Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

BIMBINGAN KONSELING

(Macam-macam teknik Bimbingan Konseling)

DOSEN PENGAMPU :
ZULKIFLI MANSYUR, M.A

DI SUSUN OLEH :
VELNI S. MACPAL
NIM : 17.2.3.089

FAKULTAS : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

JURUSAN : Pendidikan Agama Islam (PAI)

SEMESTER 5

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO

Jln. Dr. S. H. Sarundajang Kawasan Ring Roat 1 Kota Manado, Sulawesi Utara 95128

Telp/Fax (0430) 860616/850774

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

untuk memaksimalkan potensi dalam diri memerlukan yang nama bimbingan konseling sob,
dalam kesempatan ini saya akan mengulas pengertian dan teknik-teknik bimbingan
konseling secara lengkap sob. simak selengkapnya yaaaa...

Image From www.maribelajarbk.web.id

Ada istilah yang dipakai untuk menamakan teknik konseling, yaitu keterampilan konseling,
strategi konseling dan teknik-teknik konseling. Semua istilah tersebut mengandung mengertian
yaitu cara-cara tertentu yang digunakan seorang konselor dalam proses konseling untuk
membantu konseli, agar mampu berkembang potensinya serta mampu mengatasi masalah yang
dihadapi dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi lingkungannya yakni nilai-nilai sosial,
budaya dan agama.[1]

B. Rumusan Masalah
Sebutkan macam-macam teknik dalam bimbingan konseling

1
Umi Rohmah, Pengantar Bimbingan dan Konsling ( Ponorogo: STAIN PRESS,
2011), 127.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Macam-macam teknik bimbingan konseling antara lain adalah sebagai berikut:

Perilaku Attending

Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri konseli yang mencakup komponen kontak
mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan.

Empati

Empati ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan konseli, merasa dan
berfikir bersama konseli dan bukan tentang konseli. Empati dilakukan sejalan dengan perilaku
attending, tanpa perilaku attending tidak akan terbentuk empati.

Refleksi

Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada konseli tentang perasaan, pikiran,
dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal.

Eksplorasi Perasaan

Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman konseli. Hal ini
sangat penting untuk dilakukan karena banyak konseli menyimpan rahasia batin, menutup diri,
atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Dengan teknik ini memungkinkan konseli untuk
bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam.

Paraphrasing

Menangkap pesan (Parapshrasing) adalah teknik untuk menyatakan kembali esensi atau inti
ungkapan koseli dengan teliti mendengarkan pesan utama konseli, mengungkapakan kalimat
yang mudah dan sederhana.

Open Question (Petanyaan Terbuka)

Pertanyaan terbuka yaitu tektik untuk memancing konseli agar mau berbicara mengungkapkan
perasaan, pengalaman dan pemikirannya.
Closed Question (Pertanyaan Tertutup)

Dalam konseling tidak selamanya harus menggunakan pertanyaan terbuka, dalam hal-hal tertentu
dapat pula menggunakan pertanyaan tertutup, yang harus dijawab dengan kata-kata yang singkat
dan jelas.

Dorongan minimal

Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan suatu dorongan langsung yang singkat
terhadap apa yang telah dikemukakan konseli. Tujuan dorongan minimal adalah konseli terus
mampu berbicara dan dapat mengarah agar pembicaraan mencapai tujuan.

Directing (Mengarahkan)

Directing adalah cara untuk mengajak dan mengarahkan konseli melakukan sesuatu. Misalnya
menyuruh konseli untuk bermain peran dengan konselor atau mengkhayal sesuatu.

Summarizing (Menyimpulkan)

Summarizing adalah teknik untuk menyimpulkan sementara hasil pembicaraan sehingga arah
pembicaraan semakin jelas.

Fokus

Seorang konselor harus membantu konseli agar memusatkan perhatiannya pada pokok
pembicaraan. Upaya konselor dapat terlaksana jika menggunakan teknik memfokuskan
pembicaraan.

Facilitating

Adalah tugas seorang konselor untuk memudahkan atau memberi peluang yang besar kepada
konseli supaya dia mengungkapkan perasaan, pikiran dan pengalaman dengan leluasa. Dalam hal
ini pembicaraan berpusat pada konseli, sedangkan konselor adalah fasilitator adalah orang yang
memberi kemudahan supaya pembicaraan konseli bebas dan terbuka tanpa rasa takut, malu dan
sungkan.

Diam

Diam bukan berarti tidak ada komunikasi, akan tetapi tetap ada yaitu melalui perilaku non
verbal. Yang paling ideal diam itu paling tinggi 5-10 detik dan selebihnya dapat diganti dengan
dorongan minimal. Akan tetapi jika konselor menunggu konsli yang sedang berfikir mungkin
diamnya lebih dari 5 detik. Hal ini relative tergantung pada feeling konselor.

Mengambil Inisiatif

Mengambil inisiatif perlu dilakukan konselor manakala konseli kurang bersemangat untuk
berbicara, sering diam dan kurang berpartisipasi.

Memberi Nasehat

Pemberian nasehat sebaiknya dilakukan jika konseli memintanya. Walaupun demikian, konselor
tetap harus mempertimbangkannya, apakah pantas atau tidak untuk memberi nasehat. Sebab
dalam memberi nasehat tetap dijaga agar tujuan konseling yakni kemandirian konseli tetap
tercapai.

Pemberian Informasi

Pemberian informasi dalam hal ini, jika konselor tidak memiliki informasi, sebaiknya katakana
dengan jujur bahwa ia tidak mengetahui hal itu. Akan tetapi, jika konselor mengetahui informasi,
sabaiknya berikan informasi itu kepada konseli.

Merencanakan

Menjelang akhir konseling, seorang konselor harus dapat membantu konseli untuk dapat
membuat rencana berupa suatu program untuk action, perbuatan nyata yang produktif bagi
kemajuan dirinya. Suatu rencana yang lebih baik adalah hasil kerjasama konselor dengan
konseli.

Menyimpulkan

Pada akhir sesi konseling, konselor membantu konseli untuk menyimpulkan hasil pembicaraan.
[2]

Teknik Konseling Hipnotis dalam Pembelajaran

Istilah Hipnotis berasal dari kata hypnosis yang merupakan kata dasar dari hypnos yang artinya
“dewa tidur” dalam legenda Yunani. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagaimana yang
dikemukakan Willy Wong & Andri Hakim, hipnosis adalah keadaan seperti tidur karena sugesti,
2

yang pada taraf permulaan orang itu berada di bawah pengaruh orang yang memberikan
sugestinya, tetapi pada taraf berikutnya menjadi tidak sadar sama sekali. Sementara itu makna
kata hipnotis adalah membuat atau menyebabkan seseorang berada dalam keadaan hypnosis.[3]

Seadngkan menurut istilah, hipnotis merupakan sebuah ilmu komunikasi alam bawah sadar yang
bertujuan untuk mempengaruhi komunikan dengan cara merubah gelombang kesadarannya.[4]

Hypnoteaching merupakan bagian dari ilmu hipnotis. Hipnotis sebagaimana yang dikemukakan
pada uraian sebelumnya merupakan teknik komunikasi alam bawah sadar. Sementara itu
hypnoteaching merupakan seni berkomunikasi dengan jalan memberikan sugesti agar para siswa
menjadi lebih kreatif, cerdas dan imajinatif.

Dalam hal ini, Hal ini Hajar mengemukakan beberapa cara untuk melaksanakan hypnoteaching,
antara lain:

1. Semua siswa dipersilahkan duduk dengan rileks, senyaman mungkin dengan kedua tepak
tangan diletakan di atas paha.

2. Kosongkan pikiran untuk sesaat.

3. Tarik napas panjang melalui hidung tahan 35 detik, lalu hembuskan lewat mulut secara
perlahan.

4. Lakukan secara berulang-ulang 35 kali dengan pernapasan yang teratur.

5. Berikan sugesti pada setiap tarikan napas supaya badan terasa rileks
(lemas/malas/santai/nyaman, Lakukan terus menerus dan berulang, kata-kata sugesti yang akan
membuat siswa nyenyak dan tertidur.

6. Perhatikan posisi kepala dari semua siswa. Bagi yang sudah tertidur, akan tampak
tertunduk atau leher tidak mampu menahan beratnya kepala.

2
Ibid., 128-143
7. Selanjutnya, berikan sugesti positif, seperti fokus pada pikiran, peka terhadap
pendengaran, peka terhadap pendengaran, fresh otak dan pikiran, serta kenyamanan pada seluruh
badan.

8. Jika dirasa sudah cukup, bangunkan siswa secara bertahap dengan melakukan hitungan
mundur dari ke sepuluh sampai hitungan yang ke satu atau lebih, semua siswa akan tersadar
dalam kondisi segar bugar.[5]

3
Implementasi-hypnoteaching-dalam-proses, http://an-nady.blogspot.com/2012/10/ diakses tanggal 23 desember
2013.
4
Ibid.,
45
Penerapan-hipnotis-dalam-pembelajaran, http://ayis77.blogdetik.com/tag/ diakses tanggal 23 Desember 2013.

Anda mungkin juga menyukai