihatkan bahwa
tingkat pelaksanaan pembelajaran daring PJOK di SMPN 9 Malang dari aspek waktu
pembelajaran dapat disimpulkan efektif dengan shor hasil presentase 79,20%, persentase
tersebut memiliki skor persentase dari hasil penelitian Hamdani & Priatna yaitu 66,97%.

KESIMPULAN
Tingkat pelaksanaan pembelajaran daring PJOK di SMPN 9 Malang termasuk kategori
sangat baik. Variabel kualitas materi pembelajaran diperoleh skor hasil 1803 (81,10%),
variabel kesesuaian peserta didik diperoleh skor hasil 1989 (84,04%), variabel insentif pendidik
diperoleh skor hasil 2406 (80,20%), dan variabel waktu pembelajaran diperoleh skor hasil 1203
(80,20%). Kemudian dari skor hasil empat variabel dirata-rata memperoleh skor hasil 7401
(82,90%) sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pelaksanaan pembelajaran daring PJOK
Siswa Kelas IX SMPN 9 Malang dapat dikatakan dapat berjalan dengan baik.

xiv
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa tingkat pelaksanaan materi pembelajaran daring PJOK di SMPN 9 Malang sudah
berjalan dengan baik dan dinilai sangat baik bagi siswa. Pendidik memiliki peran dalam
menentukan keberhasilan pembelajaran daring ini. Pendidik perlu memunculkan metode
pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran.
Dengan mensurvei tingkat keterlaksanaan materi pembelajaran daring PJOK di
sekolah SMPN 9 Malang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan pribadi
dan meningkatkan hasil akademik, bahkan ketika mereka belajar di rumah, terutama untuk
mempelajari materi PJOK. Pembelajaran daring PJOK dapat meningkatkan dan memberikan
proses pembelajaran yang lebih baik agar proses pembelajaran khususnya pembelajaran daring
PJOK dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam pembelajaran, sehingga diharapkan para
pendidik dan peneliti lain dapat melakukan penelitian terkait dengan peningkatan ini. studi
yang belum selesai, serta memberikan wawasan sejauh mana penerapan materi e-learning
PJOK di perguruan tinggi wabah covid-19.
SARAN
Sehubungan dengan hasil penelitian, saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut;

1. Bagi pendidik, pendidik diharuskan bisa membuat kegiatan belajar dari rumah menjadi
mudah, dan kreatif, dengan menggunakan peralatan atau media yang sesuai dengan materi
yang diajarkan kepada peserta didik. Pendidik memainkan peran penting dalam
keberhasilan pembelajaran daring ini.

2. Bagi peserta didik diharapkan dapat mencari bahan belajarnya di internet untuk
memudahkan memahami mata pelajaran Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
Dengan menggunakan internet dapat memperoleh ilmu yang banyak serta dapat
membiasakan belajar dirumah dengan baik.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti
selanjutnya yang akan melakukan penelitian tentang pembelajaran daring. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya yang akan melakukan
penelitian terkait dengan penyelesaian penelitian yang sedang berlangsung ini dan
memberikan gambaran kepada peneliti selanjutnya mengenai pembelajaran daring selama
pandemi Covid-19.

xv
SURVEI TINGKAT PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DARING PJOK SISWA KELAS IX SMPN 9 MALANG DI
MASA PANDEMI GANJIL 2021/2022

PROPOSAL SKRIPSI

Dosen Pembimbing
Dr. Hariyoko, M.Pd

OLEH
IHWAN FAUZI
NIM 170611633534

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU


KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI
KESEHATAN DAN REKREASI DESEMBER 2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kunci utama bagi suatu negara untuk


menjuarai persaingan global di masa sekarang. Pendidikan dianggap sebagai
bidang yang paling strategis untuk menciptakan kesejahteraan sosial
masyarakat. Pendidikan juga bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup
manusia. Manusia sangat membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan
dan menggali kemampuan dirinya karena Sumber Daya Manusia (SDM)
yang cerdas dan berkarakter merupakan prasyarat terbentuknya peradaban
yang tinggi. Guna meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM)
diperlukan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas harus
mampu mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan dan tercantum
dalam Undang-Undang RI Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Tujuan pendidikan tersebut dapat dicapai dengan melakukan proses belajar
yang baik.

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang


berhubungan antara berbagai unsur dan terjadi seumur hidup yang didukung
oleh berbagai aspek seperti motivasi, emosional, sikap dan yang lainnya
(Suardi, 2018:16). Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai
peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendukung, kondisi belajar, yang
memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar. Belajar bertujuan
untuk menambah wawasan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan
melalui kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta


didik yang bertujuan untuk menyampaikan ilmu dan pengetahuan serta sikap
yang baik terhadap peserta didik (Suardi, 2018:17). Belajar dan

2
pembelajaran adalah proses atau rangkaian hubungan antara guru dan
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Peran pendidik tidak ada
batasan sebagai pengajar dan sebagai pembimbing, pengembang, dan
mengelola sebuah pembelajaran, serta ciri-ciri pembelajaran yaitu adanya
sebuah interaksi dengan lingkungan belajarnya atau sumber-sumber belajar
lainnya (Rosdiani, 2012:7). Pembelajaran terdiri dari beberapa komponen
seperti tujuan pembelajaran, materi, metode pembelajaran, dan penilaian.
Komponen pada pembelajaran digunakan guru sebagai strategi dan
pedoman guru untuk melaksanakan pembelajaran yang terarah melalui
berbagai media yang digunakan pada pelaksanaannya. Pelaksanaan model
pembelajaran dapat dilakukan secara tatap muka maupun secara daring.
Model pembelajaran penting karena dapat menunjukkan dan
memperlihatkan interaksi belajar mengajar yang mampu menumbuhkan
semangat belajar pada diri peserta didik. Guru harus bisa memilih model
pembelajaran dalam setiap mata pelajaran. Pembelajaran tersebut akan
berdampak pada peserta didik diantaranya menjadi semangat belajar,
ketertarikan mengikuti pelajaran dan merasa tidak bosan ketika mengikuti
pelajaran.

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa


tatap muka secara langsung. Pembelajaran dapat berlangsung kapan dan
dimana saja melalui platform yang telah tersedia seperti Zoom, Google Meet
dan lainnya. Materi pelajaran diberikan secara online, komunikasi dan tes
juga dilakukan secara online. Adapun kendala yang terjadi pada saat
pembelajaran daring berlangsung yaitu kuota internet yang kurang
memadai, jaringan internet yang tidak stabil, tugas yang menumpuk, kurang
memahami materi, dan motivasi belajar menurun. Hal tersebut
mengakibatkan penurunan kualitas belajar yang sangat drastis di bidang
pendidikan.

Pendidikan olahraga merupakan disiplinnya ilmu yang didominasi


praktik pada aktivitas fisik dan sedikit teori. Dalam kurikulum 2013 (K13)

3
pendidikan olahraga di jenjang pendidikan menyatu dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Sejalan dengan itu
hingga hakikat pembelajaran jasmani mencakup seluruh faktor kebugaran,
keahlian gerakan raga, kesehatan, permainan, berolahraga, tari serta tamasya
(Qomarrullah, 2014).

Pendidikan jasmani pada hakikatnya merupakan proses


pembelajaran yang menggunakan kegiatan raga buat menciptakan
pengertian holistik dalam mutu orang, baik dalam perihal raga, mental dan
emosional. Karenanya pembelajaran jasmani ini wajb menimbulkan revisi
dalam benak (psikis) serta badan (fisik) yang pengaruhi segala aspek
kehidupan setiap hari seorang (Rahayu, 2013). Sedangkan menurut Lutan R.
(1999) pembelajaran jasmani ialah proses pembelajaran, sebab itu pula
tujuannya juga bertabiat mendidik. Dalam penerapannya, kegiatan jasmani
dipakai selaku wahana ataupun pengalaman belajar, serta lewat pengalaman
itu partisipan didik tumbuh buat menggapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh peneliti, terdapat kendala


yang dihadapi selama pelaksanaan pembelajaran daring atau online sebagai
pengganti pembelajaran tatap muka. Anjuran pembelajaran daring tentunya
berdampak pada pelaksanaan pembelajaran PJOK di SMPN 9 Malang.
Dugaan muncul bahwa kurangnya kondusif pembelajaran daring selama
proses pembelajaran di masa pandemic, terutama mengenai penyampaian
materi yang dinilai kurang tepat. Pembelajaran PJOK pada umumnya
dilakukan di luar ruangan atau di lapangan karena didominasi oleh gerakan
fisik, tetapi selama pembelajaran daring PJOK hanya dilakukan melalui
Whatsapp dan Google Classroom.

Hal ini berdampak pada peserta didik dalam melakukan


pembelajaran PJOK secara daring yaitu kesulitan untuk memahami materi,
kesulitan mengikuti pembelajaran praktek fisik, kurangnya sarana dan
prasarana, dan keterbatasan jaringan internet. Oleh karena itu, perlu

4
diketahui tingkat pelaksanaan pembelajaran daring PJOK pada masa
pandemi Covid-19 agar pembelajaran PJOK dapat terlaksana dengan lebih
baik. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mengambil judul
penelitian “Survei Tingkat Pelaksanaan Pembelajaran Daring PJOK
Siswa Kelas IX SMPN 9 Malang di Masa Pandemi Covid-19 Semester
Ganjil 2020/2021”.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka
rumusan masalah yang akan diteliti adalah bagaimana pelaksanaan
pembelajaran daring PJOK siswa SMPN 9 Malang di masa pandemi
Covid-19 semester ganjil 2021/2022?
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pelaksanaan
pembelajaran daring PJOK siswa kelas IX SMPN 9 Malang di masa
pandemi Covid-19 semester ganjil 2020/2021.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari pelaksanaan penelitian sebagai berikut.
1. Kegunaan Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat bukti empiris
mengenai Tingkat Pelaksanaan Pembelajaran Daring PJOK Siswa
Kelas IX SMP 9 Malang dimasa Pandemi Covid-19.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
bermanfaat dengan perkembangan dunia Pendidikan dan khususnya
dalam bidang Pendidikan Jasmani.
2. Kegunaan Praktis
a. Sebagai acuan dalam menyelesaikan masalah pelaksanaan
pembelajaran daring PJOK, maka penelitian ini dapat dimanfaatkan
oleh Lembaga Pendidikan untuk memberikan wacana dan tindak lanjut
penyelesaian untuk masalah pembelajaran daring.

5
b. Sebagai referensi dan rujukan bagi peneliti selanjutnya untuk
memperkaya guna mengembangkan lebih lanjut mengenai tingkat
pelaksanaan pembelajaran daring.
c. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan pendidik agar
lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi PJOK.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Berikut dipaparkan ruang lingkup penelitian di SMPN 9 Malang


disesuaikan pada masa pandemi Covid-19.

Tabel 1.1 Ruang Lingkup Penelitian

Konsep Variabel Indikator Instrumen

Pelaksanaan Kualitas materi a. Materi Angket


Pembelajaran
daring PJOK Siswa
Kelas IX di SMPN 9
Malang di Masa
Pandemi Covid-19 pembelajaran b. Informasi

Kesesuaian a. Kesiapan Angket


peserta didik b. Pemahaman

Insentif pendidik a. Usaha Angket


b. Motivasi
c. Kreativitas

Waktu a. Manajemen Angket


pembelajaran Waktu
b. Tepat waktu

F. Definisi Operasional
1. Pembelajaran

6
Pembelajaran adalah suatu interaksi yang berkaitan satu dan lainya
yang bertujuan untuk mencapai suatu hal yang baik. Pembelajaran merupakan
kegiatan interaksi dari pendidik dan peserta didik yang bersumber dari
lingkungan pendidikan saat di sekolah. Peserta didik diharapkan mampu
menguasai pengetahuan, keterampilan, serta mampu menguasai pembentukan
sikap dan moral yang baik.
2. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah pendidikan
melalui aktivitas jasmani yang bermanfaat untuk meningkatkan kondisi fisik
peserta didik. Proses pendidikan kepada peserta didik dilakukan untuk
menanamkan sebuah kemampuan melalui berbagai event dan kegiatan yang
bertujuan untuk memperoleh hasil kemampuan, keterampilan, pembentukan
watak, serta ilmu disiplin.
3. Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring yaitu proses pembelajaran yang dilaksanakan
dengan cara virtual dan tidak dilakukan secara langsung. Pembelajaran ini
menggunakan teknologi yang bisa mengakses internet.
4. Pembelajaran Daring Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Pembelajaran daring pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan cara online,
melainkan menggunakan dukungan teknologi seperti aplikasi yang bisa
digunakan saat proses pembelajaran.
5. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran adalah tujuan dari proses pembelajaran
PJOK yang diterapkan pada peserta didik di SMPN 9 Malang Kota Malang,
guna untuk meminimalisir proses pembelajaran yang kurang efisien, sehingga
meningkatkan antusias peserta didik dalam memahami materi yang telah
disampaikan oleh pendidik.

7
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Belajar dan Pembelajaran


Belajar dan pembelajaran adalah dua konsep yang saling
berhubungan dan keduanya tidak dapat dipisahkan. Keduanya adalah
kegiatan utama dalam proses pendidikan. Menurut Sumarsono, dkk.
(2020:1), belajar adalah proses usaha seseorang untuk mendapatkan suatu
perubahan tingkah laku untuk menunjukkan hasil pengalamannya selama
berinteraksi dengan lingkungan. Perubahan yang terjadi adalah perubahan
kemampuan manusia yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu.
Kegiatan belajar sering dikaitkan dengan kegiatan mengajar yang
melibatkan dua belah pihak yaitu siswa dan guru. Guru sebagai pendidik
bertugas untuk menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada anak
didiknya. Guru harus menyampaikan dengan jelas agar peserta didik dapat
mengerti dengan materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, guru juga
harus memilih media yang cocok untuk menunjang proses pembelajaran
agar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik
(Maimunawati & Muhammad, 2020:11).
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar (Fathurrohman, 2017:36). Melalui
kegiatan pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moralitas
keagamaan, aktivitas dan kreativitas siswa melalui berbagai interaksi dan
pengalaman belajar. Kualitas pembelajaran tergantung pada motivasi siswa
dan kreativitas guru. Model pembelajaran yang tepat, didukung dengan
fasilitas yang memadai, ditambah dengan kreativitas guru akan membuat
siswa lebih mudah mencapai target belajar.
Peningkatan pembelajaran siswa bisa dicapai pada saat siswa bisa
membuktikan hasil belajarnya dan mengikuti proses pembelajaran dengan
baik. Tujuan untuk meningkatkan pembelajaran dapat tercapai dengan cara

8
guru memberikan kesempatan yang banyak untuk mengikuti pembelajaran
dengan menunjukkan kemampuan siswa sendiri. Guru memiliki peran besar
dalam merencanakan kegiatan pembelajaran. Motivasi, pujian dan
penghargaan yang diberikan kepada siswa setelah kegiatan pembelajaran
selesai sangat berperan dalam meningkatkan semangat belajar yang lebih
baik lagi. Faktor lingkungan juga sangat berpengaruh kepada siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran. Penggunaan metode yang tepat menjadi
kunci agar pemberian dan penyampaian materi pembelajaran diterima
dengan baik oleh peserta didik. Model pembelajaran yang diterapkan
kepada siswa harus sesuai dengan yang sudah direncanakan oleh guru
sebelum mengajar dan menerapkan peraturan yang berlaku. Selain itu,
sarana yang baik juga tidak kalah penting dalam proses pembelajaran agar
peserta didik menjadi nyaman ketika mengikuti pembelajaran. Sehingga
pembelajaran berjalan dengan lancar dan baik (Maimunawati &
Muhammad, 2020:5).
Kegiatan pembelajaran dicirikan dengan terjadinya interaksi
edukatif yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, berakar secara metodologis
dari pendidik dan kegiatan belajar secara pedagogis pada diri peserta didik,
berproses secara sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan
evaluasi. Pembelajaran terjadi melalui langkah-langkah yang dicirikan
dengan karakteristik tertentu. Menurut Sagala (2010:63), karakteristik
pembelajaran yang pertama yaitu melibatkan proses mental siswa secara
maksimal dalam proses pembelajaran. Kedua yaitu menciptakan suasana
komunikatif dan proses tanya jawab secara terus menerus yang diarahkan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa sehingga
dapat membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan. Sehingga untuk
mendapatkan proses pembelajaran yang efektif, maka pendidik harus
memahami teori-teori belajar yang dapat menjadi landasan pelaksanaan
pembelajaran.
B. Pembelajaran Pendidikan Jasmani

9
Pendidikan jasmani adalah kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan kebugaran jasmani kepada peserta didik. Pendidikan jasmani
merupakan pendidikan dengan menggunakan kegiatan fisik serta
menghasilkan suatu individu untuk peserta didik dengan keadaan fisik yang
baik dan membentuk sebuah karakter serta mental yang baik. Pembelajaran
jasmani yaitu proses belajar gerak manusia yang berbentuk seperti gerak
fisik dan permainan olahraga, yang berkaitan dengan nilai-nilai, sikap serta
berperilaku positif (Rosdiani, 2015:1). Mata pelajaran pendidikan jasmani
mempunyai 3 aspek yaitu, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Mata
pelajaran pendidikan jasmani tidak bisa dipisahkan dengan mata pelajaran
yang lain karena hal ini juga melibatkan suatu potensi peserta didik dalam
pembentukan karakter, mental, kecerdasan, dan memahami tujuan dari
mata pelajaran peserta didik. Pendidikan jasmani adalah komponen penting
dari program pendidikan untuk menghasilkan sebuah kontribusi
pembelajaran peserta didik. Berikut pencapaian yang dapat diperoleh
peserta didik yaitu pertama seperti melakukan gerakan fisik harian untuk
seluruh peserta didik. Kedua, pencapaian tingkat seperti fisik yang
dioptimalkan melalui kebugaran. Ketiga, memiliki pengembangan
kompetensi beragam pada keterampilan fisik dan untuk memastikan
keberhasilan fungsi dalam aktivitas fisik bisa dipergunakan berjalanya
waktu. Keempat, peserta didik wajib memperoleh sebuah pengetahuan
untuk menjalani variasi gaya hidup dan sehat.
Menurut Sudarsini (2013), pendidikan manusia adalah pendidikan
yang meletakkan aspek-aspek jasmaniah yang tepat sehingga
menguntungkan hasil pengembangan sosial, emosional, dan kecakapan
individu. Ada tujuan dari pembelajaran jasmani yaitu psikomotor, kognitif,
afektif. Menurut Rosdiani (2012:39) pendidikan jasmani yang diatur
dengan benar dapat mengembangkan keterampilan dan aktivitas fisik yang
berguna untuk mencapai kehidupan yang sehat dan baik serta
perkembangan daya berpikir. Pendidikan jasmani melibatkan sebuah
gerakan fisik seperti gerakan tubuh yang berkaitan dengan kesehatan.

10
Mendidik dengan fisik dapat dilakukan dilingkungan sekolah maupun
diluar sekolah. Memilih pendidik pendidikan jasmani perlu diperhatikan
sehingga bisa menarik peserta didik untuk mengikuti arahan dari pendidik.
Hal ini dilakukan pendidik untuk bisa menguasai keterampilan fisik dan
melakukan gerakan secara aktif sesuai dengan yang diajarkan oleh
pendidik.
Aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani harus memberikan
dampak positif untuk perkembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan
bagi peserta didik. Proses pembelajaran yang berlangsung dapat dilakukan
secara inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk
mengikuti pembelajaran dengan aktif, memberikan ruang gerak yang cukup
bagi peserta didik, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat dan minat
peserta didik. Guna mencapai proses pembelajaran tersebut maka
diperlukan model pembelajaran yang tepat agar memberikan dampak
positif bagi peserta didik. Model pembelajaran adalah sebuah prosedur
yang dirancang secara sistematis berdasarkan pengembangan teori-teori
yang ada dalam mengorganisasikan pembelajaran untuk mencapai tujuan
belajar. Sehingga materi yang dirancang dapat tersampaikan dengan baik
sesuai dengan waktu yang ada (Hidayat & Dicky, 2020:5).
Metode pembelajaran pendidikan jasmani adalah cara mengajar
yang digunakan untuk mengolah pengetahuan, prinsip-prinsip, norma-
norma, peraturan-peraturan yang berlaku dalam pendidikan jasmani atau
semua yang penting dalam proses belajar motorik untuk mencapai
pembelajaran yang efektif. Metode pembelajaran pendidikan jasmani yang
digunakan oleh pendidik adalah metode deduktif atau perintah, metode
tugas, demonstrasi, dan pemberian penjelasan. Pendidik memberikan
contoh gerakan yang akan diajarkan dan peserta didik mengikuti bentuk
gerakan yang telah dicontohkan, sehingga pembelajaran pendidikan
jasmani menghasilkan keterampilan gerak bagi siswa (Supriyadi, 2018:66).
C. Pembelajaran Daring

11
Menurut Pohan (2020:2), pembelajaran daring merupakan
pembelajaran yang berlangsung di dalam jaringan dimana pengajar dan
yang diajar tidak bertatap muka secara langsung. Pembelajaran daring
dapat dilakukan dari mana dan kapan saja tergantung pada ketersediaan alat
pendukung yang digunakan. Penggunaan kelas virtual untuk menggantikan
kelas fisik dilakukan untuk memulai kegiatan pembelajaran daring. Kelas
virtual ini digunakan pendidik untuk memberikan materi ajar, tugas dan
lain-lain kepada peserta didik.
Media yang dapat digunakan untuk kelas virtual seperti Google
Classroom, Microsoft Teams, Search Result, Schoology dan lain-lain.
Sedangkan untuk mengganti proses pembelajaran tatap muka secara
langsung dapat menggunakan video conference. Video conference memiliki
fitur yang dapat digunakan untuk melakukan presentasi secara virtual,
bahkan ada beberapa aplikasi video conference yang menyediakan fitur
whiteboard yang dapat digunakan menulis secara digital untuk kebutuhan
pembelajaran. Berikut ini ada beberapa aplikasi yang dapat dijadikan
pilihan untuk melakukan video conference yaitu Zoom, Google Meet,
Microsoft Teams. Penggunaan beberapa aplikasi tersebut diharapkan dapat
menggantikan pembelajaran tatap muka langsung sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif (Gusty, dkk., 2020:25)
Penerapan pembelajaran daring tentunya terdapat manfaat serta
kendala yang dialami selama pelaksanaan. Ada beberapa manfaat yang
diperoleh dari pembelajaran daring yaitu, memperjelas pesan atau
informasi agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan jarak, ruang,
dan waktu, dan serta dapat menimbulkan semangat belajar yang lebih besar
karena peserta didik berinteraksi langsung dengan sumber belajar (Hikmah,
dkk., 2020:4). Adapun kendala yang sering terjadi yaitu keterbatasan
aksesibilitas internet, kekurangan sarana dan prasarana, dan kurangnya
dukungan perangkat teknologi berbasis android (handphone). Beberapa
dari peserta didik mengalami kesulitan untuk mengikuti pembelajaran
online karena tidak semua wilayah memiliki akses internet yang lancar.

