Anda di halaman 1dari 19

MODUL AJAR

AKTIVITAS SENAM

INFORMASI UMUM

I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : David Yulius, S.Pd
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 IV Koto
Mata Pelajaran : PJOK
Kelas / Fase : X (Sepuluh) - E
Pokok Bahasan : Aktivitas Senam (Senam Lantai dan senam Alat)
Sub Pokok Bahasan : Baling-Baling, Guling depan-Kop kip, Lompat, Guling
Depan
Prediksi Alokasi Waktu : 3 Kali Pertemuan ( 9 JP )
Tahun Penyusunan : 2023

II. KOMPETENSI AWAL


Peserta didik telah dapat menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan kombinasi pola
gerak dominan (bertumpu, bergantung, keseimbangan, berpindah/lokomotor, tolakan, putaran,
ayunan, melayang, dan mendarat) untuk membentuk keterampilan dasar senam menggunakan
alat sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki.

III. PROFIL PELAJAR PANCASILA


1. Membangun tim dan mengelola kerjasama (Elemen Kolaborasi, sub elemen: Kerjasama).
2. Mengidentifikasi kekuatan dan tantangan-tantangan (Elemen Pemahaman Diri, sub
elemen: Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi).

IV. SARANA DAN PRASARANA


 Lapangan olahraga atau halaman sekolah (ruangan kelas).
 Matras senam atau sejenisnya.
 Peluit dan stopwatch.

V. TARGET PESERTA DIDIK


Target Peserta Didik pada Modul Ajar ini adalah Peserta Didik Reguler/Tipikal

VI. MODEL PEMBELAJARAN


Model Pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Tatap Muka
KOMPONEN INTI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam unit pembelajaran ini guru mengarahkan agar siswa menguasai berbagai materi yang
diajarkan untuk mengembangkan:
1. Berbagai gerak dasar dan teknik dasar senam lantai dan senam alat sebagai bagian dari
aspek penguasaan keterampilan motorik. Adapun materi yang dipelajari siswa meliputi
keterampilan balingbaling dan variasi, kombinasi guling depan dan kop kip, dan lompat
guling depan pada kuda-kuda lompat.
2. Berbagai konsep teoritis dari keterampilan senam, konsep Pola Gerak Dominan dan
mekanika gerak yang mendasarinya, serta konsep pengembangan keterampilan berbasis
perluasan penerapannya.
3. Berbagai konsep dasar pengembangan kebugaran untuk meraih kesehatan, yang didasari
oleh prinsip-prinsip pengembangan kapasitas fisik seperti prinsip FITT (frequency,
intensity, time, type) melalui keterampilan senam. Dalam elemen ini pun, siswa diarahkan
untuk menyadari bakat dan kelebihan serta kekurangannya, dan siswa mampu
menghubungkan kelebihan dan kekurangan tersebut dalam manfaatnya secara fisik dan
kesehatan.
4. Karakter positif yang meliputi tanggung jawab pribadi, jujur, disiplin, patuh dan taat pada
aturan, menghormati diri sendiri dan orang lain serta pengembangan tanggung jawab sosial
seperti toleransi, peduli, empati, respek, gotong-royong, dan lain-lain. Secara khusus, siswa
diarahkan untuk mengembangkan dimensi kemandirian dari Profil Pelajar Pancasila, pada
elemen kolaborasi dan sub elemen kerjasama, yaitu kompetensi “membangun tim dan
mengelola kerjasama untuk mencapai tujuan bersama sesuai dengan target yang sudah
ditentukan.
5. Internasilasi nilai-nilai pribadi dan sosial dari elemen gerak sehingga siswa menyenangi
aktivitas jasmani, terbiasa dan bersikap positif terhadap tantangan gerak dan beban fisik,
membangun keriangan dan ketekunan serta tidak mudah menyerah dan menikmati secara
emosional proses interaksi secara sosial.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Kemampuan siswa memahami dan memprediksi konsekuensi emosi dan pengekspresiannya
yang pantas di hadapan yang lain merupakan langkah mengelola emosi dalam pelaksanaan
belajar. Berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang sama dapat membantu siswa
mengembangkan kesehatan mental yang baik, memperkuat kesiapan dan kemampuan belajar
siswa. Tidak kalah pentingnya, interaksi sosial yang positif mendukung terciptanya lingkungan
belajar yang kondusif yang pada akhirnya mendukung peningkatan hasil belajar siswa.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Hari ini Bapak akan meminta kalian semua belajar Senam. Apakah kalian pernah belajar
senam ketika di SMP, dulu?
2. Yang sudah pernah belajar, apakah kalian masih ingat, gerakan apa saja yang pernah kalian
pelajari?
3. Dapatkah kalian mengidentifikasi, jika dilihat dari jenis gerakannya, gerakan-gerakan yang
ada dalam senam itu dapat dikelom- pokkan dalam pola gerakan apa saja? Lalu pertanyaan
dapat diarahkan pada aspek yang sifatnya khusus, misalnya:
4. Apakah kalian pernah mempraktikkan gerakan baling-baling dan Kop kip? Apakah kalian
pernah mecoba lompatan kangkang dan jongkok pada kuda lompat? Apa saja teknik dasar
yang harus kalian pelajari dalam nomor-nomor tersebut? Apakah menurut kalian fungsi
dari masing-masing teknik dasar tersebut? Coba siapa yang dapat menjelaskan, mengapa
kita perlu menguasai teknik dasar dan pola gerak dominannya terlebih dahulu agar dapat
melakukan nomor-nomor tersebut?

D. PERSIAPAN PEMBELAJARAN
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran antara lain
sebagai berikut:
a. Membaca kembali Modul Ajar yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
b. Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan aktivitas keterampilan gerak
senam.
c. Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:
1) Lapangan olahraga atau halaman sekolah (ruangan kelas).
2) Matras senam lantai atau sejenisnya.
3) Peluit dan stopwatch.
4) Lembar kerja (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator tugas gerak.

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KE-1
BALING-BALING (CARTWHEEL)
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusan dalam satuan
pendidikan.

Kegiatan Inti (60 Menit)


(a) PGD Bertumpu Lengan
Di bawah ini adalah tugas Pola Gerak Dominan tumpuan lengan di mana siswa harus
melakukan gerak bertumpu dalam macam-macam posisi. Guru bisa menyatakan tugasnya
dengan instruksi: “Lakukan berbagai gerak bertumpu dengan dua tangan yang menyebabkan
tubuh dapat terangkat dengan kedua kaki terangkat dari tanah.
(1) Gerak Bertumpu dengan lengan berjalan maju dan mundur de-ngan kedua kaki
bertumpu di permukaan alat yang lebih tinggi (lakukan beberapa kali)

Gerakan awal
(2) Dari posisi berjongkok dengan kedua tangan menyentuh lantai, angkatlah kedua
kaki sehingga kedua kaki berada di udara dengan lutut bengkok, dan tubuh berubah
arah menghadapnya.
Gerakan lanjutan
(3) Dari posisi berdiri menghadap tembok, lakukan handstand untuk bersandar ke
tembok. Penekanannya adalah agar siswa mengalami peristiwa kedua lengannya
bertumpu di lantai dengan menahan/menumpu berat tubuhnya sendiri.

Gerakan handstand
(b) Kegiatan orientasi khusus ke gerakan baling-baling:
 Melewati bangku dengan berbagai sikap kaki.

Gerakan Melewati bangku


 Melewati tali

Melewati tali
 Baling-baling ke tempat rendah

Gerakan Baling-baling
 Baling-baling dalam lingkaran
Kaki berdiri di atas garis lingkaran menghadap ke dalam. Ketika sampai ke posisi akhir,
kaki masih di atas garis dan badan tetap menghadap ke dalam lingkaran. Jika baling-baling
dalam lingkaran ini dikuasai, lingkarannya secara bertahap diperbesar, hingga akhirnya
baling-baling bisa dilakukan dalam garis lurus.

Gerakan dalam lingkaran


(c) Menghaluskan Teknik Baling-Baling
1) Mengembangkan jarak jangkauan lengan
Jarak antara kaki depan dengan penempatan tangan pertama ditingkatkan dengan
menempatkan rintangan. Jarak jangkauan yang jauh lebih disarankan.
2) Baling-baling ke bawah dari tempat yang lebih tinggi
Kegiatan ini mendorong atau memaksa jangkauan yang panjang. Tanda di lantai dengan
kapur dapat digunakan untuk memberikan umpan balik pada siswa.

Gerakan baling-baling ke bawah


3) Baling-baling menghadap matras
Mendorong anak agar mampu menjaga tubuhnya tetap dalam satu garis gerakan. Untuk
guru, hal ini mempermudah untuk membedakan antara gerakan yang masih bengkok dan
yang sudah lurus.

Gerakan menghadap matras


4) Baling-baling membelakangi matras
Tujuannya sama dengan kegiatan di atas.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dan diakhiri dengan berdoa.

PERTEMUAN KE-2
GULING DEPAN KOP-KIP
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai denganProfil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusandalam satuan
pendidikan.

Kegiatan Inti (60 Menit)


Pembelajaran Lenting Kepala
(a) PGD Tolakan dan Pendaratan
1) PGD Tolakan, dilakukan berulang-ulang, dari kecepatan dan jarak awalan yang berbeda.
Jika tersedia, menolaklah di papan tolak.
(a) Tolakan kedua kaki.

Tolakan kedua kaki


(b) Tolakan satu kaki.

Tolakan satu kaki


(c) Tolakan kedua tangan.
Tolakan kedua tangan

Mekanika Tolakan
Untuk bisa memindahkan titik berat tubuh secara cepat, suatu daya harus dikerahkan pada
tubuh. Daya tersebut dapat merupakan hasil dari usaha internal seperti kontraksi otot atau bisa
juga berasal dari dorongan luar (external) seperti dari papan tolak, palang, atau kekenyalan
lantai. Semua daya itu harus:
(a) cukup besaran atau luasnya;
(b) dalam arah yang diinginkan; dan
(c) disalurkan ke tubuh yang keras dan kaku.

2) PGD Pendaratan, dilakukan berulang-ulang, dari alat dan ketinggian yang berbeda.
(a) Pendaratan Kedua Kaki

Pendarata kedua kaki


(b) Pendaratan Kedua Tangan

Pendaratan kedua tangan


(c) Pendaratan dengan Punggung Rata

Pendaratan punggung
Mekanika Pendaratan
Terdapat dua prinsip mekanik yang menentukan semua bentuk pendaratan yang harus difahami
oleh setiap pelatih/ guru dan para peserta, yaitu:
1. Momentum dari setiap pendaratan harus diserap dalam periode waktu selama mungkin
2. Momentum setiap pendaratan harus diserap dengan menggunakan sebesar mungkin bagian
tubuh ( permukaannya )yang terlibat.
(b) Pembelajaran Lenting Tengkuk dan Lenting Kepala (Neck/Head Spring)

Kegiatan orientasi khusus ke gerakan


Untuk melatih kedua keterampilan di atas, diperlukan langkah-langkah pembelajaran yang
hampir sama, yaitu dimulai dengan latihan orientasi untuk membiasakan badan melenting lewat
tenaga lecutan kaki. Hal ini bisa dilakukan dalam banyak cara, seperti terlihat pada gambar
berikut.
Beberapa gerakan orientasi Lenting Kepala
a) Dengan bantuan kawan naik ke posisi hand stand.

Gerakan handstand dengan bantuan


b) Melenting berdiri dari posisi duduk bersandar.
c) Dengan bantuan dua orang kawan melakukan latihan lentingan berdiri,

Lenting dengan bantuan


d) Dari posisi yang lebih tinggi mendarat di tempat yang lebih rendah.

Lenting dari tempat lebih tinggi

Untuk membantu kelancaran latihan keterampilan lenting tengkuk dan kepala, dapat diberikan
bantuan dengan cara yang tepat, baik dalam hal pegangannya maupun bantuan dorongannya.
Bantuan lenting
(c) Pembelajaran Rangkaian Gerakan
Berguling ke depan dilanjutkan Lenting Tengkuk/Kepala. Latihan ini dilakukan setelah
keterampilan lenting tengkuk/ kepala sudah dikuasai dengan baik. Pada prakteknya,
perangkaian gerakan berguling dengan lenting tengkuk/kepala akan memberikan momentum
yang lebih besar, sehingga untuk orang tertentu akan lebi menyempurnakan gerakan
lentingnya.
Pelaksanaannya adalah, lakukan roll depan dengan cepat. Ketika posisi akhir roll tercapai,
lanjutkan gerakan ke depan dengan memberikan loncatan agak ke depan. Saat tangan dan
kepala menumpu, segera lecutkan kaki dan mendarat dengan kedua kaki.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dandiakhiri dengan berdoa.

PERTEMUAN KE-3
LOMPAT GULING DEPAN (KUDA LOMPAT)
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Doa; absensi; menyampaikan tujuanpembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai denganProfil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusandalam satuan
pendidikan.

Kegiatan Inti (60 Menit)


1. Latihan Awalan Tolakan Dua Kaki (hurdling)
Bagian yang cukup sulit dilakukan oleh pemula adalah melakukan teknik tolakan dengan kedua
kaki. Gerakan tersebut pada dasarnya memerlukan koordinasi gerak yang tinggi, sehingga
banyak menyulitkan para pelompat pemula. Oleh karena itu, perlu kiranya gerakan ini dilatih
secara khusus agar memberikan hasil yang baik pada lompatan secara keseluruhan.
Pelaksanaan latihan awal tolakan ini akan dilakukan secara bertahap dan karena itu alat yang
diperlukan pun akan berada pada setiap tahapnya:
a. Tahap pertama
Yang diperlukan adalah sebuah bola. Pelompat berdiri kira-kira tiga langkah di belakang bola
yang diletakkan di lantai. Jika tidak kidal, majulah sebanyak tiga langkah, dimulai dengan kaki
kiri. Ketika kaki kiri melangkah lagi pada langkah ketiga, cobalah menolak dengan kaki ini
untuk melompati bola yang tersimpan di depan pelompat. Mendaratlah dengan dua kaki.
Jika latihan gerakan ini sudah bisa dilakukan dengan lancar, tambahkan pada latihan di atas
saat menolakkan dua kaki dan melayang tinggi dengan badan ditegangkan, kedua lengan
diangkat lurus, dan mendarat kembali dengan dua kaki.

Gerakan lengkap lenting kepala


Lakukanlah berulang-ulang hingga gerakan tersebut dapat dikuasai dengan baik. Kemudian
pelan-pelan, jauhkan jarak awalannya, dari tiga langkah menjadi lima langkah, tujuh langkah,
dst, dengan kecepatan awalan yang meningkat.

b. Tahap kedua
Alat yang diperlukan adalah bola, papan tolak, dan matras pendaratan. Proses latihan seperti
tahap satu, dengan melakukan tolakan dua kaki pada papan tolak. Karena penggunaan papan
tolak, ditambah kecepatan awalan yang makin tinggi, layangan yang dihasilkan akan lebih
tinggi dan jauh lagi. Oleh karena itu, pada tahap ini diperlukan adanya matras untuk mendarat.
Lakukan latihan berulang-ulang sehingga koordinasi terkuasai dengan baik.

c. Tahap ketiga
Alat yang diperlukan bola, papan tolak, matras pendaratan, dan peti lompat. Proses latihannya
seperti tahap kedua, dengan menempatkan peti lompat di antara papan tolak dan matras
pendaratan. Peti lompat tersebut diletakkan secara melintang. Pelompat harus melompat di
papan tolak dan segera menempatkan diri di peti lompat.

Latihan dengan bantuan peti lompat


Pada tahap ketiga ini, pelaksanaannya memerlukan pertolongan guru atau teman, yang
bertindak untuk membantu menguasai keseimbangan selama di atas peti lompat. Adapun cara
menolongnya adalah dengan cara memegang kedua lengan atas dari arah depan pelompat.
seperti terlihat pada gambar berikut.
Latihan dengan bantuan

2. Latihan Cara Mengambil Awalan


Latihan ini dimaksudkan untuk mempercepat pelaksanaan awalan agar momentum horizontal
yang dihasilkan menjadi lebih besar. Latihan ini tentu saja adalah latihan teknik lari sprint, agar
memperoleh peningkatan dalam kecepatan. Semakin cepat lari awalan yang dilakukan, semain
besar momentum yang dihasilkan. Dengan demikian, hal itu akan memberikan dorongan yang
kuat pada tolakan dan layangan ke depan.

3. Latihan Cara Meletakkan Tengkuk di atas Peti


Latihan ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, tapi di sini, cukup digambarkan dua cara yang
sederhana.
a. Latihan di lantai, dari sikap tumpu lengan depan, naikkan panggul dan dengan tetap
bertumpu pada lengan, buat gerakan menyimpan tengkuk di peti dan lanjutkan gerak
guling depan di peti tersebut. Cara meletakkan tengkuk di atas peti lompat
b. Perbanyak latihan-latihan orientasi di berbagai tempat. Perhatikan gambar 10.12 berikut
ini.

4. Pembelajaran Lompat Guling Depan Keseluruhan.


Setelah siswa mencoba gerakan orientasinya di setiap tahap secara berulang-ulang, tiba saatnya
siswa melakukan gerakan lompatan yang sesungguhnya. Di awali dari jarak awalan yang
memadai, siswa berlari dan menolakkan kedua kakinya di papan tolak, melayang dan
mengguling di peti lompat, dan mendarat di matar pendaratan dengan kedua kaki.
Meskipun peristiwa pendaratannya tidak memberi benturan keras, tetapi siswa tetap belajar
mendarat dengan ujung kaki dengan lutut dibengkokkan untuk menyerap berat tubuh. Di
samping untuk mencegah terjadinya cedera lutut yang parah, membengkokkan lutut pada saat
mendarat juga berfungsi sebagai penjaga keseimbangan.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dan diakhiri dengan berdoa.

V. ASESMEN PEMBELAJARAN
1. Asesmen Sikap
Asesmen sikap didasarkan pada hasil refleksi sikap peserta didik dan pengamatan guru
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dilakukan pada proses pembelajaran di
setiap aktivitas pembelajaran.

2. Asesmen Pengetahuan
Teknik Bentuk Contoh Instrumen Kriteria Asesmen
Tes Tulis Pilihan 1. Menggelundung ke belakang, posisi Jawaban benar
ganda badan tetap harus membulat yaitu kaki mendapatkan skor 1
dengan 4 dilipat, lutut tetap melekat di dada, dan salah 0.
opsi kepala ditundukkan sampai dagu
menempel di dada dinamakan . . . .
A. guling lenting
B. meroda
C. guling ke depan
D. guling ke belakang
E. kayang
Kunci: D. guling ke belakang.
Uraian 1. Jelaskan cara melakukan gerak Mendapatkan skor;
tertutup dominan guling ke depan senam. 4, jika seluruh
urutan dituliskan
Kunci: dengan benar
dan isi benar.
1) Sikap permulaan berjongkok
menghadap arah gerakan. 3, jika urutan
dituliskan salah
2) Kedua telapak tangan diletakkan di
tetapi isi benar.
atas matras.
2, jika sebagian
3) Angkat pinggul ke atas hingga
urutan dituliskan
kedua kaki lurus.
dengan benar
4) Masukkan kepala di antara kedua dan sebagian isi
lengan hingga pundak menempel benar.
matras.
1, jika urutan
5) Gulingkan badan ke depan hingga dituliskan salah
bagian badan mulai dari tengkuk, dan sebagian
punggung, pinggang dan panggul besar isi salah.
bagian belakang menyentuh matras.

