PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sampai dengan 31 Desember 2008 jumlah pelanggan Telkom tumbuh sebesar 37%
dari tahun sebelumnya sebanyak 68,6 juta pelanggan yang terdiri dari pelanggan
telepon tidak bergerak kabel sejumlah 8,6 juta pelanggan, pelanggan telepon tidak
bergerak nirkabel sejumlah 12,7 juta pelanggan dan pelanggan jasa telepon bergerak
sebanyak 65,3 juta pelanggan.
Dalam hal kepemilikan saham, saham Telkom per 31 Desember 2008 dimiliki oleh
pemerintah Republik Indonesia (52,47%) dan pemegang saham publik (47,53%).
Saham TELKOM tercatat di Bursa Efek Indonesia (“BEI”), New York Stock
Exchange (“NYSE”), London Stock Exchange (“LSE”) dan diperdagangkan tanpa
tercatat (Publicly Offered Without Listing) di Jepang.
Dengan pencapaian dan pengakuan yang diperoleh Telkom, penguasaan pasar untuk
setiap portofolio bisnisnya, kuatnya kinerja keuangan, serta potensi pertumbuhannya
di masa mendatang, Telkom sanggup menjadi model korporasi terbaik
Indonesia.Bisnis telekomunikasi adalah fundamental platform bisnis Perusahaan yang
bersifat legency, sedangkan portofolio bisnis lainnya disebut sebagai bisnis new wave
yang mengarahkan Perusahaan untuk terus berinovasi pada produk berbasis kreatif
digital.Hal tersebut mempertegas komitmen Telkom untuk terus meningkatkan
pendapatan di dalam situasi persaingan bisnis di industri ini yang sangat terbuka. Saat
ini Perusahaan sedang memperkuat fundamental jaringan broadband di kawasan
Indonesia Timur melalui proyek Palapa Ring sehingga dapat mewujudkan jaringan
nasional yang kuat dengan nama Nusantara Super Highway.
Dari kondisi tersebut menarik kiranya bila mencari tahu bagaimana perencanaan
strategis Telkom dalam menjalankan usahanya. Dengan menggunakan pendekatan
analisis SWOT dan PESTEL, maka kita akan mengetahui kondisi internal dan
eksternal Telkom. Dari hasil tersebut akan dapat disimpulkan mengenai perencanaan
strategis Telkom.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahapan perencanaan dalam PT Telekomunkasi Indonesia ?
2. Bagaimana perencanaan strategisPT Telekomunikasi Indonesia ?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui tahapan – tahapan perencanaan dalam PT Telakomunikasi
Indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan strategis pada PT Telekomunikasi
Indonesia.
1.4 Visi
1.5. Misi
1.6.Tujuan
2.1.Teori
1. Definisi
Sebuah perusahaan atau organisasi memiliki tujuan untuk menjadi lebih baik dan
lebih besar dalam perkembangannya ke depan. Keberhasilan sebuah perusahaan atau
organisasi ini bergantung pada banyak faktor, salah satu faktor yang
mempengaruhinya adalah perencanaan strategis (strategic planning). Secara umum,
perencanaan strategis dapat diartikan sebagai proses pengambilan keputusan strategis
oleh sebuah perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan perencanaan yang
telah direncanakan sebelumnya. Dalam hal ini, langkah strategis yang diambil dalam
sebuah perencanaan strategis mengandalkan segala aspek yang ada di perusahaan
atau organisasi tersebut.
Sebagai alat manajemen dalam hal pendidikan dan pelatihan manajemen unggul,
perencanaan langkah strategis diharapkan dapat melengkapi para manajer untuk
mengembangkan pemikiran tentang strategi dan pelaksanaan dari strategi tersebut.
Debat, diskusi, dan negoisasi yang terjadi dalam proses perencanaan strategis dapat
menyatukan dan mensejajarkan kedudukan manajer dengan strategi tersebut.
Dalam proses ini, perusahaan melakukan review dan evaluasi terhadap strategi yang
telah dijalankan perusahaan, apakah strategi tersebut memberikan kontribusi yang
positif terhadap pencapaian sasaran perusahaan atau tidak.
Dengan memakai asumsi, pedoman, dan tujuan perusahaan, unit bisnis membuat
desain awal dari langkah perencanaan strategis.Dalam rencana pengambilan langkah
strategis ini dimasukkan rencana operasi yang berbeda dengan rencana yang telah
dijalankan perusahaan, misalnya perubahan dalam strategi pemasaran.
Analisis
Ketika atasan atau kantor pusat menerima rencana yang diajukan unit bisnis, atasan
akan melakukan analisis terhadap rencana tersebut, apakah rencana tersebut
memberikan goal poisitif bagi kemajuan perusahaan atau tidak. Dalam tahap ini,
atasan akan memberikan masukan-masukan terhadap rencana strategi tersebut.
Pada proses ini, unit bisnis menyusun kembali perencanaan strategis dengan
mempertimbangkan masukan yang diberikan atasan.
Mereview dan menetapkan perencanaan strategis
Setelah dilakukan beberapa kali revisi terhadap perencanaan strategis yang diajukan,
atasan memberikan persetujuan terhadap perencanaan strategis tersebut dan kemudian
unit bisnis menetapkan perencanaan tersebut sebagai perencanaan strategis
perusahaan.
Perumusan strategi Perusahaan dimulai dengan penetapan visi dan misi Perusahaan
yang mengacu pada harapan-harapan pemangku kepentingan, analisa kemampuan
internal Perusahaan dan factor-faktor eksternal.Setelah visi dan misi Perusahaan
ditetapkan, langkah berikutnya adalah pemetaan sasaran strategis sebagaimana
dituangkan dalam Corporate Strategy Scenario (CSS).CSS ini merupakan hierarki
perencanaan tertinggi yang digunakan sebagai acuan utama dalam menyusun
perencanaan Perusahaan.CSS disusun berdasarkan masukan/usulan dari Direktorat
dengan arahan Direksi dan Dewan Komisaris.CSS diharapkan memenuhi persyaratan
dan kondisi tertentu antara lain kuantitatif, dapat diukur, realistis, dapat dipahami,
menantang, hirarkis dan dapat diperoleh. Dalam penentuan CSS ini digunakan
beberapa rujukan antara lain:
CSS dijabarkan dalam bentuk perencanaan bisnis untuk jangka panjang maupun
jangka pendek. Perencanaan jangka panjang memuat sasaran dan rencana kerja
Perusahaan lima tahun mendatang yang selanjutnya digunakan dalam penyusunan
sasaran dan rencana kerja Perusahaan tahunan. Perencanaan jangka pendek memuat
sasaran dan rencana kerja Perusahaan tahunan yang selanjutnya digunakan untuk
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Dokumen yang
dihasilkan dalam proses perencanaan Perusahaan yang dimiliki TELKOM, meliputi:
1. CSS, adalah dokumen utama rencana Perusahaan yang berisi visi, misi,
sasaran, strategi korporasi, strategi inisiatif, kebijakan dan program utama
yang disusun dalam waktu lima tahun kedepan;
2. Group Business Plan (GBP) atau Master Plan (MP), merupakan rencana
jangka panjang Perusahaan di tingkat Direktorat yang merupakan penjabaran
dari CSS;
3. Corporate Annual Message (CAM), yaitu arahan Dirut mengenai program
prioritas satu tahun anggaran mendatang yang digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan rencana kerja dalam kerangka waktu satu tahun mendatang;
4. Rencana Kerja Manajerial (RKM), adalah rencana ker ja yang disusun sebagai
penjabaran Corporate Annual Message (CAM) yang akan dipakai dalam
penyusunan RKAP dan disusun dalam kurun waktu satu tahun anggaran;
5. Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP), adalah program-program kerja
dan anggaran Perusahaan yang disusun dalam kerangka waktu satu tahun
mendatang; dan
6. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), merupakan program-program kerja dan
anggaran yang disusun dalam kerangka waktu satu tahun anggaran oleh
Direktorat operasi, unit fungsional korporasi, unit corporate support , unit
bisnis, anak Perusahaan dan yayasan.
