A. Pengertian kalimat
Kalimat sebagai unsur – unsur suatu ujaran selalu terdiri atas dua unsur, yakni
unsur makna dan unsur struktur (bentuk) dan kedua unsur tersebut tidak dapat
dipisahkan.
Bentuk bahasa terdiri atas satuan – satuan yang dapat dibedakan menjadi dua
satuan, yaitu satuan fonologi dan satuan gramatikal. Satuan fonologi meliputi fonem
dan suku, sedangkan satuan gramatikal meliputi wacana, kalimat, klausa, farasa, kata
dan morfem (Ramlan, 1996).
Jika kita mengamati kalimat dapat ditemukan perbedaan bagian – bagiannya
pada bentuk yang kadang muncul sebagai bagian kalimat yang tidak dapat dilesapkan,
ada pula yang dapat dilesapkan dengan menghasilkan konstruksi yang tetap berupa
kalimat yang hubungan semantis antara bagiannya tidak berubah.
E. Kalimat Efektif
Efektif adalah pesan tertulis dapat menyampaikan makna secara tepat. Jadi, andai
hendak dirumuskan, sebuah kalimat efektif adalah kalimat yang tersusun secara baik,
benar, segar, jelas, bening, dan tidak berpeluang memunculkan ingar (noise,
kebingungan). Oleh karena itu, kalimat efektif dapat diketahui berdasarkan ciri – ciri
khasnya, yakni:
1. Keharmonisan. Keharmonisan atau keseimbangan antara gagasan (konsep) dan
struktur bahasa yang dipakai, menentukan efektif-tidaknya sebuah kalimat.
Keharmonisan kalimat dapat dilihat berdasarkan ciri – cirinya sebagai berikut:
(a) Subjek dan predikatnya jelas
(b) Tidak mengandung subjek kata
(c) Cermat dalam menggunakan kata penghubung
2. Keparalelan. Maksud keparalelan di sini adalah kesejajaran atau kesederajatan
unsur pembentuk kata atau klausa yang digunakan dalam kalimat.
3. Ketegasan. Ketegasan dalam kaitan ini adalah upaya si penulis menonjolkan
gagasan atau ide pokok kalimatnya.
4. Kehematan. Yakni tidak menggunakan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap
tidak diperlukan.
5. Kecermatan. Yakni cermat menggunakan kata – kata dalam kalimat, sehingga
kalimat tersebut tidak ambigu (menimbulkan tafsir ganda).
6. Kelogisan. Yakni logis dalam mengemukakan ide kalimat.
7. Kevariasian. Pada dasarnya, variasi ditujukan agar pembaca tidak cepat bosan
dalam membaca sebuah wacana. Namun, dalam kepentingan pragmatik, variasi
kalimat juga ampuh digunakan si penulisnya untuk mengawali tulisannya.