Anda di halaman 1dari 62

Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

PANDUAN
TES KEBUGARAN SISWA INDONESIA
(TKSI)
FASE D
(KELAS VII, VIII, IX SMP)

Tim Penyusun

1. Muhajir, M.Pd.
2. Sukmiano, S.Pd.
3. Ibnu Susilo, S.Pd., M.M.
4. Ebta Heri Susanto, M.Pd.
5. Abang Rahmat, M.Pd.
6. Rhoma Dhona Mirda Y., S.Pd.Jas.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK
DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN JASMANI DAN BIMBINGAN KONSELING
(PPPTK PENJAS DAN BK)
2021

i Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

KATA PENGANTAR
Allah ta’ala, Tuhan yang Maha Esa berkehendak Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Jasmani dan
Bimbingan dan Konseling (PPPPTK Penjas BK) Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi (Kemendikbudristek) dapat menuntaskan
pengembangan tes kebugaran siswa Indonesia (TKSI). Untuk itu rasa syukur
yang teramat sangat selayaknya dipanjatkan ke hadirat-Nya.
Rasa terima kasih dan sanjungan bangga disampaikan kepada jajaran
Pimpinan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kemendikbudristek atas dukungan yang diberikan, tim pengembang TKSI yang
terdiri dari para widyaiswara, dosen, dan guru hebat, illustrator, foto dan
videographer, pengarah, nara sumber ahli, penelaah, verivikator, penguji
lapangan, pengembang web apps, dan seluruh panitia. Tim pengembang
instrumen telah bekerja optimal dengan dedikasi, upaya cerdas dan keras, serta
kolaboratif.
Manfaat bagi terjaminnya kebugaran anak negeri yang akan menghadapi
tantangan isu tuna gerak, tuna bugar, dan bahkan penyakit degeneratif adalah
orientasi pengembangan TKSI. Produk TKSI adalah naskah pedoman
pelaksanaan berupa buku teks, video panduan pelaksanaan tes dan latihan, serta
aplikasi website yang terus-menerus akan dikembangkan sehingga dapat
berfungsi sebagai pemandu (pelaksanaan tes dan latihan), aplikasi pengolahan,
penyimpanan, interpreter data, dan bahkan sebagai prediktor pengembangan
keberbakatan peserta didik di bidang olahraga. Kehadiran web apps TKSI ini
sekaligus akan menjadi bank data besar kebugaran siswa seluruh Indonesia yang
dapat dimanfaatkan untuk pengambilan kebijakan peningkatan kompetensi guru
PJOK, kebugaran dan kesehatan, pembinaan olahraga kompetitif melalui analisis
keberbakatan, serta keperluan relevan lainnya.
TKSI adalah produk penelitian dan pengembangan yang diupayakan
dengan prosedur terbaik yang dilakukan oleh tim pengembang. Namun demikian
jika ditemukan berbagai kekurangan, menjadi kewajiban bersama seluruh
pemangku kepentingan untuk melakukan perbaikan.
Berkontribusi terhadap kesiapan siswa Indonesia menghadapi masa
depan terbaik dengan karya nyata merupakan pilihan kita semua.
.

Kepala PPPPTK Penjas dan BK


Pelaksana tugas,

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) ii


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Dr. Sugito Adi Warsito, M.Pd.OR

iii Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Daftar Gambar iv
Daftar Tabel v
I BAGIAN I: PENDAHULUAN
A Latar Belakang 1
B Tujuan 4
C Manfaat 4
II BAGIAN II: INSTRUMEN TES KEBUGARAN SISWA INDONESIA (TKSI)
A Jenis Instrumen Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 5
1 Instrumen Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 5
2 Instrumen Tes dan Pengukuran Kebugaran Jasmani 5
B Prosedur Pelaksanaan Tes 5
1 Prosedur Pelaksanaan TKSI 5
a. Tes Bleep Test 5
b. Tes Sit-Up Test 9
c. Tes Standing Broad Jump Test 11
d. T-Test 14
e. Tes Hand and Eye Coordination Test 17
2 Prosedur Pelaksanaan Pendukung Tes Kebugaran 20
a. Body Mass Index 20
b. Tes Lari 12 Menit 21
c. Tes V-sit and Reach 23
d. Tes Pull Up dan Incline Pull Up 25
e. Tes Shuttle Run 26
f. Dynamic Balance Test 30
g. Tes Koordinasi Hand wall toss 33
h. Tes Lari 30 Meter 35
i. Tes Lari 50 Meter 37
j. Tes Vertical Jump 38
k. Ruler Drop Test 41
l Tes Reaksi Hand Touch Reaction 43
DAFTAR PUSTAKA 47
LAMPIRAN 48

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) iv


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Form Bleep Test 6


Gambar 2.2 Ilustrasi Pelaksanaan MFT/Beep Test 8
Gambar 2.3 Dokumentasi Pelaksanaan MFT/Bleep Test 8
Gambar 2.4 ilustrasi Tes Sit-Up 10
Gambar 2.5 Dokumentasi Pelaksanaan Tes Sit-up 10
Gambar 2.6 Ilustrasi Tes Standing Broad jump 12
Gambar 2.7 Dokumentasi Pelaksanaan Tes Standing Broad Jump 13
Gambar 2.8 Lintasan T-Test 15
Gambar 2.9 Gambar 2.9 Ilustrasi T-Test 15
Gambar 2.10 Dokumentasi Pelaksanaan T-Test 16
Gambar 2.11 Gambar 2.11 Ilustrasi Hand eye coordination test 18
Gambar 2.12 Dokumentasi Pelaksanaan Hand eye coordination test 18
Gambar 2.13 Ilustrasi Pelaksanaan lari 12 menit 22
Gambar 2.14 Gambar 2.14 Dokumentasi Tes Lari 12 Menit 22
Gambar 2.15 Ilustrasi Pelaksanaan V-Sit & Reach 24
Gambar 2.16 Dokumentasi Pelaksanaan Tes V-sit & Reach 24
Gambar 2.17 Ilustrasi Tes Pull Up 26
Gambar 2.18 Dokumentasi Pelaksanaan Tes Pull-up 26
Gambar 2.19 Ilustrasi Tes Incline Pull Up 27
Gambar 2.20 Dokumentasi Pelaksanaan Tes Incline Pull-up 27
Gambar 2.21 Ilustrasi Tes Shuttle Run 4 x 10 meter 29
Gambar 2.22 Dokumentasi Pelaksanaan Tes Shuttle Run 4x10m 29
Gambar 2.23 Ilustrasi Dynamic Balance Test 31
Gambar 2.24 Dokumentasi Pelaksanaan Dynamic Balance Test 32
Gambar 2.25 Ilustrasi Hand Wall Toss Test 34
Gambar 2.26 Dokumentasi Pelaksanaan Hand Wall Toss Test 34
Gambar 2.27 Ilustrasi Tes lari cepat 30 meter 36
Gambar 2.28 Dokumentasi Tes lari cepat 30 meter 36
Gambar 2.29 Ilustrasi Tes lari cepat 50 meter 37
Gambar 2.30 Dokumentasi Pelaksanaan Tes lari cepat 50 meter 38
Gambar 2.31 Ilustasi Tes Vertical Jump 40
Gambar 2.32 Dokumentasi Pelaksanaan Tes Vertical Jump) 40
Gambar 2.33 Ilustrasi Ruler Drop Test 42
Gambar 2.34 Dokumentasi Pelaksanaan Ruler Drop Test 42
Gambar 2.35 Hand touch reaction test 44
Gambar 2.36 Dokumentasi Hand touch reaction test 44

v Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Norma MFT/Bleep Test/Beep Test 9


Tabel 2.2 Norma Sit up (repetisi)
11
Tabel 2.3 Norma Standing Broad Jump (centimeter) 13
Tabel 2.4 Norma T Test (detik) 16
Tabel 2.5 Norma Hand and Eye Coordination (Repetisi) 19
Tabel 2.6 Kategori Nilai TKSI 19

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) vi


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

BAGIAN I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh diri sendiri,
masyarakat, bangsa dan negara. Sementara itu secara pragmatis
pendidikan tidak hanya diartikan sebagai proses
mentransformasikan pengetahuan, keterampilan dan seperangkat
nilai-nilai, melainkan juga harus mampu mengembangkan
kemampuan siswa untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan
jaman.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan
zaman. Sedangkan fungsi pendidikan nasional adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut
perlu adanya sinergisitas dari seluruh mata pelajaran yang masing-
masing memiliki kontribusi sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran tersebut, tidak terkecuali dengan pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan (PJOK).
Sebagaimana diketahui PJOK dapat diartikan sebagai bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani.

1 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Kebugaran jasmani merupakan salah satu lingkup materi


pembelajaran jasmani yang sekaligus sebagai ranah tujuan
pembelajaran yang khas yang tidak dilakukan dan harus dipenuhi
oleh mata pelajaran lain. Kebugaran jasmani merupakan unsur
penting dalam menunjang aktivitas sehari-hari siswa. Derajat
kebugaran jasmani perlu diukur secara akurat untuk itu perlu
disediakan instrument tes dan pengukurannya.
Instrumen tes dan pengukuran terstandar telah tersedia
dengan berbagai ragam dan prosedur sesuai karakteristik “testee”
atau orang yang dites/diukur. Ada banyak pilihan tes kebugaran
jasmani yang ada di dunia seperti tes AAHPER Youth Fitness, Texas
Youth Fitness, South Carolina Test yang digunakan di Amerika,
NAPFA (The National Physical Fitness Award/Assessment) di
Singapura, Manitoba Physical Performance di Canada, Australian
Student Fitness Test di Australia, dan ASCPFT yang dibakukan untuk
negara-negara Asia.
Di Indonesia telah dikenal dan digunakan Tes Kebugaran
Jasmani Indonesia (TKJI), yang memiliki karakteristik dan prosedur
baku yang digunakan. Berdasarkan hasil penelusuran beberapa
artikel jurnal di Indonesia ditemukan bahwa tes kebugaran siswa dari
jenjang SD, SMP, dan SMA hanya menggunakan TKJI. Dalam
pelaksanaannya, beberapa guru mengeluhkan kesulitan ketersedia-
an sarana dan prasarana untuk melakukan tes kebugaran TKJI,
prosedur pelaksanaan tes rumit, perbandingan siswa dengan guru
tidak seimbang sehingga tes tidak bisa diselesaikan dalam satu kali
pertemuan. Artinya, TKJI merupakan satu-satunya tes kebugaran
jasmani yang digunakan oleh guru penjas di Indonesia tetapi belum
ada validasi ulang setelah TKJI digunakan selama lebih kurang 20
tahun.
Penyusunan instrument TKSI mengikuti prosedur standar
dalam pengembangan instrument yang dilakukan melalui: (a)
analisis kebutuhan, (b) pengembangan draft produk, (c) justifikasi
ahli, (d) uji coba kelompok kecil, (e) uji coba lapangan (kelompok),
dan (g) uji validitas, reliabilitas dan kepraktisan instrument.Tahap
analisis kebutuhan dengan mencari informasi dari guru-guru PJOK
SD, SMP dan SMA/SMK yang menyampaikan bahwa selama ber
tahun-tahun hanya kenal TKJI, dan tidak ditemukan tes kebugaran

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 2


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

lain yang diperlukan siswa Indonesia. Guru-guru PJOK memerlukan


instrument tes kebugara jasmani yang valid, prakatis dan efektif
untuk digunakan sebagai alternatif lain yang dapat digunakan secara
praktis oleh guru-guru PJOK Indonesia. Beberapa hal tersebut yang
menjadi pertimbangan lahirnya pengembangan TKSI, yang saat
sekarang betul-betul menjadi kebutuhan bagi siswa dan guru PJOK
Indonesia. Kehadiran panduan TKSI yang dapat diakses secara
online melalui website P4TK https://p4tkpenjasbk.kemdikbud.go.id/
Tahap pengembangan produk dapat dikemukakan sebagai
berikut: (1) TKSI Fase A, untuk anak SD kelas 1-2, dengan Draf awal
20 butir instrument, uji coba kelompok kecil 16 instrument, dan uji
coba lapangan (kelompok besar) 16 instrumen, (2) TKSI Fase B,
untuk anak SD kelas 3-4, dengan Draf awal 20 butir instrument, uji
coba kelompok kecil 20 instrument, dan uji coba lapangan (kelompok
besar) semua valid, (3) TKSI Fase C, untuk anak SD kelas 5-6, dengan
Draf awal 26 butir instrument, uji coba kelompok kecil 20 instrument,
dan uji coba lapangan (kelompok besar) valid 16 butir instrument. (4)
TKSI Fase D, untuk anak SMP, Draf awal 20 butir instrument, uji coba
kelompok kecil 20 instrument, dan uji coba lapangan (kelompok
besar) valid 16 butir instrument. Dan (5) TKSI Fase E, untuk anak
SMA/SMK, dengan Draf awal 20 butir instrument, uji coba kelompok
kecil 20 instrument, dan uji coba lapangan (kelompok besar) valid 17
butir instrument. Pengembangan produk awal dilakukan para guru
PJOK Tim P4TK, dibawah ketua Dr. Sugito Adiwarsito, M.Pd dengan
Konsultan Dr. Apta Mylsidayu, M.Pd.
Justifikasi ahli produk TKSI dilakukan oleh para akademisi
antara lain: Prof. Dr. Hari Amirulloh, M.Pd. (Almarhum) (Universitas
Negeri Yogyakarta), Prof. Dr. M.E. Winarno, M.Pd. (Universitas Negeri
Malang), Prof. Dr. Adang Suherman, M.A. (Universitas Pendidikan
Indonesia Bandung), Dr. Sri Winarni, M.Pd. (Universitas Negeri
Yogyakarta), Prof. Dr. Syahrial Bahtiar, M.Pd. (Universitas Negeri
Padang), dan Dr. Taufik Yudi Mulyanto, M.Pd. (Universitas
Muhammadiyah Jakarta).
Instrumen TKSI yang sudah divalidasi diujicobakan pada
kelompok kecil dengan melibatkan para siswa SD, SMP, SMA/SMK
dari 6 (enam) propinsi dengan jumlah 3600 siswa dari Medan
Sumatra Utara, Bantul Yogyakarta, Pontianak Kalimantan Barat,

3 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Mataram Nusa Tenggara Barat, Makasar Sulawesi Selatan dan


Ambon, Maluku. (e) uji coba lapangan (kelompok besar) dilakukan di
9 (sembilan) propinsi dengan jumlah 3600 siswa dari: Medan
Sumatra Utara, Bantul Yogyakarta, Pontianak Kalimantan Barat,
Mataram Nusa Tenggara Barat, Makasar Sulawesi Selatan, Ambon
Maluku, Kota Bogor dan Depok Provinsi Jawa Barat, Kota Tangerang
dan Tangerang Selatan Provinsi Banten, dan Kota Denpasar dan Kab.
Badung Provinsi Bali.
Uji validitas, reliabilitas dan kepraktisan instrument dilakukan
dengan menganalisis data hasil uji coba lapangan (kelompok besar)
deperoleh hasil sebagai berikut: Setiap fase memiliki butir 5-6 TKSI.
Secara keseluruhan produk pengembangan instrument diperoleh
berikut: (1) TKSI Fase A, sejumlah 16 instrument, (2) TKSI Fase B,
dengan 20 instrument, (3) TKSI Fase C, dengan 16 butir instrument.
(4) TKSI Fase D, dengan 16 butir instrument, dan (5) TKSI Fase E,
dengan 17 butir instrument.
Oleh sebab itu, perlu dibuat suatu pedoman pengembangan
Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) yang valid dan reliabel,
mudah diaplikasikan, dan membantu untuk menghitung hasil tes
melalui digitalisasi. TKSI adalah tes kebugaran siswa yang bersifat
adopsi, modifikasi, dan inovasi. TKSI ini diharapkan akan menjadi
alternatif pilihan tes kebugaran jasmani siswa di era revolusi industri
4.0.

B. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dalam penyusunan pedoman
pengembangan Instrumen TKSI ini adalah supaya para guru PJOK
SD/MI, SMP/M.Ts, SMA/MA/SMK/MAK, Widyaiswara PJOK, Dosen,
Praktisi, dan Pelatih cabang olahraga mampu menggunakan
instrumen TKSI.

C. Manfaat
Pedoman Pengembangan Penyusunan TKSI ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai referensi atau rujukan bagi para guru PJOK SD/MI,
SMP/M.Ts, SMA/MA/SMK/MAK, Widyaiswara PJOK, Dosen, Praktisi,
dan Pelatih cabang olahraga dalam menggunakan instrumen TKSI.

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 4


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

5 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

BAGIAN II
INSTRUMEN TES KEBUGARAN SISWA INDONESIA (TKSI)
FASE D (Kelas VII – IX SMP)

A. Jenis Instrumen Tes Kebugaran


1. Instrumen Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)
a. Tes Daya Tahan Kardiorespirasi Multi Stage Fitness Test/Bleep
Test/Beep Test
b. Tes kekuatan otot sit-up
c. Tes daya ledak standing broad jump
d. Tes kelincahan T-Test
e. Tes Koordiasi mata tangan Hand eye coordination

2. Instrumen Tes Kebugaran Jasmani


a. Komposisi Tubuh BMI
b. Tes Daya Tahan Tes Lari 12 Menit
c. Tes Kelentukan V sit and Reach
d. Tes Kekuatan Otot Pull Up dan Incline Pull Up
e. Tes Kelincahan Shutlle Run 4x10 meter
f. Tes Keseimbangan Dynamic Balance Test
g. Tes Koordinasi Hand Wall Toss Test
h. Tes Kecepatan
1) Lari Cepat 30 Meter
2) Lari Cepat 50 Meter
i. Tes Daya Ledak Tes Vertical Jump
j. Tes Reaksi
1) Ruler Drop Test
2) Hand Touch Reaction Test

B. Prosedur Pelaksanaan Tes Kebugaran Jasmani


1. Prosedur Pelaksanaan Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)
a. Tes Daya Tahan Kardiorespirasi Multi Stage Fitness Test/Bleep
Test/Beep Test
1). Deskripsi
Merupakan tes yang dilakukan dengan cara berlari bolak
balik dari satu titik/garis ke titik/garis lainya pada jarak 20

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 6


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

meter secara terus menerus mengikuti suara beep/ketukan


sebagai isyarat. Tes ini merupakan adopsi dari FitnessGram.
2). Tujuan
Untuk mengukur level daya tahan aerobik (VO2 Max)
3). Peralatan
(a) Lapangan dengan permukaan datar dan tidak licin
dengan panjang minimal 20 meter
(b) Kerucut penanda
(c) Pemutar audio atau CD rekaman
(d) Lembaran format penghitungan

Gambar 2.1 Form Bleep Test

4). Prosedur pelaksanaan tes:


(a) Persiapan:
(1) Penguji

7 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

(i). menyiapkan jalur sejauh 20 meter;


(ii). menyiapkan kerucut penanda (cone),
(iii). menyiapkan pita pengukur 30 meter;
(iv). menyiapkan pemutar audio atau CD rekaman,
(v). menyiapkan format tes, dan menjelaskan
dengan detail prosedur pelaksanaan test
kepada siswa
(vi). membariskan peserta didik membentuk
barisan bersyaf sesuai jumlah lintasan.
(2) Siswa
Siswa berdiri dibelakang garis menghadap arah
berlari dan memulai lari ketika mendengarkan
instruksi dari pemutar audio;
(3) Pelaksanaan
(i). Siswa melakukan pemanasan secukupnya.
(ii). Siswa berdiri dibelakang garis pertama
menghadap garis kedua dan memulai lari
ketika mendengarkan instruksi dari pemutar
audio;
(iii). Siswa berlari dari satu titik/garis menuju
titik/garis berikutnya mengikuti penanda
irama;
(iv). Siswa harus sampai di salah satu titik/garis
atau kerucut penanda lintasan lari yang
ditempuhnya setiap kali suara (beep) berbunyi
dengan posisi salah satu kaki harus tepat
menginjak atau melewati garis batas;
(v). Siswa berusaha berlari selama mungkin sesuai
dengan kemampuan menyesuaikan irama
bleep test. Siswa berhenti atau dihentikan jika:
Jika siswa tidak mampu berlari mengikuti
kecepatan tersebut maka siswa harus berhenti
atau dihentikan dengan ketentuan:
• Gagal mencapai dua langkah dari garis
batas 20 meter setelah suara ketukan
(beep) berbunyi, asisten memberi toleransi

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 8


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

1 x 20 meter, untuk memberi kesempatan


siswa tes menyesuaikan kecepatannya.
• Jika pada masa toleransi itu siswa tes gagal
menyesuaikan kecepatannya, maka dia
dihentikan dari kegiatan tes.

Gambar 2.2 Ilustrasi Pelaksanaan MFT/Beep Test

Gambar 2.3 Dokumentasi Pelaksanaan MFT/Bleep Test/beep test

5). Cara memberi skor


(a) Rumus yang digunakan untuk mengkonversikan nilai
Bleep test kedalam nilai Prediksi VO2 Max, bila
dibandingkan dengan nilai-nilai tabel multistage fitness
LA Leger (1982),
(b) hasil akan terjadi kesalahan hingga ±0,3 ml / kg / menit
VO2 Max = 15+(0,3689295 x TB) +(-0,000349 x TB x TB)
TB = Total Kumulatif Balikan Level + Balikan

9 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

6). Validitas dan reliabilitas tes


Nilai validitas instrumen tes Multi stage fitness/Bleep/Beep
test 0.744 (valid), pengambilan keputusan validitas
berdasarkan pada nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai
reliabilitas sebesar 0.697 (reliabilitas tinggi).
7). Skoring dan norma Tes
Tabel 2.1 Norma MFT/Bleep Test/Beep Test
Putra Putri Skor Kategori
> L7 B7 > L4 B5 5 Baik Sekali
L4 B4 – L7 B7 L3 B3 – L4 B5 4 Baik
L2 B2 – L4 B3 L2 B8 – L3 B2 3 Sedang
L1 B2 – L2 B1 L1 B2 – L1 B7 2 Kurang
< L1 B2 < L1 B2 1 Kurang Sekali
Keterangan: L = Level, B = Balikan

Tabel Jumlah Total Kumulatif balikan level


Level 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah Kumulatif 1 2 3 4 5 6
7
Balikan 5 3 2 1 1 1

Level 8 9 1 1 1 1 1
0 1 2 3 4
Jumlah Kumulatif 11 13
72 83 94 106 144
Balikan 8 1

Level 1 1 1 1 1 2 2
5 6 7 8 9 0 1
Jumlah Kumulatif 15 21 23
171 185 200 247
Balikan 7 5 1

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 10


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Contoh :
Seorang Siswa menyelesaikan tes MFT pada Level 5 balikan ke-5,
maka skor TB yang diperoleh yaitu :

Level 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah Kumulatif Balikan 1 2 3 4 5 6
7
5 3 2 1 1 1

TB = Total Kumulatif Balikan Level 5 + Balikan ke- 5


TB = 41 + 5
TB = 46
Dan Proses penghitungan VO2max nya adalah sebagai berikut :
VO2 Max = 15 +(0,3689295 x TB) + (-0,000349 x TB x
TB)
= 15 +(0,3689295 x 46) + (-0,000349 x 46 x
46)
= 15 +(16,970757) + (-0,738484)
= 31,232273
Kategori : Putera = Kurang
: Puteri = Sedang

Berikut Tabel Hasil MFT/Bleep/Beep Test (Sumber: Nurhasan, 2007 :


10),
http://repository.upi.edu/34545/6/S_IKOR_1303958_Chapter3.pdf

11 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

b. Tes Kekuatan Otot Sit-Up


1). Deskripsi:
Merupakan tes yang dilakukan dengan cara baring duduk
yang dilakukan berulang-ulang dalam waktu 30 detik. Tes ini
merupakan adopsi dari Mackenzie, 2015.
2). Tujuan
Untuk mengukur kekuatan otot perut.
3). Peralatan
(a) Matras/Lantai/lapangan rumput yang datar dan bersih
(b) Stopwatch
(c) Formulir pencatatan hasil
(d) Partner untuk menahan kaki dan menghitung hasil tes
4). Prosedur Pelaksanaan Tes:

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 12


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

(a) Persiapan
(1) Penguji
(i). Menyiapkan dan memastikan Matras/Lantai yang
datar dan bersih.
(ii). Menyiapkan stopwatch
(iii). Menyiapkan formulir tes, dan menjelaskan
dengan detail prosedur pelaksanaan test kepada
siswa
(iv). Membariskan siswa membentuk barisan dua
bersyaf.
(2) Siswa
Siswa pada baris pertama nanti yang akan melakukan
gerakan sit up, dan siswa pada syaf kedua menjadi
partner yang akan membantu menahan kaki siswa
yang melakukan test dan menghitung jumlah sit up.
5). Pelaksanaan:
(a) Siswa melakukan pemanasan secukupnya
(b) Penguji mempersiapkan siswa untuk melakukan tes
(c) Posisi awal siswa berbaring telentang di matras dengan
posisi punggung menyentuh lantai, lutut ditekuk, telapak
kaki rata di lantai dan posisi tangan diletakkan menyilang
di dada,
(d) Siswa mengangkat tubuh sampai posisi 90 derajat atau
sampai posisi tangan menyentuh paha dan kemudian
kembali ke posisi awal
(e) Partner membantu memegang dan menahan kedua
pergelangan kaki, agar kaki subjek tidak terangkat; dan
Penguji menghitung jumlah sit-up yang benar yang
berhasil dilakukan selama 30 detik.

13 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Gambar 2.4 ilustrasi Tes Sit-Up

Gambar 2.5 Dokumentasi Pelaksanaan Tes Sit-up

6). Cara memberi skor


Jumlah sit-ups (baring duduk) yang dilakukan dengan benar
selama 30 detik. Setiap gerakan sit ups (baring duduk) yang
tidak benar diberi angka nol.
7). Validitas dan reabilitas tes
Nilai validitas instrumen Sit-up test 0.740 (valid), pengambilan
keputusan validitas berdasarkan pada nilai rhitung > rtabel

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 14


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar 0.698 (reliabilitas


tinggi).
8). Skoring dan norma tes
Tabel 2.2 Norma Sit up (repetisi)
Putera Puteri Skor Kategori
≥ 30 ≥ 23 5 Baik Sekali
21 – 29 18 - 23 4 Baik
18 – 20 12 - 17 3 Sedang
9 – 17 6 - 12 2 Kurang
≤8 ≤5 1 Kurang Sekali

c. Tes daya ledak standing broad jump


1). Deskripsi:
Merupakan tes yang dilakukan dengan cara loncat ke depan
sejauh mungkin tanpa awalan. Tes ini merupakan adopsi dari
AAHPERD 1976 dalam David Miller 2010.

2). Tujuan tes


Mengukur daya ledak (tenaga eksplosif) otot tungkai
3). Peralatan:
(a) Lantai yang datar dan rata
(b) Meteran.
(c) Masking tape atau sesuatu yang dapat digunakan
sebagai pembatas.
(d) Masking tape, sticker, marker atau sesuatu yang dapat
digunakan sebagai penanda hasil lompatan.
(e) Formulir pencatat hasil
4). Prosedur pelaksanaan tes
(a) Persiapan Tes
(1) Penguji menyiapkan lantai yang datar dan rata,
meteran, masking tape atau marker.
(2) Penguji menyiapkan formulir tes dan alat tulis.
(3) Penguji menjelaskan dengan detail prosedur
pelaksanaan test kepada siswa.
5). Pelaksanaan Tes
(a) Siswa berdiri belakang garis batas, kaki sejajar, lutut
ditekuk, posisi tangan disamping kaki.

15 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

(b) Siswa mengayun kan tangan kedepan dan kebelakang


badan dan melompat sejauh mungkin kedepan dan
kemudian mendarat dengan kedua kaki bersama-sama.
(c) Penguji memberi tanda bekas pendaratan bagian tubuh
yang terdekat dengan garis start.
(d) Siswa melakukan 3 kali loncatan.

Gambar 2.6 Ilustrasi Tes Standing Broad jump

Gambar 2.7 Dokumentasi Pelaksanaan Tes Standing Broad Jump

6). Cara memberi skor

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 16


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Hasil siswa diukur dari bekas pendaratan badan atau anggota


badan yang terdekat garis start. Nilai yang diperoleh siswa
adalah jarak loncatan terjauh yang diperoleh dari ketiga
loncatan dalam satuan centimeter (cm).
7). Validitas dan reabilitas
Nilai validitas instrumen Standing Broad Jump test 0.766
(valid), pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada
nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar
0.695 (reliabilitas tinggi).
8). Skoring dan norma tes
Tabel 2.3 Norma Standing Broad Jump (centimeter)
Putera Puteri Skor Kategori
≥ 224 ≥ 178 5 Baik Sekali
195 - 223 153 -177 4 Baik
165 - 194 129 - 152 3 Sedang
136 - 164 104 - 128 2 Kurang
≤ 135 ≤ 103 1 Kurang Sekali

d. Tes kelincahan T-Test


1). Deskripsi
Merupakan tes yang dilakukan dengan cara berlari menempuh
jarak 9,14 m yang dilakukan dengan cepat mengikuti bentuk
huruf T. Tes ini dilaksanakan dengan pengulangan sebanyak 3
kali dalam satu kesempatan tes. Tes ini merupakan adopsi dari
David Fukuda, 2019.

2). Tujuan Tes


Mengukur kelincahan siswa.
3). Peralatan yang dibutuhkan
(a) Meteran
(b) Peluit
(c) Stopwatch
(d) Kerucut (cone piring)
4). Prosedur Pelaksanaan Tes:
(a) Persiapan:

17 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

(1) Mengukur dan membuat lintasan lari berbentuk “T”


sesuai dengan ukuran.
(2) Menempatkan kerucut (cone piring) yang telah
ditentukan. (Lihat gambar)
(3) Menjelaskan dengan detail prosedur pelaksanaan test
kepada siswa
(4) Menentukan urutan pelaksanaan bagi setiap siswa
(5) Menyiapkan formulir tes
(b) Pelaksanaan:
(1) Siswa melakukan pemanasan selama 10 menit.
(2) Siswa berdiri di belakang garis start
(3) Penguji memberikan aba-aba “Ya”, sambil
menghidupkan stopwatch,
(4) Setelah terdengar aba-aba ‘’ÝA” siswa memulai tes
dari Kerucut A berlari ke depan ke arah kerucut B dan
wajib menyentuh kerucut menggunakan tangan
kanan, kemudian berlari menyamping secara galoping
(tidak menyilangkan kaki) ke kiri sampai menyentuh
tangan kiri ke kerucut C, dilanjutkan lari menyamping
ke kanan sampai menyentuh kerucut D menggunakan
tangan kanan, kemudian berlari kembali kearah
kerucut B dan wajib menyetuh menggunakan tangan
kiri. Kemudian berlari mundur menuju garis finish
(Kerucut A) untuk menyelesaikan tes.
(5) Penguji mencatat berapa banyak waktu terakumulasi
(ke 0,01 detik terdekat) saat mereka menyelesaikan
tes.
(6) Bila siswa tidak dapat menyentuh kerucut dengan
berlari menyamping, atau tidak dapat
mempertahankan posisi menghadap ke depan,
penguji menghentikan waktu dan pelaksanaan tes
diulangi dari titik awal.
(7) Siswa diberikan istirahat di setiap jeda pelaksanaan
dengan waktu istirahat 3-5 menit
(8) Alternatif Tes, T-Test dapat dilakukan dengan
mengubah arah ke kanan (kebalikan) di awal lari
menyamping bagi siswa dengan kekhususan/kidal

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 18


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Gambar 2.8 Lintasan T-Test (Sumber: Fukuda, 2019)

Gambar 2.9 Ilustrasi T-Test

19 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Gambar 2.10 Dokumentasi Pelaksanaan T-Test

5). Cara Memberi Skor


Waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 18,28
meter. Waktu dicatat sampai persepuluh detik (ke 0,01 detik
terdekat)
6). Validitas dan Reliabilitas Tes
Nilai validitas instrumen T-Test 0.795 (valid), pengambilan
keputusan validitas berdasarkan pada nilai rhitung > rtabel dengan
α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar 0.692 (reliabilitas tinggi).
7). Skoring dan Norma tes
Tabel 2.4 Norma T Test (detik)

Putera Puteri Skor Kategori


≥ 00.10.00 ≥ 00.11.83 5 Baik Sekali
00.12.37 - 00.10.01 00.18.84 - 00.13.64 4 Baik
00.13.17 - 00.12.38 00.13.65 - 00.15.46 3 Sedang
00.14.75 - 00.13.18 00.15.47 - 00.17.29 2 Kurang
≤ 00.14.76 ≤ 00.17.30 1 Kurang Sekali

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 20


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

e. Tes Koordiasi mata tangan Hand eye coordination


1). Deskripsi
Merupakan tes yang dilakukan dengan cara melempar bola
menggunakan satu tangan ke arah tembok dan menangkap
bola kembali dengan menggunakan tangan lainnya (tangan
yang berbeda dengan bagian tangan yang melempar bola). Tes
ini diadopsi dari Dr C. Ashok, 2008

2). Tujuan
Untuk mengukur tingkat koordinasi tangan-mata
3). Peralatan:
(a) Bola Tenis
(b) Stopwatch
(c) Dinding pantul
4). Prosedur pelaksanaan tes
(a) Persiapan:
(1) Memberi tanda start sejauh 2 meter dari dinding pantul
(2) Menyiapkan bola tenis
(3) Menyiapkan stopwatch
(4) Menyiapkan formulir tes Menyiapkan formulir tes
menjelaskan dengan detail prosedur pelaksanaan test
kepada siswa
(5) Menyiapkan alat tes lain yang diperlukan
(b) Pelaksanaan
(1) Siswa berdiri sejauh 2 meter dari dinding pantul;
(2) Asisten memberikan instruksi “mulai” bersamaan
dengan menghitung waktu menggunakan stopwatch;
(3) Siswa melempar bola tenis ke tembok menggunakan
tangan kanan dan menangkap bola menggunakan
tangan kiri;
(4) Siswa melempar kembali bola tenis ke tembok
menggunakan tangan kiri dan menangkap bola pantul
menggunakan tangan kanan;
(5) Siswa mengulangi gerakan melempar dan menangkap
ini selama 30 detik;
(6) Asisten menghitung jumlah tangkapan bola dan
menghentikan tes setelah 30 detik;

21 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

(7) Asisten mencatat jumlah total tangkapan yang


dilakukan siswa.

