Oleh
Deisy Rahmawaty Syafi’i
NIM:1502015036
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................8
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 61
5.2 Saran....................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
ekonomi, politik, budaya, sosial dan sebagainya. Kondisi seperti ini menuntut
merupakan salah satu faktor yang dapat merubah kehidupan masyarakat menjadi
lebih baik. Oleh karena itu, saat ini diperlukan adalah bagaimana menciptakan
kehidupan yang lebih baik melalui manusia yang berkualitas. Manusia yang
telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agen perubahan masyarakat bahkan dunia.
Manusia yang diharapkan saat ini adalah manusia yang mampu mengembangkan
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggu jawab.
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian serta
kurikulum.
3
Pendidikan.
dalam mengelola pendidikan dapat lebih efektif dan efisien. Namun realitanya
ditetapkan.
berikut:
4
Tabel 1.1
Data Sekolah Kec. Bengalon Jenjang SMA dan SMK
Nama R R R
NO Status Akreditasi PD RB Guru Pegawai
Sekolah Kelas Lab Perp
us
SMAN 1
1. Negeri A 367 12 19 9 11 5 1
Bengalon
SMKS Al
4. Swasta C 65 3 6 4 5 1 1
Kautsar
Bengalon
Sumber: Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah Kecamatan Bengalon 2022
dengan 367 peserta didik, 12 rombongan belajar, 19 orang guru, 9 orang pegawai,
belajar, 27 orang guru, 8 orang pegawai, 15 ruang kelas, 2 ruang laboratorium dan
6 orang guru, 4 orang pegawai, 5 ruang kelas, 1 ruang laboratorium dan 1 ruang
perpustakaan.
5
Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Kecamatan Bengalon. SMA Negeri 1
dan prasarana pembelajaran yang menjadi kendala yang dihadapi sekolah seperti
belajar sedangkan ruang kelas hanya ada 11 ruangan dan tidak sesuai dengan
banyak minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan kelas. Sehingga
kompetensi siswa sulit dicapai karena ruang kelas merupakan lokasi aktivitas
utama siswa. Selain itu juga alat-alat di laboraturium kimia, fisika dan biologi
yang sudah tidak memadai seperti beberapa alat yang sudah berkarat dan pecah
sehingga kegiatan praktek para siswa terbatas dalam menggunakan alat-alat untuk
b. Peminatan Matematika dan Sains yaitu Biologi, Fisika, Kimia dan Matematika
6
Ekonomi.
(D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
Nasional Pendidikan sebagai dasar fokus yang akan peneliti lakukan antara lain:
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan juga Standar Sarana dan
Masalah merupakan tidak sesuainya dari apa yang seharusnya dengan apa
Kutai Timur?
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis sendiri
maupun para pembaca yang menggunakannya. Berikut manfaat dari penelitian ini
yaitu:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
lanjut bagi Instansi terkait dalam hal ini adalah sekolah SMA Negeri 1
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau literatur bagi
Dalam setiap penulisan ilmiah tidak terlepas dari penggunaan teori dan konsep
yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Hal ini dimaksudkan agar
penelitian yang dilakukan akan memberikan arah yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Hal ini sesuai dengan apa yang telah dikemukakan oleh Schindler (Sugiyono
memperoleh arti yang penting bila lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan
Kebijakan publik dipahami sebagai salah satu upaya pemerintah yang dibuat
adalah apa pun pilihan pemerintah yang untuk melakukan sesuatu atau tidak
publik yang ada tujuannya. Sementara itu, James E. Anderson (dalam Anggara,
2014:35), kebijakan publik adalah kebijakan yang dikembangkan oleh badan dan
mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor yang
Bertautan, yakni sebagai tujuan (objective), sebagai pilihan tindakan yang legal
dan sah secara hokum (authoritative choice), dan sebagai hipotesis (hypothesis).
11
tujuan tertentu, yang dilaksanakan oleh instansi yang berwenang dalam rangka
tidak bersifat spesifik dan sempit, tetepi luas dan berada pada strata strategis. Oleh
karena itu, kebijakan publik berfungsi sebagai pedoman umum untuk kebijakan
Kebijakan publik, baik untuk melakukan apapun maupun tidak melakukan sesuatu
masyarakat.
karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena
itu beberapa ahli politik yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik
12
Kebijakan publik dapat lebih mudah dipahami jika dikaji tahap demi tahap.