12
Selain itu, biaya juga menjadi kendala karena untuk mengikuti
pembelajaran daring, peserta didik harus mengeluarkan biaya untuk
membeli kuota internet (Herlina & Suherman, 2020:6).
Berdasarkan manfaat di atas dapat dilihat bahwa model
pembelajaran daring memberikan ruang yang lebih fleksibel bagi pendidik
dan peserta didik. Penguasaan model pembelajaran merupakan kunci utama
agar proses belajar dapat berjalan dengan baik. Selain manfaat
pembelajaran daring, terdapat juga beberapa karakteristik pembelajaran
daring (Tung dalam Rosali, 2020:27) yaitu:
1. Materi pembelajaran ditampilkan dalam bentuk teks, grafik dan
berbagai elemen multimedia.
2. Komunikasi dilakukan melalui video conferencing, chat rooms,
atau discussion forums.
3. Belajar dilakukan secara online.
4. Dapat dilakukan melalui berbagai elemen belajar berbasis CD-
ROM, untuk meningkatkan komunikasi belajar.
5. Materi pembelajaran lebih mudah diperbaharui.
6. Meningkatkan interaksi antara pendidik dan peserta didik.
7. Bentuk komunikasi belajar dapat berlangsung secara formal dan
informal.
8. Sumber belajar sangat beragam di internet.
Guru merupakan kunci utama dalam keberhasilan proses
pembelajaran daring yang bertugas sebagai pengorganisasi lingkungan
belajar dan sebagai fasilitator belajar, sehingga guru harus menguasai
komponen pembelajaran agar aktivitas pembelajaran dapat berjalan
dengan baik. Guru berperan untuk mengarahkan dan memberi fasilitas
belajar kepada peserta didik agar aktivitas belajar dapat berjalan secara
efektif. Pembelajaran yang menantang dan menarik merupakan tugas guru
dalam pembelajaran daring sehingga dapat menumbuhkan minat belajar
peserta didik (Wahyono, dkk., 2020:57).
D. Pelaksanaan Pembelajaran

13
Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik dengan peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Menurut Slavin (2009) untuk mengukur pelaksanaan
pembelajaran terdapat empat indikator yang harus dipenuhi yaitu: 1) Waktu
pembelajaran, 2) Insentif pendidik, 3) Kesesuaian peserta didik, 4) Kualitas
materi pembelajaran. Penjelasan mengenai empat indikator yang telah
dipaparkan, sebagai berikut:
1. Waktu pembelajaran
Merupakan waktu yang digunakan oleh peserta didik untuk
menguasai materi yang diajarkan. Pembelajaran dapat dikatakan efektif
bila peserta didik mampu menyelesaikan pelajaran dengan waktu yang
telah ditentukan oleh pendidik. Dari waktu pembelajaran, indikator yang
dapat diambil adalah manajemen waktu guna untuk mencapai keefektifan
dalam proses pembelajaran dengan tepat waktu. Pelaksanaan
pembelajaran harus memenuhi salah satu faktor yang terpenting yaitu
efektivitas waktu. Menurut Nasution (2016) Pembelajaran yang efektif
adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk
belajar keterampilan yang spesifik, belajar ilmu pengetahuan dan sikap
dengan waktu yang efisien.. Pembelajaran juga dapat berjalan efektif
apabila terdapat sikap serta kemauan dari dalam diri untuk belajar,
kesiapan diri siswa dan guru dalam pembelajaran, serta kemenarikan
materi yang disampaikan serta waktu yang digunakan untuk mempelajari
materi dan pembelajaran.
Pendidik memiliki peranan penting untuk efisiensi pembelajaran
dalam pembelajaran PJOK karena pendidik harus bisa menyusun waktu
secara benar agar pembelajaran serta ketercapaian materi terhadap siswa
terpenuhi (Kusuma & Winarno, 2018). Dalam pemanfaatan waktu
pembelajaran pendidik dituntut untuk efisien dalam penyampaian materi
agar pembelajaran terlaksana dengan sebaik mungkin. Dalam
pembelajaran pengaturan waktu menjadi hal yang sangat penting dalam
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Jika pendidik dan

14
peserta didik bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin maka
proses pembelajaran akan lebih cepat karena tidak mengulangi materi
yang sudah disampaikan.
2. Insentif pendidik
Insentif pendidik merupakan usaha yang dilakukan oleh pendidik
agar pembelajaran berlangsung dengan baik. Indikator insentif pendidik
salah satunya adalah pemberian motivasi kepada peserta didik oleh
pendidik. Pendidik dapat memberi motivasi dengan cara menyediakan
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, memberikan motivasi
dalam bentuk verbal, ataupun memberikan reward yang sesuai. Menurut
Benny (2011) motivasi akan memberikan dorongan tentang bagaimana
seseorang melakukan aktivitas belajar agar menjadi kompeten dalam
bidang yang dipelajari. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi
efektivitas. efektif dapat dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan,
motivasi yang didapatkan, serta kualitas kegiatan yang dilakukan
(Andrian, dkk., 2020). Motivasi adalah unsur pendukung yang dapat
digunakan peserta didik sebagai dorongan untuk meningkatkan hasil
belajar, aktivitas pembelajaran dipengaruhi oleh tinggi rendahnya
motivasi yang diberikan kepada peserta didik (Nurmala, dkk., 2014).
Terdapat indikator yang saling berkaitan, yaitu: usaha pendidik
dalam memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran, serta
kreativitas pendidik dalam menyampaikan materi. Selain itu aspek usaha
pendidik juga sangat penting, menurut Hanafi (2014) usaha sadar dan
terencana akan mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
yang baik, yang memungkinkan bagi peserta didik untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya Suatu pembelajaran harus
berjalan dengan efektif agar di dalam pembelajaran siswa dapat memiliki
ketertarikan lebih sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan secara
maksimal. Efektivitas pembelajaran PJOK lebih mengarah pada
kemampuan yang dimiliki oleh pendidik dan peserta didik dalam
melaksanakan tujuan pembelajaran PJOK yang baik dan benar. Menurut

15
Tambun (2016) kreativitas pendidik serta pemanfaatan fasilitas belajar
akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik

3. Kesesuaian tingkat pembelajaran peserta didik dalam proses


pembelajaran
Merupakan kesesuaian antara materi yang diberikan oleh pendidik
dengan kondisi kesiapan peserta didik untuk menerima materi yang baru.
Dalam tahapan ini pendidik memastikan bahwa peserta didik benar-benar
telah siap menerima materi baru dan pendidik juga dapat memberikan
perlakuan-perlakuan khusus kepada peserta didik agar penguasaan
kompetensi dapat merata. Dalam kesesuaian tingkat pembelajaran,
terdapat 2 indikator yang saling berkaitan yaitu: kesiapan peserta didik
dalam mengikuti proses pembelajaran dan kemampuan peserta didik
dalam memahami materi baru yang akan diberikan. Sikap kemauan diri
untuk belajar bagi siswa merupakan faktor utama dari pembelajaran
dapat dikatakan sebagai efektif karena itu merupakan niat dari siswa agar
pembelajaran lebih menarik.
Selain itu kesiapan mental siswa juga mempengaruhi efektifitas
pembelajaran karena apabila pola pemikiran siswa belum siap untuk
melakukan pembelajaran maka pembelajaran tidak dapat berjalan dengan
baik sehingga baik dari peserta didik maupun pendidik harus memiliki
kesiapan diri. Menurut Handayani et al., (2020) kesiapan menjadi
perhatian khusus dalam dunia pendidikan, salah satunya kesiapan peserta
didik. Hal itu karena proses pembelajaran berhubungan langsung dengan
peserta didik seiring diberlakukannya pembelajaran daring. Indikator
dalam kesesuaian peserta didik kesiapan dan pemahaman peserta didik
dalam proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan pembelajaran yang
efektif sangat dibutuhkan dalam membantu mengembangkan daya pikir
siswa dengan tanpa mengecualikan tingkat pemahaman siswa.
Pembelajaran itu dikatakan telah berhasil apabila sudah sesuai dengan
ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan.

