Anda di halaman 1dari 72

SURVEI TINGKAT PENGETAHUAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA

TEKNIK STEP OVER PADA TIM FUTSAL TUMPANG SELECTION


KABUPATEN MALANG

HALAMAN SAMPUL

SKRIPSI

Oleh
MUHAMMAD ILHAM YAHYA
NPM 2171000510265

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BUDI UTOMO MALANG


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI
2021
ii
SURVEI TINGKAT PENGETAHUAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA
TEKNIK STEP OVER PADA TIM FUTSAL TUMPANG SELECTION
KABUPATEN MALANG

HALAMAN SAMPUL

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh
MUHAMMAD ILHAM YAHYA
NPM 2171000510265

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BUDI UTOMO MALANG


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI
2021

iii
iv
v
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah segala puji penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan karunia serta petunjuknya kepada umat manusia. Berkat rahmat,
hidayah, serta inayahnya, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucap syukur
sebesar-besarnya atas selesainya skripsi ini tepat pada waktunya.
Persembahan skripsi dan rasa terima kasih yang mendalam penulis
ucapkan kepada:
1. Ibu kandung, H.R Muslimah yang selalu memberikan doa dan kasih sayang
yang tak pernah lelah memberikanku dukungan dan semangat tiada henti
dengan harapan putranya dapat menjadi kebanggan keluarga.
2. Ayah kandung, Suyanto yang selalu memberikan nasihat, kasih sayang, dan
semangat tiada henti kepada putranya dengan harapan dapat menyelesaikan
skripsi tepat pada waktunya.
3. Teman-temanku mahasiswa 2017 yang senantiasa memberikan dukungan dan
yang telah berjuang bersama-sama dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Prodi Pendidikan Jasmani Keolahragaan dan Rekreasi
yang tak kenal lelah memberikan ilmu serta membimbing dengan penuh rasa
sabar dan penuh kasih sayang.
5. Almamaterku tercinta IKIP Budi Utomo Malang yang telah memberikan
kesempatan untuk kuliah hingga dapat menyelesaikan skripsi sebagai salah
satu syarat mendapatkan gelar sarjana Strata-1.
6. Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik yang
memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung.
7. Muhammad Ilham Yahya, selaku penulis yang selalu sabar, semangat, dan
berjuang menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat waktu, walaupun banyak
rintangan yang harus dihadapi.

vi
MOTTO

“ Lakukanlah setiap hal tanpa harus diketahui banyak orang, biarkanlah mereka
menganggap anda tidak melakukan hal - hal besar apapun dalam hidup, sampai
akhirnya akan tiba masanya anda sendiri yang merasakan kebanggan terhadap
hasil akhir yang telah anda kerjakan. ”

vii
ABSTRAK

Yahya, Muhammad Ilham, 2021. Survei Tingkat Pengetahuan Keterampilan


Menggiring Bola Teknik Step Over pada Tim Futsal Tumpang Selection
Kabupaten Malang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
Olahraga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo Malang
Dosen pembimbing : Havid Yusuf. S.Pd, M. Kes

Kata kunci: Pengetahuan, Keterampilan Menggiring Bola, Teknik Step Over.


Penelitian ini di latar belakangi dengan belum adanya data tentang tingkat
pengetahuan keteraampilan menggiring bola teknik step over pada tim futsal
Tumpang selection Kabupaten Malang. Maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan keterampilan menggiring bola teknik step over
pada pemain tim futsal Tumpang selection Kabupaten Malang. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah
pemain dari tim futsal Tumpang selection Kabupaten Malang yang berjumlah 30
pemain. Metode dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitafif dengan
menggunakan metode deskriptif. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui
minat siswa yaitu kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan standar norma klasifikasi minat. Hasil penelitian yang dilakukan
mendapatkan rata-rata jawaban dengan klasifikasi “cukup mengetahui” dengan
nilai prosentase sebanyak 66,7% atau dengan nilai sebanyak 20. Maka dari itu
dapat diketahui bahwa dari 30 pemain rata-rata “cukup mengetahui” mengenai
tingkat pengetahuan keterampilan menggiring bola teknik step over pada tim
futsal Tumpang selection Kabupaten Malang

viii
KATA PENGANTAR

Segala ucapan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan karunia, hidayah, serta inayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Survei Tingkat Pengetahuan

Keterampilan Menggring Bola Teknik Step Over Pada Tim Futsal Tumpang

Selection Kabupaten Malang” dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana

Strata-1 di IKIP Budi Utomo Malang.

Sepanjang masa perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini, tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang dengan ikhlas dan sukarela

membantu penulis dalam menempuh pendidikan Strata-1. Oleh karena itu penulis

mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada pihak-pihak di bawah ini:

1. Drs. Sulikan, M.S Dekan Fakultas Ilmu Eksakta dan Keolahragaan IKIP Budi

Utomo Malang.

2. Yulianto Dwi Saputro, S.P, M.Sc ketua prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan

dan Rekreasi.

3. Havid Yusuf, S.Pd, M.kes selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan segala hal yang dapat beliau lakukan untuk membantu penulis

selama proses pembuatan skripsi.

4. Tria Muhammad Aris, S.Pd, M.Pd selaku dosen penguji yang selalu

membantu dalam menyelesaikan skripsi.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

IKIP Budi Utomo Malang.

ix
Terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu namanya, yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun

materi. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak sekali kekurangan yang

terdapat dalam skripsi ini, sehingga penulis sangat senang jika ada masukkan

serta saran untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat

memberikan manfaat kepada pembaca dan dapat menjadi acuan dalam penelitian-

penelitian selanjutnya.

Malang, 15 Agustus 2021

Penulis

x
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .............................................................................................. i


Halaman Logo .................................................................................................. ii
Halaman Judul .................................................................................................. iii
Lembar Persetujuan .......................................................................................... iv
Halaman Pengesahan ....................................................................................... v
Persembahan .................................................................................................... vi
Motto ................................................................................................................ vii
Abstrak ............................................................................................................. viii
Kata Pengantar ................................................................................................. ix
Daftar Isi........................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 6
1.3 Identifikasi Masalah ........................................................................... 6
1.4 Manfaat Penilitian .............................................................................. 7
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Survei ................................................................................................. 8
2.2 Surei Online ....................................................................................... 8
2.3 Metode Survei .................................................................................... 9
2.4 Pengetahuan ....................................................................................... 10
2.5 Pengukuan Pengetahuan .................................................................... 11
2.6 Hakikat Keterampilan ........................................................................ 12
2.7 Hakikat Futsal .................................................................................... 15
2.8 Sejarah Permainan Futsal ................................................................... 17
2.9 Lapangan Futsal ................................................................................. 20
2.10Peraturan Wasit Futsal ....................................................................... 22
2.11Teknik dasar Permainan Futsal .......................................................... 23
2.12Teknik Step Over ............................................................................... 31
2.13Sejarah Teknik Step Over .................................................................. 32

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian................................................................................... 35
3.2 Defini Operasional Variable .............................................................. 35
3.3 Instrumen da Teknik Pengumpuan Data ............................................ 35
3.4 Populasi dan Sampel .......................................................................... 37
3.5 Validitas dan Reliabilitas ................................................................... 38
3.6 Prosedur Penelitian ............................................................................ 39
3.7 Teknik Analisis Data.......................................................................... 40

xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian .............................................................. 41
4.2 Gambaran Responden ........................................................................ 41
4.3 Deskripsi Data Khusus ....................................................................... 42
4.4 Hasil Penelitian .................................................................................. 43
4.5 Pembahasan........................................................................................ 45

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 47
5.2 Saran .................................................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 48


LAMPIRAN .................................................................................................... 49

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak cara yang dilakukan seseorang untuk menjaga kondisi tubuhnya

agar tetap prima dan bugar. Salah satunya adalah dengan berolahraga, karena

dengan berolahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan menjaga

kesehatan mental bagi sesorang agar tetap produktif dalam kegiatan aktifitas

kehidupan sehari-hari, di sisi lain olahraga juga bisa untuk mengembangkan

prestasi. Menurut Adolf Ogi olahraga sebagai sarana mengembangkan potensi

jasmani, rohani, sosial, dan sekaligus sebagai sekolah kehidupan. Banyak nilai-

nilai yang terkandung didalam olahraga yang bisa dipelajari dan dijadikan sebagai

school of life. Sehingga olahraga berpotensi mempengaruhi pembentukan karakter

individu yang berpartisipasi di dalamnya.

Karakter berkaitan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga dan

masyarakat, ketika seseorang berinteraksi tidak pernah lepas dari nilai-nilai.

Secara mendasar berdasarkan perkembangan karakter dalam referensi nasional

dan kesepakatan nasional bahwa karakter adalah mendemonstrasikan etika atau

sistem nilai personal yang ideal (baik dan penting) untuk eksistensi diri dan

berhubungan dengan orang lain (Kemdiknas,2010). Salah satu olahraga yang

mampu menjaga kebugaran seseorang dan mulai diminati di indonesia adalah

olahraga futsal.

Futsal adalah sepak bola dalam ruangan, permainan ini dimainkan oleh

dua tim yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah

memasukkan bola kegawang lawan dengan memanipulasi bola dengan kaki.

1
2

Selain lima pemain utama, diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti

permainan sepakbola dalam lainnya, lapangan futsal dibatasi oleh garis, bukan net

atau papan. Menurut Feri Kurniawan (2012: 141), futsal diciptakan di

Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikan futsal

mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya di negara Brasil.

Menurut Asmar Jaya (2008: 2) futsal masuk ke Indonesia pada tahun

2002 setelah Indonesia ditunjuk oleh AFC (Asian Football Confederation) futsal

menjadi tuan rumah turnamen “Futsal Asian Championship”. Pada saat itu

turnamen disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia

sehingga masyarakat Indonesia dapat menonton serta mengenal olahraga futsal.

Mulai dari turnamen itulah sedikit demi sedikit masyarakat mulai menerima dan

banyak pengusaha kerap mengadakan turnamen futsal di lingkungan

karyawannya. Dengan ukuran lapangan yang lebih kecil dan jumlah pemain yang

lebih sedikit, permainan futsal cenderung lebih dinamis karena gerakan yang

cepat.

Di samping itu, dalam permainan futsal pemain juga mempelajari untuk

bermain lebih akurat dalam hal teknik dasar bermain, seperti teknik passing,

control, dribbling, dan shooting. Dari teknik-teknik dasar inilah permainan futsal

dan sepak bola dibentuk, Halim (2009). Dalam kegiatan olahraga futsal, selain

aspek kognitif, ssesorang juga belajar aspek afektif, yaitu hal-hal yang berkaitan

dengan perilaku dan sikap. Dari segi afektif ini banyak tujuan dan manfaat yang

diharapkan dapat tercapai dalam mengikuti kegiatan olahraga futsal, diantaranya

sikap sportif, memiliki rasa tanggung jawab, adanya keinginan bekerjasama, cepat

mengambil keputusan, menghargai lawan, bermain, dan lain sebagainya.


3

Di dalam kegiatan olahraga futsal ini, sering dijumpai sebuah

permasalahan yang dalam penerapannya belum mampu menerapkan nilai-nilai

positif di dalam maupun di luar lapangan, Halim (2009). Prestasi yang tinggi

hanya dapat dicapai dengan latihan-latihan yang direncanakan dengan sistematis

dan dilakukan secara terus menerus di bawah pengawasan dan bimbingan pelatih

yang professional. Untuk dapat bermain dengan baik pemain dibekali dengan

teknik dasar yang baik.

Menurut Justinus Lhaksana (2012: 29) faktor yang penting dalam

pencapaian prestasi futsal seseorang adalah penguasaan keterampilan permainan

dasar futsal yang dimiliki oleh pemain itu sendiri. Bentuk keterampilan bermain

futsal seperti teknik dasar mengumpan (passing), teknik dasar menahan bola

(control), teknik dasar lambung (chipping), teknik dasar menggiring bola

(dribbling) dan teknik dasar menembak bola (shooting). Untuk dapat menguasai

keterampilan dasar bermain futsal yang baik dibutuhkan latihan yang rutin dan

disiplin. Latihan dapat dilakukan dimana saja dengan memanfaatkan lapangan-

lapangan yang ada.

Faktor yang paling utama untuk mendapatkan prestasi maksimal dalam

futsal adalah faktor kemampuan menguasai teknik menggiring bola. Dalam

melakukan menggiring bola seorang pemain mampu melakukan dengan

menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar dan ada juga yang

menggunakan kura-kura kaki. Penggunaan bagian kaki yang dimaksud oleh

setiap pemain tergantung pada kebiasaan atau situasi dan kondisi lapangan.

Keberhasilan serangan tergantung pada setiap kemampuan pemain untuk dapat

menguasai bola. Kemampuan untuk mengalahkan lawan dalam menggiring bola


4

pada situasi satu lawan satu, khususnya di dalam sepertiga daerah serangan, dan

kemampuan untuk menghadapi lawan yang mencoba merebut bola merupakan hal

yang kritis bagi keberhasilan setiap individu dan tim. Sebaliknya, jika tim tersebut

adalah tim yang bertahan, tim tersebut harus berusaha untuk merebut bola,

Luxbacher Josep (2011:48).

Tidak hanya mempraktikan menggiring bola saja, pemain futsal juga

seharusnya mampu mengetahui tentang pengetahuan teknik gerakan yang mereka

lakukan, salah satu gerakan melewati lawan yang sering dilakukan oleh pemain

futsal yaitu menggiring bola menggunakan teknik step over. Teknik ini pun sering

dilakukan pemain futsal dari Indonesia yaitu Ardiansyah Runtuboy dan Bambang

Bayu Saptaji ketika pertandingan, tetapi tidak semua pemain futsal mampu

mempunyai pengetahuan tentang teknik keterampilan menggiring bola khususnya

pada teknik step over. Sebagai contoh pemain dari Tim Tumpang selection

Kabupaten Malang yang mermiliki anggota sebanyak 20-30 pemain ini, belum

secara keseluruhan pemain mampu mengetahui tentang tingkat pengetahuan

teknik ini pada permainan futsal, mereka lebih sering diberikan materi latihan

tentang prakteknya saja dan jarang mendapatkan pengetahuan teori tentang

keterampilan teknik menggiring bola yang mereka lakukan, untuk latihan sendiri

pun biasanya mereka menggunakan lapangan futsal gangsar di desa Pakis kembar

Kabupaten Malang setiap jam 15.00-17.00 sore, yang latihan tersebut dipimpin

oleh mantan pemain tim futsal SMAN 1 Tumpang yaitu Bapak Erza imanda.

Kekurangan pengetahuan tentang keterampilan menggiring bola teknik

step over tersebut dapat dilihat ketika observasi berlangsung ketika pemain Tim

Tumpang selection diberikan pertanyaan singkat oleh pelatih mengenai asal


5

gerakan teknik yang mereka lakukan, dan jawaban beberapa dari mereka sering

menganggap keterampilan menggiring bola teknik step over ini berasal dari Brasil

dengan berdasarkan mereka sering melihat video pemain-pemain dari Brasil yang

menggunakan teknik keterampilan step over, padahal hal tersebut belum bisa

menjadi acuan kebenarannya dan terkadang mereka hanya mampu melakukan

gerakan keterampilan menggiring bola saja tanpa mengetahui sejarah dan

pengetahuan lain dari keterampilan menggiring bola teknik step over yang mereka

lakukan. Memang melakukan teknik tersebut cukup efektif ketika bermain bila

dilakukan dengan cara yang benar dan tepat.

Dari hal inilah penulis ingin mengetahui tentang tingkat pengetahuan

keterampilan menggiring bola teknik step over pada pemain tim futsal Tumpang

selection Kabupaten Malang. Maka dalam hal ini penulis mengemukakan bahwa

pengetahuan keterampilan menggiring teknik step over tidak boleh di

kesampingkan dikarenakan aspek pengetahuan ini berpotensi untuk

dikembangkan dan diketahui oleh banyak pemain dan penggiat futsal yang lain

khusunya untuk para pemain dari tim futsal Tumpang selection Kabupaten

Malang, dan harus menjadi perhatian untuk meningkatkan edukasi pengetahuan

dan mencapai prestasi yang lebih baik terutama dalam olahraga futsal.

Mengingat pentingnya unsur pengetahuan keterampilan pada pemain

futsal khususnya dalam kererampilan menggiring bola teknik step over, maka

perlu di teliti tentang “Survei Tingkat Pengetahuan Keterampilan Menggiring

Bola Teknik Step Over Pada Tim Futsal Tumpang Selection Kabupaten Malang”.

Hal ini juga disebabkan pemain dari tim Tumpang selection Kabupaten Malang

sendiri memang kurang mendapatkan materi tentang pengetahuan keterampilan


6

menggiring bola yang mereka praktikan, mereka lebih sering mendapatkan

melakukan gerakannya saja tanpa dijelaskan pengetahuan lain dalam teknik

tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin meneliti tentang “Survey Tingkat

Pengetahuan Keterampilan Menggiring Bola Teknik Step Over Pada Tim Futsal

Tumpang Selection Kabupaten Malang”. Permasalahan mendasar dari penelitian

ini adalah belum pernah dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan

keterampilan menggiring bola teknik step over pada tim futsal Tumpang selection

Kabupaten Malang. Maka dari itu penelitian ini diharapkan akan memacu

pengetahuan pelatih dan juga pemain terhadap tingkat pengetahuan keterampilan

menggiring bola teknik step over terhadap setiap pemain khusunya di tim futsal

Tumpang selection Kabupaten Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan sebelumnya

bahwa untuk dapat mengetahui tingkat pengetahuan keterampilan menggiring

bola teknik step over pada tim futsal Tumpang selection Kabupaten Malang?

1.3 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang

muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Belum meratanya pemain dari Tim futsal Tumpang selection Kabupaten

Malang yang mengetahui tentang tingkat pengetahuan keterampilan

menggiring bola teknik step over


7

2. Masih kurangnya mendapatkan materi tentang pengetahuan keterampilan

menggiring bola teknik step over pada setiap pemain dari tim futsal

Tumpang selection Kabupaten Malang

1.4 Manfaat penelitian

1. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program

latihan khususnya terhadap pengetahuan keterampilan menggiring bola

teknik step over pada tim futsal Tumpang selection Kabupaten Malang.

2. Memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan keterampilan

menggiring bola teknik step over pada setiap pemain di tim futsal

Tumpang selection Kabupaten Malang

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis berdasarkan pada

permasalahan yang di rumuskan, yaitu untuk mengetahui seberapa banyak pemain

yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang keterampilan menggirng bola

teknik step over di tim futsal Tumpang selection kabupaten Malang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Survei

Menurut Musa dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian,

survei memiliki arti pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan

keterangan yang jelas dan baik terhadap suatu persoalan di dalam suatu daerah

tertentu. Tujuan dari survei adalah untuk mendapatkan gambaran yang mewakili

suatu daerah dengan benar. Suatu survei tidak akan meneliti semua individu

dalam sebuah populasi, namun hasil yang diharapkan harus dapat menggambakan

sifat dari populasi yang bersangkutan.

Oleh sebab itu, metode pengambilan contoh (sampling method) di dalam

suatu survei memegang peranan yang sangat penting. Metode pengambilan contoh

(sampling method) yang tidak benar akan merusak hasil survei (Musa:1998).

Survei merupakan suatu metode untuk menentukan hubungan-hubungan antar

variabel serta membuat generalisasi untuk suatu populasi yang dipelajari. Survei

mampu mengerjakan hal tersebut karena prosedur pengumpulan data yang

dipergunakan telah dibuat seragam dan telah distandardisasikan.

2.2 Survei Online (Online Survey)

Survei online (online survey) merupakan salah satu cara pengumpulan data

dalam survei yang dilakukan dengan menggunakan web atau email. Web lebih

disukai dibandingkan dengan email karena bentuk-bentuk interaktif HTML dapat

digunakan. Banyak keuntungan dalam penggunaan survei online (online survey)

dalam rangka meningkatkan fungsi dari sistem survei yang sudah ada

sebelumnya. Namun, online survey system juga tentunya memiliki kekurangan,

8
9

misalnya dalam hal keamanan. Seseorang akan mudah memanipulasi data dengan

mengikuti survei berkali-kali untuk mendapatkan hasil survei yang condong atau

sesuai keinginan. Sistem survei online ini dapat digunakan pada industri-industri

dalam skala besar (Burhan, 2009).

2.3 Metode Survei (Metode Angket/Kuesioner)

Proses pengumpulan data dalam suatu survei dilakukan dengan metode

angket atau sering disebut dengan kuesioner (daftar pertanyaan). Metode angket

merupakan daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis kemudian dikirimkan

kepada responden untuk diisi. Angket yang telah diisi oleh responden

dikembalikan kepada peneliti atau petugas survei lainnya (Burhan, 2009).

Kuesioner atau angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan

harapan memberikan respon atau tanggapan atas daftar pertanyaan tersebut.

Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, yaitu jika jawaban tidak ditentukan

sebelumnya oleh peneliti dan dapat bersifat tertutup, yaitu alternatif jawaban

telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti.

Adapun instrumen daftar pertanyaan dapat berupa pertanyaan (berupa

isian yang akan diisi oleh responden), checklist (berupa pilihan dengan cara

memberi tanda pada kolom yang disediakan), dan skala (berupa pilihan dengan

memberi tanda pada kolom berdasarkan tingkatan tertentu), Noor (2011).

Terdapat dua komponen inti dari sebuah kuesioner, yaitu:

1. Adanya subjek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan penelitian

2. Adanya ajakan, yaitu permohonan dari peneliti kepada responden untuk

turut serta mengisi atau menjawab.


10

2.4 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(Notoatmodjo, 2003) dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Yang termasuk pengetahuan ini adalah bahan yang dipelajari atau

rangsang yang diterima.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat meng-interpretasikan suatu materi

tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (riil). Aplikasi disini

dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks lain

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam kaitannya suatu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja.e

Sintesis (Synthesis) Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk menjelaskan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang


11

baru. Bisa diartikan juga sebagai kemampuan untuk menyusun formasi baru dari

formasi-formasi yang ada.

5. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan penelitian

terhadap suatu obyek. Penelitian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Menurut Sukanto (2000), faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan, antara lain:

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga

terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.

2) Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan

mempunyai pengetahuan lebih luas.

3) Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi

kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

4) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan

tentang sesuatu yang bersifat informal.

2.5 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pngetahuan menurut ( Arikunto:2010 ) pengetahuan dapat di

ukur denga cara wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

akan diukur dari subjek atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin diukur
12

dan disesuaikan dengan tingkatannya, adapun jenis pertanyaan yang dapat

digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dibagi menjadi dua jenis

yaitu:

1. Pertanyaan subjektif

Penggunaan pertanyaan subjektif dengan jenis pertanyaan esay digunakan

dengan penelitian yang melibatkan faktor subjektif dari penilai, sehingga hasil

nilai akan berbeda dari setiap penilai dari waktu ke waktu.

2. Pertanyaan objektif

Jenis pertanyaan objektif seperti pilihan ganda ( Multiple choice ), betul salah

dan pertanyaan menjodohkan dapat dinilai secara pas oleh penilai

2.6 Hakikat Keterampilan

Istilah terampil biasanya digunakan untuk menggambarkan tingkat

kemampuan seseorang yang bervariasi. Menurut Singer (1975:34) terampil

menunjuk pada derajat keberhasilan dalam mencapai tujuan dengan efektif dan

efisien yang ditentukan oleh kecepatan, ketepatan, bentuk dan kemampuan

menyesuaikan. Meskipun istilah ini memiliki banyak pengertian, pada umumnya

yang dimaksud keterampilan adalah kemampuan gerak dengan tingkat tertentu.

Kemampuan seorang atlet ketika ia memilih dan melaksanakan teknik

yang tepat pada waktu yang tepat, berhasil, secara teratur dan dengan minimum

usaha. Atlet menggunakan keterampilan mereka untuk mencapai tujuan, atletik

misalnya seseorang berlari 100 meter dalam waktu 10,0 detik. Keterampilan

diperoleh dan oleh karena itu harus dipelajari. Beberapa jenis keterampilan yang

biasa diketahu yaitu:


13

1. Kognitif merupakan salah satu perkembangan manusia yang berkaitan

dengan pengetahuan, yakni semua proses psikologis yang berkaitan dengan

bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya,

melibatkan proses berpikir

2. Persepsi suatu proses di mana individu mengorganisasikan dan menafsirkan

kesan-kesan indera mereka untuk memberikan makna pada lingkungannya,

melibatkan interprestasi informasi.

3. Psikomotor sebagai proses pembentuk sistematika kognitif tentang gerak

yang kemudian diaplikasikan dalam psikomotor mulai dari tingkat

keterampilan gerak yang sederhana ke keterampilan gerak yang kompleks

sebagai gambaran fisiologi yang dapat membentuk psikologis untuk

mencapai otomatisasi gerakan. Menurut Mackenzie, B (2001) menyatakan

bahwa perilaku manusia dapat dikategorikan menjadi tiga dominan yaitu :

1) Keterampilan kognitif (mengetahui) – mengetahui dan memahami

aspek penting olahraga.

2) Perilaku afektif (perasaan) – sukses di olahraga tergantung pada sikap

mental dan mengembangkan keterampilan psikologis untuk mengatasi

stress.

3) Keterampilan psikomotor (melakukan) – keunggulan dalam olahraga

memerlukan pelaksanaan pola pergerakan yang tepat, lancar dan efektif

yang memerlukan kombinasi persepsi dan moto Menurut Sage (1984:

17) menyatakan bahwa keterampilan adalah derajat keberhasilan yang

konsisten dalam suatu tujuan dengan efisien dan efektif.


14

Semakin tinggi kemampuan seseorang mencapai tujuan yang diharapkan,

maka semakin terampil tujuan yang diharapkan, maka semakin terampil orang

tersebut. Istilah keterampilan sulit untuk diidentifikasikan dengan suatu kepastian

yang tidak dapat dibantah. Keterampilan dapat menunjukkan pada aksi khusus

yang ditampilkan atau pada sifat di mana keterampilan itu dilaksankan. Banyak

kegiatan dianggap sebagai suatu keterampilan, atau terdiri dari beberapa

keterampilan dan derajat penguasaan yang dicapai oleh seseorang

menggambarkan tingkat keterampilannya.

Hal ini bisa terjadi karena kebiasaan yang sudah diterima umum untuk

menyatakan bahwa satu atau beberapa pola gerak atau perilaku yang diperhalus

bisa disebut keterampilan, misalnya menulis, memainkan gitar atau piano,

menyetel mesin, berjalan, berlari, melompat, dsb.Jika ini yang digunakan, maka

keterampilan yang dimaksud adalah sebagai kata benda. Di pihak lain,

keterampilan juga sebagai kata sifat, walaupun kalau hal ini digunakan, kata

tersebut sudah berubah strukturnya hanya menjadi terampil. Kata ini digunakan

untuk menunjukkan suatu tingkat keberhasilan dalam melakukan suatu tugas.

Jika memperhatikan dari kedua hal yang digambarkan di atas, maka istilah

“keterampilan” tersebut harus diidentifikasikan dengan dua cara. Pertama, dengan

menganggapnya sebagai kata benda, yang menunjuk pada suatu yang

berhubungan dengan seperangkat gerak yang harus dipenuhi syarat-syaratnya agar

bisa disebut yang suatu keterampilan. Kedua, dengan menganggapnya sebagai

kata sifat, yang sudah dilakukan orang selama ini dalam kaitannya dengan istilah

keterampilan baru terbatas pada penjabaran definisi dalam konteks yang terakhir.
15

Keterampilan menunjuk pada upaya yang ekonomis, dimana energi yang

dikeluarkan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu harus seminimal mungkin,

tetapi dengan hasil yang maksimal.Lebih lanjut Schmidt mencoba

menggambarkan definisi keterampilan tersebut dengan meminjam definisi yang

diciptakan oleh E.R. Guthrie, yang dikutip oleh Agus Mahendra (2012:6) yang

menyatakan bahwa: keterampilan merupakan kemampuan untuk membuat hasil

akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi dan waktu yang

minimum.

2.7 Hakikat Futsal

Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan

Carlos Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan,

terutamanya di Brasil. Keterampilan yang dikembangkan dalam permainan ini

dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brasil

di luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brasil,

contohnya, mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi

pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di bawah perlindungan

federation International de Football Association di seluruh dunia, dari Eropa

hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia dan Oseania (Feri

Kurniawan, 2012: 141).

Agus Susworo Dwi Marhaendro, dkk (2009: 146-147), berpendapat bahwa

futsal merupakan penyeragaman permainan sepakbola mini di seluruh dunia oleh

FIFA, dengan mengadopsi permainan sepakbola dalam bentuk law of the game

yang disesuaikan. Supaya tidak rancu dengan keberadaan FIFA sebagai badan

tertinggi sepakbola, maka dibentuk komite futsal yang difokuskan untuk


16

menangani masalah- masalah tentang futsal. Hal ini menunjukkan keseriusan

FIFA dalam mengembangkan futsal karena merupakan elemen yang dapat

mendukung peningkatan sepak bola.

Permainan futsal memang identik dengan lapangan yang lebih kecil dan

dimainkan dengan pemain yang jumlahnya lebih sedikit atau separuh dari

permainan sepakbola. Perbedaan antara futsal dan sepak bola pada low of the

game saja, sedangkan untuk elemen teknik dasar tetep sama. Secara umum

permainan futsal dan sepakbola relatif sama, yaitu memainkan bola dengan kaki

(kecuali penjaga gawang boleh menggunakan tangan) untuk menciptakan atau

menggagalkan terciptanya gol. Perbedaan mendasar pada lapangan yang

digunakan dengan perbandingan kurang lebih satu banding enam, sehingga

menuntut peralatan dan peraturan perbandingan atau permainan yang disesuaikan.

Menurut Murhananto (2008: 1-2), futsal adalah sangat mirip dengan

sepakbola hanya saja dimainkan oleh lima lawan lima dalam lapangan yang lebih

kecil, gawang yang lebih kecil dan bola yang lebih kecil serta relatif berat. Dalam

permainan futsal, pergerakan pemain yang terus menerus juga menyebabkan

pemain harus terus melakukan operan (passing). Tak heran bila 90% permainan

futsal diisi oleh passing. Menurut Agus Susworo Dwi Marhaendro dan Saryono

(2012: 1), futsal merupakan aktivitas permainan invasi (invasion games) beregu

yang dimainkan lima lawan lima orang dalam durasi waktu tertentu yang

dimainkan pada lapangan, gawang dan bola yang relative lebih kecil dari

permainan sepakbola yang mensyaratkan kecepatan gerak, menyenangkan dan

aman dimainkan serta kemenangan regu ditentukan oleh jumlah pencetak gol.
17

2.8 Sejarah Permainan Futsal

Menurut Justinus Lhaksana (2012: 5) mengatakan bahwa Futsal (futbol

sala dalam bahasa Spanyol berarti sepak bola dalam ruangan) merupakan

permainan sepak bola yang dilakukan dalam ruangan. Dalam beberapa tahun

berakhir ini, futsal sangat marak di Indonesia, baik Jakarta maupun daerah lain.

Permainan ini sendiri dilakukan oleh lima pemain setiap tim berbeda dengan

sepak bola konvensional yang pemainnya berjumlah sebelas orang setiap tim.

Ukuran lapangan dan ukuran bolanya pun lebih kecil dibandingkan ukuran yang

digunakan dalam sepak bola. Aturan permainan pun tidak sama dengan sepak

bola.

Aturan permainan dalam olahraga futsal dibuat sedemikian ketat oleh

FIFA agar permainan ini berjalan dengan fair play dan juga sekaligus untuk

menghindari cedera yang dapat terjadi.Ini disebabkan underground atau lapangan

yang digunakan untuk pertandingan internasional bukan dari rumput, tetapi dari

kayu atau rubber/plastic. Dengan ukuran lapangan yang lebih kecil dan jumlah

pemain yang lebih sedikit, permainan futsal cenderung lebih dinamis karena

gerakan yang cepat.Ini berbeda dengan sepak bola sehingga jumlah gol yang

diciptakan dalam permainan futsal umumnya jauh lebih banyak. Di samping itu,

pemain juga mempelajari untuk bermain lebih akurat dalam hal teknik dasar

bermain, seperti teknik passing, control, dribbling, dan shotting. Dari teknik-

teknik dasar inilah permainan futsal dan sepak bola dibentuk.

Oleh karena itu, di Eropa dan Amerika Latin, permainan futsal telah

dimainkan sejak usia dini (usia 5 tahun). Bahkan banyak pemain sepak bola

professional dunia di waktu muda berawal dari atau pernah bermain futsal.Mereka
18

antara lain Ronaldo, Ronaldinho, Robinho, Zidane dan masih banyak lagi yang

lainnya. Menurut Feri Kurniawan (2012: 141) mengatakan bahwa futsal

diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani.

Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya di

Brasil.

Keterampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat

dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brasil di luar

ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brasil, contohnya

mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi pusat dunia,

permainan ini sekarang dimainkan di bawah perlindungan Federation

International de Football Association di seluruh dunia, dari Eropa hingga

Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia dan Oseania. Futsal

berkembang sangat pesat di Brazil, lalu pada tahun 1936 dibuatlah kesepakatan

dan penetapan aturan main futsal.

Pada masa itu, peraturan futsal juga tidak banyak bedanya dengan

peraturan futsal saat ini. Dengan adanya peraturan ini, futsal semakin berkembang

dan digemari di Amerika Latin, bahkan ke seluruh dunia. Di Italia, futsal telah

mulai dikenal pada tahun 1950an. Futsal di Italia diperkenalkan oleh pemain-

pemain sepak bola impor dari Amerika latin yang bermain di Seri A (Liga Italia).

Di saat senggang, pemain-pemain itu bermain futsal. Berbeda halnya dengan di

Inggris.Di Inggris pemain-pemain sepak bola sering melakukan latih tanding

enam lawan enam di lapangan rumput.Futsal juga terkenal di Inggris, hingga

suatu saat diselenggarakan turnamen futsal yang disponsori oleh London Express,
19

salah satu harian terkemuka di London. Sedangkan di Spanyol, perkembangan

futsal jauh lebih cepat.

Hal ini bisa terjadi karena budaya dan gaya bermain bola di Spanyol

sangat mirip dengan budaya Amerika Latin. Pada 1965 kompetisi internasional

Futsal digelar untuk pertama kalinya, dengan Paraguay menjadi juara

pertama.Lalu pada tahun-tahun berikutnya hingga tahun 1979 Brazil merajai

kompetisi ini. Brazil juga memenangi piala Pan Amerika untuk kali pertama di

tahun 1980 dan 1984. Di tahun 1974 diadakan pertemuan perwakilan futsal dari

berbagai negara. Pertemuan di Sao Paulo itu menggagas dibentuknya FIFUSA

(The Federacao Internationale de Futebol de Salao / Federasi Futsal AS) sebagai

organisasi resmi yang mewadahi futsal. FIFUSA saat itu menunjuk Joao

Havelange sebagai ketua umum.Setelah eksisnya FIFUSA ini futsal semakin cepat

menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Kejuaraan dunia futsal pertama diselenggarakan oleh FIFUSA pada 1982

di Sao Paulo Brazil. Pada even edisi perdana ini Brazil keluar sebagai juara. Tiga

tahun berikutnya, even yang sama digelar di Spanyol. Ini adalah kali pertama even

tiga tahunan ini dihelat di benua Eropa, dan lagi-lagi Brazil keluar sebagai juara.

Pada tahun 1988 Brazil berhasil dikalahkan oleh Paraguay di Australia.Setelah

beberapa tahun mengadakan pertandingan, Futsal semakin terorganisir, dan FIFA

pun tertarik.Karena bagaimanapun juga futsal turut memajukan industri sepakbola

internasional.Barulah setahun kemudian tepatnya pada tahun 1989 FIFA secara

resmi memasukkan futsal sebagai salah satu bagian dari sepakbola, dan FIFA juga

mengambil alih penyelenggaraan kejuaraan dunia futsal. Piala dunia futsal edisi
20

FIFA yang pertama digelar di Belanda pada 1989 dan yang kedua digelar di Hong

Kong tahun 1992, dengan Brazil sebagai juara (Murhananto, 2008: 8-9). 5.

2.9 Lapangan Futsal

Menurut Justinus Lhaksana (2012: 10) mengatakan bahwa dalam bermain

futsal dibutuhkan beberapa penunjang fasilitas olahraga khususnya futsal yang

memadai agar permainan dapat berjalan dengan lancar.Pertandingan harus

dimainkan pada permukaan datar, halus dan tidak kasar (non abrasive). Lapangan

futsal berbentuk persegi panjang dengan standar ukuran lapangan antara 25-42

meter dan lebar 16-25 meter, sedangkan standar internasional adalah panjang 38-

42 meter dan lebar 18-25 meter.

Gambar 6. Lapangan Futsal (sumber: Justinus Lhaksana, 2012: 10)

1) Tanda Batas Lapangan

Lapangan ditandai dengan garis yang melekat pada lapangan dan garis

tersebut berfungsi sebagai pembatas lapangan.Semua garis memiliki lebar 8

meter.Lapangan dibagi menjadi dua yang terbelah oleh garis tengah lapangan,

tanda tengah ditandai dengan titik yang berada di tengah-tengah garis tengah

lapangan.Titik tengah dikelilingi oleh sebuah lingkaran dengan radius 3 meter.


21

2) Daerah Pinalti

Seperempat lingkaran dengan radius 6 meter berada di tengah-tengah garis

gawang.Seperempat lingkaran digambarkan dari garis gawang sampai bertemu

garis bayangang yang berada di tengah pada sudut kanan garis gawang dari sisi

luar posisi tiang gawang. Bagian dari masing-masing seperempat lingkaran

dihubungkan oleh garis dengan panjang 3,16 meter yang membentang sejajar

dengan garis gawang. Titik pinalti pertama berjarak 6 meter dari gawang dan

terletak di tengah-tengah tiang gawang, sedangkan titik pinalti kedua terletak 10

meter dengan posisi dan letak yang sama dengan titik pertama.

3) Gawang

Gawang harus diletakkan di tengah-tengah garis gawang dengan tinggi 2

meter dan lebar 3 meter.Kedalaman gawang minimal 80 cm pada bagian atas dan

1 meter pada bagian bawah. Net atau jaring terbuat dari tali rami, goni ataupun

nilon dan dikaitkan pada bagian belakang gawang.

4) Titik Tendangan Sudut

Seperempat lingkaran dengan radius 25 cm disetiap sudut lapangan dan

lebar garis, yaitu 8 cm.

5) Daerah Pergantian Pemain

Daerah pergantian berada tepat di depan bangku tim cadangan dan official

berada. Daerah ini adalah tempat dimana pemain keluar masuk apabila terjadi

pergantian pemain, pergantian pemain ditempatkan secara langsung di depan dari

bangku cadangan dan memiliki panjang 5 meter dan ditandai pada setiap sisinya

dengan sebuah garis yang memotong garis pembatas lapangan, lebar garis 8 cm,

panjang garis 80 cm dimana 40 cm berada di dalam lapangan dan 40 cm berada di


22

luar lapangan. Jarak antara masing-masing daerah pergantian pemain dengan garis

tengah lapangan adalah 5 meter.

6) Peraturan Bola Futsal

Menurut Justinus Lhaksana (2012: 11) mengatakan bahwa bola harus

berbentuk bulat terbuat dari kulit atau bahan lainnya minimum diameter 62 cm,

dan maximum 64 cm, berat bola pada saat pertandingan dimulai minimum 400

gram dan maximum 440 gram, tekanannya sama dengan 0,6-0,9 atmosfer (600-

900g/cm2). Bola tidak boleh memantul kurang dari 50 cm atau lebih dari 65 cm

pada saat melambung ketika jatuh dari ketinggian 2 meter.

2.10 Peraturan Wasit Futsal

Menurut Asmar Jaya (2008: 23-25), setiap pertandingan dipimpin oleh

seseorang wasit yang memiliki wewenang penuh untuk memegang teguh

peraturan Permainan sehubungan dengan pertandingan di mana wasit telah

ditunjuk untuk memimpinnya, terhitung mulai dari saat masuk sampai dengan

meninggalkan lapangan tersebut. Kekuasaan dan Tanggung Jawab Wasit:

1) Menegakkan Peraturan Permainan.

2) Membiarkan permainan terus berlanjut ketika terjadi sebuah pelanggaran

terhadap salah satu tim, namun tim yang terhadap mana telah dilakukan

pelanggaran berada dalam posisi yang menguntungkan untuk mencetak gol.

Apabila keuntungan tersebut tidak menghasilkan gol, maka wasit harus

memberikan hukuman terhadap tim yang melakukan pelanggaran yang

terjadi sebelumnya tersebut.

3) Membuat dan memelihara catatan dari perbandingan untuk dipergunakan

sebagai sebuah laporan pertandingan, termasuk informasi mengenai setiap


23

tindakan disiplin yang diambil terhadap para pemain dan atau tim, baik

sebelumnya, selama atau sesudah pertandingan.

4) Bertindak sebagai penjaga waktu didalam kejadian jika petugas penjaga

waktu tidak hadir.

5) Menghentikan, menunda atau mengakhiri pertandingan untuk setiap

pelanggaran peraturan atau setiap jenis gangguan dari luar.

6) Melakukan tindakan disiplin terhadap kesalahan pemain yang dapat dikenal

peringatan dan pelanggaran-pelanggaran.

7) Memastikan bahwa tidak ada orang yang berhak untuk berada di dalam

lapangan.

8) Membiarkan pemain berlanjut sampai bola keluar jika pemain hanya

mengalami luka ringan.

9) Memastikan bahwa bola yang digunakan memenuhi persyaratan peraturan

bola.

2.11 Teknik Dasar Permainan Futsal

Teknik dasar merupakan foundamental atau langkah pertama dalam

mencapai suatu target yang ingin dicapai. Hal ini dapat dibuktikan, pada suatu tim

atau individu mempunyai teknik yang baik otomatis penampilan akan lebih efisien

dan efektif. Dalam olahraga futsal untuk menciptakan hasil yang maksimal (gol)

disamping mempunyai tim yang baik pemain juga perlu memiliki kemampuan

dasar yang baik pula, seperti mengumpan, menerima, menggiring, menembak dan

menyundul bola.
24

a. Teknik Dasar Mengumpan (Passing)

Menurut Justinus Lhaksana (2012: 30) passing merupakan salah satu

teknik dasar permainan futsal yang sangat dibutuhkan setiap pemain.Di lapangan

yang rata dan ukuran lapangan yang kecil dibutuhkan passing yang keras dan

akurat karena bola yang meluncur sejajar dengan tumit pemain.Ini disebabkan

hampir sepangjang permainan futsal menggunakan passing.untuk menguasai

passing, diperlukan penguasaan gerakkan sehingga sasaran yang diinginkan

tercapai. Keberhasilan mengumpan ditentukan oleh kualitasnya, tiga hal dalam

kualitas mengumpan: 1) Keras, 2) Akurat dan 3) Mendatar. Dalam melakukan

passing:

1) Tempatkan kaki tumpu di samping bola, bukan kaki yang untuk

mengumpan.

2) Gunakan kaki bagian dalam untuk melakukan passing.

3) Kunci atau kuatkan tumit agar saat sentuhan dengan bola lebih kuat.

4) Kaki dalam dari atas diarahkan ketengah bola (jantung) dan ditekan

kebawah agar bola tidak melambung.

5) Diteruskan dengan gerakan lanjutan, di mana setelah melakukan passing

ayunan kaki jangan dihentikan

Teknik Dasar Passing (sumber: Justinus Lhaksana, 2012: 36)


25

b. Teknik Dasar Menahan Bola (Control)

Menurut Agus Susworo Dwi Marhendro, dkk (2009: 150) controlling

adalah kemampuan pemain saat menerima bola, kemudian berusaha menguasai

bola sampai saat pemain tersebut akan melakukan gerakan selanjutnya terhadap

bola. Gerakan selanjutnya tersebut seperti mengumpan, menggiring, ataupun

menembak ke gawang.Sesuai dengan karakteristik permainan futsal, maka teknik

controllingyang dominan digunakan adalah dengan kaki, meskipun dapat

dilakukan dengan semua anggota tubuh badan selain tangan. Menurut Justinus

Lhaksana (2012: 31) teknik dasar dalam keterampilan control (menahan bola)

haruslah menggunakan telapak kaki (sole). Dengan permukaan lapangan yang

rata, bola akan bergulir cepat sehingga para pemain harus dapat mengontrol

dengan baik. Apabila menahan bola jauh dari kaki, lawan akan mudah merebut

bola. Hal yang harus dilakukan dalam melakukan menahan bola:

1) Selalu lihat dan jaga keseimbangan pada saat datangnya bola.

2) Sentuh atau tahan dengan menggunakan telapak kaki (sole), agar bolanya

diam tidak bergerak dan mudah dikuasai.

Gambar 2. Teknik Dasar Control (sumber: Justinus Lhaksana, 2012: 36)

c. Teknik Dasar Mengumpan Lambung (Chipping)

Menurut Justinus Lhaksana (2012: 32) keterampilan chipping ini sering

dilakukan dalam pemainan futsal untuk mengumpan bola di belakang lawan atau
26

dalam situasi lawan bertahan satu lawan satu.Chipping yaitu digunakan untuk

melintasi lawan dengan umpan lambung yang memblok jalur operan

bawah.Situasi ini juga dapat terjadi dalam permainan atau jika lawan membentuk

dinding untuk bertahan menghadapi tendangan bebas. Teknik ini hampir sama

dengan teknik passing. Perbedaannya terletak pada saat chipping menggunakan

bagian ujung sepatu dan perkenaannya tepat di bawah bola. Hal ini harus

dilakukan dalam melakukan mengumpan lambung bola:

1) Tempatkan kaki tumpu di samping bola, bukan kaki yang melakukan

passing.

2) Gunakan ujung sepatu yang diarahkan ke bagian bawah bola agar bola

melambung.

3) Teruskan dengan gerakan lanjutan. Setelah sntuhan dengan bola dalam

melakukan passing, ayunan kaki jangan dihentikan

Gambar 3. Teknik Dasar Chipping (sumber: Justinus Lhaksana, 2012: 37)

d. Teknik Dasar Menggiring Bola (Dribbling)

Menurut Justinus Lhaksana (2012: 33) teknik dribbling merupakan

keterampilan penting dan mutlak harus dikuasai oleh setiap pemain

futsal.Dribbling merupakan kemampuan yang dimiliki setiap pemain dalam

menguasai bola sebelum diberikan kepada temannya untuk menciptakan peluang

dalam mencetak gol.Dalam permainan futsal telapak kaki, kaki bagian luar dan
27

bagian punggung kaki. Akan tetapi telapak kaki dengan alas an permukaan

lapangan yang rata, sehingga bola harus sepenuhnya dikuasai, yang perlu

diketahui dalam teknik menggiring bola yaitu:

1) Kuasai bola serta jaga jarak dengan lawan.

2) Jaga keseimbangan badan pada saat dribbling.

3) Fokuskan pandangan setiap kali bersentuhan dengan bola.

4) Sentuhan bola harus menggunakan telapak kaki secara berkesinambungan.

Menggiring bola adalah salah satu ketrampilan olahraga futsal yang paling

anda butuhkan untuk dikuasai. Untuk menggunakan ketrampilan menggiring bola

dalam situasi yang benar bukan hanya tentang gerakan sepak bola yang cool dan

anda tidak perlu menggunakan kemampuan ini hanya untuk meningkatkan

kualitas pribadi, melainkan menggunakannya untuk keuntungan tim anda. Jangan

menggiring bola jika tidak ada sasaran tim di dekat anda. Mengoper bola dengan

aman ke rekan setim terdekat lebih efektif daripada serangan tunggal

menggunakan teknik menggoring bola.

Aturan yang optimal adalah untuk tidak pernah menggiring bola dalam

setengah lapangan secara sendirian. Namun anda harus mencoba untuk

menggiring bola lebih sering dalam 18 yard kotak lawan. Keuntungan dengan

menggiring bola adalah bahwa lawan anda tidak akan tahu apa tujuan yang akan

anda lakukan selanjutnya. Untuk menghentikan anda, lawan akan perlu untuk

mengetahui arah mana yang kemungkinan besar anda akan tuju. Menurut Zidane

Muhdhor, ( 2013 : 37 ) di bawah ini dijelaskan agar melakukan teknik

menggiring bola menjadi mudah :


28

1. Rilex

Menggiring bukan hanya tentang betapa mahirnya anda dengan bola,anda

juga perlu memiliki banyak kepercayaan diri. Ketika menggiring bola anda harus

benar benar berfikir bahwa anda bisa mendapatkan daerah yang aman. Cobalah

untuk tidak panik saat menerima bola. Sebaliknya, menjadi tenang dan mencoba

untuk mencari tahu cara terbaik untuk mendapatkan daerah lawan.

2. Keseimbangan

Misi utama ketika dribbling bola sepak untuk mendapatkan daerah lawan

dan membuat mereka kehilangan keseimbangan. Pada saat yang sama tentu saja

anda perlu untuk menjaga keseimbangan anda sendiri juga. Anda dan setiap

manusia di bumi memiliki sesuatu yang disebut “pusat gravitasi”. Pusat gravitasi

ini terletak (pada setiap manusia kecuali anda berasal dari Mars) di tengah tengah

badan anda (tengah badan terletak disekitar pusar).

Tubuh anda akan berada dalam keseimbangan ketika garis imajiner dar

ipusat gravitasi jatuh di tengah tengah area pendukung. Di dalam diri anda dan

tubuh setiap pemain sepak bola , ruang antara kaki anda adalah apa yang kita

sebut support area. Jika anda bersama-sama, keseimbangan tubuh anda akan

berkurang. hal ini karena pusat gravitasi mungkin berada diluar daerah yang

dibuat oleh kaki anda. Berikut adalah contoh bagaimana anda melatih

keseimbangan :

1. Berdiri dengan kaki anda berdekatan.

2. Mintalah seorang teman untuk mendorong anda sedikit ke belakan (tidak terlalu

keras).
29

3. Pada saat berikutnya anda akan terjatuh ditanah, tapi apa yang telah anda

temukan?

Anda telah menemukan bahwa anda akan terjatuh jauh lebih mudah

daripada ketika anda memiliki beberapa ruang antara kaki anda. Jongkoklah

dengan kaki anda terpisah, kemudian condongkan kedepan (hanya sedikit) dan

melenturkan kaki anda sedikit,dan anda akan menemukan betapa mudahnya untuk

menjaga keseimbangan, sekarang mulailah menggiring bola dengan mengikuti

langkah berikut ini Menurut Abdul Rohim ,( 2008: 19 ) Teknik Dasar Menggiring

Bola juga harus di kuasai oleh seorang pemain supaya dapat bermain dengan

baik.Teknik ini dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut

1. Diawali dengan sikap berdiri menghadap arah gerak,pandangan kedepan

2. Sikap kedua lengan di samping badan agak terlentang.

3. Pergelangan kaki di putar keluar dan di kunci

4. Dorong bola dengan kaki bagian dalam ke arah depan dengan posisi kaki

agak terangkat dari tanah dan berat badan di bawa ke depan.

5. Tumpuan berat badan berada pada kaki yang tidak di gunakan menggiring

bola

6. Diawali dengan sikap berdiri menghadap arah gerak,pandangan kedepan

7. Sikap kedua lengan di samping badan agak terlentang

8. Pergelangan kaki di putar ke dalam dan di kunci

9. Dorong bola dengan kaki bagian luar ke arah depan dengan posisi kaki agak

terangkat dari tanah

10. Tumpuan berat badan berada pada kaki yang tidak di gunakan menggiring

bola
30

11. Menggiring bola berpasangan dan berhadapan dengan jarak 3-6 m

12. Menggiring bola dengan lari berantai memutar dalam bentuk kelompok

13. Menggiring bola mengikuti gerak teman yang di depan

14. Menggiring bola dengan zig-zag

Dengan demikian permainan olahraga futsal ini tergantung dengan teknik-

teknik dasar dalam permainan agar menjadi permainan dan menjadikan

ketangkasan si pemain sendiri. Futsal juga tergantung dari aspek kekuatan,

kelincahan,dan kreatifitas dalam idividu sendiri.

e. Teknik Dasar Menembak Bola (Shooting)

Menurut Justinus Lhaksana (2012: 34-35) shooting merupakan teknik

dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Teknik ini merupakan cara untuk

menciptakan gol. Ini disebabkan seluruh pemain memiliki kesempatan untuk

menciptakan gold an memenangkan pertandingan atau permainan. Shooting dapat

dibagi menjadi dua teknik, yaitu shooting menggunakan punggung kaki dan ujung

sepatu atau ujung kaki. Berikut teknik shooting menggunakan punggung kaki:

1) Tempatkan kaki tumpu di samping bola dengan jari-jari kaki lurus

menghadap arah gawang, bukan kaki yang untuk menendang.

2) Gunakan bagian punggung kaki untuk melakukan shooting.

3) Kunci atau kuatkan tumit agar saat sentuhan dengan bola

4) Konsentrasikan pandangan kearah bola tepat di tengah- tengah bola pada

saat punggung kaki menyentuh bola.


31

Gambar 4. Shooting Menggunakan Punggung Kaki (sumber: Justinus Lhaksana, 2012: 3)

2.12 Teknik Step Over

Menurut artikel yang diciptakan oleh (id wikihow.com) Teknik step over

adalah gerakan keterampilan menggiring bola, teknik ini biasa dilakukan di dalam

permainan futsal maupun sepak bola gerakan ini identik denga melangkahi bola,

dimana pemain melakukan gerakan melangkahi bola ke satu sisi secara cepat

sebelum memotong ke arah lain. Untuk menyelesaikan gerakan, berikut tahap–

tahap melakukan keterampilan menggiring bola teknik step over:

1) Mulailah menggiring bola ke depan pada langkah normal. Dengan kaki

dominan Anda,

2) Langkahi bola dari sisi lemah ke sisi kuat Anda. Dengan kata lain, jika Anda

pengguna kaki kanan, langkahi bola sambil berjalan, dari kiri Anda ke kanan

Anda.

3) Gunakan kaki dominan Anda dan gunakan bagian luar dari kaki lain Anda

untuk menggiring bola ke arah berlawanan dengan cepat.


32

4) Langkah ini akan mengelabui pemain bertahan, mengecoh mereka secara

datar dan salah arah, sehingga Anda bisa memotong pada arah berlawanan

dari pemain bertahan.

5) Berikut merupakan contoh keterampilan menggiring bola teknik step over

(Sumber gambar : Soccer Coach Weekly)

2.12 Sejarah Teknik Step Over

Dalam sebuah buku yang berjudul “Who Invented the Stepover? And

Other Crucial Football Conundrums”, gerak keterampilan mengggiring bola step

over ini kali pertama digunakan oleh seorang pemain asal Argentina bernama

Pedro Calomino di tahun 1910. Calomino merupakan legenda tim Boca Juniors

yang sering kali menggunakan teknik keterampilan mengiring bola step over

ketika pertandingan berlangsung. Penampilan Calomino dari sayap kanan ini

sering membuat pemain dari pertahanan lawan kesulitan ketika menghentikan

gerakan dari Calomino.

Dari sinilah Calomino sering menggunakan teknik tersebut untuk melewati

lawan. Gerakan step over sendiri makin dikenal dengan digunakannya oleh

beberapa pesepak bola lainnya seperti misalnya pemain asal Belanda, Law Adam.

Kali pertama ia menggunakannya di Eropa langsung menyedot perhatian. Adam


33

adalah pemain yang dilahirkan di Probolinggo, Jawa Timur, saat zaman Hindia

Belanda, tepatnya tanggal 11 Juni 1908. Pertama kali Adam memulai karirnya di

dunia pesepakbolaan ini untuk HVV Den Haag di Belanda. Pada usianya yang

masih sangat muda, 19 tahun, ia memulai studinya di Zurich di mana ia kemudian

bermain untuk Grasshopper-Club Zurich. Ia melakukan debut pertamanya untuk

Swiss dalam pertandingannya melawan Austria di tahun 1929.

Tim sepak bola Belanda kemudian mengunjungi Swiss setahun setelahnya

dan Adam kemudian diundang untuk bermain di negara asalnya, Belanda. Adam

yang mana meninggal di Surabaya pada tanggal 15 Mei 1941 ini diklaim

menyempurnakan teknik Stepover ini dan kemudian mempopulerkannya di Eropa.

Salah satu bukti bahwa Adam sering menggunakan teknik ini terlihat pada bulan

Oktober 1932 saat surat kabar Belanda bernama Het Vaderland meliput sebuah

pertandingan persahabatan antara timnas Belgia melawan Timnas Belanda di

Brussels.

Ketika pertandingan menyisakan hanya 15 menit saja, dan kedudukan

imbang jadi 2-2, Adam melewati salah satu pemain lawannya dan mengecoh

kapten Belgia Nicolas Hoydonckx dengan menggunakan gerakan step over ini.

Dan lalu gerakan step over ini diklaim oleh media Belanda sebagai salah satu

gerakan yang diciptakan oleh Adam setelah mendapatkan inspirasi dari melihat

atlet ski es yang sering sekali melakukan gerakan gunting itu. Kemudian Adam

dikabarkan meninggal karena masalah jantung. Adam meninggal tak lama pasca

ia mengikuti pertandingan persahabatan di Surbaya. Ia meninggalkan lapangan di

menit ke 53 sesudah dirinya mencetak 2 gol dan 3 assists. Kemudian Adam

mendapatkan julukan „Adam de Schaarman‟ atau „Adam Manusia Gunting‟


34

karena gerakan Stepover nya ini. Sepanjang karirnya, ia bemain utnuk

Grasshoppers dan klub HVV setelah berhasil mengoleksi 11 caps dengan timnas

Belanda.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah

deskriptif kuantitatif. Menurut Suryabrata (2003) penelitian deskriptif adalah

penelitian yang memamaparkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atas hal tertentu. Dalam hal ini dilakukan pada

responden yang telah ditentukan sebelumnya untuk mengetahui tingkat

pengetahuan keterampilan menggiring bola teknik step over pada pemain tim

futsal tumpang selection Kabupaten Malang.

3.2 Definisi Operasional Variabel

Variabel merupakan konsep mengenai atribut sifat yang terdapat pada

subyek penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif maupun kualitatif

(Azwar;2003). Dalam penelitian ini yang menjadi definisi operasional variabel

adalah pengetahuan teknik step over.

3.3 Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah: angket, ceklis (check-list) atau

daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan (Arikunto, 2016).

Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap permasalahan yang ada serta

kerangka berfikir dalam suatu penelitian maka disusunlah satu instrumen

penelitian, instrumen penelitian yang dipilih dalam penelitian ini dengan

35
36

menggunakan teknik angket atau kuesioner (questionnaires). Kuesioner adalah

sejumlah pertayaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen. Menurut Hadari

Nawawi (1992: 120-121) menyatakan “angket adalah pertanyaan tertulis yang

harus dijawab secara tertulis pula oleh responden”. Arikunto (2006:152)

menyatakan “angket atau kuisioner dapat dibedakan atas beberapa jenis,

tergantung pada sudut pandangnya”.

1. Dipandang dari cara menjawabnya, maka ada:

a) Kuisioner terbuka yaitu memberikan kesempatan kepada responden untuk

menjawab dengan kalimatnya sendiri.

b) Kuisioner tertutup yaitu yang sudah disediakan jawabanya sehingga

responden tinggal memilih.

2. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:

a) Kuisioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.

b) Kuisioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang

lain.

3. Dipandang dari bentuknya ada:

a) Kuisioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuisione

tertutup.

b) Kuisioner isian yang dimaksud adalah kuisioner terbuka.

c) Check list, sebuah dimana responden tinggal membubuhkan tanda check

(V) pada kolom sesuai.


37

d) Rating-scale, (skala bertingkat), yaitu sebuah pertayaan yang diikuti oleh

kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari

sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejenis angket dengan

pertanyaan terbuka. Pertanyaan yang digunakan dalam angket tersebut adalah

jenis pertanyaan dengan 5 alternatif jawaban “Sangat Baik”, “Baik”, “ Cukup

Baik”, “Kurang Baik” dan “Sangat Kurang Baik”. Setiap pertanyaan yang

dijawab dengan “Sangat baik” diberi skor 5, “Baik” diberi skor 4, “Cukup baik”

diberi skor 3 sedangkan jawaban “Kurang baik” diberi skor 2 dan ”Sangat kurang

baik” diberi skor 1.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi merupakan sumber data yang penting, karena tanpa

kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin terlaksana.

Populasi dalam penelitian ini adalah pemain dari tim futsal tumpang selection

Kabupaten Malang.

3.4.2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk dapat menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini terdapat beberapa teknik

sampling. Pada penelitian ini sampel akan dipilih dengan pertimbangan tertentu,
38

yaitu sampel yang digunakan adalah pemain dari tim futsal Tumpang selection

Kabupaten Malang sebanyak 30 pemain.

3.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Jenis data

Dalam penelitian ini berupa data primer yang diperoleh langsung dari

responden yaitu pemain dari tim futsal Tumpanng selection Kabupaten Malang.

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan tentang tingkat

pengetahuan keterampilan menggiring bola teknik step over pada tim futsal

Tumpang selection Kabupaten Malang. Untuk menghitung jawaban yang didapat

dari kuesioner peneliti menggunakan skala likert 5 poin yang mencakup 5

alternatif jawaban yaitu “Sangat Baik”, “Baik”, “Cukup Baik”, “Kurang Baik”

dan “Sangat Kurang Baik”. Setiap pertanyaan yang dijawab dengan “Sangat baik”

diberi skor 5, “Baik” diberi skor 4, “Cukup baik” diberi skor 3 sedangkan jawaban

“Kurang baik” diberi skor 2 dan ”Sangat kurang baik” diberi skor 1.

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2013). Cara untuk mengetahui apakah

kuesioner yang sudah tersusun mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka

perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap pertanyaan dengan skor

total kuesioner tersebut. Proses validasi instrumen yang dilakukan dilakukan

untuk mengetahui seberapa tingkat kesahihan (valid) suatu instrumen dalam


39

mengukur apa yang seharusnya diukur. Pada penelitian ini uji validitas

menggunakan teknik menggunakan software komputer yaitu SPSS 21.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrument tersebut sudah baik.Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang

reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Konsep reliabilitas

dalam kaitannya dengan keandalan alat ukur masalah kesalahan pengukuran.

Kesalahan pengukuran sendiri mengacu pada sejauh mana konsistensi hasil

pengukuran terjadi jika pengukuran diulangi pada kelompok subjek yang sama.

Uji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini akan dilakukan dengan bantuan

software komputer menggunakan model Alpha Cronbach.

3.8 Prosedur Penelitian

Untuk menjaga kualitas data, peneliti melakukan secara langsung dengan

melakukan rangkaian kegiatan :

1) Peneliti datang pada pukul 14.30.wib di lokasi lapangan futsal gangsar

desa Pakis Kembar

2) Peneliti memperkenalkan diri sekaligus menjelaskan tujuan dari penelitian

tersebut kepada pelatih tim futsal Tumpang selection yaitu bapak Erza

imanda

3) Peneliti meminta ijin kepada responden dan menjelaskan maksut dan

tujuan penelitian

4) Peneliti memberikan lembaran kuesioner kepada responden

5) Peneliti menjelaskan kepada responden tentang pengisian kuesioner


40

6) Responden mengumpulkan lembaran kuesioner yang telah di isi kepada

peneliti.

7) Setelah berkas kuesioner diterima, peneliti mengucapkan banyak terima

kasih terhadap responden, yang berkenan menyempatkan waktu untuk

membantu dalam penyelesaian penelitian ini.

8) Kemudian peneliti meminta ijin untuk meninggalkan tempat latihan dan

berterima kasih kepada pelatih yaitu Bapak Erza imanda dan juga

responden.

9) Penelitian selesai dan peneliti meninggalkan tempat lokasi lapangan futsal

di desa Pakis Kembar.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dengan presentase untuk

mengetahui tingkat pengetahuan keterampilan menggiring bola teknik step over

pada tim futsal Tumpang selection Kabupaten Malang yaitu:

Tabel 3.1. Klasifikasi tingkat pengetahuan

Jumlah Nilai Klasifikasi

25 Sangat Baik (SB)

20 Baik (B)

15 Cukup Baik (CB)

5-10 Kurang Baik (KM)

Sangat Kurang Baik


(SKB)
0

Sumber: Diolah oleh peneliti (2021)


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lapangan futsal gangsar desa Pakis kembar,

Kecamatan pakis, Kabupaten Malang Jawa Timur jam operasional buka lapangan

mulai jam 08.00-21.00 Wib.

4.2. Gambaran Responden

Responden pada penelitian ini adalah pemain dari tim futsal Tumpang

selection Kabupaten Malang sebanyak 30 pemain. Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan, berikut ini merupakan hasil dari analisis deskripsi responden

berdasarkan umur. Deskripsi responden berdasarkan umur merupakan gambaran

mengenai usia responden dalam penelitian ini disajikan dalam table 4.1 berikut:

Tabel 4.1. Data responden berdasarkan umur

Usia (tahun) Jumlah

Responden (orang) Presentase

17 Tahun 22 73,3%

18 Tahun 8 26,7%

Total 30 100%

Sumber: Diolah peneliti (2021)

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa data responden umur 17 tahun

lebih banyak daripada responden umur 18 tahun dengan nilai prosentase 73,3%

atau dengan jumlah sebanyak 22 responden. Sedangkan responden umur 18 tahun

mempunyai prosentase sebesar 26,7% atau dengan jumlah sebanyak 8 responden.

41
42

4.3. Deskripsi Data Khusus

Penelitian ini menggunakan metode survei dan teknik pengumpulan

data menggunakan perhitungan tingkat pengetahuan pemain keterampilan

menggiring bola teknik step over menggunakan skala likert 5 poin dapat dilihat

pada Tabel 4.3. berikut:

Tabel 4.3. Distribusi frekuensi jawaban responden

No. Item SB B CB KB SKB

F % F % F % F % F %

1. Tingkat pengetahuan 5 16,7 5 16,7 20 66,7 0 0 0 0

keterampilan menggiring

bola teknik step over pada

pemain tim futsal Tumpang

selection Kabupaten Malang

Total 30

Sumber: Diolah peneliti (2021)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa hasil frekuensi jawaban

yang di ikuti oleh responden sebanyak 30 orang siswa dengan rata-rata frekuensi

jawaban rsponden tersebut termasuk dalam kategori cukup baik. Pada tabel 4.3.

diatas didapatkan jawaban tertinggi pada kategori cukup baik dengan jumlah

prosentase sebesar 66,7% dengan nilai sebesar 20. Sedangkan jawaban terendah

terdapat pada kategori kurang baik dan sangat kurang baik yang memiliki

presentase masing-masing sebesar 0% dengan jumlah masing-masing 0.


43

4.4. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil survei tingkat pengetahuan menggiring bola teknik step

over pada tim futsal Tumpang selection Kabupaten Malang dengan responden

sebanyak 30 pemain maka hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4. Data hasil penelitian

No. Nama Pengetahuan Step over % Klasifikasi

1. A1 5 100 Sangat Baik

2. A2 5 100 Sangat Baik

3. A3 5 100 Sangat Baik

4. A4 3 60 Cukup Baik

5. A5 3 60 Cukup Baik

6. A6 3 60 Cukup Baik

7. A7 3 60 Cukup Baik

8. A8 3 60 Cukup Baik

9. A9 3 60 Cukup Baik

10. A10 3 60 Cukup Baik

11. A11 3 60 Cukup Baik

12. A12 3 60 Cukup Baik

13. A13 3 60 Cukup Baik

14. A14 3 60 Cukup Baik

15. A15 3 60 Cukup Baik

16. A16 4 80 Baik

17. A17 3 60 Cukup Baik


44

18. A18 3 60 Cukup Baik

19. A19 3 60 Cukup Baik

20. A20 3 60 Cukup Baik

21. A21 3 60 Cukup Baik

22. A22 3 60 Cukup Baik

23. A23 5 100 Sangat Baik

24. A24 4 80 Baik

25. A25 5 100 Sangat Baik

26. A26 3 60 Cukup Baik

27. A27 4 80 Baik

28. A28 4 80 Baik

29. A29 4 80 Baik

30. A30 3 60 Cukup Baik

Rata-rata Cukup Baik

Sumber: Diolah peneliti (2021)

Berdasarkan tabel 4.4. di atas dapat dilihat bahwa hasil penelitian yang

dilakukan mendapatkan rata-rata jawaban dengan klasifikasi cukup baik dengan

jumlah sebanyak 20 orang dengan prosentase 66,7%. Maka dari itu dapat

diketahui bahwa rata-rata jawaban pemain yang berjumlah 30 orang “Cukup

Baik” mengenai pengetahuan tingkat keterampilan menggiring bola teknik step

over pada tim futsal Tumpang selection Kabupaten Malang.


45

4.5. Pembahasan

Berdasarkan dari hasil penelitian data yang telah diperoleh dan telah diuji

menggunakan software SPSS 21 diperoleh pembahasan mengenai “Survei Tingkat

Pengetahuan Keterampilan Menggiring Bola Teknik Step Over pada Pemain Tim

futsal Tumpang Selection Kabupaten Malang”, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Berdasarkan deskripsi responden mengenai usia didapatkan bahwa data

responden umur 17 tahun lebih banyak daripada responden umur 18 tahun dengan

nilai prosentase 73,3% atau dengan jumlah sebanyak 22 responden. Sedangkan

responden umur 18 tahun mempunyai prosentase sebesar 26,7% atau dengan

jumlah sebanyak 8 responden. Berdasarkan hasil survei tingkat pengetahuan

menggunakan skala likert 5 poin di atas dapat dilihat bahwa hasil frekuensi

jawaban yang diikuti oleh responden sebanyak 30 orang pemain dengan rata-rata

frekuensi jawaban responden tersebut termasuk dalam kategori cukup baik.

Pada tabel 4.3. di atas didapatkan jawaban tertinggi pada kategori cukup

baik jumlah prosentase sebesar 66,7% dengan nilai sebesar 20. Sedangkan

jawaban terendah terdapat pada kategori kurang baik dan sangat kurang baik yang

memiliki prosentase masing-masing sebesar 0% dengan jumlah masing-masing 0.

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan survei tingkat pengetahuan

keterampilan menggiring bola teknik step over pada pemain tim futsal Tumpang

selection Kabupaten Malang di atas dapat dilihat bahwa hasil penelitian yang

dilakukan mendapatkan rata-rata jawaban dengan klasifikasi cukup baik dengan

jumlah sebanyak 20 orang dengan prosentase 66,7%. Maka dari itu dapat

diketahui bahwa rata-rata jawaban pemain yang berjumlah 30 orang “cukup baik”

tentang tingkat pengetahuan keterampilan menggring bola teknik step over.


46

Peneltian ini relevan dengan peneltian dari Muhammad bandelo (2020) yang

berjudul survei tingkat pengetahuan permainan futsal siswa ekstrakurikuler MA

Alkhairat Palu yang berjumlah responden sebanyak 42 orang. Pengumpulan data

ini menggunakan angket, kata kunci dalam penelitian dari Muhammad bandelo

(2020) ini yaitu pengetahuan futsal.


BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan

menggiring bola teknik step over pada tim futsal Tumpang selection Kabupaten

Malang dapat disimpilkan bahwa penelitian yang dilakukan mendapatkan rata-rata

jawaban dengan klasifikasi “cukup baik” dengan nilai prosentase sebanyak 66,7%

atau dengan nilai sebanyak 20. Maka dari itu dapat diketahui bahwa dari 30

pemain rata-rata “cukup baik” tentang tingkat pengetahuan menggiring bola

teknik step over Kabupaten Malang.

5.2. Saran

Saran penelitian ini bagi pemain dari tim futsal Tumpang selection

Kabupaten Malang diharapkan mampu semakin menambah referensi tentang

tingkat pengetahuan keterampilan menggiring bola teknik step over. Agar setiap

pemain tidak hanya mampu mempraktekan teknik nya saja melainkan juga

memahami dan mengetahui tentang pengetahuan yang lain dalam setiap gerakan

yang mereka lakukan.

47
DAFTAR PUSTAKA

Aqip, Zainal dan Sujak. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter.
Bandung: Yrama Widya.

Arikunto , 2013 . Uji validitas data dan realibilitas data.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Ateng, Abdullkadir. 1997. Pengantar Asas-Asas dan Landasan Pendidikan


Jasmani dan Olahraga dan Rekreasi. Jakarta. Refika Aditama

Azwar, Saifudin. 1987. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran


Prestasi.

Badaru, Benny. 2017. Latihan Taktik BEYB Bermain Futsal Modern. Bekasi :
Cakrawala Cendekia

Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana


Pradana Media.

Halim, Sabda. 2009 : 9. Pengertian Futsal. Erlangga : PT. Gelora Angkasa.

Justinus lhaksana, 2013 Metode teknik dasar futsal. Belajar dan teknik-teknik
dasar futsal.

Murhananto. 2008. Dasar-dasar Permainan Futsal. Jakarta Selatan.

Musa, Mohammad. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta sekolah.data.


kemdikbud.go.id. (Online), Dakses pada tanggal 20 Januari 2021.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2006, Metode Penelitian Survei. LP3ES,
Jakarta.

Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alphabet.

Suryobroto, Agus S. 2004. Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani.

48
49

LAMPIRAN

1. Foto pembukaan

2. Foto penjelasan pengisian kuesioner


50

3. Foto pembagian kuesioner kepada responden


51
52

4. Foto pengisian kuesioner


53

5. Foto Pengumpulan kuesioner


54

Lampiran 1. Data Umum Penelitian umur responden

Usia responden Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

17 Tahun 22 73.3 73.3 73.3

18 Tahun
8 26.7 26.7 100.0
Total

30 100.0 100.0

Statistics

Tingkat Pengetahuan teknik step over

Valid 30

Missing 0

Mean 4.00
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Muhammad Ilham Yahya terlahir dari pasangan

Bapak Suyanto dan Ibu Muslimah pada tanggal

13 November 1998. Merupakan anak ketiga dari

empat bersaudara. Berdomisili di Kabupaten

Malang tepatnya di Desa Pakis Kembar. Pernah

menempuh sekolah dasar di SD Negeri Pakis

Kembar 1 Kabupaten Malang, lalu melanjutkan

sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1

Pakis Kabupaten Malang, kemudian melanjutkan sekolah menengah ke atas di

SMA Negeri 1 Tumpang Kabupaten Malang, dan melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi di IKIP Budi Utomo Malang pada tahun 2017 dengan

mengampu program studi Pendidikan Jasmani Dan Rekreasi. Penulis sangat

bahagia karena dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan tepat pada

waktunya.

Anda mungkin juga menyukai