Gambar 2.1
Tahap-Tahap Kebijakan Publik
Penyusunan Agenda
↓
Formulasi Kebijakan
↓
Adopsi Kebijakan
↓
Implementasi Kebijakan
↓
Evaluasi Kebijakan
agenda kebijakan para perumus kebijakan. Pada tahap ini suatu masalah mungkin
tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain ditetapkan menjadi fokus
pembahasan, atau ada pula masalah karena alasan-alasan tertentu ditunda untuk
berbagai alternatif atau pilihan kebijakan (policy alternatives/ policy options) yang
ada. Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk ke dalam agenda
untuk memecahkan untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk
memecahkan masalah. Pada tahap ini, masing-masing aktor akan “bermain” untuk
Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus
kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi
Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit, jika program
administrasi yang
14
memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia. Pada tahap implementasi ini
Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi,
untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu memecahkan
masalah. Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk meraih dampak yang
diinginkan. Dalam hal ini, memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh
untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang diinginkan.
masyarakat yang ada. Oleh karena itu dalam menentukan kebijakan para aktor
jenis keluaran yang nyata (tangible output). Istilah implementasi merujuk pada
program berjalan.
struktur kebijakan. Tahapan ini menentukan apakah kebijakan yang ditempuh oleh
tahapan dari proses kebijakan publik (public policy process) sekaligus studi yang
maka tujuan kebijakan tidak akan bisa diwujudkan. Demikian pula sebaliknya,
tidak dirumuskan dengan baik maka tujuan kebijakan juga tidak akan bisa
16
dengan baik, maka bukan saja pada tahap implementasi yang harus dipersiapkan
dan direncanakan dengan baik, tetapi juga pada tahap perumusan atau pembuatan
implementasi merupakan suatu kegiatan tau usaha yang dilakukan oleh pelaksana
kebijakan dengan harapan akan memperoleh suatu hasil yang sesuai dengan
sebagai tahapan dalam proses kebijaksanaan dan hasil atau konsekuensi yang
sumber daya, disposisi atau sikap pelaksana, dan struktur birokrasi. Keseluruhan
variabel yang saling berhubungan dan saling memengaruhi satu sama lain dalam
a. Komunikasi
Salah satu kelemahan dalam proses kebijakan publik ini, khususnya yang
yaitu:
1) Transmisi
2) Kejelasan
3) Konsistensi
pelaksana.
b. Sumber Daya
sebagai berikut:
19
dibutuhkan.
harus dilaksanakan.
c. Disposisi
diharapkan.
d. Struktur Birokrasi
mencapai tujuannya.
Menurut Ripley dan Franklin (dalam Amri Yousa, 2007:82) tiga cara yang
dengan kata lain, dengan tingkat birokrasi pada umumnya dalam suatu
perilaku birokrasi;
Carl Van Horn (dalam Anggara, 2014:240) menyatakan ada enam variabel
mengukur pencapaiannya.
keefektifan implementasi).
ditetapkan.
pembuat kebijakan.
implementasi).
dan pemahaman isi dan tujuan kebijakan, sikap atas kebijakan, serta
intensitas sikap).
banyak instansi.
5) Pelaksana program
tinggi.
Sumber daya ini berupa tenaga kerja, keahlian, dan, sarana, dan lain-
lain
24
affecting implementations).
1. Karakteristik Masalah
satu pihak ada beberapa masalah sosial yang secara teknis mudah
semua populasi.
2. Karakteristik Kebijakan
a. Kejelasan isi kebijakan. Hal ini berarti semakin jelas dan terperinci isi
Kebijakan yang memiliki dasar teoritis memiliki sifat yang lebih baik
sosial.
26
implementasi program.
3. Lingkungan Kebijakan
dukungan publik.
tersebut.
2.1.3 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan
manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan. Menurut
sebagainya.
usaha pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan anak tertuju kepada
28
pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap
Hasbullah, 2005:3) pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
maupun sebagai warga negara atau warga masyarakat. Untuk mencapai tujuan
tersebut, pendidikan perlu melakukan usaha yang disengaja dan terencana dalam
memilih materi (isi), strategi kegiatan dan teknik penilaian yang sesuai. Kegiatan
29
pendidikan adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan
1. Pendidikan Dasar
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain
yang sederajat.
2. Pendidikan Menengah
3. Pendidikan Tinggi
pada peraturan pemerintah nomor 32 Tahun 2013 pasal 2 ayat 1 yang meliputi:
31
1. Standar Isi
Standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
yang berjenjang.
2. Standar Proses
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan
dalam jabatan.
tempat bermain, tempat rekreasi, serta sumber belajar lainnya yang diperlukan
6. Standar Pengelolaan
penyelenggaraan pendidikan .
7. Standar Pembiayaan
biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Ada tiga
penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentu Ujian Nasional
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
yang sederajat dan SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya
kualifikasi akademik minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program
studi yang sesuai dengan pelajaran yang diajarkan/di mampu, dan diperoleh dari
berjalan dengan baik apabila didukung oleh peralatan yang cukup memadai,
pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja,
kursi, serta alat-alat dan media pembelajaran, adapun yang dimaksud dengan
taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi jika dimanfaatkan secara langsung
untuk proses belajar mengajar seperti taman sekolah yang digunakan sekolah
bagaimana sarana dan prasarana yang harus dimiliki sesuai dengan standar
1. Ruang kelas,
2. Ruang perpustakaan,
8. Ruang pimpinan,
9. Ruang guru,
15. Jamban,
16. Gudang,
proses pendidikan.
Secara umum konsep dalam suatu penelitian merupakan salah satu unsur
hubungannya dalam penelitian ini. Adapun menjadi konsep dalam penelitian ini
adalah:
BAB III
METODE PENELITIAN
Sesuai dengan judul yang diteliti, jenis penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama yaitu
Kutai Timur.
dan memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara
penelitian bertujuan untuk membatasi studi, sehingga pembatasan studi ini dapat
Nasional Pendidikan.
dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain
dari mana data diperoleh. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini
adalah:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui informan dengan cara tanya
hal ini yang menjadi data sekunder yaitu buku-buku yang berhubungan
penting.
penelitian langsung di lapangan yang menjadi objek dari penulisan skripsi ini,
b. Wawancara, yaitu proses tanya jawab secara langsung antara dua orang
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
unit melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah alat
analisis data model interaktif, dimana dalam analisis data kualitatif terdapat tiga
alur kegiatan yang secara bersamaan: (1) Kondensasi data, (2) Penyajian data, dan
(3) Penyimpulan/verifikasi.
Gambar 3.1
Komponen Analisis Data: Model Interaktif
Melalui kondensasi kita membuat data lebih “kuat”. Kita menjauhkan diri
dari reduksi data sebagai sebuah pola, sebab hal itu menunjukkan kita
mana data besar yang harus dikodekan dan mana yang harus dikeluarkan,
memahami apa yang sedang terjadi dan untuk melakukan sesuatu termasuk
pemahaman itu.
Penyajian data yang meliputi banyak tipe dari matriks, grafik, kurva
sehingga analisis dapat melihat apa yang sedang terjadi dan juga
Conclusion)
44
kesimpulan itu tetap ada, tidak jelas pada mulanya, kemudian bertambah
secara eksplisit dan mendasar. Kesimpulan akhir tidak akan datang hingga
lapangan, atau dapat pula tidak dicari dan digunakan dengan argumentasi
Ketiga jenis analisis dan aktivitas dari pengumpulan data itu sendiri berada
dalam pola interaktif, proses siklus. Peneliti bergerak pada kondensasi, penyajian
sukses sebagai episode-episode analisis yang saling mengikuti satu sama lain.
Sebagai sebuah proses untuk membantu kita untuk mempelajarinya. Kita perlu
45
memahami secara lebih jelas mengenai apa yang terjadi ketika kita
BAB IV
Pada bab ini peneliti menyajikan beberapa data hasil penelitian yang
arsip yang telah ada yang berhubungan dengan penelitian ini. Untuk lebih
Kalimantan Timur. Kabupaten Kutai Timur dengan luas wilayah 35.747,50 km2
atau 17% dari total luas Provinsi Kalimantan Timur, terletak antara 115o56’19”
Bujur Timur dan 115o56’26” Bujur Timur serta diantara 1o52’39” Lintang Utara
dan 0o02’10” Lintang Selatan. Jika dilihat dari batas-batas wilayah dan posisinya
Mentri Dalam Negeri pada tanggal 28 Oktober 1999. Saat ini di Kabupaten Kutai
1. Batu Ampar,
2. Bengalon,
3. Busang,
4. Kaliorang
5. Karangan,
6. Kaubun,
7. Kombeng
8. Long Mesangat,
9. Muara Ancalong,
13. Sandaran,
16. Sangkulirang,
17. Telen,
Lembak, Sekerat, Muara Bengalo, Tepian Baru, dan Keraitan. Adapun batas
Timur yang diepalai oleh Suparto, M.Pd. Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Bengaon berdiri sejak tahun 2003 yang beralamat di jalan Porodisa, Desa Sepaso,
hutan PT. Porodisa. Lahan sekolah ini merupakan tanah hibah dari PT. Porodisa
mulia agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang baik maka Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Bengaon dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan
yang berakhlak mulia dan berprestasi. Sedangkan misi dari Sekolah Menengah
berakhlakmulia dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa yang berpijak pada
budaya bangsa.
Dari hasil penelitian diperoleh data jmlah siswa keseluruhan yang ada di
50
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bengalon pada 3(Tiga) tahun terakhir. Di tahun
ajaran 2021/2022 adalah 373 Yang terbagi dari 153 Siswa laki-laki dan 220 Siswi
Table 4.1
Keadaan murid SMAN 1
Bengalon
X MIPA X IPS XI XI XII XII JUMLAH
TAHUN
AJARAN MIPA IPS MIPA IPS
L P L P L P L P L P L P L P JML
2019/2020 22 41 32 25 23 47 25 35 11 42 16 27 129 217 346
2020/2021 22 42 29 35 21 41 29 23 24 46 24 33 149 220 369
2021/2022 21 47 36 30 22 45 27 34 21 39 26 25 153 220 373
JUMLAH 431 657 1088
Sumber: Profil SMAN 1 Bengalon
Berdasarkan rincian tersebut dapat dilihat bahwa ada kenaikan dalam jumlah
Pada tahun ajaran 2019/2020 jumlah siswa adalah 346 Orang yang terdiri dari 129
siswa laki-laki dan 217 siswi perempuan, di tahun ajaran 2020/2021 369 Orang
yang terdiri dari 149 siswa laki- laki dan 220 siswi perempuan, di tahun terakhir
ajaran 2021/2022 mengalami peningkatan jumlah siswa yaitu 373 Orang yang
terdiri dari 153 siswa laki-laki dan 220 siswi perempuan. Jumlah tersebut tersebar
di kelas X MIPA, X IPS, XI MIPA, XI IPS, XII MIPA, dan XII IPS.
memfokuskan masalah yang akan dibahas yaitu penetapan standar pendidik dan
dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, standar nasional
pendidikan pada jalur pendidikan informal hanya mengatur hal-hal yang berkaitan
Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan telah diatur bagaimana kriteria
Kutai Timur yang merupakan bagian dari rumusan masalah dalam penelitian ini.
Agar tidak terjadi perluasan dan untuk membatasi studi, maka penulis
Pendidik serta Standar Sarana dan Prasarana yang ada di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Bengalon Kabupaten Kutai Timur. Berikut hasil dan pembahasan serta
terpenting dalam suatu proses pendidikan terutama dalam tenaga pendidik atau
yang sering disebut dengan tenaga pengajar atau guru. Guru merupakan
akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas serta sebagai penerus
53
bangsa dan Negara. Dalam hal ini, penulis akan menjabarkan keadaan tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Dari hasil penelitian diperoleh data jumlah pegawai dan guru yang ada di
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bengalon yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
Table 4.2
Keadaan Guru dan Pegawai
SMAN 1 Bengalon 2022
Pendidikan Terakhir
Guru/Staf Jumlah
SD SLT SLT D1 D2 D3 S1 S2
P A
Guru Tetap (ASN) 7 2 9
Guru Tidak Tetap (Non 9 1 10
ASN)
TU (ASN) 1 1
TU (Non ASN) 2 1 3
Perpustakaan 1 1
Penjaga Sekolah 1 1
Kebersihan 1 1
Sumber: Profil Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bengalon Tahun
2022
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah guru dan pegawai
di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bengalon dapat dijabarkan yaitu 9 orang
jumlah guru tetap (ASN) yang terdiri dari 7 orang dengan pendidikan terakhir S1
dan 2 orang dengan pendidikan terakhir S2, lalu jumlah guru tidak tetap (Non
ASN) terdapat 10 orang yang terdiri dari 9 orang dengan pendidikan terakhir S1
dan 1 orang dengan pendidikan terakhir S2. Pada pegawai administrasi, terdapat
54
staf tata usaha yang berstatus ASN 1 orang dengan pendidikan terakhir S2,
kemudian staf administrasi Non ASN berjumlah 3 orang yang mana 2 orang
dengan pendidikan terakhir SLTA dan 1 orang dengan pendidikan terakhir S1.
Tenaga kependidikan bagian administrasi perpustakaan terdapat 1 orang yang
mempunyai pendidikanterakhir S1. Dari segi penjaga sekolah berjumlah 1 orang
dengan pendidikan terakhir D3, dan kebersihan 1 orang dengan pendidikan
terakhir SLTA.
Untuk lebih detail dalam rincian guru-guru SMAN 1 Bengalon, maka
penulis menyajikan data sebagai berikut:
Table 4.3
Profil Guru SMAN 1
Bengalon
PENDIDIKAN MATA
N NAMA GURU L STATUS PELAJARAN
0 / TINGKAT JURUSAN
YANG DI
P AMPUH
1 Drs. Suardi, M.Pd L ASN S2 Adm. Pendidikan Ekonomi
Dari tabel di atas dapat dijabarkan bahwa terdapat 15 guru pengajar yang
ada di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bengalon yang mengajar sesuai dengan
kompetensi atau program studi yang diajarkan. Namun ada pula pangajar yang
merangkap lebih dari satu mata pelajaran yang diampuh atau yang diajarkan
yaitu: Reni Riwayanti, S.Pd berstatus ASN dengan tingkat Strata 1 dengan
diampuh atau yang diajarkan adalah BK dan Prakarya, Risda Anita, S.Pd
berstatus Non ASN dengan tingkat Strata 1 dengan program studi pendidikan
Fisika dan mata pelajaran yang diampuh adalah Fisika dan Matematika Minat,
56
Khafid Muammar, S.Pd berstatus Non ASN dengan tingkat Strata 1 dangan
program studi Pendidikan Sastra Indonesia dan mata pelajaran yang diampuh
atau yang diajarkan adalah Bahasa Indonesia dan Seni Budaya, dan Irma
Ekonomi dan mata pelajaran yang diampuh adalah Ekonomi dan Sejarah
Indonesia.
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ajarkan. Dari data
57
yang disajikan di atas ada beberapa pengajar atau guru yang tidak sesuai
latar pendidikan tinggi dengan mata pelajaran yang diajarkan. Terkait hal
“Untuk tenaga pendidik sudah cukup baik. Memang ada pelajaran yang
belum mempunyai guru yang sesuai di SMA ini seperti guru seni, karena
memang agak susah mendapatkan guru yang benar-benar dari jurusan seni,
sehingga untuk pelajaran seni harus diampu oleh guru lain. Dan untuk
pelajaran yang tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, kami
2022)
Bapak Ridwan Rahim, S.Pd selaku Waka Kurikulum dan guru Biologi
masing, sekolah sudah memiliki aturan bahwa guru harus sesuai dengan
Kemudian salah satu siswa bernama Hairun Nisa kelas X IPS 2 juga
bahasa Indonesia dan seni budaya. Tapi dalam pengajarannya cukup mudah
bahwa salah satu upaya untuk memenuhi standar pendidik dan tenaga
kependidikan yang diatur oleh pemerintah dengan kualifikasi akademik serta latar
belakang pendidikan tinggi yang harus sesuai dengan mata pelajaran yang
Empat (D-IV) atau Sarjana (S1) serta latar belakang pendidikan tinggi yang harus
dan prasarana dipilih sebagai salah satu yang terpenting untuk keberhasilan
didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai maka kualitas pendidikan
59
yang dihasilkan kurang optimal. Sebagai salah satu komponen yang penting
dasar atau patokan untuk menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai dan
pembelajaran.
Tabel 4.4
Keadaan Sarana dan Prasarana SMAN 1 Bengalon
a. Sarana
Kondis
No Nama Barang Banyaknya i
Baik Rusak
Ringan
1 Meja Siswa 386 215 171
2 Kursi Siswa 385 214 171
3 Komputer 24 22 2
Sumber : Profil SMAN 1 Bengalon 2022
b. Prasarana
Ruang TU 1 Baik
Ruang Waka Kurikulum 1 Baik
Ruang UKS 1 Baik
3 Ruang Kelas (11 ruang) 11 Baik
4 Perpustakaan 1
5 Labolatorium
Lab. Bahasa 1 Baik
Lab. Kimia 1 Rusak Kondisi Tanah
Lab. Fisika 1 Rusak Membuat Lantai
Lab. Biologi 1 Rusak Rusak
Lab. Komputer 1 Baik
6 Lapangan
Lap. Basket 1 Baik
Lap. Voli 1 Baik
7 WC (6) 6 Baik
8 Musholla 1 Baik
Sumber : Profil SMAN 1 Bengalon 2022
Dari tabel di atas dapat dilihat sarana dan prasarana yang ada di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Bengalon, diketahui bahwa terdapat beberapa meja dan
kursi siswa yang sudah mulai rusak, lalu juga terdapat komputer yang rusak dan
hanya terdapat 11 ruang kelas, kemudian ruang labolatoriun yang juga rusak
Dari data di atas penulis akan membahas mengenai kebijakan pemerintah yang
telah menetapkan standar sarana dan prasarana dalam peraturan pemerintah nomor
Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bengalon yaitu Bapak Suparto, M.Pd,
usahakan untuk memenuhi sesuai denagan standar sarana dan prasarana. Untuk
kelas memang kita kurang satu kelas dan pembelajaran kita alihkan kelasnya ke
laboraturium IPA untuk sementara. Lalu laboraturium IPA sudah ada untuk Lab
Kimia, Biologi dan Fisika tetapi alatnya belum lengkap.” (Wawancara, 9 Juni
2022)
Guru Kimia yang juga sebagai Koor. Sarpras yaitu Ibu Dumaria Siahaan, S.Pd,
“Untuk ruang kelas memang kita masih kurang satu kelas lagi, kemudian
untuk Lab IPA sudah lengkap tetapi untuk Labolaturium Kimia belum bisa
dipakai karena ada masalah di lantai yang turun dan lemari tempat alat ambruk
jadi belum bisa dipakai. Utuk alat-alat sudah cukup lengkap hanya bahan-bahan
Selain itu salah satu Murid yang masih aktif bersekolah di SMAN 1
sudah cukup menunjang, namun untuk kami sampai saat ini Lab IPA belum
pernah kita pakai. Saat praktek kami membawa bahan dari rumah dan praktek di
kelas. Untuk meja dan kursi di kelas sudah ada beberapa yang mulai rusak”
dalam memenuhi standar sarana dan prasarana dalam peraturan nomor 32 tahun
62
Bengalon masih belum maksimal karena masih adanya sarana dan prasarana yang
sarjana (S1)
Dengan hal ini ada beberapa tenaga pendidik atau pengajar yang latar
belakang pendidikan tinggi dengan program pendidika yang belum sesuai dengan
63
dana yang cukup untuk membangun sarana dan prasarana tersebut. Namun
prasarana.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
64
Berdasarkan pada penyajian data dan analisis data yang telah penulis kemukakan
pada bab sebelumnya, sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
dari satu mata pelajaran yang latar belakang pendidikan tinggi dengan
program pendidikan yang tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
Atas Negeri Bengalon, pada dasarnya sudah cukup baik walaupun belum
berjalan secara maksimal. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya sarana
adanya ruang organisasi kesiswaan, gudang, dan ruang serbaguna, selain itu
ruang labolatorium fisika, kimia dan biologi juga rusak dikarenakan tanah yang
65
longsor. Faktor penghambat hal ini yaitu minimnya sumber dana yang diperoleh
5.2 Saran
Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik: teori, proses, dan studi kasus. CAPS,
Yogyakarta.
Yousa, Amri. 2007. Kebijakan Publik, Teori dan Proses. Laboratorium Pengkajian
Penelitian dan Pengembangan Administrasi Negara. FISIP Universitas
Padjajaran, Bandung.
Sumber Dokumen :
Sumber Internet: