Dosen Pengampu :
Johni Paul Karolus Pasaribu, SE, MM
Nama Kelompok :
JURUSAN MANAJEMEN
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat - Nya maka
penulisdapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Masalah-masalah korupsi
di Indonesia”.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Bapak Johni Paul Karolus Pasaribu, SE, MM
pada mata kuliah Statistika di Universitas Dinamika Bangsa.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak - pihak yang membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah
ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan - kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata , tidak ada karya manusia yang sempurna selain dari karya-Nya. Demikian
pula dengan makalah ini masih jauh dari apa yang kita harapkan Bersama. Oleh karena itu,
segala kritik dan saran demi kebaikan bersama sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi atau
revisi dari makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................2
C. TUJUAN MASALAH....................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Korupsi............................................................................................................................3
B. Penanggunan Kerugian Negara Akibat Tindak Pidana Korupsi.....................................3
C. Tingkat Tertinggi Korupsi di Indonesia..........................................................................5
D. Korupsi Sulit di Berantas Karena Lemahnya Integritas..................................................6
E. Peran Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi...........................................................8
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang sangat
parah dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkembangan korupsi dari
tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah kerugian keuangan
negara maupun dari segi yang semakin sistematis, canggih serta lingkupnya sudah
meluas dalam seluruh aspek masyarakat
Korupsi diindonesia dewasa ini sudah merupakan patologi sosial yang sangat
berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian materi keuangan negara yang
sangat besar. Berdasarkan laporan pemberantasan korupsi Kwik Kian Gie yang
dimuat diharian Kompas 25 Oktober 2003, Jumlahnya mencapai Rp 400 triliun.
iv
Persoalan nya adalah dapatkah korupsi di berantas? Tidak ada jawaban lain
jika kita ingin maju. Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi atau paling tidak
mengurangi sampai titik nadir yang paling rendah maka jangan harap negara ini akan
mampu mengejar ketertinggalan di bandingkan negara lain untuk menjadi sebuah
negara yang maju. maka korupsi membawa dampak negative dan cukup luas dan
dapat membawa ke jurang kehancuran.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
Makalah ini dibuat untuk mencerdaskan pembaca dan penulis agar mengerti mengenai
korupsi dan mengetahui bagaimana upaya untuk mencegah terjadinya korupsi di
Indonesia. Dan juga melalui penulisan ini untuk membangun kesadaran masyarakat
khususnya kalangan birokrasi untuk berprilaku anti korupsi sehingga tercipta apartur
negara yang bersih dari korupsi.
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Korupsi
Adalah suatu bentuk kejujuran atau tindak pidana yang dilakukan oleh
seseorang atau suatu organisasi yang dipercayakan dalam suatu jabatan
kekuasaan, untuk memperoleh keuntungan yang haram atau penyalahgunaan
kekuasaan untuk keuntungan pribadi seseorang. Menurut icw, pelaku korupsi
terbanyak umumnya berasal dari kalangan pejabat atau pegawai kementrian dan
pemerintah daerah. Arifianto (2004) menegaskan ada 3 teori yang dapat
menjelaskan terjadinya korupsi di Indonesia, yaitu mainstream economic theory,
patrimonialism theory, and kleptocratic state theory.
Pertama, teori ini menjelaskan bahwa negara ini sering bertindak monopoli
terhadap aktifitas ekonomi negara. Kedua, teori ini berpendapat bahwa korupsi
dapat berperan sebagai cara untuk meningkatkan integrasi politis diantara suku
bangsa, partai dan fraksi dalam pemerintahan. Ketiga, teori ini menyatakan bahwa
korupsi endemic berada dalam rezim yang dikendalikan oleh pimpinan negara
yang memiliki tujuan melalui posisinya hanya untuk memperkaya diri.
Berikutnya adapun Langkah-langkah untuk menimalisir terjadinya tindakan
korupsi yaitu :
Membangun generasi mudah yang paham tentang pentingnya mencegah
tindak korupsi.
Membuat pusat layanan pengaduan tindak korupsi.
Memberikan hukuman yang dapat menimbulkan efek jera agar tindak
korupsi tidak terulang Kembali pada masa yang akan datang.
Memperbaiki sistem anti korupsi dan pantang terlibat tindak pidana korupsi
Melaporkan tindak pidana korupsi
vi
Arti kerugian keuangan negara yang terdapat dalam Penjelasan Pasal 32
ayat (1) UU Pemberantasan Korupsi :
“ Yang dimaksud dengan “secara nyata telah ada kerugian keuangan negara”
adalah kerugian yang sudah dapat dihitung jumlahnya berdasarkan hasil temuan
instansi yang berwenang atau akuntan public yang ditunjuk ”.
vii
Jika terpidana tidak membayar uang pengganti paling lama dalam waktu 1
bulan sesudah putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
maka harta bendanya dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk menutupi uang
pengganti tersebut (Pasal 18 ayat (20) UU Pemberantasan Tipikor). Selain
ruang korupsi yang perlu diganti oleh terpidana korupsi, barang-barang miliki
terpidana korupsi yang diperoleh dari tindak pidana korupsi juga dirampas oleh
negara sebagaimana disebut dalam Pasal 18 ayat (1) UU Pemberantasan Tipikor.
Jadi, dari sini kita dapat mengetahui bahwa kerugian negara itu ditanggung
sendiri oleh terpidana korupsi yang telah terbukti melakukan tindak pidana
korupsi melaui sanksi pidana yang dijatuhkan kepadanya. Hakimlah yang
menentukan berapa jumlah uang pengganti yang harus terpidana korupsi bayar
dan hukuman lainnya untuk mengembalikan kekayaan negara yang dirugikan
akibat tindak pidana korupsi melalui putusannya.
viii
Berikut Dafrat 10 provinsi/wilayah Polda yang paling banyak menerima laporan
kasus korupsi sepanjang 2021 :
1. Sulawesi Tenggara : 28 kasus
2. Kalimantan Barat :28 kasus
3. Bengkulu : 25 kasus
4. Aceh : 21 kasus
5. Riau : 21 kasus
6. Kalimantan Timur : 18 kasus
7. Jawa Timur : 18 kasus
8. Sulawesi Selatan : 17 kasus
9. Jawa Tengah : 17 kasus
10. Papua : 16 kasus
Dalam periode sama, di DKI Jakarta atau wilayah Polda Metro Jaya hanya
terdapat 6 laporan kasus korupsi. Sementara di Jambi, DI Yogyakarta dan
Kalimantan Utara tidak ada laporan sama sekali.
ix
Indonesia perlu dibangun lewat penguatan integritas, transparansi, dan
akuntabilitas, sebut Prof. Eddy.
“Integritas adalah kunci utama memerangi korupsi”, kata Prof. Eddy.
“Ketika berbicara mengenai integritas berarti kita berbicara mengenai sumber
daya manusia. Integritas jadi sangat penting, karena integritas akan melahirkan
kesadaran hukum yang otonom, bukan heteronom” terang dia. Kemudian, katanya
integritas perlu didampingi oleh transparansi dan akuntabilitas.
“Tiga kata kunci hari ini yakni, integritras, transparansi, dan akuntabilitas adalah
keniscayaan bagi kementrian maupun lembaga jika hendak membangun Zona
Integritas dalam rangka Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih
Melayani (WBBM)”, kata wamenkumham.
Lokakarya Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani merupakan rangkaian peringatan
Hari Darma Karya Dhika Kementrian Hukum dan HAM 2021. Kegiatan itu
merupakan persiapan bagi 477 satuan kerja yang telah diusulkan oleh
Kemenkumham untuk mengikuti evaluasi tim penilai nasional yang dipimpin oleh
Kementrian Pandayagunaann Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
x
Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahan, atau
pihak lain yang memberikan kesempatan untuk melakukan korupsi.
b) Faktor Hukum
Hukum bisa menjadi faktor terjadinya korupsi dilihat dari dua
sisi, disatu sisi dari aspek perundang-undangan, dan disisi lain
dari lemahnya penegak hukum. Hal lain yang menjadikan
hukum sebagai sarana korupsi adalah tidak baiknya substansi
hukum, mudah ditemukan aturan-aturan yang diskriminatif dan
tidaka adil, rumusan yang tidak jelas dan tegas sehingga
menimbulkan multi tafsir, serta terjadinya kontradiksi dan
overlapping dengan antara lain.
c) Faktor Ekonomi
Faktor ini salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal itu dapat
dilihat Ketika tingkat pendapat atau gaji yang tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhannya, maka seseorang akan mudah
untuk melakukan tindakan korupsi demi terpenuhinya semua
kebutuhan.
d) Faktor Organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas,
tidak hanya organisasi yang ada dalam suatu lembaga, tetapi
juga sistem pengorganisasian yang ada di dalam lingkungan
masyarakat. Faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi dari
sudut pandang organisasi meliputi :
1. Kurang adanhya teladan dari pemimpin
2. Tidak adanya kultur organisasi yang benar
3. Sistem akuntabilitas di instansi pemerintah kurang
memadai
4. Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam
organisasi
5. Lemahnya pengawasan
xi
Memberantas korupsi haruslah berawal dari kita sendiri, contohnya selalu
berlaku jujur dalam setiap keadaan, melaporkan setiap transaksi mencurigakan
yang kita ketahui para pejabat secara pasti untuk dilaporkan kepada KPK. Upaya
pembekalan mahasiswa dapat ditepuh dengan berbagai cara antara lain : Kegiatan
sosialisasi, kampanye, seminar atau perkuliahan. Pendidikan anti korupsi bagi
mahasiswa bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk
beluk korupsi dan pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai anti korupsi.
Tujuan jangka panjangnya adalah menumbuhkan budaya anti korupsi dikalangan
mahasiswa dan mendorong mahasiswa untuk dapat berperan aktif dalam upaya
memberantas korupsi di Indonesia.
xii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Untuk pemerintahan hendaknya lebih tegas dalam upaya pemberantasan korupsi,
tidak hanya untuk para petinggi negara tetapi juga untuk semua lapisan masyarakat
yang melakukan tindakan korupsi.
xiii
Untuk mahasiswa sebaliknya dalam menyampaikan aspirasi tidak dengan tindakan
anarkis yang berlebihan yang nantinya malah menggangu ketertiban umum dan
aspirasi yang mereka usung tidak tersampaikan.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Antari, L. P. (2022). Peran Mahasiswa Dalam Upaya pencegahan Korupsi. Jurnal Hukum
Saraswati(JHS),Volume. 04, Nomor 01, , 70.
Darwin Damanik, M. S. (2023). KORUPSI, INFLASI, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN. Jurnal
Ekonomi Dan Pembangunan Vol.5 No.1, 494.
xv