16
4. Kualitas Materi Pembelajaran
Merupakan tingkat informasi dan keterampilan yang diberikan agar
peserta didik mudah memahami. Kualitas pembelajaran merujuk pada
aktivitas-aktivitas yang dirancang dan Tindakan Tindakan yang
dilakukan pendidik dan peserta didik, termasuk di dalamnya bahan bahan
atau pengalaman belajar(kurikulum) serta media yang digunakan
( Setyosari, 2017). Pendidik mempunyai peranan untuk menyampaikan
tujuan pembelajaran atau keterampilan tertentu kepada peserta didik.
Pendidik perlu menyampaikan mata pelajaran beserta tujuannya dengan
jelas dan sistematis, menggunakan bahasa yang mudah dipahami,
memberikan contoh dan penjelasan yang sesuai, memberikan penekanan
pada materi yang penting, mengaitkan antara materi, dan mengadakan
penilaian. Indikator dalam kualitas pengajaran yang telah dipaparkan
adalah kualitas materi, informasi serta tingkat pemahaman peserta didik
dalam proses pembelajaran berlangsung.
Materi juga sangat mempengaruhi karena siswa dapat tertarik dari
materi pembelajaran yang benar dan unik. Apabila ada salah satu yang
tidak terpenuhi maka kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan dengan
baik.. Menurut Suda (2016) penggunaan media dalam pembelajaran
sangat membantu pendidik dalam penyampaian materi pelajaran, dan
dapat menciptakan suasana belajar yang aktif.
Efektivitas pembelajaran menurut Rohmawati (2015) adalah
ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi siswa dengan guru dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Efektivitas
pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung, respon siswa terhadap pembelajaran dan penguasaan
konsep siswa. Untuk memenuhi konsep pembelajaran yang efektif dan
efisien perlu adanya hubungan timbal balik antara siswa dan guru untuk
mencapai tujuan secara bersama. Jadi efektivitas pembelajaran dapat
diartikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari suatu proses pembelajaran
antara siswa dengan siswa, atau siswa dengan guru dalam mencapai

17
tujuan pembelajaran

18
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Winarno (2013:42),
menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk mendeskripsikan kejadian nyata yang terjadi sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan atau menjelaskan suatu
hal misalnya keadaan, situasi, dan peristiwa.
Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada
filsafat positivisme guna meneliti populasi dan sampel dengan mengacu
pada instrumen penelitian (Sugiyono, 2017:8). Pendekatan kuantitatif ini
digunakan untuk mengetahui gambaran tingkat pelaksanaan pembelajaran
daring pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
(PJOK) di SMPN 9 Malang yang dilaksanakan selama Covid-19. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, sedangkan
pengumpulan datanya menggunakan kuesioner.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPN 9 Malang yang beralamatkan di
Jl. Prof Moch Yamin Gg. 6 No. 26 Sukoharjo, Kec. Klojen Kota Malang.
Waktu penelitian pada pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
secara Luring yang berlangsung tanggal 20-30 Oktober 2021.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh individu yang menjadi sumber
pengambilan sampel, terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulan (Tarjo, 2019:45). Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IX SMPN 9 Malang.

19
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya (Tarjo,
2019:47). Teknik pengambilan sampel yang dilakukan yaitu menggunakan
teknik random sampling. Menurut Riyanto & Aglis (2020:16), teknik
random sampling adalah pengambilan sampel secara acak, dimana semua
populasi mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IX
yang diambil secara acak dengan jumlah 60 responden.
C. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2017:102) instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
sedang diteliti. Pada penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan
berupa kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui tingkat pelaksanaan
pembelajaran daring PJOK siswa SMPN 9 Malang semester ganjil
2020/2021 pada masa pandemi Covid-19. Pertanyaan yang diajukan telah
disertai dengan alternatif jawaban, sehingga responden dapat memilih
salah satu jawaban yang telah disediakan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan cara wawancara dengan guru dan menyebarkan kuesioner
kepada siswa kelas IX A, sampai dengan kelas IX H SMPN 9 Malang.
Adapun mekanisme dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengurus surat izin penelitian ke bagian akademik (kasubag) Fakultas
Ilmu Keolahragaan (FIK), Universitas Negeri Malang (UM).
2. Menyerahkan surat izin penelitian dari akademik ke P2LP gedung
Rektorat.
3. Memberikan surat disposisi persetujuan ke Kepala Sekolah SMPN 9
Malang.

20
4. Menyerahkan surat persetujuan dari Kepala Sekolah SMPN 9 Malang ke
P2LP untuk dibuatkan surat izin penelitian.
5. Menyerahkan surat izin penelitian ke bagian sekretariat SMPN 9
Malang.
6. Menemui guru PJOK SMPN 9 Malang untuk membantu pengambilan
data.
7. Melaksanakan penelitian dengan memberikan instrumen penelitian
berupa kuesioner kepada semua kelas IX di SMPN 9 Malang, dan setiap
kelas diambil sampel sebanyak 8 siswa.
8. Mengumpulkan hasil pengisian kuesioner dan menganalisis hasil data
yang diperoleh.
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif
kuantitatif dengan hasil data persentase yang digunakan untuk mengkaji
variabel pada variabel penelitian yaitu tingkat pelaksanaan pembelajaran
daring PJOK siswa SMPN 9 Malang di masa pandemi Covid-19 semester
ganjil 2020/2021. Adapun cara yang digunakan dalam analisis statistik
deskriptif menggunakan Anas, (2008:43) sebagai berikut:
Keterangan:
P = Angka Persentase
F = Jumlah Frekuensi
N = Jumlah Responden

Dari hasil yang diperoleh, untuk mempermudah peneliti dalam


menghitung dan menganalisis data melalui kuesioner, maka ditetapkan
kriteria persentase berdasarkan tabel 3.1 sebagai berikut:

21
Table 3.1 Kriteria Persentase

Persentase Klasifikasi

81-100% Sangat Baik

61-80% Baik

41-60% Cukup

21-40% Kurang

Kurang Sekali

Sumber: (Arikunto, 2010)

22
DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT


Rineka Cipta.
Arnanto, G. C. & Mochamad, B. T. 2014. Keefektifan Pembelajaran Berbantuan
Internet Di SMK Se-Kota Yogyakarta Kompetensi Keahlian Teknik
Komputer dan Jaringan. Jurnal Pendidikan Vokasi, 4(3): 318-332.
Fathurrohman, M. 2017. Belajar dan Pembelajaran Modern. Yogyakarta:
Garudhawaca.
Azra, M, N. Efektivitas Pembelajaran Secara Daring Selama Pandemi Covid-19
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga (PJOK) Pada
Siswa SMK Negeri 1 Makassar. Universitas Negeri Makassar.
Gusty, S., dkk. 2020. Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi
Covid-19. Yayasan Kita Menulis: Medan.
Herlina & Suherman, M. 2020. Potensi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Di Tengah Pandemic Coronavirus
Disease (Covid)-19 DI Sekolah Dasar. Tadulako Journal Sport Sciences
and Physical Education, 8(1), 1-7.
Hidayat, C. & Dicky, T. J. 2020. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Hidayat, U. S. 2016. Model-Model Pembelajaran Efektif. Yayasan Budhi Mulia
Sukabumi: Sukabumi.
Hikmah, R. R., Andarsyah, R., & Saputra, M. H. K. 2020. Sistem Pembelajaran
Daring (E-Learning) dengan Perekonomian materi Kursus Menggunakan
Metode Collaborative Filtering dan Mae. Bandung: Kreatif Industri
Nusantara.
Maemunawati, S. & Muhammad, A. 2020. Peran Guru, Orang Tua, Metode dan
Media Pembelajaran: Strategi KBM di Masa Pandemi Covid-19. Banten:
3M Media Karya Serang.
Mehrens, W.A. & Lehmann, I.J. (1973). Measurement and evaluation in
education and psychology. New York: Hold, Rinehart and Winston,Inc.
Nurrita, T. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa. Misykat, 3(1):171-187.
Pakpahan., Roida, Yuni Fitriani. 2020. Analisa Pemanfaatan Teknologi Informasi
Dalam Pembelajaran Jarak Jauh Di Tengah Pandemi Virus Corona
Covid-19. JISMAR, 4(2).
Pohan, A. E. 2020. Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah.
Grobogan: CV Sarnu Untung.
Pribowo, F.S. 2017. Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah IPA Berbasis
Pendekatan Scientific Approach. Pedagogia.
Riyanto, S. & Aglis, A. H. 2020. Metode Riset Penelitian Kuantitatif Penelitian
Di Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan dan Eksperimen. Yogyakarta:
Deepublish.
Rohmawati, A. 2015. Efektivitas Pembelajaran. Pendidikan Usia Dini, 9(1): 15-
32.

23
Rosali, E. S. 2020. Aktivitas Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19
Di Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
GEOSEE, 1(1): 21-30.
Rosdiani, D. 2012. Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani
dan kesehatan. Bandung: Alfabeta.
Rosdiani, D. 2015. Kurikulum Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.
Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Suardi, M. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Sudarsini. 2013. Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Malang: Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumarsono, P., Inganah, S., Istiningsih, D., & Husamah. 2020. Belajar dan
Pembelajaran di Era Milenial. Malang: UMM Press.
Supriyadi, M. 2018. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan Pada Sekolah Dasar. Gelanggang Olahraga, 1(2),
64-70.
Surat Edaran Mendikbud Nomor: 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran
secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan
Penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19). Diakses 02 Agustus 2021
Syahida, Ilham. 2020. Analisis Sikap Guru Penjas Terhadap Penggunaan
Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran Daring Di
Kecamatan Demak.
Tarjo. 2019. Metode Penelitian Sistem 3x Baca. Sleman: CV Budi Utama.
Wahyono, P., H. Husanah., & Anton, S. B. 2020. Guru Profesional Di Masa
Pandemi Covid-19: Review Implementasi, Tantangan dan Solusi
Pembelajaran Daring. Pendidikan Profesi Guru, 1(1), 51-65.
Winarno, M. E. (2013). Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan jasmani.
Malang: Universitas Negeri Malang (UM PRESS).
Wiraguna, I. N., I. Gusti, L. A. P., & I. Ketut, S. 2020. Motivasi Mengikuti
Pembelajaran PJOK Peserta Didik SMA Di Kecamatan Bangli dalam
Pembelajaran Daring. Ilmu Keolahragaan Undiksha, 8(3): 185-194.

24
LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Izin Penelitian dari Fakultas

25
Lampiran 2: Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan

26
27
Lampiran 3: Surat Izin Penelitian Sekolah

KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
Jalan Semarang 5, Malang 65145
Telpon: 0341-551312
Laman: www.um.ac.id

Nomo : 6.7.5/UN32.6.1/KM/2021 01 Oktober


r Hal : Permohonan Izin Penelitian 2021

Yth. Kepala Sekolah SMPN Negeri 9 Kota Malang


Jl. Prof Moch Yamin Gg. 6 No. 26 Sukoharjo, Kec. Klojen, Kota Malang

Dalam rangka penyusunan skripsi berjudul Survei Tingkat Pelaksanaan Pembelajaran


Daring PJOK Siswa Kelas IX SMP Negeri 9 Malang Di Masa Pandemi Covid-19
Semester Ganjil 2021/2020.
dengan ini kami mohon mahasiswa:

Nama : Ihwan Fauzi


NIM :170611633534
Program Studi : S1
Jurusan : Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi

dapat diizinkan untuk melaksanakan Penelitian di SMP Negeri 9 Malang pada 1-30
Oktober 2021

Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami sampaikan terima kasih

Wakil Dekan I,

Tembusan: Dr. dr. H. Moch. Yunus, M.Kes


1 Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UM NIP 196402221996011001
.

28
2. Ketua Jurusan Pendidikan
Jasmani, Kesehatan dan
Rekreasi UM
3. Dosen Pembimbing
4. Bima Riski Pradhytia
(Mahasiswa S1 Pendidikan
Jasmani, Kesehatan dan
Rekreasi)

29
Lampiran 4: Kisi-kisi Instrumen Penelitian

KISI KISI INSTRUMEN SURVEI TINGKAT PELAKSANAAN


PEMBELAJARAN DARING PJOK SISWA KELAS IX SMPN 9 MALANG
DI MASA PANDEMI COVID-19

SEMESTER GANJIL 2021/2022

OLEH

Ihwan Fauzi

170611633534

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

Augustus 2021

30
Tabel Kisi-kisi Instrumen Penelitian untuk Peserta Didik
Konsep Variabel Indikator Jumlah Nomor
butir butir
Tingkat Pelaksanaan Kualitas materi c. Materi 7 1, 2, dan 3
Pembelajaran pembelajaran d. Informasi 4, 5, 6 dan 7
daring PJOK Siswa
Kelas IX SMPN 9
Malang Kesesuaian c. Kesiapan 8 8, 9, 10 dan
peserta didik d. Pemahaman 11
12, 13, 14
dan 15

Insentif pendidik d. Usaha 10 16, 17, 18


e. Motivasi dan 19
f. Kreativitas 20, 21 dan
22
23, 24 dan
25

Waktu c. Manajemen 5 26, 27 dan


pembelajaran waktu 28
d. Tepat waktu 29 dan 30

31
Lampiran 5: Uji Validitas dan Reliabilitas

Tabel 1. Uji Validitas

32
Ringkasan Hasil Validitas

33
Lampiran 6: Hasil Uji Reliabilitas

r11 ; Nilai reliabilitas


∑Si ; Jumlah varians skor tiap item
St : varians total
k : Jumlah item

34
Lampiran 7: Instrumen Pengumpulan Data

ANGKET PENELITIAN

SURVEI PELAKSNAAN PEMBELAJARAN DARING PJOK SISWA


KELAS IX SMPN 9 MALANG DI MASA PANDEMI COVID-19

SEMESTER GANJIL 2021/2022

1. Nama :……………………………………..

2. Kelas :……………………………………..

3. No. Absen :……………………………………..

4. Jenis Kelamin :……………………………………..

Petunjuk pengisian:

1. Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda (ü) pada kolom
jawaban telah yang tersedia
2. Angket ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran
daring PJOK siswa kelas IX SMPN 9 Malang di masa pandemi
Covid-19 semester ganjil 2020/2021
3. Jawablah setiap pertanyaan sesuai dengan pendapat dan keadaan
anda yang sebenar-benarnya sesuai terhadap keefektifan
pembelajaran daring PJOK siswa kelas IX SMPN 9 Malang di masa
pandemic Covid-19 semester ganjil 2020/2021

35
Contoh :
DAFTAR JAWABAN
NO
PERTANYAAN/PERNYATAAN SS S TS STS
1. Saya membutuhkan instruktur untuk

melakukan aktivitas jasmani.

Keterangan Pilihan Jawaban :


SS = Sangat Setuju (SS)
S = Setuju (S)
TS = Tidak Setuju (TS)
STS = Sangat Tidak Setuju (STS)

DAFTAR JAWABAN
NO
PERTANYAAN/PERNYATAAN SS S TS STS
1. Saya tertarik untuk memperhatikan
teknik-teknik yang dijelaskan melalui
media daring.
2. Saya perlu berolahraga pada masa
pandemik covid-19.
3. Berbagai macam media kebugaran
sangat membantu saya menjaga
kebugaran jasmani.
4. Saya lebih mudah menjaga pola hidup
sehat dengan dibantu oleh media di
smartphone.
5. Saya tidak mengetahui tentang media
pembelajaran untuk kebugaran di
smartphone.
6. Mudahnya mencari media penunjang
pembelajaran PJOK.
7. Ingin mengikuti pembelajaran PJOK
secara daring dengan mudah.
8. Dapat memahami dan menerapkan
pembelajaran PJOK secara daring.

36
9. Pelajaran PJOK secara daring
merupakan pelajaran yang menarik bagi
saya.
10. Saya antusias mengikuti pembelajaran
PJOK secara daring.
11. Selalu bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran PJOK secara daring.
12. Pelajaran PJOK secara daring
merupakan pembelajaran yang
menyenangkan.
13. Merasa senang dalam mengikuti
pembelajaran PJOK secara daring di
masa pandemic
14. Pelajaran PJOK secara daring
merupakan pembelajaran yang tepat di
masa pandemik.
15. Aktivitas gerak yang ada di media
pembelajaran daring sangat membantu.
16. Mengikuti pembelajaran PJOK secara
daring karena sarana yang memadai.
17. Sarana dan prasarana mempengaruhi
saya dalam mengikuti pembelajaran
daring.
18 Melakukan aktivitas jasmani dengan
sarana yang memadai
19. Materi yang diberikan oleh guru mudah
dipahami.
20. Penyajian materi yang diberikan oleh
guru PJOK dapat meningkatkan
pengetahuan mengenai topik yang
diajarkan.
21. Saya memahami materi yang
disampaikan oleh guru.
22. Materi yang diberikan oleh guru sesuai
dengan kurikulum.

37
23. Selalu menanamkan sikap disiplin pada
pembelajaran PJOK secara daring.
24. Materi yang diberikan oleh guru mudah
diakses.
25. Mempelajari ulang materi yang telah
diberikan oleh guru.
26. Saya penuh perhatian saat mengikuti
pembelajaran PJOK secara daring.
27. Saya mengikuti pembelajaran PJOK
karena ingin mencapai prestasi dalam
bidang olahraga.
28. Saya senang mengikuti pembelajaran
PJOK karena saya tertarik dengan
olahraga.
29. Saya selalu melakukan gerak aktivitas
jasmani yang diberikan oleh guru saat
kegiatan pembelajaran PJOK
berlangsung.
30. Guru memberikan contoh gerakan yang
akan diajarkan dalam pembelajaran
PJOK.

38
Lampiran 8: Data Mentah Hasil Penelitian

39
40
41
42
Lampiran 9: Hasil Analisis

1. Kualitas Materi Pembelajaran PJOK daring PJOK di SMPN 9 Malang


Berdasarkan hasil data kuesioner yang telah diisi peserta didik pada variabel
kualitas materi pembelajaran, dapat dianalisis sebagai berikut:
a. Indikator materi
Tabel Hasil Kuesioner Kualitas Materi Pembelajaran Pada Indikator Materi
Jawaban Responden
No Soal SS S N TS STS
F % F % F % F % F %
1 Saya tertarik untuk
memperhatikan Teknik-teknik 9 15 51 85 0 0 0 0 0 0
yang dijelaskan melalui
pembelajaran daring
2 Saya perlu berolahraga pada
masa pandemic covid-19 8 13 51 85 0 0 0 0 1 2

3 Berbagai macam media


kebugaran sangat membantu saya 3 5 45 75 0 0 12 20 0 0
menjaga kebugaran jasmani
Jumlah jawaban responden 20 147 0 12 1
Persentase (%) 11% 82% 0% 20% 2%

Hasil analisis data skor kualitas materi pembelajaran indikator materi pada tabel
adalah sebagai berikut:

Tabel Hasil Analisis Kualitas Materi Pembelajaran Pada Indikator Materi


Jumlah Skor Persentase Kategori Jumlah Responden
714 79,33% Tinggi 60

b. Indikator informasi
Tabel Hasil Kuesioner Kualitas Materi Pembelajaran Pada Indikator Informasi
Jawaban Responden
No Soal SS S N TS STS
F % F % F % F % F %
1
Saya lebih menjaga pola hidup
sehat dengan dibantu oleh media 10 17 59 98 0 0 0 0 0 0
di smartphone

2 Mudahnya mencari media


penunjang pembelajaran pjok 8 13 52 87 0 0 0 0 0 0

3 Mudahnya mencari media


penunjang pembelajaran PJOK 10 17 50 83 0 0 0 0 0 0

43
35

4 Informasi
yang diberikan pendidik
membuat
7 12 51 85 0 0 2 3 0 0
saya lebih giat dalam belajar

Jumlah jawaban responden 35 212 0 2 0


Persentase (%) 15% 88% 0% 3% 0%

Hasil analisis data skor kualitas materi pembelajaran indikator materi pada tabel
adalah sebagai berikut:

Tabel Hasil Analisis Kualitas Materi Pembelajaran Pada Indikator Informasi


Jumlah Skor Persentase Kategori Jumlah Responden
989 82,42% Sangat Tinggi 60

2. Kesesuaian Peserta Didik dalam pembelajaran daring PJOK di SMPN 9


Malang
Berdasarkan hasil data kuesioner yang telah diisi peserta didik pada variabel
kesesuaian peserta didik, dapat dianalisis sebagai berikut:
a. Indikator kesiapan
Tabel Hasil Kuesioner Kesesuaian Peserta Didik pada Indikator Kesiapan
Jawaban Responden
No Soal SS S N TS STS
F % F % F % F % F %
1 Ingin mengikuti pembelajaran
PJOK secara daring dengan 6 10 52 87 0 0 2 3 0 0
mudah

2 Dapat memahami dan


menerapkan pembelajaran PJOK 10 17 49 82 0 0 1 2 0 0
secara daring

3 Ketika pendidik memberikan


pertanyaan, saya selalu siap 5 8 53 88 0 0 2 3 0 0
menjawab pertanyaannya
4 Pelajaran PJOK secara daring
merupakan pelajaran yang 3 5 57 95 0 0 0 0 0 0
menarik bagi saya.

Jumlah jawaban responden 24 211 0 3 0


Persentase (%) 10% 88% 0% 3% 0%

44
Tabel Hasil Analisis Kesesuaian Peserta Didik Pada Indikator Kesiapan
Jumlah Skor Persentase Kategori Jumlah Responden
974 81,18% Sangat Tinggi 60

b. Indikator pemahaman
Tabel Hasil Kuesioner Kesesuaian Peserta Didik Pada Indikator Pemahaman
Jawaban Responden
No Soal SS S N TS STS
F % F % F % F % F %
1
Saya antusias mengikuti
pelajaran PJOK secara daring. 13 22 45 75 0 0 2 3 0 0

2 Selalu bersemangat dalam


mengikuti pembelajaran PJOK 7 12 53 88 0 0 0 0 0 0
secara daring.
3 Merasa senang dalam mengikuti
pembelajaran PJOK secara 13 22 57 95 0 0 0 0 0 0
daring di masa pandemic.

4 Pelajaran PJOK secara daring


merupakan pembelajaran yang 7 12 52 87 0 0 1 2 0 0
tepat di masa pandemic.
Jumlah jawaban responden 40 207 0 3 0
Persentase (%) 17% 86% 0% 3% 0%

Hasil analisis data skor kualitas materi pembelajaran indikator materi pada tabel
adalah sebagai berikut:

Tabel Hasil Analisis Kesesuaian Peserta Didik Pada Indikator Pemahaman


Jumlah Skor Persentase Kategori Jumlah Responden
995 82,93% Sangat Tinggi 60

3. Insentif Pendidik dalam pembelajaran daring PJOK di SMPN 9 Malang


Berdasarkan hasil data kuesioner yang telah diisi peserta didik pada variabel
Insentif pendidik, dapat dianalisis sebagai berikut:
a. Indikator usaha
Tabel Hasil Kuesioner Insentif Pendidik Pada Indikator Usaha

No Soal SS S N TS STS
F % F % F % F % F %
1 Saya selalu bekerja keras dalam 1
2 20 48 80 0 0 0 0 0 0
menyelesaikan tugas pelajaran

45
PJOK

2 Aktivitas gerak yang ada di


media pembelajaran yang tepat 8 13 50 83 0 0 2 3 0 0
dimasa pandemic.
3 Saya berusaha mencari jawaban
yang mudah 8 13 50 83 0 0 2 3 0 0
saya mengerti
4 Saya berdiskusi dengan orang tua
mengenai pembelajaran PJOK
5 8 49 82 0 0 6 10 0 0
yang telah diberikan
oleh pendidik
Jumlah jawaban responden 33 187 0 10 0
Persentase (%) 14% 82% 0% 6% 0%

Hasil analisis data skor kualitas materi pembelajaran indikator materi pada tabel
adalah sebagai berikut:

Tabel Hasil Analisis Insentif Pendidik Pada Indikator Usaha


Jumlah Skor Persentase Kategori Jumlah Responden
969 80,43% Sangat Tinggi 60

b. Indikator motivasi
Tabel Hasil Kuesioner Insentif Pendidik Pada Indikator Motivasi
Jawaban Responden
No Soal SS S N TS STS
F % F % F % F % F %
Pendidik benar-benar
1 mengetahui
bagaimana membuat saya
menjadi
6 10 52 87 0 0 2 3 0 0
antusias terhadap pelajaran
PJOK

2 Pembelajaran PJOK
sangat bermanfaat bagi saya
untuk, sehingga membuat saya
giat mempelajarinya.
4 7 54 90 0 0 4 7 0 0

3
Materi yang diberikan oleh guru
9 15 50 83 0 0 1 2 0 0
mudah di pahami

Jumlah jawaban responden 19 156 0 7 0


Persentase (%) 11% 87% 0% 4% 0%

Hasil analisis data skor kualitas materi pembelajaran indikator materi pada tabel
adalah sebagai berikut:

46
Tabel Hasil Analisis Insentif Pendidik Pada Indikator Usaha
Jumlah Skor Persentase Kategori Jumlah Responden
727 80,8% Sangat Tinggi 60
d. Indikator kreativitas
Tabel Hasil Kuesioner Insentif Pendidik Pada Indikator Kreativitas

Jawaban Responden
No Soal SS S N TS STS
F % F % F % F % F %
1 Media ajar PJOK
yang dimodifikasi pendidik
menjadi viideo,
8 13 51 85 0 0 1 2 0 0
membuat saya antusias dalam
Belajar
2 Saya selalu membuat konsep
belajar untuk mempermudah
dalam
8 13 39 65 0 0 13 22 0 0
memahami pembelajaran PJOK

3 Saya memahami materi yang


disampaikan oleh guru 7 12 53 88 0 0 0 0 0 0

Jumlah jawaban responden 23 143 0 14 0


Persentase (%) 13% 79% 0% 8% 0%

Hasil analisis data skor kualitas materi pembelajaran indikator materi pada tabel
adalah sebagai berikut:

Tabel Hasil Analisis Insentif Pendidik Pada Indikator Kreativitas


Jumlah Skor Persentase Kategori Jumlah Responden
714 79,3% Tinggi 60

4.Waktu Dalam Pembelajaran daring PJOK di SMPN 9 Malang


Berdasarkan hasil data kuesioner yang telah diisi peserta didik pada variabel
waktu pembelajaran, dapat dianalisis sebagai berikut:

a. Indikator manajemen waktu


Tabel Hasil Kuesioner Waktu Pembelajaran Pada Indikator Manajemen Waktu
Jawaban Responden
No Soal SS S N TS STS
F % F % F % F % F %
1 Pendidik menjelaskan materi
Pembelajaran PJOK sangat lama 4 7 39 65 0 0 15 25 2 2
dan tidak ada penugasan
2 Dalam proses pembelajaran
tidak ada
6 10 52 87 0 0 1 2 0 0
waktu diskusi dengan teman
Sebangku
3 Ada waktu sendiri untuk tanya 11 18 49 82 0 0 0 0 0 0
jawab oleh pendidik dari materi

47
Jumlah jawaban responden
Persentase (%) 12% 78% 0% 13% 2%
Hasil analisis data skor kualitas materi pembelajaran indikator materi pada
tabel adalah sebagai berikut:

Tabel Hasil Analisis Waktu Pembelajaran Pada Indikator Manajemen Waktu


Jumlah Skor Persentase Kategori Jumlah Responden
703 78,1% Tinggi 60

b. Indikator tepat waktu


Tabel Hasil Kuesioner Waktu Pembelajaran Pada Indikator Tepat Waktu
Jawaban Responden
No Soal SS S N TS STS
F % F % F % F % F %
1 Materi yang diberikan oleh
guru sesuai dengan kurikulum. 10 17 50 83 0 0 0 0 0 0

2 Mempelajari ulang materi yang


telah diberikan oleh guru 10 17 50 83 0 0 0 0 0 0

Jumlah jawaban responden 20 100 0 0 0


Persentase (%) 17% 83% 0% 0% 0%

Hasil analisis data skor kualitas materi pembelajaran indikator materi pada
tabel adalah sebagai berikut:
Tabel Hasil Analisis Waktu Pembelajaran Pada Indikator Tepat Waktu
Jumlah Skor Persentase Kategori Jumlah Responden
500 83,3% Sangat Tinggi 60

48
Lampiran 9: Dokumentasi Bersama Pendidik dan Peserta Didik Saat Melakukan
Penelitian di SMP Negeri 9 Malang

49
RIWAYAT HIDUP

Ihwan Fauzi dilahirkan di kabupaten Banyuwangi pada tanggal 15 Agustus


1999, anak kedua dari dua bersaudara, pasangan Bapak Sunarto dan Ibu Siti
Hasanah. Penulis menyelesaikan Pendidikan di SD Negeri 1 Tampo lulus pada
tahun 2011, lalu penulis melanjutkan Pendidikan di SMP Negeri 1 Cluring dan
lulus pada tahun 2014. Setelah itu melanjutkan Pendidikan di SMA Negeri 1
Gambiran lulus pada tahun 2017. Selanjutnya penulis melanjutkan studi ke
jenjang sarjana pada program Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi di
Universitas Negeri Malang.

50

Anda mungkin juga menyukai