Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

ABSTRAK ...................................................................................................................... iii

A. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

2 Perumusan Konsep ................................................................................ 1

3 Pembatasan Konsep .............................................................................. 1

4 Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 2

B. TINJAUAN TEORI ................................................................................. 3

C. METODOLOGI PENGEMBANGAN ......................................................... 5

D. PEMBAHASAN ISI KONSEP ................................................................... 6

E. KESIMPULAN ..................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ………………………..................................................................... 9

ii
Audit Sistem Informasi Menggunakan Metode Continuous Auditing
Pada Sistem Warehouse di PT. ACD

Abstrak
Kemajuan perkembangan teknologi saat ini semakin meningkat, tak lepas dari
teknologi sebagai penunjangnya. Akan tetapi hal tersebut harus diimbangi dengan adanya
sebuah evaluasi atau audit terhadap sistem informasi sehingga ancaman atau kerugian dapat
dihindari ataupun dicegah. Audit sistem informasi merupakan proses terpadu kegiatan yaitu
melakukan pengumpulan, penilaian dan pengujian atas aktifitas kegiatan dilingkungan sistem
informasi.tujuan penelitian ialah mengetahui apakah pengendalian umum dan pengendalian
aplikasi pada PT ACD sudah memadai dalam menjalankan kegiatan sistem warehouse
secara efisien dan efektif. Simpulan yang diperoleh adalah semakin memadai tingkat kendala
pengendalian internal dalam menangani resiko yang mungkin terjadi sehingga informasi yang
dihasilkan akan semakin cepat, akurat dan andal guna mendukung pengambilan keputusan
dari pihak manajemen. Oleh karena itu sangan penting bagi perusahaan untuk melakukan
audit terhadap pengendalian internal, pengendalian manajemen, pengendalian aplikasi,
khususnya aplikasi software warehouse secara berkala supaya dapat lebih diandalkan lagi.

iii
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Peran teknologi informasi maupun sistem informasi bagi dunia pendidikan sangatlah
penting terutama di perguruan tinggi, hal ini menyebabkan peran teknologi informasi agar
selaras dengan investasi yang telah dikeluarkan, sehingga dibutuhkan perencanaan yang
matang serta implementasi yang optimal
Penerapan sistem informasi (SI) dalam suatu perusahaan atau organisasi dapat
memberikan dampak positif dan memaksimalkan kinerja dalam mendukung proses bisnis.
Kecepatan dan ketepatan informasi dibutuhkan agar dapat membantu proses pengambilan
keputusan, terutama yang bersifat strategis. Oleh karena itu, PT. ACD yang merupakan salah
satu perusahaan supply chain manajemen layanan jasa warehouse dan logistik
membutuhkan tata kelola sistem informasi yang baik, sehingga proses warehouse dapat
dikelola dengan baik menggunakan sistem informasi Warehouse. Salah satu aplikasi yang
digunakan adalah aplikasi Sistem Informasi Warehouse. Kesalahan input data, kehilangan
data, kesalahan perhitungan antara sistem dan perhitungan manual dan penumpukan data
warehouse yang belum direkam oleh admin warehouse merupakan masalah yang sering
terjadi yang diakibatkan oleh kelalaian admin warehouse, sehingga dibutuhkan pengendalian
terhadap semua aspek yang berhubungan dengan sistem informasi warehouse pada PT.
ACD
II. Perumusan Konsep

Adapun perumusan masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut :


 Bagaimana cara melakukan audit dengan mengetahui tingkat pengelolaan
informasi yang digunakan apakah sudah susuai dengan metode Continuous
Auditing ?
 Bagaimana perusahaan mengetahui penyebab masalah yang timbul dan
hambatan yang akan diperoleh terhadap system informasi yang digunakan
 Bagaimana cara perlakuan yang ketat terhadap data-data dan asset
perusahaan yang sangat penting untuk dijaga kerahasiaan nya yang erat
kaitannya dengan pengendalian intern

III. Pembatasan Konsep

Dengan jangkauan system informasi perusahaan sangat luas maka sangat penting
untuk memberi batasan-batasan masalah yang diantaranya adalah sebagai berikut
1. Menganalisa system informasi warehouse dari awal proses barang masuk
sampai barang keluar dan pencetakan laporan
2. Masalah yang diteliti adalah masalah warehouse dari PT. ACD
3. Pelaksanaan audit dengan metode Continous Audit mencakup manajemen
keamnan pada pengendalian umum dan terhadap input, proses dan output
system aplikasi saja

1
IV. Tujuan & Manfaat

Tujuan
Adapun tujuan penulis paper ini adalah
 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurang system informasi yang diterapkan
oleh perusahaan yang bersangkutan
 Untuk menerapkan proses audit pada perusahaan supaya mencapai suatu
sistem informasi yang dapat bekerja dengan baik dan menjawab semua
kebutuhan pemakai serta hasil yang sesuai dengan prosedur
 Mengevaluasi teknologi-teknologi yang dipakai dalam sistem informasi untuk
mendukung kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan

Manfaat
Manfaat yang diambil sebagai berikut :

 Sebagai informasi perusahaan untuk mengetahui kondisi yang ada terhadap


sistem yang sedang berjalan
 Membantu perusahaan untuk meningkatkan pengendalian intern terutama
dalam kegiatan warehouse
 Memberikan saran atau masukan tambahan kepada perusahaan demi
perkembangan sistem informasi yang diterapkan

2
TINJAUAN TEORI

Menurut SPAP dalam SA Seksi 314.4 No 05-09 Pengendalaian intern atas


pengelolaan komputer, yang dapat membantu pencapaian tujuan pengendalian intern secara
keseluruhan ,mencakup prosedur manual maupun prosedur yang didesain dalam program
komputer

Menurut laporan penelitian (AICPA, 1994) menyatakan, “Continuous Audit is a


methodology that enables independent auditors to provide written assurance on a subject
matter using a series of auditors’ reports issued simultaneously with, or a short period of time
after, the occurrence of events underlying the subject matter”. continuous audit adalah sebuah
metodologi yang memungkinkan para auditor dalam menyediakan jaminan tertulis terhadap
subjek yang bersangkutan dengan menggunakan serangkaian laporan auditor yang
dikeluarkan secara bersamaan dengan, atau pada periode waktu yang singkat setelah
terjadinya peristiwa yang mendasari pokok permasalahan. Definisi di atas menjelaskan bahwa
continuous audit merupakan salah satu fungsi audit yang digunakan para auditor untuk
menjalankan proses audit secara berkesinambungan, tanpa henti dan memperoleh laporan
hasil audit CA dengan periode waktu yang sangat singkat karena adanya bantuan dari
teknologi informasi yang menjadi tonggak penggerak proses continuous auditing di suatu
entitas.
Menurut (Rezaee, Elam, & Sharbatoghlie, 2001) mendefinisikan continuous auditing
sebagai suatu proses pengumpulan bukti audit elektronik secara sistematis, sebagai dasar
yang memadai untuk mengeluarkan opini tentang kewajaran pelaporan keuangan yang
disiapkan dengan real-time accounting system dan paperless. Menurut (Helms & Mancino,
1999; Auditors, 2005) menyatakan continuous auditing secara historis berarti penggunaan
perangkat lunak untuk mendeteksi pengecualian yang spesifikasi dari seorang auditor untuk
semua transaksi yang diproses dalam suatu lingkungan real-time atau yang mendekati real-
time. Laporan pengecualian ini bisa diselidiki dengan seketika ke kertas kerja auditor untuk
melengkapi pekerjaan audit berikutnya. Dengan kata lain, continuous auditing adalah proses
pengumpulan dan pengevaluasian bukti untuk menentukan efektivitas dan efisiensi sistem
RTA (real-time accounting system) dalam mengamankan asset, mempertahankan integritas
data, dan menghasilkan informasi keuangan yang reliabel.
ACL atau Audit Command Language adalah software yang dirancang secara khusus
untuk audit, yang didesain untuk melakukan analisa data elektronik suatu perusahaan dan
membantu menyiapkan atau menghasilkan laporan audit baik untuk pengguna biasa
(common/ non technical users) maupun pengguna ahli (expert users) secara mudah dan
interaktif (saling terkait). Dengan menggunakan ACL pekerjaan audit akan jauh lebih cepat,
dapat dibandingkan dengan proses auditing manual yang memerlukan waktu berjam-jam
bahkan sampai berhari-hari. Dengan beberapa kemampuan ACL, analisis data akan lebih
efisien dan lebih meyakinkan.

 Kemampuan ACL

1. Mudah dalam penggunaan (user friendly).

3
2. Built-in audit dan analisis data secara fungsional.
3. Kemampuan untuk mengeksport hasil audit ke berbagai macam format data.
4. Kemampuan menangani ukuran file yang tidak terbatas.
5. Pembuatan laporan yang berkualitas

 Manfaat ACL

1. Dapat membantu dalam mengakses data baik secara langsung (direct) ke dalam
sistem jaringan ataupun tidak langsung (indirect) melalui media lain seperti softcopy
dalam bentuk textfile/ report.
2. Menempatkan kesalahan dan potensial “fraud” sebagai pembanding dan
menganalisa file-file menurut aturan yang ada.
3. Mengidentifikasi proses perhitungan kembali dan proses verifikasi yang benar.

4
METODOLOGI PENGEMBANGAN

Metodologi Pengembangan sistem adalah suatu proses pengambangan sistem yang


formal dan persisi yang mendefinisikan serangkaian aktivitas, metode, best practices dan
tools yang terautomasi bagi para pengembang dan manager proyek dalam rangka
mengembangkan dan merawat sebagai keseluruhan sistem informasi atau software

Metodologi penelitian yang akan digunakan adalah menggunakan metodologi


pengamatan quantitative yakni dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber data
seperti journal dan literature mengenai continuous audit baik secara best practice (Practical
approach) maupun secara teoritis dan konsep baku Continuous Audit (Teorical Approach).
Menurut salah satu perusahaan Big Four Deloitte, pada webinar Institute of Internal Auditors
(IIA), July 2008, menyatakan, “Continuous auditing and monitoring solutions are technology-
enabled, detective controls utilized to actively monitor controls, transactions and
configurations.” Solusi continuous audit dan monitoring merupakan solusi yang menggunakan
teknologi untuk menjalankannya, detektif kontrol digunakan secara aktif untuk memantau
control, transaksi dan konfigurasi. Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan
pengumpulkan data melalui studi pustaka. Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan
data-data yang bersifat teoritis yang berhubungan dengan masalah yang menjadi objek
penelitian, diperoleh dari literature serta buku-buku dari perpustakaan yang di gunakan
sebagai landasan teori.

5
PEMBAHASAN ISI KONSEP
Audit Command Language (ACL) merupakan audit software khusus didesain untuk
melakukan analisa data elektronik suatu perusahaan dan membantu menyiapkan laporan
audit secara mudah dan interaktif. Biasanya audit terhadap data keuangan/operasi hanya
secara sampling, namun dengan bantuan audit software ini keseluruhan database dapat
dianalisis sehingga audit yang dilakukan bersifat komprehensif. Ada lima keunggulan dari
Audit Command Language (ACL), sebagai berikut: (1) Mudah dalam penggunaan. (2) Built-in
dan analisis data secara fungsional. (3) Kemampuan menangani ukuran file yang tidak
terbatas. (4) Kemampuan mengekspor hasil audit. (5) Pembuatan laporan berkualitas tinggi.

Menurut (McMickle, Razaee, Sharbatoghlie, & Elam, 2002) tahap-tahap


mengembangkan kemampuan continuous auditing sebagai strategi pengauditan berbasis
teknologi. Pendekatan umum untuk menguji dan menganalisa audit, juga menggambarkan
hubungan antara tahap-tahap yang beragam dari pengembangan pengujian audit
terotomatisasi dan kemampuan menganalisa.

Gambar 4 Aliran Proses Continuous Auditing


Pada gambar di atas, dapat dilihat tahapan-tahapan untuk mengembangkan
kapabilitas continuous auditing dan pendekatan umum untuk melakukan pengujian dan
penganalisaan audit yang saling berhubungan. Tahap pertama mendefinisikan tujuan audit
dan deskripsi pengendalian internal. Tahap ke-2 memahami aturan bisnis yang tersedia untuk
data, merupakan syarat dari beberapa fungsi audit juga terdapat pada pendekatan umum.
Auditor independen harus mempertimbangkan ketersediaan data dalam bentuk elektronik dan
implikasinya untuk menentukan keluasan pengujian 772 ComTech Vol. 5 No. 2 Desember
2014: 763-774 pengendalian dan sifat, waktu, dan luas pengujian substantive
Salah satu cara pengendalian terhadap sistem informasi adalah dengan melakukan
audit sistem informasi. Audit sistem informasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
implementasi sistem sesuai dengan tujuan dan menghindari kecurangan, sehingga tercipta
tata kelola yang baik. Salah satu metode yang digunakan dalam melakukan proses audit
sistem informasi adalah Continous Audit. Continous Audit dipilih karena memberikan standar
praktik manajemen teknologi informasi dan acuan yang diterima secara internasional.

6
Pengelolaan sistem informasi dalam hal ini Sistem Informasi Warehouse dapat menggunakan
ACL (Audit Command Lenguage, karena ACL membantu memenuhi berbagai kebutuhan
manajemen terhadap informasi dengan menjembatani kesenjangan antara resiko bisnis,
kontrol dan masalah teknik.
ACL (Audit Command Lenguage) digunakan dalam melakukan audit pada Sistem
Informasi Warehouse PT. ACD. Proses input data warehouse berfungsi untuk memasukkan
data-data Barang masuk sesuai dengan Produk dan Imei sehingga dapat dilihat jenis Produk
dan jumlah yang siap untuk dikirim, sehingga memberikan informasi secara cepat tepat dan
akurat bagi Bagian Bagian Penjualan, dan Pemilik Perusahaan PT ACD. Audit sistem
informasi menggunakan ACL (Audit Command Lenguage) pada Sistem Informasi
Warehouse PT ACD bertujuan untuk mengukur kinerja SI.
Menurut (McMickle, Razaee, Sharbatoghlie, & Elam, 2002) continuous auditing
mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan sistem audit yang tradisional yaitu:
(1) Menurunkan cost dari penetapan audit dasar, sehingga memungkinkan seorang auditor
untuk melakukan pengujian sampel besar (lebih dari 100 persen) dari transaksi klien dan
menentukan data secara cepat dan lebih efisien dari pengujian manual yang diperlukan ketika
auditor bekerja dengan komputer. (2) Menurunkan jumlah waktu dan cost yang dikeluarkan
untuk pengujian transaksi dan saldo akun. (3) Meningkatkan kualitas audit keuangan dengan
membuat auditor lebih fokus pada pemahaman bisnis dan industri klien dan struktur
pengendalian internalnya. (5) Dapat menspesifikasikan kriteria seleksi dari transaksi untuk
menentukan transaksi dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
selama tahun berjalan dengan on-going basis. Dengan continuous auditing auditor dapat
melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif secara bersamaan serta
pengujian detail transaksi untuk mendapatkan bukti berkenaan dengan kualitas dan
kredibilitas informasi keuangan klien.

7
KESIMPULAN
Kemajuan teknologi berkembang sangat cepat. Kebutuhan masyarakat banyak juga
bertambah dan bervariasi. Begitu pula dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan di era
sekarang yang semakin bertambah banyak dan bertambah kompleks pun rumit. Sebagai
insan audit yang mengikuti perkembangan era globalisasi, mengikuti alur perkembangan dan
kemajuan teknologi bisa merupakan kebutuhan seorang auditor dalam menjalankan
tugasnya. Teknologi informasi memungkinkan perusahaan untuk menyimpan data
perusahaan dalam bentuk format elektronical yang menuntut para auditor untuk
mengembangkan cara dalam melakukan audit karena audit conventional yang sejak dahulu
dilakukan oleh para auditor lambat laun akan tertinggal dan tidak efektif juga efisien lagi.
Dalam memecahkan masalah ini, continuous audit merupakan jawaban yang tepat dalam
mengatasinya.
Continuous auditing akan menanggulangi semua permasalahan audit yang dilakukan
secara konvensional atau tradisional. Namun, perkembangan continuous auditing di
Indonesia sangat bergantung dari perkembangan sistem teknologi informasi perusahaan-
perusahaan di Indonesia. Saat ini perkembangan penerapan SAP diperusahaan-perusahaan
Indonesia hanya berlangsung di beberapa perusahaan-perusahaan besar saja. Jadi,
continuous auditing belum menjadi kebutuhan utama seluruh perusahaan di Indonesia,
karena mayoritas perkembangan bisnis di Indonesia didominasi oleh Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Maka dengan ini, para auditor secara tidak langsung ditantang untuk
bagaimana caranya menyebarluaskan pemahaman tentang continuous audit yang serta
merta juga harus dibarengi dengan teknologi informasi yang up-to-date dalam
pengimplementasiannya. Auditorlah yang mempersiapkan diri akan kompetitif, bahwa
continuous auditing dibutuhkan oleh seluruh perusahaan perusahaan di Indonesia. Pada era
kompetisi global ini, auditor baik internal maupun ekternal dituntut sebagai continuous learner.
Auditor dituntut untuk terus menerus mengikuti perkembangan dunia akuntansi, semua
sarana dan prasarana yang mendukung implementasi ilmu akuntansi dan permintaan klien.
Auditor yang kompetitif akan selalu mempersiapkan diri untuk menyongsong perkembangan
ilmu akuntansi dan kebutuhan dunia bisnis yang terjadi di masa mendatang. Auditor yang
tidak mengikuti perkembangan akan tertinggal dan tidak akan dapat bersaing.

8
DAFTAR PUSTAKA

(AICPA), A. I. (1994). Improving Business Reporting - A Customer Focus. New York: Report
of the
AICPA Spesial Committee on Financial Reporting.
McMickle, P., Razaee, Z., Sharbatoghlie, A., Elam, R. (2002). A Journal of practice and
theory.
Continuous Auditing: Building Automated Auditing Capability, 21(1), 147-163).
Rezaee, Z., Elam, R., Sharbatoghlie, A. (2001). Continuous Auditing: The audit of the future.
In
Managerial Auditing Journal 150-158
Agus, Sukrisno (2013) Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
publik. Edisi ke-4 Jakarta. Penerbit Salemba Empat
Institut Akuntan Publik Indonesia. Per 31 Maret 2011. Standar Profesional Akuntan Publik.
Jakarta. Penerbit Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai