KOMBINASI BISNIS
A. Pengertian Kombinasi Bisnis
Kombinasi Bisnis merupakan suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak
pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih suatu entitas bisnis. Transaksi
ini sering disebut sebagai “penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau
“penggabungan setara (merger of equals)”.
1. Pengendalian dapat diperoleh melalui beberapa cara, yaitu dengan:
a. Mengalihkan kas, setara kas, atau aset lain (termasuk aset neto yang merupakan
suatu bisnis);
b. Menimbulkan suatu liabilitas;
c. Menerbitkan kepentingan ekuitas;
d. Menerbitkan lebih dari satu jenis imbalan;
e. Tanpa mengalihkan imbalan, termasuk yang hanya berdasarkan kontrak.
2. Bentuk Kombinasi Bisnis
a. Akuisisi (Stock Acquisition)
Suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu entitas lain dan
mengintegrasi aset tersebut kedalam kegiatan operasionalnya.
Perusahaan A Perusahaan A
- Perusahaan A dan B tetap beroperasi
- Pihak pengakuisisi bertindak sebagai entitas holding dan
Perusahaan B Perusahaan B akan menyusun laporan keuangan konsolidasian
b. Merger (Statutory Merger)
Dua perusahaan atau lebih bergabung, dimana perusahaan yang diakuisisi
dibubarkan dan semua aset dan liabilitasnya diambil alih oleh pihak yang
mengakuisisi.
Perusahaan A - A mengambil alih aset neto B dan C
- Aset B dan C digabungkan dengan aset A
Perusahaan B Perusahaan A
- Pengakuisisian harus 100%
Perusahaan B
Goodwill = Biaya akuisisi (nilai wajar imbalan) – jumlah asset neto teridentifikasi
yang diperoleh
Jawab :
Investment cost
- Pembayaran Tunai Rp 600.000.000,-
- Pembayaran Saham (50.000*Rp30.000) Rp1.500.000.000,-
Jumlah Rp2.100.000.000,-
- Aset neto teridentifikasi yang diperoleh Rp1.750.000.000,-
Goodwill Rp. 350.000.000,-
Jurnal :
Investment in Spongebob 2.100.000.000
Cash 600.000.000
Share Capital-Ordinary 750.000.000
Share Premium-Ordinary 750.000.000
*untuk mencatat akuisisi PT Spongebob dengan penerbitan 50.000 lembar
saham dan pembayaran Rp600.000.000 tunai.
Investment Expense 12.500.000
Share Premium-Ordinary 5.000.000
Cash 17.500.000
*untuk mencatat biaya penerbitan 50.000 lembar saham dan pembayaran
biaya-biaya lainnya terkait dengan kombinasi bisnis PT Spongebob
Cash 75.000.000
Net Receivable 210.000.000
Inventories 375.000.000
Land 100.000.000
Buildings 750.000.000
Equipment 525.000.000
Patents 75.000.000
Goodwill 350.000.000
Accounts Payable 90.000.000
Notes Payable 202.500.000
Other Liabilities 67.500.000
Investment in Spongebob 2.100.000.000
Patents 75.000.000
Gain on Bargain Purchase 350.000.000
Accounts Payable 90.000.000
Notes Payable 202.500.000
Other Liabilities 67.500.000
Investment in Spongebob 1.400.000.000
Hey kamu…
Iya kamu…
Semangat belajar ya �
3. Tujuan investor
dengan umur manfaat yang dapat diidentifikasi (depreciable). Amortisasi dilakukan agar
nilai aset dan liabilitas perusahaan asosiasi pada akhirnya akan menunjukkan prosentase nilai
kepemilikan.
Amortisasi diakui oleh investor dan berpengaruh terhadap nilai dan pendapatan
investasi. Amortisasi dilakukan dengan cara mendebet atau mengkredit Pendapatan dari
Investee (Income from S) dan mengkredit atau mendebet Investasi pada Investee
(Investment in S) dengan jumlah yang sama.
Goodwill tidak diamortisasikan, tetapi tiap akhir periode dinilai kembali. Karena
goodwill yang membentuk nilai tercatat investasi dalam entitas asosiasi tidak diakui secara
terpisah, maka tidak dilakukan pengujian secara terpisah dengan menerapkan persyaratan
pengujian penurunan nilai goodwill sesuai PSAK 48.
D. Ilustrasi transaksi investasi dengan metode ekuitas
1. Akuntansi untuk investasi ekuitas
Pada tanggal 3 Januari 2019, PT Jayawijaya membeli 30% kepemilikan saham PT
Yamin (diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan) dengan menyerahkan uang
kas Rp3.000.000.000 dan saham sebanyak 250,000 lembar dengan nilai par
Rp5.000/lembar dan nilai pasar Rp10.000/lembar. PT Jayawijaya mengeluarkan biaya
untuk pendaftaran saham Rp45.000.000 dan biaya konsultasi Rp120.000.000. Pada
saat pembelian saham tersebut neraca PT Yamin menunjukkan data sebagaimana terlihat
pada Tabel 2.1.
Sebagai tambahan informasi, pada Tahun 2019 PT Yamin memperoleh net income
sebesar Rp4.000.000.000,- dan membayar dividen pada tanggal 1 Juli 2019 sebesar
Rp2.000.000.000.
Tabel 2.1. Neraca PT Yamin per 3 Januari 2019 (dalam ribuan)
2. Akuntansi untuk investasi ekuitas yang investeenya mempunyai available for sale
securities
Awal Januari 2019 PT Mawar membeli 30% saham PT Melati dan diasumsikan
mempunyai pengaruh yang signifikan dengan membayar kas sejumlah Rp500.000.000.
Pada saat itu book value dan fair value net aset PT Melati masing-masing
Rp800.000.000 dan Rp1.000.000.000. Selisih sebesar Rp200.000.000 terjadi karena
Aset Tetap tercatat terlalu rendah; masa manfaat Aset Tetap 10 tahun. Selama tahun
2019 PT Melati memperoleh keuntungan Rp90.000.000 dan membayar dividen pada
tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp150.000.000. Sebagai informasi tambahan, PT
Melati juga mempunyai investasi saham yang diklasifikasikan sebagai available for sale
securities yang nilainya mengalami kenaikan sebesar Rp30.000.000.
Berdasarkan informasi di atas, dalam transaksi akuisisi saham PT Melati, PT Mawar
membayar lebih tinggi untuk net aset teridentifikasi yang diperoleh. Kelebihan harga
perolehan (cost) atas nilai tercatat net aset adalah sbb:
Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost) Rp 500.000.000
Nilai tercatat investasi 30 % x Rp800.000.000 240.000.000
Kelebihan cost atas nilai tercatat aset neto 260.000.000
Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset
neto tersebut, dialokasikan kepada:
Aset tetap 30% x Rp200.000.000 60.000.000
Goodwill 200.000.000
Total Excess 260.000.000
(Untuk mencatat kenaikan nilai available for sale securities di PT Belinda 30% x
Rp30.000.000)
Ketiga jurnal di atas, bisa digabungkan menjadi:
Date Accounts Ref Debit Credit
31 Des Investment in Melati 28.000.000
2019
Income from Melati 19.000.000
Income from Melati (sbg OCI) 9.000.000
Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in M akan menunjukkan saldo
Rp487.000.000 dan akun Income from M sebesar Rp28.000.000.
E. Transfer aset antara investor dan investee
Dalam hubungan bisnis antara investor dan investee seringkali terjadi transaksi di antara
investor dan investee. Transaksi tersebut dapat berupa jual beli aset ataupun jasa yang
menghasilkan keuntungan atau kerugian. Transaksi yang terjadi dengan investor sebagai
penjual dan investee sebagai pembeli disebut sebagai transaksi hulu (downstream).
Sebaliknya, jika dalam transaksi investee yang bertindak sebagai penjual dan investor yang
menjadi pembeli, maka disebut transaksi hilir (upstream). PSAK 15 par 19 menyatakan
bahwa laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi antara investor dan investee
(upstream/downstream atau dari hilir/hulu) diakui dalam laporan keuangan investor hanya
sebesar bagian investor lain dalam entitas asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi entitas
asosiasi yang dihasilkan dari transaksi – transaksi ini dieliminasi.
Contoh:
PT Merapi adalah investor yang memiliki 20% saham PT Merbabu. Sepanjang 2019
PT Merapi menjual inventory senilai Rp300.000.000 kepada PT Merbabu. Harga perolehan
inventory tersebut adalah Rp150.000.000. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2019,
seperempat dari barang dagangan tersebut belum terjual dan masih ada di gudang PT
Merbabu. Pada tahun 2019, PT Merbabu mengumumkan net income sebesar
Rp1.200.000.000.
Berdasarkan data tersebut, pada tanggal 31 Desember 2019 PT Merapi akan mencatat ayat
jurnal sebagai berikut:
Date Accounts Ref Debit Credit
F. Interim acquisition
Bila pembelian saham dilakukan tidak di awal tahun, maka penghitungan profit dari
investee dan amortisasi selisih harga perolehan atas nilai tercatat/nilai wajar dimulai dari
tanggal pembelian.
Contoh:
Pada tanggal 1 Oktober 2016, PT Pelangi membeli 40% saham PT Sinar sebesar
Rp800.000.000 dan diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan. Net aset PT Sinar
pada 1 Januari 2016 adalah Rp1.500.000.000. Untuk tahun 2016, PT Sinar melaporkan net
income Rp250.000.000 dan mengumumkan dividen 1 September 2016 Rp150.000.000.
Nilai buku aset dan liabilitas PT Sinar pada 1 Oktober 2016 sama dengan nilai wajarnya
kecuali Bangunan yang nilai bukunya Rp400.000.000 mempunyai nilai wajar
Rp600.000.000. Masa manfaat bangunan sejak 1 Oktober 2016 20 tahun.
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai tercatat net
aset sbb:
Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost) Rp800.000.000
Dikurangi:
Ekuitas awal 1 Januari 2016 1.500.000.000
Income 1 Jan s/d 30 Sept (9/12x250.000.000) 187.500.000
Less Dividend 1 Sept (150.000.000)
Net Aset S per 1 Oktober 2016 1.537.500.000
Kepemilikan 40% x 1.537.500.000 615.000.000
Selisih lebih cost investasi atas net aset S 185.000.000
Selisijh lebih cost investasi atas net aset S
dialokasikan ke:
Bangunan (600.000.000-400.000.000) 80.000.000
x 40%
Goodwill 105.000.000
Total 185.000.000
Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat – Bangunan 80.000.000 : 20 th x 3/12
Pada awal 2017, PT Pandu membeli lagi 15% saham PT Siwi senilai Rp100.000.000, sehingga total
kepemilikan sahamnya menjadi 25% dan diasumsikan PT Pandu mempunyai pengaruh yang
signifikan. Untuk transaksi ini, PT Pandu akan membuat jurnal sbb:
atas laba atau rugi investee setelah penyesuaian atas dividen atas saham tersebut, terlepas
apakah dividen tersebut telah diumumkan atau belum.
Contoh:
PT Premium membeli 40% saham PT Quality pada awal 2016 senilai
Rp2.500.000.000. Pada saat itu stockholders’ equity PT Quality terdiri dari 10% cumulative
preferred stock, par Rp100, Rp1.000.000.000; Common stock Rp3.000.000.000; Other
paid-in capital Rp500.000.000; dan Retained Earnings Rp1.500.000.000. Net income
yang diperoleh dan dividen yang dibayarkan oleh PT Quality pada tahun 2016 masing-
masing Rp700.000.000 dan Rp200.000.000
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai tercatat
net aset sbb:
Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost) Rp 2.500.000.000
Nilai tercatat investasi (net asets PT Quality)
yang diperoleh:
Ekuitas PT Quality 6.000.000.000
Dikurangi saham preferen 1.000.000.000
5.000.000.000
% kepemilikan 40%
2.000.000.000
Selisih cost atas nilai tercatat (goodwill) 500.000.000
Income from PT Quality akan dihitung sbb:
Net Income PT Quality Rp700.000.000
Dividen saham preferen 10% x 1.000.000.000 100.000.000
Income untuk common stock 600.000.000
Bagian PT Premium (Income from PT Quality) 240.000.000
40% x 600.000.000
Halo kawan…
Contoh :
Awal Januari 2016, PT Pandu membayar Rp120.000.000 untuk membeli 85%
saham PT Siwi. Pada saat itu stockholders’ equity PT Siwi terdiri dari Capital Stock
Rp50.000.000 (9,000 lembar saham) dan Retained Earnings Rp80.000.000; nilai tercatat
net asset sama dengan nilai wajarnya.
Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost) Rp 120.000.000
Nilai tercatat net aset yang diperoleh (30% x 12.000.000.000) 3.600.000.000
Kelebihan cost atas nilai tercatat aset neto 1.900.000.000
Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset
neto tersebut, dialokasikan kepada:
Inventories (diasumsikan terjual di tahun 2019) 300.000.000
30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000)
OCA (diasumsikan terpakai di tahun 2019) (60.000.000)
30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000)
Equipment (masa manfaat 20 th) 900.000.000
30% x (8.000.000.000 – 5.000.000.000)
Note payable (jatuh tempo 5 tahun) 60.000.000
30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000)
Goodwill 700.000.000
Total Excess 1.900.000.000
Cara 1:
Cost/harga perolehan Rp 120.000.000
% kepemilikan 75% x (Rp50.000.000 + Rp80.000.000) 97.500.000
Goodwill 22.500.000
Cara 2 :
Cost/harga perolehan Rp 120.000.000
BV=FV 130.000.000
Total nilai perusahaan = 100/75 x120.000.000 160.000.000
Bagian kepentingan non pengendali 25% x 160.000.000 40.000.000
Bagian kepentingan pengendali 90.000.000
Goodwill 30.000.000
Bila dalam soal di atas diketahui nilai pasar saham kepentingan non pengendali
Rp25.000/lembar, maka goodwill dihitung sbb:
Cost/harga perolehan Rp 120.000.000
Bagian kepentingan non pengendali Rp25.000 x 2,250
lembar 56.250.000
Total nilai perusahaan 176.250.000
Nilai buku = nilai wajar aset neto 130.000.000
Goodwill 46.250.000
Pada awal Januari 2016, PT Pandu membayar Rp87.000.000 untuk membeli 80%
saham PT Siwi. Pada saat itu stockholders’ equity PT Siwi terdiri dari Capital Stock
Rp60.000.000 dan Retained Earnings Rp30.000.000; nilai tercatat net asset sama dengan
nilai wajarnya. Nilai pasar kepentingan non pengendali tidak diketahui. Dari transaksi ini
terdapat goodwill sebesar (100/80 x 87.000.000) – 90.000.000 = Rp18.750.000)}. Tahun
2016, PT Siwi melaporkan net income Rp25.000.000 dan membayar dividen
Rp15.000.000.
Kertas kerja konsolidasi dan jurnal eliminasi yang dibuat pada 31 Desember 2016
adalah sbb (dalam ribuan rupiah):
Adjustment & Consolidated
PT Pandu PT Siwi Eliminations Balance
Sheet
Dr Cr
Income Statement:
Sales 250,000 65,000 315,000
Dividend Income 12,000 a 12,000
Expenses 200,000 40,000 (240,000)
Net Income 62,000 25,000
Non controlling c 5,000 (5,000)
interest exp
Consolidated Net 70,000
Income
Retained Earnings 5,000 30,000 b 30,000 5,000
Beginning
Add: net income 62,000 25,000 70,000
Atas transaksi tersebut, jurnal eliminasi yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Dividend Income Rp12.000.00
Dividend-S Rp12.000.000
untuk mengeliminasi dividend income dan dividend S
Dari sudut pandang konsolidasi, tidak ada pendapatan yang berasal dari anak
perusahaan dan tidak ada pembagian dividend kepada induk, sehingga akun-akun
tersebut harus dieliminasi
Investment in S Rp87.000.000
Non controlling interest beginning Rp21.750.000
untuk mengeliminasi akun Investment in S dan stockholders’ equity S dan
memunculkan goodwill serta NCI
c. Non controlling interest expense Rp5.000.000
Dividend-S Rp3.000.000
Non controlling interest ending Rp2.000.000
untuk mencatat bagian laba kepentingan non pengendali, mengeliminasi dividend S
dan menambahkan bagian laba tersebut ke ekuitas kepentingan non pengendali
Bila perusahaan mencatat investasinya menggunakan metode ekuitas, maka
kertas kerja konsolidasi akan tampak sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):
PT Pandu PT Siwi Adjustment & Consoldt
Eliminations Statmnts
Dr Cr
Income Statement:
Sales 250,000 65,000 315,000
Balance Sheet:
Cash 40,000 10,000 50,000
Investment in S 95,000 a
8,000
b
87,000
475,000 130,000
NCI 1 Jan b
21,750
NCI 31 Dec c 23,750
2,000
528,750
Bila PT Pandu mencatat investasi sahamnya di PT Siwi sebagai trading securities dan
pada akhir tahun nilainya menjadi Rp.89.000.000, maka kertas kerja konsolidasi dan
jurnal eliminasi yang dibuat pada 31 Desember 2016 adalah sbb (dalam ribuan
rupiah):
PT Siwi Consoldt
PT Adjustment &
Statement
Pandu Eliminations
s
Dr Cr
Income Statement:
Sales 250,000 65,000 315,000
Dividend Income 12,000 a 12,000
Unrealized gain 1,000 d 1,000
Expenses 200,000 40,000 (240,000
)
Net Income 63,000 25,000
Non controlling interest c 5,000 (5,000)
exp
Consolidated Net 70,000
Income
Retained Earnings 5,000 30,000 b 30,000 5,000
Beginning
Add: net income 63,000 25,000 70,000
Deduct: dividend 30,000 15,000 a 30,000
12,000
c
3,000
Retained Earnings Dec 38,000 40,000 45,000
31
Balance Sheet:
Cash 40,000 10,000 50,000
Other Current Assets 90,000 50,000 140,000
Investment in S 88,000 b
87,000 87,000
Market value d
adjustment 1,000
1,000
Plant, property and 300,000 100,00 400,000
Equipment 0
Accumulated 50,000 30,000 80,000
Depreciation
Goodwill b 18,750 18,750
Total Assets 468,000 528,750
Liabilities 80,000 30,000 110,000
Capital Stock 350,000 60,000 b 60,000 350,000
Retained Earnings Dec 38,000 40,000 45,000
31
468,000 130,00
0
NCI 1 Jan b
21,750
NCI 31 Dec c 23,750
2,000
Total Liabilities & Equity 528,750
Bila PT Pandu mencatat investasi sahamnya di PT Siwi sebagai available for sale
securities dan pada akhir tahun nilainya menjadi Rp.89.000.000, , maka kertas kerja
konsolidasi dan jurnal eliminasi yang dibuat pada 31 Desember 2016 adalah sbb
(dalam ribuan rupiah):
Dr Cr
Income Statement:
Sales 250,000 65,000 315,000
3,000
Retained Earnings 60,000 55,000 80,000
Dec 31
Balance Sheet
Cash 46,000 20,000 66,000
Note Receivable – S 10,000 e
10,000
Other Current Assets 97,000 70,000 167,000
Investment in S 87,000 a c
8,000 95,000
Plant, property and 300,000 100,00 400,000
Equipment 0
Accumulated 60,000 40,000 100,000
Depreciation
Goodwill c 18,750
18,750
Total Assets 480,000 551,750
Note Payable – P 10,000 e
10,000
Liabilities 70,000 25,000 95,000
Capital Stock 350,000 60,000 c 350,000
60,000
Retained Earnings 60,000 55,000 80,000
Dec 31
NCI 1 Jan c
23,750
NCI 31 Dec d 26,750
3,000
Liab & Stockh’equity 467,000 150,00 551,750
0
Jurnal eliminasi yang diperlukan atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Investment in S Rp8.000.000
Retained Earning P beginning Rp8.000.000
[(Untuk mencatat kenaikan investment in PT Siwi dan Retained Earning yang tahun
sebelumnya kurang dibukukan (25.000.000 – 15.000.000) x 80%]
Untuk tahun 2016, Ekuitas PT Siwi sudah naik Rp10.000.000; asalnya
Rp90.000.000 menjadi Rp100.000.000 karena adanya net income dan pembayaran
dividend. PT Pandu tidak mencatat apapun untuk pelaporan net income PT Siwi
karena PT Pandu menggunakan metode cost. Oleh karena itu, untuk kepentingan
penyusunan laporan konsolidasi, agar akun Investment in PT Siwi mengikuti
kenaikan ekuitas PT Siwi, maka Investment in PT Siwi harus disesuaikan dengan cara
mendebetnya sebesar 80% X Rp10.000.000 (kenaikan ekuitas PT Siwi)
b. Dividend Income Rp12.000.000
Dividend-S Rp12.000.000
untuk mengeliminasi dividend income dan dividend S
c. Capital Stock – S Rp60.000.000
Retained Earnings S - beginning Rp40.000.000
Goodwill Rp18.750.000
Investment in S Rp95.000.000
Non controlling interest beginning Rp23.750.000
untuk mengeliminasi akun Investment in S dan stockholders’ equity S dan
memunculkan goodwill
d. Non controlling interest expense Rp6.000.000
Dividend-S Rp3.000.000
Non controlling interest ending Rp3.000.000
untuk mencatat bagian laba kepentingan non pengendali, mengeliminasi dividend S
dan menambahkan bagian laba tersebut ke ekuitas kepentingan non pengendali
e. Notes Payable – P Rp10.000.000
Notes Receivable – S Rp10.000.000
untuk mengeliminasi hutang-piutang antar perusahaan
Bila perusahaan menggunakan metode ekuitas, kertas kerja laporan konsolidasi akan
tampak sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):
PT Pandu PT Siwi Adjustment & Consolidt
Eliminations Statement
Dr Cr
Income Statement:
Sales 300,000 75,000 375,000
NCI 1 Jan b
23,750
NCI 31 Dec c 26,750
3,000
Liab & Stockh’equity 500,000 150,000 551,750
Transaksi antara perusahaan induk dan anak dianggap tidak ada dalam
pandangan konsolidasi
Transaksi antara perusahaan induk dan anak menimbulkan adanya akun
resiprokal sehingga harus dieliminasi
Contoh:
1. Transaksi jual beli inventory.
Timbul akun Sales dan COGS/Purchase
Timbul akun Account Receivable dan Account Payable.
2. Transaksi utang-piutang.
Timbul akun Intereset Revenue dan Interest Expense
Timbul akun Notes Receivable dan Notes Payable
Subsidiary Subsidiary
COGS $10.000
Inventory $10.000
EQUITY METHOD
a. Eliminasi akun Sales-COGS
Sales $60.000
COGS $60.000
b. Eliminasi Unrealized Profit dalam Ending Inventory
COGS $10.000
Inventory $10.000
c. Selain itu:
Dalam bukunya sendiri, untuk menangguhkan keuntungan dalam ending
inventory yang belum terjual, P juga akan membuat jurnal:
Income from S $10.000
Investment in S $10.000
COGS $45.000
Inventory $45.000
(3/4 x $60.000)
Jurnal Eliminasi yang Dibuat P
COST METHOD
a. Eliminasi akun Sales-COGS
Sales $60.000
COGS $60.000
EQUITY METHOD
a. Eliminasi akun Sales-COGS
Sales $60.000
COGS $60.000
c. Tahun Kedua Penjualan Inventory (Unrealized Profit dalam Ending Inventory dan
Realized Profit dalam Inventory Tahun Sebelumnya)
Selama 2019, P menjual lagi inventory ke S dengan harga $80.000, cost
dari inventory tersebut adalah $60.000. S kemudian menjual lagi 3/8 inventory
yang dibeli dan sisa inventory 2018 sebesar $15.000 ke perusahaan lain seharga
$75.000 (lanjutan dari kasus poin b)
COGS $60.000
Inventory $60.000
EQUITY METHOD
a. Eliminasi Akun Sales-COGS
Sales $80.000
COGS $80.000
EQUITY METHOD
a. Eliminasi akun Sales-COGS
Sales Revenue $60.000
COGS $60.000
Selama 2019, S menjual lagi inventory ke P dengan harga $80.000, cost dari
inventory tersebut adalah $60.000. P kemudian menjual lagi 3/8 inventory yang
dibeli dan sisa inventory 2018 sebesar $15.000 ke perusahaan lain seharga
$75.000 (lanjutan dari kasus poin a)
Jurnal Eliminasi yang Dibuat P
COST METHOD
a. Eliminasi Akun Sales-COGS
Sales $80.000
COGS $80.000
EQUITY METHOD
a. Eliminasi Akun Sales-COGS
Sales $80.000
COGS $80.000
d. Selain itu:
Dalam bukunya sendiri, untuk menangguhkan keuntungan atas
inventory yang belum terjual, P juga membuat jurnal:
Income from S $12.500
Investment in S $12.500
Dalam bukunya sendiri, untuk mencatat realisasi laba dari penjualan
ending inventory yang sebelumnya ditangguhkan, P juga membuat
jurnal:
Investment in S $2.500
Income from S $2.500
c. Eliminasi Unrealized Profit dalam Ending Inventory dan Realized Profit yang
Ditangguhkan Sebelumnya-Upstream (untuk kepemilikan kurangd dari 100%)
P memiliki 90% saham S. Semua pembelian P dilakukan dari S. Selama 2019, S
menjual inventory ke P dengan harga $80.000, cost dari inventory tersebut
adalah $60.000. P kemudian menjual lagi 3/8 inventory yang dibeli dan sisa
inventory 2018 sebesar $15.000 ke perusahaan lain seharga $75.000.
JURNAL ELIMINASI:
COST METHOD
a. Eliminasi Akun Sales-COGS
Sales $80.000
COGS $80.000
EQUITY METHOD
a. Eliminasi Akun Sales-COGS
Sales $80.000
COGS $80.000
d. Selain itu:
Dalam bukunya sendiri, untuk menangguhkan keuntungan atas
inventory yang belum terjual, P juga membuat jurnal:
Income from S $11.250
Investment in S $11.250
12.500 x 90%
Jurnal-jurnal eliminasi yang dibuat oleh P pada 31 Desember 2009 adalah sbb:
a. Sales $ 20,000
Cost of goods sold $ 20,000
(untuk mengeliminasi penjualan P dan cost of goods sold S)
b. Investment in S $ 2,000
Cost of goods sold $ 2,000
(untuk mengakui realized profit yang sebelumnya ditangguhkan)
Income Statement
b 2,000
g 1,000
Balance Sheet
1,148,500 200,000
1,241,500
Bila P menggunakan metode ekuitas untuk mencatat investasinya, kertas kerja konsolidasi
tampak sbb:
P S Adjustment and Consolidated
Eliminations Statement ($)
($) ($)
Dr Cr
Income Statement
b 2,000
e 1,000
Balance Sheet
f 130,500
1,200,000 200,000
1,241,500
Kertas kerja konsolidasi 2010 dan jurnal eliminasi yang dibuat oleh P bila P menggunakan
metode cost untuk mencatat investasinya adalah sbb:
Income Statement
b 40,000
g 10,000
Balance Sheet
4,864,000 1,000,000
5,304,000
a. Sales $ 300,000
Cost of goods sold $ 300,000
(untuk mengeliminasi penjualan P dan cost of goods sold S)
b. Retained earnings $ 32,000
Non controlling interest 8,000
Cost of goods sold $ 40,000
(untuk mengakui realized profit yang sebelumnya ditangguhkan)
c. Cost of goods sold $ 30,000
Inventory $ 30,000
(untuk mengeliminasi unrealized profit di dalam ending inventory)
d. Dividend Income $ 40,000
Dividend – S $ 40,000
(untuk mengeliminasi dividend income P dan dividend s)
e. Investment in S $ 120,000
Retained Earnings, beginning $ 120,000
[untuk menyesuaikan Investment in S atas kenaikan equity S dari awal tahun 2006
ke awal tahun 2009 ($750,000 - $600,000) x 80%]
f. Retained earnings – S, beginning $ 250,000
Capital stock – S 500,000
Investment in S $600,000
Non controlling interest 150,000
(untuk mengeliminasi akun resiprokal investment in S dan stockholders’equity S serta
memunculkan non controlling interest)
Sedangkan bila P menggunakan metode ekuitas, kertas kerja konsolidasi dan jurnal
eliminasinya tampak sbb:
P S Adjustment and Consolidated
Eliminations Statement ($)
($) ($)
Dr Cr
Income Statement
b 40,000
g 10,000
Balance Sheet
5,304,000
Jangan berharap semua jadi lebih mudah. Berharaplah kau jadi lebih baik.
-Jim Rohn-
Ejaan
A. Pemakaian Huruf
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama
tempat ditulis dengan huruf kapital.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
1) Tahun ini Haji Bahri menunaikan ibadah haji untuk yang kedua kali.
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan kitab suci.
Contoh:
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Contoh:
Kecintaan terhadap bahasa Indonesia ditunjukkan Tidak untuk kata turunan dari
dengan mengindonesiakan kata asing agar nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa. Mis : mengindonesiakan
bahasa kita tidak tampak keinggris-inggrisan.
Contoh:
Tidak untuk nama geografi yang dipakai sebagai nama jenis serta yang dapat
disejajarkan. Mis: jeruk bali (Citrus maxima), nangka belanda (Anona muricata)
Contoh yang bukan merupakan nama jenis: batik Solo, film Korea.
g. Huruf kapital juga dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama gelar (seperti Dr.
dan M.A.), pangkat (seperti Prof.), dan sapaan (seperti Sdr., Tn., Ny.)
Contoh:
2. Huruf miring
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan
surat kabar yang ditulis dalam kutipan.
Contoh: Saya senang membaca majalah Gatra, selain surat kabar Warta Kota.
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan sesuatu
(huruf, bagian kata, kata, kelompok kata).
c. Huruf miring juga dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing,
kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya serta nama orang, lembaga, atau organisasi
yang menggunakan bahasa asing atau daerah .
Contoh:
B. Penulisan Kata
1. Pemenggalan kata
a. Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan sehingga pemenggalan kata
tidak dilakukan di antara kedua huruf itu.
Contoh:
dara-saudaranya.
la kampus.
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan (termasuk gabungan huruf) di antara dua
huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Contoh:
Contoh:
d. Jika di tengah kata ada tiga huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di
antara huruf konsonan pertama dan kedua.
a. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
unsur gabungan kata itu harus ditulis serangkai.
Contoh:
b. Gabungan kata yang salah satu unsur gabungan itu hanya dipakai dalam kombinasi
ditulis serangkai.
3. Singkatan
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan
tanda titik.
Contoh: Ririen E.S.; Dr. Hadyan P.N.; M.Si.; Bpk. Joyo Diharjo
c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik
Contoh:
dll. (dan lain-lain); dsb.(dan sebagainya) dst. (dan seterusnya); hlm. (halaman); sda.(
sama dengan atas); Yth. (Yang terhormat)
d. Singkatan yang terdiri atas dua huruf ditulis dengan dua titik.
Contoh:
a.n. (atas nama); d.a. (dengan alamat); u.b. (untuk beliau); u.p. (untuk perhatian).
Contoh:
4. Akronim
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital.
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf awal kapital.
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kecil.
Contoh: pemilu, rapim, tilang, radar
b. Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
c. Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukka waktu.
d. Dipakai di antara nama penulis, judul, tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh: Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Ende-Flores: Nusa Indah.
e. Tidak dipakai pada akhir judul yg merupakan kepala karangan, ilustrasi, atau
tabel.
f. Tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menunjukkan jumlah.
Contoh:
g. Tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan penerima serta tanggal surat atau
nama dan alamat penerima surat.
Contoh:
1) Badan Bahasa
Jalan Pemuda 45
Jakarta
b. Untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat (jika diawali dengan anak
kalimat)
Contoh:
e. Dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan
tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
a. Dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
pemerian.
Contoh:
1) Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
2) Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
b. Tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengkahiri
pernyataan.
Contoh:
c. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
Contoh:
Contoh:
Contoh:
2) Surah Yasin: 9
3) Karangan Ali Hakim, Pedidikan Seumur Hidup: sebuah Studi, sudah terbit.
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Contoh:
1) Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa dari Suatu Tempat.
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh:
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengahkiri petikan langsung.
Contoh:
1. Tulisan tetap
- Shin Haesung-
Contoh :
Bunga : mawar, melati, kamboja
Unggas : ayam, itik, burung, angsa
g. Dapat membedakan bentuk yang hampir mirip
Contoh :
Penguji (orang yang menguji) dengan peuji (orang yang diuji)
Menugasi (untuk orang yang diberi tugas) dengan menugaskan
(pekerjaan yang ditugaskan)
Penyuluh (orang yang melakukan penyuluhan) dengan pesuluh (orang
yang diberi pesuluhan)
B. Kebenaran
Kata yang dipilih harus sesuai dengan bentuk yang benar atau sesuai dengan kaidah
bahasa. Aspek dari kebenaran yaitu :
a. Pelafalan
Dengan cara :
i. Meminimalkan warna lokal
ii. Berusaha melafalkan kata sesuai dengan
yang seharusnya
Contoh : efektif bukan epektip dan aktif bukan aktip
b. Pengejaan
Berarti penulisan harus berdasarkan kaidah PUEBI.
c. Pembentukan kata
a. Pengimbuhan
1. Prefiks (awalan) : meng-, ber-, pe-, per-,
di-, ke-, ter-, se-,
Meng- + kata dasar berawalan k,t,s,p maka luluh
Awalan Kata Bentuk Catatan
dasar imbuhan
Meng- Kawal Mengawal Untuk kata dengan
konsonan rangkap
Kait Mengaitkan
berubah menjadi meng +
kata dasar, contoh :
Meng- Tindas Menindas 1. Mengkristal dan
Taat Menaati mengkritik
b. Pengulangan (reduplikasi)
1) Menunjukkan makna kejamakan, contoh : Bunga-
bunga sudah mulai bermekaran
2) Menunjukkan makna kemiripan, contoh : meskipun
masih muda, dia sudah seperti nenek-nenek
3) Jenis-jenis pengulangan menurut bentuknya
Utuh
Contoh : buku menjadi buku-buku
Salin suara
Contoh : warna menjadi warna-warni
Sebagian
Contoh : tamu menjadi tetamu
Berimbuhan
Contoh : berkejaran menjadi berkejar-kejaran
c. Eufisme
Kata atau ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang
dirasa kasar. Contoh :
Tunawisma berarti gelandangan
Ke belakang berarti buang hajat
Tunagrahita berarti buta
C. Kehematan
a. Bentuk bersinonim tidak digunakan dalam satu kalimat secara
bersamaan.
Contoh : kata agar dengan supaya, kata adalah dengan merupakan, dan kata
lalu dengan kemudian.
b. Dalam kalimat majemuk, subjek yang sama tidak disebutkan semuanya.
Contoh : Amin belajar matematika sebelum Amin mengantar adiknya ke
sekolah. (kalimat salah, karena Amin merupakan subjek yang sama)
c. Dalam sebuah kalimat, penyebutan makna khusus tidak perlu disertai
penyebutan makna umum.
Contoh : Ayah membeli bunga mawar dan melati.(kalimat salah karena masih
menyebutkan bunga yang merupakan kata umum).
D. Kelaziman
Lazim berarti kata yang dipakai merupakan bentuk yang sudah dibiasakan dan bukan
merupakan bentuk yang dibuat-buat. Contoh :
Ayahnya telah meninggal di tempat tugas. (menggunakan kata meninggal
bukan mati)
Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh
atau setiap tuturan yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara lengkap. Jika
terdapat sebuah tuturan yang menginformasikan sesuatu, tetapi belum lengkap atau belum
utuh, tuturan itu belum dapat disebut kalimat, mungkin hanya berupa kata atau berupa
kelompok kata atau frasa.
B. Unsur-unsur Kalimat
1. Subjek
Subjek dapat berupa kata benda (nomina), kelompok kata benda (frasa nominal), atau
klausa. Selain itu, subjek dapat pula disertai kata “itu”. Subjek dapat dicari dengan
menggunakan kata tanya siapa atau apa. Subjek dalam bahasa Indonesia biasanya
berupa nomina atau frasa nominal.
Contoh :
Yogyakarta pernah menjadi ibukota negara. (S=N)
Pulau Jawa merupakan pulau berpenduduk terpadat di dunia. (S=FN)
Selain itu, subjek dapat pula berupa verba atau adjektiva. Namun, subjek yang berupa
verba atau frasa verbal itu terbatas pemakaiannya, yaitu hanya terdapat dalam ragam
lisan, bukan dalam ragam tulis.
Contoh :
Bersepeda ke kampus merupakan kegiatan sehari-hari Kak Ozi.
Cantik merupakan keinginan setiap wanita.
2. Predikat
Predikat dapat berupa verba atau frasa verbal, adjektiva atau frasa adjektival, atau
nomina atau frasa nominal.
Contoh :
Bang Borris berjualan roti tiap hari. (P=V)
Bang Borris sedang berjualan roti. (P=FV)
3. Objek
Objek biasanya berupa nomina, frasa nominal, atau klausa yang selalu muncul di
sebelah kanan predikat yang berupa verba transitif (kata kerja yang memerlukan objek
dalam kalimatnya). Jika predikat bukan berupa verba transitif, objek tidak muncul
dalam kalimat tersebut.
Contoh :
Kakak menggoreng kerupuk. (O=N)
Saksi mengatakan bahwa pengakuan yang dibuatnya dilakukan karena tekanan aparat.
(O=klausa)
4. Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang kehadirannya juga bergantung pada predikat.
Pelengkap dapat berupa nomina atau frasa nominal, verba atau frasa verbal, dan
adjektiva atau frasa adjektival.
Contoh :
Sinta menghadiahi adiknya pakaian. (Pel=N)
Rama mengajari kawannya bertarung. (Pel=V)
Saya menganggap akuntansi itu menyenangkan. (Pel=Adj)
5. Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang kehadirannya bersifat tidak wajib. Keterangan
dapat berupa nomina (frasa nominal), frasa numeral, frasa preposisional, atau berupa
adverbial.
Contoh :
Rossi akan bertanding besok. (K=N)
Kakak telah dilamar tiga hari yang lalu. (K=FNum)
Agaknya saran itu mulai diperhatikan. (K=Adv)
Bapak pernah bekerja di perkebunan kelapa sawit. (K=FPrep)
Ridho menyetir dengan hati-hati. (K=FPrep)
E. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai dengan yang
diharapkan oleh si penulis atau si pembicara.
2. Ketepatan
Ketepatan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang akan disampaikan
harus sesuai dengan sasaran sehingga tidak akan menimbulkan multitafsir.
3. Kejelasan
Kejelasan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa kalimat itu harus jelas strukturnya
dan lengkap unsur-unsurnya sehingga memudahkan orang memahami makna yang
terkandung di dalamnya.
4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang akan
disampaikan harus cermat, tidak boros, dan perlu kehati-hatian. Untuk itu, perlu
dihindari bentuk-bentuk yang bersinonim.
Contoh :
Berdasarkan penjelasan sebagaimana tersebut di atas, penelitian ini ingin
mengungkapkan beberapa temuan-temuan sebagai berikut. (TIDAK EFEKTIF)
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini ingin mengungkapkan beberapa temuan
berikut. (EFEKTIF)
5. Kesejajaran
Kesejajaran dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa bentuk dan struktur yang
digunakan dalam kalimat efektif harus paralel, sama, atau sederajat.
Contoh :
Buku itu dibuat oleh Badan Bahasa dan Gramedia yang menerbitkannya. (TIDAK
EFEKTIF karena kesejajaran bentuk tidak terpenuhi.)
Buku itu dibuat oleh Badan Bahasa dan diterbitkan oleh Gramedia. (EFEKTIF)
Paragraf
A. Syarat Paragraf
1. Pengertian
Miniatur dari suatu karangan (karangan dalam ukuran kecil atau mini).
Merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Mempunyai fungsi memudahkan pemahaman dengan memisahkan topik atau tema
yg satu dengan yang lain karena setiap paragraf hanya boleh mengandung satu unit
pikiran.
2. Kalimat Topik
Memberitahu pembaca tentang apa yg diperbincangkan dalam paragraf itu
Memberi arah/pengendali terhadap permasalahan yg akan dibicarakan
Sandaran bagi kalimat-kalimat lain dalam paragraf itu
Menjadi titik tolak dari kalimat pengembang
Contoh:
Awan di langit tampak hitam. Suasana sekeliling menjadi gelap. Kemudian
angin bertiup meskipun hanya sebentar. Angin mulai reda, tetapi mendung
menjadi-jadi. Tampaknya hujan akan turun. (Eps/SD/3/2006/67)
b. Kepaduan Paragraf
Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu terjalin secara sistematis dan logis
tidak ada informasi yang meloncat
Kalimat-kalimatnya gramatikal, terpadu, dan berkaitan satu sama lain.
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf berupa
ungkapan penghubung transisi, kata ganti, atau kata kunci.
2) Kata Ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti,
baik kata ganti orang maupun kata ganti yang lain.
a) Kata Ganti Orang
Pemakaian kata ganti ini berguna untuk menghindari
penyebutan nama orang berkali-kali. Kata ganti yang
dimaksud adalah saya, aku, ku, kita, kami (kata ganti orang
pertama), engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian (kata ganti
orang kedua), dia, ia, beliau, mereka, dan nya (kata ganti
orang ketiga).
Contoh :
Kimmy, Franco, dan Selena adalah teman sekolah sejak
SMA hingga perguruan tinggi. Kini mereka sudah
menyandang gelar akuntan dari sebuah politeknik negeri di
Bintaro. Mereka merencanakan mendirikan suatu Kantor
Akuntan Publik. Mereka menghubungi saya dan mengajak
bekerja sama.
c. Kelengkapan Paragraf
Membicarakan seluk beluk gagasan utama secara terperinci,
Sudah mengandung semua yang diperlukan untuk mendukung gagasan
utama.
Contoh :
Mahsiswa di kelas G terdiri atas 19 laki – laki dan 20
perempuan. 5 orang laki – laki dan 3 orang perempuan adalah lulusan
tahun 2015 dan sisanya adalah lulusan tahun 2016.
d. Keruntutan Paragraf
a. Deduktif
Gagasan utama berada pada bagian awal paragraf.
Contoh :
Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia telah
mendatangkan devisa bagi negara tercinta ini. Semakin banyak wisatawan
mancanegara yang datang ke Indonesia, semakin banyak pula keuntungan
yang didapat. Para wisatawan itu tentu akan membelanjakan uangnya selama
di Indonesia. Mereka juga akan membeli cendera mata untuk dibawa ke
negaranya. Masyarakat juga akan memperoleh keuntungan materi.
b. Induktif
Gagasan utama berada pada bagian akhir paragraf.
Contoh :
Ketika terjadi perubahan tatanan kepemerintahan di dalam negeri, terjadi
gejolak antara masyarakat dan pemerintah. Melihat kondisi itu, wisatawan
mancanegara enggan datang ke Indonesia. Mereka menganggap bahwa
keadaan di Indonesia tidak aman dan tidak nyaman. Wisatawan mancanegara
yang sudah datang lebih memilih untuk meninggalkan Indonesia. Akibatnya,
jumlah wisatawan mancanegara turun drastis.
c. Campuran
Gagasan utama terletak pada bagian awal dan diulang lagi pada bagian akhir.
Contoh :
Etos kerja masyarakat Jepang sangat tinggi. Mereka juga sangat
berdisiplin. Masalah disiplin sudah mendarah daging bagi mereka. Di rumah,
di tempat umum, di jalan, di kantor, semuanya sangat disiplin. Masyarakat
Jepang layak diteladani. Mereka rajin membaca untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrmpilan. Di mana pun, setiap ada kesempatan, mereka
membaca. Bagi mereka membaca tidak harus di ruang baca. Mereka
melakukannya di dalam gerbong kereta yg melaju, di stasiun, dan bahkan
sambil berdiri antre beli tiket.
c. Penutup
Terletak pada bagian akhir karangan berupa simpulan dari isi.
3. Dengan Bercerita
Biasanya pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang
sedang atau sudah berlalu apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara ini.
Contoh :
Kota Wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan sempit
berliku-liku. Bus meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di samping kanan
jurang menganga, tetapi pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus
menyelimuti punggung bukit dan bekas-bekas kawah yang memutih.
Pemandangan itu melalaikan guncangan bus yang tak henti-hentinya berkelak-
kelok. Sesekali atap rumah berderet kelihatan di kejauhan.
tersebut, misal jika hanya ada satu pemasok untuk barang tertentu,
maka perusahaan harus mengikuti harga dari pemasok.
o Ancaman dari produk subsitusi, adanya produk subsitusi dapat
mengancam kelangsungan bisnis perusahaan karena perusahaan
kehilangan kekuatannya di pasar disebabkan oleh adanya pengganti
barang yang dijual perusahaan yang mungkin lebih murah.
- Analisis strategi kompetitif: evaluasi atas keputusan bisnis perusahaan dan
keberhasilan perusahaan membangun keunggulan kompetitifnya.
o Daya saing biaya (cost leadership), merupakan kemampuan perusahaan
untuk menekan biayanya sehingga harga produknya dapat bersaing di
pasaran
o Diferensiasi produk, merupakan strategi perusahaan untuk
mengembangkan bisnisnya dengan produk-produk lain yang
melengkapi produk utamanya, atau bahkan produk lain di luar
produksi utamanya dalam rangka lebih memperkenalkan
perusahaannya dengan terjun ke berbagai bisnis.
o Kekuatan dan kelemahan, adalah keadaan internal perusahaan yang
dapat dikelola untuk melakukan bisnis dengan lebih optimal
o Peluang dan ancaman, di dapatkan perusahaan dari luar.
Secara singkat, analisis lingkungan bisnis dan strategi adalah suatu analisis dasar untuk
menilai apakah suatu perusahaan dapat survive dalam lingkungan bisnis tertentu,
dapat untung dan dapat berkembang di kemudian hari.
E. Analisis Akuntansi
Merupakan proses evaluasi sejauh mana akuntansi perusahaan mencerminkan
realitas ekonomi. Hal ini dilakukan dengan mempelajari transaksi dan peristiwa
perusahaan, menilai dampak kebijakan akuntansi terhadap laporan keuangan,
menyesuaikan laporan tersebut agar lebih mencerminkan keadaan ekonomi yang
sebenarnya serta lebih sesuai untuk analisis. Output dari analisis akuntansi adalah
sebuah laporan keuangan baru yang hanya digunakan untuk pengambilan keputusan
bernama “recasted financial statement”.
Laporan keuangan disusun dengan dasar akuntansi yang memiliki sangat
banyak estimasi, asumsi, serta judgement. Hal ini dapat menjadi bias ketika pembuat
laporan keuangan memiliki kepentingan politik tertentu sehingga laporan keuangan
tidak menunjukkan keadaan bisnis sesungguhnya walaupun masih memenuhi standar.
Keterbatasan akuntansi ini menimbulkan masalah:
- Masalah perbandingan, muncul ketika perusahaan yang berbeda menerapkan
akuntansi yang berbeda untuk transaksi atau peristiwa yang sama, atau ketika
perusahaan mengubah kebijakan akuntansinya dalam suatu waktu sehingga
terjadi kesulitan perbandingan sementara.
- Distorsi akuntansi, merupakan penyimpangan informasi akuntansi dari
ekonomi yang mendasarinya. Dapat muncul dalam beberapa bentuk:
F. Analisis Keuangan
Merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan
kinerja keuangan perusahaan dan untuk menilai kinerja di masa depan. Beberapa
contoh analisis yang diperlukan:
- Apakah perusahaan memiliki sumber daya untuk berkembang?
- Apakah perusahaan memiliki sumber daya untuk berinvestasi?
- Apakah yang menjadi sumber keuntungan perusahaan?
- Seberapa kuat posisi keuangan perusahaan?
- Apakah laba yang dicapai sesuai dengan ramalan analis?
Secara garis besar, analisis keuangan terbagi 3:
Analisis profitabilitas: evaluasi atas tingkat pengembalian investasi
Analisis risiko: evaluasi atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi
komitmennya (solvabilitas dan likuiditas)
Analisis arus kas: evaluasi bagaimana perusahaan mendapatkan dan
menggunakan dana/kas yang dimilikinya
G. Analisis Prospektif
Merupakan peramalan hasil di masa depan – biasanya laba, arus kas, atau
keduanya. Analisis ini ditarik dari analisis akuntansi, analisis keuangan, serta analisis
lingkungan bisnis dan strategi. Output analisis prospektif adalah hasil yang
diharapkan (expeced payoffs) di masa depan yang digunakan untuk mengestimasi
nilai intrinsik dari perusahaan.
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu, seperti untuk Tuhan dan
bukan untuk manusia.
Fundamental quality
Level pertama dari kerangka kerja konseptual membahas mengenai “mengapa”. Oleh
karena itu, objek kerangka kerja berfokus pada tujuan dasar pelaporan keuangan.
Tujuan dasar pelaporan keuangan yaitu untuk menyediakan informasi keuangan
mengenai entitas pelaporan yang bermanfaat bagi investor modal saat ini dan
potensial, peminjam, dan kreditur lain dalam membuat keputusan-keputusan dalam
kapasitasnya sebagai penyedia modal. Dalam kata lain, tujuan financial reporting
adalah:
Mechanism
1) income shifting (mempercepat atau menunda pengakuan pendapatan atau
pengeluaran untuk mengalihkan pendapatan dari satu periode ke periode lain)
2) classificatory earnings management (secara selektif mengklasifikasikan
pendapatan dan pengeluaran di bagian tertentu dari laporan laba rugi untuk
memengaruhi kesimpulan analisis mengenai sifat berulang dari item-item ini)
3) Analysis implications
Memeriksa insentif untuk manajemen laba
Memeriksa reputasi & sejarah manajemen
Memeriksa pola yang konsisten
Memeriksa peluang manajemen laba
Remeasurement
c. Understated Assets
Understated assets seringkali terjadi ketika manajemen mempunyai
insentif untuk meningkatkan return on equity (RoE), atau ketika
sebuah perusahaan sedang mempunyai kinerja yang sangat bagus
sehingga ia memutuskan untuk “menyimpan” sebagian pendapatannya
untuk berjaga-jaga apabila suatu saat nanti kondisi perusahaan
menurun. Beberapa understatement aset yang sering terjadi adalah
sebagai berikut.
1) Overstatement atas penghapusan ataupun impairment aset, baik
aset lancar maupun aset tetap.
2) Estimasi yang terlalu tinggi atas cadangan (misal: Allowance for
Doubtful Accounts).
3) Adanya overstatement atas beban penyusutan atau amortisasi.
4) Adanya lease assets yang tidak dilaporkan di neraca (karena
dicatat sebagai operating lease).
5) Menghapuskan piutang walaupun sebenarnya masih bisa tertagih.
6) Tidak mencatat aset tak berwujud di neraca.
2. Distorsi Liabilitas
a. Distorsi liabilitas dapat terjadi apabila ada ambiguitas mengenai:
1) Apakah kewajiban telah terjadi?
Contoh: pada joint operation (JO), beberapa perusahaan bekerja
sama untuk menyelesaikan satu proyek, kita harus berhati-hati
dalam mencatat kewajiban yang terjadi.
2) Bagaimana pengukuran besar kewajiban?
Contoh: ketika salah satu produk Samsung memiliki masalah pada
baterai sehingga bisa meledak, banyak sekali garansi yang diklaim
pelanggan. Samsung pun mencatat kewajiban garansinya terlalu
rendah saat itu sehingga agak kewalahan.
Distorsi liabilitas yang sering terjadi adalah understated liabilities.
b. Understated Liabilities
Understated liabilities seringkali terjadi ketika manajemen memiliki
insentif untuk meningkatkan laba dan menurunkan utang, juga ketika
manajemen kesulitan mengestimasi nilai financial commitment ke
depannya. Beberapa understatement liabilitas yang sering terjadi adalah
sebagai berikut.
1) Pencatatan pendapatan yang terlalu agresif (misalnya mencatat
unearned revenue langsung sebagai revenue).
2) Mencatat sewa sebagai operating lease sehingga kewajibannya
tidak tercatat di neraca.
3) Menilai kewajiban pensiun terlalu rendah.
3. Distorsi Ekuitas
a. Distorsi ekuitas biasanya terjadi karena adanya distorsi pada aset
dan/ atau liabilitas.
A. KEWAJIBAN
1. Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek) adalah kewajiban yang harus
dilunasi dengan aset lancar atau dengan memunculkan kewajiban lancar lainnya
dalam periode mana yang lebih panjang antara satu tahun atau satu siklus operasi
perusahaan. Kewajiban lancar dapat dibagi menjadi kewajiban lancar yang
muncul dari aktivitas operasi dan dari aktivitas pendanaan. Kewajiban lancar dari
aktivitas operasi muncul dari utang pajak, unearned revenue, utang usaha, beban
gaji, dan kewajiban lain yang berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan.
Sedangkan kewajiban lancar dari aktivitas pendanaan bersumber dari pinjaman
jangka pendek, bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo, dan utang bunga.
B. SEWA
Sewa adalah perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dengan penyewa (lessee)
yang memberi hak kepada lessee untuk menggunakan aset lessor selama masa sewa.
Lessee akan membayar sebesar minimum lease payment (MLP) .
Sewa yang mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan secara substansial dicatat
sebagai perolehan aset dan menimbulkan kewajiban bagi lessee sementara pihak
lessor mencatat sebagai penjualan dan transaksi pendanaan. Sedangkan sewa yang
lain adalah sewa operasi (operating lease) dimana lessee mencatat MLP sebagai
beban sewa dan tidak ada transfer hak milik aset.
Lessee mengatur sewa agar dapat dicatat sebagai operating lease meskipun
sebenarnya banyak karakterikstik capital lease didalamnya. Caranya adalah dengan
melakukan pendanaan diluar neraca (off-balance-sheet financing) dimana aset sewa
dan kewajiban terkait tidak diakui dalam neraca meskipun banyak risiko dan manfaat
yang diperoleh lessee. Sepertiga pendanaan aset tetap pabrik berbentuk sewa.
Pendanaan sewa sangat populer karena dapat meningkatkan penjualan dan dapat
meringankan pembayaran pajak.
1. Klasifikasi dan Pelaporan Sewa
Lessee mencatat sewa sebagai capital lease bila sewa memenuhi minimal satu dari
empat kriteria yaitu:
a. Terdapat transfer kepemilikan dari lessor kpd lessee pada akhir masa sewa,
b. Ada opsi pembelian aset (bargain purchase),
c. Masa sewa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomi aset,
d. Nilai sekarang pembayaran sewa minimum adalah 90% atau lebih dari nilai
wajar dikurangi kredit pajak
Sewa dikategorikan sebagai operating lessee apabila tidak memenuhi salah satu
kriteria diatas.
Jika sewa termasuk capital lease, maka lessee mencatat aset dan kewajiban
sebesar present value dari MLP selama masa sewa (executory cost seperti asuransi,
perawatan, dan pajak ditanggung lessor dikeluarkan). Aset sewa disusutkan
selama masa sewa. Sedang dalam operating lease, lessee mencatat sewa sebagai
beban dan tidak ada transfer kepemilikan aset.
2. Analisis sewa
Aturan akuntansi mensyaratkan lessee untuk mengungkapkan hal hal dibawah ini,
seperti:
a. MLP di masa depan secara terpisah untuk capital lease dan operating lease,
b. Beban sewa untuk masing masing periode yang dilaporkan di laporan
labarugi.
Meliputi laba bersih pada laporan laba rugi, perubahan di neraca, dan
perubahan nilai rasio.
anonymous
B. Laba Akuntansi
1. Laba akuntansi memiliki beberapa masalah pengukuran karena adanya
distorsi akuntansi. Karenanya, laba akuntansi dibagi menjadi:
a. Komponen yang tetap atau berulang (permanent or recurring
component), di mana tiap dolar nilainya akan sama dengan 1/r
dolar dari nilai perusahaan (di mana r adalah cost of capital).
b. Komponen sementara (transitory component), di mana setiap dolar
sebenarnya sama dengan satu dolar nilai perusahaan.
c. Komponen yang tidak relevan terhadap nilai (value irrelevant
component), yaitu yang tidak relevan untuk valuasi.
2. Laba akuntansi terdiri atas dua komponen utama, yaitu pendapatan
(revenue) dan beban (cost). Perbedaan mereka dengan keuntungan
(gain) dan kerugian (loss) adalah pendapatan dan beban berasal dari
aktivitas perusahaan yang masih berlangsung, sedangkan keuntungan
dan kerugian berasal dari aktivitas usaha sampingan/ insidental/ tidak
berhubungan dengan aktivitas usaha perusahaan.
3. Laporan laba rugi biasanya menyajikan tiga pengukuran laba alternatif
dari laba akuntansi, di antaranya:
a. Laba bersih (net income)
b. Pendapatan komprehensif (comprehensive income)
mencerminkan hampir seluruh perubahan pada ekuitas yang tidak
berasal dari aktivitas pemilik (seperti dividen atau penerbitan saham).
Hal ini berarti pendapatan komprehensif merupakan pengukuran laba
baris terbawah dan merupakan perkiraan akuntansi atas laba ekonomi.
c. Laba dari operasi yang masih berlangsung (continuing income)
merupakan suatu pengukuran yang mengeluarkan pos luar biasa,
dampak kumulatif perubahan akuntansi, dan dampak penghentian
operasi.
C. Revenue Recognition
1. Pendapatan diakui ketika:
a. Realized/realizable.
b. Kewajiban pekerjaan sudah dipenuhi.
c. Risiko kepemilikan sudah berpindah tangan.
2. Adanya pengakuan pendapatan berdampak adanya peningkatan pada
kas, piutang, atau efek.
3. Langkah-langkah revenue recognition adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan.
b. Mengidentifikasi kewajiban yang harus dilaksanakan (separate
performance obligation) yang terdapat dalam kontrak.
c. Menentukan harga transaksi.
Penjual harus mempertimbangkan imbalan variabel (variable
consideration), nilai waktu uang (time value of money),imbalan non-
tunai (non-cash consideration), serta imbalan yang dibayar atau yang
terutang kepada pelanggan.
d. Mengalokasikan harga transaksi ke dalam masing-masing kewajiban
pekerjaan (separate performance obligation).
Ada beberapa macam pendekatan untuk mengalokasikan harga
transaksi, di antaranya:
1) Adjusted market assessment approach.
2) Expected cost plus margin approach.
3) Residual approach.
e. Mengakui pendapatan pada saat setiap kewajiban telah terpenuhi.
4. Berikut adalah beberapa isu khusus terkait pengakuan pendapatan.
a. Adanya hak pengembalian.
b. Repurchase agreements.
c. Bill-and-hold arrangements.
d. Principal-agent relationships.
e. Konsinyasi.
f. Garansi.
g. Waralaba (franchise).
h. Installment sales method.
i. Metode cost recovery dan percentage of completion dalam kontrak
konstruksi jangka panjang.
j. Layaway sales.
k. Customer Acceptance Provisions.
D. Expense Recognition
Berikut adalah cara-cara pengakuan beban.
a. Direct matching: mencocokkan beban dengan suatu pendapatan.
Misalnya harga pokok penjualan dengan persediaan.
E. Aset Lancar
Merupakan sumber daya atau klaim dari sumber daya yang langsung dapat
diubah menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan (pada
umumnya berjalan selama satu tahun). Ilustrasi siklus operasi:
Likuiditas berarti jumlah kas atau setara kas yang dimiliki perusahaan dan
jumlah kas yang dapat diperoleh dalam periode singkat. Likuiditas memberikan
fleksibilitas untuk memanfaatkan kondisi perubahan pasar dan untuk bereaksi
terhadap tindakan strategis pesaing, serta untuk menilai kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo. Dalam melakukan analisis,
perhatikan setiap jaminan atau perjanjian kas yang ada.
Piutang
Merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa,
atau dari pemberian pinjaman uang. Terdiri atas piutang usaha (accounts
receivables) serta wesel tagih (notes receivables). Piutang sebaiknya dilaporkan
pada nilai wajar yang dapat direalisasikan (net realizable value/NRV) yang juga
menunjukkan bahwa piutang dalam keadaan less allowance.
Hal-hal yang perlu menjadi fokus dalam akun piutang antara lain perihal:
- Allowance of bad debt, dimana pada umumnya penyisihannya dilakukan
berdasarkan beberapa asumsi atau pertimbangan. Maka perlu diperhatikan:
o Pengalaman perusahaan dalam memberikan piutang
o Kemampuan peminjam
o Kebijakan penagihan
o Ekspektasi ekonomi dan industri
Analisis harus waspada terhadap perubahan dalam penyisihan piutang –
dibandingkan dengan sales, saldo piutang atau keadaan industri/pasar
- Risiko penagihan/kolektabilitas, sebaiknya benar-benar memperhatikan dan
mempertimbangkan pengalaman masa lalu perusahaan. Terdapat beberapa
alat analisis untuk menginvestigasi kemampuan penagihan:
o Membandingkan persentase piutang terhadap penjualan perusahaan
pesaing dengan perusahaan yang sedang dianalisis.
o Memeriksa konsentrasi pelanggan – risiko meningkat jika piutang
terkonsentrasi oada satu atau sedikit pelanggan.
o Menghitung dan menyelidiki tren periode rata-rata kolektabilitas
piutang dibandingkan dengan syarat kredit pelanggan untuk industri
yang bersangkutan
o Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan atau
perpanjangan (renewal) dari piutang atau wesel tagih masa lalu.
- Keaslian Piutang (authenticity of receivables), seringkali deskripsi piutang dalam
laporan keuangan tidak cukup untuk memberikan tingkat keandalan mengenai
apakah piutang asli, jatuh tempo, dan dapat ditagih. Oleh sebab itu perlu
dianalisis lebih mendalam agar menunjukkan keadaan aslinya.
- Sekuritisasi Piutang, salah satu masalah analisis penting adalah saat perusahaan
menjual piutangnya kepada pihak ketiga, disebut anjak piutang (factoring) atau
sekuritisasi (securitization). Piutang dapat dijual dengan atau tanpa recourse
(jaminan kolektabilitas) dimana kepemilikan risiko tersebut akan memengaruhi
pengakuan atas piutang dan perlu dianalisis lebih lanjut.
Aset Tetap Berwujud, seperti bangunan, pabrik dan peralatan. Aset tetap
dinilai dengan prinsip biaya historis (at cost). Biaya ini mencatat aset sebesar
harga belinya yang mencakup beban apapun yang diperlukan agar aset
tersebut berada dalam lokasi dan kondisi siap digunakan atau siap
memberikan jasa, seperti: biaya angkut, instalasi, pajak, pemasangan, dll.
Sumber Daya Alam (natural resource), yang juga disebut aset yang
dihabiskan (wasting asset) merupakan hak untuk mengambil atau
mengonsumsi sumber daya alam. Contoh: hak untuk menambang, menebang
kayu, mengambil gas alam dan minyak. Perusahaan melaporkan sumber daya
alam sebesar biaya historis ditambah dengan biaya pencarian, eksplorasi dan
pengembangan.
Kapitalisasi vs Pembebanan
o Dampak Kapitalisasi terhadap Laba, ada dua:
(1) Karena menangguhkan biaya, maka kapitalisasi menghasilkan laba
yang lebih tinggi selama periode akuisisi dan laba yang lebih rendah
pada periode berikutnya jika dibandingkan dengan pembebanan
biaya.
(2) Kapitalisasi menghasilkan serial perataan laba, sedangkan pada
pembebanan langsung laba yang dihasilkan berfluktuasi.
G. Aset Tetap Tak Berwujud (Intangible Asset), merupakan hak, keistimewaan, dan
manfaat kepemilikan atau pengendalian. Karakteristik umumnya adalah tingginya
ketidakpastian masa manfaat dan tidak adanya wujud fisik.
It’s okay,
B. Laba Akuntansi
1. Laba akuntansi memiliki beberapa masalah pengukuran karena adanya
distorsi akuntansi. Karenanya, laba akuntansi dibagi menjadi:
a. Komponen yang tetap atau berulang (permanent or recurring
component), di mana tiap dolar nilainya akan sama dengan 1/r
dolar dari nilai perusahaan (di mana r adalah cost of capital).
b. Komponen sementara (transitory component), di mana setiap dolar
sebenarnya sama dengan satu dolar nilai perusahaan.
c. Komponen yang tidak relevan terhadap nilai (value irrelevant
component), yaitu yang tidak relevan untuk valuasi.
2. Laba akuntansi terdiri atas dua komponen utama, yaitu pendapatan
(revenue) dan beban (cost). Perbedaan mereka dengan keuntungan
(gain) dan kerugian (loss) adalah pendapatan dan beban berasal dari
aktivitas perusahaan yang masih berlangsung, sedangkan keuntungan
dan kerugian berasal dari aktivitas usaha sampingan/ insidental/ tidak
berhubungan dengan aktivitas usaha perusahaan.
3. Laporan laba rugi biasanya menyajikan tiga pengukuran laba alternatif
dari laba akuntansi, di antaranya:
a. Laba bersih (net income)
b. Pendapatan komprehensif (comprehensive income)
mencerminkan hampir seluruh perubahan pada ekuitas yang tidak
berasal dari aktivitas pemilik (seperti dividen atau penerbitan saham).
Hal ini berarti pendapatan komprehensif merupakan pengukuran laba
baris terbawah dan merupakan perkiraan akuntansi atas laba ekonomi.
c. Laba dari operasi yang masih berlangsung (continuing income)
merupakan suatu pengukuran yang mengeluarkan pos luar biasa,
dampak kumulatif perubahan akuntansi, dan dampak penghentian
operasi.
d. Laba inti (core income)
C. Revenue Recognition
1. Pendapatan diakui ketika:
a. Realized/realizable.
b. Kewajiban pekerjaan sudah dipenuhi.
c. Risiko kepemilikan sudah berpindah tangan.
2. Adanya pengakuan pendapatan berdampak adanya peningkatan pada
kas, piutang, atau efek.
3. Langkah-langkah revenue recognition adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan.
b. Mengidentifikasi kewajiban yang harus dilaksanakan (separate
performance obligation) yang terdapat dalam kontrak.
c. Menentukan harga transaksi.
Penjual harus mempertimbangkan imbalan variabel (variable
consideration), nilai waktu uang (time value of money),imbalan non-
tunai (non-cash consideration), serta imbalan yang dibayar atau yang
terutang kepada pelanggan.
d. Mengalokasikan harga transaksi ke dalam masing-masing kewajiban
pekerjaan (separate performance obligation).
Ada beberapa macam pendekatan untuk mengalokasikan harga
transaksi, di antaranya:
4) Adjusted market assessment approach.
5) Expected cost plus margin approach.
6) Residual approach.
e. Mengakui pendapatan pada saat setiap kewajiban telah terpenuhi.
4. Berikut adalah beberapa isu khusus terkait pengakuan pendapatan.
a. Adanya hak pengembalian.
b. Repurchase agreements.
c. Bill-and-hold arrangements.
d. Principal-agent relationships.
e. Konsinyasi.
f. Garansi.
g. Waralaba (franchise).
h. Installment sales method.
i. Metode cost recovery dan percentage of completion dalam kontrak
konstruksi jangka panjang.
j. Layaway sales.
k. Customer Acceptance Provisions.
D. Expense Recognition
Berikut adalah cara-cara pengakuan beban.
a. Direct matching: mencocokkan beban dengan suatu pendapatan.
Misalnya harga pokok penjualan dengan persediaan.
PENGENALAN STATISTIKA
Statistika ialah cabang ilmu matematika terapan yang terdiri dari teori dan metoda
mengenai bagaimana cara mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, menghitung,
menjelaskan, mensintesis, menganalisis, dan menafsirkan data yang diperoleh secara
sistematis.
Tujuan umum dan penting dari statistik yakni mempelajari tentang kelompok besar
dengan menganalisa data dari beberapa anggotanya.
Syarat Data yang Baik :
1.Obyektif
2.Representatif
3.Sampling error kecil
4.Tepat waktu
5.Relevan
C. Data
Data adalah fakta, atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya
kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar menarik suatu kesimpulan.
Data dibagi menjadi dua:
1. Data primer : Data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau
perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner.
2. Data sekuder : Data primer yang diperoleh oleh pihak lain, atau data yang
diterbitkan oleh pihak yang bukan merupakan pengolahnya.
Metode pengumpulan data
1. Metode pengumpulan data primer
a. Metode survey
Metode yang dilakukan bila data yang dicari sebenarnya sudah ada di
lapangan atau di sasaran penelitian lainnya.
Instrumen yang digunakan: wawancara, kuesioner, dan pooling dg telepon.
b. Metode percobaan atau eksperimen.
Metode yang dilakukan jika data yang ingin diperoleh belum tersedia dan
dengan demikian variable yang akan diukur harus dibangkitkan datanya
melalui suatu percobaan.
2. Metode pengumpulan data sekunder
a. Metode dokumentasi
Metode penggunaan bahan dokumen. Dilakukan jika peneliti tidak secara
langsung mengambil data sendiri tetapi meneliti dan memanfaatkan data atau
dokumen yang dihasilkan oleh pihak-pihak lain.
Tipe / Jenis Data
a. Data kualitatif diperoleh melalui pengamatan, misalnya pelanggan sangat
puas/puas/biasa/kurang puas/tidak puas terhadap pelayanan RS A.
Data kuantitatif dibedakan menjadi dua:
- Data kuantitatif diskrit : karakteristik suatu variable yang berasal dari proses
penghitungan dan berupa bilangan bulat
- Data Kuantitatif kontinyu : katakteristik suatu variabel yang berasal dari proses
pengukuran dan nilai-nilainya berada dalam suatu interval atau jangkauan
tertentu. Nilai-nilai data kuantitatif kontinyu dapat berupa bilangan pecahan
yang tidak terhingga banyaknya.
b. Data kuantitatif diperoleh melalui pengukuran, misalnya penerimaan bersih RS A
bulan Februari 2011 900 juta.
Skala Pengukuran
Skala Nominal Skala Ordinal
Angka yang diberikan hanya sebagai Angka mengandung pengertian
label saja. tingkatan/peringkat.
Contoh: Contoh:
pria = 1, wanita = 2, waria = 3. Ranking 1, 2, dan 3. Ranking 1
menunjukkan lebih tinggi dari ranking 2
dan 3.
Skala Interval Skala Rasio
Angka mengandung sifat ordinal dan Angka mempunyai sifat nominal, ordinal
mempunyai jarak atau interval, tidak dan interval serta mempunyai nilai
absolut dari objek yang diukur.
memiliki nilai nol yang mutlak.
Contoh:
Contoh:
Air mendidih 100 derajat Celcius, Air bunga BCA 7% dan bunga
membeku 0 derajat Celcius. Mandiri 14%, maka bunga
Mandiri 2 kali bunga BCA.
2. Sampel nonprobabilitas
Setiap anggota tidak memiliki probabilitas atau peluang yang sama untuk dijadikan
sampel.
A. CONVENIENCE SAMPLING
Sampel convenience adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja,
anggota populasi yang ditemui peneliti di lokasi penelitian dan bersedia menjadi
responden dijadikan sampel.
Kelebihannya adalah waktu pelaksanaan yang relatif cepat dengan biaya yang
relatif murah.
Kelemahannya, hasil analisis data sampel mempunyai tingkat generalisasi yang
rendah.
B. Distribusi Frekuensi
Distribusi Frekuensi menunjukkan bagaimana sekumpulan data disekat-sekat menjadi
beberapa kategori (atau kelas) dengan mendaftarkan seluruh kategori bersama dengan
banyaknya nilai data dalam setiap kategori.
Istilah – istilah penting
1. Lower-class limit (Batas bawah) : nilai batas bawah yang terdapat di tiap
kategori/kelas
2. Upper-class limit (Batas atas): nilai batas atas yang terdapat di tiap kategori/kelas
3. Class boundaries (Tepi kelas): angka yang digunakan untuk membagi kelas, namun
tanpa ada gap diantara tiap kelasnya
4. Class midpoint (Nilai tengah): nilai yang menjadi titik tengah kelas.
5. Class width (Panjang kelas): selisih antara 2 lower class limit atau 2 lower class
boundaries yang berurutan
Membangun distribusi frekuensi
1. Tentukan jumlah kelas
2. Hitung panjang kelas
3. Titik awal: nilai awal data atau nilai yang cocok di bawahnya untuk menjadi lower
class limit pertama
4. Gunakan lower class limit pertama dan class width, dan hitung lower class limit
berikutnya.
5. Susun lower class limit tersebut secara vertical dan masukkan upper class limit.
6. Masukkan setiap nilai data ke dalam kelas yang sesuai. Tambahankan frekuensinya
Relative frequency =
Percentage frequency =
Class Boundaries/Midpoint
Ogive
Menggambarkan data dari distribusi frekuensi kumulatif
Dotplot
Menggambarkan data individual dengan titik di sepanjang garis
Stemplot
Digambarkan sebagai data kuantiatif yang dibagi menjadi dua bagian: stem (angka
paling kiri) dan leaf (angka paling kanan)
Barchart
Menggambarkan data tiap kelas dalam bentuk batang
Pie Chart
Grafik yang menunjukkan data kualitatif dalam bentuk potongan pie/lingkaran
secara proporsional
Scatterplot
Menggambarkan pasangan (x dan y) data dimana sumbu horizontal
merepresentasikan x dan vertikal merepresentasikan y. Digunakan untuk melihat
hubungan antara dua variabel
2) Untuk n genap
b. Data Kelompok
Untuk data yang berkelompok, nilai median dapat dicari dengan
rumus sebagai berikut :
3. Modus (Mode)
Modus merupakan nilai yang sering muncul dalam data atau nilai yang
memiliki frekuensi terbanyak. Modus dapat diberi simbol ”Mo”.
a. Modus Data Tunggal
Contoh : Diberikan sebuah data berat badan siswa kelas 2 SD Pelita
Jaya sebagai berikut (dalam kg)
22, 25, 23, 20, 20, 19, 28, 23, 20, 27, 20, 16, 20, 25, 20
Modus dari data tersebut ialah 20 kg.
2. Standar Deviasi
Standar Deviasi adalah Standar Penyimpangan data dari rata-ratanya ( Mean).
Dalam menghilangkan pengaruh positif dan negatif selisih data dengan rata
ratanya digunakan bentuk kuadrat diakar, sehingga standar deviasi diperoleh
dari akar positif varians. Varians adalah rata-rata hitung dari kuadrat
simpangan setiap pengamatan terhadap rata-rata hitungnya.
a. Standar Deviasi Data Tunggal
Untuk sample : Untuk data populasi:
hal. Jika semakin kecil koefisien variasinya, maka data itu semakin seragam
dan sebaliknya.
Untuk data sample : Untuk data populasi :
1. Z-Score
Z-score merupakan suatu ukuran yang menentukan seberapa besar jarak suatu
nilai (dari observasi suatu set sample) terhadap rata-ratanya dalam satuan
standar deviasinya. Nilai Z-score akan berada pada suatu titik pada sumbu
datar dari kurva normalnya.
Keberadaan nilai z-score akan menentukan posisinya dalam sumbu datar
kurva normal yang juga mencerminkan seberapa jauh keberadaan suatu nilai
observasi (x) terhadap rata-ratanya. Apabila z-score bernilai negative(-) maka
dia ada pada posisi sebelah kiri rata-rata nya dalam kurva normal (dilihat dari
hadapan kita). Sementara bila bernilai positive(+), maka ada di posisi sebelah
kanan rata-ratanya.
2. Empirical Rule
Empirical Rule menyatakan bahwa untuk distribusi normal, hampir semua
data akan jatuh dalam tiga standar deviasi rata-rata. Aturan empiris dapat
dipecah menjadi tiga bagian:
I. 68% data termasuk dalam standar deviasi pertama dari rata-
rata.
II. 95% data termasuk dalam dua standar deviasi.
3. Persentil
Persentil adalah membagi seperangkat data yang telah terurut menjadi seratus
bagian. Jadi persentil jumlah ada 99 yaitu P1, P2, ……..P99
a. Persentil data tunggal
Pi = nilai ke i = 1,2,3,4,…,99
n = jumlah frekuensi
b. Desil data kelompok
Tb = batas bawah kelas desil ke-i
5. Kuartil (Quartile)
Quartil adalah membagi seperangkat data yang telah terurut menjadi
empat bagian yang sama. Terdapat 3 jenis quartil : quartil pertama,
kedua dan ketiga (Q1,Q2,Q3 ).
a. Quartil data tunggal Ket : i = 1,2,3
Qi = nilai yang ke n = jumlah frekuensi
Qi = Kuartil ke-I
b. Quartil data berkelompok
Tb= tepi bawah kelas kuartil ke-i
6. Boxplot
Q1 Q2 Q3
Min Max
Outliers
IQR
Whiskers
Keterangan:
IQR = Q3 – Q1
Minimum = Q1 – (1,5 x IQR)
Maksimum = Q3 + (1,5 x IQR)
Contoh Soal:
Disediakan sample data sebagai berikut:
11, 22, 20, 14, 29, 8, 35, 27, 13, 49, 10, 24, 17
Buatlah Boxplot dari data tersebut!
Jawab :
Data setelah diurutkan :
8, 10, 11, 13, 14, 17, 20, 22, 24, 27, 29, 35, 49
Q2 =
Q3 =
Q3 terletak pada data ke 10,5 = (27+29)/2 = 28
IQR = Q3 – Q1 = 28 – 12 = 16
Min = Q1 – (1,5 x IQR) = 12 – (1,5 x 16) = -12
Max = Q3 + (1,5 x IQR) = 28 + (1,5 x 16) = 52
-12 8 12 20 28 49 52
-Steve Jobs -
PELUANG
A. Konsep Peluang
1. Konsep Dasar
Kata probabilitas sering disebut peluang atau kemungkinan. Probabilitas secara
umum dapat diartikan sebagai peluang suatu peristiwa akan terjadi. Fungsi
Probabilitas adalah nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya suatu
PERISTIWA secara acak (random). Peristiwa merupakan hasil dari sebuah prosedur.
Ruang sampel (sample space)adalah seluruh kemungkinan yang dapat terjadi pada
suatu PERISTIWA.
P (A) = Peluang A
Contoh:
Pada percobaan melempar dua buah mata uang logam (koin) yang memiliki dua sisi
yaitu angka (A) dan gambar (G) sebanyak satu kali. Tentukan ruang sampel
percobaan tersebut.
Procedure Example of event Sample space
A (angka) AA; AG
2 buah uang koin
G (gambar) GA; GG
c. Peluang Subjektif
Peluang suatu kejadian A, diperkirakan menggunakan pengetahuan tentang
sebuah keadaan secara relevan. Jika pendekatan klasik membutuhkan hasil yang
kemungkinan sama besar. Jika hasilnya tidak mungkin sama, kita harus
menggunakan perkiraan frekuensi relatif atau kita harus mengandalkan
pengetahuan kita tentang keadaan untuk membuat perkiraan secara subyektif
berdasarkan pengetahuan yang kita sudah pelajari dan alami.
Contoh:
Tentukan peluang bahwa dosen statistika mengajar dengan menggunakan video
pembelajaran!
Penyelesaian:
Dari soal di atas menunjukkan bahwa terdapat dua simple events, yaitu dosen
statistika menggunakan video pembelajaran dan tidak. Maka, kita gunakan
pendekatan klasik untuk menyelesaikan soal tersebut. Dapat kita estimasikan
bahwa peluang satu kejadian tersebut adalah 0,5.
2. Peristiwa Komplementer
Komplemen dari A dinotasikan dengan A̅, terdiri dari semua kejadian A yang
tidak terjadi.
Contoh soal: (peluang komplementer)
Sebuah survey di Indonesia tahun 2018 menunjukan dari 2000 siswa lulusan
SMK, hanya 350 siswa yang mengisi formasi pekerjaan di PT Astra Indonesia,
ditunjukkan bahwa peluang siswa SMK dapat bekerta di PT ASTRA Indonesia adalah
0,175. Temukan peluang siswa SMK tidak dapat mengisi formasi pekerjaan di PT
ASTRA Indonesia?
Penyelesaian:
Contoh 2:
Ketika sebuah koin yang memiliki sisi angka dan gambar dilemparkan 1.000
kali, hasilnya meliputi 10 gambar. Apakah hasil ini bersifat tidak mungkin? Apakah
500 gambar itu luar biasa rendah atau luar biasa tinggi?
Penyelesaian:
Tanpa harus menghitung nilai peluangnya, masuk akal bila disimpulkan
bahwa tingkat peluangnya amat sangat kecil untuk memperoleh 10 gambar dari
1.000 lemparan, jadi peristiwa ini bersifat tidak mungkin. Juga, hasil 10 gambar amat
sangat jauh lebih rendah dari jumlah gambar yang diharapkan (sekitar 500), sehingga
disimpulkan bahwa jumlah peluang muncul gambar luar biasa rendah. Pendekatan
Klasik 10/1000 = 0,01 =1%
B. Peristiwa Probabilitas
1. Peristiwa Saling Lepas
Dua peristiwa disebut saling lepas jika kedua atau lebih peristiwa itu tidak dapat
terjadi pada saat bersamaan. Jika peristiwa A dan B saling lepas, probabilitasnya
adalah :
P( A U B ) = P(A) + P(B)
Contoh :
Sebuah dadu dilempar keatas, peristiwanya adalah
A = Peristiwa mata dadu 4 muncul.
B = Peristiwa mata dadu lebih kecil dari 3 muncul.
C = Peristiwa mata dadu bilangan genap muncul.
Tentukan probabilitas dari kejadian berikut :
a. Mata dadu 4 atau lebih kecil dari 3 muncul.
b. Mata dadu 4 atau bilangan genap muncul.
Jawab :
P( A ) = 1/6
P( B ) = 2/6
P( C ) = 3/6
a. P(AU B ) = 1/6 + 2/6 = 3/6
b. P(AUC ) = 1/6 + 3/6 = 4/6
Contoh :
Dua buah dadu dilemparkan bersamaan, apabila :
A = Peristiwa mata dadu (4,4) muncul.
B = peristiwa mata lebih kecildari (3,3) muncul.
C = Peristiwa bilangan genap.
Tentukan probabilitas berikut :
a. P ( A U C).
b. P ( B U C)
c. P ( A U B)
Jawab :
A = ( 4,4 )
a. P ( A U C ) = P (A ) + P ( C ) – P ( A ∩ C )
= 1/36 + 9/36 – 1/36 = 9/36
b. P ( B U C ) = P(B) + P (C) – P ( B ∩C ).
= 4/36 + 9/36 -1/36 = 12/36
c. P ( A U B ) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B ).
= 1/36 + 4/36 – 0 = 5/36.
3. Hukum Perkalian
Hukum perkalian untuk probabilitas kejadian A dan B yg saling independen :
P(Adan B) = P(A) x P(B).
Contoh :
Dua kartu diambil dari setumpuk kartu remi yang telah dikocok dengan baik.
Tentukan peluang bahwa kedua kartu yang diambil adalah kartu As, jika kartu
pertama dikembalikan!
Jawab:
Misalkan A = kejadian kartu pertama adalah kartu As, B = kejadian kartu kedua
adalah kartu As
A dan B bebas; P(A) = 4/52 dan P(B) = 4/52
Ditanya P(A ∩B) = ?
Maka, P(A ∩B) = P(A)P(B) = 4/52 x 4/52 = 1/169
4. Probabilitas Bersyarat
Peluang bersyarat adalah peluang terjadinya kejadian A bila diketahui bahwa
suatu kejadian B telah terjadi. Peluang bersyarat dilambangkan dengan P(A|B).
(Dibaca Peluang A setelah terjadi B).
Contoh:
Sebuah kotak berisi 5 bola merah dan 3 bola hijau. Dari dalam kotak diambil 2 bola
satu per satu tanpa pengembalian. Berapakah peluang kedua bola yang terambil
berwarna hijau?
Jawab:
P (H1∩H2) = P(H1) x P(H2|H1)
= x = = = 0,107 = 10,7%
Contoh :
Sebuah kotak berisi 6 bola biru, 4 bola kuning dan 5 bola hitam. Jika diambil 3 bola
secara acak, hitunglah probabilitas bahwa yang terambil ialah sebagai berikut :
a. Ketiga-tiganya hitam.
b. Dua biru satu kuning
c. Masing-masing diwakili.
Jawab :
n = 6 + 4 + 5 = 15
r=3
15! 15.14.13.12........x1
total peristiwa: C315 455
3!15 3 3.2.1x12.11.....x1
C35 10
a. P ( 3H ) = 15
C3 455
C26 .C14 15.4 60
b. P (2B, 1K) = 15
=
C3 455 455
C15 .C16 .C14 5.6.4 120
c. P (1H, 1B, 1K) =
C315 455 455
6. Teorema Bayes
Teorema ini dikembangkan oleh Thomas Bayes pada abad 18. Bayes seorang
Pendeta bertanya apakah Tuhan ada dengan memperhatikan fakta yang ada dibumi,
jadi bila Tuhan ada, maka ada fakta sebagai ciptaan Tuhan . apabila fakta
dilambangkan ( A1) untuk suatu fakta dan(A2) untuk fakta lain, sedangkan
keberadaan Tuhan dinyatakan dengan (B), maka teorema Bayes dinyatakan berikut :
P A1xP B / A1
P ( A1/B ) =
P A1xP B / A1 P A2xP B / A2
Contoh :
Perusahaan Agung Jaya yang bergerak bidang elektronik di Jakarta jumlah
karyawannya 400 orang, dari jumlah karyawan tersebut , 100 orang adalah sarjana
Teknik elektro ( B1 ) dan jumlah ekskutif perusahaan dari Kabag sampai direksi 80
orang ( A1). Karena perusahaan elektronik , maka ditentukan bahwa 50% dari
eksekutif harus berpendidikan sarjana elektro. Tentukan probabilitas karyawan yang
berpendidikan teknik elektro sebagai eksekutif pada perusahaan tersebut.
Jawab :
A1 A2 Jumlah
B1 40 60 100 (diketahui)
B2 40 260 300
80
Jumlah 320 400 (diketahui)
(diketahui)
Jadi :
P ( A1 ) = 80/400 = 0,2
P ( A2 ) = 320/400 = 0,8
P ( B1/A1) = 40/80 = 0,5
P ( B1/A2 ) = 60/320 = 0,19
0,2 x0,5
Hasil teorema Bayes : P ( A1/B1 ) = = 0,4
0,2 x0,5 0,8x0,19
1. Dasar Membilang.
Jika kejadian pertama n1 cara, kejadian kedua n2 dan seterusnya sampai
kejadian nk, maka keseluruhan kejadian adalah n1 x n2 x …nk
Contoh :
Jika mau pergi dari Jakarta ke Bandung lewat Bogor. Jika dari Jakarta ke
Bogor ada 3 cara sedangkan dari Bogor ke Bandung 2 cara , ada berapa cara dari
Jakarta ke Bandung.
Jawab :
n1 = 3 cara ( Jakarta ke Bogor )
n2 = 2 cara ( Bogor ke Bandung )
n1 x n2 = 3 x 2 = 6
2. Faktorial
Adalah perkalian semua bilangan bulat positif terurut dari bilangan 1 sampai dengan
bilangan bersangkutan atau sebaliknya. Factorial – dilambangkan “ ! “.
Jika n = 1,2, ….maka n! = n. ( n-1 ). (n-2)….2x1. (Catatan : 1 ! = 1 dan 0! = 1)
Contoh : Tentukan nilai factorial dari bilangan berikut!
a. 5!
b. 3! X 2!
c. 5! : 3!
Jawab :
a. 5x4x3x2x1 = 120
b. 3x2x1 x 2x1 = 12
c. 5x4x3x2x1 : 3x2x1 = 20
3. Permutasi
Adalah suatu penyusunan atau pengaturan beberapa obyek ke dalam suatu
urutan tertentu. Pada permutasi urutan diperhatikan sehingga AB ≠ BA. Permutasi r
unsur dari n unsur r ≤ n adalah semua urutan yang berbeda yang mungkin dari r
unsur yang diambil dari n unsur yang berbeda. Banyak permutasi k unsur dari n
unsur ditulis atau
Rumusnya:
= 6 . 5 . 4 . 3 = 360
4. Kombinasi
Adalah suatu penyusunan beberapa obyek tanpa memperhatikan urutan obyek
tersebut. Rumus kombinasi dengan r dari n obyek yang berbeda.
n!
Crn , syarat : n≥r
r!n r !
Contoh :
a. Tentukan nilai dari C24
Jawab :
4! 4.3.2.1
C24 6
2!4 2! 2.12.1
b. Dari 5 pemain bulu tangkis, yaitu A, B, C, D, dan E hendak dipilih 2 orang untuk
pemain ganda . berapa banyak pemain ganda yang mungkin terbentuk.
Jawab :
5! 5! 5.4.3.2.1
C25 10 pasangan
2!5 2! 2!.3! 2.1x3.2.1
Yaitu: (AB,AC,AD,AE,BC,BD,BE,CE,CE,DE)
Distribusi Peluang
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Variabel acak adalah variabel (biasanya diwakili oleh x) yang memiliki nilai numerik
tunggal, ditentukan secara kebetulan, untuk setiap hasil dari suatu prosedur.
Distribusi peluang adalah deskripsi yang memberikan probabilitas untuk setiap nilai
variabel acak. sering dinyatakan dalam format tabel, formula, atau grafik.
Variabel acak diskrit:
a. Ukuran hasil percobaan yang mempunyai nilai tertentu dalam suatu interval.
b. Nilainya merupakan bilangan bulat dan asli, tidak berbentuk pecahan.
c. Ruang sampelnya terhingga dan terhitung.
n n!
P( x) p x q ( n x ) px q ( n x)
x x!( n x)!
dimana :
p : probabilitas sukses sebuah percobaan, q (probabilitas gagal) = 1-p,
n : jumlah percobaa
x : jumlah sukses.
Contoh:
Ada kemungkinan 0,85 orang dewasa yang dipilih secara acak mengetahui apa itu
Twitter, gunakan rumus probabilitas binomial untuk menemukan probabilitas
mendapatkan tiga orang dewasa yang tahu apa itu Twitter ketika lima orang dewasa
dipilih secara acak. Dimana n = 5, x = 3, p = 0.85, dan q = 0.15.
Kemungkinan mendapatkan tepat tiga orang dewasa yang mengenal Twitter di antara
lima orang secara acak adlah 0,138.
Dari 12 sampel orang dewasa, rata-rata 11,4 orang tahumerk McDonald, dengan
standar deviasinya 0,8.
Contoh 2:
Dari 945 kelahiran, 879 kelahiran adalah anak perempuan yang lahir dari orang tua
pengguna metode XSORT.
• Asumsi jika laki dan perempuan punya peluang lahir
yang sama, gunakan Formula untuk menemukan rerata dan standar deviasi dari
jumlah anak perempuan yang lahir sesuai data di atas.
• Gunakan aturan jempol untuk mendapatkan jumlah
minimum dan maksimum biasa kelahiran anak perempuan sesuai data di atas,
dengan asumsi anak laki dan perempuan punya peluang lahir yang sama.
Penyelesaian:
a. Kutipan berikut dari tabel menunjukkan bahwa ketika n = 5 dan p = 0,6,
probabilitas untuk x = 3 maka P (3) = 0.346.
Distribusi normal adalah variable acak kontinu yang memiliki distribusi pada
suatu grafik yang simetris dan berbentuk lonceng
2. Uniform Distribution
Untuk mempelajari “Normal Probability Distribution”, kita memulai dengan
memahami uniform distribution. Hal yang perlu diperhatikan adalah
a. Area dibawah grafik=1
b. Ada hubungan antara area dan probabilitas, sehingga beberapa
probabilitas dapat ditemukan dengan mengidentifikasi area yang cocok
di grafik
Contoh soal:
Cari probabilitas penumpang yang dipilih secara random menunggu bus
dengan waktu lebih dari 2 menit!
Jawab:
P(menunggu lebih dari 2 menit) = Area yang
terarsir
= 0,2 x 3
= 0,6
Notation :
a. P(a < z < b) denotes the probability that the z score is
between a and b.
b. P( z > a) denotes the probability that the z score is greater than
a.
c. P(z < a) denotes the probability that the z score is less than a.
P(b)= 1 - 0,025=0,975
Kemudian tentukan z(b) dengan menggunakan
nilai P(b)
2. Distribusi Sampling
Distribusi sampling dari statistik adalah distribusi semua nilai ketika
semua bagian sampel memiliki potensi yang sama untuk dipilih dari
suatu populasi
Distribusi sampling dari mean sample adalah distribusi dari semua mean
sampel yang mungkin, dengan semua sampel memiliki jumlah sebanyak
n yang sama dari populasi yang sama
E. Normalitas Data
Distribusi normal memiliki kriteria untuk terpenuhi yaitu sebagai berikut
a. histogram yang kurang lebih berbentuk lonceng;
b. identifikasi outliers (data yang menyimpang terlalu jauh dari suatu
rangkaian data)
c. membuat grafik normal quantile plot
Normal quantile plot atau plot probabilitas normal adalah grafik dari
titik-titik (x, y) yang merupakan nilai kuantil dari standard normal
distribution. Kuantil adalah nilai nilai yang membagi suatu jajaran data
menjadi bagian yang sama banyaknya.
Step 5: Putuskan apakah normal quantile plot termasuk distribusi normal atau
tidak
3. Transformasi data
Kita dapat mengubah data agar data tersebut memiliki distribusi normal.
Transformasi yang umum adalah mengubah nilai x dengan data yang
berlogaritma. Ketika data berlogaritma sudah memiliki distribusi normal,
distribusi nya disebut distribusi lognormal
Konsep Diri
A. Pengertian dan Urgensi Konsep Diri
1. Pengertian konsep diri
Konsep diri secara umum dapat diartikan sebagai bagaimana keyakinan,
pandangan/ penilaian/ komentar seseorang terhadap dirinya sendiri, yang
meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya
maupun lingkungan terdekatnya.Jadi konsep diri adalah gagasan tentang diri
sendiri. Konsep diri menurut ilmuan dan pakar-pakar psikologis, di antaranya:
a) Atwater 1983, konsep diri adalah cara pandang kita yang merupakan pusat
dari kesadaran dan tingkah laku kita. Konsep diri melibatkan perasaan,
nilai-nilai dan keyakinan yang kita anut.
b) Burns 1993, konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang
kita pikirkan dengan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita,
dan seperti apa diri kita yang kita inginkan.
c) Mulyana 2000,konsep diriadalah pandangan individu mengenai siapa diri
individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan orang lain
pada kita.
d) Hurlock 1990, memberikan pengertian tentang konsep diri sebagai
gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya, merupakan gabungan dari
keyakinan individu tentang karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional,
aspirasi dan prestasi mereka.
e) Menurut William D. Brooks,pengertiankonsep diriadalah pandangan dan
perasaan kita tentang diri kita.
f) Centi 1993, mengemukakan konsep diri (self-concept) adalah gagasan
tentang diri sendiri, terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai
pribadi, merasa tentang diri sendiri, dan menginginkan diri sendiri menjadi
manusia sebagaimana kita harapkan.
g) Rini 2002, Konsep diridefinisikan secara umum sebagai keyakinan,
pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan pemikiran individu
terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter, maupun sikap.
h) Sarwono, konsep diri adalah semua ciri, jenis kelamin, pengalaman, sifat-
sifat, latar belakang budaya, pendidikan, & sebagainya yang melekat pada
seseorang.
Kepribadian
A. Pengertian
Personality atau kepribadian berasal dari kata persona, yaitu topeng yang biasa
digunakan para pemain sandiwara di Jaman Romawi. Secara umum kepribadian
menunjukkan bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu
lainnya. Berikut pengertian kepribadian menurut beberapa ahli :
a) Horton, kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan
temperamen seseorang yang terwujud dalamnperilaku yang baku atau pola
dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya.
b) Schever Dan Lamm, kepribadian adalah pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri kas,
dan prilaku seseorang.
c) George Kelly, kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam
mengartikan pengalaman hidupnya.
d) Gordon Allport, kepribadian sebagai “sesuatu” dalam diri individu yang
membimbing dan memberi arah pada tingkah laku. Lebih detail kepribadian
adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang
menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas.
e) Sigmund Freud, kepribadian sebagai hasil dari konflik dan rekonsiliasi dari id,
ego, dan superego.
f) Yinger, kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan
sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
g) M.A.W Bouwer, kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi
kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
h) Cuber, kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak
dan dapat dilihat oleh seseorang.
i) Theodore R. Newcombe, kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang
dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Dari teori kepribadian diatas, menurut E. Koswara, terdapat kesamaan pengertian:
1. Organisasi penentu atau pengarah tingkah laku.
2. Keunikan dan kekhasan dari setiap individu.
3. Dipengaruhi faktor internal dan eksternal yang mencakup genetik atau
biologis, pengalaman-pengalaman sosial, dan perubahan lingkungan.
Skor tes DISC tidak menggambarkan siapa yang paling baik, melainkan hanya
mengidentifikasi jenis kecenderungan perilaku kita. Semua kelompok adalah
baik, dan diperlukan dalam masyarakat serta memiliki hak yang sama untuk
sukses jika ditempatkan di tempat yang tepat (the right man on the right place).
2. Teori MBTI
Myers-Briggs Type Indicator, pertama kali dikembangkan oleh Kathrine Briggs
pada tahun 1920. Teori ini mengelompokkan kepribadian individu berdasar 2
cara yang saling bertolak-belakang, yaitu :
a. Sensing(S) vs Intuition(I), cara memandang kenyataan/pengalaman
b. Thinking(T) vs Feeling(F), cara menilai kenyataan/pengalaman
c. Perception(P) vs Judgement(J), cara menyikapi kenyataan/pengalaman
d. Introvert(I) vs Ekstrovert(E), orientasi pandangan setiap orang
Meningkatkan kualitas
Manfaat tim bagi individu yaitu:
Mengurangi stress karena pekerjaan berkurang
Rasa kebersamaan yang kuat
Semua anggota diberi balas jasa dan diakui keberadaannya
Semua anggota mengalami rasa berhasil mencapai sesuatu
8K yang dibutuhkan dalam membentuk sebuah tim:
Komitmen yang menginspirasi hasil
Kontribusi yang membuat perbedaan
Kompetensi yang meningkatkan standar
Komunikasi yang meningkatkan efektivitas
Kerja sama yang menciptakan keselarasan
Ketertarikan yang meningkatkan hubungan pribadi
Kreativitas yang memperbesar potensi tim
Konflik yang dikelola untuk mengurangi ketegangan dengan cepat
3. Praktik Kepemimpinan
Praktik kepemimpinan transformasional menurut Kouzes & Posner yang
merupakan perilaku umum pemimpin yang sukses meliputi:
a) Model the Way
Mempunyai gambaran yang jelas tentang business value & beliefs
b) Inspire Shared Vision
Selalu melihat ke depan dan melampaui batas horison
c) Challenge the Process
Selalu mencoba mencari peluang atau kemungkinan‐ kemungkinan baru
d) Enable Others to Act
Selalu mememberi semangat kepada anak buahnya; membangun
hubungan kerja yang berdasarkan saling percaya
e) Encourage the Heart
Mengkaitkan penghargaan dengan pencapaian hasil atau keberhasilan;
mendorong bawahan untuk tekun dalam mencapai sasaran
Ada sepuluh komitmen kepemimpinan transformasional yaitu:
1) Model the Way
Membuat model / carabersikaptindak dan
berperlikuberdasarkannilaitertentu
Menjadi role model yang menerapkan nilai-nilai atau sikap tindak
2) Inspire Shared Vision
Menginspirasiuntukmelihat masa depan yang membangkitkanHarapan dan
optimisme
Melibatkananggotauntukmerrumuskanvisi Bersama
shinggamenjadiaspirasibersama
3) Challenge the Process
Selalumencaripeluanguntuksemakinmaju, semakinsempurna, dan unggul
Tidakpuasatascapaian dan terusberupayameningkatkancapaian
4) Enable Others to Act
Melatih, membimbing, memfasilitasi dan memotivasi
Memperkuat orang lain denganmembagipengalaman, keahlian dan
pengetahhuan
5) Encourage the Heart
Menyatakanpengakuan/ penghargaanatascapaiananakbuah
Merayakan dan mensyukurikemenangansebagaihasilcapaianberrsama
B. MANAGERIALSHIP
1. Pemimpin dan Manajer
Seorang pemimpin menawarkan “mimpi”,menginspirasi, dan
membangkitkanenergiuntukberkaryahebatdengan cara:
Menetapkan model dan menjadi role model
Menginspirasi dan menetapkanvisi ,
Selalumencarijalanterobosanuntukmenjadilebihbaik, lebihmaju, dan
lebihunggul
Menjadikananakbuahlebihmampumenghadapitatangan
Mengelolabawahandengansentuhanhati
Seorang manajer mewujudkanmimpimelalui:
Planning
Organizing
Actuating
Controlling
Keduaperantersebut, pemimpin dan manajer, diperlukan agar
organisasimencapaitujuansecaracemerlang
2. Managerialship
Managerialshipyaitu mengelolasumberdayauntukmenjadikanmimpi/cita-
citamenjadikenyataan. Sumber daya yang dikelola meliputi:
Sumber daya manusia
Pengalaman
Keahlian
Teknologi
Uang
Peralatan
Sistem
Budayaorganisasi
Jejaring
JOKO WIDODO
KEBUDAYAAN NASIONAL
A. GAMBARAN KEBUDAYAAN NASIONAL
Kebudayaan atau budaya menurut Bapak Antropologi Indonesia,
Koenjtaraningrat (1996), adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar. Pengertian tersebut merujuk pada gagasan J. J Honigmann (1973) tentang
wujud kebudayaan atau disebut juga ‟gejala kebudayaan‟. Honigmann membagi
kebudayan kedalam tiga wujud, yakni kebudayaan dalam wujud ide, pola tindakan dan
artefak atau benda-benda.
Sedangkan sistem budaya sendiri dapat dikatakan sebagai seperangkat
pengetahuan yang meliputi pandangan hidup, keyakinan, nilai, norma, aturan, hukum
yang diacu untuk menata, menilai, dan menginterpretasikan benda dan peristiwa dalam
berbagai aspek kehidupannya.
Indonesia mempunyai sejarah tertulis yang dimulai sejak abad ke-4 M. Pada
dasarnya, penduduk Indonesia dianggap terdiri dari masyarakat dengan kebudayaan –
kebudayaan sukubangsa lokal yang hanya sedikit berhubungan satu dengan yang lain.
Keadaan geografis yang membagi wilayah Indonesia atas kurang lebih 3.000
pulau yang tersebar disuatu daerah ekuator sepanjang kurang lebih 3.000 mil dari
timur ke barat dan lebih dari 1.000 mil dari utara ke selatan, merupakan faktor yang
sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya pluralitas sukubangsa di Indonesia.
Ketika nenek moyang bangsa Indonesia yang sekarang ini mula-mula sekali datang
secara bergelombang sebagai emigran dari daerah yang sekarang kita kenal sebagai
daerah Tiongkok Selatan pada kira-kira 2.000 tahun sebelum masehi, keadaan
geografis serupa itu telah memaksa mereka untuk harus tinggal menetap di daerah
yang terpisah-pisah satu sama lain.
Isolasi geografis yang demikian di kemudian hari mengakibatkan penduduk yang
menempati setiap pulau atau sebagian dari suatu pulau di Nusantara ini tumbuh
menjadi kesatuan sukubangsa yang sedikit banyak terisolasi dari kesatuan sukubangsa
yang lain.
Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa, lebih
tepatnya terdapat 1.340 suku bangsa di Tanah Air menurut sensus BPS tahun 2010.
Suku Jawa adalah kelompok terbesar di Indonesia dengan jumlah yang mencapai 41%
dari total populasi.
b. Kesenian
Menurut Victor Ganap, musik keroncong pada awalnya berasal dari
wilayah Portugis di abad ke-16 dengan nama Fado. Menurut sejarahnya,
musik ini dibawa oleh budak negro dari Cape Verde, Afrika Barat ke
Portugis pada abad ke-15
c. Bahasa
Misalnya, kita mengenal kosakata biola (viola), pesiar (passear), pita
(fita), mentega (manteiga), bendera (bandeira), cerutu (charuto), algojo
(algoz), bangku (banco), boneka (boneca), bantal (avental), tolol (tolo),
serdadu (soldado), pigura (figura), meja (mesa), sepatu (sapato), dan
masih banyak lagi yang lain.
b. Kuliner
Dalam bidang kuliner, pengaruh budaya China terlihat dari nama kecap
yang berasal dari kata 'ke-ciap-, mi (mi), bi-hun, toge (tao-ge), tauco (tau-
cioun), daun bawang kucai (ku-chai), ebi (he-bi), tepung hunkwee (hun-koe),
juhi (jiu-hi), dan masih banyak lagi.
A. LINGKUNGAN AKADEMIS
Perubahan lingkungan akademis akan dirasakan oleh setiap orang yang baru lulus
SMA dan memasuki dunia perkuliahan. Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau
OSPEK merupakan kegiatan awal bagi setiap peserta didik yang menempuh jenjang
perguruan tinggi. Ospek dengan seluruh rangkaian acaranya merupakan
pembentukan watak bagi seorang mahasiswa baru. Di mana kegiatan ini di STAN
disebut sebagai DINAMIKA (Studi Perdana Memasuki Kampus). Di dalam
perkuliahan, setiap semester memilki nama mata kuliah (matkul) yang berbeda-beda
sahabat. Dan masing-masing makul punya bobot Satuan Kredit Semester (SKS).Setiap
mata kuliah ada yang 2 SKS, ada yang 3 SKS. Hal itu dikarenakan beban SKS yang
harus dipenuhi sebagai syarat minimal baik D-1, D-3, maupun D-4.
Dalam hal perkuliahan PKN STAN menggunakan sistem studi terpaket, di mana
jumlah dan mata kuliah yang akan ditempuh pada setiap semester telah ditentukan
oleh pihak kampus. Ini berbeda dengan universitas pada umumnya yang memberikan
keleluasaan bagi mahasiswanya untuk merencanakan dan memilih mata kuliah yang
akan ditempuhnya.
Untuk beban kuliahnya, program D-I beban kuliahnya antara 40 SKS sampai 50
SKS, untuk program D III antara 110 SKS sampai 120 SKS, sedangkan untuk program
Diploma IV antara 144 SKS sampai 180 SKS Satu SKS setara dengan 50 menit tatap
muka di kelas, dan biasanya satu mata kuliah bernilai 2 – 3 SKS. Beban kuliah per
semesternya berkisar antara 17 SKS sampai dengan 24 SKS, atau setara 7-9 mata kuliah
per semester.
Skema proses perkuliahan adalah 7-2-7-2. Maksudnya adalah 7 minggu kuliah,
dilanjutkan dengan 2 minggu Ujian Tengah Semester. Lalu masuk kuliah lagi 7
minggu, dan setelah itu 2 minggu Ujian Akhir Semester. Nilai Utama yang ditekankan
bagi mahasiswa PKN STAN adalah Integritas. Sehingga pada setiap Quiz maupun
Ujian, mahasiswa tidak boleh sama sekali menyontek. Jika terbukti maka mahasiswa
tersebut akan langsung dikeluarkan. Nilai integritas ini diharapkan diterapkan saat
bekerja dan terbawa seumur hidup.
Untuk bahan kuliah, mahasiwa baru harus aktif mencari sendiri. Tugas-tugas kuliah
biasanya membutuhkan literatur yang dapat didapatkan baik di perpustakaan
maupun di internet.
Dalam perkuliahan, fasilitator atau pengajar sering disebut sebagai dosen. Setiap
dosen tentu saja memiliki kepribadian yang berbeda. Umumnya dosen akan
memberikan tugas dengan tujuan agar mahasiswa lebih paham terhadap materi yang
dibahas. Agar Penilaian dosen dapat dipertanggungjawabkan biasanya dari Lembaga
B. LINGKUNGAN PERGAULAN
Jadi pada prinsipnya dalam etiket anda harus selalu berusaha untuk menyenangkan
orang lain (Always wants to please anybody)
C. MEMBANGUN MOTIVASI
Motivasi merupakan kata yang ajaib, sebab kata motivasi mengandung
makna “tiada tetapi ada”. Motivasi sulit dibuktikan secara kasat mata
keberadaannya dalam diri kita. Tidak pernah terlihat dalam penampilan kita.
Umumnya yang kita lihat dalam penampilan seseorang sebetulnya bukan
motivasi, tetapi gejala motivasi. Kesuksesan adalah impian setiap orang. Setiap
orang memiliki definisi yang berbeda tentang makna sukses. Sukses membutuhkan
tiga syarat yaitu semangat, visi, dan aksi. Orang sukses membutuhkan semangat
agar termotivasi untuk meraih kesuksesan. Semangat (motivasi) mutlak diperlukan
bagi setiap orang. Dengan memiliki motivasiyang tinggi untuk sukses, seseorang itu
akan berusaha sekuat mungkin dan rela berkorban untuk meraih apa yang telah
dicita-citakannya (visi). Motivasi tinggi yang langgeng hanya dapat diperoleh
dengan memotivasi diri kita sendiri.
1) Selalu bersemangat.
Orang yang mampu memotivasi dirinya akan selalu bersemangat. Ia akan
bekerjadengan gairah yang tinggi. Hal ini karena ia merasa memperoleh
kepuasan batiniah dengan bekerja.
2) Tekun dalam belajar.
Orang yang dapat memotivasi dirinya sendiri akan tampak dari
ketekunannya dalambekerja. Ia akan bekerja secara rutin dan
berkesinambungan, bukan secara temporer dan fluktuatif. Semakin tekun
seseorang bekerja, semakin tinggi kemampuannya dalam memotivasi
dirinya sendiri. Sebaliknya, semakin tidak tekun seseorang bekerja, semakin
kurang kemampuannya dalam memotivasi diri sendiri.
3) Tidak tergantung pada motivasi dari orang lain.
Kemampuan untuk memotivasi diri sendiri sangat penting karena tidak
selamanyalingkungan dapat memotivasi kita. Mungkin saja kita justru
berada dalam lingkungannegatif yang membuat patah semangat. Dalam
kondisi seperti itu, kemampuanmemotivasi diri sangat diperlukan agar kita
dapat terus beraktivitas menuju cita-cita.
4) Selalu berinisiatif dan kreatif.
Inisiatif adalah berbuat sesuatu lebih dahulu sebelum orang lain
melakukannya. Kreatif adalah kemampuan untuk mengahdirkan ide-ide
baru. Dengan memiliki sifat inisiatif dan kreatif, kita akan selalu berada di
depan. Lebih maju dan lebih cepat sukses daripada orang lain.
5) Produktif.
Produktivitas orang yang mampu memotivasi dirinya sendiri akan lebih
tinggi.
SEMANGAAAAAAAT!
3. Komponen SIA
4. Implementasi SPAN
SPAN saat ini menjadi SIA Pemerintah yang menjadi dasar bagi pemerintah
untuk melakukan proses akuntansi dan pelaporan keuangan. Dimulai pada tahun
2003, pemerintah mentransformasikan sistem pemerintahan menjadi e-
government hingga penerapan SPAN yang sangat penting bagi sistem akuntansi
pemerintahan
Fitur meliputi :
Penyusunan Anggaran (Budget Perparation): SBK, RKAKL, KPJM, dll
Pelaksanaan Anggaran (Management of Spending Authority): DIPA,
POK, Perencanaan Kas
Locking pagu pada proses revisi anggaran
Perhitungan pergerakan AFP
Output : ADK RKAKL
2. Modul Komitmen
Modul yang melakukan aktivitas terkait pencatatan data perikatan/kontrak
dalam rangka pelaksanaan APBN untuk mendukung pengelolaan data pagu,
perencanaan kas dan referensi dalam pelaksanaan pembayaran. Ruang Lingkup
meliputi :
a. Manajemen Supplier
kegiatan mengelola data penerima pembayaran, untuk kemudian
didaftarkan ke SPAN melalui KPPN.
b. Manajemen Kontrak
Kegiatan mengelola data kontrak (perikatan dengan pihak ketiga), untuk
kemudian didaftarkan ke SPAN melalui KPPN.
c. Pencatatan BAST
Output:
ADK:
a. Usulan DIPA Revisi
b. Usulan SBK
Dokumen:
a. Konsep RKA-K/L
b. Konsep Petikan DIPA
Report:
a. Lampiran RKA Satker
b. AFP
c. Monitoring DIPA
d. Laporan Alokasi Anggaran
e. Laporan Pagu DIPA
Data:
a. Pagu DIPA (COA)
D. Gambaran Sistem Aplikasi, Arsitektur
-Franklin D. Roosevelt
A. Modul Komitmen
Modul Komitmen adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan fungsi-fungsi
pengelolaan data supplier dan data kontrak yang meliputi pendaftaran, perekaman,
validasi, perubahan, penggunaan, dan pembatalan data supplier/ kontrak, termasuk
penerbitan dan penyampaian Nomor Register Supplier / Nomor Register Kontrak /
informasi penolakan pendaftaran data supplier atau data kontrak.
Ruang Lingkup Modul Komitmen antara lain
Manajemen Supplier : Merupakan kegiatan mengelola data penerima
pembayaran, untuk kemudian didaftarkan ke SPAN melalui KPPN.
Manajemen Kontrak : Merupakan kegiatan mengelola data kontrak (perikatan
dengan pihak ketiga), untuk kemudian didaftarkan ke SPAN melalui KPPN.
Pencatatan BAST : Mencatat BAST untuk mengakui aset dan utang pada saat
serah terima
Output : ADK Supplier, ADK Kontrak
FUNGSI UTAMA
MANAJEMEN SUPPLIER MANAJEMEN KONTRAK
Perekaman data supplier Perekaman Data Kontrak
(termasuk upload data pegawai)
Pembuatan ADK Supplier Pembuatan ADK Kontrak
Upload / Rekam NRS Upload / Rekam CAN
Perekaman BAST
Perekaman BAST Non Kontraktual
Monitoring Kontrak
B. MANAJEMEN KONTRAK
Manajemen Kontrak merupakan kegiatan mengelola data-data detail kontrak
(perikatan dengan pihak ketiga), untuk kemudian didaftarkan ke SPAN. Pelaksanaan
manajemen komitmen terutama ditujukan untuk mengelola tindakan tindakan awal
yang menimbulkan kewajiban negara dalam rangka disiplin anggaran (ketaatan
terhadap batas pengeluaran). Di samping itu, manajemen komitmen juga ditujukan
untuk mendukung terwujudnya perencanaan kas yang berorientasi ke depan (forward
cash planning) yang berbeda dengan perencanaan kas berdasarkan data trend dari
periode sebelumnya (historical data trend). Dengan mencatatkan komitmen ke dalam
sistem perbendaharaan, maka institusi perbendaharaan dapat membuat perencanaan
1. Adanya asas umum yang mengatur secara tegas bahwa pelaksanaan kewenangan
Pengguna Anggaran untuk melakukan perikatan harus didukung ketersediaan
dana/ anggaran dalam batas anggaran yang telah ditetapkan. Hal tersebut
berlawanan dengan fitur dari centralized commitment management di mana
expenditure ceiling dalam bentuk warrant yang dihasilkan dari pengajuan
Request for Commitment merupakan batasan untuk melakukan komitmen dan
melakukan pembayaran sebagai akibat dari timbulnya komitmen dalam periode
tertentu
2. Adanya “rencana penarikan dana” yang dibuat oleh Spending Unit –sebagai
bagian dari dokumen pelaksanaan anggaran-- dalam rangka perencanaan kas.
Rencana penarikan dana merupakan salah satu fitur dari pelaksanaan manajemen
komitmen yang didesentralisasikan kepada Spending Unit dalam kerangka sistem
perbendaharaan yang tersentralisasi.
3. Adanya kewenangan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk
menilai kebenaran penerimaan dan pengeluaran. Di mana, kewenangan tersebut
dijalankan melalui fungsi pengawasan pada aspek wetmatigh dan recthmatigh
pada saat terjadinya pengeluaran dan penerimaan.
SA
DIPA data
Establishme
Satker
Resume
Dit PKN
KPPN/
Validasi Tagihan
Validasi Valid RFC Registrasi Valid -Resume Valid SPM
2
-Resume -cocok dgn
-SPM- 9
-SP2D-
-RFC- -RFC- Tagihan-
Tagihan- CAN-
5
Downstream
Data Referensi
Encumbrance Encumbrance Aktivitas proses bisnis komitmen
perencanaan pembayaran
SA
Establishment
Satker
Data
Encumbrance Encumbrance Aktivitas proses bisnis komitmen
perencanaan Referensi
pembayaran
Integrasi aktivitas komitmen dengan
SA CM PM Reporting pembayaran
9. Alur dokumen dan data untuk masing-masing jenis komitmen adalah sebagai
berikut:
Alur dokumen dan referensi pada Komitmen yang bersifat spesifik (Specific
Commitment) :
11.Perlakuan atas catatan encumbrance pada akhir tahun dan hal-hal terkait
multy-year kontrak
Merujuk asas tersebut, maka untuk kontrak yang bersifat tahunan (annual
contract) sisa nilai kontrak yang belum/ tidak dibayarkan sampai berakhirnya tahun
anggaran tidak dapat dibayarkan pada tahun berikutnya. Idealnya terdapat catatan
atas Nilai kontrak/ encumbrance yang dihapus pada akhir tahun anggaran
Sedangkan untuk kontrak yang berjangka lebih dari satu tahun (multi-year)
diperlukan serangkaian aktivitas tertentu. Terkait dengan multy-year contract dan
3. RFC yang bersifat tahunan (annual-release) dibuat sejumlah nilai kontrak atau
bagian dari nilai kontrak multy-year yang akan dibayarkan untuk tahun yang
bersangkutan dan dananya harus tersedia dalam DIPA tahun anggaran yang
bersangkutan.
4. Atas dasar CAN tersebut (CAN atas RFC Tahunan) akan dilaksanakan
commitment accounting dengan melakukan pencatatan atas encumbrance
sebesar nilai RFC tahunan dimaksud.
5. Terhadap sisa nilai RFC-tahunan (encumbrance) yang tidak dibayarkan sampai
dengan akhir tahun anggaran terdapat dua pendekatan carry forward sebagai
berikut:
a. “Encumbrance only” yaitu sisa kontrak yang belum ter-realisasi tahun lalu,
dilaksanakan tahun berikutnya tetapi tidak menambah pagu dana tahun
1. Akhir tahun, hanya data terkait kontrak multi year yang disampaikan ke
SATKER
2. Satker menentukan opsi Carry Forward yang dipilih dalam waktu yang
ditentukan
3. Apabila diperlukan data Fund Available dan Encumbrance yang tidak terkait
kontrak multi year, Satker mengajukan permintaan data ke KPPN
4. SPAN menyesuaikan informasi Fund Available dan Encumbrance sesuai
dengan opsi yang dipilih dan ketentuan yang berlaku
5. Kerangka Carry Forward Normal:
No Jenis Fund Avaibility Encumbrance
1. KPPN hanya menyampaikan data yang terkait kontrak multi year kepada
Satker
2. Satker yang akan menentukan pilihan jenis Carry Forward ( apakah
menggunakan Encumbrance, Fund, atau Encumbrance dan Fund)
3. SPAN akan menyesuaikan berdasarkan opsi carry Forward yang telah
ditentukan oleh Satker
4. Atas permintaan dari Satker KPPN dapat memberikan data Sisa Pagu dan
Pencadangan (Fund available dan Encumbrance)
5. Finally close : Sisa dana tidak dapat di carry forward
C. MANAJEMEN SUPPLIER
Manajemen supplier merupakan suatu kegiatan untuk me-manage data-data
detail
terkait supplier baik itu data satker sebagai supplier, pihak ketiga sebagai supplier,
Pengguna dana sebagai supplier, Lender sebagai supplier maupun pegawai sebagai
supplier untuk digunakan sebagai arah tujuan pembayaran, meningkatkan validitas
data supplier, evaluasi kinerja supplier, rekonsiliasi dengan data customer maupun
dalam rangka memenuhi kebutuhan laporan manajerial terkait supplier.
Data supplier terdiri dari tiga bagian sub data yaitu supplier header, supplier site
– address- dan supplier site -bank-. Dimana masing-masing sub data memiliki unique
code masing-masing yang mewakili data detail dari masing-masing sub data tersebut.
Pencatatan supplier pada dasarnya dilakukan berdasarkan pihak yang menerima
pembayaran (beneficiaries). Prinsip tersebut sejalan dengan mekanisme pencatatan
yang digunakan dalam software pendukung (COTS).
Namun demikian dalam rangka kemudahan penggunaan dan pemenuhan
kebutuhan laporan manajerial maka pengelompokan supplier dalam rangka
implementasi SPAN adalah sebagai berikut:
Kode Jumlah
Tipe Supplier Jenis Komitmen
Penerima
1 Satker pembayaran melalui rekening bendahara Satu penerima
(UP, TUP, GUP, GU Nihil, Gaji, Non Gaji,
Pengesahan, dll)
2 Penyedia pembayaran ke pihak ketiga (kontraktual, Satu penerima
Barang/Jasa non kontraktual)
3 Pegawai pembayaran langsung ke rekening pegawai Banyak
(Gaji, Honor, Lembur) penerima
4 Bagan Akun - Investasi Pemerintah (SC) Satu penerima
999 selain - Hibah ke daerah (CC)
Penerusan - Subsidi (CC)
Pinjaman - Kredit Program (CC)
- Transfer ke daerah (CC)
- repayment loan (CC)
- pembayaran terkait SBN (CC)
- Jasa Bank penatausaha PP (CC)
- jasa Bank Persepsi (CC)
- Pengembalian PFK (CC)
- Lain-lain (SC/CC)
5 Transfer Daerah Transfer ke daerah Banyak
penerima
Hibah ke daerah
6 Penerusan Pembayaran penerusan pinjaman (BUMN, Banyak
Pinjaman BUMD, dan Pemda) Penerima
Proses registrasi data supplier dimulai dengan tahap validasi data yang
disampaikan oleh Satker dengan master data yang ada di SPAN. Validasi
tersebut dilakukan terhadap keberadaan data supplier di master data. Data
3. Struktur data
Data supplier terdiri dari tiga sub-data, yaitu supplier header, supplier site
address dan supplier site bank. Ketiga data tersebut memiliki hubungan secara
hirarkikal dimana satu supplier header dapat memiliki lebih dari satu site address
dan satu site address dapat memiliki lebih dari satu site bank. Berikut ini pada
gambar 6 ditunjukkan hubungan hirarki antar data supplier.
Struktur data supplier
2. Best Practice
Secara umum, terdapat 2 (dua) model yang dipakai dalam manajemen
pembayaran, yaitu:
(1) model sentralisasi pembayaran melalui Treasury; dan
(2) model desentralisasi pembayaran kepada Spending Unit/Line Minister
(SU/LM), dimana Treasury bertanggungjawab untuk melakukan proses
pembayaran melalui Treasury Single Account (TSA) yang berada di Bank
Sentral.
Pola hubungan kerja antara SU/LM dengan Treasury dalam model
sentralisasi dilakukan melalui:
a. SU/LMHO mengirimkan transaksi pengeluarannya kepada Treasury untuk
dilakukan proses pembayaran.
b. LMHO (Line Minister Head Office) melakukan proses transaksi pembayaran
di main treasury office, dan SU dibawah LMHO tersebut memproses
transaksi pembayarannya di kantor Treasury di tingkat propinsi/kabupaten
yang terdekat.
2. Proses Bisnis
Paket Undang-undang di bidang Keuangan Negara memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap proses bisnis manajemen pembayaran. Misalnya
dalam pemisahan kewenangan CFO dengan COO, pemisahan kewenangan
tersebut mendorong terwujudnya mekanisme check and balances antar unit
yang terlibat dalam pengelolaan keuangan negara, khususnya pada
manajemen pembayaran. Berdasarkan jenis dokumen pembayaran, proses
bisnis manajemen pembayaran dikelompokkan menjadi:
a. Proses bisnis penerbitan SP2D yang dilakukan oleh KPPN, KPPN Khusus,
dan Direktorat PKN. Penerbitan SP2D oleh KPPN dilakukan
berdasarkan pengajuan semua jenis SPM yang dilakukan oleh Satker,
kecuali SPM dalam bentuk valuta asing. SPM ini termasuk SPM satker
BLU, PNBP dan SPM Pengembalian Pajak/Bea Cukai. Penerbitan SP2D
oleh KPPN Khusus dilakukan khusus untuk pengajuan SPM dari satker
yang pembiayaannya berasal dari pinjaman dan/atau hibah luar negeri
dan atau SPM yang diajukan dalam bentuk valuta asing. Sedangkan
penerbitan SP2D oleh Direktorat PKN hanya untuk SPM yang diajukan
oleh satker yang terkait dengan pembayaran kembali pinjaman dari
dalam dan luar negeri, pemberian subsidi pada bidang tertentu, transfer
ke daerah, pembayaran pengembalian belanja dan belanja lain-lain.
b. Proses bisnis penerbitan Cover Letter Withdrawal Application dan
penerbitan Surat Kuasa Pembebanan atau Surat Kuasa Membayar RK-
L/C (SKP/SKM RK-L/C) yang dilakukan oleh KPPN Khusus. Cover Letter
Withdrawal Application (WA) merupakan dokumen yang diterbitkan
atas pengajuan WA oleh satker untuk pengeluaran yang proses
pembayarannya dilakukan secara langsung oleh pemberi pinjaman atau
hibah luar negeri (melalui mekanisme Direct Payment). SKM/SKP RK
L/C merupakan dokumen yang diterbitkan atas pengajuan Surat
Permohonan Penerbitan (SPP) SKP/SKM RK L/C yang diajukan oleh
satker untuk pengeluaran yang pembayarannya dilakukan melalui
mekanisme Letter of Credit (L/C).
2. Bendahara Pengeluaran
Orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan dan mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan belanja
negara dalam rangka pelaksanaan belanja APBN pada Kementerian Negara/Lembaga
dan/atau Satker.
“Membaca tanpa
merenungkan bagaikan
makan tanpa dicerna.”
- MUHAMMAD HATTA
1. Jasa Assurance
Jasa asurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas
informasi bagi pengambil keputusan. Jasa assurance dapat dilakukan oleh akuntan
publik atau berbagai profesional lainnya.
Individu yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan bisnis memerlukan
jasa assurance untuk membantu meningkatkan keandalan dan relevansi informasi yang
digunakan sebagai dasar keputusan, jasa assurance ini bersifat independen.
a. Jasa Atestasi
Jasa atestasi adalah jenis jasa assurance dimana KAP mengeluarkan laporan
tentang suatu permasalahan asersi yang disiapkan pihak lain.
Lima kategori jasa atestasi
1) Audit atas laporan keuangan historis
Audit atas laporan keuangan ini adalah bentuk jasa atestasi di mana auditor
mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah
laporan keuangan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan standar
akuntansi internasional yang berlaku.
2) Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan
Audit atas pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan ini
manajemen menegaskan bahwa pengendalian internal sudah dikembangkan
dan diimplementasikan mengikuti kriteria yang ada. Pengendalian internal yang
efektif mengurangi kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
mendatang.
3) Review laporan keuangan historis
Akuntan publik hanya memberikan tingkat kepastian yang moderaat atau
sedang untuk review atas laporan keuangan jika dibandingkan dengan tingkat
kepastian yang tinggi untuk audit, maka review ini hanya butuh lebih sedikit
bukti dari audit.
4) Jasa atestasi mengenai teknologi informasi
2. Jasa Non-Assurance
KAP melakukan berbagai jasa lain yang umumnya berada di luar lingkup assurance
seperti
Jasa akuntansi dan pembukuan
Jasa pajak
Jasa konsultasi manajemen
C. JENIS AUDIT
Akuntan publik melakukan tiga jenis utama audit, yaitu audit operasional, audit
ketaataan, dan audit laporan keuangan
1. Audit operasional
Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari
prosedur dan metode operasi organisasi. Dalam audit operasional, review yang
dilakukan dapat mencakup banyak bidang yang auditor kuasai, karenanya, tidak
mungkin menggambarkan karakteristik pelaksanaan audit operasional yang tipikal.
Pada akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan rekomendasi
untuk memperbaiki operasi. Contoh, auditor mengevaluasi efisiensi dan akurasi
pemrosesan transaksi penggajian dengan sistem komputer yang baru dipasang.
2. Audit ketaatan
Audit ketaatan dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit
mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas
yang lebih tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen
sebagai kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan pada
prosedur yang digariskan. Karenanya, sebagian besar pekerjaan ini dilakukan oleh
auditor yang bekerja pada unit organisasi itu. Contoh, menentukan apakah
personel akuntansi mengikuti prosedur yang digariskan oleh kontroler perusahaan.
3. Audit laporan keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan (informasi yang diversifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria
tertentu. Biasanya, kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP) walaupun auditor mungkin saja melakukan audit atas
laporan keuangan yang disusun menggunakan akuntansi dasar kas atau beberapa
dasar lainnya yang cocok untuk organisasi itu.
D. JENIS AUDITOR
1. Akuntan publik terdaftar ( Certified Public Accountant ), auditor yang mempunyai
tanggung jawab atas kinerja audit laporan keuangan bagi semua perusahaan publik,
perusahaan besar, perusahaan kecil, dan perusahaan nirlaba.
E. TUJUAN AUDIT
Tujuan audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Tujuan audit dibagi menjadi 2 :
1. General audit objectives
Untuk menyatakan pendapat atau opini terhadap kewajaran semua hal-hal
yang material atas asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan
2. Specific audit objectives
Untuk memberikan pendapat atau simpulan atas tiap-tiap asersi manajemen
dalam setiap segmen audit
Specific audit objectives persegmen audit objectives akan dievaluasi dan
digabungkan untuk menjadi simpulan akhir audit, yaitu berupa opini untuk
keseluruhan atas laporan keuangan
Specific audit objectives erat kaitannya dengan tiap asersi manajemen dan
prosedur yang dilakukan persegmen audit
Asersi manajemen adalah representasi pernyataan yang tersirat atau
diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan
yang terkait dalam laporan keuangan.
F. LAPORAN AUDIT
Laporan audit adalah tahap terakhir dari keseluruhan proses audit
1. Jenis-jenis laporan audit dan kesimpulan auditor:
a. Wajar tanpa pengecualian ( Unqualified): auditor menyimpulkan bahwa
laporan keuangan disajikan secara wajar.
b. Wajar dengan pengecualian ( Qualified ): auditor menyimpulkan bahwa
laporan keuangan disajikan secara wajar, kecuali untukpos tertentu.
c. Tidak wajar ( Adverse ): auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak
disajikan secara wajar.
a. Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum
Standar pelaporan mensyaratkan auditor untuk memperhatikan situasi
dimana prinsip-prinsip akuntansi tidak diterapkan secara konsisten pada tahun
berjalan dalam kaitannya dengan periode sebelumnya.
GAAP mengharuskan bahwa perubahan prinsip akuntansi atau metode
aplikasinya ke prinsip yang diinginkan serta sifat dan dampak perubahannya
harus diungkapkan secara layak.
Apabila terjadi peruabahan yang material, auditor harus memodifikasi
laporannya dengan menambahkan paragraf penjelasan setelah paragraf
pendapat.
a. Standar umum
1) Pelatihan dan memiliki kecakapan teknis yang memadai
2) Sikap mental independen
3) Menerapkan kemahiran profesional (audit dan susun lk)
b. Standar pekerjaan lapangan
1) Perencanaan dan pengawasan
2) memahami cukup pengendalian internal untuk
merencanakan audit (sifat, waktu, serta luas pengujian)
3) cukup bukti audit dengan inspeksi, observasi, tanya-
jawab, dan konfirmasi sebagai dasar yang layak dalam
pendapat atas LK
c. Standar Pelaporan
1) Laporan menyatakan LK sesuai prinsip akuntansi yang
berlaku umum
2) Laporan mengidentifikasi keadaan dimana prinsip tidak
konsisten periode berjalan
3) Pengungkapan informasi LK memadai, kecuali dinyatakan
sebaliknya dalam laporan
4) Laporan berisi pendapat mengenai LK, asersi pendapat
tidak bisa diberikan,
2. SPAP
IAI menetapkan standar profesional akuntan publik (SPAP) termasuk
SA. SPAP terdiri dari :
a. Standar Auditing (74 PSA)
b. Standar Atestesi (9 PSAT)
c. Standar Jasa Akuntansi dan Review (5 PSAR)
d. Standar PEngendalian Mutu (3 PSPM)
e. Standar Jasa Konsultasi (1 PSJK)
f. Pedoman Audit Instruksi Khusus
g. Aturan Etika Kompartemen AKuntan Publik
3. Tujuan Audit
Tujuan audit adalah untuk meberikan pemakai laporan keuangan suatu
pendapat yang dikeluarkan oleh auditor tentang apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal material, sesuai
kerangka kerja pelaporan keuangan yang berlaku.
Prinsip-prinsip yang terkait tanggung jawab auditor dalam audit
menekankan pentingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki auditor.
Prinsip-prinsip GAAS dan SAS dipandang sebagai standar kerja minimum
kinerja dan keberadaaannya tidak berarti auditor harus selalu mengikutinya.
Auditor boleh mengikuti standar alternatif jika kurang praktis atau standar
mustahil digunakan.
4. Pengendalian Mutu
Standar ini hanya dapat menyediakan kepastian yang layak, bukan
jaminan, bahwa standar auditing telah diikuti.
Unsur-unsur pengendalian mutu :
a. Tanggung jawab kepemimpinan demi kualitas perusahaan
Contoh Prosedur : program pelatihan perusahaan disertai
evaluasi dan kompensasi
b. Persyaratan etis yang relevan
Contoh Prosedur : kuesioner independensi
c. Penerimaan dan kelanjutan klien serta penugasan
Contoh Prosedur : formulir klien mengenai auditor terdahulu
d. SDM
Contoh Prosedur : penilaian penugasan individu
e. Kinerja Penugasan
Contoh Prosedur : adanya konsultasi dan persetujuan akhir
f. Pemantauan
Contoh Prosedur : partner bagian pengendalian utu menguji
prosedur min. sekali/tahun sebagai
kepatuhan KAP
c. Memahami klien
Pemahaman yang jernih tentang syarat-syarat penugasan harus dimiliki oleh
klien dan KAP. SAS 108 (AU 310) mensyaratkan bahwa auditor harus
mendokumentasikan pemahamannya dengan klien dalam surat penugasan
Penilaian kinerja meliputi analisis rasio dan tolok ukur terhadap pesaing
utama.
B. MATERIALITAS
Materialitas merupakan pertimbangan utama dalam ketepatan laporan auditor
yang harus dikeluarkan. FASB No. 2 mendefinisikan materialitas sebagai jumlah atau
besarnya kekeliruan salah saji dalam informasi akuntansi yang mungkin akan membuat
pertimbangan pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan berubah atau
terpengaruh oleh salah saji tersebut. Secara singkat, materialitas adalah seberapa besar
salah saji dalam informasi akuntansi mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pihak
yang berkepentingan.
-B.J. Habibie
Risiko Audit & Pengendalian Internal (Audit Risk & Internal Control)
E. Risiko Dalam Audit
1. Definisi Risiko Audit
Menurut SA (Standar Audit) 200, risiko audit adalah risiko
bahwa auditor menyatakan suatu opini audit yang tidak tepat ketika
laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material. Risiko
audit merupakan suatu fungsi risiko kesalahan penyajian material dan
risiko deteksi.
Auditor menerima beberapa tingkat risiko atau ketidak pastian
dalam melaksanakan fungsi audit. Auditor yang efektif akan mengakui
bahwa memang ada risiko dan akan menangani risiko dengan cara
yang tepat. Sebagian besar risiko yang dihadapi auditor sulit diukur
serta membutuhkan pertimbangan yang cermat sebelum auditor dapat
merespons dengan tepat. Risiko pada kesalahan penyajian secara
material terjadi pada tingkat keseluruhan laporan keuangan dan pada
tingkat asersi.
2. Membedakan Jenis Prosedur Penilaian Risiko
Prosedur penilaian risiko meliputi:
Penyelidikan manajemen & entitas lainnya
Prosedur analitis
Observasi dan inspeksi
Diskusi anggota tim yang terlibat
Prosedur penilaian risiko lainnya
Prosedur penilaian risiko berperan penting karena:
Memberikan masukan untuk memahami entitas dan
lingkungannya, termasuk pengendalian internal
Membantu auditor mengidentifikasi dan menilai risiko
terhadap kesalahan penyajian material
Untuk mengembangkan strategi dan perencanaan audit
terhadap risiko yang sudah dinilai
Dimana:
PDR= Deteksi risiko yang direncanakan
AAR= Risiko audit yang dapat diterima
IR= Risiko inheren
CR= Risiko Pengendalian
6. Menilai Risiko Audit yang Dapat Diterima
Risiko audit yang dapat diterima adalah ukuran kesediaan
auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin
mengandung salah saji yang material setelah audit selesai, dan
pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan.
Risiko keterlibatan adalah risiko bahwa auditor atau perusahaan
audit akan menderita kerugian setelah audit selesai. Dengan kata lain,
itu merupakan risiko gugatan atau publisitas yang merugikan yang
dihasilkan dari hubungan dengan klien.
Dampak dari risiko keterlibatan dan risiko audit yang dapat
diterima adalah auditor menentukan risiko keterlibatan dan
menggunakan risiko tersebut untuk memodifikasi risiko audit yang
dapat diterima. Risiko keterlibatan berkaitan erat dengan risiko bisnis
klien.
Berikut adalah faktor yang memengaruhi risiko audit yang dapat
diterima yaitu:
Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan
keuangan
Kemungkinan bahwa klien akan mengalami kesulitan
keuangan setelah laporan audit dikeluarkan
Pihak yang
Ilmuwan Juri & hakim Auditor
mengevaluasi bukti
Apabila bersalah
Kepastian Bervariasi dari yang
harus Tingkat assurance
kesimpulan yang tidak pasti sampai
dipertimbangkan yang tinggi
diperoleh dari bukti hampir pasti
dengan layak
Merekomendasikan Menerbitkan salah
Bersalah atau tidak
atau tidak satu dari beberapa
Sifat kesimpulan bersalahnya pihak
merekomendasikan alternatif jenis
tersebut
penggunaan obat itu laporan audit
dari item-item populasi dengan nilai uang yang besar, item-item yang
kemungkinan besar salah saji, dan item-item yang mewakili populasi
umumnya dianggap sudah mencukupi.
Persuasivitas bukti hanya dapat dievaluasi setelah
mempertimbangkan kombinasi antara ketepatan dan kecukupan, termasuk
pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan dan kecukupan
tersebut. Berikut adalah tabel hubungan antara keputusan & persuasivitas
bukti audit.
Keputusan Bukti Audit Kualitas yang Mempengaruhi Persuasivitas Bukti
Ketepatan
Relevansi
Reliabilitas
Independensi penyedia bukti
Efektivitas pengendalian internal
Prosedur audit &
Pengetahuan langsung auditor
penetapan waktu
Kualifikasi penyedia bukti
Objektivitas bukti
Ketepatan waktu
Kapan prosedur dilaksanakan
Bagian periode yang diaudit
Kecukupan
Ukuran sampel & item
Ukuran sampel yang memadai
yang dipilih
Memilih item populasi yang tepat
B. Teknik Pengujian
1. Memahami Tujuan Dokumentasi Audit
Dokumentasi audit adalah catatan utama tentang prosedur auditing
yang diterapkan, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai
auditor dalam melaksanakan penugasan.
Tujuan dokumentasi audit secara keseluruhan adalah untuk
membantu auditor dalam memberikan kepastian yang layak bahwa audit
yang memadai telah dilakukan sesuai dengan standar audit. Secara lebih
khusus, dokumentasi audit yang berkaitan dengan audit tahun berjalan,
memberikan:
Dasar bagi Perencanaan Audit
Catatan Bukti yang Dikumpulkan dan Hasil Pengujian
Data untuk Menentukan Jenis Laporan Audir yang Tepat
Dasar bagi Review oleh Supervisor dan Partner
Keterangan:
TOC: Test of
controls
STOT: Substantive
test of transaction
AP: Analytical
Procedure
TDB: Test of detail
of balances
C. Program Audit
- JAE PARK -
Chapter 14 Audit of the sales and collection cycle : test of Controls and
Subtantive Test of Transaction
Tujuan keseluruhan dalam audit siklus penjualan dan pengumpulan adalah untuk
mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus disajikan secara wajar
sesuai dengan standar akuntansi.
B. Fungsi bisnis dan dokumen terkait di siklus penjualan
Transaksi Akun Fungsi bisnis dokumen dan catatan
Penjualan Penjualan Proses pesanan Pesanan pelanggan
Piutang usaha Pemberian kredit Pesanan penjualan
Pengiriman barang Dokumen pengiriman
Penagihan Faktur penjualan
Pencatatan penjualan File transaksi penjualan
Jurnal penjualan atau listing
File induk piutang usaha
Neraca piutang usaha
Laporan bulanan
Siklus penjualan dan pengumpulan melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk
transfer kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah dibuat tersedia untuk dijual.
Sebelum auditor dapat menilai risiko kontrol dan merancang tes kontrol dan tes substantif
transaksi, mereka perlu memahami fungsi bisnis, dokumen, dan catatan dalam bisnis.
Penerimaan kas Kas di bank Proses dan pencatatan Remittance advice
Piutang usaha penerimaan kas Prelisting penerimaan kas
File transaksi penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas
Retur dan pengurangan Retur dan pengurangan Proses pencatatan retur Memo kredit
penjualan dan pengurangan Jurnal retur dan pengurangan
Piutang usaha
Penghapusan piutang Piutang usaha Penghapusan piutang Form otorisasi piutang tak
tak tertagih Penyisihan piutang tak tak tertagih tertagih
tertagih Jurnal umum
Beban piutang tak Beban piutang tak Penyediaan piutang tak Jurnal umum
tertagih tertagih tertagih
Penyisihan piutang tak
tertagih
Memahami pengendalian
internal - Penjualan
Menetukan luas
pengujian
pengendalian
Auditor perlu memahami perbedaan antara penelusuran dari sumber dokumen ke jurnal
dan verifikasi dari jurnal kembali ke dokumen sumber. Tes sebelumnya untuk transaksi yang
dihapus dan tes terakhir untuk transaksi yang tidak ada.
BAB 16 : Completing the Tests in the Sales and Collection Cycle: Accounts
Receivable
A. Metodologi untuk merancang tes rincian saldo menggunakan model
risiko audit.
1. Accounts Receivable Balance-related Audit Objectives
Hasil pengujian kontrol menentukan apakah risiko pengendalian yang dinilai untuk
penerimaan kas dan tunai perlu direvisi. Auditor menggunakan hasil dari pengujian
substantif transaksi untuk menentukan sejauh mana risiko deteksi yang direncanakan
terpenuhi untuk setiap tujuan audit yang terkait dengan saldo piutang.
Sebagian besar prosedur analitik yang dilakukan selama fase pengujian terperinci dilakukan
setelah tanggal neraca tetapi sebelum pengujian rincian saldo. Auditor melakukan prosedur
analitik untuk seluruh siklus penjualan dan pengumpulan, bukan hanya piutang. Tes rincian
saldo yang tepat tergantung pada faktor-faktor yang tercantum dalam lembar kerja
perencanaan bukti.
Konfirmasi akun yang dipilih dari neraca saldo adalah tes yang paling
umum dari rincian saldo untuk akurasi piutang. Ketika pelanggan tidak menanggapi
permintaan konfirmasi, auditor memeriksa dokumen pendukung dengan cara yang
sama untuk tujuan pembuktian. Auditor dapat mengevaluasi klasifikasi piutang yang
relatif mudah dengan meninjau saldo percobaan sebelumnya untuk piutang material
dari petugas afiliasi atau pihak terkait lainnya. Tujuan dari uji cutoff adalah untuk
memverifikasi apakah transaksi di dekat akhir periode akuntansi dicatat pada periode
yang tepat. Salah saji cutoff ada ketika transaksi periode berjalan dicatat pada
periode berikutnya atau sebaliknya.
D. Konfirmasi
Type of Confirmation
a. Konfirmasi positif adalah komunikasi yang ditujukan kepada debitur yang
meminta penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang
tercantum pada konfirmasi itu benar atau salah.
b. Konfirmasi kosong adalah jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan jumlah
konfirmasi tetapi meminta penerima untuk mengisi saldo atau memberikan
informasi lainnya. Ini dianggap lebih dapat diandalkan daripada konfirmasi yang
mencakup informasi saldo.
c. Konfirmasi faktur adalah jenis konfirmasi positif lain di mana faktur individual
dikonfirmasikan daripada seluruh saldo pelanggan.
d. Konfirmasi negatif merupakan tanggapan ketika debitur tidak setuju dengan
jumlah yang dinyatakan.
F. Drawing Conclusions
1. Menilai kembali kontrol internal.
2. Mengevaluasi sifat kualitatif salah saji.
3. Tentukan apakah bukti yang cukup telah diperoleh.