MAKALAH
OLEH :
Bimas Nugraha
UNIVERSITAS PAMULANG
Tangerang Selatan
2022
lOMoARcPSD|20548482
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................
PENDAHULUAN................................................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................
PEMBAHASAN..................................................................................................................................
BAB III...............................................................................................................................................
PENUTUP..........................................................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
lOMoARcPSD|20548482
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, teknologi informasi semakin berkembang dalam kehidupan dan merupakan
hal yang tidak dapat terhindarkan karena beriringan dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan. Kemajuan teknologi informasi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Teknologi informasi adalah istilah umum yang menjelaskan bahwa teknologi
yang membantu kita dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau
memberikan informasi. Teknologi informasi (Information Technology) bisa disingkat TI, IT
atau Infotech.
Kemajuan TI telah mengubah cara perusahaan dalam mengumpulkan data,
memproses, dan melaporkan informasi keuangan. Oleh karena itu, auditor akan menemukan
suatu keadaan dimana data tersimpan lebih banyak dalam media elektronik dibanding media
kertas. Auditor harus menentukan bagaimana perusahaan menggunakan IT sistem-nya dalam
mengelompokkan, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi dalam laporan
keuangan.
Penggunaan TI dapat meningkatkan pengendalian internal dengan menambahkan
prosedur pengendalian baru yang dilakukan oleh komputer dan dengan mengganti
pengendalian yang biasanya dilakukan secara manual yang rentan terhadap kesalahan
manusia. Disaat yang sama, TI dapat menimbulkan risiko-risiko baru, yang dapat diatasi klien
dengan menggunakan pengendalian khusus terhadap sistem TI.
Audit Sistem Informasi merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian
bukti-bukti untuk menentukan apakah suatu sistem aplikasi komputerisasi telah
menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian intern yang memadai, semua aktiva
dilindungi dengan baik atau tidak disalahgunakan serta terjaminnya integritas data,
keandalan serta efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan sistem informasi berbasis
komputer(sanyoto,2017).
lOMoARcPSD|20548482
Didalam suatu perusahaan juga dibutuhkan peranan sistem, dimana peran sistem
tersebut sangatlah penting bagi keperluan perusahaan. Sistem dapat membantu
mempermudah sharing data antar aplikasi, alur administrasi sangat mudah dan jelas,
mengurangi pengulangan data, membantu vendor mengembangkan sistem, dan juga
memudahkan perawatan oleh sebab itu dibutuhkannya sebuah tahapan tahapan audit
sistem informasi untuk memenuhi manfaat dari suatu sistem diatas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka tim penulis menetapkan
rumusan masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut:
• Apa definisi dari pengendalian internal?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Merencanakan Audit
Penetapan risiko dalam lingkup audit dimana Inherent Risk, Control Risk dan
Detection Risk dalam sebuah online processing dan network, serta teknologi baru
lainnya akan lebih besar daripada dari sebuah sistem akuntansi manual.
Jenis-jenis Risiko :
Risiko Inherent – Atau ‘Inherent Risk’ (IR) adalah risiko yang mungkin timbul
akibat karakter bawaan dari suatu transaksi, bisa juga karena : kompleksitas transaksi
dan klas transaksi, atau kompleksitas perhitungan, aset yg mudah tercuri/digelapkan,
ketiadaan informasi yang sifatnya obyektif. Sudah menjadi pemahaman publik bahwa
inherent risk adalah diluar jangkauan auditor dalam melakukan pencegahan. Bahkan,
juga diluar kendali pihak auditee sendiri. Jadi dengan kata lain, auditor hanya bisa
menemukan tetapi tidak bisa melakukan apa-apa.
Risiko Pengendalian – Atau ‘Control Risk’ (CR) adalah risiko yang bisa timbul
akibat kelemahan sistim pengendalian intern (SPI) auditee, tak tahu karena desainnya
yang lemah atau pelaksanaanya yang tidak sesuai desain—thus tidak mampu
mencegah potensi salahsaji bersifat material dan/atau penggelapan (fraud). Jadi CR
tidak bisa dikendalikan oleh auditor akan tetapi bisa dikendalikan oleh auditee jika
mereka mau.
Risiko Deteksi – Atau ‘Detection Risk’ (DR), adalah risiko yang bisa timbul akibat
kegagalan auditor dalam menedeteksi adanya salahsaji bersifat material dan/atau
penggelapan (fraud). Jadi DR ada dalam kendali auditor. Itu karena DR sepenuhnya
ada pada kendali auditor, maka sudah pasti mereka harus berupaya untuk menekan
risiko ini hingga ke tingkatakan yang paling minimal (tidak mungkin menghilangkan
risiko ini sepenuhnya).
Risiko Audit (Audit Risk). Kombinasi risiko bawaan, risiko pengendalian dan risiko
deteksi. Risiko dimana hasil pemeriksaan auditor ternyata belum dapat mencerminkan
keadaan yang sesungguhnya.
Pengujian terhadap transaksi meliputi penelusuran jurnal yang dicatat dari dokumen
utama, menguji nilai kekayaan dan menguji keakuratan komputasi.Komputer sangat
berguna dalam pengujian ini dan auditor dapat menggunakan piranti lunak audit yang
umum untuk mengecek apakah pembayaran bunga dari bank telah dikalkulasi secara
tepat
4. Pengujian substantif terhadap saldo-saldo
10. Praktek pengamanan sistem informasi yang tidak efektif, kurang memadai,
bahkan tidak direncanakan dengan baik
11. Penyalahgunaan data
14. Akibat suatu hal, sistem komputer tidak dapat berfungsi sehingga dapat
mengakibatkan operasional perusahaan menjadi terbengkalai
F. Contoh Penyalahgunaan Komputer
1. Hacking yaitu kegiatan orang yang memasuki sistem komputer secara tidak
sah atau tidak memiliki authorise dan merusak sistem maupun data
2. Virus yaitu program yang masuk kedalam sistem tanpa diketahui yang dapat
merusak sistem atau data
3. Akses fisik yang tidak sah yaitu orang yang secara ilegal melakukan akses
secara fisik komputer
4. Perusakan asset (hardware, software, data, fasilitas dan dokumentasi)
Memastikan kualitas data. Audit sistem informasi memastikan bahwa data yang
disimpan dalam sistem informasi tersebut valid, akurat, dan dapat diandalkan. Ini
sangat penting karena data yang tidak akurat dapat menyebabkan keputusan yang
salah dan merugikan organisasi.
Dengan melakukan audit sistem informasi, organisasi dapat memastikan bahwa sistem
informasi yang digunakan telah berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan
dapat diandalkan untuk mendukung kegiatan organisasi. Selain itu, audit sistem informasi
juga dapat memberikan rekomendasi untuk peningkatan sistem informasi yang akan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi.
lOMoARcPSD|20548482
H. Kegagalan audit
Kegagalan audit terjadi karena suatu audit dilaksanakan dengan tidak atau
tanpa menerapkan standar audit yang dapat diterima umum sehingga mengeluarkan
pendapat yang salah (Arens et al., 2012). Dengan kata lain seorang auditor telah
melakukan kegagalan audit (audit failure), apabila auditor tersebut tidak berhasil
menemukan temuan yang seharusnya ditemukan atau tidak bisa menemukan
kesalahan yang material. Ballou et al. (2001) mengemukakan bahwa audit yang
berorientasi pada pengetahuan tentang bisnis klien dapat mencegah kegagalan audit,
di mana auditor akan mengalokasikan dengan lebih baik pengujian pada area yang
memiliki risiko audit sehingga kesalahan yang material dapat dideteksi dan
ditemukan. Sikap tanggung jawab seorang auditor dalam memeriksa laporan
keuangan yaitu dengan memberikan opini atas kewajaran pelaporan keuangan
organisasi, terutama dalam penyajian posisi keuangan dan hasil operasi dalam suatu
periode. Mereka juga menilai apakah laporan keuangan organisasi disajikan sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, diterapkan secara
konsisten dari periode ke periode, dan seterusnya. Jika auditor menemukan bahwa
laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima secara umum atau menemukan adanya kecurangan dalam laporan keuangan
maka auditor bertanggung jawab untuk melaporkan temuan tersebut. Jika auditor
tidak melaporkan temuan tersebut maka auditor tersebut tidak memiliki sikap
tanggung jawab dan hal tersebut akan mengakibatkan kegagalan audit. Kegagalan
audit juga dapat diakibatkan oleh kurang relevannya informasi yang menyebabkan
lemahnya tanggung jawab pendeteksian kecurangan oleh seorang auditor. Kondisi
tersebut menunjukkan adanya efek dilusi dalam pertimbangan auditor. Adanya
informasi yang tidak relevan (disebut juga bukti non diagnostik) yang bercampur
dengan informasi relevan (bukti diagnostik atau red flag dalam pendeteksian
kecurangan) akan mengakibatkan penilaian risiko kecurangan oleh auditor menjadi
kurang ekstrim. Penilaian risiko yang tidak sensitif ini akan berakibat lemahnya
tanggung jawab pendeteksian kecurangan seorang auditor (Hackenbrack, 1992).
Beberapa kasus skandal akuntansi dalam tahuntahun belakangan ini memberikan
bukti lebih jauh tentang kegagalan audit yang disebabkan oleh kurangnya sikap
independensi, kompetensi, dan tanggung jawab auditor dalam mendeteksi kegagalan
audit, yang membawa akibat serius bagi masyarakat bisnis. Kasus seperti itu terjadi
lOMoARcPSD|20548482
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Merencanakan Audit
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pelatihan-sdm.net/tahapan-audit-sistem-informasi/
https://www.dosenpendidikan.co.id/audit-sistem-informasi/
https://maksi.febulm.ac.id/index.php/info-kampus/artikel-paper-jurnal-akuntansi/item/47-
auditsistem-informasi-dan-penggunaannya https://www.gramedia.com/literasi/pengendalian-
internal/
https://accounting.binus.ac.id/2019/10/17/memahami-pengendalian-intern-dalam-sistem-
informasiakuntansi/ https://osf.io/rbf7k/download