Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

Disusun oleh:

1. Ana Nurul Fitriyani (F120155004)


2. Meta Ayu Masfiroh (F120155016)
3. Uswatun Khasanah (F120155029)
4. Yulius Tri Handoko (F120155030)

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS

Jl.GANESHA 1 PURWOSARI KUDUS TELP.0291-437218

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Penulis mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor Penyebab Korupsi” dengan baik dan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Kewarganegaraan tahun 2015.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut serta membantu dalam
 penyusunan makalah ini, yaitu :
1. Bapak Supardi, selaku guru pembimbing Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu
 baik secara lansung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya tulis makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak kekurangan dan membutuhkan
kritik serta saran yang membangun. Semoga apa yang telah penulis sajikan dapat bermanfaat
 bagi diri penulis secara khusus dan bagi para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

26 Oktober 2015

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................. ............................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ................................................ ............................................... 1
D. Manfaat Penulisan ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi ........................................................................................... 3
B. Faktor-Faktor Penyebab Korupsi ................................................ ..................... 3
1. Faktor Politik ................................................ ............................................... 4
2. Faktor Hukum ...............................................................................................5
3. Faktor Ekonomi ........................................................................................... 7
4. Faktor Organisasi ......................................................................................... 8
C. Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Korupsi ........................................................................ 10
D. Cara atau Upaya Untuk Memberantas Korupsi ..............................................13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................. ........................................................18
B. Saran .............................................. .................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan korupsi yang melanda negeri ini bagaikan sebuah penyakit yang tidak akan
 pernah sembuh. Berbagai fakta dan kenyataan yang diungkapkan oleh media seolah-olah
merepresentasikan jati diri bangsa yang dapat dilihat dari budaya korupsi yang telah menjadi hal
yang biasa bagi semua kalangan, mulai dari bawah hingga kaum elite.
Korupsi sebagai “masalah keserakahan elite” yang telah mencoreng citra Bangsa di mata
internasional. Sangatlah wajar apabila kampanye anti keserakahan dijadikan sebagai salah satu
upaya memberantas korupsi. Banyak faktor penyebab terjadinya korupsi, namun faktor tersebut
 berpusat pada satu hal yakni “toleransi terhadap korupsi”. Kita lebih banyak wicara dan upacara
ketimbang aksi.
Mencermati faktor penyebab korupsi sangat tepat sebagai langkah awal bergerak menuju
 pemberantasan korupsi yang riil. Korupsi di tanah negeri, ibarat “warisan haram” tanpa surat
wasiat. Ia tetap lestari sekalipun diharamkan oleh aturan hukum yang berlaku dalam tiap orde
yang datang silih berganti. Hampir semua segi kehidupan terjangkit korupsi. Apabila
disederhanakan, penyebab korupsi meliputi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi sedang faktor
eksternal adalah faktor penyebab terjadinya korupsi karena sebab-sebab dari luar.
Faktor internal terdiri dari aspek moral, misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, rasa
malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola hidup konsumtif dan aspek sosial seperti keluarga
yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku korup. Faktor eksternal bisa dilacak dari
aspek ekonomi misalnya pendapatan atau gaji tidak mencukupi kebutuhan, aspek politis
misalnya instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan, aspek
managemen & organisasi yaitu ketiadaan akuntabilitas dan transparansi, aspek hukum, terlihat
dalam buruknya wujud perundang-undangan dan lemahnya penegakkan hukum serta aspek sosial
yaitu lingkungan atau masyarakat yang kurang mendukung perilaku anti korupsi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian korupsi?


2. Apakah faktor penyebab korupsi ?
3. Bagaimana cara atau upaya untuk memberantas korupsi?

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Korupsi
2. Untuk mengetahui Fakta korupsi yang terjadi di masyarakat
3. Untuk megetahui faktor penyebab korupsi

1
4. Untuk mengetahui solusi Pemberantasan korupsi

C. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai solusi pemecahan masalah
dalam pemberantasan korupsi yang semakin mengakar di indoesia ini.

2
kesadaran masyarakat yang masih rendah, dan rendahnya ‘political will’ (Rahman
Saleh:2006).

Kemampuan lobi kelompok kepentingan dan pengusaha terhadap pejabat publik


dengan menggunakan uang sogokan, hadiah, hibah dan berbagai bentuk pemberian yang
mempunyai motif koruptif, masyarakat hanya menikmati sisa-sisa hasil pembangunan.Fakta
ini memperlihatkan bahwa terjadinya korupsi sangat mungkin karena aspek peraturan
 perundang-undangan yang lemah atau hanya menguntungkan pihak tertentu saja. Hal senada
 juga dikemukakan oleh Basyaib, dkk (Basyaib : 2002) yang menyatakan bahwa lemahnya
sistem peraturan perundang-undangan memberikan peluang untuk melakukan tindak pidana
korupsi. Disamping tidak bagusnya produk hukum yang dapat menjadi penyebab terjadinya
korupsi, praktik penegakan hukum juga masih dililit berbagai permasalahan yang
menjauhkan hukum dari tujuannya. Secara kasat mata, publik dapat melihat banyak kasus
yang menunjukan adanya diskriminasi dalam proses penegakan hukum termasuk putusan-
 putusan pengadilan.

3. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal itu
dapat dijelaskan dari pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi kebutuhan. Pendapat ini
tidak mutlak benar karena dalam teori kebutuhan Maslow, sebagaimana dikutip oleh
Sulistyantoro, korupsi seharusnya hanya dilakukan oleh orang untuk memenuhi dua
kebutuhan yang paling bawah dan logika lurusnya hanya dilakukan oleh komunitas
masyarakat yang pas-pasan yang bertahan hidup. Namum saat ini korupsi dilakukan oleh
orang kaya dan berpendidikan tinggi (Sulistyantoro : 2004). Pendapat lain menyatakan

7
 bahwa kurangnya gaji dan pendapatan pegawai negeri memang merupakan faktor yang
 paling menonjol dalam arti menyebabkan merata dan meluasnya korupsi di Indonesia
dikemukakan pula oleh Guy J. Pauker (1979) yang menyatakat sebagai berikut: Although
corruption is widespread in Indonesia as means of supplementing excessively low
 governmental salaries, the resources of the nation are not being used primarily for the
accumulation of vast private fortunes, but for economic development and some silent, for
welfare (Meskipun korupsi tersebar luas di Indonesia sebagai sarana penambah gaji pegawai
 pemerintah yang terlalu rendah, sumber daya bangsa tidak digunakan terutama untuk
mengumpulkan kekayaan pribadi yang luas, tetapi untuk pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan pribadi) (Guy J. Pauker : 1979).
Pendapat ini diperkuat oleh Schoorl yang menyatakan bahwa di Indonesia
dibagian pertama tahun enampuluhan, situasinya begitu merosot, sehingga untuk golongan
terbesar dari pegawai gaji sebulan hanya sekedar cukup untuk makan dua minggu. Dapat
dipahami, bahwa dengan situasi demikian para pegawai terpaksa mencari penghasilan
tambahan dan bahwa banyak diantara mereka mendapatkannya dengan meminta uang ekstra
(Hamzah: 1995). Hal demikian diungkapkan pula oleh KPK dalam buku Tambahan
Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah (KPK : 2006), bahwa sistem penggajian
kepegawaian sangat terkait degan kinerja aparatur pemerintah. Tingkat gaji yang tidak
memenuhi standar hidup minimal pegawai merupakan masalah sulit yang harus dituntaskan
 penyelesaiannya. Aparatur pemerintah yang merasa penghasilan yang diterimanya tidak
sesuai dengan kontribusi yang diberkannya dalam menjalankan tugas pokoknya tidak akan
dapat secara optimal melaksanakan tugas pokoknya.
Selain rendahnya gaji pegawai, banyak aspek ekonomi lain yang menjadi
 penyebab terjadinya korupsi, diantaranya adalah kekuasaan pemerintah yang dibarengi
dengan faktor kesempatan bagi pegawai pemerintah untuk memenuhi kekayaan mereka dan
kroninya. Terkait faktor ekonomi dan terjadinya korupsi, banyak pendapat menyatakan
 bahwa kemiskinan merupakan akar masalah korupsi. Pernyataan demikian tidak benar
sepenuhnya, sebab banyak korupsi yang dilakukan oleh pemimpin Asia dan Afrika, dan
mereka tidak tergolong orang miskin. Dengan demikian korupsi bukan disebabkan oleh
kemiskinan, tapi justru sebaliknya, kemiskinan disebabkan oleh korupsi (Pope : 2003).
Menurut Henry Kissinger korupsi politisi membuat sepuluh persen lainnya terlihat buruk.
Dari keinginan pribadi untuk keuntungan yang tidak adil, untuk ketidakpercayaan dalam
sistem peradilan, untuk ketidakstabilan lengkap dalam identitas bangsa, ada banyak faktor
motivasi orang kekuasaan, anggota parlemen termasuk warga biasa, untuk terlibat dalam
 perilaku korup.

4. Faktor Organisasi

8
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas, termasuk sistem
 pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi yang menjadi korban korupsi atau di
mana korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya korupsi karena membuka peluang
atau kesempatan untuk terjadinya korupsi (Tunggal 2000). Bilamana organisasi tersebut tidak
membuka peluang sedikitpun bagi seseorang untuk melakukan korupsi, maka korupsi tidak
akan terjadi.
Aspek-aspek penyebab terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi ini meliputi:
a. Kurang adanya teladan dari pimpinan,
 b. Tidak adanya kultur organisasi yang benar,
c. Sistem akuntabilitas di instansi pemerintah kurang memadai,
d. Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam organisasinya.
Terkait dengan itu Lyman W. Porter (1984) menyebut lima fungsi penting dalam Tujuan
Organisasi (organizational goals):
(1) Focus attention (perhatian yang focus);
(2) Provide a source of legitimacy (menyediakan sumber legitimasi);
(3) Affect the structure of the organization (mempengaruhi struktur organisasi);
(4) Serve as a standard (pelayanan standar);
(5) Provide clues about the organization (memberikan petunjuk tentang organisasi).
Focus attention, dapat dijadikan oleh para anggota sebagai semacam guideline untuk
memusatkan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan anggota-anggota dan organisasi sebagai
kesatuan. Melalui tujuan organisasi, para panggota dapat memiliki arah yang jelas tentang
segala kegiatan dan tetang apa yang tidak, serta apa yang harus dikerjakan dalam kerangka
organisasi. Tindak tanduk atas kegiatan dalam organisasi, oleh karenanya senantiasa
 berorientasi kepada tujuan organisasi, baik disadari maupun tidak. Dalam fungsinya sebagai
dasar legitimasi atau pembenaran tujuan organisasi dapat dijadikan oleh para anggota sebagai
dasar keabsahan dan kebenaran tindak-tindakan dan keputusan-keputusannya. Tujuan
oraganisasi juga berfungsi menyediakan pedoman-pedoman (praktis) bagi para anggotanya.
Dalam fungsinya yang demikian tujuan organisasi menghubungkan para anggotanya dengan
 berbagai tata cara dalam kelompok. Ia berfungsi untuk membantu para anggotanya
menentukan cara terbaik dalam melaksanakan tugas dan melakukan suatu tindakan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hidayatullah, Ahmad. (2013), “ Makalah PPKN K orupsi”


https://hidayatullahahmad.wordpress.com/2013/06/24/makalah-ppkn-korupsi.html (diunduh 26
Oktober 2015)

Rahmat, Sammy. (2014), “Pendidikan Karakter Dan Anti Korupsi”


http://sammylaramma.blogspot.co.id/2014/06/pendidikan-karakter-dan-anti-korupsi-2.html
(diunduh 27 Oktober 2015)

Siska, Jejjy. (2013), “Pencegahan Dan Upaya Pemberantasan”


http://jeyysiska.blogspot.co.id/2013/07/pencegahan-dan-upaya-pemberantasan.html (diunduh 27
Oktober 2015)

Sulthony, Ezra. (2014), “BAB_I_PENDAHULUAN_A._Latar_Belakang”


http://www.academia.edu/9378386/BAB_I_PENDAHULUAN_A._Latar_Belakang (diunduh 26
Oktober 2015)

19
LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai