Disusun oleh:
Bahaudin Ahmad (2131348490005)
Fakultas Syariah
HUKUM KELUARGA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM FAQIH ASY’ARI
SUMBERSARI KENCONG KEPUNG
KEDIRI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran allah swt, yang telah memberikan kita
kenikmatan sehingga kita bisa mampu menimba ilmu dikampus tercinta ini dan tak
lupa sholawat serta salam, kami sampaikan kepada beliau Nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa kita menuju ke jalan yang benar.
Kami sadar masih banyak kekurangan dalam menyusunnya. Saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan untuk kedepannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
1. Dampak Ekonomi......................................................................................... 2
PENUTUP ............................................................................................................... 9
KESIMPULAN ................................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi merupakan salah satu masalah yang sangat serius di banyak negara
di seluruh dunia. Korupsi dapat dianggap sebagai penyalahgunaan kekuasaan atau
jabatan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan merugikan kepentingan
publik. Korupsi yang terjadi secara masif telah memberikan dampak yang
merugikan bagi negara, masyarakat, dan perekonomian. Makalah ini akan
membahas dampak dari korupsi yang terjadi secara masif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa dampak masif dari korupsi?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dampak Masif Korupsi
Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek kehidupan saja. Korupsi
menimbulkan efek domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara.
Meluasnya praktik korupsi di suatu negara akan memperburuk kondisi ekonomi
bangsa, misalnya harga barang menjadi mahal dengan kualitas yang buruk, akses
rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan menjadi sulit, keamanan suatu negara
terancam, kerusakan lingkungan hidup, dan citra pemerintahan yang buruk di mata
internasional sehingga menggoyahkan sendisendi kepercayaan pemilik modal
asing, krisis ekonomi yang berkepanjangan, dan negara pun menjadi semakin
terperosok dalam kemiskinan.
1. Dampak Ekonomi
Korupsi memiliki berbagai efek penghancuran yang hebat (an enermous
destruction effects) terhadap berbagai sisi kehidupan bangsa dan negara, khususnya
dalam sisi ekonomi sebagai pendorong utama kesejahteraan masyarakat. Mauro
2
menerangkan hubungan antara korupsi dan ekonomi. Menurutnya korupsi memiliki
korelasi negatif dengan tingkat investasi, pertumbuhan ekonomi, dan dengan
pengeluaran pemerintah untuk program sosial dan kesejahteraan (Mauro: 1995).
Hal ini merupakan bagian dari inti ekonomi makro. Kenyataan bahwa korupsi
memiliki hubungan langsung dengan hal ini mendorong pemerintah berupaya
menanggulangi korupsi, baik secara preventif, represif maupun kuratif.
Penanaman modal yang dilakukan oleh pihak dalam negeri (PMDN) dan asing
(PMA) yang semestinya bisa digunakan untuk pembangunan negara menjadi sulit
sekali terlaksana, karena permasalahan kepercayaan dan kepastian hukum dalam
melakukan investasi, selain masalah stabilitas.
3
Dari laporan yang diberikan oleh PERC (Political and Economic Risk
Consultancy) pada akhirnya hal ini akan menyulitkan pertumbuhan investasi di
Indonesia, khususnya investasi asing karena iklim yang ada tidak kondusif. Hal ini
jelas karena terjadinya tindak korupsi yang sampai tingkat mengkhawatirkan yang
secara langsung maupun tidak mengakibatkan ketidakpercayaan dan ketakutan
pihak investor asing untuk menanamkan investasinya ke Indonesia.
3. Penurunan Produktifitas
Dengan semakin lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi, maka tidak dapat
disanggah lagi, bahwa produktifitas akan semakin menurun. Hal ini terjadi seiring
dengan terhambatnya sektor industri dan produksi untuk bisa berkembang lebih
baik atau melakukan pengembangan kapasitas. Program peningkatan produksi
dengan berbagai upaya seperti pendirian pabrik-pabrik dan usaha produktif baru
atau usaha untuk memperbesar kapasitas produksi untuk usaha yang sudah ada
menjadi terkendala dengan tidak adanya investasi.
4
Penurunan produktifitas ini juga akan menyebabkan permasalahan yang lain,
seperti tingginya angka PHK dan meningkatnya angka pengangguran. Ujung dari
penurunan produktifitas ini adalah kemiskinan masyarakat.
5
Pada akhirnya korupsi berakibat menurunkan kualitas barang dan jasa bagi
publik dengan cara mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan,
syarat-syarat material dan produksi, syarat-syarat kesehatan, lingkungan hidup,
atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan
dan infrastruktur dan menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran
pemerintah.
6
6. Meningkatnya Hutang Negara
Kondisi perekonomian dunia yang mengalami resesi dan hampir melanda
semua negara termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, memaksa
negara-negara tersebut untuk melakukan hutang untuk mendorong
perekonomiannya yang sedang melambat karena resesi dan menutup biaya
anggaran yang defisit, atau untuk membangun infrastruktur penting. Bagaimana
dengan hutang Indonesia?
Korupsi yang terjadi di Indonesia akan meningkatkan hutang luar negeri yang
semakin besar. Dari data yang diambil dari Direktorat Jenderal Pengelolaan
Hutang, Kementerian Keuangan RI, disebutkan bahwa total hutang pemerintah per
31 Mei 2011 mencapai US$201,07 miliar atau setara dengan Rp. 1.716,56 trilliun,
sebuah angka yang fantastis.
Hutang tersebut terbagi atas dua sumber, yaitu pinjaman sebesar US$69,03
miliar (pinjaman luar negeri US$68,97 miliar) dan Surat Berharga Negara (SBN)
sebesar US$132,05 miliar. Berdasarkan jenis mata uang, utang sebesar US$201,1
miliar tersebut terbagi atas Rp956 triliun, US$42,4 miliar, 2.679,5 miliar Yen dan
5,3 miliar Euro. Posisi utang pemerintah terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada
2009, jumlah utang yang dibukukan pemerintah sebesar US$169,22 miliar
(Rp1.590,66 triliun). Tahun 2010, jumlahnya kembali naik hingga mencapai
US$186,50 miliar (Rp1.676,85 triliun). Posisi utang pemerintah saat ini juga naik
dari posisi per April 2011 yang sebesar US$197,97 miliar. Jika menggunakan PDB
Indonesia yang sebesar Rp6.422,9 triliun, maka rasio utang Indonesia tercatat
sebesar 26%.
Sementara untuk utang swasta, data Bank Indonesia (BI) menunjukkan jumlah
nilai utang pihak swasta naik pesat dari US$73,606 miliar pada 2009 ke posisi
US$84,722 miliar pada kuartal I 2011 atau setara 15,1%. Secara year on year (yoy)
saja, pinjaman luar negeri swasta telah meningkat 12,6% atau naik dari US$75,207
pada kuartal I 2010. Dari total utang pada tiga bulan pertama tahun ini, utang luar
7
negeri swasta mayoritas disumbang oleh pihak non-bank sebesar US$71,667 miliar
dan pihak bank sebesar US$13,055 miliar (www.metronews. com /read/news/
2011,14 Juni 2011).
Bila melihat kondisi secara umum, hutang adalah hal yang biasa, asal digunakan
untuk kegiatan yang produktif hutang dapat dikembalikan. Apabila hutang
digunakan untuk menutup defisit yang terjadi, hal ini akan semakin memperburuk
keadaan. Kita tidak bisa membayangkan ke depan apa yang terjadi apabila hutang
negara yang kian membengkak ini digunakan untuk sesuatu yang sama sekali tidak
produktif dan dikorupsi secara besar-besaran.
8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dampak korupsi yang terjadi secara masif sangatlah merugikan bagi negara,
masyarakat, dan perekonomian. Korupsi menghancurkan reputasi negara, merusak
institusi pemerintah, dan menghalangi pembangunan ekonomi. Korupsi juga
merugikan masyarakat dengan merusak hak asasi manusia, meningkatkan
ketidakadilan sosial, dan merusak moral dan etika. Oleh karena itu, upaya
pencegahan dan pemberantasan korupsi harus diutamakan dalam setiap negara
untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat
yang adil.
9
DAFTAR PUSTAKA
Mauro, Paolo (1995), Current Account Surpluses and the Interest Rate
Island in Switzerland, IMF Working Paper
Tanzi, Vito and Hamid Davoodi (1997), Corruption, Public Investment and
Growth1, International Monetary Fund Working Paper
http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/06/14/54601/Utang-
Indonesia-CapaiRp1_716-Triliun, (Selasa 14 Juni 2011)
10