Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK KONSELING MODELING

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik BPI

Dosen Pengampu : Dr. Yudi Guntara, M.Kom.I.

Disusun Oleh ;

Fathia Nur Hafidzah ( 20010156 )

Zahrotun Nisa Damayanti ( 20010168 )

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU DAKWAH SIRNARASA

CIAMIS

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah swt atas rahmat dan karunia-Nya
penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah bimbingan perawatan rohani
islam yang berjudul “Teknik konseling modeling”.

Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah bimbingan perawatan
rohani islam serta untuk menambah wawasan bagi pembaca.

Selesainya makalah ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu penyusun ingin
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Yudi Guntara, M.Kom.I.selaku dosen
pengampu mata kuliah teknik BPI, orang tua yang selalu mendukung dan memotivasi serta
teman-teman yang telah memberi masukan.

Dalam penulisan makalah ini penyusun menyadari banyaknya kekurangan dari segi isi,
bahasa maupun sistematika penulisan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dapat menyempurnakan makalah ini.

Ciamis, Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan Makalah..............................................................................................................1

D. Manfaat Makalah............................................................................................................1

BAB II.......................................................................................................................................2

PEMBAHASAN.......................................................................................................................2

A. Pengertian Teknik Konseling..........................................................................................2

B. Pengertian modeling dalam konseling............................................................................6

C. Teknik konseling modeling.............................................................................................6

BAB III......................................................................................................................................8

KESIMPULAN.........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modeling adalah proses bagaimana individu belajar dari mengamati orang
lain. Teknik modeling ini adalah salah satu komponen teori belajar sosial yang
dikembangkan oleh Albert Bandura. Dalam kata lain teknik modeling sama dengan
pendidikan keteladanan yakni suatu cara atau metode mendidik melalui perilaku,
ucapan, ataupun dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, sehingga anak
dapat menirukan segala perilaku baik yang telah dicontohkan. Bahkan para ahli jiwa
(psikolog) menganggap bahwa dalam segala hal semua merupakan peniru yang ulung.
Sifat peniru ini merupakan modal yang positif dalam pendidikan keagamaan pada
anak. Oleh karena itu, teknik modeling adalah teknik yang sangat tepat.

B. Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian teknik konseling ?
2. Apa pengertian modeling dalam konseling ?
3. Apa saja teknik konseling modeling ?

C. Tujuan Makalah.
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari teknik konseling modeling.
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian modeling dalam konseling
3. Untuk mengetahui dan memahami teknik konseling modeling

D. Manfaat Makalah
Diharapkan dalam penulisan makalah ini dapat membawa manfaat bagi pihak
pembaca agar pembaca dapat mengetahui semua informasi dengan secara singkat
namun jelas dan tepat agar kita dapat memahami apa saja teknik yang ada dalam
modeling konseling. Sehingga nantinya tidak ada kekeliruan dalam mengamati
tingkah laku dari individu itu sendiri.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknik Konseling
Teknik adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan. Bimbingan ialah mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir.
Dan adapun maksud dari konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia,
penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada
klien. Pendapat lain mengatakan bahwa konseling adalah upaya membantu individu
melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli
mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan
menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa
bahagia dan efektif prilakunya.
Maka pengertian untuk teknik Konseling adalah cara atau metode yang
dilakukan untuk membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau sekelompok
orang agar menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta mampu
mengambil sebuah keputusan dan menentukan tujuan hidupnya dengan cara
berinteraksi atau bertatap muka.
Adapun Konselor mutlak harus menguasai teknik konseling, karena
penguasaan teknik konseling yang baik merupakan kunci keberhasilan untuk
mencapai tujuan konseling. Dan ada beberapa teknik konseling menurut Makarao
(2010) antara lain sebagai berikut :
1. Perilaku Attending
Perilaku attending dapat dilakukan dengan menghampiri klien, kontak mata,
bahasa badan, bahasa lisan. Suatu attending yang baik dapat meningkatkan harga
diri klien, menciptakan suasana yang aman, dan mempermudah ekspresi perasaan
klien dengan bebas.
2. Empati
Empati adalah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan
klien, merasa dan berpikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien.
Pada prinsipnya empati adalah merasakan apa yang sedang dirasakan klien, tetapi
petugas kesehatan tidak larut dalam perasaan klien. Empati dilakukan bersamaan
dengan “attending”,tanpa perilaku attending tidak akan nada empati.