Gambar 2.11 Ilustrasi Hand eye coordination test

Gambar 2.12 Dokumentasi Pelaksanaan Hand eye coordination test

5). Cara memberi skor


Skor diperoleh berdasarkan atas jumlah tangkapan yang
berhasil dilakukan selama 30 detik. Lemparan tangan kanan

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 22


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

ditangkap tangan kiri (sebaliknya) dengan sempurna mendapat


poin 1
6). Validitas dan reabilitas
Nilai validitas instrumen Hand eye coordination test 0.706
(valid), pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada
nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar 0.701
(reliabilitas tinggi).
7). Skoring dan norma tes

Tabel 2.5 Norma Hand and Eye Coordination (Repetisi)


Putera Puteri Skor Kategori
≥ 21 ≥ 14 5 Baik Sekali
15 – 20 8 – 13 4 Baik
9 – 14 4–7 3 Sedang
4–8 1-3 2 Kurang
≤3 ≤0 1 Kurang Sekali

f. Kategori Nilai Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Berdasarkan hasil skor 5 item tes TKSI dilaksanakan, yaitu tes
MFT/Bleep Tes, Sit-up, T-Test, Standing Broad jump dan Hand eye
Coordination, jumlah skor yang diperoleh dibandingkan dengan
tabel kategori Nilai TKSI untuk mengetahui tingkat kebugaran
masing-masing siswa.

Tabel 2. 6 Kategori Nilai TKSI


No Rentang Nilai Kategori
1 22 - 25 Baik Sekali
2 18 - 21 Baik
3 14 - 17 Sedang
4 10 - 13 Kurang
5 ≤9 Kurang Sekali

2. Prosedur Pelaksanaan Pengukuran dan Tes Kebugaran Jasmani


a. Komposisi Tubuh Body mass Indeks (BMI)

23 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

1). Deskripsi
Pengukuran ini merupakan Indeks Massa Tubuh untuk
menilai berat badan seseorang masuk ke dalam golongan
sehat atau tidak. Tes ini merupakan adopsi dari DR C
ASHOOK
2). Tujuan Tes
Mengukur komposisi tubuh
3). Peralatan yang dibutuhkan
(a) Timbangan
(b) Meteran
(c) Kalkulator
4). Asisten Penilaian:
Pengukuran dilaksanakan dengan peer assessment
sehingga setiap siswa berperan sebagai asisten
5). Prosedur Pelaksanaan Pengukuran
(a) Persiapan
(1) Menyiapkan timbangan badan;
(2) Menyiapkan meteran
(3) Menyiapak kalkulator;
(4) Menyiapkan formulir
(5) Menyiapkan alat pengukuran lainnya
(b) Pelaksanaan
(1) Asisten memberikan informasi kepada siswa
bahwa akan dilakukan pengukuran Indeks Massa
Tubuh;
(2) Asisten meminta siswa menyingkirkan pakaian
yang tidak perlu, termasuk sepatu, kaus kaki, dan
perhiasan;
(3) Asisten mengukur berat badan dan tinggi
badan;Siswa diharapkan tetap rileks hingga selesai
pengukuran;
(Berat dalam Kilogram)
𝑩𝑴𝑰 =
(Tinggi badan dalam meter)2

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 24


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

6). Cara memberi skor


7). Skor hasil tes yaitu: hasil yang didapat dimasukan kedalam
tabel.
8). Skroring dan norma tes:
(a) Di bawah 18,5 = Berat badan kurang
(b) 18,5 – 22,9 = Berat badan normal
(c) 23 – 29,9 = Berat badan berlebih (kecenderungan
obesitas)
(d) 30 ke atas = obesitas

b. Tes Daya Tahan Tes Lari 12 Menit


1). Deskripsi
Bentuk tes lapangan untuk mengukur tingkat kebugaran
jasmani siswa dengan cara berlari/jalan secepat-cepatnya
menempuh waktu 12 menit pada lintasan yang datar yang
tidak bergelombang, tidak licin, tidak terlalu banyak belokan
tajam. Tes ini diadopsi dari Mackenzie 2008.
2). Tujuan
Untuk mengukur daya tahan otot jantung dan paru-paru.
3). Peralatan
(a) Trek 400 meter
(b) Stopwatch
(c) Seorang Penguji
4). Prosedur pelaksanaan tes
(a) Persiapan Tes
(1) Penguji memastikan trek 400 meter
(2) Menyiapkan Stopwatch
(3) Menyediakan formulir tes, alat tulis dan
menjelaskan dengan detail prosedur pelaksanaan
test kepada siswa
(b) Pelaksanaan Tes
(1) Siswa melakukan pemanasan secukupnya.
(2) Siswa berdiri dibelakang garis start/finish bersiap
untuk berlari mengelilingi lintasan yang tersedia.

25 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

(3) Penguji akan memberikan instruksi “GO”, atau


“MULAI” atau tiupan peluit dan siswa mulai berlari
mengelilingi lintasan.
(4) Disaat bersamaan dengan instruksi “GO”, atau
“MULAI” atau tiupan peluit guru akan menyalakan
stopwatch untuk mencatat waktu.
(5) Penguji atau asisten terus memberi informasi
kepada siswa tentang jumlah putaran dan waktu
disetiap pelari memasuki garis start/finish.
(6) Ketika memasuki menit 12 penguji akan meniup
peluit Panjang dan siswa(pelari) akan berhenti
diposisi terakhir ketika peluit dibunyikan.
(7) Penguji akan menghitung jarak tempuh
siswa(pelari) berdasarkan posisi terakhir berhenti
ketika peluit dibunyikan.

Gambar 2.13 Ilustrasi Pelaksanaan lari 12 menit

Gambar 2.14 Dokumentasi Pelaksanaan Tes Lari 12 Menit

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 26


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

5). Cara memberi skor


(a) Jarak yang ditempuh dalam meter - 504,9)/44,73
(b) Jarak yang ditempuh dimasukkan dalam kategori
kelompok usia dan jenis kelamin. VO2 Max = (Jarak
tempuh dalam kilometer - 504,9) : 44,73
6). Validitas dan reabilitas tes
Nilai validitas instrumen Cooper test 0.744 (valid),
pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada nilai
rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar 0.697
(reliabilitas tinggi).

c. Tes Kelentukan V sit and Reach


1). Deskripsi
Tes V-sit and Reach ini merupakan tes yang digunakan untuk
mengetahui fleksibilitas punggung bawah dan pinggul. Tes
ini merupakan adopsi dari FUKUDA 2019
2). Tujuan
Untuk mengukur fleksibilitas punggung bawah dan pinggul.
3). Peralatan
(a) Penggaris/meteran
(b) Spidol/kapur
(c) Lakban
4). Prosedur pelaksanaan tes
(a) Persiapan
(1) Menyiapkan penggaris/meteran
(2) Menyiapakn spidol/kapur
(3) Menyiapkan lakban
(4) Menyiapkan formulir tes
(5) Menyiapkan alat tes lainnya yang diperlukan
(6) Penguji menjelaskan dengan detail prosedur
pelaksanaan test kepada siswa
(b) Pelaksanaan
(1) Siswa melakukan pemanasan secukupnya
(2) Siswa melepas sepatu dan duduk di lantai dengan
posisi kaki lurus dan dibuka selebar 20-30 cm, tumit
berada dibelakang garis batas (baseline).

27 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

(3) Siswa menempatkan kedua telapak tangan di atas


satu sama lain, dengan kedua telapak tangan
menghadap ke bawah, dan ditempatkannya pada
garis ukur dengan posisi lengan lurus.
(4) Siswa harus perlahan-lahan menjangkau ke depan
sejauh mungkin, menjaga jari-jari di garis ukur dan
pastikan tungkai dan lutut harus tetap lurus
(5) Siswa menahan posisi tangan pada jangkauan
terjauh selama dua detik;
(6) Siswa melakukan tes ini sebanyak tiga kali
kesempatan;
(7) Penguji mencatat hasil terjauh dari dari tiga
percobaan peserta.

Gambar 2.15 Ilustrasi Pelaksanaan V-Sit & Reach

Gambar 2.16 Dokumentasi Pelaksanaan Tes V-sit & Reach

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 28


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

5). Cara memberi skor


(a) Skor plus untuk pencapaian di depan baseline.
(b) Skor minus untuk pencapaian di belakang baseline.
(c) Penguji mencatat hasil pengukuran terbaik dari tiga kali
melakukan dalam cm.
6). Validitas dan reabilitas tes
Nilai validitas instrumen Fleksibilitas test 0.336 (valid),
pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada nilai
rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar 0.732
(reliabilitas tinggi).

d. Tes Kekuatan Otot Pull Up bagi putra dan Incline Pull Up bagi
putri
1). Deskripsi
Gerakan menggantungkan dan mengangkat badan pada
sebuah bar/palang tunggal dalam waktu tertentu. Untuk
putra melakukan Pull up dan putri Incline pull up. Tes ini
merupakan adopsi dari David K Miller 2010
2). Tujuan
Mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu
3). Peralatan:
(a) Matras
(b) Lembar pencatatan hasil
(c) Palang tunggal, yang tinggi rendahnya dapat diatur
sehingg subjek dapat bergantung.
(d) Stopwatch
4). Prosedur pelaksanaan tes:
(a) Persiapan Tes
(1) Penguji menentukan palang tunggal untuk laki-laki
dan perempuan.
(2) Penguji menyiapkan matras, stopwatch.
(3) Penguji menyiapkan formulir tes dan alat tulis
(4) Penguji menjelaskan dengan detail prosedur
pelaksanaan test kepada siswa
(b) Pelaksanaan Tes untuk siswa laki-laki:

29 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

(1) Siswa bergantung pada bar/palang tunggal,


dengan posisi kedua lengan lurus dibuka selebar
bahu, kepala, badan, dan tungkai lurus.
(2) Kedua tungkai boleh lurus atau ditekuk.
(3) Gerakannya siswa mengangkat tubuh dengan
membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu
menyentuh atau melewati palang tunggal,
kemudian kembali ke sikap semula.
(4) Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang
selama 60 detik, boleh diam dulu tapi posisi badan
tetap menggantung.
(5) Untuk lebih jelas mengenai pelaksanaan terangkat
tubuh, perhatikan gambar berikut ini.

Gambar: 2.17 Ilustrasi Tes Pull Up

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 30


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Gambar 2.18 Dokumentasi Pelaksanaan Tes Pull-up

(c) Pelaksanaan tes untuk siswa putri


(1) Siswa bergantung pada bar/palang tunggal dengan
posisi terlentang, kedua lengan lurus dibuka
selebar bahu.
(2) Kepala, badan, dan tungkai lurus hampir
membentuk posisi horizontal.
(3) Gerakannya Siswa mengangkat tubuh dengan
membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu
menyentuh atau melewati palang tunggal,
kemudian kembali ke sikap semula.
(4) Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang
selama 60 detik, boleh diam dulu tapi posisi badan
tetap menggantung
(5) Untuk lebih jelas mengenai pelaksanaan terangkat
tubuh, perhatikan gambar berikut ini

31 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Gambar 2.18 Ilustrasi Tes Incline Pull Up

Gambar 2.19 Dokumentasi Pelaksanaan Tes Incline Pull-up

5). Cara memberi skor


Penguji mencatat banyaknya angkatan tubuh selama waktu
yang telah ditentukan.
6). Validitas dan reliabilitas tes:
Nilai validitas instrumen Pull-up dan Incline Pull up test
0.361 (valid), pengambilan keputusan validitas berdasarkan
pada nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas
sebesar 0.730 (reliabilitas tinggi).

e. Tes Kelincahan Shutlle Run 4x10 meter


1). Deskripsi
Tes Shuttle Run 4 x 10 Meter ini merupakan tes yang
dilakukan dengan cara berlari bolak balik secara cepat. Tes
ini merupakan adopsi dari Kolimechkov, Petrov, &
Alexandrova, 2019.
2). Tujuan Tes
Tes ini digunakan untuk mengukur kelincahan siswa.
3). Peralatan
(a) Meteran
(b) Peluit

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 32


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

(c) Stopwatch
(d) Kerucut
(e) Lapangan yang datar atau ruangan dengan panjang
minimal 12 meter
4). Prosedur Pelaksanaan Tes:
(a) Persiapan
(1) Penguji menentukan tempat untuk pelaksanaan
tes.
(2) Penguji menyiapkan meteran, peluit, Stopwatch,
dan kerucut.
(3) Penguji menyiapkan formulir tes dan alat tulis
(4) Penguji menjelaskan dengan detail prosedur
pelaksanaan test kepada siswa
(b) Pelaksanaan Tes
(1) Siswa siap berdiri di belakang garis start.
(2) Setelah siswa siap, penguji memberikan aba-aba
perintah “Ya”, sambil menghidupkan stopwatch,
dan siswa memulai tes dengan lari ke depan
secepat mungkin menuju garis akhir dan
menyentuh kerucut atau garis tersebut dengan
tangan, kemudian berputar berbalik lagi dan lari
menuju ke garis akhir, lalu berputar berbalik lagi dan
segera lari lagi. Demikian seterusnya dilakukan
dengan lari bolak-balik sehingga mencapai
frekuensi lari sebanyak 4 x 10 m.
(3) Siswa diberi kesempatan melakukan tes sebanyak
dua kali.
(4) Penguji mencatat berapa banyak waktu
terakumulasi (ke 0,01 detik terdekat) saat mereka
menyelesaikan tes.

33 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Gambar 2.20 Ilustrasi Tes Shuttle Run 4 x 10 meter

Gambar 2.21 Dokumentasi Pelaksanaan Tes Shuttle Run 4x10m

5). Cara memberi skor


Penguji mencatatkan waktu terbaik dari dua kali
kesempatan, yang dicatat sampai persepuluh detik (ke 0,01
detik terdekat).
6). Validitas dan reabilitas
Nilai validitas instrumen Shuttle Run test 0.491 (valid),
pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada nilai
rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar 0.720
(reliabilitas tinggi).

f. Tes Keseimbangan Dynamic Balance Test


1). Deskripsi:
Tes Dynamic Balance digunakan untuk mengetahui
keseimbangan dinamis dengan melakukan gerakan
melompat secara zig-zag menggunakan satu kaki dan
berhenti sejenak setelah melakukan pendaratan. Tes ini
diadopsi dari Johnson and Nelson, 1986 dalam David K
Miller 2010.
2). Tujuan:
Untuk mengukur tingkat keseimbangan tubuh secara
dinamis.

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 34


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

3). Peralatan:
(a) Stopwatch
(b) Meteran
(c) Lakban/tape
(d) Peluit
(e) Prosedur pelaksanaan tes:
4). Prosedur Pelaksanaan Tes
(a) Persiapan
(1) Menyiapkan lintasan yang diberi tanda untuk setiap
titik. (lihat gambar).
(2) Menyiapkan stopwatch.
(3) Menyiapkan peluit.
(4) Menyiapkan formulir tes menjelaskan dengan
detail prosedur pelaksanaan test kepada siswa
(5) Menyiapkan alat tes lain yang diperlukan
(b) Pelaksanaan:
(1) Siswa berdiri dengan kaki kanan ditempatkan di
atas tanda start;
(2) Siswa harus melompat (bukan melangkah) ke
tanda pertama, mendarat dengan menggunakan
kaki kiri, posisi kaki kanan ditekuk 90° dengan
posisi jari kaki menghadap kedepan, posisi tangan
berada disamping paha dan mencoba menahan
selama 5 detik;
(3) Selanjutnya siswa harus melompat ke tanda kedua,
mendarat dengan menggunakan kaki kanan, posisi
kaki kiri ditekuk 90° dengan posisi jari kaki
menghadap kedepan, posisi tangan berada
disamping paha dan mencoba menahan selama 5
detik;
(4) Siswa melanjutkan lompatan ke tanda yang lainnya,
kaki kanan dan kaki kiri bergantian menjadi kaki
tumpu;
(5) Siswa mencoba untuk menahan posisi berdiri
dengan satu kaki selama 5 detik

35 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Gambar 2.22 Ilustrasi Dynamic Balance Test

Gambar 2.23 Dokumentasi Pelaksanaan Dynamic Balance Test

5). Cara memberi skor


(a) 5 poin untuk mendarat dengan sukses pada tanda yang
tersedia (titik berhenti/tanda tertutup seluruhnya).
(b) 1 poin untuk setiap detik (selama 5 detik) dengan posisi
stabil.
(c) Maksimal 10 poin per tanda dan 100 poin maksimal
apabila dapat menyelesaikan tes dengan sempurna.
(d) Siswa diberikan pengurangan 5 poin apabila melakukan
salah satu dari kesalahan berikut:

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 36


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

(1) Gagal berhenti saat mendarat.


(2) Menyentuh lantai dengan bagian tubuh mana pun
selain telapak kaki yang mendarat.
(3) Gagal menutupi tanda dengan telapak kaki.
(4) Jika siswa berhasil mendarat pada tanda dan dapat
mempertahankan posisi maksimal selama 5 detik,
namun melakukan kesalahan seperti menyentuh
lantai dengan bagian tubuh manapun selain telapak
kaki pendaratan, ataupun gagal menahan kaki
pendaratan dengan stabil sebelum 5 detik maka
diberikan pengurangan 1 poin.
(5) Jika keseimbangan hilang, siswa harus kembali ke
posisi terakhir berdiri dan lompat ke tanda
berikutnya.

(6) Validitas dan reliabilitas tes:


Nilai validitas instrumen Dynamic Balance test 0.347 (valid),
pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada nilai
rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar 0.732
(reliabilitas tinggi).

g. Tes Koordinasi Hand Wall Toss Test


1). Deskripsi:
Merupakan tes koordinasi tangan-mata, dimana siswa
melempar bola ke arah tembok menggunakan lemparan
satu tangan dari bawah (underarm), dan berusaha
menangkapnya menggunakan tangan yang lain. Tes ini
diadopsi dari Dr C. Ashok, 2008
2). Tujuan
Mengukur koordinasi tangan dan mata.
3). Peralatan:
(a) Bola tenis atau bola baseball
(b) Dinding pantul
(c) Selotip berwarna untuk penanda
(d) Stopwatch

37 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

4). Prosedur pelaksanaan tes


(a) Persiapan Tes
(1) Penguji menyiapkan bola tenis atau bola baseball,
dinding pantul, selotip berwarna untuk penanda,
dan stopwatch.
(2) Penguji menyiapkan formulir tes dan alat tulis.
(3) Penguji menjelaskan dengan detail prosedur
pelaksanaan test kepada siswa.
(b) Pelaksanaan Tes
(1) Siswa berdiri sejauh 2 meter dari dinding pantul.
(2) Penguji memberikan instruksi “mulai” dan memulai
stopwatch.
(3) Siswa melempar bola tenis ke tembok
menggunakan tangan kanan dan menangkapnya
menggunakan tangan kiri dengan posisi telapak
tangan ketika melempar dan menangkap
menghadap kedepan , lalu melempar bola tenis ke
tembok menggunakan tangan kiri dan
menangkapnya menggunakan tangan kanan
secara simultan selama 30 detik.
(4) Penguji menghitung jumlah tangkapan dan
menghentikan tes setelah 30 detik.
(5) Penguji mencatat jumlah tangkapan yang dilakukan
siswa.

Gambar 2.24 Ilutrasi Hand Wall Toss Test

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 38


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Gambar 2.25 Dokumentasi Pelaksanaan Hand Wall Toss Test

5). Cara memberi skor


(a) Skor diperoleh berdasarkan atas jumlah tangkapan
yang berhasil dilakukan selama 30 detik.
(b) Lemparan tangan kanan ditangkap tangan kiri
(sebaliknya) dengan sempurna mendapat poin 1
6). Validitas dan reabilitas tes
Nilai validitas instrumen Alternate Hand Wall Toss test
0.659 (valid), pengambilan keputusan validitas berdasarkan
pada nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas
sebesar 0.705 (reliabilitas tinggi).

h. Tes Kecepatan Lari Cepat 30 Meter


1). Deskripsi
Tes ini merupakan tes lari cepat menempuh jarak 30 meter
yang dilakukan secepat-cepatnya oleh siswa. Tes ini
merupakan adopsi dari Mackenzie, 2005.
2). Tujuan Tes
Mengukur kecepatan lari siswa.
3). Peralatan:
(a) Lintasan lari yang datar minimal 40 meter
(b) Peluit
(c) Stopwatch
(d) Bendera start

39 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

4). Prosedur pelaksanaan tes


(a) Persiapan Tes
(1) Penguji menentukan lintasan lari, peluit, stopwatch
dan bendera start.
(2) Penguji menetukan petugas starter dan
menyiapkan formulir tes dan alat tulis.
(3) Penguji menjelaskan dengan detail prosedur
pelaksanaan test kepada siswa
(b) Pelaksanaan Tes
(1) Siswa melakukan pemanasan berupa peregangan
statis dan dinamis selama 10 menit sebelum tes;
(2) Siswa berdiri dibelakang garis start dengan start
berdiri.
(3) Apabila ada aba-aba “Ya” dari petugas starter
dengan disertai hentakan bendera keatas, Siswa
lari ke depan secepat mungkin menempuh jarak 30
meter.
(4) Penguji menghentikan stopwatch pada saat siswa
melewati garis finish.

Gambar 2.26 Ilustrasi Tes lari cepat 30 meter

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 40


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Gambar 2.27 Dokumentasi Tes lari cepat 30 meter

5). Cara Memberi Skor


(a) Pencatatan waktu dilakukan selama 3 kali dan diambil
waktu yang terbaik dari 3 kali tes.
(b) Hasil tes dalam bentuk waktu dengan satuan detik
dengan dua angka desimal dibelakang koma.
6). Validitas dan Reabilitas
7). Nilai validitas instrumen Lari 30 meter test 0.299 (valid),
pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada nilai
rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar 0.736
(reliabilitas tinggi).

i. Tes Kecepatan Lari Cepat 50 Meter


1). Deskripsi:
Tes ini merupakan tes lari cepat menempuh jarak 50 meter
yang dilakukan secepat-cepatnya oleh siswa (teste). Tes ini
merupakan adopsi dari The 50 Meter Sprint dalam
International Physical Fitness Test yang tercantum pada
laman web berikut
:https://www.topendsports.com/testing/international-
physical-fitness-test.htm.
2). Tujuan Tes:
Mengukur kecepatan lari siswa
3). Peralatan yang dibutuhkan

41 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

(a) Lintasan lari yang datar minimal 70 meter;


(b) Pluit
(c) Stopwatch;
(d) Bendera start.
4). Prosedur Pelaksanaan Tes:
(a) Persiapan:
(1) Penguji menentukan dan menyiapkan lintasan lari,
peluit, stopwatch dan bendera start.
(2) Penguji menetukan petugas starter dan
menyiapkan formulir tes dan alat tulis.
(3) Penguji menjelaskan dengan detail prosedur
pelaksanaan test kepada siswa
(b) Pelaksanaan
(1) Siswa melakukan pemanasan berupa peregangan
statis dan dinamis selama 10 menit sebelum tes;
(2) Siswa berdiri dibelakang garis start dengan start
berdiri;
(3) Apabila ada aba-aba “Ya” siswa lari ke depan
secepat mungkin menempuh jarak 50 meter;
(4) Pada saat siswa menyentuh/melewati garis finish
stopwatch dihentikan. Bagian tubuh siswa sebagai
penanda masuk finish adalah dada.

Gambar 2.28 Ilustrasi Tes lari cepat 50 meter

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 42


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Gambar 2.29 Dokumentasi Pelaksanaan Tes lari cepat 50 meter

5). Cara Memberi Skor


Skor hasil tes yaitu: waktu yang dicapai oleh pelari untuk
menempuh jarak 50 meter. Waktu dicatat sampai
persepuluh detik.
6). Validitas dan reabilitas
Nilai validitas instrumen Lari 50 Meter 0.442 (valid),
pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada nilai
rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar 0.753
(reliabilitas tinggi).

j. Tes Daya Ledak Tes Vertical Jump


1). Deskripsi:
Tes ini mengukur daya ledak otot tungkai dengan melompat
secara tegak urus ke atas (vertical) menggunakan
jangkauan lengan yang setinggi-tingginya. Tes ini
merupakan adopsi dari David Fukuda, 2019.
2). Tujuan:
Mengukur daya ledak otot tungkai ke arah atas.
3). Peralatan:
(a) Dinding sedikitnya setinggi 365 cm (12 inch)
(b) Bubuk kapur atau Sticker sebagai penanda
(c) Pita Pengukur
4). Prosedur pelaksanaan tes
(a) Persiapan

43 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

(1) Menyiapkan dinding dengan tinggi kurang lebih 365


centimeter
(2) Menyiapkan pita penggaris yang dipasang di
dinding dengan ketinggian 150 – 350 cm
(3) Membuat tanda menggunakan kapur atau sticker
(4) Penguji menjelaskan dengan detail prosedur
pelaksanaan test kepada siswa.
(b) Pelaksanaan
(1) Sebelum melakukan tes, siswa (teste) melakukan
pemanasan berupa (peregangan statis dan
dinamis) selama 10 menit.
(2) Siswa berdiri menyamping arah dinding, kedua kaki
rapat, telapak kaki menempel penuh dilantai, ujung
jari tangan yang dekan dengan dinding dibumbui
bubuk kapur
(3) Satu tangan siswa yang dekat dengan dinding
meraih keatas setinggi mungkin, kaki tetap
menempel dilantai, catat tinggi raihannya pada
bekas ujung jari tengah.
(4) Siswa meloncat keatas setnggi mungkin dan
menyentuh papan. Lakukan tiga kali loncatan pada
bekas ujung jari tengah
(5) Posisi awal ketika meloncat adalah telapak kaki
tetap menempel dilantai, lutut ditekuk, tangan lurus
agak dibelakang badan
(6) Tidak boleh melakukan awalan ketika akan
meloncat keatas

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 44


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Gambar 2.30 Ilustasi Tes Vertical Jump)

Gambar 2.31 Dokumentasi Pelaksanaan Tes Vertical Jump)

5). Cara memberi skor


(a) Ukur selisih antara tinggi loncatan dan tinggi raihan
(b) Nilai yang diperoleh siswa adalah selisih yang terbanyak
antara tinggi loncatan dan tinggi raihan dari ketiga
loncatan yang dilakukan.

45 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

6). Validitas dan reliabilitas tes


Nilai validitas instrumen Vertical jump test 0.707 (valid),
pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada nilai
rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar 0.701
(reliabilitas tinggi).

k. Tes Reaksi Ruler Drop Test


1). Deskripsi
Tes ini merupakan tes yang digunakan untuk mengukur
reaksi siswa dalam menangkap objek sebelum jatuh ke
tanah. (Robert Wood, 2018).
2). Tujuan
Untuk mengukur waktu reaksi, kecepatan mata-tangan, dan
perhatian/fokus.
3). Peralatan
(a) Penggaris plastik 30 cm
(b) Meja dan kursi
(c) Kalkulator
4). Prosedur pelaksanaan tes
(a) Persiapan Tes
(1) Penguji menyiapkan Penggaris dan kalkulator
(2) Penguji menyiapkan formulir tes dan alat tulis
(3) Penguji menjelaskan dengan detail prosedur
pelaksanaan test kepada siswa
(b) Pelaksanaan Tes
(1) Siswa duduk di kursi sebelah meja.
(2) Siswa meletakkan lengan bagian bawah dan siku di
atas meja dengan posisi pergelangan tangan
berada menggantung di ujung meja, posisi jari
telunjuk dan ketiga jari lainnya lurus rapat dan ibu
jari terbuka lurus.
(3) Jarak ibu jari dan 4 jari lain selebar
penggarisPenguji menahan penggaris dengan
posisi angka 0 pada berada di bawah, tepat di atas
tangan siswa diantara jari telunjuk dan ibu jari
secara vertical.

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 46


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

(4) Siswa harus selalu fokus dan siap selama


pelaksanaan tes.
(5) Penguji melepaskan penggaris tanpa memberikan
peringatan.
(6) Siswa menagkap penggaris tersebut secepat
mungkin dan catat jarak penggaris yang
tertangkap.

Gambar 2.32 Ilustrasi Ruler Drop Test

Gambar 2.33 Dokumentasi Pelaksanaan Ruler Drop Test

5). Cara memberi skor


(a) Catat jarak penggaris yang terpegang ibu jari
(b) Lakukan tes sebanyak 3 kali lalu ambil rata-ratanya.

47 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

(c) Apabila ada 2 percobaan dengan nilai yang sama maka


percobaan dengan nilai yang beda diabaikan.
6). Validitas dan realibilitas
7). Nilai validitas instrumen Ruler drop test 0.451 (valid),
pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada nilai
rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar 0.723
(reliabilitas tinggi)

l. Tes Reaksi Hand Touch Reaction Test


1). Deskripsi
Tes ini digunakan untuk mengukur waktu reaksi dalam
merespon aba-aba dan menyentuh sasaran yang dituju. Tes
ini merupakan modifikasi dari Batak Reaction Test, Topend
Sports
2). Tujuan
Untuk mengukur kecepatan waktu reaksi.
3). Peralatan
(a) 2 Cones (warna berbeda)
(b) Stopwatch
(c) Lakban
4). Prosedur pelaksanaan tes
(a) Persiapan
(1) Penguji:
(i). Menyiapkan 2 kerucut/cone yang berbeda
warna dengan jarak antara cones 6 meter
(ii). Membuat tanda garis tengah berjarak 3 meter
menggunakan lakban di antara kedua
kerucut/cones
(iii). Menyiapkan format tes
(iv). mempersilahkan satu persatu siswa untuk
melakukan aktivitas

(2) Pelaksanaan
(i). Siswa melakukan pemanasan secukupnya
(ii). Siswa berdiri rileks di atas tanda atau garis
tengah.

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 48


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

(iii). Penguji berada di depan siswa berjarak 2


meter.
(iv). Penguji mengucapkan secara keras warna
salah satu kerucut/cones secara acak dan
secara bersamaan menekan stopwatch.
Jumlah arah lari berimbang antara kanan dan
kiri.
(v). Siswa bergerak secara cepat dan menyentuh
kerucut/cone dengan warna yang sesuai
dengan diucapkan menggunakan tangan.
(vi). Penguji menghentikan stopwatch saat siswa
menyentuh kerucut/cone dan mencatat
hasilnya.
(vii).Siswa melakukan sebanyak 4 kali lalu catat
waktu terbaik.

Gambar 2.35 Ilustrasi Hand touch reaction test

Gambar 2.36 Dokumentasi Pelaksanaan Hand touch reaction test

49 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

5). Cara memberi skor


(a) Asisten mencatat waktu yang diperoleh dari aba-aba
mulai sampai menyentuh cone.
(b) Asisten mencatat waktu terbaik siswa dari empat kali
kesempatan melakukan tes
6). Validitas dan reliabilitas tes:
Nilai validitas instrumen Hand Touch Reaction test 0.656
(valid), pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada
nilai rhitung > rtabel dengan α= 0.05. Nilai reliabilitas sebesar
0.705 (reliabilitas tinggi).

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 50


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

DAFTAR PUSTAKA

Fukuda, D. H. (2019). Assessments for Sport and Athletic Performance.


In Assessments for Sport and Athletic Performance.
Miller, D. K. (2010). Measurement by the Physical Educator Why and
How (W. R. Glass (ed.); 6th ed.). McGraw-Hill
Ashok, C. (2008). Test Your Physical Fitness. Delhi. Gyan Publishing
House
Batubara, J. R. (2016). Adolescent development (perkembangan
remaja). Sari Pediatri, 12(1), 21.
https://doi.org/10.14238/sp12.1.2010.21-9
Santrock, J. (2002). Life-span development Perkembangan Hidup.
Jakarta: Erlangga
Genç, A. (2020). The effect of wrestling education on some physical and
motoric parameters in high school students. International
Education Studies, 13(4), 100.
https://doi.org/10.5539/ies.v13n4p100
Kolimechkov, S., Petrov, L., & Alexandrova, A. (2019). Alpha-fit test
battery norms for children and adolescents from 5 to 18 years of
age obtained by a linear interpolation of existing European
physical fitness references.
Krolo, A., Gilic, B., Foretic, N., Pojskic, H., Hammami, R., Spasic, M.,
Uljevic, O., Versic, S., & Sekulic, D. (2020). Agility testing in youth
football (Soccer)players; evaluating reliability, validity, and
correlates of newly developed testing protocols.
Mackenzie, B. (2005). 101 Performance Evaluation Tests (B. Mackenzie
(ed.)). Electric World.
Mackenzie, B. (2015). 101 Performance Evaluation Tests (B. Mackenzie
(ed.)). Electric World
Raya, M. A., Gailey, R. S., Gaunaurd, I. A., Jayne, D. M., Campbell, S. M.,
Gagne, E., Manrique, P. G., Muller, D. G., & Tucker, C. (2013).
Comparison of three agility tests with male servicemembers:
Edgren Side Step Test, T-Test, and Illinois Agility Test. Journal of
Rehabilitation Research and Development, 50(7), 951–960.
Sheppard, J., & Young, W. (2006). Agility literature review:
Classifications, training and testing. Journal of Sports Sciences,
24(9), 919–932. https://doi.org/10.1080/02640410500457109
Rob Wood PhD (2015). Fitness Testing Guide. Topend Sports’

51 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 52


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

53 Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI)


Fase D ( Kelas VII–IX SMP)

Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI) 54

Anda mungkin juga menyukai