Anda di halaman 1dari 10

BIMBINGAN DAN KONSELING

TEKNIK-TEKNIK DALAM KONSELING

DOSEN PEMBIMBING

drg. Ernie Thioritz, M.Mkes

Oleh

NUR ANNISA (PO.71.4.261.20.2.015)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN TERAPIS GIGI

D4 ALIH JENJANG

2020/2021
1. Jelaskan teknik-teknik Konseling
2. Ilustrasikan teknik-teknik konseling dalam menghadapi pasien dalam kaitan dengan
disiplin ilmu Keperawatan Gigi
Jawaban
1. Teknik-teknik Konseling
1) Teknik Rapport
Teknik Rapport dalam konseling merupakan suatu kondisi saling memahami dan
mengenal tujuan bersama. Implementasi teknik rapport dalam konseling adalah :
 Pemberian salam yang menyenangkan
 Suasana ruangan konseling yang menyenangkan
 Menetapkan topik pembicaraan yang sesuai
 Sikap terhadap klien
 Kesadaran terhadap hakikat klien secara alamiah
2) Perilaku Attending
Attending merupakan upaya konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam
bentuk perilaku seperti kontak mata, bahasa tubuh dan bahasa lisan.
Wujud perilaku attending dalam proses konseling misalnya:
 Kepala mengangguk tanda setuju
 Expressi wajah tenang, ceria dan senyum
 Posisi tubuh agak condong ke klien, jarak duduk antara konselor dan klien agak
dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan
 Melakukan variasi gerakan tangan secara spontan untuk memperjelas ucapan
 Mendengarkan aktif dan penuh perhatian, menunggu ucapan klien sampai selesai
 Perhatian terarah kepada klien.
3) Teknik Structuring
Structuring adalah proses penetapan batasan oleh konselor tentang hakikat, batas-batas
dan tujuan proses konseling pada umumnya dan hubungan tertentu pada khususnya.
4) Empati
Empati merupakan kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan oleh
klien, merasa dan berfikir bersama klien. Empati ada dua macam, yaitu :
 Empati Primer, yaitu empati apabila konselor hanya memahami perasaan, fikiran,
keinginan dan pengalaman klien, dengan tujuan klien agar terlibat pembicaraan dan
terbuka.
 Empati tingkat tinggi, yaitu apabila kepahaman konselor terhadap perasaan, fikiran
dan pengalaman klien lebih mendalam dan menyentuh klien karena konselor ikut
dengan perasaan tersebut.
5) Refleksi Perasaan
Merupakan suatu upaya konselor untuk menyatakan dalam bentuk kata-kata yang
segar dan sikap yang diperlukan terhadap klien. Ada 3 wujud refleksi :
 Refleksi perasaan positif, ditunjukkan oleh konselor dalam konseling melalui
pernyataan persetujuan terhadap apa yang diungkapkan klien.
 Refleksi perasaan positif, ditunjukkan oleh konselor dalam konseling melalui
pernyataan penolakan terhadap apa yang diungkapkan klien.
 Refleksi perasaan Ambivalen (masa bodoh), membiarkan saja (tidak menyetujui dan
tidak menolak) apa yang dinyatakan klien.
6) Teknik Ekplorasi
Merupakan keterampilan konselor untuk menggali perasaan, pengalaman dan pikiran
klien. Ada tiga macam ekslorasi :
 Eksplorasi perasaan, yaitu keterampilan konselor untuk menggali perasaan klien
yang tersimpan
 Eksplorasi pikiran, yaitu keterampilan konselor untuk menggali ide, pikiran dan
pendapat klien
 Eksplorasi pengalaman, yaitu keterampilan klien untuk menggali pengalaman-
pengalaman klien yang telah dilaluinya.
7) Teknik Paraphrasing (menangkap pesan utama)
Paraphrasing merupakan suatu teknik yang digunakan konselor dalam konseling
untuk menangkap pesan utama dari apa yang disampakan klien. Karena sering kali
klien mengungkapkan perasaan, pikiran dan pengalamannya dengan berbelit-belit.
Paraphasing bertujuan untuk mengatakan kembali kepada klien esensi atau inti yang
telah diungkapkan oleh klien. Untuk dapat melakukan Paraphrasing yang baik,
konselor harus menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien.
8) Teknik Bertanya
Pada umumnya konselor kebingungan untuk membuka suatu percakapan, karena sulit
menduga apa yang ada di pikiran klien. Maka dari itu konselor dituntut untuk
mempunya keterampilan dalam bertanya. Ada dua macam teknik bertanya :
 Bertanya terbuka, pada pertanyaan ini klien bebas menjawab.
 Bertanya tertutup, pada pertanyaan ini telah menggambarkan alternatif jawabannya
seperti YA dan TIDAK. (jawabannya sudah pasti).
9) Dorongan Minimal
Yaitu dorongan yang diberikan konselor kepada klien secara langsung dan singkat,
seperti oh.. ya.. lalu.. terus..Teknik ini memungkinkan klien untuk terus berbicara dan
mengarahkan agar pembicaraan mencapai tujuan.
10) Interpretasi
Merupakan usaha konselor mengulas pikiran, perasaan dan perilaku atau pengalaman
klien berdasarkan atas teori-teori tertentu. Tujuan utama teknik ini adalah untuk
memberikan rujukan, pandangan atau tingkah laku klien, agar klien mengerti dan
berubah melalui pemahaman hasil rujukan.
11) Teknik Mengarahkan
Dalam proses konseling memerlukan partisipasi secara dari klien. Maka dari itu untuk
mengajak klien berpartisipasi secara penuh perlu adanya ajakan dan arahan dari
konselor, salah satu caranya yaitu dengan menyuruh klien untuk memerankan sesuatu
yang ia nyatakan (bermain peran)
12) Teknik Menyimpulkan Sementara
Agar pembicaraan dalam konseling maju secara bertahap dan arah pembicaraan
semakin jelas, maka setiap periode waktu tertentu konselor bersama klien perlu
menyimpulkan pembicaraan.
Tujuannya adalah:
 Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengambil kilas balik dari hal-hal
yang telah dibicarakan bersama klien.
 Untuk menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap
 Untuk meningkatkan kualitas diskusi
 Mempertajam atau memperjelas fokus atau arah wawancara konseling.
13) Teknik Memimpin
Agar pembicaraan dalam proses konseling tidak menyimpang, maka konselor harus
mampu memimpin arah pembicaraan sehingga tujuan konseling bisa tercapai secara
efektif dan efisien.
14) Teknik Fokus
Konselor yang efektif harus mampu membuat fokus melalui perhatiannya yang
terseleksi terhadap pembicaraan dengan klien.
15) Teknik Konfrontasi
Adalah suatu teknik yang menantang klien untuk melihat adanya inkonsisensi (tidak
konsisten) antar perkataan dengan perbuatan, ide awal dengan ide berikutnya, sedih
dengan kepedihan. Misalnya : klien menceritakan hal sedih sambil tersenyum
(inkonsistensi antara perkataan dengan mimik wajah atau perbuatan)
Tujuan teknik ini :
 Mendorong klien untuk introspeksi diri secara jujur
 Meningkatkan potensi klien
 Membawa klien kepada kesadaran adanya
16) Menjernihkan (mengklarifikasi)
Teknik ini dilakukan oleh konselor dengan mengklarifikasi ucapan-ucapan klien yang
tidak jelas, samar-samar atau agak meragukan. Tujuannya:
 Mengundang klien untuk menyatakan pesannya secara jelas, ungkapan kata-kata
yang tegas dan dengan alasan yang logis.
 Agar klien menjelaskan, mengulang dan mengilustrasikan perasaanya.
17) Memudahkan (Facilitating)
Adalah suatu teknik membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara dengan
konselor dan menyatakan perasaan, pikiran dan pengalamannya secara bebas.
18) Diam sebagai suatu teknik.
Dalam konseling diam bisa dijadikan suatu teknik. Tujuannya adalah :
 Menanti klien yang sedang berfikir
 Sebagai protes apabila klien berbicara berbelit-belit
 Menunjang perilaku attending dan empati sehingga klien bebas berbicara
Keadaan diam di pihak konselor bermanfaat bagi proses konseling :
 Mendorong klien untuk berbicara
 Membantu klien untuk lebih memahami dirinya
 Mengurangi kecepatan interview
19) Mengambil Inisiatif
Pengambilan inisiatif perlu dilakukan oleh konselor ketika klien kurang bersemangat
untuk berbicara, lebih sering diam dan kurang partisipatif.
20) Memberi Nasehat
Pemberian nasehat dapat dilakukan apabila klien memintanya, namun tetap konselor
harus mempertimbangkannya.
21) Pemberian Informasi
Ketika klien meminta informasi kepada konselor akan suatu hal sedang konselor tidak
mengetahuinya, maka konselor harus mengatakan yang sejujurnya bahwa ia kurang
mengetahui info tersebut. Jangan memaksakan, sehingga memberika info yang salah.
atau dengan cara merujuk klien kepada sesorang yang ahli dalam bidangnya.
22) Merencanakan
Menjelang sesi akhir konseling, konselor harus mampu membantu klien untuk
merencanakan suatu program yang akan dilakukan, guna memecahkan masalah yang
saat ini sedang dialami klien
23) Menyimpulkan
pada akhir sesi konseling, konselor harus mampu membantu klien untuk membuat
suatu kesimpulan mengenai:
 Bagaimana keadaan perasaan klien saat ini terutama menyangkut tentang
kecemasannya akibat masalah yang ia hadapi
 Memantapkan rencana klien
 Pokok-pokok yang akan dibicarakan pada sesi selanjutnya.
24) Teknik Mengakhiri
Teknik ini dapat dilakukan konselor dengan cara:
 Mengatakan bahwa waktu sudah habis
 Merangkum isi pembicaraan
 Menunjukkan kepada pertemuan yang akan datang
 Mengajak klien berdiri dengan isyarat gerak tangan
 Menunjukkan catatan-catatan singkat hasil pembicaraan
 Memberikan tugas-tugas tertentu kepada klien yang relevan dengan pokok
pembicaraan apabila diperlukan.
2. Ilustrasi Teknik-teknik Konseling dalam menghadapi pasien
a. Pemeran : Nur Annisa sebagai Perawat Gigi (prg)
Kayla Khadeejah Filzah sebagai Pasien
b. Permasalahan : Kayla Khadeejah Filzah datang ke Klinik Gigi dengan Keluhan gigi
sensitif
1) Rapport
Pasien : (Mengetuk Pintu)....”Assalamu ‘alaikum”
Prg : Waalaikum salam. Selamat malam bu, mari silahkan duduk
(Menghampiri pasien, Berjabat Tangan dan Mempersilahkan duduk).
“ Perkenalkan nama saya Nur Annisa yang sedang bertugas di Klinik
ini, Bu sebelum diperiksa saya ambil datanya dahulu ya (sambil
menunjukkan kertas yang dipegang). Maaf nama lengkapnya siapa
bu?”
Pasien : Nama saya “ Kayla Khadeejah Filzah”
Prg : Umurnya berapa tahun?
Pasien : 38 tahun
Prg : Alamatnya dimana bu?
Pasien : Saya Tinggal diperumahan Keluarga Bahagia Blok C1 No. 27
Prg : Pekerjaannya apa bu?
Pasien : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Prg : Ada yang bisa saya bantu? Keluhannya apa bu?
2) Attending
Pasien : Begini bu, setiap saya minum air dingin atau es gigi saya terasa linu,
kira-kira kenapa ya bu?
Prg : Kemungkinan karena beberapa faktor salah satunya sikat gigi yang
terlalu kuat, peradangan gusi yang diakibatkan oleh karang gigi,
kebiasaan menggeretakkan gigi saat tidur dan proses bleaching atau
pemutihan gigi yang terlalu sering. Sejak kapan ibu merasakan linu
pada gigi?
Pasien : sejak 2 minggu yang lalu
Prg : Apa sebelumnya ibu pernah melakukan pemeriksaan gigi?
Pasien : Pernah Bu, waktu itu dilakukan pembersihan karang gigi
Prg : Perawatan gigi yang lain pernah tidak seperti pemutihan gigi?
Pasien : Iya pernah bu sekitar 4 bulan yang lalu

3) Restatement
Prg : Apa yang membuat ibu ingin memutihkan gigi?
Pasien : karena saya tergiur dengan teman-teman disekitar yang memiliki gigi
putih
Prg : oh iya ibu ternyata tergiur, apakah ibu tahu dampak negatif dan positif
dari pemutihan gigi?
Pasien : Kalau positifnya untuk estetika atau kecantikan dan negatifnya....
Prg : Hayo apa bu, ya sudah saya jelaskan dampak negatifnya dari
pemutihan gigi adalah gigi menjadi sensitif dan menimbulkan keruskan
jaringan keras gigi
4) Reflection
Prg : Nampaknya Ibu benar-benar menyesali ya telah melakukan pemutihan
gigi?
Pasien : Iya bu, andai waktu bisa diulangi kembali saya tidak mau memutihkan
gigi biarpun gigi saya kuning yang penting sehat apakah ibu bisa
mambantu saya menyembuhkan gigi saya.
Prg : Ya begitulah hidup penyesalan selalu datang terakhir kalo datangnya
diawal namanya pendaftaran.Insya Allah bu,karena sudah tugas saya
memberikan pengobatan terhadap semua pasien saya salah satunya
bu.
Pasien : Saya tidak bersyukur ya bu,kalau saja hari ini saya tidak datang ke
klinik gigi mungkin udah selesai semua pekerjaan saya dirumah tapi
ya semuanya sudah terlanjur.
5) Eksploration
Prg : Nah mulai dari sekarang utamakan apa yang ibu butuhkan bukan apa
yang ibu ingikan.
Pasien : Iya bu,maaf bu saya jadi curhat. ( menganggukkan kepala sambil
merenung)
Prg : Tidak apa-apa bu.
6) Pharaprasing
Prg : Oh iya, saat ini gigi ibu masih terasa linu?
Pasien : Masih bu, tapi tidak separah ketika minum air dingin dan es.
Prg : Saya periksa kondisi mulutnya ya bu. (Mempersilahkan pasien duduk
di dental unit, mengambil handscoen dan alat oral diagnostic)
Pasien : Iya bu
Prg : Saya mulai ya bu, tampaknya ibu mulai gugup ya?
Tenang bu apabila ibu percaya dengan saya semuanya berjalan lancar,
ibu rileks saja jangan tegang (memeriksa keadaan rongga mulut
menggunakan cermin).
Pasien : Iya bu, bismillah.
7) Pertanyaan terbuka dan tertutup
Prg : Apa terasa linu? (mengecek semua gigi khususnya daerah servikal
menggunakan sonde).
Pasien : Iya bu, linu sekali.
Prg : (Sambil mengembalikan alat ditempat semula) jadi begini bu, dari hasil
pemeriksaan tadi kenapa gigi ibu terasa linu, hal itu terjadi karena
lapisan email atau lapisan terluar dari gigi sudah agak menipis, jadi
lapisan yang lebih dalam yang biasa disebut dentin sudah terbuka, dan
dentin sangat sensitif terhadap rangsangan dari luar entah itu tekanan,
suhu, dll karena dentin sudah hampir mendekati syaraf. Nah dalam
kasus ibu penyebabnya itu, dulu ibu pernah memutihkan gigi, saat
proses pemutihan gigi itu terjadi pengikisan pada daerah lapisan
terluar yang biasa disebut email, dan ketika ibu melakukan
pembersihan karang gigi itu akan terasa linu.
8) Supported
Pasien : Oh, begitu ya, jadi saya harus bagaimana bu?
Prg : Oh iya, biar saya jelaskan mengenai apa yang akan ibu lakukan
dirumah. baik dalam sehari berapa kali ibu menyikat gigi? Apakah
ibu menyikat gigi setiap mandi saja?.
Pasien : Dua kali sehari bu, iya setiap mandi saja loh kok ibu tahu ya kayak
paranormal aja.

Prg : Bisa aja bu (sambil tersenyum), untuk penggunaan waktu menyikat


gigi kurang tepat bu seharusnya menyikat gigi setelah sarapan pagi
dan sebelum tidur malam, setelah makan jangan langsung sikat gigi
tapi beri waktu atau jeda sekitar 30 menit-1 jam setelah itu baru
sikat gigi, menyikat gigi yang benar dilakukan kurang lebih 2 menit
dengan menggunakan teknik yang benar agar tidak mengakibatkan
resesi pada gusi, dan gunakan pasta gigi dengan formula khusus
untuk gigi sensitif.

Pasien : Ada tips paling jitu bu, agar gigi saya tidak linu lagi?.
Prg : Ada bu, cara paling sederhana namun sangat bermanfaat adalah batasi
makanan dan minuman asam, seperti minuman soda, yogurt, dan
jeruk sitrus. Semua ini adpat mengikis sebagian email gigi terus-
menerus. Minumlah air mineral untuk menormalkan kadar asam
dimulut setelah mengonsumsi susu dan makanan serta minuman
berasam. Hindari langsung menyikat gigi setelah mengonsumsi
makanan dan minuman berasam. Asam membuat email gigi menjadi
lunak dan mudah terkikis saat disikat. Dengan mencegah gigi agar
tidak menjadi sensitif, ibu tidk perlu khawatir lagi gigi akan terasa
linu ketika mengonsumsi makanan dan minuman dingin
9) Teknik Mengakhiri
Pasien : Iya siap dilaksanakan, mulai dari sekarang saya akan menerapkan pola
hidup sehat dan teratur sesuai anjuran ibu.
Prg : Kalau dalam satu minggu linunya terus ada, ibu bisa kembali lagi kesini
ya, untuk pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut. Ibu silahkan
diterapkan apa yang saya sampaikan tadi agar bisa mengurangi rasa
linunya.
Pasien : Iya, terima kasih banyak bu
Prg : Sama-sama bu, semoga lekas sembuh. Kalau masih ada yang ingin
ditanyakan bisa langsung menghubungi saya.

Anda mungkin juga menyukai