Disusun Oleh
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Makalah
D. Manfaat Makalah.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kajian Teoretis ............................................................................ 3
1. Pengertian Kurikulum Pendidikan Agama Islam ................... 3
B. Pembahasan .................................................................................. 4
1. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran .............................. 4
2. Ciri-ciri Kurikulum Pendidikan Agama Islam ....................... 7
3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Indonesia ................. 10
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ....................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
White collar crime’ sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari bahkan
mungkin sudah bosen kita mendengar dan membahasnya. Pelakunya yang biasa
kita sebut dengan koruptor atau tikus yang suka menggerogoti sesuatu yang bukan
menjadi haknya mungkin saat ini berkeliaran bebas menggunakan uang haramnya
itu buat bersenang-senang.
White collar crime seperti korupsi sering diidentikkan dengan pejabat atau
pegawai negeri yang telah menyalahgunakan keuangan negara, dalam
perkembangannya saat ini masalah korupsi juga telah melibatkan anggota
legislatif dan yudikatif, para banker dan konglomerat, serta juga korporasi. Hal ini
berdampak membawa kerugian yang sangat besar bagi keuangan negara. Saat ini
orang sepertinya tidak lagi merasa malu menyandang predikat tersangka kasus
korupsi sehingga perbuatan korupsi seolah-olah sudah menjadi sesuatu yang
biasa/lumrah untuk dilakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari white collar crime ?
2. Apa yang menyeabkan terjadinya white collar crime ?
3. Bagaimanakah dampak dari white collar crime ?
4. Apa saja bentuk –bentuk white collar crime ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari white collar crime
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya white collar crime
3. Untuk mengetahui dampak dari white collar crime
4. Untuk mengetahui bentuk –bentuk white collar crime
BAB II
PEMBAHASAN
White collar crime dibedakan dari blue collar crime. Jika istilah white
collar crime ditujukan bagi aparat dan petinggi negara, blue collar crime dipakai
untuk menyebut semua skandal kejahatan yang terjadi di tingkat bawah dengan
kualitas dan kuantitas rendah. Namun, kita juga harus tahu, kejahatan di tingkat
bawah juga sebuah trickle down effect. Maka, jika kita mau memberantas
berbagai kejahatan yang terjadi di instansi pemerintahan, kita harus mulai dari
white collar crime, bukan dari blue collar crime.
Kejahatan kerah putih (white collar crime), sebagai salah satu contoh atau bentuk
perilaku menyimpang yg terkategorikan sbg kejahatan (kriminal), di samping
beberapa fakta lain, seperti organized crime (kejahatan terorganisasi) dan crime
without victim (kejahatantanpakorban).
Kejahatan kerah putih adlh istilah temuan Hazel Croal ( Education Article Http //:
www.google.com : white collar crime ,artikel education,) :untuk menyebut
berbagai tindak kejahatan dilembaga pemerintahan yg terjadi, baik scr struktural
yg melibatkan sekelompok org maupun scr individu. Hazel Croal mendefinisikan
kejahatan kerah putih sbg penyalahgunaan jabatan yg legitim sebgmn telah
ditetapkan oleh hukum. Istilah ini diciptakan pd thn 1939 dan skrg identik dgn
berbagai macam penipuan yg dilakukan oleh para profesional bisnis dan
pemerintah.
Pada awalnya, kejahatan kerah putih merupakan kejahatan bisnis (business crime)
atau kejahatan ekonomi (economic criminality). Pelakunya adlh para “pengusaha-
pengusaha” dan para “penguasa-penguasa” atau pejabat-pejabat publik didlm
menjalankan fungsinya, atau menjalankan perannya sehubungan dgn kedudukan
atau jabatannya. Keadaan keuangan dan kekuasaan para pelaku relatif kuat,
sehingga memungkinkan mereka utk melakukan perbuatan2 yg oleh hukum dan
masyarakat umum dikualifikasikan sbg kejahatan, krn mereka -dgn keuangannya
yg kuat- dpt kebal thdp hukum dan sarana2 pengendalian sosial lainnya. Tdk
mudah utk memenjara para pelaku kejahatan kerah putih, karena kelemahan dari
para korbannya.
Biasanya, suatu white collar crime dilakukan untuk salah satu dari 2 (dua)
motif berikut ini :
Dari data yang ada tentang white collar crime dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Dari pengertian white collar crime tersebut diatas dapat ditarik unsur-
unsur yuridis dari white collar crime, yaitu sebagai berikut:
Respon yang diberikan para pelaku white collar crime apabila dilakukan
fait acompli terhadap tindakan yang telah dilakukannya muncul dalam 4 (empat)
tipe sebagai berikut:
a. Tipe Pemaafan.
b. Tipe Justifikasi.
c. Tipe Konsesi.
d. Tipe Refusal
a. Street crime
b. Underwold crime
D. Akibat yang ditimbulkan dari White Collar Crime
1. Social : Terjadinya kesengsaraan masyarakat sebagai korban dari WWC
2. Ekonomi : Terjadinya kemiskinan akibat WWC
3. Budaya : Adanya Bad Living Culture.
4. Politik : Adanya image yang tidak baik serta kurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap pejabat Negara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
White Colllar Crime ini ada dalam berbagai bentuk seiring dengan
modernisasi dan globalisasi. Untuk lebih memahami white collar crime secara
jelas saya sarankan untuk bertolak dari korupsi dan korporasi. Karena inilah
white collar crime yang powerfull.
DAFTAR PUSTAKA