GCG dapat menjamin dan memastikan keseluruhan proses, dari kegiatan manajemen
stratejik yang baik hingga pemberian nilai tambah yang berkesinambungan bagi
Perusahaan, serta tidak bertentangan dengan kepentingan seluruh pemangku
kepentingan. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, GCG merupakan sebuah
hubungan yang tidak hanya antara pemegang saham (pemilik) dengan pihak
manajemen saja, tetapi juga antara Perusahaan dengan pemangku kepentingan
lainnya. Di sisi lain, manajemen stratejik merupakan proses penetapan visi, misi dan
tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai
sasaran, serta pengalokasian sumber daya untuk penerapan kebijakan dan
perencanaan pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu GCG dan manajemen
stratejik saling terkait dan melengkapi satu sama lain. GCG sangat dibutuhkan dalam
proses manajemen stratejik untuk mencapai tujuan organisasi serta pengawasan
kinerja organisasi yang memperhatikan kepentingan seluruh pemangku kepentingan.
Konsentrasi perusahan sekarang bukan hanya dalam hal komunikasi saja, banyak
sekali layanan baru yang selalu ditawarkan dari perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan.Contohnya informasi yang berupa iklan-iklan dalam layanan
yang berisikan informasi terbaru dunia global, pengguna juga dapat mengakses segala
macam jenis aplikasi yang berhubungan dengan pendidikan seperti e-book.
g. Berinvestasi pada peluang bisnis international yang strategis.
Pertumbuhan teknologi sangatnya cepat, untuk itu perusahaan harus peka terhadap
perubahan didalam komunikasi, perusahaan juga harus mampu melihat peluang
komunikasi dimasa depan. Selain itu, perusahaan harus mampu menyediakan
layanan yang lebih baik bagi konsumen untuk mendukung sistem poperasi
perusahaan.
Budaya disetiap perusahaan pasti berbeda, untuk itu sangatlah penting untuk
mentrasformasikan budaya yang ada disebuah perusahaan. Karena perusahaan
tidaklah berdiri sendiri, perusahaan juga melakukan merger dan akuisisi dengan
perusahaan lain dan budaya di setiap perusahaan yang diajak bekerja sama haruslah
memiliki budaya yang sama sesuai budaya perusahaan, untuk itu diperlukan
transformasi budaya
k. Analisis SWOT
Telkom memiliki kekuatan finansial yang besar. Hal ini memudahkan Telkom untuk
melakukan investasi peralatan telekomunikasi yang mahal. Selain itu, mereka juga
telah memiliki jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup segenap wilayah tanah
air sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan penetrasi pasar.
Pilihan produk dan cakupan serta beragam jenis layanan yang ditawarkan merupakan
keunggulan strategis yang dimiliki Telkom. Kapasitas dan infrastruktur Telkom juga
menyediakan landasan yang kokoh dalam memenuhi kebutuhan di masa mendatang
untuk kecepatan, konektivitas dan pilihan yang lebih baik.
Dari sisi keuangan, Telkom terus menunjukkan arus kas yang kuat dan rasio hutang
terhadap ekuitas yang sehat. Posisi ini memperkuat kemampuan Telkom untuk
mengumpulkan modal guna pengembangan jika dan ketika dibutuhkan.
Weakness (Kelemahan)
Jumlah pekerjanya terlampau besar; sehingga kurang efisien dan boros dalam
anggaran untuk gaji pegawainya. Selain itu, sebagai BUMN, mereka juga relatif
dibebani dengan beragam peraturan dan regulasi yang acap membuat mereka lamban
dalam mengambil keputusan strategis. Juga intervensi dari pemerintah kadang
membuat mereka juga tidak bisa bersikap dinamis dengan perubahan pasar.
Langkah strategis merger & akuisisi, investasi & divestasi serta pengelolaan anak
perusahaan mengandung peluang dan risiko yang dapat mempengaruhi performansi
keuangan perusahaan. Telkom masih memerlukan waktu untuk memastikan bahwa
langkah-langkah strategis yang diambil membawa dampak positif bagi pertumbuhan
perusahaan. Dalam hal ini langkah-langkah yang diambil tersebut dapat menimbulkan
dampak negatif yang material bagi perusahaan.
Opportunity (Peluang)
Permintaan masyarakat yang tinggi akan akses internet merupakan pasar yang sangat
potensial. Selain itu jumlah penduduk Indonesia yang besar, dan baru sedikit yang
telah memiliki akses broadband internet, tentu merupakan peluang pasar yang sangat
baik bagi pertumbuhan bisnis Telkom. Telkom memiliki perkembangan teknologi
internet yang sangat pesat di Indonesia.
Threats (Ancaman)
Kondisi persaingan akan menjadi semakin ketat, para operator bertarung untuk
mendapatkan pelanggan-pelanggan yang jumlahnya makin kecil. Semakin
kompetitifnya pasar telekomunikasi Indonesia sebagai akibat dari reformasi peraturan
pemerintah. Menurut Komisaris Utama Telkom, tekanan persaingan dan berbagai
perubahan regulasi memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan pendapatan
jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dalam tiga tahun terakhir, persaingan
yang berkenaan dengan bisnis multimedia, internet, dan layanan yang terkait dengan
komunikasi data semakin ketat terutama sehubungan dengan dikeluarkannya lisensi
baru sebagai hasil dari deregulasi industri telekomunikasi Indonesia. Telkom
memperkirakan persaingan ini akan terus berlanjut dan semakin ketat. Penyedia
layanan multimedia, internet dan layanan yang terkait dengan komunikasi data di
Indonesia pada dasarnya bersaing dalam hal harga, rentang layanan yang disediakan,
kualitas jaringan, jangkauan jaringan dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Reformasi menghasilkan regulasi baru yang berlaku mulai bulan September 2000,
yang dimaksudkan untuk meningkatkan persaingan dengan penghapusan monopoli,
meningkatkan transparansi dan memberi gambaran mendatang yang jelas tentang
kerangka regulasi, menciptakan peluang bagi aliansi strategis dengan mitra asing dan
memfasilitasi masuknya pemain baru dalam industri telekomunikasi.
Pada bulan Desember 2007, Menkominfo mengeluarkan keputusan No. 43/2007 yang
menuntut pembukaan akses jaringan telepon tidak bergerak kabel dan jaringan
telepon tidak bergerak nirkabel untuk operator lain sebelum tenggat waktu itu apabila
Indosat atau operator berlisensi lainnya mencapai ambang batas jumlah pelanggan
tertentu. Berdasarkan keputusan ini, Telkom diwajibkan membuka akses jaringan
telepon tidak bergerak nirkabel kepada Indosat atau operator berlisensi lainnya yang
mencapai jumlah pelanggan setara 30% untuk Indosat atau 15% untuk operator lain
dari jumlah pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel Telkom. Telkom diwajibkan
pula membuka akses jaringan telepon tidak bergerak kabel dan jaringan telepon tidak
bergerak nirkabel kepada Indosat atau operator berizin lainnya yang mencapai jumlah
pelanggan layanan terminal telepon tidak bergerak kabel dan telepon tidak bergerak
nirkabel setara 15% dari gabungan pelanggan Telkom. Pada bulan September 2007,
Menkominfo menerbitkan lisensi SLI kepada Bakrie Telecom dengan kode akses
internasional ”009”. Pada tanggal 16 Desember 2008, Menkominfo juga menerbitkan
lisensi SLJJ kepada Bakrie Telecom, sehingga menambah jumlah operator SLJJ
menjadi tiga operator. Akibat hal tersebut dua operator lainnya yaitu Telkom dan
Indosat diwajibkan untuk membuka kode akses SLJJ masing-masing untuk
penyelenggara jaringan tetap tidak bergerak lokal di setiap kode area yang memenuhi
persyaratan jumlah LIS.
Tidak ada jaminan bahwa situasi politik di Indonesia akan stabil atau Pemerintah
akan menerapkan kebijakan ekonomi yang kondusif untuk mempertahankan
pertumbuhan ekonomi atau yang tidak berdampak negatif terhadap kondisi regulasi
telekomunikasi pada saat ini.
Kemungkinan krisis keuangan global akan berdampak buruk secara material terhadap
Telkom. Indonesia telah merasa efek krisis keuangan global. Laju inflasi meningkat,
negara-negara pengimpor menurunkan pesanannya dan nilai ekspor ikut menurun.
Beberapa perusahaan melaksanakan program-program penurunan jumlah karyawan
dan cuti tanpa gaji. Seluruh faktor tersebut mengakibatkan penurunan tingkat
pembelanjaan konsumen, yang telah berdampak negatif terhadap pendapatan Telkom.
Adanya teknologi telpon seluler telah menggerus pendapatan Telkom dalam produk
telpon tetap di rumah (fixed phone). Jika kecenderungan ini terus berlanjut, maka
pendapatan mereka dari telpon rumah bisa hilang atau lenyap sama sekali dan ini
sangat membahayakan bisnis mereka, sebab sebagian besar pendapatan mereka
disumbang oleh telpon rumah. Selain itu, adanya teknologi-teknologi baru yang mulai
hadir seperti WIMAX tentu akan mengancam kelangsungan bisnis mereka jika
mereka tidak adaptif terhadap kemajuan teknologi itu.
Sebagai BUMN, mereka juga relatif dibebani dengan beragam peraturan dan regulasi
yang acap membuat mereka lamban dalam mengambil keputusan strategis. Juga
intervensi dari pemerintah kadang membuat mereka juga tidak bisa bersikap dinamis
dengan perubahan pasar.
l. Analisis PEST(EL)
Politic (Politik)
Peristiwa politik dan sosial yang terjadi di Indonesia saat ini dapat memberi dampak
merugikan pada kegiatan bisnis di Indonesia. Indonesia telah mengalami proses
perubahan demokrasi, yang mengakibatkan timbulnya berbagai peristiwa sosial dan
politik yang menimbulkan ketidakpastian peta politik di Indonesia. Peristiwa ini
secara umum telah menimbulkan ketidakpastian politik, di samping gejolak sosial
dan sipil yang tercermin dengan adanya sejumlah kejadian dalam beberapa tahun
terakhir.
Tidak ada jaminan bahwa situasi politik di Indonesia akan stabil atau Pemerintah
akan menerapkan kebijakan ekonomi yang kondusif untuk mempertahankan
pertumbuhan ekonomi atau yang tidak berdampak negatif terhadap kondisi regulasi
telekomunikasi pada saat ini. Tidak ada jaminan bahwa Pemerintah akan seterusnya
menjadi pelanggan Telkom dan atau Telkomsel.
Sebagai BUMN, intervensi dari pemerintah kadang membuat Telkom tidak bisa
bersikap dinamis dengan perubahan pasar.
Economic (Ekonomi)
Tidak ada jaminan bahwa situasi politik di Indonesia akan stabil atau Pemerintah
akan menerapkan kebijakan ekonomi yang kondusif untuk mempertahankan
pertumbuhan ekonomi atau yang tidak berdampak negatif terhadap kondisi regulasi
telekomunikasi pada saat ini.
Kemungkinan krisis keuangan global akan berdampak buruk secara material terhadap
Telkom. Indonesia telah merasa efek krisis keuangan global. Laju inflasi meningkat,
negara-negara pengimpor menurunkan pesanannya dan nilai ekspor ikut menurun.
Beberapa perusahaan melaksanakan program-program penurunan jumlah karyawan
dan cuti tanpa gaji. Seluruh faktor tersebut mengakibatkan penurunan tingkat
pembelanjaan konsumen, yang telah berdampak negatif terhadap pendapatan Telkom.
Kondisi persaingan akan menjadi semakin ketat, para operator bertarung untuk
mendapatkan pelanggan-pelanggan yang jumlahnya makin kecil, ditambah dengan
krisis ekonomi pada saat ini akan membuat sejumlah operator kecil untuk melakukan
konsolidasi.
Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang pesat telah mendorong
permintaan yang tinggi akan layanan telekomunikasi. Industri telekomunikasi akan
terus tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan akan
meningkatkan permintaan layanan telekomunikasi.
Social (Sosial)
Technology (Teknologi)
Tantangan di masa depan adalah melakukan transformasi secara penuh untuk menjadi
perusahaan yang fokus kepada pelanggan yang didukung oleh teknologi dan struktur
organisasi yang tepat dan yang dapat membuat seluruh insan Telkom untuk bekerja
bersama secara efektif.
Teknologi new wave telah berkembang secara pesat dalam sepuluh tahun terakhir ini
dan sedang merubah cara kita berkomunikasi antara satu dengan yang lain, dalam
mengakses hiburan dan pekerjaan. Walaupun Telkom mengharapkan layanan tidak
bergerak kabel akan tetap menjadi dasar bisnis untuk ke depannya, namun Telkom
juga secara agresif bertumbuh dalam bisnis new wave-nya yang telah mengubah
sejumlah pilihan untuk berkomunikasi dan berbagi informasi melalui platform
multimedia.
Environment (Lingkungan)
Indonesia rentan terhadap bencana alam dan fenomena lain di luar kendali Telkom,
yang dapat menimbulkan ganguan serius pada bisnis Telkom dan memberi dampak
merugikan pada hasil operasi Telkom.
Beberapa daerah operasi Telkom rentan terhadap bencana alam, seperti banjir, petir,
angin puyuh, gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, kebakaran atau peristiwa
lain yang berada di luar kendali Telkom. Semua hal di atas tersebut dapat
mengganggu kegiatan operasional perusahaan dan mengakibatkan kerusakan
peralatan yang memberi dampak merugikan pada kinerja keuangan dan hasil operasi
Telkom.Untuk mengurangi risiko-risiko di atas Telkom telah menerapkan Business
Continuity Management, Disaster Recovery Plan dan telah mengasuransikan asetnya
untuk melindungi Telkom dari potensi kerugian yang diakibatkan oleh bencana alam
dan peristiwa lain yang terjadi di luar kendali Telkom. Walaupun demikian, tidak ada
jaminan bahwa pertanggungan asuransi akan cukup melindungi Telkom dari potensi
kerugian yang ditimbulkan oleh bencana alam dan kejadian lainnya di luar kendali
Telkom.
Sebagai BUMN, mereka juga relatif dibebani dengan beragam peraturan dan regulasi
yang acap membuat mereka lamban dalam mengambil keputusan strategis. Juga
intervensi dari pemerintah kadang membuat mereka juga tidak bisa bersikap dinamis
dengan perubahan pasar.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem perencanaan pada PT Telkom disusun untuk memberikan pedoman pada unit-
unit kerja di perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar perencanaan
Perusahaan dapat dilakukan secara sistematis, lebih mudah, cepat, teratur,
terintegrasi, sesuai visi dan misi Perusahaan, serta dapat dilaksanakan dengan baik
sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya dengan beberapa tahapan –
tahapan yang dilakukan, yaitu sebagai berikut: