Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGAUDITAN I

“PEMAHAMAN MENGENAI PENGENDALIAN INTERN”

Disusun Oleh :

HAYA ULYA FN (18.0102.0060)

NABILLAH MELIANI TILDJUIR (18.0102.0061)

ACHMAD TRI MULYANA (18.0102.0063)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
sertakarunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pemahaman Mengenai Pengendalian
Intern”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.

Amin
DAFTAR ISI

SAMPUL……………………………………………………………………………........ 1
. 2
KATA PENGANTAR………………………………………………………………........ 3
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………... 4
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………... 4
A Latar Belakang………………………………………………………...…........ 4
B Rumusan Masalah…………………………………………………... 4
……........ 5
C Tujuan……………………………………………………………...………….. 5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………........ 8
A Memperoleh pemahaman pengendalian internal……………………………... 10
B Mendokumentasikan pemahaman…………………………………………….. 12
C Tabel keputusan ………………….……………….…..……………………… 12
BAB III PENUTUP…………………...…………………………………………………. 12
A Kesimpulan…………………………………………………………................. 12
B Saran…………………………………………………………………...............
C Daftar
Pustaka………………………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dunia usaha di Indonesia saat ini sudah maju, bisa dilihat dari semakin banyak berdirinya
usaha-usaha baru yang didirikan oleh masyarakat. Salah satu aspek penting pada suatu
perusahaan adalah Sistem Pengendalian Internal. Karena suatu perusahaan tidak dapat
berjalan dengan baik tanpa adanya Sistem Pengendalian Internal yang baik.

Kebutuhan akan pengambilan sebuah keputusan yang cepat dan akurat, persaingan yang
ketat, serta pertumbuhan dunia usaha menuntut dukungan penggunaan tekhnologi mutakhir
yang kuat dan handal. Dalam konteks ini keberhasilan organisasi akan sangat dipengaruhi
oleh kemampuan dalam memanpaatkan teknologi informasi secara optimal. Sukses auditor
internal sangat tergantung kepada kemampuan menyumbang nilai terhadap organisasi melalui
pemanfaatan tekhnologi informasi secara efektif.

B. Rumusan Masalah

1. Memperoleh pemahaman pengendalian internal


2. Mendokumentasikan pemahaman
3. Tabel keputusan

C. Tujuan
1. Memenuhi tugas Pengauditan I
2. Menambah Wawasan Tentang Pemahaman Mengenai Pengendalian Intern
BAB II
PEMBAHASAN

A. MEMPEROLEH PEMAHAMAN MENGENAI PENGENDALIAN INTERN

Metodologi auditor dalam memnuhi standar pekerjaan lapangan kedua melibatkan tiga
aktivitas utama berikut :

- Memperoleh suatu pemahamn yang cukup mengenai komponen-komponen


pengendalian intern untuk merencanakan audit.
- Menilai resiko pengendalian untuk setiap asensi signifikan yang terdapat dalam saldo
akun,golongan transaksi,dan pengungkapan komponen-komponen dari laporan
keuangan.
- Merancang pengujian substantive untuk setiap asensi laporan keuangan yang
signifikan.

Memperoleh suatu pemahaman (obtaining an understanding) melibatkan prosedur-


prosedur untuk:

- Memahami rancangan kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan setiap


komponen pengendalian intern.
- Menentukan apakah kebijakan dan prosedur telah ditempatkan dalam operasi.

AU 319.19 mengindikasikan bahwa pemahaman mengenai pengendalian intern


seharusnya digunakan untuk :

- Mengindentifikasi jenis salah saji yang potensial


- Mempertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi resiko salah saji yang
material.
- Merancang pengujian substantive untuk menyediakan keyakinan yang memadai untuk
mendeteksi salah saji yang berhubungan dengan asersi-asersi tertentu.

Singkatnya, perencanaan audit yang efektif memerlukan auditor untuk mengetahui salah
saji yang terdapat dalam laporan keuangan suatu entitas dan kemungkinan kemunculan
mereka dalam rangka merancang pengujian substantive secara tepat.

1. Dampak Strategis Audit Pendahuluan


AU 319.23 menyarankan beberapa factor lain yang harus dipertimbangkan dalam
mencapai suatu pertimbangan mengenai tingkat pemahaman yang diperlukan sebagai
berikut :

- Pengetahuan mengenai klien dari audit terdahulu.


- Penilaian pendahuluan mengenai resiko bawaan dan materialitas.
- Suatu pemahamn mengenai industri dimana entitas beroperasi.
- Kompleksitas serta kecanggihansistem dan operasi entitas, termasuk apakah metode
pemrosesan informasi didasarkan pada prosedur manual independent dari computer
atau sangat bergantung pada pengendalian computer.

2. Memahami Komponen Pengendalian Intern


a) Memahami Lingkungan Pengendalian

AU 319.26 menyatakan bahwa auditor harus memperoleh pengetahuan mengenai


lingkungan pengendalian yang mencukupi untuk memahami sikap dan tindakan manajemen
serta dewan direksi berkenaan dengan lingkungan pengendalian, dengan mempertimbangkan
baik substansi pengendalian maupun dampak kolektif mereka pada pengendalian lain.
Auditpr harus memahami substansi, tidak hanya bentuk, dari kebijakan dan prosedur
manajemen untuk komponen ini.

Tingkat pemahaman yang diperlukan dari beberapa factor lingkungan pengendalian,


seperti filosofi dan gaya operasi manajemen, struktur organisasi, serta dewan direksi dan
komite audit, akan sama untuk setiap strategi audit. Akan tetapi, untuk beberapa factor,
mungkin akan diperlukan pengetahuan tambahan untuk pendekatan resiko pengendalian yang
dinilai lebih rendah.

b) Memahami Penilaian Risiko

AU 319.30 menyatakan bahwa auditor harus menentukan bagaimana manajemen


mengidentifikasi risiko yang relevan terhadap penyajian laporan keuangan yang wajar,
kepedulian mengenai bagaimana ia memutuskan aktivitas pengendalian atau tindakan lain
berkenaan dengan risiko tersebut. Secara khusus auditor harus waspada terhadap pemahaman
manajemen mengenai risiko teknologi informasi dan respon terhadap risiko tersebut.

c) Memahami Informasi dan Komunikasi


AU 319.39 mengindikasi bahwa auditor harus memperoleh pengetahuan yang
mencukupi mengenai system informasi yang relevan dengan laporan keuangan untuk
memahami :

- Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan terhadap laporan keuangan.
- Bagaimana transaksi tersebut dimulai
- Catatan akuntansi, dokumen pendukung, dan akun-akun spesifik dalam laporan
keuangan yang terlibat dalam pemrosesan dan pelaporan transaksi.
- Pemrosesan akuntansi yang terlibat dalam pengerjaan transaksi hingga pemasukannya
dalam laporan keuangan, termasuk cara elektronik yang digunakan untuk
mengirimkan, memroses, memelihara, dan mengakses informasi.
- Proses pelaporan keuangan yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan
entitas, termasuk estimasi dan pengungkapan akuntansi yang signifikan.

Terdapat empat fungsi ekonomi penting yang dihubungkan dengan transaksi dalam rangka
memahami dimana informasi baru dapat ditambahkan atau bentuk informasi dapat diubah :

- Pelaksanaan transaksi
- Pengiriman atau penerimaan barang dan jasa
- Pencatatan transaksi
- Penerimaan kas atau pengeluaran kas
d) Memahami Aktifitas Pengendalian

Dalam memahami suatu pemahaman mengenai lingkungan pengendalian, penilaian risiko,


informasi dan komunikasi, serta komponen pemantauan dari pengendalian intern, auditor
secara tidak langsung akan memperoleh pengetahuan mengenai beberapa aktivitas
pengendalian.

Tingkat pemahaman ini mungkin mencukupi untuk tujuan perencanaan audit untuk asersi
dimana auditor memutuskan memilih satu dari beberapa pendekatan substantive utama.

e) Memahami Pemantauan

Menurut AU 319.39 adalah penting untuk memahami jenis aktivitas yang digunakan
oleh entitas, manajemen puncak, manajemen akuntansi, dan auditor internal untuk memantau
efektivitas pengendalian intern dalam memenuhi tujuan pelaporan keuangan. Pengetahuan
mengenai bagaimana tindakan perbaikan dimulai juga harus diperoleh berdasarkan informasi
yang sedikit dari aktifitas pemantauan.
Auditor eksternal tidak diwajibkan untuk menguji pekerjaan auditor internal yang berkenaan
dengan perolehan suatu pemahaman, tetapi ia dapat dapat memilih untuk melakukan hal
tersebut. Akan tetapi, perolehan pemahaman harus mencakup pengajuan pertanyaan kepada
manajemen dan personel auditor internal yang sesuai dengan hal-hal seperti :

Keberadaan staf internal audit dalam suatu entitas

1) Aktivitasnya
2) Kesesuaiannya dengan standar-standar professional internal auditing
3) Sifat, waktu, serta luas pekerjaannya

3. Prosedur Untuk Memperoleh Suatu Pemahaman

Prosedur untuk memperoleh suatu pemahaman terdiri dari :

- Review pengalaman masa lalu dengan klien


- Mengajukan pertanyaan kepada manajemen, pengawas,dan staff personel yang tepat
- Memeriksa dokumen dan catatan
- Mengamati aktivitas dan operasi entitas

Untuk memperkuat pemahaman mengenai beberapa aspek system akuntansi serta beberapa
aktivitas pengendalian tertentu, beberapa auditor melaksanakan review transaksi
walkthrough. Untuk melaksanakan review tersebut, satu atau beberapa transaksi dalam setiap
golongan transaksi utama ditelusuri melalui jejak transaksi dan kebijakan serta prosedur
pengendalian yang berhubungan diidentifikasi dan diamati.

B. MENDOKUMENTASIKAN PEMAHAMAN

Mendokumentasikan pemahaman (documenting the understanding) tentang pengendalian


intern diperlukan dalam semua unit audit. AU 319.44 menyatakan bahwa bentuk dan luas
pendokumentasian dipengaruhi oleh ukuran dan kompleksitas entitas, dan sifat dari
pengendalian intern entitas. Pendokumentasian dalam kertas kerja dapat berupa kuesioner
yang lengkap, bagan arus, tabel keputusan (dalam sistem akuntansi terkomputerisasi), dan
memorandum naratif. Pembahasan berikut menjelaskan empat bentuk pendokumentasian
yang secara umum digunakan oleh auditor.

Kuesioner
Kuesioner (questionnaires) terdiri dari serangkaian pertanyaan mengenai pengendalian intern
yang perlu dipertimbangkan auditor untuk mencegah salah saji yang material dalam laporan
keuangan. Pertanyaan biasanya dibuat dalam bentuk jawaban Ya atau Tidak atau N /A (not
applicable), dengan jawaban Ya mengindikasikan suatu kondisi yang menguntungkan. Ruang
kosong juga disediakan untuk menyediakan komentar seperti siapa yang melaksanakan
prosedur pengendalian dan seberapa sering prosedur pengendalian dilaksanakan.

Kuesioner yang terstandarisasi digunakan pada kebanyakan audit. Dalam beberapa kasus,
digunakan kuesioner yang dikembangkan untuk industri tertentu atau bahkan yang
dikembangkan untuk klien tertentu. Beberapa kantor akuntan menggunakan kuesioner yang
berbeda untuk klien besar dank lien kecil. Kuesioner tunggal dapat dikembangkan untuk
mencakup semua komponen pengendalian intern, atau terdapat kuesioner terpisah untuk
setiap komponen. Dalam kasus di mana sistem akuntansi dan aktivitas pengendalian
berhubungan, mungkin terdapat kuesioner terpisah berkenaan dengan golongan transaksi
yang berbeda seperti penjualan atau pengeluaran kas.

Beberapa kantor akuntan telah mengotomatisasi kuesioner pengendalian mereka. Yaitu, staf
auditor memasukkan jawaban kuesioner pengendalian mereka. Yaitu, staf auditor
memasukkan jawaban ya, Tidak, atau N /A ke dalam komputer laptop ketika informasi
diperoleh dari klien. Perangkat lunak auditor kemudian menganalisis pola jawaban dengan
pertanyaan dan mengarahkan auditor pada langkah-langkah dalam menilai risiko
pengendalian dan merancang pengujian substantif untuk asersi laporan keuangan spesifik.

Beberapa kantor akuntan juga menyediakan pelatihan khusus untuk stafnya atas keahian
melakukan wawancara yang digunakan dalam mengatur kuesioner. Sebagai contoh, dengan
waspada terhadap tanda nonverbalyang diberikan oleh orang yang diwawancarai, seperti
keengganan menjawab, pemahaman auditor dapat ditingkatkan secara signifikan.

Sebagai suatu cara untuk mendokumentasikan pemahaman, kuesioner menawarkan sejumlah


keuntungan. Kuesioner biasanya dikembangkan oleh professional yang sangat
berpengalaman dan menyediakan pedoman yang baik bagi staf yang kurang berpengalaman
yang ingin memperoleh pemahaman mengenai suatu audit tertentu. Kuesioner relatif mudah
untuk digunakan dan secara signifikan mengurangi kemungkinan pengabaian struktur
pengendalian intern yang penting.

Bagan Arus
Bagan arus (flowcharts) adalah suatu diagram skematik dengan menggunakan simbol-simbol
terstandarisasi, garis arus yang saling berhubungan, dan keterangan yang menggambarkan
langkah-langkah yang terlibat dalam memproses informasi melalui sistem akuntansi. Bagan
arus bervariasi dalam cakupan rincian yang ditunjukkan. Suatu tinjauan bagan arus yang luas
yang hanya terdiri dari beberapa simbol dapat dibuat untuk sistem akuntansi secara
keseluruhan atau untuk siklus transaksi tertentu seperti siklus pendapatan. Selain itu, bagan
arus yang sangat terinci dapat dibuat untuk menggambarkan pemrosesan golongan transaksi
tersendiri seperti penjualan, penerimaan kas, pembelian, pengeluaran kas, penggajian, dan
manufaktur.

Banyak bagan arus yang dirancang untuk bekerja dengan suatu uraian naratif yang
menggambarkan pengendalian dalam detil tambahan. Bagan arus tersebut menunjukkan :

- Alur transaksi dari mulainya transaksi hingga pengikhtisaran dalam buku besar umum
(yang mendukung laporan keuangan)
- Fungsi-fungsi penting yang dimasukkan dalam bagan arus
- Pendokumentasian jejak audit
- Laporan penting yang diproduksi oleh sistem akuntansi
- Program dan arsip komputer di mana informasi disimpan

Salah satu keuntungan dari bagan arus adalah bahwa bagan arus mudah dibaca dan dipahami.
Bagan arus menyediakan suatu peninjauan yang cepat mengenai suatu sistem untuk individu
yang tidak mengenal sistem tersebut. Dewasa ini semakin banyak kantor akuntan
mengembangkan bagan arus, dengan perangkat lunak komputer sehingga auditor dapat
mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan pengendalian intern dalam bagan arus,
mendeskripsikan pengendalian secara mendetil, serta memeriksa silang kekuatan dan
kelemahan untuk pengujian audit selanjutnya.

C. TABEL KEPUTUSAN

Tabel keputusan (decision tables) adalah sebuah matriks yang digunakan untuk
mendokumentasikan logika dari suatu program komputer. Tabel keputusan biasanya memiliki
tiga komponen penting, (1) kondisi yang berhubungan dengan transaksi akuntansi, (2)
tindakan yang diambil oleh program komputer, dan (3) peraturan keputusan yang digunakan
untuk mengatasi kondisi dengan tindakan selanjutnya.
Kondisi yang dimasukkan dalam tabel keputusan biasanya mewakili kondisi yang
berhubungan dengan prosedur pengendalian yang relevan dengan audit. Tindakan
mencerminkan tindakan-tindakan yang diambil oleh program komputer ketika kondisi
dipenuhi. Dan kombinasi dari kondisi dan tindakan menggambarkan peraturan keputusan
program.

Tabel keputusan tidak digunakan secara luas seperti bagan arus atau naratif, tetapi bagan arus
terutama berguna ketika memahami pengendalian aplikasi yang terprogram. Keuntungan dari
tabel keputusan adalah bahwa tabel keputusan sederhana dan mudah dipahami, tabel tersebut
menyediakan pendekatan sistematis untuk menganalisis logikaprogram dan mudah untuk
merancang pengujian pengendalian dengan menggunakan tabel keputusan.

Peraturan Keputusan
1 2 3
Kondisi
Apakah nomor pemasok sesuai dengan file pemasok yang telah Y T
diotoritasi?
Apakah Penerimaan informasi sesuai dengan informasi mengenai Y T
faktur pemasok?
Tindakan
Memproses transaksi X
Menunjukan pengecualian pada pemilihan pemasukan data dan
bertanya kepada operator untuk memasukan ulang data. X
Memindai transaksi ke dalam file penanggung ( suspense file)
dan mencetak pengecualian pada laporan pengecualian untuk
penyelidikan lebih lanjut X
Contoh pendokumentaisian table keputusan*

Memorandum Naratif

Memorandum naratif (narrative memorandum) terdiri dari komentar-komentar tertulis


berkenaan dengan pertimbangan auditor atas pengendalian intern. Memorandum dapat
digunakan untuk melengkapi bagan arus atau bentuk pendokumentasian lain dengan
meringkas keseluruhan pemahaman auditor mengenai pengendalian intern, komponen
individu dari pengendalian intern, atau kebijakan atau prosedur spesifik. Dalam mengaudit
entitas kecil, memorandum naratif dapat berperan sebagai satu-satunya pendokumentasian
dari pemahaman auditor. Keuntungan dari memorandum naratif adalah efektif dalam hal
biaya, mudah dibuat, dan menggambarkan pengendalian intern yang digunakan oleh sebuah
entitas.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Auditor harus memahami pengendalian internal perusahaan, baik yang langsung, dari
manajer dan komponen-komponen direksi perusahaan, maupun yang tak langsung atau dari
sistem2 tertentu. Supaya lebih audit bisa direncanakan dengan baik karena pemahaman
auditor akan pengendalian internal yang baik. Risiko juga dapat dikenali dengan baik jika
pemahaman auditor akan pengendalian internal kuat. Bisa merancang pengujian substantif
untuk setiap laporan keuangan signifikan.

B. SARAN

sebaiknya auditor harus memahami pengendalian internal perusahaan dengan sangat


baik sebelum mulai mengaudit, supaya perencanaan audit terbantu dan proses
pengauditan berjalan dengan lancar.

C. DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C. Johnson., Raymond N. and Kell, Walter G. “Modern auditing”,


Edisi Ketujuh, Jilid I, Erlangga, Jakarta. 2001.

Anda mungkin juga menyukai