Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SIKLUS PENGEMBANGAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Disusun oleh :

1. ARI ROCHMAWATI (22310300300)


2. ICA SUSTRIANA (22310300301)
3. PRADITA NAFARIYA (22310300302)
4. ELZA LAULITANIA (22310300303)
5. INTAN SAFITRI (22310300305)
6. PUTRI KUSUMANINGSIH (22310300306)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS

EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS

WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Mata Kuliah Sistem
Informasi Akuntansi dengan judul “Siklus Pengolahan Data” Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi
dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca dan Penulis untuk kedepannya.

Cilacap, 25 November 2023

Elza Laulitania
22310300303

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................3
SIKLUS PENGEMBAGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ..........................3
A. PENYUSUNAN SISTEM ………………................................................................3
B. ANALISIS SISTEM …………….............................................................................5
C. LAPORAN HASIL ANALISIS SISTEM ..............................................................5
Perancangan Konsep Sistem .................................................................................. 5
Perancangan Fisik Sistem ...................................................................................... 6
Perancangan Output ............................................................................................... 6
Perancangan File dan Database .............................................................................. 6
Perancangan Program ............................................................................................ 7
Survei Sistem ......................................................................................................... 7
Perancangan Pengawasan ...................................................................................... 12
Pembuatan Laporan Hasil Perancangan Fisik ........................................................ 13
D. IMPLEMENTASI SISTEM .................................................................................. 13
Perencanaan Implemetnasi .................................................................................... 13
Penyusunan dan Pengujian Program ...................................................................... 14
Proses Penyiapan Lokasi Pemrosesan Data (Site Preparatio) ................................ 14
Memilih dan Melatih Karyawan ............................................................................ 15

BAB III KESIMPULAN ........................................................................................................ 17


DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 18

iiiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi


yang diperlukan oleh perusahaan dalam menangani kegiatan operasionalnya
sehari-hari untuk menghasilkan informasi-informasi akuntansi serta informasi
lainnya mengenai proses bisnis perusahaan yang diperlukan oleh manajemen dan
pihak-pihak terkait lainnya sehubungan dengan pengambilan keputusan dan
kebijakan-kebijakan lainnya.Perkembangan yang terjadi pada bidang informasi
akuntansi menyebabkan berkembangnya kebutuhan informasi bagi pihak-pihak
yang berkepentingan dan dibutuhkannya proses serta kinerja yang berkualitas
dalam menghasilkan informasi.
Pada bidang akuntansi perkembangan teknologi informasi telah banyak
membantu meningkatkan sistem informasi akuntansi (SIA). Sistem informasi
akuntansi atau yang sering disingkat dengan SIA merupakan salah satu penyedia
informasi keuangan yang banyak dibutuhkan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam
penggunaan informasi keuangan meliputi pihak internal dan pihak eksternal. Para
pengguna internal meliputi pihak manajemen di tiap tingkat dalam perusahaan,
serta personel operasional. Berlawanan dengan laporan ekternal, perusahaan
memiliki ukuran untuk memenuhi kebutuhan para pengguna internalnya.
Selain itu, saat ini banyak perusahaanyang mengalami kendala dalam
pelaksanaan sistem informasi akuntansi yaitu terletak saat proses menghasilkan
informasi tersebut. Pada proses menghasilkan informasi akuntansi sehari-hari
dilaksanakan menurut sistem yang diterapkan pada setiap perusahaan masing-
masing dan pelaksanaannya tidak terlepas dari permasalahan, contohnya para
pemakai yang belum mengerti cara pengoperasikan sistem sehingga kinerja sistem
informasi yang dilakukanpun belum maksimal sesuai dengan yang diharapkan,
dan tidak cocoknya sistem yang digunakan di suatu perusahaan, misalnya pada
perusahaan besar tetapi masih menggunakan sistem informasi yang sangat
sederhana tidak dapat memenuhi kebutuhan sistem informasi perusahaan yang
diperlukan perusahaan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahapan pengembangan sistem informasi akuntansi?
2. Mengapa perlu dilakukan suatu pengembangan sistem pada suatu perusahaan
atau organisasi?
3. Apa saja persyaratan sistem dan informasi yang di butuhkan?
4. Bagaimana pembuatan hasil perancangan fisik?
5. Bagaimana penyusunan dan pengujian program?
6. Apa saja tujuan perencanaan penyusunan sistem?
7. Apa saja pertimbangan dalam merancang output?
8. Apa saja pertimbangan dalam merancang input?
1
9. Apa saja jenis jenis pengawasan yang dapat di terapkan dalam perancangan
pengawasa?
10. Bagaimana tahapan yang harus diikuti dalam penyusunan perangkat lunak?
11. Apa pengertian konverensi sistem dan jenisnya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tahap pengembangan sistem informasi akuntansi?
2. Untuk mengetahui dilakukan suatu pengembangan sistem pada suatu
perusahaan atau organisasi?
3. Untuk mengetahui persyaratan sistem dan informasi yang di butuhkan?
4. Untuk mengetahui penyusunan dan pengujian program?
5. Untuk mengetahui penyusunan dan pengujian program?
6. Untuk mengetahui tujuan perencanaan penyusunan sistem?
7. Untuk mengetahui pertimbangan dalam merancang output?
8. Untuk mengetahui pertimbangan dalam merancang input?
9. Untuk mengetahui jenis jenis pengawasan yang dapat di terapkan dalam
perancangan pengawasa?
10. Untuk mengetahui tahapan yang harus diikuti dalam penyusunan perangkat
lunak?
11. Untuk mengetahui pengertian konverensi sistem dan jenisnya?

2
BAB II
PEMBAHASAN

Siklus Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi


Perusahaan yang ada saat ini hidup dalam sebuah lingkungan kompetisi yang
ketat dan berubah secara terus menerus. Dalam kondisi seperti itu, maka perusahaan
memerlukan cara baru yang lebih cepat dan lebih dapat dipercaya dalam memperoleh
informasi Ukar memenuhi kebutuhan ini, sebuah sistem informasi akuntansi harus
secara berkelanjutan mengubah diri, mulai dari perubahan kecil sampai dengan
perubahan besar. Pada umumnya sangatiran dan dengsisteminformasi akuntansi yang
mengalami perubahada umumnya bahkan digantikan dengan sebuah sistem informasi
akuntansi yang baru sama sekali Perubahan yang terjadi di lingkungan usaha umumnya
bersifat konstan dan sering terjadi sehingga kebanyakan organisasi juga mengikuti
perubahan tersebut dengan mengubah sistem informasi akuntansinya dengan pola yang
sama.

A. PENYUSUNAN SISTEM
Perubahan terhadap SIA dapat berupa perubahan kecil maupun perubahan
menyeluruh sekaligus pembuatan sistem baru. Seberapapun besarnya perubahan
terhadap sebuah sistem, upaya perbaikan yang dilakukan tetap melalui sebuah proses
yang sama yang disebut daur hidup pembuatan sistem (systems development life
cycles/SDLC), yang terdiri atas lima tahap, yaitu analisis sistem, perancangan
konseptual, perancangan fisik, implementasi dan konversi, serta operasi dan
pemeliharaan.

Pihak yang terlibat dalam penyusunan sistem


1. Manajemen

3
Peran penting yang dapat dimainkan oleh manajemen puncak adalah
memberikan dukungan dan dorongan untuk penyusunan sebuah sistem informasi
sekaligus mengaitkan pekerjaan tersebut dengan rencana jangka panjang perusahaan.
Secara lebih kongkrit, peran pokok manajemen adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan syarat informasi yang dibutuhkan oleh organisasi
b. Membantu analis sistem dengan melakukan analisis manfaat-biaya
c. Menugaskan staf kunci untuk terlibat dalam penyusunan system
d. Mengalokasikan dana untuk mendukung penyusunan dan pelaksanaan sistem

2. Akuntan.
Peran akuntan dalam penyusunan sebuah SIA dapat diringkas sebagai berikut:
a. Menentukan kebutuhan informasi dan syarat sistem dan mengkomunikasikannya
b. kepada penyusun sistem.
c. Menjadi anggota tim penyusun sistem dan tim pendamping (steering committee).
dan membantu mengelola penyusunan sistem.
d. Berperan aktif dalam perancangan sistem pengawasan dan secara periodik
memantau dan menguji sistem untuk menjamin bahwa sistem pengawasan dapat
diterapkan dan berfungsi sebagaimana mestinya.

3. Pendamping (Steering Committee).


Karena penyusunan sebuah SIA mencakup 3. Tim dan melibatkan berbagai fungsi
dan divisi, maka perusahaan harus membentuk komite khusus.

4. Tim Penyusun Sistem


Setiap proyek penyusunan sistem memiliki sebuah tim yang terdiri atas spesialis
sistem, manajer, akuntan dan auditor, dan para pemakai sistem itu sendiri. Tugas
pokok tim ini adalah:
a. Membuat perencanaan
b. Memantau pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin bahwa pekerjaan tersebut
dapat selesai tepat waktu dan tepat biaya
c. Mengkomunikasikan kemajuan pekerjaan kepada manajemen puncak dan tim
pendamping (steering committee)
d. Melakukan komunikasi aktif dengan para pemakai

5. Analis Sistem dan Pemrogram


Tugas pokok yang dilakukan oleh seorang analis sistem dan seorang pemrogram
adalah:
a. Menganalisis sistem mempelajari sistem yang ada merancang sistem baru dan
membuat spesifikasi program komputer
b. Pemrograman menulis program komputer baru sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan oleh para analisis sistem.

Perencanaan Penyusunan sistem


Tujuan pokok perencanaan adalah menjamin :
1. Konsistensi
2. Efisiensi
3. Pemangkasan biaya
4. Kemudahan beradaptasi dengan lingkungan
Jenis plan /PDP) yang dibuat: oleh tim proyek penyusun sistem, dan rencana induk
(master plan/ MP) yang disusun oleh steering committee sistem informasi.

4
1. Project Development Plan (PDP). Inti dari perencanaan sistem informasi adalah
PDP Setiap PDP berisi analisis manfaat dan biaya, syarat penyusunan dan
pengoperasian, termasuk sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat
lunak, kebutuhan sumber dana, dan jadwal waktu penyusunan dan pengoperasian
sistem baru.
2. Rencana Induk (Master Plan/MP). Rencana induk adalah sebuah dokumen
rencana jangka panjang yang merinci sistem apa saja yang akan dibangun,
bagaimana penyusunan akan dilakukan, siapa yang akan menyusun, bagaimana
sumber-sumber daya diperoleh, dan di unit organisasi mana SIA akan dipakai.
Rencana induk juga harus memberikan status proyek dalam hal pemrosesan,
prioritas proyek yang akan dikerjakan, uraian kriteria yang digunakan untuk
menentukan prioritas, dan tabel waktu penyusunan. Sebuah proyek yang
memiliki prioritas tertinggi harus dikerjakan terlebih dahulu. Penentuan skala
prioritas ini disusun oleh manajemen, bukan oleh spesialis komputer. Contoh isi
rencana induk dapat dilihat pada Tabel 8.1.

B. ANALISIS SISTEM
Investigasi Awal
Investigasi ini dilakukan untuk menyaring atau menyeleksi proyek. Selama tahap
investigasi awal, inti persoalan harus diidentifikasi secara jelas, karena kadang-
kadang persoalan tersebut bukan merupakan persoalan pokok, namun hanya
merupakan penyebab (symptom) awal munculnya persoalan inti. Selain itu, skop
proyek (apa yang harus dan tidak harus dicapai) juga harus ditentukan. Sebuah SIA
baru akan bermanfaal jika persoalan yang muncul disebabkan karena tiadanya
informasi, tidak dapat diaksesnya data.

C. LAPORAN HASIL ANALISIS SISTEM


Hasil analisi sistem dituangkan dalam bentuk laporan yaitu laporan alaisis
sistem laporan ini meringkas dan mendokumentasikan aktivitas dan akan bermanfaat
bagi para perangcang sistem sebagai dasar untuk menbuat rancangan. Keputusan
untuk dilanjutkan atau tidaknya proses SIA biasanya dilakukan tiga kali selama
tahapan sistem yaitu:
1. Proses investigasi awal
2. Akhir studi kelayakan
3. Akhir tahap analisis sistem.

Perancangan Konsep Sistem


Proses perancangan untuk merancang sistem atau memperbaiki sistem yang telah ada
sehingga sistem menjadi lebih baik serta dapat mengerjakan pekerjaan secara efektif
dan efesien, tahap ini melibatkan tiga kegiatan:
1. Mengevaluasi alternatif perancangan
: Perancang sistem harus seksama mempertimbangkan dan membuat keputusan
mana saja alternatif yang terbaik yang akan dipilih dengan mempertimbangkan
kelebian dan kelemahan termasuk manfaat dan pengorbanan untuk setiap
alternatif yang tersedia.
2. Menentukan spesifikasi perencanaaan
: Jika alternatif perancangan sistem telah di pilih maka perancang sistem akan
menyusun spesifikasi rancangan konsep yang mencakup elemen elemen sebagai
5
berikut: output, penyimpanan data, input, prosedur pemrosesan dan prosedur
operasi
3. Menyusun laporan perancangan konsep sistem
: Kegiatan terakhir yang harus dilakukan pada proses ini adalah menyususn
laporan hasil rancanaan konsep.

Perancangan Fisik Sistem


pada tahap ini perusahaan menentukan bagaimana cara menerapkan hasil rancangan
konsep SIA. Perancangan fisik menterjemahkan rancangan konsep yang masih
bersifat umum dan berorientasi kepada pemakai,ke dalam spesifikasi rinci, yang
digunakan untuk menguji program komputer.

Perancangan Output
Tujuan dilakukannya perancangan output adalah untuk menentukan sifat, bentuk, isi,
dan waktu atau saat pencetakan laporan, dokumen, dan penatangan di layar monitor.
Pertimbangan pertimbangan dalam merancang output antara lain adalah:
1. Penggunanaa
2. Medium
3. Format
4. Kertas
5. Lokasi
6. Akses
7. Detail(rincian)
8. Frekuensi output
Output biasayanga dikelompokan dalam empat kelompok yaitu:
1. Laporan terjadwal yaitu laporan yang dibuat secara teratur sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan sejak awal
2. Laporan khusus yaitu laporan yang tidak memiliki standar format dan isi, dan
tidak dibuat secara reguler
3. Laporan perkecualian yaitu laporan standar format dan isi, namun hanya dibuat
untuk merespon kondisi yang tidak normal
4. Laporan permintaan yaitu laporan yang memiliki standar format dan isi namun
hanya dibbuat kalau ada permintaan.
Perancangan File dan Database
Pertimbangan utama mencangkup hal hal berikut:
1. Media
2. Organisasi dan akses
3. Moda pemrosesan
4. Pemeliharaan
5. Ukuran
6. Tingkat kegiatan

6
PERANCANGAN PROGRAM
1. Modul yaitu mencegah program menjadi satuan lebih kecil untuk mengurangi
kompleksitas dan meningkatkan daya andal dan daya modifikasi
2. Common rutines yaitu menggunakan seperangkat sruktur dasar penulisan untuk
program program sederhana seperti input output dan pemeliharaan file
3. Standard yaitu membuat standar pemrograman
Walk through yaitu mencermati stuktur program untuk menentukan
kesalahan logika penulisan dan masalah pemrograman lainya
Pendekatan tim yaitu menggunakan tim yang terdiri atas seorang pemrogram
utama sistem pemrogram dan seorang sekertaris pemrogram.
Tabel 8.2.
Daftar Isi Proposal untuk Melaksanakan Analisis Sistem
I. Ringkasan Eksekutif
II. Persoalan-persoalan Sistem dan Peluang-peluang
III. Tujuan dan Sasaran Sistem yang Diusulkan
IV. Lingkup Proyek
V. Taksiran Manfaat dan Pengobanan
VI. Pihak-pihak yang terlibat dalam Proyek Penyusunan Siste
VII. Tugas Penyusunan Sistem yang Diusulkan dan Rencana Kerja
VIII. Rekomendasi

Survei Sistem
Tujuan dilakukannya survei sistem ini adalah:
• Untuk memperoleh pemahaman tentang operasi, kebijakan, dan prosedur dalam
perusahaan; arus data dan informasi; kekuatan dan kelemahan SIA; dan
ketersediaan perangkat keras, perangkat lunak, dan karyawan.
• Untuk melakukan penaksiran pendahuluan terhadap kebutuhan sekarang dan di
masi mendatang, dan untuk menentukan derajat dan sifat perubahan yang
diperlukan.
• Membina hubungan kerja dengan para pemakai, agar diperoleh dukungan untuk
pembuatan sistem baru.
• Mengumpulkan data yang mengidentifikasi kebutuhan pemakai, melaksanakan
analisis kelayakan, dan membuat rekomendasi untuk manajemen.
Data tentang SIA sekarang dapat dikumpulkan secara internal dari karyawan dan
dokumentasi, seperti bagan organisasi dan pedoman prosedur. Data dapat juga
dikumpulkan dari sumber-sumber ekstemal, seperti konsultan, pelanggan dan
pemasok, asosiasi indus dan lembaga pemerintah. Secara garis besar, cara
pengumpulan data berikut kelebihan dan kelemahannya dapat dilihat dalam Tabel
8.3

7
Informasi yang dikumpulkan selama tahap analisis sistem harus didokumentasikan
sehingga informasi tersebut dapat digunakan selama masa penyusunan sistem.
Dokumentasi mencakup duplikat kuesioner, catatan wawancara, memo, dan foto
kopi dokumen. Cara lain untuk mendokumentasikan sebuah sistem adalah dengan
memodelkan sistem tersebut Physical model mengilustrasikan bagaimana sebuah
sistem berfungsi dengan menguraikan arus dokumen, proses komputer dilaksanakan,
peralatan yang digunakan, dan elemen fisik sistem lainnya. Logical model
mengilustrasikan apa yang sedang dikerjakan.
Jika pengumpulan data telah selesai dilakukan, tim penyusun akan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan SIA sebagai dasar untuk membangun dan membuat struktur
SIA baru. Jika dimungkinkan, kekuatan harus dipertahankan, sedangkan kelemahan
dieliminasi Aktivitas terakhir pada tahap survei sistem adalah melaporkan hasil
survei sistem dalam laporan survei sistem. Contoh daftar isi laporan ini dapat dilihat
dalam Tabel 8.4.

Studi Kelayakan (Feasibility Study)


Informasi yang telah dikumpulkan selama survei sistem digunakan untuk melaksanakan
studi kelayakan. Tim yang melakukan studi ini beranggotakan manajemen, akuntan
dengan keahlian di bidang pengendalian dan auditing, personal sistem, dan para pemaka
sistem. Steering committee menggunakan hasil studi ini untuk memutuskan apakah akan
menghentikan proyek, melanjutkan tanpa syarat, atau melanjutkan dengan syarat telah
dilakukan upaya-upaya menyelesaikan persoalan tertentu. Lima aspek yang
dipertimbangkan dalam studi kelayakan adalah:

8
1. Kelayakan teknis (technical feasibility). Dapatkah sistem disusun dan diterapkan
dengan menggunakan teknologi yang ada?
2. Kelayakan operasional (operational feasibility). Apakah organisasi memiliki akses
ke orang yang dapat merancang, menerapkan, dan mengoperasikan sistem yang
diusulkan? Dapatkah sistem yang disusun digunakan oleh para pemakai?
3. Kelayakan hukum (legal feasibility). Apakah sistem yang disusun dapat sejalan
dengan hukum dan peraturan yang ada?
4. Kelayakan penjadwalan (scheduling feasibility). Dapatkah sistem dikembangkan dan
diterapkan dalam kurun waktu yang telah ditetapkan? Apabila tidak, akankah
dilakukan modifikasi, penghentian, atau dicarikan alternatif sistem lain?
5. Kelayakan ekonomi (economic feasibility). Apakah manfaat sistem baru sebanding
dengan biaya, waktu, dan sumber-sumber ekonomis lain yang telah dikeluarkan?
Kelayakan ekonomi merupakan aspek yang paling penting dan paling banyak dianalisis
dibandingkan dengan aspek lainnya. Oleh karena itu, kelayakan ekonomi akan
didiskusikan secara lebih mendalam.
Menghitung manfaat dan biaya kelayakan ekonomi. Menentukan
kelayakan ekonomi membutuhkan investigasi hati-hati mengenai manfaat dan
pengorbanan pada sistem yang dusulkan. Karena akuntan sangat memahami
konsep biaya, maka akuntan sangat berperan dalam melakukan evaluasi ini.
Rerangka dasar untuk analisis kelayakan ini adalah model penganggaran modal
(capital budgeting model). Dengan model ini, maka penghematan baya dan
manfaat lainnya dapat dijabarkan dalam satuan nilai mata uang. Dengan
demikian perusahaan dapat membandingkan antara besarnya manfaat yang
diperoleh dari sistem baru dan besarnya pengorbanan untuk memperoleh sistem
baru, lalu menyimpulkan apakah proyek penyusunan sistem tersebut layak atau
tidak. Dalam praktik seringkali tidak semua manfaat dan pengorbanan dapat
diukur dalam angka, sehingga sulit menentukan apakah proyek tersebut layak
atau tidak. Oleh karena itu, sebisa mungkin dilakukan estimasi kuantitatif agar
dapat dimasukkan dalam analisis. Namun demikian, jika faktor-faktor tersebut
sulit diestimasi secara akurat, sebaiknya dimasukkan dalam sebuah daftar
khusus, dan dinilai frekuensi terjadinya dan pengaruhnya terhadap organisasi.
Manfaat yang diperoleh perusahaan dari sistem baru dapat berupa
manfaat berwujud maupun yang tidak berwujud, seperti penghematan biaya,
perbaikan pelayanan kepada konsumen, kenaikan produktifitas, perbaikan
pembuatan keputusan dan pengolahan data pengendalian manajemen yang lebih
baik, dan kenaikan kepuasan kerja dan moral karyawan Pengorbanan yang harus
dikeluarkan sebagian besar berupa pengeluaran awal (initial outlay). Pengeluaran
awal biasanya cukup besar terutama jika peralatan yang diperlukan harus dibeli,
yaitu berupa nilai beli peralatan, ditambah biaya instalasi, biaya uji coba, dan
lain-lain. Selain berupa pengeluaran awal, pengorbanan yang terkait dengan
investasi adalah berupa pengeluaran operasional (operating costs). Secara lebih
rinci pengeluaran awal ini mencakup perolehan elemen-elemen sistem yang
tergambar pada Tabel 8.5.

9
Berikut akan diuraikan secara ringkas jenis-jenis capital budgeting model yang
barıyak digunakan untuk melakukan analisis.
1. Payback period. Metoda ini digunakan untuk mengukur jumlah tahun yang
diperlukan untuk mendapatkan kembali investasi awal yang telah dikeluarkan.
Proyek yang memiliki periode kembalian yang paling pendek biasanya menjadi
prioritas pertama yang akan dipilih.
2. Net Present Value (NPV). Metoda ini digunakan untuk menilai apakah manfaat
yang diperoleh dari sebuah investasi berupa arus kas bersih yang telah
dinilaitunaikan, lebih besar dari investasinya. Jika hasil perhitungan NPV positif,
artinya manfaat yang diperoleh lebih besar dari pengorbanannya, maka usulan
proyek investasi tersebut diterima, demikian pula sebaliknya.
3. Internal Rate of Return (IRR). IRR adalah tingkat bunga atau tingkat kembalian
dari sebuah proyek investasi yang menghasilkan NPV sama dengan nol. IRR ini
akan dibandingkan dengan tingkat kembalian minimum yang telah ditetapkan
oleh perusahaan Jika IRR lebih besar dari tingkat kembalian minimum tersebut,
maka usulan proyek investasi ini diterima, demikian pula sebaliknya.
Berikut akan diuraikan secara ringkas jenis-jenis capital budgeting model yang
barıyak digunakan untuk melakukan analisis.
1. Payback period. Metoda ini digunakan untuk mengukur jumlah tahun yang
diperlukan untuk mendapatkan kembali investasi awal yang telah dikeluarkan.
Proyek yang memiliki periode kembalian yang paling pendek biasanya menjadi
prioritas pertama yang akan dipilih.
2. Net Present Value (NPV). Metoda ini digunakan untuk menilai apakah manfaat
yang diperoleh dari sebuah investasi berupa arus kas bersih yang telah
dinilaitunaikan, lebih besar dari investasinya. Jika hasil perhitungan NPV positif,
artinya manfaat yang diperoleh lebih besar dari pengorbanannya, maka usulan
proyek investasi tersebut diterima, demikian pula sebaliknya.
3. Internal Rate of Return (IRR). IRR adalah tingkat bunga atau tingkat kembalian
dari sebuah proyek investasi yang menghasilkan NPV sama dengan nol. IRR ini
akan dibandingkan dengan tingkat kembalian minimum yang telah ditetapkan
oleh perusahaan Jika IRR lebih besar dari tingkat kembalian minimum tersebut,
maka usulan proyek investasi ini diterima, demikian pula sebaliknya. Contoh
perhitungan periode kembalian NPV, dan IRR secara lengkap dapat dilihat pada
Tabel 8.6.

10
Persyaratan Sistem dan Inforniasi yang Dibutuhkan
Jika sebuah proyek telah dinyatakan layak (feasible), langkah berikutnya adalah
mengidentifikasi informasi apa saja yang diperlukan oleh para pemakai SIA dan
mendokumen tasikan persyaratan sistem. Aktivitas menentukan kebutuhan
informasi merupakan aktivitas yang amat menantang karena banyaknya kuantitas
dan variasi informasi yang harus dispesifikasi. Selain itu, kadang-kadang
pemakai juga tidak memahami secara persis informasi apa saja yang mereka
butuhkan. Jika activitas ini tidak menghasilkan data yang akurat, maka bisa
dipastikan SIA yang dihasilkan gagal memenuhi kebutuhan pemakai dan
perusahaan.
Untuk menjamin bahwa aktivitas ini dapat menghasilkan data yang
akurat, maka salah satu pendekatan yang dapat digunakan oleh perusahaan
adalah pendekatan sistem (system approach). Pencekatan ini mengakui bahwa
setiap sistem harus memiliki satu tujuan, seperangkat komponen, dan
seperangkat hubungan antarkomponen. Tujuan sistem membentuk sebuah
rerangka kerja bagi analisis persoalan dan peluang. Dengan pendekatan sistem
ini, persoalan dan alternatif dilihat dari sudut pandang perusahaan secara
keseluruhan, bukan dari sudut pandang sebuah unit atau departemen saja.

Agar para analis dan pemakai dapat memusatkan perhatiannya pada elernen-
elemen penting yang menunjang keberhasilan SIA, maka perlu ditetapkan tujuan
SIA sebagaimana duralkan pada Tabel 8.7.

11
Jika seluruh tujuan tersebut dapat dicapai, maka hal ini akan sangat ideal.
Namun dalam kenyataan sulit bagi sebuah sistem untuk mencapai seluruh tujuan
tersebut bersama-sama. Sebagai contoh perancangan sistem pengawasan intern
harus dipandang sebagai penukar tujuan ekonomis dan daya andal, artinya tidak
mungkin dimiliki sebuah sistem pengawasan yang baik dengan biaya yang
murah. Dengan demikian, maka perancang sistem harus pandai-pandai
mengoptimalkan tujuan SIA tersebut.
Selain mempertimbangkan tujuan penyusunan sebuah SIA harus pula
mempertimbangkan kendala organisasi. Kendala ini biasanya memustahilkan
perusahaan untuk membuat seluruh komponen SIA baru secara serentak
(simultan). Oleh karena itu, sistem dibagi ke dalam subsistem yang lebih kecil
atau modul, yang akan dianalisis, disusun, dan dipasang secara Independen.
Dengan cara ini, perubahan yang diperlukan pada sebuah sistem, hanya akan
berpengaruh terhadap satu atau dua modul saja.
Keberhasilan sebuah sistem seringkali tergantung pada kemampuan tim
penyusun untuk mengkoordinasi kendala yang ada. Jenis kendala yang umum
dihadapi antara lain peraturan pemerintah, kebijakan manajemen, kelangkaan staf
yang berkualitas, kemampuan dan sikap para pemakai, ketersediaan teknologi,
dan keterbatasan sumberdaya. Untuk memaksimumkan kinerja sistem, efek
kendala terhadap sistem harus diminimumkan.
Agar efektif, penentuan persyaratan sistem dilakukan dengan menggunakan
strategi Salah satu strategi di bawah ini dapat dipakai untuk menentukan
persyaratan sistem.
1. Menanyakan kepada para pemakai apa yang mereka butuhkan. Meskipun
strategi ini merupakan strategi yang paling sederhana dan cepat, namun
ternyata sebagian besar pemakai tidak mengetahui secara persis informasi
apa yang mereka butuhkan. Para pemakai mungkin tahu bagaimana
melaksanakan pekerjaan, namun mereka tidak mampu merinci ke dalam
elemen informasi yang mereka pakai. Cara yang barangkali lebih efektif
adalah menanyakan keputusan apa saja yang mereka buat, proses apa saja
yang terlibat di dalamnya, kemudian membantu mereka merancang sistem
atas dasar jawaban yang mereka berikan.
2. Menganalisis sistem yang dipakai saat ini. Sistem internal dan eksternal harus
dianalisis. Dari analisis tersebut mungkin dapat ditemukan solusi parsial, hal
ini tentu saja akan sangat menghemat waktu.

Perancangan Pengawasan
Dalam pengolahan data jika input yang masuk salah maka output nya juga salah.Hal ini
menegaskan adanya pengawasan input,pemrosesan dan fungsi database secara tepat agar
menghasilkan informasi yang bernilai dan bermanfaat bagi para pemakai. Pengawasan
harus diletakan dalam sebuah sisitem informasi untuk menjamin efektifitas,efisiensi dan
akurasi . Pengawasan tersebut harus mencegah terjadinya kesalahan, mendeteksi, dan
membetulkannya ketika kesalahan tersebut terjadi.
Jenis-jenis pengawasan yang diterapkan antara lain :
• Validitas
• Otorisasi
• Akurasi
• Akses
• Pengawasan penomoran
• Jejak audit
12
Pembuatan laporan hasil perancangan fisik
Laporan Hasil Fisik ialah laporan yang menjadi dasar atau acuan bagi manajemen
apakah akan melanjutkan ke tahap implementasi atau tidak.
Contoh isi laporan ini dapat dilihat di tabel 8.12 hal : 197
I. Ringkasan Eksekutif Perancangan Fisik Sistem
II. Tinjauan tentang Tujuan Proyek dan Ikhtisar Temuan-Temuan
Persoalan
III. Perancangan Fisik Sistem Baru yang Direkomendasikan
A. Perancangan Output
B. Perancangan Input
C. Perancangan Database
D. Perancangan Software (Pemrosesan)
E. Perancangan Hardware
F. Perancangan Pengendalian
G. Perancangan Prosedur
IV. Asumsi-asumsi dan Persoalan-persoalan yang Belum DipecahkaN
V. Ringkasan
VI. Lampiran dan Daftar Istilah

D. IMPLEMENTASI SISTEM
Implementasi sistem merupakan proses pemasangan atau instalasi perangkat keras
dan perangkat lunak dan mengujicobakan rancangan SIA dalam kegiatan operasional
perusahaan. Proses ini mencakup penyusunan rencana, pembuatan dan pengujian
perangkat lunak, penyiapan lokasi pengolahan data, pemilihan dan pelatihan
karyawan, penyusunan dokumentasi, dan pengujian sistem. Secara keseluruhan
aktivitas yang tergabung dalam tahap ini dapat dilihat pada Gambar 8.6

Perencanaan Implementasi

Rencana implementasi mencakup tugas implementasi, target tanggal penyelesaian,


estimasi biaya, dan personil yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan
implementas Rencana ini menetapkan kapan implementasi harus selesai dan kapan
SIA tersebut dapat dipakai. Tim implementasi harus mengidentifikasi faktor-fakto
risiko yang menurunkan tingkat keberhasilan implementasi, dan rencana tersebut
harus pula berisi strategi untuk mengatasi risiko tersebut.
Teknik perencanaan. Teknik yang umumnya digunakan untuk penjadwalan dan
pemantauan aktivitas implementasi adalah PERT dan GANTT Chart. PERT
(program evaluation and review technique) adalah sebuah teknik yang menghendaki
bahwa semua hubungan antara aktivitas, aktivitas sebelumnya, dan aktivitas
sesudahnya telah diidentifikasi Setelah diidentifikasi, aktivitas-aktivitas tersebut
digambarkan dalam sebuah diagram PERT atau sebuah jaringan
Selain menggunakan diagram PERT, perencanaan sebuah pekerjaan dapat pula
dilakukan dengan menggunakan bagan GANTT, yaitu sebuah bagan yang berisi
matriks hubungan antara skedul waktu dan daftar kegiatan yang terlibat dalam
sebuah pekerjaan

13
Rencana perubahan organisasional. Perubahan terhadap sebuah SIA kadang kala
berakibat atau mensyaratkan perubahan terhadap struktur organisasi yang ada.
Perubahan ini mungkin berupa penambahan divisi baru atau pengurangan divisi yang
sebelumnya ada. Hal ini disebabkan dalam sistem baru tersebut ada pekerjaan baru
atau ada penghilangan pekerjaan yang sebelumnya ada.
Penyusunan dan Pengujian Program
Meskipun seorang akuntan ticak akan menjadi seorang pemrogram, namun akuntan
harus memahami bagaimana perangkat lunak dibuat. Waktu yang diperlukan untuk
membuat program komputer bisa hanya beberapa hari, bisa pula beberapa bulan
bahkan beberapa tahun, tergantung pada tingkat kompleksitas program. Tahap-tahap
yang harus diikuti dalam penyusunan perangkat lunak adalan:
1. Menentukan kebutuhan pemakai. Tim penyusun harus berkonsultasi dengan para
pemakai dan membuat kesepakatan tentang persyaratan program yang akan dibuat
2. Menyusun rencana. Rencana penyusunan program harus dibuat secara seksama
dan didokumentasikan.
3. Menulis program komputer. Tahap pertama dalam membuat program adalah
mengidentifikasi pendekatan pemrograman dan jenis-jenis tugas yang harus
dilaksanakan. Tahap kedua adalah membuat rencana pemrograman secara lebih rind
Merancang program dari atas ke bawah agar lebih rinci disebut dengan perancangan
program secara hierarki (hierarchical program design).
4. Menguji program, Debugging adalah proses menemukan dan mengeliminasi
kesalahan program. Desk checking adalah proses pencarian kesalahan pemrograman
yang dilakukan setelah sebuah program selesai ditulis, yaitu dengan mengecek
cetakan draf program. Sebuah program diuji untuk menemukan adanya kesalahan
logika dengan menggunakan data sesungguhnya, baik dengan menggunakan
pendekatan langsung seketika maupun menggunakan metoda kelompok.
5. Dokumentasi program. Karena dokumentasi menjelaskan cara kerja sebuah
program, maka kegiatan pendokumentasian program dapat membantu dalam proses
koreksi dan memecahkan persoalan dalam sebuah program. Bagan alir, layout
record, tabel keputusan, dan lain-lain yang terkait harus didokumentasikan dan
diorganisasi ke dalam sebuah buku pedoman dokumentasi
6. Melatih pemakai program. Pelatihan dilakukan sebagai bagian dari tahap
pengujian Dokumentasi program sering digunakan untuk melatih karyawan.
7. Memasang dan menggunakan program. Proses revisi program yang ada sekarang
disebut dengan pemeliharaan program (program maintenance). Persyaratan yang
diperlukan untuk jenis perubahan ini adalah jenis perubahan apa saja yang harus
dimasukkan dalam laporan permintaan sistem baru atau revisi sistem; perubahan
input isi file, deteksi kesalahan; dan konversi ke perangkat keras yang baru.

Proses Penyiapan Lokasi Pemrosesan Data (Site Preparation)


Penyiapan lokasi (ruang) pengolahan data sangat tergantung pada konfigurasi
perangkat keras yang akan digunakan. Jika perusahaan menggunakan komputer
mikro atau komputer mini, maka hal ini hanya memerlukan area yang kecil untuk
lokasi pengolahan data. Namun jka perusahaan menggunakan komputer besar,
tentunya dibutuhkan ruang yang lebih luas untuk menempatkan outlet elektronik
tambahan, fasilitas komunikasi, pengendali kelembaban udara, penyinaran atau
lampu khusus, dan AC. Selain itu juga dibutuhkan tempat untuk memasang sistem
pengamanan seperti pelindung kebakaran dan power supply cadangan. Ruang
tersebut terutama diperlukan untuk menempatkan peralatan, alat penyimpan, dan
untuk kantor. Tahap ini juga merupakan proses yang lama, panjang, dan makan

14
waktu Oleh karena itu, sejak dimulai, proses ini harus dilakukan secara cermat agar
proses dapat diselesaikan tepat waktu dan tidak berlarut-larut.

Memilih dan Melatih Karyawan


Karyawan dapat direkrut dari luar perusahaan atau ditransfer secara internal. Cara
kedua merupakan cara yang lebih murah dan lebih efektif, karena karyawan paling
tidak sudah lebih memahami kegiatan dan operasi perusahaan. Transfer karyawan
internal ini sekaligus juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan upaya
promosi.

Pengujian system.
Bentuk bentuk pengujian yang dapat dilakukan antara lain:
1. Walk through
Yaitu review prosedur atau logika program setahap demi setahap.
2. Processing of test transfaction.
Yaitu cara untuk menentukan apakah sebuah program beroperasi
sebagaimana direncanalan.
3. Acceptence test.
Yaitu tes yang dilakukan dengan menggunakan transaksi dan file sebenarnya.

Konversi system.
Adalah proses perubahan dari system lama ke system baru.Ada berberapa elemen
yang harus dikonservesi yaitu: Perangkat keras, peranghkat lunak, file-file data dan
prosedur.

Konversi langsung.
Dengan pendakatan ini maka system baru mulai dipakai, saat itu pula system lama
diberhentikan.

Konversi palaler
Dengan pendekatan ini saat system baru mulai dipakai, system lama masih
diggunakan untuk berberapa waktu.

Konversi bertahap.
Dengan pendekatan ini system baru diterapkan secara bertahap per subsystem,
sementara Sebagian system lama masi dipakain.

Konversi Percontohan.
Dengan pendekatan ini system baru secara utuh diterapkan pada setiap unit
organisasi secara berkepanjangan.

Cakupan koversi data adalah;


1. Media
Yaitu file data dapat dipindah dari satu media penyimpanan ke media
penyimpanan yang lain.
2. 2.Isi
Yaitu isi data dapat diubah.
3. Fromat
Yaitu fromat data dapat diubah sesuai dengan kebutuhan. Empat
1) Memutuskan elemen data dimana saja yang harus dikonversi.

15
2) Memeriksa kelengkapan, jika ada data yang tidak konsisten atau tidak
lengkap maka data itu harus dihapus.
3) Mengkonversi data.
4) Membuat dokumentasi aktivitas konversi.

16
BAB III
KESIMPULAN

Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling
berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir selalu
terdiri dari beberapa subsistem, Setiap subsistem dirancang untuk mencapai satu atau
lebih tujuan organisasi. ketika konsep sistem yang digunakan dalam pengembangan
sistem, perubahan subsistem tidak dapat dibuat tanpa mempertimbangkan efek pada
subsistem lain dan sistem secara keseluruhan. Konsep sistem juga mendorong
integrasi, yang menghilangkan duplikat pencatatan, penyimpanan, pelaporan, dan
kegiatan pengolahan lainnya dalam suatu organisasi. Data mengarah pada fakta-fakta
yang kita kumpulkan, rekam, disimpan, dan diproses oleh sistem informasi. Data
biasanya merupakan pengamatan dan pengukuran kegiatan usaha yang penting bagi
pengguna sistem sistem informasi. Informasi adalah data yang telah diatur dan
diproses untuk memberikan arti bagi pengguna. Enam karakteristik yang membuat
suatu informasi berguna dan memiliki arti bagi pengambilan keputusan, yaitu:
Relevan, andal, lengkap, tepat waktu, dapat dipahami, dan dapat diverifikasi.

Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem yang mengumpulkan,


mencatat, menyimpan, dan memproses data untuk menghasilkan informasi bagi
pengambil keputusan. Ada enam Komponen dalam SIA, yaitu: Orang-orang yang
mengoperasikan system, prosedur dan instruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur
teknologi informasi, dan kontrol internal. SIA juga mempuyai peran dalam rantai
nilai, yaitu: Inbound

logistics, operasi, outbound logistics, pemasaran dan penjualan, serta pelayanan


(service).

17
DAFTAR PUSTAKA

Krismiaji. 2015. Sistem Informasi Akuntansi, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai