Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Kasus korupsi di Indonesia


Penyelewengan Dana Pembangunan
Proyek Wisma Atlet SEA Games
di Palembang Tahun 2011

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6 KELAS C

YENI (042023138 )
LORENSIA NESI (042023117 )
LENNY ARIKANDE ( 042023114 )
YUYUN (042023141 )

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


INSTITUSI KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Kasus Korupsi Diindonesia “Penyelewengan Dana Pembangunan Proyek Wisma
Atlet SEA Games”. Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Pendidikan AntiKorupsi ibu Ns.Reskiyah Hoesny,S.Kep.,M.Kep. yang
telah memberikan tugas ini kepada Kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan Kami mengenai Kasus Korupsi Di indonesia Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan.
Terima kasih kami ucapkan kepada pihak yang telah memberikan kontribusi
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam
pembelajaran pendidikan kebidanan dan dapat dengan mudah dipahami bagi siapa
pun yang membacanya. Kami berharap adanya kritik, saran yang membangun
untuk perbaikan makalah ini dan pembuatan makalah yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna.

Palopo, Februari 2024

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................1
C. TUJUAN PENULISAN...............................................................1

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................2


A. PENGERTIAN ANTI KORUPSI ..............................................2
B. KASUS KORUPSI DI INDONESIA..........................................3
C. PENYEBAB KORUPSI DI INDONESIA ...............................5
D. DAMPAK KORUPSI DARI PERSPEKTIF HUKUM
BUDAYA DAN AGAMA ...........................................................4

BAB III PENUTUP..................................................................................................7


A. KESIMPULAN............................................................................7
B. SARAN..........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang
sangat parah dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan.
Perkembangan praktek korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik
dari kuantitas atau jumlah kerugian keuangan negara maupun dari segi
kualitas yang semakin sistematis, canggih serta lingkupnya sudah meluas
dalam seluruh aspek masyarakat. Meningkatnya tindak pidana korupsi yang
tidak terkendali
akan membawa bencana tidak saja terhadap kehidupan perekonomian
nasional tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada
umumnya. Maraknya kasus tindak pidana korupsi di Indonesia, tidak lagi
mengenal batas-batas siapa, mengapa, dan bagaimana. Tidak hanya
pemangku jabatan dan kepentingan saja yang melakukan tindak pidana
korupsi, baik di sektor public maupun privat, tetapi tindak pidana korupsi
sudah menjadi suatu fenomena
Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang merajalela di tanah air selama ini
tidak saja merugikan Keuangan Negara atau Perekonomian Negara, tetapi
juga telah merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi
masyarakat, menghambat pertumbuhan dan kelangsungan pembangunan
nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Tipikor tidak
lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa, tetapi telah menjadi
kejahatan luar biasa. Metode konvensional yang selama ini digunakan
terbukti tidak bisa menyelesaikan persoalan korupsi yang ada di masyarakat,
maka penanganannya pun juga harus menggunakan cara-cara luar biasa.
Mengingat bahwa salah satu unsur Tipikor di dalam Pasal 2 dan Pasal 3
Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang No. 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) adalah adanya
unsur kerugian keuangan negara,unsur tersebut memberi konsekuensi bahwa

1
pemberantasan Tipikor tidak hanya bertujuan untuk membuat jera para
Koruptor melalui penjatuhan pidana penjara yang berat, melainkan juga
memulihkan keuangan negara akibat korupsi sebagaimana ditegaskan dalam
konsideran dan penjelasan umum UU Tipikor. Kegagalan pengembalian aset
hasil korupsi dapat mengurangi ‗makna‘ penghukuman terhadap para
koruptor.
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan
keberhasilannya dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagaisuatu
proses perubahan yang direncanakan mencakup semua aspek kehidupan
masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan pembangunan terutama ditentukan oleh
dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-orang yang terlibatsejak dari
perencanaan samapai pada pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantaradua faktor
tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya.Indonesia merupakan
salah satu negara terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber
daya alamnya. Tetapi ironisnya, negarater cinta ini dibandingkan dengan negara
lain di kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya malahan
termasuk negara yang miskin.Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya adalah
rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari
segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan
kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat
penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi. Korupsi di Indonesia
dewasa ini sudah merupakan penyakit social yang sangat berbahaya yang
mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Korupsi telah mengakibatkan kerugian materiil keuangan negara yang sangat
besar. Hal itu merupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga
yang menonjol adalah sikap kerakusan dan kekuasaan. Persoalannya adalah
dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin maju, adalah
korupsi harus diberantas. Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi,atau paling
tidak mengurangi sampai pada titik nadir yang paling rendah maka jangan harap
Negara ini akan mampu mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara lain
untuk menjadi sebuah negara yang maju. Karena korupsi membawa dampak
negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang kehancuran.

2
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Korupsi ?


2. Jelaskan Kasus Korupsi Yang terjadi Di Indonesia mengenai Penyelewengan
Dana Pembangunan Proyek Wisma Atlet SEA Games ?
3. Apa Penyebab Penyelewengan Dana Pembangunan Proyek Wisma Altet SEA
Games ?
4. Bagaimana Dampak Kasus Korupsi dari Sperfektif Hukum ,Budaya dan
Agama ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Menjelaskan definisi Korupsi


2. Untuk mengetahui Kasus Korupsi di Indonesia mengenai Penyelewengan
Dana Pembangunan proyek Wisma Atlet SEA Games
3. Untuk mengetahui Penyebab Penyelewengan Dana Pembangunan Proyek
Wisma Atlet SEA Games
4. Untuk Mengetahui dampak kasus Korupsi dari sperfektif Hukum Budaya dan
Agama

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN KORUPSI

Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya


busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik atau menyogok. Menurut Dr. Kartini
Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan
jabatan guna mencari keuntungan, dan merugikan kepentingan umum. Menurut
saya sendiri tindakan korupsi merupakan tindakan dimana para pejabat public
menggelapkan uang untuk kepentingan pribadi sebagai pemuas kebutuhan dalah
kehidupannya. Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari
kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan
negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatan-kekuatan formal (misalnya
denagan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya diri sendiri.
Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan
yang dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan
mengatas namakan pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman. Hal itu akan
masuk dalam dalam pembahasan saya mengenai tindak korupsi Masyarakat
Pancasila Dalam Persepektif Paradigma Konflik Dan Sruktural Fungsional

B. SALAH SATU KASUS KORUPSI YANG ADA DI INDONESIA


Image mengenai pelaku korupsi, atau yang biasa disebut dengan koruptor,
justru sangat melekat di tubuh pejabat pemerintahan. Mengapa? Karena beberapa
kasus korupsi yang kerap kali terjadi di Indonesia terbukti dilakukan oleh para
wakil rakyat.
Kasus korupsi oleh pejabat pemerintahan misalnya kasus korupsi yang terjadi
beberapa waktu lalu, yaitu dugaan Penyelewengan dana Pembangunan proyek
Wisma Atlet SEA Games di Palembang Sumatera Utara Tahun 2011, yang
menyeret beberapa nama penting `di pemerintahan. Sungguh disayangkan,
mengingat bahwa mereka seharusnya menggunakan uang tersebut untuk
menjalankan roda perekonomian negara dan menyejahterakan rakyat, tetapi malah
diselewengkan untuk kepentingan pribadi. Proyek Wisma Atlet SEA Games di
Palembang saat ini tengah menjadi sorotan publik, karena wisma atlet dibangun
dengan tujuan untuk menyambut perayaan SEA Games 2011. Namun

4
pembangunan tersendat dengan adanya penyelewengan dana pembangunan proyek
oleh beberapa pihak. Dalam kasus ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah
menetapkan empat orang tersangka utama yang menjadi dalang dari tindak pidana
korupsi proyek bernilai Rp 191,6 miliar tersebut. Mereka adalah Sekretaris Menteri
Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, Manajer PT Duta Graha Indah Muhammad
El Idris, Manajer PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang, serta Anggota Badan
Anggaran DPR RI, Muhammad Nazaruddin. Wafid dan El Idris berhasil ditangkap
pada pertengahan tahun 2010, kemudian Mindo Rosalina akhirnya ditangkap pada
bulan Juni 2011, dan Muhammad Nazaruddin yang masih menjadi buron (Koran
Tempo edisi 22 Juni 2011).
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Busyro Muqoddas, menyatakan
bahwa Nazaruddin terlibat setidaknya 31 kasus dugaan korupsi dan hampir semua
kasus tersebut merupakan proyek di berbagai kementerian yang dibiayai dengan
menggunakan Anggaran Belanja Negara (ABN). Nilai proyeknya diperkirakan
mencapai lebih dari Rp6 triliun. Nazaruddin terseret ke pusaran kasus dugaan
korupsi Wisma Atlet setelah Rosalina menyebut-nyebut namanya saat dia diperiksa
oleh KPK. Tak hanya itu, Rosalina pun mengaku bahwa Nazaruddin lah yang
memperkenalkan dia kepada Wafid dan Muhammad El Idris (Koran Tempo edisi
22 Juni 2011). Pengakuan yang dilakukan oleh Rosalina terkait dengan keterlibatan
Nazaruddin tersebut mendapat penolakan dari pihak Nazaruddin. Sejak peristiwa
tersebut mulai mencuat di ranah publik, Nazaruddin sangat sulit untuk ditemui.
Melalui siaran pers elektronik, Nazaruddin telah membantah dengan tegas bahwa
ia tidak memiliki hubungan bisnis dengan Rosalina. Nazarudddin mengatakan
bahwa semua tudingan atas dirinya itu tidak benar, sampai pada akhirnya fakta
berkata lain. Ia ditetapkan sebagai tersangka utama yang terlibat dalam kasus
dugaan suap Wisma Atlet. Cukup sulit untuk menemukan keberadaan Nazaruddin
karena ia selalu berpindah dari satu negara ke negara yang lain tanpa diketahui oleh
pihak yang berwajib. Namun berkat kerjasama dari sama interpol, Polri, KPK,
Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM, dan Kementerian Luar Negeri,
Muhammad Nazaruddin akhirnya bisa ditangkap pada tangggal 7 Agustus 2011 di
kota wisata Cartagena, Kolombia (MBM Tempo edisi 14 Agustus 2011).

5
Berita mengenai peristiwa penangkapan Nazaruddin cukup menghebohkan.
Pasalnya, Nazaruddin memang sangat sulit untuk ditemui karena ia memang sering
berpindah ke berbagai negara. Disebutkan dalam pemberitaan MBM Tempo edisi 7
Agustus 2011, bahwa Nazaruddin sempat berpindah dari Singapura, Vietnam,
Malaysia, Dominika, Venezuela, Karibia, hingga pada akhirnya ia ditangkap di
Kolombia. Mudahnya akses Nazaruddin ke beberapa negara diduga kuat karena ia
memiliki banyak teman yang mau kongkalikong dengan diberi sedikit imbalan.
“Nazaruddin kabur dengan melibatkan banyak sekutu: kerabat, pengacara, juga
jasa pengamanan internasional. Duta Besar di Bogota diduga terlibat”. Sub judul
Laporan Utama MBM Tempo edisi 7 Agustus 2011 ini cukup membuat masyarakat
geram. Bagaimana tidak? Bahkan lembaga penting yang seharusnya memihak
pemerintah dalam penangkapan Nazaruddin, malah bersekutu dengan koruptor
yang sudah lama menjadi buron ini. Menurut sumber Tempo, proses penangkapan
dilakukan oleh polisi Kolombia yang terjadi lima hari sebelum tim penjemput
Nazaruddin datang ke lokasi kejadian. Nazaruddin awalnya ditahan selama 36 jam
dengan tuduhan pemalsuan paspor. Namun Michael Manufandu, Duta Besar
Indonesia di Bogota lebih setuju mengekstradisi Nazaruddin daripada melakukan
deportasi untuk memulangkan Nazaruddin ke negara asalnya, yaitu Indonesia.
Nazaruddin pada akhirnya berhasil ditangkap tim penjemput yang dipimpin oleh
Brigadir Jenderal Anas Yusuf dari Badan Reserse Kriminal Markas Besar
Kepolisian bersama sejumlah keloga dari KPK dan belasan polisi bersenjata
lengkap (MBM Tempo edisi 22-28 Agustus 2011:hal 23). Pemberitaan mengenai
kasus korupsi yang menyeret pejabat pemerintahan menjadi topik yang menarik
bagi sebagian media massa untuk di letakkan dalam Headline pemberitaan. Salah
satu media tersebut adalah MBM Tempo. Laporan Utama MBM Tempo berjudul
“Sekongkol Kakap Nazaruddin” edisi 22-28 Agustus 2011, cukup detail dalam
menceritakan penangkapan Nazaruddin ketika berada di Kolombia. MBM Tempo
melihat kasus penangkapan Nazaruddin sebagai sebuah fenomena besar yang patut
dirayakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, karena Nazaruddin dianggap sebagai
koruptor kelas kakap yang harus segera diberi sanksi atas segala perbuatannya.
Bendahara partai Demokrat ini ternyata juga pernah terlibat 35 kasus korupsi
penyelewengan dana proyek di sembilan kementrian yang bernilai lebih dari Rp.8
triliun. Oleh karena itu, pihak yang berwajib, dalam hal ini Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) diharapkan mampu menuntaskan kasus korupsi ini dengan

6
berfokus pada permasalahan utama, dan bertindak adil dalam memberikan sanksi.
Dalam kasus ini akan disinyalir banyak isu-isu pinggiran yang mungkin muncul
untuk membelokkan permasalahan utama. Munculnya berita-berita mengenai
kondisi psikologis Nazaruddin seperti “ Nazaruddin di cuci otak selama perjalanan
pulang”, “Dua hari Nazaruddin tak mau makan karena takut diracun”, “Nazaruddin
siap bungkam, mengaku salah, dan mau langsung divonis” berusaha menarik
empati dari banyak pihak dan membuat kasus utamanya tersamarkan. Menurut
Tempo, Nazaruddin sejak awal berencana untuk melemahkan kredibilitas KPK.
MBM Tempo dalam pemberitaan yang berjudul “Pertaruhan pada perkara
Nazaruddin” menyebutkan bahwa KPK perlu memastikan Nazaruddin harus steril
dari kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan pada perkaranya. Menutup
akses komunikasi Nazaruddin dengan pihak luar dan memperketat penjagaan
terhadap tahanan harus ditingkatkan. Intervensi dari pihak manapun harus dicegah
sedini mungkin, termasuk menolak permintaan dari penasihat hukum Nazaruddin
untuk memindahkan tahanan dari Markas Komando Brigade Mobil Kepolisian ke
Cipinang. Untuk menyelesaikan kasus Nazaruddin, pihak KPK harus bergerak
cepat dalam penyidikan, mengingat bahwa pihak Nazaruddin yang berusaha
mencari celah KPK dalam melakukan penyidikan dengan kongkalikong dengan
“orang dalam”. Pengungkapan skandal yang dilakukan Nazaruddin memang
merupakan pertaruhan yang cukup besar bagi KPK. Apalagi nilai proyek yang
dikorup bukan merupakan jumlah yang sedikit. Koruptor yang terlibat didalamnya
juga berlapis- lapis dan sulit untuk ditembus. KPK juga perlu menelusuri
kelompok-kelompok yang membantu Nazaruddin selama masa pelariannya.
Tempo memperoleh informasi bahwa para pejabat, pengacara, dan kerabat
tersangka ikut mengatur, atau setidaknya memudahkan akses Nazaruddin untuk
berpindah dari satu Negara ke negara lain, selama ia masih menjadi buron. MBM
Tempo juga memberitakan mengenai isu seorang pejabat yang menerima US$ 1
juta dari Nazaruddin untuk melancarkan aksinya. Penangkapan Nazaruddin juga
menarik perhatian sejumlah media di luar negeri. Pada tanggal 8-9 Agustus 2011,
beberapa media di Columbia, seperti El Tiempo, El Universal, Colombia Report
menjadikan penangkapan ini sebagai berita utama di halaman media mereka. El
Tiempo edisi Senin, 8 Agustus 2011 misalnya, diberi judul “Kolombia Tangkap
Koruptor Indonesia Saat Menonton Piala Dunia U-20”. Disebutkan di dalam
artikelnya, Nazaruddin ditangkap di sebuah kafe di Cartegena ketika sedang

