Anda di halaman 1dari 335

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

KOMBINASI BISNIS
A. Pengertian Kombinasi Bisnis
Kombinasi Bisnis merupakan suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak
pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih suatu entitas bisnis. Transaksi
ini sering disebut sebagai “penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau
“penggabungan setara (merger of equals)”.
1. Pengendalian dapat diperoleh melalui beberapa cara, yaitu dengan:
a. Mengalihkan kas, setara kas, atau aset lain (termasuk aset neto yang merupakan
suatu bisnis);
b. Menimbulkan suatu liabilitas;
c. Menerbitkan kepentingan ekuitas;
d. Menerbitkan lebih dari satu jenis imbalan;
e. Tanpa mengalihkan imbalan, termasuk yang hanya berdasarkan kontrak.
2. Bentuk Kombinasi Bisnis
a. Akuisisi (Stock Acquisition)
Suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu entitas lain dan
mengintegrasi aset tersebut kedalam kegiatan operasionalnya.
Perusahaan A Perusahaan A
- Perusahaan A dan B tetap beroperasi
- Pihak pengakuisisi bertindak sebagai entitas holding dan
Perusahaan B Perusahaan B akan menyusun laporan keuangan konsolidasian
b. Merger (Statutory Merger)
Dua perusahaan atau lebih bergabung, dimana perusahaan yang diakuisisi
dibubarkan dan semua aset dan liabilitasnya diambil alih oleh pihak yang
mengakuisisi.
Perusahaan A - A mengambil alih aset neto B dan C
- Aset B dan C digabungkan dengan aset A
Perusahaan B Perusahaan A
- Pengakuisisian harus 100%
Perusahaan B

c. Konsolidasi (Statutory Consolidation)


Dua perusahaan atau lebih bergabung, dimana perusahaan yang diakuisisi
dibubarkan dan semua aset dan liabilitasnya diambil alih oleh pihak yang
mengakuisisi.
Perusahaan A - A mengambil alih aset neto B dan C
- Aset B dan C digabungkan dengan aset A
Perusahaan B Perusahaan A
- Pengakuisisian harus 100%
Perusahaan B

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 1


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

3. Tujuan dan Motivasi


Tujuan utama operasi perusahaan adalah menghasilkan laba, untuk menghasilkan
laba yang besar, perusahaan berupaya untuk terus berkembang dan tumbuh besar.
Pilhan: pertumbuhan organic (pertumbuhan secara natural akibat peningkatan skala
usaha dan pendirian usaha baru) dan pertumbuhan anorganik (pertumbuhan akibat
akuisisi dan pembelian perusahaan yang sudah berjalan).
Sebuah perusahaan mengakuisisi dan/atau membeli perusahaan yang telah berjalan
dengan tujuan agar perusahaan tersebut tumbuh dan berkembang dalam waktu singkat.
Tujuan lain dari kombinasi bisnis: penghematan biaya, mengurangi risiko, mengurangi
penundaan beroperasinya perusahaan, menghindari pengambilalihan oleh perusahaan
lainnya, memperoleh aset tidak berwujud, dan alasan-alasan lain.
4. Strategi Kombinasi Bisnis
a. Integrasi Horizontal
Dilakukan dengan mengakuisisi atau melakukan penggabungan perusahaan-
perusahaan dalam lini bisnis yang sama. Contoh: Grab mengakuisisi Uber.
b. Integrasi Vertikal
Dilakukan dengan penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang
berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan/atau distribusi.
Penggabungan usaha dilakukan antara perusahaan yang memiliki hubungan
antara pemasok, pengolah dan distribusi.
c. Konglomerasi
Dilakukan dengan penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk
dan/atau jasa yang tidak saling berhubungan, yang akan menghasilkan
perusahaan konglomerat, yaitu grup usaha dengan menghasilkan berbagai produk
dan bergerak di industi yang berbeda.
B. Konsep Akuntansi untuk Kombinasi Bisnis
1. Metode Pencatatan
a. Metode pooling of interest (penyatuan kepentingan)
Menggunakan nilai buku aset atau liabilitas perusahaan yang bergabung
sebagai dasar pencatatan (tidak memerlukan penilaian ulang). Metode ini
hanya hanya diperkenankan untuk kombinasi bisnis entitas sepengendali
(PSAK 38) dimana tidak terjadi perubahan kepemilikan dari pihak pengendali
sehingga nilai buku lebih tepat.
b. Metode purchase (pembelian/akuisisi)
Menggunakan nilai wajar sebagai dasar pencatatannya (PSAK 22). Penerapan
metode ini mengisyaratkan:
- Identifikasi pihak pengakuisisi
Pihak yang membeli atau mengakuisisi entitas lain, yang memperoleh
pengendalian atas pihak yang diakuisisi.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 2


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

- Penentuan tanggal akuisisi


Tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak yang
diakuisisi, merupakan tanggal penutupan kontrak.
- Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas
yang diambil alihan kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi.
- pihak pengakuisisi mencatat nilai aset teridentifikasi dengan nilai wajar
pada tanggal akuisisi
- pengakuan dan pengukuran goodwill dan/atau gain on bargain purchase.
2. Biaya Transaksi
a. Biaya langsung berupa harga yang dibayarkan kepada pihak yang dibeli
(diakuisisi): diakui sebagai harga perolehan investasi.
b. Biaya langsung lainnya seperti akuntansi, hukum, konsultan, dll:
dimasukkan dalam beban berjalan pada saat terjadinya.
c. Biaya langsung seperti biaya pendaftaran dan penerbitan efek ekuitas
utang:
- Mengurangi tambahan modal disetor (efek saham)
- Menambah diskon/mengurangi premium (efek utang)
3. Penentuan Imbalan yang Diberikan
Imbalan dalam kombinasi bisnis dapat berupa: kas, asset non kas lainnya, efek
utang dan efek ekuitas yang diterbitkan oleh pihak pengakuisisi. Imbalan yang
diberikan dihitung sebesar nilai wajar dari:
- Kas yang diberikan,
- Asset yang ditransfer,
- Efek utang dan efek ekuitas yang diterbitkan oleh pengakuisisi.
4. Pengakuan Dan Pengukuran Googwill atau Gain
a. Goodwill terjadi ketika imbalan yang diberikan lebih besar dari nilai wajar
asset neto yang diperoleh, selisih tersebut terjadi karena pengakuisisi menilai
bahwa perusahaan yang diakuisisi mempunyai kelebihan (asset) yang tidak
bisa diidentifikasi.
b. Goodwill diakui dalam laporan posisi keuangan (laporan konsolidasi) pihak
pengakuisisi. Goodwill diuji atas penurunan nilai (impairment) setiap akhir
periode berjalan, terlepas ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai.
c. Sebaliknya, apabila imbalan yang diberikan lebih kecil dari nilai wajar asset
neto yang diperoleh, maka akan terdapat goodwill negatif. Goodwill negative
akan dicatat oleh pengakuisisi sebagai keuntungan pada tahun berjalan.
d. Cara menghitung Goodwill

Goodwill = Biaya akuisisi (nilai wajar imbalan) – jumlah asset neto teridentifikasi
yang diperoleh

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 3


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

1. Akuntansi Untuk Kombinasi Bisnis Menurut Metode Akuisisi


Contoh : PT Patrick membeli asset neto PT Spongebob pada tanggal 2 Januari 2018.
Dalam kombinasi bisnis tersebut, PT Spongebob kemudian dibubarkan. Asset
teridentifikasi yang diambil alih pada tanggal tersebut menunjukkan data sebagai
berikut (dalam ribuan):
BV of Spongebob FV of Spongebob
Assets
Cash Rp 75.000 Rp 75.000
Net Receivable 225.000 210.000
Inventory 250.000 375.000
Land 50.000 100.000
Building-net 450.000 750.000
Equipment-net 375.000 525.000
Patent 75.000
Total Asset 1.500.000 2.110.000
Liabilities
Accounts Payable 90.000 90.000
Notes Payable 225.000 202.500
Other Liabilities 60.000 67.500
Total Liabilities 375.000 360.000
Net Assets 1.125.000 1.750.000

1. Pembelian dengan Goodwill


PT Patrick memperoleh 100% kepemilikan PT Spongebob dengan:
- Membayar uang tunai sebesar Rp 600.000.000,- dan
- Menerbitkan saham sebanyak 50.000 lembar (nilai par Rp15.000,- nilai pasar
Rp30.000,-)
PT Patrick membayar:
- Berbagai biaya untuk akuisisi sebesar Rp12.500.000
- Biaya penerbitan saham sebesar Rp5.000.000

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 4


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Jawab :
Investment cost
- Pembayaran Tunai Rp 600.000.000,-
- Pembayaran Saham (50.000*Rp30.000) Rp1.500.000.000,-
Jumlah Rp2.100.000.000,-
- Aset neto teridentifikasi yang diperoleh Rp1.750.000.000,-
Goodwill Rp. 350.000.000,-
Jurnal :
Investment in Spongebob 2.100.000.000
Cash 600.000.000
Share Capital-Ordinary 750.000.000
Share Premium-Ordinary 750.000.000
*untuk mencatat akuisisi PT Spongebob dengan penerbitan 50.000 lembar
saham dan pembayaran Rp600.000.000 tunai.
Investment Expense 12.500.000
Share Premium-Ordinary 5.000.000
Cash 17.500.000
*untuk mencatat biaya penerbitan 50.000 lembar saham dan pembayaran
biaya-biaya lainnya terkait dengan kombinasi bisnis PT Spongebob
Cash 75.000.000
Net Receivable 210.000.000
Inventories 375.000.000
Land 100.000.000
Buildings 750.000.000
Equipment 525.000.000
Patents 75.000.000
Goodwill 350.000.000
Accounts Payable 90.000.000
Notes Payable 202.500.000
Other Liabilities 67.500.000
Investment in Spongebob 2.100.000.000

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 5


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

2. Pembelian dengan diskon atau Goodwill negatif


PT Patrick memperoleh 100% kepemilikan PT Spongebob dengan:
- Menerbitkan bonds dengan nilai nominal Rp.200.000.000,- bunga kontrak
dan bunga pasar 10%
- Menerbitkan saham sebanyak 40.000 lembar (nilai par Rp15.000,- nilai pasar
Rp30.000,-)
PT Patrick membayar:
- Berbagai biaya untuk akuisisi sebesar Rp12.500.000
- Biaya penerbitan saham sebesar Rp5.000.000
Jawab :
Investment cost
- Penerbitan Bonds Rp 200.000.000,-
- Pembayaran Saham (40.000*Rp30.000) Rp1.200.000.000,-
Jumlah Rp1.400.000.000,-
- Aset neto teridentifikasi yang diperoleh Rp1.750.000.000,-
Goodwill negative (Rp. 350.000.000,-)
Jurnal :
Investment in Spongebob 1.400.000.000
Bonds Payable 200.000.000
Share Capital-Ordinary 600.000.000
Share Premium-Ordinary 600.000.000
*untuk mencatat akuisisi PT Spongebob dengan penerbitan 50.000 lembar
saham dan pembayaran Rp600.000.000 tunai.
Investment Expense 12.500.000
Share Premium-Ordinary 5.000.000
Cash 17.500.000
*untuk mencatat biaya penerbitan 50.000 lembar saham dan pembayaran
biaya-biaya lainnya terkait dengan kombinasi bisnis PT Spongebob
Cash 75.000.000
Net Receivable 210.000.000
Inventories 375.000.000
Land 100.000.000
Buildings 750.000.000
Equipment 525.000.000

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 6


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Patents 75.000.000
Gain on Bargain Purchase 350.000.000
Accounts Payable 90.000.000
Notes Payable 202.500.000
Other Liabilities 67.500.000
Investment in Spongebob 1.400.000.000

Hey kamu…

Iya kamu…

Semangat belajar ya �

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 7


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

INVESTASI SAHAM PADA ENTITAS ASOSIASI DAN PELAPORAN


INVESTOR

A. Investasi Pada Instrumen Ekuitas


1. Instrumen Ekuitas
Instrument Ekuitas menurut PSAK 50 (Revisi 2014) merupakan setiap kontrak yang
memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh
liabilitasnya. Investasi pada instrument ekuitas berarti kita membeli saham yang
diterbitkan entitas lain. Entitas yang menerbitkan saham disebut investee sedang Entitas
yang memperoleh kepemilikan saham disebut investor.
Saham memberikan imbal balik kepada investor dalam bentuk dividen. Selain itu,
investor memperoleh hak suara untuk mempengaruhi kebijakan perusahaan. Besarnya
pengaruh yang didapat investor atas kebijakan perusahaan sebanding dengan jumlah
saham yang dimilikinya.
2. Investasi saham
Dalam melakukan transaksi kepemilikan saham, terdapat 3 kemungkinan perlakuan
akuntansi:
a. Jika transaksi pembelian saham oleh X tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perusahaan Y, maka X akan mengelompokkannya sebagai trading atau
available for sale securities dan perlakuan akuntansinya mengikuti SAK 50 dan 55
(dicatat dengan nilai wajar/fair value-nya). Pada dasarnya, pembelian saham < 20%
dianggap tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.
b. Jika transaksi pembelian saham oleh X memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perusahaan Y, maka X menggunakan metode equity/ekuitas untuk mencatat investasi
saham tersebut. Pada dasarnya, pembelian saham antara 20% - 50% dianggap
memiliki pengaruh yang signifikan.
c. Jika transaksi pembelian saham oleh X ditujukan agar mengendalikan perusahaan Y,
maka X harus membuat laporan konsolidasi. X harus mencatat investasi saham
tersebut dengan metode cost atau mengikuti PSAK 55 (sbg sebagai trading atau
available for sale securities). Pembelian saham > 50% dianggap mengontrol
perusahaan melalui voting. Dalam kondisi tersebut terjadi hubungan induk – anak
perusahaan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 8


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

3. Tujuan investor

4. Entitas asosiasi (Associated Company)


Entitas Asosiasi menurut paragraf 3 PSAK 15 adalah entitas asosiasi sebagai suatu
entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, dimana investor mempunyai
pengaruh yang signifkan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi
dalam ventura bersama.
Pengertian pengaruh yang signifikan adalah kemampuan atau kekuasaan untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kebijakan keuangan dan operasional
investee.
Keberadaan pengaruh yang signifikan oleh investor umumnya dibuktikan dengan
satu atau lebih cara berikut ini:
a. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di
investee;
b. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya;
c. Adanya transaksi yang material antara investor dengan investee;
d. Pertukaran personel manajerial; atau
e. Penyediaan informasi teknis pokok
Keberadaan hak suara potensial (waran, opsi, convertible securities) yang dapat
dieksekusi pada saat pembelian saham, harus diperhitungkan untuk menentukan adanya
pengaruh yang signifikan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 9


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

B. Metode pencatatan atas investasi saham


1. Metode Biaya dan Nilai Wajar
Apabila transaksi perolehan saham tidak memberikan pengaruh yang signifikan
dicatat dengan menggunakan metode cost atau metode fair value. Apabila tidak ada
harga kuotasioan di pasar, saham akan dicatat dengan metode cost. Saham
diklasifikasikan ke dalam Trading securities atau Available for sale. Hal yang
membedakan dua klasifikasi tersebut terletak pada kenaikan atau penurunan nilai wajar
di akhir periode pelaporan. Kenaikan/penurunan nilai wajar trading securities disajikan
sebagai laba/rugi dalam Laporan Laba Rugi; sedangkan kenaikan/penurunan nilai wajar
available for sale securities disajikan sebagai other comprehensive income.
Pada metode biaya, investasi diakui sebesar biaya perolehannya. Pada periode
selanjutnya, investasi juga tetap diakui sebesar biaya perolehannya. Dalam hal, terdapat
penjualan, pembelian ataupun penurunan nilai, investasi akan berubah. Penerimaan
dividen tidak menambah besaran investasi. Dividen yang diterima dicatat sebagai
pendapatan dividen.
Pada metode nilai wajar, investasi juga diakui sebesar biaya perolehannya. Pada
dasarnya, terdapat perlakuan akuntansi yang sama antara metode nilai wajar dan
metode biaya. Hanya saja, perbedaan metode biaya dan nilai wajar terdapat pada
pengakuan nilai investasi setelah pengakuan awal. Nilai investasi pada periode
selanjutnya, diakui sebesar nilai wajarnya.
2. Metode ekuitas
Pencatatan investasi pada entitas asosiasi berdasarkan PSAK 15 par 16, menggunakan
metode ekuitas, kecuali jika investasi tersebut dikelompokan sebagai dimiliki untuk dijual
sesuai dengan PSAK 58.
Menurut PSAK 15 par 3, metode ekuitas adalah metode akuntansi dimana investasi
pada awalnya diakui sebesar biaya perolehannya dan selanjutnya disesuaikan dengan
perubahan net aset investee setelah pembelian saham. Ketika nilai ekuitas entitas asosiasi
meningkat maka nilai investasi juga meningkat secara proporsional sesuai besaran
kepemilikan. Begitu juga sebaliknya, jika terdapat penurunan nilai ekuitas entitas asosiasi
maka nilai investasi juga menurun. Bagian investor atas laba atau rugi investee diakui
dalam laporan laba atau rugi investor. Penerimaan dividen mengurangi nilai tercatat
investasi.
Apabila ada perubahan pada proporsi bagian investor atas investee akibat dari
pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income) investee maka
penyesuaian terhadap nilai tercatat investasi dilakukan. Perubahan tersebut termasuk
perubahan yang timbul dari revaluasi aset tetap dan selisih penjabaran mata uang asing.
Investor mengakui perubahan tersebut sebagai pendapatan komprehensif lain (other

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 10


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

comprehensive income) investor.


Metode ekuitas sering disebut sebagai konsolidasi satu baris karena konsolidasi akun-
akun neraca diwakili dalam satu akun “Investment in S”, sedangkan konsolidasi akun-
akun laporan laba rugi diwakili oleh akun “Income from S”.
3. Ilustrasi prosedur akuntansi menurut fair value /cost method dan equity
method
Pada tanggal 2 Jan 2019, P membeli 2.500 (20%) dari 12.500 lembar saham S senilai
$40/lembar. Nilai par dan nilai wajar saham diasumsikan sama. S memperoleh laba
bersih 2019 $30,000 dan membagikan cash dividend pada 1 Desember 2019 $10,000.
Untuk transaksi ini, P akan membuat jurnal:

Cost method/fair value method Equity method

2 Jan Investment in S 100,000 Investment in S 100,000


Cash 100,000 Cash 100,000

1 Des Cash 2,000 Cash 2,000


Dividend Income 2,000 Investment in S 2,000

31Des No entry Investment in S 6,000


(asumsi harga pasar = Income from S 6,000
cost)

C. Alokasi dan amortisasi selisih atas biaya perolehan investasi


Dalam perolehan investasi, biaya perolehan investasi dapat berbeda dengan proporsi
nilai wajar net aset yang diperoleh. Jika ada selisih antara harga perolehan dengan nilai aset
neto teridentifikasi yang diperoleh, maka selisih tersebut dialokasikan dengan cara sebagai
berikut:
a. dialokasikan ke berbagai akun yang nilai tercatat dan nilai wajarnya berbeda
b. bila masih terdapat selisih, dialokasikan ke goodwill
Alokasi aset teridentifikasi maupun liablitas yang diambil alih harus dilakukan secara
proporsional terhadap persentase kepemilikan. Jika nilai aset neto yang diperoleh lebih
besar daripada imbalan/cost, maka timbul goodwill negatif dan diakui sebagai keuntungan
tahun berjalan oleh investor. Pada metode ekuitas, goodwill dalam tidak tampak dalam
akun tersendiri, melainkan ada di dalam akun Investment in S.
Apabila nilai wajar aset lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tercatatnya, maka
alokasi terhadap aset teridentifikasi akan bernilai positif dan sebaliknya. Apabila nilai wajar
aset lebih tinggi apabila dibandingkan dengan nilai tercatatnya, maka alokasi terhadap
liabilitas yang diambil alih akan bernilai negatif.
Setelah selisih harga perolehan dan aset neto yang diperoleh dialokasikan, maka
berikutnya hasil alokasi tersebut kemudian diamortisasi terhadap aset dan/atau liabilitas

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 11


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

dengan umur manfaat yang dapat diidentifikasi (depreciable). Amortisasi dilakukan agar
nilai aset dan liabilitas perusahaan asosiasi pada akhirnya akan menunjukkan prosentase nilai
kepemilikan.
Amortisasi diakui oleh investor dan berpengaruh terhadap nilai dan pendapatan
investasi. Amortisasi dilakukan dengan cara mendebet atau mengkredit Pendapatan dari
Investee (Income from S) dan mengkredit atau mendebet Investasi pada Investee
(Investment in S) dengan jumlah yang sama.
Goodwill tidak diamortisasikan, tetapi tiap akhir periode dinilai kembali. Karena
goodwill yang membentuk nilai tercatat investasi dalam entitas asosiasi tidak diakui secara
terpisah, maka tidak dilakukan pengujian secara terpisah dengan menerapkan persyaratan
pengujian penurunan nilai goodwill sesuai PSAK 48.
D. Ilustrasi transaksi investasi dengan metode ekuitas
1. Akuntansi untuk investasi ekuitas
Pada tanggal 3 Januari 2019, PT Jayawijaya membeli 30% kepemilikan saham PT
Yamin (diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan) dengan menyerahkan uang
kas Rp3.000.000.000 dan saham sebanyak 250,000 lembar dengan nilai par
Rp5.000/lembar dan nilai pasar Rp10.000/lembar. PT Jayawijaya mengeluarkan biaya
untuk pendaftaran saham Rp45.000.000 dan biaya konsultasi Rp120.000.000. Pada
saat pembelian saham tersebut neraca PT Yamin menunjukkan data sebagaimana terlihat
pada Tabel 2.1.
Sebagai tambahan informasi, pada Tahun 2019 PT Yamin memperoleh net income
sebesar Rp4.000.000.000,- dan membayar dividen pada tanggal 1 Juli 2019 sebesar
Rp2.000.000.000.
Tabel 2.1. Neraca PT Yamin per 3 Januari 2019 (dalam ribuan)

Book value Fair value (nilai


(nilai tercatat) wajar)
Cash 1.500.000 1.500.000
Receivables – net 2.200.000 2.200.000
Inventories 3.000.000 4.000.000
Other current assets 3.300.000 3.100.000
Equipment – net 5.000.000 8.000.000
Total assets 15.000.000 18.800.000
Accounts Payable 1.000.000 1.000.000
Note payable, due in five years 2.000.000 1.800.000
Common stock 10.000.000
Retained earnings 2.000.000
Total liabilities and sockholders’ equity 15.000.000

Berdasarkan informasi tersebut dapat diketahui bahwa terdapat kelebihan imbalan


(harga perolehan) yang diberikan atas nilai tercatat dan nilai wajar net aset teridentifikasi
yang diperoleh.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 12


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost) Rp 5.500.000.000


Nilai tercatat net aset yang diperoleh (30% x 12.000.000.000) 3.600.000.000
Kelebihan cost atas nilai tercatat aset neto 1.900.000.000
Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset
neto tersebut, dialokasikan kepada:
 Inventories (diasumsikan terjual di tahun 2019) 300.000.000
30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000)
 OCA (diasumsikan terpakai di tahun 2019) (60.000.000)
30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000)
 Equipment (masa manfaat 20 th) 900.000.000
30% x (8.000.000.000 – 5.000.000.000)
 Note payable (jatuh tempo 5 tahun) 60.000.000
30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000)
Goodwill 700.000.000
Total Excess 1.900.000.000

Untuk transaksi tersebut PT Jayawijaya akan membuat jurnal sbb:


Date Accounts Ref Debit Credit
3 Jan Investment in Yamin 5.500.000.000
2019
Cash 3.000.000.000
Common stock 1.250.000.000
Additional paid-in capital 1.250.000.000

(Untuk mencatat pembelian 30% saham PT Yamin)


Date Accounts Ref Debit Credit
3 Jan Expenses 120.000.000
2019
Additional paid-in capital 45.000.000
Cash 165.000.000

(Untuk mencatat pembayaran biaya konsultasi dan biaya pendaftaran saham)


Date Accounts Ref Debit Credit
1 Juli Cash 600.000.000

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 13


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

2019 Investment in Yamin 600.000.000


(Untuk mencatat penerimaan dividend 30% x 2,000,000)
Date Accounts Ref Debit Credit
31 Des Investment in Yamin 1.200.000.000
2019
Income from Yamin 1.200.000.000
(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 30% x 4,000,000)
Date Accounts Ref Debit Credit
Income from Yamin 300.000.000
Investment in Yamin 300.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat - inventory)
Date Accounts Ref Debit Credit
Investment in Yamin 60.000.000
Income from Yamin 60.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost – other current aset)
Date Accounts Ref Debit Credit
Income from Yamin 45.000.000
Investment in Yamin 45.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat - Equipment Rp900.000.000 :
20 th)
Date Accounts Ref Debit Credit
Income from Yamin 12.000.000
Investment in Yamin 12.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost-notes payable Rp60.000.000 :
5)
Kelima jurnal di atas, bisa digabungkan menjadi
Date Accounts Ref Debit Credit
Investment in Yamin 903.000.000
Income from Yamin 903.000.000
*Dalam contoh di atas, bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam laporan
laba atau rugi investor dengan menggunakan akun “Income from Yamin”.
*Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in Yamin akan menunjukkan
saldo Rp5.803.000.000 dan akun Income from Sawojajar Rp903.000.000

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 14


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

2. Akuntansi untuk investasi ekuitas yang investeenya mempunyai available for sale
securities
Awal Januari 2019 PT Mawar membeli 30% saham PT Melati dan diasumsikan
mempunyai pengaruh yang signifikan dengan membayar kas sejumlah Rp500.000.000.
Pada saat itu book value dan fair value net aset PT Melati masing-masing
Rp800.000.000 dan Rp1.000.000.000. Selisih sebesar Rp200.000.000 terjadi karena
Aset Tetap tercatat terlalu rendah; masa manfaat Aset Tetap 10 tahun. Selama tahun
2019 PT Melati memperoleh keuntungan Rp90.000.000 dan membayar dividen pada
tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp150.000.000. Sebagai informasi tambahan, PT
Melati juga mempunyai investasi saham yang diklasifikasikan sebagai available for sale
securities yang nilainya mengalami kenaikan sebesar Rp30.000.000.
Berdasarkan informasi di atas, dalam transaksi akuisisi saham PT Melati, PT Mawar
membayar lebih tinggi untuk net aset teridentifikasi yang diperoleh. Kelebihan harga
perolehan (cost) atas nilai tercatat net aset adalah sbb:
Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost) Rp 500.000.000
Nilai tercatat investasi 30 % x Rp800.000.000 240.000.000
Kelebihan cost atas nilai tercatat aset neto 260.000.000
Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset
neto tersebut, dialokasikan kepada:
 Aset tetap 30% x Rp200.000.000 60.000.000
Goodwill 200.000.000
Total Excess 260.000.000

Terkait transaksi tersebut PT Mawar akan membuat jurnal sbb:


Date Accounts Ref Debit Credit
1 Jan Investment in Melati 500.000.000
2019
Cash 500.000.000
(Untuk mencatat pembelian 30% saham PT Melati)
Date Accounts Ref Debit Credit
31 Des Cash 45.000.000
2019
Investment in Melati 45.000.000
(Untuk mencatat penerimaan dividen dari PT Belinda 30% x Rp150.000.000)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 15


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Date Accounts Ref Debit Credit


31 Des Investment in Melati 27.000.000
2019
Income from Melati 27.000.000
(Untuk mencatat bagian investor (PT Ananda) atas profit investee (PT Melati) 30% x
Rp90.000.000)
Date Accounts Ref Debit Credit
31 Des Income from Melati 8.000.000
2019
Investment in Melati 8.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat – Aset Tetap Rp80.000.000 :
10 th)
Date Accounts Ref Debit Credit
31 Des Investment in Melati 9.000.000
2019
Income from Melati (sbg OCI) 9.000.000

(Untuk mencatat kenaikan nilai available for sale securities di PT Belinda 30% x
Rp30.000.000)
Ketiga jurnal di atas, bisa digabungkan menjadi:
Date Accounts Ref Debit Credit
31 Des Investment in Melati 28.000.000
2019
Income from Melati 19.000.000
Income from Melati (sbg OCI) 9.000.000
Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in M akan menunjukkan saldo
Rp487.000.000 dan akun Income from M sebesar Rp28.000.000.
E. Transfer aset antara investor dan investee
Dalam hubungan bisnis antara investor dan investee seringkali terjadi transaksi di antara
investor dan investee. Transaksi tersebut dapat berupa jual beli aset ataupun jasa yang
menghasilkan keuntungan atau kerugian. Transaksi yang terjadi dengan investor sebagai
penjual dan investee sebagai pembeli disebut sebagai transaksi hulu (downstream).
Sebaliknya, jika dalam transaksi investee yang bertindak sebagai penjual dan investor yang
menjadi pembeli, maka disebut transaksi hilir (upstream). PSAK 15 par 19 menyatakan
bahwa laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi antara investor dan investee
(upstream/downstream atau dari hilir/hulu) diakui dalam laporan keuangan investor hanya
sebesar bagian investor lain dalam entitas asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi entitas
asosiasi yang dihasilkan dari transaksi – transaksi ini dieliminasi.
Contoh:

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 16


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

PT Merapi adalah investor yang memiliki 20% saham PT Merbabu. Sepanjang 2019
PT Merapi menjual inventory senilai Rp300.000.000 kepada PT Merbabu. Harga perolehan
inventory tersebut adalah Rp150.000.000. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2019,
seperempat dari barang dagangan tersebut belum terjual dan masih ada di gudang PT
Merbabu. Pada tahun 2019, PT Merbabu mengumumkan net income sebesar
Rp1.200.000.000.
Berdasarkan data tersebut, pada tanggal 31 Desember 2019 PT Merapi akan mencatat ayat
jurnal sebagai berikut:
Date Accounts Ref Debit Credit

31 Des Investment in Merbabu 240.000.000


2019
Income from Merbabu 240.000.000
(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 20% x Rp1.200.000.000)
Date Accounts Ref Debit Credit

31 Des Income from Merbabu 7.500.000


2019
Investment in Merbabu
7.500.000

(Untuk mengeliminasi unrealized profit di dalam ending inventory PT Burberry 20% x


Rp37.500.000)
Dalam transaksi hilir antara PT Merapi dan PT Merbabu, terdapat laba antar perusahaan
sebesar Rp70.000.000. Dari sejumlah laba tersebut, sebesar Rp50.000.000 telah terealisir
dengan terjualnya inventory PT Merbabu kepada pihak ketiga, sementara sebesar
Rp20.000.000 belum terealisir karena inventory masih ada di Gudang PT Merbabu. Dengan
kepemilikan sebesar 20%, PT Merapi harus mengakui adanya keuntungan yang belum
terealisir sebesar Rp4.000.000 (20% x Rp20.000.000). Dengan demikian lab PT Burberry
yang menjadi bagian PT Merapi adalah sebesar Rp296.000.000 (Rp300.000.000 –
Rp4.000.000).
Jika pada tahun berikutnya, inventory tersebut terjual kepada pihak luar, maka PT
Merapi akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
Date Accounts Ref Debit Credit

31 Des Investment in Merbabu 4.000.000


2019
Income from Merbabu 4.000.000

F. Interim acquisition
Bila pembelian saham dilakukan tidak di awal tahun, maka penghitungan profit dari
investee dan amortisasi selisih harga perolehan atas nilai tercatat/nilai wajar dimulai dari
tanggal pembelian.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 17


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Contoh:
Pada tanggal 1 Oktober 2016, PT Pelangi membeli 40% saham PT Sinar sebesar
Rp800.000.000 dan diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan. Net aset PT Sinar
pada 1 Januari 2016 adalah Rp1.500.000.000. Untuk tahun 2016, PT Sinar melaporkan net
income Rp250.000.000 dan mengumumkan dividen 1 September 2016 Rp150.000.000.
Nilai buku aset dan liabilitas PT Sinar pada 1 Oktober 2016 sama dengan nilai wajarnya
kecuali Bangunan yang nilai bukunya Rp400.000.000 mempunyai nilai wajar
Rp600.000.000. Masa manfaat bangunan sejak 1 Oktober 2016 20 tahun.
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai tercatat net
aset sbb:
Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost) Rp800.000.000
Dikurangi:
Ekuitas awal 1 Januari 2016 1.500.000.000
Income 1 Jan s/d 30 Sept (9/12x250.000.000) 187.500.000
Less Dividend 1 Sept (150.000.000)
Net Aset S per 1 Oktober 2016 1.537.500.000
Kepemilikan 40% x 1.537.500.000 615.000.000
Selisih lebih cost investasi atas net aset S 185.000.000
Selisijh lebih cost investasi atas net aset S
dialokasikan ke:
 Bangunan (600.000.000-400.000.000) 80.000.000
x 40%
Goodwill 105.000.000
Total 185.000.000

Untuk transaksi ini PT Pelangi akan membuat jurnal sbb:


Date Accounts Ref Debit Credit
1 0kt 800.000.000
Investment in PT Sinar
2016
800.000.000
Cash

Date Accounts Ref Debit Credit


31 Des 25.000.000
Investment in PT Sinar
2016
Income from PT Sinar 25.000.000

Untuk mencatat bagian profit Investor 40% x 250.000.000 x 3/12

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 18


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Date Accounts Ref Debit Credit


31 Des Income from PT Sinar 1.000.000
2016
Investment in PT Sinar 1.000.000

Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat – Bangunan 80.000.000 : 20 th x 3/12

G. Investasi melalui kepemilikan bertahap


Seorang investor mungkin memiliki pengaruh yang signifikan melalui beberapa tahap
investasi. Misalnya per 1 Januari 2016 A memiliki saham di B sebanyak 10% dan
menggunakan metode cost untuk investasi tersebut. Setahun kemudian A membeli lagi 15%
saham B, sehingga total kepemilikannya menjadi 25% dan diasumsikan A mempunyai
pengaruh yang signifikan. Pada saat A sudah mempunyai 25% kepemilikan saham, A harus
menggunakan metode ekuitas sehingga akun investasi dan retained earning yang
sebelumnya menggunakan metode cost harus disesuaikan.
Contoh:
PT Pandu membeli 10% saham PT Siwi pada awal 2016 senilai Rp70.000.000 dan
mengelompokkannya sebagai trading securities. Stockholder’s equity (net asets) PT Siwi saat
itu Rp600.000.000. Selisih sebesar Rp10.000.000 dialokasikan ke Bangunan yang masa
manfaatnya 20 tahun lagi. Untuk tahun 2016 PT Siwi melaporkan Net Income
Rp100.000.000 dan membayar dividen Rp50.000.000. Nilai wajar saham pada akhir
tahun sama dengan nilai tercatatnya.
Untuk transaksi selama 2016, PT Pandu akan membuat jurnal sbb:
Date Accounts Ref Debit Credit
Investment in Trading Securities 70.000.000
Cash 70.000.000
Untuk mencatat pembelian 10% saham PT Siwi
Date Accounts Ref Debit Credit
Cash 5.000.000
Dividend Income 5.000.000
Untuk mencatat penerimaan dividend dari PT Siwi 10% x $50,000

Pada awal 2017, PT Pandu membeli lagi 15% saham PT Siwi senilai Rp100.000.000, sehingga total
kepemilikan sahamnya menjadi 25% dan diasumsikan PT Pandu mempunyai pengaruh yang
signifikan. Untuk transaksi ini, PT Pandu akan membuat jurnal sbb:

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 19


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Date Accounts Ref Debit Credit


Investment in S 170.000.000
Investment in Trading Securities 70.000.000
Cash 100.000.000
Untuk mencatat pembelian 15% saham S dan reklasifikasi 10% saham S dari Trading securities
menjadi Investment in S)
Date Accounts Ref Debit Credit
Investment in PT Siwi 9.500.000
Retained Earnings 9.500.000
Untuk mencatat bagian keuntungan PT Pandu dari net income PT Siwi 2016 10% x Rp100.000.000
dikurangi amortisasi selisih cost atas net aset yang diperoleh Rp10.000.000 : 20 th
Date Accounts Ref Debit Credit
Retained Earnings 5.000.000
Investment in PT Siwi 5.000.000
Untuk mencatat bagian dividen PT Pandu dari dividen PT Siwi 2016 10% x Rp50.000.000 yang
sudah dicatat oleh PT Pandu sebagai dividen income

H. Penjualan kepemilikan saham pada entitas asosiasi (sale of an equity


interest)
Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal investor tidak lagi
memiliki pengaruh signifikan atas entitas asosiasi dan kemudian mencatat sisa investasinya
berdasarkan PSAK 55. Investor mengukur investasi yang tersisa pada entitas asosiasi pada
nilai wajarnya. Investor mengakui dalam laporan laba rugi setiap selisih antara nilai wajar
yang tersisa dan hasil pelepasan sebagian kepemilikan pada entitas asosiasi dengan jumlah
tercatat invetasi pada tanggal hilangnya pengaruh sigifikan.
Contoh:
1 January 2013 PT Pandhawa membeli 320,000 lembar saham PT Sakti (40%
kepemilikan) senilai Rp580.000.000. Ekuitas PT Sakti saat itu Rp1.200.000.000. Dari
transaksi ini, terdapat goodwill Rp. 100.000.000. Nilai tercatat aset dan liabilitas sama
dengan nilai wajarnya. PT Pandhawa menggunakan metode ekuitas dari 1 Januari 2013
sampai dengan 31 Desember 2015. Per 31 Desember 2015, akun investasi tersebut
menunjukkan saldo Rp700.000.000 yaitu sama dengan 40% x Rp1.500.000.000 (ekuitas
PT Sakti per 31 Des 2015 + Rp100.000.000 goodwill). Tanggal 1 Januari 2016, PT
Pandhawa menjual 200.000 lembar saham tersebut senilai Rp460.000.000. Sisa 120,000
lembar saham, nilai wajarnya Rp270.000.000 dan PT Pandhawa akan
mengelompokkannya sebagai Trading securities.
Untuk transaksi ini, PT Pandhawa akan membuat jurnal sebagai berikut:

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 20


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Date Accounts Ref Debit Credit


Cash 460.000.000
Investment in PT Sakti 437.500.000
Gain on sale of securities 22.500.000

Date Accounts Ref Debit Credit


Investment in trading securities 270.000.000
Investment in PT Sakti 262.500.000
Gain on transfer of categories 7.500.000

Kedua jurnal di atas dapat digabungkan menjadi:


Date Accounts Ref Debit Credit
Cash 460.000.000
Investment in trading securities 270.000.000
Investment in S 700.000.000
Gain on sale of securities 22.500.000
Gain on transfer of categories 7.500.000

I. Pembelian saham langsung dari perusahaan, bukan dari pemegang saham


(stock purchases directly from the investee)
Bila investor membeli saham langsung dari perusahaan, bukan dari bursa atau pemegang
saham, maka hal itu akan menambah jumlah saham yang beredar dan mempengaruhi %
perolehan saham
Contoh:
Awal Januari 2013, PT Prima membeli 20,000 saham yang belum diterbitkan
sebelumnya langsung dari PT Sanjaya senilai Rp450.000.000. Pada saat itu stockholders’
equity PT Sanjaya terdiri dari Rp200.000.000 Common stock par Rp10.000 dan
Rp150.000.000 Retained Earnings. Setelah pembelian saham oleh PT Prima, jumlah saham
PT Sanjaya yang beredar menjadi 20,000 + (Rp200.000.000:20.000) = 40,000. Dengan
demikian kepemilikan saham P atas S adalah 50% (20,000 : 40,000)

J. Perusahaan asosiasi dengan saham preferen (investee corporation with


preferred stock)
Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh pihak lain
selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor menghitung bagiannya

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 21


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

atas laba atau rugi investee setelah penyesuaian atas dividen atas saham tersebut, terlepas
apakah dividen tersebut telah diumumkan atau belum.
Contoh:
PT Premium membeli 40% saham PT Quality pada awal 2016 senilai
Rp2.500.000.000. Pada saat itu stockholders’ equity PT Quality terdiri dari 10% cumulative
preferred stock, par Rp100, Rp1.000.000.000; Common stock Rp3.000.000.000; Other
paid-in capital Rp500.000.000; dan Retained Earnings Rp1.500.000.000. Net income
yang diperoleh dan dividen yang dibayarkan oleh PT Quality pada tahun 2016 masing-
masing Rp700.000.000 dan Rp200.000.000
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai tercatat
net aset sbb:
Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost) Rp 2.500.000.000
Nilai tercatat investasi (net asets PT Quality)
yang diperoleh:
Ekuitas PT Quality 6.000.000.000
Dikurangi saham preferen 1.000.000.000
5.000.000.000
% kepemilikan 40%
2.000.000.000
Selisih cost atas nilai tercatat (goodwill) 500.000.000
Income from PT Quality akan dihitung sbb:
Net Income PT Quality Rp700.000.000
Dividen saham preferen 10% x 1.000.000.000 100.000.000
Income untuk common stock 600.000.000
Bagian PT Premium (Income from PT Quality) 240.000.000
40% x 600.000.000

Halo kawan…

Sudahkah kamu bersyukur hari ini?

Karena rasa syukur itu seperti otot, semakin


dilatih, semakin kuat�

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 22


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Laporan Konsolidasi (Consolidation Statement)


A. Kombinasi bisnis yang dilaksanakan melalui perolehan saham
 Pembelian saham yang dimaksudkan untuk mengendalikan perusahaan lain
menyebabkan adanya pengendalian investor terhadap investee.
 Aktivtas ini memunculkan istilah entitas induk (parent) dan entitas anak (subsidiary)
 Pembelian saham diatas 50% dianggap dapat mengontrol dan menguasai perusahaan
anak melalui voting, dan mensyaratkan entitas induk menyajikan laporan keuangan
konsolidasian
 Investor mengendalikan investee jika dan hanya jika investor memiliki seluruh hal
berikut ini:
a. Kekuasaan atas investee;
b. Eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee;
dan
c. Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk
mempengaruhi jumlah imbal hasil investor.
1. Entitas pelaporan
 Perusahan induk diharuskan untuk menyusun laporan konsolidasian.
 Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha
yang di dalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas entitas
induk dan entitas anak disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal.
 Tujuan laporan keuangan konsolidasian : untuk menyediakan laporan keuangan
yang bermanfaat dan relevan bagi para pengguna
 jika entitas induk menyusun laporan keuangan sendiri sebagai informasi tambahan,
maka entitas induk tersebut mencatat investasi pada anak, pengendalian bersama
entitas, dan entitas asosiasi pada:
1. Biaya perolehan (cost)
2. Sesuai PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (sebagai
sebagai trading atau available for sale securities)
 Dalam laporan keuangan (neraca) induk perusahaan akan menggunakan akun
“Investment in Subsidiary”, dan masuk ke dalam kelompok Non current asset
2. Prosedur konsolidasi
 menggabungkan item sejenis seperti aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban,
dan arus kas dari entitas induk dengan entitas anaknya;
 menghapus (mengeliminasi) jumlah tercatat dari investasi entitas induk di setiap
entitas anak dan bagian entitas induk pada ekuitas setiap entitas anak
 mengeliminasi secara penuh aset dan liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban,
dan arus kas dalam intra kelompok usaha terkait dengan transaksi antar entitas
dalam kelompok usaha
 Mengidentifikasi kepentingan non pengendali dan bagian kepemilikan entitas
induk atas asset neto entitas anak yang dikonsolidasikan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 23


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

1. Jumlah kepentingan nonpengendali pada tanggal kombinasi awal


2. Bagian kepentingan nonpengendali atas perubahan ekuitas sejak tanggal
kombinasi bisnis tersebut
3. Jurnal eliminasi dan penyesuaian
 Tujuan : mencerminkan saldo yang seharusnya ketika seluruh entitas yang
dikonsolidasikan dianggap sebagai entitas tunggal.
 Jurnal eliminasi hanya dilakukan pada saat proses penyiapan laporan
konsolidasian
 Prosedur eliminasi dan penyesuaian :
a) Investasi
 Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak
 Akun kepentingan non pengendali akan muncul jika kepemilikan pada
entitas anak tidak 100%
 Perhitungan perbedaan nilai wajar dan nilai buku dalam konsolidasi (nilai
wajar yang dikonsolidasi)
 Goodwiil muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan nilai wajar
b) Akun
 Akun resiprokal harus dieliminasi. Contoh : Utang-Piutang
c) Transaksi
 Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak ketiga
 Keuntungan dan kerugian hasil dari transaksi intra kelompok usaha yang
diakui dalam aset: persediaan, aset tetap, dan obligasi harus dieliminasi.
 Penjualan hulu dari entitas induk, semua laba disesuaikan mempengaruhi
bagian laba induk
 Penjualan hilir dari entitas anak, semua laba disesuaikan mempengaruhi
bagian laba /kepentingan non pengendali, karena laba ada di anak
perusahaan.
4. Kepentingan Pihak Non-Pengendali
Bila suatu induk perusahaan membeli anak perusahaan tidak 100%, misalnya 85%,
maka yang 15% nya disebut/dinamakan noncontrolling interest, sedangkan induknya
disebut kepentingan pengendali (controlling interest)
5. Goodwill
Bila suatu induk perusahaan membeli saham anak perusahaan dengan cost > Fair
value net asset yang teridentifikasi, maka terdapat goodwill.
6. Cara menentukan goodwill
Terdapat 2 cara untuk menentukan goodwill :
a. mengurangkan cost/harga perolehan dari % kepemilikan atas nilai wajar anak
perusahaan (goodwill yang diperoleh adalah goodwillinduk perusahaan saja
b. mengurangkan cost/harga perolehan dari (nilai wajar aset neto - nilai wajar
saham yang dimiliki kepentingan non pengendali)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 24


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Contoh :
Awal Januari 2016, PT Pandu membayar Rp120.000.000 untuk membeli 85%
saham PT Siwi. Pada saat itu stockholders’ equity PT Siwi terdiri dari Capital Stock
Rp50.000.000 (9,000 lembar saham) dan Retained Earnings Rp80.000.000; nilai tercatat
net asset sama dengan nilai wajarnya.
Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost) Rp 120.000.000
Nilai tercatat net aset yang diperoleh (30% x 12.000.000.000) 3.600.000.000
Kelebihan cost atas nilai tercatat aset neto 1.900.000.000
Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset
neto tersebut, dialokasikan kepada:
 Inventories (diasumsikan terjual di tahun 2019) 300.000.000
30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000)
 OCA (diasumsikan terpakai di tahun 2019) (60.000.000)
30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000)
 Equipment (masa manfaat 20 th) 900.000.000
30% x (8.000.000.000 – 5.000.000.000)
 Note payable (jatuh tempo 5 tahun) 60.000.000
30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000)
Goodwill 700.000.000
Total Excess 1.900.000.000

Cara 1:
Cost/harga perolehan Rp 120.000.000
% kepemilikan 75% x (Rp50.000.000 + Rp80.000.000) 97.500.000
Goodwill 22.500.000

Cara 2 :
Cost/harga perolehan Rp 120.000.000
BV=FV 130.000.000
Total nilai perusahaan = 100/75 x120.000.000 160.000.000
Bagian kepentingan non pengendali 25% x 160.000.000 40.000.000
Bagian kepentingan pengendali 90.000.000
Goodwill 30.000.000

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 25


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Total nilai perusahaan = 100/75 x 120.000.000 160.000.000


Total Capital Stock dan Retained Earnings 130.000.000
Goodwill 30.000.000

Bila dalam soal di atas diketahui nilai pasar saham kepentingan non pengendali
Rp25.000/lembar, maka goodwill dihitung sbb:
Cost/harga perolehan Rp 120.000.000
Bagian kepentingan non pengendali Rp25.000 x 2,250
lembar 56.250.000
Total nilai perusahaan 176.250.000
Nilai buku = nilai wajar aset neto 130.000.000
Goodwill 46.250.000

B. Penyusunan Laporan Konsolidasi pada Tanggal Akuisisi


1. Contoh Penyusunan Laporan Konsolidasian
Pada tanggal 2 Januari 2016, Pipa membeli aset neto Sandra dengan menyerahkan uang
tunai kepada pemegang saham Sandra sebesar $2,000. Pipa membayar biaya pendaftaran
dan penerbitan saham $50,000 serta biaya kombinasi bisnis lainnya $100,000. Setelah Pipa
membeli aset neto Sandra, Sandra dibubarkan. Sesaat sebelum kombinasi bisnis dilakukan,
neraca kedua perusahaan tampak sebagai berikut (dalam ribuan):
PT Pipa PT Sandra
Cash 3,000 240
Accounts Receivable-net 1,300 360
Notes Receivable-net 1,500 300
Inventory 2,500 420
Other current assets 700 180
Land 2,000 100
Building-net 9,000 600
Equipment-net 10,000 800
Total Assets $30,000 $3,000
Accounts Payable 1,000 300

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 26


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Mortgage payable, 10% 5,000 700


Capital Stock, $10 par 10,000 1,000
Additional paid-in capital 8,000 600
Retained Earnings 6,000 400
Total liabilities + equities $30,000 $3,000
Untuk memudahkan penyusunan laporan konsolidasian, dibutuhkan suatu kertas
kerja :
PT Pipa PT Sandra Adjustment & Consolidated
Eliminations Balance
Sheet
Dr Cr
Assets :
Current Assets :
Cash 3,000 240 3,240
Accounts Receivable- 1,300 360 1,660
net
Notes Receivable-net 1,500 300 1,800
Inventory 2,500 420 2,920
Other current assets 700 180 880
Noncurrent Assets:
Land 2,000 100 2,100
Building-net 9,000 600 9,600
Equipment-net 10,000 800 10,800
Investment in S 2,000 2,000
Total Assets $30,000 $3,000 33,000
Liabilities & Equities :
Liabilities :
Current Liabilities 1,000 300 1,300
Noncurrent Liabilities :
Mortgage payable, 5,000 700 5,700
10%
Equity :
Capital Stock, $10 par 10,000 1,000 1,000 10,000
Additional paid-in 8,000 600 600 8,000
capital

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 27


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Retained Earnings 6,000 400 400 6,000


Total liabilities + $30,000 $3,000 37,000
equities

Sedangkan jurnal eliminasi yang dibuat untuk menyusun laporan konsolidasian


adalah
Capital Stock 1,000
Additional Paid in Capital 600
Retained Earnings 400
Investment in S 2,000

Contoh penyusunan laporan konsolidasi setelah tahun kombinasi bisnis

Pada awal Januari 2016, PT Pandu membayar Rp87.000.000 untuk membeli 80%
saham PT Siwi. Pada saat itu stockholders’ equity PT Siwi terdiri dari Capital Stock
Rp60.000.000 dan Retained Earnings Rp30.000.000; nilai tercatat net asset sama dengan
nilai wajarnya. Nilai pasar kepentingan non pengendali tidak diketahui. Dari transaksi ini
terdapat goodwill sebesar (100/80 x 87.000.000) – 90.000.000 = Rp18.750.000)}. Tahun
2016, PT Siwi melaporkan net income Rp25.000.000 dan membayar dividen
Rp15.000.000.
Kertas kerja konsolidasi dan jurnal eliminasi yang dibuat pada 31 Desember 2016
adalah sbb (dalam ribuan rupiah):
Adjustment & Consolidated
PT Pandu PT Siwi Eliminations Balance
Sheet
Dr Cr
Income Statement:
Sales 250,000 65,000 315,000
Dividend Income 12,000 a 12,000
Expenses 200,000 40,000 (240,000)
Net Income 62,000 25,000
Non controlling c 5,000 (5,000)
interest exp
Consolidated Net 70,000
Income
Retained Earnings 5,000 30,000 b 30,000 5,000
Beginning
Add: net income 62,000 25,000 70,000

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 28


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Deduct: dividend 30,000 15,000 a 12,000 30,000


c 3,000
Retained Earnings Dec 37,000 40,000 45,000
31
Balance Sheet:
Cash 40,000 10,000 50,000
Other Current Assets 90,000 50,000 140,000
Investment in S 87,000 b
87,000
Plant, property and 300,000 100,000 400,000
Equipment
Accumulated 50,000 30,000 80,000
Depreciation
Goodwill b 18,750 18,750
Total Assets 467,000 528,750
Liabilities 80,000 30,000 110,000
Capital Stock 350,000 60,000 b 60,000 350,000
Retained Earnings Dec 37,000 40,000 45,000
31
467,000 130,000
NCI 1 Jan b 21,750
NCI 31 Dec c 2,000 23,750
Total Liabilities & 528,750
Equity

Atas transaksi tersebut, jurnal eliminasi yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Dividend Income Rp12.000.00
Dividend-S Rp12.000.000
untuk mengeliminasi dividend income dan dividend S
Dari sudut pandang konsolidasi, tidak ada pendapatan yang berasal dari anak
perusahaan dan tidak ada pembagian dividend kepada induk, sehingga akun-akun
tersebut harus dieliminasi

b. Capital Stock – S Rp60.000.000


Retained Earnings S – beginning Rp30.000.000
Goodwill Rp18.750.000

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 29


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Investment in S Rp87.000.000
Non controlling interest beginning Rp21.750.000
untuk mengeliminasi akun Investment in S dan stockholders’ equity S dan
memunculkan goodwill serta NCI
c. Non controlling interest expense Rp5.000.000
Dividend-S Rp3.000.000
Non controlling interest ending Rp2.000.000
untuk mencatat bagian laba kepentingan non pengendali, mengeliminasi dividend S
dan menambahkan bagian laba tersebut ke ekuitas kepentingan non pengendali
Bila perusahaan mencatat investasinya menggunakan metode ekuitas, maka
kertas kerja konsolidasi akan tampak sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):
PT Pandu PT Siwi Adjustment & Consoldt
Eliminations Statmnts

Dr Cr
Income Statement:
Sales 250,000 65,000 315,000

Income from Investment 20,000 a 20,000

Expenses 200,000 40,000 (240,000)

Net Income 70,000 25,000

Non controlling interest c 5,000 (5,000)


exp
Consolidated Net Income 70,000

Retained Earnings 5,000 30,000 b 30,000 5,000


Beginning
Add: net income 62,000 25,000 70,000

Deduct: dividend 30,000 15,000 a 30,000


12,000
c
3,000
Retained Earnings Dec 31 37,000 40,000 45,000

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 30


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Balance Sheet:
Cash 40,000 10,000 50,000

Other Current Assets 90,000 50,000 140,000

Investment in S 95,000 a
8,000
b
87,000

Plant, property and 300,000 100,000 400,000


Equipment
Accumulated 50,000 30,000 80,000
Depreciation
Goodwill b 18,750 18,750

Total Assets 475,000 528,750

Liabilities 80,000 30,000 110,000

Capital Stock 350,000 60,000 b 60,000 350,000

Retained Earnings Dec 31 45,000 40,000 45,000

475,000 130,000

NCI 1 Jan b
21,750
NCI 31 Dec c 23,750
2,000
528,750

Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:

Income from S Rp20.000.000


Dividend Rp12.000.000
Investment in S Rp8.000.000

Jurnal-jurnal eliminasi yang lainnya sama

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 31


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Bila PT Pandu mencatat investasi sahamnya di PT Siwi sebagai trading securities dan
pada akhir tahun nilainya menjadi Rp.89.000.000, maka kertas kerja konsolidasi dan
jurnal eliminasi yang dibuat pada 31 Desember 2016 adalah sbb (dalam ribuan
rupiah):

PT Siwi Consoldt
PT Adjustment &
Statement
Pandu Eliminations
s
Dr Cr
Income Statement:
Sales 250,000 65,000 315,000
Dividend Income 12,000 a 12,000
Unrealized gain 1,000 d 1,000
Expenses 200,000 40,000 (240,000
)
Net Income 63,000 25,000
Non controlling interest c 5,000 (5,000)
exp
Consolidated Net 70,000
Income
Retained Earnings 5,000 30,000 b 30,000 5,000
Beginning
Add: net income 63,000 25,000 70,000
Deduct: dividend 30,000 15,000 a 30,000
12,000
c
3,000
Retained Earnings Dec 38,000 40,000 45,000
31
Balance Sheet:
Cash 40,000 10,000 50,000
Other Current Assets 90,000 50,000 140,000
Investment in S 88,000 b
87,000 87,000
Market value d

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 32


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

adjustment 1,000
1,000
Plant, property and 300,000 100,00 400,000
Equipment 0
Accumulated 50,000 30,000 80,000
Depreciation
Goodwill b 18,750 18,750
Total Assets 468,000 528,750
Liabilities 80,000 30,000 110,000
Capital Stock 350,000 60,000 b 60,000 350,000
Retained Earnings Dec 38,000 40,000 45,000
31
468,000 130,00
0
NCI 1 Jan b
21,750
NCI 31 Dec c 23,750
2,000
Total Liabilities & Equity 528,750

Jurnal eliminasi tambahan yang dibuat adalah:

Unrealized gain Rp.1.000.000


Market adjustment Rp.1.000.000

Bila PT Pandu mencatat investasi sahamnya di PT Siwi sebagai available for sale
securities dan pada akhir tahun nilainya menjadi Rp.89.000.000, , maka kertas kerja
konsolidasi dan jurnal eliminasi yang dibuat pada 31 Desember 2016 adalah sbb
(dalam ribuan rupiah):

PT PT Siwi Adjustment & Consoldt


Pandu Eliminations Statements

Dr Cr
Income Statement:
Sales 250,000 65,000 315,000

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 33


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Dividend Income 12,000 a 12,000


Expenses 200,000 40,000 (240,000)
Net Income 62,000 25,000
Non controlling interest c 5,000 (5,000)
exp
Consolidated Net 70,000
Income
Retained Earnings 5,000 30,000 b 30,000 5,000
Beginning
Add: net income 62,000 25,000 70,000
Deduct: dividend 30,000 15,000 a 30,000
12,000
c
3,000
Retained Earnings Dec 37,000 40,000 45,000
31
Balance Sheet:
Cash 40,000 10,000 50,000
Other Current Assets 90,000 50,000 140,000
Investment in S 88,000 b
87,000 87,000
Market value d
1,000
adjustment
1,000
Plant, property and 300,000 100,00 400,000
Equipment 0
Accumulated 50,000 30,000 80,000
Depreciation
Goodwill b 18,750 18,750
Total Assets 468,000 528,750
Liabilities 80,000 30,000 110,000
Capital Stock 350,000 60,000 b 60,000 350,000
Retained Earnings Dec 37,000 40,000 45,000
31

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 34


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

OCI (unrealized increase 1,000 d 1,000


in value of Investment)
468,000 130,00
0
NCI 1 Jan b
21,750
NCI 31 Dec c 23,750
2,000
Total Liabilities & Equity 528,750

Tahun 2017, PT Siwi melaporkan net income Rp30.000.000 dan membayar


dividen Rp15.000.000. PT Siwi meminjam uang kepada PT Pandu sebesar
Rp10.000.000 dan menyerahkan wesel bayar.
Kertas kerja konsolidasi yang dibuat PT Pandu adalah sebagai berikut (dalam ribuan
rupiah):
PT PT Siwi Adjustment & Consolidt
Pandu Eliminations Statement
Dr Cr
Income Statement:
Sales 300,000 75,000 375,000
Dividend Income 12,000 b
12,000
Expenses 244,000 45,000 (289,000)
Net Income 68,000 30,000
Non controlling
interest expense d (6,000)
6,000
Consolidated Net 80,000
Income
Retained Earnings 37,000 40,000 c a 45,000
Beginning 40,000 8,000
Add: net income 68,000 30,000 80,000
Deduct: dividend 45,000 15,000 b 45,000
12,000
d

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 35


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

3,000
Retained Earnings 60,000 55,000 80,000
Dec 31
Balance Sheet
Cash 46,000 20,000 66,000
Note Receivable – S 10,000 e
10,000
Other Current Assets 97,000 70,000 167,000
Investment in S 87,000 a c
8,000 95,000
Plant, property and 300,000 100,00 400,000
Equipment 0
Accumulated 60,000 40,000 100,000
Depreciation
Goodwill c 18,750
18,750
Total Assets 480,000 551,750
Note Payable – P 10,000 e
10,000
Liabilities 70,000 25,000 95,000
Capital Stock 350,000 60,000 c 350,000
60,000
Retained Earnings 60,000 55,000 80,000
Dec 31
NCI 1 Jan c
23,750
NCI 31 Dec d 26,750
3,000
Liab & Stockh’equity 467,000 150,00 551,750
0

Jurnal eliminasi yang diperlukan atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Investment in S Rp8.000.000
Retained Earning P beginning Rp8.000.000

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 36


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

[(Untuk mencatat kenaikan investment in PT Siwi dan Retained Earning yang tahun
sebelumnya kurang dibukukan (25.000.000 – 15.000.000) x 80%]
Untuk tahun 2016, Ekuitas PT Siwi sudah naik Rp10.000.000; asalnya
Rp90.000.000 menjadi Rp100.000.000 karena adanya net income dan pembayaran
dividend. PT Pandu tidak mencatat apapun untuk pelaporan net income PT Siwi
karena PT Pandu menggunakan metode cost. Oleh karena itu, untuk kepentingan
penyusunan laporan konsolidasi, agar akun Investment in PT Siwi mengikuti
kenaikan ekuitas PT Siwi, maka Investment in PT Siwi harus disesuaikan dengan cara
mendebetnya sebesar 80% X Rp10.000.000 (kenaikan ekuitas PT Siwi)
b. Dividend Income Rp12.000.000
Dividend-S Rp12.000.000
untuk mengeliminasi dividend income dan dividend S
c. Capital Stock – S Rp60.000.000
Retained Earnings S - beginning Rp40.000.000
Goodwill Rp18.750.000
Investment in S Rp95.000.000
Non controlling interest beginning Rp23.750.000
untuk mengeliminasi akun Investment in S dan stockholders’ equity S dan
memunculkan goodwill
d. Non controlling interest expense Rp6.000.000
Dividend-S Rp3.000.000
Non controlling interest ending Rp3.000.000
untuk mencatat bagian laba kepentingan non pengendali, mengeliminasi dividend S
dan menambahkan bagian laba tersebut ke ekuitas kepentingan non pengendali
e. Notes Payable – P Rp10.000.000
Notes Receivable – S Rp10.000.000
untuk mengeliminasi hutang-piutang antar perusahaan

Bila perusahaan menggunakan metode ekuitas, kertas kerja laporan konsolidasi akan
tampak sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):
PT Pandu PT Siwi Adjustment & Consolidt
Eliminations Statement

Dr Cr

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 37


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Income Statement:
Sales 300,000 75,000 375,000

Income from S 24,000 a


24,000
Expenses 244,000 45,000 (289,000)

Net Income 80,000 30,000


Non controlling interest
expense c (6,000)
6,000
Consolidated Net Income 80,000

Retained Earnings 45,000 40,000 b 45,000


Beginning 40,000
Add: net income 80,000 30,000 80,000
Deduct: dividend 45,000 15,000 a12,000 45,000
c
3,000

Retained Earnings Dec 80,000 55,000 80,000


31
Balance Sheet
Cash 46,000 20,000 66,000
Note Receivable – S 10,000 d
10,000
Other Current Assets 97,000 70,000 167,000
Investment in S 107,000 a 12,000
b
95,000

Plant, property and 300,000 100,000 400,000


Equipment
Accumulated 60,000 40,000 100,000
Depreciation
Goodwill b 18,750 18,750

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 38


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Total Assets 500,000 551,750

Note Payable – P 10,000 d


10,000
Liabilities 70,000 25,000 95,000
Capital Stock 350,000 60,000 b 350,000
60,000
Retained Earnings Dec 31 80,000 55,000 80,000

NCI 1 Jan b
23,750
NCI 31 Dec c 26,750
3,000
Liab & Stockh’equity 500,000 150,000 551,750

Jurnal eliminasi yang dibuat adalah:


a. Income from S Rp24.000.000
Dividend Rp12.000.000
Investment in S Rp12.000.000

b. Capital Stock – S Rp60.000.000


Retained Earnings S - beginning Rp40.000.000
Goodwill Rp18.750.000
Investment in S Rp95.000.000
Non controlling interest beginning Rp23.750.000

c. Non controlling interest expense Rp6.000.000


Dividend-S Rp3.000.000
Non controlling interest ending Rp3.000.000

d. Notes Payable – P Rp10.000.000


Notes Receivable – S Rp10.000.000

Berkelana mencari ilmu membuka jalan


menuju surga

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 39


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

TRANSAKSI INTER PERUSAHAAN - PERSEDIAAN

A. Transaksi Inter Perusahaan – Persediaan


Parent Subsidiary

 Transaksi antara perusahaan induk dan anak dianggap tidak ada dalam
pandangan konsolidasi
 Transaksi antara perusahaan induk dan anak menimbulkan adanya akun
resiprokal sehingga harus dieliminasi
 Contoh:
1. Transaksi jual beli inventory.
 Timbul akun Sales dan COGS/Purchase
 Timbul akun Account Receivable dan Account Payable.
2. Transaksi utang-piutang.
 Timbul akun Intereset Revenue dan Interest Expense
 Timbul akun Notes Receivable dan Notes Payable

B. Transaksi Hulu (Downstream) dan Hilir (Upstream)


1. Transaksi Hulu (Downstream)
Merupakan transaksi transaksi penjualan persediaan barang dari induk
perusahaan (P) ke anak perusahaan (S)
Di dalam Income P termasuk Unrealized Profit dalam Ending Inventory S
Income S tidak terpengaruh, sehingga NCI juga tidak terpengaruh
2. Transaksi Hilir (Upstream)
Merupakan transaksi transaksi penjualan persediaan barang dari anak
perusahaan (S) ke induk perusahaan (P)
Di dalam Income S termasuk Unrealized Profit dalam Ending Inventory P
Unrealized profit akan dibagi secara proporsional antara P dan NCI
HULU HILIR
Parent Parent

Subsidiary Subsidiary

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 40


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

C. Transaksi Hulu (Downstream)


P memiliki 100% saham S. Selama 2018, P menjual inventory ke S dengan harga
$60.000, cost dari inve ntory tersebut adalah $50.000. S kemudian menjual lagi
inventory ini ke perusahaan lain seharga $80.000.
 Jurnal yang dibuat P:
a. Pembelian inventory dari pihak lain
Inventory $50.000
Account Payable $50.000
b. Penjualan inventory ke S
Account Receivable $60.000
Sales $60.000
COGS $50.000
Inventory $50.000

 Jurnal yang dibuat S


a. Pembelian inventory dari P
Inventory $60.000
Account Payable $60.000
b. Penjualan inventory ke pihak lain
Account Receivable $80.000
Sales Revenue $80.000
COGS $60.000
Inventory $60.000

 Jurnal Eliminasi yang Dibuat P:


Eliminasi akun Sales-COGS
Sales Revenue $60.000
COGS $60.000

JIKA ADA PROFIT YANG BELUM TEREALISASI


a. Inventory belum terjual seluruhnya hingga akhir tahun
P memiliki 100% saham S. Selama 2018, P menjual inventory ke S dengan
harga $60.000 (+margin 20% dari cost), cost dari inventory tersebut adalah
$50.000. Hingga akhir tahun inventory belum ada yang terjual.

 Jurnal Eliminasi yang Dibuat P:


COST METHOD
a. Eliminasi akun Sales-COGS
Sales $60.000
COGS $60.000
b. Eliminasi Unrealized Profit dalam Ending Inventory

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 41


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

COGS $10.000
Inventory $10.000
EQUITY METHOD
a. Eliminasi akun Sales-COGS
Sales $60.000
COGS $60.000
b. Eliminasi Unrealized Profit dalam Ending Inventory
COGS $10.000
Inventory $10.000
c. Selain itu:
 Dalam bukunya sendiri, untuk menangguhkan keuntungan dalam ending
inventory yang belum terjual, P juga akan membuat jurnal:
Income from S $10.000
Investment in S $10.000

Dalam sudut pandang konsolidasi, didalam Ending Inventory S termasuk


margin sebesar 20% yang mengakibatkan inventory disajikan terlalu tinggi
dan COGS disajikan terlalu rendah. Untuk itu dibuat jurnal eliminasi COGS di
debit dan Inventory dikredit.

b. Terdapat Sisa Ending Inventory pada Akhir Tahun


P memiliki 100% saham S. Selama 2018, P menjual inventory ke S dengan
harga $60.000, cost dari inventory tersebut adalah $50.000. S kemudian menjual
lagi 3/4 inventory ini ke perusahaan lain seharga $55.000

 Jurnal yang dibuat P:


a. Pembelian inventory dari pihak lain
Inventory $50.000
Account Payable $50.000
b. Penjualan inventory ke S
Account Receivable $60.000
Sales $60.000
COGS $50.000
Inventory $50.000

 Jurnal yang dibuat S:


a. Pembelian inventory dari P
Inventory $60.000
Account Payable $60.000
b. Penjualan inventory ke pihak lain
Account Receivable $55.000
Sales $55.000

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 42


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

COGS $45.000
Inventory $45.000
 (3/4 x $60.000)
 Jurnal Eliminasi yang Dibuat P
COST METHOD
a. Eliminasi akun Sales-COGS
Sales $60.000
COGS $60.000

b. Eliminasi Unrealized Profit dalam Ending Inventory


COGS $2.500
Inventory $2.500
(10.000 x ¼)

EQUITY METHOD
a. Eliminasi akun Sales-COGS
Sales $60.000
COGS $60.000

b. Eliminasi Unrealized Profit dalam Ending Inventory


COGS $2.500
Inventory $2.500
(10.000 x ¼)
c. Selain itu:
 Dalam bukunya sendiri, untuk menangguhkan keuntungan atas inventory
yang belum terjual, P juga membuat jurnal:
Income from S $2.500
Investment in S $2.500

c. Tahun Kedua Penjualan Inventory (Unrealized Profit dalam Ending Inventory dan
Realized Profit dalam Inventory Tahun Sebelumnya)
Selama 2019, P menjual lagi inventory ke S dengan harga $80.000, cost
dari inventory tersebut adalah $60.000. S kemudian menjual lagi 3/8 inventory
yang dibeli dan sisa inventory 2018 sebesar $15.000 ke perusahaan lain seharga
$75.000 (lanjutan dari kasus poin b)

 Jurnal yang dibuat P:


a. Pembelian inventory dari pihak lain
Inventory $60.000
Account Payable $60.000
b. Penjualan inventory ke S
Account Receivable $80.000
Sales $80.000

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 43


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

COGS $60.000
Inventory $60.000

 Jurnal yang dibuat S:


a. Pembelian inventory dari P
Inventory $80.000
Account Payable $80.000
b. Penjualan inventory ke pihak lain
Account Receivable $75.000
Sales $75.000
COGS $45.000
Inventory $45.000
(3/8 x $80.000) + $15.OOO = $45.000

 Jurnal Eliminasi yang Dibuat P


COST METHOD
a. Eliminasi Akun Sales-COGS
Sales $80.000
COGS $80.000

b. Eliminasi Unrealized Profit dalam Ending Inventory


COGS $12.500
Inventory $12.500
(80.000 – 60.000) x 5/8 = $12.500

c. Realized Profit yang Sebelumnya Ditangguhkan


Retained Earning $2.500
COGS $2.500

EQUITY METHOD
a. Eliminasi Akun Sales-COGS
Sales $80.000
COGS $80.000

b. Eliminasi Unrealized Profit dalam Ending Inventory


COGS $12.500
Inventory $12.500
(80.000 – 60.000) x 5/8 = $12.500
c. Realized Profit yang Sebelumnya Ditangguhkan
Investment in S $2.500
COGS $2.500
d. Selain itu:
 Dalam bukunya sendiri, untuk menangguhkan keuntungan atas
inventory yang belum terjual, P juga membuat jurnal:

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 44


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Income from S $12.500


Investment in S $12.500
 Dalam bukunya sendiri, untuk mencatat realisasi laba dari penjualan
ending inventory yang sebelumnya ditangguhkan, P juga membuat
jurnal:
Investment in S $2.500
Income from S $2.500
D. Transaksi Hilir (Upstream)
JIKA ADA PROFIT YANG BELUM TEREALISASI
a. Terdapat Sisa Ending Inventory pada Akhir Tahun-Upstream
P memiliki 100% saham S. Semua pembelian P dilakukan dari S. Selama
2018, S menjual inventory ke P dengan harga $60.000, cost dari inventory
tersebut adalah $50.000. P kemudian menjual lagi ¾ inventory ini ke
perusahaan lain seharga $55.000.

 Jurnal Eliminasi yang dibuat P


COST METHOD
a. Eliminasi akun Sales-COGS
Sales Revenue $60.000
COGS $60.000

b. Eliminasi Unrealized Profit dalam Ending Inventory


COGS $2.500
Inventory $2.500
(10.000 x ¼)

EQUITY METHOD
a. Eliminasi akun Sales-COGS
Sales Revenue $60.000
COGS $60.000

b. Eliminasi Unrealized Profit dalam Ending Inventory


COGS $2.500
Inventory $2.500
(10.000 x ¼)
c. Selain itu:
 Dalam bukunya sendiri, untuk menangguhkan keuntungan atas inventory
yang belum terjua, P juga membuat jurnal:
Income from S $2.500
Investment in S $2.500

b. Tahun Kedua Penjualan Inventory (Unrealized Profit dalam Ending Inventory


dan Realized Profit dalam Inventory Tahun Sebelumnya)- Upstream

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 45


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Selama 2019, S menjual lagi inventory ke P dengan harga $80.000, cost dari
inventory tersebut adalah $60.000. P kemudian menjual lagi 3/8 inventory yang
dibeli dan sisa inventory 2018 sebesar $15.000 ke perusahaan lain seharga
$75.000 (lanjutan dari kasus poin a)
 Jurnal Eliminasi yang Dibuat P
COST METHOD
a. Eliminasi Akun Sales-COGS
Sales $80.000
COGS $80.000

b. Eliminasi Unrealized Profit dalam Ending Inventory


COGS $12.500
Inventory $12.500
(80.000 – 60.000) x 5/8 = $12.500

c. Realized Profit yang Sebelumnya Ditangguhkan


Retained Earning $2.500
COGS $2.500

EQUITY METHOD
a. Eliminasi Akun Sales-COGS
Sales $80.000
COGS $80.000

b. Eliminasi Unrealized Profit dalam Ending Inventory


COGS $12.500
Inventory $12.500
(80.000 – 60.000) x 5/8 = $12.500

c. Realized Profit yang Sebelumnya Ditangguhkan


Investment in S $2.500
COGS $2.500

d. Selain itu:
 Dalam bukunya sendiri, untuk menangguhkan keuntungan atas
inventory yang belum terjual, P juga membuat jurnal:
Income from S $12.500
Investment in S $12.500
 Dalam bukunya sendiri, untuk mencatat realisasi laba dari penjualan
ending inventory yang sebelumnya ditangguhkan, P juga membuat
jurnal:
Investment in S $2.500
Income from S $2.500

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 46


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

c. Eliminasi Unrealized Profit dalam Ending Inventory dan Realized Profit yang
Ditangguhkan Sebelumnya-Upstream (untuk kepemilikan kurangd dari 100%)
P memiliki 90% saham S. Semua pembelian P dilakukan dari S. Selama 2019, S
menjual inventory ke P dengan harga $80.000, cost dari inventory tersebut
adalah $60.000. P kemudian menjual lagi 3/8 inventory yang dibeli dan sisa
inventory 2018 sebesar $15.000 ke perusahaan lain seharga $75.000.

 JURNAL ELIMINASI:
COST METHOD
a. Eliminasi Akun Sales-COGS
Sales $80.000
COGS $80.000

b. Eliminasi Unrealized Profit dalam Ending Inventory


COGS $12.500
Inventory $12.500
(80.000 – 60.000) x 5/8 = $12.500

c. Realized Profit yang Sebelumnya Ditangguhkan


Retained Earning $2.250
Non Controlling Interest $ 250
COGS $2.500

EQUITY METHOD
a. Eliminasi Akun Sales-COGS
Sales $80.000
COGS $80.000

b. Eliminasi Unrealized Profit dalam Ending Inventory


COGS $12.500
Inventory $12.500
(80.000 – 60.000) x 5/8 = $12.500

c. Realized Profit yang Sebelumnya Ditangguhkan


Investment in S $2.250
Non Controlling Interest $ 250
COGS $2.500

d. Selain itu:
 Dalam bukunya sendiri, untuk menangguhkan keuntungan atas
inventory yang belum terjual, P juga membuat jurnal:
Income from S $11.250
Investment in S $11.250

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 47


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

 12.500 x 90%

 Bila P menggunakan equity method, maka jurnal eliminasi Realized


Profit yang Sebelumnya Ditangguhkan menjadi:
Investment in S $2.250
Income From S $2.500

E. Contoh Konsolidasi-Intercompany Profit dari Penjualan Hulu


(Downstream)
1 Juli 2006 P membeli 90% saham S dengan menyerahkan kas $94,500.
Pada saat itu ekuitas S terdiri dari capital stock $100,000 dan Retained Earnings
$5,000. Book value net aset S sama dengan fair valuenya sehingga tidak ada ekses
cost atas book value net aset.
P secara reguler menjual inventory ke S. Selama tahun 2009 terdapat data
transaksi antar perusahaan sbb:
Penjualan ke S (cost $15,000) $20,000

Profit yang belum terealisir dalam inventory S 31 Des 2008 2,000

Profit yang belum terealisir dalam inventory S 31 Des 2009 2,500

Hutang S (Accounts Payable) pada P 10,000

Jurnal-jurnal eliminasi yang dibuat oleh P pada 31 Desember 2009 adalah sbb:
a. Sales $ 20,000
Cost of goods sold $ 20,000
(untuk mengeliminasi penjualan P dan cost of goods sold S)

b. Investment in S $ 2,000
Cost of goods sold $ 2,000
(untuk mengakui realized profit yang sebelumnya ditangguhkan)

c. Cost of goods sold $ 2,500


Inventory $ 2,500
(untuk mengeliminasi unrealized profit di dalam ending inventory)
d. Dividend Income $ 9,000
Dividend – S $ 9,000
(untuk mengeliminasi dividend income P dan dividend s)
e. Investment in S $ 36,000
Retained Earnings, beginning $ 36,000

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 48


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

[untuk menyesuaikan Investment in S atas kenaikan equity S dari awal tahun


2006 ke awal tahun 2009 ($145,000 - $105,000) x 90%]

f. Retained earnings – S, beginning $ 45,000


Capital stock – S 100,000
Investment in S $130,500
Non controlling interest 14,500
(untuk mengeliminasi akun resiprokal investment in S dan stockholders’equity S
serta memunculkan non controlling interest)

g. Non controlling interest expense (I/S) $ 3,000


Dividend $ 1,000
Non controlling interest ending (B/S) 2,000
(untuk mengakui bagian laba non controlling interest)
h. Accounts Payable- S $ 10,000
Accounts Receivable – P $ 10,000
(untuk mengeliminasi utang piutang antar perusahaan)

Kertas kerja konsolidasi P pada 31 Des 2009 tampak sebagai berikut:


P S Adjustment and Consolidated
Eliminations Statement ($)
($) ($)
Dr Cr

Income Statement

Sales 1,000,000 300,000 a 20,000 1,280,000

Dividend Income 9,000 d 9,000

Cost of goods sold 550,000 200,000 c 2,500 a 20,000 730,500

b 2,000

Other Expenses 350,000 70,000 420,000

Net Income 109,000 30,000

NCI expense g 3,000 3,000

Consolidated Net Income 126,500

Retained Earnings, 160,000 45,000 b 2,000 e 36,000 194,000


beginning
f 45,000

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 49


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Net Income 109,000 30,000 126,500

Dividend 50,000 10,000 d 9,000 50,000

g 1,000

Retained Earnings, ending 219,000 65,000 270,500

Balance Sheet

Cash 30,000 5,000 35,000

Accounts Receivable 70,000 20,000 h 10,000 80,000

Inventories 90,000 45,000 c 2,500 132,500

Other Current Assets 64,000 10,000 74,000

Plant and Equipment 800,000 120,000 920,000

Investment in S 94,500 e 36,000 f 130,500

1,148,500 200,000 1,241,500

Accounts Payable 80,000 15,000 h 10,000 85,000

Other Liabilities 49,500 20,000 69,500

Capital stock 800,000 100,000 f 100,000 800,000

Retained Earnings 219,000 65,000 270,500

1,148,500 200,000

NCI 1 Jan 2009 f 14,500

NCI 31 Des 2009 g 2,000 16,500

1,241,500

Bila P menggunakan metode ekuitas untuk mencatat investasinya, kertas kerja konsolidasi
tampak sbb:
P S Adjustment and Consolidated
Eliminations Statement ($)
($) ($)
Dr Cr

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 50


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Income Statement

Sales 1,000,000 300,000 a 20,000 1,280,000

Income from S 26,500 d 26,500

Cost of goods sold 550,000 200,000 c 2,500 a 20,000 730,500

b 2,000

Other Expenses 350,000 70,000 420,000

Net Income 126,500 30,000

NCI expense e 3,000 3,000

Consolidated Net 126,500


Income

Retained Earnings, 194,000 45,000 f 45,000 194,000


beginning

Net Income 126,500 30,000 126,500

Dividend 50,000 10,000 d 9,000 50,000

e 1,000

Retained Earnings, 270,500 65,000 270,500


ending

Balance Sheet

Cash 30,000 5,000 35,000

Accounts Receivable 70,000 20,000 g 10,000 80,000

Inventories 90,000 45,000 c 2,500 132,500

Other Current Assets 64,000 10,000 74,000

Plant and Equipment 800,000 120,000 920,000

Investment in S 146,000* b 2,000 d 17,500

f 130,500

1,200,000 200,000 1,241,500

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 51


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Accounts Payable 80,000 15,000 g 10,000 85,000

Other Liabilities 49,500 20,000 69,500

Capital stock 800,000 100,000 f 100,000 800,000

Retained Earnings 270,500 65,000 270,500

1,200,000 200,000

NCI 1 Jan 2009 f 14,500

NCI 31 Des 2009 e 2,000 16,500

1,241,500

Saldo Investment in S per 31 Des 2009 adalah sbb:


investasi awal 94,500
kenaikan ekuitas 90% x (45,000 – 5,000) = 36,000
Unrealized profit ( 2,000)
Saldo Investment in S per 31 Des 2008 adalah 128,500
Income from S 2009 26,500
Dividend ( 9,000)
146,000

F. Contoh konsolidasi – intercompany profits dari penjualan hilir (upstream)


1 Januari 2009 P membeli 80% saham S dengan menyerahkan kas $480,000.
Pada saat itu ekuitas S terdiri dari capital stock $500,000 dan Retained Earnings
$100,000. Book value net aset S sama dengan fair valuenya sehingga tidak ada ekses
cost atas book value net aset.
S secara reguler menjual inventory ke P. Selama tahun 2010 terdapat data
transaksi antar perusahaan sbb:
Penjualan ke P $300,000

Profit yang belum terealisir dalam inventory S 31 Des 2009 40,000

Profit yang belum terealisir dalam inventory S 31 Des 2010 30,000

Hutang S (Accounts Payable) pada P 50,000

Kertas kerja konsolidasi 2010 dan jurnal eliminasi yang dibuat oleh P bila P menggunakan
metode cost untuk mencatat investasinya adalah sbb:

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 52


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

P S Adjustment and Consolidated


Eliminations Statement ($)
($) ($)
Dr Cr

Income Statement

Sales 3,000,000 1,500,000 a 300,000 4,200,000

Dividend Income 40,000 d 40,000

Cost of goods sold 2,000,000 1,000,000 c 30,000 a 300,000 2,690,000

b 40,000

Other Expenses 588,000 400,000 988,000

Net Income 452,000 100,000

NCI expense g 22,000 22,000

Consolidated Net Income 500,000

Retained Earnings, 912,000 250,000 b 32,000 e 120,000 1,000,000


beginning
f 250,000

Net Income 452,000 100,000 500,000

Dividend 400,000 50,000 d 40,000 400,000

g 10,000

Ret. Earnings, ending 964,000 300,000 1,100,000

Balance Sheet

Cash 200,000 50,000 250,000

Accounts Receivable 700,000 100,000 h 50,000 750,000

Inventories 1,100,000 200,000 c 30,000 1,270,000

Other Current Assets 384,000 150,000 534,000

Plant and Equipment 2,000,000 500,000 2,500,000

Investment in S 480,000 e 120,000 f 600,000

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 53


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

4,864,000 1,000,000 5,304,000

Accounts Payable 500,000 150,000 h 50,000 600,000

Other Liabilities 400,000 50,000 450,000

Capital stock 3,000,000 500,000 f 500,000 3,000,000

Retained Earnings 964,000 300,000 1,100,000

4,864,000 1,000,000

NCI 1 Jan 2009 b 8,000 f 150,000

NCI 31 Des 2009 g 12,000 154,000

5,304,000

a. Sales $ 300,000
Cost of goods sold $ 300,000
(untuk mengeliminasi penjualan P dan cost of goods sold S)
b. Retained earnings $ 32,000
Non controlling interest 8,000
Cost of goods sold $ 40,000
(untuk mengakui realized profit yang sebelumnya ditangguhkan)
c. Cost of goods sold $ 30,000
Inventory $ 30,000
(untuk mengeliminasi unrealized profit di dalam ending inventory)
d. Dividend Income $ 40,000
Dividend – S $ 40,000
(untuk mengeliminasi dividend income P dan dividend s)
e. Investment in S $ 120,000
Retained Earnings, beginning $ 120,000
[untuk menyesuaikan Investment in S atas kenaikan equity S dari awal tahun 2006
ke awal tahun 2009 ($750,000 - $600,000) x 80%]
f. Retained earnings – S, beginning $ 250,000
Capital stock – S 500,000
Investment in S $600,000
Non controlling interest 150,000
(untuk mengeliminasi akun resiprokal investment in S dan stockholders’equity S serta
memunculkan non controlling interest)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 54


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

g. Non controlling interest expense (I/S) $ 22,000


Dividend $ 10,000
Non controlling interest ending (B/S) 12,000
(untuk mengakui bagian laba non controlling interest)
h. Accounts Payable- S $ 50,000
Accounts Receivable – P $ 50,000
(untuk mengeliminasi utang piutang antar perusahaan)

Sedangkan bila P menggunakan metode ekuitas, kertas kerja konsolidasi dan jurnal
eliminasinya tampak sbb:
P S Adjustment and Consolidated
Eliminations Statement ($)
($) ($)
Dr Cr

Income Statement

Sales 3,000,000 1,500,000 a 300,000 4,200,000

Income from S 88,000 d 40,000

Cost of goods sold 2,000,000 1,000,000 c 30,000 a 300,000 2,690,000

b 40,000

Other Expenses 588,000 400,000 988,000

Net Income 500,000 100,000

NCI expense g 22,000 22,000

Consolidated Net Income 500,000

Retained Earnings, 1,000,000* 250,000 f 250,000 e 120,000 1,000,000


beginning *

Net Income 500,000 100,000 500,000

Dividend 400,000 50,000 d 40,000 400,000

g 10,000

Retained Earnings, ending 1,100,000 300,000 1,100,000

Balance Sheet

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 55


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Cash 200,000 50,000 250,000

Accounts Receivable 700,000 100,000 h 50,000 750,000

Inventories 1,100,000 200,000 c 30,000 1,270,000

Other Current Assets 384,000 150,000 534,000

Plant and Equipment 2,000,000 500,000 2,500,000

Investment in S 616,000* 32,000 f 600,000

5,000,000 1,000,000 5,304,000

Accounts Payable 500,000 150,000 h 50,000 600,000

Other Liabilities 400,000 50,000 450,000

Capital stock 3,000,000 500,000 f 500,000 3,000,000

Retained Earnings 1,100,000 300,000 1,100,000

5,000,000 1,000,000 5,304,000

NCI 1 Jan 2009 b 8,000 f 150,000

NCI 31 Des 2009 g 12,000


154,000

5,304,000

* 480,000 + 120,000 – 32,000 + 88,000 - 40,000 = 616,000


**912,000 + 120,000 - 32,000 = 1,000,000

Karena pelaut hebat tak pernah


lahir di laut yang tenang, hey
kawan, teruslah kau berjuang

Hivi – Jatuh Bangkit Kembali

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 56


BAHASA INDONESIA

Kebijakan Bahasa Indonesia


A. Sikap Berbahasa
1. Sikap Positif Bahasa Indonesia (BI)
a. Kebanggaan, mengedepankan BI dalam komunikasi yang lingkupnya
nasional.
b. Kesetiaan, tidak akan melupakan BI meskipun dalam era global.
c. Kesadaran terhadap kaidah, tetap memperhatikan kaidah atau norma
bahasa dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis.
2. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
Terdapat tiga bahasa yang di Indonesia yaitu bahasa Indonesia, bahasa
Daerah, dan bahasa Asing. Di bawah ini merupakan tabel pegaruh bahasa
asing dan bahasa daerah terhadap BI.

PENGARUH POSITIF NEGATIF


Memperkaya kosa kata bahasa Mempengaruhi tata bahasa
Pengaruh bahasa Indonesia. Indonesia.
Daerah Contoh : tenteram, anjangsana, Contoh : pagelaran, salaman,
rampung, dan enteng. kenalan, dan jualan.

Memperkaya kosa kata bahasa Bahasa asing, terutama bahasa


Indonesia. Inggris, menggantikan posisi
Bahasa Indonesia pada posisi
Contoh : situasi, nasional,
yang tidak semestinya.
instruksi, dan program.
Pengaruh bahasa Dampak negatif secara umum
Asing adalah banyak orang yang
kurang peduli terhadap
bahasanya sendiri. Salah dalam
berbahasa Indonesia dianggap
hal biasa.

B. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia


1. Kedudukan BI
a. Sejak Sumpah Pemuda 1928, bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional.
b. Sejak tahun 1945, melalui Pasal 36 UUD 1945, bahasa Indonesia menjadi
bahasa resmi negara.
2. Fungsi BI
a. Sebagai bahasa nasional berfungsi
1. Lambang kebanggaan nasional
2. Lambang identitas nasional,

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 1


BAHASA INDONESIA

3. Alat pemersatu bangsa


4. Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah.
b. Sebagai bahasa resmi berfungsi
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar resmi dalam lembaga pendidikan
3. Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional
4. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan nasional
5. Bahasa resmi dalam pengembangan IPTEK
6. Bahasa media massa
7. Pendukung sastra bahasa Indonesia
8. Pemerkaya bahasa dan sastra Indonesia
C. Ragam Bahasa
Merupakan variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, dan orang yang dibicarakan, serta
menurut medium pembicaraan.

D. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar


Bahasa yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten,
sedangkan bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat
dan sesuai dengan situasi pemakaiannya.
Kaidah dalam bahasa indonesia terdiri dari tata bunyi, tata bentuk kata/istilah,
tata kalimat, dan tata tulis.

Jangan berharap semua jadi lebih mudah. Berharaplah kau jadi lebih baik.
-Jim Rohn-

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 2


BAHASA INDONESIA

Ejaan
A. Pemakaian Huruf

1. Penulisan huruf kapital

a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama
tempat ditulis dengan huruf kapital.

Contoh: Kemarin Letnan Jenderal Joko Sutoyo dinaikkan pangkatnya menjadi


jenderal.

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang ditulis dengan huruf kapital.

Contoh:

1) Tahun ini Haji Bahri menunaikan ibadah haji untuk yang kedua kali.

2) Para sultan se-Nusantara menghadap Sultan Hamengku Buwono X.

c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan kitab suci.

Contoh:

1) Bimbinglah hamba-Mu ini, ya Allah Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih.

2) Pedoman hidup orang muslim adalah Alquran dan hadis.

d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.

Contoh:

Kecintaan terhadap bahasa Indonesia ditunjukkan Tidak untuk kata turunan dari
dengan mengindonesiakan kata asing agar nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa. Mis : mengindonesiakan
bahasa kita tidak tampak keinggris-inggrisan.

e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama


nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Tidak untuk
peristiwa
Contoh:
sejarah yang
1) Hari Lebaran jatuh pada hari Sabtu. tidak dipakai
sebagai nama.
2) Setiap bulan Agustus masyarakat memperingati
hari Proklamasi Kemerdekaa RI.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 3


BAHASA INDONESIA

3) Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Contoh:

1) Dalam perjalanan ke Ambon, Paman membawa pisang ambon.

2) Setiap pulang ke Jawa Tengah, Anto selalu dipesani gula jawa.

Tidak untuk nama geografi yang dipakai sebagai nama jenis serta yang dapat
disejajarkan. Mis: jeruk bali (Citrus maxima), nangka belanda (Anona muricata)
Contoh yang bukan merupakan nama jenis: batik Solo, film Korea.

g. Huruf kapital juga dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama gelar (seperti Dr.
dan M.A.), pangkat (seperti Prof.), dan sapaan (seperti Sdr., Tn., Ny.)

Contoh:

1) Hari ini Dr. Sugiyono membuka lokakarya

2) Lokakarya itu juga dihadiri oleh Prof. Dasuki, M.A.

3) Saya berharap agar Sdr. Hananto menaati peraturan.

2. Huruf miring

a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan
surat kabar yang ditulis dalam kutipan.

Contoh: Saya senang membaca majalah Gatra, selain surat kabar Warta Kota.

b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan sesuatu
(huruf, bagian kata, kata, kelompok kata).

Contoh: Buatlah beberapa kalimat dengan menggunakan kata bunga.

c. Huruf miring juga dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing,
kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya serta nama orang, lembaga, atau organisasi
yang menggunakan bahasa asing atau daerah .

Contoh:

1) Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.

2) Semua orang ingin sukses dalam hidupnya.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 4


BAHASA INDONESIA

B. Penulisan Kata

1. Pemenggalan kata

a. Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan sehingga pemenggalan kata
tidak dilakukan di antara kedua huruf itu.

Contoh:

1) Adhika pergi ke Solo untuk menemui sau-

dara-saudaranya.

2) Para wisudawan sudah berkumpul di au-

la kampus.

b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan (termasuk gabungan huruf) di antara dua
huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.

Contoh:

Kita harus melawan kemiskinan de-


ngan cara mencerdaskan bangsa.
c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan berurutan, pemenggalan dilakukan di
antara kedua huruf konsonan itu.

Contoh:

Israel memang terbukti telah mencap-


lok daerah permukiman Palestina. ( Mencaplok men-cap-lok; men-caplok)

d. Jika di tengah kata ada tiga huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di
antara huruf konsonan pertama dan kedua.

Contoh: Penelitian itu dilakukan dengan in- Tidak dipenggal untuk


huruf konsonan yang
strumen yang sudah diuji. melambangkan satu bunyi.
Mis : bang-sa
2. Gabungan kata

a. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
unsur gabungan kata itu harus ditulis serangkai.

Contoh:

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 5


BAHASA INDONESIA

1) Kita harus menyebarluaskan informasi kepada warga.

2) Setiap bulan Ramadan umat Islam melipatgandakan ibadahnya.

3) Penandatanganan KTP dilakukan oleh lurah.

b. Gabungan kata yang salah satu unsur gabungan itu hanya dipakai dalam kombinasi
ditulis serangkai.

Contoh: antarkota, antarprovinsi, subsistem

3. Singkatan

a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan
tanda titik.

Contoh: Ririen E.S.; Dr. Hadyan P.N.; M.Si.; Bpk. Joyo Diharjo

b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan atau


organisasi, serta nama dokumen resmi tidak disertai tanda titik.

Contoh: DPR, PGRI, GBHN, PT, KTP, SMA, MA

c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik

Contoh:

dll. (dan lain-lain); dsb.(dan sebagainya) dst. (dan seterusnya); hlm. (halaman); sda.(
sama dengan atas); Yth. (Yang terhormat)

d. Singkatan yang terdiri atas dua huruf ditulis dengan dua titik.

Contoh:

a.n. (atas nama); d.a. (dengan alamat); u.b. (untuk beliau); u.p. (untuk perhatian).

e. Singkatan lambang kimia tidak menggunakan titik.

Contoh:

Cu (kuprum); TNT (trinitrotoluen); cm (sentimeter); kVA (kilovolt-ampere)

4. Akronim

a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital.

Contoh: STAN; LAN; STAIN

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 6


BAHASA INDONESIA

b. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf awal kapital.

Contoh: Apindo, Bappenas, Iwapi, Kowani

c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kecil.
Contoh: pemilu, rapim, tilang, radar

C. Pemakaian Tanda Baca

1. Tanda titik (.)

a. Dipakai pada akhir kalimat.

Contoh: Saya lahir di Jawa Tengah.

b. Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

Contoh:

1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi

c. Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukka waktu.

Contoh: Pukul 1.35.15 (pukul 1 lewat 35 menit 15 detik)

d. Dipakai di antara nama penulis, judul, tempat terbit dalam daftar pustaka.

Contoh: Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Ende-Flores: Nusa Indah.

e. Tidak dipakai pada akhir judul yg merupakan kepala karangan, ilustrasi, atau
tabel.

Contoh: Acara Kunjungan Presiden RI

f. Tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menunjukkan jumlah.

Contoh:

1) Saya lahir pada tahun 1956.

2) Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.

3) Nomor teleponnya adalah 08128225976.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 7


BAHASA INDONESIA

g. Tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan penerima serta tanggal surat atau
nama dan alamat penerima surat.

Contoh:

1) Badan Bahasa

Jalan Daksinapati Barat IV


Jakarta 13220
2) Yth. Sdr. Marjan

Jalan Pemuda 45
Jakarta

2. Tanda koma (,)

a. Digunakan di antara unsur-unsur dalam perincian.

Contoh: Saya memberi kertas, pensil, penggaris, dan tinta.

b. Untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat (jika diawali dengan anak
kalimat)

Contoh: Karena lelah, dia tidak sempat mengerjakan tugas

c. Tanda koma dipakai di belakang ungkapan penghubung antarkalimat.

Contoh:

Oleh karena itu, ….


Jadi, ….
Akan tetapi, ….
Namun, ….
Meskipun demikian, ….
Sehubungan dengan itu, ….
d. Digunakan untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat berita dari
bagian lain kalimat.

Contoh: Kata Ayah, “Andi harus belajar mandiri.”

e. Dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan
tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Contoh: Sdr. Bakri, Jalan Dewan Bahasa, Kuala Lumpur, Malaysia

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 8


BAHASA INDONESIA

3. Tanda titik dua (:)

a. Dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
pemerian.

Contoh:

1) Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

2) Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.

b. Tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengkahiri
pernyataan.

Contoh:

1) Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

2) Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan Ekonomi


Perusahaan.

c. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian

Contoh:

Ketua : Ahmad Wijaya


Sekretaris : S. Handayani
Bendahara : B. Hartawan
d. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.

Contoh:

Ibu : (Meletakkan beberapa kopor.) “Bawa kopor ini, Mir!”


Amir : “Baik, Bu.” (mengangkat kopor dan masuk)
Ibu : “Jangan lupa. Letakkan baik-baik!” (Duduk di kursi besar.)
e. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab
dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan , serta
(iv) di antara nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.

Contoh:

1) Tempo, I (34), 1971: 7

2) Surah Yasin: 9

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 9


BAHASA INDONESIA

3) Karangan Ali Hakim, Pedidikan Seumur Hidup: sebuah Studi, sudah terbit.

4) Djakarta: Eresco, 1968.

4. Tanda petik (“…”)

a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain.

Contoh:

1) “Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”

2) Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”

b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.

Contoh:

1) Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa dari Suatu Tempat.

2) Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan

3) Nilai Prestasi di SMA” dimuat dalam majalah Tempo.

4) Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5, buku itu.

c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.

Contoh:

1) Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.

2) Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama


“cutbrai”.

d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengahkiri petikan langsung.

Contoh: Kata Tono, “Saya juga minta satu.”

e. Tanda baca yang mengakhiri kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di


belakang tanda petik.

Contoh:

1) Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam”.

2) Bang Komar sering disebut “pahlawan”; ia sendiri tahu sebabnya.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 10


BAHASA INDONESIA

D. Penulisan Unsur Serapan

1. Tulisan tetap

bus bus radio radio


bank bank plus plus
unit unit
2. Tulisan dan lafal berubah

management manajemen credit kredit


computer komputer charisma karisma
3. Yang sudah terlanjur jadi

persekot voorschot (Bel.)


dongkrak dommekracht (Bel.)
iklan i’lan (Ar.)
jendela janela (Port.)
kemeja camisa (Port.)

Hanya karena kamu merasa


tidak berbakat bukan berarti
kamu tidak boleh mempunyai
impian.

- Shin Haesung-

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 11


BAHASA INDONESIA

Bentuk dan Pilihan Kata


Dalam mengungkapkan sesuatu kita perlu memilih diksi yang tepat, baik lisan
maupun tulisan, agar orang lain bisa memahami maksud kita. Diksi (pilihan kata)
berkaitan dengan pemilihan kata, kelompok kata, ungkapan yang tepat, atau gaya
yang paling baik sesuai situasi.
Dasar pertimbangan diksi yaitu :
A. Ketepatan
Kata yang diucap atau ditulis mempunyai makna yang dapat mengungkapkan
gagasan pemakai bahasa. Syarat ketepatan memilih kata :
a. Menguasai kosa kata
Contoh :
 Penggunaan kata acuh yang berarti peduli.
Kecelakaan terjadi karena pengendara motor mengacuhkan rambu lalu
lintas. (salah)
Kecelakaan terjadi karena pengendara motor tidak mengacuhkan
rambu lalu lintas. (benar)
Contoh kata lainnya : geming berarti diam, senonoh berarti sopan, dan
seronok berarti menyenangkan hati.
b. Dapat membedakan makna denotasi dan konotasi
Contoh kalimat :
Dia menanam bunga di halaman rumahnya. (denotasi)
Dia menjadi bunga di kampungnya. (konotasi)
c. Dapat membedakan bentuk bersinonim
Contoh kata bersinonim:
 Besar : agung, akbar, raya, adi, mega
 Rumah : gedung, wisma, graha
 Sesuai : harmonis
 Meninggal : wafat, gugur, mangkat, tewas
d. Dapat membedakan kata yang mirip ejaannya
Contoh kata :
 Kurban dengan korban
 Kartun dengan karton
 Intensif dengan insentif
e. Dapat memakai kata penghubung yang idiomatis
Contoh :
 ...baik....maupun...
 ...bukan...melainkan...
 ...tidak...tetapi...
 ...bukan hanya...tetapi juga...
f. Dapat membedakan kata umum dan khusus
Kata umum memiliki acuan yang lebih luas daripada kata khusus.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 12


BAHASA INDONESIA

Contoh :
 Bunga : mawar, melati, kamboja
 Unggas : ayam, itik, burung, angsa
g. Dapat membedakan bentuk yang hampir mirip
Contoh :
 Penguji (orang yang menguji) dengan peuji (orang yang diuji)
 Menugasi (untuk orang yang diberi tugas) dengan menugaskan
(pekerjaan yang ditugaskan)
 Penyuluh (orang yang melakukan penyuluhan) dengan pesuluh (orang
yang diberi pesuluhan)
B. Kebenaran
Kata yang dipilih harus sesuai dengan bentuk yang benar atau sesuai dengan kaidah
bahasa. Aspek dari kebenaran yaitu :
a. Pelafalan
Dengan cara :
i. Meminimalkan warna lokal
ii. Berusaha melafalkan kata sesuai dengan
yang seharusnya
Contoh : efektif bukan epektip dan aktif bukan aktip
b. Pengejaan
Berarti penulisan harus berdasarkan kaidah PUEBI.
c. Pembentukan kata
a. Pengimbuhan
1. Prefiks (awalan) : meng-, ber-, pe-, per-,
di-, ke-, ter-, se-,
Meng- + kata dasar berawalan k,t,s,p maka luluh
Awalan Kata Bentuk Catatan
dasar imbuhan
Meng- Kawal Mengawal Untuk kata dengan
konsonan rangkap
Kait Mengaitkan
berubah menjadi meng +
kata dasar, contoh :
Meng- Tindas Menindas 1. Mengkristal dan
Taat Menaati mengkritik

Meng- Sapu Menyapu 2. Mentransfer dan


Saran Menyarankan mentransfusi
Meng- Parkir Memarkirkan 3. Menstimulasi
Pesona Memesona 4. Memproduksi
Meng + kata dasar berawalan c maka tidak luluh

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 13


BAHASA INDONESIA

Meng- Calon Mencalonkan


Cukup Mencukupi
Satu kata yang bertemu prefiks maka menjadi menge + kata
Meng- Cat Mengecat
Bom Mengebom

2. Sufiks (akhiran) : -an, -i, -kan, -man, -wan


3. Infiks (sisipan) : -el, -em, -er
4. Konfiks : per—an, per—i, ke—an
Kata dasar Kegiatan/ Proses/ Pelaku Hasil
cara
Tindakan

Ajar Mengajar Pengajaran Pengajar Ajaran


Waris Mewariskan Pewarisan Pewaris Warisan
Ubah Mengubah Perubahan Pengubah Ubahan

b. Pengulangan (reduplikasi)
1) Menunjukkan makna kejamakan, contoh : Bunga-
bunga sudah mulai bermekaran
2) Menunjukkan makna kemiripan, contoh : meskipun
masih muda, dia sudah seperti nenek-nenek
3) Jenis-jenis pengulangan menurut bentuknya
 Utuh
Contoh : buku menjadi buku-buku
 Salin suara
Contoh : warna menjadi warna-warni
 Sebagian
Contoh : tamu menjadi tetamu
 Berimbuhan
Contoh : berkejaran menjadi berkejar-kejaran
c. Eufisme
Kata atau ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang
dirasa kasar. Contoh :
 Tunawisma berarti gelandangan
 Ke belakang berarti buang hajat
 Tunagrahita berarti buta

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 14


BAHASA INDONESIA

C. Kehematan
a. Bentuk bersinonim tidak digunakan dalam satu kalimat secara
bersamaan.
Contoh : kata agar dengan supaya, kata adalah dengan merupakan, dan kata
lalu dengan kemudian.
b. Dalam kalimat majemuk, subjek yang sama tidak disebutkan semuanya.
Contoh : Amin belajar matematika sebelum Amin mengantar adiknya ke
sekolah. (kalimat salah, karena Amin merupakan subjek yang sama)
c. Dalam sebuah kalimat, penyebutan makna khusus tidak perlu disertai
penyebutan makna umum.
Contoh : Ayah membeli bunga mawar dan melati.(kalimat salah karena masih
menyebutkan bunga yang merupakan kata umum).

D. Kelaziman
Lazim berarti kata yang dipakai merupakan bentuk yang sudah dibiasakan dan bukan
merupakan bentuk yang dibuat-buat. Contoh :
 Ayahnya telah meninggal di tempat tugas. (menggunakan kata meninggal
bukan mati)

Solusi agar tidak terbayang-bayang


tugas adalah dengan mengerjakannya.
-mahasiswa dengan tumpukan tugas-

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 15


BAHASA INDONESIA

Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh
atau setiap tuturan yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara lengkap. Jika
terdapat sebuah tuturan yang menginformasikan sesuatu, tetapi belum lengkap atau belum
utuh, tuturan itu belum dapat disebut kalimat, mungkin hanya berupa kata atau berupa
kelompok kata atau frasa.

A. Syarat Kalimat yang Benar


1. Tidak menyimpang dari kaidah bahasa
Kalimat yang cermat baik dari segi pemilihan kata maupun susunan kalimatnya yang
memenuhi aturan sintaksis yang benar.
2. Logis atau dapat diterima nalar
Meskipun secara gramatikal kalimat sesuai dengan kaidah namun jika tidak logis,
kalimat tersebut tak akan dapat dipahami dengan baik bila disampaikan kepada orang
lain.
3. Jelas dan dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan tepat
Kalimat yang baik juga harus mengandung pengertian yang jelas, tidak membingungkan
serta tidak menimbulkan penafsiran ganda atau ambigu. Kalimat seperti itu selain dapat
membingungkan juga menimbulkan respon atau tanggapan yang tak sesuai karena tidak
tersampaikannya pesan dengan benar.

B. Unsur-unsur Kalimat

1. Subjek
Subjek dapat berupa kata benda (nomina), kelompok kata benda (frasa nominal), atau
klausa. Selain itu, subjek dapat pula disertai kata “itu”. Subjek dapat dicari dengan
menggunakan kata tanya siapa atau apa. Subjek dalam bahasa Indonesia biasanya
berupa nomina atau frasa nominal.

Contoh :
Yogyakarta pernah menjadi ibukota negara. (S=N)
Pulau Jawa merupakan pulau berpenduduk terpadat di dunia. (S=FN)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 16


BAHASA INDONESIA

Selain itu, subjek dapat pula berupa verba atau adjektiva. Namun, subjek yang berupa
verba atau frasa verbal itu terbatas pemakaiannya, yaitu hanya terdapat dalam ragam
lisan, bukan dalam ragam tulis.

Contoh :
Bersepeda ke kampus merupakan kegiatan sehari-hari Kak Ozi.
Cantik merupakan keinginan setiap wanita.

2. Predikat
Predikat dapat berupa verba atau frasa verbal, adjektiva atau frasa adjektival, atau
nomina atau frasa nominal.

Contoh :
Bang Borris berjualan roti tiap hari. (P=V)
Bang Borris sedang berjualan roti. (P=FV)

Bu Bonny rajin memasak. (P=Adj)


Bu Bonny sangat rajin memasak. (P=FAdj)

Tante saya penyanyi. (P=N)


Tante saya penyanyi dangdut. (P=FN)

3. Objek
Objek biasanya berupa nomina, frasa nominal, atau klausa yang selalu muncul di
sebelah kanan predikat yang berupa verba transitif (kata kerja yang memerlukan objek
dalam kalimatnya). Jika predikat bukan berupa verba transitif, objek tidak muncul
dalam kalimat tersebut.

Contoh :
Kakak menggoreng kerupuk. (O=N)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 17


BAHASA INDONESIA

Kucing itu mencuri ayam goreng di kantin. (O=FN)

Saksi mengatakan bahwa pengakuan yang dibuatnya dilakukan karena tekanan aparat.
(O=klausa)

4. Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang kehadirannya juga bergantung pada predikat.
Pelengkap dapat berupa nomina atau frasa nominal, verba atau frasa verbal, dan
adjektiva atau frasa adjektival.

Contoh :
Sinta menghadiahi adiknya pakaian. (Pel=N)
Rama mengajari kawannya bertarung. (Pel=V)
Saya menganggap akuntansi itu menyenangkan. (Pel=Adj)

5. Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang kehadirannya bersifat tidak wajib. Keterangan
dapat berupa nomina (frasa nominal), frasa numeral, frasa preposisional, atau berupa
adverbial.

Contoh :
Rossi akan bertanding besok. (K=N)
Kakak telah dilamar tiga hari yang lalu. (K=FNum)
Agaknya saran itu mulai diperhatikan. (K=Adv)
Bapak pernah bekerja di perkebunan kelapa sawit. (K=FPrep)
Ridho menyetir dengan hati-hati. (K=FPrep)

C. Kalimat Tunggal dan Jenisnya


Kalimat tunggal atau kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa
atau satu pola kalimat.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 18


BAHASA INDONESIA

1. Kalimat Tunggal Nomina


Kalimat tunggal nomina adalah kalimat tunggal yang predikatnya berupa kata benda
(nomina).
Contoh :
Pak Beni seorang dokter.

2. Kalimat Tunggal Adjektiva


Kalimat tunggal adjektiva adalah kalimat tunggal yang predikatnya adalah kata sifat.
Contoh :
Rumah Miranda sangat besar.

3. Kalimat Tunggal Verbal


Kalimat tunggal verbal adalah kalimat tunggal yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh :
Anisa sedang membaca novel yang dibelinya kemarin.

4. Kalimat Tunggal Preposisional


Kalimat tunggal preposisional adalah kalimat tunggal yang unsur predikatnya berupa
kata depan atau preposisi.
Contoh :
Ada ayam di atas meja kantin.

5. Kalimat Tunggal Numerial


Kalimat tunggal numerial adalah kalimat tunggal yang predikatnya berupa kata
bilangan.
Contoh :
Waktunya berjam-jam untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Ada lima kucing di kos saya.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 19


BAHASA INDONESIA

D. Kalimat Majemuk dan Jenisnya


Kalimat majemuk atau kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa
atau lebih. Kalimat majemuk dapat diartikan juga sebagai kalimat yang terdiri dari dua
atau lebih kalimat tunggal.

1. Kalimat Majemuk Setara


Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang hubungan antara unsur-unsurnya bersifat
sederajat atau setara. Kalimat majemuk setara dicirikan dengan adanya konjungtor
koordinatif (dan, lalu, atau, kemudian, namun, tetapi, sedangkan, melainkan).
Contoh :
Kakak membeli buku dan adik ikut membelinya juga.
Saya ingin melanjutkan pendidikan tetapi ayah tidak merestuinya.

2. Kalimat Majemuk Rapatan


Kalimat majemuk rapatan berasal dari kalimat majemuk setara yang dirapatkan bagian-
bagiannya karena frasa/kata-kata dalam kalimat itu menduduki posisi yang sama. Bagian
yang dirapatkan bisa subjek, predikat, atau objek yang sama.
Contoh :
Pak Rudi adalah guru matematika.
Pak Rudi adalah teman ayahku.
Pak Rudi adalah guru matematika dan teman ayahku.

3. Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang hubungan antara unsur-
unsurnya tidak sederajat. Ada satu unsurnya berkedudukan sebagai induk kalimat dan
unsur lainnya berkedudukan sebagai anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat
menggunakan konjungtor subordinatif.
Contoh :
Meskipun hujan turun, Salsa tetap berangkat kuliah.
Ketika Romeo datang, Juliet masih berdandan di kamarnya.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 20


BAHASA INDONESIA

4. Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk campuran adalah gabungan kalimat majemuk setara atau rapatan
dengan kalimat majemuk bertingkat. Umumnya dalam kalimat majemuk campuran,
terdapat tiga kalimat tunggal.
Contoh :
Indonesia adalah negara pertanian, tetapi Indonesia menghadapi kendala serius dalam
hal musim sehingga swasembada beras tidak tercapai.

E. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai dengan yang
diharapkan oleh si penulis atau si pembicara.

Ciri-ciri kalimat efektif yaitu :


1. Kelugasan
Kelugasan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang akan disampaikan
dalam kalimat itu ialah yang pokok-pokok saja, tidak boleh berbelit-belit, tetapi
disampaikan secara sederhana.

2. Ketepatan
Ketepatan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang akan disampaikan
harus sesuai dengan sasaran sehingga tidak akan menimbulkan multitafsir.

3. Kejelasan
Kejelasan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa kalimat itu harus jelas strukturnya
dan lengkap unsur-unsurnya sehingga memudahkan orang memahami makna yang
terkandung di dalamnya.

4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang akan
disampaikan harus cermat, tidak boros, dan perlu kehati-hatian. Untuk itu, perlu
dihindari bentuk-bentuk yang bersinonim.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 21


BAHASA INDONESIA

Contoh :
Berdasarkan penjelasan sebagaimana tersebut di atas, penelitian ini ingin
mengungkapkan beberapa temuan-temuan sebagai berikut. (TIDAK EFEKTIF)
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini ingin mengungkapkan beberapa temuan
berikut. (EFEKTIF)

5. Kesejajaran
Kesejajaran dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa bentuk dan struktur yang
digunakan dalam kalimat efektif harus paralel, sama, atau sederajat.
Contoh :
Buku itu dibuat oleh Badan Bahasa dan Gramedia yang menerbitkannya. (TIDAK
EFEKTIF karena kesejajaran bentuk tidak terpenuhi.)
Buku itu dibuat oleh Badan Bahasa dan diterbitkan oleh Gramedia. (EFEKTIF)

Berdoa tanpa belajar akan


jadi doa yang kosong.
Belajar tanpa berdoa akan
jadi usaha yang buta.
- Karl Barth

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 22


BAHASA INDONESIA

Paragraf
A. Syarat Paragraf

1. Pengertian
Miniatur dari suatu karangan (karangan dalam ukuran kecil atau mini).
Merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Mempunyai fungsi memudahkan pemahaman dengan memisahkan topik atau tema
yg satu dengan yang lain karena setiap paragraf hanya boleh mengandung satu unit
pikiran.

2. Kalimat Topik
 Memberitahu pembaca tentang apa yg diperbincangkan dalam paragraf itu
 Memberi arah/pengendali terhadap permasalahan yg akan dibicarakan
 Sandaran bagi kalimat-kalimat lain dalam paragraf itu
 Menjadi titik tolak dari kalimat pengembang

3. Syarat Paragraf yang Baik


a. Kesatuan Paragraf
 Sebuah paragraf hanya mengandung satu gagasan utama
 Kalimat-kalimat dalam paragraf itu mengarah pada satu pokok
permasalahan
 Tidak terdapat kalimat yang menyimpang dari ide pokok

Contoh:
Awan di langit tampak hitam. Suasana sekeliling menjadi gelap. Kemudian
angin bertiup meskipun hanya sebentar. Angin mulai reda, tetapi mendung
menjadi-jadi. Tampaknya hujan akan turun. (Eps/SD/3/2006/67)

b. Kepaduan Paragraf
 Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu terjalin secara sistematis dan logis
 tidak ada informasi yang meloncat
 Kalimat-kalimatnya gramatikal, terpadu, dan berkaitan satu sama lain.
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf berupa
ungkapan penghubung transisi, kata ganti, atau kata kunci.

1) Beberapa Kata Transisi


a) Hubungan tambahan : lebih lagi, selanjutnya, tambahan
pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu
juga, lagi pula.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 23


BAHASA INDONESIA

b) Hubungan pertentangan : akan tetapi, namun,


bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun
begitu, lain halnya.
c) Hubungan perbandingan : sama dengan itu, dalam hal yang
demikian, sehubungan dengan itu.
d) Hubungan akibat : oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh
karena itu, maka, oleh sebab itu.
e) Hubugan tujuan : untuk itu, untuk maksud itu.
f) Hubungan singkatan : singkatnya, pendeknya, akhirnya,
pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
g) Hubungan waktu : sementara itu, segera setelah itu,
beberapa saat kemudian.
h) Hubungan tempat : berdekatan dengan itu.
Contoh :
Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik
tabungan deposito mereka. Sementara itu, bursa efek Indonesia
mulai goncang dalam menampung serbuan para pemburu
saham. Pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-
banyaknya saham yag dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa
efek berusaha menampung minat pemilik uang yang menggebu-
gebu. Akibatnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam
tempo cepat melampaui angka 100 persen. Bahkan, kemarin
IHSG itu meloncat ke tingkat 101,828 persen.

2) Kata Ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti,
baik kata ganti orang maupun kata ganti yang lain.
a) Kata Ganti Orang
Pemakaian kata ganti ini berguna untuk menghindari
penyebutan nama orang berkali-kali. Kata ganti yang
dimaksud adalah saya, aku, ku, kita, kami (kata ganti orang
pertama), engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian (kata ganti
orang kedua), dia, ia, beliau, mereka, dan nya (kata ganti
orang ketiga).
Contoh :
Kimmy, Franco, dan Selena adalah teman sekolah sejak
SMA hingga perguruan tinggi. Kini mereka sudah
menyandang gelar akuntan dari sebuah politeknik negeri di
Bintaro. Mereka merencanakan mendirikan suatu Kantor
Akuntan Publik. Mereka menghubungi saya dan mengajak
bekerja sama.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 24


BAHASA INDONESIA

Kata mereka digunakan sebagai pengganti Kimmy, Franco,


dan Selena agar nama orang tidak disebutkan berkali-kali
dalam satu paragraf.
b) Kata Ganti yang Lain
Kata ganti lain yang digunakan dalam menciptakan
kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi, begitu, demikian, di
situ, ke situ, di sana, di sini, dsb.
Contoh :
Itu gedung tempat mereka tinggal. Mereka tinggal
di situ sejak kuliah tingkat satu sampai dengan meraih
gelar ahli madya. Orang tua mereka juga sering
berkunjung ke situ.
c) Kata Kunci
Ungkapan pengait dapat pula berupa kata-kata kunci.
Pengulangan kata-kata kunci perlu dilakukan dengan hati-
hati (tidak terlalu sering).
Contoh :
Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-
kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula jalan
pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-
keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan sampah
sebagai masalah yang pelik.

c. Kelengkapan Paragraf
 Membicarakan seluk beluk gagasan utama secara terperinci,
 Sudah mengandung semua yang diperlukan untuk mendukung gagasan
utama.
Contoh :
Mahsiswa di kelas G terdiri atas 19 laki – laki dan 20
perempuan. 5 orang laki – laki dan 3 orang perempuan adalah lulusan
tahun 2015 dan sisanya adalah lulusan tahun 2016.

d. Keruntutan Paragraf

Karangan yang dianggap runtut adalah karangan yang di dalamnya


terdapat uraian yang sistematis, baik yang dimulai dari sesuatu yang negatif
ke arah positif maupun sebaliknya.
 Pola urutan waktu
 Pola urutan tingkat
 Pola urutan tempat
 Pola urutan klimaks
 Pola urutan anti klimaks

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 25


BAHASA INDONESIA

 Pola urutan khusus-umum


 Pola urutan sebab-akibat
 Pola urutan tanya-jawab
B. Jenis Paragraf
1. Paragraf Berdasarkan Teknik Pemaparannya atau Berdasarkan Gaya

a. Paragraf Argumentasi (bahasan)


 Penulis berusaha meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar
menerima gagasannya
 Caranya adalah dengan mengajukan bukti-bukti menyajikan data dan
memberi argumentasi berdasarkan hasil penalaran yang mendukung
gagasanya.
 Paragraf ini biasannya menggunakan kata-kata seperti terbukti,
buktinya, contohnya, akibanya dan misalnya
Contoh:
Kedisiplinan lalu lintas masyarakat di Jakarta cenderung menurun. Hal
itu terbukti pada bertambahnya jumlah pelanggaran yang tercatat di
kepolisian. Selain itu, jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan
pun semakin meningkat. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat tentang
kedisiplinan berlalu lintas perlu ditingkatkan.
b. Paragarf Eksposisi (paparan)
 Berusaha memberikan tambahan informasi atau pengetahuan kepada
pembaca mengenai sesuatu yang disajikan secara akurat.
 Bersifat tidak memihak (netral) dan tidak berusaha mempengaruhi
pembaca.
 Informasi biasanya merupakan jawaban atas pertanyaan tentang apa,
bagaimana, mengapa, dan kapan.
 Biasanya menggunakan kata-kata seperti merupakan, adalah, terdiri
atas, terbuat dari, dan mengandung.
Contoh:
Neozep Cold Tablet mengandung bahan-bahan yang secara klinis
terbukti mempunyai khasiat tinggi dan efektif unt mengatasi flu dan
sinusitis, sekaligus bersifat analegetik-antipiretik dan dekongestan-
antihistanin. Obat ini mempunyai efek sinergistik denilpropanolamina
HCL, Vasokontritor Simpatomimetik yg dianggap terbaik saai ini, dan
Klofenimarine maleat, …
c. Paragraf Deskiripsi (pemerian)
 Menggambarkan suatu objek sejelas-jelasnya.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 26


BAHASA INDONESIA

 Pembaca dikondisikan seolah-olah dalam ruangan yang dapat


merasakan, mendengar, melihat, dan mengeali setiap sudut ruangan itu
secara mendetail
 Menggunakan dimensi ruangan dengan memanfaatkan kata-kata
seperti sebelah kiri, sebelah kanan, bagia atas, bagian bawah, bagian
belakang
Contoh:
Sebuah mobil bercat biru meluncur dengan pelan. Jalan sudah sangat
sepi. Sesekali saja ada truk yang lewat. Udara sangat lembab dan basah.
Becek-becek bekas hujan yang menderas menjelang magrib tadi masih
tampak. Gemerlap bintik-bintik air di daun kenari terkena sinar lampu. Di
langit bulan kuning remang-remang tersaput mendung tipis.
d. Paragraf Narasi (kisahan)
 Ingin memberi tahu pembaca mengenai sesuatu yang dialami penulis.
 Dengan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia
berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu.
 Menggunakan dimensi waktu (secara kronologis) dengan bantuan kata-
kata seperti mula-mula, pertama-tama, kemudian, lalu, sesudah itu,
akhirnya, dan selanjutnya.
Contoh:
Sore itu kami pergi ke rumah Puspa. Sopir kusuruh memarkir mobil.
Kemudian, kami memasuki gang kecil. Beberapa waktu kemudian, kami
sampai di sebuah rumah yg sederhana seperti rumah-rumah di sekitarnya.
Pintu rumah yg sederhana itu terbuka pelan. Seorang gadis berlari dan
memelukku. Gadis itu tiba-tiba pingsan dan terkulai lemas dalam
pelukanku.

2. Paragraf Berdasarkan Pola Penalaran

a. Deduktif
Gagasan utama berada pada bagian awal paragraf.
Contoh :
Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia telah
mendatangkan devisa bagi negara tercinta ini. Semakin banyak wisatawan
mancanegara yang datang ke Indonesia, semakin banyak pula keuntungan
yang didapat. Para wisatawan itu tentu akan membelanjakan uangnya selama
di Indonesia. Mereka juga akan membeli cendera mata untuk dibawa ke
negaranya. Masyarakat juga akan memperoleh keuntungan materi.

b. Induktif
Gagasan utama berada pada bagian akhir paragraf.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 27


BAHASA INDONESIA

Contoh :
Ketika terjadi perubahan tatanan kepemerintahan di dalam negeri, terjadi
gejolak antara masyarakat dan pemerintah. Melihat kondisi itu, wisatawan
mancanegara enggan datang ke Indonesia. Mereka menganggap bahwa
keadaan di Indonesia tidak aman dan tidak nyaman. Wisatawan mancanegara
yang sudah datang lebih memilih untuk meninggalkan Indonesia. Akibatnya,
jumlah wisatawan mancanegara turun drastis.

c. Campuran
Gagasan utama terletak pada bagian awal dan diulang lagi pada bagian akhir.
Contoh :
Etos kerja masyarakat Jepang sangat tinggi. Mereka juga sangat
berdisiplin. Masalah disiplin sudah mendarah daging bagi mereka. Di rumah,
di tempat umum, di jalan, di kantor, semuanya sangat disiplin. Masyarakat
Jepang layak diteladani. Mereka rajin membaca untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrmpilan. Di mana pun, setiap ada kesempatan, mereka
membaca. Bagi mereka membaca tidak harus di ruang baca. Mereka
melakukannya di dalam gerbong kereta yg melaju, di stasiun, dan bahkan
sambil berdiri antre beli tiket.

3. Paragraf Berdasarkan Urutan dalam Karangan

a. Pembuka atau pengantar


Terletak pada awal karangan, berfungsi mengantarkan bahasan yang akan
disampaika pada paragraf berikutnya.

b. Pengembangan atau isi


Terletak setelah pembuka, berfungsi mengembangkan pokok pikiran yang
telah ditentukan.

c. Penutup
Terletak pada bagian akhir karangan berupa simpulan dari isi.

C. Teknik Pengembangan Paragraf


Teknik pengembangan paragraf secara garis besarnya ada dua macam. Pertama,
dengan menggunakan “ilustrasi” dan yang kedua dengan menggunakan “analisis”. Di
dalam praktiknya, kedua teknik diatas dapat diperinci lagi dengan cara yang lebih
praktis, diantaranya dengan memberikan contoh, dengan menampilkan fakta-fakta,
dengan memberikan alasan-alasan, dan dengan bercerita.

1. Dengan Memberikan Contoh/Fakta


Biasanya pembaca senang membaca paragraf-paragraf yang dikembangkan
dengan cara ini.
Contoh :

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 28


BAHASA INDONESIA

Kegiatan KUD di desa-desa yang belum dewasa sering dicampuri oleh


tengkulak-tengkulak, seperti di Desa Penari. Semua kegiatan KUD selalu
dipantau oleh tengkulak-tengkulak. Kadang-kadang bukan memantau lagi
namanya, tetapi langsung ikut serta menentukan harga gabah penduduk yang
akan dijual ke koperasi. Tengkulak itulah yang mengatur pembagian uang
yang ditangani oleh ketua koperasim mengatur pembelian padi, dan
sebagainya. Demikian pula halnya dalam menjual kembali ke masyarakat.
Harga padi selalu ditentukan oleh tengkulak itu. Dari hasil penjualan ini
tengkulak meminta upah yang cukup besar dari ketua koperasi.

2. Dengan Memberikan Alasan-Alasan


Dalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis
berdasarkan logika, dibuktikan dengan uraian-uraian yang logis dengan
menjelaskan sebab-sebab mengapa demikian.
Contoh :
Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang
pegawai. Oalhraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk
berjam-jam di belakang meja kantor. Kalau tidak demikian, pegawai itu akan
menderita beberapa penyakit karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan
kerja fisik, Kalau pegawai itu menderita sakit, berarti dia membengkalaikan
pekerjaan kantor yang berarti pula melumpuhkan kegiatan negara.

3. Dengan Bercerita
Biasanya pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang
sedang atau sudah berlalu apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara ini.

Contoh :
Kota Wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan sempit
berliku-liku. Bus meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di samping kanan
jurang menganga, tetapi pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus
menyelimuti punggung bukit dan bekas-bekas kawah yang memutih.
Pemandangan itu melalaikan guncangan bus yang tak henti-hentinya berkelak-
kelok. Sesekali atap rumah berderet kelihatan di kejauhan.

Don’t let the


muggles get you
down
-Ron Weasley

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 29


BAHASA INDONESIA

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 30


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Konsep Dasar dan Strategi Analisis Laporan Keuangan


A. Konsep Dasar Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan
yang bertujuan untuk menentukan nilai perusahaan, menemukan risiko bisnis serta data-
data yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Analisis yang dilakukan bersifat
business prospective karena ALK merupakan bagiand dari analisis bisnis.
 Analisis Bisnis
Dilakukan untuk pengambilan keputusan dengan mepertimbangkan keadaan
perusahaan melalui evaluasi terhadap lingkungan bisnis perusahaan, strategi, serta
posisi dan kinerja keuangannya. Setiap informasi keuangan yang didapat
diharapkan dapat menjawab beragam jenis pertanyaan tentang bisnis yang
dianalisis, antara lain mengenai:
- Prospek bisnis di masa depan, perkembangan pasar, SWOT perusahan
- Laba dan kinerja perusahaan
- Kondisi keuangan, risiko keuangan, serta struktur modal perusahaan
- Persaingan pasar baik terkait konsumen ataupun produsen
- Harga saham / nilai intrinsik perusahaan
 Tinjauan: Segitiga Proses Analisis Bisnis

Segitiga-segitiga di atas adalah alur dari analisis laporan keuangan, merangkum


setiap kegiatan yang harus dilakukan dalam menganalisis dan satu persatu akan
dibahas selama perkuliahan ALK berlangsung.

B. Kegunaan dan Pengguna Analisis Laporan Keuangan


 Kegunaan
Secara ringkas, kegunaan dari analisis laporan keuangan adalah meminimalkan
asumsi, ketidakpastian, dan kesalahan dari proses akuntansi. Hal ini dilakukan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 1


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

dengan cara menghilangkan distorsi dari laporan keuangan sehingga laporan


keuangan mencerminkan proses bisnis yang sebenarnya. Hasil dari analisis ini
adalah “laporan keuangan recasted”.
 Pengguna
Analisis laporan keuangan digunakan oleh:
- Investor/calon investor: untuk menganalisis keadaan ekuitas perusahaan serta
menilai “downside risk & upside potential” yang dimiliki. Dapat dilakukan
dengan cara:
o Analisis charting yaitu melihat pola historis harga dan volume saham
serta prediksi harga saham di masa depan
o Analisis fundamental yaitu menghitung dengan tepat nilai intrinsik
saham perusahaan dan menganalisis faktor yang memengaruhi.
- Analis
- Kreditor: menggunakan analisis kredit untuk menentukan “credit worthiness”
dari sebuah perusahaan sebelum memberikan kredit atau untuk menilai
kemampuan bayar setelah pemberian kredit. Adapun kondisi kredit
perusahaan dapat dilihat melalui:
o Likuiditas (kemampuan membayar utang jangka pendek) yang dapat
dinilai melalui arus kas lancar, perbandingan aset lancaar dan utang,
serta likuiditas aset yang dimiliki perusahaan.
o Solvabilitas (kemampuan membayar utang jangka pendek) yang dapat
dinilai melalui kondisi struktur modal perusahaan.
- Direksi/manajer
- Auditor
- Regulator
- Serikat pekerja

C. Alat Analisis Laporan Keuangan


 Comparative Analysis
Digunakan untuk mengevaluasi keterkaitan antar laporan keuangan. Hasil dari
analisis ini berupa gambaran (trend) dari data keuangan yang dimiliki perusahaan,
dan dapat disajikan dalam bentuk “year-to-year change analysis” serta “index-
number trend analysis”.
 Common-size Analysis
Digunakan untuk mengevaluasi “internal make-up” atas laporan keuangan dan
mengevaluasi pos (akun) pada laporan keuangan antar entitas. Hasilnya berupa
gambaran proporsionalitas ukuran aset, utang, pendapatan dan beban.
 Ratio Analysis
Digunakan untuk mengevaluasi hubungan 2 atau lebih unsur yang penting
secara ekonomis (berdasarkan data laporan keuangan). Tipenya a.l.:
- Credit risk analysis, ada dua:

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 2


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

o Likuiditas: current ratio, acid-test ratio, collection period, days to sell


inventory, dsb.
o Struktur modal dan solvabilitas: total debt to equity, long-term debt to
equity, times interest earned, dsb.
- Profitability, ada tiga:
o Return on investment: return on asset/equity
o Operating performance: gross profit margin, operating profit margin
(pretax), net profit margin
o Asset utilization: cash turnover, accounts receivable turnover, inventory
turnover, working capital turnover, PPE turnover, total asset turnover,
dsb.
- Valuation: price-to-earnings, earnings yield, dividend yield, dividend payout
rate, price-to-book, etc.
 Cash Flow Analysis
Digunakan untuk mengevaluasi sumber pendanaan perusahaan dan
penggunaan dana. Dapat dihitung dengan rumus:
pendapatan = operasional + investasi
 Valuation
Digunakan untuk menilai debt (bond) dan ekuitas. Dapat dilakukan dengan 3
metode, antara lain free cash flow, DDM, dan residual income.

D. Analisis Lingkungan Bisnis dan Strategi


Merupakan tahap pertama dari analisis bisnis, dilakukan sebelum masuk ke
analisis laporan keuangan. Terdiri atas dua tahap, yaitu:
- Analisis industri: analisis yang dilakukan pada ilingkungan industri yang dapat
memengaruhi bisnis perusahaan, seperti:
o Persaingan antar pelaku bisnis (rival), semakin banyak pesaing maka
dapat berdampak buruk bagi perusahaan karena perusahaan tidak
mempunyai kekuatan karena keputusan ada pada pelanggan.
o Ancaman munculnya kompetitor baru, tingkat kesulitan bagi
kompetitor baru untuk masuk ke dalam bisnis dapat menunjukkan
kondisi lingkungan bisnis dan menilai kekuatan perusahaan.
o Daya tawar pelanggan, jika daya tawar pelanggan tinggi, berarti
pelanggan memiliki kekuatan dan hal itu kurang baik karena
perusahaan harus mengikuti pelanggan, sedangkan jika daya tawar
pelanggan rendah, itu berarti pelanggan tidak punya banyak pilihan
selain mengambil barang dari perusahaan. Hal ini dapat dipengaruhi
oleh jumlah penjual serta selera pelanggan.
o Daya tawar pemasok, jika daya tawar pemasok tinggi, maka
perusahaan tidak punya pilihan selain mengambil barang dari pemasok

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 3


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

tersebut, misal jika hanya ada satu pemasok untuk barang tertentu,
maka perusahaan harus mengikuti harga dari pemasok.
o Ancaman dari produk subsitusi, adanya produk subsitusi dapat
mengancam kelangsungan bisnis perusahaan karena perusahaan
kehilangan kekuatannya di pasar disebabkan oleh adanya pengganti
barang yang dijual perusahaan yang mungkin lebih murah.
- Analisis strategi kompetitif: evaluasi atas keputusan bisnis perusahaan dan
keberhasilan perusahaan membangun keunggulan kompetitifnya.
o Daya saing biaya (cost leadership), merupakan kemampuan perusahaan
untuk menekan biayanya sehingga harga produknya dapat bersaing di
pasaran
o Diferensiasi produk, merupakan strategi perusahaan untuk
mengembangkan bisnisnya dengan produk-produk lain yang
melengkapi produk utamanya, atau bahkan produk lain di luar
produksi utamanya dalam rangka lebih memperkenalkan
perusahaannya dengan terjun ke berbagai bisnis.
o Kekuatan dan kelemahan, adalah keadaan internal perusahaan yang
dapat dikelola untuk melakukan bisnis dengan lebih optimal
o Peluang dan ancaman, di dapatkan perusahaan dari luar.
Secara singkat, analisis lingkungan bisnis dan strategi adalah suatu analisis dasar untuk
menilai apakah suatu perusahaan dapat survive dalam lingkungan bisnis tertentu,
dapat untung dan dapat berkembang di kemudian hari.

E. Analisis Akuntansi
Merupakan proses evaluasi sejauh mana akuntansi perusahaan mencerminkan
realitas ekonomi. Hal ini dilakukan dengan mempelajari transaksi dan peristiwa
perusahaan, menilai dampak kebijakan akuntansi terhadap laporan keuangan,
menyesuaikan laporan tersebut agar lebih mencerminkan keadaan ekonomi yang
sebenarnya serta lebih sesuai untuk analisis. Output dari analisis akuntansi adalah
sebuah laporan keuangan baru yang hanya digunakan untuk pengambilan keputusan
bernama “recasted financial statement”.
Laporan keuangan disusun dengan dasar akuntansi yang memiliki sangat
banyak estimasi, asumsi, serta judgement. Hal ini dapat menjadi bias ketika pembuat
laporan keuangan memiliki kepentingan politik tertentu sehingga laporan keuangan
tidak menunjukkan keadaan bisnis sesungguhnya walaupun masih memenuhi standar.
Keterbatasan akuntansi ini menimbulkan masalah:
- Masalah perbandingan, muncul ketika perusahaan yang berbeda menerapkan
akuntansi yang berbeda untuk transaksi atau peristiwa yang sama, atau ketika
perusahaan mengubah kebijakan akuntansinya dalam suatu waktu sehingga
terjadi kesulitan perbandingan sementara.
- Distorsi akuntansi, merupakan penyimpangan informasi akuntansi dari
ekonomi yang mendasarinya. Dapat muncul dalam beberapa bentuk:

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 4


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

o Estimasi manajemen salah atau tidak lengkap


o Manajer “mempercantik” laporan keuangan
o Standar akuntansi gagal menangkap realitas ekonomi
- Risiko akuntansi, merupakan ketidakpastian dalam analisis laporan keuangan
karena distorsi akuntansi.

F. Analisis Keuangan
Merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan
kinerja keuangan perusahaan dan untuk menilai kinerja di masa depan. Beberapa
contoh analisis yang diperlukan:
- Apakah perusahaan memiliki sumber daya untuk berkembang?
- Apakah perusahaan memiliki sumber daya untuk berinvestasi?
- Apakah yang menjadi sumber keuntungan perusahaan?
- Seberapa kuat posisi keuangan perusahaan?
- Apakah laba yang dicapai sesuai dengan ramalan analis?
Secara garis besar, analisis keuangan terbagi 3:
 Analisis profitabilitas: evaluasi atas tingkat pengembalian investasi
 Analisis risiko: evaluasi atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi
komitmennya (solvabilitas dan likuiditas)
 Analisis arus kas: evaluasi bagaimana perusahaan mendapatkan dan
menggunakan dana/kas yang dimilikinya

G. Analisis Prospektif
Merupakan peramalan hasil di masa depan – biasanya laba, arus kas, atau
keduanya. Analisis ini ditarik dari analisis akuntansi, analisis keuangan, serta analisis
lingkungan bisnis dan strategi. Output analisis prospektif adalah hasil yang
diharapkan (expeced payoffs) di masa depan yang digunakan untuk mengestimasi
nilai intrinsik dari perusahaan.

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu, seperti untuk Tuhan dan
bukan untuk manusia.

Termasuk belajar, karna studimu juga merupakan ibadahmu.


Semangat! (masih pertemuan 1 hehe) c:

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 5


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Konsep Analisis Akuntansi


A. LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan perusahaan/komersial (WAJIB menurut Standar Akuntansi Keuangan
(SAK)) terdiri dari :
1. Laporan Posisi Keuangan / Neraca (Balance Sheet / Statement of Financial Position)
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
3. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Equity)
4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)
5. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement)
Laporan keuangan perusahaan/komersial (TIDAK WAJIB), seperti F/S interim, laporan
perkembangan ekonomi / industri / perusahaan, laporan proforma, dll)
*) Untuk F/S interim harus memperhatikan efek musiman (seasonality) dan penyesuaian
pada akhir periode (year-end adjustment) karena F/S umumnya disusun untuk 1 periode
akuntansi (1 tahun)

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN F/S


1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Internasional Financial Reporting Standards
(IFRS)
2. Aturan pemerintah/regulator (peraturan menteri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), &
Pasar Modal/Bursa Efek)
3. Kebijakan manajemen perusahaan (karena manajemen adalah pihak yang
bertanggung jawab untuk menyusun F/S secara fair, akurat, menerapkan akuntansi
untuk menggambarkan aktivitas bisnis)
4. Mekanisme monitoring & penegakan ketentuan
o Peran auditor eksternal (pemberi opini atas F/S perusahaan)
o Corporate governance (persetujuan F/S oleh dewan direksi, peranan internal
auditor, serta peranan komite audit untuk mengawasi proses akuntansi,
internal control, & internal auditor)
o Ancaman tuntutan hukum (litigation) dari pihak internal maupun eksternal
perusahaan selaku pengguna F/S (kreditor / lender, shareholder, serikat
pekerja, karyawan, dan konsumen)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 6


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

C. INSTITUTIONAL FRAMEWORK DARI LAPORAN KEUANGAN

First Level: Second Level: Third Level: Recognition,


Basic Fundamental Measurement, &
Objective Concepts Disclosure Concepts

Tingkatan satu : WHY-untuk apa laporan keuangan disusun?

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 7


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Fundamental quality

1. Relevance a. Predictive value : informasi keuangan harus


menjadi input dalam memprediksi untuk
Informasi disebut
membentuk ekspektasi pengguna terkait masa
relevan, jika informasi
depan
keuangan tersebut
mampu mempengaruhi Contoh: Jika investor potensial tertarik untuk
pengambilan keputusan. membeli saham biasa dari PT KAMU..IYA KAMU,
Financial information maka mereka akan menganalisis aset dan klaim atas
mampu membuat aset tersebut, pembayaran dividen, dan kinerja
perbedaan keputusan pendapatan tahun-tahun sebelumnya, untuk
jika informasi tersebut memprediksi nilai, waktu, dan tidak kepastian dari
memiliki predictive arus kas PT KAMU..IYA KAMU di masa
value, confirmatory mendatang.
value dan mengandung
b. Confirmatory value : informasi relevan juga
nilai yang termasuk
membantu para user untuk mengkonfirmasi atau
materill
mengkoreksi ekspektasinya.
Contoh: Ketika PT OAOE menerbitkan laporan
keuangan akhir tahun, maka informasi keuangan
tersebut mengkonfirmasi atau merubah ekspektasi
masa lalu (atau masa kini), yang berdasarkan
evaluasi sebelumnya.
c. Materiality : Informasi menjadi material, ketika
tidak disajikan atau salah saji informasi tersebut
akan mempengaruhi keputusan pengguna. Masing-
masing individu perusahaan menentukan apakah
suatu informasi adalah material, dengan
mempertimbangkan sifat dan ukuran dari item-item
tersebut. Jika informasi dirasa tidak mempengaruhi
keputusan atau bersifat immaterial,maka sebaiknya
tidak dilaporkan.
Contoh: Pengeluaran peralatan Rp50 juta akan
tidak material bagi perusahaan dengan aset Rp50
milyard (0,1%), sehingga dapat diakui sebagai
beban (expense). Tapi akan material bagi
perusahaan dengan aset Rp1 milyard (5%),
sehingga diakui sebagai asset. Sejatinya tidak ada
aturan pasti terkait nilai dari materilitas, hanya saja
banyak Perusahaan dan auditors umumnya
menerapkan rule of thumb bahwa item yang
bernilai < 5% dari net income, dipertimbangkan
immaterial.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 8


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

2. Faithful a. Completeness: Completeness berarti bahwa


Representation seluruh informasi yang dibutuhkan harus tersedia.
Faithful representatif Contoh: ketika PT OAOE gagal menyediakan
berarti bahwa angka- informasi yang dibutuhkan untuk menilai value
angka dan deskripsi-nya allowance dari receivables, informasi tersebut
sesuai dengan apa yang tidak lengkap, dan tidak faithful representation.
sebenarnya ada atau
b. Neutrality: Neutrality berarti bahwa perusahaan
terjadi. Agar faithful
tidak memilih informasi tertentu yang hanya
representation, informasi
menguntungkan salah satu pihak. Artinya informasi
harus lengkap, neutral,
yang disajikan bersifat kredibel dan tidak bias.
dan bebas dari
kesalahan. Contoh: dalam notes to financial statements,
perusahaan rokok seharusnya tidak
menyembunyikan informasi terkait beberapa
tuntutan hukum yang dihadapi karena masalah
kesehatan,—meskipun pengungkapan tersebut
dapat merusak nama perusahaan.
c. Free from Error: Item informasi yang bebas dari
kesalahan material akan lebih akurat.
Contoh: jika PT OAOE salah saji kerugian atas
pinjamannya, laporan keuangannya akan
misleading dan tidak faithful representation.
Bagaimanapun, bukan berarti laporan keuangan
harus seutuhnya bebas dari kesalahan. Hal ini
dikarenakan perusahaan banyak menggunakan
estimasi dalam perhitungan berbagai item
keuangan. Contohnya ketika management
mengestimasi nilai uncollectible accounts untuk
menentukan bad debt expense atau ketika
mengestimasi masa manfaat asset dan nilai sisanya.

3. Enhancing Qualities a. Comparability: Agar dapat dibandingkan maka


informasi perlu diukur dan dilaporkan dengan cara
Merupakan pelengkap
yang serupa oleh perusahaan-perusahaan berbeda
karakteristik kualitatis.
dalam industri yang sama.
Karakteristik-karakteristik
ini membedakan Contoh: agar dapat dibandingkan, informasi asset
informasi yang lebih dari PT ABC dan PT XYZ, maka informasi tersebut
berguna dari yang perlu diukur dan dilaporkan dengan perlakuan
kurang berguna. akuntansi yang sama. Ini merupakan perbandingan
secara horizontal. Sedangkan untuk melakukan
perbandingan secara vertikal harus memiliki
consistency dalam menggunakan kebijakan
akuntansi dari periode ke periode dalam satu
perusahaan yang sama. Contoh, ketika PT ABC
menggunakan metode FIFO untuk menilai

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 9


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

inventoriesnya, maka perlakuan tersebut


diterapkan seterusnya dari periode ke periode
sehingga perusahaan dapat membandingkan
inventorynya tiap periode.
b. Verifiability: Verifiability terjadi apabila terdapat
pihak independen yang mengukur, dengan
menggunakan metode yang sama, akan
mendapatkan hasil yang sama pula.
Contoh: Dua auditor independen yang berbeda
menghitung persediaan PT Indonesia dan
mendapatkan hasil yang sama terkait perhitungan
fisik persediaan. Verifikasi nilai dari suatu aset
dapat terjadi dengan menghitung persediaan
(disebut sebagai direct verification).
c. Timeliness: Timeliness berarti menyediakan
informasi kepada pembuat keputusan sebelum
informasi tersebut kehilangan kapasitasnya untuk
mempengaruhi keputusan.
Contoh: jika PT Indonesia menunggu untuk
melaporkan hasil interim-nya setelah 9 bulan dari
akhir periode pelaporan, informasi tesebut akan
kurang bernilai bagi tujuan decision making.
d. Understandbility: Laporan keuangan berguna
apabila dapat dimengerti oleh pengguna.
Understandability meningkat ketika informasi
diklasifikasikan, dikarakteristikan, disajikan secara
jelas dan padat.
Contoh: PT Indonesia menerbitkan laporan
triwulan yang menunjukan pendapatan interim
telah turun secara signifikan. Laporan ini
memberikan informasi yang relevant dan faithfully
represented untuk tujuan decision-making. Bagi
yang paham informasi keuangan, mereka akan
menjual saham PT Indonesia, namun bagi yang
tidak paham, mereka akan mengabaikan informasi
tersebut.

Level pertama dari kerangka kerja konseptual membahas mengenai “mengapa”. Oleh
karena itu, objek kerangka kerja berfokus pada tujuan dasar pelaporan keuangan.
Tujuan dasar pelaporan keuangan yaitu untuk menyediakan informasi keuangan
mengenai entitas pelaporan yang bermanfaat bagi investor modal saat ini dan
potensial, peminjam, dan kreditur lain dalam membuat keputusan-keputusan dalam
kapasitasnya sebagai penyedia modal. Dalam kata lain, tujuan financial reporting
adalah:

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 10


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

1. Menyediakan informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit;


2. Menyediakan informasi yang berguna dalam menilai arus kas masa depan;
3. Menggambarkan sumber daya perusahaan dan klaim atas sumber daya
tersebut serta perubahannya.

Tingkatan kedua : konsep fundamental


Tingakatan kedua terdiri dari syarat kualitatif yang menjadikan laporan keuangan
bernilai dan sesuai tujuan dan mendeskripsikan tentang element laporan keuangan.
Syarat kualitatif
Syarat kualitatif diklasifikasikan menjadi fundamental quality dan enhancing quality
yang sama-sama dapat mempengaruhi nilai dari laporan keuangan.
Tingkatan ketiga : HOW-bagaimana mengimplementasikan laporan keuangan?

D. PROBLEM INFORMASI AKUNTANSI


1. Relevance >< reliability (dalam rangka pengambilan kepu-tusan ekonomis)
2. Principles of accounting
 Accrual basis (income) >< cash basis (cash flow)  terkait pengakuan revenue
& expense
 Historical cost >< fair value
 Materiality
 Conservatism (terkait waktu pengakuan gain & loss)
3. Limitations of financial statement information
 Timeliness (periodic disclosure, not real-time basis)
 Frequency (quarterly & annually)
 Forward looking (limited prospective information)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 11


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

E. ACCRUALS & CASH FLOWS


Basis Akrual adalah “penyandingan pendapatan dan biaya pada periode di saat terjadinya”,
bukan pencatatan pada saat pendapatan tersebut diterima ataupun biaya tersebut
dibayarkan (Cash Basis). Akuntansi berbasis akrual selain mencatata transaksi pengeluaran
dan penerimaan kas, juga mencatat jumlah hutang dan piutang organisasi. Oleh karena itu,
akuntansi berbasis akrual memberikan gambaran yang lebih akurat atas kondisi keuangan
organisasi daripada akuntansi berbasis kas. Namun, jelas bahwa catatan menggunakan basis
akrual lebih kompleks daripada basis kas.
Basis akrual lebih baik karena
1. Matching revenue and expense
2. Banyak aktivitas perusahaan tidak mengandung kas
3. Lebih menggambarkan keadaan perusahaan
AKRUAL DAN CASH – MITOS
- Nilai perusahaan ergantung pada arus kas masa depan dan hanya kas yang relevan
untuk penilaian
- Semua arus kas adlah nilai yang relevan
- Semua penyesuaian nilainya tidak relevan
- Arus kas tidak dapat dimanipulasi
- Semua pendapatan dimanipulasi
- Tidak mungkin secara konsisten mengelola pendapatan
AKRUAL DAN CASH – FAKTA
- Akuntasi akrual lebih relevan daripada arus kas
- Arus kas dapat lebih diandalkan daripada akrual
- Angka-angka akrual tunduk pada distorsi akuntansi
- Nilai perusahaan dapat ditentukan dengan nilai akrual

F. KONSEP EKONOMI PENDAPATAN


1. Economic income
- Mengukur perubahan kekayaan pemegang saham
- Cash flow + present value of expected future cash flow
- Berguna jika tujuan analasis adalah menentukan pengembalian pasti ke pemegang
saham periode tsb.
- Kurang berguna untuk memperkirakan potensi penghasilan di masa datang
2. Permanent income
pendapatan rata-rata yang stabil yang diharapkan dari suatu bisnis selama hidupnya,
mengingat kondisi bisnis saat ini)
3. Operating income
Pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan operasional

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 12


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

THE CONCEPTS OF INCOME (ACCOUNTING)


1. Berdasarkan konsep akuntansi akrual
2. Tujuan utama adalah pengukuran pendapatan\
3. Ada 2 proses utama :
- Revenue recognition
- Expense matchhing
Terdapat perbedaan alasan antara akuntansi dan economic income, yaitu karena :
1. Alternative income consept
2. Historical cost
3. Transaction basis
4. Conservatism
5. Earning management

FAIR VALUE ACCOUNTING


Nilai aset & liabilitas ditentukan berdasarkan nilai wajar (biasanya harga pasar) pada
tanggal pengukuran (mis., Sekitar tanggal F / S)
Kelebihan Fair Value Daripada Historical Cost
- Mencerminkan informasi terkini
- Kriteria pengukuran konsisten
- Comparability
- Tidak ada bias conservatism
- Lebih berguna untuk analisis keuangan
Kekurangan
- Objektivitas rendah
- Rentan manipulasi
- Kurang conservatism
- Volatilitas pendapatan yang berlebihan
Implikasi Untuk Analisis
- Fokus pada balance sheet
- Pendapatan yang disajikan kembali
- Menganalisis penggunaan input
- Menganalisis financial liabilities
-
G. ANALISIS AKUNTANSI
- Permintaan untuk analisis akuntansi: Menyesuaikan distorsi akuntansi sehingga
laporan keuangan lebih baik mencerminkan realitas ekonomi
- Menyesuaikan F / S tujuan umum untuk memenuhi tujuan analisis spesifik dari
pengguna tertentu
Sumber distorsi akuntansi:
1. Standar akuntansi, dikaitkan dengan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 13


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

(1) proses politik penetapan standar,


(2) prinsip dan asumsi akuntansi,
(3) konservatisme
2. Kesalahan estimasi, dikaitkan dengan kesalahan estimasi yang melekat dalam
akuntansi akrual
3. Keandalan> <relevansi, dikaitkan dengan penekanan yang berlebihan pada
keandalan dengan hilangnya relevansi
4. Manajemen laba, dikaitkan dengan window-dressing F / S oleh manajer untuk
mencapai keuntungan pribadi
Tujuan Analisis
1. Analisis komparatif, permintaan untuk perbandingan keuangan lintas perusahaan dan
/ atau lintas waktu
2. Pengukuran pendapatan, permintaan UNTUK :
- perubahan kekayaan ekuitas
- ukuran kekuatan pendapatan
karena ini sesuai dengan dua konsep pendapatan alternatif Pendapatan ekonomi (atau
keuntungan ekonomi secara empiris) Penghasilan permanen (atau keuntungan yang
berkelanjutan secara empiris)

H. EARNINGS MANAGEMENT (FREQUENT SOURCE OF DISTORTIONS)


 Strategies
1. Increasing reported income, dengan menyesuaikan income dengan metode
akrual
2. Big bath , dengan melakukan penghapusan pada 1 periode untuk meringankan
periode lainnya
3. Income smoothing melakukan penurunan/peningkatan pendapatan untuk
,emgurangi volatilitas
 Motivations
1. insentif kontrak, sesuaikan angka yang digunakan dalam kontrak yang
memengaruhi kekayaan mereka (mis., Kontrak kompensasi)
2. efek harga saham, sesuaikan angka untuk memengaruhi harga saham untuk
keuntungan pribadi (mis., Merger, opsi, atau penawaran saham)
3. alasan lain,
1. sesuaikan angka dengan dampak tuntutan tenaga kerja (tuntutan serikat
pekerja),
2. perubahan manajemen (efek mandi besar),
3. pandangan masyarakat (mengurangi biaya politik, pengawasan dari lembaga
pemerintah  regulator antimonopoli & lembaga pajak, dapatkan bantuan
dari pemerintah  subsidi & perlindungan dari kompetisi asing)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 14


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Mechanism
1) income shifting (mempercepat atau menunda pengakuan pendapatan atau
pengeluaran untuk mengalihkan pendapatan dari satu periode ke periode lain)
2) classificatory earnings management (secara selektif mengklasifikasikan
pendapatan dan pengeluaran di bagian tertentu dari laporan laba rugi untuk
memengaruhi kesimpulan analisis mengenai sifat berulang dari item-item ini)
3) Analysis implications
Memeriksa insentif untuk manajemen laba
Memeriksa reputasi & sejarah manajemen
Memeriksa pola yang konsisten
Memeriksa peluang manajemen laba

I. PROCESS OF ACCOUNTING ANALYSIS


Analisis akuntansi melibatkan beberapa proses dan tugas yang saling terkait yang dapat
dikelompokkan ke dalam dua bidang yang luas
- Mengevaluasi kualitas laba
1. Identifikasi dan nilai kebijakan akuntansi utama
2. Mengevaluasi tingkat fleksibilitas akuntansi (perubahan kebijakan & perkiraan
akuntansi)
3. Tentukan strategi pelaporan
4. Identifikasi dan nilai "RED FLAG" (item yang mengingatkan analis untuk masalah
yang berpotensi lebih serius)
- Menyesuaikan F / S
Identifikasi, ukur, dan lakukan penyesuaian yang diperlukan untuk F / S untuk lebih
melayani tujuan analisis seseorang

J. AUDITING & F/S ANALYSIS


Audit mengidentifikasi kesalahan dan penyimpangan, yang jika tidak terdeteksi secara
material akan mempengaruhi pernyataan ini ‘kewajaran penyajian atau kesesuaiannya
dengan standar akuntansi
Implikasi analisis terkait dengan proses audit (risiko audit), standar audit, pendapat auditor,
dan regulator
Jenis kualifikasi audit Kutukan tidak akan
- WTP hilang dan akan
- WDP diganti kutukan
- TAK WAJAR lainnya
- TAK MENBERIKAN PENDAPAT

Perempuan Tanah Jahanam (2019)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 15


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Implementasi dalam Analisis Akuntansi


A. Recasting Financial Statements
1. Tujuan
Tujuan dari recasting financial statements adalah untuk menghasilkan laporan
keuangan yang bebas dari distorsi akuntansi dan lebih mencerminkan realitas
bisnis dari suatu perusahaan.
2. Format
Sebenarnya tidak ada aturan format baku dalam penyusunan recasted
financial statements, kita bisa tetap menggunakan format laporan keuangan
yang biasanya.
Namun, untuk mempermudah dalam menemukan distorsi akuntansi dan
membatalkannya, format yang disarankan adalah sebagai berikut.
a. Recasted Statement of Comprehensive Income

Remeasurement

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 16


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

b. Recasted Balance Sheet


1) Bedakan antara Operating dan Financial Assets dan Liabilities
2) Operating Assets – Operating Liabilities = Net Operating Assets
3) Financial Assets – Financial Liabilities = Net Debt
4) Net Operating Assets – Net Debt = Equity

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 17


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

B. Distorsi dalam Aset, Liabilitas, dan Ekuitas


1. Distorsi Aset
a. Distorsi aset dapat terjadi apabila ada ambiguitas mengenai:
1) Apakah perusahaan benar-benar memiliki/menguasai aset yang
dapat menghasilkan economic benefit tersebut secara penuh?
Contoh: pada transaksi leasing, siapa yang memiliki/menguasai
aset? ketika perusahaan menjual piutangnya, siapa yang
memiliki/menguasai piutang tersebut?
2) Apakah future economic benefit yang dihasilkan aset tersebut bisa
diukur dengan pasti (reasonable certainty)?
Untuk aset tetap, hal ini mungkin bisa dijawab. Namun, apabila
asetnya adalah aset tak berwujud, tentu harus dilakukan
judgement yang tepat agar nilai aset tak berwujud tidak
dilaporkan dengan jumlah yang salah di laporan keuangan.
Contoh: apakah biaya R&D harus dibebankan saja ataukah
dikapitalisasi? berapa nilai goodwill PT X?
3) Bagaimana nilai wajar (fair value) aset? Apakah nilai wajarnya
jatuh apabila dibandingkan dengan book valuenya? Lalu,
bagaimanakah impairmentnya?
Hal ini bisa terjadi, bahkan walaupun itu bukan kesalahan
perusahaan. Salah satu penyebabnya adalah dampak dari
perkembangan teknologi.
Contoh: Perusahaan BlackBerry memiliki fair value aset di bawah
book valuenya. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang
pesat (adanya OS Android) dan keteguhan BlackBerry untuk
mempertahankan security-nya dibandingkan memprioritaskan
kenyamanan dan kepraktisan bagi konsumen.
Untuk impairment, perusahaan bisa jadi menilai asetnya terlalu
tinggi sehingga impairment tidak dilakukan, dan sebaliknya.
b. Overstated Assets
Overstated assets seringkali terjadi ketika manajemen mempunyai
insentif untuk meningkatkan laba, aset bersih, atau ekuitas yang
dilaporkan. Beberapa overstatement aset yang sering terjadi adalah
sebagai berikut.
1) Menunda menghapus ataupun impairment aset, baik aset lancar
maupun aset tetap.
2) Estimasi yang terlalu rendah atas cadangan (misal: Allowance for
Doubtful Accounts).
3) Mempercepat pengakuan pendapatan (banyak penjualan yang
dilakukan secara kredit).
4) Adanya understatement atas beban penyusutan atau amortisasi.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 18


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

c. Understated Assets
Understated assets seringkali terjadi ketika manajemen mempunyai
insentif untuk meningkatkan return on equity (RoE), atau ketika
sebuah perusahaan sedang mempunyai kinerja yang sangat bagus
sehingga ia memutuskan untuk “menyimpan” sebagian pendapatannya
untuk berjaga-jaga apabila suatu saat nanti kondisi perusahaan
menurun. Beberapa understatement aset yang sering terjadi adalah
sebagai berikut.
1) Overstatement atas penghapusan ataupun impairment aset, baik
aset lancar maupun aset tetap.
2) Estimasi yang terlalu tinggi atas cadangan (misal: Allowance for
Doubtful Accounts).
3) Adanya overstatement atas beban penyusutan atau amortisasi.
4) Adanya lease assets yang tidak dilaporkan di neraca (karena
dicatat sebagai operating lease).
5) Menghapuskan piutang walaupun sebenarnya masih bisa tertagih.
6) Tidak mencatat aset tak berwujud di neraca.
2. Distorsi Liabilitas
a. Distorsi liabilitas dapat terjadi apabila ada ambiguitas mengenai:
1) Apakah kewajiban telah terjadi?
Contoh: pada joint operation (JO), beberapa perusahaan bekerja
sama untuk menyelesaikan satu proyek, kita harus berhati-hati
dalam mencatat kewajiban yang terjadi.
2) Bagaimana pengukuran besar kewajiban?
Contoh: ketika salah satu produk Samsung memiliki masalah pada
baterai sehingga bisa meledak, banyak sekali garansi yang diklaim
pelanggan. Samsung pun mencatat kewajiban garansinya terlalu
rendah saat itu sehingga agak kewalahan.
Distorsi liabilitas yang sering terjadi adalah understated liabilities.
b. Understated Liabilities
Understated liabilities seringkali terjadi ketika manajemen memiliki
insentif untuk meningkatkan laba dan menurunkan utang, juga ketika
manajemen kesulitan mengestimasi nilai financial commitment ke
depannya. Beberapa understatement liabilitas yang sering terjadi adalah
sebagai berikut.
1) Pencatatan pendapatan yang terlalu agresif (misalnya mencatat
unearned revenue langsung sebagai revenue).
2) Mencatat sewa sebagai operating lease sehingga kewajibannya
tidak tercatat di neraca.
3) Menilai kewajiban pensiun terlalu rendah.
3. Distorsi Ekuitas
a. Distorsi ekuitas biasanya terjadi karena adanya distorsi pada aset
dan/ atau liabilitas.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 19


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

b. Distorsi ekuitas bisa juga terjadi karena adanya hybrid securities,


misalnya convertible bonds.
4. Tips untuk Membuat Recasted Financial Statement
a. Pahami kembali materi Akuntansi Keuangan Menengah dan
Manajemen Keuangan, karena kedua mata kuliah itu adalah dasar
untuk melakukan recasting.
b. Lakukan langkah-langkah recasting secara runtut.

Pertemuan 1: Oh, oke, masih bisa


Pertemuan 2: Hmmmmmm apa ini
Pertemuan 3: AAAAAAAAAAAAA

- Cerita singkat dari salah satu


mahasiswa yang mempelajari
ALK di semester ini

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 20


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis Aktivitas Pendanaan


ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN
Kewajiban (liabilities) adalah klaim pihak luar atas aset dan sumber daya perusahaan saat ini
dan masa depan. Kewajiban pendanaan adalah seluruh pendanaan kredit seperti wesel
bayar jangka panjang dan obligasi, pinjaman jangka pendek, serta sewa. Sedangkan
kewajiban operasi adalah kewajiban yang timbul akibat aktivitas operasi seperti kreditor
perdagangan, kredit yang ditangguhkan dan kewajiban pensiun. Secara umum, kewajiban
dibagi menjadi dua yaitu kewajiban lancar (current) dan tidak lancar (non-current).
Ekuitas adalah klaim pihak luar atas aset bersih perusahaan. Namun, klaim kreditor lebih
kuat daripada klaim pemilik ekuitas sehingga kewajiban kreditor akan didahulukan apabila
terjadi sesuatu di perusahaan. Selain itu, pemegang saham (pemilik ekuitas) menghadapi
risiko maksimum saat bangkrut namun juga mendapat pengembalian residu perusahaan.

Analisis aktivitas pendanaan

Tinjauan Sewa: Imbalan Pasca Kontijensi dan Ekuitas pemegang


Kewajiban: Pensiun: Komitmen: saham:
- Akuntansi dan
- Kewajiban lancar pelaporan sewa - Imbalan Pensiun - Analisis - Saham modal
kontijensi
- Kewajiban tak - Analisis sewa - Imbalan pasca - Laba ditahan
lancar pensiun lainnya - Analisis
-Menyesuaikan - Kewajiban pada
komitmen
- Analisis laporan keuangan - Pelaporan dan ‘ujung’ ekuitas
kewajiban analisis imbalan
pascapensiun

A. KEWAJIBAN
1. Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek) adalah kewajiban yang harus
dilunasi dengan aset lancar atau dengan memunculkan kewajiban lancar lainnya
dalam periode mana yang lebih panjang antara satu tahun atau satu siklus operasi
perusahaan. Kewajiban lancar dapat dibagi menjadi kewajiban lancar yang
muncul dari aktivitas operasi dan dari aktivitas pendanaan. Kewajiban lancar dari
aktivitas operasi muncul dari utang pajak, unearned revenue, utang usaha, beban
gaji, dan kewajiban lain yang berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan.
Sedangkan kewajiban lancar dari aktivitas pendanaan bersumber dari pinjaman
jangka pendek, bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo, dan utang bunga.

2. Kewajiban Tak Lancar


Kewajiban tak lancar (kewajiban jangka panjang) adalah kewajiban yang jatuh
temponya tidak dalam waktu satu tahun atau siklus operasi perusahaan yang
lebih panjang. Kewajiban ini berupa obligasi, wesel bayar, dan pinjaman.
Obligasi adalah bentuk kewajiban tak lancar yang umum. Nilai nominal obligasi
dan tingkat kupon akan menentukan besaran yang dibayarkan kepada kreditor.
Obligasi dimungkinkan dijual dengan diskon (harga dibawah nilai nominal)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 21


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

ataupun premium (harga diatas nilai nominal). Diskon diamortisasi sepanjang


umur obligasi dan menaikkan tingkat bunga sekuritas yang dibayar peminjam
sedangkan premium juga diamortisasi sepanjang umur obligasi namun
menurunkan tingkat bunga sekuritas. Obligasi dilaporkan pada nilai wajar saat
tanggal pelaporan di dalam neraca.
Masalah yang muncul saat utang jangka panjang dilaporkan dalam nilai wajar
adalah nilai utang akan turun saat posisi kredit perusahaan memburuk. Penurunan
ini dilaporkan dalam labarugi perusahaan.
3. Analisis Kewajiban
Analisis didasarkan pada catatan atas laporan keuangan dan penjelasan
manajemen serta dokumen-dokumen terkait. Rekonsiliasi dilakukan untuk
mengecek keakuratan dan kewajaran jumlah utang dengan pengungkapan beban
bunga dan pembayaran bunga utang. Apabila kewajiban dinyatakan lebih rendah
dari seharusnya, maka harus diwaspadai penyajian laba yang lebih tinggi dari
seharusnya karena bebannya dicatat lebih rendah. Berikut adalah fitur penting
dalam analisis kewajiban:
a. Ketentuan utang (tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, pola pembayaran, dan
jumlah),
b. Pembatasan pemakaian sumber daya dan pelaksanaan aktivitas bisnis,
c. Kemampuan dan fleksibilitas untuk memperoleh pendanaan selanjutnya,
d. Kewajiban untuk modal kerja, perbandingan utang terhadap ekuitas (debt-to-
equity),
e. Fitur konversi kewajiban yang bersifat difusi,
f. Larangan atas pembayaran seperti dividen.

B. SEWA
Sewa adalah perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dengan penyewa (lessee)
yang memberi hak kepada lessee untuk menggunakan aset lessor selama masa sewa.
Lessee akan membayar sebesar minimum lease payment (MLP) .
Sewa yang mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan secara substansial dicatat
sebagai perolehan aset dan menimbulkan kewajiban bagi lessee sementara pihak
lessor mencatat sebagai penjualan dan transaksi pendanaan. Sedangkan sewa yang
lain adalah sewa operasi (operating lease) dimana lessee mencatat MLP sebagai
beban sewa dan tidak ada transfer hak milik aset.
Lessee mengatur sewa agar dapat dicatat sebagai operating lease meskipun
sebenarnya banyak karakterikstik capital lease didalamnya. Caranya adalah dengan
melakukan pendanaan diluar neraca (off-balance-sheet financing) dimana aset sewa
dan kewajiban terkait tidak diakui dalam neraca meskipun banyak risiko dan manfaat
yang diperoleh lessee. Sepertiga pendanaan aset tetap pabrik berbentuk sewa.
Pendanaan sewa sangat populer karena dapat meningkatkan penjualan dan dapat
meringankan pembayaran pajak.
1. Klasifikasi dan Pelaporan Sewa
Lessee mencatat sewa sebagai capital lease bila sewa memenuhi minimal satu dari
empat kriteria yaitu:
a. Terdapat transfer kepemilikan dari lessor kpd lessee pada akhir masa sewa,
b. Ada opsi pembelian aset (bargain purchase),
c. Masa sewa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomi aset,

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 22


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

d. Nilai sekarang pembayaran sewa minimum adalah 90% atau lebih dari nilai
wajar dikurangi kredit pajak

Sewa dikategorikan sebagai operating lessee apabila tidak memenuhi salah satu
kriteria diatas.
Jika sewa termasuk capital lease, maka lessee mencatat aset dan kewajiban
sebesar present value dari MLP selama masa sewa (executory cost seperti asuransi,
perawatan, dan pajak ditanggung lessor dikeluarkan). Aset sewa disusutkan
selama masa sewa. Sedang dalam operating lease, lessee mencatat sewa sebagai
beban dan tidak ada transfer kepemilikan aset.
2. Analisis sewa
Aturan akuntansi mensyaratkan lessee untuk mengungkapkan hal hal dibawah ini,
seperti:
a. MLP di masa depan secara terpisah untuk capital lease dan operating lease,
b. Beban sewa untuk masing masing periode yang dilaporkan di laporan
labarugi.

Berikut adalah dampak operating lease dalam laporan keuangan:


a. Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah karena tidak menyajikan
pendanaan sewa dalam neraca sehingga dapat menaikkan rasio solvabilitas
untuk analisis kredit,
b. Operating lease menyajikan aset lebih rendah dari seharusnya sehingga dapat
meningkatkan rasio tingkat pengembalian investasi,
c. Operating lease menunda pengakuan beban dibandingkan dengan capital
lease sehingga akan melaporkan laba lebih tinggi diawal sewa namun
melaporkan laba lebih rendah diakhir sewa,
d. Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah,
e. Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa.

Kemampuan operating lease dalam meningkatkan rasio analisis kredit dan


profitabilitas menjadi insentif utama dalam melakukan pendanaan di luar neraca (
off-balance-sheet financing).
3. Menyesuaikan Laporan Keuangan
Berikut adalah langkah melakukan konversi Operating Lease menjadi Capital
Lease:
a. Menilai apakah operating lease dapat diterima dengan perkiraan periode
setelah lima tahun
Dalam melakukan konversi, diperlukan estimasi dari present value nilai
kewajiban operating lease. Hal ini dapat dilakukan dengan menentukan
tingkat bunga (IRR) yang menghasilkan angka yang sama dengan present
value capital lease,
b. Menghitung nilai sewa
Nilai aset capital lease akan selalu lebih rendah dari kewajibannya dan
dipengaruhi oleh faktor masa sewa, umur ekonomis, dan kebijakan depresiasi
lessee
c. Melakukan estimasi dampak reklasifikasi

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 23


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Meliputi laba bersih pada laporan laba rugi, perubahan di neraca, dan
perubahan nilai rasio.

C. IMBALAN MASA PENSIUN


Manfaat pascapensiun
Ada dua bentuk manfaat pascapensiun (post-retirement benefit) yaitu:
a. Manfaat pensiun (pension benefit) dimana pemberi kerja menjanjikan manfaat
moneter kepada pekerja pascapensiun,
b. Manfaat lain pascapensiun pekerja dimana pemberi kerja menyediakan
manfaat lain seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa kepada pekerja
pascapensiun.
Beban manfaat masa pasca pensiun diakui saat pekerja aktif memberikan jasa
bukan saat manfaat dibayarkan. Estimasi atas beban manfaat diakui sebagai
kewajiban bagi pemberi kerja dimana estimasi sendiri dilakukan oleh aktuaris
berdarakan perkiraan harapan hidup, perputaran pegawai, tingkat kenaikan
kompensasi, biaya perawatan, tingkat pengembalian yang diharapkan, dan
tingkat bunga.
1. Manfaat Pensiun
a. Sifat Kewajiban Pensiun
Perusahaan mempunyai tanggung jawab atas pensiun untuk para pekerja
pasca pensiun berupa program pensiun (pension plan) yang merupakan
janji pemberi kerja untuk menyediakan manfaat bagi pekerja. Ada tiga
pihak dalam perjanjian itu yakni pemberi kerja, pekerja, dan dana pensiun.
Ada dua program peniun, yaitu:
1) Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit Plan)
Adalah manfaat dengan besaran yang pasti yang telah dijanjikan di
awal sehingga pemberi kerja murni menganggung risiko atas dana
pensiun ini.
2) Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution Plan)
Adalah program dimana pemberi kerja membayar kepada lembaga
dana pensiun dalam jumlah yang tetap dan belum diestimasikan secara
tepat berapa jumlah manfaat yang diterima saat pensiun, sehingga
pekerja menanggung risiko atas dana pensiun ini.
b. Ekonomi dan Akuntansi Pensiun
1) Tantangan akuntansi dalam program pensiun ialah membuat estimasi
kewajiban dan beban atas pembayaran kas di tahun yang akan datang,
2) Status pendanaan adalah aset bersih program pensiun (aset program-
kewajiban program). Apabila kewajiban > aset maka program adalah
kurang dana (unfunded) dan apabila kewajiban < aset maka program
adalah lebih dana (overfunded),
3) Perhitungan kewajiban pensiun dipengaruhi oleh banyak faktor
aktuaria sehingga ada komponen keuntungan maupun kerugian
aktuaria (actuaria gain or loss). Kontrak pensiun yang dinegosiasikan
ulang dengan pihak pekerja dapat menimbulkan keuntungan retroaktif
yakni jenis beban tak berulang yang disebut biaya jasa lalu (post service
cost-PSC)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 24


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

2. Manfaat Pascapensiun Lainnya


- Adalah manfaat yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pekerja yang
telah memasuki pensiun dan keluarganya
- Komponen dari manfaat pascapensiun lainnya berupa manfaat perawatan
kesehatan, asuransi jiwa, atau pemberian bantuan perumahan
- Tantangan dari manfaat pascapensiun lainnya serupa dengan manfaat
pascapensiun tetapi terdapat perbedaan diantaranya:
a. Pendanaan manfaat pascapensiun lainnya tidak dapat mengurangi
pajak jadi hanya sedikit pemberi kerja yang melakukan pendanaan
manfaat pascapensiun lainnya
b. Kebanyakan bentuk manfaat pascapensiun adalah jasa yang dijanjikan
dan bukan dalam bentuk uang sehingga lebih sulit diestimasikan.
3. Pelaporan dan Analisis Imbalan Pascapensiun
Tahapan dalam menganalisis manfaat pensiun:
a) Menentukan dan merekonsiliasi kewajiban dan biaya manfaat ekonomi
yang dilaporkan,
b) Membuat penyesuaian yang diperlukan atas laporan keuangan,
c) Mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan,
d) Memeriksa paparan risiko pensiun,
e) Mempertimbangkan implikasi arus kas program manfaat pascapensiun.

Aturan format dalam pelaporan manfaat pascapensiun dan manfaat


pascapensiun lainnya adalah sama.

D. KONTIJENSI DAN KOMITMEN


1. Analisis Kontijensi
Kewajiban kontijensi adalah klaim dari keuntungan atau kerugian potensial atas
sumber daya perusahaan. Kerugian kontijensi dicatat sebagai kerugian apabila
memenuhi dua kondisi:
a) Probable (besar kemungkinannya)
b) Reasonable estimate (jumlah kerugian harus dapat diestimasikan dengan
memadai)
Keakuratan analisis bergantung pada keakuratan estimasi kewajiban kontijensi
yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dan juga harapan di masa depan.
2. Analisis Komitmen
Komitmen adalah klaim potensial atas perusahaan berdasarkan kinerja dimasa
depan sesuai kontrak yang telah disepakati dan komitmen ini tidak akan
dilaporkan pada laporan keuangan.
E. EKUITAS PEMEGANG SAHAM
1. Modal Saham
Pelaporan modal saham meliputi penjelasan atas perubahan jumlah lembar
saham. Berikut adalah alasan perubahan modal saham:
Sumber kenaikan saham beredar Sumber penurunan saham beredar
Penerbitan saham Pembelian dan penghentian saham
Konversi utang dan saham preference Pembelian kembali saham

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 25


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Penerbitan dividen saham dan stock Pemecahan saham terbalik


split
Penerbitan saham dalam akuisisi dan
merger
Penerbitan untuk opsi saham dan
waran
Aspek penting lain dalam analisis modal saham adalah evaluasi atas opsi yang
dimiliki oleh pihak lain. Saat opsi dilakukan akan menyebabkan kenaikan jumlah
saham beredar dan mendilusi kepemilikan. Opsi tersebut meliputi:
- Hak konversi utang dan saham preference menjadi saham biasa,
- Waran yang dapat ditukarkan dengan saham,
- Opsi saham untuk kompensasi dan bonus memerlukan penerbitan modal
saham selama periode tertentu dengan harga tetap, dan
- Komitmen untuk menerbitkan modal saham.
a) Klasifikasi Modal Saham
Modal saham adalah saham yang diterbitkan kepada pemegang ekuitas
sebagai pembayaran aset dan jasa. Terdapat dua jenis modal saham, yaitu:
1) Saham Preferen
Adalah kelompok khusus saham yang memiliki fitur yang tidak dimiliki
saham biasa dengan karakteristik sebagai berikut:
o Prioritas atas distribusi dividen,
o Prioritas atas likuidasi,
o Dapat dikonversi menjadi saham biasa,
o Tidak memiliki hak suara,
o Harga pembelian kembali.
2) Saham biasa
Memiliki karakteristik sebagai berikut:
o Mencerminkan hak kepemilikan,
o Memiliki risiko tinggi dan pengembalian tinggi,
o Mencerminkan residual interest,
o Memiliki nilai nominal,
o Memiliki hak suara.
b) Analisis Modal Saham
Akun dalam ekuitas pemegang saham tidak mempengaruhi penentuan
laba, sehingga tidak banyak mempengaruhi analisis laba. Informasi yang
relevan bagi analisis adalah komposisi pos modal dan pembatasan yang
berlaku. Komposisi ekuitas sangat penting karena dapat mempengaruhi
hak sisa atas saham biasa, serta hak, risiko, dan pengembalian investor
ekuitas.
2. Laba Ditahan (Retained Earnings)
Adalah modal yang dihasilkan sebuah perusahaan yang mencerminkan akumulasi
laba atau rugi yang tidak dibagikan sejak berdirinya perusahaan.
a) Dividen Tunai (cash dividend)
Adalah distribusi kas kepada pemegang saham. Sementara itu, terdapat pula
dividen non-tunai dalam bentuk dividen properti misalnya dalam bentuk aset
perusahaan, barang, dsb.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 26


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

b) Dividen saham (stock dividend)


Adalah distribusi saham perusahaan kepada pemegang saham secara
proporsional yang merupakan cerminan dari kapitalisasi laba secara
permanen.
c) Pembatasan Saldo Laba
Adalah pembatasan atau ketentuan saldo laba sejumlah tertentu. Saldo
dibatasi pada pembayaran dividen adalah akibat dari kontrak perjanjian dan
sebagai peringatan kepada investor bahwa dividen di masa depan juga akan
dibatasi, bukan sebagai wujud dari penyisihan kas.
d) Spin-off dan split-off
Perusahaan melakukan divestasi anak perusahaan dengan jalan menjual
langsung atau membagikan kepada pemegang sahamnya. Pembagian anak
perusahaan kepada pemegang saham melalui dua cara, yaitu:
1) Spin-Off adalah distribusi saham anak perusahaan sebagai dividen aset
(investasi dalam anak perusahaan) dikurangi saldo laba,
2) Split-Off adalah pertukaran saham anak perusahaan yang dimiliki
perusahaan dengan saham yang dimiliki para pemegang saham.
Nilai buku per saham memiliki peran penting dalam analisis laporan
keuangan, meliputi:
- Book value sering dipakai dalam penilaian kesepakatan merger,
- Analisis perusahaan dengan komposisi besar aset likuid akan bergantung
pada nilai buku,
- Analisis obligasi dan saham preferen membutuhkan asset coverage.

Book Value per Share

3. Kewajiban pada ‘Ujung’ Ekuitas


Adalah akun yang berada diantara kewajiban dan ekuitas, yaitu:
a) Saham Preferen yang Dapat Ditarik Kembali (Redeemable Preference Share)
Saham preferen yang dapat ditarik kembali lebih mirip ke utang daripada
ekuitas sehingga sekuritas itu mewajibkan perusahaan untuk membayar dan
pada tanggal tertentu. Selain itu, saham preferen yang dapat ditarik kembali
berbeda dengan ekuitas konvensional dan bukan merupakan ekuitas
pemegang saham dan tidak digabungkan dengan sekuritas yang tak dapat
ditarik kembali.
b) Minority Interest

Kemampuanmu untuk bisa


bertahan sampai detik ini
adalah karena kekuatanmu
membersamaiNya

anonymous

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 27


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis Aktivitas Operasi


A. Konsep Laba
1. Ada dua konsep laba utama, di antaranya:
a. Laba ekonomi, mengukur perubahan bersih kekayaan pemegang
saham selama satu periode dan pada umumnya sama dengan arus
kas bersih satu periode ditambah perubahan nilai sekarang arus kas
yang diharapkan terjadi di masa depan.
b. Laba akuntansi, adalah laba yang diukur berdasarkan akuntansi
akrual, serta dihitung dengan mengakui pendapatan dan mengaitkan
biaya dengan pendapatan yang diakui.

B. Laba Akuntansi
1. Laba akuntansi memiliki beberapa masalah pengukuran karena adanya
distorsi akuntansi. Karenanya, laba akuntansi dibagi menjadi:
a. Komponen yang tetap atau berulang (permanent or recurring
component), di mana tiap dolar nilainya akan sama dengan 1/r
dolar dari nilai perusahaan (di mana r adalah cost of capital).
b. Komponen sementara (transitory component), di mana setiap dolar
sebenarnya sama dengan satu dolar nilai perusahaan.
c. Komponen yang tidak relevan terhadap nilai (value irrelevant
component), yaitu yang tidak relevan untuk valuasi.
2. Laba akuntansi terdiri atas dua komponen utama, yaitu pendapatan
(revenue) dan beban (cost). Perbedaan mereka dengan keuntungan
(gain) dan kerugian (loss) adalah pendapatan dan beban berasal dari
aktivitas perusahaan yang masih berlangsung, sedangkan keuntungan
dan kerugian berasal dari aktivitas usaha sampingan/ insidental/ tidak
berhubungan dengan aktivitas usaha perusahaan.
3. Laporan laba rugi biasanya menyajikan tiga pengukuran laba alternatif
dari laba akuntansi, di antaranya:
a. Laba bersih (net income)
b. Pendapatan komprehensif (comprehensive income)
mencerminkan hampir seluruh perubahan pada ekuitas yang tidak
berasal dari aktivitas pemilik (seperti dividen atau penerbitan saham).
Hal ini berarti pendapatan komprehensif merupakan pengukuran laba
baris terbawah dan merupakan perkiraan akuntansi atas laba ekonomi.
c. Laba dari operasi yang masih berlangsung (continuing income)
merupakan suatu pengukuran yang mengeluarkan pos luar biasa,
dampak kumulatif perubahan akuntansi, dan dampak penghentian
operasi.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 28


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

d. Laba inti (core income)


merupakan suatu pengukuran yang mengeluarkan seluruh pos tidak
berulang dan dilaporkan sebagai satu baris terpisah dalam laporan laba
rugi.
4. Klasifikasi laba akuntansi
a. Laba operasi dan non-operasi
1) Laba operasi adalah suatu pengukuran laba yang berasal dari
aktivitas operasi yang masih berlangsung. Terdapat tiga aspek
penting dalam laba operasi, di antaranya:
a) Laba operasi hanya berkaitan dengan laba yang berasal
dari aktivitas operasi.
b) Laba operasi berfokus pada laba perusahaan secara
keseluruhan dan bukan hanya untuk pemilik utang dan
ekuitas. Artinya, pendapatan dan beban pendanaan
(terutama beban bunga) akan dikeluarkan ketika mengukur
laba operasi.
c) Laba operasi hanya berkaitan dengan aktivitas usaha yang
masih berlangsung. Artinya, setiap laba atau rugi yang
berkaitan dengan operasi yang dihentikan akan
dikeluarkan dari laba operasi.
2) Laba non-operasi mencakup seluruh komponen laba yang tidak
termasuk dalam laba operasi. Laba ini terkadang berguna ketika
kita ingin menganalisis komponen yang berkaitan dengan aktivitas
pendanaan yang berkaitan dengan operasi yang dihentikan.
b. Laba yang berulang dan tidak berulang
Hal ini bergantung pada frekuensi transaksi, apakah terjadi secara
berulang atau hanya sekali saja.
1) Pos luar biasa
Untuk transaksi yang tidak berulang, kita biasa
mengelompokkannya secara terpisah sebagai pos luar biasa.
Untuk dapat dimasukkan ke pos luar biasa, suatu pos harus
memenuhi dua syarat, di antaranya:
a) Sifat yang tidak lazim (unusual nature): tidak berhubungan
atau hanya kebetulan berhubungan dengan aktivitas rutin
dan umum perusahaan.
b) Jarang terjadi (infrequent occurrence): tidak diharapkan
akan terjadi dalam jangka pendek.
2) Operasi yang dihentikan (discontinued operation)
Untuk dapat diklasifikasikan sebagai operasi yang dihentikan, aset
dan aktivitas usaha dari segmen yang dihentikan harus dapat
dibedakan dengan jelas (baik secara fisik maupun operasional)
dari aset dan akivitas usaha entitas lainnya.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 29


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Akuntansi dan pelaporan operasi yang dihentikan dilakukan


melalui dua tahap:
a) Laporan laba rugi tahun berjalan dan dua tahun
sebelumnya akan disajikan kembali setelah mengeluarkan
dampak operasi yang dihentikan dari pos yang
menentukan laba dari operasi yang masih berlangsung.
b) Keuntungan atau kerugian yang berkaitan dengan operasi
yang dihentikan dilaporkan secara terpisah, setelah
dikurangi pajak dan dikeluarkan dari laba usaha yang
masih berlangsung.
3) Perubahan akuntansi
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seorang analis
ketika menganalisis perubahan akuntansi.
a) Perubahan akuntansi bersifat “kosmetik” dan tidak
memiliki konsekuensi arus kas, baik saat ini maupun masa
depan. Artinya, kondisi keuangan perusahaan tidak
terpengaruh oleh perubahan akuntansi.
b) Meskipun bersifat “kosmetik”, perubahan akuntansi
terkadang dapat mencerminkan realitas ekonomi secara
lebih baik.
c) Seorang analis harus waspada dengan manajemen laba
yang dihasilkan dari perubahan akuntansi.
d) Seorang analis harus menilai dampak perubahan akuntansi
terhadap perbandingan lintas waktu. Analis harus
memastikan bahwa perbandingan lintas waktu dilakukan
dengan seperangkat aturan akuntansi yang konsisten.
e) Seorang analis mungkin ingin mengevaluasi dampak
perubahan akuntansi terhadap laba ekonomi dan laba
tetap. Untuk mengestimasi laba tetap, analis dapat
menggunakan angka yang dilaporkan berdasarkan metode
yang baru dan mengabaikan dampak kumulatif. Sementara
itu, untuk mengestimasi laba ekonomi periode berjalan,
dampak tahun berjalan maupun kumulatif ikut
diperhitungkan.
4) Pos khusus (special item)
Pos khusus mengacu pada transaksi dan peristiwa yang tidak lazim
atau transaksi yang jarang terjadi (hanya memenuhi satu syarat).
Berikut adalah beberapa contoh dari pos khusus.
a) Penurunan nilai aset
b) Beban restrukturisasi: beban yang berkaitan dengan
perubahan besar dalam usaha dan strategi perusahaan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 30


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

C. Revenue Recognition
1. Pendapatan diakui ketika:
a. Realized/realizable.
b. Kewajiban pekerjaan sudah dipenuhi.
c. Risiko kepemilikan sudah berpindah tangan.
2. Adanya pengakuan pendapatan berdampak adanya peningkatan pada
kas, piutang, atau efek.
3. Langkah-langkah revenue recognition adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan.
b. Mengidentifikasi kewajiban yang harus dilaksanakan (separate
performance obligation) yang terdapat dalam kontrak.
c. Menentukan harga transaksi.
Penjual harus mempertimbangkan imbalan variabel (variable
consideration), nilai waktu uang (time value of money),imbalan non-
tunai (non-cash consideration), serta imbalan yang dibayar atau yang
terutang kepada pelanggan.
d. Mengalokasikan harga transaksi ke dalam masing-masing kewajiban
pekerjaan (separate performance obligation).
Ada beberapa macam pendekatan untuk mengalokasikan harga
transaksi, di antaranya:
1) Adjusted market assessment approach.
2) Expected cost plus margin approach.
3) Residual approach.
e. Mengakui pendapatan pada saat setiap kewajiban telah terpenuhi.
4. Berikut adalah beberapa isu khusus terkait pengakuan pendapatan.
a. Adanya hak pengembalian.
b. Repurchase agreements.
c. Bill-and-hold arrangements.
d. Principal-agent relationships.
e. Konsinyasi.
f. Garansi.
g. Waralaba (franchise).
h. Installment sales method.
i. Metode cost recovery dan percentage of completion dalam kontrak
konstruksi jangka panjang.
j. Layaway sales.
k. Customer Acceptance Provisions.
D. Expense Recognition
Berikut adalah cara-cara pengakuan beban.
a. Direct matching: mencocokkan beban dengan suatu pendapatan.
Misalnya harga pokok penjualan dengan persediaan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 31


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

b. Systematic & rational allocation: mengakui beban secara bertahap


selama beberapa periode. Misalnya penyusutan, amortisasi, deplesi,
dan beban asuransi.
c. Immediate recognition: Beban yang tidak terkait langsung ke suatu
pendapatan, tetapi tetap terlibat sehingga diakui pada saat
terjadinya transaksi. Misalnya biaya administratif.

Analisis laporan keuangan itu bukan


hanya sekadar teori. Makanya, setelah
baca suplemen, buruan kerjain soal-soal
tahun sebelumnya, ya. Semangat!

-Yang mau UTS

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 32


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis Aktivitas Investasi


Secara ringkas, analisis aktivitas investasi berbicara mengenai pengelolaan aset
perusahaan, bagaimana manajemen melakukannya dengan efektif dan tepat. Pengertian aset
adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan untuk tujuan menghasilkan laba.
 Financial Assets
Merupakan aset yang utamanya terdiri atas surat berharga dan investasi dalam
aset non-operasional lainnya, yang biasanya dinilai pada nilai wajar/pasar dan
diharapkan untuk menghasilkan imbal hasil yang sama dengan biaya modal yang
telah disesuaikan risikonya (risk-adjusted cost of capital)
 Operating Assets
Berupa kebanyakan aset perusahaan yang pada umumnya dinilai at cost dan
diharapkan menghasilkan imbal hasil melalui kelebihan (excess) dari weighted-
average cost of capital.

E. Aset Lancar
Merupakan sumber daya atau klaim dari sumber daya yang langsung dapat
diubah menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan (pada
umumnya berjalan selama satu tahun). Ilustrasi siklus operasi:

Dalam perusahaan manufaktur, satu siklus mencakup pembelian bahan baku,


pemrosesan bahan baku menjadi barang jadi, kemudian penjualan hingga
penerimaan kas (dari piutang). Kas mencerminkan titik awal dan titik akhir siklus.
Siklus operasi digunakan untuk membedakan kelancaran aset dan kewajiban.

 Kas dan Setara Kas


Kas merupakan aset yang paling lancar, mecakup mata uang, deposito dana,
money orders, dan cek. Setara kas (cash equivalents) juga tergolong sangat lancar,
investasi jangka pendek yang (1) siap dikonversi menjadi kas dan (2) hampir jatuh
tempo; contoh setara kas adalah treasury bill jangka pendek, commercial paper,
dan dana pasar uang. Karena sifatnya, maka fokus terpenting bagi kas dan setara
kas adalah perihal konsep likuiditas.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 33


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Likuiditas berarti jumlah kas atau setara kas yang dimiliki perusahaan dan
jumlah kas yang dapat diperoleh dalam periode singkat. Likuiditas memberikan
fleksibilitas untuk memanfaatkan kondisi perubahan pasar dan untuk bereaksi
terhadap tindakan strategis pesaing, serta untuk menilai kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo. Dalam melakukan analisis,
perhatikan setiap jaminan atau perjanjian kas yang ada.
 Piutang
Merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa,
atau dari pemberian pinjaman uang. Terdiri atas piutang usaha (accounts
receivables) serta wesel tagih (notes receivables). Piutang sebaiknya dilaporkan
pada nilai wajar yang dapat direalisasikan (net realizable value/NRV) yang juga
menunjukkan bahwa piutang dalam keadaan less allowance.
Hal-hal yang perlu menjadi fokus dalam akun piutang antara lain perihal:
- Allowance of bad debt, dimana pada umumnya penyisihannya dilakukan
berdasarkan beberapa asumsi atau pertimbangan. Maka perlu diperhatikan:
o Pengalaman perusahaan dalam memberikan piutang
o Kemampuan peminjam
o Kebijakan penagihan
o Ekspektasi ekonomi dan industri
Analisis harus waspada terhadap perubahan dalam penyisihan piutang –
dibandingkan dengan sales, saldo piutang atau keadaan industri/pasar
- Risiko penagihan/kolektabilitas, sebaiknya benar-benar memperhatikan dan
mempertimbangkan pengalaman masa lalu perusahaan. Terdapat beberapa
alat analisis untuk menginvestigasi kemampuan penagihan:
o Membandingkan persentase piutang terhadap penjualan perusahaan
pesaing dengan perusahaan yang sedang dianalisis.
o Memeriksa konsentrasi pelanggan – risiko meningkat jika piutang
terkonsentrasi oada satu atau sedikit pelanggan.
o Menghitung dan menyelidiki tren periode rata-rata kolektabilitas
piutang dibandingkan dengan syarat kredit pelanggan untuk industri
yang bersangkutan
o Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan atau
perpanjangan (renewal) dari piutang atau wesel tagih masa lalu.
- Keaslian Piutang (authenticity of receivables), seringkali deskripsi piutang dalam
laporan keuangan tidak cukup untuk memberikan tingkat keandalan mengenai
apakah piutang asli, jatuh tempo, dan dapat ditagih. Oleh sebab itu perlu
dianalisis lebih mendalam agar menunjukkan keadaan aslinya.
- Sekuritisasi Piutang, salah satu masalah analisis penting adalah saat perusahaan
menjual piutangnya kepada pihak ketiga, disebut anjak piutang (factoring) atau
sekuritisasi (securitization). Piutang dapat dijual dengan atau tanpa recourse
(jaminan kolektabilitas) dimana kepemilikan risiko tersebut akan memengaruhi
pengakuan atas piutang dan perlu dianalisis lebih lanjut.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 34


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

 Beban Dibayar di Muka (prepaid expense), merupakan pembayaran di muka


atas jasa atau barang yang belum diterima.

 Persediaan, merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal


perusahaan. Persediaan harus diperhatikan karena merupakan komponen utama
dari aset operasi dan langsung memengaruhi perhitungan laba. Persamaan
persediaan dapat digunakan untuk mengetahui arus persediaan:

Beg. Inv + Purchase – COGS = End. Inv


Jika seluruh persediaan diperoleh atau dibuat pada periode terjualnya, maka HPP
(COGS) akan sama dengan biaya pembelian atau pembuatan barang. Namun jika
ada persediaan tersisa, maka diperlukan perhitungan biaya atas persediaan yang
sudah terjual dan biaya yang akan tersisa di neraca.
- Arus biaya persediaan (inventory costing)
Pada perusahaan dagang dapat dihitung dengan beberapa cara, antara
lain FIFO, LIFO, dan average, dan pada perusahaan manufaktur perlu
diperhatikan cost yang membentuk setiap persediaan mulai dari bahan baku,
tenaga kerja, sampai biaya overhead.
- Dampak biaya persediaan terhadap profitabilitas
Laba kotor dapat dipengaruhi oleh pilihan metode penghitungan biaya
perusahaan. Pada periode di mana harga meningkat, FIFO memberikan laba
lebih tinggi dibandingkan LIFO karena cost persediaan lebih rendah
dibandingkan harga pasar saat ini. Hal ini berkaitan dengan laba ekonomi
(economic profit) dan laba kepemilikan (holding gain).
- Dampak biaya persediaan terhadap arus kas
Peningkatan laba kotor dengan metode FIFO menyebabkan laba
sebelum pajak yang lebih tinggi dan berarti utang pajak yang lebih tinggi. Pada
periode di mana harga meningkat, perusahaan dapat terjebak pada
pengurangan arus kas karena mereka membayar pajak lebih tinggi.
- Masalah penilaian persediaan lainnya
o Likuidiasi LIFO
o Penyajian Kembali (Restatement) Analitis dari LIFO ke FIFO
o Penyajian Kembali (Restatement) Analitis dari FIFO ke LIFO
- Biaya Persediaan Perusahaan Manufaktur & Dampak Peningkatan Produksi
Yang perlu diperhatikan pada perusahaan manufaktur adalah biaya
overhead yang estimasinya tidak dapat dilakukan dengan akurat sepenuhnya.
Total overhead harus dialokasikan pada semua unit produksi.
Tingkat produksi dapat memengaruhi profitabilitas. Overhead yang
dialokasikan pada semua unit produksi harus dimasukkan pada biaya
persediaan, bukan menjadi beban periode berjalan, dan tetap berada pada
neraca hingga persediaan dijual, pada saat tersebut persediaan menjadi harga
pokok penjualan (COGS) pada income statement.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 35


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

F. Aset Jangka Panjang / Aset Tetap


Merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan penghasilan
operasi (atau mengurangi biaya operasi) untuk lebih dari satu periode.

 Aset Tetap Berwujud, seperti bangunan, pabrik dan peralatan. Aset tetap
dinilai dengan prinsip biaya historis (at cost). Biaya ini mencatat aset sebesar
harga belinya yang mencakup beban apapun yang diperlukan agar aset
tersebut berada dalam lokasi dan kondisi siap digunakan atau siap
memberikan jasa, seperti: biaya angkut, instalasi, pajak, pemasangan, dll.

 Sumber Daya Alam (natural resource), yang juga disebut aset yang
dihabiskan (wasting asset) merupakan hak untuk mengambil atau
mengonsumsi sumber daya alam. Contoh: hak untuk menambang, menebang
kayu, mengambil gas alam dan minyak. Perusahaan melaporkan sumber daya
alam sebesar biaya historis ditambah dengan biaya pencarian, eksplorasi dan
pengembangan.

 Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:


- Kapitalisasi, merupakan proses penangguhan biaya yang terjadi pada
periode berjalan, tetapi manfaatnya diharapkan dapat berlangsung selama
beberapa periode di masa depan. Kapitalisasi inilah yang menghasilkan
akun aset.
Salah satu area yang sangat bermasalah untuk profesi akuntansi adalah
kapitalisasi biaya pengembangan perangkat lunak. GAAP membedakan
biayanya menjadi dua yakni untuk yang digunakan internal dan yang akan
dijual/disewakan.
Biaya perangkat lunak yang digunakan oleh internal perusahaan harus
dikapitalisasi dan diamortisasi sepanjang masa manfaat. Sedangkan untuk
yang dijual/disewakan hanya dikapitalisasi dan diamortisasi ketika sudah
mencapai “fisibilitas teknologi”, sebelum itu perangkat lunak dianggap
litbang karena dibebankan secara langsung.

Kapitalisasi vs Pembebanan
o Dampak Kapitalisasi terhadap Laba, ada dua:
(1) Karena menangguhkan biaya, maka kapitalisasi menghasilkan laba
yang lebih tinggi selama periode akuisisi dan laba yang lebih rendah
pada periode berikutnya jika dibandingkan dengan pembebanan
biaya.
(2) Kapitalisasi menghasilkan serial perataan laba, sedangkan pada
pembebanan langsung laba yang dihasilkan berfluktuasi.

o Dampak Kapitalisasi terhadap Tingkat Pengembalian Investasi

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 36


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Kapitalisasi meningkatkan rasio tingkat pengembalian investasi


(return on investment – ROI) karena meningkatnya fluktuasi
pengukuran laba. Sedangkan pembebanan langsung menghasilkan basis
investasi yang lebih rendah dan meningkatkan fluktuasi laba.
o Dampak Kapitalisasi terhadap Rasio Solvabilitas
Pada pembebanan biaya aset secara langsung, rasio solvabilitas,
seperti rasio utang-ekuitas (debt to equity) mencerminkan kondisi
perusahaan yang lebih buruk dari kondisi sebenarnya.
o Dampak Kapitalisasi terhadap Arus Kas Operasi
Saat biaya aset dibebankan langsung, biaya ini dilaporkan sebagai
arus kas keluar aktivitas operasi. Sebaliknya, jika aset dikapitalisasi,
biaya ini dilaporkan sebagai arus kas keluar aktivitas investasi. Maka,
pembebanan langsung menghasilkan arus kas keluar operasi yang terlalu
tinggi dan arus kas keluar investasi yang terlalu rendah pada tahun
akuisisi dibandingkan kapitalisasi.

- Alokasi, merupakan pembebanan biaya aset secara periodik sepanjang


periode manfaat yang diharapkan.
o Depresiasi, merupakan alokasi biaya yang dilakukan pada aset tetap
berwujud. Faktor yang memengaruhinya antara lain:
(1) Umur (masa manfaat), asumsi terkait masa manfaat dibuat
berdasarkan kondisi ekonomi, pemahaman teknik, pengalaman,
dan informasi mengenai fisik dan sifat produksi. Kerusakan fisik
merupakan faktor penting yang menghentikan masa manfaat dan
perlu diperhatikan.
(2) Nilai sisa
(3) Metode alokasi, merupakan dasar perhitungan beban penyusutan
periodik. Terbagi atas beberapa metode: garis lurus, rata-rata,
dan double declining.
Analis harus mempertimbangkan dampak estimasi ketiganya
terhadap laporan keuangan, terutama jika ada perubahan pada
metode alokasi.
o Deplesi, merupakan alokasi biaya sumber daya alam berdasarkan
tingkat pemungutan atau produksi berdasarkan unit yang
dieksploitasi dan bergantung pada besarnya produksi – semakin
banyak produksi maka semakin tinggi biaya deplesi.

- Penurunan Nilai (Impairment), tindakan yang dilakukan jika arus kas


yang diharapkan (tidak didiskonto) lebih kecil dibandingkan nilai tercatat
aset (biaya dikurangi akumulasi depresiasi), dimana aset diturunkan nilainya
hingga sebesar nilai pasar wajar.
Hal-hal yang perlu dilakukan oleh analis mengenai penurunan nilai
(impairment) aset tetap antara lain:

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 37


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

o mengevaluasi kesesuaian jumlah penurunan nilai


o mengevaluasi kesesuaian waktu penurunan nilai
o menganalisis pengaruh penurunan nilai terhadap pendapatan.

G. Aset Tetap Tak Berwujud (Intangible Asset), merupakan hak, keistimewaan, dan
manfaat kepemilikan atau pengendalian. Karakteristik umumnya adalah tingginya
ketidakpastian masa manfaat dan tidak adanya wujud fisik.

- Akuntansi Aset Tetap Tak Berwujud


o Aset Tak Berwujud yang Dapat Diidentifikasi (Identifiable): aset tak
berwujud yang dapat diidentifikasi terpisah dan dikaitkan dengan hak
tertentu atau keistimewaan selama periode manfaat yang terbatas.
Contoh: paten, hak cipta, merek dagang, dan franchises.
o Aset Tak Berwujud yang Tidak Dapat Diidentifikasi (unidentifiable): aset
yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak
dapat diidentifikasi dan sering kali memiliki masa manfaat yang tak
terhingga. Contoh: goodwill.
o Amortisasi Aset Tak Berwujud: lamanya masa manfaat tergantung pada
jenis aset tak berwujud, kondisi permintaan, keadaan kompetitif, dan
segala keterbatasan hukum, kontrak, peraturan, atau ekonomi lainnya.
- Menganalisis Aset Tak Berwujud
Analis sering kali mencurigai aset tak berwujud saat menganalisis
laporan keuangan. Banyak analis yang mengasosiasikan aset tak berwujud
dengan risiko. Aset tak berwujud sering kali merupakan salah satu aset
berharga dan memiliki nilai besar oleh perusahaan, dan sering kali terjadi
kesalahan penilaian yang serius.
Amortisasi yang kecil meningkatkan laba yang dilaporkan, maka
manajemen mungkin mengamortisasi aset tak berwujud sepanjang periode
yang melebihi periode manfaatnya. Oleh sebab itu, analis harus membuat
estimasi sendiri dan harus waspada terhadap komposisi, penilaian, dan
disposisi aset tak berwujud.

It’s okay,

this too shall pass c:

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 38


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis Aktivitas Operasi


A. Konsep Laba
1. Ada dua konsep laba utama, di antaranya:
a. Laba ekonomi, mengukur perubahan bersih kekayaan pemegang
saham selama satu periode dan pada umumnya sama dengan arus
kas bersih satu periode ditambah perubahan nilai sekarang arus kas
yang diharapkan terjadi di masa depan.
b. Laba akuntansi, adalah laba yang diukur berdasarkan akuntansi
akrual, serta dihitung dengan mengakui pendapatan dan mengaitkan
biaya dengan pendapatan yang diakui.

B. Laba Akuntansi
1. Laba akuntansi memiliki beberapa masalah pengukuran karena adanya
distorsi akuntansi. Karenanya, laba akuntansi dibagi menjadi:
a. Komponen yang tetap atau berulang (permanent or recurring
component), di mana tiap dolar nilainya akan sama dengan 1/r
dolar dari nilai perusahaan (di mana r adalah cost of capital).
b. Komponen sementara (transitory component), di mana setiap dolar
sebenarnya sama dengan satu dolar nilai perusahaan.
c. Komponen yang tidak relevan terhadap nilai (value irrelevant
component), yaitu yang tidak relevan untuk valuasi.
2. Laba akuntansi terdiri atas dua komponen utama, yaitu pendapatan
(revenue) dan beban (cost). Perbedaan mereka dengan keuntungan
(gain) dan kerugian (loss) adalah pendapatan dan beban berasal dari
aktivitas perusahaan yang masih berlangsung, sedangkan keuntungan
dan kerugian berasal dari aktivitas usaha sampingan/ insidental/ tidak
berhubungan dengan aktivitas usaha perusahaan.
3. Laporan laba rugi biasanya menyajikan tiga pengukuran laba alternatif
dari laba akuntansi, di antaranya:
a. Laba bersih (net income)
b. Pendapatan komprehensif (comprehensive income)
mencerminkan hampir seluruh perubahan pada ekuitas yang tidak
berasal dari aktivitas pemilik (seperti dividen atau penerbitan saham).
Hal ini berarti pendapatan komprehensif merupakan pengukuran laba
baris terbawah dan merupakan perkiraan akuntansi atas laba ekonomi.
c. Laba dari operasi yang masih berlangsung (continuing income)
merupakan suatu pengukuran yang mengeluarkan pos luar biasa,
dampak kumulatif perubahan akuntansi, dan dampak penghentian
operasi.
d. Laba inti (core income)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 39


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

merupakan suatu pengukuran yang mengeluarkan seluruh pos tidak


berulang dan dilaporkan sebagai satu baris terpisah dalam laporan laba
rugi.
4. Klasifikasi laba akuntansi
a. Laba operasi dan non-operasi
3) Laba operasi adalah suatu pengukuran laba yang berasal dari
aktivitas operasi yang masih berlangsung. Terdapat tiga aspek
penting dalam laba operasi, di antaranya:
d) Laba operasi hanya berkaitan dengan laba yang berasal
dari aktivitas operasi.
e) Laba operasi berfokus pada laba perusahaan secara
keseluruhan dan bukan hanya untuk pemilik utang dan
ekuitas. Artinya, pendapatan dan beban pendanaan
(terutama beban bunga) akan dikeluarkan ketika mengukur
laba operasi.
f) Laba operasi hanya berkaitan dengan aktivitas usaha yang
masih berlangsung. Artinya, setiap laba atau rugi yang
berkaitan dengan operasi yang dihentikan akan
dikeluarkan dari laba operasi.
4) Laba non-operasi mencakup seluruh komponen laba yang tidak
termasuk dalam laba operasi. Laba ini terkadang berguna ketika
kita ingin menganalisis komponen yang berkaitan dengan aktivitas
pendanaan yang berkaitan dengan operasi yang dihentikan.
b. Laba yang berulang dan tidak berulang
Hal ini bergantung pada frekuensi transaksi, apakah terjadi secara
berulang atau hanya sekali saja.
5) Pos luar biasa
Untuk transaksi yang tidak berulang, kita biasa
mengelompokkannya secara terpisah sebagai pos luar biasa.
Untuk dapat dimasukkan ke pos luar biasa, suatu pos harus
memenuhi dua syarat, di antaranya:
c) Sifat yang tidak lazim (unusual nature): tidak berhubungan
atau hanya kebetulan berhubungan dengan aktivitas rutin
dan umum perusahaan.
d) Jarang terjadi (infrequent occurrence): tidak diharapkan
akan terjadi dalam jangka pendek.
6) Operasi yang dihentikan (discontinued operation)
Untuk dapat diklasifikasikan sebagai operasi yang dihentikan, aset
dan aktivitas usaha dari segmen yang dihentikan harus dapat
dibedakan dengan jelas (baik secara fisik maupun operasional)
dari aset dan akivitas usaha entitas lainnya.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 40


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Akuntansi dan pelaporan operasi yang dihentikan dilakukan


melalui dua tahap:
c) Laporan laba rugi tahun berjalan dan dua tahun
sebelumnya akan disajikan kembali setelah mengeluarkan
dampak operasi yang dihentikan dari pos yang
menentukan laba dari operasi yang masih berlangsung.
d) Keuntungan atau kerugian yang berkaitan dengan operasi
yang dihentikan dilaporkan secara terpisah, setelah
dikurangi pajak dan dikeluarkan dari laba usaha yang
masih berlangsung.
7) Perubahan akuntansi
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seorang analis
ketika menganalisis perubahan akuntansi.
f) Perubahan akuntansi bersifat “kosmetik” dan tidak
memiliki konsekuensi arus kas, baik saat ini maupun masa
depan. Artinya, kondisi keuangan perusahaan tidak
terpengaruh oleh perubahan akuntansi.
g) Meskipun bersifat “kosmetik”, perubahan akuntansi
terkadang dapat mencerminkan realitas ekonomi secara
lebih baik.
h) Seorang analis harus waspada dengan manajemen laba
yang dihasilkan dari perubahan akuntansi.
i) Seorang analis harus menilai dampak perubahan akuntansi
terhadap perbandingan lintas waktu. Analis harus
memastikan bahwa perbandingan lintas waktu dilakukan
dengan seperangkat aturan akuntansi yang konsisten.
j) Seorang analis mungkin ingin mengevaluasi dampak
perubahan akuntansi terhadap laba ekonomi dan laba
tetap. Untuk mengestimasi laba tetap, analis dapat
menggunakan angka yang dilaporkan berdasarkan metode
yang baru dan mengabaikan dampak kumulatif. Sementara
itu, untuk mengestimasi laba ekonomi periode berjalan,
dampak tahun berjalan maupun kumulatif ikut
diperhitungkan.
8) Pos khusus (special item)
Pos khusus mengacu pada transaksi dan peristiwa yang tidak lazim
atau transaksi yang jarang terjadi (hanya memenuhi satu syarat).
Berikut adalah beberapa contoh dari pos khusus.
c) Penurunan nilai aset
d) Beban restrukturisasi: beban yang berkaitan dengan
perubahan besar dalam usaha dan strategi perusahaan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 41


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

C. Revenue Recognition
1. Pendapatan diakui ketika:
a. Realized/realizable.
b. Kewajiban pekerjaan sudah dipenuhi.
c. Risiko kepemilikan sudah berpindah tangan.
2. Adanya pengakuan pendapatan berdampak adanya peningkatan pada
kas, piutang, atau efek.
3. Langkah-langkah revenue recognition adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan.
b. Mengidentifikasi kewajiban yang harus dilaksanakan (separate
performance obligation) yang terdapat dalam kontrak.
c. Menentukan harga transaksi.
Penjual harus mempertimbangkan imbalan variabel (variable
consideration), nilai waktu uang (time value of money),imbalan non-
tunai (non-cash consideration), serta imbalan yang dibayar atau yang
terutang kepada pelanggan.
d. Mengalokasikan harga transaksi ke dalam masing-masing kewajiban
pekerjaan (separate performance obligation).
Ada beberapa macam pendekatan untuk mengalokasikan harga
transaksi, di antaranya:
4) Adjusted market assessment approach.
5) Expected cost plus margin approach.
6) Residual approach.
e. Mengakui pendapatan pada saat setiap kewajiban telah terpenuhi.
4. Berikut adalah beberapa isu khusus terkait pengakuan pendapatan.
a. Adanya hak pengembalian.
b. Repurchase agreements.
c. Bill-and-hold arrangements.
d. Principal-agent relationships.
e. Konsinyasi.
f. Garansi.
g. Waralaba (franchise).
h. Installment sales method.
i. Metode cost recovery dan percentage of completion dalam kontrak
konstruksi jangka panjang.
j. Layaway sales.
k. Customer Acceptance Provisions.
D. Expense Recognition
Berikut adalah cara-cara pengakuan beban.
a. Direct matching: mencocokkan beban dengan suatu pendapatan.
Misalnya harga pokok penjualan dengan persediaan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 42


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

b. Systematic & rational allocation: mengakui beban secara bertahap


selama beberapa periode. Misalnya penyusutan, amortisasi, deplesi,
dan beban asuransi.
c. Immediate recognition: Beban yang tidak terkait langsung ke suatu
pendapatan, tetapi tetap terlibat sehingga diakui pada saat
terjadinya transaksi. Misalnya biaya administratif.

Analisis laporan keuangan itu bukan


hanya sekadar teori. Makanya, setelah
baca suplemen, buruan kerjain soal-soal
tahun sebelumnya, ya. Semangat!

-Yang mau UTS

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 43


STATISTIKA TERAPAN

PENGENALAN STATISTIKA
Statistika ialah cabang ilmu matematika terapan yang terdiri dari teori dan metoda
mengenai bagaimana cara mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, menghitung,
menjelaskan, mensintesis, menganalisis, dan menafsirkan data yang diperoleh secara
sistematis.
Tujuan umum dan penting dari statistik yakni mempelajari tentang kelompok besar
dengan menganalisa data dari beberapa anggotanya.
Syarat Data yang Baik :
1.Obyektif
2.Representatif
3.Sampling error kecil
4.Tepat waktu
5.Relevan

A. Perbedaan Sampel dan Populasi


Populasi Sampel
Seluruh subjek/objek penelitian dengan Bagian dari populasi yang akan diteliti
karakteristik tertentu
Sekelompok orang, kejadian, atau benda, Sebagian jumlah dari karakteristik yang
yang dijadikan obyek penelitian dimiliki populasi
Ukuran populasi adalah banyaknya Ukuran sampel adalah banyaknya anggota
pengamatan atau anggota suatu populasi. suatu sampel

Kapan sampel digunakan?


 Seringkali tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi.
 Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak.
 Menghemat waktu, biaya dan tenaga.
 Mampu memberikan informasi yang lebih menyeluruh dan mendalam/komprehensif.
Bagaimana menghasilkan sampel yang baik
 Obyektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya).
 Representatif (mewakili keadaan yang sebenarnya).
 Variasinya kecil.
 Tepat waktu.
 Relevan untuk menjawab persoalan yang sedang menjadi pokok bahasan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 1


STATISTIKA TERAPAN

B. Statistik dan Parameter


Parameter atau lengkapnya parameter populasi adalah ukuran-ukuran tertentu yang
digunakan sebagai penggambaran suatu populasi. Salah satu contoh pengumpulan
data populasi adalah sensus.
Statistik atau statistik sampel adalah ukuran-ukuran tertentu yang digunakan untuk
menggambarkan suatu sampel.

C. Data
Data adalah fakta, atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya
kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar menarik suatu kesimpulan.
Data dibagi menjadi dua:
1. Data primer : Data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau
perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner.
2. Data sekuder : Data primer yang diperoleh oleh pihak lain, atau data yang
diterbitkan oleh pihak yang bukan merupakan pengolahnya.
Metode pengumpulan data
1. Metode pengumpulan data primer
a. Metode survey
Metode yang dilakukan bila data yang dicari sebenarnya sudah ada di
lapangan atau di sasaran penelitian lainnya.
Instrumen yang digunakan: wawancara, kuesioner, dan pooling dg telepon.
b. Metode percobaan atau eksperimen.
Metode yang dilakukan jika data yang ingin diperoleh belum tersedia dan
dengan demikian variable yang akan diukur harus dibangkitkan datanya
melalui suatu percobaan.
2. Metode pengumpulan data sekunder
a. Metode dokumentasi
Metode penggunaan bahan dokumen. Dilakukan jika peneliti tidak secara
langsung mengambil data sendiri tetapi meneliti dan memanfaatkan data atau
dokumen yang dihasilkan oleh pihak-pihak lain.
Tipe / Jenis Data
a. Data kualitatif diperoleh melalui pengamatan, misalnya pelanggan sangat
puas/puas/biasa/kurang puas/tidak puas terhadap pelayanan RS A.
Data kuantitatif dibedakan menjadi dua:
- Data kuantitatif diskrit : karakteristik suatu variable yang berasal dari proses
penghitungan dan berupa bilangan bulat
- Data Kuantitatif kontinyu : katakteristik suatu variabel yang berasal dari proses
pengukuran dan nilai-nilainya berada dalam suatu interval atau jangkauan
tertentu. Nilai-nilai data kuantitatif kontinyu dapat berupa bilangan pecahan
yang tidak terhingga banyaknya.
b. Data kuantitatif diperoleh melalui pengukuran, misalnya penerimaan bersih RS A
bulan Februari 2011 900 juta.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 2


STATISTIKA TERAPAN

Skala Pengukuran
Skala Nominal Skala Ordinal
Angka yang diberikan hanya sebagai Angka mengandung pengertian
label saja. tingkatan/peringkat.
Contoh: Contoh:
pria = 1, wanita = 2, waria = 3. Ranking 1, 2, dan 3. Ranking 1
menunjukkan lebih tinggi dari ranking 2
dan 3.
Skala Interval Skala Rasio
Angka mengandung sifat ordinal dan Angka mempunyai sifat nominal, ordinal
mempunyai jarak atau interval, tidak dan interval serta mempunyai nilai
absolut dari objek yang diukur.
memiliki nilai nol yang mutlak.
Contoh:
Contoh:
Air mendidih 100 derajat Celcius, Air bunga BCA 7% dan bunga
membeku 0 derajat Celcius. Mandiri 14%, maka bunga
Mandiri 2 kali bunga BCA.

D. Cara Pengumpulan Data (Sampling)


1. Sampel probabilitas
Masing-masing anggota populasi memiliki probabilitas atau peluang yang sama untuk
dijadikan sampel.
A. PENARIKAN SAMPEL ACAK SEDERHANA
Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama kepada populasi untuk dijadikan sampel
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi .
Syarat untuk dapat dilakukan teknik simple random sampling adalah:
- Anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen
- Adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen-elemen populasi
yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel.
Dua cara sampel acak sederhana:
1) Sistem Kocokan
Sistem sampel acak sederhana dengan cara sama sistem arisan.
2) Menggunakan tabel acak
Memilih sampel dengan menggunakan suatu tabel. Tabel acak diperoleh dari
proses acak dengan menggunakan komputer dimana probabilitas angka dari
0, 1, … 9 adalah sama.
B. PENARIKAN SAMPEL ACAK TERSTRUKTUR (STRATIFIED RANDOM
SAMPLING)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 3


STATISTIKA TERAPAN

Penarikan sampel acak terstruktur dilakukan dengan membagi anggota populasi


dalam beberapa sub kelompok yang disebut strata, lalu suatu sampel dipilih dari
masing-masing stratum.
Ada 2 jenis:
1) Penarikan sampel acak terstruktur yang proporsional (Proportionate stratified
random sampling)
2) Penarikan sampel acak terstruktur yang nonproporsional (Nonproportionate
stratified random sampling)
C. PENARIKAN SAMPEL SISTEMATIS (Sistematic sampling)
Penarikan dikatakan sampel sistematis apabila setiap unsur atau anggota dalam
populasi disusun dengan cara tertentu. Sampel pertama ditentukan secara acak
sedangkan sampel berikutnya diambil berdasarkan satu interval tertentu.
Sampling interval = jumlah populasi / jumlah sampel
D. PENARIKAN SAMPEL CLUSTER (CLUSTER SAMPLING)
Adalah teknik memilih sampel dari kelompok unit-unit yang kecil (cluster) dan
heterogen dari sebuah populasi yang relatif besar dan tersebar luas.

2. Sampel nonprobabilitas
Setiap anggota tidak memiliki probabilitas atau peluang yang sama untuk dijadikan
sampel.
A. CONVENIENCE SAMPLING
Sampel convenience adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja,
anggota populasi yang ditemui peneliti di lokasi penelitian dan bersedia menjadi
responden dijadikan sampel.
Kelebihannya adalah waktu pelaksanaan yang relatif cepat dengan biaya yang
relatif murah.
Kelemahannya, hasil analisis data sampel mempunyai tingkat generalisasi yang
rendah.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 4


STATISTIKA TERAPAN

B. SAMPLING PERTIMBANGAN (JUDGEMENT SAMPLING)


Sampel diambil berdasarkan pada kriteria-kriteria yang telah dirumuskan terlebih
dahulu oleh peneliti, dimana perumusan kriterianya subyektifitas dan pengalaman
dari peneliti sangat berperan.
C. EXPERT SAMPLING
Sampling atas dasar keahlian. Pemilihan sampel yang representative didasarkan
atas pendapat ahli, sehingga siapa, dalam jumlah berapa sampel harus dipilih
sangat tergantung pada pendapat ahli yang bersangkutan.
D. PURPOSIVE SAMPLING
Sampling dengan tujuan tertentu. Pemilihan sampel bertitik tolak pada penilaian
pribadi peneliti yang menyatakan bahwa sampel yang dipilih benar-benar
representatif, peneliti harus menguasai bidangnya. Pertimbangan tertentu di sini
harus disebutkan, apa kriteria yang mendasari pemilihan sampel tersebut.
E. SNOW BALL SAMPLING (CARA BOLA SALJU)
Adalah teknik pengambilan sampel yang pada mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian sampel ini disuruh memilih responden lain untuk dijadikan sampel lagi,
begitu seterusnya sehingga jumlah sampel terus menjadi banyak dan akan
berhenti jika informasi yang didapatkan dinilai telah cukup. Teknik ini baik untuk
diterapkan jika calon responden sulit untuk identifikasi.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 5


STATISTIKA TERAPAN

PENJUMLAHAN DAN DATA GRAFIK


A. Karakteristik Data

Center : nilai yang


mencerminkan
tengah data
Variation : ukuran
Time : perubahan nilai perubahan
karakteristik tiap Karakteristik Data dalam data
waktu

Outlier : nilai yang Distribution : bentuk


besarnya jauh dari persebaran datapada
nilai kebanyakan rentang nilai

B. Distribusi Frekuensi
Distribusi Frekuensi menunjukkan bagaimana sekumpulan data disekat-sekat menjadi
beberapa kategori (atau kelas) dengan mendaftarkan seluruh kategori bersama dengan
banyaknya nilai data dalam setiap kategori.
Istilah – istilah penting
1. Lower-class limit (Batas bawah) : nilai batas bawah yang terdapat di tiap
kategori/kelas
2. Upper-class limit (Batas atas): nilai batas atas yang terdapat di tiap kategori/kelas
3. Class boundaries (Tepi kelas): angka yang digunakan untuk membagi kelas, namun
tanpa ada gap diantara tiap kelasnya
4. Class midpoint (Nilai tengah): nilai yang menjadi titik tengah kelas.
5. Class width (Panjang kelas): selisih antara 2 lower class limit atau 2 lower class
boundaries yang berurutan
Membangun distribusi frekuensi
1. Tentukan jumlah kelas
2. Hitung panjang kelas

3. Titik awal: nilai awal data atau nilai yang cocok di bawahnya untuk menjadi lower
class limit pertama
4. Gunakan lower class limit pertama dan class width, dan hitung lower class limit
berikutnya.
5. Susun lower class limit tersebut secara vertical dan masukkan upper class limit.
6. Masukkan setiap nilai data ke dalam kelas yang sesuai. Tambahankan frekuensinya

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 6


STATISTIKA TERAPAN

Relative frequency =

Percentage frequency =

Distribusi frekuensi kumulatif adalah frekuensi total di tiap-tiap kelas/kategori

C. Membuat Grafik Histogram


Histogram adalah salah satu bentuk grafik yang menampilkan data distribusi
frekuensi. Contoh histogram :

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 7


STATISTIKA TERAPAN

Class Boundaries/Midpoint

Jenis-jenis grafik lainnya:


 Polygon
Dibuat dengan menghubungkan titik-titik midpoint tiap kelas

 Ogive
Menggambarkan data dari distribusi frekuensi kumulatif

 Dotplot
Menggambarkan data individual dengan titik di sepanjang garis

 Stemplot
Digambarkan sebagai data kuantiatif yang dibagi menjadi dua bagian: stem (angka
paling kiri) dan leaf (angka paling kanan)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 8


STATISTIKA TERAPAN

 Barchart
Menggambarkan data tiap kelas dalam bentuk batang

 Pie Chart
Grafik yang menunjukkan data kualitatif dalam bentuk potongan pie/lingkaran
secara proporsional

 Scatterplot
Menggambarkan pasangan (x dan y) data dimana sumbu horizontal
merepresentasikan x dan vertikal merepresentasikan y. Digunakan untuk melihat
hubungan antara dua variabel

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 9


STATISTIKA TERAPAN

 Time series graph


Menggambarkan grafik dari data yang telah dikumpulkan pada setiap titik waktu
atau disebut juga data time series

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 10


STATISTIKA TERAPAN

Statistika untuk Deskripsi, Eksplorasi, dan Perbandingan Data


A. Pengukuran Terpusat (Measures of Center)
Pengukuran terpusat, termasuk mean, median, dan mode digunakan sebagai alat
untuk menganalisis data. Tidak hanya menentukan nilai masing-masing ukuran
terpusat dari data, tetapi juga menafsirkan nilai-nilai tersebut.
1. Mean (Rata-rata Hitung)
Mean adalah salah satu pengukuran terpusat yang diperoleh dengan
menjumlahkan seluruh nilai dari data dan membaginya dengan frekuensi
data (jumlah data) tersebut.
Untuk mencari Mean dari suatu data, dapat digunakan persamaan sebagai berikut
a. Data Tunggal
Untuk sample : Untuk populasi :

Keterangan : = jumlah dari satu set nilai data


n = jumlah data dalam sampel
N = jumlah data dalam populasi
b. Data Kelompok
Untuk sample: Untuk populasi:

Keterangan : fi = frekuensi pada kelas ke-i


Mi = Titik tengah (Midpoint)

2. Median (Nilai Tengah)


Median merupakan nilai tengah dari data yang ada setelah data tersebut
diurutkan dari mulai yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Median
dapat diberi simbol “Me” atau “Md”.
a. Data Tunggal
1) Untuk n ganjil (median berada paling tengah

, atau median terletak pada data ke


Keterangan : n = jumlah data

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 11


STATISTIKA TERAPAN

2) Untuk n genap

b. Data Kelompok
Untuk data yang berkelompok, nilai median dapat dicari dengan
rumus sebagai berikut :

Keterangan : Tb = nilai tepi bawah dari kelas yang memuat nilai


median
n = banyaknya observasi = jumlah semua frekuensi
fk = frekuensi kumulatif dari semua kelas sebelum
kelas yang memuat nilai median (kelas yang memuat
median tidak termasuk)

fm = frekuensi dari kelas yang memuat median


p = panjang interval kelas

3. Modus (Mode)
Modus merupakan nilai yang sering muncul dalam data atau nilai yang
memiliki frekuensi terbanyak. Modus dapat diberi simbol ”Mo”.
a. Modus Data Tunggal
Contoh : Diberikan sebuah data berat badan siswa kelas 2 SD Pelita
Jaya sebagai berikut (dalam kg)
22, 25, 23, 20, 20, 19, 28, 23, 20, 27, 20, 16, 20, 25, 20
Modus dari data tersebut ialah 20 kg.

b. Modus Data Kelompok

Keterangan : Tb = Tepi bawah kelas modus


d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas
sebelumnya.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 12


STATISTIKA TERAPAN

d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas


sesudahnya.
p = panjang interval kelas modus

B. Ukuran Variasi (Measures of Variation)


1. Range
Range adalah perbedaan atau selisih antara nilai maksimum data dan nilai
minimum data.
Range = (maximum data value) – (minimum data value)

2. Standar Deviasi
Standar Deviasi adalah Standar Penyimpangan data dari rata-ratanya ( Mean).
Dalam menghilangkan pengaruh positif dan negatif selisih data dengan rata
ratanya digunakan bentuk kuadrat diakar, sehingga standar deviasi diperoleh
dari akar positif varians. Varians adalah rata-rata hitung dari kuadrat
simpangan setiap pengamatan terhadap rata-rata hitungnya.
a. Standar Deviasi Data Tunggal
Untuk sample : Untuk data populasi:

Keterangan : = Nilai data ke-i


= Nilai rata-rata (mean) sample
= Nilai rata-rata populasi
n = jumlah sample
N = jumlah populasi

b. Standar Deviasi Data Kelompok


Untuk data sample : Untuk data populasi:

Keterarangan : fi = frekuensi kelas


Mi = Nilai tengah dari kelas (Midpoint)
3. Koefisien Variasi (Coefficient of Variation)
Koefisien Variasi menyatakan persentase deviasi standar dari rata-ratanya.
Kegunaan dari koefisien Variasi adalah untuk mengukur keseragaman sesuatu

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 13


STATISTIKA TERAPAN

hal. Jika semakin kecil koefisien variasinya, maka data itu semakin seragam
dan sebaliknya.
Untuk data sample : Untuk data populasi :

C. Ukuran Standing Relatif dan Boxplot (Measures of Relative Standing


and Boxplot)

1. Z-Score
Z-score merupakan suatu ukuran yang menentukan seberapa besar jarak suatu
nilai (dari observasi suatu set sample) terhadap rata-ratanya dalam satuan
standar deviasinya. Nilai Z-score akan berada pada suatu titik pada sumbu
datar dari kurva normalnya.
Keberadaan nilai z-score akan menentukan posisinya dalam sumbu datar
kurva normal yang juga mencerminkan seberapa jauh keberadaan suatu nilai
observasi (x) terhadap rata-ratanya. Apabila z-score bernilai negative(-) maka
dia ada pada posisi sebelah kiri rata-rata nya dalam kurva normal (dilihat dari
hadapan kita). Sementara bila bernilai positive(+), maka ada di posisi sebelah
kanan rata-ratanya.

Untuk data sample : Untuk data populasi :

2. Empirical Rule
Empirical Rule menyatakan bahwa untuk distribusi normal, hampir semua
data akan jatuh dalam tiga standar deviasi rata-rata. Aturan empiris dapat
dipecah menjadi tiga bagian:
I. 68% data termasuk dalam standar deviasi pertama dari rata-
rata.
II. 95% data termasuk dalam dua standar deviasi.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 14


STATISTIKA TERAPAN

III. 99,7% data termasuk dalam tiga standar deviasi.


Empirical Rule juga disebut aturan 68-95-99,7 atau aturan tiga sigma.

3. Persentil
Persentil adalah membagi seperangkat data yang telah terurut menjadi seratus
bagian. Jadi persentil jumlah ada 99 yaitu P1, P2, ……..P99
a. Persentil data tunggal
Pi = nilai ke i = 1,2,3,4,…,99

b. Persentil data kelompok


Ket : Pi = Persentil ke-i
Tb = tepi bawah kelas persentil ke-i
p = panjang interval kelas yang
memuat persentil ke-i
n = jumlah semua frekuensi
fk = jumlah frekuensi kumulatif dari
semua kelas sebelum kelas
persentil ke-i
fpi = frekuensi kelas persentil ke-i
4. Desil
Desil adalah membagi seperangkat data yang telah terurut menjadi sepuluh
bagian. Jadi Desil jumlah ada 9 yaitu D1, D2, ……..D9.
a.Desil data tunggal
Di = Nilai ke Ket : Di = Desil ke-i

n = jumlah frekuensi
b. Desil data kelompok
Tb = batas bawah kelas desil ke-i

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 15


STATISTIKA TERAPAN

p = panjang interval kelas yang

memuat desil ke-i

fk = jumlah frekuensi kumulatif dari


semua kelas sebelum kelas desil ke-i
fdi= frekuensi kelas desil ke-i

5. Kuartil (Quartile)
Quartil adalah membagi seperangkat data yang telah terurut menjadi
empat bagian yang sama. Terdapat 3 jenis quartil : quartil pertama,
kedua dan ketiga (Q1,Q2,Q3 ).
a. Quartil data tunggal Ket : i = 1,2,3
Qi = nilai yang ke n = jumlah frekuensi
Qi = Kuartil ke-I
b. Quartil data berkelompok
Tb= tepi bawah kelas kuartil ke-i

p = panjang interval kelas yang

memuat kuartil ke-i


fk = jumlah frekuensi kumulatif dari
semua kelas sebelum kelas kuartil ke-
i
fQi = frekuensi kelas kuartil ke-i

6. Boxplot
Q1 Q2 Q3
Min Max

Outliers
IQR

Whiskers
Keterangan:
IQR = Q3 – Q1
Minimum = Q1 – (1,5 x IQR)
Maksimum = Q3 + (1,5 x IQR)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 16


STATISTIKA TERAPAN

Contoh Soal:
Disediakan sample data sebagai berikut:
11, 22, 20, 14, 29, 8, 35, 27, 13, 49, 10, 24, 17
Buatlah Boxplot dari data tersebut!
Jawab :
Data setelah diurutkan :
8, 10, 11, 13, 14, 17, 20, 22, 24, 27, 29, 35, 49

Q1 terletak pada data ke-3,5 = (11+13)/2 = 12


Q2 =

Q2 terletak pada data ke-7 = 20


Q3 =
Q3 terletak pada data ke 10,5 = (27+29)/2 = 28
 IQR = Q3 – Q1 = 28 – 12 = 16
 Min = Q1 – (1,5 x IQR) = 12 – (1,5 x 16) = -12
 Max = Q3 + (1,5 x IQR) = 28 + (1,5 x 16) = 52

-12 8 12 20 28 49 52

“The only way to do great work


is to love what you do. If you
haven’t found it yet, keep
looking. Don’t settle.”

-Steve Jobs -

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 17


STATISTIKA TERAPAN

PELUANG
A. Konsep Peluang
1. Konsep Dasar
Kata probabilitas sering disebut peluang atau kemungkinan. Probabilitas secara
umum dapat diartikan sebagai peluang suatu peristiwa akan terjadi. Fungsi
Probabilitas adalah nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya suatu
PERISTIWA secara acak (random). Peristiwa merupakan hasil dari sebuah prosedur.
Ruang sampel (sample space)adalah seluruh kemungkinan yang dapat terjadi pada
suatu PERISTIWA.
P (A) = Peluang A
Contoh:
Pada percobaan melempar dua buah mata uang logam (koin) yang memiliki dua sisi
yaitu angka (A) dan gambar (G) sebanyak satu kali. Tentukan ruang sampel
percobaan tersebut.
Procedure Example of event Sample space
A (angka) AA; AG
2 buah uang koin
G (gambar) GA; GG

a. Frekuensi Perkiraan Peluang Relatif


Menghitung jumlah kejadian A yang sebenarnya terjadi. Berdasarkan pada
hasil aktual, maka:

Note: Pendekatan Relatif digunakan jika hasilnya kemungkinan tidak sama.


Contoh soal 1:
Sebuah survey di Indonesia tahun 2018 menunjukan dari 2000 siswa lulusan
SMK, hanya 350 siswa yang mengisi formasi pekerjaan di PT Astra Indonesia.
Berapa peluang seorang siswa SMK pada tahun 2018 untuk dapat bekerja di PT
Astra Indonesia?
Penyelesaian:

Hukum angka besar - semakin banyak pengamatan maka perkiraan frekuensi


relative semakin baik. Perkiraan peluang yang didasarkan pada sedikit percobaan
maka kemungkinan penyimpangannya cukup besar.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 18


STATISTIKA TERAPAN

b. Pendekatan Klasik Peluang


Mengasumsikan bahwa prosedur yang diberikan memiliki n kejadian
sederhana (simple event) yang berbeda dan masing-masing kejadian sederhana
tersebut memiliki peluang yang sama untuk terjadi. Jika peristiwa A dapat terjadi
dalam s dari n cara ini, maka:

Note: Pendekatan klasik memerlukan kemungkinan hasil yang sama.


Contoh:
Uang logam memiliki 2 sisi yaitu gambar dan angka, bagaimana mengetahui
banyaknya peluang muncul sisi gambar dan sisi angka bila sebuah uang logam
dilempar 1 kali dan dilempar 3 kali?
Penyelesaian:
- Satu kali lemparan
Peluang Munculnya angka dari 1 kali lemparan = 1
Peluang Munculnya gambar dari 1 kali lemparan = 1
Peluang munculnya angka = 3/6 = 0,5 = 50%
Peluang munculnya gambar = 3/6 = 0,5 = 50%
- Tiga kali lemparan
Peluang Munculnya angka dari 3 kali lemparan = 3
Peluang Munculnya gambar dari 3 kali lemparan = 3
Peluang munculnya angka = 1/6 = 0,166 = 16,6%
Peluang munculnya gambar = 1/6 = 0,166 = 16,6%

c. Peluang Subjektif
Peluang suatu kejadian A, diperkirakan menggunakan pengetahuan tentang
sebuah keadaan secara relevan. Jika pendekatan klasik membutuhkan hasil yang
kemungkinan sama besar. Jika hasilnya tidak mungkin sama, kita harus
menggunakan perkiraan frekuensi relatif atau kita harus mengandalkan
pengetahuan kita tentang keadaan untuk membuat perkiraan secara subyektif
berdasarkan pengetahuan yang kita sudah pelajari dan alami.
Contoh:
Tentukan peluang bahwa dosen statistika mengajar dengan menggunakan video
pembelajaran!
Penyelesaian:
Dari soal di atas menunjukkan bahwa terdapat dua simple events, yaitu dosen
statistika menggunakan video pembelajaran dan tidak. Maka, kita gunakan
pendekatan klasik untuk menyelesaikan soal tersebut. Dapat kita estimasikan
bahwa peluang satu kejadian tersebut adalah 0,5.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 19


STATISTIKA TERAPAN

2. Peristiwa Komplementer
Komplemen dari A dinotasikan dengan A̅, terdiri dari semua kejadian A yang
tidak terjadi.
Contoh soal: (peluang komplementer)
Sebuah survey di Indonesia tahun 2018 menunjukan dari 2000 siswa lulusan
SMK, hanya 350 siswa yang mengisi formasi pekerjaan di PT Astra Indonesia,
ditunjukkan bahwa peluang siswa SMK dapat bekerta di PT ASTRA Indonesia adalah
0,175. Temukan peluang siswa SMK tidak dapat mengisi formasi pekerjaan di PT
ASTRA Indonesia?
Penyelesaian:

3. Peristiwa yang Tidak Mungkin dan Peristiwa yang Tidak Biasa


Sebuah peristiwa dikatakan bersifat tidak mungkin jika nilai peluangnya amat
sangat kecil, seperti 0,05 atau di bawahnya. Sebuah peristiwa yang memiliki angka
yang luar biasa kecilnya atau angka yang luar biasa besarnya terjadi jika angkanya
jauh dari yang kita harapkan.
Peluang tidak mungkin dan tidak biasa yaitu Peluang kecil (seperti 0,05 atau
di bawahnya) dan nilai dari hasil yang jauh di atas atau di bawah perkiraan.
Contoh 1:
Ketika sebuah koin yang memiliki sisi angka dan gambar dilemparkan 1.000 kali,
hasilnya meliputi tepat 500 bagian gambar. Peluang mendapatkan tepat 500 gambar
dari 1.000 lemparan adalah 0,0252. Apakah hasil ini bersifat tidak mungkin? Apakah
500 gambar itu luar biasa rendah atau luar biasa tinggi? Kita bisa melihat
perbandingan jika dihitung dengan cara klasik bahwa seharusnya 500 gambar
terhadap 1000 lemparan peluang munculnya gambar adalah 0,5 atau sekitar 50%.
Penyelesaian:
Karena peluang tepat 500 gambar dari 1.000 lemparan adalah 0,0252, maka
hasilnya adalah tidak mungkin. Bagaimanpun juga, kita bisa dan biasanya
memperoleh sekitar 500 gambar atau lebih, jadi hasil ini tidak luar biasa rendah atau
tinggi.

Contoh 2:
Ketika sebuah koin yang memiliki sisi angka dan gambar dilemparkan 1.000
kali, hasilnya meliputi 10 gambar. Apakah hasil ini bersifat tidak mungkin? Apakah
500 gambar itu luar biasa rendah atau luar biasa tinggi?
Penyelesaian:
Tanpa harus menghitung nilai peluangnya, masuk akal bila disimpulkan
bahwa tingkat peluangnya amat sangat kecil untuk memperoleh 10 gambar dari
1.000 lemparan, jadi peristiwa ini bersifat tidak mungkin. Juga, hasil 10 gambar amat
sangat jauh lebih rendah dari jumlah gambar yang diharapkan (sekitar 500), sehingga

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 20


STATISTIKA TERAPAN

disimpulkan bahwa jumlah peluang muncul gambar luar biasa rendah. Pendekatan
Klasik 10/1000 = 0,01 =1%

B. Peristiwa Probabilitas
1. Peristiwa Saling Lepas
Dua peristiwa disebut saling lepas jika kedua atau lebih peristiwa itu tidak dapat
terjadi pada saat bersamaan. Jika peristiwa A dan B saling lepas, probabilitasnya
adalah :
P( A U B ) = P(A) + P(B)
Contoh :
Sebuah dadu dilempar keatas, peristiwanya adalah
A = Peristiwa mata dadu 4 muncul.
B = Peristiwa mata dadu lebih kecil dari 3 muncul.
C = Peristiwa mata dadu bilangan genap muncul.
Tentukan probabilitas dari kejadian berikut :
a. Mata dadu 4 atau lebih kecil dari 3 muncul.
b. Mata dadu 4 atau bilangan genap muncul.
Jawab :
P( A ) = 1/6
P( B ) = 2/6
P( C ) = 3/6
a. P(AU B ) = 1/6 + 2/6 = 3/6
b. P(AUC ) = 1/6 + 3/6 = 4/6

2. Peristiwa Tidak Saling Lepas


Kejadian Tidak Saling Lepas yaitu dua atau lebih kejadian yang dapat terjadi secara
bersamaan atau dua peristiwa atau lebih dapat terjadi bersama-sama (tetapi tidak
selalu bersama). Apabila kejadian A dan B tidak saling meniadakan, maka

Contoh :
Dua buah dadu dilemparkan bersamaan, apabila :
A = Peristiwa mata dadu (4,4) muncul.
B = peristiwa mata lebih kecildari (3,3) muncul.
C = Peristiwa bilangan genap.
Tentukan probabilitas berikut :
a. P ( A U C).
b. P ( B U C)
c. P ( A U B)
Jawab :
A = ( 4,4 )

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 21


STATISTIKA TERAPAN

B = (1,1), ( 1,2 ), ( 2,1 ), ( 2,2).


C = ( 2,2 ), ( 2,4 ), ( 2,6 ), ( 4,2),(4,4),(4,6), (6,2),(6,4),(6,6 ).
P(A) = 1/36 , P(B) = 4/36 , P(C) = 9/36
P ( A ∩ B ) = 0, P ( A ∩ C ) = 1/36 , P ( B ∩ C ) = 1/36

a. P ( A U C ) = P (A ) + P ( C ) – P ( A ∩ C )
= 1/36 + 9/36 – 1/36 = 9/36
b. P ( B U C ) = P(B) + P (C) – P ( B ∩C ).
= 4/36 + 9/36 -1/36 = 12/36
c. P ( A U B ) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B ).
= 1/36 + 4/36 – 0 = 5/36.

3. Hukum Perkalian
Hukum perkalian untuk probabilitas kejadian A dan B yg saling independen :
P(Adan B) = P(A) x P(B).
Contoh :
Dua kartu diambil dari setumpuk kartu remi yang telah dikocok dengan baik.
Tentukan peluang bahwa kedua kartu yang diambil adalah kartu As, jika kartu
pertama dikembalikan!
Jawab:
Misalkan A = kejadian kartu pertama adalah kartu As, B = kejadian kartu kedua
adalah kartu As
A dan B bebas; P(A) = 4/52 dan P(B) = 4/52
Ditanya P(A ∩B) = ?
Maka, P(A ∩B) = P(A)P(B) = 4/52 x 4/52 = 1/169

4. Probabilitas Bersyarat
Peluang bersyarat adalah peluang terjadinya kejadian A bila diketahui bahwa
suatu kejadian B telah terjadi. Peluang bersyarat dilambangkan dengan P(A|B).
(Dibaca Peluang A setelah terjadi B).
Contoh:
Sebuah kotak berisi 5 bola merah dan 3 bola hijau. Dari dalam kotak diambil 2 bola
satu per satu tanpa pengembalian. Berapakah peluang kedua bola yang terambil
berwarna hijau?
Jawab:
P (H1∩H2) = P(H1) x P(H2|H1)
= x = = = 0,107 = 10,7%

5. Probabilitas beberapa peristiwa dengan pendekatan Kombinasi


n!
Crn 
Rumus : r!n  r !

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 22


STATISTIKA TERAPAN

Contoh :
Sebuah kotak berisi 6 bola biru, 4 bola kuning dan 5 bola hitam. Jika diambil 3 bola
secara acak, hitunglah probabilitas bahwa yang terambil ialah sebagai berikut :
a. Ketiga-tiganya hitam.
b. Dua biru satu kuning
c. Masing-masing diwakili.
Jawab :
n = 6 + 4 + 5 = 15
r=3
15! 15.14.13.12........x1
total peristiwa: C315    455
3!15  3 3.2.1x12.11.....x1
C35 10
a. P ( 3H ) = 15

C3 455
C26 .C14 15.4 60
b. P (2B, 1K) = 15
 =
C3 455 455
C15 .C16 .C14 5.6.4 120
c. P (1H, 1B, 1K) =  
C315 455 455

6. Teorema Bayes
Teorema ini dikembangkan oleh Thomas Bayes pada abad 18. Bayes seorang
Pendeta bertanya apakah Tuhan ada dengan memperhatikan fakta yang ada dibumi,
jadi bila Tuhan ada, maka ada fakta sebagai ciptaan Tuhan . apabila fakta
dilambangkan ( A1) untuk suatu fakta dan(A2) untuk fakta lain, sedangkan
keberadaan Tuhan dinyatakan dengan (B), maka teorema Bayes dinyatakan berikut :
P A1xP B / A1
P ( A1/B ) =
P A1xP B / A1  P A2xP B / A2

Contoh :
Perusahaan Agung Jaya yang bergerak bidang elektronik di Jakarta jumlah
karyawannya 400 orang, dari jumlah karyawan tersebut , 100 orang adalah sarjana
Teknik elektro ( B1 ) dan jumlah ekskutif perusahaan dari Kabag sampai direksi 80
orang ( A1). Karena perusahaan elektronik , maka ditentukan bahwa 50% dari
eksekutif harus berpendidikan sarjana elektro. Tentukan probabilitas karyawan yang
berpendidikan teknik elektro sebagai eksekutif pada perusahaan tersebut.
Jawab :
A1 A2 Jumlah
B1 40 60 100 (diketahui)
B2 40 260 300

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 23


STATISTIKA TERAPAN

80
Jumlah 320 400 (diketahui)
(diketahui)
Jadi :
P ( A1 ) = 80/400 = 0,2
P ( A2 ) = 320/400 = 0,8
P ( B1/A1) = 40/80 = 0,5
P ( B1/A2 ) = 60/320 = 0,19
0,2 x0,5
Hasil teorema Bayes : P ( A1/B1 ) = = 0,4
0,2 x0,5  0,8x0,19

C. Factorial, Permutasi, dan Kombinasi


Dalam membicarakan mengenai permutasi dan konmbinasi selalu berkaitan dengan
prinsip dasar membilang dan factorial.

1. Dasar Membilang.
Jika kejadian pertama n1 cara, kejadian kedua n2 dan seterusnya sampai
kejadian nk, maka keseluruhan kejadian adalah n1 x n2 x …nk
Contoh :
Jika mau pergi dari Jakarta ke Bandung lewat Bogor. Jika dari Jakarta ke
Bogor ada 3 cara sedangkan dari Bogor ke Bandung 2 cara , ada berapa cara dari
Jakarta ke Bandung.
Jawab :
n1 = 3 cara ( Jakarta ke Bogor )
n2 = 2 cara ( Bogor ke Bandung )
n1 x n2 = 3 x 2 = 6

2. Faktorial
Adalah perkalian semua bilangan bulat positif terurut dari bilangan 1 sampai dengan
bilangan bersangkutan atau sebaliknya. Factorial – dilambangkan “ ! “.
Jika n = 1,2, ….maka n! = n. ( n-1 ). (n-2)….2x1. (Catatan : 1 ! = 1 dan 0! = 1)
Contoh : Tentukan nilai factorial dari bilangan berikut!
a. 5!
b. 3! X 2!
c. 5! : 3!
Jawab :
a. 5x4x3x2x1 = 120
b. 3x2x1 x 2x1 = 12
c. 5x4x3x2x1 : 3x2x1 = 20

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 24


STATISTIKA TERAPAN

3. Permutasi
Adalah suatu penyusunan atau pengaturan beberapa obyek ke dalam suatu
urutan tertentu. Pada permutasi urutan diperhatikan sehingga AB ≠ BA. Permutasi r
unsur dari n unsur r ≤ n adalah semua urutan yang berbeda yang mungkin dari r
unsur yang diambil dari n unsur yang berbeda. Banyak permutasi k unsur dari n
unsur ditulis atau
Rumusnya:

Nb: Permutasi siklis (melingkar) dari n unsur adalah (n-1) !

a. Permutasi dari Obyek Tanpa Pengembalian.


1) Permutasi dari n obyek seluruhnya.
Dirumuskan :
Contoh :
- Tentukan nilai dari ?
Jawab : 4 ! = 4x3x2x1 = 24
- Di perpustakaan terdapat 4 buku matematika yang berbeda, 3 buku
statistik yang berbeda dan 2 buku akuntansi. Semua buku akan disusun
pada sebuah rak buku . Berapa cara susunan yang mungkin dari kejadian
berikut.
a. Buku Matematika disususn.
b. Buku Statistik disususn.
c. Buku Akuntansi disususn.
d. Masing-masing kelompok buku disusun bersama.
Jawab :
a. = 4! = 24
b. = 3! = 6
c. = 2! = 2
d. 24 x 6 x 2 = 288.

2) Permutasi sebanyak r dari n obyek.


Permutasi sebanyak r dari n obyek tanpa pengembalian dirumuskan :
n!
= , syarat : n ≥ r
n  r !
Contoh :
- Tentukan nilai dari ?
Jawab :

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 25


STATISTIKA TERAPAN

= 6 . 5 . 4 . 3 = 360

- Dari empat calon Pimpinan Perusahaan, misalkan ABCD hendak dipilih


seorang seorang Ketua, seorang Sekretaris, dan seorang Bendahara.
a) Ada berapa cara ke empat calon tersebut di pilih.
b) Tuliskan kemungkinan susunannya.
Jawab :
a) n = 4 dan r = 3

b) ABC, ABD, ACB, ACD, ADB, ADC.


BAC, BAD, BCA, BCD, BDA, BDC.
CAB, CAD, CBA, CBD, CDA, CDB.
DAC, DAB, DBA, DBC, DCA, DCB.

b. Permutasi dari n obyek dengan pengembalian.


Permutasi dari n obyek dengan pengembalian dirumuskan :
, syarat : n ≥ r.
Contoh :
Tentukan permutasi dari ABC sebanyak 2 unsur dengan pengembalian unsur
yang terpilih.
Jawab :
, yaiut AA, AB,AC,BB,BC.BA,CC.CB.CA.

c. Permutasi dari n obyek yang sama.


Permutasi dari n obyek yang sama dirumuskan:
n!
nPn1,n2,n3, …. nk =
n1!.n2!.n3!.....nk!
Contoh .
- Tentukan permutasi dari kata TAMAT.
- Ada 4 bola putih, 5 bola kuning, dan 2 bola hitam disusun dalam satu
baris. Jika semua bola yang berwarna sama tidak dibedakan satu sama lain
berapakah penyusunan yang mungkin.
Jawab :
- n = 5, n1= T = 2, n2 = A =2, n3 = M =1
30
- n = 4+5+2 = 11
n1 = 4, n2 =5, n3 = 2

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 26


STATISTIKA TERAPAN

4. Kombinasi
Adalah suatu penyusunan beberapa obyek tanpa memperhatikan urutan obyek
tersebut. Rumus kombinasi dengan r dari n obyek yang berbeda.
n!
Crn  , syarat : n≥r
r!n  r !
Contoh :
a. Tentukan nilai dari C24
Jawab :
4! 4.3.2.1
C24   6
2!4  2! 2.12.1
b. Dari 5 pemain bulu tangkis, yaitu A, B, C, D, dan E hendak dipilih 2 orang untuk
pemain ganda . berapa banyak pemain ganda yang mungkin terbentuk.
Jawab :
5! 5! 5.4.3.2.1
C25     10 pasangan
2!5  2! 2!.3! 2.1x3.2.1
Yaitu: (AB,AC,AD,AE,BC,BD,BE,CE,CE,DE)

Tak seorang pun yang dapat kembali dan


memulai semuanya dari awal. Tapi seseorang
bisa memulainya sekarang dan membuat
sebuah akhir yang baru. (Maria Robinson)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 27


STATISTIKA TERAPAN

Distribusi Peluang
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Variabel acak adalah variabel (biasanya diwakili oleh x) yang memiliki nilai numerik
tunggal, ditentukan secara kebetulan, untuk setiap hasil dari suatu prosedur.
Distribusi peluang adalah deskripsi yang memberikan probabilitas untuk setiap nilai
variabel acak. sering dinyatakan dalam format tabel, formula, atau grafik.
Variabel acak diskrit:
a. Ukuran hasil percobaan yang mempunyai nilai tertentu dalam suatu interval.
b. Nilainya merupakan bilangan bulat dan asli, tidak berbentuk pecahan.
c. Ruang sampelnya terhingga dan terhitung.

Variabel acak kontinu


a. Ukuran hasil percobaan yang mempunyai nilai yang menempati seluruh titik dalam
suatu interval.
b. Berada dalam ruang sample tak terhingga dan kumpulan nilainya tidak dapat
dihitung.
c. Merupakan bilangan bulat maupun pecahan
Distribusi peluang menggambarkan kemungkinan yang terjadi bukan apa yang
sebenarnya terjadi dan disajikan dalam format grafik, tabel, atau formula.
Syarat distribusi peluang :
a. Ada variabel acak numerik x dan nilainya dikaitkan dengan probabilitas P (x) yang
sesuai (DISKRIT).
b. ∑P(x) = 1 TETAPI contoh 0,999 dapat diterima JIKA hasilnya dari kesalahan
pembulatan dan dapat dibulatkan menjadi 1.
c. 0≤P(x)≤1 Setiap nilai individu dari variabel acak x. (Setiap nilai probabilitas harus
antara 0 dan 1)

2. Parameter Distribusi Peluang


Distribusi peluang menggambarkan populasi bukan sampel. Oleh karena itu, nilai dari
mean, standar deviasi, dan varian adalah parameter daripada statistik.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 28


STATISTIKA TERAPAN

3. Nilai yang diharapkan


Nilai yang diharapkan dari variabel acak diskrit x dilambangkan oleh E, yang
merupakan nilai rata-rata dari hasil, sehingga E = µ dan E
juga dapat ditemukan dengan  [ x  P ( x )]. mengevaluasi rumus
mean yaitu

4. Mengidentifikasi Nilai Tak Biasa


Berada di luar rentang nilai biasa maksimum – minimum
Nilai Biasa Maksimum = µ + 2℺
Nilai Biasa Minimum = µ - 2℺
Di luar dari batas tersebut, suatu nilai disebut nilai tak biasa
Contoh :
(seperti peluang munculnya 992 ANGKA dalam 1000 kali pelemparan koin), peluang
munculnya 8 GAMBAR termasuk sangat kecil, bisa disimpulkan bahwa asumsi
tersebut mungkin tidak benar.
Menggunakan probabilitas untuk menetukan kapan hasil itu tidak biasa seperti
berikut:
Jumlah keberhasilan luar biasa tinggi : Suatu kejadian x dianggap luar biasa tinggi
apabila peluang x atau lebih dari x setelah dijumlahkan tidak lebih dari 0,05.
(P(x or more) ≤ 0,05).
Jumlah keberhasilan luar biasa rendah: Suatu kejadian x dianggap luar biasa rendah
apabila peluang x atau kurang dari x setelah dijumlahkan tidak lebih dari 0,05.
(P(x or fewer) ≤ 0,05).

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 29


STATISTIKA TERAPAN

B. Distribusi Probabilitas Binomial


1. Definisi
Distribusi probabilitas binomial merupakan jenis distribusi untuk menghadapi
keadaan di mana hasil dari suatu kejadian hanya terdiri dari dua kategori, seperti benar
atau salah.
Sifat percobaan Binomial
• Percobaan dilakukan dalam n kali ulangan yang sama.
• Kemungkinan yang terjadi pada tiap ulangan hanya ada 2, yaitu “sukses” atau
“gagal”.
• Probabilitas “sukses” yang dinotasikan dengan p selalu tetap pada tiap ulangan.
• Tiap ulangan saling bebas (independent).

 n n!
P( x)    p x q ( n  x )  px q ( n x)
 x x!( n  x)!

dimana :
p : probabilitas sukses sebuah percobaan, q (probabilitas gagal) = 1-p,
n : jumlah percobaa
x : jumlah sukses.

Contoh:
Ada kemungkinan 0,85 orang dewasa yang dipilih secara acak mengetahui apa itu
Twitter, gunakan rumus probabilitas binomial untuk menemukan probabilitas
mendapatkan tiga orang dewasa yang tahu apa itu Twitter ketika lima orang dewasa
dipilih secara acak. Dimana n = 5, x = 3, p = 0.85, dan q = 0.15.

Kemungkinan mendapatkan tepat tiga orang dewasa yang mengenal Twitter di antara
lima orang secara acak adlah 0,138.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 30


STATISTIKA TERAPAN

2. Parameter distribusi binomial


Adalah sekumpulan data bilangan nyata yang menyatakan karakteristik sebuah
populasi. Contoh Parameter = Mean, Varians, Simpangan Baku
Formula Mencari Parameter
Mean (μ) = np Keterangan:
Varians ( ) = npq n = Jumlahpercobaan

Simpangan Baku ( ) = p = Peluangsukses


q = Peluanggagal (1 – p)
Contoh 1:
Merk Mc Donald mempunyai tingkat popularitas 95% (menurut data Retail
Marketing Group dan Harris Interactive). Sebuah grup khusus terdiri dari 12 orang
dewasa yang terpilih secara acak akan dipakai untuk pengujian pasar. Dari 12 orang
tersebut, tentukan nilai Mean & Standar Deviasi untuk jumlah orang yang mengenali
merk McDonald.
Penyelesaian
n = 12, yang merupakan ukuran sampel/populasi.
p = 0,95 dan q = 0,05 (dari 1 – p).
Penggunaan data-data tersebut adalah sbb.
Mean : μ = np = 12 x 0,95 = 11,4
Varians : = npq = 12 x 0,95 x 0,05 = 0,57
Simpangan Baku :σ = = 0,754

Dari 12 sampel orang dewasa, rata-rata 11,4 orang tahumerk McDonald, dengan
standar deviasinya 0,8.

Contoh 2:
Dari 945 kelahiran, 879 kelahiran adalah anak perempuan yang lahir dari orang tua
pengguna metode XSORT.
• Asumsi jika laki dan perempuan punya peluang lahir
yang sama, gunakan Formula untuk menemukan rerata dan standar deviasi dari
jumlah anak perempuan yang lahir sesuai data di atas.
• Gunakan aturan jempol untuk mendapatkan jumlah
minimum dan maksimum biasa kelahiran anak perempuan sesuai data di atas,
dengan asumsi anak laki dan perempuan punya peluang lahir yang sama.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 31


STATISTIKA TERAPAN

• Apakah jumlah 879 bayi perempuan tergolong nilai


tinggi yang tak biasa?
Penyelesaian:
Menggunakan nilai n = 945, p = 0,5, q = 0,5, Formula dapat digunakan sbb.
Rerata : n x p = 945 x 0,5 : 472,5

StandarDeviasi : = -> 15,37 dibulatkanjadi 15,4

Jumlah maksimum biasa = μ + 2 σ = 472,5 + 2 x 15,4 = 503,3 perempuan


Jumlah minimum biasa = μ - 2 σ = 472,5 – 2 x 15,4 = 441,7 perempuan
Jadi, pada data kelahiran 945 anak, jumlahanakperempuan yang lahir biasanya
berada di antara 441,7 dan 503,3. (asumsi peluang lahir anak laki dan perempuan
sama) 879 termasuk nilai tinggi tak biasa karena berada diatas nilai kelahiran biasa
(503,3 anak).
Interpretasi :
Kelahiran 879 anak perempuan dari total 945 kelahiran termasuk tinggi tak biasa,
jadi nilai yang terjadi tidak sesuai harapan. Karena kata kemungkinan sepertinya tak
bisa banyak menjelaskan (879 jauh lebih tinggi dari peluang normal), serta karena
945 orang tua ini menggunakan metode XSORT, boleh dikata metode tersebut
cukup efektif meningkatkan peluang lahirnya anak perempuan. (Bagaimanapun, ini
bukan berarti metode XSORT lah penyebab meningkatnya jumlah anak perempuan;
harus ada bukti fisik atas argument tersebut).
Menggunakan Tabel A-1 di Appendix A (Binomial Probabilitas)
Metode ini memberi kemudahan dimana peluang untuk suatu kejadian telah
ter sedia dalam table. Untuk mempermudah langsung saja ke contoh soal berikut.
Contoh:
Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Harris baru-baru ini, 60% orang dewasa
percaya pada iblis. Diasumsikan bahwa kami secara acak memilih lima orang dewasa,
gunakan Tabel A-1 untuk menemukan:
a. probabilitas tiga dari lima orang dewasa percaya pada iblis
b. Kemungkinan bahwa jumlah orang dewasa yang percaya pada iblis pada pada
setidaknya dua orang

Penyelesaian:
a. Kutipan berikut dari tabel menunjukkan bahwa ketika n = 5 dan p = 0,6,
probabilitas untuk x = 3 maka P (3) = 0.346.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 32


STATISTIKA TERAPAN

b. Istilah "setidaknya dua" keberhasilan berarti bahwa jumlah keberhasilan adalah 2


atau 3 atau 4 atau 5.
P (setidaknya dua orang percaya iblis) = P (2 or 3 or 4 or 5)
= P (2) + P (3) + P (4) + P (5)
= 0.230 + 0.346 + 0.259 + 0.078
= 0.913

Jangan berharap semua akan


jadi lebih mudah. Berharaplah
kau jadi lebih baik. (Jim Rohn)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 33


STATISTIKA TERAPAN

DISTRIBUSI PELUANG NORMAL


A. Kurva dan distribusi normal
1. Normal Probability distribution (Continuous Probability Distribution)
Distribusi normal memainkan peranan penting dalam statistika inferensial.
Statistika inferensial adalah seluruh metode yang berhubungan dengan analisis
sebagian data atau sampel untuk kemudian sampai pada penarikan
kesimpulan mengenai seluruh data induk atau populasi

Distribusi normal adalah variable acak kontinu yang memiliki distribusi pada
suatu grafik yang simetris dan berbentuk lonceng

µ= mean (dibaca mu/miu)


σ= standard deviation (dibaca sigma)
π=3,14159
e=2,71828

Ciri-ciri standard normal distribution


a. Grafik berbentuk seperti lonceng (simetris)
b. Mean nya 0 (µ=0)
c. Standard deviation nya 1 (σ=1)
Tujuan dari standard normal distribution:
a. Mencari korespondensi area (atau probabilitas atau frekuensi relatif)
pada daerah di bawah grafik
b. Mencari nilai z yang cocok dengan area dibawah grafik

2. Uniform Distribution
Untuk mempelajari “Normal Probability Distribution”, kita memulai dengan
memahami uniform distribution. Hal yang perlu diperhatikan adalah
a. Area dibawah grafik=1
b. Ada hubungan antara area dan probabilitas, sehingga beberapa
probabilitas dapat ditemukan dengan mengidentifikasi area yang cocok
di grafik

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 34


STATISTIKA TERAPAN

Grafik dari distribusi probabilitas kontinu disebut kurva densitas (curve


density)

Syarat kurva densitas:


a. Total area dibawah kurva harus 1
b. Setiap titik pada kurva tingginya harus positif (y ≥ 0)

Bila range=x dan tinggi=y, maka:


Y=1/x atau xy=1
Contoh: Sesuai Grafik, x dikali y=1
0,2x5=1

Contoh soal:
Cari probabilitas penumpang yang dipilih secara random menunggu bus
dengan waktu lebih dari 2 menit!
Jawab:
P(menunggu lebih dari 2 menit) = Area yang
terarsir
= 0,2 x 3
= 0,6

B. Area distribusi normal menggunakan tabel z


1. Prinsip dasar:
a. Area dan probabilitas
memiliki hubungan
b. Area di bawah kurva
densitas adalah 1
c. µ=0 dan σ=1

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 35


STATISTIKA TERAPAN

2. Mencari probabilitas apabila z diketahui


Mencari nilai probabilitas bisa dengan cara:
a. TI-83>84 Plus calculator,
b. Computer software such as STATDISK, Minitab, Excel, or
StatCrunch,
c. Menggunakan tabel z positif dan negatif

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 36


STATISTIKA TERAPAN

Cara menggunakan tabel z:


a. Lihat nilai z di soal
b. Cocokkan nilai z dengan keterangan yang ada di tabel z. Z
vertical adalah satuan dan 1 desimal dibelakang koma. Z
horizontal adalah desimal ke 2 dibelakang koma.
Contoh: z=1,55. Maka lihat z vertical 1,5 dan z horizontal 0.55
c. Lihat kotak yang menunjukkan probabilitasnya. Nilai
probabilitas terhitung dari grafik sebelah kiri.
Contoh: z=1.55, probabilitas= 0.9394

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 37


STATISTIKA TERAPAN

Beberapa modifikasi pertanyaan dalam soal:


a. Ketika yang ditanya adalah area yang lebih besar z
Bila lebih besar dari z:
Probabilitas= 1 - Probabilitas z
Contoh:
Dik: z=-1
Dit: Berapa probabilitas z>-1?
Jawab: Area= (1-Area dari z=-1)
Area= 1-0,1587
Area= 0,8413

b. Ketika yang ditanya adalah area dari a<z<b


Bila kondisi z diapit 2 titik, maka:
1) Cari probabilitas z=a
2) Cari probabilitas z=b
3) Kurangkan kedua probabilitas tersebut

Notation :
a. P(a < z < b) denotes the probability that the z score is
between a and b.
b. P( z > a) denotes the probability that the z score is greater than
a.
c. P(z < a) denotes the probability that the z score is less than a.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 38


STATISTIKA TERAPAN

3. Mencari z dari area yang diketahui


Langkah-langkah yang bisa dilakukan:
a. Tentukan besar probabilitasnya dari keterangan yang ada pada
soal
b. Cari dalam tabel z, nilai z mana yang menggambarkan
probabilitas tersebut. Dalam menentukan nilai z, ada beberapa
panduan:
1) Apabila probabilitas yang tersedia di soal tidak tepat atau
tidak sama dengan probabilitas yang ada di tabel (Misal:
probabilitas = 0,558), maka probabilitas dikaitkan
dengan probabilitas yang paling dekat (0,5596 sehingga
z=0,15)

2) Apabila probabilitas yang tersedia tepat merupakan nilai


tengah dari 2 probabilitas yang bersebelahan dalam tabel
z, maka z yang diambil adalah z yang lebih besar

3) Kedua aturan di atas dikecualikan untuk z dan


probabilitas dari tabel di bawah ini

4) Untuk modifikasi pertanyaan, mencari nilai z dari grafik


P(a < z < b) dibawah ini, maka:
a) Cari z(a) seperti cara biasa
b) Cari z(b) dengan:

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 39


STATISTIKA TERAPAN

P(b)= 1 - 0,025=0,975
Kemudian tentukan z(b) dengan menggunakan
nilai P(b)

4. Critical value / nilai kritis


Critical value adalah besar z yang memisahkan antara area dan bukan
area. Apabila dalam soal menemukan z α, maka α adalah probabilitas yang
dihitung dari sebelah kanan grafik
C. Dapat memahami konsep distribusi normal standard
1. Prinsip dasar nonstandard normal distribution:
a. µ ≠ 0 dan σ ≠ 1
b. Melakukan konversi untuk menstandarisasi ditribusi normal sehingga
metode standar normal distribution dapat digunakan

Contoh soal: ( Example 1 hal 256 Triola, Essentials of Statistics)


Dik: x=70 in
µ=63,8 in
σ=2.4 in
Dit: Probabilitas wanita yang tingginya mencukupi (Min 70 in)
Jawab:
Cari z dari data yang diketahui
z= (x- µ) / σ
z= (73-69,5) / 2,4
z= 2,38
P ( z>2, 38) = 1- 0.9913= 0,0087

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 40


STATISTIKA TERAPAN

Contoh lainnya prosesnya sama dengan standard normal distribution,


namun ada proses tambahan yaitu mengkonversi nilai x ke z atau nilai
z ke x, sesuai dengan isi pertanyaan

2. Distribusi Sampling
Distribusi sampling dari statistik adalah distribusi semua nilai ketika
semua bagian sampel memiliki potensi yang sama untuk dipilih dari
suatu populasi
Distribusi sampling dari mean sample adalah distribusi dari semua mean
sampel yang mungkin, dengan semua sampel memiliki jumlah sebanyak
n yang sama dari populasi yang sama

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 41


STATISTIKA TERAPAN

Distribusi sampling dari variance sampel adalah distribusi dari semua


varian sampel yang mungkin, yang mana semua sampel memiliki
jumlah sebanyak n yang sama dari populasi yang sama

Distribusi sampling dari proporsi sampel adalah distribusi dari semua


proporsi sampel yang mungkin, yang mana semua sampel memiliki
jumlah sebanyak n yang sama dari populasi yang sama
Notasi untuk Proporsi
p = proporsi populasi
n = proporsi sampel
Estimator adalah penggunaan statistika untuk mengestimasi nilai dari
parameter populasi. Estimator dibagi 2, yaitu:
a. Unbiased Estimators. Menggunakan parameter:
1) Mean (x)
2) Variance (s2)
3) Proportion (p n)
b. Biased Estimators. Menggunakan parameter
1) Median
2) Range
3) Standard deviation (s)
3. Sampling Replacement
Alasan melakukan sampling dengan replacement
a. Ketika memilih sampel kecil dari populasi yang besar, tidak
ada perbedaan signifikan ketika melakukan replacement atau
tidak melakukannya
b. Sampling dengan replacement pada kegiatan independen
lebih mudah untuk dianalisis dan perhitungan dan formulanya
lebih sederhana

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 42


STATISTIKA TERAPAN

D. Teorema Limit Pusat


Teorema Limit Pusat memberitahu kita bahwa
a. Ukuran sampel meningkat, distribusi sampling dari mean sample
cenderung mendekati distribusi normal
b. Mean dari semua mean sampel sebanding dengan mean dari populasi
yang asli
c. Ukuran sampel meningkat, rentang dari dotplots menyempit,
menunjukkan standard deviations dari means sampel menjadi lebih
kecil .

Kasus dalam penggunaan teorema limit pusat:

*Untuk n<30, metode ini tidak


berlaku

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 43


STATISTIKA TERAPAN

Rare Event Rule for Inferential Statistics:


Jika pada asumsi yang diberikan, probabilitas dari sebuah pengamatan
sangat kecil (dibawah 5%), maka asumsi yang diberikan mungkin tidak
tepat Ketika melakukan sampling tanpa replacement dan ukuran dari
sample diatas 5% populasi (n > 0.05N), atur standard deviation dari
means sample dengan:

E. Normalitas Data
Distribusi normal memiliki kriteria untuk terpenuhi yaitu sebagai berikut
a. histogram yang kurang lebih berbentuk lonceng;
b. identifikasi outliers (data yang menyimpang terlalu jauh dari suatu
rangkaian data)
c. membuat grafik normal quantile plot
Normal quantile plot atau plot probabilitas normal adalah grafik dari
titik-titik (x, y) yang merupakan nilai kuantil dari standard normal
distribution. Kuantil adalah nilai nilai yang membagi suatu jajaran data
menjadi bagian yang sama banyaknya.

1. Konsep dasar Normalitas data


Distribusi normal: Jika bentuk dari titik-titik sangat mendekati bentuk garis
lurus
Bukan distribusi normal:
a. TItik titik tidak membentuk pola garis lurus
b. Titik-titik membentuk pola sistematis yang bukan garis lurus

2. Penerapan Normalitas data


Step 1: Urutkan data dari yang terendah ke tertinggi
Step 2: Jumlah pembagi kuantil sebanyak n, dan area nya mengikuti pola
1/2n, 3/2n, dst sebanyak nilai n. Area disajikan dalam bentuk decimal. Misal
n=3, maka area nya 1/6, 3/6, 5/6 maka areanya 0,166. 0,5, 0,666
Step 3: Gunakan area dari standard normal distribution untuk mencari nilai z
Step 4: Masukkan titik (x,y) { x=z, dan y=korespondensi dari z} ke dalam
histogram

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 44


STATISTIKA TERAPAN

Step 5: Putuskan apakah normal quantile plot termasuk distribusi normal atau
tidak

3. Transformasi data
Kita dapat mengubah data agar data tersebut memiliki distribusi normal.
Transformasi yang umum adalah mengubah nilai x dengan data yang
berlogaritma. Ketika data berlogaritma sudah memiliki distribusi normal,
distribusi nya disebut distribusi lognormal

F. Pendekatan data normal untuk data binomial


Kriteria distribusi normal sebagai perkiraan pada distribusi binomial :
1. Sampel adalah sampel acak, proporsi keberhasilan adalah p, sampel
diambil dari percobaan independen dari eksperimen binomial
2. np ≥ 5 and nq ≥ 5.
Jika kriteria terpenuhi, distribusi probabilitas dapat diperhitungkan
dengan distribusi normal dengan parameter:
• m = np
•s =2npq
Langkah-langkah penggunaan distribusi normal untuk memperkirakan
distribusi binomial
1. Uji dua kriteria diatas
2. Cari m and s dari parameter m = np and s =2npq.
3. Identifikasi nilai x terdiskresi yang relevan dengan persoalan
probabilitas binomial yang akan dipertimbangkan
4. Gambar grafik distribusi normal dan tandai di sisi kiri dan sisi kanan
dari x senilai 0,5 (x - 0.5 dan x + 0.5) Contoh: x = 235, maka
tandai pada 234.5 to 235.5

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 45


STATISTIKA TERAPAN

5. Pilih bagian mana dari x yang ingin dicari probabilitasnya.


Contohnya probabilitas suatu tim mendapatkan kemenangan 235
kali dari 400 kali pertandingan. Arsir daerah dari probabilitas yang
ingin dicari tersebut
6 Pilih salah satu antara x - 0.5 or x + 0.5 yang akan digunakan
sebagai x. Cari area dari daerah yang diarsir sesuai hasil dari step 5
sebagai berikut:
i. Cari z
z = (x - m)/s
ii. Cari P(z) dari tabel z
iii. Cari berapa probabilitas dari daerah yang terarsir
Continuity correction dibuat untuk membedakan seluruh nilai x pada
distribusi binomial dengan:

Angka keberhasilan yang tidak biasa:


• Angka keberhasilan tinggi: P(x or more) … 0.05.
• Angka keberhasilan rendah: P(x or fewer) … 0.05.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 46


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Konsep Diri
A. Pengertian dan Urgensi Konsep Diri
1. Pengertian konsep diri
Konsep diri secara umum dapat diartikan sebagai bagaimana keyakinan,
pandangan/ penilaian/ komentar seseorang terhadap dirinya sendiri, yang
meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya
maupun lingkungan terdekatnya.Jadi konsep diri adalah gagasan tentang diri
sendiri. Konsep diri menurut ilmuan dan pakar-pakar psikologis, di antaranya:
a) Atwater 1983, konsep diri adalah cara pandang kita yang merupakan pusat
dari kesadaran dan tingkah laku kita. Konsep diri melibatkan perasaan,
nilai-nilai dan keyakinan yang kita anut.
b) Burns 1993, konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang
kita pikirkan dengan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita,
dan seperti apa diri kita yang kita inginkan.
c) Mulyana 2000,konsep diriadalah pandangan individu mengenai siapa diri
individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan orang lain
pada kita.
d) Hurlock 1990, memberikan pengertian tentang konsep diri sebagai
gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya, merupakan gabungan dari
keyakinan individu tentang karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional,
aspirasi dan prestasi mereka.
e) Menurut William D. Brooks,pengertiankonsep diriadalah pandangan dan
perasaan kita tentang diri kita.
f) Centi 1993, mengemukakan konsep diri (self-concept) adalah gagasan
tentang diri sendiri, terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai
pribadi, merasa tentang diri sendiri, dan menginginkan diri sendiri menjadi
manusia sebagaimana kita harapkan.
g) Rini 2002, Konsep diridefinisikan secara umum sebagai keyakinan,
pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan pemikiran individu
terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter, maupun sikap.
h) Sarwono, konsep diri adalah semua ciri, jenis kelamin, pengalaman, sifat-
sifat, latar belakang budaya, pendidikan, & sebagainya yang melekat pada
seseorang.

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi konsep diri.


a. Pola asuh orang tua
Konsep diri anak sangat ditentukan oleh pembelajaran yang diberikan oleh
orang tua karena merupakan orang pertama yang memberikan
pembelajaran.
b. Saudara sekandung

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 1


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
Dalam pembentukan konsep diri dilakukan proses self-development yang
oleh Gordon Allport disebut becoming, yaitu manusia mengembangkan,
memodifikasi, dan menyaring identitas personal serta pemahaman tentang
diri sendiri dan konsep tentang diri sendiri. Orang-orang ini menjadi
panutan (role models) dalam bertindak, berpikir, dan mengenal diri
sendiri. Richard Dewey & W. J. Humber menyebut mereka dengan
affective others, yaitu orang lain yang mempunyai ikatan emosional
dengan kita.
c. Pendidikan
Teori behavioristik oleh B. F. Skinner menyatakan bahwa manusia
mengembangkan perilakunya berdasarkan proses belajar.
d. Rekan/ teman sebaya
Teman sebaya dapat memberikan pembelajaran lebih banyak karena
teman sebaya merupakan sosok seimbang dan setara sebagai contoh dalam
menghadapi kehidupan serta masalah.
e. Masyarakat
Merupakan pihak lain yang memberi pengaruh besar terhadap konsep diri
seseorang karena masyarakatlah yang memberi penilaian mengenai
seseorang.
f. Pengalaman
Pengalaman mengenai kegagalan maupun pengalaman keberhasilan dapat
memengaruhi konsep diri seseorang.
g. Kritik internal
Berarti bahwa setiap individu pasti punya penilaian dan kritik terhadap
keadaan diri sendiri, kritik tersebut bisa sebagai evaluasi atas diri sendiri
atau justru dapat membuat konsep diri negatif jika yang terjadi adalah
persepsi negatif terhadap diri sendiri.

3. Sumber-sumber konsep diri.


a. Self-esteem (harga diri)
Penilaian, baik positif atau negative, mengenai tingkat estimasi individu atas
nilai, kemampuan, dan kepercayaan terhadap diri sendiri. Konsep diri
mempunyai dua komponen, kognitif dan afektif. Komponen kognitif
merupakan citra diri. Misalnya: Saya cantik. Komponen afektif merupakan
harga diri. Misalnya: saya bangga saya cantik, saya menyesal dilahirkan
cantik. Berikut beberapa langkah menambah harga diri:
1) Belajar menyukai diri sendiri (self esteem)
2) Membangkan pemikiran positif
3) Perbaiki kualitas hubungan interpersonal
4) Bersikap proaktif
5) Jaga keseimbangan hidup (mengelola waktu, energi, dan emosi)
6) Ubah cara berkomunikasi menjadi ungkapan positif.
b. Social Evaluation (Penilaian Sosial)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 2


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
Kebanyakan informasi tentang diri sendiri kita dapatkan dari orang lain. Ini
akan mempengaruhi perilaku dan keinginan seseorang untuk berubah atau
tidak. Berikut beberapa teori mengenai penilaian sosial:
1) Reflected appraisal
Pandangan orang lain, baik secara sadar atau tidak, akan menjadi
pendapat yang kita serap dan kemudian menjadi pendapat kita. Diri
akan memantulkan penilaian orang lain itu, kemudian masuk ke dalam
konsep diri kita.
2) Direct Feedback
Merupakan penilaian secara langsung, berupa perkataan maupun
tindakan, untuk memberikan pendapat dan penilaian terhadap
seseorang. Terutama orang-orang yang berpengaruh, seperti orang tua
dan teman dekat. Penting bagi aktualisasi diri, yaitu perkembangan
terhadap peningkatan kemampuan seseorang.

4. Teori-teori Konsep Diri


a. Social Comparison (Pembandingan Sosial)
Menurut Festinger, teori pembandingan sosial membantu menjelaskan
berbagai macam fenomena, termasuk keyakinan sosial, perubahan sikap, &
komunikasi kelompok. Empat prinsip dasar :
1) Setiap orang memiliki keyakinan tertentu.
2) Penting bagi keyakinan kita untuk menjadi benar.
3) Beberapa keyakinan lebih sulit untuk dibuktikan secara objektif dapat
dibuktikan secara subjektif melalui pembuktian bersama (membuat
orang lain setuju).
4) Ketika anggota dari kelompok rujukan (reference group) saling tidak
setuju tentang sesuatu hal, mereka akan berkomunikasi hingga konflik
tersebut terselesaikan.
b. Self – Perception (Persepsi Diri)
Menurut Daryl Benn, ketika kita menilai pendapat sendiri, maka kita akan
mengambil perilaku kita sebagai petunjuk (clues), daripada menganalisis
diri kita secara mendalam. Ini juga menempatkan diri kita pada hal yang
sama ketika mencoba memahami orang lain.

5. Urgensi konsep diri


Teori Carl Ransom Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri
sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah-
masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat
mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Konsep diri
banyak mempengaruhi proses pengembangan diri (self development) dan
menentukan siapa kita di kemudian hari. Dengan konsep diri, seseorang akan
mampu untuk:
a) Mengetahui tujuan hidup, sehingga jelas arah hidup.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 3


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
b) Mengetahui jalan hidup, sehingga mempunyai bingkai dalam melangkah
di hidup ini.
c) Bersemangat dan termotivasi untuk mencapai kesuksesan.

Menurut teori cerminan diri (looking glass self), pemahaman seseorang


terhadap dirinya merupakan refleksi bagaimana orang lain bereaksi
terhadapnya. Konsep diri berkembang seiring dengan perkembangan social,
usia, dan social cognition atau bagaimana seseorang memahami pikiran,
perasaan, motif dan perilaku orang lain. Konsep diri terbagi dua:
a. Konsep diri negatif
Penilaian negatif pada diri sendiri dengan tidak merasa cukup baik
terhadap apapun yang dimiliki dan merasa tidak mampu mencapai
apapun yang berharga. Hal ini akan mengarah ke kelemahan emosional,
depresi atau kecemasan, kekecewaan emosional seperti keangkuhan dan
ke keegoisan dan akan mengarah pada penghancuran diri. Orang dengan
konsep diri negatif :
1) Mudah marah dan peka terhadap kritik
2) Cenderung menghindari dialog yang terbuka
3) Selalu mempertahankan pendapat walaupun pendapatnya itu salah
4) Sangat respek terhadap berbagai pujian
5) Memiliki kecenderungan bersikap hiperkritis terhadap orang lain
6) Jarang mengungkapkan penghargaan terhadap kelebihan orang lain
7) Mudah marah, mengeluh dan meremehkan orang lain
8) Merasa tidak disenangi dan tidak diperhatikan oleh orang banyak
9) Tidak mau menyalahkan diri sendiri
10) Pesimis serta takut bersaing dan berprestasi.

b. Konsep diri positif


Penilaian positif pada diri sendiri dan mengenal diri sendiri secara baik.
Ismail (2001), menjelaskan bahwa konsep diri merupakan faktor yang
sangat menentukan dalam hubungan interpersonal, karena setiap orang
akan bertingkah laku sesuai dengan konsep dirinya. Inividu dengan
konsep diri positif cenderung akan dapat menimbulkan tingkah laku
penyesuaian yang baik dengan lingkungan sosial. Orang dengan konsep
diri positif:
1) Optimis
2) Percaya diri
3) Rendah hati
4) Menyadari bahwa tidak seluruh perilaku dapat diterima oleh
masyarakat
5) Memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri sendiri
6) Memiliki kesanggupan dalam mengungkapkan aspek yang tidak
disenangi dan berusaha untuk merubahnya

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 4


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
7) Peduli
8) Kreatif
9) Professional.

B. Cara Menumbuhkan Konsep Diri Positif


Untuk meningkatkan konsep diri positif yaitu dengan positive thinking dan
potential power. Positive thinking yaitu memberikan ide positif tentang diri
sendiri. Potential power : dapat dioptimalkan dengan mengetahui apa yang
disukai, karakter, prestasi, pendidikan, pengalaman, membaca, dan menulis.
Menurut Wuryanano konsep diri dipengaruhi tiga hal:
1. Cita-cita diri : keinginan untuk mencapai suatu tujuan yang dipengaruhi
lingkungan.
2. Citra diri : suatu hal yang bersifat prinsip. Merupakan konsepsi mengenai
seperti apakah diri sebenarnya.
3. Harga diri : seberapa besar penghargaan terhadap diri sendiri.

Cara mengubah konsep diri menjadi positif :


1. Afirmasi positif, dengan menanamkan kata-kata positif seperti “aku pasti
bisa”, “semangat!”, “aku pasti berhasil”, dan sebagainya.
2. Bersikap objektif pada diri sendiri (bakat dan potensi)
3. Hargai diri sendiri
4. Jangan memusuhi dan menyalahkan diri sendiri secara berlebihan
5. Berpikir positif serta rasional

Menerapkan konsep diri positif dengan cara :


1. Menata konsep diri seorang muslim
a. Penataan spiritual religuitas (salimul aqidah, sahihul ibadah & matinul
khuluq).
b. Pemahaman Aplikatif aqidah/ keyakinannya yang teraplikasi dalam cara
ibadah, bekerja, berorganisasi dan berpola fikir yang melahirkan
konsistensi (istiqomah).
c. Konsistensi melahirkan konsep diri positif, keberanian, rasa percaya diri,
ketenangan jiwa.
d. Strategi : kenali diri sendiri, bina diri (tarbiyah zakiyah)
2. Penataan kematangan pribadi (mujahidu linnafsi)
a. Penataan kekuatan pola berfikir (mutsaqol fikri)
b. Sinergitas diri, pekerjaan, dakwah, organisasi dan pergaulan (tarbiyatul
jakiyun)
3. Konsep diri dengan orang lain
a. Memperbaiki Komunikasi dan relationship
b. Membangun hubungan Keluarga
c. Membangun komitmen dengan tim.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 5


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
d. Regenerasi
e. Sinergitas
Menumbuhkan konsep diri positif untuk anak-anak
Menurut Dorothy Law Nolte, konsep diri anak dapat ditumbuhkan antara lain
melalui konsep berikut; “Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki,
jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah, jika anak dibesarkan
dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan, dan jika anak dibesarkan dengan
dorongan, ia belajar percaya diri". Intinya, orang tua harus memberikan teladan
dan memberi apresiasi positif kepada anak.

C. Cara Menumbuhkan Kepercayaan Diri


1. Pengertian Percaya Diri
Merupakan adanya sikap individu yakin akan kemampuannya sendiri untuk
bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkannya sebagai suatu perasaan yang
yakin pada tindakannya, bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak
terpengaruh oleh orang lain. Orang yang memiliki kepercayaan diri
mempunyai ciri-ciri: toleransi, tidak memerlukan dukungan orang lain dalam
setiap mengambil keputusan atau mengerjakan tugas, selalu bersikap optimis
dan dinamis, serta memiliki dorongan prestasi yang kuat.

2. Karakteristik Percaya Diri


Karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri:
a. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, sehingga tidak membutuhkan
pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun rasa hormat orang lain
b. Tidak menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau
kelompok
c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain
d. Berani menjadi diri sendiri
e. Pengendalian diri yang baik
f. Internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan,
tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib)
g. Cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
h. Harapan yang realistik terhadap diri sendiri

3. Sebab-Sebab Timbulnya Rasa Kurang Percaya Diri


a. Pola pikir negatif.
b. Sulit menerima pujian/hal-hal positif dari orang lain.
c. Suka mengecilkan arti keberhasilan diri sendiri

4. Hal yang dilakukan saat mengalami krisis kepercayaan diri


a. Evaluasi diri secara obyektif.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 6


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
b. Beri penghargaan yang jujur terhadap diri.
c. Positive thinking.
d. Gunakan self-affirmation.
e. Berani mengambil resiko.
f. Belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan.
g. Menetapkan tujuan yang realistis

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 7


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Kepribadian
A. Pengertian
Personality atau kepribadian berasal dari kata persona, yaitu topeng yang biasa
digunakan para pemain sandiwara di Jaman Romawi. Secara umum kepribadian
menunjukkan bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu
lainnya. Berikut pengertian kepribadian menurut beberapa ahli :
a) Horton, kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan
temperamen seseorang yang terwujud dalamnperilaku yang baku atau pola
dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya.
b) Schever Dan Lamm, kepribadian adalah pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri kas,
dan prilaku seseorang.
c) George Kelly, kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam
mengartikan pengalaman hidupnya.
d) Gordon Allport, kepribadian sebagai “sesuatu” dalam diri individu yang
membimbing dan memberi arah pada tingkah laku. Lebih detail kepribadian
adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang
menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas.
e) Sigmund Freud, kepribadian sebagai hasil dari konflik dan rekonsiliasi dari id,
ego, dan superego.
f) Yinger, kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan
sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
g) M.A.W Bouwer, kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi
kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
h) Cuber, kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak
dan dapat dilihat oleh seseorang.
i) Theodore R. Newcombe, kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang
dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Dari teori kepribadian diatas, menurut E. Koswara, terdapat kesamaan pengertian:
1. Organisasi penentu atau pengarah tingkah laku.
2. Keunikan dan kekhasan dari setiap individu.
3. Dipengaruhi faktor internal dan eksternal yang mencakup genetik atau
biologis, pengalaman-pengalaman sosial, dan perubahan lingkungan.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian


1. Faktor genetik
2. Faktor lingkungan
Teori perlekatan (Jhon Bowlby) menunjukkan bahwa kegagalan anak
membentuk perlekatan yang kuat dengan satu orang atau lebih dalam tahun
pertama kehidupan berhubungan dengan ketidakmampuan membentuk
hubungan dengan orang lain pada masa dewasa.
3. Faktor stimulasi gen dan cara berpikir
Kazuo Murakami, Ph.D dalam bukunya The Divine message of the DNA,
menyimpulkan bahwa kepribadian sepenuhnya dikendalikan oleh gen yang
bersifat Dorman (tidur) atau tidak aktif dan yang bersifat aktif. Gen yang tidur
diaktifkan dengan cara berpikir positif.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 8


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

C. Mengenali Kepribadian yang Sehat dan Tidak Sehat


1.Kepribadian yang sehat
a)Mampu menilai diri, siuasi, prestasi secara realisitis.
b) Tanggung jawab.
c) Mandiri.
d) Dapat mengontrol emosi.
e) Berorientasi tujuan.
f) Berorientasi keluar (ekstrovert), bersifat respek, empati terhadap orang
lain.
g)Penerimaan sosial, mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan social.
h) Memiliki filsafat hidup.
i) Berbahagia (didukung oleh factor achievement, acceptance, dan affection.

2. Kepribadian yang tidak sehat


a) Mudah marah, memusuhi semua bentuk otoritas.
b) Khawatir, cemas, stress, dan depresi.
c) Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain.
d) Tidak mampu menghindar dari perilaku menyimpang.
e) Kebiasaan berbohong dan hiperaktif.
f) Senang mengkritik/ mencemooh orang lain.
g) Sulit tidur, sering mengalami pusing kepala (penyebab bukan faktor
organis).
h) Kurang memiliki rasa tanggung jawab.
i)Kurang mentaati ajaran agama.
j)Pesimis dalam menghadapi kehidupan.
k) Kurang bergairah menjalani kehidupan.

D. Alat Mengenali Kepribadian


1. Teori DISC
Merupakan salah satu alat yang digunakan untuk memahami tipe-tipe perilaku
dan gaya kepribadian. Gaya kepribadian ini akan menentukan karakter
seseorang. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston
di bidang militer. DISC merupakan akronim dari 4 jenis kepribadian yaitu
Dominance, Influence, Steadiness, dan Compliance/Conscientiousness.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 9


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Skor tes DISC tidak menggambarkan siapa yang paling baik, melainkan hanya
mengidentifikasi jenis kecenderungan perilaku kita. Semua kelompok adalah
baik, dan diperlukan dalam masyarakat serta memiliki hak yang sama untuk
sukses jika ditempatkan di tempat yang tepat (the right man on the right place).

Kepribadian Strength Weakness


Dominance 1. Orientasi tujuan 1. Gelisah, ingin gerak cepat
2. Tanggung jawab 2. Over ride people
3. Gemar tantangan 3. Cenderung blunt dan sarkas
4. Suka kompetisi 4. Cari perhatian
5. Natural leader 5. Suka mencari kesalahan
6. Orientasi pada penyelesaian 6. Tidak peduli hal sepele
masalah, reaksi cepat
7. Tidak suka pekerjaan rutin
Influence 1. Outgoing 1. Peduli image dari hasil
2. Mudah bergaul 2. Impulsif, tidak konsisten
3. Pandai membujuk 3. Mengambil kesimpulan dari
penampilan luar
4. Persuasive, kreatif dan gaya
4. Kurang realistis dalam memuji
5. Jago jualan, humoris
5. Mudah percaya, Basa-basi
6. Positif dan optimis
6. Sulit berencana dan mengatur
jadwal
Steadiness 1. Setia, sabar, dapat diandalkan 1. Susah berubah
dan diramal
2. Sulit bekerja dalam waktu sempit
2. Bagus dalam kerja ketekunan
3. Kaku, keras kepala, suka
3. Tenang, konsisten, dan stabil menunda tugas
dalam tekanan
4. Tidak kenal waktu hingga telat
4. Nyaman dengan system

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 10


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
5. Pendengar yang baik 5. Pelit dalam informasi
6. Spesialis 6. Menghindari konflik
7. Patuh pada prosedur
Compliance 1. Tugas siap, tepat, dan lengkap 1. Bergantung atasan
2. Jago berencana dan analisa 2. Menghindari tanggung jawab
situasi dan resiko
3. Susah dalam perubahan
3. Spesialis/teknikal
4. Pelit, Tidak spontan
4. Ketepatan dan gemar
5. Menghindari konflik
mengolah angka
6. Mudah dipengaruhi
5. Diplomatis, Mandiri
7. Sulit bekerja jika tertekan
6. Patuh pada prosedur
8. Perfeksionis, buruk di keputusan

2. Teori MBTI
Myers-Briggs Type Indicator, pertama kali dikembangkan oleh Kathrine Briggs
pada tahun 1920. Teori ini mengelompokkan kepribadian individu berdasar 2
cara yang saling bertolak-belakang, yaitu :
a. Sensing(S) vs Intuition(I), cara memandang kenyataan/pengalaman
b. Thinking(T) vs Feeling(F), cara menilai kenyataan/pengalaman
c. Perception(P) vs Judgement(J), cara menyikapi kenyataan/pengalaman
d. Introvert(I) vs Ekstrovert(E), orientasi pandangan setiap orang

Hasil tes MBTI sebagai berikut :

Kelompok Introvert Kelompok Ekstrovert


INFJ (Pelindung) ENFJ ( Ahli Hubungan Bersifat Umum)
INFP (Idealis) ENFP (Pribadi Inspiratif)
INTJ (Ilmuwan) ENTJ (Pemimpin Inspiratif)
INTP (Pemikir, Teoritis) ENTP (Kreatif-Inovatif)
ISFJ (Pendidik) ESFJ (Lebih Memperhatikan Orang Lain)
ISFP (Artistik) ESFP (Penuntas Pekerjaan)
ISTJ (Bertanggung Jawab) ESTJ (Pengawas)
ISTP (Terampil) ESTP (Tangkas & Cekatan)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 11


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

E. Manfaat Utama Pengenalan Kepribadian


a) Mengoptimalkan kekuatan kepribadian, meminimalisir kelemahan.
b) Memahami kepribadian orang lain untuk membantu dalam menjalin
hubungan, baik hubungan profesional maupun pribadi.
c) Perencanaan masa depan yang lebih baik.
d) Memperkirakan pekerjaan yang cocok dengan kita.
e) Membantu dalam mencapai tujuan.
f) Membantu meningkatkan kinerja kelompok dengan memahami tipe
kepribadian masing-masing anggota kelompok.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 12


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Motivasi, Teamwork dan Sinergi


A. Motivasi
1. Konsep Motivasi Maslow
Menurut Maslow, Motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan
yang dilakukan oleh individu. Dalam piramida motivasi Maslow, ada lima tingkat
kebutuhan manusiamulai dari kebutuhan fisiologis yang mendasar sampai
kebutuhan tertinggi yaitu aktualisasi diri. Setiap individu berusaha untuk
memuaskan kebutuhannya mulai dari kebutuhan yang mendasar. Manusia akan
berupaya menggapai kebutuhan di lapisan atas setelah kebutuhan lapisan bawah
terpenuhi.

Piramida Motivasi Maslow

Maslow membagi kebutuhan menjadi dua kategori:


Aktualisasi diri
Pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan
kebutuhan diri
Kebutuhan Tingkat Tinggi
Penghargaan
Harga diri, otonomi dan prestasi, pengakuan,
perhatian, dan status
Sosial
Kasih sayang, rasa memiliki, diterima dengan baik, dan
persahabatan

Kebutuhan Tingkat Rendah Keamanan


Keselamatan dan perlindungan (fisik dan mental)
Psikologis
Rasa lapar, pakaian, dan tempat tinggal

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 13


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

2. Belajar Motivasi dari Kehidupan Tokoh


Salah satu tokoh terkenal yangmampu memotivasi banyak orang adalah
Presiden Republik Indonesia yang ketiga, Bacharuddin Jusuf Habibie. Beliau sudah
banyak menorehkan prestasi diantaranya:
 Tahun 1960 Lulus S-3 (DoktorIngenieur) denganpredikatsumma cum laude di
Jerman
 MembuatTeori Habibie yang sangatterkenal di dunia teknologipenerbangan
 Tahun 1974 diangkatmenjadi Wakil Presiden dan DirekturTeknologi MBB
(Perusahaan IndustriPesawatTerbesar di Jerman)
 Tahun 1974 dipanggil oleh Presiden Soehartountukkembalike Indonesia
mengembangkanindustristrategis
 Tahun 1978—1998 menjadimenteri riset dan teknologi
 Tahun 1998 menjadiwakil presiden
 Tahun 1998—1999menjadiPresidenRepublik Indonesia
 Tahun 1999 s.d.sekarangmelakukankegiatansosial dan
menjadipenasehatpemerintah

3. Konsep Motivasi berdasarkan Agama


Kebutuhan hidup seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, diakui, disayang,
dihargai, dan aktualisasi diri hanya merupakan tujuan sementara (intermediate
targets). Tujuan akhir manusia adalah mendapatkan cinta dari Tuhannya.

B. Teamwork dan Sinergi


 Tim adalah:
 sekelompok kecil manusia
 yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tujuan bersama yang cukup
berarti
 yang setiap anggotanya menyumbang peran yang berbeda-beda namun
saling melengkapi
 yang anggotanya saling bergantung dan tanggung jawab secara bersama
untuk mencapai sinergi
 Ciri-ciri tim diantaranya:
 Anggota tim memiliki kesetaraan
 Perasaan memiliki yang kuat
 Adanya prosedur diskusi yang efektif dan dinamis
 Konflik dan kreatifitas ditangani secara positif
 Teamwork adalah aktivitas bekerja sama dengan baik sebagai sebuah tim.
 Manfaat tim bagi organisasi yaitu:
 Mengingkatkan produktivitas
 Meningkatkan moral anggota
 Menekan cost

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 14


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

 Meningkatkan kualitas
 Manfaat tim bagi individu yaitu:
 Mengurangi stress karena pekerjaan berkurang
 Rasa kebersamaan yang kuat
 Semua anggota diberi balas jasa dan diakui keberadaannya
 Semua anggota mengalami rasa berhasil mencapai sesuatu
 8K yang dibutuhkan dalam membentuk sebuah tim:
 Komitmen yang menginspirasi hasil
 Kontribusi yang membuat perbedaan
 Kompetensi yang meningkatkan standar
 Komunikasi yang meningkatkan efektivitas
 Kerja sama yang menciptakan keselarasan
 Ketertarikan yang meningkatkan hubungan pribadi
 Kreativitas yang memperbesar potensi tim
 Konflik yang dikelola untuk mengurangi ketegangan dengan cepat

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 15


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

KEPEMIMPINAN DAN MANAGERIALSHIP


A. KEPEMIMPINAN

1. Perbedaan Karakteristik Pemimpin dan Manajer


Perbedaan antara pemimpin dan manajer adalah sebagai berikut.
Pemimpin Manajer
Menginovasi Mengelola
Original Tiruan
Mengembangkan Mempertahankan
Berfokus pada orang Berfokus pada sistem
Membangkitkan kepercayaan Bergantung pada pengawasan
Melihat perspektif jangka panjang Melihat jangka pendek
Bertanya apa dan mengapa Bertanya kapan dan bagaimana
Menatap masa depan Melihat hasil pokok
Melahirkan Meniru
Menentang Menerima status quo
Melakukan hal-hal yang benar Melakukan hal-hal dengan benar

2. Jenis Gaya Kepemimpinan


Ada tiga jenis gaya kepemimpinan yaitu:
a) Pemimpin Karismatik
 Pemimpin yang antusias dan percaya diri yang kepribadian dan
tindakannya mempengaruhi orang untuk berperilaku dengan cara tertentu
 Karakteristik pemimpin karismatik:
 Mempunyai visi
 Mampu menyampaikan visi
 Bersedia menerima risiko untuk mencapai visi
 Sensitif terhadap kendala lingkungan dan kebutuhan pengikutnya
 Menunjukkan perilaku di luar kebiasaan
b) Pemimpin Transaksional
 Pemimpin yang membimbing atau memotivasi pengikutnya menuju ke
sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas peran dan persyaratan tugas
c) Pemimpin Transformasional
 Pemimpin yang memberikan inspirasi pengikutnya untuk bertindak
melebihi kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan
mampu mempunyai dampak yang dalam dan luar biasa pada pengikutnya.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 16


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

3. Praktik Kepemimpinan
Praktik kepemimpinan transformasional menurut Kouzes & Posner yang
merupakan perilaku umum pemimpin yang sukses meliputi:
a) Model the Way
 Mempunyai gambaran yang jelas tentang business value & beliefs
b) Inspire Shared Vision
 Selalu melihat ke depan dan melampaui batas horison
c) Challenge the Process
 Selalu mencoba mencari peluang atau kemungkinan‐ kemungkinan baru
d) Enable Others to Act
 Selalu mememberi semangat kepada anak buahnya; membangun
hubungan kerja yang berdasarkan saling percaya
e) Encourage the Heart
 Mengkaitkan penghargaan dengan pencapaian hasil atau keberhasilan;
mendorong bawahan untuk tekun dalam mencapai sasaran
Ada sepuluh komitmen kepemimpinan transformasional yaitu:
1) Model the Way
 Membuat model / carabersikaptindak dan
berperlikuberdasarkannilaitertentu
 Menjadi role model yang menerapkan nilai-nilai atau sikap tindak
2) Inspire Shared Vision
 Menginspirasiuntukmelihat masa depan yang membangkitkanHarapan dan
optimisme
 Melibatkananggotauntukmerrumuskanvisi Bersama
shinggamenjadiaspirasibersama
3) Challenge the Process
 Selalumencaripeluanguntuksemakinmaju, semakinsempurna, dan unggul
 Tidakpuasatascapaian dan terusberupayameningkatkancapaian
4) Enable Others to Act
 Melatih, membimbing, memfasilitasi dan memotivasi
 Memperkuat orang lain denganmembagipengalaman, keahlian dan
pengetahhuan
5) Encourage the Heart
 Menyatakanpengakuan/ penghargaanatascapaiananakbuah
 Merayakan dan mensyukurikemenangansebagaihasilcapaianberrsama

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 17


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Ciri-ciri pemimpin yang bergaya kepemimpinan transformasional adalah:


 “Think from their head, communicate from their hearts, to act from their
guts.”
 “Open head, open heart, open hand”
Empat perilaku kepemimpinan transformasional yaitu:
 Effective communication
 Credible
 Caring
 Creating opportunity

B. MANAGERIALSHIP
1. Pemimpin dan Manajer
 Seorang pemimpin menawarkan “mimpi”,menginspirasi, dan
membangkitkanenergiuntukberkaryahebatdengan cara:
 Menetapkan model dan menjadi role model
 Menginspirasi dan menetapkanvisi ,
 Selalumencarijalanterobosanuntukmenjadilebihbaik, lebihmaju, dan
lebihunggul
 Menjadikananakbuahlebihmampumenghadapitatangan
 Mengelolabawahandengansentuhanhati
 Seorang manajer mewujudkanmimpimelalui:
 Planning
 Organizing
 Actuating
 Controlling
 Keduaperantersebut, pemimpin dan manajer, diperlukan agar
organisasimencapaitujuansecaracemerlang

2. Managerialship
Managerialshipyaitu mengelolasumberdayauntukmenjadikanmimpi/cita-
citamenjadikenyataan. Sumber daya yang dikelola meliputi:
 Sumber daya manusia
 Pengalaman
 Keahlian
 Teknologi
 Uang
 Peralatan
 Sistem
 Budayaorganisasi
 Jejaring

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 18


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
Fungsi dari managerialship meliputi:
 Planning
 Menetapkan tujuan, menentukan kapan tujuan akan tercapai,
siapa saja yang terlibat, dan bagaimana tujuan dicapai
 Planning harus dibuat dengan SMART
o Specific : maksud,tujuan, dan ruanglingkupnya jelas
o Measurable : Kesuksesan harusdapatdiukur
o Achievable : Tujuantersebutharusdapatdicapai
o Realistic :
Perencanaanharusdapatdisesuaikandengankemampuan
dan sumberdaya yang tersedia / dapatdiperoleh.
o Time : harusterdapatbataswaktu yang
jelassehinggaperencanaantersebutdapatdievaluasi dan
dinilai
 Organizing
 Meliputi rekruitmen SDM, penempatan, dan
peningkatankompetensi
 Pembagiantugas, kewenangan, dan tanggungjawab;
o Ketepatanantarakompetensidengantanggungjawab
o Pembagianbebantugas yang seimbang
 Actuating/Directing
 Menugaskan
 Menyampaikaninformasi
 Memotivasi
 Memimpinpekerjaan
 Melaksanakanapa yang sudahdirencanakan
 Controlling
 Memastikanbahwasegalasesuatuberjalankearahpencapaiantujuan
 Dilakukandalambentuk monitoring, pengawasan, inspeksi, audit
dan superrvisi
 Mencakuptindakanpencegahan dan tindakankorektif

Untuk jadi maju memang


banyak tantangan dan
hambatan. Kecewa semenit dua
menit boleh, tetapi setelah itu
harus bangkit lagi

JOKO WIDODO

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 19


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 20


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

KEBUDAYAAN NASIONAL
A. GAMBARAN KEBUDAYAAN NASIONAL
Kebudayaan atau budaya menurut Bapak Antropologi Indonesia,
Koenjtaraningrat (1996), adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar. Pengertian tersebut merujuk pada gagasan J. J Honigmann (1973) tentang
wujud kebudayaan atau disebut juga ‟gejala kebudayaan‟. Honigmann membagi
kebudayan kedalam tiga wujud, yakni kebudayaan dalam wujud ide, pola tindakan dan
artefak atau benda-benda.
Sedangkan sistem budaya sendiri dapat dikatakan sebagai seperangkat
pengetahuan yang meliputi pandangan hidup, keyakinan, nilai, norma, aturan, hukum
yang diacu untuk menata, menilai, dan menginterpretasikan benda dan peristiwa dalam
berbagai aspek kehidupannya.

Konsep kebudayaan Indonesia disini mengacu kepada nilai-nilai yang dipahami,


dianut, dan dipedomani bersama oleh bangsa Indonesia. Konsep kebudayaan
Indonesia ini kemudian diikat dalam satu konsep persatuan dan kesatuan bangsa yaitu
konsep Bhineka Tunggal Ika.

Kebudayaan Indonesia : Suatu Proses Awal

Timbulnya Rasa Persatuan Bangsa

Indonesia mempunyai sejarah tertulis yang dimulai sejak abad ke-4 M. Pada
dasarnya, penduduk Indonesia dianggap terdiri dari masyarakat dengan kebudayaan –
kebudayaan sukubangsa lokal yang hanya sedikit berhubungan satu dengan yang lain.

Koentjaraningrat (1993) mengemukakan sekurangnya ada tiga keadaan dalam


sejarah nasional di atas yang menggambarkan kesatuan
1. Dua buah kerajaan Indonesia telah mempersatuan secara sosial ekonomi
(mungkin juga politik) negara-negara kecil yang sebelumnya saling bersaing, ialah
kerajaan Sriwijaya pad abad ke-7 m dan 8 M, yang pusatnya di Sumatra Selatan,
dan kerajaan Majapahit pada abad ke-14 M yang berpusat di Jawa Timur.
2. Seluruh rakyat Indonesia telah mengalami dominasi kolonial kerajaan Belanda
dari negara Eropa selama tiga setengah abad, suatu kenyataan yang memberikan
mereka rasa penderitaan yang sama.
3. Selama pergerakan nasional untuk kemerdekaan antara tahun 1920-an sampai
dengan 1930-an, pemuda Indonesia telah menolak menonjolkan isu
kesukubangsaan; dan pada tahun 1928 memilih bahasa dari satu sukubangsa kecil,
yaitu bahasa Melayu, Pada tanggal 28 Oktober 1928 para perwakilan segenap
masyarakat Indonesia yang menyatakan diri sebagai pemuda indoensia yang

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 21


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
berikrar sebagai satu bangsa.

Persebaran Masyarakat dan Budaya di Indonesia

Keadaan geografis yang membagi wilayah Indonesia atas kurang lebih 3.000
pulau yang tersebar disuatu daerah ekuator sepanjang kurang lebih 3.000 mil dari
timur ke barat dan lebih dari 1.000 mil dari utara ke selatan, merupakan faktor yang
sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya pluralitas sukubangsa di Indonesia.
Ketika nenek moyang bangsa Indonesia yang sekarang ini mula-mula sekali datang
secara bergelombang sebagai emigran dari daerah yang sekarang kita kenal sebagai
daerah Tiongkok Selatan pada kira-kira 2.000 tahun sebelum masehi, keadaan
geografis serupa itu telah memaksa mereka untuk harus tinggal menetap di daerah
yang terpisah-pisah satu sama lain.
Isolasi geografis yang demikian di kemudian hari mengakibatkan penduduk yang
menempati setiap pulau atau sebagian dari suatu pulau di Nusantara ini tumbuh
menjadi kesatuan sukubangsa yang sedikit banyak terisolasi dari kesatuan sukubangsa
yang lain.
Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa, lebih
tepatnya terdapat 1.340 suku bangsa di Tanah Air menurut sensus BPS tahun 2010.
Suku Jawa adalah kelompok terbesar di Indonesia dengan jumlah yang mencapai 41%
dari total populasi.

B. PENGARUH AGAMA HINDU-BUDDHA

Pengaruh budaya Hindu-Buddha terhadap kebudayaan di Indonesia

1. Pengaruh sastra berupa diadaptasinya cerita Hindu-Buddha seperti cerita


Mahabarata dan Ramayana
2. Seni pertunjukan, terutama seni wayang sampai sekarang merupakan salah satu
bentuk seni yang masih populer di kalangan masyarakat Indonesia. Seni wayang
beragam bentuknya seperti wayang kulit, wayang golek, dan wayang orang.
3. Pengaruh bahasa dengan masuknya kata serapan bahasa Sansekerta dan Aksara
Pallawa yang menjadi dasar sistem penulisan di Indonesia
4. Sistem penulisan tradisional seperti Aksara Sunda, Jawa dan Lontara dari Sulawesi
juga merupakan contoh pengaruh Hindu Buddha. Aksara-aksara ini
dikembangkan dari sistem penulisan Pallawa yang berasal dari India. Bahasa
Sansekerta yang menjadi bahasa keagamaan juga diserap ke dalam bahasa daerah
di Indonesia
5. Bentuk bangunan, terutama tempat ibadah agama Hindu di Indonesia
dipengaruhi oleh arsitektur India. Pengaruh ini terlihat seperti pada bentuk
ukiran, patung dan tata ruang.
Candi di Indonesia (Budha) berbentuk setengah bola tertelungkup sedang di

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 22


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
Indonesia dasar candi berbentuk piramida bertingkat dengan diatasnya ada stupa
berbentuk menhir.Pengaruh lainya terlihat dalam gerbang berbentuk gapura,
yang banyak dipakai di bangunan tradisional Indonesia.
6. Seni relief pada candi yang kemudian menghasilkan seni pahat. Hiasan pada
candi atau sering disebut relief yang terdapat pada candi-candi di Indonesia
didasarkan pada cerita-cerita epik yang berkembang dalam kesusastraan yang
bercorak Hindu ataupun Buddha.

C. PENGARUH AGAMA ISLAM


Pengaruh kebudayaan Islam mulai memasuki masyatrakat Indonesia sejak abad ke
13, akan tetapi baru benar-benar mengalami proses penyebaran yang meluas
sepanjang abad ke 15.
Harsoyo (1999) menyebutkan bahwa praktik penyebaran agama Islam itu melalui
dua proses, yaitu
1. melalui mekanisme perniagaan yang dilakukan oleh orang-orang India dari
Gujarat dan orang-orang Persia,
2. melalui penguasaan sentra-sentra kekuasaan di pulau Jawa oleh orang-orang
Pribumi yang telah memeluk agama Islam
Bentuk nyata pengaruh agama Islam terhadap kebudayaan di Indonesia adalah
a. Seni Sastra
 Pengaruh Arab biasanya berbentuk syair yang terdiri atas empat baris
dalam tiap baitnya.
 Pengaruh Persia berbentuk hikayat, yaitu kisah perseorangan yang
diangkat dari tokoh-tokoh terkenal yang hidup pada masa itu.
 Jenis sastra lainnya adalah babad, yakni suatu karya sastra yang hidup
dalam masyarakat tradisional dan lingkungan kebudayaan Jawa.
 Ada juga suluk, yaitu kitab-kitab yang berisi ajaran tasawuf.
b. Seni Rupa
Para seniman pada masa itu adakalanya membuat ukiran binatang atau
makhluk hidup lainnya yang bentuknya disamarkan, dengan sebuah teknik
yang disebut stilisasi (deformasi). Teknik stilisasi digunakan karena ajaran
Islam melarang melukis makhluk bernyawa.
c. Seni Bangunan
Bangunan makam, masjid, dan keraton menunjukkan adanya akulturasi
dengan bangunan pada masa Hindu-Buddha, yaitu sebagai berikut.
• Atapnya atap tumpang atau bertingkat yang jumlahnya selalu ganjil.
• Posisi masjid agak tinggi dari permukaan tanah dan berundak.
• Ada serambi yang terdapat di depan atau samping masjid sebagai
tempat mencuci kaki.
• Adanya pewestren, yaitu ruang khusus bagi perempuan yang terletak
di sebelah kanan masjid untuk mengikuti salat berjamaah.
• Memiliki denah berbentuk bujur sangkar.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 23


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
• Makam-makam kuno diletakkan di atas bukit.
• Bangunan keraton digunakan oleh keluarga sultan sebagai tempat
tinggalnya, biasanya didirikan di dekat alun-alun ibu kota dan
menghadap ke utara.
d. Seni Kaligrafi
Seni kaligrafi adalah seni menulis indah yang memadukan seni lukis dan
seni ukir, yang distilisasi dan menggunakan tulisan dalam bahasa Arab. Isi
penulisan dalam kaligrafi umumnya bersumber dari ayat-ayat suci Al-Qur’an
dan hadist.
e. Seni Tari dan Musik
 Debus
Pada pertunjukan Debus diawali oleh nyanyian dan pembacaan ayat-
ayat tertentu dalam Al-Qur’an, serta salam (salawat) kepada Nabi
Muhammad
 Tari Seudati
Tari Seudati adalah nama tarian yang berasal dari Aceh. Seudati
berasal dari kata Syahadat, yang artinya bersaksi/saksi/pengakuan.
Dalam tari Seudati, para penari menyanyikan lagu yang isinya salawat
kepada Nabi Muhammad.
 Tari Zapin
Zapin digunakan juga sebagai media dakwah Islam melalui syair lagu-
lagu Zapin yang didendangkan.
f. Sistem Kalender
Pada masa Islama digunakan sistem kalender Hijriah. Kalender Hijriah
diawali dengan bulan Muharram dan diakhiri bulan Zulhijah. Perhitungan
satu tahun adalah dua belas kali siklus bulan.
D. PENGARUH KATOLIK DAN PROTESTAN
Beberapa patung atau monumen juga dibuat di daerah-daerah yang mayoritas
masyarakatnya menganut agama kristen. Hasil kebudayaan beripa seni bangunan
dan arsitektur lainnya kemudian biasa dijadikan objek wisata rohani di Indonesia;
seperti
 Bukit Salib Kasih, Tarutung
 Bukit Doa Tomohon, Sulawesi Utara.
 Patung Tuhan Yesus Memberkati, Toraja
 Graha Maria Annai Velangkanni, Medan, Sumatera Utara
 Monumen Yesus Kase Berkat, Manado.
 Patung Yesus Kristus, Pulau Mansinam, Manokwari.
 Patung Kristus Raja, Saumlaki, Maluku

E. PENGARUH BUDAYA ASING


1. Pengaruh Budaya Barat

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 24


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
a. Pendidikan
Jika kita memperhatikan, mengapa dalam setiap sekolah peserta
didik duduk dalam formasi berbanjar menghadap ke depan dan seorang
guru berdiri di depan kelas, maka itu adalah sistem yang diwariskan
oleh Belanda. Sistem seperti ini serupa dengan struktur kelas di era
skolastik Eropa

b. Kesenian
Menurut Victor Ganap, musik keroncong pada awalnya berasal dari
wilayah Portugis di abad ke-16 dengan nama Fado. Menurut sejarahnya,
musik ini dibawa oleh budak negro dari Cape Verde, Afrika Barat ke
Portugis pada abad ke-15

c. Bahasa
Misalnya, kita mengenal kosakata biola (viola), pesiar (passear), pita
(fita), mentega (manteiga), bendera (bandeira), cerutu (charuto), algojo
(algoz), bangku (banco), boneka (boneca), bantal (avental), tolol (tolo),
serdadu (soldado), pigura (figura), meja (mesa), sepatu (sapato), dan
masih banyak lagi yang lain.

d. Nama dan Perkampungan

Nama keluarga seperti da Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves,


Mendoza, Rodrigues dan da Silva, maka nama-nama keluarga tersebut
sebenarnya adalah kebudayaan Bangsa Portugis yang diwarisi Bangsa
Indonesia.

Selain itu, bekas peninggalan penjajah Portugis juga terdapat di


perkampungan Tugu, Jakarta. Rata-rata masyarakat di daerah ini dulu
menganut agama Kristen Protestan sebagai bagian dari sejarah mereka
yang harus menanggalkan kepercayaan sebelumnya sebagai syarat untuk
dibebaskan dari tawanan perang.

2. Pengaruh budaya Cina


Budaya Cina peranakan dipengaruhi oleh banyak budaya-budaya di
sekitarnya, terutama budaya Cina, Eropa dan budaya setempat (Melayu, Jawa,
Bali, dll.).
Hasil kebudayaan Cina di Indonesia antara lain
a. Kosa Kata
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak istilah China yang dianggap
istilahnya orang Betawi, padahal faktanya tidak demikian. Kata-kata tersebut

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 25


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
misalnya cepek (100), gopek (500), seceng (1000), atau kekong (kakek), wo
(yang diucapkan menjadi 'gue' atau saya) dan lu (kamu).

b. Kuliner

Dalam bidang kuliner, pengaruh budaya China terlihat dari nama kecap
yang berasal dari kata 'ke-ciap-, mi (mi), bi-hun, toge (tao-ge), tauco (tau-
cioun), daun bawang kucai (ku-chai), ebi (he-bi), tepung hunkwee (hun-koe),
juhi (jiu-hi), dan masih banyak lagi.

c. Seni Pertunjukan, berupa Barongsai, Cap Go Meh, dan Wayang Potehi

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 26


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

LINGKUNGAN AKADEMIS, LINGKUNGAN PERGAULAN, DAN


MEMBANGUN MOTIVASI DALAM PERKULIAHAN

A. LINGKUNGAN AKADEMIS

Perubahan lingkungan akademis akan dirasakan oleh setiap orang yang baru lulus
SMA dan memasuki dunia perkuliahan. Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau
OSPEK merupakan kegiatan awal bagi setiap peserta didik yang menempuh jenjang
perguruan tinggi. Ospek dengan seluruh rangkaian acaranya merupakan
pembentukan watak bagi seorang mahasiswa baru. Di mana kegiatan ini di STAN
disebut sebagai DINAMIKA (Studi Perdana Memasuki Kampus). Di dalam
perkuliahan, setiap semester memilki nama mata kuliah (matkul) yang berbeda-beda
sahabat. Dan masing-masing makul punya bobot Satuan Kredit Semester (SKS).Setiap
mata kuliah ada yang 2 SKS, ada yang 3 SKS. Hal itu dikarenakan beban SKS yang
harus dipenuhi sebagai syarat minimal baik D-1, D-3, maupun D-4.
Dalam hal perkuliahan PKN STAN menggunakan sistem studi terpaket, di mana
jumlah dan mata kuliah yang akan ditempuh pada setiap semester telah ditentukan
oleh pihak kampus. Ini berbeda dengan universitas pada umumnya yang memberikan
keleluasaan bagi mahasiswanya untuk merencanakan dan memilih mata kuliah yang
akan ditempuhnya.
Untuk beban kuliahnya, program D-I beban kuliahnya antara 40 SKS sampai 50
SKS, untuk program D III antara 110 SKS sampai 120 SKS, sedangkan untuk program
Diploma IV antara 144 SKS sampai 180 SKS Satu SKS setara dengan 50 menit tatap
muka di kelas, dan biasanya satu mata kuliah bernilai 2 – 3 SKS. Beban kuliah per
semesternya berkisar antara 17 SKS sampai dengan 24 SKS, atau setara 7-9 mata kuliah
per semester.
Skema proses perkuliahan adalah 7-2-7-2. Maksudnya adalah 7 minggu kuliah,
dilanjutkan dengan 2 minggu Ujian Tengah Semester. Lalu masuk kuliah lagi 7
minggu, dan setelah itu 2 minggu Ujian Akhir Semester. Nilai Utama yang ditekankan
bagi mahasiswa PKN STAN adalah Integritas. Sehingga pada setiap Quiz maupun
Ujian, mahasiswa tidak boleh sama sekali menyontek. Jika terbukti maka mahasiswa
tersebut akan langsung dikeluarkan. Nilai integritas ini diharapkan diterapkan saat
bekerja dan terbawa seumur hidup.
Untuk bahan kuliah, mahasiwa baru harus aktif mencari sendiri. Tugas-tugas kuliah
biasanya membutuhkan literatur yang dapat didapatkan baik di perpustakaan
maupun di internet.
Dalam perkuliahan, fasilitator atau pengajar sering disebut sebagai dosen. Setiap
dosen tentu saja memiliki kepribadian yang berbeda. Umumnya dosen akan
memberikan tugas dengan tujuan agar mahasiswa lebih paham terhadap materi yang
dibahas. Agar Penilaian dosen dapat dipertanggungjawabkan biasanya dari Lembaga

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 27


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
penentuan kriteria penilaian dirinci dengan proporsi. Sehingga sistem penilaian bisa
lebih terstruktur.

B. LINGKUNGAN PERGAULAN

Memasuki perkuliahan tentu banyak hal yang berubah. Salah satunya


pertemanandengan teman baru. Dunia perkuliahan tentu saja memilki lingkungan
pergaulana yang lebih luas. Terdapat banyak orang baru dari lingkungan yang
berbeda, suku yang berbeda, agama, dan daerah asal dari seluruh Indonesia. Oleh
karena itu dalam bergaul, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui etika-etika
yang benar agar tidak menimbulkan kesalahpahaman terhadap kebudayaan
maupun kepribadian yang berbeda.

ETIKA PERGAULAN DI LINGKUNGAN KAMPUS

 Berpakaian dan bersepatu rapi di lingkungan kampus.


 Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah.
 Mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan peraturan yang berlaku di
lingkungan kampus dan berusaha tidak melanggar.
 Memberi contoh yang baik dalam berperilaku kepada adik tingkat, teman
setingkat.
 Saling menghormati dan menghargai terhadap mahasiswa yang lainnya.
 Berperilaku dan bertutur kata yang sopan, baik didalam ruangan kelasmaupun di
luar kampus yang mencerminkan perilaku sebagai mahasiswa dan dijiwai nilai-nilai
agama dan kepercayaan nya masing-masing.
 Tidak berperilaku asusila atau tidak bermoral.
 Bersedia menerima sanksi yang ditetapkan atas pelangaran terhadap peraturan-
peraturan yang berlaku sebagai bagian pendidikan disiplin.

ETIKA PERGAULAN DI LUAR KAMPUS

 Menjaga Nama Baik Kampus.


 Menjadi contoh yang baik di lingkungan di mana mahasiswa tersebut berada.
 Berperilaku bertutur kata yang sopan yang mencerminkan sebagai mahasiswa.
 Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam kapus maupun di luar
kampus.
 Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
dipelajarinya di masyarakat sebagai wujud pengabdian.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 28


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
Tata krama dalam pergaulan merupakan aturan kehidupan yang mengatur
hubungan antara sesama manusia, tata krama pergaulan berkaitan erat dengan etiket
atau etika. Kata etika berasal dari bahasa perancis Etiquette yang berarti tata cara
bergaul yang baik, dan etika berasal dari bahasa latin Ethic merupan pedoman cara
hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila dan agama.

 Dasar – Dasar Etiket Terdiri Dari

1. Bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja.


2. Memberi perhatian kepada orang lain.
3. Berusaha selalu menjaga perasaan orang lain.
4. Bersikap ingin membantu.
5. Memiliki rasa toleransi yang tinggi.
6. Dapat menguasai diri, mengendalikan emosi dalam situasi apapun.

Jadi pada prinsipnya dalam etiket anda harus selalu berusaha untuk menyenangkan
orang lain (Always wants to please anybody)

 Manfaat Etiket Dalam Kehidupan Seorang Manusia Adalah :

1. Membuat anda menjadi disegani, dihormati, dan disenangi orang lain.


2. Memudahkan hubungan baik anda dengan orang lain (Better Human Relation).
3. Memberi keyakinan pada diri sendiri dalam setiap situasi.
4. Menjadikan anda dapat memelihara suasana yang baik dalam berbagai
lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, pergaulan, dan tempat dimana anda
bekerja.

C. MEMBANGUN MOTIVASI
Motivasi merupakan kata yang ajaib, sebab kata motivasi mengandung
makna “tiada tetapi ada”. Motivasi sulit dibuktikan secara kasat mata
keberadaannya dalam diri kita. Tidak pernah terlihat dalam penampilan kita.
Umumnya yang kita lihat dalam penampilan seseorang sebetulnya bukan
motivasi, tetapi gejala motivasi. Kesuksesan adalah impian setiap orang. Setiap
orang memiliki definisi yang berbeda tentang makna sukses. Sukses membutuhkan
tiga syarat yaitu semangat, visi, dan aksi. Orang sukses membutuhkan semangat
agar termotivasi untuk meraih kesuksesan. Semangat (motivasi) mutlak diperlukan
bagi setiap orang. Dengan memiliki motivasiyang tinggi untuk sukses, seseorang itu
akan berusaha sekuat mungkin dan rela berkorban untuk meraih apa yang telah
dicita-citakannya (visi). Motivasi tinggi yang langgeng hanya dapat diperoleh
dengan memotivasi diri kita sendiri.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 29


BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
Hal berikut dapat dilakukan agar diri dapat termotivasi.

1) Selalu bersemangat.
Orang yang mampu memotivasi dirinya akan selalu bersemangat. Ia akan
bekerjadengan gairah yang tinggi. Hal ini karena ia merasa memperoleh
kepuasan batiniah dengan bekerja.
2) Tekun dalam belajar.
Orang yang dapat memotivasi dirinya sendiri akan tampak dari
ketekunannya dalambekerja. Ia akan bekerja secara rutin dan
berkesinambungan, bukan secara temporer dan fluktuatif. Semakin tekun
seseorang bekerja, semakin tinggi kemampuannya dalam memotivasi
dirinya sendiri. Sebaliknya, semakin tidak tekun seseorang bekerja, semakin
kurang kemampuannya dalam memotivasi diri sendiri.
3) Tidak tergantung pada motivasi dari orang lain.
Kemampuan untuk memotivasi diri sendiri sangat penting karena tidak
selamanyalingkungan dapat memotivasi kita. Mungkin saja kita justru
berada dalam lingkungannegatif yang membuat patah semangat. Dalam
kondisi seperti itu, kemampuanmemotivasi diri sangat diperlukan agar kita
dapat terus beraktivitas menuju cita-cita.
4) Selalu berinisiatif dan kreatif.
Inisiatif adalah berbuat sesuatu lebih dahulu sebelum orang lain
melakukannya. Kreatif adalah kemampuan untuk mengahdirkan ide-ide
baru. Dengan memiliki sifat inisiatif dan kreatif, kita akan selalu berada di
depan. Lebih maju dan lebih cepat sukses daripada orang lain.
5) Produktif.
Produktivitas orang yang mampu memotivasi dirinya sendiri akan lebih
tinggi.

Rebahanlah secukupnya di kos, yang


ga boleh itu rebahan pas ujian.

SEMANGAAAAAAAT!

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 30


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
KONSEP DAN PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI
PEMERINTAHAN

A. Konsepsi SIA Pemerintah


1. Definisi dari “Sistem”
 Sistem adalah gabungan dari dua atau lebih komponen yang saling
berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai sebuah tujuan. (Romney
Steinbart, 2018)
 Sistem Informasi merujuk pada penggunaan teknologi informasi (TI) di dalam
sebuah organisasi untuk menyediakan informasi bagi pengguna. (Bodnar Hop
wood, 2013)
 Sistem Informasi adalah gabungan dari prosedur-prosedur formal dimana data
dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan ke pengguna.
(James Hall, 2011)

2. Tipe dari Sistem Informasi


Berikut adalah gambar yang menyajikan tipe-tipe dalam sistem informasi
yang sampai saat ini diterapkan dalam teknologi dan bisnis, antara lain sebagai
berikut.

3. Komponen SIA

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 1


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
Adapun dalam SIA, beberapa komponen perlu dipenuhi agar dapat
menyajikan sebuah sistem yang benar-benar memberikan manfaat bagi pengguna
dan penyedia informasi, antara lain komponen yang diperlukan sebagai berikut.
a. People, yakni orang yang menggunakan sistem.
b. Procedures and Instructions, yakni yang digunakan untuk mengumpulkan,
memproses dan menyimpan data.
c. Data, digunakan untuk mengenal organisasi dan aktivitas bisnisnya.
d. Software, adalah instrumen yang digunakan untuk mengolah data.
e. Information Technology Infrastructure, meliputi komputer, perangkat
periferal, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam SIA
f. Internal Control and Security Measures, digunakan untuk menyimpan data
SIA.

4. Model Fungsional dari Sistem Informasi


Dalam sistem informasi, ada pemodelan fungsional yang menjadi dasar bagi
ahli sistem untuk merumuskan suatu proses bisnis yang diinginkan, antara lain
sebagai berikut.

Akuntansi adalah proses identifikasi, pengumpulan, dan penyimpanan data


serta proses pengembangan, pengukuran, dan komunikasi informasi. Berdasarkan
definisi tersebut, akuntansi adalah sistem informasi karena SIA mengumpulkan,
mencatat, menyimpan, dan memproses akuntansi dan data lain untuk
menghasilkan informasi bagi pembuat keputusan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 2


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

5. Karakteristik dari Useful Information


Dalam menghasilkan informasi yang berguna dan memiliki nilai manfaat
bagi pengguna, maka informasi tersebut harus memenuhi karakteristik di bawah
ini, antara lain sebagai berikut.

Karakteristik Informasi Keterangan

Relevan Mengurangi ketidakpastian, meningkatkan pengambilan


keputusan, serta menegaskan atau memperbaiki
ekspektasi sebelumnya.

Reliable Bebas dari kesalahan atau bias; menyajikan kejadian atau


aktivitas organisasi secara akurat.

Complete Tidak menghilangkan aspek penting dari suatu kejadian


atau aktivitas yang diukur.

Timely Diberikan pada waktu yang tepat bagi pengambilan


keputusan dalam mengambil keputusan.

Understandable Disajikan dalam format yang dapat dimengerti dan jelas.

Verifiable Dua orang yang independen dan berkompeten di


bidangnya, dan masing-masing menghasilkan informasi
yang sama.

Accessible Tersedia untuk pengguna ketika mereka


membutuhkannya dan dalam format yang dapat
digunakan.

B. Perkembangan SIA di Pemerintahan


TIM SUPLEMEN PANDA 2019 3
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
1. Perkembangan SIA di Lingkup Pemerintahan

Sistem Informasi Akuntansi terus mengalami perubahan seiring masifnya


perkembangan teknologi. Hal ini tentu direspons pemerintah dengan terus meng-
upgrade sistem yang ada agar menjamin kualitas informasi keuangan negara.
Bahkan, sejak Indonesia secara resmi menjadi sebuah negara di tahun 1945, sistem
akuntansi keuangan negara sudah diterapkan, meskipun masih mengadopsi sistem
dari pemerintah Hindia Belanda. Hingga saat ini, SIA Pemerintah sudah
menerapkan sistem database yang terintegrasi sehingga mampu menampung data
yang kompleks yang sekarang dikenal dengan SPAN dan SAKTI.

2. Perkembangan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah


Seiring dengan berkembangnya SIA Pemerintah, maka perkembangan
akuntansi dan pelaporan keuangan juga jauh lebih berkembang. Dimulai dari
berdirinya Indonesia menjadi sebuah negara hingga saat ini, akuntansi pemerintah
dan pelaporannya telah berkembang sangat pesat. Seperti yang dijelaskan dalam
gambar di bawah ini.

3. Modernisasi Sistem Informasi Akuntansi Pemerintah


Sistem Informasi Akuntansi Pemerintah mengalami fase modernisasi
semenjak ditetapkannya paket undang-undang keuangan negara. Hal ini tentunya
tidak dapat dipungkiri bahwa data keuangan negara yang semakin kompleks
memerlukan sistem yang memadai. Ada empat modernisasi yang telah dilalui oleh
SIAP, antara lain:
a. Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 4


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
b. GFMRAP (Gov’t Financial Management and Revenue Administration Project)
c. PFM (Public Financial Management)
d. Modernisasi Anggaran dan Perbendaharaan

4. Implementasi SPAN
SPAN saat ini menjadi SIA Pemerintah yang menjadi dasar bagi pemerintah
untuk melakukan proses akuntansi dan pelaporan keuangan. Dimulai pada tahun
2003, pemerintah mentransformasikan sistem pemerintahan menjadi e-
government hingga penerapan SPAN yang sangat penting bagi sistem akuntansi
pemerintahan

It is not by muscle, speed, or physical dexterity that


great things are achieved, but by reflection, force of
character, and judgment.

Marcus Tullius Cicero

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 5


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
SIKLUS DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

A. Overview Sistem Informasi Akuntansi Pemerintah


Sistem Informasi Akuntansi Pemerintah adalah komponen/elemen, kumpulan
dari peralatan dan manusia (sumber daya) di dalam organisasi pemerintah yang
melakukan pengolahan data (mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah)
terkait peristiwa dan data keuangan pemerintah dengan tujuan menghasilkan
informasi bagi pengambil keputusan (pengguna). SPAN digunakan dalam lingkup
Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, sedangkan SAKTI digunakan
oleh Kementerian/Lembaga selaku Pengguna Anggaran.
SPAN merupakan suatu sistem pengelolaan keuangan negara yang
mengintegrasikan pengelolaan keuangan ke dalam satu sistem terintegrasi, yang
meliputi fungsi penganggaran, pelaksanaan anggaran dan pertanggungjawaban
keuangan negara.
Penyempurnaan proses bisnis dikembangkan melalui beberapa modul yang ada
pada SPAN, yaitu perencanaan anggaran (Budget Preparation), manajemen DIPA
(Management of Spending Authority), Manajemen Komitmen (Commitment
Management), Manajemen Pembayaran (Payment Management), Manajemen Kas
(Cash Management), Manajemen Penerimaan (Governement Receipt), Buku Besar dan
Bagan Akun Standar (General Ledger and Chart of Account), dan Pelaporan
(Reporting), serta modul SAKTI.
Implementasi SPAN yang merupakan bagian dari Program Reformasi
Pengganggaran dan Perbendaharaan dalam lingkup Kementerian Keuangan
dilaksanakan melalui 3 (tiga) komponen utama yaitu : reformasi Proses Bisnis,
reformasi Sistem Teknologi Informasi, dan Tata Kelola Perubahan.
Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) mencakup seluruh proses
pengelolaan keuangan negara pada Satker dimulai dari proses Penganggaran,
Pelaksanaan, sampai dengan Pelaporan. Masing-masing proses pengelolaan keuangan
diperankan oleh modul-modul aplikasi sebagai berikut:

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 6


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
a. Proses penganggaran diperankan oleh modul Penganggaran.
b. Proses pelaksanaan diperankan oleh beberapa modul, yaitu modul Komitmen,
modul Bendahara, dan modul Pembayaran.
c. Proses akuntansi pelaporan diperankan oleh modul Aset Tetap, modul
Persediaan, modul GL dan Pelaporan.
d. Pengelolaan referensi yang diperankan oleh modul administrasi.

B. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN )


1. Modul Manajemen DIPA
DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Direktur Jenderal
Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara (BUN).
DIPA berlaku untuk satu tahun anggaran dan memuat informasi satuan-
satuan terukur yang berfungsi sebagai dasar pelaksanaan kegiatandan
penggunaan anggaran.
Proses bisnis penganggaran SPAN
1. Penyusunan RKAKL
2. Pengesahan DIPA
3. Revisi DIPA
4. Mengatur pagu anggaran belanja Satker untuk 1 tahun anggaran
Proses bisnis manajemen DIPA Future terdiri dari 3 aktivitas utama (bisnis
domain) yaitu penerbitan DIPA, revisi DIPA, dan pelaksanaan penggunaan
dana.
2. Modul Manajemen Komitmen
Modul yang melakukan aktivitas terkait pencatatan data perikatan/kontrak
dalam rangka pelaksanaan APBN untuk mendukung pengelolaan data pagu,
perencanaan kas dan referensi dalam pelaksanaan pembayaran. Tujuannya
untuk melakukan aktivitas pencadangan (reserving) atas bagian dari pagu
untuk mendukung disiplin anggaran dan mendukung terwujudnya
perencanaan kas yang berorientasi ke depan (forward cash planning).
3. Modul Pembayaran
Cakupan Proses Manajemen Pembayaran:
a. Proses Pendaftaran Tagihan sampai dengan Pembayaran
b. Pembayaran Langsung
c. Pembayaran Uang Persediaan
d. Pembayaran yang berasal dari Pinjaman dan Hibah
e. Pembayaran Satuan Kerja PNBP
Proses Pengesahan Pendapatan dan Pengeluaran dengan menggunakan
Modul Pembayaran.
 Pengesahan BLU

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 7


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
 Pengesahan Hibah Langsung
Konsep dasar manajemen pembayaran:
 Integrasi sistem
 Accrual dan penerapan payment term
 Lesspaper
 Otomatisasi Sistem Pengujian Tagihan
 Perbaikan Pola Hubungan satuan kerja, KPPN dan Perbankan
4. Modul Penerimaan
Modul pada SPAN yang melaksanakan fungsi-fungsi penatausahaan
transaksi penerimaan negara yang diterima melalui:
 Rekening milik BUN di Bank Indonesia,
 Bank/ Pos Persepsi,
 Potongan Surat Perintah Membayar atau pengesahan pendapatan dan
belanja oleh KPPN.
Modul Penerimaan Negara yang saat ini dikenal dengan Modul
Penerimaan Negara Generasi Kedua (MPN G2). MPN G2 menggunakan
Billing System yang disediakan oleh Biller.
Proses bisnis manajemen penerimaan.
a. Unggah penerimaan
b. Reviu transaksi penerimaan
c. Permintaan laporan

5. Modul Manajemen Kas


Manajemen kas pada SPAN yang merupakan sistem terintegrasi dengan
konsep database tunggal sehingga data-data dari modul-modul lain dapat
dijadikan dasar bagi manajemen kas untuk melakukan transaksi dan
pelaporan.
Proses Bisnis
a. Pencatatan rekening baru (entry new bank account)
b. Transfer antar rekening (bank account transfer)
c. Rekonsiliasi bank secara otomatis (auto reconcile
d. Rekonsiliasi bank secara manual (manual reconcile)
e. Non-aktifasi rekening (closing existing bank account)
f. Perencanaan kas (cash forecasting)
Output : Laporan Perecanaan Kas
6. Modul Akuntansi dan Pelaporan
General Ledger merupakan inti dari sistem kerangka pengelolaan keuangan
Negara yang terintegrasi. Seluruh transaksi keuangan yang diinput ke dalam
sistem akan diposting ke dalam General Ledger sesuai dengan siklus
pengelolaan keuangan Negara sehingga GL merupakan sumber data bagi
penyusunan laporan keuangan pemerintah.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 8


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
Pelaporan (Reporting) merupakan salah satu proses bisnis dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan keuangan oleh
entitas akuntansi dan pelaporan.
Business Process Improvement dalam Modul Pelaporan meliputi
penyempurnaan mekanisme pelaporan melalui penggunaan SPAN single
database dan penyempurnaan laporan keuangan.
Konsep Dasar GLR SPAN
 CVR & Security Rule
 Balancing Segment & Intraco
 CoA & Rowset
 Dual Ledger & SLA Method
 Liability Mapping
CVR kepanjangan dari Cross Validation Rules yaitu sebuah aturan yang
memasangkan kode KPPN tertentu dengan kode satkermitranya Security Rule
adalah aturan yang membuat KPPN tertentu hanya bisa melihat transaksi pada
lingkup KPPNtersebut
Balancing Segment adalah salah satu segmen dalam CoA yang wajib
seimbang (ada debet dan kredit) dalam sebuah jurnal transaksi. Satker
merupakan Balancing Segment.
Intraco adalah jurnal yang terbentuk otomatis sebagai penyeimbang
apabila terjadi perbedaan segmen satker antara debet dan kredit pada suatu
jurnal transaksi CoA merupakan kombinasi identitas sebuah transaksi Rowset
merupakan aturan yang memetakan penyajian akun-akun dalam neraca lajur
ke dalam form laporan keuangan
SPAN memiliki 2 ledger untuk kepentingan pelaporan yaitu
1) Subledger Accounting (SLA) Method adalah metode yang
memungkinkan pencatatan sebuah transaksi dalam 2 basis akuntansi
yang berbeda
 SPAN – Primary Ledger Basis Akrual menghasilkan LO, LPE dan
Neraca
 SPAN – Secondary Ledger Basis Kas menghasilkan LRA,LP-SAL,LAK

2) Liability Mapping adalah metode pada modul pembayaran yang


mencatat akun belanja/potongan pada invoice sebagai
utang/piutang
 pada setiap jurnal transaksi, segmen yang wajib terisi adalah satker,
KPPN, dan akun
 pada setiap jurnal realisasi belanja, segmen program, output, dana,
kewenangan, lokasi, dan anggaran terisi sesuai dengan kodifikasi
dalam DIPA

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 9


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
 pada setiap jurnal realisasi penerimaan dan pengeluaran, segmen
bank terisi sesuai kodifikasi rekening asal pengeluaran atau rekening
penampung penerimaan
 segmen antar entitas pada jurnal transaksi antar entitas, berisi kode
satker lawan transaksi

C. Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)


1. Modul Penganggaran
Modul yang melakukan proses Penyusunan Rencana Kerja Anggaran sampai
dengan penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran termasuk didalamnya
proses perencanaan penyerapan anggaran dan penerimaan dalam periode
satu tahun anggaran. Modul Penganggaran meliputi:
 Fungsi Penyusunan SBK (Standar Biaya Keluaran) : SBK Total dan SBK
Indeks.
 Fungsi Penyusunan Anggaran (Kertas Kerja/RKAKL-DIPA): Belanja,
Pendapatan/Penerimaan, Informasi BLU, Informasi Valas/PHLN, KPJM,
DataPegawai.
 Fungsi Penyusunan Rencana Penarikan dan Penerimaan Dana: Hal III DIPA,
AFP(Annual FinancialPlan)per bulan dalam satu tahun.
 Fungsi Pembuatan Usulan Revisi: POK(Satker), DIPA (KanwilDJPb/DJA)

Fitur meliputi :
 Penyusunan Anggaran (Budget Perparation): SBK, RKAKL, KPJM, dll
 Pelaksanaan Anggaran (Management of Spending Authority): DIPA,
POK, Perencanaan Kas
 Locking pagu pada proses revisi anggaran
 Perhitungan pergerakan AFP
Output : ADK RKAKL

2. Modul Komitmen
Modul yang melakukan aktivitas terkait pencatatan data perikatan/kontrak
dalam rangka pelaksanaan APBN untuk mendukung pengelolaan data pagu,
perencanaan kas dan referensi dalam pelaksanaan pembayaran. Ruang Lingkup
meliputi :
a. Manajemen Supplier
kegiatan mengelola data penerima pembayaran, untuk kemudian
didaftarkan ke SPAN melalui KPPN.
b. Manajemen Kontrak
Kegiatan mengelola data kontrak (perikatan dengan pihak ketiga), untuk
kemudian didaftarkan ke SPAN melalui KPPN.

c. Pencatatan BAST

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 10


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
Mencatat BAST untuk mengakui aset dan utang pada saat serah terima.
Output : ADK Supplier, ADK Kontrak
3. Modul Pembayaran
Modul yang memproses Resume Tagihan (SPP) dan Surat Perintah
Membayar (SPM) untuk diajukan ke KPPN dalam rangka pelaksanaan
pencairan dana APBN
Output : Dokumen SPP, SPM atau yang dipersamakan
ADK RT, ADK SPM atau yang dipersamakan
4. Modul Bendahara
Bagian Modul Pelaksanaan Anggaran yang fungsinya adalah
menitikberatkan pada proses penatausahaan penerimaan dan pengeluaran
negara di Bendahara yang meliputi : Bendahara Pengeluaran & Bendahara
Penerimaan.
Lingkup Fungsionalitas :
 Pengelolaan UP/GUP dan TUP/GTUP
 Pengelolaan dana titipan/ LS bendahara
 Pengelolaan penerimaan PNBP Umum
 Pengelolaan penerimaan PNBP Fungsional
 Penyusunan LPJ Bendahara
Output : LPJ Bendahara
5. Modul Persediaan
Modul SAKTI yang dikhususkan untuk menangani pengelolaan barang
persediaan di tingkat satuan kerja (UAKPB) dan satuan kerja pembantu
(UAPKPB).
Metode Pencatatan : Metode Perpetual
Metode Penilaian : Metode Harga Beli Terakhir
Metode Harga Rata-rata (Average)
Output : Laporan Persediaan
6. Modul Aset Tetap
Modul dalam Aplikasi SAKTI yang digunakan untuk melaksanaan
pengelolaan transaksi keuangan aset tetap yang meliputi pencatatan dan
pengakuntansian penambahan, perubahan dan penghapusan Barang Milik
Negara dan konstruksi dalam pengerjaan serta melakukan perhitungan
penyusutannya.
Fungsi Modul Aset Tetap :
 Penatausahaan Barang Milik Negara, termasuk di dalamnya
Konstruksi Dalam Pengerjaan, Barang Bersejarah, dan Barang Pihak
Ketiga yang digunakan atau dikelola oleh instansi pemerintah.
 Penatausahaan dan pencatatan semua transaksi mutasi BMN, baik itu
perolehan, perubahan, dan penghapusan.
 Pengakuntansian BMN sebagai aset tetap dengan basis akrual.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 11


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
 Perhitungan dan pengakuntansian penyusutan Aset Tetap
Metode Penyusutan : Metode Garis Lurus
Ouput : Laporan BMN, Laporan Kondisi Barang, Laporan Penyusutan
7. Modul Pelaporan
Modul Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) yang memuat
keseluruhan proses yang terkait dengan akuntansi dan pelaporan. Ruang
lingkup:
 Sistem akuntansi yang terintegrasi dengan modul-modul lain terkait
 Sistem pelaporan manajerial (statistik)
 Sistem rekonsiliasi dan konsolidasi pelaporan
Output : Lap. Operasional, LPE, Neraca, LRA
8. Modul Administrasi
Modul yang diperuntukan bagi seorang administrator dalam mengelola
data referensi, data user, user manual, dan DB SAKTI.
Modul administrasi meliputi :
 User management
 Backup/Restore Data Referensi/Data Transaksi
 Security Management
 Pengelolaan Data Referensi Seluruh Modul
 Dokumentasi Bantuan

SAKTI menggunakan konsep Single Entry Point. Single Entry Poin


menjelaskan bahwa suatu transaksi cukup sekali diinput dan apabila
dibutuhkan oleh modul terkait data tersebut akan di panggil tanpa harus
dilakukan penginputan ulang oleh modul yang membutuhkan.
Tracing Jurnal adalah Proses penelusuran dari jurnal ke sumber transaksi
dengan double click jurnal terkait sehingga akan masuk dalam traksaksinya
Access Control List (ACL) adalah Pengelompokan Paket Menu
berdasarkan kategori sehingga Administrator bisa menentukan menu
transaksi ataupun izin akses menu transaksi tersebut apakah boleh
rekam/ubah/hapus
Closing Period merupakan proses tutup buku saat periode transaksi
dinyatakan berakhir. Closing Period dapat dilakukan setiap modul tetapi
ketika Modul Akuntansi dan Pelaporan closing period otomatis modul lain
juga closing period.
Transaksi Periode 13 (Periode Unaudited) adalah transaksi koreksi
ketika periode 12 telah dilakukan tutup buku sampai berakhir periode
Unaudited. Contoh Pembukuan atas transaksi koreksi hasil review APIP.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 12


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
Transaksi Periode 14 (Periode Audited) adalah transaksi koreksi
ketika periode 13 telah dilakukan tutup buku sampai berakhir periode
Audited. Contoh Pembukuan atas transaksi koreksi hasil temuan BPK.
Kebijakan Umum Akuntansi SAKTI terdiri atas Cash Ledger dan
Accrual Ledger
MonSakti adalah Monitoring Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi
Tujuannya :
1. Pengawasan Dan Pengendalian Internal Satker
 Dilakukan oleh Satuan Kerja
2. Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Satker Dan Bun
 Dilakukan oleh DJPb selaku BUN dan Satuan Kerja
3. Monitoring Dan Evaluasi Sistem Aplikasi
 Dilakukan oleh Subdit PSIE Dit. SITP DJPb

D. Konektisitas SPAN dan SAKTI


Satuan Kerja tidak dapat mengakses sistem SPAN secara langsung,
melainkan dengan menggunakan interkoneksi antara aplikasi SAKTI dengan
aplikasi SPAN. Sebagai sebuah aplikasi SPAN mini, Aplikasi SAKTI pada satuan
kerja akan terhubung dengan aplikasi SPAN pada KPPN dengan menggunakan
beberapa metode, baik dengan menggunakan ADK seperti yang telah
dilaksanakan selama ini, dengan dikirim oleh kurir maupun ekspedisi, atau melalui
jaringan internet.
Untuk memperlancar koneksitas Aplikasi Satker, maka perlu dibuat aplikasi-
aplikasi pendukung yang bertujuan memudahkan SATKER dalam mengirimkan
dan memonitor data transaksi keuangannya. Beberapa aplikasi pendukung yang
dibutuhkan antara lain Portal SPAN dan SPAN-SMS Service.
1. Portal SPAN
Portal SPAN merupakan aplikasi berbasis web yang mendukung Sistem
Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi dimana ADK dapat dikirimkan ke portal
SPAN melalui media internet. Satker memanfaatkan aplikasi ini untuk :
 meng-upload data RKAKL satker, data DIPA, data RFC, data resume
tagihan, data SPM, dan data rekonsiliasi. Khusus untuk pengumpulan
data RKAKL, Portal SPAN akan menyediakan link khusus;
 mengunduh nomor register supplier, CAN, nomor register invoice, nomor
SP2D, data supplier, nomor register supplier, dan hasil rekonsiliasi
beserta berita acaranyadan data referensi.
2. SPAN-SMS Gateway
Selain melalui Portal SPAN, fasilitas lain yang disediakan untuk
pengiriman data yaitu melalui SMS. SPAN-SMS merupakan aplikasi yang dapat
dipergunakan Satker dalam memonitor data keuangannya. SATKER cukup
mengirimkan SMS dengan format tertentu ke SPAN-SMS Service, yang dalam
waktu tidak terlalu lama mengatahui status data keuangannya. Aplikasi Portal
SPAN dan SPAN-SMS gateway akan ditempatkan pada Kantor Pusat Ditjen

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 13


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
Perbendaharaan. Berikut beberapa transaksi yang dapat dilakukan melalui
fasilitas SPAN-SMS:
a. Konfirmasi Register Supplier;
b. Konfirmasi nomor Nomor Register Kontrak;
c. Konfirmasi nomor Invoice;
d. Konfirmasi status SPM yang diajukan;
e. Konfirmasi SP2D;
f. Transaksi data SPM;
g. Pengecekan sisa pagu;
h. Pembatalan Invoice;
i. Menyampaikan saran.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 14


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

Anda tidak perlu angkat senjata ke medan


perang seperti jaman dulu,
Anda cukup jangan korupsi saja itu sudah cukup.
- Basuki Tjahaja Purnama-

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 15


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH: MODUL
PENGANGGARAN K/L DAN BU

A. Dasar Hukum, Kerangka Teori, dan Best Practice


Penulisan mengenai Gambaran Umum Manajemen DIPA didasarkan pada
peraturan-peraturan terkait Manajemen DIPA yang berlaku sampai saat ini.
Peraturan tersebut diantaranya :
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
d. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
e. Undang-Undang Nomor 47 tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2010
f. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
g. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum
h. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
i. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara/Daerah
j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.02/2008 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga dan Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Pelaksanaan
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2009
k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.02/2009 tentang Petunjuk
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementrian Negara/Lembaga dan Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan
Pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2010
l. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.02/2010 tantang Tata Cara
Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2010
m. Peraturan Menteri Keuangan 06/PMK.02/2009 tentang Tata Cara Perubahan
Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat dan Perubahan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran Tahun 2009

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 16


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
n. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2009 tentang Pedoman
Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah untuk Penanggulangan
Kemiskinan
o. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.02/2010 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2011
p. Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-26/PB/2009 tentang Tata Cara
Perubahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun 2009
q. Perdirjen Perbendaharaan Nomor Per-07/PB/2005 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pembayaran Melalui Mekanisme Pemberian Kuasa Antar Kuasa
Pengguna Anggaran
r. Perdirjen Perbendaharaan Nomor Per-57/PB/2008 tentang Format Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum (DIPA BLU)
s. Perdirjen Perbendaharaan Nomor Per-29/PB/2010 tentang Tata Cara Revisi
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2010.
Modul Penganggaran adalah Modul yang memuat proses Penyusunan
Rencana Kerja Anggaran sampai dengan penyusunan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran termasuk didalamnya proses perencanaan penyerapan anggaran dan
penerimaan dalam periode satu tahun anggaran.
Modul Penganggaran meliputi:
 Fungsi Penyusunan SBK (Standar Biaya Keluaran)
 Fungsi Penyusunan Anggaran (Kertas Kerja/RKAKL-DIPA)
 Fungsi Penyusunan Rencana Penarikan dan Penerimaan Dana
 Fungsi Pembuatan Usulan Revisi : Satker (POK), DIPA (Kanwil DJPb/DJA).
B. Proses Bisnis
Adapun dalam melaksanakan alur proses bisnis dari modul penganggaran yang
digunakan antara lain sebagai berikut.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 17


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 18


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 19


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
C. Input, Proses/Aktivitas, dan Output
Ada 3 format aliran dalam modul penganggaran, antara lain sebagai berikut.
Input
ADK:
a. GPP dari aplikasi Gaji/GPP
b. Backup data RKAKL tahun lalu
c. ADK DIPA
d. Referensi KRISNA (DJA)
Dokumen:
a. DIPA petikan
b. KAK dan Dokumen Lainnya
Data (Internal SAKTI)
a. Kwitansi/bon (Modul Bendahara)
b. Kontrak (Modul Komitmen)
c. SPP/Resume Tagihan (Modul Komitmen)
d. Realisasi/SP2D (Modul Pembayaran)
e. Data Pegawai/supplier (Modul Komitmen)
Proses
1. Penyusunan standar biaya kegiatan (SBK)
Dalam menyusun anggaran, diperlukan SBK (Standar Biaya
Keluaran) sebagai acuan dalam perhitungan kebutuhan anggaran. Modul
Penganggaran memiliki berbagai fitur salah satunya untuk menyusun
Standar Biaya Kegiatan.
Dalam proses penyusunan SBK, Unit Eselon I K/L mengajukan usulan
SBK kepada Direktorat Jenderal Anggaran. Mekanisme penyusunan Usulan
SBK dalam aplikasi SAKTI dimulai dari Operator melakukan perekaman
Usulan SBK berdasarkan dokumen pendukung Usulan SBK yang telah
disetujui. Selanjutnya Approver meneliti kesesuaian data dan menyetujui
Usulan SBK dengan dokumen pendukung Usulan SBK. Kemudian Operator
mengirimkan Usulan SBK yang telah disetujui oleh Approver ke Direktorat
Jenderal Anggaran.
2. Penyusunan Anggaran berupa Kertas Kerja atau RKAKL/DIPA
Penyusunan Usulan RKA-K/L meliputi pembuatan RKA oleh Satker
dan pembuatan RKA-K/L oleh Unit Eselon I. Penyusunan usulan RKA-K/L
dilakukan melalui: migrasi data tahun anggaran berjalan untuk tahun
anggaran berikutnya, input data awal belanja pada Pengguna Operator
tingkat satker atau tingkat unit oleh satker dan Unit Eselon I, dan salinan
data antarsatker di bawah unitnya oleh Unit Eselon I.
Mekanisme Pembuatan Kertas Kerja dan RKA Satker:
1) Operator melakukan perekaman usulan Kertas Kerja dan RKA Satker
berdasarkan dokumen pendukung

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 20


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
2) Approver meneliti kesesuaian data usulan Kertas Kerja dan RKA
Satker dengan dokumen pendukung
3) Dalam hal data usulan Kertas Kerja dan RKA Satker disetujui oleh
Approver, data usulan Kertas Kerja dan RKA Satker akan secara
otomatis terkirim kepada Pengguna Unit Eselon I

Mekanisme Pembuatan RKA-K/L Unit Eselon I:


1) Berdasarkan usulan Kertas Kerja dan RKA satker Operator
melakukan penyusunan Usulan RKA-K/L Unit eselonI dengan
menginput data baru atau melakukan salinan data antarsatker di
bawahnya
2) Approver meneliti kesesuaian data usulan RKA-K/L Unit Eselon I
dengan dokumen usulan Kertas Kerja dan Rka Satker
3) Dalam hal data usulan RKA-K/L Unit Eselon I Disetujui oleh
Approver, data usulan kertas kerja dan RKA-K/L Unit Eselon I akan
otomatis terkirim pada pengguna level Kementerian
Negara/Lembaga/DJA

DJA akan mengesahkan DIPA berdasarkan RKA-K/L dari Kementerian


Negara/Lembaga. Berdasarkan DIPA yang telah disahkan oleh DJA, data
DIPA Satker secara otomatis masuk ke dalam modul Penganggaran.
3. Standar Struktur Biaya
Standar Struktur Biaya adalah batasan komposisi biaya tertentu atass
suatu keluaran/kegiatan/program tertentu yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan sebagai acuan dalam penyusunan RKA-K/L. Berdasarkan data
usulan Kertas Kerja dan RKA Satker, Operator Unit Eselon I K/L melakukan
proses validasi atas Standar Struktur Biaya. Proses validasi Standar Struktur
Biaya dilakukan dengan membandingkan kesesuaian antara pencatatan
data belanja dengan Standar Struktur Biaya.

4. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah


Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah Perkiraan Maju Tahun
Pertama, Kedua dan Ketiga menggunakan RKA-K/L sebagai dasar
perhitungannya. Perhitungan Perkiraan Maju Tahun Pertama, Kedua, dan
Ketiga dalam proses KPJM pada SAKTI dilakukan secara otomatis.

5. Rencana Penarikan Dana


Rencana Penarikan Dana adalah rencana penarikan kebutuhan dana
yang ditetapkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran untuk pelaksanaan
kegiatan satuan kerja dalam periode 1 tahun. Dalam proses penyusunan
RKA-K/L, Satker melakukan penyusunan Rencana Penarikan Dana bulanan
dalam satu tahun anggaran. Mekanisme pembuatan Rencana Penarikan
Dana dimulai dari Operator melakukan perekaman Rencana Penarikan
Dana sesuai dengan kebutuhan Satker. Selanjutnya Approver meneliti

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 21


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
kesesuaian antara data Rencana Penarikan Dana dengan dokumen
pendukung.

6. Rencana Penerimaan Dana


Rencana Penerimaan Dana adalah rencana penyetoran penerimaan
dallam periode 1 tahun. Kementerian Neara/Lembaga yang ditetapkan
sebagai Satker pengguna PNBP, harus menyusun Rencana Penerimaan
Dana. Rencana Penerimaan Dana disusun berdasarkan jenis-jenis
penerimaan yang diperkirakan dapat diterima dan menetapkan target
Penerimaan Dana per bulan dan per jenis penerimaan.
Pembuatan Rencana Penerimaan Dana pada aplikasi SAKTI diawali
dengan Operator melakukan penerimaan Rencana Penerimaan Dana sesuai
dengan perkiraan penerimaan Satker. Kemudian Approver meneliti
kesesuaian antara data Rencana Penerimaan Dana dengan dokumen
pendukung.

7. Revisi Anggaran dan Review Revisi Anggaran


Mekanisme dalam pembuatan usulan Revisi DIPA berbeda
tergantung kewenangannya. Terdapat 4 mekanisme berbeda dalam
pembuatan Usulan Revisi DIPA.
Mekanisme pembuatan Usulan Revisi DIPA dengan kewenangan Satker:
1) Operator melakukan perekaman data Usulan Revisi DIPA
berdasarkan perintah KPA dan dokumen usulan Revisi anggaran
2) Approver meneliti kesesuaian data Revisi DIPA dengan dokumen
usulan Revisi Anggaran
3) Approver melakukan aktivasi pagu jika Revisi DIPA disetujui

Mekanisme pembuatan Usulan Revisi DIPA dengan kewenangan


pengesahan Kanwil DJPb:
1) Operator melakukan perubahan data Usulan Revisi DIPA
berdasarkan perintah KPA dan dokumen usulan Revisi anggaran
2) Approver meneliti kesesuaian data Revisi DIPA dengan dokumen
usulan Revisi Anggaran
3) Dalam hal data Revisi DIPA disetujui oleh Approver, data Usulan
Revisi DipA dan dokumen pelengkapnya secara otomatis terkirim
kepada Kanwil DJPb
4) Berdasar data Usulan Revisi DIPA, Validator melakukan review atas
usulan revisi DIPA
5) Berdasarkan review, Validator dapat melakukan pengesahan Usulan
Revisi DIPA

Mekanisme pembuatan Usulan Revisi DIPA dengan kewenangan


pengesahan Direktorat Pelaksanaan Anggaran:

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 22


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
1) Operator melakukan perubahan data Usulan Revisi DIPA
berdasarkan perintah KPA dan dokumen usulan Revisi anggaran
2) Approver meneliti kesesuaian data Revisi DIPA dengan dokumen
usulan Revisi Anggaran
3) Dalam hal data Revisi DIPA disetujui oleh Approver, data Usulan
Revisi DipA dan dokumen pelengkapnya secara otomatis terkirim
kepada Direktorat Pelaksanaan Anggaran
4) Berdasar data Usulan Revisi DIPA, Validator melakukan review atas
usulan revisi DIPA
5) Berdasarkan review, Validator dapat melakukan pengesahan Usulan
Revisi DIPA

Mekanisme pembuatan Usulan Revisi DIPA dengan kewenangan


pengesahan Direktorat Jenderal Anggaran:
1) Operator melakukan perubahan data Usulan Revisi DIPA
berdasarkan perintah KPA dan dokumen usulan Revisi anggaran
2) Approver meneliti kesesuaian data Revisi DIPA dengan dokumen
usulan Revisi Anggaran
3) Dalam hal data Revisi DIPA disetujui oleh Approver, data Usulan
Revisi DiPA dan dokumen pelengkapnya secara otomatis terkirim
kepada DJA
4) Berdasar data Usulan Revisi DIPA, Validator melakukan review atas
usulan revisi DIPA
5) Berdasarkan review, Validator dapat melakukan pengesahan Usulan
Revisi DIPA

Output:
ADK:
a. Usulan DIPA Revisi
b. Usulan SBK
Dokumen:
a. Konsep RKA-K/L
b. Konsep Petikan DIPA
Report:
a. Lampiran RKA Satker
b. AFP
c. Monitoring DIPA
d. Laporan Alokasi Anggaran
e. Laporan Pagu DIPA

Data:
a. Pagu DIPA (COA)
D. Gambaran Sistem Aplikasi, Arsitektur

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 23


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

Gambar 1 Tampilan Login Aplikasi SAKTI

Gambar 2 Tampilan Home Aplikasi SAKTI

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 24


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

Gambar 3 Tampilan Modul Penganggaran Sub RUH-Belanja

Gambar 4 Tampilan Modul Penganggaran Sub RUH-POK

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 25


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

Gambar 5 Tampilan Modul Penganggaran Sub RUH-Validasi Data Belanja

E. Keterkaitan dengan Modul Lain


Pengembangan SPAN melibatkan tiga unit eselon I di lingkungan
Kementerian Keuangan yaitu Direktorat Jenderal Anggaran terkait dengan proses
Perencanaan Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan terkait dengan
Pelaksanaan Anggaran, serta Sekretariat Jenderal malalui Pusat Sistem Informasi
dan Teknologi Keuangan (Pusintek), terkait dengan infrastruktur Teknologi
Informasi. Tujuan utama SPAN adalah mendukung tercapainya akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara dan menciptakan transparansi dalam pengelolaan
APBN. SPAN terdiri atas modul-modul yang dapat dikelompokkan dalam tiga
proses yaitu :
a. Perencanaan Anggaran, yang terdiri atas Modul Penyusunan Anggaran
(Budget Preparation)
b. Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri atas :
i. Modul Manajemen DIPA (Management of Spending Authority)
ii. Modul Manajemen Komitmen (Commitment Management)
iii. Modul Manajemen Pembayaran (Payment Management)
iv. Modul Penerimaan Negara (Government Receipt )
v. Modul Manajemen Kas (Cash Management)
c. Akuntansi dan Pelaporan, terdiri atas :
i. Modul Buku Besar dan Bagan Akun Standar (General Ledger and
Chart of Accounts)
ii. Modul Pelaporan (Reporting)
Sebagai sebuah sistem, SPAN mengintegrasikan fungsi-fungsi yang terdapat
pada penganggaran dan perbendaharaan dalam suatu database tunggal. SPAN
memiliki beberapa karakteristik antara lain otomasi secara penuh, mempunyai
database yang terpusat, memungkinkan perekaman data hanya sekali dan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 26


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
beroperasi dengan menggunakan prosedur yang baku untuk semua proses serta
analisis. SPAN melibatkan tiga unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan,
yaitu Direktorat Jenderal Anggaran terkait dengan proses Perencanaan Anggaran,
Direktorat Jenderal Perbendaharaan terkait dengan Pelaksanaan Anggaran, serta
Sekretariat Jenderal melalui Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan
(Pusintek), terkait dengan infrastruktur Teknologi Informasi.
F. Kontrol/Pengendalian
Salah satu manfaat dari implementasi SPAN adalah agar tersedia sistem
pengendalian alokasi dan pelaksanaan anggaran yang efektif. Sehingga,
terwujudlah pengelolaan keuangan Negara yang professional, transparan, dan
akuntabel sebagaimana amanat Undang-Undang Keuangan Negara.
Namun, dalam pelaksanaannya tetap saja akan timbul resiko. Teknologi
adalah dunia yang dapat dijangkau oleh siapapun. Penggunaan teknologi
memungkinkan orang yang tidak berkepentingan dan berniat jahat dapat
mengahancurkan sistem yang ada. Dunia kriminal dalam teknologi dapat
membobol sistem. Oleh sebab itu, dibutuhkan sistem keamanan yang kuat untuk
mengatasi hal tersebut.
Dalam hal pengendalian internal, disiapkan juga pengendalian secara
internalnya. Sistem akuntansi merupakan suatu alat dalam sebuah sistem
pengendalian intern. Sistem akuntansi diciptakan sebagai salah satu upaya konkrit
untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara
sehingga dihasilkan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara
yang andal, dan tepat waktu. Sistem akuntansi disusun dengan mengikuti standar
akuntansi pemerintah.
Pada dasarnya sistem akuntansi yang akan dikembangkan dengan berbasis
akrual adalah sistem akuntansi dengan dua sudut pandang, yaitu sistem akuntansi
dari sudut pandang pengguna dana APBN (cash user) yakni kementerian/lembaga
dan sistem akuntansi dari sudut pandang pemilik dana APBN (cash owner) yang
dalam hal ini adalah kementerian keuangan sebagai pemilik rekening Kas Umum
Negara (KUN). Dua sub sistem ini tetap diperlukan sepanjang masih ada
pemisahan entitas pengguna dana dan entitas pemilik dana, sehingga akan
terdapat Sistem Akuntansi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) dan Sistem Akuntansi
Bendahara Umum Negara (SA-BUN). Secara umum, sistem akuntansi pemerintah
pusat akan terdiri dari SAKTI dan SABUN, dimana SABUN akan terdiri dari Sistem
Akuntansi Pusat dan Sistem Akuntansi BUN. Output dari dua sistem akuntansi
tersebut selanjutnya akan dikonsolidasi menjadi satu Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP).
SAKTI ditujukan untuk membantu Kementerian/Lembaga dalam melakukan
penyusunan laporan keuangan. UU No. I/2004 Pasal 55 ayat 2 (a) menyebutkan
bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pengguna anggaran menyusun laporan
keuangan disampaikan ke Presiden melalui Mneteri Keuangan. Disamping itu,
pasal 54 ayat 1 menyebutkan bahwa Pengguna anggaran bertanggung jawab
formal material kepada presiden atas pelaksanaan kebijakan anggaran yang
berada dalam penguasaannya, sehingga diperlukan penyelenggaraan sistem

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 27


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
akuntansi di KL untuk membukukan transaksi-transaksi yang terjadi di KL sebagai
pengguna dana APBN. Sementara itu, sistem akuntansi BUN diperlukan karena
Kementerian Keuangan merupakan pemilik dana kas pemerintah (KUN).
Disamping itu, Kementerian Keuangan merupakan kuasa BUN yang bertugas
menyusun laporan keuangan pemerintah pusat.
Berdasarkan kebutuhan pelaporan keuangan berbasis akrual dank as
tersebut, maka model sistem akuntansi pada SPAN akan berupa satu sistem
akuntansi yang memiliki 2 (dua) pencatatan (dual recording), secara akrual dan
secara kas.
Sistem akuntansi dengan dual recording ini akan mencatat transaksi
berdasarkan pemisahan dokumen sumbernya. Pada saat pengakuan akrual, maka
transaksi, misalnya pengakuan beban akan dicatat pada buku akrual, namun pada
saat pembayaran, maka akan dicatat pada kedua buku, buku kas dan buku akrual
untuk mengakui adanya kas keluar, sehingga walaupun beban telah diakui pada
buku akrual, namun buku kas mengakui belanja pada saat terjadi pembayaran.
Dampak dari integrasi sistem akuntansi pusat ini adalah adanya pemisahan
informasi berbasis akrual dan berbasis kas. Informasi berbasis akrual akan
mengakomodir basis akrual, sesuai dengan full accrual accounting yang
diterapkan. Sedangkan basis kas akan digunakan untuk menghasilkan informasi
berbasis kas yang berguna untuk penyusunan laporan keuangan berbasis kas
seperti laporan realisasi anggaran.
Dampak dari perubahan tersebut adalah diperlukan metode pencatatan
yang dapat mengakomodir berbasis kas dan akrual. Oracle yang digunakan oleh
SPAN akan memfasilitasi penggunaan sub ledger accounting (SLA). SLA merupakan
metode yang memungkinkan penyesuaian jurnal pencatatan transaksi di subledger
(seperti modul pembayaran) untuk diposting ke modul GL. Dengan adanya SLA,
maka kebutuhan informasi berbasis akrual dank as akan menggunakan akun yang
sama sehingga tidak dibutuhkan BAS berbasis akrual dan BAS berbasis kas,
melainkan cukup satu BAS berbasis akrual (single BAS).
Perubahan tahapan penjurnalan akuntansi Tahapan penjurnalan akuntansi
terkait implementasi akuntansi akrual akan menjadi: a. APBN b. DIPA c.
Komitmen d. Realisasi e. Penyesuaian f. Penutup 80 g. Koreksi h. Konsolidasi i.
Koreksi setelah audit Poin perubahan pada tahapan penjurnalan adalah
adanya pencatatan komitmen, guna memastikan ketersediaan dana atas kontrak-
kontrak yang telah ditandatangani. Selain itu, pada tahap realisasi akan terdapat
saat pencatatan BAST, Resume tagihan dan SP2D. Pada tahap BAST, Satker akan
mengakui Aset Tetap dan/atau Persediaan, sedangkan pada tahap Resume tagihan,
Satker akan mencatat akrual atas pengakuan adanya Beban dan Utang kepada
Pihak Ketiga. Pada tahap SP2D, Satker akan mengakui adanya Belanja atas
pembayaran kepada pihak ketiga.
“The only limit to our realization of
tomorrow will be our doubts of today”

-Franklin D. Roosevelt

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 28


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
MODUL KOMITMEN

A. Modul Komitmen
Modul Komitmen adalah bagian dari SPAN yang melaksanakan fungsi-fungsi
pengelolaan data supplier dan data kontrak yang meliputi pendaftaran, perekaman,
validasi, perubahan, penggunaan, dan pembatalan data supplier/ kontrak, termasuk
penerbitan dan penyampaian Nomor Register Supplier / Nomor Register Kontrak /
informasi penolakan pendaftaran data supplier atau data kontrak.
Ruang Lingkup Modul Komitmen antara lain
 Manajemen Supplier : Merupakan kegiatan mengelola data penerima
pembayaran, untuk kemudian didaftarkan ke SPAN melalui KPPN.
 Manajemen Kontrak : Merupakan kegiatan mengelola data kontrak (perikatan
dengan pihak ketiga), untuk kemudian didaftarkan ke SPAN melalui KPPN.
 Pencatatan BAST : Mencatat BAST untuk mengakui aset dan utang pada saat
serah terima
 Output : ADK Supplier, ADK Kontrak
FUNGSI UTAMA
MANAJEMEN SUPPLIER MANAJEMEN KONTRAK
Perekaman data supplier Perekaman Data Kontrak
(termasuk upload data pegawai)
Pembuatan ADK Supplier Pembuatan ADK Kontrak
Upload / Rekam NRS Upload / Rekam CAN
Perekaman BAST
Perekaman BAST Non Kontraktual
Monitoring Kontrak

B. MANAJEMEN KONTRAK
Manajemen Kontrak merupakan kegiatan mengelola data-data detail kontrak
(perikatan dengan pihak ketiga), untuk kemudian didaftarkan ke SPAN. Pelaksanaan
manajemen komitmen terutama ditujukan untuk mengelola tindakan tindakan awal
yang menimbulkan kewajiban negara dalam rangka disiplin anggaran (ketaatan
terhadap batas pengeluaran). Di samping itu, manajemen komitmen juga ditujukan
untuk mendukung terwujudnya perencanaan kas yang berorientasi ke depan (forward
cash planning) yang berbeda dengan perencanaan kas berdasarkan data trend dari
periode sebelumnya (historical data trend). Dengan mencatatkan komitmen ke dalam
sistem perbendaharaan, maka institusi perbendaharaan dapat membuat perencanaan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 29


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
kas yang berorientasi ke depan berdasarkan perkiraan arus kas yang akan menyertai
pelunasan sebuah komitmen Pelaksanaan Manajemen Kontrak memiliki
dua tujuan utama:

1. Untuk mengelola tindakan-tindakan awal yang menimbulkan kewajiban negara


dalam rangka disiplin anggaran (ketaatan terhadap batas pengeluaran),
2. Untuk mendukung terwujudnya perencanaan kas yang berorientasi ke depan
(forward cash planning).

1. Manajemen Komitmen dalam international best practice


Secara garis besar, terdapat dua model ekstrim dari manajemen komitmen
sebagai bagian dari manajemen keuangan negara/ sektor pemerintah, sebagai
berikut:
a. Manajemen komitmen yang terpusat (Centralised commitment management)
Ciri utama dari model ini adalah adanya mekanisme pengajuan Request for
Commitment (RFC) oleh Spending Unit untuk diuji ketersediaan dananya
(uncommitted budget balance) oleh pihak treasury sebelum terjadinya sebuah
komitmen. Request for Commitment yang diajukan oleh Spending Unit
merupakan expenditure plan (rencana pengeluaran) untuk periode tertentu.
Selanjutnya Request for Commitment yang disetujui dan dicatat oleh pihak
treasury akan menjadi expenditure ceiling (batas pengeluaran) untuk periode
tertentu dan menjadi salah satu dasar pembayaran oleh pihak treasury. Atas
persetujuan terhadap commitment request, Treasury akan mencatat perubahan
status pagu anggaran. Treasury hanya akan melakukan pembayaran untuk
komitmen yang telah tercatat sebelumnya.
Sistem perbendaharaan yang terdesentralisasi identik dengan penggunaan
”warrant” sebagai periodic expenditure ceiling yang menjadi dasar untuk
membuat komitmen dan melakukan pengeluaran selama periode tertentu.
Dalam sistem ini, treasury lebih berfokus pada tujuan pelaksanaan manajemen
komitmen yang berkaitan dengan kontrol/ pengawasan pada tahap awal
terjadinya komitmen dalam rangka penerapan disiplin anggaran. Selanjutnya,
aktifitas kontrol terkait dengan pelaksanaan anggaran sampai dengan sebelum
terjadinya pembayaran (transfer) menjadi kewenangan Spending Unit.
Sistem manajemen komitmen yang terpusat ini, sejalan dengan sistem
perbendaharaan yang ter-desentralisasi sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
berikut:

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 30


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

b. Manajemen komitmen yang didesentralisasikan (Decentralised commitment


management) – digunakan di SPAN
Ciri utama dari model ini adalah adanya Chief Controlling Officer yang
dijalankan oleh kepala unit kerja atau didelegasikan. CCO memiliki kewenangan
untuk mengesahkan timbulnya sebuah kommitmen dan bertanggung jawab atas
aktivitas yang berkaitan dengan manajemen komitmen. Pejabat tersebut harus
memastikan ketersediaan dana dan kesesuaian klasifikasi anggaran atas komitmen
yang dibuat dalam kerangka internal control. Dengan kata lain, pembuatan
komitmen hanya dapat dilakukan oleh/setelah mendapat persetujuan dari
pejabat yang berwenang. Rencana penarikan dana disusun oleh Spending unit
dalam format yang ditentukan oleh perbendaharaan dalam rangka pelaksanaan
perencanaan kas. Rencana pengeluaran tersebut akan berlaku sebagai
expenditure ceiling yang harus disesuaikan apabila dalam realisasinya
pengeluaran yang dilakukan melebihi rencana pengeluaran yang telah
disampaikan sebelumnya. Di samping ketersediaan dana, CCO harus memastikan
bahwa komitmen yang dibuat konsisten dengan rencana penarikan dana.
Sistem manajemen komitmen yang didesentralisasikan ini, sejalan dengan
sistem perbendaharaan yang terpusat sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
berikut.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 31


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

2. Review kerangka landasan hukum


Undang-undang No 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
merupakan landasan hukum yang secara komprehensif memuat kerangka
konseptual pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan negara. Dalam pasal 4
Undang-undang No 1 tahun 2004 disebutkan bahwa termasuk diantara
kewenangan Menteri/ Ketua Lembaga adalah melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran anggaran negara dan menetapkan pejabat yang
bertugas melakukan pengujian dan perintah pembayaran. Berdasar ketentuan
dalam pasal 4 tersebut, kewenangan administratif dalam pengelolaan keuangan
negara ada pada Kementerian Negara/lembaga. Kewenangan administratif tersebut
diantaranya meliputi kewenangan untuk melakukan perikatan atau tindakan-
tindakan lainnya yang mengakibatkan terjadinya penerimaan atau pengeluaran
negara dan melakukan pengujian dan pembebanan tagihan yang diajukan kepada
Kementerian/ lembaga sehubungan dengan realisasi perikatan tersebut
Di dalam pasal 3 ayat 3 UU No 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
disebutkan bahwa “tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
APBN/APBD hanya dapat dilakukan jika tersedia cukup anggaran untuk membiayai
pengeluaran tersebut”. Ketentuan terkait perihal ketersediaan dana anggaran dalam
rangka pembuatan perikatan ditegaskan (kembali) pasal 17 ayat 2 bahwa
“ikatan/perjanjian dalam rangka pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh pengguna
anggaran atau kuasanya dengan pihak lain hanya dapat dilakukan dalam batas
anggaran yang telah ditetapkan”.
Terkait dengan kewenangan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara (BUN), Undang-Undang Perbendaharaan Negara (pada bagian Penjelasan)
menegaskan fungsi pengawasan yang dimiliki BUN untuk menilai kebenaran
penerimaan dan pengeluaran. Fungsi pengawasan tersebut meliputi aspek
rechtmatigh dan wetmatigh yang dilakukan pada saat terjadinya penerimaan dan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 32


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
pengeluaran. Oleh karena itu, sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 19 ayat (2),
dalam rangka pelaksanaan pembayaran BUN berkewajiban untuk melakukan
penelitian dan/atau pengujian yang meliputi:

1. kelengkapan perintah pembayaran,


2. kebenaran perhitungan dan
3. ketersediaan dana

Dari telaah terhadap ketentuan perundangan yang ada, secara implisit


ketentuan perundangan yang berkaitan dengan manajemen komitmen lebih
cenderung pada model manajemen komitmen yang didesentralisasikan
(decentralized commitment management). Hal ini dapat dijelaskan lebih lanjut
sebagai berikut:

1. Adanya asas umum yang mengatur secara tegas bahwa pelaksanaan kewenangan
Pengguna Anggaran untuk melakukan perikatan harus didukung ketersediaan
dana/ anggaran dalam batas anggaran yang telah ditetapkan. Hal tersebut
berlawanan dengan fitur dari centralized commitment management di mana
expenditure ceiling dalam bentuk warrant yang dihasilkan dari pengajuan
Request for Commitment merupakan batasan untuk melakukan komitmen dan
melakukan pembayaran sebagai akibat dari timbulnya komitmen dalam periode
tertentu
2. Adanya “rencana penarikan dana” yang dibuat oleh Spending Unit –sebagai
bagian dari dokumen pelaksanaan anggaran-- dalam rangka perencanaan kas.
Rencana penarikan dana merupakan salah satu fitur dari pelaksanaan manajemen
komitmen yang didesentralisasikan kepada Spending Unit dalam kerangka sistem
perbendaharaan yang tersentralisasi.
3. Adanya kewenangan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk
menilai kebenaran penerimaan dan pengeluaran. Di mana, kewenangan tersebut
dijalankan melalui fungsi pengawasan pada aspek wetmatigh dan recthmatigh
pada saat terjadinya pengeluaran dan penerimaan.

3. Proses Bisnis Terkait Manajemen Komitmen Pada Saat Ini


Tahapan pelaksanaan proses bisnis manajemen Komitmen yang dilaksanakan
oleh Satker :
a. Pembuatan perikatan/komitmen tentang pengadaan barang/jasa (PBJ)
b. Serah terima /perolehan hak atas kegiatan PBJ
c. Pembuatan dokumen tagihan pembayaran (SPP+SPM)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 33


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

Terdapat adanya kelemahan dari proses bisnis manajemen komitmen yang


saat ini. Ada di antaranya adalah informasi atas perikatan, misalnya, baru diperoleh
dan dicatat pada saat verifikasi pembayaran (penerbitan SP2D) sebagai dokumen
pendukung yang atas SPM yang diajukan Satker. Dengan kata lain, fitur dari
manajemen komitmen telah secara terbatas dan parsial diaplikasikan sebagai bagian
dari proses bisnis pembayaran. Akibatnya, dengan menyatunya proses komitmen
dengan proses pembayaran (1 jam), maka dengan data yang terbatas dan horizon
waktu yang sangat singkat, data yang ada pada Resume Kontrak tidak reliable dan
relevan untuk mendukung perencanaan kas baik dalam jangka panjang maupun
jangka pendek. Tahapan Lanjutan proses bisnis manajemen Komitmen yang
dilakukan oleh KPPN Berupa Pembayaran atas SPM terkait kontrak yang diajukan
oleh Satker ke KPPN

4. Ruang lingkup Manajemen Komitmen


Aspek utama dari proses bisnis manajemen komitmen adalah registrasi atas
data vendor (rekanan) dan komitmen (kontrak atau perikatan), diantaranya dengan
memberikan nomor registrasi sebagai referensi terhadap data komitmen yang valid.
Di samping itu, ruang lingkup pengembangan future business process manajemen
komitmen juga erat kaitannya dengan tujuan dan fungsi dari manajemen
komitmen. Sebagaimana diuraikan pada bagian sebelumnya, terdapat dua tujuan
dan fungsi utama dari manajemen komitmen yaitu yang berkaitan dengan kontrol
atas penggunaan pagu anggaran dan sebagai input bagi aktivitas perencanaan kas,
khususnya yang berkaitan dengan forward cash planning. Dengan kata lain,
terdapat keterkaitan antara manajemen komitmen dengan manajemen DIPA dan
manajemen Kas.
Ruang lingkup proses bisnis modul manajemen dalam kerangka kerja BPI
meliputi proses bisnis diantara Manajemen DIPA dan Manajemen Pembayaran
sebagai mana ditunjukkan dalam gambar ilustrasi berikut ini.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 34


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

5. Aktivitas utama proses bisnis manajemen komitmen versi SPAN-RFP


Dalam SPAN-RFP dijelaskan bahwa sejalan dengan pengembangan
manajemen komitmen, Ditjen Perbendaharaan diharapkan dapat melakukan
perencanaan kas atas dasar perkiraan arus kas yang menyertai pelunasan sebuah
komitmen. Manajemen komitmen juga diarahkan untuk bisa melakukan updating
atas sisa kredit anggaran (uncommitted balance). Aktifitas utama dalam proses bisnis
manajemen komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan-tujuan tersebut
diantaranya meliputi:
1. Satker harus memastikan bahwa komitmen dibuat atas dasar ketersediaan kredit
anggaran. Komitmen tersebut selanjutnya harus diregistrasi kepada
perbendaharaan Sebagai dasar untuk mencatat komitmen dalam SPAN, Satker
menyusun dan menyampaikan Request for Commitment (RFC) kepada KPPN
2. Request for Commitment (RFC) yang valid dicatat ke dalam sistem beserta
Commitment Application Number (CAN) yang diberikan untuk keperluan proses
pembayaran sebagaimana diatur dalam model payment management.

Atas dasar pembahasan international practice dan fitur manajemen komitmen


dalam rencana pengembangan SPAN, dapat diidentifikasi hal-hal sebagai berikut:

1. Rencana pengembangan SPAN mengacu pada hybrid model dari centralized


dan decentralized manajemen komitmen dalam perspektif international best
practice. Manajemen komitmen ditujukan tidak hanya untuk mendukung
tercapainya disiplin anggaran tetapi juga dimaksudkan untuk mendukung
aktivitas manajemen kas.
2. Model yang ada dalam SPAN mensyaratkan pengajuan Request for
Commitment (RFC) untuk disahkan oleh pihak treasury (DJPBN) yang
selanjutnya akan menjadi salah satu dasar pembayaran.
3. Pencapaian tujuan terkait disiplin anggaran terutama dilakukan melalui
adanya monitoring atas pagu pengeluaran segera setelah terjadinya perikatan/
komitmen. Hal tersebut berbeda dengan monitoring atas updating pagu

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 35


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
anggaran yang dilakukan atas realisasi/ pengeluaran. Namun demikian pada
dasarnya Satker dapat melakukan perikatan segera setelah disahkannya
dokumen anggaran
6. Koneksitas Proses Bisnis Manajemen Komitmen dengan proses Bisnis
perbendaharaan lainnya :

A. Proses Bisnis Manajemen Komitmen


1. Atas DIPA Satker yang telah mendapatkan pengesahan, Satker membuat
perikatan /kontrak dan menyampaikan resume Kontrak (RFC) ke KPPN
2. KPPN melakukan validasi RFC dan menerbitkan Comitmen Application
Number (CAN)
3. Satker melakukan serah terima barang/jasa atas perikatan yang dilakukan
B. Proses Bisnis Manajemen Pembayaran
1. Satker membuat SPP dengan menyertakan Nomor CAN di dalamnya
2. Atas SPP/Resume Tagihan yang disampaikan satker ke KPPN, maka KPPN
melakukan validasi termasuk nomor CAN , untuk selanjutnya KPPN
Menerbitkan nomor Resume Tagihan
3. Pada saat verifikasi CAN, dan telah sesuai nomor CAN, maka saat itu sudah
diakui sebagai hutang yang harus dipenuhi
4. Satker menerbitkan SPM setelah memperoleh Nomor Resume tagihan dan
menyampaikan ke KPPN untuk diterbitkan SP2D
C. Proses Bisnis Manajemen Kas

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 36


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
1. Pencatatan Hutang dan Jangka Tempo penerbitan SP2D atas SPM yg
bersumber dari RFC (manajemen komitmen) digunakan sebagai
Perencanaan Kas Jangka Pendek oleh manjemen kas
2. Annual Financial Planning (AFP) halaman 3 DIPA dapat dijadikan
sebagai alat perencanaan kas jangka panjang

7. Kategorisasi Jenis Komitmen


Secara umum dikenal dua jenis komitmen menurut Commitment Control
(Radev & Khemani, 2007) sebagai berikut:
Spesific Commitment Continuing commitment
Komitmen yang menimbulkan kewajiban Komitmen yang pembayarannya bersifat
pembayaran atau serangkaian berkelanjutan, tidak dibatasi oleh jangka
pembayaran dalam jangka waktu waktu tertentu dan tidak didasarkan
tertentu. Termasuk dalam komitmen pada adanya kontrak tersendiri.
khusus adalah penerbitan purchase order Pembayaran untuk gaji, tunjangan dan
dan persetujuan kontrak pengadaan sejenisnya termasuk dalam continuing
barang dan jasa. commitment

Sedangkan dalam Budget Execution (World Bank, 2007), jenis-jenis komitmen


dikategorisasikan diantaranya :
Jenis Komitmen Contoh
Komitmen atas kontrak yang bersifat kontrak pengadaan barang dan jasa yang
tahunan (annual contracts or order) berlaku selama satu tahun.
Komitmen atas kontrak yang berlaku berkaitan dengan pengeluaran untuk
lebih dari satu tahun anggaran (multy keperluan investasi.
year contract)
Komitmen yang bersifat permanen pengeluaran yang berkaitan dengan
belanja pegawai dan sejenisnya
Komitmen yang berkaitan dengan pengeluaran yang berkaitan dengan
aktivitas rutin belanja langganan daya dan jasa.

Dari praktek umum sebagaimana tersebut di atas, secara garis besar


kategorisasi komitmen ke dalam specific dan continuing commitment dalam
kerangka integrasi dengan modul manajemen DIPA (updating data pagu atas dasar
kontrak/ perikatan) dan modul manajemen kas (perencanaan kas atas rencana
pembayaran) dibuat dengan memperhatikan keberadaan atas hal-hal sebagai
berikut:

a. aktivitas pembuatan perikatan (establishment of commitment) yang mudah


diidentifikasi.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 37


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
b. Informasi atas rencana pengeluaran yang andal (reliable) sebagai salah satu dasar
perencanaan kas.

Dalam rangka SPAN, sebuah transaksi akan termasuk spesifik commitment


apabila terdapat setidaknya salah satu unsur di atas. Sebaliknya, apabila tidak
terdapat identifiable establisment of comitment dan/ atau reliable information of
cash outflow, akan termasuk ke dalam continuing commitment berikut adalah
kerangka/ matrik kategorisasi jenis komitmen dalam rangka SPAN:

8. Alur Proses Bisnis Manajemen Komitmen – SPAN (Specific Commitment)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 38


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

Alur Proses Bisnis Manajemen Komitmen—SPAN [Specific Commitment]


Upstream

SA

DIPA data

Establishme
Satker

nt -SPP- SPP -SPP-


(by PPK) 7 (by PPSPM)
-RFC-
(by PPK)
CAN
Nomor Tagihan
3
Resume Tagihan 6 SPM
RFC
1 4 8

Resume
Dit PKN
KPPN/

Validasi Tagihan
Validasi Valid RFC Registrasi Valid -Resume Valid SPM
2
-Resume -cocok dgn
-SPM- 9
-SP2D-
-RFC- -RFC- Tagihan-
Tagihan- CAN-
5
Downstream

Data Referensi
Encumbrance Encumbrance Aktivitas proses bisnis komitmen
perencanaan pembayaran

Integrasi aktivitas komitmen dengan


pembayaran
SA CM PM Reporting
Aktivitas proses bisnis pembayaran

Alur Proses Bisnis Manajemen Komitmen (Spesific Comitmen) :


1. Pembuatan komitmen di Satker diikuti penyampaian RFC ke KPPN
2. KPPN melakukan validasi RFC, meregistrasi RFC, dan menerbitkan CAN serta
menyampaikan CAN ke Satker
3. Berdasarkan CAN , Satker dapat membuat SPP (resume tagihan), kemudian
menyampaikan ke KPPN
4. KPPN melakukan validasi Resume Tagihan (RT) ,mencocokkan Nomor CAN, dan
jika data telah benar, KPPN menerbitkan Nomor Tagihan atas RT
5. Berdasarkan Nomor tagihan, PPK membuat SPP dan SPM untuk disampaikan ke
KPPN
6. KPPN melakukan validasi SPM untuk selanjutnya menerbitkan SP2D

Upstream : keterkaitan dengan proses sebelumnya


Downstream : keterkaitan dengan proses setelahnya
SA : Standing Authority (Modul DIPA)
CM : Cash Management (Modul Manajemen Kas)
PM : Payment Management (Modul Manajemen Pembayaran)
Reporting : Modul Pelaporan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 39


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

Alur Proses Bisnis Manajemen Komitmen-SPAN [ContinuingCommitment]


Upstream

SA

Establishment
Satker

DIPA data SPP


1
-SPP- 5 -SPP-
(by PPK) (by PPSPM)

Resume Tagihan Nomor Tagihan


2 4 SPM
6
Dit PKN
KPPN/

Verifikasi Registrasi Resume


Komitmen Resume Tagihan -Resume Valid SPM
Komitmen Valid 7
Tagihan- Tagihan- -SPM- -SP2D-
3 Valid
Downstream

Data
Encumbrance Encumbrance Aktivitas proses bisnis komitmen
perencanaan Referensi
pembayaran
Integrasi aktivitas komitmen dengan
SA CM PM Reporting pembayaran

Aktivitas proses bisnis pembayaran

Alur Proses Bisnis Manajemen Komitmen (Continuing Comitment) :


1. Satker dapat membuat SPP (resume tagihan), kemudian menyampaikan ke KPPN
2. KPPN melakukan verifikasi dan Registrasi Komitmen ,validasi Resume Tagihan
(RT) , jika data telah benar, KPPN menerbitkan Nomor Tagihan atas RT
3. Berdsarkan Nomor tagihan, PPK membuat SPP dan SPM untuk disampaikan ke
KPPN
4. KPPN melakukan validasi SPM untuk selanjutnya menerbitkan SP2D

Jenis – jenis pengeluaran :


Spesific Comitmen Continuing Comitmen
Pengadaan barang dan jasa dengan Pembayaran gaji
pihak ke 3
Penyaluran penerusan pinjaman Pembayaran menggunakan UP dan
pertanggungjawabannya (GUP)
Penyaluran pinjaman luar negeri Pembayaran jasa terkait penerusan
pinjaman
Transaksi dalam rangka pembayaran dan Pembayaran jasa bank selaku bank
pengesahan menggunakan TUP presepsi
Penyaluran subsidi

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 40


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
Penyaluran transfer ke daerah
Pembayaran kelebihan pajak (SPM
KP/KC)
Pembayaran imbalan bunga (SPM IB)
Pembayaran askes, taspen, taperum

9. Alur dokumen dan data untuk masing-masing jenis komitmen adalah sebagai
berikut:

Alur dokumen dan referensi pada Komitmen yang bersifat spesifik (Specific
Commitment) :

1, Pembuatan Resume Kontrak (RFC) yang mencakup :

 Data Supplier (penyedia barang/jasa) seperti Nama,Alamat,NPWP


Supplier dll
 Data tentang Kontrak yang meliputi : Nilai Kontrak, Kuantitas,
No.Rekening, Pekerjaan yang dilaksanakan, Jangka Waktu pembayaran,
cara pembayaran dll

2. Pembuatan Resume Tagihan/SPP oleh Satker yang di dilengkapi data sbb :

 Nomor supplier setelah menyampaikan RFC ke KPPN


 Nomor Register Kontrak (NRK) /Comittmen Application Number
 Rincian Resume Tagihan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 41


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
3. Penerbitan SPM oleh Satker dan disampaikan ke KPPN dengan
kelengkapan data sbb :
 Nomor supplier
 Nomor Register Kontrak (NRK)
 Nomor tagihan atas penyampaian Resume Tagihan (butir 2)
 Mendapatkan Approval PP –SPM
4. Penerbitan SPPT (Surat Persetujuan Pembayaran Tagihan) dan SP2D (Surat
Perintah Pencairan Dana)
 Memenuhi syarat dan kesesuaian data butir nomor 3 setelah
dibandingkan dengan database SPAN
 Petugas KPPN melakukan Validasi dan reviu atas data diatas
 Jika semua benar dan lengkap maka KPPN akan menerbitkan SPPT
 Jika terdapat ketidaksesuaian data KPPN akan mengembalikan
SPP/Tagihan dari satker
 Pemberitahuan/notifikasi penerbitan SPPT dikirimkan melalui email ke
Satker, dan bisa dicetak SPPT dalam bentuk hardcopy
 Atas Resume Tagihan yang telah mendapatkan SPPT , selanjutnya KPPN
akan menerbitkan SP2D sesuai jatuh tempo

Pemberitahuan/notifikasi penerbitan SP2D dikirimkan ke Satker


melalui email, dan bisa dicetak Daftar SP2D untuk diberikan kepada Satker
bersangkutan

Alur dokumen dan Referensi pada Komitmen yang bersifat Kontinyu


(Continuing Commitment) :

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 42


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

1. Pembuatan Resume Tagihan/SPP yang di dalamnya terdapat data sbb :


 Nomor supplier
 Rincian Resume Tagihan
2. Penerbitan SPM dengan kelengkapan data sbb :
 Mempunyai Nomor supplier
 Mempunyai Nomor tagihan atas penyampaian Resume Tagihan
 Telah memperoleh Approval/persetujuan dari Pejabat Penandatangan – SPM
3. Penerbitan SPPT (Surat Persetujuan Pembayaran Tagihan) dan SP2D (Surat
Perintah Pencairan Dana)
 Memenuhi syarat dan kesesuaian data butir nomor 2 setelah dibandingkan
dengan database SPAN
 Petugas KPPN melakukan Validasi dan reviu atas data diatas
 Jika semua benar dan lengkap maka KPPN akan menerbitkan SPPT
 Jika terdapat ketidaksesuaian data KPPN akan mengembalikan SPP/Tagihan
dari satker
 Pemberitahuan/notifikasi penerbitan SPPT dikirimkan melalui email ke Satker,
dan bisa dicetak SPPT dalam bentuk hardcopy
 Atas Resume Tagihan yang telah mendapatkan SPPT , selanjutnya KPPN akan
menerbitkan SP2D sesuai jatuh tempo

Pemberitahuan/notifikasi penerbitan SP2D dikirimkan ke Satker melalui


email, dan bisa dicetak Daftar SP2D untuk diberikan kepada Satker bersangkutan

10. Batasan Strategi


Terkait dengan pengembangan manajemen komitmen, berikut adalah batasan
strategis yang secara signifikan mempengaruhi model/ vision untuk future proses
bisnis dari manajemen komitmen:
a. Kerangka pemisahan kewenangan dalam penyelenggaraan keuangan negara
Pada UU Perbendaharaan Negara terdapat pemisahan yang tegas di antara
Menteri/ Ketua Lembaga selaku Pengguna Anggaran yang berkedudukan sebagai
Chief Operational Officer (COO) dengan Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara yang merupakan Chief Financial Officer (CFO). Selaku Pengguna
Anggaran, Menteri/ Ketua lembaga memiliki kewenangan administratif
diantaranya meliputi kewenangan untuk membuat perikatan atas beban
anggaran dan juga menetapkan pejabat untuk melakukan pengujian dan perintah
membayar. Secara garis besar, kewenangan tersebut meliputi kebenaran hak
tagih (wetmatigheid), ketersediaan pagu (rechmatidgheid) dan ketepatan
pembebanan/ penggunaan mata anggaran (doelmatidheid). Sedangkan selaku
Kuasa BUN, Menteri Keuangan merupakan pengelola keuangan dalam arti yang
seutuhnya, yang diantaranya berfungsi sebagai pengawas keuangan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 43


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

11.Perlakuan atas catatan encumbrance pada akhir tahun dan hal-hal terkait
multy-year kontrak

Nilai encumbrance pada akhir tahun harus diadministrasikan sesuai dengan


jangka waktu kontrak dan kebijakan terkait perlakuan atas sisa nilai kontrak dan sisa
pagu DIPA yang belum dibayarkan. Kontrak dapat dikategorikan menurut jangka
waktunya yaitu kontrak yang bersifat tahunan (annual contract) dan kontrak yang
berjangka waktu lebih dari satu tahun (multi-year contract). Sejalan dengan “asas
tahunan” (Penjelasan Undang-Undang Perbendaharaan Negara), maka DIPA
sebagai dokumen pelaksanaan anggaran berlaku untuk satu tahun anggaran.

Merujuk asas tersebut, maka untuk kontrak yang bersifat tahunan (annual
contract) sisa nilai kontrak yang belum/ tidak dibayarkan sampai berakhirnya tahun
anggaran tidak dapat dibayarkan pada tahun berikutnya. Idealnya terdapat catatan
atas Nilai kontrak/ encumbrance yang dihapus pada akhir tahun anggaran
Sedangkan untuk kontrak yang berjangka lebih dari satu tahun (multi-year)
diperlukan serangkaian aktivitas tertentu. Terkait dengan multy-year contract dan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 44


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
ketentuan terkait pagu, maka terjadi kondisi di mana total nilai kontrak akan lebih
besar dari pagu DIPA yang dialokasikan. Oleh karena itu, beberapa negara
memasukkan baik payment appropriations maupun commitment authorizations ke
dalam dokumen pelaksanaan anggaran. Dalam praktiknya, terdapat beberapa
pelaksanaan yaitu

1. Satker wajib menyampaikan kontrak multy-year ke KPPN yang setidaknya


memuat data supplier, jangka waktu kontrak, nilai kontrak dan klasifikasi
belanja (akun) melalui dokumen RFC. Dokumen RFC yang digunakan untuk
multy-year contract menggunakan format yang sama dengan dokumen RFC
untuk kontrak tahunan (annual contract). Kontrak multy-year tersebut akan
dicatat ke dalam SPAN dan diberikan nomor referensi yang akan berfungsi
sebagai CAN-induk (Multy Year CAN- MY CAN).
2. Atas kontrak multy-year tersebut, Satker akan menyampaikan RFC yang
bersifat tahunan (RFC-tahunan) dengan merujuk pada CAN-induk yang
diberikan atas dasar pengajuan RFC untuk kontrak multy-year tersebut pada
point 1.

3. RFC yang bersifat tahunan (annual-release) dibuat sejumlah nilai kontrak atau
bagian dari nilai kontrak multy-year yang akan dibayarkan untuk tahun yang
bersangkutan dan dananya harus tersedia dalam DIPA tahun anggaran yang
bersangkutan.
4. Atas dasar CAN tersebut (CAN atas RFC Tahunan) akan dilaksanakan
commitment accounting dengan melakukan pencatatan atas encumbrance
sebesar nilai RFC tahunan dimaksud.
5. Terhadap sisa nilai RFC-tahunan (encumbrance) yang tidak dibayarkan sampai
dengan akhir tahun anggaran terdapat dua pendekatan carry forward sebagai
berikut:
a. “Encumbrance only” yaitu sisa kontrak yang belum ter-realisasi tahun lalu,
dilaksanakan tahun berikutnya tetapi tidak menambah pagu dana tahun

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 45


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
berikutnya (K/L harus melakukan pergeseran anggaran). Encumbrance pada
tahun berikutnya akan dicatat sebesar nilai RFC tahunan yang merujuk pada/
maksimal sebesar nilai DIPA yang dialokasikan untuk tahun berikutnya.
b. “Encumbrance and fund available” yaitu sisa encumbrance dan Fund available
akan terbawa pada tahun berikutnya (menambah catatan encumbrance dan
pagu tahun berikutnya).
6. Pelaksanaan anggaran akan tetap berbegang pada prinsip bahwa dokumen
pelaksanaan anggaran (DIPA) hanya berlaku untuk satu tahun anggaran. Akan
tetapi tidak menutup kemungkinan penerapan mekanisme carry forward
(khususnya alternative carry-forward “Encumbrance and Fund Available”) untuk
program tertentu yang tidak berkaitan dengan kontrak multy-year tetapi terkait
dengan kebijakan pemerintah yang bersifat khusus. Misalnya, sebagaimana yang
telah dilaksanakan dengan PNPM.
7. Penerapan mekanisme carry-forward dilaksanakan secara ketat dan hati-hati,
diantaranya melalui aktivitas approval/ persetujuan:
a. Persetujuan Menteri Keuangan Cq. Ditjen Perbendaharaan untuk pendekatan
carry forward yang tidak menambah pagu anggaran (encumbrance only)
b. Persetujuan DPR dan Menteri Keuangan Cq. Ditjen Anggaran untuk
pendekatan
carry forwar yang akan menambah pagu anggaran (encumbrance and fund
available)
8. Untuk penerapan kedua alternative tersebut, sistem harus dapat mencegah
mekanisme carry forward dan pencatatan RFC tahunan atas multy-year kontrak
annual apabila jangka waktu kontrak tidak mencakup tahun anggaran
berikutnya. Diperlukan addendum atas jangka waktu kontrak apabila sisa nilai
kontrak akan dimunculkan sebagai bagian dari atau menambah pagu anggaran
tahun berikutnya.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 46


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

Perlakuan kontrak multi-year (tahun jamak) :

 Atas Ringkasan Kontrak /RFC tahun jamak (multi year) yang


disampaikan ke KPPN akan diberikan Nomor Register Kontrak /CAN –
Induk
 Penyampaian kontrak/RFC selanjutnya akan dilakukan verifikasi dan
validasi terhadap No Can Induk yang telah diterima sebelumnya
 Proses selanjutnya sama dengan proses pada kontrak tahunan

Mekanisme dalam rangka Carry Forward Akhir Tahun

1. Akhir tahun, hanya data terkait kontrak multi year yang disampaikan ke
SATKER
2. Satker menentukan opsi Carry Forward yang dipilih dalam waktu yang
ditentukan
3. Apabila diperlukan data Fund Available dan Encumbrance yang tidak terkait
kontrak multi year, Satker mengajukan permintaan data ke KPPN
4. SPAN menyesuaikan informasi Fund Available dan Encumbrance sesuai
dengan opsi yang dipilih dan ketentuan yang berlaku
5. Kerangka Carry Forward Normal:
No Jenis Fund Avaibility Encumbrance

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 47


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
1. DIPA RM : Kontraktual Finally Close Finally Close
Tahunan dan Non-
Kontraktual
2. DIPA RM : Kontraktual Finaly Close Carried Forward
Multiyear
3. DIPA BLN : Kontraktual Carried Forward Carried Forward: kegiatan
multiyear dan Non output dan volume sama.
Kontraktual Tidak diperlukan proses di
DJA

Mekanisme Carry Forward/Penerusan Pagu dan Pencadangan Dana pada


Akhir tahun Anggaran :

1. KPPN hanya menyampaikan data yang terkait kontrak multi year kepada
Satker
2. Satker yang akan menentukan pilihan jenis Carry Forward ( apakah
menggunakan Encumbrance, Fund, atau Encumbrance dan Fund)
3. SPAN akan menyesuaikan berdasarkan opsi carry Forward yang telah
ditentukan oleh Satker
4. Atas permintaan dari Satker KPPN dapat memberikan data Sisa Pagu dan
Pencadangan (Fund available dan Encumbrance)
5. Finally close : Sisa dana tidak dapat di carry forward

12. Hubungan Modul Komitmen dengan Modul Lain


Hubungan antara modul komitmen dengan modul lain dalam aplikasi SAKTI
disajikan pada gambar 1. Interaksi antara modul komitmen dengan modul lainnya
dijabarkan sebagai berikut:
 Interaksi modul komitmen dengan modul aset tetap/persediaan diawali dengan
pemberian informasi kontrak dan BAST dari modul aset tetap/persediaan.
Informasi kontrak tersebut menjadi dasar bagi operator modul aset
tetap/persediaan dalam melakukan administrasi pencatatan aset tetap/persediaan
yang dilakukan pengadaan oleh pemerintah;
 Interaksi antara modul komitmen dengan modul pembayaran diawali dengan
pemberian informasi terkait supplier, kontrak dan BAST sebagai dasar dalam
melakukan proses pembayaran kegiatan pengadaan barang dan/atau jasa.
Pembayaran atas tagihan supplier baru dapat dilaksanakan ketika supplier telah
memenuhi persyaratan-persyaratan administrasi tertentu
 Interaksi antara modul komitmen dengan modul GLP diawali dengan pemberian
peta jurnal dari modul GLP. Berdasarkan peta jurnal tersebut, operator modul
komitmen membuat jurnal akuntansi atas pengadaan barang dan/atau jasa

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 48


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
Gambar 1
Hubungan Modul Komitmen dengan Modul Lain

 Interaksi antara modul komitmen dengan modul anggaran diawali dengan


pemberian data pagu anggaran suatu Satker. Administrasi komitmen Satker
dilaksanakan dengan mengacu pada pagu anggaran tersebut. Ketika Satker
melakukan proses pengadaan barang dan/atau jasa melalui kontrak, rencana
penggunaan anggaran Satker tersebut akan diterima oleh modul penganggaran
yang kemudian akan mengunci anggaran Satker untuk menjaga agar pengadaan
dapat dibayar
 Interaksi antara modul komitmen dengan aplikasi GPP dilakukan secara satu arah
dengan pemberian data pegawai dan data gaji yang selanjutnya diproses
pembayaran dengan modul pembayaran.

C. MANAJEMEN SUPPLIER
Manajemen supplier merupakan suatu kegiatan untuk me-manage data-data
detail
terkait supplier baik itu data satker sebagai supplier, pihak ketiga sebagai supplier,
Pengguna dana sebagai supplier, Lender sebagai supplier maupun pegawai sebagai
supplier untuk digunakan sebagai arah tujuan pembayaran, meningkatkan validitas
data supplier, evaluasi kinerja supplier, rekonsiliasi dengan data customer maupun
dalam rangka memenuhi kebutuhan laporan manajerial terkait supplier.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 49


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

Data supplier terdiri dari tiga bagian sub data yaitu supplier header, supplier site
– address- dan supplier site -bank-. Dimana masing-masing sub data memiliki unique
code masing-masing yang mewakili data detail dari masing-masing sub data tersebut.
Pencatatan supplier pada dasarnya dilakukan berdasarkan pihak yang menerima
pembayaran (beneficiaries). Prinsip tersebut sejalan dengan mekanisme pencatatan
yang digunakan dalam software pendukung (COTS).
Namun demikian dalam rangka kemudahan penggunaan dan pemenuhan
kebutuhan laporan manajerial maka pengelompokan supplier dalam rangka
implementasi SPAN adalah sebagai berikut:
Kode Jumlah
Tipe Supplier Jenis Komitmen
Penerima
1 Satker pembayaran melalui rekening bendahara Satu penerima
(UP, TUP, GUP, GU Nihil, Gaji, Non Gaji,
Pengesahan, dll)
2 Penyedia pembayaran ke pihak ketiga (kontraktual, Satu penerima
Barang/Jasa non kontraktual)
3 Pegawai pembayaran langsung ke rekening pegawai Banyak
(Gaji, Honor, Lembur) penerima
4 Bagan Akun - Investasi Pemerintah (SC) Satu penerima
999 selain - Hibah ke daerah (CC)
Penerusan - Subsidi (CC)
Pinjaman - Kredit Program (CC)
- Transfer ke daerah (CC)
- repayment loan (CC)
- pembayaran terkait SBN (CC)
- Jasa Bank penatausaha PP (CC)
- jasa Bank Persepsi (CC)
- Pengembalian PFK (CC)
- Lain-lain (SC/CC)
5 Transfer Daerah Transfer ke daerah Banyak
penerima
Hibah ke daerah
6 Penerusan Pembayaran penerusan pinjaman (BUMN, Banyak
Pinjaman BUMD, dan Pemda) Penerima

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 50


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
7 Lain-lain Pengembalian pajak/PBB/BPHTB/BM-C (CC) Banyak
- Imbalan bunga (CC) penerima
- pengembalian PNBP (CC)
- pengembalian setoran uang pensiun (CC)
- Lain-lain (SC/CC)

A. Proses bisnis manajemen supplier


1. Registrasi data supplier
Penyampaian data supplier tidak memerlukan aktifitas pengumpulan/
registrasi data supplier pada tahap awal/ sebelum implementasi proses bisnis
manajemen komitmen maupun pembayaran. Hal ini akan memberikan
kepastian bahwa data supplier yang diregistrasi akan digunakan karena
diregistrasi bersamaan dengan data RFC atau Resume Tagihan dan proses
penyampaian yang bersamaan ini juga akan mengurangi koneksitas
pengiriman data antara Satker dengan KPPN.

Proses registrasi data supplier dimulai dengan tahap validasi data yang
disampaikan oleh Satker dengan master data yang ada di SPAN. Validasi
tersebut dilakukan terhadap keberadaan data supplier di master data. Data

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 51


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
yang belum ada di master data akan membentuk data baru. Data yang
valid akan diberikan nomor register supplier apabila belum memiliki nomor
register. Hasil update data supplier akan disampaikan ke Satker sebagai
bukti pencatatan data di SPAN dan untuk menjadi acuan apabila akan
melakukan perikatan atau pembayaran dengan supplier yang sama
Suatu RFC atau Resume Tagihan dapat di proses lebih lanjut apabila
dalam data RFC atau Resume Tagihan tersebut merujuk pada supplier
header dan supplier site tertentu dalam master data supplier. Sedangkan
Resume Tagihan yang merujuk pada data komitmen (spesific commitment)
maka supplier header dan supplier site harus sesuai dengan data
komitmennya (RFC).
Proses bisnis registrasi data supplier untuk tipe supplier BA 999 yang
Satkernya berada dalam Kementerian Keuangan dipisahkan dengan proses
bisnis untuk tipe supplier lainnya. Pemisahan ini sehubungan dengan
penggunaan aplikasi SPAN secara langsung oleh Satker-satker BA 999
dilingkungan Kementerian Keuangan sehingga Satker dapat secara langsung
merekam data supplier sesuai dengan standar pengisian yang sesuai atau
meng-assign supplier yang sudah ada dalam master data supplier.
*(untuk alur bisnis modul supplier bisa dilihat di PPT Pertemuan 4 bagian supplier)

2. Wewenang modifikasi dan maintainance data supplier


Wewenang melakukan perekaman dan modifikasi data supplier terletak
pada responsibility KPPN sebagai operating unit dalam implementasi SPAN.
KPPN yang melakukan perekaman data supplier disebut OU creator.
Sedangkan KPPN yang menggunakan data yang sudah direkam sebelumnya
oleh OU creator disebut OU User. Selain OU user dan OU creator terdapat
juga satu unit khusus yang akan melakukan maintanance terhadap data
supplier, unit khusus tersebut berada di kantor pusat Ditjen Perbendaharaan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 52


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

3. Struktur data
Data supplier terdiri dari tiga sub-data, yaitu supplier header, supplier site
address dan supplier site bank. Ketiga data tersebut memiliki hubungan secara
hirarkikal dimana satu supplier header dapat memiliki lebih dari satu site address
dan satu site address dapat memiliki lebih dari satu site bank. Berikut ini pada
gambar 6 ditunjukkan hubungan hirarki antar data supplier.
Struktur data supplier

Jenis Informasi Informasi

Informasi pokok / supplier header Jenis Supplier NPWP


Nama supplier

informasi lokasi / supplier addres Alamat Supplier Negara


Kode tipe supplier Kode pos

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 53


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
Kabupaten / kota No telp / fax

Informasi rekening supplier / Nama bank Nomor rekening


pegawai / penerusan pinjaman Nama cabang bank Mata uang
Nama pemilik rekening

1. Data supplier header


Data supplier header merupakan bagian dari data supplier yang
berisikan informasi terkait identitas dari supplier seperti nama dan NPWP.
Supplier header dapat memiliki lebih dari satu site address dan lebih dari
satu bank. Elemen data supplier header dari Satker terdiri dari nomor
register supplier, nama supplier dan NPWP. Ketika elemen data tersebut
disampaikan ke KPPN maka sistem akan membentuk elemen data berupa
nomor register supplier, nama supplier, NPWP dan alias. Berikut ini ilustrasi
dari komponen data supplier header dan penjelasan untuk masing masing
elemen data pada supplier header.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 54


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

2. Data supplier site address


Data supplier site address merupakan bagian dari data supplier yang
berisikan informasi terkait lokasi/cabang/alamat dari suatu supplier
(header). Supplier site address hanya dapat memiliki satu supplier header
namun dapat memiliki lebih dari satu data bank. Elemen data supplier site
address terdiri dari kode site, tipe supplier, negara, kabupaten/kota, kode
pos, no telepon dan fax.
3. Data supplier site bank
Data supplier site bank merupakan bagian dari data supplier yang
berisikan informasi mengenai data rekening bank dari penerima
pembayaran. Supplier site bank hanya dapat memiliki satu supplier header
dan satu supplier site address. Elemen data tersebut akan ditambahkan
NPWP apabila merupakan supplier Penerusan Pinjaman, NIP apabila
merupakan tipe supplier 3 (pegawai) dan lokasi apabila merupakan
Supplier Transfer ke daerah.
Untuk tipe supplier 3 (pegawai) seluruh elemen data site bank
merupakan informasi terkait pegawai yang akan menerima pembayaran.
Data site bank pada tipe supplier 3 (pegawai) akan terbentuk untuk data
per masing-masing pegawai. Untuk supplier Transfer ke daerah seluruh
elemen data site bank merupakan informasi terkait Pemerintah Daerah
yang akan menerima pembayaran. Data site bank untuk supplier transfer ke
daerah akan terbentuk data per masing-masing Pemda.
Untuk supplier Penerusan Pinjaman seluruh elemen data site bank
merupakan informasi terkait pihak ketiga penerima pembayaran yang
bekerja sama dengan pengguna dana. Data site bank untuk supplier
Penerusan Pinjaman akan terbentuk data per masing-masing pihak ketiga

4. Model Reporting dan analisis manajemen supplier


Atas dasar master data supplier yang terbentuk di SPAN, dapat dihasilkan
berbagai bentuk laporan manajerial untuk kepentingan BUN sebagai manajer

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 55


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
keuangan termasuk melakukan analisis terhadap data supplier. Beberapa benefit
dari penerapan manajemen supplier diantaranya adalah:

1. Menjaga validitas data tujuan pembayaran dengan melakukan konfirmasi


kepada supplier yang bersangkutan maupun melakukan pengujian data
dengan sistem lain seperti dengan sistem MPN terkait validitas data NPWP
dan dengan sistem Perbankan terkait kebenaran data rekening.
2. Report data supplier dengan menggabungkan berbagai komponen data dalam
manajemen supplier. Report yang dapat dihasilkan seperti daftar penyedia
barang dan jasa yang memiliki perikatan dengan pemerintah, daftar pengguna
dana terkait Penerusan Pinjaman, daftar bendahara pengeluaran yang
mengelola UP / TUP, daftar Satker luar negeri, daftar Pemda penerima dana
transfer, daftar pihak ketiga terkait penerusan pinjaman dan lain lain.
3. Report dengan menggabungkan berbagai komponen data dalam manajemen
supplier dan data transaksi. Report yang dapat dihasilkan seperti laporan
jumlah kontrak beserta nilai outstandingnya per supplier, laporan daftar
supplier per tipe komitmen (tipe komitmen melekat dalam data transaksi) dan
lain-lain.
4. Analisis data supplier seperti penilaian kepatuhan supplier terhadap angsuran
dalam kontrak, grouping supplier berdasarkan nilai kontrak dan lain-lain.
5. Data supplier sebagai acuan untuk melakukan rekonsiliasi dengan data
customer
misalnya rekonsiliasi dengan data pengembalian penerusan pinjaman.

Jangan pernah kecewakan 250 juta rakyat


Indonesia yang menaruh harapannya di pundakmu
-Unknown-

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 56


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
MODUL PEMBAYARAN

Manajemen Pembayaran atau Payment Management (PM) merupakan salah satu


modul yang berperan sebagai gerbang utama pengeluaran pemerintah dalam rangka
menunjang program pembangunan nasional. Manajemen Pembayaran akan memproses
tagihan (dalam bentuk Resume Tagihan dan Surat Perintah Membayar) yang diajukan
oleh Satuan Kerja (Satker) dan melakukan proses pencairan dana dari Rekening
Pengeluaran Pemerintah kepada pihak yang berhak melalui proses penerbitan SP2D/SPT.
A. Kerangka Teori, dan Best Practice
1. Kerangka Teori
Manajemen Pembayaran di Indonesia saat ini dilaksanakan melalui tiga pola
pembayaran yang didasarkan pada unit organisasi perbendaharaan yang
melakukan proses pembayaran, sebagai berikut.
KPPN KPPN VI (Khusus) Direktorat PKN
Penerbitan SP2D -Penerbitan SP2D -Penerbitan SP2D
-Penerbitan COBER Letter -Penerbitan SPT
WA
-Penerbitan SKP/SKM RK-LC
Manajemen Manajemen pembayaran Manajemen pembayaran
pembayaran secara khusus terkait dengan lainnya yang tidak
umum atas perintah Pinjaman dan Hibah Luar tercover KPPN dan KPPN
membayar yang Negeri Khusus
diterbitkan oleh Satker

2. Best Practice
Secara umum, terdapat 2 (dua) model yang dipakai dalam manajemen
pembayaran, yaitu:
(1) model sentralisasi pembayaran melalui Treasury; dan
(2) model desentralisasi pembayaran kepada Spending Unit/Line Minister
(SU/LM), dimana Treasury bertanggungjawab untuk melakukan proses
pembayaran melalui Treasury Single Account (TSA) yang berada di Bank
Sentral.
Pola hubungan kerja antara SU/LM dengan Treasury dalam model
sentralisasi dilakukan melalui:
a. SU/LMHO mengirimkan transaksi pengeluarannya kepada Treasury untuk
dilakukan proses pembayaran.
b. LMHO (Line Minister Head Office) melakukan proses transaksi pembayaran
di main treasury office, dan SU dibawah LMHO tersebut memproses
transaksi pembayarannya di kantor Treasury di tingkat propinsi/kabupaten
yang terdekat.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 57


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
c. Treasury akan mengirimkan transaksi pengeluaran yang telah disetujui
kepada kantor Bank Sentral terdekat dimana TSA berada, untuk melakukan
pembayaran kepada supplier.
Dalam kasus dimana Treasury dan kerangka hukum untuk perencanaan dan
pelaksanaan anggaran telah ada dan berfungsi secara efisien, model alternatif
manajemen pembayaran melalui skema desentralisasi dapat digunakan. Di
beberapa negara, LM dan SU bertanggung jawab secara langsung untuk
melakukan pembayaran melalui TSA yang berada di Bank Sentral. Pada model
pembayaran ini, Bank Sentral akan bertanggung jawab terhadap retail banking
operations terkait dengan pembayaran dan penerimaan pemerintah.
Kementerian keuangan, melalui Treasury, harus memastikan bahwa terdapat
mekanisme pengendalian yang memadai sebelum LM/SU melakukan
pembayaran. Bank Sentral, dimana TSA berada, juga dapat diperintahkan
untuk melaksanakan mekanisme pengendalian terhadap batasan pengeluaran
secara keseluruhan yang dilakukan oleh LM/SU. Dalam model ini, SU dan LM
di atasnya memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk menjaga rekening
mereka dan rekening pemerintah secara umum.
B. Legal Framework & Institutional Arrangement dan Proses Bisnis
1. Legal Framework dan Institutional Arrangement
Sebagaimana dijelaskan di dalam UU No. 17 Tahun 2003 Tentang
Keuangan Negara, terdapat segregragion of duties dalam pengelolaan
keuangan negara. Menteri Keuangan adalah sebagai Chief Financial Officer
(CFO) dan setiap Menteri/Pimpinan Lembaga Teknis pada hakekatnya adalah
Chief Operational Officer (COO). Sebagai CFO Menkeu berperan sebagai
pengelola fiskal yang mengatur kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro,
penganggaran, administrasi perpajakan, administrasi kepabeanan,
perbendaharaan, pengawasan keuangan, dan berperan sebagai Wakil
Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan. Sedangkan
Menteri/Pimpinan Lembaga bertindak selaku Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya.
Menteri Keuangan, selaku Bendahara Umum Negara (BUN), memiliki
kewenangan untuk melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat
Pengguna Anggaran atas beban rekening kas umum negara (Pasal 7 ayat 2 UU
No. 1 tahun 2004). Dalam rangka pelaksanaan pembayaran, Bendahara
Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara berkewajiban untuk
melakukan pengujian terhadap (pasal 19 ayat 2 UU No. 1 tahun 2004) (a)
Kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, (b) Kebenaran perhitungan tagihan atas
beban APBN yang tercantum dalam perintah pembayaran, dan (c)
Ketersediaan dana yang bersangkutan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 58


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH

Gambar: Pola Hubungan KPA dengan BUN

Gambar: Institutional Framework Manajemen Pembayaran


Prinsip pemisahan kewenangan pengelolaan keuangan negara seperti yang
telah dijelaskan dalam UU di bidang Keuangan Negara menunjukkan bahwa:
a. Manajemen pembayaran dilaksanakan secara sentralisasi oleh Menteri
Keuangan selaku institusi pengelola perbendaharaan.
b. Adanya kejelasan wewenang dan tanggung jawab (clarity of roles)
antara Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara dan
Menteri/Pimpinan Lembaga Teknis sebagai Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang. Menteri/Pimpinan Lembaga Teknis
berwenang untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja, menguji dan membebankan tagihan dan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 59


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
memerintahkan pembayaran atas beban APBN. Sedangkan Menteri
Keuangan berwenang untuk melakukan pembayaran atas beban
Rekening Kas Negara.
c. Dengan adanya proses pengujian dan otorisasi, baik yang dilakukan di
Menteri/Pimpinan Lembaga Teknis dan Menteri Keuangan, maka
mekanisme check and balaces dapat diwujudkan.

2. Proses Bisnis
Paket Undang-undang di bidang Keuangan Negara memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap proses bisnis manajemen pembayaran. Misalnya
dalam pemisahan kewenangan CFO dengan COO, pemisahan kewenangan
tersebut mendorong terwujudnya mekanisme check and balances antar unit
yang terlibat dalam pengelolaan keuangan negara, khususnya pada
manajemen pembayaran. Berdasarkan jenis dokumen pembayaran, proses
bisnis manajemen pembayaran dikelompokkan menjadi:
a. Proses bisnis penerbitan SP2D yang dilakukan oleh KPPN, KPPN Khusus,
dan Direktorat PKN. Penerbitan SP2D oleh KPPN dilakukan
berdasarkan pengajuan semua jenis SPM yang dilakukan oleh Satker,
kecuali SPM dalam bentuk valuta asing. SPM ini termasuk SPM satker
BLU, PNBP dan SPM Pengembalian Pajak/Bea Cukai. Penerbitan SP2D
oleh KPPN Khusus dilakukan khusus untuk pengajuan SPM dari satker
yang pembiayaannya berasal dari pinjaman dan/atau hibah luar negeri
dan atau SPM yang diajukan dalam bentuk valuta asing. Sedangkan
penerbitan SP2D oleh Direktorat PKN hanya untuk SPM yang diajukan
oleh satker yang terkait dengan pembayaran kembali pinjaman dari
dalam dan luar negeri, pemberian subsidi pada bidang tertentu, transfer
ke daerah, pembayaran pengembalian belanja dan belanja lain-lain.
b. Proses bisnis penerbitan Cover Letter Withdrawal Application dan
penerbitan Surat Kuasa Pembebanan atau Surat Kuasa Membayar RK-
L/C (SKP/SKM RK-L/C) yang dilakukan oleh KPPN Khusus. Cover Letter
Withdrawal Application (WA) merupakan dokumen yang diterbitkan
atas pengajuan WA oleh satker untuk pengeluaran yang proses
pembayarannya dilakukan secara langsung oleh pemberi pinjaman atau
hibah luar negeri (melalui mekanisme Direct Payment). SKM/SKP RK
L/C merupakan dokumen yang diterbitkan atas pengajuan Surat
Permohonan Penerbitan (SPP) SKP/SKM RK L/C yang diajukan oleh
satker untuk pengeluaran yang pembayarannya dilakukan melalui
mekanisme Letter of Credit (L/C).

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 60


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
2.1 Proses Bisnis Penerbitan SP2D
2.1.1 Proses Bisnis yang Dilakukan di Satuan Kerja
SPP dibuat oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dengan
memperhatikan rencana kerja dan anggaran yang tercantum dalam
DIPA. Selain itu, Pejaba Pembuat Komitmen juga mempunyai tugas
untuk menguji dan membebankan surat tagihan dari pihak ketiga.
Proses pembuatan dan penandatanganan SPM oleh Pejabat
Penguji dan Penandatangan SPM. Penerbit SPM mempunyai
wewenang untuk memerintahkan pembayaran atas beban APBN
terhadap tagihan yang telah diuji oleh Pejabat Penguji Tagihan.
Kewenangan ini diwujudkan dengan penerbitan Surat Perintah
Membayar (SPM) yang akan disampaikan kepada KPPN sebagai
Kuasa Bendahara Umum Negara untuk membayar tagihan
dimaksud.

Gambar: Proses Manajemen Pembayaran di Satker

2.1.2 Proses Bisnis yang Dilakukan di KPPN


- Penatausahaan DIPA
Transfer data DIPA dilakukan pada saat KPPN menerima DIPA
dari Ditjen Pelaksanaan Anggaran (PA)atau dari kanwil Ditjen
Perbendaharaan setempat.Setelah DIPA diterima, DIPA tersebut
harus segera ditatausahakan. Selain itu, KPPN harus
menatausahakan SK penunjukan Pejabat Perbendaharaan, yaitu
penunjukan KPA, PPK, PPSPM, dan Bendahara.
- Pengujian SPM
Selanjutnya pengujian SPM dilakukan oleh KPPN mencakup
pengujian yang bersifat substansif dan formal.
- Penerbitan SP2D

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 61


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
SPM yang telah lulus dari ujian Substantif dan Formal akan
diterbitkan SP2D-nya. Fungsi SP2D adalah sebagai perintah
kepada Bank Operasional untuk mencairkan sejumlah dana ke
rekening pihak ke tiga/ bendahara.
- Proses Pengiriman SP2D ke Bank Operasional/Bank Indonesia
SP2D Lembar 1 dikirimkan ke Bank Operasional/Bank
Indonesia/Kantor Bank Indonesia dengan dilengkapi advis list.
Advis list adalah surat pengantar pengiriman SP2D ke Bank
Operasional yang ditanda tangani oleh Kepala KPPN.
2.1.3 Proses Bisnis Terkait dengan Perbankan
- Proses penarikan dana dari RPK BUN-P yang dilakukan oleh
Bank Operasional
- Proses transfer dana kepada pihak yang berhak sesuai dengan
yang tertera dalam SP2D.
Selain KPPN, SP2D juga diterbitkan oleh KPPN Khusus dan
Direktorat PKN. KPPN Khusus menerbitkan SP2D yang sumber
pembiayaannya berasal dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri dan
SP2D yang diterbitkan dalam bentuk valuta asing. Sedangkan
Direktorat PKN menerbitkan SP2D terhadap pengeluaran yang
sifatnya khusus antara lain yang tidak tercover KPPN dan KPPN
Khusus. Mulai tahun 2010, Direktorat PKN melimpahkan
kewenangannya dalam menerbitkan SP2D ke KPPN, kecuali untuk
penerbitan SP2D untuk pembayaran utang luar negeri dan SUN.
2.2 Proses Bisnis Penerbitan Cover Letter WA dan SKP/SKM RK-LC
2.2.1 Cover Letter WA
Cover Letter WA adalah penarikan pinjaman berdasarkan
Aplikasi Penarikan Dana (APD) kepada Pemberi Pinjaman/Hibah
Luar Negeri (PPHLN), dengan permintaan untuk membayar secara
langsung kepada rekening rekanan. Mekanisme penerbitan WA
adalah:
1) Satker mengajukan SPP WA ke KPPN Khusus Jakarta VI
dilengkapi dokumen yang diperlukan
2) KPPN Khusus memeriksa kelengkapan, kebenaran dan keabsahan
dokumen SPP WA dan atas dasar SPP WA, KPPN khusus
menerbitkan WA
3) PPHLN melakukan pembayaran kepada rekening rekanan dan
menyampaikan Debet Advice/Notice of Disbursement (NoD)
kepada KPPN Khusus;
Berdasarkan NoD, KPPN Khusus menerbitkan Surat Perintah
Pembukuan/Pengesahan (SP3) dan disampaikan kepada satker
dalam rangka SAI sebagai bahan pembukuan realisasi PHLN
dalam APBN
2.2.2 SKP/SKM RK-L/C

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 62


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
Surat Kuasa Pembebanan atau Surat Kuasa Membayar RK-L/C
(SKP/SKM RK-L/C) merupakan dokumen yang diterbitkan atas
pengajuan Surat Permohonan Penerbitan (SPP) SKP/SKM RK L/C yang
diajukan oleh satker untuk pengeluaran yang pembayarannya dilakukan
melalui mekanisme Letter of Credit (L/C). Prosedur ini ditujukan untuk
pengadaan barang impor, dimana barang tersebut tidak tersedia di
dalam negeri. Prosedur ini dilakukan dengan membuka L/C pada Bank
Koresponden dalam rangka melakukan pembayaran kepada
penjual/perusahaan eksportir di luar negeri. Mekanisme prosedur ini
adalah sebagai berikut:
1) L/C dengan pembayaran langsung
- Berdasarkan surat permintaan SKP dari satker, KPPN Khusus
menerbitkan SKP kepada Bank Indonesia sebagai dasar
pembukaan L/C.
- Berdasarkan SKP, BI membuka L/C pada Bank Koresponden.
- PPHLN melakukan pembayaran pada Bank Koresponden dan
juga mengirimkan Debet Advice (DA) pada BI.
- BI membuat Nota Disposisi L/C dan Nota Debet dan
mengirimkan ke DJPBN (KPPN Khusus).
- Berdasarkan Nota Disposisi dan Nota Debet BI, KPPN Khusus
menerbitkan SP3 dan disampaikan kepada satker dalam rangka
SAI sebagai bahan pembukuan realisasi PHLN dalam APBN.
2) L./C melalui rekening khusus
- Berdasarkan surat permintaan SKM RK-L/C dari satker, KPPK
Khusus menerbitkan Surat Kuasa Membayar (SKM) RK-L/C
kepada BI sebagai dasar pembukaan L/C.
- Dengan membuka L/C pada Bank Koresponden, BI melakukan
pembayaran kepada penjual/eksportir di luar negeri sebesar yang
diminta dibebankan pada rekening khusus pinjaman.
- BI mengirimkan Nota Disposisi L/C kepada Direktorat Jenderal
Perbendaharaan (KPPN Khusus Jakarta VI).
- Berdasarkan Nota Disposisi dan Nota Debet BI, KPPN Khusus
menerbitkan SP3 dan disampaikan kepada satker dalam rangka
SAI sebagai bahan pembukuan realisasi PHLN dalam APBN.

C. Keterkaitan dengan Modul Lain


Untuk menjamin keamanan dan kebenaran transaksi pembayaran, perlu
diciptakan suatu mekanisme kontrol yang dapat mengontrol proses pembayaran
tersebut. Mekanisme kontrol tersebut dapat dilaksanakan melalui integrasi antara
modul PM dengan modul MoSA (Manajemen DIPA) dan modul BC. Selain itu,
koneksitas modul PM dengan modul CM (Cash Management) dan modul GL
(General Ladger) and Reporting diperlukan dalam rangka pencairan dana dan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 63


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
proses akuntansi dan pelaporan atas transaksi pembayaran yang telah dilakukan.
Modul PM akan memberikan input terhadap jumlah dana yang telah dicairkan
dari rekening BUN, sehingga CM dapat melihat jumlah dana yang masih tersedia
dan mengelola kas negara dengan lebih baik. Dalam hal integrasi dengan modul
GL and Reporting, modul PM akan memberikan input pada laporan realisasi
pencairan dana sehingga modul GL and Reporting dapat menghasilkan laporan
yang lebih akurat.

Hey kamu! Iya, Kamu yang baca suplemen ini..


Semangat ya.. aku, kamu, KITA pasti bisa :)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 64


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
MODUL BENDAHARA

Modul Bendahara merupakan bagian dari kelompok Modul Pelaksanaan


Anggaran yang fungsinya adalah menitikberatkan pada proses penatausahaan
penerimaan dan pengeluaran negara di Bendahara.
A. Definisi dan Tugas Bendahara
1. Bendahara Penerimaan
Orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan negara dalam
rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada kantor/ satuan
kerja Kementerian Negara/Lembaga.

2. Bendahara Pengeluaran
Orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan dan mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan belanja
negara dalam rangka pelaksanaan belanja APBN pada Kementerian Negara/Lembaga
dan/atau Satker.

3. Bendahara Pembantu Pengeluaran (BPP)


Orang yang ditunjuk untuk membantu Bendahara Pengeluaran untuk
melaksanakan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan
kegiatan tertentu. BPP menyampaikan laporan pengelolaan dan
pertanggungjawaban atas uang dalam pengelolaannya kepada Bendahara
Pengeluaran.

Bendahara Penerimaan Bendahara Pengeluaran


Menerima dan menyimpan uang Menerima dan menyimpan uang
pendapatan negara persediaan.
Menatausahakan transaksi uang Menatausahakan transaksi uang persediaan
pendapatan negara di lingkungan
K/L/Satker
Mengelola rekening tempat penyimpanan Mengelola rekening tempat penyimpanan
uang pendapatan negara uang persediaan
Menyelenggarakan pembukuan transaksi Menyelenggarakan pembukuan transaksi
uang pendapatan negara uang persediaan
Menyampaikan laporan pertanggungjawaban bendahara kepada Badan Pemeriksa
Keuangan dan Kuasa BUN.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 65


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
B. Lingkup Fungsionalitas
1. Pengelolaan UP/GUP dan TUP/GTUP
 Menghitung Usul UP
 Mencetak rincian pembayaran TUP
 Merekam dan mencatat Kwitansi
 Memungut dan menyetorkan Pajak
 Mencatat penerimaan sisa UP/TUP

2. Pengelolaan Dana Titipan/ LS Bendahara


 Mencatat realisasi pembayaran dana titipan
 Mencatat pengembalian belanja

3. Pengelolaan Penerimaan PNBP Umum


 Membuat Surat Bukti Setor (SBS)
 Mencatat setoran PNBP Umum
 Monitoring penerimaan

4. Pengelolaan Penerimaan PNBP Fungsional


 Membuat Surat Bukti Setor (SBS)
 Mencatat setoran PNBP Fungsional
 Monitoring penerimaan

5. Penyusunan LPJ Bendahara


LPJ Bendahara yang dibuat di dalam SAKTI merupakan turunan
(Subledger Account) dari akun-akun terkait bendahara yang disajikan dalam yang
Laporan Keuangan Satker. Tidak diperlukan lagi rekonsiliasi internal antara SAI
dengan LPJ mengingat keduanya disusun dalam sistem yang sama.
 Buku Kas Umum
 Buku Pembantu
 LPJ Bendahara
 Pemeriksaan Kas
 Monitoring UP
 Monitoring Uang Muka

C. Alur Transaksi Modul Bendahara


1. Penatausahaan Transaksi Uang Persediaan (UP)
Uang Persediaan (UP) adalah uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang
diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai kegiatan operasional
sehari-hari Satuan Kerja atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan
tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung.
Penatausahaan uang persediaan terdiri atas :
a. Membuat Usulan UP

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 66


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
Bendahara Pengeluaran mengisi referensi kelompok akun UP dan mengisi
referensi variabel UP. Dari referensi variabel UP, bendahara menghitung usul UP
berdasarkan pagu DIPA yang berasal dari modul GL dan Pelaporan. Usulan UP
dilanjutkan ke Modul Pembayaran untuk dibuat SPP-UP oleh PPK. Usulan UP
dan SPP-UP menjadi dasar pembuatan SPM-UP
b. Mencatat pembukuan SP2D UP
Dalam hal SPM UP telah diterbitkan SP2D, Bendahara Pengeluaran
melakukan pencatatan SP2D UP dalam pembukuan bendahara..

2. Penatausahaan Transaksi Tambahan Uang Persediaan (UP)


Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat TUP adalah uang
muka yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk kebutuhan yang sangat
mendesak dalam 1 (satu) bulan melebihi pagu UP yang telah ditetapkan.
Berikut adalah alur penatausahaan tup :
 Bendahara Pengeluaran merekam Rincian Pembiayaan TUP
 Dalam rangka membuat Rincian Pembiayaan TUP , Bendahara Pengeluaran
merekam rincian akun dan nilai TUP yang diminta berdasarkan data DIPA
dari Modul GL dan Pelaporan.
 Rincian Pembiayaan TUP dikirim ke Modul Pembayaran untuk dibuat SPP-
TUP oleh PPK. Rincian Pembiayaan TUP dan SPP-TUP menjadi dasar
pembuatan SPM-TUP
 Dalam hal SPM TUP telah diterbitkan SP2D, Bendahara Pengeluaran
melakukan pencatatan SP2D TUP dalam pembukuan bendahara.

3. Penatausahaan Transaksi Ganti Uang Persediaan (GUP)


Bendahara melakukan penggantian (revolving) atas Uang Persediaan jika UP
telah digunakan paling sedikir 50% (lima puluh persen) sepanjang dana yang dapat
digunakan sepanjang dana yang dapat dibayarkan dengan UP masih tersedia dalam
DIPA.
Berikut alur transaksi ganti uang persediaan.
 Catat SP2D ke buku kas bank
 Pemindahan Kas Bank Ke Kas Tunai
 Merekam referensi wajib bayar
 Mencatat Perintah Bayar
 Membuat Kuitansi & Mencatat Pungutan Pajak
 Membuat SPTB & Setoran Pajak

4. Penatausahaan Transaksi Ganti Uang Persediaan Nihil (GUP Nihil)


Penerbitan SPP GU-Nihil dilakukan jika:
 Sisa dana pada DIPA yang dapat dibayarkan dengan UP minimal sama
dengan besaran UP yang diberikan;
 Sebagai pertanggungjawaban UP yang dilakukan pada akhir tahun anggaran;
 UP tidak diperlukan lagi.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 67


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
Adapun, penerbitan SPP-GUP Nihil merupakan
pengesahan/pertanggungjawaban penggunaan UP. Mekanisme penerbitan SPP-GUP
Nihil hampir sama dengan SPP GUP hanya saja Bendahara Pengeluaran harus
menyetorkan terlebih dahulu sisa UP/TUP.

5. Penatausahaan Transaksi Uang Persediaan Kembali Pajak dan Ganti Uang


Persediaan Kembali Pajak (UPKP & GUPKP)
 Mencatat Perintah Bayar berdasarkan dokumen terkait
 Membuat Kuitansi
 Membuat SPTB
 Selanjutnya dilakukan pembayaran lewat Modul Pembayaran
 Mencatat SP2D UPKP pada pembukuan bendahara setelah SPM UPKP
diterbitkan SP2D.

6. Penatausahaan Transaksi LS Bendahara


Penatausahaan transaksi LS Bendahara/ dana titipan dilakukan dengan
membukukan SP2D LS Bendahara pada pencatatan kas masuk bendahara
pengeluaran. Penyaluran Dana LS Bendahara/ dana titipan kepada pihak yang berhak
menerima dilakukan dengan pembayaran dana titipan. Jika ada sisa dana titipan
dikembalikan ke bank. Semua proses tersebut harus dijurnal kedalam Modul GL dan
Pelaporan
Penataausahaan dana titipan selain LS Bendahara dilakukan .dengan mencatat
dana titipan pada pembukuan bendahara..Penyaluran Dana titipan selain LS
Bendahara kepada pihak yang berhak menerima dengan membukukan dana titipan
pada pencatatan kas keluar Bendahara pengeluaran.

7. Penatausahaan Transaksi Pengembalian Belanja


Penatausahaan terhadap setoran pengembalian belanja yang telah
dilakukan proses pencatatan SP2D dilakukan dengan mencatat detil setoran
pengembalian belanja dan pengesahan pengembalian belanja. Transaksi tersebut
harus dijurnal dalam Modul GL dan Pelaporan.

8. Penatausahaan Transaksi Setoran PNBP


Penatausahaan transaksi Setoran PNBP Umum terdiri atas penatausahaan :
a. Transaksi Setoran PNBP tanpa SBS (non SBS)
Dilakukan dengan mencatat detail setoran dan NTPN(Nomor Transaksi
Penerimaan Negara)
b. Transaksi Setoran PNBP dengan SBS.
Dilakukan dengan mencatat :
 Mencatat uang masuk
 Mencatat setoran PNBP umum
 Mencetak SBS (Surat Bukti Setor)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 68


SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMERINTAH
9. Upload Penerimaan Negara
Penerimaan negara yang berasal dari transaksi uang persediaan. Sebelum
diupload, penerimaan negara dicatat terlebih dahulu detail pungutannya atas dasar
surat perintah bayar atau dokumen lain. Kemudian diupload ke DJP & DJBC. Setelah
itu update annual financial plan ke modul anggaran dan update jurnal dan realisasi
ke modul gl dan pelaporan.

D. Keterkaitan dengan Modul Lain


 Modul bendahara menerima data referensi dari modul administrasi
 Modul bendahara memberikan data realisasi belanja ke modul penganggaran
 Modul Bendahara menerima informasi pendetailan dari modul aset tetap
dan memberikan No. Kuitansi ke modul aset tetap
 Modul Bendahara menerima informasi pendetailan dari modul persediaan
dan memberikan No. Kuitansi ke modul persediaan.
 Modul bendahara menerima SP2D (UP,GUP, GUP nihil, TUP, GTUP, UPKP,
GPUPKP, LS) dari modul pembayaran dan memberikan usulan UP, rincian
TUP, SPTB, pengembalian belanja ke modul pembayaran
 Modul bendahara menerima No. DIPA, data COA, status open periode dari
modul buku besar dan pelaporan dan memberikan jurnal belanja, realisasi
belanja, status tutup periode ke modul buku besar dan pelaporan

“Membaca tanpa
merenungkan bagaikan
makan tanpa dicerna.”

- MUHAMMAD HATTA

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 69


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

JENIS AUDIT, TUJUAN AUDIT, LAPORAN AUDIT


A. Sifat Audit
Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk
menentukan dan melaporkan derajat keseuaian antara informasi itu dan kriteria yang
telah ditetapkan.Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen
Bukti (evidence) adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan
apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Bukti memiliki banyak bentuk yang berbeda, termasuk :
 Data elektronik dan data lain tentang transaksi
 Komunikasi tertulis dengan pihak luar
 Observasi oleh auditor
 Kesaksian lisan pihak yang diaudit
Informasi harus tersedia dalam bentuk yang dapat diverifikasi dalam beberapa
standar (kriteria) yang dapat digunakan auditor untuk mengevaluasi informasi tersebut.
Kriteria untuk mengevaluasi informasi bergantung pada informasi yang sedang diaudit.
Untuk informasi yang lebih subjektif, kriteria lebih sulit ditetapkan dan biasanya auditor
dan entitas yang diaudit telah sepakat mengenai kriteria yang digunakan.
Auditor harus memiliki sifat Competence, Independence, Judgement & Experience
1. Competence, harus berkompeten dan memiliki wawasan yang luas.
2. Independence, bebas dari kepentingan orang lain, mandiri, dan objektif dalam
menilai.
3. Judgement & Experience, memiliki penilaian yang baik dan sudah berpengalaman
agar memberikan kesimpulan yang tepat.
Perbedaan Audit dengan Akuntansi
1. Akuntansi adalah mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas peristiwa ekonomi
untuk tujuan menyediakan informasi keuangan yang digunakan dalam pengambilan
keputusan.
2. Audit adalah menentukan apakah informasi yang direkam dengan benar
mencerminkan peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode akuntansi.
Tahap terakhir dalam proses auditing adalah menyiapkan laporan audit yang
menyampaikan temuan-temuan auditor kepada pemakai.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 1


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

B. JASA ASSURANCE, JASA ATESTASI, JASA NON-ASSURANCE

1. Jasa Assurance
Jasa asurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas
informasi bagi pengambil keputusan. Jasa assurance dapat dilakukan oleh akuntan
publik atau berbagai profesional lainnya.
Individu yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan bisnis memerlukan
jasa assurance untuk membantu meningkatkan keandalan dan relevansi informasi yang
digunakan sebagai dasar keputusan, jasa assurance ini bersifat independen.
a. Jasa Atestasi
Jasa atestasi adalah jenis jasa assurance dimana KAP mengeluarkan laporan
tentang suatu permasalahan asersi yang disiapkan pihak lain.
Lima kategori jasa atestasi
1) Audit atas laporan keuangan historis
Audit atas laporan keuangan ini adalah bentuk jasa atestasi di mana auditor
mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah
laporan keuangan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan standar
akuntansi internasional yang berlaku.
2) Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan
Audit atas pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan ini
manajemen menegaskan bahwa pengendalian internal sudah dikembangkan
dan diimplementasikan mengikuti kriteria yang ada. Pengendalian internal yang
efektif mengurangi kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
mendatang.
3) Review laporan keuangan historis
Akuntan publik hanya memberikan tingkat kepastian yang moderaat atau
sedang untuk review atas laporan keuangan jika dibandingkan dengan tingkat
kepastian yang tinggi untuk audit, maka review ini hanya butuh lebih sedikit
bukti dari audit.
4) Jasa atestasi mengenai teknologi informasi

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 2


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Jasa atestasi yang dikembangkan yaitu webtrust dan systrust


1) Webtrust
 AICPA dan CICA yang mengembangkan jasa ini
 KAP yang diberi lisensi oleh AICPA untuk melakukan jasa ini
memberi kepastian kepada pemakai web site melalui lambang
webtrust pada web site bersangkutan
 Lambang ini memberi kepastian kepada pemakai bahwa si pemilik
situs telah memenuhi kriteria yang berkaitan dengan praktik bisnis,
integritas transaksi dan proses informasi
2) Systrust
 AICPA dan CICA mengembangkan jasa ini
 Jasa ini untuk mengevaluasi dan menguji reliabilitas sistem dalam
bidang seperti pengamanan dan integritas data.
 Jasa ini untuk memberi kepastian kepada manajemen, dewan
komisaris, atau pihak ketiga tentang reliabilitas sistem informasi
yang digunakan untuk menghasilkan informasi real time
5) Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan

b. Jasa Assurance lainnya


Jasa Assurance Lainnya Aktivitas Jasa
Pengendalian atas resiko yang Menilai proses dalam praktik investasi
berhubungan dengan investasi, perusahaan untuk mengidentifikasi
mencakup kebijakan yang terkait dan menentukan efektivitas proses
dengan derivarif tersebut.
Mystery shopping Melakukan pembelian secara anonim
untuk menilai upaya tenaga penjualan
yang berhadapan dengan pelanggan
dan prosedur yang mereka ikuti
Penilaian risiko pengumpulan, Menilai risiko keamanan dan
pendistribusian, dan penyimpanan pengendalian yang berkaitan dengan
informasi digital data elektronik mencakup
memadainya penyimpanan
pendukung dan di luar lokasi
Penilaian risiko kecurangan dan Membuat profil risiko kecurangan dan
tindakan illegal menilai kecukupan sistem dan
kebijakan perusahaan dalam
mencegah serta mendeteksi
kecurangan dan tindakan illegal
Kepatuhan pada kebijakan dan Menelaah transaksi antara rekaan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 3


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

prosedur perdagangan dagang untuk meyakinkan bahwa


transaksi tersebut sesuai dengan
perjanjian mengidentifikasi risiko
dalam perjanjian
Kepatuhan pada perjanjian royalty Menilai apakah royalti yang
hiburan dibayarkan sesuai dengan perjanjian
royalti
Sertifikasi ISO 9000 Membuat sertifikasi yang menyatakan
bahwa perusahaan telah memenuhi
standar pengendalian mutu ISO 9000
Audit lingkungan Menilai apakah kebijakan dan praktik
perusahaan memastikan bahwa
perusahaan memenuhi standar dan
hukum lingkungan

2. Jasa Non-Assurance
KAP melakukan berbagai jasa lain yang umumnya berada di luar lingkup assurance
seperti
 Jasa akuntansi dan pembukuan
 Jasa pajak
 Jasa konsultasi manajemen

C. JENIS AUDIT
Akuntan publik melakukan tiga jenis utama audit, yaitu audit operasional, audit
ketaataan, dan audit laporan keuangan
1. Audit operasional
Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari
prosedur dan metode operasi organisasi. Dalam audit operasional, review yang
dilakukan dapat mencakup banyak bidang yang auditor kuasai, karenanya, tidak
mungkin menggambarkan karakteristik pelaksanaan audit operasional yang tipikal.
Pada akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan rekomendasi
untuk memperbaiki operasi. Contoh, auditor mengevaluasi efisiensi dan akurasi
pemrosesan transaksi penggajian dengan sistem komputer yang baru dipasang.
2. Audit ketaatan
Audit ketaatan dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit
mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas
yang lebih tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen
sebagai kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan pada
prosedur yang digariskan. Karenanya, sebagian besar pekerjaan ini dilakukan oleh

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 4


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

auditor yang bekerja pada unit organisasi itu. Contoh, menentukan apakah
personel akuntansi mengikuti prosedur yang digariskan oleh kontroler perusahaan.
3. Audit laporan keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan (informasi yang diversifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria
tertentu. Biasanya, kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP) walaupun auditor mungkin saja melakukan audit atas
laporan keuangan yang disusun menggunakan akuntansi dasar kas atau beberapa
dasar lainnya yang cocok untuk organisasi itu.

Jenis Audit Contoh Informasi Kriteria yang Bukti-Bukti


ditetapkan Yang Tersedia
Audit Mengevaluasi Jumlah Standar Laporan
Operasional apakah catatan gaji perusahaan kesalahan,
pemrosesan yang diproses untuk efisiensi catatan gaji,
gaji yang selama satu dan efektifitas dan biaya
terkomputerasi bulan, biaya departemen pemrosesan
telah departemen, penggajian gaji
beroperasi dan jumlah
secara efisien kesalahan
dan efektif yang terjadi
Audit Menentukan Catatan Ketentuan Laporan
Ketaatan apakah perusahaan perjanjian keuangan dan
persyaratan peminjaman perhitungan
bank untuk oleh auditor
perpanjangan
pinjaman telah
dipenuhi
Audit Leporan Audit tahunan Laporan Prinsip-prinsip Dokumen,
keuangan atas lapkeu keuangan akuntansi yang catatan, dan
boeing Boeing berlaku umum sumber bukti
dari luar

D. JENIS AUDITOR
1. Akuntan publik terdaftar ( Certified Public Accountant ), auditor yang mempunyai
tanggung jawab atas kinerja audit laporan keuangan bagi semua perusahaan publik,
perusahaan besar, perusahaan kecil, dan perusahaan nirlaba.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 5


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

2. Auditor pemerintah ( General Accounting Office Auditors ), yaitu auditor yang


mempunyai tanggung jawab mengevaluasi efisiensi, efektifitas, dan keekonomisan
dari program/proyek pemerintah. Contohnya, BPK, BPKP, Itjen.
3. Auditor pajak ( Internal Revenue Agents ), yaitu auditor yang bertanggung jawab
melaksanakan pemeriksaan atas tercapainya penerimaan negara dari sektor
perpajakan dan penegakan hukum dalam pelaksanaan perpajakan. Contohnya, KPP
dan KARIKPA dari DJP.
4. Auditor intern ( Internal Auditor ), yaitu auditor yang bekerja di suatu perusahaan
untuk melaksanakan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan. Contohnya,
Unit SPI.

E. TUJUAN AUDIT
Tujuan audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Tujuan audit dibagi menjadi 2 :
1. General audit objectives
Untuk menyatakan pendapat atau opini terhadap kewajaran semua hal-hal
yang material atas asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan
2. Specific audit objectives
Untuk memberikan pendapat atau simpulan atas tiap-tiap asersi manajemen
dalam setiap segmen audit
Specific audit objectives persegmen audit objectives akan dievaluasi dan
digabungkan untuk menjadi simpulan akhir audit, yaitu berupa opini untuk
keseluruhan atas laporan keuangan
Specific audit objectives erat kaitannya dengan tiap asersi manajemen dan
prosedur yang dilakukan persegmen audit
Asersi manajemen adalah representasi pernyataan yang tersirat atau
diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan
yang terkait dalam laporan keuangan.

F. LAPORAN AUDIT
Laporan audit adalah tahap terakhir dari keseluruhan proses audit
1. Jenis-jenis laporan audit dan kesimpulan auditor:
a. Wajar tanpa pengecualian ( Unqualified): auditor menyimpulkan bahwa
laporan keuangan disajikan secara wajar.
b. Wajar dengan pengecualian ( Qualified ): auditor menyimpulkan bahwa
laporan keuangan disajikan secara wajar, kecuali untukpos tertentu.
c. Tidak wajar ( Adverse ): auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak
disajikan secara wajar.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 6


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

d. Tidak memberikan pendapat ( Disclaimer ): auditor tidak menyimpulkan


apakah laporan keuangan disajikan secara wajar.
2. Laporan Audit Standar Tanpa Pengecualian
a. Judul laporan
 Laporan harus diberi judul mengandung kata “independent”
 Bermaknsa bahwa audit tidak mengandung bias dalam semua aspeknya
 Contoh “Laporan Auditor Independen” atau “pendapat akuntan independen”
b. Alamat laporan audit
 Memuat alamat klien (auditan) yaitu pemegang saham atau baord of directors
(dewan direksi)
 Bermakna bahwa auditor independen terhadap klien (perusahaan)
c. Paragraf pendahuluan
 Paragraf pertama laporaan menunjukkan KAP yang bersangkutan telah
melaksanakan audit, laporan keuangan yang telah diaudit, termasuk CALK,
neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas.
 Kata-kata tentang laporan keuangan dalam laporan audit harus identik
dengan yang digunakan oleh manajemen pada laporan keuangan tersebut.
d. Tanggung jawab manajemen
 Tanggung jawab ini meliputi pemilihan prinsip-prinsip akuntansi yang tepat
dan penyelenggaraan pengendalian internal atas pelaporan keuangan yang
mencukupi untuk penyajian laporaan keuangan yang bebas dari salah saji
yang material akibat kecurangan atau kesalahan
e. Tanggung jawab auditor
 Paragraf pertama menyatakan audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar
auditing yang berlaku umum. Paragraf ini juga menyatakan bahwa audit
dirancang untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan
keuangan telah bebas dari salah saji material.
 Paragraf kedua menguraikan ruang lingkup audit dan bukti audit yang
dikumpulkan. Paragraf ini menunjukkan bahwa prosedur yang digunakan
tergantung pada pertimbangan auditor dan mencakup penilaian risiko salah
saji yang material dalam laporan keuangan.
 Paragraf ketiga menunjukkan auditor yakin bukti audit yang tepat dan
mencukupi telah diperoleh demi mendukung pendapat auditor.
f. Paragraf pendapat
 Menyatakan pendapat (opini) bukan pernyataan absolut atau pernyataan
jaminan
g. Nama KAP
Terkait dengan hukum dan tanggung jawab profesional
h. Tanggal Laporan Audit
 Tanggal dimana auditor telah menyelesaikan prosedur auditnya

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 7


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

 Menunjukkan tanggung jawab auditor atas review terhadap peristiwa-


peristiwa penting yang terjadi antara tanggal Lapkeu dengan tanggal
laporan hasil audit

Laporan audit standar tanpa pengecualian kadang disebut sebagai pendapat


yang bersih (clean opinion) karena tidak ada keadaan yang memerlukan
pengecualuan (kualifikasi) atau modifikasi atas pendapat auditor.
Laporan audit standar tanpa pengecualian diterbitkan bila kondisi-kondisi
berikut terpenuhi :
a. Semua laporan (neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas
pemegang saham, dan laporan arus kas) sudah termasuk dalam laporan
keuangan
b. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul dan auditor telah
melaksanakan penugasan audit ini dengan cara yang memungkinkan untuk
menyimpulkan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing.
c. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum atau kerangka kerja akuntansi lainnya yang sesuai.
d. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk
menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam
laporan audit.
.
3. Laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau
modifikasi kata-kata (Unqualified audit report with explanatory paragraph or
modified wording)
Laporan ini menandakan :
 Audit telah dilaksanakan dengan baik dan hasilnya memuaskan bagi auditor
 Secara keseluruhan Lapkeu telah disajikan wajar (present fairly) seusai dengan
stanadr yang berlaku (GAAP/SAK)
 Auditor memandang perlu untuk memberikan informasi tambahan sehubungan
dengan auditnya.
Tidak adanya aplikasi yang konsisten Memerlukan paragraf penjelasan
dari prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum
Keraguan yang substansial mengenai
going concern
Auditor setuju dengan peminjaman
dari prinsip akuntansi yang
dirumuskan
Penekanan pada suatu hal/ masalah

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 8


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Laporan yang melibatkan auditor Memerlukan modifikasi kata-kata


lain

a. Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum
Standar pelaporan mensyaratkan auditor untuk memperhatikan situasi
dimana prinsip-prinsip akuntansi tidak diterapkan secara konsisten pada tahun
berjalan dalam kaitannya dengan periode sebelumnya.
GAAP mengharuskan bahwa perubahan prinsip akuntansi atau metode
aplikasinya ke prinsip yang diinginkan serta sifat dan dampak perubahannya
harus diungkapkan secara layak.
Apabila terjadi peruabahan yang material, auditor harus memodifikasi
laporannya dengan menambahkan paragraf penjelasan setelah paragraf
pendapat.

Perubahan yang memengaruhi Perubahan yang mempengaruhi


konsistensi (memerlukan paragraf komparabilitas tetapi tidak
penjelasan jika perubahan tersebut memengaruhi konsistensi (tidak
material) perlu dimasukkan dalam laporan
audit)
Perubahan prinsip akuntansi, Perubahan estimasi
seperti perubahan metode
penilaian persediaan dari FIFO
menjadi average
Perubahan entitas pelaporan, Koreksi
kesalahan yang tidak
seperti penambahan perusahaan melibatkan prinsip akuntansi
baru dalam laporan keuangan
konsolidasi
Koreksi kesalahan yang melibatkan Variasi format dan penyajian
prinsip-prinsip akuntansi informasi keuangan
Perubahan yang terjadi akibat
transaksi atau peristiwa yang
sangat berbeda

b. Keraguan yang substansial mengenai going concern


Auditor memiliki tanggung jawab untuk mengevaluasi apakah perusahaan
mempunyai kemungkinan untuk going concern

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 9


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Sebagai contoh, keberadaan satu atau lebih faktir-faktor berikut dapat


menimbukan ketidakpastian mengenai kemampuan perusahaan untuk terus
bertahan
1) Kerugian operasi atau kekurangan modal kerja yang berulang dan signifikan
2) Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya ketika jatuh
tempo
3) Kehilangan pelanggan utama, terjadi bencana yang tidak dijamin oleh
asuraansi
4) Pengadilan, perundang-undangan atau hal-hal seupa lainnya yang sudah
terjadi dan dapat membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi.
Apabila auditor menyimpulkan bahwa terdapat keraguan yang besar tentang
kemampuan perusahaan untuk terus going concern maka pendapat wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan harus diterbitkan tanpa memerhatikan
pengungkapan laporan keuangan
c. Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dirumuskan
Peraturan 203 dari kode perilaku profesional AICPA menyatakan bahwa
dalam situasi yang tidak biasa, penyimpangan prinsip akuntansi yang berlaku
umum mungkin tidak memerlukan pendapat wajar dengan pengecualian atau
pendapat tidak wajar.
d. Penekanan pada suatu hal/masalah
Informasi penjelas harus dicantumkan dalam suatu paragraf terpisah pada
laporan audit, contoh informasi penjelas :
1) Ada transaksi dengan pihak terkait yang bernilai besar
2) Ketidakpastian material yang diungkapkan dalam catatan kaki
e. Laporan yang melibatkan auditor lain
Apabila akuntan publik mengandalkan KAP lain untuk melaksanakan
sebagian proses audit, yang biasa terjadi bila klien memiliki sejumlah cabang
atau subdivisi yang tersebar letaknnya maka KAP utama memiliki tiga alternatif
sebagai berikut
1) Tidak memberikan referensi dalam laporan audit
Pendekatan ini biasanya diikuti pada saat auditor lain mengaudit bagian
yang tidak material dari laporan keuangan. Auditor lain tersebut sangat
dikenal atau diawasi secara ketat oleh auditor utama, atau auditor utama
telah melakukan review secara mendalam atas pekerjaan auditor lain
tersebut.
2) Memberikan referensi dalam laporan (laporan dengan modifikasi kata-kata)
Jenis laporan ini disebut juga sebagai laporan atau pendapat bersama.
Laporan bersama yang wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang tepat
untuk diterbitkan apabila tidak praktis untu me-review pekerjaan auditor
lain, atau apabila laporan keuangan yang diaudit oleh auditor lain material
terhadap keseluruhan laporan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 10


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

3) Mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian


Pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak memberikan pendapat
bergantung pada materialitas diperlukan jika auditor lain material terhadap
keseluruhan laporan.

4. Penyimpangan dari laporan audit wajar tanpa pengecualian


a. Tiga kondisi penyebab penyimpangan dari laporan audit wajar tanpa
pengecualian
1) Ruang lingkup audit dibatasi
Apabila auditor tidak dapat mengumpulkan bukti audit yang mencukupi.
Dua penyebab utamanya adalah sebagai berikut :
 Pembatasan oleh klien
Contoh : penolakan manajemen untuk mengizinkan auditor
mengonfirmasikan piutang yang material. Dalam kasus ini, auditor
harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa manajemen berusaha
mencegah ditemukannya informasi yang salah saji.
 Pembatasan oleh situasi di luar kendali
Contoh : penugasan audit belum disepakati hingga setelah akhir
periode keuangan klien
2) Laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
3) Auditor tidak independen
Jika salah satu dari ketiga hal tersebut (tidak bersifat kumulatif) terjadi
dan sifatnya material (kecuali untuk independensi), maka pasti Unqualified
Opinion (bentuk standar atau dengan explanatory paragraph atau modified
wording) tidak akan diberikan
b. Jenis pendapat selain wajar tanpa pengecualian
1) Laporan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
 Dapat diterbitkan akibat pembatasan ruang lingkup audit atau kelalaian
untuk mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum
 Laporan qualified opinion dapat diterbitkan hanya apabila auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah
disajikan secara wajar dan auditor merasa yakin bahwa kondisi yang
dilaporkan tersebut bersifat material.
 Qualified opinion dapat berbentuk kualifikasi atau pengecualian atas
ruang lingkup dan pendapat audit maupun pengecualian atas pendapat
saja
 Pengecualian dapat diterbitkan hanya jika auditor tidak mampu
mengumpulkan semua bukti audit yang disyaratkan oleh standar
auditing yang berlaku.
2) Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 11


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Digunakan hanya bila auditor yakin bahwa laporan keuangan secara


keseluruhan mengandung salah saji yang material atau
menyesatkansehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan hasil
operasi dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP)
3) Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opnion)
Diterbitkan apabila auditor tidak dapat meyakinkan diri sendiri bahwa
laporan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar.
c. Tingkat materialitas
Suatu salah saji dalam laporan keuangan dapat dianggap material jika
pengetahuan akan salah saji tersebut memengaruhi keputusan para pemakai
laporan tersebut.
Terdapat tiga tingkat materialitas untuk menentukan jenis pendapat yang
diberikan :
1) Jumlahnya tidak material
2) Jumlahnya material tetapi tidak memperburuk laporan keuangan secara
keseluruhan
3) Jumlahnya sangat material atau begitu pervasif sehingga kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan diragukan
Tingkat Signifikansi keputusan Jenis pendapat
materialitas pemakai yang layak
Tidak material Keputusan pemakai Wajar tanpa
cenderung tidak dipengaruhi pengecualian
Material Keputusan pemakai Wajar dengan
cenderung dipengaruhi pengecualian
hanya jika informasi yang
dipertanyakan penting untuk
keputusan spesifik yang
diambil. Laporan keuangan
secara keseluruhan telah
disajikan dengan wajar
Sangat Sebagian besar atau seluruh Menolak
material keputusan pemakai yang memberikan
didasarkan pada laporan pendapat atau
keuangan kemungkinan pendapat tidak wajar
besar akan terpengaruhi

Hal-hal yang dipertimbangkan untukmenentukan materialitas:


1.Jumlah rupiah dibandingkan dengan tolak ukur tertentu dalam bentuk
prosentase.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 12


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

2. Daya ukur, ada tidaknya pengaruh dalam pengambilan keputusan.


3. Hakikat kesalahan, dapat mempengaruhi laporan keuangan dan pendapat
auditor. Misalnya transaksi melanggar hukum, sesuatu yang menimbulkan
konsekuensi penting terhadap kewajiban kontrak.

5. Proses pengambilan keputusan auditor untuk laporan audit


a. Menentukan apakah ada kondisi yang memerlukan penyimpangan dari laporan
standard unqualified
Kondisi yang memerlukan Tingkat materialitas
laporan wajar tanpa
Tidak material Material
pengecualian dengan
modifikasi kata-kata atau
paragraf penjelasan
Prinsip-prinsip akuntansi Wajar tanpa Laporan wajar tanpa
tidak diterapkan secara pengecualian pengecualian, paragraf
konsisten penjelasan
Keraguan yang substansial Wajar tanpa Laporan wajar tanpa
tentang kelangsungan pengecualian pengecualian, paragraf
hidup perusahaan penjelasan
Penyimpangan yang Wajar tanpa Laporan wajar tanpa
dibenarkan GAAP pengecualian pengecualian, paragraf
penjelasan
Penekanan pada masalah Wajar tanpa Laporan wajar tanpa
pengecualian pengecualian, paragraf
penjelasan
Penggunaan auditor lain Wajar tanpa Laporan wajar tanpa
pengecualian pengecualian, paragraf
penjelasan

Kondisi yang Tingkat Materialitas


memerlukan
Tidak material Material, tapi Sangat material
penyimpangan dari
tidak sehingga
laporan wajar tanpa
memngaruhi kewajaran
pengecualian
laporan secara
keuangan secara keseluruhan
keseluruhan diragukan
Ruang lingkup Wajar tanpa Pengecualian Menolak

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 13


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

dibatasi klien atau pengecualian ruang lingkup, memberikan


kondisi lain paragraf pendapat
tambahan, dan
pendapat wajar
dengan
pengecualian
Laporan keuangan Wajar tanpa Pengecualian Tidak wajar
tidak disajikan sesuai pengecualian ruang lingkup,
GAAP paragraf
tambahan dan
pendapat wajar
dengan
pengecualian
Auditor tidak Menolak
independen memberikan
pendapat, tanpa
melihat
materialitas

b. Memutuskan materialitas untuk setiap kondisi


c. Memutuskan jenis laporan audit yang tepat untuk kondisi tertentu berdasarkan
tingkat materialitas
d. Menuliskan laporan audit

Persahabatan sering berakhir


dengan cinta. Tetapi kadang
cinta berakhir bukan dengan
persahabatan.
-BJ HABIBIE-

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 14


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 15


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Profesi, Standar, Kode Etik


A. Kantor Akuntan Publik
Empat kategori ukuran digunakan untuk menggambarkan kantor akuntansi
publik (KAP) :
1. kantor internasional Empat Besar, diantaranya : Deloitte,
PricewaterhouseCoopers, Ernst & Young, KPMG
2. kantor nasonal, diantaranya : McGladrey, Grant Thornton, CBIZ/Mayer
Hoffman McCann, BDO USA. Setiap kantor nasional berafiliasi dengan
kantor negara lain sehingga mempunyai kemampuan bertaraf
internasioal.
3. kantor regional dan kantor lokal yang besar, diantaranya : Crowe
Group, BKD, Moss Adams, Plante Moran
4. serta kantor lokal yang kecil yang kurang dari 25 tenaga profesional

1. Kegiatan Kantor Akuntan Publik


a. Jasa akuntansi dan pembukuan
Klien kecil yang staf akuntansinya terbatas dan mengandalkan
KAP. Jasa atestesi serta jasa akuntansi dan pembukuan adalah
sumber pendapatan utama bagi kebanyakan KAP besar.
b. Jasa perpajakan
KAP menyiapkan SPT pajak korporasi dan perorangan baik
untuk klien audit maupun nonaudit.
c. Jasa konsultasi manajemen
Berkisar saran singkat untuk memperbaiki sistem akuntansi klien
2. Struktur Kantor Akuntan Publik
3 faktor utama yang mempengaruhi :
1. Kebutuhan akan independensi dari klien
2. Pentingnya struktur untuk memicu kompetensi (efisien dan
efektif)
3. Meningkatnya risiko tuntutan hukum yang dihadapi auditor
Ada 6 struktur organisasi bagi KAP, sebagai entitas yang terpisah
dari akuntan (kecuali perorangan) :
1. Perusahaan perorangan (Proprietorship)
2. Persekutuan umum (General Partnership)
3. Korporasi umum
4. Korporasi Profesional
5. Limited Liability Company (LLC), penggabungan keuntungan
persekutuan dan koperasi umum (kena pajak dan pemiliknya
bertanggung jawab hanya sebatas investasi mereka)

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 16


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

6. Limited Liability Partnership (LLP), para partner tidak pribadi


bertanggung jawab atas kewajiban kecorobohan partner lain
dan pegawai bukan supervisinya, kebanyakan kantor beroperasi
seabagai LLP
3. Hirarki KAP yang Khas :
Tingkat Staf Pengalaman Rata-rata Tanggung Jawab Utama
Asisten Staf 0-2 tahun Melakukan kebanyakan pekerjaan audit
yang terinci
Auditor senior/ 2-5 tahun Mengoordinasikan dan bertanggung
penanggung jawab jawab pekerjaan lapangan audit, termasuk
mengawasi & review pekerjaan staf
Manajer 5-10 tahun Membantu pj merencanakan dan
mengelola audit, review pekerjaan pj, dan
membina hubungan dengan klien.
Partner 10 tahun ke atas Review keseluruhan pekerjaan audit dan
terlibat dalam pengambilan keputusan
yang signifikan. Partner berarti pemilik.

4. Fungsi Penting American Institute of Certified Public (AICPA)


AICPA menetapkan persyaratan profesional bagi akuntan publik (CPA)
juga memiliki kewenangan menetapkan standar dan aturan dalam 4
bidang utama ini :
a. Standar auditing. Auditing Standard Board (ASB) mengeluarkan
pernyataan/keputusan permasalahan auditing bagi semua entitas
selain perusahaan terbuka, disebut Statements on Auditing
Standard (SAS)
b. Standar kompilasi dan review. Pernyataannya disebut Statements
on Standards for Accounting and Review Services (SSARS).
Kompilasi membantu klien menyiapkan LK tanpa ada kepastian
apa pun, sedangkan review akuntan melakukan tanya jawab dan
prosedur analitis sebagai dasar yang layak untuk kepastian yang
terbatas pada LK tersebut.
c. Standar atestesi lainnya. Seperti laporan mengenai informasi
keuangan prospektif prakiraan dan proyeksi.
d. Kode Perilaku Profesional.

B. Standar Auditing (SA)


Standar ini mencakup pertimbangan kualitas profesional seperti kompetensi
dan independensi, persyaratan pelaporan, dan bukti.

1. Standar Audit yang Berlaku Umum

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 17


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

a. Standar umum
1) Pelatihan dan memiliki kecakapan teknis yang memadai
2) Sikap mental independen
3) Menerapkan kemahiran profesional (audit dan susun lk)
b. Standar pekerjaan lapangan
1) Perencanaan dan pengawasan
2) memahami cukup pengendalian internal untuk
merencanakan audit (sifat, waktu, serta luas pengujian)
3) cukup bukti audit dengan inspeksi, observasi, tanya-
jawab, dan konfirmasi sebagai dasar yang layak dalam
pendapat atas LK
c. Standar Pelaporan
1) Laporan menyatakan LK sesuai prinsip akuntansi yang
berlaku umum
2) Laporan mengidentifikasi keadaan dimana prinsip tidak
konsisten periode berjalan
3) Pengungkapan informasi LK memadai, kecuali dinyatakan
sebaliknya dalam laporan
4) Laporan berisi pendapat mengenai LK, asersi pendapat
tidak bisa diberikan,

2. SPAP
IAI menetapkan standar profesional akuntan publik (SPAP) termasuk
SA. SPAP terdiri dari :
a. Standar Auditing (74 PSA)
b. Standar Atestesi (9 PSAT)
c. Standar Jasa Akuntansi dan Review (5 PSAR)
d. Standar PEngendalian Mutu (3 PSPM)
e. Standar Jasa Konsultasi (1 PSJK)
f. Pedoman Audit Instruksi Khusus
g. Aturan Etika Kompartemen AKuntan Publik
3. Tujuan Audit
Tujuan audit adalah untuk meberikan pemakai laporan keuangan suatu
pendapat yang dikeluarkan oleh auditor tentang apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal material, sesuai
kerangka kerja pelaporan keuangan yang berlaku.
Prinsip-prinsip yang terkait tanggung jawab auditor dalam audit
menekankan pentingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki auditor.
Prinsip-prinsip GAAS dan SAS dipandang sebagai standar kerja minimum
kinerja dan keberadaaannya tidak berarti auditor harus selalu mengikutinya.
Auditor boleh mengikuti standar alternatif jika kurang praktis atau standar
mustahil digunakan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 18


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

4. Pengendalian Mutu
Standar ini hanya dapat menyediakan kepastian yang layak, bukan
jaminan, bahwa standar auditing telah diikuti.
Unsur-unsur pengendalian mutu :
a. Tanggung jawab kepemimpinan demi kualitas perusahaan
Contoh Prosedur : program pelatihan perusahaan disertai
evaluasi dan kompensasi
b. Persyaratan etis yang relevan
Contoh Prosedur : kuesioner independensi
c. Penerimaan dan kelanjutan klien serta penugasan
Contoh Prosedur : formulir klien mengenai auditor terdahulu
d. SDM
Contoh Prosedur : penilaian penugasan individu
e. Kinerja Penugasan
Contoh Prosedur : adanya konsultasi dan persetujuan akhir
f. Pemantauan
Contoh Prosedur : partner bagian pengendalian utu menguji
prosedur min. sekali/tahun sebagai
kepatuhan KAP

C. Kode Etik Profesi


1. Prinsip
Prinsip-prinsip etis :
a. Tanggung Jawab
b. Kepentingan Publik
c. Objektivitad dan Independensi
d. Keseksamaam
e. Ruang Lingkup dan Sifat Jasa
2. Peraturan Perilaku
Apabila praktisi berperilaku tingkat minimum (peraturan perilaku
berjalan konstan) bukan berarti perilaku tidak memuaskan, karena
standar disusun cukup tinggi agar yang minimum pun dapat
memuaskan.
3. Interpretasi peraturan perilaku
Beberapa masalah dan interpretasi penting melibatkan independensi
sebagai berikut :
a. Anggota yang tercakup
b. Kepentingan Keuangan Langsung Vs. Tidak Langsung
Langsung berkaitan dengan kepemilikan lembar saham/ekuitas
lainnya oleh para anggota/keluarga

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 19


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Sedangkan tidak langsung ketika hubungan dekat selain


hubungan langsung (auditor-klien), contoh : kepemilikan
anggota terlibat atas dana investasi bersama atas klien(investee)

Auditor juga harus mematuhi peraturan perilaku lainnya :


a. Integritas dan Objektivitas
Peraturan 102 : mempertahankan dan bebas dari konflik
kepentingan dan bebas kesengajaan kesalahan penyajian
b. Standar Teknis
Peraturan 201 : Standar Umum
Peraturan 202 : Ketaatan pada Standar
Peraturan 203 : Prinsip-Prinsip Akuntansi
Seorang anggota tidak boleh :
1) Menyatakan tegas LK sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku
2) Tidak menyadari ada modifikasi material dibuat pada
laporan agar sesuai prinsip akuntansi karena akan
menyesatkan
c. Kerahasiaan
Peraturan 301 dimana tidak dalam artian :
1) Membebaskan anggota dari kewajiban profesional
2) Mempengaruhi anggota atas panggilan pengadilan
3) Menghambat review atas praktik profesional anggota
Ada 4 pengecualiaan atas kerahasiaan :
1) Kewajiban berhubungan standar teknis
2) Panggilan pengadilan dan ketaatan pada hukum serta
peraturan (Informasi Istimewa)
3) Peer review
4) Respons terhadap divisi etika
d. Fee Kontinjen
Peraturan 302
Anggota tidak boleh :
1) Melakukan jasa dengan fee kontinjen seperti :
a. Audit/review LK
b. Kompilasi LK
c. Pemeriksaan informasi keuangan prospektif
2) Menyiapkan SPT pajak asli/diperbaiki/klaim restitusi
e. Tindakan yang dapat didiskreditkan
Peraturan 501
f. Iklan dan permohonan
Peraturan 502 : Tanpa cara menyesatkan, menipu, paksaan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 20


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

g. Komisi dan Fee Referal


Peraturan 503

h. Bentuk dan Nama Organisasi


Peraturan 505
4. Kaidah etika

Jangan pernah berhenti


belajar, karena hidup tak
pernah berhenti
mengajarkan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 21


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

PERENCANAAN AUDIT DAN MATERIALITAS


A. Perencanaan Audit
Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya
1. Perencanaan
Ada tiga alasan mengapa auditor harus merencanakan penugasan dengan tepat :
a. Untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat yang mencukupi
pada situasi yang dihadapi, jika KAP ingin meminimalkan kewajiban hukum dan
mempertahankan reputasi yang baik dalam masyarakat bisnis
b. Untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar, supaya tetap kompetitif
c. Untuk menghindarkan kesalahpahaman dengan klien sangat diperlukan untuk
membina hubungan baik dengan klien dan memfasilitasi pekerjaan berkualitas
tinggi dengan biaya yang wajar

Gambar 1.1 Perencanaan audit dan perancangan pendekatan audit

Terdapat 2 istilah risiko dalam auditing :


a. Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk)
Risiko audit yang dapat diterima adalah ukuran seberapa besar auditor
bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secara material
setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah
dikeluarkan. Risiko 0% berarti kepastian. Risiko 100% berarti sama sekali tidak
yakin

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 22


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

b. Risiko Inheren (Inherent risk)


Risiko inheren adalah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya
salah saji yang material dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan
keefektifan pengendalian internal. Contoh : jika auditor menyimpulkan bahwa
kemungkinan besar ada salah saji yang material dalam akun seperti piutang
usaha, auditor akan menyimpulkan bahwa ada risiko inheren yang tinggi pada
akun piutang usaha tersebut.

2. Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Audit Awal


Perencanaan audit awal (initial audit planning) melibatkan 4 hal, yang
semuanya harus dilakukan lebih dulu dalam audit
a. Audit memutuskan apakah akan menerima klien apakah akan menerima klien
baru atau terus melayani klien yang ada sekarang. Penentuan ini biasanya
dilakukan oleh auditor yang berlawanan yang berwenang mengambil
keputusan penting.
b. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan
audit. Info ini akan memengaruhi bagian dari proses perencanaan selanjutnya.
c. Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor harus memenuhi syarat syarat
yang penugasan yang ditetapkan klien
d. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, termasuk staf
penugasan dan setiap spesialis audit yang diperlukan

a. Menerima dan mempertahankan klien


Auditor harus berhati-hati dalam memutuskan klien mana yang akan
diterima karena tanggung jawab hukum dan profesional auditor sedemikian
rupa sehingga klien yang kurang memiliki integritas atau selalu
memperdebatkan tentang pelaksanaan audit dan fee yang tepat dapat
menimbulkan lebih banyak masalah ketimbang manfaat yang diterima.
Menurut acceptable audit risk, auditor tidak akan menerima klien baru atau
terus melayani klien yang ada jika risiko yang berkaitan dengan klien tersebut
lebih besar dari risiko yang bersedia diterima kantor tersebut
1) Investigasi klien baru
Sebelum menerima klien baru, kebanyakan KAP akan menyelidiki
perusahaan tersebut untuk menentukan akseptabilitasnya. KAP
melakukannya dengan memeriksa sejauh mungkin, prospektif klien ini
dalam komunitas bisnis, stabilitasnya keuangannya dan hubungannya
dengan KAP sebelumnya.
Untuk calon klien baru yang sebelumnya telah diaudit oleh KAP lain,
auditor baru (auditor penerus) diharuskan oleh standar auditing untuk
berkomunikasi dengan auditor pendahulu yang bertujuan untuk membantu
auditor penerus mengevaluasi apakah ia akan menerima penugasan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 23


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

tersebut. Auditor pendahulu diwajibkan untuk merespons permintaan akan


informasi oleh auditor pendahulu harus memperoleh izin klien sebelum
komunikasi dapat dilaksanakan.
Dalam hal terdapat masalah hukum antara klien dengan auditor
pendahulu, jika klien tidak mengizinkan komunikasi atau auditor pendahulu
memberikan informasi yang kompetitif maka auditor penerus dapat
mempertimbangkan secara serius keinginannya untuk menerima penugasan
prospektif tanpa memperhitungkan investigasi lainnya.
Auditor penerus dapat melakukan investigasi lainnya dengan
mengumpulkan informasi dari pengacara lokal, KAP lain, bank, dan
perusahaan lainnya

2) Klien yang berlanjut


Menurut kode perilaku profesional AICPA tentang independensi, jika
klien mengajukan tuntutan hukum melawan KAP atau sebaliknya, KAP
tersebut tidak dapat melakukan audit atas klien ini.
Meskipun tidak ada kondisi yang telah dibahas sebelumnya, KAP dapat
memutuskan untuk menolak meneruskan audit karena adanya risiko yang
sangat tinggi seperti konflik peraturan antara lembaga pemerintah dengan
salah satu kliennya.
Penyelidikan atas klien baru dan pengevaluasian kembali klien yang ada
merupakan bagian penting dalam memutuskan risiko audit yang dapat
diterima. Audit dengan acceptable audit risk yang rendah umumnya akan
mengakibatkan biaya audit yang lebih tinggi, yang tercermin pada fee audit
yang lebih tinggi

b. Mengidentifikasi alasan klien untuk penugasan audit


Dua faktor yang memengaruhi acceptable audit risk adalah pemakai
laporan keuangan yang mungkin dan maksudnya menggunakan laporan
tersebut. Auditor mungkin akan mengumpulkan lebih banyak bukti audit
apabila LK digunakan secara ekstensif, seperti yang sering terjadi pada
perusahaan terbuka, yang memiliki utang yang besar, dan perusahaan yang
akan dijual dalam waktu dekat. Penggunaan yang paling mungkin atas LK dapat
ditentukan dari pengalaman sebelumnya dengan klien serta diskusi dengan
manajemen.

c. Memahami klien
Pemahaman yang jernih tentang syarat-syarat penugasan harus dimiliki oleh
klien dan KAP. SAS 108 (AU 310) mensyaratkan bahwa auditor harus
mendokumentasikan pemahamannya dengan klien dalam surat penugasan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 24


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

(engagement letter), meliputi tujuan penugasan, tanggung jawab auditor dan


manajemen, serta batasan-batasan penugasan.
Surat penugasan dapat juga mencakup perjanjian untuk memberikan jasa-
jasa lain seperti SPT pajak atau konsultasi manajemen. Surat penugasan juga
bertujuan untuk menginformasikan klien bahwa auditor tidak dapat menjamin
semua tindakan kecurangan akan ditemukan.
Untuk audit untuk perusahaan nonpublik, surat penugasan biasanya
ditandatangani oleh manajemen. Untuk perusahaan publik, secara eksplisit
sarbanes-oxley act mengalihkan tanggung jawab mempekerjakan dan
memberhentikan auditor dari manajemen ke komite audit.
Informasi pada surat penugasan merupakan hal yang penting dalam
merencanakan audit, terutama karena hal itu memengaruhi waktu pengujian
serta batas waktu untuk melaksanakan audit serta jasa-jasa lainnya.

d. Mengembangkan strategi audit secara keseluruhan


Setelah memahami alasan klien untuk melakukan audit, auditor harus
mengembangkan strategi audit pendahuluan. Strategi ini harus
mempertimbangkan sifat klien, termasuk bidang-bidang di mana terdapat risiko
salah saji signifikan yang lebih besar.
Strategi yang akan membantu auditor menentukan sumber daya yang
diperlukan dalam penugasan :
1) Memilih staf untuk melakukan penugasan
Audit harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor. Auditor harus
menempatkan staf yang tepat pada penugasan untuk memenuhi standar
auditing yang berlaku umum dan untuk meningkatkan efisiensi audit. Staf
yang ditugaskan harus mempunyai pengetahuan tentang industri klien.
Pertimbangan utama dalam penentuan staf adalah kebutuhan akan
kontinuitas dari tahun ke tahun. Kontinuitas dapat membantu KAP
mempertahankan pemahamannya atas persyaratan teknis serta hubungan
antarpribadi yang lebih dekat dengan personil klien.
2) Mengevaluasi kebutuhan akan spesialis dari luar
Jika audit membutuhkan pengetahuan khusus, mungkin KAP perlu
berkonsultasi dengan spesialis. Auditor harus memiliki pemahaman yang
memadai atas bisnis klien untuk mengetahui apakah spesialis memang
diperlukan. Penggunaan spesialis tidak akan memengaruhi tanggung jawab
auditor untuk melaksanakan audit dan laporan audit tidak boleh mengacu
pada pekerjaan spesialis, kecuali laporan spesialis mengakibatkan perlunya
modifikasi atas laporan audit.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 25


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

3. Memahami bisnis dan industri klien


Pemahaman yang menyeluruh atas bisnis dan industri klien serta pengetahuan
tentang operasi perusahaan sangat penting untuk melaksanakan audit yang
memadai. Standar audit menyatakan bahwa auditor harus memperoleh
pemahaman yang memadai tentang entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji yang material pada laporan
keuangan baik karena kekeliruan maupun kecurangan dan untuk merancang sifat,
penetapan waktu serta luas prosedur audit selanjutnya.
Sifat bisnis dan industri klien memengaruhi risiko klien serta risiko salah saji
yang material dalam laporan keuangan. Risiko bisnis klien adalah risiko bahwa klien
akan gagal memenuhi tujuannya
Arti penting bisnis dan industri klien :
a. Teknologi informasi yang menghubungkan perusahaan klien dengan
pelanggan dan pemasok utama
b. Klien telah memperluas operasinya secara global, yang sering kali melalui joint
venture atau aliansi strategis.
c. Teknologi informasi memengaruhi proses internal klien, yang meningkatkan
mutu dan ketepatan waktu informasi.
d. Semakin pentingnya modal manusia dan aset tak berwujud lainnya telah
meningkatkan kerumitan akuntansi serta pentingnya penilaian dan estimasi
manajemen.
e. Auditor membutuhkan pemahaman yang lebih baik atas bisnis dan industri
klien untuk memberikan jasa bernilai tambah kepada klien.

a. Industri dan lingkungan eksternal


Ada 3 alasan utama untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang
industri klien dan lingkungan eksternal, antara lain sebagai berikut
1) Risiko yang berkaitan dengan industri tertentu dapat mempengaruhi
penilaian auditor atas risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat
diterima dan bahkan dapat memengaruhi auditor dalam menerima

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 26


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

penugasan pada industri yang lebih berisiko, seperti perusahaan simpan


pinjam.
2) Risiko inheren tertentu sudah umum bagi semua klien dalam industri
tertentu. Familiaritas dengan risiko risiko tersebut akan membantu auditor
dalam menilai relevansinya bagi klien bersangkutan
3) Banyak industri memiliki persyaratan akuntansi yang unik yang harus
dipahami auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien
telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diberlakukan.
Banyak kasus litigasi yang melibatkan auditor timbul akibat kegagalan
auditor untuk memahami sepenuhnya sifat transaksi dalam industri klien.
Auditor juga harus memahami lingkungan eksternal klien, termasuk hal-hal
seperti ekonomi, tingkat persaingan dan persyaratan peraturan. Untuk
mengembangkan rencana auditor yang efektif, auditor pada semua
perusahaan harus mempunyai keahlian untuk menilai risiko lingkungan
eksternal.
b. Operasi dan proses bisnis
Auditor harus memahami faktor-faktor seperti sumber utama pendapatan,
pelanggan dan pemasok utama, sumber pembiayaan dan informasi tentang
pihak terkait yang dapat menunjukkan area di mana risiko bisnis klien
meningkat.
Kunjungan ke fasilitas klien dapat membantu auditor memperoleh
pemahaman yang lebih baik atas kegiatan bisnis klien karena kunjungan
tersebut akan memberikan kesempatan untuk mengamati kegiatan perusahaan
secara langsung.
Transaksi dengan pihak terkait sangat penting bagi auditor karena prinsip
akuntansi yang diberlakukan mengharuskan transaksi itu diungkapkan dalam
laporan keuangan jika material.
Transaksi yang berkaitan (related party transaction) adalah setiap transaksi
antara klien dengan pihak terkait, contohnya penjualan antara induk dengan
anak perusahaan. Transaksi yang berkaitan bukan merupakan transaksi (arm’s
length) sehingga transaksi tersebut tidak dinilai pada jumlah yang sama seperti
transaksi dengan pihak ketiga yang independen. Semua pihak yang terkait
harus diidentifikasi dan dicantumkan dalam file permanen pada awal
penugasan dikarenakan transaksi yang material dengan pihak terkait harus
diungkapkan.
Karena tidak adanya independensi antara pihak-pihak yang terkait,
sarbanes-oxley act melarang transaksi dengan pihak terkait yang melibatkan
pinjaman pribadi bagi semua direktur atau pejabat eksekutif perusahaan
publik, tetapi lembaga keuangan diperkenankan untuk memberikan pinjaman
normal kepada direktur dan pejabat dengan menggunakan suku bunga pasar.
c. Manajemen dan tata kelola

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 27


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Karena manajemen menetapkan strategi dan proses bisnis perusahaan,


auditor harus menilai filosofi dan gaya operasi manajemen, serta
kemampuannya untuk mengidentifikasi dan merespon risiko, karena hal ini
sangat memengaruhi risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan.
Untuk mendapatkan pemahaman akan sistem tata kelola klien, auditor
harus memahami anggaran dasar dan anggaran rumah tangga,
mempertimbangkan kode etik perusahaan, dan membaca notulen rapat
perusahaan.
1) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
Anggaran dasar (corporate charter) merupakan dokumen hukum yang
diperlukan untuk mengakui korporasi sebagai entitas yang terpisah.
Anggaran rumah tangga (bylaw) mencakup peraturan dan prosedur yang
digunakan oleh para pemegang saham korporasi.
2) Kode etik
SEC mewajibkan setiap perusahaan publik untuk mengungkapkan
apakah telah menggunakan kode etik yang berlaku bagi manajemen
senior termasuk CEO, CFO dan pejabat akuntansi utama atau kontroler.
Auditor harus mengetahui kode etik perusahaan dan menelaah setiap
perubahan serta pengecualian dari kode perilaku yang berdampak
terhadap sistem tata kelola dan integritas serta nilai etis terkait dari
manajemen senior.
3) Notulen rapat
Notulen rapat perusahaan (corporate minutes) adalah catatan resmi
tentang pertemuan dengan dewan direksi dan para pemegang saham.
Auditor harus membaca notulen rapat untuk memperoleh otorisasi dan
informasi lainnya yang relevan dengan pelaksanaan audit.
d. Tujuan dan strategi
Strategi adalah pendekatan yang diikuti oleh entitas untuk mencapai
tujuan organisasi.
Auditor harus memahami tujuan klien yang berkaitan dengan :
1) Reliabilitas pelaporan keuangan
2) Efektivitas dan efisiensi operasi
3) Ketaatan pada hukum dan peraturan
Auditor harus menguasai syarat-syarat kontrak dan kewajiban hukum
lainnya.
e. Pengukuran dan kinerja
Sistem pengukuran kinerja klien meliputi indikator kinerja utama yang
digunakan manajemen untuk mengukur kemajuan pencapaian tujuan.
Risiko inheren untuk salah saji laporan keuangan bisa meningkat jika klien
telah menetapkan tujuan yang tidak wajar, atau jika sistem pengukuran kinerja
mendorong akuntansi yang agresif.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 28


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Penilaian kinerja meliputi analisis rasio dan tolok ukur terhadap pesaing
utama.

4. Menilai risiko bisnis klien


Auditor menggunakan pengetahuan yang diperolehnya dari pemahaman
strategis atas bisnis dan industri klien untuk menilai risiko bisnis klien (client
business risk), yaitu risiko bahwa klien akan gagal dalam mencapai tujuannya.
Perhatian utama auditor tertuju pada risiko salah saji material dalam laporan
keuangan yang disebabkan oleh risiko bisnis klien.
Risiko lainnya setelah mempertimbangkan keefektifan pengendalian
manajemen puncak ada kalanya disebut risiko residu (residual risk). Setelah
mengevaluasi risiko bisnis klien, kemudian auditor dapat menilai risiko salah saji
yang material dalam laporan keuangan, dan kemudian menerapkan model risiko
audit untuk menentukan luas bukti audit yang tepat

B. MATERIALITAS
Materialitas merupakan pertimbangan utama dalam ketepatan laporan auditor
yang harus dikeluarkan. FASB No. 2 mendefinisikan materialitas sebagai jumlah atau
besarnya kekeliruan salah saji dalam informasi akuntansi yang mungkin akan membuat
pertimbangan pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan berubah atau
terpengaruh oleh salah saji tersebut. Secara singkat, materialitas adalah seberapa besar
salah saji dalam informasi akuntansi mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pihak
yang berkepentingan.

Gambar 1.2 Langkah langkah dalam menerapkan materialitas

1. Menetapkan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan


Standar auditing mengharuskan auditor memutuskan jumlah salah saji gabungan
dalam laporan keuangan, yang akan mereka anggap material pada awal audit
ketika sedang mengembangkan strategi audit secara keseluruhan. Keputusan ini
disebut pertimbangan pendahuluan tentang materialitas (preliminary judgment

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 29


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

about materiality). Auditor menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang


materialitas untuk membantu merencanakan pengumpulan bukti yang tepat.
Selama pelaksanaan audit, auditor dapat mengubah pertimbangan pendahuluan
tentang materialitas, hal ini disebut pertimbangan tentang materialitas yang direvisi
(revised judgement about materiality).
Faktor Yang Mempengaruhi Pertimbangan Awal Jumlah Materialitas:
a. Materialitas sebagai konsep yang relatif dan bukan absolut salah saji dalam
jumlah: salah saji dalam jumlah tertentu dianggap material oleh perusahaan
kecil tapi tidak material bagi perusahaan besar.
b. Beberapa dasar yang dibutuhkan untuk menetapkan materialitas, misal laba
sebelum pajak, penjualan bersih, laba kotor, total aset
c. Faktor-faktor kualitatif yang mempengaruhi materialitas: beberapa salah saji
tertentu akan lebih penting daripada yang lain, walaupun jumlahnya sama.
Misal: salah saji yang disengaja dalam persediaan akan dianggap lebih penting
dari kekeliruan klerikal walaupun jumlahnya sama
2. Menentukan materialitas kinerja
Materialitas kinerja adalah jumlah yang ditetapkan oleh auditor pada angka
yang lebih kecil dari materialitas untuk laporan keuangan keseluruhan demi
menguranginya ke tingkat probabilitas yang rendah dan tepat bahwa jumlah
agregat dari salah saji yang belum dikoreksi atau tidak terdeteksi melebihi
materialitas untuk laporan keuangan keseluruhan.
Auditor perlu melakukan ini untuk mengumpulkan bukti audit per segmen dan
bukan untuk laporan keuangan secara keseluruhan, serta tingkat materialitas
konerja akan membantu auditro dalam memutuskan bukti audit yang tepat yang
harus dikumpulkan.

Proses penentuan materialitas kinerja berupa alokasi pertimbangan


pendahuluan tentang materialitas ke segmen-segmen tertentu. Auditor biasanya
mengalokasikan materialitas ke akun-akun neraca bukan laba-rugi, karena
kebanyakan salah saji dalam laporan laba-rugi memiliki pengaruh yang sama
terhadap neraca akibat digunakannya sistem double-entry. Tujuan mengalokasikan
pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke akun-akun neraca adalah
membantu auditor memutuskan bukti yang tepat yang harus dikumpulkan bagi
setiap akun dalam neraca maupun laba-rugi.
Penentuan materialitas kinerja didasarkan pada pertimbangan profesional dan
mencerminkan salah saji yang ingin diterima auditor dalam segmen tertentu.
Berdasarkan standar auditing PCAOB, salah saji yang ingin diterima auditor disebut
salah saji yang dapat ditoleransi (tolerable misstatement), sementara standar AICPA
mendefinisikan sebagai aplikasi materialitas kinerja pada prosedur sampling
tertentu. Tiga kesulitan utama dalam mengalokasikan materialitas pada akun-akun
neraca :

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 30


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

a. Auditor memperkirakan akun-akun tertentu mengandung lebih banyak salah


saji dibandingkan akun-akun lainnya
b. Baik lebih saji maupun kurang saji harus dipertimbangkan
c. Biaya audit relative mempengaruhi pengalokasian ini
3. Membandingkan estimasi salah saji gabungan dengan pertimbangan
pendahuluan
Ketika melaksanakan prosedur audit untuk setiap segmen audit, auditor
membuat kertas kerja untuk mencatat semua salah saji yang ditemukan.
Salah saji yang dibedakan menjadi :
a. Salah saji yang diketahui (known misstatement)
Salah saji dalam akun yang jumlahnya dapat ditentukan oleh auditor. Misal,
ketika mengaudit properti, pabrik, dan peraalatan, auditor mungkin
mengidentifikasi lease peralatan yang dikapitalisasi, padahal seharusnya
dibebankan karena merupakan lease operasi
b. Salah saji yang mungkin (likely misstatement)
1) Salah saji yang berasal dari perbedaan antara pertimbangan manajemen
dan auditor tentang estimasi saldo akun. Misal, perbedaan estimasi
penyisihan untuk piutang tak tertagih.
2) Salah saji berdasar pengujian auditor atas sample dari suatu populasi.
Contoh, asumsi auditor menemukan enam salah saji yang dilakukan oleh
klien dalam sample yang terdiri atas 200 barang ketika menguji biaya
persediaan. Auditor menggunakan salah saji tersebut untuk
mengestimasikan total salah saji yang mungkin. Total ini disebut estimasi /
proyeksi / eksplorasi.
Perhitungan proyeksi langsung estimasi salah saji (direct projection estimate
of misstatement)

Jenis salah saji ini memungkinkan adanya kesalahan sampling karena


auditor hanya mengambil sampel dari sebagian populasi dan ada risiko
bahwa sampel itu tidak secara akurat mewakili populasi.

Ketika seseorang menghina kamu. Itu adalah sebuah


pujian bahwa selama ini mereka menghabiskan
banyak waktu memikirkan kamu bahkan ketika
kamu tidak memikirkan mereka.

-B.J. Habibie

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 31


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Risiko Audit & Pengendalian Internal (Audit Risk & Internal Control)
E. Risiko Dalam Audit
1. Definisi Risiko Audit
Menurut SA (Standar Audit) 200, risiko audit adalah risiko
bahwa auditor menyatakan suatu opini audit yang tidak tepat ketika
laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material. Risiko
audit merupakan suatu fungsi risiko kesalahan penyajian material dan
risiko deteksi.
Auditor menerima beberapa tingkat risiko atau ketidak pastian
dalam melaksanakan fungsi audit. Auditor yang efektif akan mengakui
bahwa memang ada risiko dan akan menangani risiko dengan cara
yang tepat. Sebagian besar risiko yang dihadapi auditor sulit diukur
serta membutuhkan pertimbangan yang cermat sebelum auditor dapat
merespons dengan tepat. Risiko pada kesalahan penyajian secara
material terjadi pada tingkat keseluruhan laporan keuangan dan pada
tingkat asersi.
2. Membedakan Jenis Prosedur Penilaian Risiko
Prosedur penilaian risiko meliputi:
 Penyelidikan manajemen & entitas lainnya
 Prosedur analitis
 Observasi dan inspeksi
 Diskusi anggota tim yang terlibat
 Prosedur penilaian risiko lainnya
Prosedur penilaian risiko berperan penting karena:
 Memberikan masukan untuk memahami entitas dan
lingkungannya, termasuk pengendalian internal
 Membantu auditor mengidentifikasi dan menilai risiko
terhadap kesalahan penyajian material
 Untuk mengembangkan strategi dan perencanaan audit
terhadap risiko yang sudah dinilai

3. Memahami Pertimbangan Penting Auditor yang Terkait dengan


Risiko Salah Saji Material Karena Adanya Kecurangan
Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan
didefinisikan sebagai salah saji laporan keuangan yang disengaja. Dua
kategori yang utama adalah pelaporan keuangan yang curang dan
penyalahgunaan aset.
4. Mengidentifikasi Risiko yang Signifikan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 32


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Risiko yang signifikan merupakan risiko yang teridentifikasi dan


dinilai dari kesalahan pernyataan penyajian materi dalam penilaian
profesional auditor, memerlukan pertimbangan audit secara khusus.
Risiko yang signifikan yaitu transaksi yang tidak rutin, risiko
kecurangan, dan hal-hal lainnya yang memerlukan penilaian yang
signifikan.
5. Mendeskripsikan Model Risiko Audit & Komponennya
Auditor harus memahami bisnis klien dan menilai risiko bisnis
tersebut. Model risiko audit membantu auditor memutuskan seberapa
banyak dan jenis bukti apa yang harus dikumpulkan dalam setiap
siklusnya. Model ini biasanya dinyatakan sebagai berikut:

PDR = AAR : (IR x CR)

Dimana:
PDR= Deteksi risiko yang direncanakan
AAR= Risiko audit yang dapat diterima
IR= Risiko inheren
CR= Risiko Pengendalian
6. Menilai Risiko Audit yang Dapat Diterima
Risiko audit yang dapat diterima adalah ukuran kesediaan
auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin
mengandung salah saji yang material setelah audit selesai, dan
pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan.
Risiko keterlibatan adalah risiko bahwa auditor atau perusahaan
audit akan menderita kerugian setelah audit selesai. Dengan kata lain,
itu merupakan risiko gugatan atau publisitas yang merugikan yang
dihasilkan dari hubungan dengan klien.
Dampak dari risiko keterlibatan dan risiko audit yang dapat
diterima adalah auditor menentukan risiko keterlibatan dan
menggunakan risiko tersebut untuk memodifikasi risiko audit yang
dapat diterima. Risiko keterlibatan berkaitan erat dengan risiko bisnis
klien.
Berikut adalah faktor yang memengaruhi risiko audit yang dapat
diterima yaitu:
 Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan
keuangan
 Kemungkinan bahwa klien akan mengalami kesulitan
keuangan setelah laporan audit dikeluarkan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 33


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

 Evaluasi auditor atas integritas manajemen

7. Mempertimbangkan Dampak dari Beberapa Faktor pada


Penilaian Risiko Inheren
Risiko inheren adalah ukuran penilaian auditor atas kerentanan
asersi salah saji yang material, sebelum memperhitungkan keefektifan
pengendalian internal.
Faktor yang mempengaruhi risiko inheren yaitu:
 Sifat klien bisnis, terdiri dari praktik industri, transaksi non
rutin, dan susunan populasi
 Pengalaman audit, terdiri dari hasil audit sebelumnya,
keterlibatan awal vs. berulang, dan penilaian audit yang
diperlukan untuk mencatat saldo dan transaksi dengan
benar
 Budaya, terdiri dari pihak terkait, faktor yang berkaitan
dengan kecurangan laporan keuangan, dan faktor yang
berkaitan dengan penyalahgunaan aset

F. Kerangka Pengendalian Internal


1. Menguraikan Tiga Tujuan Utama Pengendalian Internal yang
Efektif
Menurut SA 315, Pengendalian internal adalah proses yang
dirancang, diimplementasikan dan dipelihara oleh pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, dan personel lain
untuk menyediakan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan
suatu entitas yang berkaitan dengan:
 Keandalan pelaporan keuanganm
 Efisiensi dan efektivitas operasi, dan
 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 34


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Manajemen memiliki tiga tujuan secara luas dalam merancang


sistem pengendalian internal yang efektif, yaitu:
 Kepatuhan terhadap hukum dan tata tertib
 Keandalan laporan keuangan
 Efisiensi dan efektifitas operasi
2. Tanggung Jawab Manajemen & Auditor atas Pengendalian
Internal
Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan
menyelenggarakan pengendalian internal entitas. Ada dua konsep
utama yang melandasi perancangan dan implementasi pengendalian
internal yaitu kepastian yang layak dan keterbatasan inheren.
Penilaian manajemen mengenai pengendalian internal atas
pelaporan keuangan terdiri dari dua komponen utama. Pertama,
manajemen harus mengevaluasi rancangan pengendalian internal atas
pelaporan keuangan. Kedua, manajemen harus menguji efektivitas
pelaksanaan pengendalian tersebut.
Tanggung jawab auditor dalam memahami pengendalian
internal diatur dalam SA 315 paragraf 12. Auditor harus menilai risiko
pengendalian pada setiap penugasan audit, terutama yang berkaitan
dengan pengendalian atas keandalan laporan keuangan dan kelas-kelas
transaksi.
Dalam mempertanggungjawabkan pengujian terhadap
pengendalian internal, auditor harus membuat laporan tentang
efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Untuk
menyatakan pendapat mengenai pengendalian ini, auditor harus
memahami dan melakukan pengujian atas pengendalian untuk semua
saldo akun, kelas transaksi, dan pengungkapan yang signifikan, serta
asersi terkait dalam laporan keuangan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 35


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

3. 5 Komponen Kerangka Pengendalian Internal COSO

Seperti diiliustrasikan dalam gambar diatas, lingkungan


pengendalian berfungsi sebagai payung bagi empat komponen lainnya.
Tanpa lingkungan pengendalian yang efektif, keempat komponen
lainnya mungkin tidak akan menghasilkan pengendalian internal yang
efektif, tanpa menghiraukan kualitasnya. Inti dari organisasi yang
dikendalikan secara efektif terletak pada sikap manajemennya.
Lingkungan pengendalian (control environment) terdiri atas
tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan sikap
manajemen puncak, para direktur, dan pemilik entitas secara
keseluruhan mengenai pengendalian internal serta arti pentingnya bagi
entitas itu. Dalam memahami dan menilai lingkungan pengendalian,
auditor harus mempertimbangkan subkomponen pengendalian yang
paling penting. Subkomponen tersebut yaitu:
 Integritas dan Nilai-nilai Etis
 Komitmen pada Kompetensi
 Partisipasi Dewan Komisaris atau Komite Audit
 Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen
 Struktur Organisasi
 Penilaian Otoritas dan Tanggungjawab
 Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 36


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Penilaian risiko (risk assessment) atas pelaporan keuangan


adalah tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi
dan menganalisis risiko-risiko yang relevan dengan penyusunan laporan
yang sesuai dengan standar akuntansi. Penilaian risiko dilakukan
dengan cara:
 Mengidentifikasi faktor yang dapat meningkatkan risiko
 Memperkirakan signifikasi risiko
 Menilai kemungkinan risiko yang terjadi
 Menentukan tindakan yang diperlukan untuk mengelola
risiko
Aktivitas pengendalian (control activities) adalah kebijakan dan
prosedur, selain yang sudah termasuk dalam empat komponen lainnya,
yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan telah
diambil untuk menangani risiko guna mencapai tujuan entitas. Aktivitas
pengendalian umumnya dibagi menjadi lima jenis berikut ini:
 Pemisahan tugas yang memadai
 Otorisasi yang sesuai atas transaksi dan aktivitas
 Dokumen dan catatan yang memadai
 Pengendalian fisik atas aset dan catatan
 Pemeriksaan kinerja secara independen
Sistem informasi dan komunikasi akuntansi entitas bertujuan
untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang
dilakukan entitas itu serta mempertahankan akuntabilitas aset terkait.
Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilaian mutu
pengendalian interval secara berkelanjutan atau periodik oleh
manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian itu telah
beroperasi seperti yang diharapkan, dan telah dimodifikasi sesuai
dengan perubahan kondisi.
G. Pemahaman & Penilaian Pengendalian Internal
1. Mendapatkan dan Mendokumentasikan Pemahaman
Pengendalian Internal
Ada empat tahap dalam proses pemahaman pengendalian
internal dan penilaian risiko pengendalian bagi audit terpadu atas
laporan keuangan dan keefektifan pengendalian internal atas laporan
keuangan, yaitu:
 Memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman
tentang pengendalian internal seperti rancangan dan
operasi

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 37


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

 Menilai risiko pengendalian


 Merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pengujian
pengendalian
 Memutuskan risiko deteksi yang direncanakan dan
pengujian substantif
Standar auditing mengharuskan auditor memperoleh dan
mendokumentasikan pemahamannya atas pengendalian internal untuk
setiap audit. Sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko, auditor
menggunakan prosedur untuk memperoleh pemahaman, yang meliputi
pengumpulan bukti tentang rancangan pengendalian internal dan
apakah pengendalian itu sudah diimplementasikan, lalu menggunakan
informasi itu sebagai dasar audit terpadu.
Biasanya auditor menggunakan tiga jenis dokumen untuk
memperoleh dan mendokumentasikan pemahamannya atas
perancangan pengendalian internal yaitu naratif, bagan arus, dan
kuesioner pengendalian internal.
2. Menilai Risiko Pengendalian
Penilaian risiko pengendalian ada tiga tahap, yaitu:
 Menilai apakah laporan keuangan bisa diaudit
 Menentukan penilaian risiko pengendalian yang
didukung oleh pemahaman yang diperoleh
 Penggunaan matriks risiko pengendalian untuk menilai
risiko pengendalian
Banyak auditor menggunakan matriks risiko pengendalian
(control risk matrix) untuk membantu proses penilaian risiko
pengendalian. Tujuannya adalah menyediakan cara yang mudah untuk
mengatur penilaian risiko pengendalian bagi setiap tujuan audit.
Penyusunan matriks tersebut dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
 Mengidentifikasi tujuan audit
 Mengidentifikasi pengendalian yang ada
 Menghubungkan pengendalian dengan tujuan audit yang
terkait
 Mengidentifikasi dan mengevaluasi defisiensi
pengendalian, defisiensi yang signifikan, dan kelemahan
yang material
Pada tahap keempat penyusunan matriks, standar auditing
mendefinisikan tiga tingkat tidak diterapkannya pengendalian internal
yaitu defisiensi pengendalian, defisiensi yang signifikan, dan kelemahan
yang material. Pendekatan lima-langkah dapat digunakan untuk

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 38


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

mengidentifikasi defisiensi, defisiensi yang signifikan, dan kelemahan


yang material:
 Mengidentifikasi pengendalian yang ada
 Mengidentifikasi tidak diterapkannya pengendalian kunci
 Mempertimbangkan kemungkinan pengendalian
pengimbang
 Memutuskan apakah ada defisiensi yang signifikan atau
kelemahan yang material
 Menentukan salah saji yang potensial yang bisa dihasilkan
Auditor harus menyampaikan defisiensi yang signifikan dan
kelemahan yang material secara tertulis kepada pihak yang memikul
tanggung jawab tata kelola begitu auditor mengetahui keberadaannya.
Auditor sering kali juga mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan
dengan pengendalian internal yang tidak begitu penting, serta
kesempatan bagi klien untuk memperbaiki operasi. Hal tersebut harus
dikomunikasikan kepada klien. Biasanya mereka berkomunikasi melalui
surat yang disebut surat manajemen (management letter).

You can do it friends,


you can do it

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 39


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Bukti Audit (Audit Evidence)


A. Bukti Audit
1. Membedakan Bukti Audit dan Bukti yang Digunakan oleh Profesi
Lain
Bukti merupakan setiap informasi yang digunakan oleh auditor
untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai
dengan krtiteria yang ditetapkan. Penggunaan bukti bukan hal yang aneh
bagi auditor. Bukti juga digunakan secara ekstensif oleh para ilmuwan,
pengacara, & ahli sejarah.
Menurut SA 500, bukti audit merupakan informasi yang digunakan
oleh auditor dalam menarik kesimpulan sebagai basis opini auditor. Bukti
audit mencakup baik informasi yang terkandung dalam catatan akuntansi
yang mendasari laporan keuangan maupun informasi lainnya.
Kasus Hukum
Eksperimen Ilmiah Audit atas Laporan
Dasar Perbandingan Seseorang yang
untuk Menguji Obat Keuangan
dituduh Mencuri
Menentukan apakah
Memutuskan bersalah
Menentukan laporan keuangan
Penggunaan bukti atau tidaknya si
pengaruh obat telah disajikan
tertuduh
secara wajar
Berbagai jenis bukti
Bukti & kesaksian
audit yang
Sifat bukti yang Hasil pengulangan langsung dari para
dihasilkan oleh
digunakan eksperimen saksi dan pihak-pihak
auditor, pihak
yang terlibat
ketiga & klien

Pihak yang
Ilmuwan Juri & hakim Auditor
mengevaluasi bukti

Apabila bersalah
Kepastian Bervariasi dari yang
harus Tingkat assurance
kesimpulan yang tidak pasti sampai
dipertimbangkan yang tinggi
diperoleh dari bukti hampir pasti
dengan layak
Merekomendasikan Menerbitkan salah
Bersalah atau tidak
atau tidak satu dari beberapa
Sifat kesimpulan bersalahnya pihak
merekomendasikan alternatif jenis
tersebut
penggunaan obat itu laporan audit

Konsekuensi umum Masyarakat akan Pihak yang bersalah Para pemakai


dari kesimpulan menggunakan obat tidak terkena laporan mengambil
yang salah dari bukti yang tidak efektif atau hukuman atau pihak keputusan yang

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 40


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

membahayakan yang tidak bersalah salah dan auditor


dinyatakan bersalah dapat dituntut

2. Mengidentifikasikan 4 Keputusan Bukti Audit yang Diperlukan


dalam Menyusun Program Audit
 Prosedur audit yang akan digunakan
 Berapa ukuran sampel yang akan dipilih untuk prosedur
tersebut
 Item-item mana yang akan dipilih dari populasi
 Kapan melaksanakan prosedur tersebut

3. Merinci Karakteristik yang Menentukan Persuasivitas Bukti Audit


Dua penentu persuasivitas bukti audit adalah ketepatan
(appropriateness) & mencukupi (sufficiency). Ketepatan bukti
(appropriateness of evidence) adalah ukuran mutu bukti, yang berarti
relevansi dan reliabilitasnya memenuhi tujuan audit untuk kelas transaksi,
saldo akun, dan pengungkapan yang berkaitan. Ketepatan hanya dapat
diperbaiki dengan memilih prosedur audit yang lebih relevan atau yang
memberikan bukti yang lebih andal (dapat dipercaya).
Relevansi bukti yaitu bukti audit hanya berkaitan dengan atau
relevan dengan tujuan audit yang akan diuji oleh auditor sebelum bukti
tersebut dianggap tepat. Relevansi hanya dapat dipertimbangkan dalam
tujuan audit khusus, karena bukti audit mungkin relevan untuk satu tujuan
audit, tetapi tidak relevan untuk tujuan audit lainnya.
Reliabilitas buktimengacu pada tingkat dimana bukti tersebut
dianggap dapat dipercaya. Reliabilitas dan dengan demikian ketepatan,
tergantung pada enam karakteristik bukti yang dapat diandalkan berikut:
 Independensi penyedia bukti
 Efektifitas pengendalian internal klien
 Pengetahuan langsung auditor
 Kualifikasi individu yang menyediakan informasi
 Tingkat objektivitas
 Ketepatan waktu
Kecukupan bukti (sufficiency of evidence) diukur dari ukuran
sampel yang dipilih auditor. Beberapa faktor akan menemukan ketepatan
ukuran sampel dalam audit. Dua faktor yang paling penting adalah
ekspektasi auditor atas salah saji dan keefektifan pengendalian internal
klien. Selain ukuran sampel, masing-masing item yang diuji akan
mempengaruhi mempengaruhi kecukupan bukti audit. Sampel yang terdiri

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 41


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

dari item-item populasi dengan nilai uang yang besar, item-item yang
kemungkinan besar salah saji, dan item-item yang mewakili populasi
umumnya dianggap sudah mencukupi.
Persuasivitas bukti hanya dapat dievaluasi setelah
mempertimbangkan kombinasi antara ketepatan dan kecukupan, termasuk
pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan dan kecukupan
tersebut. Berikut adalah tabel hubungan antara keputusan & persuasivitas
bukti audit.
Keputusan Bukti Audit Kualitas yang Mempengaruhi Persuasivitas Bukti
Ketepatan
Relevansi
Reliabilitas
Independensi penyedia bukti
Efektivitas pengendalian internal
Prosedur audit &
Pengetahuan langsung auditor
penetapan waktu
Kualifikasi penyedia bukti
Objektivitas bukti
Ketepatan waktu
Kapan prosedur dilaksanakan
Bagian periode yang diaudit
Kecukupan
Ukuran sampel & item
Ukuran sampel yang memadai
yang dipilih
Memilih item populasi yang tepat

Dalam membuat keputusan tentang bukti pada audit tertentu, baik


persuasivitas maupun biaya harus dipertimbangkan. Tujuan auditor adalah
memperoleh sejumlah bukti yang tepat dan mencukupi dengan total biaya
serendah mungkin.
4. Mengidentifikasi dan Menerapkan Delapan Jenis Bukti yang
Digunakan dalam Auditing
a. Hubungan antara Standar Auditing, Jenis Bukti, & Keempat
Keputusan Bukti
Gambar berikut menunjukkan hubungan antara standar auditing,
jenis bukti, serta keempat keputusan bukti.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 42


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

b. Jenis Bukti Audit


Setiap prosedur audit mendapat satu atau lebih jenis-jenis bukti
berikut:
 Pemeriksaan fisik (physical examination) adalah inspeksi
atau perhitungan yang dilakukan auditor atas aktiva atau
aset berwujud.
 Konfirmasi (confirmation) menggambarkan penerimaan
respons tertulis langsung dari pihak ketiga yang independen
yang memverifikasi keakuratan informasi yang diminta oleh
auditor.
 Inspeksi (inspection) adalah pemeriksaan oleh auditor atas
dokumen dan catatan klien untuk mendukung informasi
yang tersaji, atau seharusnya tersaji, dalam laporan
keuangan. Dokumen inspeksi terdiri dari dokumen internal
dan dokumen eksternal.
 Prosedur analitis (analytical procedures) terdiri dari evaluasi
informasi keuangan melalui analisis atas hubungan yang
masuk akal antara data keuangan dan non keuangan.
 Wawancara dengan klien (inquiries of the client) adalah
upaya untuk memperoleh informasi secara lisan maupun
tertulis dari klien sebagai respons atas pertanyaan yang
diajukan auditor.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 43


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

 Rekalkulasi (recalculation) melibatkan pengecekan ulang


atas sampel kalkulasi yang dilakukan oleh klien.
 Pelaksanaan-ulang (reperformance) adalah pengujian
independen yang dilakukan auditor atas prosedur atau
pengendalian akuntansi klien, yang semula dilakukan
sebagai bagian dari sistem akuntansi.
 Observasi (observation) terdiri dari mengamati proses atau
prosedur yang sedang dilaksanakan oleh pihak lain.

c. Informasi yang Sering Dikonfirmasikan


Walaupun konfirmasi tidak diwajibkan untuk setiap akun selain
piutang usaha, jenis bukti audit ini sangat berguna dalam memverifikasi
berbagai jenis informasi. Jenis-jenis informasi utama yang seringkali
dikonfirmasikan, bersama dengan sumber itu, ditunjukkan dalam tabel
berikut.

d. Tujuan Prosedur Analitis


Prosedur analitis yang sudah dijelaskan sebelumnya memiliki 4
tujuan yaitu:
 Memahami industri dan bisnis klien
 Menilai kemampuan entitas untuk terus going concern

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 44


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

 Menunjukkan adanya kemungkinan salah saji dalam laporan


keuangan
 Mengurangi pengujian audit yang terinci

e. Ketepatan Jenis Bukti


Sebagaimana dibahas sebelumnya dalam bab ini, karakteristik untuk
menentukan ketepatan bukti adalah relevansi dan reliabilitas. Tabel
berikut menyajikan delapan jenis bukti yang berkaitan dengan lima dari
enam kriteria yang menentukan reliabilitas bukti.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 45


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Aplikasi Jenis Bukti pada Empat Keputusan Bukti

B. Teknik Pengujian
1. Memahami Tujuan Dokumentasi Audit
Dokumentasi audit adalah catatan utama tentang prosedur auditing
yang diterapkan, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai
auditor dalam melaksanakan penugasan.
Tujuan dokumentasi audit secara keseluruhan adalah untuk
membantu auditor dalam memberikan kepastian yang layak bahwa audit
yang memadai telah dilakukan sesuai dengan standar audit. Secara lebih
khusus, dokumentasi audit yang berkaitan dengan audit tahun berjalan,
memberikan:
 Dasar bagi Perencanaan Audit
 Catatan Bukti yang Dikumpulkan dan Hasil Pengujian
 Data untuk Menentukan Jenis Laporan Audir yang Tepat
 Dasar bagi Review oleh Supervisor dan Partner

2. Menyiapkan Dokumentasi Audit yang Terorganisir


File permanen (permanent file) berisi data yang bersifat historis
atau berlanjut yang bersangkutan dengan audit saat ini. File permanen
umumnya meliputi hal-hal berikut:
 Kutipan atau salinan dari dokumen perusahaan
 Perjanjian obligasi dan kontrak

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 46


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

 Analisis akun tahun-tahun sebelumnya yang tetap penting


 Informasi yang berhubungan dengan pemahaman atas
pengendalian internal dan penilaian risiko pengendalian.
 Hasil prosedur analitis dari audit tahun sebelumnya
File tahun berjalan (current file) mencakup semua dokumentasi
audit yang dapat diterapkan pada tahun yang diaudit. Berikut ini adalah
jenis informasi yang sering tercakup dari file tahun berjalan:
 Program Audit
 Informasi Umum
 Neraca Saldo Berjalan
 Ayat Jurnal Penyesuaian dan Reklasifikasi
 Skedul Pendukung
Bagian terbesar dari dokumentasi audit meliputi skedul pendukung
(supporting schedule) terinci, yang disiapkan oleh klien atau auditor untuk
mendukung jumlah yang spesifik pada laporan keuangan. Berikut ini
adalah jenis utama skedul pendukung:
 Analisis
 Neraca saldo atau daftar
 Rekonsiliasi jumlah
 Pengujian kelayakan
 Ikhtisar prosedur
 Pemeriksaan dokumen pendukung
 Informasional
 Dokumentasi dari luar

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 47


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Sebagai contoh, hubungan antara kas seperti yang dinyatakan


dalam laporan keuangan, neraca saldo berjalan, skedul utama untuk kas,
dan dokumentasi audit pendukung disajikan dalam gambar berikut.

Dalam menyusun dokumentasi audit, diperlukan penyusunan skedul


yang tepat untuk mendokumentasikan bukti audit yang dikumpulkan, hasil
yang ditemukan, dan kesimpulan yang dicapai adalah bagian yang penting
dari audit. Dokumentasi audit harus memiliki karakteristik seperti berikut:
 Setiap file audit harus diidentifikasi secara wajar
 Dokumentasi audit harus memiliki indeks dan referensi silang
untuk membantu pengaturan dan pengarsipannya
 Dokumentasi audit yang lengkap harus dengan jelas
menunjukkan pekerjaan audit yang dilakukan
 Dokumentasi audit harus meliputi informasi yang cukup
untuk memenuhi tujuan yang telah dirancang
 Kesimpulan yang dicapai tentang segmen audit yang
dipertimbangkan harus dinyatakan dengan jelas

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 48


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Karakteristik umum dari penyusunan dokumentasi audit yang tepat


ditunjukkan dalam gambar berikut.

3. Menggunakan Kelima Jenis Pengujian Audit Untuk Menentukan


Apakah Laporan Keuangan Disajikan Secara Wajar
Dalam mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, auditor
menggunakan lima jenis pengujian (types of tests) untuk menentukan
apakah laporan keuangan disajikan secara wajar. Lima jenis pengujian
tersebut terdiri dari prosedur penilaian risiko dan empat prosedur audit
selanjutnya.
Auditor menggunakan prosedur penilaian risiko untuk menilai risiko
salah saji yang material, yang merupakan gabungan dari risiko inheren dan
risiko pengendalian. Empat prosedur audit selanjutnya dilaksanakan
sebagai respons terhadap risiko yang diidentifikasi.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 49


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Gambar berikutnya menunjukkan hubungan keempat jenis prosedur


audit selanjutnya pada model risiko audit.

Untuk mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi guna


mendukung penilaian itu, auditor melaksanakan pengujian pengendalian
(test of controls). Pengujian pengendalian, baik secara manual atau
terotomatisasi, mencakup jenis-jenis bukti berikut:
 Meminta keterangan dari personil klien yang tepat
 Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan
 Mengamati aktivitas yang berkaitan dengan pengendalian
 Melaksanakan ulang prosedur klien
Gambar berikut memperlihatkan peran pengujian pengendalian
dalam audit atas siklus penjualan dan penagihan relatif terhadap pengujian
lainnya, yang dilaksanakan untuk memberikan bukti yang tepat dan
mencukupi bagi pendapat auditor.

Keterangan:
TOC: Test of
controls
STOT: Substantive
test of transaction
AP: Analytical
Procedure
TDB: Test of detail
of balances

C. Program Audit

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 50


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

1. Merancang Sebuah Program Audit


Setelah auditor menggunakan prosedur penilaian risiko untuk
menentukan penekanan yang tepat pada masing-masing dari empat jenis
pengujian lainnya, program audit khusus bagi setiap jenis harus dirancang.
Prosedur audit ini kemudian digabungkan untuk membentuk program
audit. Daftar prosedur audit yang mencakup audit secara khusus &
keseluruhan yaitu:
 Jenis pengujian yang terdiri dari prosedur penilaian risiko,
pengujian pengendalian, pengujian transaksi secara
substantif, prosedur analitis, pengujian daftar saldo
 Tujuan audit yaitu sesuai transaksi, sesuai saldo, dan sesuai
dengan pelaporan dan pengungkapan
 Prosedur
 Ukuran sampel
 Item yang dipilih
 Ketepatan waktu

It doesn’t really matter what the results are.


Sometimes, it’s really about the process &
how you enjoyed getting there, you know?
As long as at the end of the day you can tell
yourself that you tried, I think you’re good.

- JAE PARK -

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 51


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Chapter 14 Audit of the sales and collection cycle : test of Controls and
Subtantive Test of Transaction

A. Account in the sales and collection Cycle

Tujuan keseluruhan dalam audit siklus penjualan dan pengumpulan adalah untuk
mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus disajikan secara wajar
sesuai dengan standar akuntansi.
B. Fungsi bisnis dan dokumen terkait di siklus penjualan
Transaksi Akun Fungsi bisnis dokumen dan catatan
Penjualan Penjualan Proses pesanan Pesanan pelanggan
Piutang usaha Pemberian kredit Pesanan penjualan
Pengiriman barang Dokumen pengiriman
Penagihan Faktur penjualan
Pencatatan penjualan File transaksi penjualan
Jurnal penjualan atau listing
File induk piutang usaha
Neraca piutang usaha
Laporan bulanan

Siklus penjualan dan pengumpulan melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk
transfer kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah dibuat tersedia untuk dijual.
Sebelum auditor dapat menilai risiko kontrol dan merancang tes kontrol dan tes substantif
transaksi, mereka perlu memahami fungsi bisnis, dokumen, dan catatan dalam bisnis.
Penerimaan kas Kas di bank Proses dan pencatatan Remittance advice
Piutang usaha penerimaan kas Prelisting penerimaan kas
File transaksi penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 52


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Retur dan pengurangan Retur dan pengurangan Proses pencatatan retur Memo kredit
penjualan dan pengurangan Jurnal retur dan pengurangan
Piutang usaha

Penghapusan piutang Piutang usaha Penghapusan piutang Form otorisasi piutang tak
tak tertagih Penyisihan piutang tak tak tertagih tertagih
tertagih Jurnal umum

Beban piutang tak Beban piutang tak Penyediaan piutang tak Jurnal umum
tertagih tertagih tertagih
Penyisihan piutang tak
tertagih

C. Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian


subtantif atas transaksi penjualan.

Memahami pengendalian
internal - Penjualan

Menilai resiko pengendalian


yang direncanakan -
penjualan

Menetukan luas
pengujian
pengendalian

Merancang pengujian Prosedur audit


pengendalian dan pengujian
Ukuran sampel
subtantif atas transaksi
penjualan agar memenuhi
Item yang dipilih
tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi Penetapan waktu

Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami pengendalian internal


untuk menilai resiko pengendalian. Terdapat empat langkah penting dalam penilaian ini.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 53


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

a) Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai risiko pengendalian. Enam


tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi akan menyediakan kerangka ini.
b) Auditor harus mengidentifikasikan pengendalian internal kunci dan
kelemahannya bagi penjualan. Setiap klien memiliki pengendalian internal
berbeda.
c) Setelah identifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor mengaitkan
dengan tujuan.
d) Auditor menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.

Arah pengujian penjualan.

Auditor perlu memahami perbedaan antara penelusuran dari sumber dokumen ke jurnal
dan verifikasi dari jurnal kembali ke dokumen sumber. Tes sebelumnya untuk transaksi yang
dihapus dan tes terakhir untuk transaksi yang tidak ada.

D. Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian


subtantif atas transaksi penerimaan kas.
Jenis penggelapan kas yang sulit dideteksi auditor adalah ketika hal tersebut
terjadi sebelum kas dicatat di jurnal penerimaan kas atau listing kas lainnya, terutama
jika penjualan dan penerimaan kas dicatat serentak.
Prosedur audit untuk menguji apakah semua penerimaan kas dicatat telah
disetorkan adalah bukti penerimaan kas (proof of cash receipt). Dalam pengujian ini,
total penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas selama periode ter-
tentu akan direkonsiliasikan dengan setoran yang dilakukan ke bank dalam periode
yang sama.
Lapping piutang usaha (lapping of account receivable) adalah penundaan ayat
jurnal penagihan piutang usaha untuk menutupi kekurangan kas yang ada.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 54


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

E. Pengujian audit untuk menghapus piutang tak tertagih.


Verifikasi atas penghapusan piutang hanya memerlukan waktu singkat. Yaitu auditor
hanya memeriksa persetujuan oleh orang yang tepat.

F. COSO Report Identifies Revenue Misstatement Techniques

G. Jenis pengujian audit untuk siklus penjualan dan penagihan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 55


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

BAB 16 : Completing the Tests in the Sales and Collection Cycle: Accounts
Receivable
A. Metodologi untuk merancang tes rincian saldo menggunakan model
risiko audit.
1. Accounts Receivable Balance-related Audit Objectives

2. Methodology for Designing Tests of Details of Balances for A/R

Pengujian piutang didasarkan pada prosedur penilaian risiko auditor yang


memberikan pemahaman tentang bisnis dan industri klien. Risiko bisnis klien yang
memengaruhi piutang, dipertimbangkan dalam evaluasi auditor terhadap risiko inheren dan
bukti terencana untuk piutang dagang.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 56


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Auditor pertama-tama memutuskan penilaian awal tentang materialitas untuk seluruh


laporan keuangan dan kemudian mengalokasikan jumlah penilaian awal untuk setiap akun
neraca signifikan termasuk piutang dagang.
Auditor terutama memperhatikan tiga aspek pengendalian internal:
- Kontrol yang mencegah atau mendeteksi penggelapan
- Kontrol atas cutoff
- Kontrol terkait dengan penyisihan piutang tidak tertagih
Auditor harus menghubungkan risiko kontrol untuk tujuan audit terkait transaksi untuk
menyeimbangkan tujuan audit terkait dalam menentukan risiko deteksi yang direncanakan
dan bukti terencana untuk pengujian rincian saldo.
Dua hubungan pantas disebutkan secara khusus:
Untuk penjualan, obyektif transaksi terkait mempengaruhi obyektif terkait keseimbangan
keberadaan.
Nilai yang dapat direalisasi dan tujuan hak serta pengungkapan terkait dipengaruhi oleh
risiko pengendalian yang dinilai untuk transaksi. Untuk menilai risiko kontrol di bawah
maksimum untuk tujuan ini, auditor harus mengidentifikasi dan menguji kontrol terpisah
yang mendukung tujuan tersebut.

Hasil pengujian kontrol menentukan apakah risiko pengendalian yang dinilai untuk
penerimaan kas dan tunai perlu direvisi. Auditor menggunakan hasil dari pengujian
substantif transaksi untuk menentukan sejauh mana risiko deteksi yang direncanakan
terpenuhi untuk setiap tujuan audit yang terkait dengan saldo piutang.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 57


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

Sebagian besar prosedur analitik yang dilakukan selama fase pengujian terperinci dilakukan
setelah tanggal neraca tetapi sebelum pengujian rincian saldo. Auditor melakukan prosedur
analitik untuk seluruh siklus penjualan dan pengumpulan, bukan hanya piutang. Tes rincian
saldo yang tepat tergantung pada faktor-faktor yang tercantum dalam lembar kerja
perencanaan bukti.

B. Prosedur Analitik untuk Siklus Penjualan dan Pengumpulan


1. Dibandingkan dengan lini produk:
a. Persentase margin kotor dengan tahun-tahun sebelumnya
b. Penjualan berdasarkan bulan dari waktu ke waktu
c. Pengembalian dan tunjangan penjualan sebagai persentase dari penjuala kotor
dengan tahun-tahun sebelumnya
2. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya:
a. Saldo pelanggan individu dibanding jumlah yang dinyatakan
b. Beban piutang tak tertagih sebagai persentase dari penjualan kotor
c. Hari di mana piutang dagang terhutang
d. Kategori aging dari persentase piutang

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 58


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

e. Penyisihan piutang tidak tertagih sebagai persentase dari piutang


f. Penghapusan piutang yang tidak tertagih sebagai persentase dari total piutang

C. Designing Tests of Detail of Balances


Konfirmasi piutang dagang adalah ujian terpenting rincian piutang. Saldo
uji coba mencantumkan saldo dalam file induk piutang pada tanggal neraca termasuk
saldo masing-masing pelanggan dan rincian masing-masing saldo pada saat yang
telah berlalu antara tanggal penjualan dan tanggal neraca. Konfirmasi saldo
pelanggan adalah tes paling penting dari Test of detail of balances untuk
menentukan keberadaan piutang yang telah tercatat.

Konfirmasi akun yang dipilih dari neraca saldo adalah tes yang paling
umum dari rincian saldo untuk akurasi piutang. Ketika pelanggan tidak menanggapi
permintaan konfirmasi, auditor memeriksa dokumen pendukung dengan cara yang
sama untuk tujuan pembuktian. Auditor dapat mengevaluasi klasifikasi piutang yang
relatif mudah dengan meninjau saldo percobaan sebelumnya untuk piutang material
dari petugas afiliasi atau pihak terkait lainnya. Tujuan dari uji cutoff adalah untuk
memverifikasi apakah transaksi di dekat akhir periode akuntansi dicatat pada periode
yang tepat. Salah saji cutoff ada ketika transaksi periode berjalan dicatat pada
periode berikutnya atau sebaliknya.

Nilai realisasi piutang sama dengan piutang bruto dikurangi penyisihan


piutang tidak tertagih. Klien akan memperkirakan penyisihan untuk akun yang tidak
dapat ditagih, tetapi auditor harus mengevaluasi apakah penyisihan klien itu masuk
akal mengingat semua fakta yang tersedia. Hak atas piutang biasanya bukan masalah
audit. Namun, dalam beberapa kasus sebagian dari piutang tersebut mungkin telah
dijaminkan kepada orang lain yang diperhitungkan atau dijual dengan diskon.

Untuk mengungkap contoh di mana klien memiliki hak terbatas untuk


piutang, auditor dapat meninjau risalah, berdiskusi dengan klien, mengkonfirmasi
dengan bank, memeriksa kontrak utang untuk bukti piutang yang dijadikan jaminan
dan memeriksa file yang terkait. Untuk mengevaluasi kecukupan presentasi dan
pengungkapan, auditor harus memiliki pemahaman menyeluruh tentang standar
akuntansi dan persyaratan penyajian dan pengungkapan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 59


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

D. Konfirmasi

Type of Confirmation
a. Konfirmasi positif adalah komunikasi yang ditujukan kepada debitur yang
meminta penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang
tercantum pada konfirmasi itu benar atau salah.
b. Konfirmasi kosong adalah jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan jumlah
konfirmasi tetapi meminta penerima untuk mengisi saldo atau memberikan
informasi lainnya. Ini dianggap lebih dapat diandalkan daripada konfirmasi yang
mencakup informasi saldo.
c. Konfirmasi faktur adalah jenis konfirmasi positif lain di mana faktur individual
dikonfirmasikan daripada seluruh saldo pelanggan.
d. Konfirmasi negatif merupakan tanggapan ketika debitur tidak setuju dengan
jumlah yang dinyatakan.

E. Memverifikasi dan Mempertahankan Kontrol


1. Timing Bukti yang paling dapat diandalkan dari konfirmasi diperoleh ketika
mereka dikirim mendekati tanggal neraca. Jika keputusan dibuat untuk
mengonfirmasi piutang sebelum akhir tahun, auditor biasanya menyiapkan
jadwal roll-forward yang merekonsiliasi saldo piutang pada tanggal konfirmasi ke
piutang pada tanggal neraca.
2. Auditor harus melakukan prosedur untuk memverifikasi alamat atau alamat email
yang digunakan untuk konfirmasi.
3. Auditor harus bertanggung jawab untuk mengirimkan konfirmasi dan
mempertahankan kendali atas konfirmasi sampai dikembalikan dari pelanggan.

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 60


AUDIT KEUANGAN SEKTOR KOMERSIAL

F. Drawing Conclusions
1. Menilai kembali kontrol internal.
2. Mengevaluasi sifat kualitatif salah saji.
3. Tentukan apakah bukti yang cukup telah diperoleh.

“In the end, it is impossible


not to become what others
believe you are.” – Julius
Caesar

TIM SUPLEMEN PANDA 2019 61

Anda mungkin juga menyukai