2
3. Refleksi.
Refleksi adalah keterampilan konselor untuk memantulkan kembali kepada
klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman klien sebagai hasil pengamatan
terhadap perilaku verbal dan nonverbal.
4. Eksplorasi
Eksplorasi adalah keterampilan konselor untuk menggali perasaan,
pengalaman, dan pikiran klien. Hal ini penting, karena klien seringnya menutup
diri.
5. Menangkap Pesan Utama (Paraphrasing)
Konselor harus dapat menangkap pesan utamanya, dan menyatakannya secara
sederhana. Paraphrasing yang baik adalah menyatakan kembali pesan utama klien
secara seksama dengan kalimat yang mudah dan sederhana.
6. Bertanya untuk Membuka Percakapan (Open Question).
Kebanyakan konselor sulit untuk membuka percakapan dengan klien. Hal ini
dikarenakan, konselor merasa sulit menduga apa yang dipikirkan klien, sehingga
sulit untuk mengajukan pertanyaan yang pas. Sebaiknya tidak menggunakan kata-
kata mengapa? dan apa sebabnya? Hal ini akan menyulitkan klien, dikarenakan
klien tidak tahu atau sengaja ditutupi.
7. Bertanya Tertutup (Close Question)
Bentuk-bentuk pertanyaan tertutup, baik diajukan ke klien, agar klien dapat
menjawab dengan mudah misalnya: Ya, Tidak.
8. Dorongan Minimal (Minimal Encouragement)
Dorongan minimal adalah suatu dorongan langsung dan singkat terhadap apa
yang telah dikatakan klien, dan memberikan dorongan singkat seperti: oh, ya,
lalu. Seorang konselor harus 14 dapat mengupayakan, agar kliennya terlibat
dalam pembicaraan dan mau terbuka tentang dirinya (Self Disclosing).
9. Interpretasi
Dalam interpretasi ini, upaya konselor untuk mengulas pemikiran, perasaan,
perilaku serta pengalaman klien dengan merujuk pada teori-teori. Tujuan
interpretasi ini adalah: memberikan rujukan, pandangan, perilaku klien, agar klien
mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru tersebut.
10. Mengarahkan (Directing)

3
Untuk mengajak klien berpartisipasi secara penuh di dalam proses konseling,
perlu ada ajakan dan arahan dari konselor. Keterampilan konseling yang
mengatakan kepada klien, agar dia berbuat sesuatu, mengarahkannya agar
melakukan sesuatu.
11. Menyimpulkan Sementara (Summarizing)
Menyimpulkan sementara perlu dilakukan, agar pembicaraan makin jelas.
Setiap periode waktu tertentu, konselor bersama klien perlu menyimpulkan hasil
pembicaraan. Untuk itu sangat diperlukan kebersamaan, agar klien merasa
bertanggung jawab atas dirinya sendiri, sehingga mampu mengambil keputusan
pemecahan masalah yang dihadapinya, konselor hanyalah membantu.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka tujuan dari menyimpulkan sementara
adalah sebagai berikut: memberi feedback, menyimpulkan, meningkatkan
kualitas diskusi.
12. Memimpin (Leading)
Sebagai konselor harus mampu memimpin arah pembicaraan, agar tercapai
tujuan konseling. Tujuannya adalah: agar klien tidak menyimpang dari fokus
pembicaraan.
13. Fokus
Seorang konselor yang efektif harus mampu membuat fokus melalui
perhatiannya yang terseleksi dari pembicaraan dengan klien. Fokus membuat
klien untuk memusatkan perhatian pada pokok pembicaraan.
14. Konfrontasi
Konfrontasi adalah suatu teknik konseling yang menantang klien untuk
melihat adanya diskrepansi atau inkonsistensi antar perkataan dengan bahasa
badan, ide awal dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan.
15. Menjernihkan (Clarifying)
Menjernihkan adalah suatu keterampilan untuk menjernihkan ucapan-ucapan
klien yang samar-samar, kurang jelas, dan agak meragukan. Teknik ini
mempunyai tujuan: agar klien dapat menyatakan pesannya dengan jelas, agar
klien dapat menjelaskan, mengulang, mengilustrasikan perasaannya.
16. Memudahkan (Facilitating)
Memudahkan adalah suatu keterampilan membuka komunikasi agar klien
dengan mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran, dan
pengalamannya secara bebas.

4
17. Diam
Banyak orang bertanya tentang kedudukan diam dalam kerangka proses
konseling. Sebenarnya diam adalah sangat penting digabung dengan teknik
attending. Diam bukan berarti tidak ada komunikasi, akan tetapi tetap ada, yaitu
melalui perilaku nonverbal. Yang paling ideal, diam itu paling lama 5-10 detik,
dan selebihnya dapat diganti dengan dorongan minimal. Akan tetapi, jika
konselor yang menunggu klien yang sedang berpikir, mungkin diamnya bisa lebih
dari 5 detik, hal ini relatif, tergantung dari feeling konselor.
18. Mengambil Inisiatif
Mengambil inisiatif perlu dilakukan konselor manakala klien kurang
bersemangat untuk berbicara, sering diam dan kurang partisipasif. Konselor harus
dapat mengucapkan kata-kata yang mengajak klien untuk berinisiatif dalam
menuntaskan diskusi.
19. Memberi Nasihat
Pemberian nasihat sebaiknya dilakukan jika klien memintanya. Walaupun
demikian, konselor tetap harus mempertimbangkannya. Apakah pantas untuk
memberi nasihat atau tidak. Sebab dalam memberi nasihat tetap dijaga agar
tujuan konseling yakni “kemandirian klien” harus tetap tercapai.
20. Pemberian Informasi
Dalam hal informasi yang diminta klien, sama halnya dengan pemberian
nasihat. Selanjutnya jika konselor tidak memiliki informasi tersebut, sebaiknya
dengan jujur katakana bahwa tidak mengetahuinya. Akan tetapi, jika konselor
mengetahui tentang informasi tersebut, sebaiknya disampaikan, agar klien
mengetahui informasi tersebut.
21. Merencanakan
Menjelang akhir sesi konseling, seorang konselor harus dapat membantu klien
untuk dapat membuat rencana berupa suatu program untuk action, perbuatan
nyata yang produktif bagi kemajuan dirinya. Suatu rencana yang baik adalah hasil
kerjasama antara konselor dengan klien.
22. Menyimpulkan

5
Pada akhir sesi konseling, konselor membantu klien untuk menyimpulkan
hasil pembicaraan yang didapat, menyangkut halhal sebagai berikut: bagaimana
keadaan perasaan klien saat ini terutama mengenai kecemasan, memantapkan
rencana klien, pokok-pokok yang akan dibicarakan selanjutnya pada sesi berikut.
B. Pengertian modeling dalam konseling
Modeling merupakan salah satu teknik pendekatan behavioral konseling yang
sering di lakukan untuk seseorang belajar membuat dan menerapkan perilaku baru
melalui proses pengamatan, mengobservasi, menggeneralisir perilaku orang lain
(model), dimana dalam modeling ini juga melibatkan proses kognitif dan kreatif
bukan semata-mata meniru/imitasi saja. Teknik modelling merupakan salah satu
teknik belajar bagi individu, yang mana dalam proses ini terdapat adanya proses
penokohan (modelling), peniruan (imitation), serta proses belajar melalui pengamatan
(observational learning). Maksud dari peniruan itu sendiri adalah bahwasanya terdapat
perilaku dari orang lain yang diamati dan dicontoh.
Proses mengamati tingkah laku orang lain digunakan sebagai suatu proses
belajar setelah adanya kegiatan pengamatan terhadap suatu hal. Teknik Modelling ini
sendiri dapat digunakan untuk memperkuat perilaku yang telah terbentuk sebelumnya,
serta dapat juga digunakan untuk membentuk perilaku baru yang belum ada pada diri
konseli atau individu. Proses modelling ini dilakukan dengan cara dimana konselor
akan menampilkan model berupa benda mati maupun benda hidup, yang mana dapat
diamati dan dicontoh perilakunya oleh konseli.

C. Teknik konseling modeling


teknik modelling dibagi menjadi tiga, yaitu:
1). Live model (penokohan yang nyata), adalah penokohan yang dilakukan secara
langsung dengan mengambil model dari orang-orang yang mungkin dikagumi
oleh konseli.Modelyang dapat diambil untuk digunakan sebagai live model adalah
manusia, seperti orang tua, guru, teman sebaya, konselor, saudara, atau tokoh lain
yang dikagumi.
2). Symbolic model (penokohan simbolik), adalah penokohan yang dapat
diperlihatkan melalui media film, video, atau media audio visual lainnya. Dalam
pelaksanaan symbolic model ini, konselor atau peneliti bisa menyediakan media
berupa film, video, dan media lainnya yang dapat digunakan, sehingga dengan

6
demikian diharapkan terdapat tingkah laku tertentu yang dapat dicontoh oleh
individu dari model yang ada dalam media yang disediakan.
3). Multiple model (penokohan ganda), adalah jenis penokohan yang mungkin terjadi
dalam sebuah kelompok, dimana terdapat individu yang mempelajari tingkah laku
baru dan kemudian merubah tingkah lakunya setelah mengamati bagaimana
perilaku dari beberapa anggota kelompok lainnya.

7
BAB III

KESIMPULAN
1. Teknik Konseling adalah cara atau metode yang dilakukan untuk membantu,
mengarahkan atau memandu seseorang atau sekelompok orang agar menyadari
dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta mampu mengambil sebuah
keputusan dan menentukan tujuan hidupnya dengan cara berinteraksi atau bertatap
muka.
2. Dan adapun untuk teknik modeling konseling merupakan salah satu teknik
pendekatan behavioral yang cukup sering di lakukan oleh para konselor untuk
belajar membuat dan menerapkan perilaku baru melalui proses pengamatan,
mengobservasi, menggeneralisir perilaku orang lain (model). Dengan bertujuan
untuk memperoleh pengetahuan tentang tingkah laku atau pengamatan tentang
respon-respon oleh individu setelah mengamati model seperti menghilangkan rasa
takut setelah melihat model atau menjadi model.
3. Dengan di terapkannya 3 jenis teknil modeling seperti live model ( penokohan
nyata ), symbolis model ( penokohan simbolik ), dan multiple model ( penokohan
ganda )

8
DAFTAR PUSTAKA

Asman, Jamal Ma’mur. 2010. Panduan Efekif Bimbingan dan Konseling Di Sekolah.
Jogjakarta: Diva Press, http://digilib.uinsby.ac.id/13389/5/Bab%202.pdf 30.

Susati, A. R. & Pratiwi, T. I. (2013) Jurnal BK Unesa 4,(1).

Jurnal Prakarsa Paedagogia Vol. 4 No. 1, Juni 2021 Hal. 117-122 117
10.24176/jpp.v4i1.6474 http://jurnal.umk.ac.id/index.php/JKP prakarsa@umk.ac.id
ISSN 2620-9780 (Online), 2621-5039 (Cetak)

Imawati, dkk (Konseling Behavioristik Teknik Modeling Simbolik.

Anda mungkin juga menyukai