3. Asesmen Keterampilan
a. Tes kinerja aktivitas gerak spesifik lari jarak pendek.
1) Butir Tes
Lakukan aktivitas keterampilan gerak rangkaian gerakan guling ke depan dan
guling belakang senam lantai senam. Unsur-unsur yang dinilai adalah
kesempurnaan melakukan gerakan (asesmen proses) dan ketepatan melakukan
gerakan (asesmen produk).
2) Petunjuk Asesmen
Berikan (angka) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik
menunjukkan atau menampilkan gerak yang diharapkan.
3) Rubrik Asesmen Keterampilan Gerak
Contoh lembar asesmen proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik
satu lembar asesmen).

Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................
Indikator Ya Tidak
No Uraian Gerak
Esensial (1) (0)
1. Posisi dan Sikap a. Kaki
Awal
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
2. Pelaksanaan Gerak a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
3. Posisi dan Sikap a. Kaki
Akhir
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
Perolehan/Skor maksimum X 100% = Skor Akhir

4) Pedoman penskoran
a) Pedoman penskoran
(1) Sikap gerakan awal
Skor Baik jika:
(a) sikap berdiri tegak. (b)
kedua lengan lurus.
(c) tumpukan kedua tangan di lantai selebar bahu.
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.
(2) Sikap gerakan pelaksanaan
Skor Baik jika:
(a) dari sikap jongkok masukkan kepala diantara dua tangan. (b)
dorong bahu hingga menyentuh lantai.
(c) dilanjutkan dengan berguling ke depan.
(d) pada saat kaki berada di atas, kedua tangan memeluk lutut. Skor
Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap posisi badan
Skor Baik jika:
(a) badan condong ke depan.
(b) posisi kedua tangan berada di depan. (c)
berjongkok menghadap ke depan.
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.
b) Pengolahan skor
Skor maksimum: 10
Skor perolehan peserta didik: SP
Nilai keterampilan yang diperoleh peserta didik: SP/10

5) Lembar pengamatan asesmen hasil keterampilan gerak rangkaian gerakan guling ke depan
dan belakang senam lantai.
a) Asesmen hasil keterampilan gerak rangkaian gerakan guling ke depan dan belakang
senam
(1) Tahap pelaksanaan pengukuran
Asesmen hasil/produk keterampilan gerak senam yang dilakukan peserta didik
memperagakan keterampilan gerak rangkaian gerakan guling ke depan dan
belakang senam dengan cara:
(a) Mula-mula peserta didik berdiri dibelakang matras.
(b) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai” peserta didik mulai
melakukan keterampilan gerak rangkaian gerakan guling ke depan dan
belakang senam.
(c) Petugas menilai ketepatan melakukan gerakan yang dilakukan oleh peserta
didik.
(d) Ketepatan gerakan yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan
dihitung untuk diberikan skor.
(2) Konversi ketepatan dan kecepatan melakukan gerakan dengan skor
Kriteria
No. Jenis Gerakan
Pengskoran
1. Gerakan awalan berguling 3
2. Sikap badan bulat saat berguling 3
3. Kedua kaki ditekuk dengan kedua tangan 3
4. Posisi akhir kedua lengan sejajar di depan badan 3
5. Menjaga keseimbangan 3
Jumlah Skor Maksimal 15

VI. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Pengayaan:
Perluasan Gerakan Baling-Baling
1) Mencoba baling-baling ke kedua sisi bergantian.
2) Baling-baling lompat melewati rintangan
3) Baling-baling pada satu tangan
a. bertumpu dengan tangan terdekat.
b. Bertumpu dengan tangan terjauh
4) Awalan langkah panjang diikuti baling-baling

Gerakan 3 dan 4

5) Baling-baling berturut-turut
6) Baling-baling tanpa tangan (Aerial)

Gerakan Aerial
7) Bantuan
Pemberi bantuan harus selalu berdiri di belakang samping pesenam, dan membantu dengan
memegang panggulnya.
8) Peralatan yang dibutuhkan
Untuk menjamin agar pembelajaran baling-baling dapat berlangsung dengan aman,
perlengkapan yang memadai amat diperlukan. Adapun alat-alat tersebut meliputi:
a. Matras tumbling
b. Matras pendaratan (tebal 20 cm, panjang 2 m dan lebar 1,5 m).
c. Bangku-bangku swedia
d. Tali atau tambang
e. Bola medicine
f. Kapur tulis atau pita lekat

Remedial:
Remidial dilakukan oleh guru terintegrasi dalam pembelajaran yaitu dengan memberikan
intervensi yang sesuai dengan level kompetensi peserta didik dari mana guru mengetahui level
kompetensi peserta didik. Level kompetensi diketahui dari refleksi yang dilakukan setiap
kali pembelajaran. Remedial dilakukan dengan cara menetapkan atau menurunkan tingkat
kesulitan dalam materi pembelajaran.

VII.REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


Refleksi Guru:
Sementara anak terlibat dalam pembelajaran dan mereka aktif melakukan pengulangan sesuai
yang ditugaskan guru, lakukanlah refleksi terkait dengan kondisi-kondisi berikut.
a. Perhatikan suasana belajar secara keseluruhan. Buatlah penilaian secara umum:
• apakah secara keseluruhan anak aktif dalam pembelajaran, ataukah sebagian besar siswa
malah tidak mau dan takut mencoba?
• apakah siswa lebih banyak menunggu giliran karena peralatan yang digunakan sangat
terbatas?
• apakah siswa terlihat aktif secara fisik, sehingga kelihatan bahwa mereka terengah-
engah dan kelihatan berkeringat?
b. Apakah anda sebagai guru banyak memberikan pertanyaan yang menantang partisipasi
siswa untuk menjawab?
c. Apakah Anda sebagai guru sudah mempraktekkan teknik pengembangan konten dengan
cara berkeliling dan aktif memberikan saran perbaikan, perluasan dan penerapan?
d. Guru dianjurkan dapat berkomunikasi dengan orang tua siswa, untuk menyampaikan hasil
capaian pembelajaran siswa. Oleh karena itu, guru pun harus memiliki teknik dan strategi
yang efektif dalam berkomunikasi dengan orang tua.

Refleksi Peserta Didik:


a. Kesulitan-kesulitan apa saja yang peserta didik alami/temukan dalam melakukan aktivitas
pembelajaran keterampilan gerak lari jarak pendek.
b. Kesalahan-kesalahan apa saja yang peserta didik alami/temukan dalam melakukan
aktivitas pembelajaran keterampilan gerak lari jarak pendek.
c. Bagaimana cara memperbaiki kesalahan-kesalahan yang peserta didik alami/ temukan
dalam melakukan aktivitas pembelajaran keterampilan gerak lari jarak pendek.
LAMPIRAN- LAMPIRAN

Lampiran 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Tanggal : .................................................................
Lingkup/Materi Pembelajaran : .................................................................
Nama Siswa : .................................................................
Fase/Kelas : E/X

1. Panduan umum
a. Pastikan Kalian dalam keadaan sehat dan siap untuk mengikuti aktivitas
pembelajaran.
b. Ikuti gerakan pemanasan dengan baik, sesuai dengan instruksi yang diberikan guru untuk
menghindari cidera.
c. Mulailah kegiatan dengan berdo’a.
d. Selama kegiatan perhatikan selalu keselamatan diri dan keselamatan bersama.

2. Panduan aktivitas pembelajaran


a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.
b. Lakukan aktivitas pembelajaran berbagai keterampilan gerak keseimbangan, guling ke
depan, guling ke belakang, dan guling lenting senam secara berpasangan dengan temanmu
satu kelompok.
c. Perhatikan penjelasan berikut ini:
Cara melakukan aktivitas pembelajaran berbagai keterampilan gerak keseimbangan,
guling ke depan, guling ke belakang, dan guling lenting senam antara lain:
1) Keterampilan gerak keseimbangan menggunakan kaki, menggunakan lengan, dan
menggunakan kepala.
2) Keterampilan gerak guling depan, guling ke belakang, dan guling lenting.
3) Keterampilan gerak rangkaian guling ke depan dan guling ke belakang.
Lampiran 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
Bacaan Guru
Guru diharapkan dapat memperkaya tingkat penguasaan dan pemahaman baik teori maupun praktek
aktivitas gerak berirama serta strategi pembelajarannya. Untuk itu guru disarankan membaca buku-
buku seperti:
1. Teori tentang Model-Model Pembelajaran: Sport Education, Kooperatif, TPSR, Pendekatan
Taktis, Gaya-gaya Mengajar, serta Strategi Mengajar.
2. Panduan Pengembangan Profil Pelajar Pencasila dan Petunjuk Pembelajarannya.
3. Buku-buku yang terdapat pada sumber rujukan atau daftar pustaka.

Bacaan Peserta Didik


Guru menyiapkan bahan bacaan siswa yang disiapkan dalam bentuk lembar berisi daftar link ke
buku maupun video yang dapat diakses oleh siswa setelah pembelajaran, dan guru meminta siswa
mengumpulkannya dalam bentuk portopolio siswa. Topik-topik teoritis yang berkaitan dengan
pelajaran dapat dimasukkan ke dalam daftar bahan bacaan siswa.
Lampiran 3
GLOSARIUM
 Guling ke depan adalah gerakan mengguling atau menggelinding ke depan membulat. Jadi dalam
gerakan guling depan gerakan tubuh harus dibulatkan.
 Guling ke belakang adalah menggelundung kebelakang, posisi badan tetap harus membulat
yaitu: kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala ditundukkan sampai dagu melekat di dada.
 Guling lenting adalah suatu gerakan lenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan
kedua kaki dan tolakan kedua tangan, dari sikap setengah guling kebelakang atau setengah
guling ke depan dengan kedua kaki rapat dan lutut lurus.
 Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga tersendiri maupun
sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya.
 Seimbang adalah suatu sikap yang menuntut daya keseimbangan yang besar apakah sikap
tersebut dilakukan dalam bentuk berdiri atau duduk/berjongkok.
 Sikap kapan terbang: mengangkat salah satu kaki sambil mencondongkan badan ke depan diikuti
tangan lurus ke samping sebagai penyeinbang.
 Sikap lilin: merupakan salah satu bentuk latihan keseimbangan pada senam dasar dengan
posisi bada lurus dan kedua kaki rapat dan lurus ke atas dengan bertumpu pada pundak (seperti
lilin pada posisi berdiri).
 Sikap melayang: merupakan salah satu bentuk latihan keseimbangan pada senam dasar dengan
posisi badan dan kaki lurus ke belakang sedangkan kedua lengan terentang ke samping dan
tumpuan menggunakan salah satu kaki.

Lampiran 4
DAFTAR PUSTAKA
Griin, Linda L., Mitchell, Stephen A., Oslin, Judith L. (1997). Teaching Sport Concepts and Skill. A
Tactical Games Approach. Human Kinetics. Champaign, Illinois.
Depdiknas (2003) Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional 2003. Jakarta
Danny, Khosasi.2008. Fundamental Basket Ball, Firt Step To Win. Semarang
Proyek Pembinaan Pemassalan dan Pembibitan Olahraga. Tuntunan Mengajar Atletik. 1979. Editor
M. Soebroto. Depdikbud RI.

Anda mungkin juga menyukai