Anda di halaman 1dari 2

Akuntansi Keuangan Lanjutan

Akuntansi Kombinasi Bisnis


a. Pengakuan dan Pengukuran Aset dan Liabilitas
Dalam suatu kombinasi bisnis, akuisisi dilakukan terhadap asset dan liabilitas yang dapat
juga menghasilkan goodwill. Jika akuisisi tidak dilakukan secara penuh, maka bagian yang
tidak diakuisisi disebut kepentingan non-pengendalian. Pihak pengakuisisi mengakui secara
terpisah berupa goodwill, asset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan
kepentingan nonpengendali dari pihak yang diakuisisi. Asset dan liabilitas tersebut pada
umumnya diklasifikasikan sebagaimana klasifikasi yang ada dalam PSAK lain.
b. Biaya Transaksi
Transaksi kombinasi membutuhkan biaya yang besar. Biasanya biaya tersebut
dikeluarkan oleh pihak pengakuisisi, namun tidak menutup kemungkinan pihak yang
diakuisisi juga akan mengeluarkan biaya. Biaya tersebut mencangkup biaya mekelar (fider’s
fees), advis, hukum, akuntansi, penilaian, dan biaya professional atau konsultasi lainnya,
biaya administrasi umum dan biaya pendaftaran serta penerbitan efek utang dan efek ekuitas.
c. Imbalan yang Dialihkan
Dalam suatu kombinasi bisnis ini diukur pada nilai wajar, dihitung sebagai hasil
penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi atas seluruh asset yang dialihkan oleh pihak
pengakuisisi, liabilitas yang diambil alih oleh pihak pengakuisisi kepada pemilik pihak yang
diakuisisi sebelumnya. Jika imbalan yang dialihkan berupa kas, maka nilai wajarnya sama
dengan nilai nominalnya. Namun jika imbalan yang dialihkan selain kas, maka timbul
konsekuensi harus diukur pada nilai wajar. Pengukuran nilai wajar atas imbalan yang
dialihkan mengacu kepada pengukuran nilai wajar pada PSAK 68 (2013).
d. Goodwill
Goodwill adalah asset yang diklasifikasikan sebagai asset takberwujud. Goodwill muncul
pada saat entitas melakukan akuisisi entitas lain. Goodwill akan diakui oleh entitas yang
melakukan akuisisi. Goodwill mencerminkan manfaat ekonomi yang timbul dari asset yang
diperoleh dalam kombinasi bisnis yang tidak dapat diidentifikasikan secara individu sehingga
harus diakui secara terpisah.
Goodwill = (imbalan yang dialihkan + kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki
oleh pihak pengakuisisi + kepentingan nonpengendalian pada pihak yang diakuisisi) – asset
teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih.
e. Pencatatan Transaksi Kombinasi Bisnis
Pencatatan transaksi kombinasi bisnis sangat dipengaruhi begaimana bentuk transaksi
tersebut dilakukan. Transaksi bisnis kombinasi akan dicatat oleh pihak yang diakuisisi atau
pihak yang melakukan akuisisi. Transaksi kombinasi bisnis secara umum dapat dikategorikan
transaksi berikut:
1. Entitas yang diakuisisi menjual asset bersih dan kemudian entitas tersebut
dibubarkan.
2. Entitas yang mengakuisisi menerima asset dari entitas yang dibubarkan.
3. Entitas yang diakuisisi menjual asset nanum entitas tidak dibubarkan.
4. Entitas yang mengakuisisi menerima asset dari entitas yang tidak dibubarkan.
5. Entitas mengakuisisi kepemilikan entitas lain dan entitas tersebut tidak
dibubarkan.

f. Pembelian Diskon
Tidak semua akuisisi menghasilkan goodwill. Terkadang pihak pengakuisisi melakukan
pembelian pada nilai imbalan yang lebih rendah daripada nilai wajar asset teridentifikasi yang
diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Kondisi ini disebut pembelian dengan diskon, yaitu
suatu kombinasi bisnis yang mana jumlah nilai wajar asset teridentifikasi yang diperoleh dan
liabilitas yang diambil alih melebihi nilai agraret (imbalan yang dialihkan + kepentingan
ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi + kepentingan nonpengendali pada
pihak yang diakuisisi).
g. Akuisisi Bertahap
Ini terjadi ketika proses akuisisi entitas tidak dilakukan sekaligus tetapi sebelumnya
entitas pengakuisisi memiliki kepemilikan pada entitas yang diakuisisi. Misalnya Entitas A
saat ini memiliki 30% kepemilikan di Entitas B, kemudian Entitas A menambah
kepemilikannya sebesar 25%, sehingga Entitas A total memiliki 55% kepemilikan entitas B.
jika dengan 55% Entitas A memperoleh pengendalian maka proses pembelian 25% saham
tersebut merupakan bentuk akuisisi bertahap. Transaksi koombinasi bisnis akan diterakan
saat pembelian tambahan 25% saham Entitas B.

Pustaka:
Karyawati, Golrida. 2011, Akuntansi Keuangan Lanjutan, edisi IFRS, Erlangga, Jakarta.
Martani, Dwi, dkk. 2016, Akuntansi Keuangan Lanjutan I, Salemba Empat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai