Dosen Pengampu:
Muhammad Faizin, S.Pd, M.Pd
Kelompok 4:
Sania Vikasari 1910631120084
Sasti Febriyanti 1910631120085
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya Kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Manajemen
Pendidikan Anti Korupsi. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan
menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta. Kami sangat bersyukur
karena dapat menyelesaikan tugas kelompok ini dengan tepat waktu.
Demikian yang dapat Kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena Kami sadar, makalah
yang Kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Dampak Korupsi di Bidang Ekonomi...........................................................3
B. Dampak Korupsi di Bidang Pemerintahan....................................................5
C. Dampak Korupsi di Bidang Penegak Hukum...............................................5
D. Dampak Korupsi pada Kerusakan Lingkungan............................................6
E. Dampak Korupsi terhadap Nilai Pancasila...................................................8
F. Dampak Korupsi di Bidang Pendidikan.....................................................10
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan
keberhasilannya dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan
sebagai suatu proses perubahan yang direncanakan mencakup semua aspek
kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan pembangunan
terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni
(orang-orang yang terlibat sejak dari perencanaan samapai pada
pelaksanaan) dan pembiayaan (Husaini, 2017). Diantara dua faktor
tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya. Faktor manusia
yaitu peran serta warga negara dalam pemberdayaan masyarakat yang
sudah muncul sejak diberlakukannya UU 1945 dan secara konstitusional
telah memiliki acuan yang jelas dan merupakan kewajiban bagi siapapun
yang terlibat dalam pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia. Namun
peran serta Warga Negara dalam pembangunan di era reformasi ini masih
memperlihatkan kecenderungan belum berjalan dengan sempurna (Alvian,
2021).
Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di Asia dilihat dari
keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi ironisnya, negara
tercinta ini dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia bukanlah
merupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk negara yang
miskin. Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya adalah rendahnya
kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi
pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral
dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari
aparat penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi. Korupsi di
Indonesia dewasa ini sudah merupakan patologi social (penyakit sosial)
yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi telah mengakibatkan
kerugian materiil keuangan negara yang sangat besar (Astuti & Chariri,
2015). Namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya
perampasan dan pengurasan keuangan negara yang dilakukan secara
kolektif oleh kalangan anggota legislatif dengan dalih studi banding, THR,
uang pesangon dan lain sebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk
perampasan dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir di
seluruh wilayah tanah air. Hal itu merupakan cerminan rendahnya
moralitas dan rasa malu, sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan
dan aji mumpung. Kondisi semacam ini akan membawa konsekuensi yang
1
2
3
4
Menurut laporan yang dibuat oleh State of World Forest dan FAO
Indonesia sebagai negara ke lima terbesar yang mempunyai hutan alam,
menempati urutan ke dua dalam laju kerusakan hutan yang terjadi
(http://www.berfingultom.com/worldpress/category/serbaserbi, 26 Mei
2011).
Kerusakan lingkungan hidup ini dipicu oleh berbagai sebab, seperti
kepentingan ekonomi, di mana hasil hutan yang ada di eksplotasi besar-
besaran untuk mendapatkan keuntungan. Eksploitasi ini dianggap paling
mudah dan murah untuk mendapatkan keuntungan, namun di lain sisi
eksploitasi yang dilakukan tidak dibarengi dengan upaya penanaman
kembali (reboisasi) yang baik dan terencana, sehingga hasil eksploitasi
hutan ini meninggalkan kerusakan yang parah bagi lingkungan.
Kerusakan ini juga diakibatkan oleh lemahnya penegakan hukum.
Penegakan hukum hanya menjangkau pelaku yang terlibat di lapangan
saja, tapi belum bisa menjangkau aktor di balik perusakan tersebut yang
disinyalir melibatkan pejabat tinggi, penegak hukum dan pengusaha besar
nasional. Pembalakan-pembalakan liar (illegal loging) disinyalir adalah
faktor utama kerusakan hutan dan mengakibatkan kerusakan lingkungan
yang parah tidak pernah terungkap kasusnya secara tuntas. Semua berjalan
seperti tidak ada hukum yang berlaku.
2. Menurunnya Kualitas Hidup
Lingkungan hidup yang telah rusak akan bukan saja akan
menurunkan kualitas lingkungan itu sendiri, namun lebih jauh akan
berdampak terhadap menurunnya kualitas hidup manusia yang ada di
dalamnya, serta kualitas hidup global.
Kerusakan hutan hujan tropis yang akut akan mengurangi
persediaan oksigen bukan hanya untuk wilayah tersebut namun juga
oksigen untuk bumi secara keseluruhan. Artinya dengan kerusakan hutan
hujan tropis, kita akan membuat kualitas udara yang kita hirup menjadi
berkurang. Sementara itu asap hasil pembakaran kendaraan bermotor dan
industri terus diperoduksi dalam jumlah masal, dimana oksigen yang
dihasilkan oleh hutan tidak cukup untuk menggantikan kerusakan yang
terjadi. Berkurangnya kualitas udara tentunya juga akan berakibat pada
menurunnya kualitas kesehatan manusia yang menghirupnya.
Belum lagi masalah bencana yang dihasilkan oleh kerusakan hutan,
seperti banjir bandang, erosi, tanah longsor dan kekeringan. Di sisi lain,
kerusakan hutan akan mengurangi kuantitas dan kualitas air tanah dan
8
sungai yang bias digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum. Air
minum ini sangat vital bagi kehidupan manusia, dengan semakin
menurunnya kualitas air minum maka semakin menurun juga kualitas
kehidupannya. Akibat negatif untuk masyarakat adalah mengeluarkan
uang ekstra besar untuk mendapatkan air layak minum, yang seharusnya
bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lain. Sekali lagi kualitas hidup
dipertaruhkan.
Kerusakan yan terjadi di perairan seperti pencemaran sungai dan
laut, juga mengakibatkan menurunnya kualitas hidup manusia. Seperti
yang terjadi di Teluk Jakarta. Setiap hari tidak kurang dari 14.000 kubik
sampah, limbah pabrik dan rumah tangga masuk ke Teluk Jakarta dari 13
anak sungai yang bermuara di teluk tersebut. Kondisi ini mengakibatkan
teluk Jakarta menjadi sangat tercemar dan beracun, tak urung budi daya
laut merosot tajam hingga tinggal 38%
(www.vivanews.com/http://ikanlautindonesia.blogspot.com/...,17 Agustus
2011). Tragedi Minamata bukan tidak mungkin, bisa terjadi di Teluk
Jakarta karena ikan dan hasil laut yang didapatkan oleh nelayan
mengandung racun mercuri dalam jumlah tinggi, yang apabila dikonsumsi
oleh manusia akan mengakibatkan berbagai penyakit dan cacat janin.
Belum lagi kerusakan tanah yang mengakibatkan kesuburan tanah
berkurang bahkan tidak bisa ditanami lagi karena sudah menjadi gurun
pasir. Hal ini mengakibatkan merosotnya hasil pertanian yang berimbas
kepada menyusutnya bahan makanan yang tersedia yang memicu
tingginya harga bahan pangan. Hal ini tentunya akan berakibat yang sangat
signifikan bagi kesehatan manusia khususnya bayi dan balita yang
akhirnya tidak mendapatkan kecukupan pangan dan gizi. Kondisi ini akan
berdampak negatif di kemudian hari, seperti kemerosotan daya pikir,
lemahnya fisik, rentan terhadap penyakit dan sebagainya yang juga berarti
kemunduran sebuah generasi.
E. Dampak Korupsi terhadap Nilai Pancasila
Korupsi memiliki dampak yang begitu luas dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Korupsi sangat merugikaan bangsa
khususnya dampak terhadap ideologi bangsa (Pancasila). Berikut ini
adalah dampak yang dapat di timbulkan oleh korupsi terhadap sila sila
yang ada dalam pancasila :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Dengan melakukan korupsi berarti sudah melanggar sila yang pertama,
karena dalam menjalan kan sesuatu pekerjaan harus selalu mengingat
9
kekuasaan yang lebih besar yaitu Tuhas Yang Maha Esa, apabila seorang
melakukan korupsi berarti dia sudah tidak mengingat akan kebesaran
Tuhan dan dibutakan oleh kekuasaan dan harta.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Korupsi sudah pasti melanggar sila yang kedua karena korupsi lebih
mementingkan diri sendiri dari pada kepentingan orang lain, lebih memilih
menggunakan kekuasaan nya untuk kepentingan pribadi bukan untuk
kepentingan umum.
3. Persatuan Indonesia
Persatuan yang sudah terbentuk di Indonesia sejak lama dapat terpecah
belah oleh korupsi, dalam kasusus nya , korupsi membuat orang yang
sudah mengetahui bagaimana Indonesia dewasa ini akan selalu waspada
dan selalu curiga terhadap orang lain sehingga tidak adanya rasa percaya
terhadap orang lain sehingga membuat kerja tidak bagus, apalagi dengan
adanya saling menuduh akan menimbulkan konflik bahkan pertikaikan
antar dua kubu yang berbeda.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan
Dalam mejalankan kekuasaannya koruptor dalam memberikan perintah
lebih mementingkan kepentingan dan keuntungan diri sendiri.dan dalam
pengambilan keputusan tidak melakukan musyawarah kepada wakil
rakyat/rakyat terlebih dahulu , melainkan langsung memberikan intruksi
untuk melakukan sesuatu yang dapat merugikan masyarakat dan
menguntungkan diri sendiri.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Korupsi yang dilakukan oleh pejabat sangat bedampak pada kehidupan
sosial rakyat Indonesia, misalnya korupsi membuat kulitas pendidikan
menurut karena dana yang seharusnya digunakan perbaikan kualitas
pendidikan dan kesehatan di korupsi oleh pejabat-pejabat untuk
kepentingan diri sendiri. Contoh lainnya terhadap kebutuhan sehari hari
yang terus naik karena biaya yang seharusnya untuk subsidi harunya di
berikan kepada masyarakat dikorupsi oleh para pejabat pemerintahan yang
tidak memikirkan apa yang mereka lakukan.
Selain itu dapat menyebabkan masyarakat tidak percaya dengan
pemerintahan sehingga dapat menimbukan gejolak perekonomian yang
dapat merugikan pertumbuhan dan kesetabilan masyarakat Indonesia.
10
1. Kualitas Pendidikan
Ketika jabatan guru dan kepala sekolah sudah disisi dengan orang-
orang berjiwa korup maka kualitas pendidikan akan jauh panggang dari
api, karena orientasi mereka bukan lagi meningkatkan kualitas pendidikan
tapi bagaiman dengan berbagai cara mengumpulkan materi utuk pribadi
mereka. Sehingga mereka akan mengadakan program-program fiktif dan/
atau program-program tidak mendasar atau mengada-ada yang tidak
berdampak sama sekali untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Akan
muncul para pembuat proyek fiktif, pungutan liar dan sebagainya yang
penting dapat mengembalikan modal dan mendapatkan keuntungan yang
terlah mereka tanam ketika mereka membeli jabatan tersebut. Kualitas
11
2. Kerugian Finansial
Dengan Anggaran 20% dari APBN dan APBD dan dana yang
besar itu dipecah menjadi bagian-bagian kecil lalu bagian-bagian kecil itu
ternayata dikorupsi maka kerugian finansia akan langsung terasa kepada
negara.
3. Ketidakadilan sosial
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa korupsi tidak hanya berdampak
terhadap satu aspek kehidupan saja. Korupsi menimbulkan efek domino
yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara. Meluasnya praktik
korupsi di suatu negara akan menimbulkan lesunya pertumbuhan ekonomi
dan investasi, penurunan produktifitas, menurunnya pendapatan negara
dari sektor pajak, meningkatkan hutang negara, memperburuk kondisi
ekonomi bangsa, misalnya harga barang menjadi mahal dengan kualitas
yang buruk, akses rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan menjadi sulit,
keamanan suatu negara terancam, kerusakan lingkungan hidup, dan citra
pemerintahan yang buruk di mata internasional sehingga menggoyahkan
sendi-sendi kepercayaan pemilik modal asing, krisis ekonomi yang
berkepanjangan, dan negara pun menjadi semakin terperosok dalam
kemiskinan. Adapun dampak korupsi lainnya adalah menimbulkan
pemerintah tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan hilangnya
kepercayaan rakyat terhadap lembaga negara.
B. Saran
Semua dinas/instansi pemerintah hendaknya membuat program
pembinaan untuk meningkatkan kesadaran para pegawainya untuk
berperilaku anti korupsi dan malu melakukan korupsi, baik melalui
penataran, penyuluhan, seminar, loka karya dan sebagainya secara
berkesinambungan. Masing-masing dinas/instansi dalam melakukan
kegiatan programnya diharuskan melibatkan atau mengikutsertakan unsur
organisasi kepemudaan dan keagamaan setempat sesuai dengan hirarki
masing-masing, guna lebih menjamin objektifitas pemeriksaan keuangan
negara dan pembangunan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14