Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut biasa
Kemampuan dan keterampilan itu merupakan sesuatu yang perlu dimiliki oleh
baik persoalan yang ada di sekolah maupun persoalan yang ada dalam kehidupan
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”. Supaya potensi ini berkembang perlu
penalaran, stabilitas, emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
1
2
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui aktivitas
(b) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik;
(d) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai
(g) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
teratur, terencana, berkelanjutan dimulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai
berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan
dasar salah satu permainan dan olahraga bola besar, serta nilai kerja sama,
sportivitas, dan kejujuran. Sedangkan materi pokok dalam SK dan KD diatas adalah
materi passing atas dalam permainan bolavoli. Disini siswa diharapkan mampu
mempraktikkan passing atas dalam permainan bolavoli dengan baik dan benar.
kuat, cepat, tepat, terkoordinasi, seimbang dan menuntut untuk melakukan gerak
lentur, halus dan lembut juga mengarah kepada pelakunya untuk dapat
mengantisipasi gerak bola, lawan dan teman seregu untuk selanjutnya memutuskan
gerak dan perilakunya yang harus ditampilkan saat bermain, sehingga bola atau
dipimpin oleh wasit yang keputusannya harus dipatuhi oleh seluruh pemain dan
untuk berperilaku jujur dan sportif. Nilai pendidikan yang terkandung didalam
permainan bolavoli sangat diharapkan dapat tertanam pada diri siswa yang didapat
atas pada permainan bolavoli sudah seharusnya siswa dapat melaksanakan proses
pembelajaran bolavoli secara aktif, akan tetapi secara kenyataan sering kita temui
temui dari hasil pengamatan secara empiris adalah ditemui siswa yang hanya duduk
di teras depan kelas dan di pinggir lapangan bolavoli sedang ngobrol dengan teman
4
lain, namun di sisi lain memang terlihat banyak siswa yang antusias mengikuti
mengikuti pembelajaran karena ternyata banyak yang pasif serta tidak tertarik
banyak orang. Proses pembelajaran passing atas kurang maksimal karena dalam
peserta didik pasif. Waktu tunggu yang lama cenderung membuat anak banyak yang
permainan bolavoli yang baku, sering gagal baik dari servis maupun menerima bola
hingga membuat bosan, putus asa dan merasa tidak mampu melakukan
keterampilan itu. Ketika hasil passing atau servis gagal dan bola terlempar jauh
maka anak semakin bosan karena harus mengambil bola yang jauh.
karena siswa takut jari-jari tangan terasa sakit dan cidera, padahal jika siswa aktif
melakukan dengan benar dan selalu memperhatikan penjelasan passing atas dari
guru, hal tersebut dapat kita hindari. Selain itu dalam melakukan passing atas tidak
sesuai dengan buku atau teknik dasar. Sebagai seorang guru perlu memberi arahan
yang baik dalam membelajarkan olahraga kepada siswa, apabila guru masih
berlangsung satu arah umummya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi
Agar siswa dapat mengikuti pembelajaran passing atas dengan aktif, senang
dan menarik diperlukan berbagai strategi pembelajaran yang bermutu, menarik dan
inovatif. Mengatasi permasalahan di atas maka butuh model
5
pembelajaran yang dapat memberikan kesan bahwa passing atas pada permainan
bolavoli itu tidaklah sulit serta permainan bolavoli itu menyenangkan. Pendekatan
shootpass (shooting passing atas). Salah satu model pembelajaran yang dapat
digunakan ialah model pembelajaran yang berfokus pada bermain passing atas yang
dimasukkan kedalam ring basket sehingga siswa merasa tertantang untuk bisa
memasukkan bola yang tanpa sengaja juga melatih tangan siswa untuk melakukan
passing atas.
(a) Keaktifan siswa dalam pembelajaran passing atas bolavoli perlu ditingkatkan
(b) Perlunya variasi metode pembelajaran agar siswa tidak takut cidera dan bosan.
monoton.
(d) Pembelajaran passing atas untuk kelas IV di SDN 1 Cineam belum menerapkan
bentuk permainan.
6
passing atas) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran passing
shootpass (shooting passing atas) dalam pembelajaran passing atas pada khususnya.
(a) Pengalaman langsung kepada peserta didik akan peningkatan belajar dengan
passing atas.
7
(c) Karena merasa senang dan gembira, siswa juga melakukan aktivitas tersebut
Secara praktis hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi sumbangan
di Sekolah Dasar.
bolavoli melalui pendekatan bermain shootpass (shooting passing atas) akan dapat
memberikan:
(a) Suatu referensi baru bagi guru pengampu mata pelajaran pendidikan jasmani
(c) Motivasi guru untuk terus berkreasi dan berinovasi dalam meningkatkan proses
pembelajaran.
pembelajaran.
BAB II
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap
telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut
teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output
yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar,
sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak
penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang
dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh
guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan
diukur.
yang relatif tetap sebagai hasil dari proses pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
8
9
didik agar dapat belajar dengan baik. Di sisi lain pembelajaran mempunyai
yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat
belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang
afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses
pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan
kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
proses belajar. Pelaksanaan pembelajaran pada intinya tidak akan pernah lepas dari
berjalan baik bila tidak ada strategi pengelolaan kelasnya tidak diperhatikan.
aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik
dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak
sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pendidikan Jasmani
(a) Ranah kognitif : Kemampuan berpikir yang diwujudkan dalam aktif bertanya,
(c) Ranah afektif : Kekuatan otot, daya tahan otot, kelenturan, dan daya tahan
kardiovaskuler.
(d) Ranah jasmani : Kekuatan otot, daya tahan otot, kelenturan, dan daya tahan
kardiovaskuler.
tujuan pendidikan nasional, dengan cakupan aspek kognitif, afektif, psikomotor dan
membentuk gaya hidup sehat serta aktif sepanjang hayat. KTSP (2007: 1)
penalaran, stabilitas, emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pendidikan nasional”.
jasmani dan psikomotor, namun juga tidak mengabaikan aspek kognitif dan afektif.
Cakupan materi pembelajaran jasmani untuk SD menurut KTSP 2006 ialah: (1)
Permainan dan olahraga, (2) Aktivitas pengembangan, (3) Aktivitas senam, (4)
Aktivitas ritmik, (5) Aktivitas air, (6) Pendidikan luar kelas, dan (7)Kesehatan.
Pembelajaran pendidikan jasmani tidak akan lepas dari yang namanya sarana dan
pendidikan jasmani pada umumnya merupakan sebuah hal yang komplek sehingga
guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif dikelas.
kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada
kinestetik. Hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi
otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental,
dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya. Hal ini sesuai dengan
Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa dalam kegiatan inti
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, krativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
(1) memenuhi kebutuhan anak akan gerak (2) mengenalkan anak pada lingkungan
dan potensi dirinya (3) menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna (4)
kategori, yaitu:
(skillfull).
c. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
14
siswa.
dalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan. Memvoli bola ke udara
dapat menggunakan bagian tubuh mana saja, asalkan perkenaannya harus sempurna
(tidak ganda/double).
kesegaran jasmani, kesehatan statis, dinamis, dan prestasi bagi para pemain.Dengan
bermain voli akan berkembang unsur-unsur daya fikir, kemampuan, dan perasaan.
Disamping itu, kepribadian berkembang dengan baik termasuk self control, disiplin,
rasa kerja sama, dan rasa tanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya.
Tujuan dari permainan bolavoli adalah setiap regu yang bermain berusaha
untuk melewatkan bola secara baik melalui net sampai bola tersebut menyentuh
lantai atau tanah di daerah lawan, dan mencegah agar bola yang dilewatkan tidak
15
menyentuh lantai atau tanah dalam lapangan sendiri. Hal ini biasanya dapat dicapai
lewat kombinasi tiga pukulan yang terdiri dari operan lengan depan pada
yang dimiliki oleh setiap anggota regu dalam melakukan fungsinya masing-masing.
Teknik dasar hendaknya dimiliki oleh setiap pemain bolavoli, guna menunjang
bolavoli adalah cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan
peraturan permainan bolavoli yang berlaku guna mencapai hasil yang optimal.
Passing atas atau overhead volley merupakan unsur yang terpenting dalam
mampu melakukan proses gerak yang sangat rutin dalam passing atas. Menurut
Beutelstahl (2007: 21) overhead volley atau passing atas adalah jenis volley
(suatu pukulan melambungkan bola) yang paling popular. Pemain harus menghadap
kearah tujuan bola sebelum ia mulai melambungkan bola tersebut. Secara umum,
konsekuensi gerakan pada saat melakukan overhead volley terdiri atas tiga tahapan:
16
Fase persiapan. Pemain mempersiapkan diri dengan stance dasar : kedua lutut
ditekuk sedikit, jarak antara kedua kaki kira-kira selebar kedua paha, kaki yang
satu didepan kaki yang lain. Tubuh harus segera mengambil posisi di bawah
bola.Berat badan dibagi merata, bertumpu pada kedua kaki. Tangan ditekuk ke
belakang dari pergelangannya, posisi di atas kepala dan jarinya berbentuk “cup”
ujung jari yang dibebrkan seleber mungkin. Selama melakukan overhead volley,
Untuk mencapai pemahaman teknik dasar passing atas atau overhead volley
dengan baik maka diperlukan latihan yang teratur dan terukur juga harus
memperhatikan kesalahan pada setiap melakukan passing atas untuk introspeksi diri
sehingga dapat menguasai teknik passing atas atau overhead volley dalam
Ada beberapa teknik dasar dalam olahraga bola basket yakni: passing dan
catching, dribbling, shooting, pivot, jump stop, dan rebound. Seorang pemain dalam
usia dini atau dari pemula, mereka harus kuat dalam segi teknik dasar. Tetapi yang
melempar bola kepada teman untuk menciptakan peluang skor bagi tim dan agar
bola berada dalam jangkauan tembakan. Ada beberapa prinsip dalam mengoper
bola yaitu: melihat letak lingkaran ring, mengoper sebelum mendrible, mengetahui,
mengetahui kekuatan dan kelemahan teman dalam tim, waktu operan dipercepat,
menggunkan tipuan, menarik perhatian dan menyerang, operan dengan cepat dan
mengoper jauh dari penjaga, dan mengoper pada rekan penembak yang bebas. Ada
beberapa gerakan dalam melakukan operan yaitu sebagai berikut: operan dada
(overhead pass), operan samping (sidearm pass), operan belakang dan operan
baseball.
18
posisi saat bermain yang dilakukan dengan tangan rileks dengan membentuk tangan
terbuka menangkap bola dan bawalah bola dengan lengan bawah dan tangan
fundamental bolabasket yang sering terabaikan untuk dilatih, sangat penting bagi
Salah satu poin yang harus ditekankan pada pemain adalah bahwa passing
adalah skill yang tercepat dan terbaik untuk mengubah arah serangan. Adapun
(a) Chest Pass atau biasa disebut operan dada adalah jenis passing yang paling
efektif dilakukan pada saat pemain tidak dijaga oleh lawan atau musuh.
(b) Bounce Pass atau operan pantul adalah gerakan passing yang dilakukan agar
bola tersebut.
(c) Overhead Pass atau passing atas adalah passing yang dilakukan dari atas
kepala kearah atas kepala penangkap bola, passing ini efektif dilakukan
(d) Baseball Pass adalah passing yang biasanya digunakan untuk jarak yang jauh
(e) One Hand Push Pass adalah passing yang menggunakan satu tangan dengan
kunci dari passing ini yaitu ketepatan tekukan siku. Tekukan siku ini dapat
(f) Hand Off Pass adalah passing yang dilakukan dengan mendekatkan diri pada
teman yang membawa bola dan mengambil langsung dari tangan teman
tersebut.
(g) Hook Pass adalah passing kaitan atau melempar bola dengan posisi badan
seperti kaitan.
(h) Behind the Back Pass adalah passing yang dilakukan dengan melempar bola
(i) Under Hand Pass adalah passing yang dilemparkan membentuk arah tangan
bola dengan tepat pada posisi quickstance. Prinsipnya yaitu menjemput bola/pivot:
posisi penangkap dengan bergerak dan menghampiri bola terlebih dahulu. Target (2
tangan dan 1 tangan); posisi tangan pada penerima, hands up; posisi tangan penerima
yang mengarah pada pinggul keatas dan ibu jari saling berhadapan.
Hands down; posisi tangan siap menerima bola yang mengarah pada pinggul kebawah
dan posisi ibu jari menghadap keatas. Footwork One-two step; gerakan kaki pada
penerima dengan dua hitungan, dimana salah satu kaki mendarat terlebih dahulu
Jump Stop; gerakan kaki saat menerima bola dengan satu hitungan, dimana kedua kaki
mendarat secara bersamaan dengan kaki sedikit melompat kedepan atau kesamping.
20
mendapatkan angka dari usaha menyerang kearah ring lawan. Terdapat tujuh teknik
dasar tembakan yaitu: Tembakan satu tangan, lemparan bebas, tembakan sambil
keseimbangan, posisi tangan, pensejajaran siku dalam, irama menembak dan gerakan
bolabasket yang paling terkenal dan digemari, karena setiap orang mempunyai naluri
aspek baik dari kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan bermain, anak dapat
dan kreativitas. Bermain sendiri dapat dilakukan siapapun tanpa batasan usia, jadi
dari anak-anak sampai orang tua sebenarnya dapat melakukan permainan atau
bermain. Bermain tidak mengenal kaya maupun miskin, tidak mengenal penguasa
atau yang dikuasai. Semuanya akan senang dengan memainkan salah satu ataupun
pendidikan jasmani yaitu : (1)Bermain bagi anak adalah hidup dan kehidupan;
21
(2)Bermain bagi anak adalah menemui diri; (3)Bermain bagi anak adalah
anak adalah kegembiraan; (7)Bermain bagi anak adalah hubungan atau interaksi
dengan orang lain; (8)Bermain bagi anak adalah keunggulan; (9)Bermain bagi anak
adalah ritmik; (10)Bermain bagi anak adalah anggun; (11)Bermain bagi anak
adalah belajar.
bermain adalah salah satu bentuk dari sebuah pembelajaran jasmani yang dapat
Selain itu dengan mengetahui manfaat bermain, diharapkan guru melahirkan ide
atas) dapat diterapkan dalam proses pembelajaran passing atas yaitu dengan
menggunakan teknik dasar passing atas sehingga siswa termotivasi untuk bisa
memasukkan bola dengan perasaan gembira dan siswa yang bisa memasukkan bola
shootpass
(shooting passing atas) juga melatih tangan siswa untuk melakukan passing atas.
22
(a) Peralatan
2. cone
3. papan skore
3. Permainan dimulai dari tengah lapangan basket dari garis tengah lapangan
basket
lantai.
6. Tugas tiap regu adalah memasukkan bola ke dalam ring sebanyak mungkin
(c) Pelanggaran
Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui
para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat
Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang
sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi seorang pendidik
Dibawah ini beberapa sifat pada masa kelas-kelas tinggi, yakni kelas III-
(1) Ada minat yang konkrit dan praktis, sehingga menimbulkan kecenderungan
(3) Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran-
(4) Sampai kira-kira umur 11, anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya
(5) Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat
(6) Anak pada masa ini gemar membentuk kelompok-kelompok sebaya untuk dapat
bermain bersama-sama, dan pada masa ini tidak tertarik lagi pada
Jadi, dengan sifat-sifat tersebut, diharapkan siswa kelas atas sekolah dasar lebih
tertarik dengan fondasi gerakkan permainan bolavoli mini yang benar. Sehingga
pada saat guru memberikan permainan yang sesuai dengan karakteristik anak
sekolah dasar tersebut, fondasi gerak dasar itu diharapkan sudah terbentuk. Oleh
karena itu, maka sangatlah tepat guru memberikan suatu pendekatan permainan
shootpass (shooting passing atas) pada pembelajaran bolavoli passing atas, yang
diharapkan mampu membuat anak senang dan aktif bergerak sehingga keterampilan
dan penalaran dan mengkomunikasikan ide atau gagasan. Kurikulum KTSP mata
dan kreatif serta kerjasama. Sehingga guru dituntun untuk kreatif dalam
dasarnya memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih, sebab ketika siswa
bermain sebenarnya mereka sedang melakukan latihan. Siswa pada saat bermain
merupakan permainan yang tidak memiliki arah tujuan yang jelas. Namun
adalah sesuatu yang menyenangkan bagi siapa saja. Permainan juga dapat
tercipta. Siswa akan berlomba antar kelompok atau individu untuk memperoleh
dan apa yang miliki untuk memperoleh kemenangan. Akibatnya permainan akan
lebih menarik, dan proses pembelajaran tidak lagi terkesan lama dan menjemukan.
siswa dalam proses pembelajaran. Siswa yang aktif menunjukkan proses belajar
yang baik, karena belajar yang baik adalah belajar yang aktif. Proses pembelajaran
yang berpusat pada teknik atau berpusat pada siswa membuat peranan guru tidak
saat bermain tentu akan lebih membekas dibandingkan hanya dikasih tahu oleh
(shooting passing atas) bila diterapkan dalam pembelajaran passing atas siswa kelas
IV SDN 1 Cineam akan lebih membuat siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran
passing atas.
2.2. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan diatas,
passing atas) akan meningkatkan hasil belajar passing atas pada siswa kelas IV SD
METODE PENELITIAN
Kabupaten Tasikmalaya, yang berjumlah 40 siswa terdiri dari 23 siswa putri dan 17
Waktu penelitian ini dimulai dari tanggal 15 Mei 2014 dan tanggal 22 Mei
2014
Tasikmalaya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2014 pada kelas IV SD
Negeri 1 Cineam.
penelitian tindakan kelas yang lazim kita kenal dengan Classrooom Action
27
28
meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang atau peneliti yang dapat diamati''. Metode penelitian kualitatif menurut
(e) Lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang berasal
dari data
(f) Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka
(h) Menghendaki ditetapkannya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang
(j) Menyusun desain secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan
29
belajar mengajar karena yang dijadikan objek penelitian di dalam kegiatan belajar
mengajar adalah siswa. Adapun peneliti adalah sebagai orang yang mengumpulkan
data objek yang dijadikan alat pengumpul data utama. Menurut Moleong (2004)
(a) Metode Kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda.
(b) Metode Kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti
dan responden.
(c) Metode Kualitatif lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak
Hal ini sesuai dengan kriteria penelitian tindakan kelas yaitu : “masalah penelitian
(Suyanto, 1997:5).
Taggart (dalam Wiraatmadja, 2005:66). Dengan sistem model spiral refleksi dari
siklus yang akan dilaksanakan dalam dua atau tiga siklus (tergantung keberhasilan).
DESAIN PENELITIAN
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
membicarakan tentang pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan
disampaikan.
31
(a) Mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah SDN 1 Cineam untuk
mengadakan penelitian.
pembelajaran.
(g) Menyusun lembaran observasi bagi guru dan siswa untuk melakukan
rancangan yang kemudian akan diikuti dengan kegiatan nonbesevasi dan refleksi.
Dalam penelitian ini dilakukan tiga siklus dimana siklus sebelumnya yang akan
Observasi adalah pada saat proses diterapkan tindakan, yaitu saat tindakan
baik kinerja guru maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
tentang tindakan yang akan dilakukan di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti
menuliskan data yang diperoleh pada lembar observasi kenerja guru dan aktivitas
sudah terjadi. Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan (siklus 1, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
melakukan evaluasi (dilakukan antara guru, penelitim dan pihak lain yang terkait)
Tolok ukur atau kriteria keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari dua
sisi, yaitu dari sisi proses dan dari sisi hasil. Dari sisi proses, keberhasilan penelitian
pemecahan masalah pembelajaran dapat dilihat dari adanya perubahan tingkah laku
belajar siswa yang relevan atau yang positif secara signifikan, seperti meningkatnya
prestasi hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa secara signifikan sesuai
dengan acuan yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Prinsip penilaian yang
diterapkan di sini sedapat mungkin mengacu pada Penilaian Berbasis Kelas atau
Berbasis Peserta Didik, artinya penilaian dilakukan sepenuhnya oleh guru terhadap
seluruh aspek dan proses kegiatan belajar siswa dengan isntrumen penilaian yang
Oleh karena itu Pedoman acuan penilaian yang ditentukan dalam penelitian ini
untuk mengukur kemajuan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa ditetapkan
akhir tindakan penelitian (siklus), seluruh siswa telah berhasil mencapai batas
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran
Penjasorkes, yang dalam hal ini adalah sebesar 75 poin. Atau secara prosentase,
peningkatan sebesar 10% dari hasil belajar sebelumnya. Dan dengan begitu berarti
ini dimaksudkan supaya pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
c. Penulis merancang alat evaluasi (test praktek) untuk mengetahui siswa dalam
Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 Mei 2014 dengan alokasi
34
35
1. 51 - 60 0
2. 61 - 70 0
3. 71 - 80 38
4. 81 - 90 2
5. 91 < 0
Jumlah 40
Pada tabel 1 dapat dilihat hasil siklus I, menunjukkan bahwa dari 40 siswa yang
mendapat nilai akhir antara 71-80 sebanyak 38 siswa, sedangkan nilai 81 keatas
hanya 2 siswa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini peneliti sajikan dengan gambar
1 Psikomotor 74%
2 Afektif 74%
3 Kognitif 78%
Rata-rata 75%
78%
77%
76%
Psikomotor
75%
Afektif
74%
Kognitif
73%
72
%
Siklus I
Dari tabel dan grafik di atas nilai pada siklus I rata-rata nilai psikomotor meningkat
dari 72% menjadi 74%, rata-rata nilai afektif meningkat dari 65% menjadi 74%
a. Siswa tidak dapat melaksanakan dengan baik dari tugas yang diberikan oleh
guru.
c. Pada waktu siswa melakukan tugas praktek kurang serius sehingga hasilnya
kurang baik.
d. Beberapa siswa masih mendapat nilai di bawah KKM yang ditentukan yaitu
75.
e. Hasil test praktek yang dilaksanakan dua kali pertemuan kurang memuaskan
(terlampir).
Tetapi berdasarkan nilai KKM yaitu 75 maka berikut adalah tabel ketuntasan pada
siklus I sesuai dengan nilai yang terlampir. Ada 55% siswa yang sudah tuntas pada
22 18
Ketuntasan Siklus I
55%
60%
50%
45%
40
%
30
%
20
%
10
%
0
%
Tuntas
Belum Tuntas
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini masih tetap melaksanakan tindakan seperti
pada siklus I yaitu menggunakan permainan shootpass. Pada siklus II juga perlu
dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan tindakan dalam
c. Penulis merancang alat evaluasi atau test praktek untuk mengetahui kemajuan
siswa dalam memahami materi yang diberikan. Hasil test praktek sangat
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 Mei 2014 dengan alokasi waktu
1. 51 - 60 0
2. 61 - 70 0
3. 71 - 80 36
4. 81 - 90 4
5. 91 < 0
Jumlah 40
Pada tabel 1 dapat dilihat hasil siklus II, menunjukkan bahwa dari 40 siswa yang
mendapat nilai akhir antara 71-80 sebanyak 36 siswa, sedangkan nilai 81 keatas
hanya 4 siswa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini peneliti sajikan dengan gambar
Jumlah siswa
40
30
20 Jumlah
siswa
10
0
51-60 61-70 71-80 81-90 91<
1 Psikomotor 76%
2 Afektif 74%
3 Kognitif 81%
Rata-rata 77%
82%
80%
78%
Psikomotor
76%
Afektif
74%
Kognitif
72%
70
%
Siklus II
siklus II sesuai dengan nilai yang terlampir. Ada 83% siswa yang sudah tuntas pada
Siswa 33 7
Ketuntasan Siklus II
100%
83%
80%
60
%
40
%
20
% 17%
0
%
Tuntas
Belum Tuntas
Grafik 4.6. Ketuntasan Siklus II
pengamatan.
e. Siswa dapat mengerjakan test praktek dengan baik dan hasilnya sangat
memuaskan (terlampir).
Hasil Observasi
No Aspek
Siklus I Siklus II
82%
80%
78%
76 Psikomot
% or
74 Afektif
%
Kognitif
72%
70%
Siklus I
Siklus II
44
Dilihat dari hasil perbandingan antar siklus diatas dapat simpulkan bahwa
passing atas pada siswa SDN 1 Cineam. Hal ini dilahat dari perolehan rata-rata
siklus I dengan nilai 75% dan siklus II dengan nilai 77%. Sedangkan ketuntasan
juga meningkat dari siklus I ada 55% anak yang tuntas dan siklus II anak yang
tuntas mencapai 83%. Dapat kita lihat dari tabel dan grafik dibawh ini.
90%
80%
70%
60%
50%
Tunta
40% s
30% Belum
Tuntas
20%
10%
0%
4.2. Pembahasan
Setelah diadakan penelitian dengan tahapan per siklus yang dapat kita lihat
di atas bahwa berdasarkan tabel analisis nilai rata-rata siklus II terjadi peningkatan
yang awalnya pada siklus I rata-rata 75 pada siklus II 77, prosentase ketuntasan
pada siklus I 55% pada siklus II 83%, nilai tertinggi 83 dan terendah 74 sesuai
dengan KKM adalah 75 meskipun dalam penelitian ini masih ada 7 anak yang
nilainya belum tuntas. Peningkatan ini terjadi karena siswa selama proses
pembelajaran dan siswa selalu bekerjasama dan berusaha menaati peraturan yang
nilai 80 Hal ini disebabkan guru masih kurang maksimal dalam proses pembelajaran
siswa serta guru belum sepenuhnya mengawasi dan membimbing siswa selain itu
dalam pengelolaan waktu juga belum efektif terbukti dalam kegiatan inti pada
yang belum tercapai dalam siklus I. Oleh sebab itu dari hasil tiap siklus terjadi
Dengan hasil ini peneliti menetapkan bahwa penelitian ini telah mencapai indikator
kebehasilan sehingga berakhir sampai siklus II dan tidak dilanjutkan pada siklus
berikutnya
46
dapat meningkatkan hasil belajar passing atas pada siswa kelas IV SD Negeri 1
5.1. Simpulan
passing atas pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Cineam. Hal tersebut dibuktikan
dengan indikator keberhasilan peningkatan hasil belajar siswa, yaitu hasil nilai rata-
rata satu kelas dapat mencapai lebih dari atau sama dengan nilai KKM (75) yaitu 77
walaupun jika dilihat dari ketuntasan individu belum dikatakan berhasil karena dari
40 siswa masih ada yang belum mencapai KKM (Belum Tuntas) ada 7 siswa
sedangkan yang sudah mencapai KKM (Tuntas) ada 33 siswa. Selain hasil belajar,
1. Aspek Kognitif
Pada siklus pertama rata-rata nilai kognitif mencapai 75% sedangkan pada
2. Aspek Psikomotor
Pada siklus pertama rata-rata nilai psikomotor mencapai 74% sedangkan pada
47
48
3. Aspek Afektif
Pada siklus pertama rata-rata nilai afektif mencapai 74% sedangkan pada
lebih dari 75%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran passing atas
5.2. Saran
giliran.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Abdi Guru. (2007). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Cineam:
Erlangga
http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_voli
http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajara
n
http://penjasorkes-zone.blogspot.com/2011/12/tujuan-pendidikan-jasmani.html
http://mirdapauweni.blogspot.com/2012/03/permainan-basket-taki.html
http://pikmen.blogspot.com/
51
SIKLUS I
A. Indikator
Melambung-lambungkan bolavoli dengan dua tangan
Melakukan gerakan passing atas.
Melakukan passing atas berpasangan
Melakukan passing atas berkelompok
Melakukan permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi
B. Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat melakukan passing atas dengan baik
Siswa dapat melakukan dan memahami permainan shootpass
D. Metode Pembelajaran:
Ceramah
Demonstrasi
Praktek
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal:
passing atas
Skala Penilaian
Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5
1. Sikap awal badan
2. Pandangan mata
4. Perkenaan bola
Jumlah
kriteria :
3 = Sedang
Skala Penilaian
NO Sikap yang Dinilai
1 2 3 4 5
5 Berani bertanya
Jumlah
Skor Maksimal : 25
kriteria :
3 = Sedang
Kualitas
1 2 3 4 5
bolavoli?
passing atas?
bawah?
permainan bolavoli?
JUMLAH
kriteria :
3 = Sedang
Rekapitulasi Penilaian
Nilai Rata-rata
Gagasan Permainan
Dua regu saling berhadapan di dalam lapangan basket. Bola dioperkan dengan
cara passing atas dengan tujuan memasukkan bola ke dalam ring. Yang menjadi
- Peralatan : bolavoli no. 4 tipe bola soft, cone dan papan score.
- Peraturan :
Tugas tiap regu adalah memasukkan bola ke dalm ring sebanyak mungkin.
Permainan dimulai dari tengah lapangan basket dari garis tengah lapangan
basket.
Saat permainan dimulai bola bola boleh dipegang dan dioperkan ketemannya
- Pelanggaran :
Kelas / Semester : IV / 2
TUNTAS / TDK
Mata Pelajaran : Penjasorkes TUNTAS
Tanggal : 15 Mei 2014
78
Waktu : 07.00 – 09.00
SKALA
PENILAIAN
NO INDIKATOR
1 2 3 4 5
PSIKOMOTOR
2 Pandangan mata √
4 Perkenaan bola √
melengkung (parabola)
AFEKTIF
5 Berani bertanya √
KOGNITIF
permainan bolavoli?
bawah?
permainan bolavoli?
kriteria :
3 = Sedang
Kegiatan Pemanasan
Kegiatan Inti
63
64
65
66
\
67
68
Kegiatan Penutup
69
SIKLUS II
A. Indikator:
Melambung-lambungkan bolavoli dengan dua tangan
Melakukan gerakan passing atas.
Melakukan passing atas berpasangan
Melakukan passing atas berkelompok
Melakukan permainan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi
B. Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat melakukan passing atas dengan baik
Siswa dapat melakukan dan memahami permainan shootpass
D. Metode Pembelajaran:
Ceramah
Demonstrasi
Praktek
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal:
Kegiatan Penutup
passing atas
Peluit
Kapur line/tali/cone
Skala Penilaian
Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5
2. Pandangan mata
4. Perkenaan bola
Jumlah
kriteria :
3 = Sedang
Skala Penilaian
NO Sikap yang Dinilai
1 2 3 4 5
5 Berani bertanya
Jumlah
Skor Maksimal : 25
kriteria :
3 = Sedang
Kualitas
1 2 3 4 5
bolavoli?
passing atas?
bawah?
permainan bolavoli?
JUMLAH
kriteria :
3 = Sedang
Rekapitulasi Penilaian
1.
2.
3.
4.
5.
Nilai Rata-rata
Gagasan Permainan
Dua regu saling berhadapan di dalam lapangan basket. Bola dioperkan dengan cara
passing atas dengan tujuan memasukkan bola ke dalam ring. Yang menjadi ring
- Peralatan : bolavoli no. 4 tipe bola soft, cone dan papan score.
- Peraturan :
Tugas tiap regu adalah memasukkan bola ke dalm ring sebanyak mungkin.
- Pelanggaran :
Kelas / Semester : IV / 2
TUNTAS / TDK
Mata Pelajaran : Penjasorkes TUNTAS
Tanggal : 22 Mei 2014
83
Waktu : 07.00 – 09.00
SKALA
PENILAIAN
NO INDIKATOR
1 2 3 4 5
PSIKOMOTOR
2 Pandangan mata √
4 Perkenaan bola √
melengkung (parabola)
5 Berani bertanya √
KOGNITIF
permainan bolavoli?
bawah?
permainan bolavoli?
kriteria :
3 = Sedang
83 3 + 80 1 + (85 2)
Nilai Akhir
= = 83
6