7
menonton pertandingan sepak bola. Ia juga digambarkan sebagai sosok yang paling
dicari oleh Interpol di 188 negara karena melakukan korupsi puluhan miliar rupiah
di Indonesia. Sementara pada edisi Selasa, El Tiempo memberi judul “Kolombia
Segera Pulangkan Tahanan Politik ke Indonesia Melalui Deportasi”.
(http://www.jurnas.com/news/36659/Nazaruddin_Tertangkap_di_Kolombia/1/
Nasional/Hukum,diakses pada 21 September 2011 pkl.14.30). Sedangkan media El
Universal dalam pemberitaannya mengatakan bahwa Nazaruddin ditangkap oleh
Polisi Khusus Kriminal Kolombia, DIJIN, dengan tuduhan masuk ke negara itu
dengan menggunakan paspor palsu dan hal ini dianggap sebagai sebuah
pelanggaran berat. Colombia Report juga menulis bahwa Nazaruddin adalah
buronan internasional yang paling dicari Interpol dan pemerintah Indonesia karena
kasus korupsi pembangunan wisma atlet sebesar US$3 juta. Disebutkan pula,
mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu telah melarikan diri dari Indonesia
pada akhir Mei 2011. Uniknya, artikel tertangkapnya Nazaruddin berdampingan
dengan artikel penangkapan Compay, gembong perampok besar dan paling
berbahaya di Medellin oleh kepolisian setempat. Compay (35) sendiri sudah dua
bulan menjadi buronan polisi karena terlibat dalam 100 kasus perampokan,
perdagangan narkotika, dan perampokan permukiman dan pertokoan mewah di
Medellin.”.(http://www.jurnas.com/news/36659/Nazaruddin_Tertangkap_di_Kolo
mbia/1/Nasional/Hukum,diakses pada 21 September 2011 pkl.14.30). Media di
Indonesia tak mau ketinggalan berita yang cukup menghebohkan ini, misalnya saja
Majalah Gatra. Gatra menempatkan berita penangkapan Nazaruddin pada berita
utamanya. Dalam pemberitaannya, Gatra menyampaikan bahwa dengan
penangkapan Nazaruddin, bukan berarti kisah "mafia pembobol" dana wisma atlet
dan proyek Hambalang bakal berakhir. Justru penangkapan Nazaruddin menjadi
titik terang untuk mengungkap kasus pedongkelan dana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara itu. Hukum di Indonesia sedang diuji. Jika aparat hukum masih
punya kewibawaan dan harga diri, maka beberapa langkah lagi kasus besar itu bisa
segera terungkap. Namun jika hukum sudah "dibeli" maka tak ada artinya
momentum tertangkapnya Nazaruddin. Pemberitaan pasca penangkapan
Nazaruddin di Majalah Gatra lebih berfokus pada keselamatan Nazaruddin. Sebab,
Nazar adalah saksi kunci dan pemegang bukti atas kasus suap yang melibatkan
para elit Partai Demokrat dan elit penguasa lainnya di Indonesia. (Gatra, 9 Agustus
2011).

8
C. PENYEBAB TERJADINYA KORUPSI
Penting untuk mengetahui penyebab korupsi di Indonesia, mengingat
praktek korupsi tidak hanya terjadi dijajaran pemerintah namun juga dalam
lingkup masyarakat secara umum seperti perusahaan maupun dalam instansi
khusus seperti pendidikan dan kesehatan .Penyebab korupsi di Indonesia selain
karena perilaku konsumtif pelaku juga karena ada kesempatan, sifat serakah
manusia, gaya hidup konsumtif, moral yang lemah, factor politik , dan factor
ekonomi.
 Perspektif Hukum
Hukum sebagai faktor penyebab korupsi di Indonesia dilihat dari sisi
perundang-undangan dan lemahnya penegakan hukum dalam menangani kasus
korupsi. Koruptor akan mencari celah di perundang-undangan untuk bisa
melakukan aksinya tanpa mendapat hukuman atau hanya mendapat hukuman
ringan. Korupsi merupakan suatu perbuatan yang melawan Hukum yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merugikan perekonomian atau
keuangan. Menurut Analisa kami Pada Kasus Korupsi Penyelewengan Dana
Pembangunan Proyek Wisma Atlet SEA Games dipalembang salah satu yang
menjadi tersangka yaitu Muhammad Nazaruddin di nilai terbukti melanggar
pasal 3 undang-undang nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
pemberantasan Tindak pidana Pencucian uang jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo
Pasal 65 ayat (1) KUHP
Perspektif Budaya
Menurut Friedman, budaya korupsi menunjukkan pada dua Hal yaitu unsur
adat istiadat yang organis berkaitan dengan kebudayaan secara menyeluruh,
dan yang kedua yaitu unsur nilai dan sikap social.
Jika konsep budaya ini dipergunakan untuk melihat penanganan korupsi, maka
akan Nampak bahya makna korupsi itu sendiri akan sangat ditentukan oleh
nilai-nilai yang akan ada dibalik korupsi itu sendiri. dari berbagai pengertian
korupsi yang telah dikemumukan dimuka, Nampak bahwa korupsi merupakan
suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma
kejujuran dan sosial.
Menurut analisa Kami Mengenai Kasus Muhammad Nazaruddin melakukan
Korupsi Karena

9
 Perspektif Agama
Korupsi adalah perbuatan yang dilakukan dengan tujuan mengambil
keuntungan pribadi dari harta, waktu, maupun wewenang yang bukan menjadi
haknya. Dalam ajaran Agama korupsi jelas dilarang dan termasuk dalam salah
satu perbuatan merugikan. `sebagaimana kita ketahui bersama Korupsi saat ini
dinyatakan sebagai kejahatan yang Luar biasa.
Menurut analisa Kelompok kami Kasus dari Muhammad Nazaruddin

D. DAMPAK KASUS KORUPSI


 Perspektif Hukum
Hukum dan peraturan dalam masyarakat sangat penting untuk menjaga
ketertiban dan keadilan. Pelanggaran Hukum seperti Suap, Korupsi, dan
penyuapan sangat merugikan bagi masyarakat dan Negara. Oleh karena itu,
hukuman yang berat harus diberikan untuk mencegah terjadi Pelanggaran
semacam itu. Selain itu, dalam masyarakat juga dibutuhkan sikap disiplin,
amanah, dan kerja sama Agar kehidupan dapat berjalan dengan baik dan
harmonis. Semua orang perlu mematuhi aturan Hukum yang berlaku agar
tercipta masyarakat yang adil dan makmur.
Menurut Analisa kami dampak Kasus Korupsi Penyelewengan Dana
Pembangunan Proyek Wisma Atlet SEA Games yang dilakukan oleh
Muhammad Nazaruddin telah merugikan Negara bernilai Rp 191,6 miliar.

 Perspektif Budaya
Korupsi juga berdampak buruk terhadap budaya dan norma masyarakat. ketika
korupsi telah menjadi kebiasaan, maka masyarakat akan menganggapnya
sebagai hal yang lumrah dan bukan sesuatu yang berbahaya. hal ini akan
membuat korupsi mengakar di tengah masyarakat sehingga menjadi menjadi
norma dan budaya.

BAB III

10
PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/best-seller/cara-mengatasi-stres/
http://id.wikipedia.org/wiki/Stres
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/penanganan-stress-kerja.html
https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/inilah-lima-cara-mengatasi-stres-di-tempat-
kerja/
https://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/906-cara-menghilangkan-stres
http://upbk.unp.ac.id/news/read/53/bagaimana-cara-mengatasi-stres
https://prodia.co.id/id/artikel-detail/9-cara-mengatasi-stres-secara-efektif

12

Anda mungkin juga menyukai