Anda di halaman 1dari 7

RESUME

“ TEKNIK KONSELING “
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan Konseling
yang diampu oleh Hj. Betty Suprapti, S.Kp., M.Kes

Disusun oleh:

Jawza Assya Azkiya


P2.06.25.2.17.019

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PRODI DIV TERAPI GIGI
2020
1. Pengertian Teknik dalam Bimbingan dan Konseling

Teknik adalah suatu cara (kepandaian, pengetahuan dll) untuk membuat


atau melakukan sesuatu. Jadi, teknik bimbingan dan konseling adalah suatu cara
yang harus digunakan oleh seorang konselor dalam melaksanakan kegiatan
bimbingan dan konseling.

2. Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling

Dalam bimbingan dan konseling tidak hanya memerlukan metode yang


tepat dalam menyelesaikan suatu masalah dari klien. Melainkan teknik yang tepat
juga sangat diperlukan dalam bimbingan dan konseling. Diperlukannya
pembiasaan terhadap macam-macam teknik yang ada dalam praktiknya.
Diperlukan ekspreimentasi dan observasi terus-menerus untuk mengembangkan
teknik bimbingan dan konseling.

Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan, diantaranya :

A. Teknik Rapport

Suatu kondisi saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Tujuan


utama dari teknik ini adalah untuk menjembatani hubungan antara konselor
dengan klien dan masalahnya.

B. Perilaku Attending

Upaya konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam bentuk


perilaku seperti kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Tujuan dari
teknik ini adalah memudahkan konselor untuk membuat klien terlibat
pembicaraan dan terbuka. Teknik ini mengambarkan bagaimana konselor
menerima klien dalam proses konseling agar klien merasa diterima dalam
proses konseling.

C. Teknik Structuring

Proses penetapan batasan oleh konselor tetang hakikat, batas-batas dan


tujuan proses konseling pada umumnya dan hubungan tertentu pada
khususnya. Teknik ini memberikan kerangka kerja kepada klien dimana
secara umum peranan koselor diketahui oleh klien dan ada yang bersifat
formal berupa pernyataan konselor untuk menjelaskan dan membatasi
konselor.

D. Empati
Kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan ole klien,
merasa dan berfikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati
dibangun berdasarkan kesadaran diri. Menurut Daniel Goleman kemampuan
berempati adalah kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan orang
lain ikut berperan dalam pergulata dalam arena kehidupan.

E. Refleksi Perasaan

Suatu usaha konselor untuk menyatakan dalam bentuk kata-kata yang


segar dan sikap yang diperlukan terhadap klien.selain itu refleksi perasaan
juga merupakan teknik penengah yang bermanfaat untuk digunakan setelah
hubungan permulaan dilakukan dan sebelum pemberi informasi serta tahap
interpretasi dimulai.

F. Teknik Eksplorasi

Ketrampilan konselor untuk menggali perasaan, pengalaman, dan pikiran


klien. Eksplorasi memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut,
tertekan, dan terancam. 

G. Teknik Paraphrasing

Tujuan paraphrase adalah mengatakan kembali esensi antau inti ungkapan


klien. Sering kali klien mengemukakan pikiran, ide, perasaan, pengalaman
secara berbelit-belit dan tidak terarah sehingga intinya sulit dipahami.

H. Teknik Bertanya   

Konselor harus memiliki ketrampilan bertanya karena pada umumnya


konselor mengalami kesulitan untuk membuka percakapan dengan klien,
karena sulit menduga apa yang dipirkan klien.

I. Dorongan Minimal

Dalam proses konseling, konselor harus mengupayakan agar klien selalu


terlibat dalam pembicaraan. Konselor harus mampu memberikan dorongan
minimal kepada klien atau suatu dorongan langsung yang dikatakan dengan
klien. Dorongan minimal diberikan kepada klienketika klien menunjukkan
tanda-tanda akan mengurangi atau menghentikan pembicaraan atau pada saat
klien kurang memusatkan pikirannya.

J. Interpretasi

Usaha konselor mengulas pikiran, perasaan, dan perilaku atau pengalaman


klien berdasarkan atas teori-teori tertentu. Tujuan utama teknik ini adalah
untuk memberikan rujukan, pandangan atau tingkah laku klien, agar klien
mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru.

K. Teknik Mengarahkan

Proses konseling memerlukan partisipasi secara penuh dari klien dan hal
itu harus ada ajakan dan arahan dari konselor. Upaya konselor mengarahkan
klien dapat dilakukan dengan menyuruh klien memerankan sesuatu (bermain
peran) atau mengkhayalkan sesuatu.

L. Teknik Menyimpulkan Sementara (Summarizing)

Dalam proses konseling, maka setiap periode waktu tertentu konselor


bersama klien perlu menyimpulkan pembicaraan agar pembicaraan maju
secara bertahap dan arah pembicaraan. Membuat kesimpulan bersama perlu
dilakukan agar klien  memiliki pemahaman dan kesadaran bahwa keputusan
tentang dirinya menjadi tanggung jawab klien, sedangkan konselor hanya
membantu. Tujuan utama menyimpulkan sementara adalah untuk
memberikan kesempatan kepada klien untuk mengambil kilas balik dari hal-
hal yang telah dibicarakan. Selain itu juga untuk meyimpulkan kemajuan
hasil pembicaraan secara bertahap dan meningkatkan kualitas diskusi.

M. Teknik Lead (Teknik Memimpin)

Konselor harus mampu memimpin arah pembicaraan sehingga tujuan


konseling bisa tercapai secara efektif dan efisien. Arti memimpin dalam
konseling ada 2 yaitu yang pertama menujukkan keadaan dimana konselor
berada didalam atau diluar pikiran klien. Yang kedua yaitu keadaan dimana
konselor mengarahkan pikiran klien kepada penerimaan perkataan konselor.
Teknik ini bertujuan agar pembicaraan klien tidak menyimpang dari fokus
yang dibicarakan dan agar arah pembicaraan terfokus pada tujuan konseling.

N. Teknik Fokus

Konselor yang efektif harus mampu membuat fokus melalui perhatiannya


yang terseleksi terhadap pembicaraan dengan klien (wawancara konseling).
Ada 4 macam fokus dalam konseling yaitu fokus pada klien, fokus pada
orang lain, fokus pada topik dan fokus mengenai budaya.

O. Teknik Konfrontasi

Suatu teknik yang menantang klien untuk melihat adanya inkonsistensi


(tidak konsisten) antara perkataan dengan perbuatan, ide awal dengan ide
berikutnya, senyum dengan kepedihan. Tujuan dari teknik ini adalah
mendorong klien untuk mengadakan penelitian secara jujur, meningkatkan
potensi klien, membawa klien kepada kesadaran adanya diskrepansi (kondisi
pertentangan antara harapan seseorang dengan kondisi nyatadi lingkungan.

P. Teknik Menjernihkan (Clarifying Technic)

Teknik dilakukan oleh konselor dengan mengklarifikasi ucapan-ucapan


klien yang tidak jelas, samar-samar, atau agak meragukan. Tujuan dari teknik
ini adalah mengundang klien untuk menyatakan pesannya secara jelas,
ungkapan kata-kata yang tegas, dan dengan alasan-alasan yang logis. Selain
itu tujuan lainnya adalah mengulang dan mengilustrasikan perasaannya.

Q. Memudahkan (Facilitating)

Suatu teknik membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara


dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran, dan pengalamannya
secara bebas. Melalui teknik ini, komunikasi dan partisipasi meningkat dan
proses konseling berjalan secara singkat. 

R. Teknik Diam

Dalam konseling, diam bukan berarti tidak ada komunikasi melalui


perilaku non verbal. Waktu diam sekitar 5-10 detik atau sesuai dengan
feeling  konselor. Beberapa Arti/makna diam adalah penolakan/kebingungan
klien, klien atau konselor telah mencapai akhir suatu ide dan ragu
mengatakan apa yang selanjutnya, kebingungan yang didorong oleh
kecemasan/kebencian, klien mengalami perasaa sakit dan tidak siap untuk
berbicara. Klien mengharapkan sesuatu dari konselor, klien sedang
memikirkan apa yang dikatakan dan klien baru menyadari kembali dari
ekspresi emosional yang sebelumnya. Tujuan dari teknik adalah menanti
klien yang sedang berfikir, sebagai protes apabila klien berbicara berbelit-
belit dan menunjang perilaku dan empati sehingga klien bebaas berbicara.

S. Mengambil Inisiatif

Pengambilan inisiatif perlu dilakukan oleh konselor ketika klien kurang


bersemangat untuk berbicara, lebih sering diamn dan kurang partisipatif.
Konselor mengucapkan kata-kata yang mengajak klien untuk berinisiatif
dalam menuntaskan diskusi.

T. Memberi Nasihat

Dalam konselig, pemberian nasihat sebaiknya dilakukan apabila klien


memintanya, akan tetapi konselor tetap harus mempertimbangkannya. Hal
yang harus diperhatikan dalam pemberian nasihat adalah aspek kemandirian
dalam konseling. Apabila klien masih dinasehati berarti klien belum mandiri.
Dalam pemberian nasihat harus tetap dijaga yaitu kemandirian klien tetap
tercapai.

U. Pemberian Informasi

Konselor harus secara jujur mengatakan tidak mengetahui ketika tidak


mengetahui suatu informasi sedangkan klien memintanya dan sebaliknya
apabila konselor mengetahui, sebaiknya diupayakan agar klien tetap
mengusahakannya sendiri.

V. Merencanakan

Menjelang akhir sesi konseling, konselor harus membantu klien untuk


dapat membuat rencana suatu program untuk melakukan suatu tindakan guna
memecahkan masalah yang dihadapinya. Rencana yang baik harus
merupakan hasil kerja sama antara konselor dengan klien.  

W. Menyimpulkan

Pada akhir konselig, bersama klien konselor membuat kesimpulan atau


konselor membantu klien membuat suatu kesimpulan yang menyangkut
bagaimana keadaan perasaan klien saat inni terutama menyangkut
kecemasannya akibat masalah yang dihadapinya, memantapkan rencana klien
dan pokok-pokok yang akan dibicarakan selanjutnya.

X. Teknik Mengakhiri (Menutup Sesi Konseling)

Untuk mengakhiri sesi konseling, dapat dilakukan konselor dengan cara


mengatakan bahwa waktu sudah habis, merangkum isi pembicaraan,
menunjukkan kepada pertemuan yang akan datang (menetapkan jadwal
pertemuan sesi berikutnya), mengajak klie berdiri dengan isyarat gerak
tangan, menunjukkan catatan-catatan sigkat hasil pembicaraan konseling, dan
memberikan tugas-tugas tertentu kepada klien yang relevan dengan pokok
pembicaraan apabila diperlukan
DAFTAR PUSTAKA

Komalasari Gantina, Eka Wahyuni. 2011. Teori dan Teknik Konseling.


(Jakarta: Indeks), Hal. 309-326.

Anda mungkin juga menyukai